referat adenoiditis

24
BAB I PENDAHULUAN Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan terdapat jaringan ikat serta kriptus di dalamnya. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid).Adenoid merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada dinding posterior nasofaring di atas batas palatum molle dan termasuk dalam cincin waldeyer. Secara fisiologi, adenoid dan tonsil mengalami hipertrofi pada usia 3 tahun dan akan mengecil serta menghilang pada usia 14 tahun. 1,2 Masalah kesehatan dari penyakit telinga, hidung dan tenggorok terutama pada tonsil dan adenoid termasuk penyakit yang paling banyak ditemukan pada masyarakat. Keluhan seperti nyeri tenggorokan, infeksi saluran napas bagian atas yang sering disertai dengan masalah pada telinga adalah jumlah terbesar dari pasien yang datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan terutama anak-anak. 1 Adenoid terdiri dari sel darah putih yang membantu menyaring dan membunuh patogen asing.Akan tetapi jaringan adenoid ini mengalami hipertrofi karena terinfeksi bakteri ataupun virus dan menyebabkan adenoiditis.Penyebab adenoiditis, hampir 50% disebabkan oleh bakteri streptococcus hemolitikus. 1,3 1

Upload: hafif-kusasi

Post on 09-Apr-2016

76 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Adenoiditis

TRANSCRIPT

Page 1: referat adenoiditis

BAB I

PENDAHULUAN

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan terdapat

jaringan ikat serta kriptus di dalamnya. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil

faringeal (adenoid).Adenoid merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid

pada dinding posterior nasofaring di atas batas palatum molle dan termasuk dalam

cincin waldeyer. Secara fisiologi, adenoid dan tonsil mengalami hipertrofi pada

usia 3 tahun dan akan mengecil serta menghilang pada usia 14 tahun.1,2

Masalah kesehatan dari penyakit telinga, hidung dan tenggorok terutama

pada tonsil dan adenoid termasuk penyakit yang paling banyak ditemukan pada

masyarakat. Keluhan seperti nyeri tenggorokan, infeksi saluran napas bagian atas

yang sering disertai dengan masalah pada telinga adalah jumlah terbesar dari

pasien yang datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan terutama anak-

anak.1

Adenoid terdiri dari sel darah putih yang membantu menyaring dan

membunuh patogen asing.Akan tetapi jaringan adenoid ini mengalami hipertrofi

karena terinfeksi bakteri ataupun virus dan menyebabkan adenoiditis.Penyebab

adenoiditis, hampir 50% disebabkan oleh bakteri streptococcus hemolitikus.1,3

Apabila sering terjadi infeksi pada saluran napas atas maka terjadi

hipertrofi adenoid yang menyebabkan sumbatan di koana dan tuba

eustachius.Akibat sumbatan koana, pasien akan bernapas melalui mulut sehingga

terjadi fasies adenoid, faringitis dan bronkitis. Akibat sumbatan tuba eustachius

akan terjadi otitis media akut berulang dan akhirnya menjadi otitis media supuratif

kronik. Oleh karena itu infeksi pada adenoid(adenoiditis) harus segera ditangani

agar tidak menimbulkan komplikasi ke jaringan atau organ lain disekitarnya.1

1

Page 2: referat adenoiditis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Faring

Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong,

yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah.Kantong ini mulai dari

dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi vertebra servikal ke-6.

Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan

berhubungan dengan rongga mulut melalui istmus orofaring, sedangkan dengan

laring di bawah berhubungan melalui aditus laring dan ke bawah berhubungan

dengan esofagus.Bagian atas, adenoid terletak pada mukosa atap nasofaring.

Disamping, muar tuba eustachius kartilaginosa terdapat di depan lekukan yang

disebut fosa Rossenmuller yang terletak di atas otot konstriktor faringis

superior.1,2

Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa ± 14 cm. bagian ini

merupakan bagian dinding faring yang terpanjang.Dinding faring dibentuk oleh

selaput lender, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia

bukofaringeal.Faring terdiri dari nasofaring, orofaring dan laringofaring

2

Page 3: referat adenoiditis

(hipofaring). Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir(mucous blanket)

dan otot.

