praktikum radiologi

17
PRAKTIKUM RADIOLOGI PEMBACAAN ROENTGEN I. PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan di bidang kedokteran semakin berkembang yaitu dengan ditemukannya alat dan metode yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa terhadap penderita dilakukan berbagai cara antara lain pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan secara radiologis. Pemeriksaan secara radiologi mampu memberikan informasi secara radiografi yang optimal baik keadaan anatomis maupun fisiologis dari suatu organ di dalam tubuh yang tidak dapat di raba dan di lihat oleh mata secara langsung serta mampu memberikan informasi mengenai kelainan-kelainan yang mungkin dijumpai pada organ-organ yang akan diperiksa. 1 Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik serta terapi ini menggunakan pencitraan yang salah satunya adalah sinar x-ray. Pencitraan ini menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari sebuah objek padat, seperti bagian tubuh manusia, dengan menggunakan energi radiasi. Radiologi juga kadang-kadang disebut radioskopi atau radiologi klinis. 1 Pada saat ini hampir semua organ dan sistem di dalam tubuh kita dapat diperiksa secara radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media yang berguna memperlihatkan jaringan organ yang mempunyai nomor atom yang lebih kecil sehingga kelainan pada organ tersebut dapat didiagnosa. Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi yang menggunakan bahan kontras. 1 Dada (toraks) merupakan bagian ideal untuk pemeriksaan radiologi. Parenkim paru-paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap jalannya sinar-x, sehingga 1

Upload: agra58

Post on 24-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

BIOLOGI

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM RADIOLOGIPEMBACAAN ROENTGEN

I. PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan di bidang kedokteran semakin berkembang yaitu dengan ditemukannya alat dan metode yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa terhadap penderita dilakukan berbagai cara antara lain pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan secara radiologis. Pemeriksaan secara radiologi mampu memberikan informasi secara radiografi yang optimal baik keadaan anatomis maupun fisiologis dari suatu organ di dalam tubuh yang tidak dapat di raba dan di lihat oleh mata secara langsung serta mampu memberikan informasi mengenai kelainan-kelainan yang mungkin dijumpai pada organ-organ yang akan diperiksa. 1Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik serta terapi ini menggunakan pencitraan yang salah satunya adalah sinar x-ray. Pencitraan ini menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari sebuah objek padat, seperti bagian tubuh manusia, dengan menggunakan energi radiasi. Radiologi juga kadang-kadang disebut radioskopi atau radiologi klinis. 1Pada saat ini hampir semua organ dan sistem di dalam tubuh kita dapat diperiksa secara radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media yang berguna memperlihatkan jaringan organ yang mempunyai nomor atom yang lebih kecil sehingga kelainan pada organ tersebut dapat didiagnosa. Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi yang menggunakan bahan kontras. 1Dada (toraks) merupakan bagian ideal untuk pemeriksaan radiologi. Parenkim paru-paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap jalannya sinar-x, sehingga parenkim memberikan bayangan yang sangat memancar. Bagian yang padat udara akan sukar ditembus sinar-x sehingga bayangannya lebih padat. Benda yang padat akan memberikan kesan berwarna lebih putih daripada bagian yang berbentuk udara jika dilihat pada hasil radiologi dada.1 Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum radiologi untuk mengenal posisi standar foto thoraks yang baik dan dapat membaca hasil radiologi thoraks dengan tepat. Semoga penulisan laporan ini dapat memberikan manfaat dan bahan pustaka bagi seluruh pembaca.

II. TUJUAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui cara pembacaan hasil pemeriksaan radiologis khususnya foto thoraks.2. Melihat bayangan struktur organ di dalam rongga dada serta kelainan yang terjadi.III. TINJAUAN PUSTAKA

Toraks merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang daripada bagian depan. Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada di antara kedua paru-paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernapasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem peredaran darah dan saluran limfe. Pembuluh darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan jalan lalu lintas makanan dan bahan buangan. 2Pemeriksaan radiologik toraks merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Kemajuan yang sangat pesat selama dasawarsa terakhir dalam teknik pemeriksaan radiologik toraks dan pengetahuan untuk menilai suatu roentgenogram toraks menyebabkan pemeriksaan toraks dengan sinar roentgen ini suatu keharusan rutin. Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dapat dianggap tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan pasti sebelum dilakukan pemeriksaan radiologik. Selain itu, berbagai kelainan dini dalam paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto roentgen sebelum timbul gejala-gejala klinis. 2Foto roentgen yang dibuat pada suatu saat tertentu dapat merupakan dokumen yang abadi dari penyakit seorang penderita, dan setiap waktu dapat dipergunakan dan diperbandingkan dengan foto yang dibuat pada saat-saat lain. Macam-macam cara pemeriksaan, antara lain: 21. Fluoroscopy Thorax : cara pemeriksaan yang mempergunakan sifat tembus sinar roentgen dan suatu tabir yang bersifat fluoerensi bila terkena sinar tersebut. Umumnya cara ini tidak dipakai lagi, hanya pada keadaan tertentu, yaitu bila kita ingin menyelidiki pergerakan suatu organ/sistem tubuh seperti dinamika alat-alat peredaran darah besar, serta pernapasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru.2. Roentgenography : pembuatan foto roentgen toraks. Agar distorsi dan magnifikasi yang diperoleh menjadi sekecil mungkin, maka jarak antara tabung dan film harus 1,80 meter dan foto dibuat sewaktu penderita sedang bernapas dalam (inspirasi)3. Tomography : istilah lainnya: Planigrafi, Laminagrafi atau Stratirafi. Pemeriksaan lapis demi lapis dari rongga dada, biasanya untuk evaluasi adanya tumor atau atelektase yang bersifat padat.4. Computerized Tomoghraphy (CT SCAN) : Yaitu Tomography transversal, dengan X-ray dan komputer. Pemeriksaan ini terutama untuk daerah mediastinum.

5. Bronchography : Ialah pemeriksaan percabangan bronkus, dengan cara mengisi saluran bronkial dengan suatu bahan kontras yang bersifat opaque (menghasilkan bayangan pada foto). Bahan kontras tersebut biasanya mengandung jodium (lipiodol, dionosil, dsb). Indikasi pemeriksaan ini misalnya pada bronkiektasis untuk meneliti letak, luas, dan sifat-sifat bagian bronkus yang melebar; dan pada tumor-tumor yang terletak dalam lumen bronkus (space occupying lesions), yang mungkin mempersempit bahkan menyumbat sama sekali bronkus bersangkutan.6. Arteriography : mengisi kontras pada pembuluh darah pulmonale, sehingga dapat diketahui vaskularisasi pada mediastinum atau pada paru.7. Angiocardiography : adalah pemeriksaan untuk melihat ruang-ruang jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar dengan sinar roentgen (fluoroskopi atau roentgenografi), dengan menggunakan suatu bahan kontras radioopaque, misalnya Hypaque 50%, dimasukkan kedalam salah satu ruang jantung melalui kateter secara intravena. Indikasi dilakukan foto thorax, antara lain : 2 Infeksi traktus respiratorius bawah (TBC Paru, bronkitis, pneumonia) Batuk kronis/berdarah Trauma dada Tumor Nyerii dada Metastase neoplasma Penyakit paru akibat kerja Aspirasi benda asingKriteria foto thoraks normal, antara lain: 2 Mediastinum tidak melebar Trakea relatif di tengah Batas jantung jelas Jantung tidak membesar Bentuk jantung seperti buah pir Posisi jantung terletak pada hemitoraks kiri, mesokardia Tidak ada kelainan paru Sudut kosto/kardiofrenikus tajam Tidak ada kelainan tulang dan jaringan lunak

