pendidikan seumur hidup adalah tuntutan

25
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP ADALAH TUNTUTAN KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK YANG BERAKAL Oleh: Siti Krisnawati. A. Pendahuluan Pendidikan merupakan terobosan penting dalam upaya membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, apabila tidak memprioritaskan pendidikan sebagai unsur yang penting dalam membangun manusia seutuhnya, maka akan berimplikasi terhadap munculnya berbagai masalah kemanusian, seperti meningkatnya pengangguran, meningkatnya kriminalitas, meningkatnya kemiskinan dan berbagai persoalan lain yang dapat menghambat kemajuan suatu bangsa dan negara dalam upaya mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata. Dengan pendidikan manusia dapat menuju kesempurnaan hidupnya, karena pada dasarnya pendidikan merupakan 1

Upload: saepudinasmintar

Post on 15-Jun-2015

1.733 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP ADALAH TUNTUTAN

KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK YANG BERAKAL

Oleh: Siti Krisnawati.

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan terobosan penting dalam upaya membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, apabila tidak memprioritaskan pendidikan sebagai unsur

yang penting dalam membangun manusia seutuhnya, maka akan berimplikasi

terhadap munculnya berbagai masalah kemanusian, seperti meningkatnya

pengangguran, meningkatnya kriminalitas, meningkatnya kemiskinan dan berbagai

persoalan lain yang dapat menghambat kemajuan suatu bangsa dan negara dalam

upaya mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata.

Dengan pendidikan manusia dapat menuju kesempurnaan hidupnya, karena

pada dasarnya pendidikan merupakan upaya sadar yang dilalukan oleh individu atau

kelompok dengan individu atau kelompok lain untuk memperoleh ilmu, membentuk

sikap, dan membekali keterampilan.

Manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling unggul keberadaannya

dibandingkan dengan mahkluk lain (binatang dan tumbuhan), keunggulan manusia

terletak pada akalnya. Dengan akalnya, manusia dapat mengatasi berbagai persoalan

hidupnya dengan mudah, namun apabila akal tersebut tidak dioptimalkan fungsinya,

maka manusia tidak akan memiliki arti apa-apa dalam hidupnya, manusia tidak

1

Page 2: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

lebih seperti mahkluk lain yang hanya melakukan reproduksi. Oleh karena itu

pendidikan sebagai sarana untuk mengoptimalkan fungsi akal dalam kehidupan

manusia merupakan kebutuhan yang amat vital dan perlu mendapat perhatian yang

serius dari semua pihak.

Pendidikan dilakukan melalui proses berpikir tentang diri dan

lingkungannya melalui proses pembelajaran. Sedangkan berpikir pada dasarnya

merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan

serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang

akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa ilmu.

Ilmu merupakan buah pemikiran manusia dalam menjawab berbagai

persoalan yang ditemukan dalam hidupnya yang disusun secara kritis, analitis, dan

sistimatis, serta telah dibuktikan kebenarannya.1 Untuk bisa menghargai ilmu

sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah makna ilmu itu

sebenarnya bagi kehidupan manusia.

Mereka yang mendewa-dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber

kebenaran biasanya tidak mengetahui makna ilmu yang sebenarnya. Demikian juga

sebaliknya dengan mereka yang memalingkan muka dari ilmu, mereka yang tidak

mau melihat kenyataan betapa ilmu telah membentuk peradaban seperti apa yang

kita punyai sekarang ini, kepicikan seperti itu kemungkinan besar disebabkan

karena mereka kurang mengenal makna ilmu yang sebenarnya.

1 Jujun S. Suriasumantri, 1995, Filsafat Ilmu: Sebuah Penngantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan, h. 19

2

Page 3: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Ilmu diperoleh melalui pendidikan dengan melakukan proses pembelajaran,

kehidupan tanpa ilmu ibarat bearjalan tanpa petunjuk, sehingga pendidikan bagi

hidup manusia sebagai mahkluk yang berakal merupakan tuntutan kehidupan yang

harus dilakukan sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalaha antara lain: apa makna pendidikan bagi kehidupan?,

apa manfaat pendidikan bagi kehidupan manusia? mengapa pendidikan merupakan

tuntutan kehidupan yang berakal?

