scuba holic #16

32

Upload: unit-selam-ugm

Post on 26-Mar-2016

238 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Selama ini tentu saja kita sudah sering mendengar bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dan pernah terkenal dengan sebutan wilayah Nusantara. Tetapi mungkin saja tak banyak dari kita yang tahu tentang sejarah kenusantaraan tersebut. Perlu diketahui, Nusantara telah lebih dahulu merepresentasikan wilayah Indonesia, ketimbang kata ‘Indonesia’ sendiri. Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang luar biasa. Kita tentu saja biasa mendengar dendang lagu ‘nenek moyang ku seorangpelaut’ , atau tak jarang juga sedari kecil kita telah dikenalkan dikenalkan dengan cerita Phinisi, kapal legenda bercadik milik Suku Bugis, yang telah melaut, mengelilingi dunia. Pada edisi ke #17 ini, tim Scuba Holic mengangkat isu mengenai sejarah Nusantara, dengan harapan bahwa kita sebagai generasi muda mampu memaknai kembali, bahwa Indonesia dahulu pernah memiliki sejarah kelautan yangsangat luar biasa. Jadi, kenapa sekarang kita tidak menco

TRANSCRIPT

Page 1: Scuba Holic #16
Page 2: Scuba Holic #16

Kantor PenjualanGaruda Indonesia Yogyakarta

Shopping Arcade, Royal Ambarrukmo HotelJalan Laksada Adisucipto nomor 81, Yogyakarta 55281

Tel. 0274 551515 / 4469084 / 4469085Fax 0274 558489 / 558473

GARUDA INDONESIAThe Airline of Indonesia

Page 3: Scuba Holic #16

iklan : [email protected]

Page 4: Scuba Holic #16

Scuba Holic diterbitkan oleh Unit Selam UGM, sebagai me-dia informasi dan komuni-kasi mengenai dunia penyela-man. Majalah ini memiliki versionline yang dapat diunduh di website resmi Unit Selam UGM.Penanggungjawab:Aldian GiovannoPimpinan Umum :Annisa FilaniaPimpinan Redaksi :Moses ParlindunganEditor :Moses ParlindunganRedaktur Tulisan :Arfian SetiajiRedaktur Foto :Firly FathyaDesain Konten :Lola Karlina, Annisa FilaniaPimpinan Perusahaan:Fatah DamarPeriklanan :Ari Baskoro, TriswantoProduksi :Agung Prakoso, Bobby D.Distribusi:Vega Felicia, Ivonne M.Cover :Lukas Alfario (@Lalfario)

Alamat Redaksi:Sekretariat Unit Selam UGM, Gelanggang Mahasiswa UGMJalan Pancasi la no. 1 Bulak-sumur, Yogyakarta 55281Website : www.selamugm.orgTwitter : @selamugmFacebook : Unitselam UGM

DAFTAR ISIEnvirontment6 Potret Buram Pelestarian Biota Laut di Muara Angke

Dive Jpeg9Dive Destination12 Sabang, Pulau Weh

Marine Bites16 Putri Duyung Sang Petualang

Aqua Sounds18 Youth Movement

Diver’s Health21 Barotrauma

Who’s Bubbling22 Karania Metta

Gear Up24 Divephone

Divenotes26 Gorontalo, Surga yang Tersembunyi

Vacancy29 ‘Kosong’

Dive Event30 Travel Writing Workshop with Yudasmoro

Kritik/saran :[email protected] subject : kritik/saran.Terimakasih, selamat membaca!

Page 5: Scuba Holic #16

Merebaknya event yang melibatkan generasi muda untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan, menjadi salah satu trend yang kini sedang berkembang. Salah satu contohnya, Kegiatan Kapal Pemuda Nusantara yang diselenggarakan oleh Di-nas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga dengan membawa misi mengajak generasi muda untuk kenal dengan potensi lautan Indonesia. Tidak sampai disitu, ba-nyak corporate sosial responsibility yang juga kini aktif mengadakan kegiatan yang sama, dengan target yang sama, yakni generasi muda untuk melakukan campaign de-ngan mengusung tema-tema popu-ler mengenai lingkungan, seperti isu save sharks, gerakan satu hati peduli lingkungan, save the ocean, dan lain-lain. Gerakan ini tentu saja tak lepas dari tujuan, agar generasi muda sebagai pemegang kendali dan motor penggerak, diharapkan mampu berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan laut Indonesia. Mengutip kata-kata Marilyn Manson , “the aspiration to save the world is a morbid pheno-menon of today’s youth”, so what are we waiting for? Let’s make a blast, youth!

Salam bahari!

Editorial Notes

Page 6: Scuba Holic #16

Potret Buram Pelestarian Biota Laut di Muara Angke

Teks : Ari BaskoroFoto : spesial, Moses Parlindungan

“Di Muara Angke, selain karang terdapat juga biota laut yang diburu

dengan cara dibom dan dijaring.”

