pendidikan seumur hidup (revisi)

Upload: kholiq-budiman

Post on 14-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    1/154

    1Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    BAB I

    PENDIDIKAN UNTUK MENGHADAPI

    PERUBAHAN

    Perhatian para pendidik semakin meningkat terhadap perubahan yang

    terjadi dengan cepat hampir dalam segenap segi kehidupan. Misalnya dalam

    bidang sosial budaya telah terjadi perubahan seperti pertumbuhan penduduk

    yang besar, meningkatnya mobilitas sosial dan meluasnya aktivitas politik

    dan budaya. Salah satu efek dari perubahan yang telah dikemukakan,

    meningkatnya tuntutan akan persamaan pendidikan dalam masyarakat dan

    juga bangsa yang berbeda pengkembangan kekayaan dan teknologinya. Tidak

    hanya itu, pada bidang komunikasi, sains, dan teknologi. Misalnya pada bidang

    teknologi dan komunikasi seiring berkembangnya teknologi komunikasi pun

    semakin lancar dan pada bidang sains adanya hasil penelitian-penelitian yangdapat mempermudah kehidupan masyarakat. Pada akhirnya terjadi perubahan

    ekstensif dalam persediaan dan penawaran barang yang diperlukan konsumen

    serta organisasi alat-alat produksi.

    Disebabkan oleh fenomena diatas, murid-murid sekolah dipersiapkan

    untuk memasuki masyarakat dan dunia kerja yang mungkin tidak ada ketika

    mereka dewasa nanti. Dengan kata lain murid-murid mempelajari sesuatu yang

    tidak diperlukan ketika mereka dewasa kelak. Peristiwa seperti itu tidak hanya

    terjadi di negara yang sudah maju, tetapi juga terjadi di negara yang sedang

    berkembang.

    Pembaharuan-pembaharuan pendidikan mulai menekankan perlunya

    perumusan tujuan pendidikan baru, untuk pendidikan untuk dunia yang

    sedang berubah. Tujuan pendidikan baru merupakan implikasi dari sifat-sifat

    kejiwaan dan juga berimplikasi terhadap bermacam aspek kehidupan manusia

    itu sendiri. Walaupun demikian, aspek kejiwaan menjadi masalah utama yang

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    2/154

    2 Pendidikan Seumur Hidup

    disoroti dalam pembahasan ini. Tujuan pendidikan baru, pendidikan untukmenghadapi perubahan. menyatakan bahwa ketrampilan, nilai dan sikap yang

    diperoleh dan dipergunakan pada masa kanak-kanak tidak akan sesuai dengan

    kehidupan ketika mereka dewasa. Keterampilan, nilai dan sikap yang tidak

    sesuai itu, seperti pengetahuan, hubungan antar perorangan, perkembangan

    diri, kepribadian dan sebagainya.

    Peningkatan kebutuhan mengakibatkan Inovasi pengetahuan

    (Dumadezier, 1972), sedangkan pengetahuan sekarang akan berfungsi sebagai

    basis kelangsungan proses belajar lanjut dan belajar kembali. Proses belajar

    terus menerus tidak hanya terbatas pada membaca, menulis, dan berhitung di

    sekolah tradisional, bahkan diperluas ke seluruh aspek kejiwaan. Anak-anak

    perlu memperoleh pengetahuan tidak hanya mengenai fakta-fakta yang ada

    dalam masyarakat mereka, tetapi juga diri mereka dan orang lain serta

    kebudayaan mereka dan kebudayaan orang lain. Dalam lingkungan tradisional

    mereka perlu mengetahui bagaimana memperoleh pengetahuan pada waktu

    yang diinginkan. Bahkan yang lebih penting lagi adalah bagaimana

    mempergunakannya. Mereka harus dapat mengorganisir, menyimpan dan

    mengingat informasi, mempergunakan logika, perhitungan dan berkomunikasi

    dengan orang lain.

    Teori pendidikan sekarang berubah pendekatannya dari mementingkan

    keterampilan kognitif ke arah membantu perkembangan dalam dan antar

    perorangan. Ini berarti peningkatan tuntutan, bahwa pendidikan secara sadar

    sepenuhnya membantu melicinkan pertumbuhan diri dan meningkatkan usaha

    aktualisasi diri. Pendidikan harus mengembangkan individu sebagai bagian

    proses menuju kematangan. Dan pendidikan secara kejiwaan mempersiapkan

    individu untuk menanggulangi ketegangan pribadi sebagai akibat perubahan

    kehidupan yang cepat, pekerjaan, sosial dan budaya. umpamanya dahulu

    banyak anak yang masuk ke lapangan pekerjaan bidang otomotif untuk itu

    sekarang banyak sekolah khusus untuk jurusan otomotif yaitu pada SMK atau

    STM yang dalap memberikan ketrampilan yang lebih memadai untuk

    memperoleh pengetahuan dan kemudahan dalam pekerjaan mereka.

    Macam-macam perubahan yang telah didiskusikan mempunyai

    implikasi lebih jauh terhadap produksi dan distribusi barang-barang serta

    prestasi kemauan kerja. Perubahan yang meluas dapat diprediksikan akan

    melahirkan masa depan yang tidak stabil baik personal maupun emosional.

