pendidikan seumur hidup.docx

27
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Pendidikan Seumur hidup Konsep pendidikan seumur hidup ini erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya pendidikan. Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuridisnya. 1.Dasar Teoritis/ Religious Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup,salah satu fungsi sosial,sebagai bimbingan ,sebagai sarana pertumbuhan ,yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.transmisi baik dalam bentuk informasi, formal, maupun non formal. [1] [1] [1][1] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,1995), hal .152 1

Upload: winsan1

Post on 28-Nov-2015

339 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ini adalah contoh dari makalah dasar-dasar pendidikan, Pendidikan Seumur Hidup beserta dalil al-qur'annya

TRANSCRIPT

Page 1: pendidikan seumur hidup.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan Seumur hidup

Konsep pendidikan seumur hidup ini erat kaitannya dengan paham tentang

waktu berlangsungnya pendidikan. Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa

pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah

tangga, sekolah dan masyarakat.

Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam

dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuridisnya.

1. Dasar Teoritis/ Religious

Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof

dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian

dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long

Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena

itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak

pernah berakhir. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup,salah satu fungsi

sosial,sebagai bimbingan ,sebagai sarana pertumbuhan ,yang mempersiapkan dan

membukakan serta membentuk disiplin hidup.transmisi baik dalam bentuk informasi,

formal, maupun non formal.[1][1]

Hal ini berarti setiap manusia indonesia diharapkan supaya selalu berkembang

sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat

menciptakan situasi yang menantang untuk belajar.

Menurut para Ahli modern, Pendidikan adalah mengadakan pengaruh dengan

bermacam-macam pengaruh yang di pilih dengan sengaja untuk menolong anak-anak

supaya meningkat kemajuan jasmani,akhlaknya,sehingga sampai dengan berangsur-

angsur ketingkat kesempurnaan yang mungkin di capai ,supaya anak –anak itu

berbahagia dalam kehidupan perseorangan dan kemasyarakatan .Dan semua amal

perbuatan yang di kerjakan nya lebih sempurna dan lebih baik dan berguna untuk

masyarakat.[2][2]

[1][1] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,1995), hal .152

[2][2] Muhammad yunus,Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran(Jakarta: HDA Karya Agung), hal.13-14

1

Page 2: pendidikan seumur hidup.docx

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak –

anak untuk memimpin  perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.

Pendidikan juga berarti lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa.

Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang komprehensif,yakni

pendidikan mental pikir(rasio,intelek),kepribadian manusia seutuhnya,untuk

membina kepribadian demikian jelas memerlukan rentangan waktu yang relatif

panjang bahkan seumur hidup

Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek

kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak

hanya berlangsung di dalam kelas,tetapi berlangsung pula di luar kelas. Pendidikan

bukan bersifat formal saja,tetapi mencakup juga yang formal.

Secara umum pendidikan dapat di artikan sebagai usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan.Dengan demikian,bagaimana pun sederhananya peradaban suatu

masyarakat,di dalamnya pasti terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh

karena itu sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang paradaban umat

manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan

hidupnya.[3][3]

Bagi manusia pemenuhan kebutuhan jasmani saja belumlah cukup jika tanpa

pemenuhan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani bagi manusia dalam kehidupannya

menjadi sangat penting karena tiada terpenuhinya kebutuhan rohani itu akan

menimbulkan kegelisahan batin. Salah satu untuk memenuhi kebutuhan rohani

adalah agama. Dengan agama akan dapat mengimbangi gejolak manusia untuk

memenuhi kebutuhan jasmani yang condong untuk selalu menuntut untuk di penuhi.

 Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam,

sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”

Bagi umat islam,agama merupakan dasar utama dalam mendidik anak-anaknya

melalui sarana-sarana pendidikan. Karena dengan menanamkan nilai-nilai agama

akan membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa.

Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan kegiatan hidup yang wajib

hukumnya bagi pria dan wanita,tiada batasan untuk memperolehnya,dan berlangsung

seumur hidup semenjak buaian hingga ajal.