B. Pengertian Pendidikan

Para ahli pendidikan mengartikan pendidikan dengan pandangan yang

berbeda-beda. Menurut Muhtar Yahya dan Nasruddin Thaha berpendapat bahwa

pendidikan adalah mempersiapkan dan memberikan bekal kepada anak untuk

menjadi orang yang sempurna, percaya pada diri sendiri sehingga dapat lebih baik

selama hidupnya.2 Sedangkan Plato berpendapat, “pendidikan adalah mengasuh

jasmani dan rohani untuk mencapai keindahan dan kesempurnaan hidup manusia di

dunia.”3 Menurut Langeveld, “pendidikan adalah memberikan bimbingan atau

pertolongan dalam usaha anak menunaikan tugas hidupnya secara berdiri sendiri

(Self Standing).”4

2 Muchtar Yahya dan Nasruddi Thoha. 1941. Fannuttarbiyah, Padang Panjang: Al-Maktah Al-Tarbiyah, h. 3

3 William Ebenstein. 1960. The Great Political Thinkers: Plato to Pressent, New York: Holt Remhart and Wusroh, h. 44 – 45

4 M.j. Langeveld, Tth. Diklat Pedagogik HMI, Com, SPF GAMA, Yogyakarta: Gama, h. 15

3

Page 4: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Berdasarkan pandangan para ahli pendidikan sebagaimana dinyatakan di

atas, maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai upaya yang

dilakukan secara sadar dalam mengembangakan berbagai potensi yang dimiliki oleh

manusia yang dilakukan oleh individu atau kelompok kepada individu atau

kelompok yang lain untuk mendapatkan ilmu, memilki moral yang baik dan

memiliki keterampilan.

C. Fungsi Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia

Pendidikan merupakan proses untuk dapat menghasilkan peserta didik yang

memiliki ilmu, moral dan keterampilan. Pendidikan sebagai proses berarti

pendidikan dipandang sebagai pelaksanaan berbagai usaha untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu. Secara makro menurut Pratiknya bahwa fungsi proses pendidikan itu

meliputi tiga hal, yaitu (1) proses alih nilai (transfer of Value), (2) Proses alih

pengetahuan (transfer of knowledge) dan (3) Proses alih metodologi (Transfer of

Methodology) 5

Melalui proses pendidikan individu didorong untuk berpikir, menilai dan

bertindak. Sedangkan hasil pendidikan yang diinginkan barulah tercapai bila

berpikir dan tingkah lakunya membantu kebutuhan individu dan kesejahteraan

kelompoknya. Individualisasi dan sosialisasi yang bertujuan untuk memajukan dan

meningkatkan kemampuan pribadi, termasuk juga kehidupan sosialnya.

Sebagaimana dinyatakan Crow dan Crow bahwa pendidikan sebagai suatu proses

5 Ibid., h. 6

4

Page 5: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

dalam menambah suatu bentuk kegiatan yang menjadikan seseorang individu sesuai

dengan kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan kebiasaan-kebiasaan,

undang-undang, keyakinan, bahasa dan lembaga-lembaga sosial dari satu generasi

ke generasi lainnya.6

Hasil pendidikan meliputi perubahan yang telah terjadi atau berlangsung

sebagai hasil partisipasi individu dalam pengalaman belajar. Perubahan yang

diperoleh sebagai hasil belajar sebenarnya merupakan petunjuk demi mencapai

tujuan pendidikan. Sedangkan tuntutan pendidikan akan berbeda-beda karena

tuntutan kultural dan kemampuan serta ambisi individu. Oleh karena itu hasil

pendidikan sebagai pencerminan dari keseluruhan pengaruh belajar akan berbeda

diantara kelompok-kelompok kultural dan antar anggota kelompok yang sama.

