pengaruh keefektifan pengendalian internal,...

151
PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA KENDARI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: WULANDARI APRILLIYANTI NIM: 1113082000088 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: nguyennhan

Post on 10-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI

INFORMASI, BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN KEADILAN

PROSEDURAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN

(FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA KENDARI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

WULANDARI APRILLIYANTI

NIM: 1113082000088

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

i

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri Informasi, Budaya

Etis Organisasi Dan Keadilan Prosedural Terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Kendari

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

Oleh:

Wulandari Aprilliyanti

NIM: 1113082000088

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA

NIP.19760924 200604 2 002

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIP

Hari ini Rabu, 04 April 2018 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

Nama : Wulandari Aprilliyanti

NIM • 1113082000088

Jurusan • Akuntansi/Audit

Judul Skripsi

:Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri

Informasi, Budaya Etis Organisasi,Dan Keadilan Prosedural

Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada

Kota Kendari

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,04 April 2018

1. Fitri Damayanti, SE, M.Si

NIP. 19810731 200604 2 003 ( )

Penguji I

2. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA

NIP.19720516 200901 1 006 ( )

Penguji II

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 05 Juni 2018 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Wulandari Aprilliyanti

NIM : 1113082000082

Jurusan : Akuntansi/Audit

Judul Skripsi : Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri

Informasi, Budaya Etis Organisasi, Dan Keadilan

Prosedural Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud)

Pada Pemerintah Kota Kendari (Studi Pada SKPD Kota

Kendari).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Juni 2018

1. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA ( )

NIP.19720516 200901 1 006 Ketua

2. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA ( )

NIP.19760924 200604 2 002 Sekretaris

3. Fitri Damayanti, SE, M.Si ( )

NIP. 19810731 200604 2 003 Penguji Ahli

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wulandari Aprilliyanti

No. Induk Mahasiswa : 1113082000088

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatllah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dipergunakan

sebagaimana mestinya

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Wulandari Aprilliyanti

2. Tempat, Tanggal Lahir : Raha Sultra, 07 April 1995

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jl. Nusa Indah RT 005 RW 08

Perumahan Ciptat Baru, Kel

Sawah Lama Tngsel

5. Telepon : 085394644647

6. Email : [email protected]

II. Pendidikan

1. TK Perwanida III Tahun 1999-2001

2. SDN 13 Katobu Tahun 2001-2007

3. SMPN 1 Pasarwajo Tahun 2007-2010

4. SMAN 1 Pasarwajo Tahun 2010-2013

5. S1 Ekonomi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tahun 2013-2018

III. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Halimbo Pando

2. Ibu : Asnawati

3. Anak ke- : Keenam dari enam

bersaudara

vi

THE INFLUENCE OF THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL

CONTROL, INFORMATION ASYMMETRY, ORGANIZATIONAL

ETHICAL CULTURE, AND PROCEDURAL JUSTICE, AGAINST

THE TENDENCY OF FRAUD IN THE CITY GOVERNMENT

KENDARI

(Study in Kendari City Work Unit)

ABSTRACT

This study aimed to identify and analyze the factors that influence the

occurrence of fraud in the government sector. Respondents in this study are Civil

Servants (PNS) working in the Unit Area Work (SKPD) in Kendari City. Pursuant

to purposive sampling method, total sample in this research is 78 responden from

20 Working Unit Area (SKPD) in Kendari City. Hypothesis in this research use

multiple linear regression analysis.

These results indicate that the effectiveness of internal control and

information asymmetry has no effect on Fraud in the government sector.

Meanwhile, organizational ethical culture and procedural justice influence the

tendency of fraud in the government sector.

Keywords: Fraud trends, government sector, effectiveness of internal

control, information asymmetry, organizational ethical culture, procedural

fairness.

vii

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL,

ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ETIS ORGANISASI, DAN

KEADILAN PROSEDURAL, TERHADAP KECENDERUNGAN

KECURANGAN (FRAUD) PADA PEMERINTAH KOTA KENDARI

(Studi pada Unit Kerja Wilayah Kota Kendari)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan kecurangan di sektor

pemerintahan. Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)

yang bekerja di Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Kota Kendari.

Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah

78 responden dari 20 Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Kota Kendari.

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil ini menunjukkan bahwa keefektifan pengendalian internal dan

asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap Fraud di sektor pemerintahan.

Sementara itu. Budaya etis organisasi dan keadilan prosedural berpengaruh

terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) di sektor pemerintah.

Kata kunci: Kecenderungan kecurangan, sektor pemerintah, keefektifan

pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, keadilan

prosedural.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal,

Asimetri Informasi, Budaya Etis Organisasi, Dan Keadilan Prosedural Terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Kendari (Studi Pada

SKPD Kota Kendari)“ ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai

pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak

khususnya dalam bidang akuntansi. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang tela membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama

kepada:

1. Kedua orang tua yang paling saya cintai dan sayangi yaitu Almarhum

Bapak Halimbo dan Ibu Asnawati yang dengan ikhlas memberikan

dukungan dengan penuh kasih sayang yang tidak pernah putus, selalu

mencurahkan perhatian, cinta, bimbingan, nasihat, serta dukungan moril

maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis. Ini untuk kalian

terimakasih.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA Selaku dosen pembimbing saya, yang

telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan

memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran

yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai

terlaksananya sidang skripsi.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekertaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

6. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yangtelah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.

7. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Terimakasih kepada Ibu Fitri Damayanti selaku dosen penasehat akademik

yang telah baik membantu penulis dari awal semester.

9. Terimakasih untuk Kelima kakak laki-laki saya yang selalu menjadi,

teman, sahabat terbaik penulis, selalu memberikan semangat, dukungan,

canda tawanya dan doa agar segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Terimakasih Anhie yang telah menjadi sahabat terbaik, rekan seperjuangan

yang sangat membantu bagi penulis, membantu mengerjakan tugas-tugas

kuliah, dari awal perkuliahan sampai dengan saat ini, pahit manis masa

kuliah telah kita rasakan bersama-sama. Terimakasih Anhieee.

11. Untuk teman seperjuangan sedari Fuziyyah Iswandi dan Kartika Wulansari

yang selalu membantu dan memberikan semangat untuk penulis dalam

penulisan skripsi ini, Terimakasih Pauu dan Kw.

12. Terimakasih Teman-Teman KKN BUKAN 190 yang memberikan

semangat membantu menyelesaikan buku KKN sehingga penulis dapat

mengikuti sidang skripsi.

13. Terimakasih Teman-teman jurusan Akuntansi Angkatan 2013 khususnya

Akuntansi B.

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi.

Jakarta, 25 Mei 2018

Wulandari Aprilliyanti

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 9

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...................... 9

1. Tujuan Penelitian ................................................... 9

2. Manfaat Penelitian ................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 12

A. Tinjauan Literatur ........................................................... 12

1. Agency Theory ....................................................... 12

2. Teori Atribusi ......................................................... 14

3. Fraud Triangle Theory .......................................... 17

4. Kecurangan (Fraud) ............................................... 21

5. Sistem pengendalian Internal ................................. 24

6. Asimetri Informasi ................................................. 26

7. Budaya Etis Organisasi .......................................... 27

8. Keadilan Prosedural ............................................... 29

9. Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 31

B. Hasil Penelitian Sebelumnya .......................................... 33

xii

C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan

Hipotesis.......................................................................... 36

1. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal

Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .... 36

2. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 37

3. Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 39

4. Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .................... 40

D. Kerangka Pemikiran ........................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 43

B. Metode Penentuan Sampel .............................................. 43

C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 44

D. Metode Analisis Data ...................................................... 45

1. Analisis Statistik Deskriptif ................................... 45

2. Uji Kualitas Data .................................................... 46

3. Uji Asumsi Klasik .................................................. 47

4. Pengujian Hipotesis ............................................... 49

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .............................. 51

1. Keefektifan Pengendalian Internal (X1)

2. Asimetri Informasi (X2) ........................................ 52

3. Budaya Etis Organisasi (X3) ................................. 53

4. Keadilan prosedural (X4) ....................................... 53

5. Kecendrungan Kecurangan (Fraud) (Y) ................ 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 58

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................... 58

1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................ 58

2. Karakteristik Profil Responden .............................. 60

B. Hail Uji Instrumen Penelitian ......................................... 64

xiii

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................. 64

2. Hasil Uji Kualitas Data ......................................... 65

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................ 69

4. Hasil Uji Hipotesis ................................................. 73

BAB V PENUTUP ................................................................................ 87

A. Kesimpulan .................................................................... 87

B. Saran................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90

LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Kasus Fraud………………………………………………… .... 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 32

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................... 55

Table 4.1 Data Sampel Penelitian ............................................................... 59

Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian .............................................. 59

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 61

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ..................... 61

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ....................................................................................... 62

Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan

Terakhir ....................................................................................... 62

Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja .......... 63

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keefektifan Pengendalian Internal ............... 66

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Asimetri Informasi ....................................... 66

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Budaya Etis Organisasi ................................ 66

Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Keadilan Prosedural ..................................... 67

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan (Fraud) .......... 67

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 68

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................... 69

Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)Model Summaryb ........... 73

Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X ....................................... 75

Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 75

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fraud Triangle .......................................................................... 16

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 42

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot .................. 70

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram............ 71

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ..................................................................... 72

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecurangan atau penyimpangan dewasa ini semakin berkembang pesat,

kegiatan penyimpangan selalu dilakukan secara terus-menerus dan terang-

terangan, semakin berkembangnya teknologi, peluang usaha, kompleksitas,

bisnis membuat peluang kecurangan dan penyimpangan pada perusahaan dan

instansi pemerintahan semakin besar pula. Kecurangan merupakan

kesengajaan yang dilakukan secara sadar untuk menyalahgunakan wewenang

dan mengambil hak orang lain untuk kepentingan pribadi. Kecurangan

(fraud) sering terjadi pada sektor publik maupun swasta, dengan melakukan

penyalahgunaan aset dan manipulasi laporan keuangan yang pelakunya

adalah pegawai atau pihak dalam maupun pihak luar organisasi tersebut.

Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sangat

memberikan dampak terhadap perubahan pada sistem pemerintahan yang

pada mulanya menganut pola sentralisasi beralih menjadi pola desentralisasi,

dimana daerah diberikan kewenangan seluas-luasnya untuk menggali,

mengelola dan memanfaatkan potensi daerah yang dimiliki asal dapat

dipertanggung jawabkan secara nyata. Hal ini sangat berdampak terhadap

akuntabilitas pemerintah daerah dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban

anggaran, karena anggaran merupakan dokumen/kontrak politik antara

pemerintah dengan DPRD (Mardiasmo, 2002).

2

Menurut penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) pada semester

II periode 1 Juli sampai 31 Desember 2010 menunjukkan peningkatan jumlah

kasus korupsi mencapai 272 kasus. Pada semester pertama tahun 2010, BPK

mencatat bahwa korupsi pada sektor keuangan daerah berada di peringkat

paling atas dengan 38%. Secara faktual, Indonesia termasuk negara dengan

peringkat korupsi yang tinggi di dunia, yaitu peringkat 100 dari 183 terkorup

dengan indeks korupsi 3,0 (Transparancy International, 2011). Hasil

penelitian Sheifer dan Vishny (1993) serta Gaviria (2001) dalam Wilopo

(2006) menunjukkan bahwa kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh tingkat

korupsi suatu negara. Kasus kecurangan telah terjadi di hampir semua daerah

di Indonesia berdasarkan. Kecurangan merupakan segala sesuatu yang secara

lihai dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menutupi

kebenaran, tipu daya, kelicikan atau mengelabui dan cara tidak jujur yang lain

(The Association of Certified Fraud Examines dalam Abdul Halim, 2003).

Pada dasarnya terdapat dua tipe kecurangan, yaitu eksternal dan internal.

Kasus yang terjadi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah tercantum pada

Tabel 1.1

3

Tabel 1.1

Kasus Fraud

No Satuan Kerja Perangkat Daerah Keterangan

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kota Kendari

Penyelewengan dana Surat Perintah

Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif di

lima unit Satu Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah

Provinsi Sultra, Kelima unit SKPD

yang diduga menyelewengan dana

SPPD fiktif tersebut, yakni Dinas

Pariwisata dan Pengembangan

Ekonomi Kreatif, Biro Umum

Sekretariat Pemerintah Provinsi

Sultra, Dinas Pendidikan Nasional,

Dinas Pendapatan Daerah dan

Sekretariat DPRD Sultra dan

mengakibatkan kerugian negara dari

dugaan penyelewengan dana SPPD

fiktif itu diperkirakan mencapai Rp6

miliar. (Sumber : antarasultra.com)

2. Kepala Dinas Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Buton, telah ditetapkan tersangka

dugaan proyek fiktif pembangunan

kawasan transmigrasi tahun 2015.

Polres Buton menetapkan tersangka

terhadap mantan Kepala Dinas

Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Buton, Jumat (22/9)

lalu. Tahu aparaturnya tersangkut

perkara hukum, Plt. Bupati Buton,

korupsi dana APBD Buton,

pengawasannya pun tidak dilakukan

secara langsung oleh internal

Pemkab Buton. Pada kasus korupsi

yang ditengarai merugikan negara

sekira Rp 430 juta tersebut. (Buton

Salah Satu Kabupaten Di Kota

Kendari)

(Sumber : Kendaripos.Co.Id)

4

Menurut Amin Widjaja (2013) dalam Ananda (2014) kecurangan

eksternal adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap suatu

perusahaan/entitas, seperti kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap

usaha, wajib pajak terhadap pemerintah, sedangkan kecurangan internal

adalah tindakan tidak legal yang dilakukan oleh karyawan, manager dan

eksekutif terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Kecurangan tersebut

akan menimbulkan kerugian yang besar bagi organisasi atau lembaga itu

sendiri. Tindakan kecurangan dalam akuntansi dapat terjadi karena beberapa

kondisi seperti yang dijelaskan oleh Cressey (1953) dalam Tuanakotta (2007)

menyebutkan Teori Fraud Triangle, bahwa korupsi disebabkan karena

adanya 3 faktor yaitu tekanan (pressure), peluang (opportunity), dan

rasionalisasi (razionalization).

Tindakan kecurangan dilakukan oleh seseorang dengan dorongan dan

tekanan yang ia hadapi, tekanan yang paling mendasar ketika seseorang

melakukan kecurangan adalah tuntutan ekonomi dimana seseorang akan

berlaku curang demi memenuhi kebutuhan ekonominya tersebut, peluang itu

sendiri yaitu adanya situasi untuk melakukan tindak kecurangan, sedangkan

rasionalisasi adalah sikap seseorang atau sebuah instansi yang merasionalkan

tindakan kecurangan tersebut. Beu dan Buckley (2001) dalam Thoyibatun

(2009) menjelaskan perilaku tidak etis adalah satu sikap atau perilaku

menyimpang yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu

di mana tujuan tersebut berbeda dari tujuan utama yang telah disepakati

sebelumnya. Perilaku tidak etis seharusnya tidak bisa diterima secara moral

5

karena mengakibatkan bahaya bagi orang lain dan lingkungan. Menurut Tang

et al., (2003) dalam Wilopo (2006), Perilaku tidak etis dapat berupa

penyalahgunaan kedudukan/posisi (abuse position), penyalahgunaan

kekuasaan (abuse power), penyalahgunaan sumber daya organisasi (abuse

resources) serta perilaku yang tidak berbuat apa-apa (no action).

Penyebab tindakan tidak etis adalah kurangnya pengawasan yang

dilakukan oleh instansi terhadap karyawannya sehingga menimbulkan

peluang bagi karyawan untuk melakukan tindakan tidak etis yang dapat

merugikan pihak instansi maupun lembaga yang menaungi karyawan

tersebut, ketidakpuasaan dan kekecewaan karyawan dengan hasil atau

kompensasi yang diperoleh di dalam suatu perusahaan atas apa yang telah

mereka kerjakan, dan ketidaktaatan pada aturan akuntansi juga dapat memicu

terjadinya perilaku tidak etis. Untuk mengantisipasi dan meminimalkan

terjadinya perilaku tidak etis tersebut sebaiknya perusahaan mendorong

karyawannya untuk menanamkan sikap dan perilaku etis baik di dalam

maupun di luar instansi. Wilopo (2009) meneliti mengenai Analisis Faktor-

Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

yaitu Studi Pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di

Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku tidak etis

memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi pada perusahaan. Semakin rendah perilaku tidak etis

dari manajemen pada perusahaan terbuka dan BUMN di Indonesia, maka

semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansinya.

6

Menurut Halim (2003) struktur pengendalian internal merupakan

rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang mana proses tersebut

mencakup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan

memiliki tujuan utama untuk menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas,

menjaga efektif dan efisiensi operasi yang dijalankan, dan menjaga kepatuhan

hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal meliputi lima

elemen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas

pengendalian informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Kelima elemen

tersebut membantu suatu instansi untuk mencapai tujuannya (Arens, 2008).

Pengendalian internal harus didukung dengan monitoring untuk memastikan

apakah pengendalian internal tersebut berjalan dengan efektif atau tidak.

Keefektifan pengendalian internal juga merupakan faktor yang berpengaruh

adanya tindak kecurangan akuntansi dan perilaku tidak etis.

Pengendalian internal yang lemah atau longgar dapat memberikan

peluang seseorang untuk melakukan perilaku menyimpang yang merujuk

pada terjadinya kecurangan akuntansi yang dapat merugikan suatu instansi

atau lembaga. Oleh sebab itu, suatu instansi atau lembaga harus memiliki

sistem pengendalian internal yang efektif, dimana setiap aktivitas-aktivitas

yang dilakukan karyawan dalam instansi atau lembaga tersebut mendapatkan

pengawasan yang ketat. Dengan adanya pengendalian internal yang efektif

diharapkan dapat meminimalisasikan perilaku tidak etis yang merujuk pada

tindakan kecurangan (fraud) dalam instansi atau lembaga yang dapat

merugikan instansi atau lembaga itu sendiri. Sehubungan dengan pengaruh

7

kecenderungan kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan, beberapa

penelitian telah dilakukan sebelumnya. Di antaranya yaitu dilakukan oleh

Chandra & Ikhsan (2015) mengenai determinan terjadinya kecenderungan

kecurangan akuntansi (fraud) pada Dinas Pemerintah se Kabupaten

Grobogan.

Variabel yang digunakan adalah keefektifan pengendalian internal,

budaya etis, kesesuaian kompensasi, penegakan peraturan, asimetri informasi,

dan komitmen organisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh

negatif keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan

penegakan peraturan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor

pemerintahan, terdapat pengaruh positif asimetri informasi terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan, tidak terdapat

pengaruh negatif budaya etis dan komitmen organisasi terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi di sektor pemerintahan. Saran pada

penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan observasi atas objek

penelitian untuk mengetahui kesediaan objek penelitian, dan menambah

faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.

Penelitian Adi et al (2016) mengenai Faktor-Faktor Penentu Kecurangan

(fraud) pada Sektor Pemerintahan Dinas Pendapatan Kota Pekalongan.