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    3/154

    3Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    Jika orang-orang tidak dapat menanggulangi perubahan, mereka akantenggelam, kelewat atau terasing dari kepribadiannya. Dalam keadaan seperti

    itu, pendidikan akan berperan membantu pertumbuhan kepribadian yang kuat

    untuk menanggulangi perubahan dan menolong orang-orang berhubungan

    dengan sesamanya. Dalam bidang kognitif pendidikan harus menolong pelajar

    untuk mengembangkan konsep baru tentang pertumbuhan diri, mandiri, dan

    untuk menerapkan konsep baru agar mereka mengerti dirinya sendiri,

    berhubungan dengan orang lain, bekerja, dan bersenang-senang.

    KEBUTUHAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA

    Dari sisi lain , system pendidikan masa kini mendapat kecaman tidak

    mampuanya melayani sebagian besar orang dewasa .(karena orang dewasa

    suka pembelajaran praktis dan berpusat pada masalah)

    (suber:www.google.com) Dinytakan bahwa anak-anak akan mengalami

    perubahan di masa depan ketika mereka dewasa, sedangkan orang dewasa

    tidak memiliki kesempatan seperti anak-anak. Anak-anak dilibatkan dengan

    perubahan penting yang terjadi pada masa kini. Justru itu, perlu peningkatan

    penekanan bahwa pendidikan bertugas mempersiapkan anak-anak masa

    kini untuk menghadapi masa depan,juga system pendidikan hendaknya

    diorganisir agar dapat menemukan kebutuhan masa kini yang cocok dengankebutuhan ketika mereka dewasa . Asumsi bahwa 10,12,atau 15 tahun masa

    persekolahan formal dapat mempersiapkan orng dewasa untuk

    menanggulangi seluruh ospek kehidupan telah hilang dalam pemiikiran

    pendidikan sekarang.

    Beberapa tanda meunjukkan peningkatan perhatian pendidikan orang

    dewasa di Amerika Utara dan pengembangan prinsip-prinsip keorganisasian

    seperti recurrent education . Dan akhir-akhir ini , pembuat undang-undang

    di Perancis menetapkan sejumlah substansi pendidikan lanjutan untuk

    pegawai-pegawai mereka . Jerman telah menetapkan periode Bildungsurlaub

    (cuti karena pendidikan , sedangkan persatuan pengusaha dan pekerjaAustralia menyetujui untuk membayar upah cuti bagi pekerja yang mengikuti

    kursus-kursus pendidikan. Sukses Uneversitas terbuka di Inggris dan

    pengembangan beberapa lembaga yang sama di beberapa negara seperti

    Canada dan lain lain merupakan contoh pengembangan pendidikan orang

    dewasa. Akhirnya, sejalan dengan perubahan dunia, dirasakan kebetuhan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    4/154

    4 Pendidikan Seumur Hidup

    untuk memperlengkapi orang-orang dengan pengalaman pendidikan formaldiluar usia sekolah konvensional.

    Orang dewasa suka pembelajaran praktis dan berpusat pada

    masalah.Oleh karena itu digunakan pembelajaran kolaboratif serta kooperatif

    dan pemecahan masalah secara otentik. Berikan contoh-contoh nyata ,cerita

    dan overview untuk mengaitkan teori dengan praktek. Bantu mereka untuk

    menerapkan informasi baru.Antisipasi masalah yang mungkin akan dihadapi

    dalam mengaplikasikan informasi baru itu , berikan saran-saran dan

    pengalaman anda.

    Orang dewasa suka pembelajaran yang mendukung harga diri mereka.

    Mulailah dengan kegiatan kerja dalam kelompok kecil dengan resiko kegagalan

    yang rendah. Bantulah mereka untuk berkembang menjadi lebih efektif dengan

    latihan terarah dan pembiasaan. Rencanakan untuk membangun sukses

    individual secara bertahap. Dimulai dengan tugas yang ringan menuju yang

    lebih berat.

    Orang Dewasa suka pembelajaran suka pembelajaran yang

    mengintegrasikan informasi baru dengan pengalaman mereka. (alasan

    ditambahnya kalimat ini agar pembaca tambah mengetahui pembelajaran apa

    saja yang dapat mendukung harga dirinya serta kegagalan serta resiko-

    resikonya)

    PENDIDIKAN DAN MASA KANAK-KANAK

    Untaian argumentasi ketiga,berkenaan dengan pentingnya pengalaman

    padatahun-tahun pertama kehidupan dalam rangka perkembangan masa

    depan. Meskipun dalam beberapa kasus tuntunan lebih banyak di dasarkan

    pada issu ekonomi atau polititk dari pada analisis kejiwaan di masa anak-

    anak awal beberapa kelompok dinegara maju pada akhir-akhir ini mendorong

    pemerintah untuk menyelenggarakan pedidikan formal bagi anak-anak awal.