Dengan demikian hasil pendidikan dapat menggambarkan tingkat pendidikan yang

dimiliki seseorang sebagai hasil pengalaman belajar. Namun menurut Plato bahwa

hakikat pendidikan tidak saja hanya menerima pengetahuan, tetapi adanya

perkembangan pembawaan yaitu pembawaan untuk memperoleh hakikat diri yang

dihasilkan dari pengalaman yang berkesinambungan.7 Secara mikro pendidikan

merupakan proses pengembangan sumber daya manusia8 yang dalam prosesnya

meliputi tiga hal (1) proses pembudayaan, (2) proses pembinaan iman dan takwa,

(3) Proses pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi.9

6 Abd. Rahman Abror. 1989. Pshisichologi Pendidikan, Jogyakarta: Nurcahaya, h. 77 William Ebenstein, op. cit, h. 25-26 8 Ahmad W. Pratiknya, op. cit., h. 6-7 9 Ibid., h. 5

5

Page 6: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Proses pembudayaan ialah proses transformasi budaya yang berkaitan dengan

nilai-nilai etis, estetis dan nilai budaya, serta wawasan kebangsaan dalam rangka

terbinanya manusia berbudaya. Proses pembinaan iman dan taqwa ialah

transformasi nilai-nilai keagamaan (iman, taqwa, kebajikan dan lain sebagainya).

Proses pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah mengembangkan potensi

kearah terbinanya kemampuan manusia sebagai manusia yang mampu

mengembangkan dirinya dan mengolah lingkungannya, dengan kemampuanya

untuk menciptakan dan memanfaatkan dalam proses mengatasi persoalan hidupnya,

maka akan mendapatkan kesejahteraan bagi umat manusia.10 Sedangkan keselarasan

dalam kaitannya dengan individu dan masyarakat untuk keperluan pendidikan dari

perspektif subyek dan perspektif pendidik. Hal ini bahwa pada hakikatnya

pendidikan adalah proses pemanusiaan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia.

Oleh karenanya prakarsa dan tanggung jawab belajar yaitu cara untuk individu,

harus secara eksplisit dan sedini mungkin diberikan kepada subyek didik. Akibatnya

pada tingkat permulaan pendidik mengambil sikap lebih mencampuri dan

menentukan, tetapi pada prinsipnya sejak sedini mungkin dan secara sistematis

pendidik menarik diri dari campur tangan pendidikan yang menjadi tanggung jawab

pendidik dalam menyediakan dan mengatur kondisi untuk membelajarkan subyek

didik dengan demikian diharapkan akan menghasilkan manusia dan masyarakat

belajar yang mampu memperbaharui metode pendidikan yang sesuai dengan

pembinaan dan pengembangan peserta didiknya.

10 Ibid., h. 5

6

Page 7: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa fungsi pendidikan bagi kehidupan

manusia meliputi: proses interaksi manusia yang ditandai keseimbangan dan

kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan pendidik, usaha penyiapan subyek

didik menghadapi lingkungan hidup yang terus menerus, meningkatkan kualitas

pribadi dan masyarakat, berlangsung seumur hidup, kuat dalam mengahadapi

prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia

seutuhnya.11

D. Tiga Pusat Pendidikan Sebagai Jalur Pendidikan.

Dalam mekanismenya pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur pendidikan

yang dikenal dengan istilah tri pusat pendidikan. Ketiga jalur tersebut antara lain:

jalur sekolah, masyarakat, dan keluarga.12

Pendidikan melalui jalur sekolah diartikan terutama memberi bekal kepada

anak agar dapat memasuki kehidupan bermasyarakat dimana perkembangannya

seirama dengan perkembangan masing-masing masyarakat.

Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui jalur sekolah dan

tindakan pendidikan yang dikuasai seseorang diperoleh melalui jalur sekolah. Jalur

sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan

pembelajaran secara berkesinambungan.13

11 T. Raksa Joni. 1985. Wawasan Kependidikan Guru, Jakarta: Depdikbud Dikti-P2LPTK, h. 812 Hadari Nawawi. 1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Gunung Agung,

h. 5613 Sikun Pribadi. 1987. Mutiara-Mutiara Pendidikan, Jakarta: Erlangga, h. 84

7

Page 8: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada dasarnya membantu

keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan dan pendayagunaan

bakat, minat dan potensi yang dimiliki anak. Kegiatan untuk mengembangkan

bakat, minat dan potensi tersebut harus dilakukan secara terencana, terarah dan

sistematik guna mencapai tujuan tertentu, tujuan tersebut harus mengandung nilai-

nilai yang serasi dengan kehidupan yang berlaku dilingkungan masyarakat. Oleh

karena itu fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi untuk

meneruskan, mempertahankan dan sebagai sarana untuk memobilisasi individu dan

masyarakat melalui pembelajaran, serta ikut membentuk kepribadian subyek didik

agar menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di dalam kebudayaan dan

masyarakat. Sebagaimana menurut Halsey bahwa lembaga pendidikan memainkan

peranan penting dalam masyarakat, sebagai agen kontrol sosial, perubahan budaya

dan seleksi sosial. Bahkan menurut Halsey bahwa pendidikan seseorang dapat

menentukan struktur seseorang dalam masyarakat, karena pendidikan seseorang

menunjukkan pada kapasitas dan kualitas cara berfikir, bersikap dan

profesionalisme seseorang. Halsey percaya bahwa lembaga pendidikan merupakan

sarana mobilisasi sosial yang dapat menentukan seseorang masuk dalam struktur

sosial sesuai dengan tingkat pendidikan. Karena lembaga pendidikan dalam

pelaksanaannya memnyiapkan dan membentuk individu dan kelompok tidak hanya

memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki keterampilan dan profesionalisme.14

14 Jerome Karabel and A.P. Halsey, 1977, Power and Ideology in Education, New York: Oxford University Press, h. 167 – 171

8

Page 9: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Dengan demikian sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran besar

dalam membentuk dan menyiapkan seseorang untuk menjadi orang yang memiliki

pengetahuan, mandiri, profesionalisme serta bertanggung jawab terhadap

kelangsungan hidup manusia di masa mendatang.

Selanjutnya jalur pendidikan yang kedua adalah jalur pendidikan yang

dilaksankan pada masyarakat seperti kursus-kursus dan pelatihan. Jalur pendidikan

yang dilaksanakan di masyarakat merupakan upaya untuk mengembangkan sumber

daya manusia, terutama pengembangan aspek kemampuan intelektual dan aspek

kepribadian manusia. Pendidikan yang non formal yang dilaksanakan di masyarakat

seperti pelatihan dan kurusus-kursus pada hakikatnya merupakan bagian dari proses

pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan

khusus seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan latihan adalah suatu cara

untuk memperoleh keterampilan tertentu.15

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan dalam

pelaksanaanya dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia baik dari

aspek keilmuwan dan moral maupun dari aspek keterampilan.16 Selain dari jalur

pendidikan formal dan non formal sebagai sarana pengembangan kualitas sumber

daya manusia, jalur pendidikan lain yang tidak kalah pentingnya adalah jalur

pendidikan informal yaitu pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga. Sebab

pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama di mana

15 Soekidjo Notoatmodjo. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, h. 27

16 Soekidjo Notoatmodjo. op. cit., h. 30-33

9

Page 10: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

anak mulai diperkenalkan dengan dunianya yang mengitarinya. Anak-anak mulai

mengenal dunia karena diperkenalkan oleh keluarganya terutama oleh ayah ibunya

sebagai pendidikan yang pertama sekali dalam proses pendidikan manusia. Oleh

karena itu pendidikan keluarga menjadi pendidikan yang begitu amat penting dalam

kehidupan manusia dalam pengembaraannya di dunia ini.

Demikian bahwa pendidikan formal, non formal dan pendidikan imformal

merupakan jalur pendidikan yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan

kualitas sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.

E. Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan Bagi Kehidupan Manusia

Sebagai Makhluk Yang Berakal

Pendidikan seumur merupakan tuntutan bagi kehidupan yang berakal, hal ini

karena pendidikan adalah instrument untuk menuju kesempurnaan hidup manusia.

