studi kasus asuhan keperawatan nyeri akut pada an. i ...€¦ · terkena apendisitis dari pada...

37

Upload: others

Post on 06-Aug-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi
Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I

DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY

DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR

DISUSUN OLEH :

ANDRIAS WIBOWO

NIM. P.09065

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

i�

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I

DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY

DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

ANDRIAS WIBOWO

NIM. P.09065

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI

KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama

Nim

Program Studi

Judul Karya Tulis Ilmiah

:

:

:

:

ANDRIAS WIBOWO

P.09065

DIII Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT

PADA An. I DENGAN POST OPERASI

APPENDECTOMY DI RUANG KANTHIL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, ...April 2012

Andrias Wibowo

NIM P.09065

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

���

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : ANDRIAS WIBOWO

NIM : P.09065

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An.

I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI

RUANG KANTHIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR

Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 April 2012

Pembimbing : Joko Kismanto, S.Kep., Ns (...................................)

NIK. 200670020

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

���

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : ANDRIAS WIBOWO

NIM : P.09065

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An.

I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI

RUANG KANTHIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperewatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal :Sabtu, 12 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Joko Kismanto, S.Kep., Ns ( )

NIK. 200670020

Penguji II : Amalia Senja, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201189090

Penguji III :Fakhrudin Nasrul S., S.Kep., Ns ( )

NIK. 201187065

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STikes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep., Ns

NIK. 201084050

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan studi kasus dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN

NYERI AKUT PADA An. I DENGAN POST OPERASI APPENDECTOMY DI

RUANG KANTHIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR.“

Penyusunan studi kasus ini merupakan tugas akhir sebagai syarat dalam

menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

Selama menyusun studi kasus ini, penulis banyak menemui kesulitan dan

hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak,

akhirnya semua bisa berjalan lancar dan laporan studi ini dapat terselesaikan

sesuai dengan waktunya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep., Ns selaku Ketua Progran Studi DIII Keperawatan Kusuma

Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

���

3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi kesempurnaanya studi kasus ini.

4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang

telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Dalam laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan studi kasus

ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun penulis harapkan untuk memperbaiki laporan studi

kasus ini. Harapan dari penulis adalah laporan studi kasus ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis dan pembaca semuanya.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

����

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………….

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………….

KATA PENGANTAR ………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….

A. Latar Belakang Masalah ….………………………….

B. Tujuan Penulisan ………..…………………………...

C. Manfaat Penulisan …………………………………...

BAB II LAPORAN KHUSUS …………………………………..

A. Identitas Klien ……………………………………….

B. Pengkajian …………………………………………...

C. Daftar Perumusan Masalah ………………………….

D. Rencana Keperawatan ……………………………….

E. Implementasi Keperawatan ………………………….

F. Evaluasi Keperawatan ………………………………

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN ……………………

A. Pembahasan ………………………………………….

1. Pengkajian ……………………………………….

i

ii

iii

iv

v

vii

1

1

4

5

6

6

7

10

11

11

14

15

15

15

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

����

2. Diagnosa Keperawatan …………………………..

3. Intervensi ………………………………………...

4. Implementasi …………………………………….

5. Evaluasi ………………………………………….

B. Simpulan ……………………………………………..

C. Saran …………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

18

19

20

21

22

23

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ANDRIAS WIBOWO

Tempat, tanggal Lahir : Klaten, 11 April 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat Rumah : Jebugan, Kujon, Ceper, Klaten

Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 1 Kujon Lulus 2003

- SMP Negeri 2 Ceper Klaten Lulus 2006

- SMA Negeri 1 Ceper Klaten Lulus 2009

Riwayat Pekerjaan : -

Riwayat Organisasi : -

Publikasi : -

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum di Indonesia apendiksitis masih merupakan penyokong

terbesar untuk pasien operasi setiap tahunnya (Depkes RI, 2007). Berdasarkan

hasil survey data di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

khususnya di ruang Anggrek yang dilakukan pada bulan Mei 2011 diketahui

terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat tidur yang ada diruangan.

Dari data tersebut di ketahui bahwa 5 (13,8%) klien di lakukan pembedahan

apendiktomi, 4 (11,1%) klien di lakukan pembedahan laparatomy, dan 1

(2,8%) klien tidak di lakukan pembedahan. Sedangkan yang terjadi komplikasi

perforasi dalam 1 bulan ada 1(2,8%) klien.

Apendisitis merupakan inflamasi apendiks, suatu bagian seperti

kantung yang non fungsional dan terletak di bagian inferior sekum

(Ester,2002). Apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun yang paling

sering terjadi pada usia dewasa dan remaja muda. Angka mortalitas penyakit

ini tinggi sebelum era antibiotik (Price & Wilson, 2006). Laki-laki lebih sering

terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang

dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi pada semua usia, apendisitis

paling sering terjadi pada usia 10 – 30 tahun (Smeltzer & Bare, 2002).

