pendidikan seumur hidup (revisi)
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
1/154
1Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
BAB I
PENDIDIKAN UNTUK MENGHADAPI
PERUBAHAN
Perhatian para pendidik semakin meningkat terhadap perubahan yang
terjadi dengan cepat hampir dalam segenap segi kehidupan. Misalnya dalam
bidang sosial budaya telah terjadi perubahan seperti pertumbuhan penduduk
yang besar, meningkatnya mobilitas sosial dan meluasnya aktivitas politik
dan budaya. Salah satu efek dari perubahan yang telah dikemukakan,
meningkatnya tuntutan akan persamaan pendidikan dalam masyarakat dan
juga bangsa yang berbeda pengkembangan kekayaan dan teknologinya. Tidak
hanya itu, pada bidang komunikasi, sains, dan teknologi. Misalnya pada bidang
teknologi dan komunikasi seiring berkembangnya teknologi komunikasi pun
semakin lancar dan pada bidang sains adanya hasil penelitian-penelitian yangdapat mempermudah kehidupan masyarakat. Pada akhirnya terjadi perubahan
ekstensif dalam persediaan dan penawaran barang yang diperlukan konsumen
serta organisasi alat-alat produksi.
Disebabkan oleh fenomena diatas, murid-murid sekolah dipersiapkan
untuk memasuki masyarakat dan dunia kerja yang mungkin tidak ada ketika
mereka dewasa nanti. Dengan kata lain murid-murid mempelajari sesuatu yang
tidak diperlukan ketika mereka dewasa kelak. Peristiwa seperti itu tidak hanya
terjadi di negara yang sudah maju, tetapi juga terjadi di negara yang sedang
berkembang.
Pembaharuan-pembaharuan pendidikan mulai menekankan perlunya
perumusan tujuan pendidikan baru, untuk pendidikan untuk dunia yang
sedang berubah. Tujuan pendidikan baru merupakan implikasi dari sifat-sifat
kejiwaan dan juga berimplikasi terhadap bermacam aspek kehidupan manusia
itu sendiri. Walaupun demikian, aspek kejiwaan menjadi masalah utama yang
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
2/154
2 Pendidikan Seumur Hidup
disoroti dalam pembahasan ini. Tujuan pendidikan baru, pendidikan untukmenghadapi perubahan. menyatakan bahwa ketrampilan, nilai dan sikap yang
diperoleh dan dipergunakan pada masa kanak-kanak tidak akan sesuai dengan
kehidupan ketika mereka dewasa. Keterampilan, nilai dan sikap yang tidak
sesuai itu, seperti pengetahuan, hubungan antar perorangan, perkembangan
diri, kepribadian dan sebagainya.
Peningkatan kebutuhan mengakibatkan Inovasi pengetahuan
(Dumadezier, 1972), sedangkan pengetahuan sekarang akan berfungsi sebagai
basis kelangsungan proses belajar lanjut dan belajar kembali. Proses belajar
terus menerus tidak hanya terbatas pada membaca, menulis, dan berhitung di
sekolah tradisional, bahkan diperluas ke seluruh aspek kejiwaan. Anak-anak
perlu memperoleh pengetahuan tidak hanya mengenai fakta-fakta yang ada
dalam masyarakat mereka, tetapi juga diri mereka dan orang lain serta
kebudayaan mereka dan kebudayaan orang lain. Dalam lingkungan tradisional
mereka perlu mengetahui bagaimana memperoleh pengetahuan pada waktu
yang diinginkan. Bahkan yang lebih penting lagi adalah bagaimana
mempergunakannya. Mereka harus dapat mengorganisir, menyimpan dan
mengingat informasi, mempergunakan logika, perhitungan dan berkomunikasi
dengan orang lain.
Teori pendidikan sekarang berubah pendekatannya dari mementingkan
keterampilan kognitif ke arah membantu perkembangan dalam dan antar
perorangan. Ini berarti peningkatan tuntutan, bahwa pendidikan secara sadar
sepenuhnya membantu melicinkan pertumbuhan diri dan meningkatkan usaha
aktualisasi diri. Pendidikan harus mengembangkan individu sebagai bagian
proses menuju kematangan. Dan pendidikan secara kejiwaan mempersiapkan
individu untuk menanggulangi ketegangan pribadi sebagai akibat perubahan
kehidupan yang cepat, pekerjaan, sosial dan budaya. umpamanya dahulu
banyak anak yang masuk ke lapangan pekerjaan bidang otomotif untuk itu
sekarang banyak sekolah khusus untuk jurusan otomotif yaitu pada SMK atau
STM yang dalap memberikan ketrampilan yang lebih memadai untuk
memperoleh pengetahuan dan kemudahan dalam pekerjaan mereka.
Macam-macam perubahan yang telah didiskusikan mempunyai
implikasi lebih jauh terhadap produksi dan distribusi barang-barang serta
prestasi kemauan kerja. Perubahan yang meluas dapat diprediksikan akan
melahirkan masa depan yang tidak stabil baik personal maupun emosional.
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
3/154
3Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
Jika orang-orang tidak dapat menanggulangi perubahan, mereka akantenggelam, kelewat atau terasing dari kepribadiannya. Dalam keadaan seperti
itu, pendidikan akan berperan membantu pertumbuhan kepribadian yang kuat
untuk menanggulangi perubahan dan menolong orang-orang berhubungan
dengan sesamanya. Dalam bidang kognitif pendidikan harus menolong pelajar
untuk mengembangkan konsep baru tentang pertumbuhan diri, mandiri, dan
untuk menerapkan konsep baru agar mereka mengerti dirinya sendiri,
berhubungan dengan orang lain, bekerja, dan bersenang-senang.
KEBUTUHAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Dari sisi lain , system pendidikan masa kini mendapat kecaman tidak
mampuanya melayani sebagian besar orang dewasa .(karena orang dewasa
suka pembelajaran praktis dan berpusat pada masalah)
(suber:www.google.com) Dinytakan bahwa anak-anak akan mengalami
perubahan di masa depan ketika mereka dewasa, sedangkan orang dewasa
tidak memiliki kesempatan seperti anak-anak. Anak-anak dilibatkan dengan
perubahan penting yang terjadi pada masa kini. Justru itu, perlu peningkatan
penekanan bahwa pendidikan bertugas mempersiapkan anak-anak masa
kini untuk menghadapi masa depan,juga system pendidikan hendaknya
diorganisir agar dapat menemukan kebutuhan masa kini yang cocok dengankebutuhan ketika mereka dewasa . Asumsi bahwa 10,12,atau 15 tahun masa
persekolahan formal dapat mempersiapkan orng dewasa untuk
menanggulangi seluruh ospek kehidupan telah hilang dalam pemiikiran
pendidikan sekarang.
Beberapa tanda meunjukkan peningkatan perhatian pendidikan orang
dewasa di Amerika Utara dan pengembangan prinsip-prinsip keorganisasian
seperti recurrent education . Dan akhir-akhir ini , pembuat undang-undang
di Perancis menetapkan sejumlah substansi pendidikan lanjutan untuk
pegawai-pegawai mereka . Jerman telah menetapkan periode Bildungsurlaub
(cuti karena pendidikan , sedangkan persatuan pengusaha dan pekerjaAustralia menyetujui untuk membayar upah cuti bagi pekerja yang mengikuti
kursus-kursus pendidikan. Sukses Uneversitas terbuka di Inggris dan
pengembangan beberapa lembaga yang sama di beberapa negara seperti
Canada dan lain lain merupakan contoh pengembangan pendidikan orang
dewasa. Akhirnya, sejalan dengan perubahan dunia, dirasakan kebetuhan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
4/154
4 Pendidikan Seumur Hidup
untuk memperlengkapi orang-orang dengan pengalaman pendidikan formaldiluar usia sekolah konvensional.
Orang dewasa suka pembelajaran praktis dan berpusat pada
masalah.Oleh karena itu digunakan pembelajaran kolaboratif serta kooperatif
dan pemecahan masalah secara otentik. Berikan contoh-contoh nyata ,cerita
dan overview untuk mengaitkan teori dengan praktek. Bantu mereka untuk
menerapkan informasi baru.Antisipasi masalah yang mungkin akan dihadapi
dalam mengaplikasikan informasi baru itu , berikan saran-saran dan
pengalaman anda.
Orang dewasa suka pembelajaran yang mendukung harga diri mereka.
Mulailah dengan kegiatan kerja dalam kelompok kecil dengan resiko kegagalan
yang rendah. Bantulah mereka untuk berkembang menjadi lebih efektif dengan
latihan terarah dan pembiasaan. Rencanakan untuk membangun sukses
individual secara bertahap. Dimulai dengan tugas yang ringan menuju yang
lebih berat.
Orang Dewasa suka pembelajaran suka pembelajaran yang
mengintegrasikan informasi baru dengan pengalaman mereka. (alasan
ditambahnya kalimat ini agar pembaca tambah mengetahui pembelajaran apa
saja yang dapat mendukung harga dirinya serta kegagalan serta resiko-
resikonya)
PENDIDIKAN DAN MASA KANAK-KANAK
Untaian argumentasi ketiga,berkenaan dengan pentingnya pengalaman
padatahun-tahun pertama kehidupan dalam rangka perkembangan masa
depan. Meskipun dalam beberapa kasus tuntunan lebih banyak di dasarkan
pada issu ekonomi atau polititk dari pada analisis kejiwaan di masa anak-
anak awal beberapa kelompok dinegara maju pada akhir-akhir ini mendorong
pemerintah untuk menyelenggarakan pedidikan formal bagi anak-anak awal.
Ini sering kali di sebut dengan istilah prasekolah untuk mempelihara anak-
anak yang ibunya sedang bekerja.Di beberapa masyarakat, contoh Canda, pendidikan pada masa kanak-
kanak awal atau pra sekolah di usulkan sebagai bagian usaha membantu
penggabungan anak-anak darikebudayaan minoritas (seperti India, Canada)
kedalam kebudayaan yang dominan. Perhatian juga di berikan pada lingkaran
pendidikan yang memasukan proyek pendidikan awal seperti program
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
5/154
5Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
Hoadstartdi Amerika Serikat,dengan tujuan untuk menyembuhkankemunduran kognitif yang di akibatkan oleh stimulasi terdahulu yang tidak
memadai. Dengan demikian,pentingnya pengalaman pada tahun-tahun
pertama kehidupan telah di akui secara luas sekarang ini. Salah satu hasilnya
adalah perlunya struktur formal pengalaman belajar anak-anak
prasekolah.Untuk itu umpamanya sistem persekolahan di perluas sehingga
dapat menampung anak yang berumur lebih rendah dari umur yang telah di
tetapkansekarang. Kemudian juga dirasakan perlunya perluasan konsep
perluasan itu sendiri.
Dalam hal ini,pemrintah harus bisa menyediakan fasilitas-fasilitas
yang di perlukan dalam sistem persekolahan seperti:gedung atau ruangan
persekolahan, buku-bacaan untuk anak-anak yang berumur lebih rendah
atau yang di sebut PENDIDIKAN ANAK USIA DINI(PAUD). Maka dari itu
pemerintah seharusnya mengutamakan kepentingan nasional di atas
kepentingan pribadi maupun golongan masing-masing. Karena ini bisa
mempercepat adanya pembangunan Pendidikan begitu sebaliknya kalau
pemerintah lebih mengutamakan kepentingan pribadi maupun golongan
maka akan memperlambat jalanya pembangunan pendidikan.akibat dari
lambatny pembangunan pendidikan tersebut maka banyak anak- anak di
usia rendah yang tidak bisa mendapat pendidikan dari kegiatan
persekolahan tersebut sehingga mereka hanya mendapatkan pendidikan
in formal saja.
