referat mh kulit

Upload: anggun-pratissa

Post on 02-Jun-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    1/22

    REFERAT

    MORBUS HANSEN

    NAMA PEMBIMBING :

    dr. DIDI SUPRIADI, Sp.KK

    DISUSUN OLEH

    GWENDRY RAMADHANY

    (110201011!

    BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

    RSUD SUBANG

    PERIODE "ULI#AGUSTUS

    201$

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    2/22

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan refrat

    yang berjudul Morbus Hansen. Tinjauan pustaka ini disusun dalam rangka

    memenuhi persyaratan dalam kepaniteraan akultas !edokteran "ni#ersitas $A%S&

    pada bagian &lmu !ulit dan !elamin %S"' Subang.

    Penyusun menyadari bah(a tinjauan pustaka ini jauh dari sempurna) oleh karena

    itu penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

    demi kesempurnaan tinjauan pustaka ini.

    Penyusun mengu*apkan banyak terima kasih kepada pembimbing atas segala

    bimbingan) moti#asi) serta ilmu yang diberikan sehingga penyususn dapat

    menyelesaiakan tugas pustaka ini. +esar harapan penyusun semoga tinjauan pustaka

    ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

    Subang) Agustus ,-/

    Penyusun

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    3/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit kusta atau dikenal juga dengan nama lepra dan Morbus

    Hansen merupakan penyakit yang telah menjangkit manusia sejak lebih dari /---

    tahun yang lalu. !ata lepra merupakan terjemahan dari bahasa Hebre()zaraath)

    yang sebenarnya men*akup beberapa penyakit kulit lainnya. !usta juga dikenal

    dengan istilah kusta yang berasal dari bahasa &ndia) kushtha. 0ama Morbus

    Hansen ini sesuai dengan nama yang menemukan kuman) yaitu 'r. 1erhard

    Armau(er Hansen pada tahun 23/,.

    !usta adalah penyakit kronik granulomatosa yang terutama mengenai

    kulit) saluran pernapasan atas dan sistem saraf perifer. Penyebab kusta adalah

    Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat) dan pada tahun ,--4

    telah ditemukan penyebab baru yaituMycobacterium lepramatosis. !usta dahulu

    dikenal dengan penyakit yang tidak dapat sembuh dan diobati) namun sejak tahun

    42-) dimana programMulti Drug Treamtment5M'T6 mulai diperkenalkan) kusta

    dapat di diagnosis dan diterapi se*ara adekuat) tetapi sayangnya meskipun telah

    dilakukan terapi M'T se*ara adekuat) risiko untuk terjadi kerusakan sensorik dan

    motorik yaitu disabilitas dan deformitas masih dapat terjadi sehingga gejala

    tangan lunglai) mutilasi jari. !eadaan tersebut yang membuat timbulnya stigma

    terhadap penyakit kusta.7

    Meskipun ,8 tahun terakhir banyak yang telah dikembangkan mengenai

    kusta) pengetahuan mengenai patogenesis) penyebab) pengobatan) dan pen*egahan

    lepra masih terus diteliti.7

    3

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    4/22

    BAB II

    TIN"AUAN PUSTAKA

    2.1 D%&'')'

    !usta adalah penyakit infeksi granulomatous kronik yang disebabkan oleh

    Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai

    afinitas pertama) namun dapat juga terjadi pada kulit dan mukosa traktus

    respiratorius bagian atas) dan organ9organ lain ke*uali susunan saraf pusat.

    2.2 E*'++-'

    !uman penyebab adalah Mycobacterium leprae. !uman ini bersifat

    obligat intrasel) aerob) tidak dapat dibiakkan se*ara in #itro) berbentuk basil 1ram

    positif dengan ukuran 7 : 2 ;m < -)8 ;m) bersifat tahan asam dan alkohol,.