    Ini sering kali di sebut dengan istilah prasekolah untuk mempelihara anak-

    anak yang ibunya sedang bekerja.Di beberapa masyarakat, contoh Canda, pendidikan pada masa kanak-

    kanak awal atau pra sekolah di usulkan sebagai bagian usaha membantu

    penggabungan anak-anak darikebudayaan minoritas (seperti India, Canada)

    kedalam kebudayaan yang dominan. Perhatian juga di berikan pada lingkaran

    pendidikan yang memasukan proyek pendidikan awal seperti program

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    5/154

    5Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    Hoadstartdi Amerika Serikat,dengan tujuan untuk menyembuhkankemunduran kognitif yang di akibatkan oleh stimulasi terdahulu yang tidak

    memadai. Dengan demikian,pentingnya pengalaman pada tahun-tahun

    pertama kehidupan telah di akui secara luas sekarang ini. Salah satu hasilnya

    adalah perlunya struktur formal pengalaman belajar anak-anak

    prasekolah.Untuk itu umpamanya sistem persekolahan di perluas sehingga

    dapat menampung anak yang berumur lebih rendah dari umur yang telah di

    tetapkansekarang. Kemudian juga dirasakan perlunya perluasan konsep

    perluasan itu sendiri.

    Dalam hal ini,pemrintah harus bisa menyediakan fasilitas-fasilitas

    yang di perlukan dalam sistem persekolahan seperti:gedung atau ruangan

    persekolahan, buku-bacaan untuk anak-anak yang berumur lebih rendah

    atau yang di sebut PENDIDIKAN ANAK USIA DINI(PAUD). Maka dari itu

    pemerintah seharusnya mengutamakan kepentingan nasional di atas

    kepentingan pribadi maupun golongan masing-masing. Karena ini bisa

    mempercepat adanya pembangunan Pendidikan begitu sebaliknya kalau

    pemerintah lebih mengutamakan kepentingan pribadi maupun golongan

    maka akan memperlambat jalanya pembangunan pendidikan.akibat dari

    lambatny pembangunan pendidikan tersebut maka banyak anak- anak di

    usia rendah yang tidak bisa mendapat pendidikan dari kegiatan

    persekolahan tersebut sehingga mereka hanya mendapatkan pendidikan

    in formal saja.

    PERSAMAAN PENDIDIKAN YANG SEBENARNYA

    Serangan yang meluas secara terpisah-pisah terhadap organisasi

    pendidikan konvensional disebabkan oleh perubahan konsep persamaan

    pendidikan yang telah banyak dikemukakan dalam tulisan-tulisan sekarang

    ini. Persamaan pada mulanya dipandang sebagai usaha memperlengkapi

    fasilitas fisik yang sama untuk seluruh anak-anak sekolah tanpa memandang

    status sosial ekonomi, ras dan faktor sejenisnya. Laporan akhir-akhir ini diAmerika Serikat menyatakan bahwa persamaan dalam bidang ini hampir

    seluruhnya mendekati kenyataan yang dulunya hanya sekedar pikiran.

    Meskipun demikian, masih terdapat ketidaksamaan waktu yang digunakan

    di sekolah, penguasaan ketrampilan yang diberikan oleh sekolah, angka

    pemasukan ke dalam lapangan kerja dan sebagainya. Konsekuensinya,

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    6/154

    6 Pendidikan Seumur Hidup

    semakin beralasan untuk melakukan perubahan pendidikan lebih jauhdaripada yang sudah dilakukan sekarang ini.

    Persamaan pendidikan sebenarnya akan terwujud apabila seluruh

    warga masyarakat mendapat keuntungan yang sama dari fasilitas pendidikan

    yang ada. Meskipun kenyataannya, karena kurangnya minat pada waktu

    kanak-kanak, sehingga mereka tidak memanfaatkan kesempatan pendidikan

    yang tersedia, pendidikan selama usia sekolah konvensional. Dengan demikian,

    semakin kuat dorongan untuk mengembangkan sistem pendidikan yang dapat

    mewujudkan persamaan hasil akhir, bukan hanya sekedar persamaan jalan

    secara teoritis untuk memperoleh fasilitas. Persamaan hasil akhir yang dicapai

    oleh bermacam strata sosial dalam masyarakat tertentu dan diantara masyarakat

    yang berbeda kekayaan dan perkembangan teknologinya.

    PERANAN ILMU JIWA

    Dengan danya komitmen UNESCO terhadap prinsip pendidikan seumur

    hidup berarti badan pendidikan internasional telah mengadopsi pendidikan

    seumur hidup. Konsekuensinya, tepat sekali konsep pendidikan seumur hidup

    di teliti dengan cara yang terorganisir dan sistematik. Sebagai teori organisasi

    pendidikan, pendidikan seumur hidup mempunyai basis kejiwaan dan juga

    memiliki basis disiplin ilmu lainya disamping ilmu jiwa, segingga penerimaanatau penolakan akan tergantung dengan basis-basis itu. Analisis kejiwaan

    terdiri dari 5 aspek pokok, sebagai berikut:

    1. Penyajian unsur-unsur pokok kejiwaan yang menggambarkan pendidikan

    seumur hidup.

    2. Statemen alas an-alasan pokok tentang pendidikan seumur hidup

    dikemukakan dengan menggunakan istilah kejiwaan.

    3. Review bukti validitas argumenttasi yang telah dikemukakan.

    4. Analisis implikasi pengetahuan tentang kejiwaan terhadap kurikulum

    sekolah jika di organisir dalam kerangka pendidikan seumur hidup.

    5. Pengkajian terhadap kecaman yang dialamatkan pada pendidikan seumurhidup akhir-akhir ini, dan spesifikasi beberapa implikasi terhadap

    pengkajian lanjut pendidikan seumur hidup.