PERSAMAAN PENDIDIKAN YANG SEBENARNYA
Serangan yang meluas secara terpisah-pisah terhadap organisasi
pendidikan konvensional disebabkan oleh perubahan konsep persamaan
pendidikan yang telah banyak dikemukakan dalam tulisan-tulisan sekarang
ini. Persamaan pada mulanya dipandang sebagai usaha memperlengkapi
fasilitas fisik yang sama untuk seluruh anak-anak sekolah tanpa memandang
status sosial ekonomi, ras dan faktor sejenisnya. Laporan akhir-akhir ini diAmerika Serikat menyatakan bahwa persamaan dalam bidang ini hampir
seluruhnya mendekati kenyataan yang dulunya hanya sekedar pikiran.
Meskipun demikian, masih terdapat ketidaksamaan waktu yang digunakan
di sekolah, penguasaan ketrampilan yang diberikan oleh sekolah, angka
pemasukan ke dalam lapangan kerja dan sebagainya. Konsekuensinya,
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
6/154
6 Pendidikan Seumur Hidup
semakin beralasan untuk melakukan perubahan pendidikan lebih jauhdaripada yang sudah dilakukan sekarang ini.
Persamaan pendidikan sebenarnya akan terwujud apabila seluruh
warga masyarakat mendapat keuntungan yang sama dari fasilitas pendidikan
yang ada. Meskipun kenyataannya, karena kurangnya minat pada waktu
kanak-kanak, sehingga mereka tidak memanfaatkan kesempatan pendidikan
yang tersedia, pendidikan selama usia sekolah konvensional. Dengan demikian,
semakin kuat dorongan untuk mengembangkan sistem pendidikan yang dapat
mewujudkan persamaan hasil akhir, bukan hanya sekedar persamaan jalan
secara teoritis untuk memperoleh fasilitas. Persamaan hasil akhir yang dicapai
oleh bermacam strata sosial dalam masyarakat tertentu dan diantara masyarakat
yang berbeda kekayaan dan perkembangan teknologinya.
PERANAN ILMU JIWA
Dengan danya komitmen UNESCO terhadap prinsip pendidikan seumur
hidup berarti badan pendidikan internasional telah mengadopsi pendidikan
seumur hidup. Konsekuensinya, tepat sekali konsep pendidikan seumur hidup
di teliti dengan cara yang terorganisir dan sistematik. Sebagai teori organisasi
pendidikan, pendidikan seumur hidup mempunyai basis kejiwaan dan juga
memiliki basis disiplin ilmu lainya disamping ilmu jiwa, segingga penerimaanatau penolakan akan tergantung dengan basis-basis itu. Analisis kejiwaan
terdiri dari 5 aspek pokok, sebagai berikut:
1. Penyajian unsur-unsur pokok kejiwaan yang menggambarkan pendidikan
seumur hidup.
2. Statemen alas an-alasan pokok tentang pendidikan seumur hidup
dikemukakan dengan menggunakan istilah kejiwaan.
3. Review bukti validitas argumenttasi yang telah dikemukakan.
4. Analisis implikasi pengetahuan tentang kejiwaan terhadap kurikulum
sekolah jika di organisir dalam kerangka pendidikan seumur hidup.
5. Pengkajian terhadap kecaman yang dialamatkan pada pendidikan seumurhidup akhir-akhir ini, dan spesifikasi beberapa implikasi terhadap
pengkajian lanjut pendidikan seumur hidup.
Review bahan kejiwaan dikerjakan dengan sangat selektif. Untuk itu,
itu tulisan ini bertumpu pada pendapat aspek mana yang paling berkaitan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
7/154
7Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
dan dapat memberikan informasi, dan hasilnya banyak bahan yang menurutorang lain seharusnya baik dimasukan, tetapi dalan tulisan in ditinggalkan.
Dan juga sebagai tambahan, basis istimewa dan efek karena kenal atau kurang
kenal dengan karya beragam penulis.dua prinsip dengan longgar diterapkan
dalam pemilihan bahan. Pertama, meskipun usaha dengan sengaja dibuat
untuk melihat kembali teori dan research masa silam dengan maksud untuk
dipertentangkan dengan yang terbaru( serta untuk tidak melakukan kesalahan
yang sama pada karya ilmiah terdahulu)(sumber:www.google.com) tetapi
kenyataannya terkonsentrasi pada karya-karya penulis sekrang. Kedua aturan
informal bahwa titik berat penekanan atas dasar konklusi dan generalisasi
yang diambil dari penelitian empiris, paling tidak yang sesuai dengan metode
scientific. Pendekatan ini tidak secara ketat diikuti, dan semata-mata sebagai
guideline kasar untuk memilih bahan. Akibat nya, hanya beberapa penulis
saja yang dikutip untuk menunjang pembahasan ini, sperti Freud dan titik
berat penekanan berdasarkan konklusi selain Freud seperti Hunt.
Pembahasan juga terkosentrasi berdasarkan hasil yang ditulis dalam
bahasa Inggris,Perancis dan Jerman. Karena banyak hambatan bahasa, tidak
diragukan lagi banyak research yang sesuai dengan pembahasan ini ditulis
dalam bahasa selain bahasa Perancis,Inggris dan Jerman terpaksa
diabaikan.Dengan keadaan seperti yang telah dikemukakan, penting untuk
dinyatakan bahwa isi penyajian terbatas hanya pada sebagian saja dari ilmu
pengetahuan dalam bidang ini.
Sesuatu yang diabaikan dalam pembahasan ini karena keterbatasan
kemampuan penulis, bukan oleh karena kurang nya minat untuk memasukan
nya.
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
8/154
8 Pendidikan Seumur Hidup
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
9/154
9Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
BAB II
PENGERTIAN DAN RASIONAL PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Teori pendidikan sekarang ,jika menekankan perubahan peranan
pendidikan dari mempersiapkan keterampilan kognitif kepada perkembangan
onterpersonal dan intrapersonal. Jika meningkatkan tuntutan agar pendidkan
secara sungguh-sungguh berusaha memfacilitate perkembangan pribadi dan
self actualization. Pendidikan juga harus menembangkan individu yang dalam
proses perkembangannya menuju kedewasaan diperlengkapi secara psikologis
untuk dapat mengatasi masalah masalahpersonal yang diakibatkan oleh
adanya perubahan yang cepat dibidang ekonomi,pekerjaan ,siosial dan
kebudayaan.
Misalnya ,banyak anak-anak yang 20 tahun lagi memasuki pekerjaan
dibidang pertanian tetapi mereka harus bisa menjabarkan kehidupan yang
memuiaskan sehubungan dengan pekerjaan itu,meningkatnya urbanisasi telah
menghanyautkan nilai-nilai pekerjaan itu. Perubahan juga terjadi dalam
hubungan antar orang tua dengan anak,laki-laki dengan perempuan ,pekerja
dengan majikan disebabkan oleh adanya otomatisasi industri,meningkatnya
jumlah btenaga murah dan berkurangnya kebutuhan tenaga yang tidak terampil
dan sebaginya . perubahan ini juga menyebabkan perubahan dalam bidang
prduksi dan distrinusi barang dan kesukaran memperoleh pekerjaan. Dengan
perubahan-perubahan ini diramalkan akan menyebabkan ketidakstabilan
personal dan emosioanal. Apabila orang tidak mengatasi perubahan-perubahan
ini,maka mereka akan menjadi individu yang tenggelam,terselubugng dan asing
dalam suasanan yang demikian , pendidikan mempunyai peranan untuk
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
10/154
10 Pendidikan Seumur Hidup
membantu seorang individu tumbuh menjadi pribadi yang kuat yang mampumengatasi perubahan ini.
Pendeknya disamping mengmbangkan domain kognitif ,pendidikan
harus membantu siswa mengembangkan konsep baru tentang perkembangan
diri dan kebebesan ,penerapan pemahamandiri sendiri kritik lain yang
ditujukan kepada pendidikan dewasa ini ialah ,bahwa mereka kurang
menanggapi kebutuhan sebagian besar masyarakat,yaitu orang dewasa.
Seharusnya pendidikan disamping memepersiapkan anak-anak dengan
melengkapi mereka untuk dapat mengatasi perubahan-perubahan dimasa
datang,ia harus juga dapat memnuhi kebutuhan orang dewasa dalam
menghadapi perubahan yang terjadi sekarang. Dugaan ,bahwa pendidikan
formal yang diberikan pada 10 ,12 atau 15 tahun yang lalu telah mampu untuk
melengkapi orang dewsa guna mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
Masalah lain yang mendapatkan perhatian ialah pentingnya pengalamn
pada tahun-tahun permulaan kehidupan manusia bagi pembentukan
perkembangan di masa datang walaupun kadang-kadang lebih banyak
berdasarkan ekonomi dan politik dibandingkan analisa psikologis anak,namun
telah banyak anjuran kepada pemerintah untuk memperhatikan pendidikan
kepada ank-anak kecil. Sistem pendidikan hendaknya memajukan terjadinya
persamaan hasil akhir bukan sekedar persamaan teoritis dalam memperoleh
fasilitas,bagi semua golongan didalam suatu masyarakat dan juga bagi semua
masyarakat yang berbeda tingkat kemakmuran dan teknologinya.
Jadi kebutuhan pendidikan dewasa ini menekankan kepada oraganisasi
persekolahan yang tidak hanya memperhitungkan fakta ,tapi juga
memperhatikan kritik-kritik yang dilontarkan kepadanya. Kesimpulannya
bahwa konsep pendidikan seumur hidup diterima sebagai prinsip utama
sebagai dasar dari seluruh organisasi pendidikan,yaitu prinsip memerlukan
dan sisamping itu yang lebih penting lagi adalah bagaimana mereka
menggunakannya. Mereka harus dapat mengorganisir ,menyimpan dan
mengingat kembali informasi yang mereka peroleh. Paham dari pendidiakn
seumur hidup ialah pendidikan harus diartikan secara formal suatu proses
yang berlangsung selama hidup individu sejak lahir sampai tua. Tentu saja
banyak pengetahuanatau informasi yang diperoleh individu selama hidupnya
,hendaknya pengetahuan itu disistematiskan dan disatu ragakan didalam
perencanaan persekolahan. dalam hal ini pula agar pendidikan menjangkau
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
11/154
11Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
anak di bawah umur 6 tahun, hendaknya disusun pendidikan formal untukmereka. Tujuan pokok dalam pendidikan pra-sekolah yaitu menyediakan
stimulasi, memperkuat kesadaran identitas, dan menyediakan pengalaman
sosialisasi. Fungsi utama pendidikan pra-sekolah bukan merupakan persiapan
untuk latihan akademik, melainkan merupakan fase pertama dari pendidikan
seumur hidup.(kuning : ari tri winarno.hijau amel)
Selamjutnya proses pendidikan seumur hidup ini menunjukkan adanya
integrasi dan interaksi yang tinggi dimana peristiwa pada fase tertentu
ditentukan fase umur sebelumnya. Untuk fase perkembangan berikutnya. Inilah
yang disebut vertical integration. Kemudian, hubungan antara pendidikan dan
hidup adalah demikian erat, menuntut integrasi antara pendidiakn dengan
sebagaian aspek kehidupan, seperti rumah, pekerjaan, waktu senggang dan
sebagainya. Inilah prinsip horisontal intregration .
PENGERTIAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Pada sub bab ini menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan
pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup (life long education) adalah
makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsi secara jelas dan dibuktikan
dengan pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi
para pendidik di negeri kita.Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita
harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh
masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah ruang yang
bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar sepert ini harus
segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi
belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.
Dalam pendidikan atau belajar terdapat interaksi antara tantangan dari
dalam diri manusia dan balasan (respon) dari daya dalam diri manusia. Dalam
belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya
kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankanhidup, dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup
kita.
Menurut Corpley, bahwa berdasarkan berbagai sumber dari UEI
(UNESCO Institute for Education, Hamburg) menetapkan definisi pendidikn
seumur hidup sebagai berikut:
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
12/154
12 Pendidikan Seumur Hidup
1. Pendidikan harus meliputi seluruh hidup setiap individu2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan,
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat meningkatkan kondisi hidup.
3. Mengembangkan self fulfillment setiap individu.
4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri.
5. Mengakui kontribusi dari semua kemungkinan pendidikan, termasuk
pendidikan informal, formal dan nonformal.
Pendidikan seumur hidup hendaknya dipandang sebagai pendidikan
yang memberikan layanan terhadap perkembangan pribadi sepanjang hayat,
yang merupakan pengertian perkembangan seluas-luasnya.
RASIONAL PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Dimuka telah dikemukakan bahwa pernyataan tentang pentingnya
pendidikan seumur hidup telah ada sejak jaman dulu. Namun pada dasawarsa
terakhir ini pendidikan seumur hidup menjadi topik yang hangat dan banyak
dijumpai tulisan tentang hal itu. Beberapa alasan-alasan tentang pentingnya
pendidikan seumur hidup yaitu:
1. Pertimbangan ekonomi
2. Faktor sosial menyangkut perubahan peranan keluarga dan perananremaja dalam masyarakat.
3. Perubahan teknologi yang cepat
4. Faktor pekerjaan
5. Kebutuhan orang dewasa
6. Kebutuhan kanak-kanak (anak-anak di bawah usia 6 tahun yang berada
di usia pra sekolah).
Agar pendidikan menjangkau anak di bawah umur 6 tahun, hendaknya
disusun pendidikan formal untuk mereka. Tujuan pokok dalam pendidikan
pra-sekolah yaitu menyediakan stimulasi, memperkuat kesadaran identitas,
dan menyediakan pengalaman sosialisasi. Fungsi utama pendidikan pra-sekolah bukan merupakan persiapan untuk latihan akademik, melainkan
merupakan fase pertama dari pendidikan seumur hidup.
Tetapi banyak dijumpai ketidaksepakatan diantar penulis,baik mengenai
definisinya maupun alasan mengapa perlu pendidikan seumur hidup. Ada
yang memberikan alasan,bahwa pendidikan seumur hidup akan meningkatkan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
13/154
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
14/154
14 Pendidikan Seumur Hidup
rupanya jelas drastis berbeda dengan apa yang ada sekarang dalam hal ini diperlukannya ketrampilan khusus untuk menghadapi masalah akan pekerjaan.
Pada masa datang keterampilan sangatlah diperlukan. Di beberapa negara
salah satu jawaban tehadap problem ini adlah menyediakan kelas kelas
khusus untuk orang dewasa yang di ajarkan akan ketrampilan,pelatihan jika
ada pekerja yang tersingkirkan karena ketrampilan mereka tidak dapat
terpakaia lagi karena tuntutan jaman. Menurut penulis,bukan saja hubungan
pekerja dengan orang lain akan berubah,tetapi mungkin juga akan jadi
perubahan hubungan mereka dengan perkerjaan. Misalnya mungkin akan
menjadi kegiatan teknologi yang tinggi,yang menuntut keterampilan baru,suatu
konsep baru mengenai kerja,dan siapa yang harus kerja dan mungkin kerja
akan berubah. Mengingat-ingat penetrasi dunia kerja dan sistem otomatisasi
menyebabkan adanya kebutuhan akan jenis keterampilan jenis baru,tetapi juga
menimbulkan perubahan yang drastis mengenai ide tentang aktifitas kerja maju
misalnya berkurang pentingnya arti kerja sebagai alat untuk survival fisik.
Dan hal ini disertai dengan meningkatnya toleransi tehadap pengangguaran
yang tinggi di beberapa negara demi keperluan efisiensi kerja ekonomi dan
untuk mengurangi laju inflasi.
Jadi di masa datang mungkin pekerjaan mempunyai fungsi yang
berbeda dengan mendapatkan nafkah,dan oleh karena itu merupakan
kewajiban dari kemewahan. Alasan mengenai kebutuhan orang dewasa
adalah berhubungan dengan hubungan perkerjaan mereka misalnya orang
keterampilan dalam bekerja. Pendayagunaan sumber-sumber yang belum
optimal dan perkembangan luarsekolah yang sangat pesat menuntut
manusia untuk mengikuti perubahan yang terjadi yaitu beradaptasi dengan
dinamika tersebut. Jika tidak beradaptasi dengan perubahantersebut
manusia sulit memperluas keinginannya yang membutuhkan hukum
kewajaran.Sehingga akan terjadi perbenturan, kekacauan atau anarki
menyeramkan. Permasalahan - permasalahan yang telah dideskripsikan
ini memberikan landasan dalam pendidikan seumurhidup yang berlaku
secara keseluruhan pada setiap individu.Proses kegiatan kehidupan sesuai
dengan ketetapan UNESCO yang menetapkan pendidikan seumur hidup
adalah pendidikan yang harus :
a. Meliputi seluruh hidup setiap individu
b. Mengarah pada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
15/154
15Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
penyempurnaansecara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikapyang meningkatkankondisi hidupnya.
c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar mandiri.
e. Mengakui kontribusidan semua pengaruh pendidikan yang mungkin
terjaditermasuk yang formal, informal, dan nonformal. (Depdikbud 1994)
Mengenai pendidikan seumur hidup yang paling dasar adalah
pengembangan keterampilan untuk bekerja dengan informasi dan simbol-
simbol,meningkatkan apresiasi cara-cara berekspresi,mengasuh keinginan
tahunan dan kemampuan untuk berfikir,memilihara kenyakinan terhadap
kemampuan untuk belajar,dan terakhir meningkatkan kemampuan untuk
hidup bersama orang lain. Pendidikan prasekolah tercakup pengembangan
politik yang komplek,pengembangan motivasi dan sosioafaktif,yang apabila
berkembang dengan baik akan merupakan dasar bagi kehidupan dan
aktualisasi diri. Dengan demikian kita liat perlunya pendidikan prasekolah
bagi bagian pendidikan seumur hidup.
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
16/154
16 Pendidikan Seumur Hidup
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
17/154
17Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
BAB III
KONSEP DASAR PSH
APA YANG DIMAKSUD PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Laporan tahun 1972 komisi internasional melakukan pengembangan
pendidikan dan dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan
istilah Laporan Faure (Faure 1972) dan memuat rekomendasi pertama untuk
merancang pendidikan, proposal yang dibuat berjudul Pendidikan seumur
hidup, proposal dibuat untuk inovasi pendidikan di masa mendatang.
Rekomendasi ditunjukan pada negara maju dan negara berkembang, sekarang
gagasan diterima dan menjadi sangat terkenal di mana-mana.
Di Eropa pendidikan seumur hidup belum di mengerti sepenuhnya lebih
jahu pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal dalam lingkungan
pendidikan Eropa. Dalam sub bab ini, di maksudkan adalah untuk menyajikan
gagsan pemikiran dasar, dan untuk menetapakan pengertian istilah
pendidikan seumur hidup.
Eksitensi perbaikan tidak hanya untuk meningkatkan fasilitas
pendidikan orang dewasa, tidak berarti bahwa pendidikan seumur hidup sudah
tercapai. Contohnya terdapat problem bahwa pendidikan orang dewasa sangat
selektif. Mereka sudah mendapatkan pendidikan sebelumnya dan bermaksud
untuk memperoleh pendidikan orang dewasa, dan bukan orang yang diduga
betul-betul membutuhkannya. Sekarang pendidikan orang dewasa masih
dikonsepsikan sebagai rekereasi.
Pendidikan orang dewasa dinodai dengan menjadikannya sebagai
sesuatu yang luks atau usaha perbaikan, bukan dijadikan bagian proses
pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan seumur hidup
diperlengkapai tenaga yang bagus dan berkulitas.Bagaimanapun, tujuan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
18/154
18 Pendidikan Seumur Hidup
pendidikan seumur hidup dapat dipandang lebih luas dari meningkatkanproduktivitas pekerja seperti yang ditekankan pada pendidikan orang dewasa.
PERANAN TRADISIONAL SEKOLAH
Sekolah secara tradisional berkenaan dengan kelompok usia tertentu,
biasanya antara sekitar 6 tahun sampai 18 tahun, meskipun sekarang diakui
tidak ada bukti bahwa belajar lebih efisien atau lebih diinginkan pada usia ini
(Coste, 1973, hal. 47: Rohwer, 1971). Lebih jauh lagi sekolah secara tradisional
lebih memperhatikan pemberian informasi daripada pendidikan moral, etika,
atau efektif sosial (misalnya, Coleman, 1972). Bahkan bagian informasi yanglebih diperhatikan penekanannya pada penguasaan berupa fakta, bukan untuk
menguasai ketrampilan belajar,Seperti yang dinyatakan oleh (1973, hal 41),
pelajar dikonsepsikan sebagai wadah semata-mata atau stockpot pengetahuan.
Tranmisi informasi dipandang sebagai ringkasan hal-hal dasar yang diketahui
oleh pelajar dalam kehidupannya nanti. Pengetahuan biasanya tidak dengan
sengaja direncanakan agar sesuai dengan kebutuhan. Sekarang kehidupan
hari demi hari pelajar, meskipun aplikasi praktek langsung terjadi namun
hanya sebagai peristiwa keberuntungan saja. Kegunaan sesuatu yang dipelajari
sekarang tidak jelas dalam kehidupan masa dewasa mendatang. Misalnya,
sekolah diterima sebagai alat mempersiapkan pelajar untuk melakukanperanan tertentu dalam struktur sosial yang ada, (Bowel, 1971) dan
menanamkan seperangkat ketrampilam kejurua yang berhubungan dengan
peranan sosial, dan berguna untuk kesuksesan ekerjaan selama hidup (Kyostie,
1972). Salah satu efek konsepsi tradisional peranan tidak hanya memisahkan
sekolah dengan kehidupan nyata pelajar sehari-hari, tetapi juga belajar di
sekolah terpisah dari sumber-sumber belajar lainnya seperti, perpustakaan,
museum, rumah, pekerjaan, organisasi sosial dan sebagainya.
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Dasar filisofi pendidikan seumur hidup mempertanyakan konsepsi
tradisional sekolah yang telah dideskripsikan. Seperti yang telah dikemukakan
oleh Dave (1973, hal 11-12), pertumbuhan kejiwaan, perkembangan
kepribadian, pertumbuhan sosial ekonomi dan kebudayaan, seluruhnya
berlangsung terus-menerus seumur hidup. Pendidikan seumur hidup bertumpu
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
19/154
19Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
pada kepercayaan bahwa belajar juga terjadi seumur hidup,walaupun dengancara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Masalah yang terakhir
telah di diskusikan secara ekstensif oleh ahli-ahli Ilmu jiwa perkembangan
seperti Bruner.