[3][3] Ibid

2

Page 3: pendidikan seumur hidup.docx

Menurut Ki Hajar Dewantara konsepsi pendidikan manusia seutuhnya dan

seumur hidup ini merupakan orientasi baru yang mendasar dengan kebijakan tanpa

batas –batas umur dan batas waktu belajar, maka kita mendorong supaya tiap pribadi

sebagai  sebagai subyek yang bertanggung jawab atas pendidikan diri sendiri. Inilah

konsep –konsep kunci pendidikan seumur hidup:

a. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep,

maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk

pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.

b. Konsep belajar seumur hidup dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar

belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan

angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu

belajar.

c. Konsep belajar seumur hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah

orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur

hidup,melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi

peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat

usia,dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi

kesempatan untuk belajar baru.

d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup.Dalam konteks

ini,kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul

telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan

melaksanakan belajar seumur hidup.

2. Dasar Yuridis

Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan

melalui kebijakan negara yaitu melalui :

Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN

menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :

 Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah

Pembangunan Jangka Panjang).

 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga

(rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara keluarga,masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian

Pendidikan).

3

Page 4: pendidikan seumur hidup.docx

Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989,penegasan tentang pendidikan seumur

hidup,dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan

pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal

ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga,sebagaimana dijelaskan pada ayat (4),

yaitu : “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah

yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama,nilai

budaya,nilai moral dan keterampilan”.

Philip H.Coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian,yaitu

pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan),pendidikan

formal (pendidikan sekolah),dan pendidikan non formal (pendidikan luar sekolah

yang dilembagakan).

1. Pendidikan Luar Sekolah yang Tidak Dilembagakan

Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang

diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar,pada

umumnya tidak teratur dan tidak sistematis.

2. Pendidikan Sekolah

Pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur,

sistematis,mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang

berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

3. Pendidikan Luar Sekolah yang Dilembagakan

Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang

diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan

persekolahan. Pendidikan luar sekolah yang dikembangkan bersifat

fungsional,praktis,dan pendekatannya lebih fleksibel serta luas dan terintegrasi.

Calon peserta didik pendidikan luar sekolah yang dilembagakan,yaitu :

a. Penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesempatan

memasuki sekolah.

b. Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.

4

Page 5: pendidikan seumur hidup.docx

c. Peserta didik yang putus sekolah (drop-out),baik dari pendidikan dasar,menengah

dan pendidikan tinggi.

d. Peserta didik yang telah lulus satu sistem pendidikan sekolah,tetapi tidak dapat

melnjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

e. Orang yang telah bekerja,tetapi ingin menambah keterampilan lain.

Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses

pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup,baik di dalam maupun di luar

sekolah.[4][4]

Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan

seumur hidup sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi,

antara lain :

1) Ideologis

Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk

mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya.

Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-

potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

2) Ekonomis

Cara yang paling efektif untuk keluar dari lingkungan kebodohan yang menyebabkan

kemelaratan ialah melalui pendidikan.

3) Sosiologis

Para orang tua dinegara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan

sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang

mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali.

Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan

pemecahan atas masalah tersebut

4) Politis

Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang karena pada negara

demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik,dan

memahami fungsi pemerintah, DPR,MPR dan lain-lain.

5) Teknologis

[4][4]Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo persada), hal.63-64

5

Page 6: pendidikan seumur hidup.docx

Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana,teknisi

dan pemimpin negara berkembang perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan

mereka.

6) Psikologis dan Pedagogis

Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep

tehnik dan metode pendidikan. Akibatnya,tidak mungkin lagi mengejarkan ilmu

seluruhnya kepada peserta didik. Karena itu,tugas pendidikan sekolah yang utama

ialah yang mengajarkan bagaiman cara belajar,menanamkan motivasi yang kuat

dalam diri anak untuk belajar terus menerus sepanjang hidupnya,memberikan

keterampilan kepada peserta didik untuk secara tepat,dan mengembangkan daya

adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.

B. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup

Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi

kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya,yakni seluruh aspek

pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan

potensi manusia di isi kebutuhannya supaya berkembang secara wajar. Potensi-

potensi itu tercakup dalam potensi jasmani dan rohani. Dengan mengingat proses

pertumbuhan dan perkembangan  kepribadian manusia  bersifat hidup dan

dinamis,maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

Tujuan pendidikan menurut UU No 4 tahun 1950  adalah pendidikan dan

pengajaran bisa membentuk manusia yang susila,cakap dan warga negara yang

demokratis,serta tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Tujuan selanjutnya budi pekerti akhlak,yang penting dan utama dalam

pendidikan,mempunyai ilmu pengetahuan,mencari penghidupan,dan mencapai hidup

yang sempurna.