Mukosa

Mukosa faring bervariasi tergantung letaknya.Pada nasofaring mukosa

bersilia dengan epitel torak berlapis denga sel goblet karena berfungsi sebagai

saluran respirasi.Orofaring dan laringofaring berfungsi sebagai saluran cerna

terdiri dari epitel berlaping gepeng tanpa silia. Faring sering disebut daerah

pertahanan tubuh terdepan karena di sepanjang faring banyaj ditemukan sel

jaringan limfoid yang termasuk dalam system retikuloendotelial.1,2

PalutLendir(Mucous Blanket)

Di bagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak di atas

silia dan bergerak sesuai dengan arah gerak silia ke belakang. Palut lendir

berfungsi untuk menangkap partikel kotoran yang terbawa oleh udara yang masuk

ke hidung.Palut lendir mengandung enzim lysozyme yang penting untuk proteksi.

Otot

Otot-otot faring tersusun secara sirkuler dan longitudinal.Otot-otot yang

sirkular terdiri dari m. konstriktor faring superior, media dan inferior.Otot

konstriktor berfungsi untuk mengecilkan lumen faring.Otot ini dipersarafi oleh

nervus vagus (n.X).

Otot-otot yang longitudinal terdiri dari m. stilofaring dan m.

palatofaring.Otot ini terletak di bagian dalam dari otot sirkular.M. stilofaring

berfungsi untuk melebarkan lumen faring dan menarik laring, sedangkan

m.palatofaring berfungsi sebagai elevator terutama saat menelan.M.stilofaring

dipersarafi oleh n.IX dan m.palatofaring dipersarafi oleh n.X.

Pada paltum mole terdapat lima pasang otot yang dijadikan 1 dalam satu

fasia dari mukosa yaitu m.levator veli palatine, m.tensor veli palatini,

m.palatoglosus, m.palatofaring dan m.azigos uvula.1,2

Aliran Darah, Persarafan dan Aliran Limfatik

Aliran darah faring berasal dari beberapa sumber dan tidak beraturan, yang

utama berasal dari a.karotis eksterna(cabang faring asendens dan cabang fausial)

serta cabang a.maksila interna yaitu cabang palatina superior.

3

Page 4: referat adenoiditis

Persarafan motorik dan sensorik faring berasal dari pleksus faring yang

ekstensif yang dibentuk oleh cabang faring dari n. vagus, cabang dari n.

glosofaring dan serabut simpatis. Cabang faring dari n.vagus berisi serabut

motorik.1,2

Aliran limfa dinding faring melalui 3 saluran, yakni superior, media dan

inferior.Saluran limfa superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofiring dan

kelenjar getah bening servikal dalam atas.Saluran limfa media mengair ke kelenjar

getah bening jugulodigastrik dan kelenjar servikal dalam atas, sedangkan saluran

limfa inferior mengalir ke kelenjar getah bening servikal dalam bawah.

Berdasarkan letaknya faring dibagi atas:

1. Nasofaring

Batas nasofaring bagian atas adalah dasar tengkorak, di bagian bawah adalah

palatum mole, ke depan rongga hidung dan ke belakang adalah vertebra servikal.

Nasofaring berhubungan erat dengan adenoid, jaringan limfoid dan fossa

Rossenmuller, kantong rathke yang merupakan invaginasi hipofisis serebri, tonus

tubarius yang dilalui oleh n.glosofaring, n.vagus, v.jugularis dan foramen laserum

dan muara tuba eustachius.

2. Orofaring

Orofaring disebut juga mesofaring dengan batasnya adalah palatum mole,

batas bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan rongga mulut dan kebelakang

adalah vertebra servikal.

Struktur yang tedapat di rongga orofaring adalah dinding posterior faring,

tonsil palatina, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil

lingua dan foramen sekum.2

2.2 Anatomi Tonsil

Fosa Tonsil

Fosa tonsil dibatasi oleh arkus faring anterior dan posterior.Batas

lateralnya adalah m.konstriktor faring superior. Pada batas atas(upper pole)

terdapat suatu ruang kecil yang dinamakan fosa supra tonsil. Fosa ini berisi

4

Page 5: referat adenoiditis

jaringan ikat jarag dan biasanya tempat nanah pecah keluar jika terjadi abses.Fosa

tonsil terdiri dari fasia yang merupakan bagian dari fasia bukofaring.

Tonsil

Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. Cincin

waldeyer merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang

terdiri dari tonsil palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan

tonsilpalatina.

