skematika pemisahan kation golongan i
DESCRIPTION
analitikTRANSCRIPT
Skematika Pemisahan Kation Golongan I
KIMIA ANALISIS KUALITATIF
Oleh :
KELOMPOK 1
Nunik Kurniawati (1113031026)
Ratih Noviyanti (11130310)
Ni Made Erna Puranama Dewi (11130310)
Kadek Ari Wentari (11130310)
Luh Gede Eka Pratiwi (11130310)
Ni Wayan Ina Sukma Dewi (1113031041)
Dewa Ayu Prapti Widi Pramerti (1113031042)
Hanifah Jawas (1113031047)
Dwi Novhari Prayudi (1113031063)
Novi Ayu Kharismadewi (11130310)
Dika Wilyana Dewi (11130310)
Universitas Pendidikan GaneshaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Pendidikan Kimia/Kelas IIIC
2012/2013
Skematika Pemisahan Kation Golongan I
Dalam melakukan analisis suatu campuran untuk memisahkan kation-kation
yang terdapat didalamnya dapat menggunakan pereaksi yang spesifik atau dengan
menggunakan reaksi-reaksi selektif. Salah satu cara tersebut disusun oleh Bergman
adalah metode H2S yang cukup luas penggunaanya untuk analisis kation. Skema
pemisahan kation dalam golongan menurut metode H2S dapat digambarkan sebagai
berikut.
I. Uji Kation Timbal, Pb (Ar: 207,19)
Timbal adalah logam yang berwarna abu – abu kebiruan, dengan rapatan
yang tinggi (11,48 g ml-1 pada suhu kamar).
A. Reaksi – reaksi dari ion timbal (II)
Larutan ANU + HCl
Golongan I(Ag, Pb, Hg)
Golongan II
Golongan IV
Golongan III
Golongan V (sisa)
H2S (pH
0,5)
+(NH4)2S + NH4OH + NH4Cl (pH 9)
+(NH4)CO3 + NH4OH (pH 9,5)
Larutan timbal nitrat (0,25M) atau timbal asetat (0,25M) dapat pakai untuk
mempelajari reaksi-reaksi ini.
1. Asam klorida encer (atau klorida yang larut): endapan putih dalam larutan yang
dingin dan tak terlalu encer:
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
Endapan larut dalam air panas (33,4 g l-1 pada 100oC, sedang hanya 9,9 g l-1
pada 200C) tetapi memisah lagi sebagai kristal-kristal yang panjang seperti
jarum setengah dingin. Ia juga larut dalam asam klorida pekat atau kalium
klorida pekat, dimana akan terbentuk ion tetrakloroplumbat(II).
PbCl2 + 2Cl- [PbCl4]2-
Jika endapan dicuci dengan cara dekantasi, dan ditambahkan amoniak encer,
tidak akan terjadi perubahan yang nampak pada endapan [perbedaan dari ion
merkuri (I) atau ion perak], meskipun terjadi reaksi pertukaran endapan, dan
terbentuk timbal hidroksida :
PbCl2 + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+ + 2Cl-
2. Hindrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer : endapan hitam
timbal sulfida:
Pb2+ + H2S PbS + 2H+
Pengendapan tidak sempurna , terjadi jika ada sam mineral kuat dengan
konsentrasi lebih dari 2 M. Karena terbentuk ion hidrogen sulfida dalam reaksi
diatas , campuran sebaiknya dibufferkan dengan natrium asetat.