    !uman ini memunyai afinitas terhadap makrofag dan sel S*h(ann) replikasi yang

    lambat di sel S*h(ann menstimulasi cell-mediated immune response) yang

    menyebabkan reaksi inflamasi kronik) sehingga terjadi pembengkakkan di

    perineurium) dapat ditemukan iskemia) fibrosis) dan kematian akson.7

    Mycobacterium leprae dapat bereproduksi maksimal pada suhu ,3=> :

    7-=>) tidak dapat dikultur se*ara in #itro) menginfeksi kulit dan sistem saraf

    kutan. Tumbuh dengan baik pada jaringan yang lebih dingin 5kulit) sistem saraf

    perifer) hidung) *uping telinga) anterior chamber of eye) saluran napas atas) kaki)

    dan testis6) dan tidak mengenai area yang hangat 5aksila) inguinal) kepala) garis

    tengah punggung.

    2. Ep'd%/'++-'

    4

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    5/22

    Pre#alensi kusta di dunia dilaporkan hanya ? per -.--- populasi 5sesuai

    dengan target resolusi WH@ mengenai eliminasi kusta6. Paling banyak terjadi

    pada daerah tropis dan subtropis. 2B dilaporkan terjadi di negara)

    +angladesh) +raCil) >hina) >ongo) Dtiopia) &ndia) &ndonesia) 0epal) 0ogeria)

    ilipina) TanCania. 0amun pre#alensi lepra berkurang sejak dimulai adanya M'T

    pada tahun 42,. Pada pertengahan tahun ,---) jumlah penderita kusta terdaftar

    di &ndonesia sebanyak ,-.3-/, orang) banyak ditemukan di Ea(a Timur) Ea(a

    +arat) Sula(esi Selatan) dan &rian Eaya.,)7

    !usta lebih banyak didapatkan pada laki9laki daripada (anita) dengan

    perbandingan ,F) dengan insidensi usia pun*ak -9,- tahun dan 7-98- tahun)

    jarang terjadi pada bayi. aktor predisposisinya adalah penduduk pada area yang

    endemik) memiliki kerentanan lepra dalam darah) dan kemiskinan 5malnutrisi6.

    2.$ K)'&')'

    %idley dan Eopling memperkenalkan istilah spe*trum determinate pada

    penyakit lepra yang terdiri atas berbagai tipe) yaituF

    TT: *3%r+'d p+r, 3%* 4- )*3'

    T': *3%r+'d indefinite

    BT: borderline tuberculoid

    BB: mid borderline 3%* 4- 3'

    BL: borderline lepromatous

    L': %pr+/*+) indefinite

    LL: %pr+/*+) p+r, 3%* 4- )*3'

    TT adalah tipe tuberkuloid polar) yakni tuberkuloid --B) tipe yang stabil.

    Eadi tidak mungkin berubah tipe. +egitu juga GG adalah tipe lepromatosa polar)

    yakni lepromatosa --B. Sedangkan tipe antara Ti dan Gi disebut tipe borderline

    atau *ampuran) berarti *ampuran antara tuberkuloid dan lepromatosa. ++ adalah

    tipe *ampuran 8-B tuberkuloid dan 8-B lepromatosa. +T dan Ti lebih banyak

    tuberkuloidnya) sedang +G dan Gi lebih banyak lepromatosanya. Tipe9tipe

    5

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    6/22

    *ampuran ini adalah tipe yang labil) berarti dapat beralih tipe) baik ke arah TT

    maupun GG,.

    Menurut WH@ 5426) lepra dibagi menjadi multibasilar 5M+6 dan

    pausibasilar 5P+6. Multibasilar berarti mengandung banyak basil dengan indeks

    biposi 5&+6) ditemukan bakteri lebih dari ,) yaitu tipe GG) +G) dan ++ pada

    klasifikasi %idley9Eoping. Pausibasilar mengandung sedikit basil dengan &+

    kurang dari ,) yaitu tipe TT) +T) dan & klasifikasi %idley9Eoping,.

    2. P*+-%%)')

    >ara penularan belum diketahui se*ara pasti hanya beranggapan dari

    anggapan klasik yaitu melalui kontak langsung antar kulit yang lama dan erat.

    Anggapan kedua adalah se*ara inhalasi) sebab M. Geprae dapat hidup beberapa

    hari didalam droplet. Masa tunasnya sangat ber#ariasi) antara /- hari sampai /-

    tahun) rata9rata 7)8 tahun.