Tujuan umum barangkali dapat di gambarkan sebagaimana tujuan terpisah dari

masa sekarang  sebagai hasil perhatian yang di dituju,merupakan tujuan akhir yang

final.Para ahli pendidikan cenderung berhenti pada tujuan –tujuan yang dapat

tercapai secara terpenggal- penggal dalam suatu langkah tertentu.

6

Page 7: pendidikan seumur hidup.docx

Di dalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiek,Langeveld mengutarakan

macam-macam pendidikan sebagai berikut:[5][5]

a. Tujuan Umum

Adalah tujuan tujuan sempurna,tujuan akhir,tujuan bulat. Tujuan umum adalah

tujuan di dalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik

lain,yang telah di tetapkan oleh pendidik dan selalu di hubungkan dengan kenyataan-

kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan di hubungkan dengan syarat-

syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan umum itu.

b. Tujuan-tujuan Tak Sempurna

Ialah tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang

hendak di capai dengan pendidikan itu,yaitu segi-segi yang berhubungan dengan

nilai-nilai hidup tertentu.Tujuan tak sempurna ini bergantung kepada tujuan umum

dan tidak dapat terlepas dari tujuan umum tersebut. Memisahkan tujuan tak lengkap

menjadi tujuan sendiri sehingga merupakan tujuan akhir atau tujuan umum

pendidikan,menjadi berat sebelah,dan berarti tidak mengakui kepribadian manusia

sebulat-bulatnya. Ingatlah pendidikan hendaknya harmonis.

c. Tujuan –tujuan Sementara

Merupakan tempat –tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan

umum,seperti anak-anak di latih untuk belajar kebersihan,belajar bicara. Tujuan

sementara ini merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum.

Untuk mencapai tujuan-tujuan sementara itu di dalam praktek harus mengingat dan

memperhatikan jalannya perkembangan pada anak. Untuk ini  maka perlulah

psikologi perkembangan.

d. Tujuan-tujuan Perantara

Tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara. Contohnya metode mengajar

dan membaca.

e. Tujuan Insidental

Tujuan ini hanya sebagai  kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat terlepas pada

jalan yang menuju kepada tujuan umum.

Pada umumnya pendidikan seumur hidup di arahkan pada orang dewasa dan pada

anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan  dan ketrampilan mereka yang

sangat di butuhkan di dalam hidup.

[5][5] M.ngalim purwanto,ilmu pendidikan teoretis dan praktis(bandung:remaja rosdakarya,2007),hal.20

7

Page 8: pendidikan seumur hidup.docx

1. Pendidikan Seumur Hidup kepada Orang Dewasa

Sebagai generasi penerus,para pemuda ataupun dewasa membutuhkan

pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang

merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca

tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja. Ini berarti

tidak ada istilah terlambat  atau terlalu dini  untuk belajar  dan tidak ada konsep

bahwa terlalu tua untuk menuntut ilmu. Besar bagi pembangunan pada masa dewasa.

Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.

Belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral

atau merupakan totalitas kehidupan. Jadi,manusia belajar atau mendidik ini,bukanlah

sebagai persiapan(bekal) bagi kehidupan(yang akan datang dalam

masyarakat),melainkan pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Prinsip pendidikan

demikian,memberikan makna bahwa pendidikan adalah tanggung jawab manusia

sebagai subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih yang sudah dewasa supaya

meningkat terus menerus yakni mandiri secara sosial ,ekonomis,psikologis dan

etis,sifat dan derajat inilah yang di maksud dengan kedewasaan atau kematangan.

2. Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak,merupakan sisi lain yang perlu

memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal”

bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan

dan kemampuan anak, memberi peluang.

Pengetahuan dan kemampuan anak,memberi peluang yang besar bagi

pembangunan  pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung

beban hidup yang lebih ringan.

Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh

karena pada dasarnya pada diri anak  harus tertanam kunci belajar,motivasi belajar

dan kepribadian belajar yang kuat.

