laporan praktikum identifikasi pemisahan pigmen … · laporan praktikum identifikasi pemisahan...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN
Oleh :
Golongan F/Kelompok 1C
1. Sulam (161510501013)
2. Pungky Pramesta M. (161510501018)
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan suatu organisme multi seluler yang di golongkan
dalam kingdom Plantae. Tumbuhan memiliki jenis dan kelas bermacam macam
antara lain, tumbuhan dengan biji terbuka, tanaman berbunga, lumut, paku-pakuan,
lycopodiopsida, dan sebagian dari alga hijau. Tumbuhan merupakan organisme
multiseluler yang bersifat stasioner, artinya tumbuhan tidak dapat berpindah,
akibatnya tumbuhan harus menyesuaikan terhadap lingkungan di sekitarnya, hal
tersebut menyebabkan tumbuhan memiliki pertahanan dan cara hidup sendiri.
Tumbuhan bersifat autotrof, melalui proses foto sintesis tumbuhan mendapatkan
makananya. Tumbuhan yang di panen dan dimanfaatkan oleh manusia disebut
tanaman. Tumbuhan umumnya memiliki warna kehijau-hijauan, akan tetapi beberapa
dari jenis tumbuhan memiliki warna yang beragam, hal ini disebabkan oleh pigmen
yang terkandung pada tanaman termasuk tanaman puring.
Pigmen pada tanaman terdapat pada tilakoid, pigmen ini yang dapat
menyebabkan tanaman memiliki warna. Pigmen pada tanaman terdapat 3 macam
antara lain, klorofil, karotenoida, dan antosianin atau flavonoid. Pigmen dalam
tanaman memiliki fungsi masing-masing yang dapat menunjang pertumbuhan
tanaman itu sendiri. Pada daun yang memiliki warna merah disebabkan oleh pigmen
antosianin yang mendominasi dalam daun tersebut, untuk daun yang berwarna kuning
atau oranye disebabkan oleh pigmen karotenoida yang mendominasi dalam daun
tersebut, sedangkan bila pigmen klorofil lebih mendominasi maka daun tersebut akan
berwarna hijau. Pigmen klorofil berfungsi untuk proses fotosintesis dalam tumbuhan,
semua tumbuhan memiliki pigmen jenis ini, dikarenakan tanaman mendapatkan
energi dari proses fotosintesis yang disebabkan oleh klorofil.
Klorofil merupakan suatu pigmen zat hijau daun yang dimiliki berbagai
organisme dan seluruh tumbuhan, klorofil yang terkandung pada daun berupa
2
molekul yang berfungsi sebagai proses fotosintesis dalam tumbuhan. Klorofil
meyerap cahaya ungu, biru, dan merah, dan dipantulkan berupa cahaya berwarna
hijau kekuning kuningan. Klorofil dalam tumbuhan berfungsi untuk proses
fotosintesis, klorofil dapat menangkap cahaya dan merubahnya menjadi energi bagi
tumbuhan. Klorfil menyerap cahaya lalu mentrasfer energi yang diperoleh dari
cahaya menuju pusat fotosistem. Klorofil memiliki bentuk-bentuk beragam, yaitu
klorofil-a yang terdapat pada organisme autotroph, sedangkan klorofil-b terdapat
pada tumbuhan darat dan alga hijau. Tumbuhan darat dapat membuat makanan
sendiri karena peran dari klorofil yang dapat menyerap cahaya dan mengubahnya
menjadi makanan.
Karotenoid merupakan pigmen yang terdapat pada kloroplas dan kromoplas
pada tumbuhan dan organisme lainya. Karotenoid diproduksi di dalam lipid dan
molekul penyusun metabolit. Karotenoid menyerap cahaya biru dan memantulkan
cahaya berupa warna dengan panjang gelombang besar sehingga tanaman berwarna
merah ke kuning-kuningan. Karotenoid dapat menyebabkan warna pada daun berupa
oranye, jingga, dan kuning pada tumbuhan. Karotenoid memiliki fungsi antioksidan
bagidalam proses fisiologi tumbuhan.