    Review bahan kejiwaan dikerjakan dengan sangat selektif. Untuk itu,

    itu tulisan ini bertumpu pada pendapat aspek mana yang paling berkaitan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    7/154

    7Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    dan dapat memberikan informasi, dan hasilnya banyak bahan yang menurutorang lain seharusnya baik dimasukan, tetapi dalan tulisan in ditinggalkan.

    Dan juga sebagai tambahan, basis istimewa dan efek karena kenal atau kurang

    kenal dengan karya beragam penulis.dua prinsip dengan longgar diterapkan

    dalam pemilihan bahan. Pertama, meskipun usaha dengan sengaja dibuat

    untuk melihat kembali teori dan research masa silam dengan maksud untuk

    dipertentangkan dengan yang terbaru( serta untuk tidak melakukan kesalahan

    yang sama pada karya ilmiah terdahulu)(sumber:www.google.com) tetapi

    kenyataannya terkonsentrasi pada karya-karya penulis sekrang. Kedua aturan

    informal bahwa titik berat penekanan atas dasar konklusi dan generalisasi

    yang diambil dari penelitian empiris, paling tidak yang sesuai dengan metode

    scientific. Pendekatan ini tidak secara ketat diikuti, dan semata-mata sebagai

    guideline kasar untuk memilih bahan. Akibat nya, hanya beberapa penulis

    saja yang dikutip untuk menunjang pembahasan ini, sperti Freud dan titik

    berat penekanan berdasarkan konklusi selain Freud seperti Hunt.

    Pembahasan juga terkosentrasi berdasarkan hasil yang ditulis dalam

    bahasa Inggris,Perancis dan Jerman. Karena banyak hambatan bahasa, tidak

    diragukan lagi banyak research yang sesuai dengan pembahasan ini ditulis

    dalam bahasa selain bahasa Perancis,Inggris dan Jerman terpaksa

    diabaikan.Dengan keadaan seperti yang telah dikemukakan, penting untuk

    dinyatakan bahwa isi penyajian terbatas hanya pada sebagian saja dari ilmu

    pengetahuan dalam bidang ini.

    Sesuatu yang diabaikan dalam pembahasan ini karena keterbatasan

    kemampuan penulis, bukan oleh karena kurang nya minat untuk memasukan

    nya.

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    8/154

    8 Pendidikan Seumur Hidup

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    9/154

    9Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    BAB II

    PENGERTIAN DAN RASIONAL PENDIDIKAN

    SEUMUR HIDUP

    LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

    Teori pendidikan sekarang ,jika menekankan perubahan peranan

    pendidikan dari mempersiapkan keterampilan kognitif kepada perkembangan

    onterpersonal dan intrapersonal. Jika meningkatkan tuntutan agar pendidkan

    secara sungguh-sungguh berusaha memfacilitate perkembangan pribadi dan

    self actualization. Pendidikan juga harus menembangkan individu yang dalam

    proses perkembangannya menuju kedewasaan diperlengkapi secara psikologis

    untuk dapat mengatasi masalah masalahpersonal yang diakibatkan oleh

    adanya perubahan yang cepat dibidang ekonomi,pekerjaan ,siosial dan

    kebudayaan.

    Misalnya ,banyak anak-anak yang 20 tahun lagi memasuki pekerjaan

    dibidang pertanian tetapi mereka harus bisa menjabarkan kehidupan yang

    memuiaskan sehubungan dengan pekerjaan itu,meningkatnya urbanisasi telah

    menghanyautkan nilai-nilai pekerjaan itu. Perubahan juga terjadi dalam

    hubungan antar orang tua dengan anak,laki-laki dengan perempuan ,pekerja

    dengan majikan disebabkan oleh adanya otomatisasi industri,meningkatnya

    jumlah btenaga murah dan berkurangnya kebutuhan tenaga yang tidak terampil

    dan sebaginya . perubahan ini juga menyebabkan perubahan dalam bidang

    prduksi dan distrinusi barang dan kesukaran memperoleh pekerjaan. Dengan

    perubahan-perubahan ini diramalkan akan menyebabkan ketidakstabilan

    personal dan emosioanal. Apabila orang tidak mengatasi perubahan-perubahan

    ini,maka mereka akan menjadi individu yang tenggelam,terselubugng dan asing

    dalam suasanan yang demikian , pendidikan mempunyai peranan untuk

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    10/154

    10 Pendidikan Seumur Hidup

    membantu seorang individu tumbuh menjadi pribadi yang kuat yang mampumengatasi perubahan ini.

    Pendeknya disamping mengmbangkan domain kognitif ,pendidikan

    harus membantu siswa mengembangkan konsep baru tentang perkembangan

    diri dan kebebesan ,penerapan pemahamandiri sendiri kritik lain yang

    ditujukan kepada pendidikan dewasa ini ialah ,bahwa mereka kurang

    menanggapi kebutuhan sebagian besar masyarakat,yaitu orang dewasa.

    Seharusnya pendidikan disamping memepersiapkan anak-anak dengan

    melengkapi mereka untuk dapat mengatasi perubahan-perubahan dimasa

    datang,ia harus juga dapat memnuhi kebutuhan orang dewasa dalam

    menghadapi perubahan yang terjadi sekarang. Dugaan ,bahwa pendidikan

    formal yang diberikan pada 10 ,12 atau 15 tahun yang lalu telah mampu untuk

    melengkapi orang dewsa guna mengatasi persoalan-persoalan tersebut.