    Sebenarnya M. Geprae mempunyai patogenisitas dan daya in#asi yang

    rendah) sebab penderita yang mengandung kuman lebih banyak belum tentu

    memberikan gejala yang lebih berat) bahkan dapat sebaliknya.

    !etidakseimbangan derajat infeksi dan derajat penyakit) tidak lain disebabkan

    karena respon imun yang berbeda) yang men*etuskan timbulnya granuloma

    setempat atau menyeluruh yang dapat sembuh sendiri atau progresif. @leh karena

    itu) kusta dapat disebut sebagai penyakit imunologik.

    Area yang sering terkena kusta adalah saraf perifer superfisial) kulit)

    membran mukosa dari saluran napas atas) ruang anterior mata) dan testes. Area9

    area tersebut merupakan bagian yang dingin dari tubuh 5Ge(is) ,--6. !erusakan

    jaringan tergantung pada sistem simunitas selular) tipe penyebaran bakeri) adanya

    komplikasi reaksi lepra) dan kerusakan saraf. Afinitas pada sel S*h(ann)

    my*oba*teria berikatan dengan 'omain 1 rantai alpha laminin , yang ditemukan

    di saraf perifer di lamina basal. %eplikasi di dalam sel ini menyebabkan respon

    6

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    7/22

    sistem imunitas selular yang menyebabkan reaksi inflamasi) yang menyebabkan

    pembengkakan perineureum) iskemia) fibrosis) dan kematian akson.

    Pada kusta tipe GG) terjadin kelumpuhan sistem imunitas selular) dengan

    demikian makrofag tidak mampu menghan*urkan kuman sehingga kuman

    bermultiplikasi dengan bebas dan merusak jaringan.

    Pada kusta tipe TT terjadi sebaliknya) kemampuan imunitas selular tinggi)

    sehingga makrofag mampu menghan*urkan kuman. 0amun setelah kuman

    difagositosis) makrofag berubah menjadi sel epiteloid dan kadang bersatu

    membentuk sel datia Ganghans. Massa epiteloid dapat menimbulkan kerusakan

    saraf dan jaringan di sekitarnya.7

    Mun*ulnya gejala kusta terjadi karena perkembangan granuloma) dan

    pasien mungkin mengalami reactional state) yang dapat terjadi pada sekitar I8-B

    pasien tertentu. Spektrum granuloma lepra terdiri dari 6 a high-resistance

    tuberculoid response5TT6) ,6 a low- or absent-resistance lepromatous pole5GG6)

    76 a dimorphic or borderline region5++6) /6 borderline lepromatous5+G6) dan 86

    borderline tuberculoid 5+T6. +erdasarkan dari yang paling tinggi resistensinya

    hingga ke yang paling rendah resistensinya) yaitu TT) +T) ++) +G) GG.

    %espon imun terhadapM. lepraedapat menghasilkan beberapa tipe reaksi

    yang berhubungan dengan status klinis. %eaksi lepra tipe 5downgrading and

    reversal reactions6 terjadi pada indi#idu dengan +T dan +G) inflamasi terjadi

    diantara lesi kulit yang sudah ada.Downgrading reactionterjadi sebelum terapi)

    reversal reactionterjadi karena respon terhadap terapi. %eaksi tipe berhubungan

    dengan demam derajat rendah) lesi satelit makulopapular baru yang ke*il dan

    banyak) danJ atau neuritis. %eaksi tipe , 5Erythema Nodosum eprosum) D0G6

    terjadi pada sebagian indi#idu dengan GG) biasanya timbul setelah a(al

    pemberian terapi antilepra) umumnya dalam , tahun pertama terapi.