Variabel yang digunakan penegakan hukum, efektifitas pengendalan internal,

asimetri informasi, kesesuaian kompensasi, keadilan prosedural, budaya etis

organisasi terhadap pengaruh komitmen organisasi. Hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa semua variabel yang diuji berpengaruh secara simultan.

8

Penelitian persepsi pegawai di instansi pemerintahan tentang pengaruh

penegakan peraturan, keefektifan pengendalian internal, asimetri informasi,

keadilan distributif, keadilan prosedural, komitmen organisasi, dan budaya

etis organisasi terhadap fraud di sektor pemerintahan. Hasil penelitian

menunjukkan pengaruh negatif antara penegakan peraturan, keefektifan

pengendalian internal, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan

komitmen organisasi dengan kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan,

tidak terdapat pengaruh antara budaya etis organisasi dengan kecurangan

(fraud) di sektor pemerintahan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam

tentang keefektifan pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis

organisasi dan keadilan prosedural terhadap kecenderungan kecurangan

(fraud) di Pemerintah Kota Kendari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keefektifan Pengendalian

Internal, Asimetri Informasi, Budaya Etis Organisasi, dan Keadilan

Prosedural Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah

Kota Kendari” Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Mustika et al (2016) mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kecenderungan (Fraud) di Dinas Kabupaten Way Kanan Lampung. Variabel

yang digunakan adalah asimetri informasi, penegakan peraturan, keefektifan

pengendalian internal, perilaku tidak etis dan kesesuaian kompensasi. Dengan

sampel 153 pegawai instansi pemerintahan di Kabupaten Batang.

9

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai

berikut :

1. Variabel yang digunakan oleh peneliti terdiri dari empat variabel yang

terkait yaitu keefektifan pengendalian internal, asimetri informasi,

budaya etis organisasi dan keadilan prosedural.

2. Populasi dalam penelitian adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS)

yang bekerja di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah

Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dalam penelitian ini rumusan

masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh keefektifan pengendalian internal terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud) ?

2. Apakah terdapat pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan

kecurangan (fraud) ?

3. Apakah terdapat pengaruh budaya etis organisasi terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud) ?

4. Apakah terdapat pengaruh keadilan prosedural terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud) ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

10

a. Pengaruh keefektifan pengendalian internal terhadap kecenderungan

kecurangan (fraud).

b. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan

(fraud).

c. Pengaruh budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan

(fraud).

d. Pengaruh keadilan prosedural terhadap kecenderungan kecurangan

(fraud).

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti penting dengan harapan

dapat memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada.

Disamping itu diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk

mengembangkan ilmu lebih lanjut maupun kegunaan praktis menyangkut

pemecahan-pemecahan permasalahan yang aktual. Manfaat dari penelitian

ini adalah:

a. Secara Teoritis:

1) Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Penelitian ini memberikan

informasi dan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

terutama penelitian yang berkaitan analisis kecenderungan

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan.

11

2) Peneliti berikutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

untuk penelitian mendatang mengenai analisis kecenderungn (fraud)

di instansi pemerintahan.

b. Secara Prakatis:

1) Bagi Pemerintah Kota Kendari, hasil penelitian ini menjadi

masukan dalam usaha mencegah terjadinya kecenderungan

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan, dengan menekan

penyebab terjadinya fraud di sektor pemerintahan seperti yang

disajikan penulis.

2) Bagi Pembaca, dapat memberi tambahan informasi dan mampu

menjadi bahan referensi bagi penelitian lain dalam bidang yang

terkait. Dan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak

terkait yang memerlukan hasil penelitian ini.

3) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan rujukan bagi penelitian yang terkait dengan

kecenderungan kecurangan (fraud) di Sektor Pemerintahan.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Agency Theory

Agency theory adalah teori yang dicetuskan oleh Jensen dan

Meckling pada tahun (1976) yang bertujuan untuk mengatasi masalah

yang timbul dalam hubungan keagenan. Hubungan keagenan menurut

Jensen dan Meckling (1976) merupakan sebuah kontrak antara satu atau

lebih orang (prinsipal) dengan orang lain (agen) untuk melaksanakan suatu

pekerjaan demi kepentingan prinsipal. Dalam hubungan keagenan tersebut,

menurut Eisendhardt (1989) dimungkinkan akan timbul dua jenis

permasalahan. Permasalahan pertama adalah adanya perbedaan tujuan

antara prinsipal dan agen.

Perbedaan tujuan ini terjadi karena baik prinsipal maupun agen

memiliki keinginan untuk memaksimalkan kesejahteraan masing-masing.

Dengan demikian, terdapat potensi bahwa agen tidak selalu bertindak

untuk memaksimalkan kesejahteraan prinsipal. Permasalahan kedua adalah

adanya asimetri informasi. Asimentri informasi ini merupakan perbedaan

jumlah informasi yang dimiliki oleh principal dan agen sehingga prinsipal

tidak dapat memverifikasi tindakan agen. Dengan demikian, prinsipal

tidak dapat memverifikasi bahwa agen telah mengambil tindakan terbaik

untuk memaksimalkan kesejahteraan prinsipal tersebut.

13

Permasalahan-permasalahan dalam hubungan agensi tersebut akan

menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan menurut

Jensen dan Meckling (1976) merupakan jumlah dari pengeluaran

pengawasan (monitoring expenditure) oleh prinsipal, pengeluaran

perikatan (bonding expenditure) oleh agen, dan kerugian residual (residual

loss). Selanjutnya, Jensen (1983) memberikan sebuah definisi yang lebih

luas dari biaya keagenan tersebut. Jensen mendefinisikan biaya keagenan

sebagai jumlah dari biaya untuk menyusun (structuring), mengikat

(bonding), dan mengawasi (monitoring) kontrak di antara prinsipal dan

agen.

Berdasarkan Agency theory, prinsipal dapat mengurangi biaya

keagenan dengan cara melaksanakan pengawasan dan menyusun kontrak

insentif yang tepat. Hal ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh

Eisenhardt (1989) dalam dua proposisinya. Proposisi I menyatakan bahwa

ketika kontrak di antara prinsipal dan agen merupakan kontrak yang

berbasis hasil (outcome), agen akan cenderung bertindak untuk

kepentingan prinsipal. Sedangkan proposisi II menyatakan bahwa ketika

prinsipal memiliki informasi untuk memferivikasi tindakan agen, agen

akan cenderung bertindak untuk kepentingan principal.

Alasan digunakannya teori agency dalam penelitian ini adalah

karena ini merupakan penelitian tentang hubungan antara satu atau lebih

orang dengan orang lain yang menimbulkan perbedaan tujuan dan

14

perbedaan jumlah informasi yang diperoleh. Ruang lingkup yang

memengaruhi lebih di fokuskan pada asimetri informasi.

2. Teori Atribusi

Teori atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana kita

menentukan penyebab dan motif tentang perilaku seseorang (Gibson &

Donelly, 1996). Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan cara-cara

dalam menilai orang secara berlainan, tergantung makna apa yang

dihubungkan (atribusikan) ke suatu perilaku tertentu. Sedangkan menurut

Robbins & Stephen P (2003), teori atribusi merupakan penjelasan dari

cara-cara manusia menilai orang secara berlainan, tergantung pada makna

apa yang dihubungkan ke suatu perilaku tertentu.

Teori atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi

bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan

intelektual, yaitu faktor dalam diri sesorang, seperti kemampuan usaha dan

kekuatan eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar, seperti

kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan. Teori ini mengacu tentang

bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau

dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal ataupun

eksternalnya dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku individu.

Menurut Chandra dan Ramantha (2013) dalam Setiawan dan Larini

(2016) teori atribusi juga dapat dikatakan teori sikap dan perilaku yang

dikembangkan oleh Triandis (1980), menyatakan bahwa sikap yang terkait

dengan apa yang orang-orang ingin lakukan yang terdiri dari keyakinan

15

mengenai konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-aturan sosial yang

terkait dengan apa yang mereka pikirkan akan mereka, dan kebiasaan yang

terkait dengan apa yang mereka biasa lakukan menentukan perilaku

seseorang. Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi

seseorang terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-

alasan mereka atas kejadian yang dialami.

Dalam hidupnya, seseorang akan membentuk ide tentang orang lain

dan situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku seseorang dalam

persepsi sosial yang disebut dengan dispositional atributions dan

situational attributions (Luthans, (1998) dalam Harini dkk, (2010).

Dispositional attributions atau penyebab internal yang mengacu pada

aspek perilaku individual yang ada dalam diri seseorang seperti sifat,

persepsi diri, kemampuan, motivasi. Sedangkan situational attributions

atau penyebab eksternal yang mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat

mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan

pandangan masyarakat. Dengan kata lain, setiap tindakan atau ide yang

akan dilakukan oleh seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal dan

faktor eksternal.

Penyebab apakah individual atau situasi akan dipengaruhi oleh 3

faktor yang akan menyimpulkan atribusi seseorang, Kelly (1972):

a. Consensus – perilaku yang ditunjukkan jika semua orang menghadapi

situasi yang serupa dan merespon dengan cara yang sama dengan kata

lain jika orang lain setuju bahwa perilakunya diatur oleh beberapa

16

karakteristik personal. Dari suatu perspektif atribusi, jika perilaku itu

bersifat unik bagi satu orang maka dikatakan bahwa perilaku tersebut

mempunyai konsensus yang rendah. Jika konsesus itu tinggi, seseorang

akan diharapkan untuk memberikan suatu atribusi eksternal kepada

suatu keadaan, jika konsensus rendah, agaknya hal tersebut akan

dinilai sebagai bersifat internal.

b. Distinctiveness – perilaku yang ditunjukkan individu berlainan dalam

situasi yang berlainan dengan kata lain perilaku dapat dibedakan dari

perilaku orang lain saat menghadapi situasi yang sama. Apa yang ingin

kita ketahui adalah apakah perilaku tersebut luar biasa atau tidak. Jika

luar biasa, kemungkinan besar pengamat akan memberikan atribusi

eksternal kepada perilaku tersebut. Jika tindakan tersebut tidak luar

biasa, agaknya hal tersebut akan dinilai sebagai bersifat internal.

c. Consistency – perilaku yang sama dalam tindakan seseorang dari

waktu ke waktu (konsisten).

Atribusi intenal maupun eksternal telah dinyatakan dapat

mempengaruhi terhadap evauasi kinerja individu, misalnya dalam

menentukan bagaimana cara atasan memperlakukan bawahannya, dan

mempengaruhi sikap dan kepuasanan individu terhadap kerja

(Luthans, 1998 dalam Harini., 2010).

Alasan digunakannya teori atribusi dalam penelitian ini adalah

karena ini merupakan penelitian tentang apa saja yang memengaruhi

kinerja seorang pegawai. Ruang lingkup yang memengaruhi lebih

17

di fokuskan pada keefektifan pengendalian internal dan budaya etis

organisasi.

3. Fraud Triangle Theory

Menurut teori Fraud Triangle Cressey (1953) dalam Tuanakotta

(2007), kecurangan (fraud) disebabkan oleh 3 faktor, yaitu tekanan

(pressure, peluang (opportunity) rasionalisasi (rationalization).

Gambar 2.1

Fraud Triangle

Sumber: Fraud Triangle Theory Tuanakotta (2010)

Gambar segitiga (2.1) “Fraud Triangle” menjelaskan mengapa

manusia melakukan fraud. Cressey (1969) menyimpulkan bahwa

kecenderungan fraud terjadi bila seluruh 3 elemen penting ada secara

bersama-sama yakni motif/tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Setiap

3 elemen ini penting dan saling berhubungan dalam diri seseorang dalam

melaksanakan suatu fraud. Setiap eksekutif korporsi perlu memahami

fraud triangle dan mengapa karyawan melakukan bermacam-macam

fraud.

Motif atau tekanan adalah alasan seseorang melakukan fraud.

Motif atau tekanan adalah elemen yang menyebabkan seseorang bertindak

18

atau bereaksi dan sering menyatakan secara tidak langsung suatu emosi

atau nafsu. Motif merupakan kekuatan penggerak di belakang seseorang

yang berubah dari taat hukum menjadi melaksanakan kejahatan. Ada

banyak motif untuk melaksanakan fraud, bagian terbesarnya (kebanyakan)

adalah terkait keserakahan, juga termasuk hidup dibawah garis keinginan

seseorang, adanya kebutuhan keuangan yang segera, hutang, kecanduan

judi dan minum, tekanan keluarga, dan banyak hal lainnya. Keserakahan

merupakan kekuatan yang memotivasi semua jenis fraud, khususnya

corporate fraud pada beberapa tahun belakangan ini. Walaupun

keserakahan adalah motif yang umum, kadang-kadang rasa balas dendam

dan ego juga berperan. Seorang pegawai mungkin merasa marah dan

bermusuhan terhadap perusahaan karena beberapa kesalahan yang

dibebankan padanya dan ia mungkin mencoba membalasnya dengan

melakukan kecurangan.

Walaupun argumennya adalah balas dendam, ketika perilaku

tersebut mengantongi uang dari perusahaan, hal tersebut juga jatuh kepada

keserakahan. Kadang-kadang motifnya adalah nafsu untuk mengalahkan

sistem. Orang mungkin berpikir bahwa ia lebih pintar daripada setiap

orang lain, dan ia yakin tidak akan ada orang yang dapat

menghentikannya. Tekanan juga sering menjadi motif untuk melaksanakan

fraud. Kadang-kadang orang melakukan fraud untuk membantu

meningkatkan hasil keuangan untuk lini bawah (bottom-line).

19

Ketidakstabilan emosi juga menjadi faktor yang memotivasi, tetapi

tampaknya jauh lebih kecil daripada motif fraud yang lain.

Kesempatan adalah lingkungan yang mendukung dalam

melaksanakan suatu fraud. Jumlah kesempatan yang dimiliki oleh

seseorang untuk melaksanakan fraud biasanya ditentukan oleh posisi

otoritasnya dalam perusahaan dan aksesnya terhadap asset dan catatan.

Pengendalian intern yang jelek berkontribusi atas adanya kesempatan dan

fraud. Seorang karyawan yang dapat melakukan kedua-duanya membuka

suatu akun vendor baru dan dapat juga melakukan pembayaran kepada

vendor tersebut, merupakan suatu contoh kelemahan pengendalian intern

dan kesempatan yang baik untuk terjadinya fraud. Persediaan blanko cek

yang tidak disimpan dan dikunci secara layak adalah contoh lain dari

kesempatan. Pemisahan fungsi yang tegas akan mengurangi kesempatan

untuk terjadinya fraud. Dari 3 elemen fraud triangle, kesempatan adalah

suatu area dimana pencegahan fraud dapat menjadi berperan.

Menghilangkan atau mengurangi kesempatan untuk melaksanakan fraud

dan penyalahgunaan adalah penting dalam setiap program pencegahan

fraud.

Para pelaku kecurangan percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan

terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal yang lemah,

pengawasan manajemen yang kurang baik atau melalui penggunaan posisi.

Tuanakotta (2007) mengungkapkan dari penelitian Cressey, pelaku

20

kecurangan selalu memiliki pengetahuan dan kesempatan untuk

melakukan tindakan agar tidak terdeteksi.

Rasionalisasi merupakan bagian fraud triangle yang paling sulit

untuk diukur. “Rasionalisasi merupakan sikap karakter atau serangkaian

nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai melakukan

tindakan tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup

menekan yang membuat mereka merasionalisasikan tindakan yang tidak

jujur” (Tunggal, 2011). Dalam hal ini Integritas manajemen merupakan

penentu utama dari kualitas laporan keuangan.

Ketika integritas manajemen dipertanyakan, keandalan laporan

keuangan diragukan, bagi mereka yang umumnya tidak jujur maka akan

lebih mudah merasionalisasi kecurangan. Bagi mereka dengan standar

moral yang lebih tinggi, mungkin tidak begitu mudah. Pelaku kecurangan

selalu mencari pembenaran rasional untuk membenarkan perbuatannya,.

bagaimana pelaku kecurangan menjustifikasi perilaku yang tidak layak

tersebut. Rasionalisasi adalah sebab yang menjelaskan perilaku seseorang

yang berbeda motif antara satu orang dengan orang yang lain.

Ketika elemen kebutuhan dan kesempatan datang bersamaan, pelaku

fraud yakin bahwa apa yang terjadi tidaklah buruk atau salah. Pelaku fraud

sering berpikir bahwa ia adalah jujur dan ia hanya meminjam dan tidak

mencuri dari perusahaan dan tidak berfikir bahwa ia adalah seorang

kriminal yang mencurangi perusahaan. Ia mungkin mengatakan, banyak

para pelaku korupsi yang telah ditangkap, namun tidak satupun dari

21

mereka yang menyangka akan ditangkap. Mereka semua berpikir bahwa

mereka akan lolos dengan kejahatan yang dilakukannya. Mereka

merasionalisasi apa yang mereka lakukan dan percaya bahwa mereka tidak

akan dihukum.

Alasan digunakannya teori teori fraud Triangle dalam penelitian ini

adalah karena ini merupakan penelitian tentang dorongan dan tekanan apa

saja yang memengaruhi kinerja pegawai. Ruang lingkup yang

memengaruhi lebih di fokuskan pada keadilan prosedural.

4. Kecurangan (Fraud)

a. Pengertian Kecurangan (Fraud)

Menurut Boynton (1996) kecurangan atau fraud adalah penipuan

yang direncanakan misalnya salah saji, menyembunyikan, atau tidak

mengungkapkan fakta yang material sehingga merugikan pihak lain.

Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud sebagai

“an intentional act that result in a material misstatement in financial

statements tahtare the subject o an audit. Sedangkan menurut Black’s

Law Dictionary dalam Kurniawati (2012), fraud didefinisikan sebagai:

Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan

yang dapat diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan

keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau

pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak

terduga, penuh siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang

tidak wajar yang menyebabkan orang lain tertipu.

Menurut IAI (2001) dalam Wilopo (2008) menjelaskan

kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang timbul dari kecurangan

22

dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara

sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk

mengelabuhi pemakai laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari

perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan

penggelapan atau penyalahgunaan) berkaitan dengan pencurian aktiva

entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Definisi fraud juga diungkapkan menurut the Association of

Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Kurniawati (2012):

Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan

dengan sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau

memberikan laporan keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-

orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan

keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau

tidak langsung merugikan pihak lain.

Jadi, kecurangan merupakan suatu hal yang disengaja oleh

pelakunya. Hal tersebutlah yang membedakan antara kecurangan dan

kesalahan. Selain itu, kecurangan dilakukan dengan melanggar

ketentuan yang berlaku untuk mengambil keuntungan demi dirinya

sendiri. Tindakan fraud dapat dikatakan sebagai kriminal apabila niat

atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak jujur

tersebut juga sekaligus melanggar ketentuan hukum, misalnya korupsi

atau penggelapan pajak. Fraud yang bukan kriminal masuk kategori

risiko operasional, sedangkan fraud yang sekaligus tindak kriminal

masuk kategori risiko ilegal.