Inflamasi akut pada kuadran bawah kanan abdomen adalah penyebab

paling umum untuk bedah darurat. Kira-kira 7% dari populasi akan mengalami

1

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

2

apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka (Smeltzer

&Bare, 2002).

Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat

berkembang menjadi abses, peritonitis bahkan shock dan perforasi. Insiden

perforasi adalah 10% - 32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia.

Perforasi terjadi secara umum 24 jam pertama setelah awitan nyeri. Angka

kematian yang timbul akibat terjadinya perforasi adalah 10% - 15% dari kasus

yang ada, sedangkan angka kematian klien apendisitis akut adalah 0,2% -0,8%

yang berhubungan dengan komplikasi penyakitnya dari pada akibat intervensi

tindakan (Akhyar Yayan, 2008).

Pengobatan apendisitis dapat melalui dua cara yaitu operasi dan non

operasi. Pada kasus ringan apendisitis bisa sembuh hanya dengan pengobatan

tetapi untuk apendisitis yang sudah luas infeksinya maka harus segera

dilakukakan operasi apendiktomi. Apendiktomi adalah pembedahan untuk

mengangkat apendiks yang meradang (Smeltzer & Bare, 2002).

Pembedahan segera di lakukan untuk mencegah rupture, terbentuknya

abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis) (smeltzer

&Bare, 2002). Hasil akhir operasi pun berbeda tergantung dari tingkatan

keparahan, komplikasi setelah operasi antara lain perdarahan, perlengketan

organ dalam, atau infeksi pada daerah operasi. Masalah yang muncul pada

klien post apendiktomi cukup komplek, seperti masalah nyeri, intoleransi

aktivitas dan infeksi. Masalah ini jika tidak segera ditangani akan mengganggu

kondisi tubuh klien, sehingga peran perawat sangat di butuhkan dalam

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

3

pemberi asuhan keperawatan yang dapat di lakukan dengan memperhatikan

kebutuhan dasar klien melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan

menggunakan proses keperawatan (Alimul Azis, 2004).

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan

kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersama banyak

proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau

pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang

dibanding suatu penyakit manapun. Manajemen nyeri merupakan suatu proses

atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik secara kolaboratif ataupun

secara individu pada pasien pasca pembedahan guna mengontrol atau

mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien.

Manajemen nyeri penting dilakukan dan paling tidak harus mendapat

perhatian dari petugas perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk

mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada pasien pasca

pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari nyeri.

Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik

distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian

guna mengurangi resiko nyeri pada pasien. (Alimul, A. 2006 ).

Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena luka post operasi yang

masih basah atau matur dan belum lepas dari 2 x 24 jam sebagai ukuran

pantauan untuk mengkaji status nyeri. Nyeri juga ditimbulkan karena gerak

atau mobilisasi dini pada pasien post operasi. Untuk mencegah atau

mengontrol nyeri perlu perhatian atau monitoring dan evaluasi serta kaji status

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

4

nyeri pasien. Pada dasarnya pelayanan kesehatan dari suatu tim terpadu yang

terdiri dari dokter, perawat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan lainnya

diperlukan agar terapi yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan

optimal oleh penderita atau pasien itu sendiri. Manajemen nyeri bertujuan

untuk membantu pasien dalam mengontrol nyeri ataupun memanajemen nyeri

secara optimal, mengurangi resiko lanjut dari efek samping nyeri tersebut,

yang pada akhirnya pasien mampu mengontrol ataupun nyeri yang dirasa

tersebut hilang. (Alimul, A. 2006 ).

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini

dalam membuat karya tulis ilmiah dengan judul asuhan keperawatan nyeri

akut pada An. I dengan post apendiks di ruang kanthil RSUD karanganyar.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri akut pada An. I dengan post operasi

appendictomy di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

mampu:

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An. I dengan post operasi

appendictomy.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. I dengan

post operasi appendectomy.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan kepeawatan pada An. I

dengan post operasi appendictomy.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

5

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. I dengan post

operasi appendictomy.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan An. I post

operasi appendictomy.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri akut yang terjadi pada An.

I dengan post operasi appendictomy.

C. Manfaat penelitian

Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai data dasar di keperawatan dan

menjadi informasi tambahan pada pembuatan intervensi keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan khususnya pada penatalaksanaan nyeri akut

dengan post-operasi appendectomy.

1. Bagi Rumah Sakit

Untuk menambah referensi mengenai nyeri akut dengan post operasi

appendectomy.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat sebagai masukan dalam pengembangan

ilmu keperawatan dimasa yang akan datang pada kasus nyeri dengan post

operasi appendectomy.