DKI Jakarta sebagai kota metro-politan ternyata memiliki daerah dimana terdapat keindahan bawah laut yang mengagumkan, yakni di Kepulauan Seribu. Akan tetapi kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga dan melestarikan laut, ditambah dengan praktik pen-jualan ikan hias laut yang terus ber-

langsung tanpa henti mengakibat-kan lingkungan bawah laut di utara Jakarta ini semakin mengkhawatir-kan. Sebagai contoh adalah apa yang terdapat di sekitar pelabuhan Muara Angke, yang menjadi pintu utama menuju Kepulauan Seribu, selain pu-sat transportasi laut di daerah Jakarta,Pelabuhan Muara Angke juga meru-

6 environment

Page 7: Scuba Holic #16

environment 7

pakan pusat kegiatan pelelangan dan penjualan ikan. Ikan yang dijual mulai dari ikan yang biasa dikon-sumsi, hingga ikan hias serta biota laut lain yang memiliki penampilan menarik. Hal yang menjadi sorotan adalah tidak semua biota laut yang ada dapat diperjualbelikan. Hal Ini berhubungan dengan keseimba-

ngan alam. Salah satu biota laut yang diperjualbelikan adalah karang. Pe-ngambilan karang secara liar dan tidak prosedural akan sangat meng-ganggu keseimbangan lingkungan bawah laut. Ketidakseimbangan di bawah laut bahkan dapat mempenga-ruhi tingkat keseimbangan ekosistem di darat, karena keduanya yang sa-ling berkesinambungan. Selain itu, ka-rang juga dapat berfungsi untuk mem-bantu mengurangi korosi air laut. Ditin-jau dari perkembanganya juga karang hanya tumbuh 1 cm per tahunnya. Jika tidak segera dilakukan upaya penang-gulangan praktik pengambilan karang secara liar ini, akan sangat berakibat buruk terhadap ekosistem lingkungan.

Di Muara Angke, selain karang ter-dapat juga biota laut yang diburu de-ngan cara dibom dan dijaring. Para nela-yan atau pemburu biota laut di Muara Angke ini menggunakan kapal untuk mengangkut hasil tangkapan mereka. Biota yang menjadi tangkapan tidak hanya jenis yang mudah berkembang biak, tetapi juga jenis biota laut yang membutuhkan waktu regenerasi cu-kup lamapun ikut diburu. Ikan dan biota laut yang ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam kantong be-sar dan dibawa ke Muara Angke un-tuk dijual. Harga penjualannya bah-kan bisa mencapai Rp 10.000.000,00, berdasarkan dialog dengan penjual ikan hias yang ada di Muara Angke.Pada kenyataannya, biota laut tersebut sangatlah penting dalam hal keseim-

Page 8: Scuba Holic #16

bangan ekosistem bawah laut yang ada. Perburuan dan penangkapan liar akan menimbulkan kelangkaan jenis mahluk laut yang diburu secara liar tersebut. Selain itu, tentu den-gan semakin sedikitnya biota bawah laut akan mengurangi daya tarik di daerah bawah laut terkait. Ini men-jadi tugas kita, khususnya para pe-

nyelam yang mengerti seluk-beluk pelestarian lingkungan bawah laut untuk menjaganya dari apapun yang merusak ekosistem bawah laut. Jika kita bergantung dengan alam, maka diharapkan juga kita untuk menjaga alam kita. Alam akan mem-beri, jika kita menjaganya tentu.

8 environment

Page 9: Scuba Holic #16

Freedom by Agung Prakoso

Lokasi : Gili TrawanganKamera : Canon 1000 DF 4 | exposure 1/1600

dive jpeg 9

Page 10: Scuba Holic #16

Clown Fish by Prastiano

Lokasi : Pulau KangeanKamera : Canon Powershot G12

F 4 | exposure 1/250

10 dive jpeg

Page 11: Scuba Holic #16

Mini Creature by Rihatma Punta Dewa

Lokasi : Taman Nasional BaluranKamera : Canon Powershot G12F 4 | exposure 1/250

dive jpeg 11

Page 12: Scuba Holic #16

Sabang merupakan salah satu kota di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang

terletak di Pulau Weh, ujung paling barat dari wilayah Indonesia. Perjala-nan menuju Sabang bisa dibilang susah-susah mudah. Mudah karena bisa dijangkau dengan transportasi umum (kapal) yang bisa dibilang cukup lumayan. Sedangkan bisa di-katakan susah karena kendala yang sering, dan terbukti saya hadapi, untuk menuju kesana adalah cuaca

yang terkadang sulit ditebak dan ke-tersediaan kapal menuju Sabang. Bila beruntung kita bisa melihat gerom-bolan lumba-lumba bermigrasi yang mengejar buih kapal selama perjala-nan laut. Singgah di Aceh sebelum menyeberang ke Sabang, saya mera-sakan atmosfer yang sama sekali baru dan pemandangan-pemandan-gan menarik. Salah satu pemanda-ngan “unik” tersebut adalah ketika melewati jalanan di Aceh daratan saya melihat baliho iklan Agnes Mo-

Sabang, Pulau WehTeks : IndriyaniFoto : Spesial

“Iboih dan Rubiah diambil dari nama pasangan suami istri yang bertengkar, lalu sang istri mengasingkan diri diseberang pulau yang kemudian diberi nama Rubiah.