Posisi baku untuk foto thoraks adalah antero posterior atau AP erect (tegak), untuk bayi atau anak sakit (berat) adalah antero posterior atau AP supine (telentang). Pada posisi lateral berfungsi menentukan lokasi gambaran abnormal yang tampak pada foto AP. Adapun posisi lateral dekubitus (RLD/LLD) berfungsi mendeteksi efusi pleura yang sedikit. Posisi oblique berfungsi untuk melihat pleura, dinding dada, iga-iga. Posisi freddy frog (top lordotic) berfungsi untuk mendeteksi patologi di respiratori atas atau apex paru. Periksa foto toraks secara sistematis harus mengkaji semua area, yaitu: 2 Mediastinum Bayangan hilus Bayangan jantung Pembuluh darah besar Lapangan paru Pleura Diafragma Tulang Jaringan lunak IV. ALAT DAN BAHAN

Alat: Laptop LCD Proyektor Pointer

Bahan: Slide powerpoint gambaran foto thoraks Panduan praktikum radiologi

V. CARA KERJA

Adapun cara kerja praktikum ini, antara lain:1. Mahasiswa mengikuti kuliah pendahuluan praktikum.2. Narasumber memperlihatkan slide powerpoint gambaran radiologi foto thoraks.3. Mahasiswa mengidentifikasi dan menyebutkan keterangan setiap gambaran radiologi yang ditampilkan.4. Narasumber memberikan umpan balik atau menjelaskan kembali setiap gambaran radiologi kepada mahasiswa jika ada jawaban yang salah.5. Merapikan alat dan bahan.6. Mengakhiri praktikum.

VI. HASIL

Foto thoraks posisi anteroposterior (AP) normal.

Foto thoraks posisi lateral normal.

Foto thoraks yang mengalami atelektasis atau kolapsnya paru karena berkurangnya volume paru akibat tidak memadainya ekspansi rongga udara.

Foto thoraks menunjukkan adanya kavitas (lubang) pada penderita TB paru. Dinding lubang berbentuk seperti cincin didalamnya berisi cairan akibat melunaknya sarang keju, biasanya kavitas ini dikelilingi jaringan fibrotik.

Foto thoraks menunjukkan adanya efusi pleura, yaitu adanya kelebihan cairan pada rongga pleura akibat keadaan patologis.

Foto thoraks menunjukkan adanya pneumothoraks, yaitu adanya udara dalam rongga pleura.

Foto thoraks menunjukan TB Milier terlihat penyebaran nekrosis perkijuan berupa titik-titik putih seperti awan.

VII. PEMBAHASAN

Sinar-X dapat menembus tubuh dan memberikan bayangan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Tubuh akan menyerap sinar x pada berbagai tingkatan yang akan memberikan gambaran yang berbeda. Penyerapan tinggi akan memberikan gambaran putih (opak) misalnya pada tulang, penyerapan sedang akan memberikan gambaran abu-abu, misalnya pada jaringan lunak, dan penyerapan rendah akan memberikan gambaran hitam, misalnya udara. Pada neonatus atau anak dengan sakit berat posisi anak terlentang dengan arah sinar vertikal dari anterior ke posterior. Pada remaja atau dewasa berdiri dengan sinar AP tegak lurus ke arah dada pasien. Foto thoraks AP bertujuan untuk melihat bayangan isi rongga dada secara keseluruhan dari arah depan. Foto thoraks anteroposterior (AP) yang baik, sebagai berikut: 2 Mencakup seluruh rongga dada : dari iga pertama sampai ke sinus kostofrenikus Tidak terjadi rotasi tubuh : iga anterior kanan dan kiri sama panjang dan simetris Tidak lordosis : bila terjadi lordosis arah ujung iga anterior akan mendatar atau mengarah ke kranial Inspirasi cukup : dilihat dari jumlah iga posterior

Usia anakInspirasi Optimum

< 3 tahun8 iga posterior

3-7 tahun9 iga posterior

> 8 tahun10 iga posterior

Untuk membaca foto rontgen prinsipnya adalah membandingkan keadaan kiri dan kanan. Perhatikan keadaan tulang-tulang, apakah ada kelainan, fraktur, destruksi, dan lainnya. Fraktur bisa kita lihat dari putusnya kontinuitas jaringan tulang. Mediastinum di nilai normal atau tidak, apakah terdapat pembesaran atau tidak. Misal, adanya tumor pada mediastinum akan menampakkan gambaran mediastinum yang melebar atau tampak adanya massa pada mediastinum. Trakea juga dapat kita nilai. Trakea yang normalnya berada di tengah, bisa mengalami pergeseran akibat desakan atau proses-proses lain. Selanjutnya jantung, nilai besar dan ukurannya, normal atau tidak. Ukuran bisa kita nilai dengan menghitung CTR (Cardio Thoracic Ratio), normalnya pada orang dewasa adalah 48%-50%, sedangkan pada anak-anak sebesar 52%-53%. 2