3. Bagi penulis

Penulis dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu

keperawatan ke dalam praktik keperawatan dengan memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien dengan kasus nyeri akut dengan post operasi

appendectomy.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab ini berisi tentang asuhan keperawatan nyeri akut pada An. I dengan

post appendectomy di ruang Kanthil RSUD Karanganyar. Asuhan keperawatan

tersebut terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi dan evaluasi keperawatan. Data yang penulis dapatkan pada kasus

ini berasal dari pasien, keluarga pasien, catatan keperawatan pasien, dan tim

kesehatan lain.

A. Identitas Klien

Pengkajian di lakukan hari kamis tanggal 5 april 2012 pukul 08.30

WIB, dengan metode alloanamnesa dan autoanamnesa. Data yang di peroleh

dari pengkajian ini adalah nama pasien An. I, umur 8 tahun, jenis kelamin laki-

laki, agama islam, suku bangsa jawa, pendidikan SD, alamat: Bajang Wetan

02/06, Petung, Jatioso, pasien masuk Rumah sakit pada tanggal 4 april 2012,

No. Rekam Medik 801965 dengan diagnosa medis appendiksitis. Penanggung

jawab terhadap pasien: nama ny. A, jenis kelamin perempuan, pendidikan

SMA, alamat: Bajang Wetan 02/06, Petung, Jatioso, hubungan pasien ibu

kandung.

��

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

B. Pengkajian

Keluhan utama: setelah operasi pasien mengatakan nyeri pada perut

bagian kanan bawah, nyeri terasa senut-senut dengan skala 5 pada saat di

gerakkan.

Riwayat penyakit sekarang bahwa kurang lebih 2 minggu sebelum

masuk RS pasien mengeluh nyeri pada bagian perut bawah kanan, nyeri terasa

senut-senut, pasien meringis kesakitan, oleh keluarga pasien di bawa untuk di

periksakan ke puskesmas terdekat, dari puskesmas di rujuk ke RSUD

Karanganyar, kemudian pada tanggal 4 april 2012 pasien masuk IGD

Karanganyar, oleh dokter disarankan untuk mondok, setelah di lakukan

pemeriksaan oleh dokter pada tanggal 5 april 2012 di lakukan operasi

appendectomy pada jam 08.30 WIB.

Riwayat kesehatan dahulu bahwa pasien belum pernah mondok di

Rumah Sakit. Riwayat kesehatan keluarga mengatakan di dalam anggota

keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Appendiksitis,

Diabetus Melitus, hipertensi, TBC.

Pada pengkajian fungsional didapatkan pola persepsi dan pemeliharaan

kesehatan sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan kesehatan itu mahal

biayanya dan harus dipelihara dengan baik, selama sakit: pasien mengatakan

kondisi sakit adalah suatu yang tidak menyenangkan dan pasien berharap untuk

cepat sembuh. Pola nutrisi dan metabolisme sebelum sakit: pasien mengatakan

makan 3 kali sehari, habis 1 porsi dengan menu nasi, lauk dan sayur-sayuran,

minum air putih 4-5 gelas per hari, selama sakit: pasien mengatakan selama

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

dirawat di rumah sakit makan 3 kali sehari dengan menu, bubur dan sup,

minum air putih 3-4 gelas per hari. Pola eliminasi sebelum sakit: pasien

mengatakan buang air besar 1-2 kali per hari dengan konsistensi lunak, warna

kuning, bau khas, buang air kecil 3-5 kali per hari warna kuning jernih, bau

khas, selama sakit: pasien mengatakan buang air besar 1-2 kali per hari dengan

konsistensi lembek, warna kuning, bau khas, buang air kecil 3-5 kali per hari

warna kuning jernih, bau khas. Pola aktivitas dan latihan sebelum sakit: pasien

mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri (0), selama

sakit: pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri makan, minum, buang air kecil, buang air besar dibantu oleh keluarga

(2).

Pola istirahat tidur sebelum sakit: pasien mengatakan tidur malam

kurang lebih 8 jam (21.00-05.00) kadang-kadang tidur siang kurang lebih 2

jam, selama sakit: pasien mengatakan tidur malam kurang lebih 6 jam (22.00-

04.00) dan tidur siang 1 jam dan sering terbangun karena nyeri, skala nyeri 5.