A) Tonsil Palatina

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam

fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot

palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval

dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang

meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa

tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar. Tonsil

terletak di lateral orofaring diibatasioleh:

Lateral – m. konstriktor faring superior

5

Page 6: referat adenoiditis

Anterior – m. palatoglosus

Posterior – m. palatofaringeus

Superior – palatum mole

Inferior – tonsil lingual

Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang

jugamelapisi invaginasi atau kripti tonsila. Banyak limfanodulus terletak di bawah

jaringan ikat dan tersebar sepanjang kriptus. Limfonoduli terbenam di dalam

stroma jaringan ikat retikular dan jaringan limfatik difus. Limfonoduli merupakan

bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh tubuh

sepanjang jalur pembuluh limfatik. Nodulisering saling menyatu dan umumnya

memperlihatkan pusat germinal.

Pendarahan

Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri karotis eksterna,

yaitu 1) arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis) dengan cabangnya arteri

tonsilaris dan arteri palatina asenden; 2) arteri maksilaris interna dengan

cabangnya arteri palatina desenden; 3) arteri lingualis dengan cabangnya arteri

lingualis dorsal; 4) arteri faringeal asenden. Kutub bawah tonsil bagian anterior

diperdarahi oleh arteri lingualis dorsal dan bagian posterioroleh arteri palatina

asenden, diantara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh arteri tonsilaris. Kutub

atas tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina desenden.

Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari

faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan

pleksus faringeal.

Aliran getah bening

Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah

beningservikal profunda ( deep jugular node) bagian superior di bawah

m.sternokleidomastoideus, selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju

6

Page 7: referat adenoiditis

duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh getahbening eferan

sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada.

Persarafan

Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke

IX(n.glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatinenerves.

Imunologi Tonsil

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit.

Limfosit B membentuk kira-kira 50-60% dari limfosit tonsilar. Sedangkan

limfosit T pada tonsil adalah 40% dan 3% lagi adalah sel plasma yang matang

Limfosit B berproliferasi di pusat germinal. Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM,

IgD), komponen komplemen, interferon, lisozim dan sitokin berakumulasi di

jaringan tonsilar.

Sel limfoid yang immunoreaktif pada tonsil dijumpai pada 4 area yaitu

epitel sel retikular, area ekstrafolikular, mantle zone pada folikel limfoid dan pusat

germinal pada folikel ilmfoid. Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang

diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.

Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan

asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel

limfosit T dengan antigen spesifik.

7

Page 8: referat adenoiditis

B) Tonsil Faringeal (Adenoid)

Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan

limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut

tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau

kantong diantaranya. Lobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di

bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid tidak mempunyai

kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring. Jaringan adenoid di

nasofaring terutama ditemukanpada dinding atas dan posterior, walaupun dapat

meluas ke fosaRosenmuller dan orifisium tuba eustachius. Ukuran adenoid

bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai

ukuranmaksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.

C) Tonsil Lingual

Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh

ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini

terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla

sirkumvalata.

2.3`Fisiologi Tonsil

Tonsil merupakan jaringan limfoepitel yang berperan penting sebagai

sistem pertahanan tubuh terutama terhadap protein asing yang masuk ke saluran

8

Page 9: referat adenoiditis

makanan atau masuk ke saluran nafas. Mekanisme pertahanan dapat bersifat

spesifik atau non spesifik. Apabila patogen menembus lapisan epitel maka sel -

sel fagositik mononuklear yang akan mengenal dan mengeliminasi antigen.4

Tonsil mempunyai dua fungsi utama yaitu menangkap danmengumpulkan

bahan asing dengan efektif dan sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel

limfosit T dengan antigen spesifik.Tonsil merupakan jaringan kelenjar limfa yang

berbentuk oval yang terletak pada kedua sisi belakang tenggorokan. Dalam

keadaan normal tonsil membantu mencegah terjadinya infeksi. Tonsil bertindak

seperti filter untuk memperangkap bakteri dan virus yang masuk ke tubuh melalui

mulut dan sinus. Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk memproduksi

antibodi untuk melawan infeksi. Lokasi tonsil sangat memungkinkan terpapar

benda asing dan patogen, selanjutnya membawanya ke sel limfoid. Jika tonsil

tidak mampu melindungi tubuh, maka akan timbul inflamasi dan akhirnya terjadi

infeksi. Aktivitas imunologi terbesar tonsil ditemukan pada usia 3 tahun.4

2.4 Fisiologi Adenoid

Adenoid merupakan suatu bagian sistem kekebalan tubuh pada anak,

berfungsi untu menangkap penyebab infeksi berupa bakteri atau virus.Adenoid

memproduksi antibodi sebagai benteng yang melindungi tubuh dari penyakit

terutama yang berasal dari udara yang masuk melalui hidung.Adenoid terletak di

dinding belakang tengah nasofaring di sebelah kanan dan kirinya.Adenoid terus

membesar hingga anak berusia 3-4tahun. Setelah itu dia akan mengecil dan

akhirya hilang sama sekali ketika anak berusia 12-13tahun. 1,2

Adenoid akan membantu menjaga kesehatan tubuh dengan cara

menangkap bakteri dan virus berbahaya yang masuk melalui udara. Adenoid juga

mengandung sel-sel yang membuat antibodi untuk melawan infeksi. Tetapi peran

ini akan berkurang ketika anak tumbuh besar dan sudah membentukantibodi untuk

melawan penyakitnya.