    Masalah lain yang mendapatkan perhatian ialah pentingnya pengalamn

    pada tahun-tahun permulaan kehidupan manusia bagi pembentukan

    perkembangan di masa datang walaupun kadang-kadang lebih banyak

    berdasarkan ekonomi dan politik dibandingkan analisa psikologis anak,namun

    telah banyak anjuran kepada pemerintah untuk memperhatikan pendidikan

    kepada ank-anak kecil. Sistem pendidikan hendaknya memajukan terjadinya

    persamaan hasil akhir bukan sekedar persamaan teoritis dalam memperoleh

    fasilitas,bagi semua golongan didalam suatu masyarakat dan juga bagi semua

    masyarakat yang berbeda tingkat kemakmuran dan teknologinya.

    Jadi kebutuhan pendidikan dewasa ini menekankan kepada oraganisasi

    persekolahan yang tidak hanya memperhitungkan fakta ,tapi juga

    memperhatikan kritik-kritik yang dilontarkan kepadanya. Kesimpulannya

    bahwa konsep pendidikan seumur hidup diterima sebagai prinsip utama

    sebagai dasar dari seluruh organisasi pendidikan,yaitu prinsip memerlukan

    dan sisamping itu yang lebih penting lagi adalah bagaimana mereka

    menggunakannya. Mereka harus dapat mengorganisir ,menyimpan dan

    mengingat kembali informasi yang mereka peroleh. Paham dari pendidiakn

    seumur hidup ialah pendidikan harus diartikan secara formal suatu proses

    yang berlangsung selama hidup individu sejak lahir sampai tua. Tentu saja

    banyak pengetahuanatau informasi yang diperoleh individu selama hidupnya

    ,hendaknya pengetahuan itu disistematiskan dan disatu ragakan didalam

    perencanaan persekolahan. dalam hal ini pula agar pendidikan menjangkau

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    11/154

    11Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    anak di bawah umur 6 tahun, hendaknya disusun pendidikan formal untukmereka. Tujuan pokok dalam pendidikan pra-sekolah yaitu menyediakan

    stimulasi, memperkuat kesadaran identitas, dan menyediakan pengalaman

    sosialisasi. Fungsi utama pendidikan pra-sekolah bukan merupakan persiapan

    untuk latihan akademik, melainkan merupakan fase pertama dari pendidikan

    seumur hidup.(kuning : ari tri winarno.hijau amel)

    Selamjutnya proses pendidikan seumur hidup ini menunjukkan adanya

    integrasi dan interaksi yang tinggi dimana peristiwa pada fase tertentu

    ditentukan fase umur sebelumnya. Untuk fase perkembangan berikutnya. Inilah

    yang disebut vertical integration. Kemudian, hubungan antara pendidikan dan

    hidup adalah demikian erat, menuntut integrasi antara pendidiakn dengan

    sebagaian aspek kehidupan, seperti rumah, pekerjaan, waktu senggang dan

    sebagainya. Inilah prinsip horisontal intregration .

    PENGERTIAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

    Pada sub bab ini menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan

    pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup (life long education) adalah

    makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsi secara jelas dan dibuktikan

    dengan pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi

    para pendidik di negeri kita.Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita

    harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh

    masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah ruang yang

    bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar sepert ini harus

    segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi

    belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.

    Dalam pendidikan atau belajar terdapat interaksi antara tantangan dari

    dalam diri manusia dan balasan (respon) dari daya dalam diri manusia. Dalam

    belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya

    kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankanhidup, dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup

    kita.

    Menurut Corpley, bahwa berdasarkan berbagai sumber dari UEI

    (UNESCO Institute for Education, Hamburg) menetapkan definisi pendidikn

    seumur hidup sebagai berikut:

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    12/154

    12 Pendidikan Seumur Hidup

    1. Pendidikan harus meliputi seluruh hidup setiap individu2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan,

    penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikap

    yang dapat meningkatkan kondisi hidup.

    3. Mengembangkan self fulfillment setiap individu.

    4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri.

    5. Mengakui kontribusi dari semua kemungkinan pendidikan, termasuk

    pendidikan informal, formal dan nonformal.

    Pendidikan seumur hidup hendaknya dipandang sebagai pendidikan

    yang memberikan layanan terhadap perkembangan pribadi sepanjang hayat,

    yang merupakan pengertian perkembangan seluas-luasnya.

    RASIONAL PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

    Dimuka telah dikemukakan bahwa pernyataan tentang pentingnya

    pendidikan seumur hidup telah ada sejak jaman dulu. Namun pada dasawarsa

    terakhir ini pendidikan seumur hidup menjadi topik yang hangat dan banyak

    dijumpai tulisan tentang hal itu. Beberapa alasan-alasan tentang pentingnya

    pendidikan seumur hidup yaitu:

    1. Pertimbangan ekonomi

    2. Faktor sosial menyangkut perubahan peranan keluarga dan perananremaja dalam masyarakat.

    3. Perubahan teknologi yang cepat

    4. Faktor pekerjaan

    5. Kebutuhan orang dewasa

    6. Kebutuhan kanak-kanak (anak-anak di bawah usia 6 tahun yang berada

    di usia pra sekolah).