    Terdapat inflamasi yang hebat mirip seperti lesi eritema nodosum. %eaksi

    luciomerupakan rekasi yang terjadi pada indi#idu dengan GG yang meluas. Pada

    indi#idu tersebut terjadi ulserasi yang dangkal) large polygonal sloughing pada

    7

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    8/22

    kaki. %eaksi ini timbul baik sebagai #arian dari D0G atau sekunder terhadap

    oklusi arteriol. "lserasi ini sulit membaik) sering rekuren) dan distribusinya dapat

    general akibat infeksi bakteri sekunder dan sepsis.)7

    2.5 D)r D'-+)')

    2.5.1 G%6 K'') d P%/%r') F')'

    G%6 '')

    Pada kusta) didaptkan 7 tanda kardinal) dimana jika salah satunya ada)

    sudah *ukup untuk menetapkan diagnosis dari penyakit kusta) yakni F Gesi kulit

    yang anestesi ) penebalan saraf perifer) dan ditemukannya M. leprae sebagai

    bakteriologis positif. Masa inkubasinya , : /- tahun 5rata9rata 8 : 3 tahun6. @nset

    terjadinya perlahan9lahan dan tidak ada rasa nyeri. Pertama kali mengenai sistem

    saraf perifer dengan parestesi dan baal yang persisten atau rekuren tanpa terlihat

    adanya gejala klinis. Pada stadium ini mungkin terdapat erupsi kulit berupa

    ma*ula dan bula yang bersifat sementara. !eterlibatan sistem saraf menyebabkan

    kelemahan otot) atrofi otot) nyeri neuritik yang berat) dan kontraktur tangan dan

    kaki.

    1ejala prodromal yang dapat timbul kadang tidak dikenali sampai lesi

    erupsi ke kutan terjadi. 4-B pasien biasanya mengalami keluhan pada pertama

    kalinya adalah rasa baal) hilangnya sensori suhu sehingga tidak dapat

    membedakan panas dengan dingin. Selanjutnya) sensasi raba dan nyeri) terutama

    dialami pada tangan dan kaki) sehingga dapat terjadi kompliksi ulkus atau

    terbakar pada ekstremitas yang baal tersebut. +agian tubuh lain yang dapat

    terkena kusta adalah daerah yang dingin) yaitu daerah mata) testis) dagu) *uoing

    hidung) daun telinga) dan lutut.7

    Perubahan saraf tepi yang terjadi dapat berupa 56 pembesaran saraf tepi

    yang asimetris pada daun telinga) ulnar) tibia posterior) radial kutaneus) 5,6

    8

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    9/22

    !erusakan sensorik pada lesi kulit 576 !elumpuhan ner#us trunkus tanpa tanda

    inflamasi berupa neuropati) kerusakan sensorik dan motorik) serta kontraktur 5/6

    kerusakan sensorik dengan pola Sto*king9glo#e 5/6 !cral distal symmethric

    anesthesia5hilangnya sensasi panas dan dingin) serta nyeri dan raba6. 7

    P%/%r') &')'

    1. T3%r7+'d L%pr+)4 (TT, BT!

    Pada TT) imunitas masih baik)dapat sembuh spontan dan masih mampu

    melokalisir sehingga didapatkan gambran batas yang tegas. Mengenai kulit

    maupun saraf. Gesi kulit bisa satu atau beberapa) dapat berupa makula atau plak)

    dan pada bagian tengah dapat ditemukam lesi yang regresi atau *entral *learing.

    Permukaan lesi dapat bersisik) dengan tepi yang meninggi. 'apat disertai

    penebalan saraf tepi yang biasanya teraba. !uman +TA negatif merupakan tanda

    terdapatnya respon imun yang adekuat terhadap kuman kusta. Pada +T) tidak

    dapat sembuh spontan) Gesi menyerupai tipe TT namun dapat disertai lesi satelitdi tepinya. Eumlah lesi dapat satu atau beberapa) tetapi gambaran hipopigmentasi)

    kekeringan kulit atau skuama tidak sejelas TT. 1angguan saraf tidak berat dan

    asimetris.

    9

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    10/22

    G/3r 2.1 L%)' T3%r7+'d %pr+)4, )+'*%r, %)*8%*'7, r

    G/3r 2.2 L%)' K'* pd Tuberculoid Leprosy

    10

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    11/22

    G/3r 2. B+rd%r'% T3%r7+'d L%pr+)4, -/3r r '+/p'*

    d%- pp )*%'*1

    2. B+rd%r'% L%pr+)4

    Pada tipe ++ borderline)meruapakan tipe yang paling tidak stabil) disebut

    juga bentuk dimorfik. Gesi kulit berbentuk antara tuberculoid dan lepromatous.