Adenoid merupakan jaringan limfoid yang dalam keadaan normal

membantu system imunitas tetapi bila telah terjadi infeksi kronis maka akan

terjadi pengikisan dan fibrosis dari jaringan limfoid. Pada penyembuhannya

jaringan limfoid tersebut akan digantikan oleh jaringan parut.

9

Page 10: referat adenoiditis

Proses imunologi adenoid dimulai ketika bakter,virus atau antigen

makanan memasuki nasofaring mengenai epitel krpte yang merupakan

kompartemen adenoid sebagai barrier pertahanan pertama. Kemudian akan di

kenali secara selektif oleh makrofag, sel HLA, dan sel M dari tepi adenoid.

Kemudian dipresentasikan oleh sel T pada ekstrafolikuler dan oleh sel B pada

sentrum germinativum oleh follicular dendritic cells.

Interaksi antara sel T dengan antigen yang dipresentasikan oleh APC

bersama IL-1 mengakibatkan aktifasi sel T yang ditandai oleh pelepasan IL-2 dan

ekspresi reseptor IL-2. Antigen bersama-sama dengan sel Th dan IL-2,IL-4,IL-6

sebagai aktifator dan promotor bagi sel B untuk berkembang menjadi sel plasma.

Sel plasma pada zona ekstrafolikuler akan menghasilkan immunoglobulin (IgG

65%, IgA20%, sisanya IgM dan IgE) untuk memelihara flora normal dalam kripte

individu yang sehat. 4

2.5 Definisi Adenoiditis

Adenoiditis adalah peradangan yang terjadi pada adenoid.Peradangan

tersebut dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus serta alergi. Peradangan

adenoid berhubungan juga pembengkakan pembesaran kelenjar limfa yang dapat

mempengaruhi pernapasan khususnya selama tidur.5,6

Adenoiditis adalah gangguan yang ditandai dengan hidung tersumbat,

sekret hidung dan nyeri tenggorok.Kondisi ini disebabkan karena peradangan

pada adenoid, suatu jaringan yang dapat ditemukan di tenggorokan (faring) dan

dibelakang hidung.

2.6 Epidemiologi Adenoiditis

Radang kronik pada adenoid (tonsila faringeal) dan tonsil (tonsila palatina)

masih menjadi problem kesehatan dunia. Di Indonesia data nasional mengenai

jumlah operasi adenoidektomi atau tonsiloadenoidektomi belum ada.Data yang

didapatkan dari RSUPNCM pada tahun 2003 didapatkan 152 kasus dengan

tonsiloadenoidektomi.

10

Page 11: referat adenoiditis

Tonsilitis kronik pada anak hampir selalu terjadi bersama adenoiditis

kronik, karena adenoid dan tonsil merupakan jaringan limfoid yang saling

berhubungan membentuk suatu cincin yang dikenal dengan waldeyer ring.

Pembesaran adenoid meningkat secara cepat setelah lahir dan mencapai

ukuran maksimum pada saat usia 4 – 6 tahun kemudian menetap sampai usia 8 – 9

tahun dan setelah usia 14 tahun bertahap mengalami involusi / regresi.

2.7 Etiologi Adenoiditis

Adenoid terdiri dari sel darah putih yang membantu menyaring dan

membunuh patogen asing.Akan tetapi jaringan adenoid ini mengalami hipertrofi

karena terinfeksi bakteri ataupun virus dan menyebabkan adenoiditis.

Penyebab adenoiditis hampir 50% kasus disebabkan oleh infeksi bakteri

Streptococcus Hemolitikus.Beberapa jenis bakteri lain yang dapat ditemukan

adalah Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus influenza, bakteri anaerob

dan virus (Epstein-Barr Virus).3

2.8 Patofisiologi Adenoiditis

Pada balita jaringan limfoid dalam cincin waldeyer sangat kecil.Pada anak

berusia 4 tahun bertambah besar karena aktivitas imun, karena adenoid merupakan

jaringan limfoid pertama di dalam tubuh yang memfagosit kuman-kuman

patogen.Hipertrofi adenoid merupakan respon terhadap kolonisasi dari flora

normal jaringan tersebut dan mikroorganisme patogen.Jika terjadi invasi bakteri

melalui hidung menuju nasofaring maka terjadi invasi system pertahanan berupa

sel-sel leukosit.Apabila sering terjadi invasi kuman maka adenoid semakin lama

semakin membesar sebagai kompensasi bagian atas maka dapat terjadi hipertrofi

dan hiperplasi adenoid.