Menurut Stephens (1967) belajar mengajar adalah peristiwa wajar yang
terjadi pada manusia secara terus-menerus yang berlangsung dengan cara
spontan, bahkan tanpa disadari pada saat melakukannya. Oleh karena itu,
disarankan bahwa belajar harus didukung dan dibantu dari anak-anak sampai
dewasa. Pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu
memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk instruction, studi dan
learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu bertujuan
untuk memperbaiki kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh
ketrampilan baru, meningkatkan keahlian mereka dan meningkatkan
pengetahuan tentang dunia yang ditempatinya.
Dalam kerangka ini pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai
pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup dalam
istilah yang lebih luas development. (Lengland, 1970, hal 46). Pendidikan
seumur hidup berkenaan dengan prinsip pengorganisasian yang akhirnya
memungkinkan pendidikan untuk melakukanfungsinya. Fungsinya adalah
proses perubahan yang menuntun perkembangan individu. (Silva, 1973, hal
41).
Pendidikan seumur hidup sebagai model pendidikan memang tidak
seluruhnya baru. Konseptualisasi pendidikan sebagai alat untuk
mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar
menjadi lebih bernilai bagi masyarakat, ditemukan dalam tulisan Matthew
Arneldsama (Johnson 1972) dan Comenius (Lihat Kyrasek dan Palisenky, 1968)
sama baiknya dengan penulis pendidikan pada zaman purbakala. Dewey
(1916, hal 91) mengemukakan pandangan lebih 60 tahun yang lalu bahwa
pendidikan dan belajar adalah proses seumur hidup. Lapor-an terhadap
pemerintah Inggris pada akhirnya perang dunia perta-ma (Kementerian Komite
Rekonstruksi Pendidikan Orang Dewasa, 1919) secara khusus memberikan
rekomendasi bahwa pendidikan harusseumur hidup sebagai persoalan
penting nasional. Bagai-manapun juga, gagasan ini sudah muncul 60 tahun
yang lalu atau lebih sejak Dewey merekomendasikan kepada pemerintah
Amerika Serikat dan rekomendasi Kementerian Rekonstruksi terhadap
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
20/154
20 Pendidikan Seumur Hidup
pemerintah Inggris, namun kenyataannya sistem pendidikan yang berorientasiseumur hidup belum dikembangkan.
MENGAPA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Para penganjur pendidikan seumur hidup mengembangkan sejumlah
argumentasi yang berbeda beda. Mereka mengemukakan bahwa pendidikan
seumur hidup akan meningkatkan persamaan distribusi pelayanan
pendidikan,memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan serta esensial
dalam menghadapi struktur struktur social yang berubah dan terdapat alas
an alas an kejuruan untuk menetapkan akan menghantarkan peningkatankualitas hidupnya,dll.
Keadilan
Lengrand ( 1970,hal 26 27 ) misalnya,telah menunjukkan adanya
desakan social yang kuat dalam kerja sekarang yang mendorong seluruh
masyarakat dan strata setiap masyarakat agar memiliki kesempatan sepenuhnya
untuk merealisasikan potensi mereka dan persamaan jalab untuk memperoleh
keuntungan social, ekonomi, dan politik. Tekanan terhadap persamaan
kesempatan kerja bukanlah hal baru,tetapi diterapkan dengan kekuatan yang
diperbarui dalam masyarakat yang sangat maju contohnya Amerika Serikat (Coleman,1966; Jencks,1972). Lebih jauhnya lagi,tekanan juga dirasakan di
Negara yang sedang berkembang yang dinyatakan bahwa system pendidikan
tradisional yang diwarisi oleh pemerintah colonial dulu akan membatasi
perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan
internasional,1977;Parkyn,1973).
Banyak observer yang berpendapat bahwa sekolah yang ada sekarang
pada pokoknya .berjalan untuk mempertahankan status qua (Ward,1972.179-
181),pelajar dididik untuk menyesuaikan diri dengan posisi social tertentu
dan melestarikan tatanan yang sudah ada. Menurut argumentasi
ini,pengetahuan diberikan di sekolah tradisional yang tidak berubah sepertimenyampaikan komodite kepada consumer (Weaver,1972,hal 171) dan
keetidaksamaan yang dipertahankn oleh pengaruh control establishment
pendidikan yang ingin menyampaikan pengetahuan dengan cara yang cepat.
Argumentasi ini dirangkum dalam statemen Bowle (1971,hal 178)yang
menyatakan bahwa sekolah melaksankan reproduksi relasi social produksi.
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
21/154
21Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
Tetapi berbeda dengan pendidikan seumur hidup yang pada prinsipnya adalahuntuk meleminir peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan
ketidakadilan.
Pertimbangan ekonomi
Biaya pendidikan tampaknya mendekati titik puncak dimana
masyarakat tidak mampu lagi membiayainya lebih jauh lagi. Dimana untuk
Negara Negara sedang berkembang problem ini telah mencapai tarf
akut,sebagai contoh Negara Upper Volta. Negara tersebut telah menggunakn
18% dari pendapatannya untuk membiayai pendidikan dan anggaran belanja
ini sangat besar dibandingkan pemasukan keseluruhan,karena hanya untuk
membiayai 10% dari penduduk usia sekolah. Sedangkan pembiayaan untuk
100% usia sekolah diperlukan dana 1,8 kali dari budget keseluruhan nasional.
Bahkan di Negara Negara yang berteknologi maju,beberapa system sekolah
telah diancam kebangrutan (Coste,1973 hal 46). Dala waktu yang sama
pila,terdapat kebutuhan yang semakin meningkat untuk memperbesar
pelayanan pendidikan,memperluas daya serap sekolah dan lebih meragamkan
jenis jenis pendidikan. Kebijakan yang telah dilakukan untuk mengatasi krisis
financial seperti mempersingkat penyelenggaraan,memperkenalkan system
hutang serta meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan,dll (Cropley
dan Gross,1973).
Bagaimanapun juga,seluruh usaha yang dilakukan termasuk
memperbesar anggaran belanja telah gagal melaksanakan program melek huruf
semesta di Negara negar berkembang,gagal menghapus buta huruf di Negara
maju serta gagl untuk memenuhi kebutuhan di seluruh masyarakat.
Contohnya,meskipun jumlah anak anak yang bersekolsh di seluruh dunia
meningkat dari 325 juta menjadi 460 juta sejak tahun 1960 1968 dan jumlah
anak anak usia sekolah yang tidak tertampung di sekolah meningkat 17 juta
dalam periode sekarang ini (Faure 1972). Dalam situasi yang sama pula dialami
para orang dewasa. Menurut Biyin(1975),akhir akhir ini jumlah orang dewasa
yang mengalami buta huruf meningkat melebihi 80 juta(jumlah peningkatan
yang pasti tergantung pada penggunaan definisi buta huruf). Ini sesuatu
peristiwa yang menyedihkan bahkan mengecewakan jika dilihat dalam konteks
ekonomi tersebut.Selama periode berlangsung,anak anak yang tidak mampu
bersekolah meningkat,proporsi GNP yang digunakan untuk membiayai
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
22/154
22 Pendidikan Seumur Hidup
pendidikan meningkat dari 3,02 menjadi 4,24% (Faure,1972),serta peningkatanini mencerminkan usaha yang sangat besar khususnya di bagian Negara yang
sedang berkembang.
Seringakali muncul pertanyaa,apakah kebikajakan yang telah diusulkan
memilki potensi untuk menanggulangi issu issu ekonomi yang sekarang ini
terjadi pada system pendidikan. Beberapa alternative yang telah dikemukakan
seakan akan tidak berdaya untuk menanggulangi issu issu ekonomi,tetapi
hanya sekedar modifiksi cara cara penyampaian atau pembiayaan dengan
produk yang sama dengan pendidikan tradisional. Tidak seperti pada
kebijakan yang telah disebutkan,tetapi pendidikan seumur hidup secara
radikal mengandung model baru proses pendidikan. Kebijakan seperti itu jelas
memiliki implikasi ekonomi yang sangat besar. Meskipun,Costa (1973,hal 48)
telah mengemukakan kesimpulan yang memperingatkan bahwa modifikasi
usia yang telah terjadi dalam system pendidikan formal tidak memungkinkan
untuk menghemat biaya pendidikan. Sebenarnya sukar untuk mengatakan
bahwa penataan kembali pendidikan tidak akan meningkatkan pembiayaan.
Contoh satu kasus ekonomi untuk mengadopsi system pendidikan
seumur hidup telah dikemukakan oleh Zhamin dan Konstanian (1972).
Meskipun dapat,tetapi sangat sulit memperhitungkan uang kembali ke suatu
Negara yang berasal dari peningkatan kebijakan pendidikan ,mereka berdua
mengemukakan contoh nyata dengan perhitungan statistic yaitu pekerja
pekerja yang memiliki pendidikan sangat tinggi akan menampilkan kerja yang
lebih baik dan estimasi antara tahun 1960 1968 ekonomi yang kembali ke
Uni Soviet dengan mengeluarkan satu roubel untuk membiayai pendidikan
yang menghasilkan 4 roubel GNP. Mereka melihat pembentukan system
pendidikan yang berfungsi sebagai basis untuk memperoleh ketrampilan tipe
baru yang secara ekonomi berharga untuk masyarakat. Disini juga perlu
ditekankan bahwa para pendukung system pendidikan seumur hidup tidak
membela pendapatnya dengan mengemukakan bahwa pendidikan dengan
menerima pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas
pekerja serta meningkaatkan keuntungan. Pendekatan peningakatan
produktivitas dan keuntungan telah ditolak banyak penuis seperti Vinokur
(1976). Persoalan yang lebih penting adalah meningkatkan kualitas
hidup,memperbesar pemenuhan diri,melepaskan dari kebodohan serta
kemiskina dan eksploitasi. Meskipun jelas terdapat pengakuan yang semakin
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
23/154
23Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
meningkat,khususnya di Negara berkembang menyatakan bahwa pendidikanberperan sebagai basis untuk ekonomi modern. Lebih jauh lagi,kemakmuran
ekonomi akan meningkatkan standar kehidupan dengan segenap keuntungan
yang diperoleh karena meningkatnya harapan untuk berumur
panjang,memiliki kesehatan fisik yang lebih baik serta kebahagiaan yang lebih
baik. Pangkuan adanya hubungan antara hubungan antara dan pertumbuhan
ekonomi,kemajuan personal dan kehidupan social yang berurutan ,serta akan
memperlengkapi argumentasi ekonomi lebih jauh lagi untuk mengadakan
perubahan radikal organisasi pendidikan. Oleh karena itu pendidikan
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup berhubungan sangat
intim sekali.