Di sekolah-sekolah di ajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi

kehidupannya dalam masyarakat,sebagai anggota masyarakat dan warga negara.

Anak harus di didik untuk menjadi orang yang dapat menurut pimpinan dan dapat

memberikan atau menjadi seorang yang ahli dalam suatu teknik,perindustrian,dan

lain-lain. Pendeknya,pendidikan hendaklah mempersiapkan anak untuk hidup di

dalam masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih mengutamakan masyarakatnya dari

pada anak itu sendiri sebagai individu.

8

Page 9: pendidikan seumur hidup.docx

Tentu pandangan ini pun berat sebelah. Kemungkinan akan menimbulkan

bahaya kolektivitisme,yaitu suatu pendapat yang tidak menghargai’’penentuan diri

sendiri atas tanggung jawab sendiri’’pada seseorang yang berarti pula individualitas

di kesampingkan.Pendidikan itu harus dapat maju bersama-sama. Pendidikan

individual jangan di abaikan,jadi pendidikan harus berdasarkan kepada

pribadi,kepada individualitas anak pendidikan kemasyarakatan pun harus di tanam

dengan baik pada anak-anak sebab manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini.Tetapi

juga sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh adanya larangan-

larangan,peraturan-peraturan,undang-undang dan sebagainya.

Oleh karena itu,tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah

mengajarkan bagaimana cara belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri

anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya,memberikan skill kepada anak didik

secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung

berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah,perlu diciptakan suatu kondisi yang

merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau Llife Long Education.

Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek

dan pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh

individu harus memiliki kesempatan yang sistematik,terorganisir untuk belajar

disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk

menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang

baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia

yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.

C. Pengertian Alat, Media dan Pendidikan Islam

Alat adalah barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai sesuatu maksud1[1].

Sedangkan alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan pendidikan Islam. Dengan demikian alat ini mencakpu apa saja

yang dapat digunakan termasuk di dalamnya metode pendidikan Islam.

Media itu katanya berasal dari bahasa latin yaitu “medius” yang artinya

secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

1[1]Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6, h. 203

9

Page 10: pendidikan seumur hidup.docx

Pendidikan Islam adalah bimbingan secara tidak sadar dari pendidik (orang

dewasa) kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya, berdasarkan

norma-norma islami, agar terbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian muslim2[2].

D. Pentingnya Alat Pendidikan Islam

Pentingnya alat pendidikan Islam itu di dasari oleh hadits Nabi SAW, yaitu:

Artinya kami para Nabi diperintahkan untuk menempatkan seseorang pada

posisinya, berbicara kepada mereka sesuai dengan kemampuan akhirnya.

Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidik dalam

menyampaikan materi atau bahan pendidikan Islam kepada anak didik harus benar-

benar disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak didik. Kita tidak boleh

mementingkan materi atau bahan dengan mengorbankan anak didik. Sebaliknya, kita

harus mengusahakan dengan jalan menyusun materi tersebut sedemikian ruap sesuai

dengan taraf kemampuan anak, tetapi dengan cara serta gaya yang menarik3[3]

E. Dasar Pemikiran dalam Penggunaan Media Pembelajaran Agama

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, guru perlu dilandasi

langkah-langkah dengan sumber ajaran agama, sesuai firman Allah SWT dalam

Surah An-Nahl ayat 44, yaitu:

$uZø9t“Rr&ur y7ø‹s9Î) t�ò2Ïe%!$# tûÎiüt7çFÏ9 Ĩ$¨ =Z Ï9

$tB tAÌh“çR öNÍköŽs9Î) öNßg¯=yès9ur šcrã�©3xÿtGtƒArtinya: “Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada

umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka4[4] dan supaya mereka

memikirkan”.

Demikian pula dalam masalah penerapan media pembelajaran agama, harus

memperhatikan perkembangan jiwa keagamaan anak didik, karena factor inilah yang

justru menjadi sasaran media pembelajaran agama. Tanpa memperhatikan serta

memahami perkembangan jiwa anak atau tingkat daya pikir anak didik, guru agama

akan sulit di harapkan untuk mencapai sukses.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nahl ayat 125 yaitu:

2[2]Drs. H. M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Rienka Cipta, 2009), Ct.

ke-1, H. 180

3[3]Ibid, h. 182

4[4]Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam

Al Quran.