Dengan mengalirkan gas hidrogen sulfida kedalam campuran yang
mengandung endapan timbal klorida putih, kemudian diubah menjadi timbal
sulfida (hitam) dengan reaksi pertukaran endapan :
PbCl2 + H2S 2H+ + 2Cl-
Jika uji ini dilakukan dengan adanya klorida [kalium klorida (jenuh)] dalm
jumlah yang banyak, mula-mula terbentuk endapan merah timbal sulfoklorida,
bila gas hidrogen sulfida dialirkan kedalam larutan:
2Pb2+ + H2S + 2Cl- Pb2SCl2 + 2H+
Terurai setelah diencerkan (a), setelah ditambahkan hidrogen sulfida lebih
lanjut (b), akan terbentuk endapan timbal sulfida hitam :
(a) Pb2SCl PbS + PbCl2
(b) Pb2SCl2 + H2S 2PbS + 2Cl- + 2H+
Endapan timbal sulfida terurai bila ditambahkan asam nitrat pekat, dan unsur
belerang yang berbutir halus dan berwarna putih akan mengendap:
3PbS + 8HNO3 3Pb2+ + 6NO-3 + 3S + 2NO + 4H2O
Jika campuran dididihkan, belerang dioksidasi oleh asam nitrat menjadi sulfat
(a), yang langsung membentuk endapan timbal sulfat putih (b) dengan ion
timbal yang adan didalm larutan
(a) S + 2HNO3 SO4- + 2H+ + 2NO
(b) Pb2+ + SO42- PbSO4↓
Dengan mendidihkan timbal sulfida dengan hidrogen peroksida (3%), endapan
hitam ini berubah menjadi putih, karena terbentuk timbal sulfat :
PbS + 4H2O2 PbSO4 + 4H2O
3. Larutan amonia : endapan putih timbal hidroksida :
Pb2+ + 2NH3 + 2H2O Pb(NH3)2 + 2NH4+
Endapan tak larut dalm reagensia berlebihan
4. Natrium hidroksida : endapan putih timbal hidroksida:
Pb 2+ + 2NH3 + 2H2O→ Pb(OH)2 + 2NH+4
Endapan larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terbentuk ion
tetrahidroksoplumbat (II):
Pb(OH)2 + 2OH- [Pb(OH)4]2-
Timbal hidroksida mempunyai sifat amfoter. Hidrogen peroksida (a) atau
amonium peroksodisulfat (b), bila ditambahkan pada larutan
tetrahidroksoplumat(II), membentuk endapan hitam timbal dioksida dengan
mengoksidasikan timbal bivalen menjadi bervalensi empat:
(a) [Pb(OH)4]2- + H2O2 PbO2 + 2H2O + 2OH-
(b) [Pb(OH)4]2- + S2O 82−¿ ¿
PbO2 + 2H2O + 2SO 442−¿¿
5. Asam sulfat encer (atau sulfat-sulfat yang larut): endapan putih, timbal sulfat:
Pb 2+ + SO42- → PbSO4
Endapan ini trak larut dalam reagensia yang berlebihan, asam sulfat yang
panas, panas, melarutkan endapan karena terbentuk timbal hidrogen sulfat :
PbSO4 + H2SO4→ Pb 2+ + 2HSO-4
Kelarutan menjadi jauh lebih rendah dengan adanya etanol. Endapan timbal
sulfida larut dalam larutan amonium asetat yang agak pekat (10M) (a) atau
amium tetra yang agak pekat (6M) (b) dengan adanya amonia, pada mana akan
terbentuk ion – ion tetraasetatoplumbat (II) dan ditartratoplumbat (II):
(a) PbSO4 + 4CH3COO- → [Pb(CH3COO)4]2- + SO42-
(b) PbSO4 + 2C4H4O62- → [Pb(C4H4O6)2]2- + SO4
2-
6. Kalium kromat dalam larutan netral, asam asetat atau amonia: endapan kuning,
timbal kromat
Pb 2+ + CrO42- → PbCrO4
7. Kalium iodida: endapan kuning, timbel iodida
Pb 2+ + 2I-→ PbI2
Endapan larut sedang – sedang saja dalam air mendidih, menghasilkan larutan
yang tak berwarna. Endapan memisah lagi menjadi keping – keping berwarna
kuning keemasan setelah mendingin.