12 dive destination

Page 13: Scuba Holic #16

nica lengkap dengan jilbab un-tuk iklan shampoo, maupun Ni-kita Willy berhijab memegang ice cream. Penegakan syariat Is-lam di provinsi ini memang men-jadi semacam harga mati, nama-nya saja Negeri Serambi Mekah.

Sampai di Sabang, suasananya sangat berbeda dengan Aceh da-ratan yang kental dengan nuansa islami. Walaupun termasuk dalam kawasan syariat Islam, atas nama pengembangan pariwisata atau apapun yang berhubungan dengan itu, sepertinya daerah ini dijadikan permakluman dalam pelaksanaan syariat Islam itu sendiri. Tanpa mem-buang waktu, saya bergegas menuju Iboih melalui jalur darat sekitar dua jam. Perlu diingat, Sabang hanya

mempunyai satu titik paling ramai yang bisa disebut “pusat kota”, ya-itu dekat pelabuhan Teluk Sabang.

Serasa terhipnotis, perjalanan dua jam menuju Iboih terasa sangat sing-kat. Beberapa kali saya harus naik tu-run melewati bukit dengan panora-ma laut lepas dan pulau-pulau kecil di kiri jalan. Mengapa saya memilih stay di Iboih? Selain karena dekat dengan dive centre, disana kita bisa menyewa bungalow di tepi pantai lengkap de-ngan hammock yang langsung menghadap Pulau Rubiah. Menurut cerita yang beredar, Iboih dan Rubiah diam-bil dari nama pasa-ngan suami istri yang bertengkar, lalu sang istri men-gasingkan diri diseberang pulau yang kemudian diberi nama Rubiah. Di Iboih terdapat dua dive centre yang ke-

dive destination 13

Page 14: Scuba Holic #16

duanya dikelola oleh masyarakat lo-kal sabang, yaitu ‘Rubiah Tirta Dive’ dan ‘Lumba-Lumba’. Karena keb-etulan pemiliknya orang lokal dan sekitar lima tahun yang lalu salah seorang senior saya di Unit Selam UGM pernah melaksanakan KKN di Sabang yang memiliki relasi dengan pemilik dive centre, saya sangat ter-bantu dalam melakukan penyela-man. Terdapat banyak dive spot di Sabang, namun karena pada hari itu hanya ada satu rombongan yang berangkat, saya hanya bisa mengi-kuti rombongan itu ke spot Arus Balee. Baru setahun menekuni di-ving, saya langsung dibuat terkesima

oleh makhluk-makhluk bawah air Sa-bang. Selama diving saya ditemani oleh seorang divemaster yang sa-ngat ramah. Tidak sekedar melayani pelanggan, setelah penyelaman dive-master yang menjadi pemandu saya membawakan buku ikan dan karang, lalu menjelaskan tentang apa saja yang kami temui selama penyela-man. Bila penyelaman-penyelaman sebelumnya saya lebih sering me-lihat karang, pada penyelaman kali ini saya dikejutkan oleh makhluk-makhluk bawah air yang berukuran besar. Baru beberapa menit setelah descending, saya sudah disambut oleh Octopus dan Moray Eel yang

14 dive destination

Page 15: Scuba Holic #16

kurang lebih diameternya hampir 10 cm. Selama penyelaman saya juga bertemu Marbled Stingray, Leaf Scorpionfish, dan Giant Trevally yang belum pernah saya temui di penyela-man sebelumnya. Selain mendapat-kan penyelaman yang memuas-kan hati, saya juga beruntung bisa

mendapatkan potongan harga me-nyelam setelah berbincang lama dengan pemilik dive centre. Seperti-nya dengan sekali penyelaman tidak cukup untuk menceritakan keindah-an bawah laut Sabang, karena masih banyak spot lain disana yang mung-kin lain waktu harus saya selami.

Where to stay:Iboih, Olala Bungalaw, Café & Restaurant. mobile: +62 852 60 607311e-mail: [email protected] Center:Rubiah Tirta Divers Iboih Beach - Pulau Wehphone: +62 652 3324555. mobile: +62 852 88 415820How to get there:Terbang dengan maskapai apapun menuju AcehBandara Sultan Iskandar Muda – Pelabuhan Ulee Lheue (45 menit dengan mobil)Pelabuhan Ulee Lheue - Pelabuhan Teluk Sabang (4 jam kapal ferry/ 2jam kapal cepat)Pelabuhan Teluk Sabang - Iboih (2-3 jam dengan mobil)

dive destination 15

Page 16: Scuba Holic #16

Teks : Kurnianti NurFoto : Spesial

Putri Duyung sang Petualang

16 marine bites

Page 17: Scuba Holic #16

Dugong adalah salah satu dari empat spesies Sirenia atau lembu laut yang masih bertahan hingga kini selain Manatee. Dugong juga merupakan satu-satunya Sirenia yang bisa ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik.