    Agar pendidikan menjangkau anak di bawah umur 6 tahun, hendaknya

    disusun pendidikan formal untuk mereka. Tujuan pokok dalam pendidikan

    pra-sekolah yaitu menyediakan stimulasi, memperkuat kesadaran identitas,

    dan menyediakan pengalaman sosialisasi. Fungsi utama pendidikan pra-sekolah bukan merupakan persiapan untuk latihan akademik, melainkan

    merupakan fase pertama dari pendidikan seumur hidup.

    Tetapi banyak dijumpai ketidaksepakatan diantar penulis,baik mengenai

    definisinya maupun alasan mengapa perlu pendidikan seumur hidup. Ada

    yang memberikan alasan,bahwa pendidikan seumur hidup akan meningkatkan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    13/154

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    14/154

    14 Pendidikan Seumur Hidup

    rupanya jelas drastis berbeda dengan apa yang ada sekarang dalam hal ini diperlukannya ketrampilan khusus untuk menghadapi masalah akan pekerjaan.

    Pada masa datang keterampilan sangatlah diperlukan. Di beberapa negara

    salah satu jawaban tehadap problem ini adlah menyediakan kelas kelas

    khusus untuk orang dewasa yang di ajarkan akan ketrampilan,pelatihan jika

    ada pekerja yang tersingkirkan karena ketrampilan mereka tidak dapat

    terpakaia lagi karena tuntutan jaman. Menurut penulis,bukan saja hubungan

    pekerja dengan orang lain akan berubah,tetapi mungkin juga akan jadi

    perubahan hubungan mereka dengan perkerjaan. Misalnya mungkin akan

    menjadi kegiatan teknologi yang tinggi,yang menuntut keterampilan baru,suatu

    konsep baru mengenai kerja,dan siapa yang harus kerja dan mungkin kerja

    akan berubah. Mengingat-ingat penetrasi dunia kerja dan sistem otomatisasi

    menyebabkan adanya kebutuhan akan jenis keterampilan jenis baru,tetapi juga

    menimbulkan perubahan yang drastis mengenai ide tentang aktifitas kerja maju

    misalnya berkurang pentingnya arti kerja sebagai alat untuk survival fisik.

    Dan hal ini disertai dengan meningkatnya toleransi tehadap pengangguaran

    yang tinggi di beberapa negara demi keperluan efisiensi kerja ekonomi dan

    untuk mengurangi laju inflasi.

    Jadi di masa datang mungkin pekerjaan mempunyai fungsi yang

    berbeda dengan mendapatkan nafkah,dan oleh karena itu merupakan

    kewajiban dari kemewahan. Alasan mengenai kebutuhan orang dewasa

    adalah berhubungan dengan hubungan perkerjaan mereka misalnya orang

    keterampilan dalam bekerja. Pendayagunaan sumber-sumber yang belum

    optimal dan perkembangan luarsekolah yang sangat pesat menuntut

    manusia untuk mengikuti perubahan yang terjadi yaitu beradaptasi dengan

    dinamika tersebut. Jika tidak beradaptasi dengan perubahantersebut

    manusia sulit memperluas keinginannya yang membutuhkan hukum

    kewajaran.Sehingga akan terjadi perbenturan, kekacauan atau anarki

    menyeramkan. Permasalahan - permasalahan yang telah dideskripsikan

    ini memberikan landasan dalam pendidikan seumurhidup yang berlaku

    secara keseluruhan pada setiap individu.Proses kegiatan kehidupan sesuai

    dengan ketetapan UNESCO yang menetapkan pendidikan seumur hidup

    adalah pendidikan yang harus :

    a. Meliputi seluruh hidup setiap individu

    b. Mengarah pada pembentukan, pembaharuan, peningkatan, dan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    15/154

    15Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    penyempurnaansecara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikapyang meningkatkankondisi hidupnya.

    c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.

    d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar mandiri.

    e. Mengakui kontribusidan semua pengaruh pendidikan yang mungkin

    terjaditermasuk yang formal, informal, dan nonformal. (Depdikbud 1994)

    Mengenai pendidikan seumur hidup yang paling dasar adalah

    pengembangan keterampilan untuk bekerja dengan informasi dan simbol-

    simbol,meningkatkan apresiasi cara-cara berekspresi,mengasuh keinginan

    tahunan dan kemampuan untuk berfikir,memilihara kenyakinan terhadap

    kemampuan untuk belajar,dan terakhir meningkatkan kemampuan untuk

    hidup bersama orang lain. Pendidikan prasekolah tercakup pengembangan

    politik yang komplek,pengembangan motivasi dan sosioafaktif,yang apabila

    berkembang dengan baik akan merupakan dasar bagi kehidupan dan

    aktualisasi diri. Dengan demikian kita liat perlunya pendidikan prasekolah

    bagi bagian pendidikan seumur hidup.

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    16/154

    16 Pendidikan Seumur Hidup

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    17/154

    17Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    BAB III

    KONSEP DASAR PSH

    APA YANG DIMAKSUD PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

    Laporan tahun 1972 komisi internasional melakukan pengembangan

    pendidikan dan dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan

    istilah Laporan Faure (Faure 1972) dan memuat rekomendasi pertama untuk

    merancang pendidikan, proposal yang dibuat berjudul Pendidikan seumur

    hidup, proposal dibuat untuk inovasi pendidikan di masa mendatang.

    Rekomendasi ditunjukan pada negara maju dan negara berkembang, sekarang

    gagasan diterima dan menjadi sangat terkenal di mana-mana.