Faktor factor sosial (peranan keluarga yang sedang
berubah)
Menurut Colemsn (1972,hal 431),keluarga mempunyai fungsi sebagai
entral sumber pendidikan pada waktu silam. Dia mengemukakan bahwa situasi
ini telah berubah sehingga keluarga sedikit demi sedikit berkurang peranannya
dalam mendidik anak anak. Ini dapat dilihat dalam bidang moral,aafektif
dan pendidikan social. Serta,pengikisan peranan keluarga bias diramalkan
sebagai hasil meningkatnya pertumbuhan teknologi,urbanisasi dan
kekomplekan hidup.Aujaleu meramalkan lumpuhnya nilai nilai adalah
konsekuensi dari pengurangan peranan keluarga sebagai salah satu factor
yang mempengaruhi perkembangan anak. Khususnya,perubahan ini
memerlukan suatu jalan yang dapat menutupi gap yang ditinggalkan oleh
keluarganya. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka
organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang
dulunya ditangani oleh keluarga. Dalam masalah tersebut harus diperhatikan
bahwa penekanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu
keluarga dan berarti akan memperluas system pendidikan agar dapat
menjangkau anak anak awal dan orang dewasa. Dengan harapan,pengakuan
pentingnya pendidikan moral dan social serta desakan terhadap sekolah untuk
melakukan peranan pendidikan yang dilakukan keluarga,agar memperkuat
dan menghidupkan kembali pengaruh rumah dalam proses interaksi antar
beberapa factor yang mempengaruhi anak,
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
24/154
24 Pendidikan Seumur Hidup
Faktor factor sosial (peranan sosial yang sedang berubah)Perangkat kedua perubahan social berbeda dengan perubahan peranan
keluarga yang telah dibicarakan di atas,meskipun diantara keduanya terdapat
hubungan yang sangat erat,contohnya perubahan peranan adolescent dalam
masyarakat modern,perubahan hubungan pekerja dengan pekerjaan dan
bosnya,meningkatnya waktu luang ,dan meningkatnya partisipasi warga
terhadap kehidupan politik. Garis antara orang dewasa dengan anak secara
tradisional sangat jelas dalam kehidupan masyarakat yang tidak maju.. Tiket
maju kedunia dewasa sering ditandai dengan umur tertentu dan beberapa
upacara resmi.Serta perkembangan yang kompleks dalam penggunaan
teknologi di masyarakat maju,bagaimanapun juga ini akan menyebabkan
pentingnya perluasan konsep anak anak. Pada mulanya,sekolah telah
menciptakan perbedaan umum antara orang dewasa dengan anak anak.
Perbedaan sekarang ini semakin kabur. Pemuda yang kawin pada umumnya
meningkat,hak hak istimewa yang dulunya dimiliki orang dewasa sedikit
demi sedikit pindak ke anak anak,ketika orang dewasa semakin meningkat
yang kembali kebangku sekolah. Pemuda umur 18 tahun yang sudah menikah
dan bekerja sedangkan yang berumur 30 tahun sedang menjadi pelajar. Anak
anak secara tradisional harus disekolahkan,sedangkan orang dewasa tidak
dan sekarang sangat sulit memisahkan itu,oleh karena itu diperlukan konsep
pendidikan an perluasaan rentangan usia yang ditampung dalam pendidikan.
Dalam situasi yang agak mirip dengan kenyataan yang diatas adalah
hubungan social yang tepat diatara pekerja yang menjadi tidak jelas. Contohnya
pekerja bawahan di masa yang akan datang barangkali harus mengadopsi
peranan social sekarang ini yang dianggap sangat tepat untuk boss. Peranan
social lainnya juga berubah,seperti dalam bidang stereotype seks. Seperti contoh
berubahnya konsepsi peranan laki laki sebagai pencari nafkah juga bias
dilakukan oleh kaum wanita karena adanya emansipasi wanita . dengan
demikian,pendidikan harus berisi elemen training yang kuat dan memainkan
peranan social yang sangat beragam agar mempermudah individu melakukan
penyesuaian terrhadap perubahan hubungan antara mereka dengan orang
lain.
Peranan teknologi
Dekat sekali hubungannya dengan perubahan yang telah dibicarakan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
25/154
25Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
di atas,dan seringakali dikemukakan oleh pendukung pendidikan seumurhidup sebagai argumentasi umum dalam rangka menopang konsep pendidikan
seumur hidup yaitu gejala perubahan teknologi yang berlangsung dengan
cepat. Pertumbuhan teknologi juga menyebabkan meningkatnya persediaan
informasi,merubah sifat sifat pekerjaan,meningkatkan urbanisasi dan waktu
luang,keberhasilan pengobatan seperti bertambah panjangnya
usia,menurunnya kematian dan meningkatnya waktu luang serta banyaknya
tersedia kekayaan materi yang berakibat keduniawian dan materialisme
menjiwai nilai nilai budaya dan spiritual(Suchodolskil,1976) dan berakibat
pula kerenggangan dan keasingan manusia dari manusia lainnya. Semua ini
menimbulkan ketidakpastian ketrampilan yang diperlukan dunia mendatang
serta melunturkan kekeluargaan,ketidakpastian peranan social dan hubungan
internasionaldi masa depan. Akibatnya,basis keorganisasian baru pendidikan
menjadi penting dan diperlukan dimana mana.
Faktor factor vocational
Masalah ini dikemukakan kembali dalam literature pendidikan pada
akhir abad sekarang ini yang menyatakan bahwa kejuruan yang diperlukan
dunia di masa mendatang secara drastis berbeda dengan apa yang ada sekarang
. Dalam konteks ini, kemampuan system pendidikan seperti yang diorganisir
sekarang digunakan untuk membekali anak anak dengan ketrampilan khusus
yang diperlukan untuk kesuksesan pekerjaan di masa mendatang yang secara
ektrim diragukan. Ada alasan untuk menuduh bahwa salah satu kejuruan
dimasa yang akan mendatang mengalami perubahan yaitu ketrampilan
kejuruan yang cepat payu dan terjadi perubahan yang tidak hanya pada
generasi mendatang tetapi juga terjadi dalam generasi ini. Dengan demikian
para pekerja di masa mendatang perlu meninggalkan ketrampilan yang sudah
lama dimiliki dan menggantinya dengan yang baru,barangkali tidak hanya
sekali pergantian,tetapi berulang kali. Seperti yang telah
dikemukakan,perubahan ini juga meliputi hubungan antar teman
sekerja,employe,dll sehingga efeknya menjadi lebih kompleks dan meresap.
Menurut beberapa penulis tidak hanya hubungan pekerja dengan orang
yang berubah tetapi hubungan antar pekerjaan mereka. Ilmu kedokteran
umpamanya menjadi suatu aktivitas teknologi yang sangat tinggi dan
memerlukan beberapa jenis ketrampilan yang baru. Dan mungkin saja akan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
26/154
26 Pendidikan Seumur Hidup
muncul konsepsi baru tentang apa yang disebut kerja dan siapa yang harusmelakukannya. Meningkatnya penetrasi dunia kerja dengan system otomat
menyatakan bahwa sifat sifat kerja itu sendiri mungkin mengalami perubahan.
Serta perubahan ini tidak hanya memerlukan ketrampilan baru tetapi
mengalami perubahan drastic dalam pemikiran mengenai jenis aktivitas apa
yang disebut kerja. Di beberapa negara maju misalnya,nilai yang diberikan
terhadap pekerjaan yang sebagai alat untuk melestarikan fisik sudah semakin
menurun sekarang ini.Dan disertai meningkatnya toleransi terhadap
pengangguran yang banyak terjadi di beberapa Negara sebagai akibat
peningkatan efisiensi kerja dan usaha pengurangan tingkat inflasi. Beberapa
masyarakat telah menurunkan martabat kerja bahkan pada tingkat memberikan
jaminan pendapatan tahunan seperti yang terlihat pada beberapa daerah di
Canada tanpa memandang apakah buruh itu bekerja atau tidak.
Jadi,pada masa mendatang,mungkin fungsi pekerjaan bukan untuk
memperoleh penghasilan,keperluan dan kemewahan. Pekerjaan misalnya
sebagai jalan untuk mengekspresikan diri,cara untuk mengekspresikan jenis
kewajiban social yang sejajar dengan adanya partisipasi kelompok orang tua
dan guru,sedangkan cara untuk meyakinkan public tentang kejujuran/
keadilan,bahkan sebagai hokum/tanda kekurangan masyarakat. Hak untuk
bekerja mungkin sebagai jalan untuk memperoleh hak hak
istimewa.Meskipun kemungkinan diatas tersebut tamapaknya
fantastis.,namun masyarakat melihat perubahan besar dalam kepentingankerja
mereka saja,peranan kerja dalam kehidupan individu,serta nilai nilai yang
diberikan pada pekerjaan baik dimasyarakat maupun individu bahkan
perlunya bekerja. Seluruh kemungkinan ini menyatakan bahwa anak anak
sekarang mungkin memerlukan untuk masa depan mereka suatu ketrampilan
yang berbeda sekali dengan ketrampilan kejuruan yang dipaketkan sekarang.
Dengan demikian hendaknya memperlengkapi pelajar kemampuan untuk
mereaksi secara positif terhadap perubahan baik segi meneruskan kemampuan
yang secara kejuruan yang berguna untuk masyarakat dan kemampuan untuk
mempertahankan identitas mereka dalam menghadapi jenis pekerjaan yang
sangat berbeda dengan apa yang ada sekarang ini.
Kebutuhan kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa sekarang ini akan mengalami efek cepatnya perubahan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
27/154
27Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
dalam dalam bidamg kejuruan yang mereka miliki. Misalnya,ancamankeusangan yang membayangi banyak pekerja. Serta,keusangan ketrampilan
yang sekarang mereka miliki dan kebutuhan untuk memperoleh ketrampilan
ketrampilan yang baru,sama sekali tidak terbatas pada pekerja buruh
kasar. Dubin (1974) telah menunjukkan bahwa insiyur professional sedang
menghadapi masalah keusangan ketrampilan. Menurut dia separuh
kehidupan rata rata mata pelajaran engineering yang diajarkan di
Universitas Amerika yang terus menerus menjadi menurun dan sekarang
ini sisanya hanya tinggal sedikit. Akibatnya,para insiyur yang sedang
praktek di Amerika sekarang ini telah menghadapi prospek keusangan
pengetahuan jauh sebelum habis kehidupan professional aktif mereka. Di
masa mendatang,ketrampilan mereka mungkin dalam waktu lima tahun
yang akan menjadi usang,dan pada waktu mereka yang sedang
menyelesaikan suatu program. Jadi untuk orang dewasa sekarang,cepatnya
perubahan ketrampilan kejuruan bukan problem abstrak di masa mendatang
tetapi suatu yang harus dihadapi sekarang ini.
Renspons terhadap problem ini adalah banyak Negara mengembangkan
kelas kelas untuk orang dewasa. Walaupun di Amerika misalnya,program
program untuk melatih kembali para pekerja yang telah menjadi usang sebagai
akibat perubahan dalam industri dan mereka dipekerjakan dengan hasil yang
tidak memuaskan. Oleh karena itu,fakor keengganan melanda sebagian besar
orang orang yang seharusnya membutuhkan belajar yang baru,sedangkan
minat terhadap belajar lanjutan ini hanya sebagian besar terdiri dari orang
orang yang telah memperoleh pendidikan terbaik sebelumnya. Para pekerja
terlantar telah meenunjukkan bahwa perasaan kebodohan mereka dengan
keharusan kembali ke bangku sekolah dan mereka juga menolak retrainini
karena dipandang merendahkan martabat orang tua. Kenyataannya,nilai dan
sikap mereka telah menghambat kesediaan untuk ikut serta dalam belajar baru
dipandang penting untuk dunia sekarang. Problem ini juga muncul Karena
dukungan oleh konsepsi tradisional sekolah seperti yang telah digambarkan
pada pembahasan ini. Sistem penidikan hendaknya diorganisir untuk
membantu belajar pada masa dewasa di masyarakat,karena itu harus
dihancurkan pandangan yang menyatakan bahwa seseorang hanya belajar
pada masa persekolahan formal antara 6 sampai 18 tahun. Jadi,secara radikal
berarti perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
28/154
28 Pendidikan Seumur Hidup
dan sekolah apa. Menurut Gelpi harus memerlukan politik pendidikan seumurhidup.