    Terdiri dari ma*ula infiltratif) mengkilap) batas lesi kurang tegas) jumlah banyak

    melebihi tipe +T dan *enderung simetris. Gesi ber#ariasi) dapat perbentukpunch

    outyang khas.. Pada tipe ini terjadi anestesia dan berkurangnya keringat.

    11

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    12/22

    G/3r 2.$ L%)' K'* pdBorderline BB Leprosy

    . Gepromatous Geprosy

    Tipe +G) se*ara klasik lesi dimulai dengan makula) a(alnya sedikit drngan

    *epat menyebar ke seluruh badan. Makula lebih ber#ariasi bentuknya. 'istribusi

    lesi hampir seimetris. Gesi innfiltrat) dan plak seperti pun*hed out. Tanda9tanda

    kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi) hipopigmentasi) berkurangnya keringat

    dan hilangnya rambut lebih *epat mun*ul. Penebalan saraf tepi teraba pada tempat

    predileksi. Tipe GG) jumlah lesi sangat banyak) nodul men*apai ukuran , *m)

    simetris) permukaan halus) lebih eritematous) berkilap) berbatas tidak tegas dan

    pada stadium dini tidak ditemukan anestesi dan anhidrosis. 'itemukan juga lesi

    'ematofibroma9like multipel) batas tegas) nodul eritem. 'istribusi lesi khas pada

    (ajah) mengenai dahi) pelipis) dagu) *uping telinga. Pada stadium lanjut tampak

    penebalan kulit yang progresif membentuk fa*ies leonine. !erusakan saraf

    menyebabkan gejalanstocking and glove anesthesia.

    G/3r 2. L%)' K'* pdLepromatous Leprosy

    12

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    13/22

    Pada reaksi lepra tipe ) terjadi inflamasi akut pada lesi kulit) terdapat

    edema dan nyeri) bisa ulserasi. Ddema paling berat terjadi di (ajah) tangan) dan

    kaki. Pada reaksi lepra tipe ,) terdapat nodul yang nyeri dan ber(arna merah) bisa

    abses atau ulserasi. Paling sering timbul di (ajah dan ekstremitas bagian

    ekstensor.

    Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan 6 ekstremitasF neuropati

    sensoris) ulserasi telapak kaki) infeksi sekunder) ulnar and peroneal palsies) sendi

    "harcot) ,6 hidungF kongesti kronik) epistaksis) destruksi kartilago dengan

    deformitas saddle-nose) 76 mataF kelumpuhan ner#us kranialis) lagoftalmus)

    insensiti#itas kornea. Pada GG) dapat terjadi u#eitis) glau*oma) pembentukan

    katarak. !erusakan kornea dapat terjadi sekunder terhadap trichiasis dan

    neuropati sensoris) infeksi sekunder) dan paralisis otot) /6 testisF terjadi

    hipogonadisme pada pasien GG) 86 amiloidosis sekunder karena gangguan heparJ

    ginjal.

    T3% 2.1 G/3r ''), B*%r'++-', I/++-' K)* M*'3)'%

    (MB!

    S&AT GG +G ++

    L%)'

    +entuk

    Eumlah

    'istribusi

    Permukaan

    +atas

    Anestesia

    Makula) &nfiltrat

    'ifus) Papul) 0odul

    Tidak terhitung)

    praktis tidak ada

    kulit sehat

    Simetris

    Halus +erkilat

    Tidak Eelas

    +iasanya Tak Eelas

    Makula) Plakat)

    Papul

    Sukar dihitung)

    masih ada kulit

    sehatHampir simetris

    Halus +erkilat

    Agak Eelas

    Tak Eelas

    Plakat) 'ome

    Shaped 5!ubah6)

    Pun*hed @ut

    'apat dihitung)

    kulit sehat jelas ada

    AsimetrisAgak !asarJberkilat

    Agak Eelas

    Gebih Eelas

    BTA

    Gesi kulit +anyak 5ada globus6 +anyak Agak +anyak

    13

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    14/22

    Sekret hidung +anyak 5ada globus6 +iasanya 0egatif 0egatif

    T%) L%pr+/' 0egatif 0egatif +iasanya negatif

    T3% 2.2 G/3r ''), B*%r'++-', I/++-' K)* P)'3)'%r

    (PB!