    Di Eropa pendidikan seumur hidup belum di mengerti sepenuhnya lebih

    jahu pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal dalam lingkungan

    pendidikan Eropa. Dalam sub bab ini, di maksudkan adalah untuk menyajikan

    gagsan pemikiran dasar, dan untuk menetapakan pengertian istilah

    pendidikan seumur hidup.

    Eksitensi perbaikan tidak hanya untuk meningkatkan fasilitas

    pendidikan orang dewasa, tidak berarti bahwa pendidikan seumur hidup sudah

    tercapai. Contohnya terdapat problem bahwa pendidikan orang dewasa sangat

    selektif. Mereka sudah mendapatkan pendidikan sebelumnya dan bermaksud

    untuk memperoleh pendidikan orang dewasa, dan bukan orang yang diduga

    betul-betul membutuhkannya. Sekarang pendidikan orang dewasa masih

    dikonsepsikan sebagai rekereasi.

    Pendidikan orang dewasa dinodai dengan menjadikannya sebagai

    sesuatu yang luks atau usaha perbaikan, bukan dijadikan bagian proses

    pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan seumur hidup

    diperlengkapai tenaga yang bagus dan berkulitas.Bagaimanapun, tujuan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    18/154

    18 Pendidikan Seumur Hidup

    pendidikan seumur hidup dapat dipandang lebih luas dari meningkatkanproduktivitas pekerja seperti yang ditekankan pada pendidikan orang dewasa.

    PERANAN TRADISIONAL SEKOLAH

    Sekolah secara tradisional berkenaan dengan kelompok usia tertentu,

    biasanya antara sekitar 6 tahun sampai 18 tahun, meskipun sekarang diakui

    tidak ada bukti bahwa belajar lebih efisien atau lebih diinginkan pada usia ini

    (Coste, 1973, hal. 47: Rohwer, 1971). Lebih jauh lagi sekolah secara tradisional

    lebih memperhatikan pemberian informasi daripada pendidikan moral, etika,

    atau efektif sosial (misalnya, Coleman, 1972). Bahkan bagian informasi yanglebih diperhatikan penekanannya pada penguasaan berupa fakta, bukan untuk

    menguasai ketrampilan belajar,Seperti yang dinyatakan oleh (1973, hal 41),

    pelajar dikonsepsikan sebagai wadah semata-mata atau stockpot pengetahuan.

    Tranmisi informasi dipandang sebagai ringkasan hal-hal dasar yang diketahui

    oleh pelajar dalam kehidupannya nanti. Pengetahuan biasanya tidak dengan

    sengaja direncanakan agar sesuai dengan kebutuhan. Sekarang kehidupan

    hari demi hari pelajar, meskipun aplikasi praktek langsung terjadi namun

    hanya sebagai peristiwa keberuntungan saja. Kegunaan sesuatu yang dipelajari

    sekarang tidak jelas dalam kehidupan masa dewasa mendatang. Misalnya,

    sekolah diterima sebagai alat mempersiapkan pelajar untuk melakukanperanan tertentu dalam struktur sosial yang ada, (Bowel, 1971) dan

    menanamkan seperangkat ketrampilam kejurua yang berhubungan dengan

    peranan sosial, dan berguna untuk kesuksesan ekerjaan selama hidup (Kyostie,

    1972). Salah satu efek konsepsi tradisional peranan tidak hanya memisahkan

    sekolah dengan kehidupan nyata pelajar sehari-hari, tetapi juga belajar di

    sekolah terpisah dari sumber-sumber belajar lainnya seperti, perpustakaan,

    museum, rumah, pekerjaan, organisasi sosial dan sebagainya.

    PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

    Dasar filisofi pendidikan seumur hidup mempertanyakan konsepsi

    tradisional sekolah yang telah dideskripsikan. Seperti yang telah dikemukakan

    oleh Dave (1973, hal 11-12), pertumbuhan kejiwaan, perkembangan

    kepribadian, pertumbuhan sosial ekonomi dan kebudayaan, seluruhnya

    berlangsung terus-menerus seumur hidup. Pendidikan seumur hidup bertumpu

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    19/154

    19Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    pada kepercayaan bahwa belajar juga terjadi seumur hidup,walaupun dengancara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Masalah yang terakhir

    telah di diskusikan secara ekstensif oleh ahli-ahli Ilmu jiwa perkembangan

    seperti Bruner.

    Menurut Stephens (1967) belajar mengajar adalah peristiwa wajar yang

    terjadi pada manusia secara terus-menerus yang berlangsung dengan cara

    spontan, bahkan tanpa disadari pada saat melakukannya. Oleh karena itu,

    disarankan bahwa belajar harus didukung dan dibantu dari anak-anak sampai

    dewasa. Pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu

    memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk instruction, studi dan

    learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu bertujuan

    untuk memperbaiki kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh

    ketrampilan baru, meningkatkan keahlian mereka dan meningkatkan

    pengetahuan tentang dunia yang ditempatinya.

    Dalam kerangka ini pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai

    pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup dalam

    istilah yang lebih luas development. (Lengland, 1970, hal 46). Pendidikan

    seumur hidup berkenaan dengan prinsip pengorganisasian yang akhirnya

    memungkinkan pendidikan untuk melakukanfungsinya. Fungsinya adalah

    proses perubahan yang menuntun perkembangan individu. (Silva, 1973, hal

    41).