Kehidupan anak anak awal
Pada kelompok umur kedua di luar masa persekolahan yang normalnya
hanya tersedia kelompok usia anak anak awal. Sebagaimana orang dewasa
nanti,tahun tahun sekarang juga ditandai dengan meningkatkan minat
terhadap pendidikan untuk umr dibawah 6 tahun., Khususnya sudah tumbuh
pengakuan bahwa anak anak awal merupakan fase perkembangan yang
mempunyai karakteristik tersendiri dan bukan semata mata masa penantian
untuk memasuki periode anak anak,remaja, dan dewasa. Sekarang lebih
sebelumnya . Misalnya Anak anak awal sesungguhnya sudah memiliki
kemampuan untuk berpikir dan mengerti,meskipun belum mencukupi
perhatian yang diberikan terhadap kenyataan ini dalam perencanaan
pelayanan pendidikan.Serta terhadap kemampuan anak anak awal yang
telah disebutkan sebelumnya,dan perlu perhatian bahwa penelitian kejiwaan
sekarang telah menunjukkan pentingnya masa kanak-kanak awal yang
digunakan sebagai fase kritis pertumbuhan dalam bidang antara lain
perkembangan intelektual,perhatian,konsentrasi,dll. Bloom (1976) telah
mereview beberapa studi penting dalam bidang tersebut dan menyimpulkan
bahwa antara umur 2 sampai 10 tahun,anak anak juga mengembangkan
kemampuan kognitifnya seperti bahasa dan ketrampilan yang dipelajari dari
orang dewasa dan sosio-afektif seperti kebutuhan untuk
berprestasi,perhatian,dan kebiasaan bekerja yang baik. Jadi,pada masa kanak-
kanak awal menjadi basis untuk perkembangan selanjutnya,meskipun dalam
tingkatan tertentu pengalaman yang dating belakangan dapat memodifikasi
terhadap perkembangan yang fundasinya sudah diletakkan pada pengalaman
sebelumnya. Jika perkembangan berikutnya adalah untuk mengikuti bagian
yang optimal maka anak anak awal tidak siap untuk memperoleh keuntungan
dari ligkungan yang mendidik tetapi mereka juga membutuhkan stimulasi jenis
jenis pengalaman yang tepat.
Diskusi tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan yang dapat
dijumpai dalam Worth Repot,telah dipersiapkan atas bantuan pemerintah
Propinsi Alberta Canada Worth yang mengemukakan bahwa pendidikan tidak
boleh menolak anak di bawah umur 6 tahun dan menganjurkan prinsip system
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
29/154
29Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
formal untuk pendidikan anak anak awal ( ia disebut Early Ed ). Diamengemukakan 3 tujuan pokok Early Ed yang meliputi perlengkapan
stimulasi yang bias membantu pemahaman identitas dan menciptakan
pengalaman sosialisasi yang tepat. Aspek yang terpenting dalam anjuran Worth
untuk kepentingan masa kini,secar khusus ia menolak pendapat tersebut yang
menyatakan bahwa pendidikan anak anak awal berarti harus memperpanjang
ke bawah system yang ada pada sekarang ini. Fungsi utamanya bukan
menyediakan persiapan pendidikan akademis. Sebaliknya,ia menganjurkan
pendidikan anak anak awal yang digunakan sebagai fase pertama system
pendidikan seumur hidup. Ia menyarankan bahwa tujuannya harus memuat
pengembangan ketrampilan yang digunakan untuk mendayagunakan
informasi dan symbol symbol,meningkatkan apresiasi bermacam macam
mode ekspresi diri,memelihara keinginan dan kemampuan
berpikir,menanamkan keyakinan setiap anak tentang kemampuan untuk
belajar,serta membantu perasaan harga diri . Akhirnya,akan meningkatkan
kemampuan untuk hidup dengan orang lain. Sehingga,ia akan melihat
pendidikan anak anak awl meliputi variable yang kompleks dalam bidang
kognitif,motivasi dan sosio afektif yang jika berkembang dengan cepat akan
menjadi basis pemenuhan diri dalam kehidupan. Dengan demikian,ia akan
mengakui betapa pentingnya pendidikan yang menuju ke usia sekolah
konvensional yang digunakan sebagai salah satu fase pendidikan seumur
hidup.
PERUBAHAN KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN
Peranan Sekolah
Meluasnya pengembangan sistem sekolah yang ditopang oleh Negara
di Eropa dan Amerika Utara, khususnya pada fase permulaan praktis. Pekerjaan
utama pendidikan berkenaan dengan belajar ketrampilan dasar tertentu yang
terus menerus mengandung nilai praktis yang dapat diterapkan dalam
kehidupan individu dan masyarakat (Lynch dan Plunkett, 1973). Lebihmutakhir lagi, nilai-nilai pendidikan telah berubah kearah penekanan yang
lebih besar pada penguasaan ketrampilan dibidang social nilai-nilai estetika,
kesehatan, pribadi dan sebagainya (Silva, 1973; Coles, 1972).
Seperti yang telah dikemukakan terdahulu, latihan-latihan di sekolah
dilihat oleh beragam penulis sekarang ini sebagai proses perpindahan kedalam
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
30/154
30 Pendidikan Seumur Hidup
suatu bidang secara tradisional merupakan tugas dari keluarga (Aujaleu, 1973;Coleman, 1972).
Walaupun terdapat hubungan nyata antara persekolahan dengan belajar
(yang akan dibicarakan lebih banyak pada bab berikutnya), jelas bahwa belajar
tidak terbatas pada periode yang dipergunakan di sekolah atau tidak pada
usia-usia sekolah. Umpamanya, amat banyak orang-orang membicarakan
masalah-masalah sosial dalam usia dewasa jauh setelah usia sekolah
tradisional selesai. Serupa dengan itu, bayi yang belum mencapai usia sekolah
dengan sukses melakukan sejumlah tugas belajar yang meliputi, umpamanya
kecakapan bahasa ibu, mengontrol sistem motorik, dan sebagainya. Sebagian
besar belajar ini hanya terjadi dalam kehidupan yang sangat awal (liha t Stone,
Murphy dan Smith, 1972). Meskipun orang-orang Eropa dan Amerika Utara
masyarakatnya sangat maju sekali, penerapan dalam mempersiapkan fasilitas
belajar sekarang ini bertumpu pada kepercayaan bahwa usia terbaik untuk
belajar antara umur 6-18 tahun, dan persekolahan pada periode ini dapat
memenuhi kebutuhan belajar formal yang diperlukannseluruh orang-orang
untuk kehidupan mereka. Lebih jauh lagi, pandangan ini seringkali diwarisi
dari penguasa colonial dulu yang digunakan untuk Negara yang sedang
berkembang.
Juga tampak bahwa ketrampilan yang secara tradisional dikembangkan
di sekolah sebagian besar dalam bidang kognitif, sedikit sekali ditekankan
pada ketrampilan dalam bidang sosio afektif, etika, moral, emosi, dan perasan,
seperti yang telah dikemukakan. Bahkan dalam bidang kognitif pun hanya
ditekankan satu segi saja. Belajar, mengenali, mengingat dan memproduksi
kembali informasi lebih ditekankan daripada menguasai metode mendapatkan
informasi, ketrampilan dalam menetapkan tujuan, teknik untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan menghubung-hubungkan ketrampilan.
Dalam waktu yang sama terlalu sedikit perhatian yang diberikan terhadap
spectrum yang luas berkenaan dengan cara-cara individu berbeda dengan yang
lainnya. Konsekuensinya, termasuk dalam standar persekolahan asumsi bahwa
rentangan sempit pengalaman-pengalaman persekolahan cukup memadai
untuk menjawab perbedaan belajar dalam segi kemampuan, kebutuhan
terhadap pendidikan, sikap emosional terhadap persekolahan, perkembangan
sosial dan kognitif, dan sebagainya. Analisi terakhir, peranan faktor-faktor
yang telah disebutkan diatas dalam belajar disekolah telah dibuat oleh Bloom
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
31/154
31Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
(1976). Khususnya, ia menekankan pentingnya perbedaan individu dalamvariabel sosio afektif, dan kebutuhan akan pengajaran yang berbeda-beda sesuai
dengan perbedaan individu.
Keunggulan persekolahan
Sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah didiskusikan pada paragraf
terdahulu, tiga asumsi utama persekolahan yang secara tradisional menempati
posisi tertinggi. Pertama, persekolahan harus menjadi proses yang intensif,
dilangsungkan dalam waktu yang relatif singkat. Beginilah periode
persekolahan konvensional. Kedua, selama periode pengelolaan belajar
dilakukan secara intensif, anak-anak harus diajarkan paling tidak, dasar
sesuatu yang perlu mereka ketahui ketika dewasa nanti. Kedua assumsi ini
sebagian muncul dari faktor ekonomi, karena ketidakmampuan masyarakat
industri membiayai persekolahan dalam periode yang terlalu lama, dan
kebutuhan akan pekerjaan yang terampil masuk ke dalam dunia industri yang
secara relatif berusia muda dan diperlengkapi dengan ketrampilan yang baik
dan cocok dengan job yang tersedia, serta menggunakan sisa hidupnya untuk
menerapkan ketrampilan yang dimiliki. Kedua assumsi ini juga ditopang
observasi psikologis dan sosiologis yang menujukkan bahwaanak-anak
tampaknya belajar lebih bergairah dan cepat daripada orang dewasa dalam
situasi normal, dan anak-anak lebih bersedia diawasi daripada orangtua.
Seperti yang akan ditunjukkan kemudian, basis ilmiah untuk kepercayaan
ini barangkali relatif terbatas, tetapi berakar kuat sekali secara informal dan
dalam tradisi kejiwaan masyarakat. Belajar tampaknya cepat sekali dan tanpa
kesukaran dilakukan oleh anak-anak awal, seperti mereka menguasai
kebiasaan dan pola tingkah laku masyarakatnya, menunjukkan bukti informal
bahwa anak-anak belajar dengan mudah.
Berhubungan dengan dua assumsi diatas, dan barangkali muncul dari
assumsi ketiga, bahwa sekolah adalah arena terpenting terjadinya proses belajar
pada masa anak-anak awal dan adolescent. Dengan perkembangan korp guru-
guru professional, secara tradisional diterima bahwa sekolah adalah tempat
paling tepat untuk berlangsungnya belajar. Ini berakibat menurun atau
mengabaikan metode-metode belajar dan lokasi-lokasi belajar yang terdapat
diluar kelas. Dengan munculnya pandangan bahwa sekolah dan guru-guru
sekolahlah yang paling penting, jika tidak hanya satu-satunya agen pendidikan
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
32/154
32 Pendidikan Seumur Hidup
dalam masyarakat modern posisi pendidikan dari sumber-sumber lainnya,seperti museum, perpustakaan, rumah tempat kerja, dan sebagainya telah
diabaikan. Begitu juga dengan metode-metode belajar diluar sekolah diabaikan,
seperti self-directed learning, inte learning (pelajar belajar dari sumber
yang bersifat otoriter), dan yang mirip dengan pusat belajar luar sekolah. Sebagai
akibat, belajar bukan bagian dari kehidupan sesungguhnya, tetapi sesuatu
yang di lakukan di tempat istimewa dan terlepas dari jalur kehidupan. Hal
serupa, tujuan utama persekolahan menyiapkan orang-orang untuk masa
depan, belajar harus dipandang sebagai sesuatu yang relevansinya tipis sekali
dengan kehidupan nyata pelajar. Ganjaran belajar sekarang secara tradisional
dipandang terletak pada kehidupan yang semakin baik dimasa depan. Ini
memisahkan belajar di sekolah dangan kehidupan nyata yang dengan rapi
diringkas dalam statemen (Livingstone, 1943, hal 43) bahwa pemuda belajar
tetapi tidak dapat berbuat; orang dewasa harus berbuat tetapi tidak ada
kesempatan untuk belajar.