Antosianin merupakan pigmen yang terdapat pada tumbuhan yang
mengandung glikosida dengan kandungan utamanya glukosa. Antosianin juga
disebut flavonoid yang dapat menyerap cahaya tampak. Antosianin pada Ph memiliki
warna yang berbeda. Pigmen antosianin berfungsi sebagai antioksidan dengan
menggunkan mekanisme penangkap radikal. Antosianin memberikan warna biru ke
ungu-unguan dalam tumbuhan.
Tanaman puring merupakan tanaman hias yang di budidayakan oleh manusia.
Puring termasuk kedalam tanaman perdu dari family Euphorbiceae, spesies
Codiaeum variegatum. puring dikembangkan dengan variasi warna daun yang
beragam, beserta bentuk daun yang beragam. Puring ditanam untuk di peroleh nilai
estetis beserta manfaat yang terkandung di dalamnya, dalam pemanfaatnya puring di
3
gunakan untuk isi tanaman hias di dalam taman, pinggir jalan maupun di pemisah
jalan. Daun puring dapat digunakan dalam mengidentifikasi pemisahan pigmen pada
daun, sehingga dapat diketahui jenis-jenis pigmen apa saja yang terkandung dalam
tanaman.
1.2 Tujuan
Mengetahui berbagai macam pigmen pada daun serta mempelajari sifat-sifatnya.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan memiliki organel sel yang salah satunya aalah plastida. Plastida
merupakan salah satu organ dalam stoplasma yang di dalamnya mengandung
berbagai macam pigmen pada tumbuhan. Pigmen tersebut memunculkan warna yang
berbeda-beda pada daun. Pigmen pada tumbuhan terdiri atas pigmen berwarna hijau
atau klorofil yang letaknya di daam kloroplas, pigmen berwarna merah-kuning yang
biasa dikenal dengan karotenoida (xanthofil dan karoten) yang letaknya di kromoplas,
dan flavonoid atau antosianin yang memberikan warna merah, ungu, biru yang terleta
di bagian vakuola (Mulyani, 2006).
Klorofil merupakan salah satu jenis pigmen yang terdapat pada tumbuhan
dan secara garis besar berada pada organ daun serta mengandug warna hijau. Jumlah
klorofil yang terkandung pada suatu tanaman mampu mengindikasi warna yang
terlihat pada daun. Tingkat kecerahan pada daun juga mampu mendefinisikan
seberapa besar jumlah klorofil yang terkandung. Jumlah klorofil yang telalu tinggi
menyebabkan daun tersebut berwarna hijau pekat bahkan hijau kebiruan. Kandungan
klorofil yang tinggi mampu mendorong suatu proses fotosintesis menjadi lebih efektif
dan efisien (Putri dkk., 2013).
Pembentukan suatu pigmen seperti halnya klorofil, sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan tempat tanaman tersebut ditanam. Kondisi lingkungan yang dapat
membuat proses pembentukan suatu klorofil optimal adalah kondisi yang mendukung
proses fisiologi tanaman (Banyo dkk., 2013). Kondisi lingkungan yang berpengaruh
di antaranya adalah kandungan air dan unsur hara dalam tanah, oksigen, tingkat
intensitas cahaya serta temperatur udara. Proses pembentukan klorofil tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan melainkan juga faktor genetik tanaman
itu sendiri (Setyanti dkk., 2013).
Menurut Sakuraba et al., (2013), daun yang berwarna hijau atau yang
mengandung klorofil lama kelamaan dapat berwarna kuning dibawah kondisi cahaya
5
yang tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan daun mengembang tinggi dan
produktivitas daun semakin menurun drastis ketika daun tersebut matang. Hal
tersebut berpengaruh terhadap kadar klorofil yang semakin berkurang dan didominasi
oleh pigmen yang lain seperti xanthofil. Xanthofil merupakan salah satu jenis pigmen
dalam tumbuhan yang memunculkan warna kuning pada daun.
Kandungan pigmen pada suatu daun juga dipengaruhi oleh faktor genetik
tanaman yang akan berakibat pada faktor fenotip tanaman tersebut. Faktor fenotip
yang muncul pada daun secara umum lebih sering terjadi pada daun muda, dimana
daun tersebut mengalami perubahan secara bertahap untuk menuju warna hijau
normal. Tahap perubahan tersebut diiringi dengan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman akibat faktor mutasi genesis. Sel tumbuhan yang di dalamna mengandung
suatu protein plastida pada dasarnya akan menargetkan peptida untuk mengangkut
sinyal agar membentuk suatu pigmen (Zhou et al., 2013).
