proses perumusan dan pengesahan pancasila sebagai dasar negara ri
DESCRIPTION
Mata kuliah pendidikan pancasilaTRANSCRIPT
Disusun oleh :
1. Hengky Fransiska
2. Asfa Izzdihar
3. Halatul Fajri
4. Syifa Arum Dewanti
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................................................1
Daftar isi.......................................................................................................................................i2
Kata Pengantar.............................................................................................................................i3
Pendahuluan..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
Pembahasan...................................................................................................................................6
A. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara.....................................................................6
B. Kronologi Perumusan dan Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara.........................6
1. Sidang BPUPKI I........................................................................................................6
2. Sidang Panitia Sembilan.............................................................................................8
3. Sidang BPUPKI II.......................................................................................................8
4. Sidang PPKI I.............................................................................................................9
C. Pengesahan Pembukaan UUD 1945/ Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia........10
D. Perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara..............................................................12
Penutup........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan......................................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................................14
Daftar Pustaka..............................................................................................................................15
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disajikan untuk memberi wawasan
seputar Proses Perumusan dan Pengesahan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sugiyarta Stanislaus selaku Dosen pengampu
Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Dengan adanya makalah ini, Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sehingga kita mampu menjadi pribadi yang lebih
baik, cerdas, intensif, mandiri, dan berbudi luhur.
Semarang, 12 September 2013
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami peran Pancasila, khususnya pancasila sebagai Dasar Negara, merupakan
suatu tuntutan agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman dan tujuan yang
sama, dan akhirnya memiliki sikap dan persepsi yang sama terhadap kedudukan, peranan
dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kenyataan bangsa Indonesia dalam hidup berbangsa dan bernegara tidak dapat
dipisahkan dari sejarah masa lampau. Demikian halnya dengan terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia, termasuk di dalamnya Pancasila sebagai dasar negaranya.
Sejarah masa lalu dengan masa kini dan masa mendatang merupakan suatu rangkaian
waktu yang berlanjut dan berkesinambungan. Dalam perjalanan sejarah Pancasila
sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam persoalan
mengenai pantaskah Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Selain itu
Pancasila sebagai Dasar Negara juga dihantui oleh ideologi komunis dan kapitalisme.
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari Pancasila Sebagai Dasar Negara?
2. Bagaimanakah kronologi perumusan dan pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara?
3. Bagaimanakah perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara ?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Mengetahui kronologi perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara.
3. Mengetahui penjelasan secara terperinci perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai
Dasar Negara
D. Manfaat
1. Secara Teoritis
4
a. Sebagai wawasan dan pemahaman seputar Pancasila Dasar Negara Republik
Indonesia, perumusan, dan pengesahan pembukaan UUD 1945, serta
perkembangan pancasila sebagai Dasar Negara
b. Sebagai kajian untuk pelajar, khususnya mahasiswa UNNES (Universitas Negeri
Semarang)
2. Secara Praktis
a. Bagi pelajar, menumbuhkan kesadaran pelajar tentang pentingnya sejarah negara
Indonesia merdeka
b. Bagi Penulis, mendorong terealisasinya pemahaman dan wawasan tentang sejarah
Indonesia dikalangan pelajar khususnya Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
c. Bagi Masyarakat Umum, untuk mengetahui arti penting peranan Pancasila sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam bahasa
Sansekerta Pancasila memiliki arti yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas/dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun. II No. 7 tanggal
15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan suatu
bangsa mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
itu dijadikan tuntunan dan pegangan adlam mengatur sikap dan tingkah laku
manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, mayarakat dan alam semesta.
Pancasila sebagai dasar negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara
seperti yang diatur oleh UUD 1945.