Pola kognitif perceptual sebelum dan selama sakit: pasien mengatakan dapat

berkomunikasi dengan baik dan pasien tidak mempunyai gangguan

pendengaran dan pengecapan. Pola persepsi konsep diri, identitas diri: pasien

mengatakan dirinya seorang laki-laki yang masih bersekolah, gambaran diri:

pasien mengatakan dirinya tetap baik walaupun di saat ini terbaring lemah di

rumah sakit dan di tempat tidur, pasien yakin pasti sembuh, ideal diri: pasien

mengatakan berharap lekas sembuh, harga diri: pasien mengatakan tidak mau

dengan penyakit atau keadaannya sekarang, peran diri: pasien mengatakan

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

sebagai seorang pelajar pasien tidak bias bermain dengan temannya, pola

hubungan peran sebelum sakit: pasien mengatakan hubungan dengan keluarga,

saudara dan tetangga serta masyarakat sekitar baik, selama sakit: pasien

mengatakan hubungan dengan keluarga baik dan saudaranya banyak yang

menjenguk, pola seksual reproduksi: tidak mengalami gangguan pada alat

genetalianya, pola mekanisme koping sebelum sakit: pasien mengatakan dalam

menghadapi masalah selalu bercerita dengan keluarganya, selama sakit: pasien

mengatakan pasien tetap bercerita dengan keluarganya ketika menghadapi

masalah, pola nilai dan keyakinan: pasien adalah seorang yang beragama islam

dan taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

Pada pemeriksaan keadaan umum didapatkan kesadaran composmentis,

keadaan umum sedang, tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 90 kali per menit,

pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan fisik kepala:

rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri tekan, mata: bola mata

simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, hidung:

simetris, tidak ada secret, penciuman masih bagus, mulut: mukosa bibir kering,

gigi bersih, tidak ada stomatitis, telinga: simetris, serumen cukup, pendengaran

masih bagus, leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk.

Pada paru: pengembangan dada kanan sama dengan kiri, datar, tidak ada

kelainan bentuk dada, pada jantung: ictus cordis tidak tampak, ictus cordis

teraba di SIC V, jantung tidak melebar, bunyi jantung I-II terdengar, pada

abdomen: datar, terdapat luka pada perut, panjang kurang lebih 6 cm, bising

usus 10 kali per menit, terdapat nyeri tekan disebelah kanan bawah, suara

tympani. Ekstermitas tangan kanan dapat di gerakkan dengan bebas, tangan

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

���

kiri terpasang infus RL 16 tetes per menit, dan untuk kedua kaki kanan dan kiri

dapat di gerakkan bebas, tidak ada oedema, genetalia normal. Data penunjang

pada tanggal 5 April 2012 adalah WBC 25,4H 103/Ul, RBC 4,44 10

6/Ul, HGB

12,5 g/dl, HCT 36,9 %, MCV 83,1 Fl, MCH 28,2 Pg, McHc 33,9 g/dl, RDW

13,8 %, MPV 4,8L fl dan PDW 19,3H %. Terapi obat cefotaxim 2x500 mg,

Ranitidin 2x500 mg, Progesol 2x500 mg, Metronidazol 2x500 mg

Pengkajian pada tanggal 5 april 2012 didapatkan data-data fokus yang

dibedakan menjadi data subjektif dan data objektif. Untuk data subjektif

didapatkan bahwa pasien mengatakan perutnya terasa nyeri “senut-senut” pada

luka operasi dengan skala nyeri 5, pada saat di gerakkan. Data objektif,

terdapat luka diperut kanan bawah, ekspresi wajah tampak menahan nyeri dan

meringis.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah keperawatan pada kasus diatas dapat diambil

perumusan masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post

apendiks), tanggal ditemukan 5 april 2012 dan tanggal teratasi tanggal 7 april

2012. Untuk data subjektif didapatkan bahwa pasien mengatakan perutnya

terasa nyeri “senut-senut” pada luka operasi dengan skala nyeri 5, pada saat di

gerakkan. Data objektif terdapat luka diperut kanan bawah, ekspresi wajah

tampak menahan nyeri dan meringis.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

���

D. Rencana Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan utama pada An. I penulis dapat

melakukan tindakan keperawatan dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri

dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: pasien mengatakan nyeri

berkurang, wajah rileks, pasien tidak tampak meringis, skala nyeri 0-1.

Intervensi keperawatan yang direncanakan kaji karakteristik nyeri (PQRST),

dengan rasional untuk mengetahui skala nyeri, observasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui keadaan pasien, berikan

posisi semi fowler dengan rasional dengan posisi itu membuat nyeri

berkurang, latih nafas dalam atau teknik relaksasi dengan rasional untuk

mengurangi nyeri dan kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dengan

rasional untuk mempercepat penyembuhan. .

E. Implementasi Keperawatan

Sebagai tindak lanjut dari proses keperawatan telah dilakukan

tindakan keperawatan berdasarkan pada diagnosa dan intervensi yang telah

direncanakan.

Pada tanggal 5 april 2012 telah dilakukan implementasi yaitu pada

jam 09.00 WIB mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital dengan

respon secara subjektif pasien mengatakan sudah merasa nyaman dan secara

objektif tekanan darah 100/80 mmHg, pernafasan 18 kali per menit. Jam

09.15 WIB mengkaji karakteristik nyeri (PQRST) dengan respon subjektif

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

���

pasien mengatakan nyeri terasa “senut-senut” dengan skala 5, pada perut

bagian bawah kanan, pada saat digerakkan dan secara objektif pasien

kelihatan tampak menahan nyeri.