Manusia dinyatakan sebagai manusia apabila mampu menyatakan dirinya dalam

hidupnya melalui aktivitas berpikir, bersikap, dan bekerja, dimana aktivitas tersebut

merupakan perangkat pendidikan.

Dalam ajaran Islam sebagai agama rahmatanlillalamin memberikan perhatian

khusus terhadap pendidikan sebagai sesuatu yang penting bagi hidup manusia untuk

dapat mencapai eksistensi kemanusiaanya. Dalam upaya untuk menuju

kesempurnaan hidup, maka Islam memerintahkan untuk menuntut ilmu dalam

waktu yang tidak terbatas selama hayat masih dikandung badan. Prinsip belajar

yang diperoleh melalui pendidikan ini merupakan ajaran Islam yang penting

10

Page 11: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

sebagaimana Sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga

liang lahat”. (HR. Ibn. Abd. Bar.). Dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa

manusia sebagai mahkluk berakal dituntut untuk mecari ilmu sepanjang hidupnya

melalui proses pendidikan. Sebab dalam Islam dinyatakan bahwa mereka yang

berilmu dan tidak berilmu itu berbeda, sebagaimana dinyatakan dalam Firman

Allah:

Artinya: “Katakanlah (ya Muhammad), tidaklah sama orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu! Sesunggunyalah yang memiliki akal pikiranlah yang dapat menerima pelajaran. Q.S. Ar. Zumar 9).

Berdasarkan ayat di atas, memberikan isyarat kepada manusia tentang adanya

perbedaan bagi manusia sebagai mahkluk yang berakal yang memfungsikan akalnya

secara optimal dengan yang tidak, bagi manusia yang memiliki ilmu akan

ditinggikan derajatnya dibandingkan dengan mereka yang tak berilmu. Hal ini

sesuai dengan Firman Allah:

Artinya: “… (Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan itu. (Q.S 58 Al Mujadalah 11)

11

Page 12: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Berbagai contoh peristiwa alam dan benda-benda yang ada di dunia ini, tidak

dapat dipikirkan dan diolah oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan untuk

memperkuat imannya, kecuali oleh orang yang berilmu yang menggunakan

ilmunya, Firman Allah dalam al-Qur’an:

Artinya: “ Itulah berbagai contoh perumpamaan yang Kami berikan kepada manusia, tidak ada yang dapat memikirkannya (untuk kepentingan hidupnya), kecuali orang yang berilmu”, (QS. Al-Ankabut 43).

Demikian beberapa pernyataan ayat dan hadits di atas merupakan faktor

terbesar yang membuat manusia itu mulia, karena memiliki ilmu dan menggunakan

ilmunya, sehingga menuntut ilmu melalui proses pendidikan seumur hidup

merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap orang sebagai mhkluk yang

berakal. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an, beberapa ayat

menyatakan:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”(Q.S. At-Tahrim 6)17

17 Al-Qur’an, Surat At-Tahrim : 6

12

Page 13: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Q.S.

Asy-Syu’ara; 214).18

Demikian dari beberapa pernyataan ayat di atas, nampak bahwa Islam

mengajarkan tentang pendidikan yang bersipat mendalam, integral, universal, dan

bearlangsung seumur hidup. Hal ini agar manusia dapat memperoleh kesejahteraan

hidupnya sebagai akhir dari tujuan pendidikan.

Selanjutnya bahwa dalam ajaran Islam, pendidikan merupakan kebutuhan

yang harus diutamakan yang di awali dari pemeliharaan diri, keluarga, dan

masyarakat yang kemudian sebagai wujudnya harus direalisasikan baik dalam

institusi pendidikan imformal, formal dan non formal sebagai sarananya.

Pendidikan imformal yang dilaksanakan dalam keluarga merupakan

pendidikan yang paling utama, yaitu dimana anak-anak mulai mengenal dunia

sekitarnya. Anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam pelajaran dari mulai

cara mengucapkan kata-kata seperti mama, papa, kakak, adik dan lailn-lain, sampai

pada mengenal dunia sekitarnya. Sehingga keluarga memiliki peran yang cukup

besar bagi pembentukan watak dan sikap anak.