Foto thoraks lateral pada orang dewasa, pasien duduk tegak menyamping. Sedangkan foto thoraks lateral pada neonatus atau anak yang tidak dapat berdiri pemeriksaan dilakukan dengan posisi anak dimiringkan ke kanan atau kiri dengan arah sinar vertikal dari lateral ke lateral. Pada neonatus/anak sakit berat posisi anak tetap terlentang dengan arah sinar horisontal/cross table/lateral-lateral. Foto thoraks lateral bertujuan untuk melihat kelainan dalam rongga dada dari arah samping. Foto thoraks lateral yang baik, sebagai berikut: 2 Sisi yang akan diperiksa yang paling dekat dengan film. Bagian posterior dari iga harus berhimpitan . Tulang belakang tidak rotasi. Seluruh toraks harus masuk dari apeks sampai diafragma. Menentukan letak kelainan yang terlihat pada foto AP. Melihat adanya pembesaran kelenjar hilus dan atau perihilar .Atelektasis pada lobus paru bagian kanan atas. Tampakelevasi dari fissura horizontal dan deviasi trakea ke arah kanan. Penyebab atelektasis bervariasi, diantaranya adalah sumbatan mukus pada bronkus, kompresi ekstrinsik dari hemopneumothoraks dan hipoventilasi alveolus. Diagnosis atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang didapatkan, serta pemeriksaan radiografi. Foto radiografi dada digunakan untuk konfirmasidiagnosis. Foto radiografi dada dilakukan dengan menggunakan proyeksi anterior-posterior dan lateral untuk mengetahui lokasi dan distribusi atelektasis. Sebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan volume paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru, sehingga memberibayangan yanglebih jelas. 2Kavitas adalah struktur lubang berdinding di dalam paru. Gambaran radiologik diatas menunjukan satu buahkavitas yang terdapat pada apex pulmo dexter yang dikelilingi bayangan opak berawan atau nodular. Penyakit yang sering menyebabkan kavitas adalah kanker, emboli paru, infeksi Staphyllococcus aureus, tuberkulosis, Klebsiella pneumoniae, bakteri anaerob dan jamur, dan wegeners granulomatosis. 2Kavitas dalam jaringan paru berisi material purulent dan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses infeksi. Biasanya kavitas sering terjadi pada tuberkulosis, kavitas ini dapat: 21. Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. Bila isi kavitas masuk ke arteri akan terjadi TB millier atau TB usus.2. Memadat dan membungkus diri menjadi tuberkuloma. Tuberkuloma ini dapat mengapur dan sembuh atau aktif menjadi cair dan terjadi kavitas lagi.3. Bersih dan sembuh (open healed cavity). Dapat menyembuh dengan membungkus diri menjadi kecil atau kadang berakhir sebagai kavitas yang terbungkus, menciut, dan berbentuk bintang (stellata shaped).

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi dapat terdiri dari cairan yang relatif jernih, yang mungkin merupakan cairan transudat atau eksudat, atau dapat mengandung darah dan purulen. Transudat (filtrasi plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh) terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorpsi cairan pleural terganggu. Biasanya oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik atau onkotik. Transudat menandakan bahwa kondisi seperti asites atau gagal ginjal mendasari penumpukan cairan. Eksudat (ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas). Biasanya terjadi akibat inflamasi oleh produk bakteri atau tumor yang mengenai permukaan pleural.2Gambaran radiologik diatas menunjukan pemeriksaan foto rutin tegak, cairan pleura tampak berupa perselubungan homogen menutupi struktur pulmo dexter-inferior yang relatif radiopak. Namun efusi pleura pada pulmo dexter-inferior tidak mendorong mediastinum ke arah kontralateral. 2