8. Natrium sulfit dalam larutan netral: endapan putih timbal sulfit
Pb 2+ + SO32+↓ PbSO3
Endapan kuning kurang larut dibandingkan timbal sulfat, meskipun dapat
dilarutkan baik oleh asam nitrat encer (a), maupun oleh natrium hidroksida (b):
(a) PbSO3 + 2H+ → Pb 2+ + H2O + SO2
(b) PbSO3 + 4OH- → [Pb(OH)4]2- + SO32-
9. Natrium karbonat: endapan putih campuran timbal karbonat dan timbal
hidroksida
2Pb2+ + 2CO3
2- + H2O → Pb(OH)2↓ + PbCO3↓ +CO2
Pada pendidihan tidak tampak perubahan dari ion – ion merkurium (I) dan
perak (I). Endapan larut dalam asam nitrat encer, bahkan dalam asam asetat
dan gas CO2 dibebaskan:
Pb(OH)2↓ + PbCO3↓+ 4H+ → 2Pb2+ 3H2O + CO2
10. Dinatrium hidrogen fosfat: endapan putih timbal fosfat
3Pb2+ + 2HPO42- →Pb3(PO4)2↓+ 2H+
Reaksi ini dapat balik. asam – asam kuat (asam nitrat) melarutkan endapan.
endapan juga larut dalam natrium hidroksida.
11. Kalium sianida (RACUN) : endapan putih timbal sianida
Pb2+ + 2CN- → Pb(CN)2↓
yang tidak larut dalam reagensia berlebih. reaksi ini dapat dipakai untuk
membedakan ion timbal (II) dari merkurium (I) dan perak (I) yang bereaksi
secara berlainan
12. Uji kering
a. Uji pipa tiup: bila suatu garam timbal dipanaskan dengan karbonat alkali di
atas arang, diperoleh manik timbal yang dapat ditempa dikelilingi oleh
kerak kuning timbal monoksida,
b. Uji nyala: biru muda
II. Uji Kation Perak (Ag+)
Dalam mempelajari reaksi biasa digunakan perak nitrat (0,1 M). Dengan HCl
encer akan membentuk endapan putih
Ag+ + Cl- AgCl↓
Bila endapan dipisahkan dari filtratnya dan kemudian ditambahkan HCl pekat
maka endapan akan larut membentuk kompleks dikloroargentat
AgCl↓ + Cl- (AgCl2)-
Pengenceran atau penambahan air akan menggeser kesetimbangan kekiri,
atau endapan muncul lagi.
A. Uji Untuk Ag+
a. Sedikit filtrat diambahkan HNO3 encer menghasilkan endapan putih, yang
berubah warna menjadi violet bila kena cahaya matahari.
Ag(NH4)2Cl + 2HNO3 AgCl + 2NH4NO3
b. Sedikit filtrat ditambahkan larutan KI, terbentuk endapan kuning muda AgI
AgCl + KI AgI↓ + KCl
c. AgCl juga larut dalam kalium sianida (RACUN) membentuk kompleks
disianoargentat.
AgCl↓ + 2 CN- (Ag(CN)2)- + Cl
d. Dinatrium Hidrogen Pospat direaksikan dengan perak akan menghasilkan
endapan kuning perak pospat.
3Ag+ + HPO42- Ag3PO4↓ + H+
e. Natrium karbonat dengan perak akan menghasilkan endapan putih kekuningan
perak karbonat. 2Ag+ + CO32- Ag2CO3 Bila dipanaskan, endapan terurai dan
terbentuk endapan coklat perak oksida.
Ag2CO3 Ag2O↓+ CO2
f. Reaksi Tananaeff : endapan putih (AgCl) yang dihasilkan dari reaksi:
Ag(NH4)2Cl + 2HNO3 AgCl + 2NH4NO3 disentrifuse, kemudian
ditempatkan pada kertas saring, diberi setetes MnSO4 dan KOH. Terjadinya
noda hitam menunjukkan terjadinya reduksi menjadi logam Ag.