23

b. Klasifikasi Kecurangan (Fraud)

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau

Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi

profesional yang bergerak di bidang pemeriksaan atas kecurangan

(fraud) yang berkedudukan di Amerika Serikat dan mempunyai tujuan

untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan kecurangan (fraud)

dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree”

yaitu:

a. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)

Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai

kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji

material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor.

Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non

financial.

b. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam kecurangan kas

dan kecurangan atas persediaan dan aset lainnya, serta

pengeluaran‐pengeluaran biaya secara curang (fraudulent

asoursement)

c. Korupsi (Corruption)

Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut

ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan

TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam

24

pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery),

pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic

extortion).

5. Keefektifan Pengendalian Internal

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia/IAI (2001), pengendalian

internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu

keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, serta

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Keefektifan

pengendalian internal memegang peran penting dalam organisasi untuk

meminimalisir terjadinya kecurangan. Sehingga pengendalian internal

yang efektif akan menutup peluang terjadinya perilaku kecenderungan

untuk melakukan kecurangan.

Zulkarnain (2013) mengatakan bahwa keefektifan sistem

pengendalian internal merupakan suatu sistem yang terdiri dari kebijakan,

prosedur, cara, dan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan agar

rencana dan tujuan dapat dicapai dengan baik. Dengan adanya

pengendalian internal yang efektif akan menghindarkan terjadinya

tindakan-tindakan penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.

Sistem pengendalian internal yang efektif juga dapat membantu menjaga

aset, menjamin tersedianya laporan keuangan dan manajerial yang akurat

25

dan dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta dapat mengurangi

terjadinya kerugian, kecurangan dan pelanggaran (Shidqi, 2017).

Dengan adanya pengendalian internal yang efektif dapat membantu

pengurus menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan

dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap

ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta

mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran

aspek kehati-hatian. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wilopo (2006),

sistem pengendalian internal bagi sebuah organisasi sangatlah penting,

yaitu untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan

manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan

yang tidak sesuai dengan peraturan. Dari pemaparan diatas maka peneliti

berpendapat bahwa keefektifan pengendalian internal merupakan

kebijakan atau prosedur yang dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa

tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai dan untuk mengurangi kerugian

atas kemungkinan terjadinya ancaman keamanan dalam

informasi.Pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh

dewan komisaris manajemen dan personel lain, entitas yang didesain untuk

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan

berikut ini keandalan pelaporan keuangan,efektivitas dan efesiensi operasi

dan kepatuhan terhadap hukum peraturan yang berlaku.

26

6. Asimetri Informasi

Asimetri informasi adalah suatu kondisi di mana ada

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak pemegang amanah

(pemerintah daerah/eksekutif) sebagai penyedia informasi/agent dengan

pihak pemberi amanah (masyarakat, perwakilan rakyat, dan legislatif)

sebagai pengguna informasi/Principal (Scott, 2009).

Menurut Scott (2000) terdapat dua macam asimetri informasi yaitu :

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang

dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan

perusahaan dibandingkan pihak luar.

2. Moral hazard, yaitu jenis asimetri informasi dimana ada pihak yang

terkait dengan transaksi perusahaan yang dapat mengamati secara

langsung berjalannya transaksi tersebut, sedangkan pihak lain tidak

dapat melakukan hal yang sama.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), asimteri informasi

yaitu principal (masyarakat, perwakilan rakyat, dan legislatif) memberikan

wewenang kepada agen (pemerintah daerah/eksekutif) untuk mengatur

instansi yang dijabatnya. Pendelegasian wewenang akan menyebabkan

pemerintah daerah sebagai pengelola instansi akan lebih mengetahui

prospek dan informasi instansi sehingga menimbulkan ketidakseimbangan

informasi antara pemerintah daerah dengan pihak legislatif yang disebut

asimetri informasi.

27

Dari pemaparan diatas maka peneliti berpendapat bahwa asimetri

informasi merupakan merupakan kondisi dimana pihak dalam atau

pengelola perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik dibandingkan

dengan pihak luar atau pihak pemakai informasi selain pengelola. Asimetri

informasi merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan informasi

yang diperoleh pihak principal dan agent. Kondisi tersebut dapat

membuka peluang bagi pegawai untuk menyajikan informasi keuangan

yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuannya semata-

mata karena ingin mendapatkan penilaian yang baik atas kinerjanya.

Karena pihak Dinas Pemerintah merupakan pihak pengelola dana APBN

yang sebagian besar berasal dari masyarakat. Jika kondisi tersebut terjadi,

sehingga akan membuka peluang bagi pihak yang mengelola keuangan

untuk melakukan kecurangan. Pertanggungjawaban SKPD kepada

masyarakat disajikan dalam bentuk laporan realisasi APBD. Jika

masyarakat tidak mengetahui.

7. Budaya Etis Organisasi

Menurut Schein dalam Mustikasari (2013) menjelaskan bahwa

budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk

bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu

beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota

organisasi. Budaya organisasi harus memberikan teladan yang baik untuk

membangun suatu kultur yang kuat dalam organisasi yang dipimpinnya.

28

Menurut Robbin (1996) dalam Ikhsan dan Ishak (2005), budaya

organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-

anggota organisasi itu, sehingga persepsi tersebut menjadi suatu sistem

dan makna bersama di antara para anggotanya. Perilaku etis harus menjadi

budaya dalam organisasi yang berarti harus merupakan perilaku sehari-

hari semua anggota organisasi baik dalam sikap, tingkah laku anggota

maupun dalam keputusan manajemen/organisasi. Menurut Schein (1992)

dalam Zulkarnain (2013) budaya organisasi adalah pola dasar yang

diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah,

membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan

mempersatukan anggota-anggota organisasi.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa budaya etis

organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-

anggota organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk

karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan

mempersatukan anggota-anggota organisasi, sehingga persepsi tersebut

menjadi suatu sistem dan makna bersama di antara para anggotanya.

Kepribadian yang baik dari pimpinan akan mendorong tegaknya etika

perilaku dalam organisasi dan dijadikan dasar teladan yang dapat dicontoh

bagi seluruh pegawainya. Manajemen organisasi juga harus memberikan

bukti yang konkrit akan komitmen budaya organisasi yang baik dengan

memberikan sanksi yang tegas terhadap perbuatan-perbuatan yang

menyimpang atau melanggar aturan-aturan organisasi dan sebaliknya

29

memberikan penghargaan yang sesuai atas prestasi dan kontribusi

pegawainya terhadap organisasi. Dengan demikian akan tercipta suatu

etika perilaku dan struktur organisasi yang kuat.

8. Keadilan Prosedural

Menurut Ivancevich (2006) dalam Najahningrum (2013) Keadilan

prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh karyawan mengenai

keadilan yang dipersepsikan mengenai proses yang dan prosedur

organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi dan sumber

daya. Sedangkan menurut Menurut Faturochman (2002) bentuk prosedur

dan proses akan spesifik sesuai dengan substansinya. Di dalam suatu

kelompok, organisasi ataupun lembaga kemasyarakatan bisa ditemukan

berbagai prosedur. Meskipun demikian, ada komponen dalam aturan yang

universal pada prosedur, demikian juga halnya keadilan prosedural.

Pristiyanti (2012) mengidentifikasikan enam aturan pokok dalam

keadilan prosedural. Bila setiap aturan ini dapat dipenuhi, suatu prosedur

dapat dikatakan adil. Enam aturan yang dimaksud antara lain :

a. Konsistensi. Prosedur yang adil harus konsisten baik dari orang satu

kepada orang lain maupun dari waktu ke waktu. Setiap orang

memiliki hak dan diperlakukan sama dalam satu prosedur yang

sama.

b. Meminimalisasi bias. Ada dua sumber bias yang sering muncul,

yaitu kepentingan individu dan doktrin yang memihak. Oleh

30

karenanya, dalam upaya maminimalisasi bias ini, baik kepentingan

individu maupun pemihakan harus dihindarkan.

c. Informasi yang akurat sangat dibutuhkan untuk menentukan agar

penilaian keadilan akurat harus mendasarkan pada fakta. Kalau

opini sebagai dasar, hal itu harus disampaikan oleh orang yang

benar- benar mengetahui permasalahan, dan informasi yang

disampaikan lengkap.

d. Dapat diperbaiki. Upaya untuk memperbaiki kesalahan merupakan

salah satu tujuan penting perlu ditegakkannya keadilan. Oleh karena

itu, prosedur yang adil juga mengandung aturan yang bertujuan

untuk memperbaiki kesalahan yang ada ataupun kesalahan yang

mungkin akan muncul.

e. Representatif. Prosedur dikatakan adil bila sejak awal ada upaya

untuk melibatkan semua pihak yang bersangkutan. Meskipun

keterlibatan yang dimaksudkan dapat disesuaikan dengan sub-sub

kelompoknya yang ada, secara prinsip harus ada penyertaan dari

berbagai pihak sehingga akses untuk melakukan kontrol juga

terbuka.

f. Etis. Prosedur yang adil harus berdasarkan pada standar etika dan

moral. Dengan demikian, meskipun berbagai hal di atas terperinci,

bila subtansinya tidak memenuhi standar etika dan moral tidak bisa

dikatakan adil.

31

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa keadilan

prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh karyawan mengenai

keadilan yang dipersepsikan mengenai proses yang dan prosedur

organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi dan sumber

daya, dan persepsi pegawai mengenai keadilan berdasarkan prosedur yang

digunakan pihak manajemen untuk menentukan alokasi penggajian di

dalam instansi pemerintahan.

9. Kecenderungan Kecurangan (Fraud)

Korupsi merupakan jenis kecurangan (fraud) yang sering terjadi di

sektor pemerintahan. Korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus

dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-

sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-

kekuatan formal untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi dapat membuat

pelayanan pemerintah menjadi tidak maksimal dikarenakan adanya

penyaluran anggaran yang kurang sempurna sehingga masyarakat

dirugikan karena tindakan korupsi yang dilakukan oleh aparatur yang

berkaitan. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999, Undang-Undang No 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan

bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan melawan hukum,

memperkaya diri, orang/badan lain yang merugikan

keuangan/perekonomian negara (pasal 2), menyalahgunakan kewenangan

karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/perekonomian

32

negara (pasal 3), termasuk juga penyuapan, penggelapan dalam jabatan,

pemerasan dalam jabatan, gratifikasi.

Menurut Pristiyanti (2012) semua jenis fraud dapat terjadi pada

sektor pemerintahan, akan tetapi yang paling sering terjadi adalah korupsi.

Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya

busuk, rusak, mengenyahkan, memutarbalik atau menyogok. Secara

harfiah korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi ataupun

pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri

atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan

menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Sukanto (2007), Dalam hal penindakan terhadap fraud

dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yakni tindakan preventif, detektif

dan represif. Tindakan preventif antara lain memberi kesejahteraan yang

baik bagi pegawai, menjaga kualitas SDM dengan pembekalan pendidikan

dan pelatihan berkelanjutan, memperkuat pengawasan dari atasan maupun

dari rekan kerja, memperkuat struktur internal control, menerapkan standar

prosedur kerja yang konsisten, memperkuat posisi internal audit,

menerapkan sistem risk management, tidak memberikan pekerjaan dari

awal sampai akhir kepada satu bagian, memperkuat instumen anggaran

sebagai pengendali organisasi, dan memperkuat penerapan kode etik

Tindakan detektif bisa ditempuh dalam mengatasi fraud antara lain

memperbaiki dan menerapkan sistem tindak lanjut dari pengaduan,

melaporkan transaksi-transaksi khusus diluar standar prosedur baku,

33

mendalami fraud auditing bagi anggota internal audit, memantau gejala-

gejala fraud sejak dini, tetapi tidak melanggar aturan moral maupun aturan

kerja, dan berpartisipasi dalam gerakan moral.

Untuk tindakan represif dapat dilakukan dengan cara melakukan

investigatif audit jika diperlukan. Jika bukti mendukung, perlu dilanjutkan

ke proses berikutnya bisa berupa teguran, peringatan, PHK atau diteruskan

ke apparat yang berwenang, dan penyitaan barang bukti, dokumen-

dokumen, bahkan kekayaan jika terbukti kekayaan tersebut hasil korupsi.

B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil - hasil penelitian terdahulu mengenai topik

yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat dilihat dalam

tabel 2.1.

32

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(terdahulu)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Mustika,

Hastuti,

Heriningsih

(2016)

Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Kecenderungan

Kecurangan (Fraud):

Persepsi Pegawai Dinas

Kabupaten Way Kanan

Lampung

Variabel

kesesuaian

kompensasi

menggunakan metode

purposive sampling,

pengukuran variabel

menggunakan skala

Likert.

Tidak terdapat

variabel komitmen

organisasi terhadap

fraud di sektor

pemerintahan

Asimetri informasi, keefektifan

pengendalian internal, kesesuaian

kompensasi tidak berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud).

Terdapat pengaruh negatif penegakan

peraturan terhadap kecenderungan (fraud).

Terdapat pengaruh positif perilaku tidak

etis terhadap kecenderungan (fraud).

2 Adi,

Ardiyani,

Ardianingsih

(2016)

Analisis Faktor-Faktor

Penentu Kecurangan

(Fraud) Pada Sektor

Pemerintahan (Studi Kasus

Pada Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota

Pekalongan).

Variabel keadilan

prosedural dan

budaya etis

organisasi,

menggunakan metode

purposive sampling,

Menggunakan

variabel efektivitas

pengendalian

internal, asimetri

informasi,

kesesuaian

kompensasi dan

penegakan hukum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh tidak signifikan antara

penegakan hukum, Efektifitas

pengendalian internal, Kesesuaian

kompensasi, keadilan

prosedural dan budaya etis organisasi

terhadap kecurangan(fraud) disektor

pemerintahan.

Bersambung pada halaman berikutnya

33

Tabel 2.1(Lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(terdahulu)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3. Devi Ervina

et al (2016)

Analisis pengaruh asimetri

informasi, pengendalian

internal, persepsi

kesesuaian kompensasi,

moralitas individu, dan

ketaatan aturan akuntansi

terhadap kecurangan

akuntansi

Pengujian hipotesis

menggunakan

SPSS. Data yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah data primer,

melalui penyebaran

kuesioner.

Tidak terdapat

variabel keefektifan

pengendalian internal,

keadilan prosedural

dan budaya etis

organisasi terhadap

kecenderungan

kecurangan ( fraud) di

instansi pemerintahan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

asimetri informasi berpengaruh positif

dan signifikan yang berarti meningkatkan

peluang terjadinya kecurangan.

Pengendalian internal, persepsi

kesesuaian kompensasi, moralitas

individu berpengaruh negatif dan

signifikan, hal ini dapat mengurangi

peluang terjadinya kecurangan akuntansi

secara efektif. Sedangkan ketaatan

aturan akuntansi tidak berpengaruh

terhadap kecurangan akuntansi

4. Ahriati Deni

(2015)

Analisis pengaruh sistem

pengendalian internal,

asimetri informasi,

perilaku tidak etis dan

kesesuaian kompensasi

terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi pada

pemerintah daerah

kabupaten lombok timur

Terdapat variabel

asimetri informasi

Tidak terdapat

variabel keefektifan

pengendalian internal,

keadilan prosedural

dan budaya etis

organisasi terhadap

kecenderungan

kecurangan ( fraud) di

instansi pemerintahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sistem pengendalian internal tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi. Asimetri informasi

tidak berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi.

Perilaku tidak etis berpengaruh positif

terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Kesesuaian Kompensasi tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

Bersambung pada halaman berikutnya

34

Tabel 2.1(Lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No Peneliti (terdahulu)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5. Adinda, Ikhsan

(2015)

Faktor yang mempengaruhi terjadinya

kecurangan (fraud) di

sektor pemerintahan

Kabupaten Klaten

Variabel keefektifan

pengendalian

internal, keadilan

prosedural.

Pengukuran

variabel

menggunakan

skala Likert.

Menggunakan analisis data

dengan analisis full

model Structural

Equation Modeling

(SEM).

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh negatif antara keefektifan pengendalian

internal, kultur organisasi, keadilan

prosedural, dan komitmen organisasi

dengan kecurangan (fraud) di sektor

pemerintahan, terdapat pengaruh positif

antara keadilan distributif dengan

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan,

tidak terdapat pengaruh antara kesesuaian

kompensasi dan penegakan peraturan

dengan kecurangan (fraud) di sektor

pemerintahan.

6. Pramudita (2013)

Analisis Fraud di Sektor Pemerintahan Kota

Salatiga

Variabel keefektifan

pengendalian

internal, budaya

etis organisasi,

Pengukuran

variabel

menggunakan

skala Likert.

Menggunakan analisis data

dengan analisis full

model Structural

Equation Modeling

(SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara gaya

Kepemimpinan, keefektifan pengendalian

internal, kesesuaian kompensasi, budaya

etis organisasi dengan fraud di sektor

pemerintahan, tidak terdapat pengaruh

antara komitmen organisasi, penegakan

hukum dengan fraud di sektor

pemerintahan.

Bersambung pada halaman berikutnya

35

Tabel 2.1(Lanjutan) Penelitian

No Peneliti

(terdahulu)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7 Najahningrum

(2013)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi fraud:

persepsi pegawai dinas

provinsi DIY

Variabel asimetri

informasi,

keefektifan

pengendalian

internal, keadilan

prosedural, dan

budaya etis

organisasi

Menggunakan

analisis data

dengan analisis full

model Structural

Equation Modeling

(SEM).

Simpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini bahwa terdapat pengaruh

negative antara penegakan peraturan,

keefektifan pengendalian internal, keadilan

distributif, keadilan prosedural dan

komitmen organisasi terhadap fraud di

sektor pemerintahan; terdapat pengaruh

positif antara asimetri informasi terhadap

fraud di sektor pemerintahan; dan tidak

terdapat pengaruh antara budaya etis

organisasi terhadap fraud di sektor

pemerintahan.

8 Mustikasari

(2013)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Fraud di

Sektor Pemerintahan

Kabupaten Batang

Variabel

keefektifan

pengendalian

internal dan budaya

etis organisasi

pengukuran variabel

dengan

menggunakan skala

likert.

Tahap penentuan

sampel dengan

menggunakan

teknik convenience

sampling

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh

negatif antara penegakan hukum/peraturan,

keefektifan pengendalian internal,

kesesuaian kompensasi, budaya etis

manajemen, dan komitmen organisasi

dengan kecurangan (fraud) di sektor

pemerintahan. Terdapat pengaruh positif

antara asimetri informasi dengan

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan.

Tidak terdapat pengaruh antara keadilan

prosedural dengan kecurangan (fraud) di

sektor pemerintahan.

Sumber : Diolah dari berbagai refrensi.

36

C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud)

Sistem pengendalian intern merupakan salah satu bentuk

pencegahan dini atas kecurangan atau fraud yang mungkin terjadi di suatu

organisasi. Sistem ini akan berguna untuk mengatur jalannya operasi suatu

organisasi sesuai dengan tujuan utama organisasi dan menghindari bentuk-

bentuk penyelewengan ataupun kecurangan yang mungkin terjadi.