    S&AT TT +T &

    L%)'

    +entuk

    Eumlah

    'istribusi

    Permukaan

    +atas

    Anestesia

    Makula saja) makula

    dibatasi infiltrat

    Satu) dapat beberapa

    asimetris

    kering bersisik

    Eelas

    +iasanya Tak Eelas

    Makula dibatasi

    infiltrat

    +eberapa) atau

    satu dengan satelit

    Masih asimetris

    !ering bersisik

    Eelas

    Tak Eelas

    Hanya makula

    Satu atau beberapa

    #ariasi

    halus agak berkilat

    jelasJtidak

    tidak ada sampai

    tidak jelas

    BTA

    Gesi kulit

    Sekret hidung

    0egatif

    +anyak 5ada globus6

    0egatifJpositif

    +iasanya 0egatif

    +iasanya negatif

    0egatif

    T%) L%pr+/' Positif kuat 576 Positif lemah Positi lemah sampai

    negatif

    14

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    15/22

    2.5.2 P%/%r') P%6-

    Pemeriksaaan bakterioskopik) sediaan dari kerokan jaringan kulit atau

    usapan mukosa hidung yang di(arnai dengan pe(arnaan +TA K&DHG

    0DDGS@0. Pertama : tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling

    padat oleh basil setelah terlebih dahulu menentukan jumlah tepat yang diambil.

    "ntuk riset dapat diperiksa - tempat dan untuk rutin sebaiknya minimal / :

    tempat yaitu kedua *uping telinga bagian ba(ah dan , 9/ lesi lain yang paling

    aktif berarti yang paling eritematosa dan paling infiltratif. Pemilihan *uping

    telinga tanpa menghiraukan ada atau tidaknya lesi di tempat tersebut karena pada

    *uping telinga biasanya didapati banyakM. leprae7.

    !epadatan +TA tanpa membedakan solid dan nonsolid pada sebuah

    sediaan dinyatakan dengan indeks bakteri 5 &.+6 dengan nilai - sampai menurut

    %idley.

    - bila tidak ada +TA dalam -- lapangan pandang 5GP6.

    +ila : - +TA dalam -- GP

    ,+ila : - +TA dalam - GP

    7+ila : - +TA rata : rata dalam GP

    /+ila : -- +TA rata : rata dalam GP

    8+ila - : ---+TA rata : rata dalam GP

    +ilaI --- +TA rata : rata dalam GP

    &ndeks morfologi adalah persentase bentuk solid dibandingkan dengan

    jumlah solid dan non solid.

    &ML Eumlah solid< -- BJ Eumlah solid 0on solid

    Syarat perhitungan &M adalah jumlah minimal kuman tiap lesi -- +TA)

    &.+ tidak perlu dibuat &M karedna untuk mendapatkan -- +TA harus men*ari

    dalam .--- sampai -.--- lapangan) mulai &.+ 7 maksimum harus di*ari --

    lapangan.

    Pemeriksaan histopatologi) gambaran histopatologi tipe tuberkoloid adalah

    tuberkel dan kerusakan saraf yang lebih nyata) tidak ada basil atau hanya sedikit

    15

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    16/22

    dan non solid. Tipe lepromatosa terdpat kelim sunyi subepidermal 5 subepidermal

    clear zone 6 yaitu suatu daerah langsung di ba(ah epidermis yang jaringannya

    tidak patologik. +isa dijumpai sel #ir*ho( dengan banyak basil. Pada tipe

    borderline terdapat *ampuran unsur : unsur tersebut. Sel #ir*ho( adalah histiosit

    yang dijadikan M. leprae sebagai tempat berkembangbiak dan sebagai alat

    pengangkut penyebarluasan.