MnSO4 + 2KOH Mn(OH)2 + K2SO4
2AgCl + 3Mn(OH)2 2Ag + Mn2O3 + 3H2O + MnCl2
Mn2O3 terlihat sebagai lingkaran cokelat pada pinggiran noda.
B. Reaksi Perak (Ag+) dalam AgNO3
1. Ditambahkan HCl sampai mengendap Terbentuk endapan putih yaitu perak
klorida
AgNO3 (aq) + HCl (aq) → AgCl (S)↓ + HNO3(aq)
2. Endapan ditambah NH40H sedikit demi sedikit sehingga endapan larut dalam
ammonia encer membentuk ion diamino argemat.
AgCl(s) + NH4OH(aq) → Cl(aq) + H2O(l) + [Ag(NH3)2]+(aq)
Endapan AgCl hanya sedikit larut dimungkinkan karena penambahan NH4OH
kurang banyak dan terbentuk kompleks [Ag(NH3)2]+, adanya kompleks juga
memperbesar kelarutan sehingga AgCl dapat larut.
3. Ditambahkan NH3 tetes demi tetes maka terbentuk endapan coklat perak
oksida
2AgNO3(aq) + NH3(aq)+H2O(l) → Ag2O(s) ↓+ 2NH4NO3(aq)
Penambahan NH3 yang kurang menyebabkan endapan yang terbentuk
berwarna agak coklat.
4. Ditambah NH3 berlebih
Ag2O(s) + 4NH3(aq) + H2O(l) → 2OH-(aq) + 2[Ag(NH3)2]+
Ag2O dapat larut dalam reagensia berlebihan dan terbentuk ion diamino
argentat Larutan menjadi putih kecoklatan. Perubahan warna dari putih keruh
menjadi putih kecoklatan menunjukkan bahwa endapan larut dalam NH3
berlebih.
5. Ditambah H2S sampai terbentuk endapan hitam perak sulfida (Ag2S),
2AgNO3(aq) + H2S(aq) → NaNO3(aq) + Ag2S(s) atau
2Ag+(aq) + H2S(aq) → Ag2S ↓ + 2H+
Dalam suasana netral atau asam terbentuk endapan hitam perak sulfida (Ag2S),
karena endapan belum mengendap semua.
6. Kemudian Endapan perak sulfida Ditambah NH3
Ag2S(s) + NH3(aq) →
Ag2S larut dalam asam nitrat pekat dan larut dalam ammonia. Endapan Ag2S
dapat larut dalam larutan ammonia, walaupun hanya sebagian besar endapan
yang larut, tetapi hal ini sudah menunjukkan bahwa Ag2S dapat larut dalam
NH3.
7. Larutan AgNO3 ditambah NaOH Terbentuk endapan coklat.
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O↓ + H2O(l)+2NaNO3(aq)
Endapan yang terbentuk adalah perak oksida (Ag2O), larutan berwarna coklat
karena endapan perak oksida belum semuanya mengendap
8. Endapan Perak Oksida ditambah NH3 endapan larut
Ag2O(s) + 4NH3(aq) + H2O(l) → 2[Ag(NH3)2]+(aq) + 2OH-
(aq)
Ag2O larut dalam NH3 sehingga larutan berwarna putih kecoklatan yang
menunjukkan bahwa endapan larut dalam NH3 karena warna awalnya adalah
putih keruh
9. Larutan AgNO3 ditambah K2Cr2O4 sampai terbentuk endapan merah darah
perak kromat
AgNO3 (aq) + K2Cr2O4(aq) → Ag2CrO4(s)+2KNO3(aq)
Terbentuknya endapan merah darah disebabkan endapan belum mengendap
seluruhnya.