Menurut Mulyadi (2008), sistem pengendalian internal adalah suatu proses

yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain,

yang didesain uintuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian

tiga golongan tujuan yakni keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan

hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.

Tujuan dari pengendalian internal adalah agar kegiatan operasional

perusahaan berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan

dapat tercapai. Menurut Kusumastuti (2012) sistem pengendalian internal

diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang

dilakukan oleh manajemen. Manajemen cenderung melakukan tindakan

menyimpang untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Salah satu contoh

tindakan menyimpang yaitu kecenderungan melakukan kecurangan.

Penelitian Mustikasari et al (2016) menunjukkan bahwa keefektifan

pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan. Sedangkan menurut

37

penelitian Najahningrum (2013) menyatakan bahwa keefektifan

pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

(fraud) di instansi pemerintahan. Dengan demikian sehingga Pengendalian

internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian, penggelapan,

penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Selain itu,

pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap

informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan.Oleh karena

itu, jika pengendalian internal yang telah dirancang dan dilaksanakan

dengan efektif maka pengendalian internal dapat diandalkan untuk

melindungi dari kecurangan termasuk apabila ada karyawan yang berniat

melakukan kecenderungan kecurangan. Jadi, dengan sistem pengendalian

internal yang baik, akan meminimalisir kecurangan yang dilakukan oleh

pegawai. Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H1: Keefektifan Pengendalian Internal Berpengaruh Terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud)

2. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan

(Fraud)

Asimetri informasi merupakan merupakan kondisi dimana pihak

dalam atau pengelola perusahaan mengetahui informasi yang lebih baik

dibandingkan dengan pihak luar atau pihak pemakai informasi selain

pengelola. Karena pihak Dinas Pemerintah merupakan pihak pengelola

dana APBN yang sebagian besar berasal dari masyarakat. Jika kondisi

tersebut terjadi, sehingga akan membuka peluang bagi pihak yang

38

mengelola keuangan untuk melakukan kecurangan. Pertanggungjawaban

SKPD kepada masyarakat disajikan dalam bentuk laporan realisasi APBD.

Jika masyarakat tidak mengetahui transaksi ekonomi apa saja yang

mempengaruhi laporan tersebut secara detail, kemungkinan penyaji

laporan akan memanipulasi laporan tersebut dengan tujuan kepentingan

pribadi, misalnya agar kinerjanya terlihat baik.

Asimteri informasi yaitu principal (masyarakat, perwakilan rakyat,

dan legislatif) memberikan wewenang kepada agen (pemerintah

daerah/eksekutif) untuk mengatur instansi yang dijabatnya. Pendelegasian

wewenang akan menyebabkan pemerintah daerah sebagai pengelola

instansi akan lebih mengetahui prospek dan informasi instansi sehingga

menimbulkan ketidakseimbangan informasi antara pemerintah daerah

dengan pihak legislatif yang disebut asimetri informasi.

Penelitian Chandra dan Ikhsan (2015) menunjukkan bahwa asimetri

informasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)

di instransi pemerintahan. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan

Adi Kurnia et al (2016) menyatakan bahwa asimetri informasi

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) di instransi

pemerintahan. Dengan demikian, semakin tinggi asimetri yang terjadi

antara pihak pengelola dan pihak pengguna laporan keuangan,

kecenderungan terjadinya tindak kecurangan (fraud) akan semakin tinggi.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh hipotesis yaitu:

39

H2: Asimetri Informasi Berpengaruh Terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud)

3. Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud)

Etika diartikan sebagai refleksi kritis dan penalaran logis tentang

sikap yang etis. Etika membentuk budaya. Budaya etis di lingkungan kerja

menyangkut penerapan etika manajemen secara baik dan konsisten. Etika

manajemen menjadi tolak ukur seorang pegawai dalam melakukan

tindakan, karena individu lebih sering mengikuti tindakan yang dilakukan

oleh sebagian besar orang yang ada dalam suatu organisasi/perusahaan.

Budaya etis organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang

dianut oleh anggota-anggota organisasi untuk bertindak dan memecahkan

masalah, mebentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan

dan mempersatukan anggota-anggota organisasi, sehingga persepsi

tersebut menjadi suatu sistem dan makna bersama di antara para

anggotanya. Kepribadian yang baik dari pimpinan akan mendorong

tegaknya etika perilaku dalam organisasi dan dijadikan dasar teladan yang

dapat dicontoh bagi seluruh pegawainya. Manajemen organisasi juga harus

memberikan bukti yang konkrit akan komitmen budaya organisasi yang

baik dengan memberikan sanksi yang tegas terhadap perbuatan-perbuatan

yang menyimpang atau melanggar aturan-aturan organisasi dan sebaliknya

memberikan penghargaan yang sesuai atas prestasi dan kontribusi

40

pegawainya terhadap organisasi. Dengan demikian akan tercipta suatu

etika perilaku dan struktur organisasi yang kuat.

Penelitian Najahningrum (2013) menunjukkan bahwa budaya etis

organisasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)

di instansi pemerintahan. Sedangkan menurut penelitian Pristiyanti (2012)

menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan. Sehingga

Penerapan budaya atau kebiasaan manajemen yang sesuai dengan etika

yang ditetapkan akan menurunkan tingkat tindakan kecurangan (fraud).

Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H3: Budaya Etis Organisasi berpengaruh Terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud)

4. Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud)

Setiap pegawai pasti menuntut adanya keadilan dari instansi tempat

mereka bekerja. Keadilan prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat

oleh pegawai mengenai keadilan yang dipersepsikan mengenai proses

yang dan prosedur organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan

alokasi dan sumber daya Apabila prosedur dijalankan dengan baik akan

menciptakan suat keadilan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Hal

itu dapat mengurangi tindakan kecurangan (fraud). Keadilan prosedural

adalah persepsi pegawai mengenai keadilan berdasarkan prosedur yang

41

digunakan pihak manajemen untuk menentukan alokasi penggajian di

dalam instansi pemerintahan.

Penelitian Mustikasari (2013) menunjukkan bahwa keadilan

prosedural tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)

di instansi pemerintahan. Sedangkan menurut penelitian Adinda dan

Ikhsan (2015) menyatakan bahwa keadilan prosedural berpengaruh

terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) di instansi pemerintahan.

Sehingga Apabila prosedur dijalankan dengan baik akan menciptakan

suatu keadilan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Hal itu dapat

mengurangi tindakan kecurangan (fraud). Maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut.

H4: Keadilan Prosedural Berpengaruh Terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud)

42

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

2.2 :

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal , Asimetri

Informasi, Budaya Etis Organisasi dan Keadilan Prosedural

terhadap Kecerdrungan Kecurangan (Fraud) pada

Pemerintah Kota Kendari

Tingginya tingkat Kecenderungan Kecurangan (Fraud) di Instansi

Pemerintahan menyebabkan kegiatan korupsi semakin meningkat

Keefektifan Pengendalian

Internal (X₁)

Asimetri Informasi (X₂)

Budaya Etis Organisasi

(X₃)

Keadilan Prosedural (X₄)

Kecenderungan

Kecurangan (Fraud) (Y)

Model: Regresi Linear Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel independen, yaitu keefektifan

pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi dan keadilan

prosedural terhadap variabel dependen yaitu kecendrungan kecurangan (fraud)

di sektor pemerintahan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai

tetap/pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja pada SKPD (Satuan Kerja

Perangkat Daerah) Kota Kendari.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di bagian

keuangan pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kota Kendari. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Metode purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel dimana

tidak dilakukan generalisasi terhadap sampel yang diambil. Teknik purposive

sampling lebih digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih

mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan

sampel penelitian. Metode purposive sampling dengan kriteria yaitu pegawai

yang bekerja di bagian keuangan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)

Pemerintahan Kota Kendari.

44

Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :

1) Memiliki Masa Kerja sekurang-kurangnya 1 tahun pada SKPD (Satuan

Kerja Perangkat Daerah) yang bersangkutan.

2) Tidak sedang dipindahkan ke kota lain atau tidak sedang dimutasi dari

bagian keuangan kebagian lain dari 1 bulan terakhir.

3) Pegawai yang bekerja pada bagian keuangan dan/atau pelaporan keuangan

serta laporan pertanggungjawaban.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitan

maka dibutuhkan suatu teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua

Penelitian, yaitu:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian diperoleh melalui penelitian lapangan,

penelitian memperoleh data langsung dari pihak pertama (primer). Data

primer merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli, tidak melalui perantara. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan metode survey yaitu dengan cara mengirimkan kuesioner

kepada kantor SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang berada di

45

Kota Kendari secara langsung, agar dapat diterima langsung oleh subjek

penelitian yaitu pegawai subbagian keuangan. Data primer diperoleh

dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan

tujuan untuk mengumpulkan informasi dari pegawai yang bekerja di

SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) subbagian keuangan Pemerintah

Daerah Kota Kendari sebagai responden dalam penelitian.

D. Metode Analisis Data

Setelah kuesioner yang dikirimkan kepada responden kembali, maka

langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan metode analisis yang

sesuai untuk digunakan. Dengan memberikan dan menjumlahkan bobot

jawaban pada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variabel.

Metode analisis data ini meggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji

asumsi klasik dan uji hipotesis, sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data

dengan cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam

kondisi sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku

umum dan generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distribusi). Disamping itu juga digunakan untuk

menyimpulkan dan mempresentasikan karakteristik dari data yang

digunakan (Ghozali, 2016).

46

2. Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang valid adalah alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Suatu penelitian akan

menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang valid dan kurag

reliabel. Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data yang akan

digunakan valid dan reliabel. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas

data, yaitu:

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016). Pengujian validitas dalam

penelitian ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-

pertanyaan. Apabila pearson correlation yang didapat memilki nilai

dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh valid.

b. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

47

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2016).

(Ghozali, 2016), menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a) Reapted Measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

b) One Shot atau pengukuran sekali, disini pengukuran hanya

dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan

pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan andal

jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji

heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam

model penelitian ini, terdapat pengganggu atau residu yang

memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji

48

normalitas ini akan diuji menggunakan grafik P-Plot (Ghozali,

2016).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas (independen). Untuk mengetahui

ada atau tidaknya multikolonieritas didalam regresi dapat dilihat

dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Model

regresi yang bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan

nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2016).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan

ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2016).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak

ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

49

4. Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini penulis menggunakan empat variabel

independen dan satu variabel dependen. Metode analisis yang digunakan

adalah metode regresi berganda (multiple regression), yaitu regresi yang

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Yang digunakan untuk menguji H1, H2, H3,

H4 dengan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk memenuhi

ekspektasi penelitian mengenai pengaruh keefektifan pengendalian

internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi dan keadilan prosedural

terhadap kecendrungan kecurangan (fraud).

Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Kecendrungan Kecurangan (Fraud)

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien arah regresi

X1 = Keefektifan engendalian Internal

X2 = Asimetri Informasi

X3 = Budaya Etis Organisasi

X4 = Keadilan prosedural

e = Kesalahan Penganggu (error)

Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, maka digunakan uji

statistik terhadap output yang dihasilkan, uji statistik ini meliputi :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

50

a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada

table model summary dan tertulis Adjusted R Square.

Nilai Adjusted R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen

seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada

faktor lain yang dapat menyebabkan fluktuasi variabel dependen, jika

nilai Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai 1 berarti semakin kuat

kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel

dependen (Ghozali , 2016).

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel

dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel

ANOVA.

Untuk mengetahui hubungan variabel independen secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen, maka

digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05, jika nilai probability F

lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen, dengan kata lain variabel independen

secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependent. Sebaliknya

jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat

51

digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata

lain variabel independen secara bersama tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2016)

c. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel

coefficients. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen, maka digunakan tingkat signifikan 0,05, jika nilai

probability t > 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen

terhadap dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika

nilai probability t < 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen

terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali,

2016).

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Keefektifan Pengendalian Internal (X1)

Zulkarnain (2013) mengatakan bahwa keefektifan sistem

pengendalian internal merupakan suatu sistem yang terdiri dari kebijakan,

prosedur, cara, dan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan agar

rencana dan tujuan dapat dicapai dengan baik. Dengan adanya

52

pengendalian internal yang efektif akan menghindarkan terjadinya

tindakan-tindakan penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh

Najahningrum (2013).

Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala

pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct

yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.

Dalam variabel ini terdapat 5 (lima) pertanyaan. Berdasarkan skala

interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)

sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak

setuju.

2. Asimetri Informasi (X2)

Asimetri informasi adalah suatu kondisi di mana ada

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak pemegang amanah

(pemerintah daerah/eksekutif) sebagai penyedia informasi/agent dengan

pihak pemberi amanah (masyarakat, perwakilan rakyat, dan legislatif)

sebagai pengguna informasi/Principal (Scott, 2009). Variabel ini diukur

dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Mustika dan Hastuti

(2016).

Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala

pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct

yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.

Dalam variabel ini terdapat 6 (enam) pertanyaan. Berdasarkan skala

53

interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)

sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak

setuju. Namun terdapat pernyataan negatif pada pernyataan no 8 dan no 10

maka skor tersebut dibalik untuk kedua pernyataan tersebut point sangat

tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sangat setuju (1).

3. Budaya Etis Organisasi (X3)

Menurut Schein (1992) dalam Zulkarnain (2013) budaya organisasi

adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan

memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi

dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh

Robbins (2008) dalam Pramudita (2013).

Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala

pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct

yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.

Dalam variabel ini terdapat 5 (lima) pertanyaan. Berdasarkan skala

interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)

sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak

setuju.

4. Keadilan prosedural (X4)

Menurut Faturochman (2002) bentuk prosedur dan proses akan

spesifik sesuai dengan substansinya. Di dalam suatu kelompok, organisasi

ataupun lembaga kemasyarakatan bisa ditemukan berbagai prosedur.

54

Meskipun demikian, ada komponen dalam aturan yang universal pada

prosedur, demikian juga halnya keadilan prosedural. Variabel ini diukur

dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh (Cholquitt, 2001)

dalam (Mustikasari, 2013).

Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala

pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct

yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.

Dalam variabel ini terdapat 7 (tujuh) pertanyaan. Berdasarkan skala

interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)

sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak

setuju.

5. Kecendrungan Kecurangan (Fraud) (Y)

Menurut Pristiyanti (2012) semua jenis fraud dapat terjadi pada

sektor pemerintahan, akan tetapi yang paling sering terjadi adalah korupsi.

Secara harfiah korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi ataupun

pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri

atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan

menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh

Aranta (2013).

Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala

pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct

yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain.

55

Dalam variabel ini terdapat 15 (lima belas) pertanyaan. Berdasarkan skala

interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5)

sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak

setuju.

Namun terdapat pernyataan negatif pada pernyataan no 26, 28, 29

dan no 30 maka skor tersebut dibalik untuk kedua pertanyaan tersebut

point sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral (3), setuju (2), sangat

setuju (1).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Butir

Pertanyaan

Interval

1 Keefektifan Pengendalian

Internal (X1)

(Shidqi, 2017)

a. Lingkungan pengendalian b. Penilaian risiko c. Kegiatan pengendalian d. Informasi dan komunikasi e. Pemantauan pengendalian intern

1 2

3

4

5

Interval

2 Asimetri informasi (X2)

(Mustika dan

Hastuti, 2016)

a. Situasi di mana pihak intern instansi memiliki informasi yang lebih baik atas aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.

b. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengenal hubungan input- output dalam bagian yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.

c. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengetahui potensi kinerja yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.

d. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengenal teknis pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dibanding pihak luar instansi.

e. Situasi di mana pihak intern instansi lebih mengetahui pengaruh faktor eksternal dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya disbanding pihak luar instansi.

6

7

8

9

10

Interval

Bersambung pada halaman berikutnya

56

Tabel 3.1

(Lanjutan)

No Variabel Indikator Butir

Pertanyaan

Interval

f. Menggunakan pertimbangan moral dan profesi dalam mengerjakan laporan keuangan

12

Interval

3 4

Budaya Etis Organisasi

(X3)

Robbins (2008) dalam

Pramudita (2013)

Keadilan

Prosedural

(X4)

(Cholquitt,

2001) dalam

(Mustikasari,

2013)

a. Model peran yang visible b. Komunikasi harapan- harapan etis c. Pelatihan etis d. Hukuman bagi tindakan tidak etis e. Mekanisme perlindungan etika a. Prosedur kompensasi mengekspresikan

pandangan dan perasaan b. Penetapan prosedur kompensasi

melibatkan karyawan. c. prosedur kompensasi diaplikasikan

secara konsisten d. Prosedur kompensasi tidak

mengandung kepentingan tertentu e. Prosedur kompensasi didasarkan pada

informasi yang akurat f. Prosedur kompensasi memungkinkan

pemberian masukan dan koreksi g. Prosedur kompensasi sesuai dengan

etika dan moral

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Interval

5 Kecendrungan Kecurangan

(Fraud)

(Aranta, 2013)

a. Pencatatan tanggal transaksi b. Mencatat biaya-biaya fiktif c. Pengadaan barang dan

kelengkapan d. Pengungkapan atas laporan

keuangan e. Pemindahan suatu anggaran f. Pengeluaran yang illegal g. Pengadaan perlengkapan

instansi h. Kemudahan dalam proses

pelayanan i. Praktik penyuapan j. Pemberian hadiah k. Manipulasi kinerja

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

Interval

57

Tabel 3.1

(Lanjutan)

No Variabel Indikator Butir

Pertanyaan

Interval

a. Manipulasi pengelolaan dan pencatatan

b. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur

c. Dapat mengakses aplikasi dan database

36

37

38

Interval

58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap pegawai negeri sipil maupun

honorer yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

berada di wilayah Kota Kendari. Pegawai yang berpartisipasi dalam

penelitian ini meliputi kasubag keuangan, sekretaris, bendahara dan staf.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden serta

secara tidak langsung mealalui perantara kepada responden yang bekerja

pada SKPD Kota Kendari. Penyebaran serta pengambilan kuesioner

dilaksanakan mulai tanggal 22 Januari 2018 hingga 8 Maret 2017.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 SKPD dari keseluruhan

SKPD yang berada di Kota Kendari. Kuesioner yang di sebarkan sebanyak

121 buah dan jumlah kuesioner yang kembali 108 atau 89,2%. Kuesioner

yang tidak kembali sebanyak 13 buah atau 10,7%, hal ini mengkin

dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner

yang dapat diolah berjumlah 78 buah atau 72,2%, sedangkan kuesioner

yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel

dan tidak terisi secara lengkap oleh responden sebanyak 30 buah atau

27,8%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada table 4.1.

59

Table 4.1

Data Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah Presentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 121 100%

2. Jumlah kuesioner yang kembali 108 89,2%

3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 13 10,7%

4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat Diolah 30 27,8%

5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 78 72,2%

Sumber: Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat

dalam table 4.2.

Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian

No Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD

Kuesioner

Yg Disebar

Kuesioner

Yg Kembali

1 Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang 5 5

2 Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian 6 6

3 Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah

4 4

4 Dinas Kesehatan 7 5

5 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah 6 6

6 Dinas Pendidikan Kepemudaan dan

Olahraga 5 4

7 Dinas Perhubungan 9 9

8 Inspektorat 5 4

60

Tabel 4.2 Lanjutan

No Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD

Kuesioner

Yg Disebar Kuesioner

Yg Kembali

9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 6 5

10 Dinas Pengendalian penduduk dan

keluarga berencana 5 4

11 Dinas Kelautan dan Perikanan 6 6

12 Dinas Pangan 5 5

13 Dinas Kebakaran 7 7

14 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6 4

15 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5 4

16 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak 7 7

17 Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah 5 5

18 Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM 7 6

19 Dinas Peneneman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu 8 6

20 Dinas Sosial 7 6

Total 121 108

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai yang bekerja pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dan bertanggung

jawab pada penggunaan dana yang dianggarkan, pelaksanaan akuntansi,

yang berkaitan dengan laporan keuangan dan laporan

pertanggumgjawaban, dan telah memiliki pengalaman kerja sekurang-

kurangnya 1 tahun pada SKPD yang bersangkutan. Berikut ini adalah

61

deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis

kelamin, umur, pendidikan terakhir, jabatan, dan masa kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki Perempuan Total

27 51 78

34.6 65.4 100.0

34.6 65.4

100.0

34.6 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 27 orang atau

34,6% responden ber jenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 51

orang atau 65,4% responden berjenis kelamin perempuan.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan usia.

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 -25 Tahun 4 5.1 5.1 5.1

26 - 30 Tahun 12 15.4 15.4 20.5

31 - 35 Tahun 11 14.1 14.1 34.6

36 - 40 Tahun 22 28.2 28.2 62.8

>40 Tahun 29

78 37.2

100.0 37.2 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

62

Table 4.4 menunjukkan responden yang bekerja pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah sebesar 5,1% berusia 20-25 tahun, 26-30 tahun sebesar

15,4%, 31-35 tahun sebesar 14.1%, 36-40 tahun sebesar 28,2%, dan di

atas 40 tahun sebesar 37,2%.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.5 menyajikan hasil iji deskripsi responden berdasarkan

pendidikan terakhir.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid D3 9 11.5 11.5 11.5

S1 57 73.1 73.1 84.6

S2 12 15.4 15.4 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan table 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 57

responden atau 73,1%. Sisanya sebesar 15,4% atau sebanyak 12 orang

berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan sebesar 11,5% atau sebanyak 9

orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3).

d. Karakteristik responden Berdasarkan Jabatan Terakhir

Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jabatan terakhir

63

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kepala Bagian

Keuangan

Sekretaris

Bendahara

Staf Keuangan

Total

7

9.0 9.0 9.0

9 11.5 11.5 20.5

2 2.6 2.6 23.1 60

78

76.9 100.0

76.9 100.0

100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh informasi bahwa

mayoritas responden sebanyak 60 orang atau sebesar 76,9% menduduki

jabatan sebagai staf keuangan, sebanyak 9 orang atau sebesar 11,5%

menduduki jabatan sebagai sekretaris, sebanyak 7 orang atau sebesar 9,0%

menduduki jabatan sebagai kepala bagian keuangan, sebanyak 2 orang

atau sebesar 2,6% menduduki jabatan sebagai bendahara.

e. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Tabel 4.7 berikut ini adalah menyajikan hasil uji deskriptif

responden berdasarkan masa kerja.

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1-5 Tahun 16 20.5 20.5 20.5

5-10 Tahun 20 25.6 25.6 46.2

> 10 Tahun 42 53.8 53.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

64

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden sebanyak 53.8% atau sekitar 42 pegawai negeri sipil memiliki

masa kerja >10 tahun, sisanya sebanyak 25,6% atau 20 pegawai negeri

sipil memiliki masa kerja 5-10 tahun dan sebanyak 20,5% atau 16 pegawai

negeri sipil memiliki pengalaman kerja 1-5 tahun.

B. Hail Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Varaibel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi keefektifan

pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan

keadilan prosedural, dan kecenderungan kecurangan (fraud) akan diuji

secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 sebagai

berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.Devition

Keefektifan Pengendalian Internal 78 13.0 24.0 19.846 2.5639 Asimetri Informasi 78 17.0 29.0 24.026 2.5430 Budaya Etis Organisasi 78 11.0 25.0 19.231 2.9051 Keadilan Prosedural 78 12.0 33.0 26.564 3.5221 Kecenderungan Kecurangan (fraud)

78 26.0 62.0 38.090 6.2837

Valid N (listwise) 78

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel keefektifan

pengendalian internal jawaban minimum responden sebesar 13 dan

maksimum sebesar 24, dengan rata-rata total jawaban 19.846 dan standar

deviasi sebesar 2.5639. Variabel asimetri informasi jawaban minimum

responden sebesar 17 dan maksimum sebesar 29, dengan ratra-rata total

65

jawaban 24.026 dan standar deviasi sebesar 2.5430. Variabel budaya etis

organisasi jawaban minimum responden sebesar 11 dan maksimum

sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 19.231 dan standar deviasi

sebesar 2.9051. Variabel keadilan prosedural jawaban minimum responden

sebesar 12 dan maksimum jawaban responden sebesar 33, dengan rata-rata

total jawaban 26.564 dan standar deviasi sebesar 3.5221. Sedangkan, pada

variabel kecenderungan kecurangan fraud jawaban minimum responden

sebesar 26 dan maksimum sebesar 62, dengan rata-rata total jawaban

38.090 dan standar deviasi sebesar 6.2837. Berdasarkan hasil uji statistik

deskriptif di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, semakin kecil standar

deviasi maka data tersebut lebih bagus dari pada yang memiliki standar

deviasi yang besar, apabila standar deviasi suatu data tersebut kecil maka

hal tersebut menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar rata-rata

hitungnya. Jika nilai standar deviasi jauh lebih besar dibandingkan nilai

mean, maka nilai mean merupakan representasi yang buruk dari

keseluruhan data. Sedangkan jika nilai standar deviasi sangat kecil

dibandingkan nilai mean, maka nilai mean dapat digunakan sebagai

representasi dari keseluruhan data.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika

66

tingkat signifikansinya dibawah 0,05. Tabel berikut menunjukkan

hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu keefektifan pengendalian internal (KPI), asimetri informasi

(AI), budaya etis organisasi (BEO), keadilan prosedural (KP), dan

kecenderungan kecurangan (fraud) (KK) dengan jumlah responden 78.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas

Keefektifan Pengendalian Internal

Nomor Butir

Pertanyaan

Person

Corelation

Sig (2-Tailed) Keterangan

1 (KPI1) 0,763** 0,000 Valid

2 (KPI2) 0,736** 0,000 Valid

3 (KPI3) 0,721** 0,000 Valid

4 (KPI4) 0,635** 0,000 Valid

5 (KPI5) 0,442** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan variabel keefektifan pengendalian

internal mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan

nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Asimetri Informasi

Nomor Butir

Pertanyaan

Person

Corelation

Sig (2-Tailed) Keterangan

1 (AI1) 0,533** 0,000 Valid

2 (AI2) 0,711** 0,000 Valid

3 (AI3) 0,728** 0,000 Valid

4 (AI4) 0,694** 0,000 Valid

5 (AI5) 0,518** 0,000 Valid

6 (AI6) 0,684** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.10 menunjukkan variabel asimetri informasi mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikan

lebih kecil dari 0,05.

67

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Budaya Etis Organisasi

Nomor Butir

Pertanyaan

Person

Corelation

Sig (2-Tailed) Keterangan

1 (BEO1) 0,471** 0,000 Valid

2 (BEO2) 0,815** 0,000 Valid

3 (BEO3) 0,759** 0,000 Valid

4 (BEO4) 0,790** 0,000 Valid

5 (BEO5) 0,764** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 menunjukkan variabel budaya etis organisasi

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Keadilan Prosedural

Nomor Butir

Pertanyaan

Person

Corelation

Sig (2-

Tailed)

Keterangan

1 (KP1) 0,723** 0,000 Valid

2 (KP2) 0,772** 0,000 Valid

3 (KP3) 0,638** 0,000 Valid

4 (KP4) 0,766** 0,000 Valid

5 (KP5) 0,673** 0,000 Valid

6 (KP6) 0,590** 0,000 Valid

7 (KP7) 0,691** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.12 menunjukkan variabel keadilan prosedural

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05.

68

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan (Fraud)

Nomor Butir

Pertanyaan

Person

Corelation

Sig (2-

Tailed)

Keterangan

1 (KK1) 0.399** 0,000 Valid

2 (KK2) 0.445** 0,000 Valid

3 (KK3) 0.583** 0,000 Valid

4 (KK4) 0.423** 0,000 Valid

5 (KK5) 0.335** 0,003 Valid

6 (KK6) 0.460** 0,000 Valid

7 (KK7) 0.337** 0,003 Valid

8 (KK8) 0.365** 0,001 Valid

9 (KK9) 0.657** 0,000 Valid

10 (KK10) 0.704** 0,000 Valid

11 (KK11) 0.766** 0,000 Valid

12 (KK12) 0.728** 0,000 Valid

13 (KK13) 0.566** 0,000 Valid

14 (KK14) 0.556** 0,000 Valid

15 (KK15) 0.596** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan variabel kecenderungan kecurangan

(fraud) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan

nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan

reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Tabel 4.14

menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat (4) variabel penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini.

69

Tabel 4.14

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

1 Keefektifan Pengendalian Internal 0,764 Reliabel

2 Asimetri Informasi 0,760 Reliabel

3 Budaya Etis Organisasi 0,785 Reliabel

4 Keadilan Prosedural 0,772 Reliabel

5 Kecenderungan Kecurangan

(Fraud)

0,735 Reliabel

Sumber : Data Primer Yang Diolah

Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel

keefektifan pengendalian internal sebesar 0,764, asimetri informasi

sebesar 0,760, budaya etis organisasi sebesar 0,785, keadilan

prosedural sebesar 0,772 dan kecenderungan kecurangan (fraud)

sebesar 0,735. Dengan demikian, dabat disimpulkan bahwa pernyataan

dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha

lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item

pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang

konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan

diperoleh jawaban yang relative sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat

dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Fcator (VIF) dan

tolerance serta besaran korelasi antar variabel independen.

70

Model Colinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant) KPI

AI

BEO

KP

.578

.587

.817

.954

1.732

1.703

1.224

1.049

Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance

masing-masing variabel bebas yang lebih besar dari 0,1 dan hasil

penghitungan VIF juga menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing

variabel bebas kurang dari 10, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance

untuk keefektifan pengendalian internal 0,578, asimetri informasi

0,587, budaya etis organisasi 0,817 dan keadilan prosedural 0,954

serta VIF 1.732, 1.703, 1,224 dan 1.049.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan

regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam

penelitian ini. Artinya tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel

bebas yang di uji dalam penelitian ini.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

71

Gambar 4.1 Hasil

Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan

pada gambar berikut ini.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

72

Pada gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data

yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas.

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa

data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan

tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal

ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan

73

regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi

kecenderungan kecurangan (fraud) berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu keefektifan pengendalian internal, asimetri

informasi, budaya etis organisasi dan keadilan prosedural.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti

meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap

variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang

digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R

Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variable yang

digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berikut

ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .566a

.320 .283 5.3213

a. Predictors: (Constant), Keadilan Prosedural, Budaya Etis Organisasi, Asimetri Informasi, Keefektifan Pengendalian Internal

b. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan (Fraud)

Sumber: Data Primer yang diolah

Tabel 4.15 diatas diketahui bahwa nilai R Square sebesar

32,0% yang diperoleh dari nilai R Square 0,320. Sedangkan tingkat

pengaruh variabel independent yaitu kesesuaian keefektifan

74

pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan

keadilan prosedural, secara bersama-sama terhadap kecenderungan

kecurangan (fraud) ialah sebesar 28,3% dan sisanya 71,7%

dipengaruhi oleh faktor lain di luar keempat variabel independent

dalam penelitian ini yaitu penegakan peraturan, perilaku tidak etis,

serta kesesuaian kompensasi. Angka tersebut dapat dilihat dari tabel

4.15 dimana Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,283

atau 28,3%.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai probabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk

mempredeksi variabel independent atau dengan kata lain variabel

independent secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel

dependent. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka

model regresi tidak dapat digunakan untuk mempredeksi variabel

independent atau dengan kata lain variabel independent secara bersama

berpengaruh terhadap variabel dependent.

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 973.305 4 243.326 8.593 .000b

Residual 2067.067 73 28.316

Total 3040.372 77

a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

b. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi,

AsimetriInformasi, KeefektifanPengendalianInternal

75

Berdasarkan tabel 4.17 mengenai tabel uji signifikasi simultan

(uji statistik F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa didapat nilai F

hitung sebesar 8.539 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas

0,000 lebih kecil dari 0,05 maka model persamaan regresi ini dapat

disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu keefektifan

pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan

keadilan prosedural berpengaruh secara simultan terhadap

kecenderungan kecurangan (fraud).

c. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variable dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji t

ditunjukkan dalam Tabel 4.17

Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik t

Model

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardize d

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 25.265 8.413 3.003 .004

Keefektifan_Pengendali

an_Internal -.238 311 -.097 -.766 .446

Asimetri_Informasi .561 .311 .227 1.803 .075

Budaya_Etis_Organisasi .871 231 .403 3.772 .000

Keadilan_Prosedural -477 .176 -2.707 .008

a. Dependent Variable: Kecenderungan_Kecurangan (Fraud)

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari rabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa koefisien model

regresi memiliki nilai konstanta sebesar 25,265 dengan nilai thitung

76

positif sebesar 3,003 dan tingkat signifikansi sebesesar 0,004.

Konstanta sebesar 25,265 menandakan bahwa jika variabel independen

konstan maka rata-rata Kecenderungan Kecurangan (Fraud) adalah

sebesar 25,265.

Variabel keefektifan pengendalian internal memiliki thitung

negative sebesar -0,776 dengan tingkat signifikansi 0,446. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa ukuran keefektifan pengendalian internal

independen tidak berpengaruh terhadap pengaruh kecenderungan

kecurangan (Fraud).

Hasil uji t untuk variabel asimetri informasi memiliki thitung

positif sebesar 1,803 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,075. Hal

tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asimetri informasi

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Penelitian

ini juga menunjukkan arah positif, artinya semakin besar asimetri

informasi suatu instansi pemerintahan maka semakin besar instansi

pemerintahan untuk melakukan pengungkapan kecenderungan

kecurangan (Fraud).

Variabel budaya etis organisasi mempunyai thitung positif

sebesar 3,772 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini

77

Y = 25,265-0,238KPI-0,561AI + 0,871BEO-0,477KP + e

dapat disimpulkan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan (Fraud).

Variabel keadilan prosedural memiliki thitung negative

sebesar -2.707 dengan tingkat signifikansi 0,008. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa ukuran keefektifan keadilan prosedural

independen tidak berpengaruh terhadap pengaruh kecenderungan

kecurangan (Fraud).

Berdasarkan tabel 4.15 maka dapat diperoleh model

persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Kecendenderungan Kecurangan (Fraud)

α = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien arah regresi

X1 = Keefektifan Pengendalian Internal

X2 = Asimetri Informasi

X3 = Budaya Etis Organisasi

X4 = Keadilan Prosedural

e = Kesalahan Penganggu (error)

1. Keefektifan Pengendalian Internal tidak berpengaruh terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud).

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel

keefektifan pengendalian internal memiliki thitung sebesar -0,776 dengan

tingkat signifikansi 0,446 dan juga dapat dilihat nilai unstandardized

78

coefficient beta sebesar -0,238. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)

ditolak, artinya keefektifan pengendalian internal tidak berpengaruh

terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). Penelitian ini membuktikan

bahwa keefektifan pengendalian internal tidak dapat menekan terjadinya

kecenderungan kecurangan (fraud).

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mustika et al (2016) dan Lailiyan et al (2016). Terjadinya praktik

kolusi disuatu instansi dimana individu yang bertindak bersama-sama

dapat melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat

dideteksi oleh pengendalian internal.

Hal ini mencerminkan terdapat beberapa hal yang diduga menjadi

alasan mengapa keefektifan pengendalian internal tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud). Salah satu

penyebab terjadinya fraud atau kecurangan adalah ketidak efektifannya

suatu pelimpahan tanggung jawab dan pemberian tugas oleh seseorang,

pasalnya ketika suatu pemberian tanggung jawab tidak tepat maka

keinginan dan kecenderungan untuk melakukan tidakan kecurangan akan

muncul.

Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Widyasari et al (2017) dan Syahadat et al (2017), yang menyatakan bahwa,

menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) seperti dinyatakan dalam PSA

No. 69 (IAI,2001:319.2), Pengendalian intern adalah suatu proses yang

79

dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas

yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian

tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)

efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku. Hal ini berarti apabila keefektifan pengendalian

internal semakin meningkat maka mengakibatkan kecenderungan

kecurangan (Fraud) akuntansi semakin menurun.

Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Widyasari et al (2017) dan Syahadat et al (2017), yang menyatakan bahwa,

menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) seperti dinyatakan dalam PSA

No. 69 (IAI,2001:319.2), Pengendalian intern adalah suatu proses yang

dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas

yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian

tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)

efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku. Hal ini berarti apabila keefektifan pengendalian

internal semakin meningkat maka mengakibatkan kecenderungan

kecurangan (Fraud) akuntansi semakin menurun.

Dengan tidak didukungnya hipotesis ini membuktikan bahwa

dengan adanya pengendalian internal yang efektif dan baik tidak menjamin

terjadinya kecurangan (fraud). Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam

sebuah instansi, ketika penerapan pengendalian terjalan sangat baik dan

dapat terlaksana sesuai struktur yang ada dalam suatu instansi, tidak

80

menutup keinginan seseorang untuk berlaku curang. Ketika seseorang

sudah mempunyai niat dan dorongan yang sangan kuat untuk melakukan

tindakan kecurangan sebagaimanapun kuatnya suatu sistem atau struktur

dalam suatu entitas itu dibangun maka akan terlaksana pula keinginan

untuk melakukan tindakan kecurangan, sehingga ketika dorongan dan

keinginan tersebut sudah muncul dalam diri seseorang, maka seseorang

itupun dapat mempengaruhi orang lain yang berada dalam suatu

lingkungan instansi tersebut sehingga terjadilah kecurangan secara

bersama-sama. Dorongan untuk melakukan tindakan kecurangan tersebut

dapat semakin kuat muncul dalam diri seseorang dikarenakan adanya

faktor-faktor kebutuhan yang sangat ingin dipenuhi dan dicukupi,

sehingga seseorang itu menghalalkan berbagai macam cara untuk

melakukan tindakan kecurangan demi memenuhi kebutuhannya.