B. Kronologi Perumusan dan Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara
Proses perumusuan pancasila secara formal terbagi menjadi empat bagian :
1. SIDANG BPUPKI I
Badan ini dibentuk pada tanggal pada 29 April 1945. Dilantik pada tanggal 28 Mei
1945. Fungsinya: Membicarakan/mempersiapkan keperluan-keperluan kemerdekaan
6
Indonesia, seperti: Persiapan Undang-Undang Dasar yang berisi Dasar Negara,
tujuan negara, bentuk negara, dan sistem pemerintahannya. Sebagai ketua adalah Dr.
KRT Rajiman Widiodiningrat.
• Mr. M. Yamin ( 29 Mei 1945 )
Pada sidang tanggal 29 Mei 1945 Mr. M. Yamin, sebagai Ketua Panitia Konsep
UUD mengusulkan secara lisan Dasar Nagara Indonesia, yaitu:
1.Peri Kebangsaan.
2.Peri Kemanusiaan.
3.Peri Ketuhanan.
4.Peri Kerakyatan.
5.Peri Kesejahteraan Rakyat
Kemudian secara tertulis, tercantum dalam Rancangan Pembukaan UUD Negara RI,
sebagai berikut:
1. Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari hasil yang dikemukakan oleh Mr. M. Yamin ini, jelas bahwa beliau adalah
penggali Pancasila yang lebih khusus, yakni Pancasila sebagai Dasar Negara.
• Prof. Dr. Soepomo ( 31 Mei 1945)
Beliau mengemukaan teori-teori Negara sebagai berikut :
1. Teori Negara perseorangan (individualis) yaitu paham yang menyatakan bahwa
Negara adalah masyarakat hukum yang disusun, atas kontrak antara seluruh
individu(paham yang banyak terdapat di eropa dan amerika)
2. Paham Negara kelas (class theory) teori yang diajarkan oleh Marx, Engels dan
lenn yang mengatakan bahwa Negara adalah alat dari suatu golongan (suatu klasse)
untuk menindas klasse lain
3. Paham Negara integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muler, Hegel.
Menurut paham ini Negara buknla unuk mejamin perseorangan atau golongan akan
tetapi menjamin kepentingan masyrakat seluruhnya sebagi suatu persatuan
• Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ir. Soekarno mengusulkan Dasar Negara itu adalah Pancasila. Usul ini dikemukakan
7
beliau dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) tanggal 1 Juni 1945, yakni:
1. Nasionalisme
2. Internasionalisme, atau peri kemanusiaan.
3. Mufakat, atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. KeTuhanan yang berkebudayaan.
Pidato ini ketika diterbitkan pada tahun 1947 diberi judul: Lahirnya Panca Sila.
Karena Ir. Soekarno juga mengemukakan butir-butir yang kemudian dikenal dengan
Pancasila tersebut, maka beliau juga adalah penggali Pancasila.
2. SIDANG PANITIA SEMBILAN
Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh yang terdiri dari : Ir. Soekarno, Drs.
M. Hatta. Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, H.
Agus Salim, Mr.A. Soebardjo, K.H. Wahid Hasjim dan Mr. M. Yamin.
Tugas mereka: membahas pidato/usul Mr. M. Yamin. Dari pertemuan ini mereka
berhasil menyusun naskah yang di dalamnya terdapat rumusan Dasar Negara,
yaitu:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah yang mengandung rumusan Dasar Negara ini diberi nama oleh Mr. M.
Yamin dengan “Piagam Jakarta”. Panitia Sembilan adalah penggali Pancasila
menurut rumusannya sendiri.
3. SIDANG BPUPKI II
Ada tambahan 6 anggota pada sidang BPUPKI kedua ini. Selain itu Ir
Soekarno juga melaporkan hasil pertemuan panitia Sembilan yang telah mencapai
suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara golongan Islam
8
dengan golongan kebangsaan. Persetujuan tersebut tertuang dalam suatu rancangan
Pembukaan hukum dasar, rancangan preambule Hukum dasar yang
dipermaklumkan oleh panitia kecil Badan Penyelidik dalam rapat BPUPKI kedua
tanggal 10 juli 1945. Panitia kecil badan penyelidik menyetujui sebulat-bulatnya
rancangan preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut.