    Pemeriksaan serologik) didasarkan terbentuk antibodi pada tubuh

    seseorang yang terinfeksi oleh M.leprae. Pemeriksaan serologik adalah MGPA

    5Mycobacterium eprae #article !glutination6) uji DG&SA dan MG dipsti*k) P>%.

    Tes lepromin adalah tes non spesifik untuk klasifikasi dan prognosis lepra

    tapi tidak untuk diagnosis. Tes ini berguna untuk menunjukkan sistem imun

    penderita terhadap M. leprae. -) ml lepromin dipersiapkan dari ekstrak basil

    organisme) disuntikkan intradermal. !emudian diba*a setelah /2 jamJ ,hari

    5reaksi ernandeC6 atau 7 : / minggu 5reaksi Mitsuda6. %eaksi ernandeC positif

    bila terdapat indurasi dan eritemayang menunjukkan kalau penderita bereaksi

    terhadapM. eprae) yaitu respon imun tipe lambat ini seperti mantou< test 5PP'6

    pada tuberkolosis7.

    2.9 D'-+)') Bd'-

    Pada lesi makula) differensial diagnosisnya adalah #itiligo) ptiriasis

    #ersikolor) ptiriasis alba) Tinea korporis. Pada lesi papul) granuloma annulare)

    li*hen planus. Pada lesi plak) tinea korporis) ptiriasis rosea) psoriasis. Pada lesi

    nodul) a*ne #ulgaris) neurofibromatosis. Pada lesi saraf) amyloidosis) diabetes)

    tra*homa7.

    2. P%*)

    Tujuan utama yaitu memutuskan mata rantai penularan untuk menurunkan

    insiden penyakit) mengobati dan menyembuhkan penderita) men*egah timbulnya

    16

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    17/22

    ke*a*atan) untuk men*apai tujuan tersebut) srategi pokok yg dilakukan didasarkan

    atas deteksi dini dan pengobatan penderita./

    %egimen pengobatan kusta disesuaikan dengan yang direkomendasikan

    oleh WH@J'DP!DS %& 5426. "ntuk itu klasifikasi kusta disederhanakan

    menjadiF

    . Pausi +asiler 5P+6

    ,. Multi +asiler 5M+6

    'engan memakai regimen pengobatan M'TJL Multi Drug Treatment.

    !egunaan M'T untuk mengatasi resistensi 'apson yang semakin meningkat)

    mengatasi ketidakteraturan penderita dalam berobat) menurunkan angka putus

    obat pada pemakaian monoterapi 'apson) dan dapat mengeliminasi persistensi

    kuman kusta dalam jaringan.7)/

    %egimen Pengobatan !usta tersebut 5WH@J'DP!DS %&6.P+ dengan lesi

    tunggal diberikan %@M 5%ifampi*in @flo

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    18/22

    P+ dengan lesi , : 8. Gama pengobatan dosis ini bisa diselesaikan

    selama 5946 bulan. Setelah minum dosis ini dinyatakan %T 5$elease %rom

    Treatment6 yaitu berhenti minum obat.

    T3% 2.$ R%-'/% MDT pd )* P)'3)'%r (PB!2,

    %ifampi*in 'apson

    'e(asa -- mgJbulan

    'iminum di depan

    petugas kesehatan

    -- mgJhr diminum di

    rumah

    Anak9anak

    5-9/ th6

    /8- mgJbulan

    'iminum di depan

    petugas kesehatan

    8- mgJhari diminum di

    rumah

    18

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    19/22

    M+ 5++) +G) GG6 dengan lesi I 8 .Gama pengobatan , dosis ini bisa

    diselesaikan selama ,92 bulan. Setelah selesai minum , dosis obat ini)

    dinyatakan %TJL$ealease %rom Treatment yaitu berhenti minum obat. Masa

    pengamatan setelah %T dilakukan se*ara pasif untuktipe P+ selama , tahun dan

    tipe M+ selama 8 tahun.