2. Asimetri Informasi tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud).

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel

asimetri informasi memiliki thitung sebesar 1,083 dengan tingkat

signifikansi 0,075 dan juga dapat dilihat niali unstandardized coefficient

beta sebesar 0,561. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua (H2)

ditolak, artinya asimetri informasi tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).

81

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Setiawan et al (2015) dan Mustika et al (2016) yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan informasi (asimetri informasi) antara atasan dan

bawahan yang dapat mempengaruhi bawahan mengambil kesempatan

dari partisipasi anggaran. Oleh karena itu, dalam penyusunan anggaran

hanya pihak tertentu saja yang mengetahui angka yang sebenarnya serta

lika- liku penyusunan laporan keuangan agar laporan keuangan dapat

konsisten dan sesuai dengan yang diharapkan dalam instansi tersebut.

Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Adi et al (2016) dan Chandra et al (2015) yang menyatakan

bahwa Asimetri informasi adalah situasi dimana terjadi ketidakselarasan

informasi antara pihak yang memiliki atau menyediakan informasi dengan

pihak yang membutuhkan informasi (Wilopo, 2006:26). Dalam penelitian

ini pegawai instansi yang mengetahui dan memahami isi dan angka

laporan keuangan serta mengetahui seluruh informasi yang berkaitan

dengan transaksi keuangan instansi memiliki kecenderungan untuk tidak

menshare informasi yang ada secara transparan dan akuntabel.

Sehingga dalam penelitian ini menyatakan bahwa ketika tingkat

asimetri dalam suatu instansi rendah maka dapat menekan kegiatan

kecurangan, ketika suatu informasi memiliki sifat transparan dan tidak

ditutup-tutupi maka kegiatan dalam suatu instansi dapat berjalan dengan

baik. Oleh karena itu kegiatan penyusunan laporan keuangan anggaran

instansi dapat diketahui oleh pihak dalam maupun pihak luar instansi

82

sehingga pihak instansi tidak semenah-menah dalam melakukan sesuatu

yang dapat merugikan orang lain atau merugikan instansi tersebut. Ketika

kesenjangan pada suatu informasi terjadi akan mengakinbatkan adanya

peluang dalam melakukan tindakan kecurangan.

3. Budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan (Fraud)

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel

budaya etis organisasi memiliki thitung sebesar 3,772 dengan tingkat

signifikansi 0,000 dan juga dapat dilihat niali unstandardized coefficient

beta sebesar 0,403. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya di bawah 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3)

diterima, budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan kecurangan (Fraud). Penelitian ini membuktikan bahwa

budaya etis organisasi dapat menekan terjadinya kecenderungan

kecurangan (Fraud).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Pristiyanti (2012) dan Virmayani et al (2017), yang mengatakan

semakin tinggi budaya etis yang ada di lingkungan pemerintahan maka

akan semakin rendah tingkat terjadinya fraud. Ketika kultur organisasi

disuatu pemerintahan semakin baik maka akan semakin rendah persepsi

aparatur pemerintah mengenai tindak korupsi. Menjaga budaya etis

melibatkan orang - orang jujur, menaati kebijakan dan kode etik,

83

mempertahankan kebijakan yang jelas dan efektif untuk menangani fraud

dan memastikan bahwa manajemen puncak juga melakukannya.

Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Adi et

al (2016) dan Chandra et al (2015) yang menyatakan bahwa budaya etis

organisasi pada penelitian ini lebih cenderung pada konsistensi dan

duplikasi. Karena para pegawai menjadikan perilaku pimpinan sebagai

panutan. Seorang individu lebih sering mengikuti tindakan yang dilakukan

oleh sebagian besar orang yang ada dalam suatu organisasi/perusahaan

apalagi melihat bahwa pimpinan juga melakukan hal yang sama.

Terkadang individu merasa apa yang dilakukan sudah benar karena

sebagian besar rekannya melakukan hal yang sama walaupun yang

dilakukan itu suatu bentuk kecurangan.

Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika suatu

budaya baik atau kebiasaan yang baik melekat pada suatu instansi akan

menjadikan instansi tersebut berada pada kontrol yang baik sehingga

kecenderungan atau keinginan untuk melakukan kecurangan dapat

diminimalisir, ketika suatu instansi menerapkan budaya disiplin dengan

tingkatan kerja yang baik, pelimpahan tanggung jawab yang sesuai, rasa

tanggung jawab yang tinggi serta kejujuran yang menjadi landasan dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu budaya etis organisasi memiliki

peranan penting dalam suatu instansi, ketika budaya dalam suatu instansi

terlihat buruk maka orang-orang yang berada dalam suatu instansi tersebut

memiliki kontol yang lemah dalam mengontrol keinginan untuk

84

melakukan tindakan kecurangan pun sebaliknya ketika budaya etis

membentuk suatu organisasi yang baik, berperan dalam pertanggung

jawaban untuk setiap pelimpahan tugas yang diberikan maka instansi

tersebut dapat mengontrol kegiatan dan keinginan yang akan akan

merugikan instansi, sehingga orang-orang yang berada dalam suatu

instansi tersebut memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap

sekelilingnya.

4. Keadilan prosedural berpengaruh terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud).

Hasil uji hipotesis pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa variabel

keadilan prosedural memiliki thitung sebesar 2,707 dengan tingkat

signifikansi 0,008 dan juga dapat dilihat niali unstandardized coefficient

beta sebesar 0,477. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua (H4)

diterima, artinya keadilan prosedural berpengaruh secara signifikan

terhadap kecenderungan kecurangan (Fraud).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Najahningrum (2014) dan Adinda et al (2015) semakin adil keadilan

prosedural dalam suatu instansi, maka akan semakin rendah

kecenderungan kecurangan (Fraud). Semakin tinggi persepsi pegawai

pemerintahan mengenai keadilan prosedur penggajian dan kompensasi di

suatu organisasi pemerintah, maka hal ini akan memperkecil terjadinya

fraud di sektor pemerintahan. Oleh karena itu ketika sistem penggajian

85

atau kompensasi yang diterima oleh pegawai sudah sesuai dengan standar

penggajian, maka kecenderungan kecurangan sudah dapat di minimalisir.

Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Adi et al (2016), Syahadat et al (2017) dan Fachrunisa

(2017) yang menyatakan para pegawai instansi pemerintah beranggapan

bahwa prosedur penggajian dan pemberian kompensasi di instansi sesuai

dengan yang diinginkan pegawai, serta melibatkan pegawai sehingga

prosedur tersebut dapat diterima dengan baik. Prosedur penggajian dan

pemberian kompensasi tidak berhubungan dengan pihak tertentu serta

didasarkan pada informasi yang akurat.

Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika suatu

instansi memberi upah dan standar penggajian yang sudah sesuai oleh

pegawai maka kecenderungan untuk melakukan kecurangan akan semakin

kecil. Keadilan prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh

karyawan mengenai keadilan yang dipersepsikan mengenai proses yang

dan prosedur organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi

dan sumber daya, dan persepsi pegawai mengenai keadilan berdasarkan

prosedur yang digunakan pihak manajemen untuk menentukan alokasi

penggajian di dalam instansi pemerintahan. Kompensasi merupakan

sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding dengan

kinerja pegawai. Dapat dikatakan keadilan prosedural merupakan sesuatu

imbalan yang didapat seorang karyawan atas pekerjaan yang

dilakukannya. bahwa pemberian kompensasi yang memadai membuat

86

manajemen bertindak sesuai prosedur yang ada, yaitu dengan memberikan

informasi sebenarnya tentang keadaan perusahaan, hal ini membuktikan

bahwa dengan adanya keadilan prosedural yang diberikan kepada

karyawan mendorong karyawan tersebut melakukan pekerjaan dengan

baik, sehingga tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan

termasuk melakukan fraud. Hal ini dapat diasumsikan bahwa semakin

tinggi keadilan prosedural maka semakin rendah terjadinya kecenderungan

kecurangan.

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keefektifan

pengendalian internal, asimetri informasi, budaya etis organisasi, keadilan

prosedural terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada pemerintah Kota

Kendari. Responden dalam penelitian ini berjumlah 78 Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang berada di Kota Kendari. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan model regresi linear berganda, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keefektifan pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap Fraud di

sektor pemerintahan.

2. Asimetri Informasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan

kecuranngan (fraud).

3. Budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

(fraud).

4. Keadilan prosedural berpengaruh berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan (fraud).

88

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian ini masih terbatas pada keefektifan pengendalian internal,

asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan keadilan prosedural

terhadap kecenderungan kecurangan (fraud), untuk penelitian selanjutnya

dapat dilakukan perubahan variabel penelitian untuk menemukan

variabel-variabel lain yang berpengaruh lebih kuat terhadap fraud di

sektor pemerintahan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel

penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya

SKPD di Kota Kendari tetapi juga pada SKPD di Kota-Kota lainnya.

Sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi

lebih tinggi, dan juga hasil penelitian lebih mungkin disimpulkan secara

umum.

3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan teori yang lebih baru

dari fraud triangle theory.

Dalam penelitian ini masih terdapat kelemahan yaitu ada beberapa

responden yang mengisi kuesioner penelitian yang tidak sesuai dengan

kondisi yang sesungguhnya sehingga data yang diperoleh belum tentu

mengambarkan keadaan yang sebenarnya, maka untuk penelitian selanjutnya

sebaiknya selain menggunakan kuesioner dilakukan interview/bertanya

89

langsung ke responden secara tegas dan jelas agar bisa mendapatkan data

yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan – pertanyaan kuesioner yang

mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya.

90

DAFTAR PUSTAKA

Adelin, V. dan Fauzihardani, E. 2013. Pengaruh Pengendalian Internal,

Ketaaatan pada Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan

Terhadap Perilaku Tidak Etis. WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013

Albrecht, W., et.al. 2012. Fraud Examination. Connecticut: Cengage Learning.

Adi, Ardiyani, dan Ardianingsih. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Kecurangan

(Fraud) Pada Sektor Pemerintaha”. Jurnal litbang kota pekalongan

vol.10, 2016.

Aranta, P.Z. 2013. Pengaruh Moralitas Aparat Dan Asimetri Informasi Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pemerintah Kota

Sawahlunto). (Online), (ejournal.unp.ac.id, diakses 18 Feb 2014).

Adinda Y, Ikhsan. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecurangan

(fraud) di Sektor Pemerintahan Kabupaten Klaten”. Accounting Analysis

Journal AAJ 4 (3), 2015.

Ahriati, Basuki, dan Widiastuty. 2015. “Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian

Internal, Asimetri Informasi, Perilaku Tidak Etis Dan Kesesuaian

Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur”. Jurnal InFestasi, Vol.

11, No.1, Juni 2015.

Chandra D, Ikhsan. “Determinan Terjadinya Kecurangan Akuntansi (Fraud)

Pada Dinas Pemerintahan Se- Kabupaten Grombogan”. Accounting

Analysis Journal AAJ 4 (3), 2015.

Faisal, M. “Analisis Fraud Di Sektor Pemerintahan Kabupaten Kudus”.

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1), 2013.

Fachrunisa Aisah, “Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Keadilan

Distributif, Keadilan Prosedural, Dan Budaya Etis Organisasi Terhadap

Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Akuntansi (Studi Empiris Pada Skpd

Kabupaten Kampar)”. Jom Fekon Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1.

Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 23”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hatmoko, T. “Faktor-Faktor yang Mmempengaruhi Fraud Di Sektor

Perbankan

Berdasarkan Persepsi Pegawai Bank”. Accounting Analysis Jurnall AAJ 2 (1),

2012.

91

Indriastuti, Aguadin, dan Animah. 2016. “Analisis Pengaruh Asimetri Informasi,

Pengendalian Internal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi, Moralitas

Individu, Dan Ketaatan Aturan Akuntansi Terhadap Kecurangan

Akuntansi”. Jurnal InFestasi Vol. 12, No.2, Desember 2016.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). “Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta:

Salemba Empat, 2001.

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. “Akuntansi Keperilakuan”.Terjemahan:

Krista. Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Lister, L. A “Practical Approach to Fraud Risk: Comprehensive Risk Assessment

Can Enable Auditors to Focus Anti – Fraud Efforts on Areas Where Their

Organization is Most Vulnerable”. Internal Auditors Vol. 64 No. 6, 2007.

Lailiyah, Wahyuni dan Kurrohman, “Variabel-Variabel Yang Berpengaruh

Terhadap Kecuranngan (Fraud) Di Sektor Pemerintahan : Presepsi

Pegawai Bidang Keuangan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Situbondo”. E-Journal Akuntansi 2016.

Mangkunegara, P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2009.

Mustika, Hastuti, dan Hariningsih Sucahyo. “Analisis Faktor-Faktor yang

Mmempengaruhi Kecenderungan Kecurangan (Fraud): Persepsi

Pegawai Dinas Kabupaten Way Kanan Lampung”. Simposium Nasional

Akuntansi XIX, Lampung, 2016.

Mustikasari Putri. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud di Sektor

Pemerintahan Kabupaten Batang”. Accounting Analysis Journal AAJ 2

(1), 2013.

Najahningrum. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan

Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Dinas Provinsi DIY”.

Simposium Nasional Akuntansi XVI Menado, 2013.

Pristiyanti, I. “Persepsi Pegawai Pemerintah Faktor-Faktor yang

Mmempengaruhi Terjadinya Fraud di Sektor Pemerintahan”. Accounting

Analysis Journal AJJ 2 (1), 2012.

Pramudita, A. “Analisis Fraud Di Sektor Pemerintahan Kota Salatiga”.

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1), 2013.

Rae, & Subramaniam.”Quality Of Internal Control Procedures Antecedents And

Moderating Effect On Organisational Justice And Employee Fraud”.

Managerial Auditing Journal, 2008.

92

Ramadhana, S. “Persepsi Pegawai Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kecurangan (Fraud)”. Accounting Analysis Journal AAJ 4 (3), 2015.

Robbins, & Stephen P. “Organization Behaviour, Tenth Edition (perilaku

organisasi edisi sepuluh)”. Jakarta: PT Macana Jaya Cemerlang, 2003.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak

Pidana Korupsi.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang

Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah.

Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Suprajadi, Lusy.2009.”Teori Kecurangan, Fraud Awareness dan Metodologi

untuk Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan”. Jurnal Bina

Ekonomi vol. 12, nomor 2, Agustus 2009

Syahadat Dan Damayanti, “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Kecenderungan Fraud”, Ekombis Sains – Vol. 02 No. 02 Desember 2017

Setiawan, Adiputra, dan Yuniarta “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern,

Asimetri Informasi, Dan Keadilan Organisasi Terhadap Kecurangan

(Fraud) (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat Se-Kabupaten

Buleleng”, e-Journal S1 Ak (Volume 3, No.1 Tahun 2015)

Thoyibatun Siti. 2012. ”Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku

Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta

Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi”. Jurnal Ekonomi dan

Keuangan Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 245 – 260.

Tunggal, A. “Teori dan Kasus Internal Auditing”. Jakarta: Harvarindo, 2011.

Tuanakotta, Theodorus M. “Akuntansi Forensik & Audit Investigatif”.

Jakarta. Salemba Empat, 2010.

The Institute of Internal Auditors, The American Institute of Certified Public

Accountangs (AICPA), Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

2007 Managing the Business Risk of Fraud: A Practical Guide.

Virmayani Crysma, Slindawati Erni, dan Tungga Atmadja. “Pengaruh

kesesuaian kompensasi, asimetri informasi, budaya etis organisasi, dan

komitmen organisasi terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)

93

akuntansi pada koperasi simpan pinjam se-kecamatan buleleng”. e-

Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi

Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)

Wexley, & Yuki A. “Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia”. Jakarta:

PT Bhineka Cipta, 2003.

Wilopo. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha

Milik Negara di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX

Padang, 2006.

94

LAMPIRAN

95

KUESIONER

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI

INFORMASI, BUDAYA ETIS ORGANISASI, DAN KEADILAN

PROSEDURAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN

(FRAUD)

PADA PEMERINTAH KOTA KENDARI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017

96

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 9 November 2017

Kepada Yth.

Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program

Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Wulandari Apriliyanti

Nim : 1113082000088

Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ IX

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Asimetri Informasi, Budaya

Etis Organisasi, dan Keadilan Prosedural Terhadap Kecenderungan

Kecurangan (Fraud) Pada Pemerintah Kota Kendari” .

Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk

menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan

sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i.

Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak

digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga

kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan

menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila

terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap

tidak berlaku

Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang

penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda

Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian

ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 085394644647 atau

email [email protected]. Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i meluangkan

waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya

ucapkan terimakasih.

Dosen Pembimbing

(Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA)

Hormat saya,

Peneliti

(Wulandari Apriliyanti)

97

Nomor:........(diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :......................................................(boleh tidak diisi)

Nama Instansi : .....................................................................

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : .............................tahun

Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3

Jabatan : ……………………………………………..

Masa Kerja : 1-5 tahun 5-10 tahun >10 tahun

1. Variabel Keefektifan Pengendalian Internal (X1)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No Pernyataan

STS TS N S SS

1 Di instansi tempat saya bekerja, sudah ada

pembagian wewenang dan tanggungjawab

yang jelas

2 Di instansi tempat saya bekerja, apabila

laporan keuangan perlu segera diterbitkan,

maka otorisasi transaksi harus dilaksanakan

dan bukti pendukung harus disertakan.

3 Di instansi tempat saya bekerja, telah

ditetapkan peraturan untuk pemeriksaan

fisik atas kekayaan instansi (kas, persediaan,

dan lain-lain)

4 Di instansi tempat saya bekerja, seluruh

informasi kegiatan operasional instansi

harus dicatat dalam sistem akuntansi

5 Di instansi tempat saya bekerja, diterapkan

peraturan untuk dilakukannya pemantauan

dan evaluasi atas aktivitas operasional untuk

menilai pelaksanaan pengendalian internal

(misalnya derajat keamanan kas, persediaan

dsb)

98

2. Variabel Asimetri Informasi (X2)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan

penilaian anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No Pernyataan

STS TS N S SS

6 Atas pekerjaan di bidang akuntansi, hanya

pihak internal instansi yang mengetahui

seluruh informasi yang berkaitan dengan

transaksi instansi yang mempunyai dampak

keuangan.

7 Hanya penanggung jawab penyusun laporan

keungan instansi yang memahami seluruh

hubungan antara data transaksi keuangan

dan proses penyusunan laporan keuangan.

8 Pihak luar instansi baik langsung atau tidak

langsung, selalu mengetahui dan memahami

isi dan angka laporan keuangan yang selesai

dikerjakan

9 Di instansi ini, hanya penanggung jawab

penyusunan laporan keuangan yang

mengerti lika-liku pembuatan laporan keuangan

10 Pihak luar instansi ini, baik langsung atau

tidak langsung, juga mengetahui faktor yang

mempengaruhi kegiatan pembuatan laporan

keuangan.