Dugong memiliki beberapa keuni-kan seperti adaptasinya yang luar biasa di dalam laut dan monco-ngnya yang menghadap ke bawah yang sangat membantu Dugong saat makan, tanpa harus meli-hat posisi makanan tersebut se-hingga mata Dugong difungsikan untuk mengawasi situasi sekitar.

Walaupun gemuk, tetapi dalam be-berapa pose, Dugong lebih mirip hewan dalam mitos putri duyung. Sebagai contoh saat dugong ber-jemur. Tubuhnya yang besar tam-pak seperti orang sedang ber-baring menyamping dan ekornya terjuntai seperti kaki manusia.

Dugong hanya bisa memakan tum-buhan yang ada di dalam laut, yakni lamun. Lamun merupakan tumbu-han berbunga yang menyesuaikan diri dengan terbenam di dalam laut yang tumbuh subur di daerah pa-sang surut di perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman hingga 4 meter.

Dugong termasuk makhluk so-sial. Mereka berkomunika-si de-ngan suara yang berbe-da-beda amplitudonya sesuai dengan keadaan yang sedang mer-eka hadapi. Dugong biasanya hi-dup berkelompok. Dugong terma-suk spesies semi-nomaden karena mereka akan bepergian ke lokasi yang jauh untuk mencari lamun sebagai pakan utama. Tetapi mer-eka mungkin juga menetap cukup lama di suatu tempat. Hal ini ter-gantung dari jumlah dan kualitas pakan yang ada di kawasan tersebut.

marine bites 17

Page 18: Scuba Holic #16

Well, tema besar yang diang-kat oleh Scuba Holic kali ini adalah youth issue, atau

yang dapat diterjemahkan bebas se-bagai isu tentang kaum muda. Ketika mendengar kata pemuda, hal per-tama yang sering terlintas di pikiran saya adalah mengenai heroism. Semi-sal tentang Soekarno dan Hatta yang mendorong kemerdekaan bangsa ini atau tentang Jenderal Soedirman yang sangat cemerlang de-ngan keberaniannya di usia muda untuk maju memimpin perang melawan Belanda. Ya, kata pemuda memang diidentikkan dengan sosok-sosok pahlawan di atas. Seringkali kata

pemuda terjebak dalam urusan-urusan besar mengenai segudang permasalahan nasional bangsa ini. Mulai dari korupsi, kemiskinan, hingga pengangguran. Semuanya kemudian ditanggungkan ke benak pemuda-pemuda harapan bangsa.

Saya ingat ketika 11 pemuda In-donesia dipandang sebagai ujung tombak dan titik tumpuan konsep besar bernama nasionalisme. Ke-tika 11 pemuda yang saat me-reka masih kecil tidak membayangkan hobinya untuk bermain sepakbola membawa beban kehormatan yang begitu tinggi untuk tidak boleh kalah

“Mereka hanya sekedar sekelompok pemuda yang berusaha berkarya dalam porsi yang kecil, dalam isu yang tidak populis, dan dalam rangka untuk memperjuangkan

kebebasan suara mudanya”

Teks : AbyatarFoto : Dok. Unit Selam UGM, Sefin, Adhisty

Youth Movement18 aqua sounds

Page 19: Scuba Holic #16

dihadapan bangsa lain. Demi kehor-matan bangsa, semuanya dibeban-kan pada pundak kesebelas pemuda itu. Mungkin kita semua lupa bahwa 11 pemuda itu sekedar ingin ber-main sepakbola. Mereka hanya ingin menciumi bau rerumputan, menen-dang bola untuk masuk ke gawang, serta sekedar ingin bersenda gurau dengan kawan dan lawan. Pun bila mereka membawa nama bangsa, mereka hanya ingin membawanya se-bagai kebanggaan tanah airnya.

Tetapi ketika mereka kalah, pemuda itu dicaci. Dianggap salah ketika bola yang diperebutkan masuk ke gawang me-reka. Kegagalan membawa piala dianggap kekalahan bangsa. Kita lupa, ketika mereka kecil, mereka per-nah bermain setiap sore tanpa pernah pulang untuk dicaci karena kalah. Kini, atas nama harapan bangsa kita be-bas mencacinya. Sama seperti ketika disudut lain Indonesia sang harapan bangsa sekedar mampu membakar

ban ditengah jalan sembari berorasi tentang kebobrokan bangsa ini, lalu ditutup dengan lemparan batu ke arah polisi. Beban pemuda di bangsa ini terlalu berat. Ditumpangkan ma-salah politis hingga jargon pemuda pembawa perubahan. Semuanya tentang romantisme sejarah pe-rubahan yang dibawa pemuda.Kita sering lupa bahwa mereka yang berjoget tiap pagi di acara musik televisi juga seorang pemu-da-pemudi. Begitu pula dengan mereka yang mengangkut ke-ranjang ikan dipasar-pasar setiap pagi, mereka yang sekedar non-gkrong di mall atau pinggir jalan, mereka yang berkumpul untuk bernyanyi di pos ronda tiap malam hingga diusir tetangga, juga mereka yang sekedar duduk-duduk dipantai setiap sore sembari curi-curi pan-dang ke bule yang sedang berje-mur, mereka semua adalah pemuda.Pemuda bukan sekedar mereka yang mengenakan setelan jas ra-