    T3% 2. R%-'/% MDT pd )* M*'3)'%r (MB!2,

    %ifampi*in 'apson Gamprene

    'e(asa -- mgJbulan

    diminum di depan

    petugas kesehatan

    -- mgJhari diminum

    di rumah

    7-- mgJbulan

    diminum di depan

    petugas kesehatan

    dilanjutkan dgn 8-

    mgJhari diminum di

    rumah

    Anak9anak

    5-9/ th6

    /8- mgJbulan

    diminum di depan

    petugas

    8- mgJhari diminum

    di rumah

    8- mgJbulan

    diminum di depan

    petugas kesehatan

    dilanjutkan dg 8- mg

    selang sehari diminumdi rumah

    P%-+3* R%)' K)*.

    +ila reaksi tidak ditangani dengan *epat dan tepat maka dapat timbul

    ke*a*atan berupa kelumpuhan yang permanen seperti claw hand) drop foot) claw

    toes) dan kontraktur. "ntuk mengatasi hal9hal tersebut diatas dilakukan

    19

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    20/22

    pengobatan. Prinsip pengobatan %eaksi !usta yaitu immobilisasi J istirahat)

    pemberian analgesik dan sedatif) pemberian obat9obat anti reaksi) M'T

    diteruskan dengan dosis yang tidak diubah.

    Pada reaksi ringan) istirahat di rumah) berobat jalan) pemberian analgetik

    dan obat9obat penenang bila perlu) dapat diberikan >hlorouine 8- mg 7N

    selama 798 hari) dan M'T 5obat kusta6 diteruskan dengan dosis yang tidak

    diubah.

    %eaksi berat) immobilisasi) ra(at inap di rumah sakit) pemberian analgesik

    dan sedati#e) M'T 5obat kusta6 diteruskan dengan dosis tidak diubah) pemberian

    obat9obat anti reaksi dan pemberian obat9obat kortikosteroid misalnya prednison.

    @bat9obat anti reaksi) Aspirin dengan dosis --9,-- mg setiap / jam 5/ :

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    21/22

    2.< Pr+-+)')

    +ergantung pada seberapa luas lesi dan tingkat stadium penyakit.

    !esembuhan bergantung pula pada kepatuhan pasien terhadap pengobatan.

    Terkadang asien dapat mengalami kelumpuhan bahkan kematian) serta kualitas

    hidup pasien menurun,.

    BAB III

    KESIMPULAN

    !usta adalah penyakit infeksi granulomatous kronik yang disebabkan oleh

    Mycobacterium leprae. &nsidensi pun*ak pada usia -9,- tahun dan 7-98- tahun.

    +erdasarakan %idley aand Eopling kusta dibagai menjadi TT)Ti)+T)++)+&)Gi)GG)

    dan menurut WH@ dibagi menjadi Multibasiler dan Pausibasiler. 'iagnosis !usta

    dilakukan berdasarkam pemeriksaan klinis) bakteriologis) dan histopatologis.

    Penatalksanaan kusta dengan terapi regimen Multi Drug Treatment mulai

    diterapkan untuk men*egah kemungkinan timbul resistensi.

    21

  • 8/10/2019 Referat MH KULIT

    22/22

    BAB I=

    DAFTAR PUSTAKA

    . Wolff) !laus) Eohnson) %i*hard A) Suurmond) 'i*k. %itzpatrick&s "olor !tlas

    and 'ynopsis of "linical Dermatology (th ed. "SAF M*1ra(9Hill. ,--3. P

    893

    ,. Wolff !laus) 'oldsmith) Ste#ern) +arbara. %itzpatrick)s Dermatology in

    *eneral Medicine +th ed. "SA F M*1ra( Hill ,--2. P 3224934

    7. A. !osasih) & Made Wisnu) Dmmy Sjamsoe9'aili) Sri Ginu(ih Menaldi.

    ,usta. 'alamF 'juanda) Adhi dkk. 5ed.6. &lmu Penyakit !ulit dan !elamin

    Ddisi 8 >etakan !edua. EakartaF +alai Penerbit ! "&. ,--3O 37922.

    /. Ge(is) elisa S. eprosy. httpFJJemedi*ine.meds*ape.*omJarti*leJ-/4339

    o#er#ie() , ebruari ,-.

    22