Pada jam 09.30 WIB memberikan posisi semi fowler dengan respon

secara subyektif pasien mengatakan agak nyaman bila bantalnya agak

ditinggikan atau posisi setengah duduk dan secara obyektif pasien terlihat

nyaman tidurnya. Pada jam 10.00 WIB memberikan injeksi cefotaxim 2x500

mg, ranitidin 2x500 mg, progesol 2x500 mg dan metronidazol 2x500 mg,

dengan respon secara subyektif pasien mengatakan badan terasa lemas dan

secara objektif tidak ada tanda-tanda alergi. Pada jam 10.30 WIB

menganjurkan nafas dalam dengan respon secara subyektif pasien

mengatakan agak lega dan nyerinya berkurang dan secara obyektif pasien

tampak melakukanya.

Pada tanggal 6 April 2012, pada jam 09.00 WIB mengkaji

karakteristik nyeri (PQRST) dengan respon secara subyektif pasien

mengatakan nyeri sudah agak berkurang dengan skala nyeri menjadi 3, pada

perut bagian bawah kanan, nyeri terasa pada saat duduk dan secara obyektif

pasien tampak sedikit rileks. Pada jam 09.30 WIB mengobservasi keadaan

umum dan tanda-tanda vital dengan respon secara subyektif pasien

mengatakan mau untuk ditensi dan secara objektif dengan tekanan darah

100/70 mmHg, nadi 88 kali per menit, suhu 36,5 C, pernafasan 20 kali per

menit, secara objektif pasien terlihat nyaman tidurnya. Pada jam 09.45 WIB

memberikan posisi semi fowler dengan respon data subyektif pasien

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

mengatakan agak nyaman bila bantalnya ditinggikan atau posisi setengah

duduk dan pada jam 10.00 WIB memberikan injeksi cefotaxim 2x500 mg,

ranitidin 2x500 mg, progesol 2x500 mg dan metronidazol 2x500 mg. Dengan

respon secara subjektif pasien mengatakan badan terasa lemas dan secara

objektif tidak ada tanda-tanda alergi. Pada jam 10.30 WIB menganjurkan

nafas dalam dengan respon data subjektif pasien mengatakan agak lega dan

nyerinya berkurang dari 5 menjadi 3 dan data objektif pasien tampak

melakukanya.

Pada tanggal 7 April 2012, pada jam 08.00WIB mengobservasi

keadaan umum tanda-tanda vital dengan respon data subyektif pasien

mengatakan mau untuk diperiksa dan data obyektif tekanan darah 110/70

mmHg, nadi 90 kali per menit, suhu 36,5 C, pernafasan 18 kali per

menit,pada jam 09.00 WIB mengkaji karakteristik nyeri (PQRST) dengan

respon secara subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

dengan skala nyeri berkurang menjadi 2, pada perut bagian bawah kanan,

pada saat untuk bduduk dan secara objektif pasien tampak tenang atau rileks,

wajah pasien tampak segar, pada jam 10.00 WIB memberikan injeksi

cefotaxim 2x500 mg, ranitidin 2x500 mg, progesol 2x500 mg dan

metronidazol 2x500 mg, dengan respon secara subjektif pasien mengatakan

badan terasa sedikit agak lemas dan secara objektif tidak ada tanda-tanda

alergi, pada jam 10.30 WIB menganjurkan nafas dalam dengan respon secara

subjektif pasien mengatakan agak lega dan nyerinya berkurang menjadi 2 dan

secara objektif pasien tampak melakukanya, pada jam 11.00 WIB

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

��

memberikan posisi semi fowler dengan respon secara subjektif pasien

mengatakan agak nyaman bila bantalnya ditinggikan atau posisi setengah

duduk, pada jam 11.30 WIB menganjurkan nafas dalam dengan respon secara

subjektif pasien mengatakan agak lega dan nyerinya berkurang menjadi 2 dan

secara objektif pasien tampak melakukanya.

F. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 5 april 2012 jam 13.00 WIB

dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post

operasi appendectomy). Data subjektif pasien mengatakan masih terasa nyeri

pada bagian perut kanan bawah, skala nyeri 5, dan secara objektif pasien

masih meringis dan tampak menahan nyeri, masalah belum teratasi, intervensi

dilanjutkan: Kaji karakteristik nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman,

latih nafas dalam atau teknik relaksasi, kolaborasi dalam pemberian obat

analgetik.