aqua sounds 19

Page 20: Scuba Holic #16

pih ala paskibraka. Tetapi anak muda yang berada disetiap per-simpangan jalan kota hingga me-reka yang sedang memandikan ker-bau di sawah juga adalah pemuda.Pemuda bukan sekedar mereka yang dianggap menjadi tumpuan masa de-pan bangsa. Pemuda adalah mereka yang tak takut untuk salah. Pemuda adalah mereka yang berani keluar dari sistem yang lemah untuk membuat perubahan sekecil apapun. Pemuda selalu sama dari dahulu hingga kini. Mereka adalah manusia-manusia bebas. Bebas untuk berkarya dalam kar-yanya masing-masing dan karya itulah yang akan menjadi pembeda satu pemuda dengan pemuda lainnya. Tak mungkin semua pemuda menjadi pembawa dan pengibar bendera. Tak mungkin pula semua pemuda ang-kat senjata pada masa kemerdekaan. Semuanya mengambil porsinya mas-ing-masing. Tetapi satu yang pasti, me-

reka adalah pembawa perubahan.Itulah mengapa Scuba Holic kali ini mengangkat tema youth issue atau pemuda. Kami berharap untuk mem-beri satu suara bahwa masih ada pemuda seperti kami. Menjadi tanda pengingat bahwa pemuda bukan sekedar mereka yang mampu mem-bawa harum nama Indonesia diber-bagai Olimpiade Fisika tingkat dunia. Juga bukan mereka yang memiliki nasionalisme begitu tinggi berben-tuk patriotisme angkatan bersenjata. Mereka hanya sekedar sekelompok pemuda yang berusaha berkarya dalam porsi yang kecil, dalam isu yang tidak populis, dan dalam rangka untuk memperjuangkan kebebasan suara mudanya. Mereka adalah kita semua yang masih percaya bahwa karya sekecil apapun dari setiap indi-vidu yang merdeka atas dirinya sen-diri akan mampu terus bersuara dan memberi dampak bagi sekitarnya.

20 aqua sounds

Page 21: Scuba Holic #16

Barotrauma disebabkan karena per-bedaan tekanan udara di dalam dan di luar gendang telinga yang berhubun-gan dengan perubahan ketinggian seperti misalnya saat dalam pener-bangan, menyelam, atau berkendara melewati pegunungan. Jika sedang mengalami hidung tersumbat karena alergi, pilek atau infeksi saluran napas atas, kemungkinan kita me-ngal-ami barotrauma akan lebih tinggi.Adapun beberapa gejala yang mungkin kita rasakan saat me-ngalami barotrauma adalah pusing, rasa tidak nyaman atau nyeri pada salah satu atau kedua telinga, daya pendengaran sedikit menurun, dan rasa penuh atau sesak di dalam te-linga. Jika kondisi barotrauma yang Anda alami berkepanjangan, maka gejala-gejala yang mungkin muncul adalah nyeri telinga, merasa tekanan pada telinga (seperti ketika berada di dalam air), kehilangan daya pen-dengaran sedang hingga parah, dan mimisan (keluar darah dari hidung).

Untuk menghilangkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada telinga, cobalah untuk membuka tuba eustasius dan menyamakan tekan-an. Bagi penyelam, sebaiknya naik dan turun secara perlahan-lahan. Menyelam ketika kita terserang alergi atau infeksi saluran napas akan sangat berbahaya, karena bisa memicu barotrauma yang serius. Obat-obatan yang direkomendasi-kan untuk mengatasi barautroma antara lain golongan Antihista-min, Dekongestan, dan SteroidMeski demikian, beberapa kom-plikasi dapat muncul akibat baro-trauma, jika terjadi berkepanja-ngan, berulang atau parah. Beberapa komplikasi tersebut di antaranya adalah infeksi telinga akut, kehila-ngan pendengaran, gendang teli-nga pecah atau robek, dan vertigo.Segera hubungi dokter atau menuju pusat pengobatan terdekat, jika peng-obatan mandiri dirasa tidak berhasil.

BAROTRAUMATeks : TriswantoFoto : spesial

diver’s health 21

Page 22: Scuba Holic #16

1. Halo Karin Apakabar? Sekarang kamu lagi sibuk kegiatan apa?Hai Unyil, kabarnya baik banget. Hmm, selain sibuk ngantor, ma-sih tetep update sama kampa-nye #savesharks dong tentunya.