Selain itu, bila sering terjadi infeksi saluran napas bagian atas maka dapat

terjadi hipertrofi adenoid. Akibat dari hipetrofi adenoid maka akan timbul

sumbatan koana dan sumbatan tuba eustachius. Akibat sumbatan tuba eustachius

akan terjadi otitis media akut berulang, otitis media kronik dan dapat terjadi otitis

media supuratif kronik. Pada adenoiditis dan tonsillitis kronis karena proses

11

Page 12: referat adenoiditis

radang yang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid berubah menjadi

jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripta melebar.

2.9 Gejala dan Tanda Adenoiditis

Adenoiditis Akut

Demam tinggi sampai kejang

Hidung tersumbat

Anak rewel

Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan adanya oedem

pada adenoid disertai hiperemis dan terkadang tertutup sekret

Biasanya gejala terjadi bersama tonsillitis akut

Adenoiditis kronis

Nafsu makan menurun

Rinolalia oklusa

Facies adenoid

Pilek dan hidung tersumbat

Sakit kepala

Pendengaran berkurang

Hipertrofi adenoid dapat menimbulkan gangguan:

1. Obstruksi Cavum nasi

Hipertrofi adenoid dapat menyumbat parsial atau total respirasi hidung

sehingga terjadi suara ngorok, suara hiponasal dan membuat anak

bernapas dari mulut.

2. Facies Adenoid

Tampak hidung kecil, gigi insisivus ke depan (prominen), arkus faring

yang tinggi menyebabkan kesan wajah seperti orang yang bodoh.

Sering juga muncul pada anak-anak yang minum susu dengan

menghisap dari botol dalam jangka panjang.

3. Faringitis dan ronchitis

4. Gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal sehingga

menimbulkan sinusitis kronik.

12

Page 13: referat adenoiditis

2.10 Diagnosis Adenoiditis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinik, pemeriksaan

rhinoskopi anterior dengan melihat tertahannya gerakan velum palatum mole pada

waktu fonasi, pemeriksaan rhinoskopi posterior ( pada anak biasanya sulit).

Pemeriksaan digital untuk meraba adanya adenoid. Pemeriksaan sampel dari swab

tenggorok untuk mengetahui bakteri atau mikroorganisme lain yang menginfeksi

adenoid. Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui organisme tersebut ada di

darah. Pemeriksaan radiologic X-Ray dengan foto lateral kepala untuk

mengetahui ukuran dan sudah meluas sampai ke jaringan atau organ mana infeksi

adenoidnya.

2.11 Tatalaksana Adenoiditis

Beberapa dokter menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi

adenoid.Penggunaan antibiotik sering memberikan keberhasilan pengobatan

terutama saat jaringan adenoid mengalami inflamasi.Terapi bedah merupakan

pilihan lain untuk penatalaksanaan adenoiditis. Terapi bedah digunakan jika:

- Tidak ada perbaikan dengan terapi antibiotik

- Infeksi adenoiditis berulang

- Curiga tumor atau keganasan pada tenggorokan dan leher

- Terdapat gangguan bernapas dan menelan7,8

Indikasi Adenoidektomi, berdasarkan satu atau lebih keadaan di bawah ini:

1. Obstruksi jalan napas bagian atas kronis dengan akibat gangguan tidur, kor

pulmonale atau sindrom apnea waktu tidur

2. Nasofaringitis purulent kronis walaupu penatalaksanaan medik adekuat

3. Adenoiditis kronis atau hipertrofi adenoid yang berhubungan dengan

produksi dan persistensi cairan telinga tengah (otitis media serosa atau

mukosa)

4. Otitis media supuratif akut rekuren yang tidak mempunyai respons

terhadap penatalaksanaan dengan antibiotik profilaksis

5. Kasus-kasus otitis media supuratif kronis tertentu pada anak-anak dengan

hipertrofi adenoid

6. Curiga keganasan nasofaring(dengan biopsi)2

13

Page 14: referat adenoiditis

2.12 Komplikasi

Komplikasi tindakan adenoidektomi adalah perdarahan bila pengerokan

adenoid kurang bersih. Bila terlalu dalam menguretnya akan terjadi kerusakan

dinding belakang faring. Bila kuretase terlalu ke lateral maka torus tubarius akan

rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba eustachius dan akan timbul tuli

konduktif.