Pada tanggal 6 april 2012 jam 13.00 WIB didapatkan data subjektif

pasien mengatakan nyeri sudah berkurang, skala nyeri 3, dan secara objektif

pasien tampak sedikit rileks, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan:

Kaji karakteristik nyeri, berikan posisi yang nyaman, latih nafas dalam atau

teknik relaksasi, kolaborasi dalam pemberian obat analgetik.

Pada tanggal 7 april 2012 jam 13.00 WIB didapatkan data subjektif

pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 2, dan secara

objektif pasien tampak tenang atau rileks, wajah tampak tenang, masalah

sudah teratasi, intervensi dihentikan.

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

15�

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini merupakan pembahasan dari kasus yang diambil dari

BAB II mengenai asuhan keperawatan nyeri akut pada An. I dengan Post

Appendectomy di ruang kanthil RSUD karanganyar. Pembahasan ini akan

mencoba membandingkan antara teori dengan asuhan keperawatan dalam

kasus dengan melihat kesenjangan-kesenjangan yang ada. Adapun

pembahasan kasus ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses

dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas besar yaitu

mengumpulkan data secara sistematis, mengatur data yang dikumpulkan

secara mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali

(Doenges, 2002: 14).

Data dasar pasien adalah komplikasi data yang dikumpulkan dari

pasien. Data dasar pasien terdiri dari riwayat keperawatan, pemeriksaan

fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik. Data subjektif adalah apa yang

dilaporkan atau dirasakan pasien. Data objektif adalah data yang dapat

15

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

16�

diobservasi, contohnya tanda-tanda vital, tingkah laku dan pemeriksaan

diagnostic (Doenges, 2002: 14).

Pengkajian terhadap An. I penulis menggunakan metode

alloanamnesa dan autoanamnesa. Metode alloanamnesa adalah metode

untuk mendapatkan informasi yang subjektif dengan berbicara kepada

pasien dan orang-orang terdekat serta mendengarkan respon mereka.

Pemeriksaan fisik adalah metode yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi yang objektif dengan menggunakan alat yang sesuai (Doenges,

2002: 14).

Metode wawancara dengan An. I dan keluarga yang diwawancarai

secara langsung, dalam hal ini penulis tidak menemukan hambatan yang

berarti. Selama melakukan wawancara An. I dapat bekerja sama dengan

baik dan memberikan keterangan tentang penyakit yang dialami.

Metode lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data

adalah observasi. Dalam metode ini terdapat kesulitan untuk melakukan

observasi langsung dalam 24 jam, karena penulis hanya dibatasi pada shift

pagi (jam 07.00-14.00), sehingga untuk shift berikutnya penulis

mendelegasikan pada perawat ruangan.

Menurut Doenges (2002: 508) pengkajian data dasar pada pasien

post operasi appendectomy meliputi: aktivitas dan istirahat, sirkulasi,

eliminasi, makanan dan cairan, nyeri atau ketidaknyamanan, keamanan,

penyuluhan atau pembelajaran. Tetapi pada asuhan keperawatan yang

dilakukan pada An. I berdasar pada pengkajian menurut Gordon dengan

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

17�

menggunakan 11 komponen pokok yaitu, persepsi dan pemeliharaan

kesehatan, nutrisi dan metabolisme, eliminasi, aktivitas dan latihan,

istirahat tidur, kognitif perseptual, persepsi konsep diri, hubungan peran,

seksualitas reproduksi, mekanisme koping, nilai dan keyakinan (Carpenito,

2000). Tetapi pada dasarnya kedua pola pengkajian pada intinya adalah

sama.

Secara umum data fokus yang ditemukan dalam kasus nyata tidak

jauh berbeda dengan data fokus dalam bab ini. Namun masih ada beberapa

kesenjangan yang perlu dibahas satu parsatu dari data fokus tersebut.

Data yang ada dalam teori dan ditemukan dalam kasus nyata yang

pertama adalah nyeri. Nyeri adalah keadaan dimana individu mengalami

dan melaporkan adanya ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang

tidak menyenangkan (Carpenito, 2002: 45). Pengkajian nyeri pada kasus

ini menggunakan metode PQRST. P: Provokatif, mengacu pada penyebab

nyeri, Q: Quality atau Quantity, menjelaskan kualitas dan kuantitas nyeri,

R: Region, menjelaskan lokasi nyeri, S: Severity, menjelaskan tingkat

keparahan nyeri dan T: Timing, menjelaskan waktu terjadinya nyeri. Hal

ini sesuai dengan teori yang disampaikan (Marton, 2003: 8). Nyeri yang

ditemukan dalam kasus ini adalah nyeri sedang yang berada didaerah

abdomen. Skala nyeri 5 didapatkan setelah dijelaskan pada pasien,

menurut pasien nyeriterasa senut-senut. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa antara teori dengan kasus nyata terdapat kesinambungan di mana

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

18�

nyeri merupakan rasa ketidaknyamanan yang pada pemeriksaan rasa nyeri

tersebut melalui pengkajian nyeri tersebut diatas.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang jelas, singkat

dan pasti tentang masalah pasien serta penyebab yang dapat dipecah atau

diubah melalui prosedur tindakan keperawatan dan kolaborasi dengan tim

kesehatan lain.