Dalam sidang ini istilah hukum dasar diganti dengan istilah Undang-Undang
Dasar. Keputusan penting dalam rapat ini anara lain:
a. Tanggal 10 juli 1945
Pada tanggal 10 juli 1945 keputusan tentang bentuk Negara. Dari 64 suara yang
pro republik 55 orang yang meminta bentuk kerajaan 6 orang adapu bentuk lain
dan blanko 1 orang.
b. Tanggal 11 juli 1945
Pada tanggal 11 juli 1945 keputusan tentang luas wilayah Negara. Sebanyak 39
suara memilih daerah Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, Borneo Utara
(borneo Inggris), Irian timur, Timor Portugis dan Pulau-pulau sekitanya.
Keputusan-kepuusan lain yaitu membentuk panitia perancangan Undang-Undang
Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membentuk panitia ekonomi dan keuangan
yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta, dan juga membentuk panitia pembelaan tanah
air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso.
c. Tanggal 13 Juli 1945
Pada tanggal 13 juli 1945 menghasilkan keputusan tentang kedaulatan negara ,
tugas presiden , undang – undang dan rancangan hukum dasar 15 Bab 42 Pasal.
d. Tanggal 14 Juli 1945
Badan Penyelidik bersidang lagi dan Panitia Perancanga Undang-Undang dasar
yang diusulkan terdiri atas 3 bagian, yaitu:
1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan di muka dunia atas
penjajahan Belanda
2. Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar Negara Pancasila
3. Pasal-pasal UUD (Pringgodigdo, 1979: 169-170)
4. SIDANG PPKI I
Sebelum sidang resmi dimulai dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa
perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah pembukan UUD 1945 yang
9
pada saat itu disebut piagam Jakarta, terutama yang menyangkut sila pertama
pancasila.
Dan sidang yang dihadiri 27 orang ini menghasilkan keputusan-keputusan
sebagai berikut:
• Mengesahkan UUD 1945 yang meliputi :
1. Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta sehingga
dihasilkan pembukaan Undang-undang Dasar 1945
2. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami beberapa perubahan
karena berkaitan dengan perubahan piagam Jakarta, kemudian menjadi
Undang-Undang Dasar 1945
• Memilih Presiden (Ir. Soekarno) dan wakil presiden (Drs. Moh. Hatta)
• Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai musyawarah
darurat
C. Pengesahan Pembukaan UUD 1945/Pancasila Dasara Negara Republik Indonesia
Sidang pleno Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945 dimulai jam 11.30 dengan acara pokok membahas Rancangan Hukum Dasar (termasuk Rancangan Preambule Hukum Dasar) untuk ditetapkan menjadi Undang-Undang Dasar (termasuk pembukaan Undang-Undang Dasar) suatu negara yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sebelum sidang pleno dimulai, atas tanggung jawab Ketau PPKI, maka badan itu disempurnakan dengan ditambah 6 orang anggota baru untuk mewakili golongan-golongan yang belum terwakili dalam keanggotaan PPKI yang lama. Dengan ditambahnya keenam anggota PPKI, maka badan ini dianggap sebagai badan yang mewakili seluruh daerah/rakyat Indonesia.