2. Kalau boleh tau nih, umur kamu berapa sih?Saya masih dua puluh tahun kok, tapi tiga tahun yang lalu , hehehe

3. Gimana sih cerita awalnya kamu bisa tertarik dengan #savesharks cam-paign?

Udah dari jaman kuliah saya tertarik sama isu lingkungan mulai dari global warming, orang utan, gajah, hingga kisah sedih di balik topeng monyet. Hingga akhirnya sampai pada akhir tahun 2012 lalu, saya mengikuti kom-petisi Nescafe Journey 2 dengan misi Save The Ocean nya Riyanni Djang-karu tentang alasan-alasan kenapa sih kita harus #savesharks. Jujur, itu pertama kalinya saya tahu tentang isu ini juga tentang hubungan hiu de-ngan laut juga dengan kita, manusia

4. Ohya, kenapa campaign nya

Teks : Arfian SetiajiFoto : Dok. pribadi & Dwi Aryo

Karania Metta

22 who’s bubbling

Page 23: Scuba Holic #16

harus tentang #savesharks sih?Karena isu hiu masih belum ba-nyak yang tahu padahal sebena nya hiu itu adalah kunci keseim-bangan dalam ekosistem laut yang mulai terancam populasinya.

5. Emang sekarang kondisi populasi hiu di Indonesia bagaimana?Kondisinya semakin parah, Dalam 30 tahun terakhir populasinya sudah mengalami penurunan drastis hingga lebih dari 90%! Bisa dibayangkan seberapa menyedihkannya kondisi la-utan kita sekarang. Dan Indone-sia adalah salah satu negara yang berkontribusi paling besar dalam berkurangnya populasi hiu di dunia.

6. Emang usaha apa aja sih yang bisa kita lakukan dalam upaya melindungi populasi hiu?Usaha paling mudahnya sih stop membeli apapun itu yang berbahan dasar hiu, mulai dari bayi hiu, sirip hiu, minyak hiu, bahkan aksesoris dari gigi hiu. Yang pasti kita harus mulai menjadi konsumen yang le-bih bijak, karena sebenarnya kita itu pemegang kunci pasar. Saat permintaan turun, otomatis perburuan hiu juga bisa ikut berkurang, kan? Biar lebih jelas bisa akses vi-deo saya, Sefin, dan Riyanni Djangkaru ‘Runaway Shark’ di you-tube. Bantuin sebar juga yah, biar ma-kin banyak yang tahu dan mengerti.

7. Di umur yang masih tergolong muda, kenapa kamu tertarik dengan

isu lingkungan laut seperti #save-sharks?Ada banyak alasan saya tertarik de-ngan #savesharks salah satunya kare-na meluasnya praktek sharkfinning, sebuah praktek pengambilan sirip hiu dimana hiu yang tertangkap lang-sung dipotong siripnya dan tubuhnya dibuang kembali ke laut hidup-hidup. Selain itu, karena masih banyak yang belum sadar dengan pentingnya hiu sebagai penjaga & penyeimbang ke-hidupan laut. Untuk diketahui hiu mengandung zat merkuri 40 kali diatas batas aman untuk dikonsumsi.Dan lewat kampanye #savesharks ini, saya percaya kalau setiap individu punya suara untuk membuat peruba-han, buktinya selain saya, banyak loh teman-teman yang udah melaku-kan gerakan #savesharks secara in-dependent, beberapa diantaranya adalah Adhisty, seorang guru seni yang mengajak muridnya berkarya sambil #savesharks, ada Sefin yang melakukan ge-rakan 1000 anak muda dukung #savesharks, juga Vi-cho yang bersosialisasi di sekolahnya.

8. Menurut kamu, apa arti laut bagi kehidupan manusia?Saya ingat ucapan Bapak Marcus Wanma, Bupati Raja Ampat, “dari laut kita hidup, maka kita harus jaga laut.” Buat saya, itu udah cukup merangkum sih.

9. Anyway, kalau ngomongin masa depan nih, cita-cita kamu apa sih?

who’s bubbling 23

Page 24: Scuba Holic #16

Give back ke alam dengan cara terjun langsung dan sedikit-nya berkontribusi melakukan se-suatu yang bisa berguna untuk alam. Jadi secara tidak langsung, le-wat kampanye #savesharks ini, saya sedang menjalani salah satu cita-cita saya. Dan satu lagi yang sampai sekarang masih digenggam adalah keinginan untuk keliling dunia.

10. Terakhir, kamu punya pesan ga

untuk generasi muda Indonesia dalam upaya menjaga lingkungan laut?Jauh lebih mudah menjaga dari-pada mengembalikan yang sudah rusak atau bahkan hilang, kan? Jadi, yuk, mulai peduli. Itu aja sih, karena saya yakin kalo kepedu-lian yang dimulai dari diri sendiri adalah awal dari semua langkah kecil yang membawa perubahan.

24 who’s bubbling

Page 25: Scuba Holic #16

Setiap penyelam yang memiliki pon-sel pintar atau yang lebih dikenal dengan smartphone sekarang sudah dapat memiliki divecom yang sesung-guhnya dalam ponselnya. DivePhone ini didesain oleh Boğaziçi Underwa-ter Research Center di Istanbul, Turki.