Dalam teori tersebut bahwa pada pasien post appendectomy ada

lima masalah keperawatan yaitu: kekurangan volume cairan, gangguan

rasa nyaman, resiko infeksi, ansietas (Doenges, 2002: 510), intoleransi

aktivitas (Tucker 2002: 952). Sedangkan pada kasus di atas diambil satu

masalah keperawatan yaitu: nyeri.

Secara umum antara diagnosa keperawatan dalam teori dengan

kasus nyata tidak jauh berbeda. Namun masih ditemukan beberapa

kesenjangan yang perlu dibahas dari diagnosa keperawatannyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik. Diagnosa keperawatan yang ada

dalam teori dan terdapat dalam kasus nyata.

Diagnosa tersebut adalah, nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (post operasi appendectomy). Menurut (Capenito, 2002: 45)

gangguan rasa nyaman nyeri adalah keadaan dimana individu mengalami

dan melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi

yang tidak menyenangkan. Diagnosa ini ditegakkan karena didukung oleh

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

19�

data subjektif yaitu pasien mengatakan perutnya terasa nyeri “senut-senut”

dengan skala 5, pada perut bagian bawah kanan, pada saat digerakkan dan

secara objektif pasien kelihatan tampak menahan nyeri dan meringis

kesakitan.

Penulis memprioritaskan diagnosa nyeri ini sebagai diagnosa yang

utama, karena nyeri ini memerlukan penanganan lebih dahulu, daripada

diagnosa yang lain, jika nyeri tidak segera ditangani dapat menyebabkan

syok neurogenik yang akan berpengaruh pada organ-organ lain, selain itu

nyeri berkaitan dengan kenyamanan pasien. Menurut Hirarki Maslow ada

lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan

keamanan dan keselamatan, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan

harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (Potter, 2005: 615). Masalah yang

perlu diatasi diantaranya adalah nyeri, kenyamanan adalah kebutuhan

dasar manusia yang menempati urutan kedua dalam Hirarki Maslow, jika

kenyamanan terpenuhi akan mudah untuk mengatasi masalah-masalah

yang lain, jadi prioritas ini disesuaikan dengan kondisi pasien.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan meliputi penentuan prioritas masalah,

tujuan kriteria hasil dan intervensi pada diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (post operasi appendectomy). Dimana intervensi

itu sendiri adalah diskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

20�

pasien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat (Doenges, 2002:

10).

Berikut adalah pembahasan intervensi yang meliputi tujuan,

tindakan dan rasional dari tindakan untuk diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (post apendiks), pada kasus ini nyeri

merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien. Sehingga untuk

tujuan utama yang diharapkan adalah rasa nyaman terpenuhi setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, karena dalam jangka

waktu tersebut diharapkan cukup untuk mengatasi gangguan rasa nyaman

nyeri dengan harapan rasa nyeri hilang setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil nyeri berkurang, skala

nyeri 0-1, ekspresi wajah rileks dan tenang. (Doenges, 2002: 509).

Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler yang diharapkan.

Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi

terlentang (Doenges, 2002: 512). Meningkatkan relaksasi dan dapat

meningkatkan kemampuan koping (Doenges, 2002: 512) Berikan

analgetik sesuai indikasi yang tersedia dengan harapan untuk mengurangi

nyeri yang dirasakan pasien. (Doenges, 2002: 508).

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan tindakan yang telah disusun

(Doenges, 2002: 10) Pembahasan implementasi meliputi tindakan yang

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

21�

dapat dilaksanakan dan tindakan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai

dengan intervensi pada diagnosa tersebut.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post apendiks).

Tindakan yang telah dilaksanakan adalah mengkaji skala nyeri, lokasi

nyeri, kualitas nyeri dan waktu terjadinya nyeri dengan cara menjelaskan

persepsi nyeri, memberikan posisi yang nyaman, mengobservasi tanda-

tanda vital, memberikan latihan nafas dalam, memberikan injeksi analgetik

sesuai dosis dari tindakan yang penulis lakukan adalah penulis mampu

mengetahui skala dan karakteristik nyeri yang dirasakan oleh pasien.

Kelemahan dari tindakan yang penulis lakukan adalah jika pasien tidak

dapat memfokuskan kembali perhatian dan rasa kontrol, pasien tidak dapat

meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri (Doenges,

2002: 765).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah asuhan yang dicatat dalam catatan kemajuan dan

atau rencana perawatan (Doenges, 2002: 11). Evaluasi merupakan tahap

akhir dari proses keperawatan yang digunakan untuk menentukan seberapa

baik rencana keperawatan bekerja dengan meninjau respon pasien.