Sidang pleno PPKI mengambil beberapa keputusan sebagai berikut :
1. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia dengan jalan :a. Menetapkan Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan menjadi Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia.b. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan beberapa perubahan menjadi UUD
Negara Republik Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai UUD 19452. Memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia3. Membentuk Komite Nasional Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945
10
Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia didahului dengan pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia yang dipimpin langsung oleh Ketua PPKI. Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Piagam Jakarta dengan Perubahan-perubahan yang terjadi disampaikan oleh Drs. Moh. Hatta yaitu yang pertama, menghilangkan “Pernyataan Indonesia Merdeka” serta “Pembukaan yang lama” dan digantikan dengan “Pembukaan”. Dahulu ada Panitia Kecil yang telah merancang Preambule Hukum Dasar, tetapi kemudian sidang Dokuritsu Zyunbi Coosakai merubah Prebule itu dan memecahnya menjadi dua bagia adalah “Pernytaan Indonesia Merdeka” dan “Pembukaan”(yang singkat). Kedua, dengan adanya kekhawatiranyang disampaikan oleh sorang opsir Jepang yang bertugas di Indonesia Timur, Nijizima, maka setelah melalui perdebatan akhirnya Drs. Moh. Hatta memanggil tokoh-tokoh seperti: Ki Hajar Dewantara, Haji Agus Salim, dan K.H. Mas Mansjur. Nijizima melaporkan keresahan yang dialami oleh masyarakat Indonesia Timur dan mengancam akan memisahkan diri jika kalimat berbunyi : “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” tidak dirubah. Meskipun Drs. Moh. Hatta telah menjelaskan bahwa kalimat itu sudah disetujui oleh orang-orang non islam seperti Mr. AA. Maramis, namun Nijizima bersikeras dan khawatir kalau-kalau persatuan yang telah dibina dari bawah akan mengalami kehancuran karena “digerogoti” dari dalam. Akhirnya Drs. Moh. Hatta memanggil ketiga tokoh tersebut untuk membicarakan masalah itu. Dalam pembicaraan yang diadakan sebelum sidang PPKI dimulai itu menghasilkan kesepakatan untuk merubah kalimat “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan segala perubahan yang terjadi maka hasil akhir adalah sebagai berikut :
Pembukaan
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat, sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yyang merdeka, bersatu, berdaulat, adli dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyatdengan berdasar kepada: Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
11
dalam permusyawarata/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perubahan tersebut telah dibacakan oleh Zimukkyokutyo. Dengan ini sahlah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
D. Perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara
Semenjak ditetapkan sebagai Dasar Negara(oleh PPKI 18 Agustus 1945)
Pancasila telah mengalami perkembangan sesuai dengan pasang naiknya sejarah
bangsa Indonesia.Koento Wibisono (2001) memberikan tahapan perkembangan
Pancasila sebagai Dasar negara dalam tiga tahap yaitu:
1. Tahap 1945-1968 sebagai tahap politis
2. Tahap 1969-1994 sebagai tahap pembangunan ekonomi
3. Tahap 1995-2020 sebagai tahap repositing Pancasila
Penahapan ini memang tampak berbeda lazimnya para pakar hukum
ketatanegaraan melakukan penahapan perkembangan Pancasila Dasar Negara yaitu:
1. Tahun 1945-1949 Masa Undang-undang Dasar 1945 yang Pertama
2. Tahun 1949-1950 Masa Konstitusi RIS
3. Tahun 1950-1959 Masa UUDS 1950
4. Tahun 1959-1965 Masa Orde Lama
5. Tahun 1966-1968 Masa Orde Baru
6. Tahun 1998-sekarang Masa Reformasi (Soegito A.T.2001)
Hal ini patut dipahami,karena adanya perbedaan pendekatan,yaitu segi politik dan
dari segi hukum.
1. 1945-1968 merupakan tahap politis,dimana orientasi pengembangan pancasila
diarahkan kepada nation and character building.Hal ini sebagai perwujudan keinginan
bangsa Indonesia untuk survival dari berbagai tantangan yang muncul baik dalam
maupun luar negeri,sehingga atmosfer politis sebagai panglima sangat
dominan.Menurut Notonegoro dan Driyarkara Pancasila mampu dijadikan pangkal
sudut pandangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan bahkan pancasila
merupakan suatu paham atau aliran filsafat Indonesia, dan ditegaskan bahwa
pancasila merupakan rumusan ilmiah filsafati tentang manusia dan realitas,sehingga
12
pancasila tidak lagi dijadikan alternatif melainkan menjadi suatu imperatif dan suatu
philosophial consensus dengan komitmen transenden sebagai tali pengikat kesatuan
dan persatuan dalam menyongsong kehidupan masa depan bangsa yang Bhineka
Tunggal Ika.Bahkan Notonegoro menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945
merupakan Staatfundamental Norm yang tidak dapat diubah secara hukum oleh
siapapun.