Intensitas kandungan pigmen hijau atau klorofil pada daun juga dapat
diidentifkasi melalui usia daun pada tanaman tersebut. Daun yang mengalami
pertumbuhan lebih dulu (dewasa) memiliki pigmen hijau tua, artinya kandungan
klorofil pada daun tersebut optimal sehingga daun tersebut menjadi hijau pekat. Daun
yang usianya terlau dewasa (tua) maka warna pigmen daunnya menjadi kuning. Hal
tersebut menandakan bahwa pigmen klorofil pada daun yang tua mengalami
penurunan seiring berjalannya waktu, sehingga kandungan klorofil akan optimum
pada usia yang optimum pula (Bajgiran et al., 2012).
6
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Agrobiosains dengan judul acara “Identifikasi Pemisahan Pigmen
dalam Daun” dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Oktober 2017 pukul 15.30 sampai
17.00 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Mortir dan stamper
2. Neraca analitis
3. Corong pemisah dan statif
4. Gelas Ukur
5. Labu ukur
3.2.2 Bahan
1. Daun puring (merah, kuning, hijau)
2. CaCO3
3. Aseton
3.3 Cara Kerja
1. Menimbang 1 gram daun tanaman yang telah ditentukan
2. Menumbuk atau menghaluskan daun dengan mortar dan stamper, serta
menambahkan 1 gram CaCO3
3. Menambahkan 10 ml aseton. Menyaring larutan aseton yang berwarna gelap
dengan dengan kertaa filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
4. Menunggu hingga terjadi perubahan warna pada kertas saring, mengamati
gradasi warna yang terjadi pada kertas saring.
7
3.4 Variabel Pengamatan
Kandungan pigmen pada daun puring merah, hijau dan kuning.
3.5 Analisis Data
Pada praktikum kali ini menggunakan analisis data deskriptif berupa
deskriptif kualitatif.
8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Identifikasi pemisahan pigmen dalam daun
Pigmen
Sampel
Klorofil Karotenoida Anthosianin
Daun puring
hijau
√
√
─
Daun puring
kuning
√
√
─
Daun puring
merah
√
√
√
Keterangan:
√ : Ada ─ : Tidak ada
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang tertera dalam tabel pengamatan, dapat dijelaskan
bahwa kandungan pigmen yang terdapat pada daun puring berbeda antara daun
puring hijau, kuning dan merah. Pigmen pada daun tersebut dapat telihat
perbedaannya ketika di uji menggunakan larutan aseton, sehingga saat daun
dihaluskan dan ditambah 1 gram CaCO3 serta dilarutkan dengan 5 ml aseton
kemudian disaring menggunakn kertas filter, kandungan pigmen yang berbeda
tampak pada gradasi warna yang timbul di kertas tersebut. Pada daun puring hijau
dan puring kuning terdapat 2 (dua) jenis pigmen daun diantaranya klorofil dan
karotenoida. Pada daun puring hijau kandungan klorofil lebih dominan daripada
kandungan karotenoida sehingga unsur warna hijau pada daun lebih banyak dari
pada warna kuningnya.
Pada daun puring kuning memiliki kadungan karotenoida yang lebih
dominan daripada klorofilnya. Hal tersebut diketahui melalui warna yang timbul
pada kertas filter yang tampak warna kuning dominan. Jenis karotenoida yang
9
terkandung dalam daun ini berupa xhantofil. Xanthofil merupakan salah satu jenis
pigmen karotenoida yang memiliki warna kuning dan terletak di dalam
kromoplas, sehingga pada daun puring kuning memunculkan warna kuning lebih
mendominasi. Tingkat kepekatan warna kuning pada daun puring kuning
cenderung lebih optimal ketika didukung penerimaan cahaya matahri yang
optimum, dimana semakin panas temperatur udara maka pigmen klorofil pada
daun cenderung lebih menurun dan akhirnya daun menjadi pucat sehingga
kandungan xanthofil semakin tinggi daripada klorofil sehingga pigmen tersebut
bergeser dari pigmen hijau di kloroplas ke pigmen kuning di kromoplas.