Berikut adalah evaluasi dari diagnosa tersebut.

Pada evaluasi diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (post apendiks). Penulis menetapkan tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien mengatakan nyeri

berkurang atau hilang dengan kriteria hasil pasien mengatakan nyeri

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

22�

berkurang, menunjukkan tindakan santai, menunjukkan keterampilan

menggunakan teknik relaksasi. Sedangkan pada pasien didapatkan data

subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang dan secara objektif skala

nyeri 2, wajah pasien tampak rileks dan tenang. Dengan demikian nyeri

teratasi sebagian serta rasa nyaman belum terpenuhi, karena pasien tidak

mempunyai pengalaman untuk mengatasi nyeri. Dengan pengalaman nyeri

bisa diatasi secara optimal. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan maka

tindak lanjut dari masalah ini adalah melanjutkan intervensi yaitu kaji

karakteristik nyeri, menganjurkan pasien pada posisi yang nyaman,

mengajarkan pasien untuk mengatasi nyeri dengan nafas dalam,

mempertahankan istirahat dengan posisi semi fowler, memberikan injeksi

analgetik, tindak lanjut dari masalah ini adalah dengan mendelegasikan

kepada para medis.

B. Kesimpulan

1. Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan untuk

mengumpulkan data klien. Hasil pengkajian pada An. I dengan nyeri akut

akibat post operasi apendektomi adalah klien mengeluh nyeri pada luka

post operasi dengan skala nyeri 5, nyeri terasa senut-senut dan terasa saat

badan digerakkan.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (post operasi appendectomy) didukung dengan

keluhan nyeri yang dirasakan klien. Pengertian dari diagnosa nyeri akut

adalah pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang

muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial dengan

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

23�

intensitas ringan sampai berat yang dapat diantisipasi atau di prediksi

durasi nyeri kurang dari 6 bulan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

nyeri adalah kaji tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan

darah), kaji karakteristik nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman,

ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesik.

4. Implementasi yang telah dilakukan adalah mengkaji tanda vital, mengkaji

karakteristik nyeri, memberikan posisi yang nyaman (supinasi),

berkolaborasi dengan dokter dalam pemberianan algesik.

5. Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah masalah

sudah teratasi.

6. Analisa kondisi An. I yaitu kaji nyeri (PQRST) dengan hasil P: nyeri

akibat post operasi, Q: senut-senut, R: perut, S: skala nyeri 5, T: pada saat

di gerakkan.

C. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

post apendiks, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif

khususnya dibidang kesehatan antara lain :

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan

kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim

kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pasien post

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

24�

apendiks khususnya. Dan diharapkan rumah sakit mampu menyediakan

fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan

pasien.

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal,

khususnya pada klien dengan post operasi appendectomy. Perawat

diharapkan dapat memberikan pelayanan profesional dan komprehensif.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional,

terampil, inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan

keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA An. I ...€¦ · terkena apendisitis dari pada wanita dan remaja, lebih sering pada orang dewasa. Meskipun apendisitis dapat terjadi

25�

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, (2002), Diagnosa Keperawatan, (terjemahan), EGC,

Jakarta.

Depkes RI, (2007), Hubungan Perilaku Makan dengan Kejadian Apendisitis,

Diunduh 12 April 2012 from http://www.askep-askepcz.cc/2010/03

hubungan-perilaku-akan-dengan kejadian.html.

Doenges, Marilyn E, (2002), Rencana Asuhan Keperawatan, (terjemahan), EGC,

Jakarta.

Ester, Monica, (2002), Keperawatan Medikal-Bedah: Pendekatan Sistem

Gastrointestinal, Jakarta: EGC.

Hidayat, A. AzizAlimul, (2004), Pengantar Kebutuhan Manusia: Aplikasi Konsep

dan Proses keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Morton, Patricia G. (2003), Critical Care Nursing a Holistic Approach

Eight Edition. Philadelphia, J.B. Lippincott

Potter, P.A, Perry, A .G, (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan,

(Edisi4),vol.1, Jakarta:EGC.

Price, S.A & Wilson, L.M, (2006), Fundamental Keperawatan : konsep,proses,

dan praktik, (Edisi6), Alih Bahasa : Asih Yasmin, Editor Monica Ester,

Jakarta: EGC-9.

Smeltzer, C. Suzane & Bare, G. Brenda, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Brunner dan Suddarth, Edisi8, Volume2, Alih Bahasa:Waluyo

Agung, dkk, EditormonicaEster, Jakarta : EGC

Tucker dkk, (2002), Standart Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.

Yayan Akhyar, (2008), Appendisitis untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3,

Editor Monica Ester, Jakarta: EGC.