10

Page 11: pendidikan seumur hidup.docx

äí÷Š$# 4’n<Î) È ‹@ Î6y™ y7În/u‘ ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/

ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$#

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah5[5] dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”6[6].

F. Landasan Penggunaan Media pembelajaran

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran,

antara lain : landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiric.

1. Landasan Filosofis

Digunakannya berbagai jenbis media hasil tekonologi baru di dalam kelas ,

dapat mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang manusiawi (karena anak

dianggap seperti robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin) atau dehumanisasi.

Tapi dengan adanya berbagai media pembelajaran itu justru anak atau siswa dapat

mempunyai banyak pilihan yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Atau

dengan kata lain siswa dihargai dengan harkat kemanusiaannya diberi kebebasan

untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat sesuai dengan kemampuannya, jadi

penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.

Sebenarnya perbedaan pendapat itu tidak perlu muncul, yang penting bagaimana

pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru mengenggap

siswa sebagai manusia yang mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda,

maka baik menggunakan media hasil teknologi atau tidak, proses pembelajran tetap

dilakukan dengan pendekatan humanisme.

2. Landasan Psikologis

Dari hasil kajian psikologis tentang proses belajar yang terkait dengan

penggunaan media pembelajaran, dapat dikemukakan antara lain hal-hal berikut:

a) Belajar adalah proses kompleks dan unik

Belajar adalah proses kompleks dan unik maka dlama mengelola proses

pembelajran harus diusahakna dapat memberikan fasilitas belajar (juga media dan

metode pembelajaran) harus sesuai dengan perbedaan individual siswa.

b) Persepsi

5[5]Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang

hak dengan yang bathil.

6[6]Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Pers, 2009), Ct.

ke-1, h. 5

11

Page 12: pendidikan seumur hidup.docx

Persepsi adalah mengenal sesuatu melalui alat indera. Orang akan memperoleh

pengertian dan pemahaman tentang dunia luar dengan jelas jika ia mengalami proses

persepsi yang jelas juga. Hal-hal yang memperngaruhi kejelasan persepsi antara lain

ialah: keadaan alat indera (mata, telinga, dsb), perhatian, minat, dan pengalaman,

serta kejelasan objek yang diamati.

3. Landasan Teknologis

a) Teknologi dalam pembelajaran

Istilah teknologi dalam pembelajaran ini artinya ialah memanfaatkan kemajuan

teknologi untuk mengefektifkan proses pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran

(pendidikan).

b) Teknologi pembelajaran

Teknologi pembelajaran adalah proses yang kompleks dan terpadu yang

melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis

masalah, mencar cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi dan mengelola

pemecahan maslah-maslah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai

tujuan dan terkontrol.

4. Landasan Empiris

Dalam landasan ini menekankan pada pemilihan dan penggunaan media belajar

itu berdasarkan karakteristik orang yang belajar dan medianya. Hal ini didasarkan

atas pengalaman yang dimana kita mengenal para peserta didik itu bermacam-

macam. Ada yang gaya belajarnya visual dan auditif bahkan ada juga audio visual.

Nah dari gaya belajar itulah kita dapat memahami dalam pemilihan media

belajar7[7].

G. Jenis Alat atau Media dalam Pendidikan Islam

Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, yang mengutamakan ilmu pengetahuan

(knowledge) dan penanaman nilai (value) sudah barang tentu memerlukan alat yang

relevan. Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media pendidikan kepada dua

bagian yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang

bukan benda (non materil).

H. Alat Pendidikan yang Bersifat Benda

Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:

Media tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.

Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.

7[7]Ibid, h. 7-12

12

Page 13: pendidikan seumur hidup.docx

Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.

Gambar yang diproyeksikan, seperti video.

Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.

I. Alat Pendidikan yang Bukan Benda

Alat atau media yang bukan berupa benda diantaranya yaitu

a)      Keteladanan

Dalam hal ini M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa dalam berbagai hal

pendidikan, keteladanan pendidik merupakan alat yang sangat penting bahkan paling

utama. Seperti yang terdapat di dalam Psikologi kita ketahui bahwa anak-anak

mempunyai dorongan meniru terutama terhadap orang tua dan gurunya. Jadi di

sinilah para pendidik dituntut untuk mencerminkan akhlak yang mulia di manapun

berada, maka dari itu posisi pendidik merupakan teladan yang baik yang

dikategorikan sebagai alat atau media pendidikan yang dapat ditiru.

b)     Perintah atau larangan

Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan sesuatu.