2. 1969-1994 sebagai tahap pembangun ekonomi yaitu upaya mengisi kemerdekaan
melalui program-program ekonomi.Pembanguna ekonomi menunjukkan keberhasilan
secara spektakuler walaupun bersamaan dengan itu muncul gejala ketidak merataan
dalam pembagian hasil pembangunan.Kesenjangan sosial merupakan fenomena yang
dilematis dengan program Penataran P4 yang selama itu dilaksanakan oleh
pemerintah.Keadaan ini semakin memprihatinkan setelah terjadi gejala KKN dan
Kroniisme yang nyata-nyata bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu
sendiri.Bersamaan dengan itu perkembangan perpolitikan dunia,setelah hancurnya
negara-negara komunias lahirnya tiga raksasa kapitalisme dunia yaitu Amerika
Serikat,Eropa dan Jepang.
Oleh karena itu,Pancasila sebagai dasar Negara tidak hanya dihantui oleh subersifnya
komunisme melainkan juga harus berhadapan dengan gelombang anekasinya
kapitalisme disamping menghadapi tantangan baru yaitu ; KKN dan Kroniisme.
3. 1995-2020 merupakan tahap respositioning Pancasila,karena dunia masa kini
sedang dihadapkan kepada gelombang perubahan secara
cepat,mendasar,spektakuler,sebagai implikasi arus globalisasi yang melanda seluruh
penjuru dunia,khususnya di abad XXI sekarang ini, bersamaan arus refomasi yang
sedang dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut di atas Koento Wibisono(2001) menyarankan perlunya
reposisi Pancasila: reposisi Pancasila sebagai Dasar negara yang mengandung makna
Pacasila harus diletakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan UUD 1945,yang
dieksplorasikan pada dimensi realitas, idealitas dan fleksibilitas.
Reposisi Pancasila sebagai Dasar Negara harus diarahkan pada pembinaan dan
pengembangan moral, sehingga moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah
untuk mengatasi krisis dan disintegrasi.Moralitas Pancasila harus disertai penegakan
hukum(penegakan supremasi hukum).
13
BAB III
PENUTUP
.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai Dasar
Negara yang perumusannya terdapat dalam alinea keempat UUD 1945 yang sekaligus
akan menempatkan Pancasila dalam posisi yang sebenarnya sehingga tetap akan menjiwai
perjuangan bangsa Indonesia di masa mendatang khususnya di era Reformasi.
Sebelum pancasila berlaku sah sebagai Dasar Negar RI, diawali dengan adanya suatu
proses perumusan yang mengandung latar belakang tertentu. Selanjutnya Pancasila
sebagaimana yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut dituangkan dalam
wujud berbagai aturan-aturan dasar/ pokok seperti yang terdapat dalam Batang Tubuh
UUD 1945 dalam bentuk pasal-pasalnya, yang kemudian dijabarkan pada Peraturan
perundang-perundagan lainnya yang bersifat tertulis, sedangkan yang bersifat tidak tertulis
terpelihara dalam konvensi.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis berdasarkan pembahasan diatas adalah nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila harus lebih ditegakkan lagi kedepannya, dan
direalisasikan kedalam kehidupan sehari hari, karena Pancasila adalah Dasar Negara kita
yang merupakan pedoman baik dalam bertindak ataupun bertutur kata. Selain itu kita
harus menyadari pentingnya Pancasila karena Pancasila merupakan ideologi bangsa harus kita
jaga.
14
DAFTAR PUSTAKA
Soegito, A.T dkk. 2013. Pendidikan Pancasila. Semarang:Universitas Negeri Semarang.
15