Komplikasi yang dapat terjadi pada adenoiditis antara lain:

- Infeksi telinga Infeksi adenoid dapat berlanjut ke tuba eustachius

kemudian ke telinga tengah. Gejala adenoiditis meningkat karena tuba

terbuka dan infeksi mudah masuk ke telinga tengah dan bisa menyebabkan

gangguan pendengaran

- Sinusitis

- Infeksi di rongga dada pneumonia atau bronkitis, jika infeksi adenoid

yang disebabkan oleh virus atau bakteri bertambah berat. Infeksi bisa

menyebar ke paru, bronkiolus, dan sistemrespirasi lainnya.

14

Page 15: referat adenoiditis

BAB III

KESIMPULAN

Adenoid merupakan suatu bagian sistem kekebalan tubuh pada anak,

berfungsi untu menangkap penyebab infeksi berupa bakteri atau virus.Adenoid

memproduksi antibodi sebagai benteng yang melindungi tubuh dari penyakit

terutama yang berasal dari udara yang masuk melalui hidung.Adenoid terletak di

dinding belakang tengah nasofaring di sebelah kanan dan kirinya.Adenoid terus

membesar hingga anak berusia 3-4tahun. Setelah itu dia akan mengecil dan

akhirya hilang sama sekali ketika anak berusia 12-13tahun.

Adenoid terdiri dari sel darah putih yang membantu menyaring dan

membunuh patogen asing.Akan tetapi jaringan adenoid ini mengalami hipertrofi

karena terinfeksi bakteri ataupun virus dan menyebabkan adenoiditis.Penyebab

adenoiditis, hampir 50% disebabkan oleh bakteri streptococcus hemolitikus.

Apabila sering terjadi infeksi pada saluran napas atas maka terjadi

hipertrofi adenoid yang menyebabkan sumbatan di koana dan tuba eustachius.

Akibat sumbatan koana, pasien akan bernapas melalui mulut sehingga terjadi

fasies adenoid, faringitis dan bronkitis. Akibat sumbatan tuba eustachius akan

terjadi otitis media akut berulang dan akhirnya menjadi otitis media supuratif

kronik. Oleh karena itu infeksi pada adenoid(adenoiditis) harus segera ditangani

agar tidak menimbulkan komplikasi ke jaringan atau organ lain disekitarnya

Tatalaksana adenoiditis dapat dilakukan adenoidektomi apabila dengan

tatalaksana antibiotik profilaksis adekuat tidak ada perubahan, adenoiditis

berulang, obstruksi jalan napas yang menyebabkan sleep apnea, gangguan

menelan, gangguan berbicara, fasies adenoid dan didapatkan kecurigaan ke arah

neoplasma baik jinak ataupun ganas.

15

Page 16: referat adenoiditis

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusmarjono, Efiaty A. Faringitis, Tonsilitis dan Hipertrofi Adenoid.

Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,Hidung, Tenggorok, Kepala

dan Leher. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2007

2. Dams, George L. Penyakit-Penyakit Nasofaring dan Orofaring. Dalam:

BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Ed 6. Jakarta: EGC. 1997

3. Streptococcal, General Info. Centers for Diseasee Control and Prevention.

http://www.cdc.gov/ncidod/dbmd/diseaseinfo/groupastreptococcal.html.

4. Tonsils and Adenoids. American Academy of Otolaryngology.

http://www.entnet.org/HealthInformation/tonsilsAdenoids.cfm

5. Lee,K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed 8. Mc

Graw Hill Companies. 2003

6. Becker, W et al. Ear, Nose and Throat Disease. Ed 2. New York. 1994

7. Tonsilectomy and Adenoidectomy. Children’s Health Care of Atlanta.

http://www.choa.org/Child-health-Glossary/Tonsil -and-Adenoid-

Enlargement

8. Newlands, Shawn D et al. Textbook of Head and Neck Surgery

Otolaringology. Ed 3. Philadelphia. 2000

9. Gardjito, W. Tindak Bedah Organ dan Sistem Organ Kepala dan Leher.

Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC. 2004

10. Bambang, H.S. Ilmu Penyakit THT FK UNDIP. Semarang. 1991

11. http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Adenoids

16