Pandangan yang bertentangan antara integrasi vertical dan
horizontal
Konsepsi pendidikan tradisional jauh terlepas dari fakta-fakta
kehidupan sehari-hari. Lebih jauh lagi, pendidikan dipandang sebagai sesuatu
yang hanya berlangsung di sekolah di bawah para spesialis. Dalam tahun-
tahun ini dua pandangan atau gagasan telah mendapat penekanan; :integrasi
horisontal dan integrasi vertikal.
Argumentasi yang dikemukakan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan
latar belakang penulis, tetapi seperangkat gagasan umum dapat dilihat. Kunci
gagasan integrasi horisontal ialah bahwa pendidikan dalam pengertian belajar
disekolah harus dikoordinasikan dengan komponen-komponen lain
masyarakat yang memungkinkan terjadinya belajar. Contoh komponen-
komponen masyarakat : rumah, klub dan masyarakat, tempat kerja, interaksi
dalam kelompok sebaya, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, dikemukakan bahwa
rentangan anggota masyarakat yang amat luas, bukan suatu rentetan yang
tidak berhubungan, dan disiplin yang terpisah-pisah. Di antara beberapa
pembahasan, masalah terakhir ini mengemukakan mata pelajaran di sekolah
harus saling berhubungan erat. Jadi, integrasi horisontal pendidikan berarti
jenis-jenis pengetahuan yang diperoleh diluar sekolah tidak terpisah dari
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
33/154
33Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
pengetahuan yang diperoleh diluar sekolah tidak terpisah dari pengetahuanyang didapat di sekolah, proses berlangsungnya belajar tidak dapat dibagi
menjadi proses di sekolah, seluruh pengetahuan harus dirajut terus-menerus.
Tulisan-tulisan masa kini tentang pendidikan yang memuat kepercayaan
bagaimana pendidikan harus diorganisir secara longitudinal melampaui batas
waktu yang ada di sekolah sekarang. Dasar argumentasi ini adalah pandangan
yang menyatakan bahwa belajar sepanjang hidup, dan orang-orang dapat
belajar dalam seluruh tingkatan usia. Pandangan ini memang sangat
bertentangan dengan stereotype yang ada seperti kamu tidak dapat
mengajarkan tupu muslihatbaru untuk anjing yang sudah tua dan banyak
ungkapan dalam bidang ini, semakon meningkat pula penekanan dalam tulisan
modern bahwa belajar di setiap tingkatan sebagian dari hasil belajar di masa
dating. Karena itu dikemukakan bahwa interelasi belajar membujur melalui
seluruh tingkatan usia secara khusus harus diakui dan dimanfaatkan dalam
organisasi-organisasi pendidikan. Pandangan ini merupakan pengesahan
prinsip intregasi vertikal.
Argumentasi prinsip ini telah direview dan diringkas oleh Blakely (1972,
hal 105-109). Ia menopang pandangan bahwa tidak benar proses persekolahan
dan pendidikan itu sama, ia mengemukakan bahwa proporsi belajar terbanyak
dalam pendidikan berlangsung sebelum permulaan persekolahan atau
berkelanjutan sesudah akhir masa persekolahan, bahwa persekolahan hanya
salah satu pendidikan yang berpengaruh dalam kehidupan, dan dengan
sendirinya persekolahan tidak mampu menyediakan seluruh pendidikan yang
diperlikan dalam kehidupan. Untuk alasan-alasan ini ia mencela isolasi sekolah
dan kepercayaan yang kuat terhadap sekolah formal sebagai sumber utama
pengalaman pendidikan. Perubahan yang paling cepat dan abadi proses
perkembangan personal terjadi sebelum persekolahan formal. Periode
kehidupan yang terlama terletak jauh sesudah akhir masa persekolahan formal.
Akhirnya pengaruh yang terkuat terhadap pertumbuhan bahkan selama
persekolahan formal, datang dari luar sekolah (seperti media, teman sebaya,
keluarga, masyarakat dan sebagainya). Justru itu, diperlukanperubahan konsep
hubungan antara persekolahan, belajar dan pendidikan.
Tampak kemudian bahwa muncul konsep baru pendidikan. Khususnya
konsep ini menentang kepercayaan tradisional terhadap keunggulan sekolah
yang relatif terlepas dari kehidupan. Lebih jauh lagi, ia mengemukakan integrasi
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
34/154
34 Pendidikan Seumur Hidup
jenis-jenis pengelolaan belajar persekolahan dengan jenis-jenis pengelolaanbelajar informal yang terjadi seumur hidup, dengan atau tanpa sengaja dikelola
dengan atau tanpa disertai kesadaran bahwa belajar sedang terjadi. Akhirnya,
konsepsi yang sedang berubah menekankan sifat interaksi belajar dalam
seluruh kehidupan, dan pentingnya belajar terus-menerus dengan baik di luar
waktu persekolahan konvensional, jika ingin mencapai penyesuaian yang
sukses terhadap perubahan yang cepat dalam kehidupan modern. Pandangan
yang telah dibicarakan ini terletak dalam jiwa konsep pendidikan seumur hidup.
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
35/154
35Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
BAB IVBAB IVBAB IVBAB IVBAB IV
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
DDDDDAN ILMU JIWAN ILMU JIWAN ILMU JIWAN ILMU JIWAN ILMU JIWAAAAA
PENDIDIKAN DAN BELAJAR
Proses pendidikan dalam pengertian yang amat luas dapat didefinisikan
sebagai perubahan dalam memahami dunia luar,dirinya sendiri, dan hubungan
dirinya dengan orang lain dan obyek-obyek yang ada di lingkungannya .
perubahan-perubahan itu membantu seseorang untuk menginterprestasi
pengalaman dan memungkinkan peningkatan teknik-teknik bertingkah laku
yang efektif untuk menghadapi kehidupan, serta memungkinkan mengontrol
elemen-elemen lingkungan yang berhubungan dengannya (Blakely,1972.
Dewey(1916) mendefinisikan, pendidikan adalah rekontruksi atau
reorganisasi pengalaman, sehingga menambah arti pengalaman dan
meningkatkan kemampuan mengarahkan jalan pengalaman berikutnya. jadi,
pendidikan erat sekali hubungannya dengan belajar : belajar adalah suatu
proses dimana pribadi seseorang bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya ,
melalui proses ini terjadi pendidikan . seperti Blakely(1972.hal.105)telah
menempatkan pendidikan dalam pengertian yang sangat luas, sebagai suatu
proses selfinitiated, self-directd learning proses ini dilakukan secara
spontan, alamiah, bahkan tanpa disadari (Stephen,1967). Karena itu, pendidikan
tidak sama dengan belajar, khususnya jenis belajar formal.
Persekolahan dan belajar
Persekolahan dan belajar juga berkaitan sangat erat sekali . sekolah
diasosiasikan dengan belajar, meskipun para penulis dalam bidang ini barangkali
tidak sependapat mengenai beberapa jenis fakta belajar yang akakn menjadi
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
36/154
36 Pendidikan Seumur Hidup
masalah utama. bagaimanapun juga, sekolah dan belajar bukanlah hal yang sama.Umpamanya, belajar tidak harus secara khusus menyadari bahwa mereka sedang
belajar. Para ahli ilmu jiwa mengakui eksistensi, seperti incidental learning apa
yang dipelajari barangkali diperoleh tanpa kesadaran pada diri pelajar. jenis
belajar ini tidak dapat dianggap persekolahan, meskipun barangkali terjadi di
sekolah serta menyenangkan atau mencemaskan para pendidik. Jenis belajar di
sekolah memilki unsur-unsur tertentu yang membedakannya dengan belajar sehari-
hari yang semata-mata terjadi dalam kehidupan dan perkembangannya. Apa
yang menyebabkan kekhasan persekolahan dan keunikan hubungannya dengan
belajar , adalah fakta bahwa proses persekolahan merupakan usaha sengaja dan
sistematik dibuat untuk mengubah tingkah laku melalui belajar (Duke,1976;
Rohwer,1970). Untuk membuat lebih sederhana, persekolahan mempunyai
seperangkat prosedur yang secara sengaja direncanaakan dengan maksud
mempengaruhi proses belajar, dengan cara khusus dipilih oleh orang-orang yang
mengarah persekolahan. proses belajar diciptakan melalui pengolaan lingkungan,
sehingga orang-orang yang disekolahkan menemukan diri mereka sendiri dalam
lingkungan itu.
Dalam persekolahan, usaha formal dan terstandar dilaksanakan untuk
memodifikasi belajar. Juga agen-agen yang secara khusus dirancang untuk
tugas mengontrol belajar (guru-guru),para pelajar paling tidak sebagian
menyadari fakta bahwa mereka diikat dalam proses belajar (murid-murid),
dan seperangkat tujuan dan gagasan yang sengaja untuk direalisasikan , dan
tujuan dan gagasan itu dianggap akan dapat dicapai dengan pola pengolaan
khusus proses belajar yang dipilih. Semua hal yang telah disebutkan
memerlukan persyaratan adanya orang-orang yang mengerti bagaimana
mempengaruhi belajar, apa yang akan dipelajari , kapan akan dipelajari,dan
tujuan untuk apa dipelajari . mereka itu adalah para pendidik profesional,
seperti guru dan administrator. Dalam persekolahan, pendidik profesional
dengan sengaja menyediakan kondisi lingkungan yang mereka percaya akan
mengubah , belajar untuk mencapai lingkungan yang mereka inginkan. Jadi,
hubungan antara persekolahan dengan belajar berpusat pada fakta , bahwa
meskipun belajar adalah seumur hidup dan ada di mana-mana, hanya selama
periode persekolahan belajar dilakukan secara besar-besaran, dibiayai negara,
biasanya wajib diikuti dan terdapat usah sistematis yang dibuat untuk
memodifikasi dan mengaturnya.