Pendidikan formal yaitu pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dari mulai

tingkat dasar hingga perguruan tinggi, pendidikan sekolah merupakan pendidikan

yang berjenjang dan memiliki aturan dan disiplin yang ketat, dimana para peserta

18Al-Qur’an, Surat Asyi Syuro : 214

13

Page 14: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

didik diberikan pengetahuan dan dibekali keterampilan sesuai dengan program studi

yang disediakan oleh sekolah.

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat

melalui kursus-kursus, pelatihan, lokakarya dan lain-lain. Tujuan dari jenis

pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat adalah adalah membekali keterampilan

pada peserta didiknya untuk dapat bekerja secara fropesional sesuai dengan

keterampilan yang dimilikinya.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan

merupakan tuntutan bagi kehidupan yang berakal. Hal ini sejalan dengan ajaran

agama dengan mewajibkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat, hal ini agar

manusia dapat merealisasikan eksistensi kemanusiaan dalam kehidupannya dengan

tindakan yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungann pada masa sekarang dan

yang akan datang.

F. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi di atas, maka dirumuskan beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mengembangkan ilmu dan

keterampilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada

seseorang atau sekelompok orang baik secara formal, imformal dan non formal

untuk menuju kebahagiaan hidup manusia.

14

Page 15: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

2. Fungsi pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik menjadi

orang yang berilmu, bermoral dan memiliki keterampilan yang dapat diabdikan

kepada masyarakat, bangsa dan Negara di masa sekarang dan yang akan datang.

3. Pendidikan dalam pelaksanaanya dilakukan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

imformal yang dilakukan oleh keluarga, pendidikan formal dilakukan oleh

sekolah, dan pendidikan non formal dilakukan oleh masyarakat. Ketiga pusat

pendidikan tersebut merupakan jalur pendidikan yang penting dan strategis

dalam upaya meningkatkan harkat martabat manusia. Hal ini sesuai dengan

ajaran Islam sebagai agama yang universal yaitu bahwa pendidikan harus

berlangsung sepanjang hayat dan merupakan kewajiban bagi setiap manusia

tanpa mengenal usia dan jenis kelamin.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

Abror, Abd. Rahman 1989. Pshisichologi Pendidikan, Jogyakarta: Nurcahaya,

Ebenstein, William, 1960. The Great Political Thinkers: Plato to Pressent, New York: Holt Remhart and Wusroh,

Joni, T. Raksa, 1985. Wawasan Kependidikan Guru, Jakarta: Depdikbud Dikti-P2LPTK,

Karabel, Jerome, and A.P. Halsey, 1977, Power and Ideology in Education, New York: Oxford University Press,

Langeveld, M.j. , Tth. Diklat Pedagogik HMI, Com, SPF GAMA, Yogyakarta: Gama,

Mudyahardjo, Redja dkk. 1993, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: UT.,

Nawawi, Hadari, 1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Gunung Agung,

Notoatmodjo, Soekidjo, 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta,

Pribadi, Sikun, . Mutiara-Mutiara Pendidikan, Jakarta: Erlangga,

Pratiknya, Ahmad W. 1994. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada PJP II, Makalah yang disampaikan dalam seminar tentang “ Pengembangan Peran Pendidikan Islam dan Tradisi Pesantren Dalam Modernitas Bangsa”, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 10 – 11 Juli,

Suriasumantri, Jujun S., 995, Filsafat Ilmu: Sebuah Penngantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan,

Syaib, Akhmad, 1964, Ushul Anakdi Al-Adah, Kairo: Maktabah An-Nahdhah Al-Mistiah,

Yahya, Muchtar, dan Nasruddi Thoha. 1941. Fannuttarbiyah, Padang Panjang: Al-Maktah Al-Tarbiyah,

16

Page 17: Pendidikan Seumur Hidup Adalah Tuntutan

17