DivePhone adalah sebuah perang-kat yang dapat mentransformasikan ponsel menjadi sebuah dive com. Di-vePhone terdiri dari 3 elemen utama yakni Software (dapat digunakan untuk IOS dan Android), modul elek-tronik eksternal (dengan WiFi untuk komunikasi), dan housing pelind-ung. Modul eksternal secara nirkabel akan mengirimkan data penyela-man anda ke ponsel anda. Aplikasi ini disebut Depth Monitor. Aplikasi

ini menampilkan informasi kedala-man dan temperatur serta no deco time dan deco stop times, selayaknya data yang ditampilkan di dive com. DivePhone ini memiliki baterai dapat tahan selama ± 8 jam dan diisi ulang dengan menggunakan koneksi USB. Housing yang digunakan dapat men-capai kedalaman 80 meter. Memiliki kelebihan yaitu dapat memungkink-an penyelam untuk mendapatkan data penyelaman yang bisa diakses langsung dalam ponselnya, namun DivePhone ini tidak dapat melaku-kan fungsinya untuk akses komuni-kasi misalnya messaging, telepon, internet, dsb. saat sedang menyelam.

Teks : Vega FeliciaFoto : Spesial

DivePhone

gear up 25

Page 26: Scuba Holic #16

Pagi itu, saya memulai hari den-gan mengganti status Black-berry Messenger saya men-

jadi “Yogyakarta-Jakarta-Makassar -Gorontalo”. Saya akan terbang dari Yogyakarta, kemudian transit di Jakarta, lalu dari Jakarta mesti ha-rus transit lagi di Makassar, baru-lah sampai pada tujuan akhir saya di Gorontalo. Perjalanan pesawat domestik terpanjang dan terlama yang pernah saya alami, dan jika melihat tiket pesawat saya, dari Yogyakarta take off pukul 10 pagi,

diperkirakan baru landing di Goron-talo sekitar pukul 20.00 malam.

Singkatnya, setibanya di Gorontalo saya langsung menuju ke tempat me-nginap saya di daerah Lapangan Taru-na. Setelah beristirahat seharian, saya pun siap menjelajahi Gorontalo. Hari ke-dua saya habiskan untuk menge-lilingi Kota Gorontalo dengan ben-tor atau becak motor. Hal yang me-narik dari bentor di Gorontalo adalah kebanyakan motor yang dipakai dapat dikatakan motor baru dan tak

“Saya pun makin terkesima dengan Salvador Dali, ketika Pak Noldi kembali mengatakan bahwa Salvador Dali hanya dapat ditemu-

kan di perairan Gorontalo.”

Gorontalo, Surga yang TersembunyiTeks : Arfian SetiajiFoto : Ekhy Indra Wijaya

26 dive notes

Page 27: Scuba Holic #16

sedikit yang menggunakan motor kopling keluaran terbaru yang ten-tunya berharga lebih dari 13 juta, harga yang harus penumpang bayar pun tidak menentu. Ketika saya me-naiki bentor, pengemudi tidak bisa menjawab berapa tarif menuju suatu tempat kebanyakan malah balik ber-tanya “Ya biasanya berapa?”. Alhasil kita pun sebagai penumpang harus “pengertian” mengira-ngira sendiri berapa jarak yang ditempuh serta bahan bakar yang dihabiskan. Hari itu saya hanya menghabiskan waktu untuk mengelilingi kota saja sam-bil mencari dive centre yang dapat memandu saya menyelami keinda-han bawah laut Gorontalo, tentu dengan harga yang bersahabat.

Setelah pencarian selama 3 hari, akhirnya saya menemukan dive cen-

tre yang pas di hati saya. Divemas-ter yang ada disana bernama Pak Noldi, beliau merupakan salah satu dari sedikit divemaster yang ada di Gorontalo, beliau pun bercerita panjang. tentang keindahan laut Gorontalo yang belum begitu ter-ekspos. Akan tetapi semakin lama semakin banyak penyelam, baik do-mestik maupun mancanegara yang mulai mencicipi Gorontalo dan in-formasi dari penyelam-penyelam tersebut pun lama kelamaan terse-bar dan meluas di kalangan pe-nyelam, yang selama ini hanya ter-fokus pada Bunaken dan Wakatobi jika berbicara tentang pulau Sulawesi.

Sesampainya di dive spot pertama yang hanya berjarak beberapa kilo-meter dari pusat kota Gorontalo, saya pun segera turun dengan Pak Noldi.

dive notes 27

Page 28: Scuba Holic #16

Siang itu visibility sangat jernih se-hingga saya dapat begitu terang dan jelas melihat panorama bawah laut Gorontalo yang sedang saya “jamah” tersebut. Sponge besar berwarna kecoklatan dengan ukiran yang sa-ngat rumit dan indah, membuat saya takjub dan terus memperhatikan objek tersebut cukup lama, sebelum akhirnya kembali naik ke permukaan. Ternyata biota laut itu bernama, Sal-vador Dali Sponge, karena bentuk ukirannya serupa dengan lukisan karya pelukis terkenal asal Spa-nyol, Salvador Dali. Saya pun makin terkesima dengan Salvador Dali ke-tika Pak Noldi kembali mengatakan bahwa Salvador Dali hanya dapat ditemukan di perairan Gorontalo.