10. Endapan perak kromat ditambah NH3
Ag2CrO4(s) + NH3(aq) CrO4- +2[Ag(NH3)2]+
(aq)
Ag2CrO4 larut dalam larutan amonia menghasilkan larutan kuning keemasan,
endapan warna larutan yang tadinya berwarna merah darah berubah warna
menjadi kuning keemasan karena ada sebagian endapan yang larut, tetapi
endapan masih ada ini disebabkan penambahan NH3 yang kurang
11. Endapan ditambah NH3
2Ag2CrO4(s) + 2H+ (aq) 4Ag+(aq)+Cr2O4
2- (aq) + H2O(l)
AgCrO4(s) larut dalam asam nitrat Larutan menjadi keemasan, endapan banyak
larut, tetapi ada yang menempel di dinding tabung reaksi Walaupun masih ada
endapan yang menempel pada dinding tabung reaksi, tetapi ada sebagian besar
endapan larut dan warna larutan menjadi kuning keemasan. Ini menandakan
bahwa endapan Ag2CrO4 larut dalam asam nitrat.
III. Uji Kation Merkurium (I)
1. Asam Klorida Encer
Reaksi ion merkurium (I) dengan asam klorida enecer menghasilkan
endapapan putih merkurium (I) klorida (kalomel), dengan reaksi :
Hg22++2Cl−→Hg2Cl2↓
Endapan tersebut tak larut dalam asam encer. Kemudian, larutan amonia
mengubah endapan menjadi campuran merkurium (II) amidoklorida dan logam
merkurium, yang kedua-duanya merupakan endapan yang tak larut, dengan reaksi
berikut.
Hg2Cl2+2NH 3→Hg↓+Hg(NH 2 )Cl↓+NH 4++Cl−
Merkurium (I) Klorida juga laru dalam air raja (aqua regia), membentuk
amonium (II) Klorida yang tak berdisosiasi tetapi larut, dengan reaksi :
3Hg2Cl2+2HNO3+6HCl→Hg↓+HgCl2↓+2NO↑+4H2O
2. Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida dalam suasana netral bila direaksikan dengan ion
merkurium (I) menghasilkan endapan hitam yang merupakan campuran (II)
Sulfida dan logam merkurium, dengan reaksi :
Hg22++H 2S→Hg↓+HgS↓+2H+
Natrium sulfida (tak berwarna), melarutkan merkurium (II) sulfida dan
suatu kompleks disulfomerkurat (II) terbentuk, dengan reaksinya :
HgS+S2−→ [HgS2 ]2−
Setelah mengeluarkan logam merkurium dengan menyaring, merkurium
(II) sulfida hitam dapat diendapkan lagi dengan mengasamkan dengan asam
mineral encer, reaksinya :
[HgS2 ]2−+2H+→HgS↓+H2S
3. Larutan Amonia
Reaksi ion merkurium (I) dengan larutan amonia menghasilkan endapan
hitam yang merupakan campuran logam merkurium dan merkurium (II)
amidonitrat basa, dengan reaksi :
Hg22++NO 3
−+4NH 3+H 2O→HgO .Hg↓+Hg↓+3NH 4+
Reaksi ini dapat dipakai untuk membedakan antara ion merkurium (I) dan ion
merkurium (II).