11 Di instansi ini, pihak luar instansi,

baik langsung atau tidak langsung, tidak

pernah mengetahui isi dan angka yang

sebenarnya dari laporan keuangan yang

disusun perusahaan

99

3. Variabel Budaya Etis Organisasi (X3)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No Pernyataan

STS TS N S SS

12 Di instansi saya melihat perilaku atasan

sebagai acuan standar untuk menentukan

perilaku yang akan diambil

13 Di instansi saya telah diterapkan kode etik

yang menyatakan nilai-nilai organisasi dan

berbagai aturan etis yang dipatuhi oleh

pegawai

14 Di instansi saya pernah diadakan seminar

dan pelatihan etis mengenai standar tuntutan

organisasi, yang menjelaskan praktik-praktik

yang tidak diperbolehkan dan mengenai

dilema etika yang mungkin muncul

15 Di instansi saya segala perilaku tidak etis

yang dilakukan akan diberi sanksi

16 Di instansi saya ada semacam badan

pengawas yang menangani masalah

perlindungan etika

100

4. Variabel Keadilan Prosedural (X4)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No Pernyataan

STS TS N S SS

17 Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja telah

sesuai dengan kriteria yang saya inginkan

18 Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja telah

melibatkan para karyawan sehingga

prosedur tersebut dapat diterima dengan baik

19 Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja tidak

berhubungan dengan kepentingan pihak

tertentu

20 Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja telah

diterapkan secara konsisten

21 Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

didasarkan pada informasi yang akurat

22 Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

memungkinkan saya memberi masukan dan

koreksi

23

Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja telah

sesuai dengan etika dan standar moral yang

berlaku

101

5. Variabel Kecenderungan Kecurangan (Fraud) (Y)

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS)

2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)

No Pernyataan

STS TS N S SS

24 Instansi mencatat tanggal transaksi yang

tidak sesuai dengan waktu transaksi yang

sebenarnya

25 Instansi tidak pernah mencatat pendapatan

fiktif

26 Instansi melakukan penghapusan atau

penyembunyian kewajiban instansi

27 Instansi melaporkan pengungkapan atas

laporan keuangan yang memedai dan tidak

ada yang di tutup-tutupi

28 Instansi melakukan penilaian kembali atas

aset yang sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

29 Di instansi tidak pernah terjadi pengeluaran-

pengeluaran yang ilegal atau yang tidak

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

pemerintah

30 Kecurangan terhadap persediaan atau aset

lainnya pernah terjadi

31 Instansi memberikan kemudahan atau

melakukan transaksi hanya pada beberapa

entitas lain saja yang memberikan imbalan/

balas jasa/ hadiah, walaupun tidak sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan

32 Karyawan ataupun pimpinan sama-sama

melakukan praktik penyuapan

33 Di instansi pernah ditemukan pemberian

hadiah atau pemberian ilegal lainnya yang

tidak dibenarkan oleh peraturan yang berlaku

34 Pimpinan memanipulasi kinerjanya untuk

mendapatkan penghargaan

35 Pimpinan memanipulasi pengelolan dan

pencatatan atas kekayaan/ aktiva organisasi

102

36 Karyawan dapat mengakses aplikasi tertentu

dan database tanpa persetujuan dari pihak

pimpinan

37 Terdapat unsur/ unit kerja dalam organisasi

yang melaksanakan suatu kegiatan dari awal

sampai akhir tanpa melibatkan unsur/ unit

kerja lain

38 Adanya berbagai rintangan dan hambatan ,

menyebabkan penanggung jawab penyusunan

laporan keuangan di perusahaan ini tidak

harus menggunakan pertimbangan moral dan

profesi dalam mengerjakan laporan keuangan

103

JAWABAN RESPONDEN KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL

NO KPI1 KPI2 KPI3 KPI4 KPI5 KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN

INTERNAL

1 2 4 2 4 3 15

2 5 4 4 4 4 21

3 4 4 5 5 3 21

4 4 5 5 4 5 23

5 4 4 5 4 5 22

6 4 5 5 5 5 24

7 3 4 3 4 4 18

8 5 5 5 5 4 24

9 4 4 2 5 5 20

10 4 4 5 5 5 23

11 4 4 3 4 4 19

12 4 4 3 4 4 19

13 4 4 3 4 4 19

14 4 4 3 4 4 19

15 4 4 3 4 5 20

16 4 5 5 4 4 22

17 4 4 5 5 4 22

18 4 3 4 4 3 18

19 4 5 5 4 4 22

20 3 4 4 4 3 18

21 4 4 5 4 5 22

22 4 3 3 3 4 17

23 3 3 4 4 5 19

24 2 2 3 2 4 13

25 5 4 3 4 5 21

26 4 5 5 5 4 23

27 4 5 2 2 3 16

28 4 4 4 4 5 21

29 5 4 3 4 4 20

30 4 4 5 4 4 21

31 5 3 4 4 3 19

32 5 5 4 4 5 23

33 4 5 5 4 5 23

34 4 4 4 4 5 21

35 3 4 4 3 5 19

36 4 4 4 5 4 21

37 2 3 3 3 3 14

38 4 4 4 4 5 21

104

39 2 4 4 4 2 16

40 4 4 5 4 4 21

41 5 4 4 4 4 20

42 4 4 4 4 5 21

43 4 5 4 4 4 21

44 3 4 3 4 3 17

45 3 4 4 3 5 19

46 4 4 3 5 4 20

47 5 5 3 4 4 21

48 3 3 3 3 4 16

49 2 3 2 3 5 15

50 4 4 5 5 4 22

51 2 4 4 4 4 18

52 4 4 4 4 4 20

53 4 5 5 4 4 22

54 4 5 5 4 5 23

55 2 2 4 5 4 17

56 2 2 2 4 4 14

57 5 5 4 4 4 22

58 4 4 3 4 5 20

59 5 5 4 4 4 22

60 5 4 5 4 4 22

61 5 5 4 5 4 23

62 5 4 5 4 4 22

63 4 4 5 4 4 21

64 4 4 4 4 5 21

65 4 5 4 4 4 21

66 3 4 4 3 4 18

67 4 5 5 4 5 23

68 4 3 4 4 4 19

69 4 4 4 4 4 20

70 3 4 3 3 4 17

71 2 4 4 4 4 18

72 4 4 4 4 5 21

73 5 4 4 4 4 21

74 2 2 3 2 4 13

75 4 4 4 4 4 20

76 2 4 4 4 4 18

77 4 4 4 4 4 20

78 3 4 4 4 4 19

105

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ASIMETRI INFORMASI

NO AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 ASIMETRI INFORMASI

1 3 4 4 2 4 3 20

2 4 3 3 4 4 3 21

3 4 3 2 5 5 4 23

4 4 4 4 3 4 5 24

5 5 4 5 4 4 5 27

6 5 4 4 5 5 5 28

7 4 4 3 4 4 4 23

8 5 5 5 4 4 5 28

9 5 4 4 4 5 5 27

10 4 5 5 5 5 5 29

11 4 3 3 3 4 3 20

12 4 3 3 3 4 3 20

13 4 3 3 3 4 3 20

14 4 4 4 4 4 4 24

15 5 4 3 4 4 4 24

16 4 4 4 5 4 4 25

17 4 4 5 4 5 4 26

18 4 4 4 4 4 5 25

19 4 4 5 5 5 5 28

20 4 3 3 3 4 4 21

21 5 5 4 5 5 5 29

22 4 3 3 4 4 4 22

23 5 4 3 4 5 3 24

24 4 2 2 2 4 3 17

25 5 4 5 5 5 5 29

26 4 4 4 5 4 4 25

27 4 1 1 4 5 3 18

28 5 4 4 4 4 3 24

29 4 3 4 4 3 4 22

30 4 3 4 4 4 4 23

31 4 3 5 4 5 5 26

32 5 3 3 5 4 5 25

33 5 3 4 4 4 4 24

34 5 4 4 4 4 4 25

35 4 4 4 4 4 4 24

36 3 3 4 3 4 4 21

37 3 4 4 3 4 4 22

38 5 4 4 4 4 4 25

39 4 4 2 2 4 4 20

106

40 4 4 4 4 4 4 29

41 5 4 4 4 4 4 25

42 5 2 3 4 4 5 23

43 5 4 4 4 4 4 25

44 4 4 4 4 4 4 24

45 5 3 4 3 4 3 22

46 4 4 3 3 5 5 24

47 4 3 4 4 4 4 23

48 4 3 4 4 4 4 23

49 5 3 3 4 4 4 23

50 5 4 5 4 4 5 27

51 4 2 2 4 4 4 20

52 4 4 4 4 4 5 25

53 5 4 5 4 5 4 27

54 5 5 4 5 5 4 28

55 4 4 5 4 4 4 25

56 4 4 4 4 4 4 24

57 4 4 4 4 4 4 24

58 4 4 3 3 4 4 22

50 4 5 4 5 4 4 26

60 4 4 4 5 4 4 25

61 4 4 4 5 5 5 27

62 5 4 4 4 5 4 26

63 4 4 4 4 4 4 24

64 5 5 4 4 4 4 26

65 5 4 4 5 5 4 27

66 3 3 3 4 3 4 20

67 4 4 4 4 5 4 25

68 4 4 4 4 4 4 24

69 5 4 4 4 5 5 27

70 4 4 3 4 4 4 23

71 4 4 3 4 5 5 25

72 4 4 4 4 5 4 22

73 4 4 3 4 4 4 23

74 4 3 4 4 4 4 23

75 4 3 3 4 4 4 22

76 4 4 4 3 3 4 22

77 4 4 4 4 4 4 24

78 4 4 4 4 4 4 24

107

JAWABAN RESPONDEN BUDAYA ETIS ORGANISASI

NO BEO1 BEO2 BEO3 BEO4 BEO5 BUDAYA ETIS

ORGANISASI

1 2 3 4 3 4 16

2 3 3 2 3 3 14

3 4 3 4 3 3 17

4 4 5 4 5 5 23

5 2 3 2 4 4 15

6 4 5 3 4 4 20

7 4 4 4 4 4 20

8 5 5 3 4 4 21

9 4 5 4 4 5 22

10 4 5 3 4 5 21

11 4 4 4 3 3 18

12 4 4 3 3 3 17

13 4 4 3 3 3 17

14 4 4 4 4 4 20

15 4 5 4 4 5 22

16 5 4 3 3 4 19

17 5 5 4 5 5 24

18 4 5 4 5 5 23

19 4 5 3 4 4 20

20 3 4 4 3 3 17

21 5 5 5 5 5 25

22 4 4 4 4 3 19

23 5 4 4 3 3 19

24 4 4 4 3 4 19

25 4 5 5 5 4 23

26 5 4 5 5 5 24

27 4 2 3 1 1 11

28 4 4 4 4 5 21

29 4 4 4 4 4 20

30 4 4 4 5 4 21

31 3 4 1 2 4 14

32 5 4 4 3 3 19

33 4 3 3 3 4 17

34 4 4 4 4 4 20

35 4 4 4 4 4 20

36 5 4 4 3 4 20

37 5 4 3 3 4 19

38 4 4 4 4 4 20

39 3 4 2 3 4 16

108

40 5 3 4 3 4 19

41 5 4 3 3 3 18

42 4 5 5 3 4 21

43 4 4 4 5 4 21

44 3 3 3 3 3 15

45 5 2 1 2 3 13

46 4 3 2 4 3 16

47 4 4 3 4 4 19

48 4 3 2 3 3 15

49 5 4 5 3 4 21

50 4 5 3 4 4 20

51 4 4 4 4 4 20

52 4 4 5 4 5 22

53 4 5 5 5 4 23

54 4 3 3 3 3 16

55 4 3 2 3 4 16

56 3 4 2 3 4 16

57 5 4 3 3 3 18

58 4 5 3 4 4 20

59 5 5 4 4 4 22

60 5 4 4 4 4 21

61 4 4 4 3 4 19

62 5 5 5 4 4 23

63 5 5 4 4 4 22

64 5 5 3 3 5 21

65 5 5 4 3 5 22

66 4 5 5 4 4 22

67 5 5 5 5 5 25

68 4 4 3 4 4 19

69 4 3 2 2 2 13

70 4 4 4 2 3 17

71 4 5 4 3 4 20

72 4 4 4 3 5 20

73 4 3 2 3 3 15

74 4 4 3 3 4 18

75 5 5 2 4 4 20

76 4 4 3 3 4 18

77 4 4 4 4 4 20

78 4 4 4 4 5 21

109

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEADILAN PROSEDURAL

NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KEADILAN PROSEDURAL

1 4 4 3 3 4 3 3 24

2 5 5 5 5 4 4 4 32

3 4 4 4 4 4 4 4 28

4 3 3 4 4 4 4 4 26

5 2 2 4 3 3 3 3 20

6 3 3 4 3 4 4 3 24

7 4 4 4 4 5 4 5 30

8 2 3 4 4 4 4 4 25

9 4 5 5 4 5 4 4 31

10 4 4 4 4 4 4 4 28

11 4 4 4 4 4 3 3 26

12 3 4 4 4 4 3 4 26

13 5 4 3 4 4 3 4 27

14 4 4 3 3 4 4 4 26

15 5 4 3 4 4 3 4 27

16 5 5 3 3 4 4 4 28

17 4 4 4 4 4 4 4 28

18 3 3 4 4 4 4 5 27

19 3 4 4 4 4 4 5 28

20 3 3 4 4 4 4 4 26

21 3 4 4 3 3 3 3 23

22 3 3 4 3 3 3 3 22

23 3 5 3 3 5 3 3 25

24 5 5 5 5 5 4 4 33

25 3 4 4 4 4 3 3 25

26 4 4 4 4 4 3 4 27

27 5 5 5 5 5 4 4 33

28 4 4 4 4 4 4 4 28

29 4 4 2 2 1 4 4 21

30 4 4 2 4 4 4 4 26

31 4 4 4 4 5 4 2 27

32 2 3 3 4 3 4 3 22

33 4 4 4 4 4 4 4 28

34 4 4 4 5 5 3 4 29

35 4 4 4 4 4 4 4 28

36 4 4 4 4 4 3 4 27

37 4 4 4 4 4 4 4 28

38 4 4 4 4 4 4 4 28

39 3 3 3 3 3 4 4 23

110

40 3 4 4 4 2 2 4 23

41 4 3 2 3 3 3 3 21

42 2 1 2 1 2 2 2 12

43 3 3 3 3 4 3 3 22

44 5 4 4 5 4 3 4 29

45 4 4 5 3 2 4 4 26

46 4 3 3 4 3 3 4 24

47 4 4 4 4 4 3 4 27

48 4 3 4 4 3 3 4 25

49 5 5 5 4 5 5 4 33

50 3 2 1 4 5 3 2 20

51 5 4 5 5 5 3 5 32

52 4 4 4 4 4 4 4 28

53 4 4 4 4 4 4 4 28

54 3 4 4 4 3 3 4 25

55 4 4 4 4 4 4 5 29

56 4 4 4 4 4 4 5 29

57 4 4 4 4 4 5 5 30

58 5 5 4 4 4 4 5 31

59 5 4 5 4 5 5 5 33

60 4 3 4 3 4 4 4 26

61 4 4 4 4 4 4 4 28

62 4 4 4 4 4 4 4 28

63 4 4 4 4 4 4 4 28

64 4 4 3 4 4 4 4 27

65 4 4 4 4 4 4 4 28

66 4 3 3 4 4 4 4 26

67 3 4 2 5 4 5 4 27

68 4 4 4 4 4 4 4 28

69 4 4 4 4 4 4 4 28

70 3 3 4 3 3 2 4 22

71 3 4 4 3 3 2 3 22

72 4 4 4 3 3 2 3 23

73 4 4 4 4 4 3 3 26

74 4 4 4 4 4 3 4 27

75 4 4 4 5 5 4 4 30

76 4 4 3 3 5 3 4 26

77 3 3 4 3 3 4 3 23

78 4 5 5 5 4 4 5 32

111

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD)

