praktikum mikrobiologi dasar - pengenalan alat
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
“PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK ASEPTIK”
Disusun Oleh :
WIDYA VERONICA APRIROZA
1384205003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2015
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium
Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya
dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun
yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko
tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap
percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun
sama tapi ukurannya berbeda.
Secara sederhana mikrobiologi dapat diartikan sebagai organisme
yang berukuran sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk
melihatnya dengan mata telanjang. Namun mengamati aktivitas
mikroorganisme ini sangat menyenangkan, dan bila diperdalam dengan
sangat sungguh-sungguh mikroorganisme dapat memberikan keuntungan
pada manusia terutama untuk industri pangan, mungkin inilah sebabnya
kenapa mikrobiologi menjadi salah satu mata kuliah yang perlu untuk
dipelajari. Alat yang digunakan untuk melihat mikroorganisme adalah
mikroskop. Mikroskop ini dapat kita temukan hampir di setiap laboratorium.
Selain mikroskop, alat-alat lainnya adalah erlenmeyer, beaker glass, tabung
reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, triangle, jarum ose, cawan petri, pipet
mikro, tip, laminar air flow, incubator, vortex, magnetic stirrer, colony
counter, autoclave dan lain-lain. Setiap alat ini mempunyai fungsi dan peran
yang berbeda-beda.
Pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran praktikum kita
selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak dapat
secara langsung menggunakan alat-alat yang akan digunakan dalam
praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang
cukup untuk menggunakannya.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan
alat–alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran
praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi dan mengetahui fungsi dari alat-alat tersebut
2. Untuk mengetahui cara kerja teknik aseptik.
BAB IIISI
2.1 Hasil dan Pembahasan
A. Alat-alat yang digunakan di dalam Laboratorium
Adapun daftar alat-alat mikrobiologi yang perlu dikenal:
1) Alat-alat elektrik
Mikrskop cahaya Hot plate & stirrer
Mikroskop stereo Colony counter
Autoklaf elektrik Biological Safety Cabinet (BSC)
Incubator Mikropipet
2) Alat-alat gelas dan keramik
Cawan petri Mortar & pestle
Pipet ukur Beaker glass
Pipet tetes Buncen burner
Tabung reaksi Gelas ukur
Labu Erlenmeyer Batang L / Drugalsky
Glass beads Tabung durham
Kaca preparat
3) Alat-alat non gelas
Jarum inokulum / ose
Pinset
Rubber bulb
pH meter universal
a) Mikroskop Cahaya (Brightfield Microsocope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah
mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak
mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm.
berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagian dan
spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki
Laboratorium Mikrobiologi.
Bagian-bagian Mikroskop:
1. Eyepiece / oculars (lensa okuler)
Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk
lensa objektif
2. Tabung Mikroskop
Untuk mengatur focus
3. Revolver
Untuk memilih lensa objektif yang akan
digunakan
4. Pengunci tabung tubus dgn lengan mikroskop
5. Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda
6. Penjepit preparat atau pemegang sediaan
Untuk menjepit preparat yang akan diamati agar tidak bergeser
7. Meja preparat
Untuk meletakkan preparat yang akan diamati
8. Kondensor
Untuk memfokuskan/mengumpulkan cahaya ke benda yang sedang
diamati
9. Pemutar kondensor
Untuk mengatur kondensor naik atau turun
10. Pemutar kondensor
11. Diafragma
Untuk mengatur cahaya yang akan masuk ke mikroskop
12. Pengatur penjepit preparat
Untuk mengatur penjepit preparat ke kiri atau kanan
13. Makrometer sekrup
Untuk tombol pengatur fokus kasar berfungsi untuk mencari fokus
bayangan objek secara cepat
14. Mikrometer sekrup
Untuk tombol pengatur fokus halus berfungsi untuk memfokuskan
bayangan objek secara lambat
15. Pengatur penjepit preparat
Untuk mengatur penjepit preparat kedepan atau kebelakang
16. Sakelar lampu
Untuk memutuskan aliran lisrik atau menghubungkan aliran listrik ke
mikroskop
17. Pengatur intensitas cahaya
Untuk mengatur lampu redup atau nyala terang
18. Lampu
Sumber cahaya pada mikroskop.
b) Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope)
Mikroskop ini berfungsi untuk
melihat objek yang membutuhkan perbesaran
tidak terlalu besar. Di Laboratorium
Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya
digunakan untuk mengamati secara detail
bentuk koloni dan jamur. Berikut merupakan
uraian tentang mikroskop stereo yang dimiliki
Laboratorium Mikrobiologi yaitu Zoom Stereo
Microscope, Olimpus SZ360.
1. Oculars eyepiece (lensa okuler)
2. Diopter adjustment ring (cincin pengatur diopter)
3. Zoom control knob (sekrup pengatur pembesaran)
4. Focusing knob (sekrup pengatur fokus)
5. Stage plate (pelat tempat specimen diletakkan)
6. Stage clip (penjepit spesimen / preparat)
Prosedur operasi
1. Letakkan spesimen / preparat di stage plate (5), jepit jika perlu
2. Atur perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar Zoom
Control Knob (3) kemudian dicari fokusnya dengan memutar
Focusing Knob (4)
3. Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar Zoom
Control Knob (3) ke perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari
fokusnya
Mikroskop ini memiliki pilihan perbesaran:
Okuler Objektif Total
10 x
0,67 x 6,7 x
0,9 x 9 x
1 x 10 x
2 x 2 x
4 x 40x
c) Autoklaf (Autoclave)
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat
dan bahan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
dengan suhu 1210C (2500F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh
permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square
inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 1210C.