4. Natrium Hidroksida
Reaksi antara natrium hidroksida dengan ion merkurium (I) menghasilkan
endapan hitam merkurium (I) oksida, dengan reaksi :
Hg22++2OH−→Hg2O↓+H2O
Endapan hitam merkurium (I) oksida tidak larut dalam reagensia berlebih, namun
mudah larut dalam asam nitrat encer. Ketika dididihkan, warna endapan berubah
NH2
NO3
menjadi abu-abu karena disproporsionasi, dimana merkurium (II) oksida dan
merkurium terbentuk, dengan reaksi :
Hg2O↓→HgO↓+Hg↓
5. Kalium Kromat
Reaksi kalium kromat dalam larutan panas dengan ion merkurium (I)
menghasilkan endapan kristalin merah merkurium (I) kromat, dengan reaksi :
Hg22++CrO4
2−→Hg2CrO4↓
Jika uji diatas dilakukan dalam keadaan dingin maka akan terbentu
endapan amorf coklat dengan komposisi yang tak tertentu. Endapan kristalin
merah merkurium (I) kromat bila direaksikan dengan Natrium Hidroksida maka
akan mengubah endapan menjadi merkurium (I) oksida yang hitam, dengan
reaksi:
Hg2CrO4↓+2OH−→Hg2O↓+CrO 42−+H2O
6. Kalium Iodida
Reaksi merkurium (I) dengan kalium iodida yang ditambahkan perlahan-
lahan dalam larutan dingin menghasilkan endapan hijau merkurium (I) iodida,
dengan reaksi :
Hg22++2 I−→Hg2 I 2↓
Bila endapan hijau merkurium (I) iodida ditambahkan reagensia
berlebihan, terjadi reaksi disproporsionasi dan terbentuk ion tetraiodomerkurat (II)
yang larut dan merkurium hitam yang berbutir halus, dengan reaksinya :
Hg2 I2↓+2 I−→[HgI 4 ]2−+Hg↓
7. Natrium Karbonat
Natrium karbonat dalam larutan dingin direaksikan dengan ion merkurium
(I) menghasilkan endapan kuning merkurium (I) karbonat, dengan reaksinya :
Hg22++CO 3
2−→Hg2CO3↓
Endapan kuning merkurium (I) karbonat berubah menjadi abu-abu
kehitaman ketika mana merkurium (II) oksida dan merkurium terbentuk, dengan
reaksinya :
Hg2CO3↓→HgO↓+Hg↓+CO2↑
Penguraian dapat dipercepat dengan pemanasan dahulu.
8. Dinatrium hidrogen fosfat.
Reaksi Dinatrium hidrogen fosfat dengan ion merkurium (I)
menghasilakan endapan putih merkurium (I) hidrogen fosfat, dengan reaksinya :
Hg22++HPO4
2−→Hg2HPO4↓
9. Kalium Sianida
Reaksi kalium sianida dengan ion merkurium (I) menghasilkan larutan
merkurium (II) sianida dan endapan merkurium, dengan reaksinya :
Hg22++2CN−→Hg↓+Hg(CN )2
10. Timah (II) Klorida
Timah (II) Klorida mereduksi ion merkurium (I) menjadi logam
merkurium yang berupa endapan hitam keabu-abua, dengan reaksinya :
Hg22++Sn2+→2Hg↓+Sn4+
11. Kalium Nitrit
Kalium Nitrit mereduksi logam merkurium dari laruta ion merkurium (I)
dalam keadaan dingin, dalam bentuk endapan hitam-keabuan, reaksinya :
Hg22++NO 2
−+H2O→2Hg↓+NO3−+2H+
12. Lembaran Tembaga
Jika setetes merkurium (I) diletakan di atas permukaan tembaga yang
mengkilap, maka akan terbentuk endapan merkurium, dengan reaksinya :
Cu+Hg22+→Cu2++2Hg↓
13. Lembaran aluminium
Jika setetes merkurium (I) nitrat ditaruh di atas permukaan aluminium
yang bersih maka akan terbentuk aluminium antalgam dan ion-ion aluminum
melarut dengan reaksi :
Hg22++2 Al→2 Al3++6Hg↓
14. Difenilkarbazida
Reaksi dengan Difenilkarbazida akan membentuk senyawa yang berwarna
lembayung dengan ion-ion merkurium (I) atau merkerium (II) yang komposisinya
belum diketahui dengan pasti benar.
c ONH
NH
NH2
NH2
15. Uji Kering
Senyawa merkurium dipanaskan dengan natrium karbonat anhidrat yang
sangat berlebihan dalam tabung uji kecil , akan menghasilkan cermin abu-abu,
yang terdiri dari tetesan halus merkurium, di bagian sebelah atas tabung. Butiran-
butiran ini menggumpal bila digosok dengan batang kaca.