Dalam hal ini perintah itu bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang

harus dikerjain oleh orang lain, tetapi termasuk pula anjuran, pembiasan dan

peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh peserta didik. Tiap-tiap perintah

dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat

memberi arah atau mengandung tujuan kearah perbuatan susila.

Disampimg itu ada juga larangan, larangan biasanya dikeluarkan jika anak

melakukan sesuatu yang tidak baik, yang mungkin dapat membahayakan dirinya.

Larangan, sebenarnya sama juga dengan perintah kalau perintah merupakan

keharusan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, maka larangan merupakan

keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan. Biasanya larangan

disertai dengan sangsi.

c)      Ganjaran dan hukuman

Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah

bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar, dalam sikap prilaku. Yang terpenting

dalam ganjaranhanya hasil yang dicapai seorang anak, dan dengan hasil tersebut

pendidikan dapat membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras

pada anak itu.

13

Page 14: pendidikan seumur hidup.docx

Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik. Amir Daien Indra

Kusuma, mendefinisikan hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada anak

secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa, sehingga anak akan

menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya8[8].

J. Pengaruh Alat atau Media Dalam Pendidikan Islam

Di dalam Pendidikan Islam, alat atau media itu jelas diperlukan. Sebab alat

atau media pengajaran itu mempunyai peranan yang besar yang berpengaruh

terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

Abu Bakar Muhammad berpendapat, bahwa kegunaan alat atau media itu

antara lain ialah:

1.      Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.

2.      Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan

menarik.

3.      Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah

(belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.

4.      Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan

memikirkan suatu pelajaran.

5.      Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera, melatihnya,

memperhalus perasaan dan cepat belajar9[9].

8[8]Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6, h. 204-211

9[9]Ibid, h. 212

14

Page 15: pendidikan seumur hidup.docx

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pendidikan adalah proses pembentukan manusia seutuhnya mencakup

kemampuan mental, fikir dan kepribadian atau berwatak bangsa.

Tujuan pendidikan seumur hidup adalah mengembangkan potensi

kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya. Proses pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis. Penyelenggaraan

pendidikan melalui jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan non sekolah yang

meliputi keluarga dan masyarakat.

Alat adalah barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai sesuatu maksud. Media itu

katanya berasal dari bahasa latin yaitu “medius” yang artinya secara harfiah berarti tengah,

perantara, atau pengantar. Pendidikan Islam adalah bimbingan secara tidak sadar dari

pendidik (orang dewasa) kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya,

berdasarkan norma-norma islami, agar terbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian

muslim.

Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain

: landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiric.

Jenis alat atau media pendidikan itu ialah:

15

Page 16: pendidikan seumur hidup.docx

1.      Alat Pendidikan yang Bersifat Benda

Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:

a)      Media tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.

b)      Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.

c)      Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.

d)      Gambar yang diproyeksikan, seperti video.

e)      Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.

2.      Alat Pendidikan yang Bukan Benda

Alat atau media yang bukan berupa benda diantaranya yaitu

a)      Keteladanan

b)      Perintah atau larangan

c)      Ganjaran dan hukuman

Abu Bakar Muhammad berpendapat, bahwa kegunaan alat atau media itu antara lain

ialah:

1.      Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.

2.      Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik.

3.      Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan

menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.

4.      Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan

suatu pelajaran.

5.      Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera, melatihnya, memperhalus

perasaan dan cepat belajar.

16

Page 17: pendidikan seumur hidup.docx

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Purwanto M. Ngalim. 2007, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktisi. Bandung : Remaja

Rosdakarya  

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1981, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Surabaya : Usaha

Offset Printing

Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta : PT.HDA Karya

Agung

Zurairini.1995, Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta : Bumi Aksara

Drs. H. M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Rienka Cipta, 2009), Ct. ke-1,

Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Pers, 2009), Ct. ke-1,

Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6.

17