(Dwidjoseputo, 1980).
Daun puring merah memiliki perbedaan pigmen yang terkandung di
dalamnya, dibandingkan puring hijau dan kuning. Pigmen yang terdapat pada
daun tersebut ada 3 (tiga) macam yaitu klorofil, karotenoida dan anthosianin. Hal
tersebut diketahui melslui gradasi warna yang terbentuk pada daun puring merah.
Gradasi warna yang timbul terdapat warna ungu yang membedakan dengan puring
hijau dan kuning. Daun puring jenis ini cenderung menampakkan warna merah
karena kandugan anthosianin lebih dominan daripada kandungan pigmen yang
lain.
Anthosianin merupakan jenis pigmen yang memiliki nama lain yaitu
flavonoid dan letaknya di vakuola, dimana pada pigmen ini sangat rentan
dipengaruhi oleh keaadan pH lingkungan. PH yang cenderung tinggi bahkan
cenderung rendah mampu mengubah warna yang timbul pada daun yang
beranthosianin. Warna daun puring merah pada acara praktikum ini adalah merah
menuju kehitaman, alasannya adalah tanaman tersebut berada mengandung
pigmen anthosianin yang relatif tinggi sehingga pada daun tampak menjadi merah
pekat.
Menurut Gogahu dkk., (2016), meskipun daun puring tersebut berwarna
kuning, akan tetapi pada daun itu tetap terkandung sejumlah klorofil. Hal tersebut
dikarenakan klorofil daun berperan penting dalam proses fotosintesis, dimana
klorofil berperan dalam menyerap sinar matahari sebagai sumber energi dalam
proses fotosintesis. Kandungan klorofil yang tinggi pada daun mengakibatkan
10
daun tersebut memunculkan warna hijau yang dominan dan daun cenderung hijau
pekat walaupun masih mengandung pigmen daun yang lain. Namun, apabila
jumlah kandungan klorofil pada daun tersebut cenderung lebih rendah dari
karotenoida dan anthosianin menyebabkan daun puring tersebut berwarna merah
atau kuning.
11
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pigmen yang terkandung pada tumbuhan terdiri atas berbagai macam yaitu
klorofil, karotenoida, dan anthosianin.
2. Pada daun puring hijau dan puring kuning mengandung jenis pigmen yang
sama yaitu klorofil dan karotenoida, namun jumlah yang dikandung
berbeda.
3. Pada puring hijau, pigmen klorofil lebih dominan, sedangkan pada puring
kuning, pigmen yang dominan adalah karotenoida
4. Puring merang mengandung ketiga pigmen tersebut sehingga warna yang
timbul pada puring merah lebih bervariasi karena terdapat pigmen
anthosianin atau pigmen merah.
5.2 Saran
Praktikum Agrobiosains acara”identifikasi pemisahan pigmen
daun”berjalan lancar namun ada beberapa pelaksanan yang berbeda dengan
metode yang praktikum yang diberikan. Dimana pada modul terulis bahwa jumlah
Aseton yang dituangkan adalah 10 ml, sedangkan pada kenyataan praktikumnya
hanya 5 ml, sehingga praktikan nampak kebingungan antara yang di modul dan
perintah asisten. Semoga untuk kedepannya lebih disesuaikan dengan modul yang
telah dibagikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bajgiran, P. R., M. Muehiro, K. Omasa. 2012. Relationships between the
Photochemical Reflectance Index (PRI) and Chlorophyll Fluorescence
Parameters and Plant Pigment Indices at Different Leaf Growth Stages.
Photosynth Res, 113: 261-271.
Banyo, Y. E., N. S. Ai, P. Siahaan, A. M. Tangapo. 2013. Konsentrasi Klorofil
Daun pada saat Kekurangan Air yang Diinduksi dengan Polietilen Glikol.
Ilmiah Sains, 13(1): 1-8.
Dwidjoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Gogahu, Y., N. S. Ai, P. Siahaan. 2016. Konsentrasi Klorofil pada Beberapa
Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatumL.). MIPA, 5(2): 76-80.
Putri, W. D. R., E. Zubaidah, dan N. Sholahudin. 2013. Ekstraksi Pewarna Alami
Daun Suji, Kajian Pengaruh Blanching dan Jenis Bahan Pengekstrak. Teknik
Pertanian, 4(1): 13-24.