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
37/154
37Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
Pendidikan dan persekolahanIstilah pendidikan seringkali dipergunakan dalam jajaran statemen
tentang sekolah dan mengajar di sekolah. Dapat dibenarkan pengertian
pendidikan lebih diperluas meliputi seluruh pengalaman yang mendidik yang
dialami oleh orang-orang dalam seluruh bagian kehidupan normal mereka .
tentu saja, kemungkinan menerima pendidikan melalui pengalaman
kehidupan (pendidikan dalam sekolah kehidupan ), atau sebaliknya
menggunakan banyak waktu di sekolah tetapi miskin pendidikan dalam bidang
kehidupan (pendidikan orang-orang idiot), diakui secara luas dalam ekspresi
bahasa sehari-hari. Pendidikan dan persekolahan dikaitkan dengan perhatian
umum terhadap belajar,tetapi keduanya bukan hal yang sama (Duke.1976).
pendidikan adalah proses yang lebih umum , dan tidak melulu dari hasil
kontak dengan sekolah. Persekolahan adalah hanya salah satu instansi khusus
pendidikan. Hal ini penting bagi siapa saja yang ingin memahami prinsip-
prinsip pendidikan seumur hidup. Perbedaan yang dibuat antara pendidikan
dan persekolahan disini barangkali karena didorong seringkali kedua istilah
tersebut disamakan . karena itu, penting untuk diperhatiakan bahwa belajar
yang belangsung di sekolah hanya salah satu contoh belajar normal , wajar
dan sehari-hari yang berlangsung dalam proses pendidikan yang lebih luas .
lebih jauh lagi, persekolahan hanya salah satu dari banyak proses pendidikan
yang beroperasi dalam kehidupan , dan sekolah hanya salah satu prinsip-
utama pendidikan seumur hidup.
Konsep belajar
Sebagai reorganisme kejiwaan jelas sekali meliputi banyak faktor yang
tidak hanya sekedar pola reinforcement khusus yang beroperasi pada waktu
terjadinya. Diantaranya faktor kognitif seperti interprestasi informasi ,
kecocokan input dengan tingkat perkembangan yang ada , dan sebagainya,
juga termasuk ada tidaknya pola motivasi yang cocok, dan seluruh unsur
variabel affektif seperti sikap terhadap orang dan benda , dan faktor lain yang
serupa.
Lebih jauh lagi, konsep belajar yang di pergunakan disini juga diperluas
kebidang yang kedua. Belajar meliputi penguasan ketrampilan-ketrampilan
sosial baru, perkembangan perubahan sikap ke arah dirinya sendiri dan orang
lain , perubahan kemampaun untuk mengalami dan menahan emosi,
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
38/154
38 Pendidikan Seumur Hidup
pengembangan tujuan dan aspirasi , dan sebagainya. Konseptualisasi belajarini telah diungkapkaan lebih banyak oleh Blakely (1972). Meskipun benar
bahwa belajar adalah proses adaptasi terhadap lingkungan , lebih jelas lagi
pengertiannya, khususnya dalam konteks belajar adalah proses yang
dinamis. Manusia belajar aspek-aspek pengalaman apa yang aka diperoleh
dan taktik dan teknik apa yang akan dipergunakan untuk menafsirkan
pengalaman. Mereka belajar bagaimana belajar, kapan belajar dan apa yang
akan dipelajari. Belajar buakn hal yang pasif , tetapi terdiri dari proses kreatif
seleksi dan reorganisasi. Pemikiran dapat juga dianggap sebagai instrumen
untuk belajar(Blakely,1972.hal.167)
Dalam segi ini pendidikan seumur hidup pada pokoknya berkenaan
dengan belajar sebagai suatu sistem pendidikan. Kesimpulan, organisasi
argumen buku ini sekitar inti senttral belajar sebagai suatu proses tidak ada
jalan untuk mengartikan pendiddikan terkosentrasi pada suatu proses yang
sempit yang terbatas hanya pada penguasaan pengetahuan kesarjanaan ,
profesi, atau jenis kejuruan. Pendidikan memang meliputi beberapa elemen
seperti itu , disamping juga berkenaan dengan motivasi , kognitif, etika, estetika,
dan pertumbuhan personal.
Pendidikan seumur hidup dan belajar seumur hidup
Perpanjangan perbedaan antara pendidikan dan belajar berguna dalam
hal ini, yaitu perbedaan antara pendidikan seumur hidup dan belajar seumur
hidup. Seperti yang telah dikemukakan, belajar dan pendidikan tidak
sama,begitu juga pendidikan dan persekolahan. Juga dikemukakan bahwa
belajar adalah proses seumur hidup yang berlangsung denagn atau tanpa
persekolahan apa yang diterimanya. Seperti yang telah diketengahkan,
karakteristik khusus persekolahan menyediakan dengan sengaja kondisi yang
akan membantu jenis belajar tertentu. Jika, pendidikan seumur hidup adalah
suatu tujuan atau ide yang memuat prinsip-prinsip mengorganisir
persekolahan untuk membantu proses belajar seumur hidup, dan untuk
mempengaruhinya sesuai dengan tujuan dan ide khusus. Salah satu tujuan
pendidikan seumur hidup memodifikasi persekolahan untuk membentuk dan
mengaruhi jenis belajar yang terjadi seumur hidup. Sistem sekolah diorganisir
menurut prinsip pendidikan seumur hidup. Sistem sekolah diorganisir menurut
prinsip pendidikan seumur hidup tidak akan menciptakan belajar seumur
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
39/154
39Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
hidup karena belajar seumur hidup sudah berlangsung ), tetapi akan memuatusaha sengaja untuk mempengaruhi bentuk, tingkat dan kualitas belajar.
Pendidikan seumur hidup dan pengetahuan kejiwaan
Inovasi pendidikan dapat dievaluasi secara sah dengan cara
menganalisis tempat bertumpunya prinsip-prinsip teoritis, dan menunjukkan
bahwa inovasi pendidikan dapat dimengerti dalam istilah pengetahuan yang
sudah ada, mengarah ke satu tujuan bahwa pendidikan seumur hidup dapat
dievaluasi dengan menanyakan apa basis teoritisnya. Melakukan analisis
menjadi tujuan utama dan jika dapat dilihat pendidikan seumur hidup
konsisten dengan pengetahuan kejiwaan perkembangan manusia. Dengan
studi prediktif ditetapkan tujuan operasional dan secara berurutan ditetapkan
adanya korelasi atau ketidakadaan korelasi diantara keduanya seperti yang
telah dikemukakan, problem keuangan dan keorganisasian sangat sulit dalam
segi pembagian waktu, dan biasanya tidak dianggap penting.
Pendidikan seumur hidup esensinya lebih banyak merupakan suatu
statemen gagasan daripada suatu proses yang dibuktikan secara ilmiah.
Pendidikan seumur hidup mempunyai tujuan yang akan dicapai oleh
pendidikan, prinsip-prinsip yang akan ditekankan, dan jenis-jenis orang yang
akan ditolong perkembangannya. Sebagai tujuan pendidikan, paling tidak
dirumuskan dalam bentuk abstrak, tujuan kejiwaan ideal pendidikan seumur
hidup seperti terbinanya orang yang yakin,kreatif,mempunyai kemampuan
intelektual,kepribadian yang baik,etis dan sebagainya. Pendidikan seumur
hidup adalah menterjemahkan tujuan abstrak ke dalam rangkaian operasi kelas
yang konkrit dan dapat di percaya untuk mencapai tujuan. Proses deduksi
hipotesis klasikal memerlukan formulasi hipotesis tentang sifat-sifat terpenting
kurikulum, menghubungkan antara unsur-unsur kurikulum dengan tingkah
laku dalam kehidupan nyata dan memodifikasi unsur-unsur sistem yang dilihat
tidak efektif. Pengembangan sistematik kurikulum memerlukan studi
longitudinal yang meliputi satu generasi.
Perlu disadari secara jelas pendidikan seumur hidup adalah konsep
abstrak yang meliputi tujuan-tujuan abstrak dan idealis, dan seberapa jauh
kemampuan untuk direalisasikan belum diketahui. Adopsi prinsip pendidikan
seumur hidup lebih lanjut, sebagian merupakan tindakan yang berdasarkan
kepercayaan, beserta elemen politik masyarakat yang kuat. Bahwa untuk
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
40/154
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
41/154
41Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd
Struktur analisisBelajar di sekolah pada esensinya merupakan kompleks variabel,
kognitif, motivasi dan sosio efektif seperti yang telah dibicarakan. Analisis
kejiwaan pendidikan seumur hidup akan diorganisir dalam tiga kerangka,
tujuannya untuk menunjukkan bahwa asumsi kejiwaan secara implisit yang
mendasari pendidikan seumur hidup dalam bidang fungsi kognitif, motivasi
dan fungsi sosio efektif itu benar menurut pengetahuankejiwaan sekarang.
Inkonsestansi serius kosep dasar pendidikan seumur hidup dengan
pengetahuan kejiwaan sekarang akan mempengaruhi keyakinan para
administrator pendidikan untuk mengimplementasikannya.
Sejak pendidikan seumur hidup memuat seperangkat tujuan yang jelas
berbeda dengan tujuan pendidikan yang diorganisir sudah menunjukkan
bahwa pendidikan seumur hidup menurut pengetahuan kejiwaan akan
menyajikan basis yang memadai untuk mengkaji lebih jauh prinsip-prinsipnya.
Penerimaan atau penolakan sangat mungkin akan bertumpu terhadap rumusan
pendidikan seumur hidup itu sendiri. Seluruh analisis pengesahan pendidikan
seumur hidup sebagai suatu prinsip yang terorganisir dan keputusan apa
sistem sekolah yang ada dapat dimodifikasi menurut konsep pendidikan
seumur hidup, tidak hanya bertumpu pada analisis kejiwaan. Inkonsistensi
antara pendidikan seumur hidup dan pengetahuan kejiwaan mungkin
menyebabkan tidak valid sub sub prinsip pendidikan seumur hidup yang
ditemukan atas dasar pertimbangan lebih lanjut. Pendidikan seumur hidup
memerlukan pendidikan yang lebih kompleks di tinjau dari segi disiplin ilmu
seperti ekonomi, sosiologi, administrasi dsb. Arah tersebut sudah dimulai oleh
Dave (1974).
Analisis pendidikan seumur hidup dari sudut pandang kejiwaan
merupakan aspek penting, meskipun elemen ini kurang di berikan penekanan.
Aspek kedua ini berkenaan dengan implikasi pengetahuan, perencanaan
kurikulum yang berorientasi pada pendidikan seumur hidup. Bab 4, 5, dan 6
meninjau kembali pengetahuan kejiwaan yang berkenaan dengan interaksi
antara kehidupan dengan pengalaman dan belajar, dan meninjau kembali
unsur mana dari prinsip prinsip pendidikan seumur hidup. Meskipun telah
dikemukakan bahwa syarat keberhasilan yang membantu pendidikan seumur
hidup yang tidak terlalu di pentingkan untuk menganalisis konsep pendidikan
seumur hidup, dan bukti seperti itu tidak pada umumnya disajikan waktu
-
7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)
42/154
42 Pendidikan Seumur Hidup
mengevaluasi kurikulum. Bab 7 mendiskusikan implikasi analisis kejiwaanpendidikan seumur hidup terhadap rancangan kurikulum. Dan bab 8 akan
mengevaluasi secar kritis seluruh prinsip, terutama dari sudut pandang
kejiwaan.
BASIS KEJIWAAN PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan umumnya berstandarisasi dan menyeragamkan
semua proses pendidikan khususnya disekolah. Standarisasi ini bertujuan
untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses pembelajaran
seperti, bagaimana proses belajar berlangsung, apa yangharus dipelajari, kapanmempelajarinya dan lain sebagainya. Kenyataannya, penetapan tujuan-tujuan
pendidikan yang disengaja selalu terpaut dengan bidang kejiwan, ekonomi,
sosiopolitik, dan unsur-unsur sosiologis. Kepercayaan tersebut secara eksplisit
di nyatakan dalam pembukaan kurikulum atau sukar dikenali pelaksanaannya
dalam sistem.
Ini bearti pen