NO KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 KECENDERUNGAN

KECURANGAN

1 4 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 2 32

2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35

3 2 2 2 3 5 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 26

4 4 4 5 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 42

5 2 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 40

6 5 4 4 5 5 2 1 3 1 1 1 1 2 2 3 40

7 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 31

8 5 5 5 4 5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 43

9 4 4 5 5 4 2 2 4 5 5 5 5 4 4 4 62

10 4 4 5 5 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 59

11 4 4 3 3 4 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 39

12 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 35

13 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 31

14 4 4 4 4 4 2 2 2 1 1 1 1 2 3 3 38

15 4 4 4 4 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 34

16 4 3 3 5 4 2 1 2 1 1 1 1 2 3 3 36

17 5 4 4 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 41

18 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 42

19 4 5 5 5 5 4 4 1 1 1 1 1 1 1 3 42

20 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 40

21 5 5 5 5 5 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 43

22 3 4 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37

112

23 3 4 4 4 3 1 2 2 1 4 1 1 1 3 3 37

24 3 4 3 4 3 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 35

25 4 5 4 5 4 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 36

26 4 5 5 5 4 2 2 1 1 1 1 1 4 4 4 44

27 1 1 1 4 4 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 26

28 4 4 4 5 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 33

29 5 4 4 5 5 4 4 2 1 3 3 2 1 2 1 46

30 5 4 4 4 3 4 4 2 1 2 1 2 2 2 4 44

31 4 5 2 3 4 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 36

32 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 41

33 4 4 4 4 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 31

34 4 4 4 4 5 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 39

35 4 3 3 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39

36 4 3 3 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

37 3 4 4 4 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 37

38 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38

39 4 4 4 3 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 33

40 4 3 3 4 5 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 48

41 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 41

42 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 52

43 4 3 4 4 4 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 34

44 3 2 2 4 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 33

45 3 3 3 4 3 2 1 1 1 3 2 2 2 2 1 33

46 4 2 3 3 4 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 31

47 4 3 3 4 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 36

48 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 38

113

49 4 4 4 5 4 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 34

50 5 5 4 5 5 2 2 1 1 3 1 1 2 3 2 42

51 4 2 4 4 4 2 2 3 1 1 1 1 2 2 1 34

52 5 5 4 4 5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 42

53 5 4 5 5 5 2 2 3 1 1 2 2 3 3 3 46

54 4 3 3 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 4 3 34

55 4 5 5 4 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 37

56 4 4 4 4 4 2 2 5 1 1 1 1 1 1 1 36

57 4 3 3 3 4 1 2 5 1 1 1 1 1 1 1 32

58 4 3 3 4 4 4 4 2 1 2 2 2 2 4 2 43

59 3 2 3 4 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 27

60 3 4 4 5 3 4 2 3 1 2 2 2 2 2 1 40

61 4 3 4 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 38

62 4 4 4 5 4 4 2 2 1 2 2 2 4 3 3 46

63 5 3 4 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41

64 4 4 4 4 5 2 2 3 1 1 1 1 2 3 2 39

65 4 4 4 4 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 39

66 5 5 5 5 5 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 49

67 5 5 4 4 5 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 36

68 4 3 3 4 4 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 33

69 4 3 3 5 4 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 32

70 3 3 3 5 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 36

71 4 4 5 4 4 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 39

72 4 3 3 4 5 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 39

73 4 3 3 4 4 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 37

74 3 3 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 41

114

75 4 3 3 4 4 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 33

76 4 3 4 4 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 34

77 4 4 4 4 5 2 2 2 1 2 1 1 2 3 3 40

78 5 4 3 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 34

115

IDENTITAS RESPONDEN

No Jenis Kelamin Umur Jabatan Pendidikan

Terakhir

Masa Kerja

1 Laki-laki 31-35 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

2 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

3 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 >10 Tahun

4 Perempuan 31-35 tahun Staf S2 >10 Tahun

5 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 >10 Tahun

6 Laki-laki >40 Tahun Sekretaris S2 >10 Tahun

7 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

8 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

9 Perempuan 36-40 Tahun Staf S2 >10 Tahun

10 Perempuan 36-40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun

11 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

12 Perempuan >40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun

13 Perempuan 31-35 tahun Staf S1 5-10 Tahun

14 Laki-laki 26-30 Tahun Sekretaris S1 5-10 Tahun

15 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

16 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S2 >10 Tahun

17 Perempuan 31-35 tahun Sekretaris S1 1-5 Tahun

18 Laki-laki 36-40 Tahun Staf D3 1-5 Tahun

19 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

20 Laki-laki >40 Tahun Bendahara S1 1-5 Tahun

21 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

22 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

23 Perempuan >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

24 Perempuan 36-40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun

25 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

26 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

27 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

28 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

29 Perempuan >40 Tahun Staf D3 >10 Tahun

30 Perempuan 36-40 Tahun Staf D3 5-10 Tahun

31 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

32 Perempuan 36-40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun

33 Perempuan >40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun

34 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

35 Perempuan >40 Tahun Sekretaris S2 >10 Tahun

36 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

37 Perempuan >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

38 Laki-laki >40 Tahun Sekretaris S2 >10 Tahun

39 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S2 >10 Tahun

116

40 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

41 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

42 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S2 >10 Tahun

43 Perempuan 31-35 tahun Staf S1 5-10 Tahun

44 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

45 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

46 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

47 Laki-laki >40 Tahun Staf S2 >10 Tahun

48 Laki-laki >40 Tahun Bendahara S2 >10 Tahun

49 Perempuan >40 Tahun Sekretaris S1 >10 Tahun

50 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun

51 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

52 Laki-laki >40 Tahun Kasubag Keuangan S2 >10 Tahun

53 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

54 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

55 Perempuan 31-35 tahun Staf S1 5-10 Tahun

56 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

57 Perempuan >40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

58 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

59 Perempuan >40 Tahun Kasubag Keuangan S1 >10 Tahun

60 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

61 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 >10 Tahun

62 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

63 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

64 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

65 Perempuan 31-35 Tahun Staf S1 >10 Tahun

66 Perempuan >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

67 Perempuan >40 Tahun Staf D3 >10 Tahun

68 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

69 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

70 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

71 Laki-laki 26-30 Tahun Staf S1 >10 Tahun

72 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S1 >10 Tahun

73 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

74 Perempuan 20-25 Tahun Staf S1 1-5 Tahun

75 Laki-laki 36-40 Tahun Staf S2 5-10 Tahun

76 Perempuan 26-30 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

77 Perempuan 36-40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

78 Laki-laki >40 Tahun Staf S1 5-10 Tahun

117

HASIL UJI VALIDITAS KEEFEKTIFAN PENGENDAKIAN INTERNAL

Correlations

KPI1 KPI2 KPI3 KPI4 KPI5

KeefektifanPeng

endalianInternal

KPI1 Pearson Correlation 1 .531** .334

** .366

** .197 .763

**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .001 .085 .000

N 78 78 78 78 78 78

KPI2 Pearson Correlation .531** 1 .408

** .329

** .153 .736

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .182 .000

N 78 78 78 78 78 78

KPI3 Pearson Correlation .334** .408

** 1 .413

** .164 .721

**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .152 .000

N 78 78 78 78 78 78

KPI4 Pearson Correlation .366** .329

** .413

** 1 .072 .635

**

Sig. (2-tailed) .001 .003 .000 .531 .000

N 78 78 78 78 78 78

KPI5 Pearson Correlation .197 .153 .164 .072 1 .442**

Sig. (2-tailed) .085 .182 .152 .531 .000

N 78 78 78 78 78 78

KeefektifanPengendalianInternal Pearson Correlation .763** .736

** .721

** .635

** .442

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

118

HASIL UJI VALIDITAS ASIMETRI INFORMASI

Correlations

AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 AsimetriInformasi

AI1 Pearson Correlation 1 .202 .189 .334** .286

* .218 .533

**

Sig. (2-tailed) .076 .097 .003 .011 .055 .000

N 78 78 78 78 78 78 78

AI2 Pearson Correlation .202 1 .589** .289

* .188 .348

** .711

**

Sig. (2-tailed) .076 .000 .010 .100 .002 .000

N 78 78 78 78 78 78 78

AI3 Pearson Correlation .189 .589** 1 .312

** .116 .414

** .728

**

Sig. (2-tailed) .097 .000 .005 .311 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78

AI4 Pearson Correlation .334** .289

* .312

** 1 .358

** .416

** .694

**

Sig. (2-tailed) .003 .010 .005 .001 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78

AI5 Pearson Correlation .286* .188 .116 .358

** 1 .294

** .518

**

Sig. (2-tailed) .011 .100 .311 .001 .009 .000

N 78 78 78 78 78 78 78

AI6 Pearson Correlation .218 .348** .414

** .416

** .294

** 1 .684

**

Sig. (2-tailed) .055 .002 .000 .000 .009 .000

N 78 78 78 78 78 78 78

AsimetriInformasi Pearson Correlation .533** .711

** .728

** .694

** .518

** .684

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

119

HASIL UJI VALIDITAS BUDAYA ETIS ORGANISASI

Correlations

BEO1 BEO2 BEO3 BEO4 BEO5

BudayaEtisOrga

nisasi

BEO1 Pearson Correlation 1 .306** .277

* .123 .133 .471

**

Sig. (2-tailed) .006 .014 .284 .245 .000

N 78 78 78 78 78 78

BEO2 Pearson Correlation .306** 1 .467

** .577

** .619

** .815

**

Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78

BEO3 Pearson Correlation .277* .467

** 1 .485

** .391

** .759

**

Sig. (2-tailed) .014 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78

BEO4 Pearson Correlation .123 .577** .485

** 1 .623

** .790

**

Sig. (2-tailed) .284 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78

BEO5 Pearson Correlation .133 .619** .391

** .623

** 1 .764

**

Sig. (2-tailed) .245 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78

BudayaEtisOrganisasi Pearson Correlation .471** .815

** .759

** .790

** .764

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

120

HASIL UJI VALIDITAS KEADILAN PROSEDURAL

Correlations

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KeadilanProsedu

ral

KP1 Pearson Correlation 1 .661** .301

** .428

** .410

** .269

* .430

** .723

**

Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .000 .017 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

KP2 Pearson Correlation .661** 1 .462

** .481

** .408

** .300

** .428

** .772

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .008 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

KP3 Pearson Correlation .301** .462

** 1 .426

** .258

* .198 .405

** .638

**

Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .022 .082 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

KP4 Pearson Correlation .428** .481

** .426

** 1 .587

** .335

** .467

** .766

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

KP5 Pearson Correlation .410** .408

** .258

* .587

** 1 .351

** .216 .673

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .022 .000 .002 .057 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

KP6 Pearson Correlation .269* .300

** .198 .335

** .351

** 1 .461

** .590

**

Sig. (2-tailed) .017 .008 .082 .003 .002 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

KP7 Pearson Correlation .430** .428

** .405

** .467

** .216 .461

** 1 .691

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .057 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

KeadilanProsedural Pearson Correlation .723** .772

** .638

** .766

** .673

** .590

** .691

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

121

HASIL UJI VALIDITAS KECENDERUNGAN KECURANGAN

Correlations

KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 KK14 KK15 KecenderunganKecuranganfraud

KK1 Pearson Correlation 1 .570** .517

** .268

* .559

** .147 .086 .033 -.033 -.024 .047 .103 -.175 -.014 .103 .399

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .018 .000 .200 .454 .775 .772 .837 .680 .370 .125 .903 .372 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK2 Pearson Correlation .570** 1 .699

** .436

** .390

** .148 .066 .013 -.036 .088 .050 -.010 -.118 .034 .116 .445

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .197 .566 .910 .757 .442 .665 .930 .304 .767 .313 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK3 Pearson Correlation .517** .699

** 1 .510

** .338

** .122 -.007 .173 .169 .204 .193 .139 .106 .165 .246

* .583

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .286 .955 .129 .138 .073 .091 .225 .354 .149 .030 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK4 Pearson Correlation .268* .436

** .510

** 1 .221 .139 -.027 -.061 .067 .172 .165 .043 .232

* .164 .155 .423

**

Sig. (2-tailed) .018 .000 .000 .052 .226 .816 .597 .559 .132 .150 .710 .041 .151 .176 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK5 Pearson Correlation .559** .390

** .338

** .221 1 -.065 -.061 .070 .101 .011 .116 .064 -.001 -.007 .018 .335

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .052 .575 .597 .544 .379 .921 .314 .579 .996 .950 .879 .003

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK6 Pearson Correlation .147 .148 .122 .139 -.065 1 .728** .009 .065 .207 .262

* .278

* .156 .141 .220 .460

**

Sig. (2-tailed) .200 .197 .286 .226 .575 .000 .935 .574 .069 .020 .014 .174 .218 .052 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK7 Pearson Correlation .086 .066 -.007 -.027 -.061 .728** 1 .034 .022 .160 .142 .193 .002 .067 .154 .337

**

Sig. (2-tailed) .454 .566 .955 .816 .597 .000 .770 .846 .162 .215 .091 .984 .561 .179 .003

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK8 Pearson Correlation .033 .013 .173 -.061 .070 .009 .034 1 .354** .176 .311

** .292

** .159 .054 .074 .356

**

Sig. (2-tailed) .775 .910 .129 .597 .544 .935 .770 .001 .123 .006 .010 .166 .639 .522 .001

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK9 Pearson Correlation -.033 -.036 .169 .067 .101 .065 .022 .354** 1 .699

** .815

** .812

** .512

** .325

** .400

** .657

**

Sig. (2-tailed) .772 .757 .138 .559 .379 .574 .846 .001 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

122

KK10

Pearson Correlation -.024 .088 .204 .172 .011 .207 .160 .176 .699** 1 .811

** .744

** .456

** .490

** .397

** .704

**

Sig. (2-tailed) .837 .442 .073 .132 .921 .069 .162 .123 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK11

Pearson Correlation .047 .050 .193 .165 .116 .262* .142 .311

** .815

** .811

** 1 .885

** .570

** .441

** .322

** .766

**

Sig. (2-tailed) .680 .665 .091 .150 .314 .020 .215 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK12

Pearson Correlation .103 -.010 .139 .043 .064 .278* .193 .292

** .812

** .744

** .885

** 1 .541

** .360

** .374

** .728

**

Sig. (2-tailed) .370 .930 .225 .710 .579 .014 .091 .010 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK13

Pearson Correlation -.175 -.118 .106 .232* -.001 .156 .002 .159 .512

** .456

** .570

** .541

** 1 .579

** .528

** .566

**

Sig. (2-tailed) .125 .304 .354 .041 .996 .174 .984 .166 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK14

Pearson Correlation -.014 .034 .165 .164 -.007 .141 .067 .054 .325** .490

** .441

** .360

** .579

** 1 .590

** .556

**

Sig. (2-tailed) .903 .767 .149 .151 .950 .218 .561 .639 .004 .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KK15

Pearson Correlation .103 .116 .246* .155 .018 .220 .154 .074 .400

** .397

** .322

** .374

** .528

** .590

** 1 .596

**

Sig. (2-tailed) .372 .313 .030 .176 .879 .052 .179 .522 .000 .000 .004 .001 .000 .000 .000

N 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

KecenderunganKecuranganfraud

Pearson Correlation .399** .445

** .583

** .423

** .335

** .460

** .337

** .356

** .657

** .704

** .766

** .728

** .566

** .556

** .596

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .003 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N

78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

123

HASIL UJI REALIBILITAS KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTRERNAL

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 78 100.0

Excludeda 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.764 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KPI1 3.769 .9106 78

KPI2 4.026 .7381 78

KPI3 3.910 .8707 78

KPI4 3.974 .6441 78

KPI5 4.167 .6530 78

KeefektifanPengendalianInternal 19.846 2.5639 78

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KPI1 35.923 19.994 .672 .705

KPI2 35.667 21.264 .659 .721

KPI3 35.782 20.614 .622 .717

KPI4 35.718 22.517 .550 .743

KPI5 35.526 23.759 .331 .770

KeefektifanPengendalianInternal 19.846 6.573 1.000 .685

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

39.692 26.294 5.1277 6

124

HASIL UJI REALIBILITAS ASIMETRI INFORMASI

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 78 100.0

Excludeda 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.760 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

AI1 4.269 .5506 78

AI2 3.705 .7227 78

AI3 3.744 .7967 78

AI4 3.962 .6921 78

AI5 4.231 .5077 78

AI6 4.115 .6026 78

AsimetriInformasi 24.026 2.5430 78

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

AI1 43.782 23.186 .449 .748

AI2 44.346 21.164 .629 .718

AI3 44.308 20.605 .640 .711

AI4 44.090 21.459 .613 .722

AI5 43.821 23.448 .440 .751

AI6 43.936 22.035 .613 .728

AsimetriInformasi 24.026 6.467 1.000 .725

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

48.051 25.867 5.0860 7

125

HASIL UJI REALIBILITAS BUDAYA ETIS ORGANISASI

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 78 100.0

Excludeda 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.785 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

BEO1 4.154 .6660 78

BEO2 4.090 .7591 78

BEO3 3.526 .9633 78

BEO4 3.564 .8310 78

BEO5 3.897 .7660 78

BudayaEtisOrganisasi 19.231 2.9051 78

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

BEO1 34.308 30.553 .375 .791

BEO2 34.372 27.146 .763 .739

BEO3 34.936 26.191 .673 .738

BEO4 34.897 26.821 .726 .739

BEO5 34.564 27.548 .699 .747

BudayaEtisOrganisasi 19.231 8.440 1.000 .772

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

38.462 33.758 5.8102 6

126

HASIL UJI REALIBILITAS KEADILAN PROSEDURAL

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 78 100.0

Excludeda 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.772 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KP1 3.795 .7448 78

KP2 3.821 .7161 78

KP3 3.782 .7837 78

KP4 3.821 .6977 78

KP5 3.885 .7726 78

KP6 3.603 .6902 78

KP7 3.859 .6785 78

KeadilanProsedural 26.564 3.5221 78

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KP1 49.333 42.589 .666 .741

KP2 49.308 42.346 .725 .737

KP3 49.346 43.190 .565 .748

KP4 49.308 42.579 .720 .739

KP5 49.244 42.888 .606 .745

KP6 49.526 44.356 .521 .756

KP7 49.269 43.472 .636 .747

KeadilanProsedural 26.564 12.405 1.000 .818

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

53.128 49.620 7.0441 8

127

HASIL UJI REALIBILITAS KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 78 100.0

Excludeda 0 .0

Total 78 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.735 16

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KK1 3.897 .7488 78

KK2 3.538 .9215 78

KK3 3.628 .8391 78

KK4 4.103 .6363 78

KK5 4.026 .7203 78

KK6 2.026 .8524 78

KK7 1.885 .8215 78

KK8 2.218 .9209 78

KK9 1.449 .7323 78

KK10 1.731 .8478 78

KK11 1.628 .7405 78

KK12 1.679 .7472 78

KK13 2.013 .7812 78

KK14 2.167 .8283 78

KK15 2.103 .8153 78

KecenderunganKecuranganfraud 38.090 6.2837 78

128

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KK1 72.282 150.984 .348 .727

KK2 72.641 148.493 .383 .723

KK3 72.551 146.354 .536 .717

KK4 72.077 151.578 .380 .727

KK5 72.154 152.392 .283 .730

KK6 74.154 148.807 .404 .723

KK7 74.295 151.665 .277 .729

KK8 73.962 150.557 .289 .728

KK9 74.731 146.381 .622 .716

KK10 74.449 143.653 .668 .711

KK11 74.551 144.225 .740 .711

KK12 74.500 144.825 .698 .712

KK13 74.167 147.439 .521 .719

KK14 74.013 147.052 .508 .719

KK15 74.077 146.384 .552 .717

KecenderunganKecuranganfraud 38.090 39.485 1.000 .811

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

76.179 157.941 12.5675 16

129

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 25.265 8.413 3.003 .004

KeefektifanPengendalianInternal -.238 .311 -.097 -.766 .446 .578 1.732

AsimetriInformasi .561 .311 .227 1.803 .075 .587 1.703

BudayaEtisOrganisasi .871 .231 .403 3.772 .000 .817 1.224

KeadilanProsedural -.477 .176 -.268 -2.707 .008 .954 1.049

a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

Coefficient Correlations

a

Model KeadilanProsedu

ral BudayaEtisOrga

nisasi AsimetriInformasi KeefektifanPengendalianInternal

1 Correlations KeadilanProsedural 1.000 -.076 .075 .129

BudayaEtisOrganisasi -.076 1.000 -.196 -.212

AsimetriInformasi .075 -.196 1.000 -.542

KeefektifanPengendalianInternal .129 -.212 -.542 1.000

Covariances KeadilanProsedural .031 -.003 .004 .007

BudayaEtisOrganisasi -.003 .053 -.014 -.015

AsimetriInformasi .004 -.014 .097 -.053

KeefektifanPengendalianInternal .007 -.015 -.053 .097

a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

130

HASIL UJI NORMALITAS

HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS

131

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .566a .320 .283 5.3213 1.811

a. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,

KeefektifanPengendalianInternal

b. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 973.305 4 243.326 8.593 .000b

Residual 2067.067 73 28.316

Total 3040.372 77

a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

b. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,

KeefektifanPengendalianInternal

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

132

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 KeadilanProsed

ural,

BudayaEtisOrga

nisasi,

AsimetriInforma

si,

KeefektifanPen

gendalianIntern

alb

. Enter

a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .566a .320 .283 5.3213 1.811

a. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,

KeefektifanPengendalianInternal

b. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 973.305 4 243.326 8.593 .000b

Residual 2067.067 73 28.316

Total 3040.372 77

a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud

b. Predictors: (Constant), KeadilanProsedural, BudayaEtisOrganisasi, AsimetriInformasi,

KeefektifanPengendalianInternal

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

133

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 25.265 8.413 3.003 .004

Keefektifan Pengendalian

Internal -.238 .311 -.097 -.766 .446 .578 1.732

Asimetri Informasi .561 .311 .227 1.803 .075 .587 1.703

Budaya Etis Organisasi .871 .231 .403 3.772 .000 .817 1.224

KeadilanProsedural -.477 .176 -.268 -2.707 .008 .954 1.049

a. Dependent Variable: KecenderunganKecuranganfraud