Pneumothoraks ialah adanya udara dalam rongga pleura dimana masuknya udara kedalam rongga pleura,dapat dibedakan menjadi: 21. Pneumothoraks spontan : timbul sobekan subpleura dan bulla sehingga udara pada saluran pernapasan masuk kedalam rongga pleura.2. Udara lingkungan luar masuk kedalam rongga pleura melalui lika tusuk.3. Masuknya udara melalui mediastinum yang biasanya diisebabkan trauma pada trakea atau esofagus akibat tindakan pemeriksaan dengan alat-alat endoskopi atau benda asing tajam yang tertelan.4. Udara berasal dari subdiafragma dengan adanya robekan lambung akibat suatu trauma atau abses subdiafragma dengan kuman pembentuk gas.Pada gambaran radiologi penumothoraks seharusnya pleura berwarna abu-abu karena merupakan jaringan lunak dan tidak berisi udara,rongga pada pleura yang berisi udara ini menjadi berwarna hitam karena penyerapan rendah akan memberikan warna hitam seperti udara pada gambaran radiologi. Pada pneumothoraks yang luas,ronggapada pleura akan menekan jaringan paru kearah hillus atau paru akan menjadi kolaps didaerah hillus dan mendorong mediastinum kearah kontralateral. Selain itu sel iga akan menjadi lebih besar. 2

Pada umumnya kuman tuberkulosis masuk kedalam tubuh masuk melalui inhalasi. Kuman tersebut dapat bersarang dimana saja,namun pada umumnya bersarang diparu karena kuman tuberkulosis senang pada tempat yang mempunyai oksigen tinggi. Kemudian timbul eksudat alveolar akibat reaksi radang yang menimbulkan bercak konsolidasi (Ghon). Kemudian kuman menyebar melalui kelenjar limfe dan menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar hillus ada 2 tipe penyebaran, yaitu: 21. Penyebaran hematogenPenyebaran hematogen terjadi melalui sistem limfatik duktus torasikus kemudian ke vena subklavia sinistra,selanjutnya menyebar keseluruh tubuh. Gambaran radiologis foto thoraks memperlihatkan bintil-bintik putih kecil-kecil yang tersebar secara merata keseluruh paru (milier).2. Penyebaran bronkogenPenyebaran terjadi akibat pecahnya kelenjar dalam bronkus atau dari fokus primer yang menyebar secara bronkogen. Pada gambaran radiologis ditemukan bercak-bercak konsolidasi yang terdapat beberapa tempat di paru.

VIII. KESIMPULAN

Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik serta terapi ini menggunakan pencitraan yang salah satunya adalah sinar x-ray. Pada sistem respirasi biasanya sering menggunakan pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks. Posisi standar pada foto thoraks adalah posisi antero posterior (AP) dan lateral. Pada foto thoraks yang normal akan terlhat gambaran, sebagai berikut mediastinum tidak melebar, trakea relatif di tengah, batas jantung jelas, jantung tidak membesar, bentuk jantung seperti buah pir, posisi jantung terletak pada hemitoraks kiri, tidak ada kelainan paru, serta sudut kosto/kardiofrenikus. Tubuh akan menyerap sinar x pada berbagai tingkatan yang akan memberikan gambaran yang berbeda. Penyerapan tinggi akan memberikan gambaran putih (opak) misalnya pada tulang, penyerapan sedang akan memberikan gambaran abu-abu, misalnya pada jaringan lunak, dan penyerapan rendah akan memberikan gambaran hitam, misalnya udara. Ada berbagai macam kelainan paru yang dapat dilihat melalui foto thoraks, seperti atelektasis, pneumothoraks, efusi pleura, kavitas pada TB paru, dan penyebaran TB paru secara milier.

DAFTAR PUSTAKA

1. Swartz, Mark. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC. 2012. 2. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. 2th ed. Jakarta: FKUI. 2013. 1