Diagram autoklaf vertical
1. Tombol pengatur waktu
mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
d) Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk
menginkubasi atau memeram mikroba pada
suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi
Heraeus B5042 misalnya adalah 10-700C.
e) Hot plate stirrer dan Stirre bar
Hot plate stirrer dan Stirre bar
(magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan
pengadukan. Pelat (Plate) yang terdapat
dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan
baying magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS 10 L, dengan
kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai
4250C.
f) Colony counter
Alat ini berguna untuk mempermudah
perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca
pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi
dengan skala / kuadran yang sangat berguna
untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat
banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung
otomatis yang dapat di-reset.
g) Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapar juga disebut
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara
aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran
udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum
digunakan. Prosedur BSC seri 36212, PurifierTM Biological Safety Cabinet
dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah sebagai
berikut:
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam,
selanjutnya matikan segera sebelum mulai
bekerja.
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada
posisi terendah.
3. Nyalakan lampu neon dan blower.
4. Biarkan selama 5 menit.
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %.
6. Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % atau
desinfektan yang cocok dan biarkan menguap.
7. Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh
(overload) karena memperbesar resiko kontaminan.
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke LAF/BSC sedemikian
rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-
benar steril.
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol
tapi gunakan yang berbahan bakar gas.
10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu
oleh aktivitas kerja.
11. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak
keluar dari BSC
12. Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan
menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan.
13. Matikan lampu neon dan blower.
Tabel Hasil Pengamatan
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Cawan petri
Sebagai tempat
pertumbuhan mikroba
secara kuantitatif dan
sebagai tempat pengujian
sampel.
2. Pipet ukur
Untuk memindahkan larutan
atau cairan ke dalam suatu
wadah dengan berbagai
ukuran volume. Untuk
ukuran volume pada Pipet
ukur yang paling besar
adalah pipet ukur dengan
volume 50ml.
3. Pipet tetesUntuk mengambil dan
memindahkan bahan.
4.Tabung
reaksi
Untuk menyimpan
mikroorganisme dalam
medium cair atau padat, alat
pengenceran, untuk
pengujian mikrobiologis.
5.Labu
Erlenmeyer
Untuk menampung larutan,
bahan atau cairan
6. Gelas ukurUntuk mengukur volume
suatu larutan.
7. Batang L
Untuk menyebarkan cairan
di permukaan agar supaya
bakteri tersebut tersebar
merata.
8.Mortar dan
Pestle
Untuk menumbuk atau
menghancurkan materi
cuplikan, misal daging, roti
atau tanah sebelum di proses
lebih lanjut.
9. Beaker Glass
Merupakan alat yang
mempunyai banyak fungsi.
Di dalam mikrobiologi,
dapat digunakan untuk
preparasi media,
menampung aquades, dll.
10. Kaca preparat
Untuk meletakkan objek
yang akan diamati pada
objek.
11. Bunsen
Untuk memanaskan dan
mensterilkan alat-alat yang
terbuat dari platina.
12.Tabung
Durham
Untuk meampung /
menjebak gas yang
terbentuk akibat metabolism
pada bakteri yang diujikan.
13.
Jarum ose /
Jarum
Inokulum
Untuk mengambil dan
menggores sampel yang
akan diamati.
14. Pinset
Untuk mengambil benda
dengan menjepit misalnya
saat memindahkan cakram
antibiotik.
15.pH Indikator
Universal
Untuk
mengukur/mengetahui pH
suatu larutan.
16.Pipet Filler /
Rubber Bulb
Filler adalah alat untuk
menyedot larutan yang
dapat dipasang pada
pangkal pipet ukur. Karet
sebagai bahan filler
merupakan karet yang
resisten bahan kimia.
B.
C. Teknik Aseptis
Saran-saran kerja aseptis:
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang
memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih
dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu
lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin
dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk
mempercepat transfer panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan
ke bagian api.
5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen
tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api
maka semakin terjamin kondisi aseptisnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Alat-alat yang terdapat di laboratorium mikrobiologi ada yang terbuat dari
gelas dan keramik dan dari logam dan plastik. Dan ada juga yang eletrik
dan non gelas.
2. Alat-alat yang terbuat dari gelas diantaranya tabung reaksi, gelas ukur,
pipet tetes, cawan petri dan corong kaca
3. Alat-alat yang terbuat dari besi contohya spatula dan jarum ose, dan alat-
alat yang terbuat dari plastic contohnya handsprayer.
4. Alat-alat yang termasuk alat sterilisasi yaitu autoklaf, oven dan bunsen.
5. Setiap alat yang terdapat di laboratorium memiliki fungsi masing-masing
dan memiliki prinsip yang berbeda dalam penggunannya.
6. Teknik aseptis sangat penting dalam bekerja di laboratorium
mikrobiologi, penguasaan teknik aseptis yang baik dan terampil dapat
meminimalisir potensi kontaminasi.
3.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, praktikan harus lebih tertib
lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa lebih memahami fungsi dari
masing-masing alat di laboratorium mikrobiologi.
Daftar Pustaka
Sari, Ermina. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar Program StudiPendidikan Bilogi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UniversitasLancang Kuning. Pekanbaru.
Alfi, Muhammad, 2013, Laporan Praktikum Mikrobiologi (http.muhammadalialfi. blogspot.com/201112/laporan-praktikum-mikrobiologi-acara-1.html), Diakses pada tanggal 09 Desemberi 2013, Palu.
Volk, Wesley., 1993, Mikrobiologi Dasar, Erlangga, Jakarta.