Setyanti, Y. H., S. Anwar, dan W. Slamet. 2013. Karakteristik Fotosintetik dan
Serapan Fosfor Hijauan Alfafa (Mendicago sativa) pada Tinggi Pemotongan
dan Pemupukan Nitrogen yang Berbeda. Animal Agriculture, 2(1): 86-96.
Sakuraba, Y., M. L. Rahman, S. H. Cho, Y. S. Kim, H. J. Koh, S. C. Yoo, and
N. C. Paek. 2013. The Rice Faded Green Leaf Locus Encodes
Protochlorophyllide Oxidoreductase B and is Essential for Chlorophyll
Synthesis under High Light Conditions. Plant, 74: 122-133.
Mulyani, S. E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Zhou, K., Y. Ren, J. Lv, Y. Wang , F. Liu, F. Zhou, S. Zhao, S. Chen, C. Peng,
X. Zhang , X. Guo, Z. Cheng, J. Wang, F. Wu, L. Jiang, J. Wan. 2013.
Young Leaf Chlorosis 1, a Chloroplast-Localized Gene Required for
Chlorophyll and Lutein Accumulation During Early Leaf Development in
Rice. Planta, 273: 279-292.
13
LAMPIRAN
Gambar 1. Proses penimbangan daun puring
Gambar 2. Proses perobekan daun sebelum ditumbuk
14
Gambar 3. Penambahan CaCO3
Gambar 4. Aseton
15
Gambar 5. Proses penumbukan daun
Gambar 6. Penambahan aseton
16
Gambar 7. Penyaringan ekstrak pigmen daun puing merah
Gambar 8. Penyaringan ekstra pigmen daun puring kuning
17
Gambar 9. Hasil pemisahan pigmen daun puring hijau
18
Gambar 10. Flowchart Acara 1
Gambar 11. Tabel ACC acara 1
19
LITERATUR
Bajgiran, P. R., M. Muehiro, K. Omasa. 2012. Relationships between the
Photochemical Reflectance Index (PRI) and Chlorophyll Fluorescence
Parameters and Plant Pigment Indices at Different Leaf Growth Stages.
Photosynth Res, 113: 261-271.
20
Banyo, Y. E., N. S. Ai, P. Siahaan, A. M. Tangapo. 2013. Konsentrasi Klorofil
Daun pada saat Kekurangan Air yang Diinduksi dengan Polietilen Glikol.
Ilmiah Sains, 13(1): 1-8.
21
Dwidjoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
22
Gogahu, Y., N. S. Ai, P. Siahaan. 2016. Konsentrasi Klorofil pada Beberapa
Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatumL.). MIPA, 5(2): 76-80.
23
Putri, W. D. R., E. Zubaidah, dan N. Sholahudin. 2013. Ekstraksi Pewarna Alami
Daun Suji, Kajian Pengaruh Blanching dan Jenis Bahan Pengekstrak. Teknik
Pertanian, 4(1): 13-24.
24
Sakuraba, Y., M. L. Rahman, S. H. Cho, Y. S. Kim, H. J. Koh, S. C. Yoo, and
N. C. Paek. 2013. The Rice Faded Green Leaf Locus Encodes
Protochlorophyllide Oxidoreductase B and is Essential for Chlorophyll
Synthesis under High Light Conditions. Plant, 74: 122-133.
25
Setyanti, Y. H., S. Anwar, dan W. Slamet. 2013. Karakteristik Fotosintetik dan
Serapan Fosfor Hijauan Alfafa (Mendicago sativa) pada Tinggi Pemotongan
dan Pemupukan Nitrogen yang Berbeda. Animal Agriculture, 2(1): 86-96.
26
Mulyani, S. E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
27
Zhou, K., Y. Ren, J. Lv, Y. Wang , F. Liu, F. Zhou, S. Zhao, S. Chen, C. Peng,
X. Zhang , X. Guo, Z. Cheng, J. Wang, F. Wu, L. Jiang, J. Wan. 2013.
Young Leaf Chlorosis 1, a Chloroplast-Localized Gene Required for
Chlorophyll and Lutein Accumulation During Early Leaf Development in
Rice. Planta, 273: 279-292.