Hari kedua penyelaman saya habis-kan di Taman Laut Olele. Saya kem-bali takjub dengan bentukan ka-rang yang begitu sehat dan besar, serta visibility yang baik, menambah keindahan Taman Laut Olele. Sal-vador Dali yang saya lihat kemarin juga banyak ditemukan di Taman Laut Olele, hanya dengan ukuran yang lebih besar dan dengan ben-tuk yang lebih beraneka macam.

Pada perjalanan pulang kembali ke Yogyakarta, keindahan Goron-talo dan Salvador Dali-nya, terus ter-ngiang di pikiran saya. Gorontalo, Surga yang Tersembunyi, suatu saat saya pasti akan kembali ke sana.

28 dive notes

Page 29: Scuba Holic #16

Tren pariwisata global menun-jukkan perkembangan yang luar biasa pesat. Negara ber-

lomba-lomba memajukan sektor pariwisatanya, maskapai penerba-ngan, terutama mereka yang berbasis LCC (low-cost carrier) bersaing men-cari penumpang, hotel-hotel pun saling berkejar-kejaran mendapat-kan tamu. Lebih dari itu, bahkan du-nia digital pun tak ketinggalan ikut meramaikan sektor pariwisata de-ngan menawarkan berbagai aplikasi yang memanjakan para wisatawan.

Padahal, beberapa tahun lalu, yang namanya berlibur berarti pulang ke kampung halaman saat libur leba-ran. Sekarang, setiap akhir minggu pun semua orang ingin pergi ber-libur, ke pantai, taman hiburan, atau sekedar pergi makan tak jadi soal, yang penting berlibur. Mulai dari karyawan kantoran sampai penarik becak, semua butuh waktu untuk bersantai, menyingkirkan penat dari kepala mereka. Vakansi sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok bagi semua orang, menjadi-kannya bisnis bagi setiap kalangan.

Vakansi sebenarnya merupakan temuan baru dalam tatanan sosial dunia. Konsepnya banyak berkem-bang dan mengalami perubahan. Sampai abad 19, kata “vakansi”

merujuk pada liburan musim panas warga kelas atas yang biasa me-reka manfaatkan untuk berpergian jauh atau menghabiskan waktu di rumah musim panas milik keluarga, meninggalkan rumah yang mer-eka tempati sehari-hari. Pada masa itu, vakansi juga merupakan mark of previlege bagi warga kelas atas.

Tapi vakansi bukan hanya soal ber-pergian. Vakansi secara etimologi berarti “kebebasan dari kewajiban” dari bahasa Perancis Lama “vaca-tion”, atau dari “vacare” yang be-rarti “bebas dari tugas” yang juga memiliki arti lain, yaitu “kosong”

Ya, vacancy (dalam bahas Inggris) be-rarti “kosong.” Vakansi adalah sebuah kekosongan, idleness dalam tatanan sosial kita. Tatanan sosial, seperti na-manya, adalah sebuah sistem, dan di dalam sebuah sistem, terdapat peran-an. Jadi, vakansi adalah sebuah kon-sep tentang kebebasan dari peranan sosial tersebut, atau kalau bisa di-bilang, sebuah cuti dari masyarakat.

Jadi pada dasarnya vakansi yang sejati mungkin, seperti yang di-katakan komedian Amerika Robert Orben, adalah “untuk tidak melaku-kan apapun dan sehari penuh un-tuk melakukannya.” Sesederhana itu.

“Kosong”Teks : Fatah Damar

vacancy 29

Page 30: Scuba Holic #16

Minggu, 24 Maret 2013, Unit Selam UGM mengadakan sebuah kegiatan yang bertajuk Travel Writing Work-shop bersama Yudasmoro, yang diselenggarakan di Ruang Sidang 2, Gelanggang Mahasiswa UGM. Ha-dir sebagai pembicara adalah Raden Yudasmoro Minasiani, seorang free-lance travel writer, yang juga turut berkontribusi pada beberapa ma-jalah bertema travel, seperti Jalan-Jalan dan Garuda in Flight Magazine. Selain itu, Yudasmoro juga telah menerbitkan buku tentang travel writing yang berjudul Travel Writer. Dalam kesempatan ini, Yudasmoro berbagi banyak ilmu dan pengala-

man mengenai dunia travel writing antara lain life of travel writer, writing concept, glimpse of travel photogra-phy, purposing magazine, dan juga memperkenalkan travel writer se-bagai sebuah profesi, mengingat traveling pun kini telah menjadi ba-gian dari gaya hidup masyarakat.

Travel Writing Workshop with YudasmoroTeks : Annisa FilaniaFoto : Firly Fathiya

30 dive event

Page 31: Scuba Holic #16
Page 32: Scuba Holic #16

Unit Selam UGMSayap Utara Gelanggang Mahasiswa UGM

Jalan Pancasila no. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281www.selamugm.org