    Pendidikan seumur hidup sebagai model pendidikan memang tidak

    seluruhnya baru. Konseptualisasi pendidikan sebagai alat untuk

    mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar

    menjadi lebih bernilai bagi masyarakat, ditemukan dalam tulisan Matthew

    Arneldsama (Johnson 1972) dan Comenius (Lihat Kyrasek dan Palisenky, 1968)

    sama baiknya dengan penulis pendidikan pada zaman purbakala. Dewey

    (1916, hal 91) mengemukakan pandangan lebih 60 tahun yang lalu bahwa

    pendidikan dan belajar adalah proses seumur hidup. Lapor-an terhadap

    pemerintah Inggris pada akhirnya perang dunia perta-ma (Kementerian Komite

    Rekonstruksi Pendidikan Orang Dewasa, 1919) secara khusus memberikan

    rekomendasi bahwa pendidikan harusseumur hidup sebagai persoalan

    penting nasional. Bagai-manapun juga, gagasan ini sudah muncul 60 tahun

    yang lalu atau lebih sejak Dewey merekomendasikan kepada pemerintah

    Amerika Serikat dan rekomendasi Kementerian Rekonstruksi terhadap

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    20/154

    20 Pendidikan Seumur Hidup

    pemerintah Inggris, namun kenyataannya sistem pendidikan yang berorientasiseumur hidup belum dikembangkan.

    MENGAPA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

    Para penganjur pendidikan seumur hidup mengembangkan sejumlah

    argumentasi yang berbeda beda. Mereka mengemukakan bahwa pendidikan

    seumur hidup akan meningkatkan persamaan distribusi pelayanan

    pendidikan,memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan serta esensial

    dalam menghadapi struktur struktur social yang berubah dan terdapat alas

    an alas an kejuruan untuk menetapkan akan menghantarkan peningkatankualitas hidupnya,dll.

    Keadilan

    Lengrand ( 1970,hal 26 27 ) misalnya,telah menunjukkan adanya

    desakan social yang kuat dalam kerja sekarang yang mendorong seluruh

    masyarakat dan strata setiap masyarakat agar memiliki kesempatan sepenuhnya

    untuk merealisasikan potensi mereka dan persamaan jalab untuk memperoleh

    keuntungan social, ekonomi, dan politik. Tekanan terhadap persamaan

    kesempatan kerja bukanlah hal baru,tetapi diterapkan dengan kekuatan yang

    diperbarui dalam masyarakat yang sangat maju contohnya Amerika Serikat (Coleman,1966; Jencks,1972). Lebih jauhnya lagi,tekanan juga dirasakan di

    Negara yang sedang berkembang yang dinyatakan bahwa system pendidikan

    tradisional yang diwarisi oleh pemerintah colonial dulu akan membatasi

    perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan

    internasional,1977;Parkyn,1973).

    Banyak observer yang berpendapat bahwa sekolah yang ada sekarang

    pada pokoknya .berjalan untuk mempertahankan status qua (Ward,1972.179-

    181),pelajar dididik untuk menyesuaikan diri dengan posisi social tertentu

    dan melestarikan tatanan yang sudah ada. Menurut argumentasi

    ini,pengetahuan diberikan di sekolah tradisional yang tidak berubah sepertimenyampaikan komodite kepada consumer (Weaver,1972,hal 171) dan

    keetidaksamaan yang dipertahankn oleh pengaruh control establishment

    pendidikan yang ingin menyampaikan pengetahuan dengan cara yang cepat.

    Argumentasi ini dirangkum dalam statemen Bowle (1971,hal 178)yang

    menyatakan bahwa sekolah melaksankan reproduksi relasi social produksi.

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    21/154

    21Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    Tetapi berbeda dengan pendidikan seumur hidup yang pada prinsipnya adalahuntuk meleminir peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan

    ketidakadilan.

    Pertimbangan ekonomi

    Biaya pendidikan tampaknya mendekati titik puncak dimana

    masyarakat tidak mampu lagi membiayainya lebih jauh lagi. Dimana untuk

    Negara Negara sedang berkembang problem ini telah mencapai tarf

    akut,sebagai contoh Negara Upper Volta. Negara tersebut telah menggunakn

    18% dari pendapatannya untuk membiayai pendidikan dan anggaran belanja

    ini sangat besar dibandingkan pemasukan keseluruhan,karena hanya untuk

    membiayai 10% dari penduduk usia sekolah. Sedangkan pembiayaan untuk

    100% usia sekolah diperlukan dana 1,8 kali dari budget keseluruhan nasional.

    Bahkan di Negara Negara yang berteknologi maju,beberapa system sekolah

    telah diancam kebangrutan (Coste,1973 hal 46). Dala waktu yang sama

    pila,terdapat kebutuhan yang semakin meningkat untuk memperbesar

    pelayanan pendidikan,memperluas daya serap sekolah dan lebih meragamkan

    jenis jenis pendidikan. Kebijakan yang telah dilakukan untuk mengatasi krisis

    financial seperti mempersingkat penyelenggaraan,memperkenalkan system

    hutang serta meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan,dll (Cropley

    dan Gross,1973).

    Bagaimanapun juga,seluruh usaha yang dilakukan termasuk

    memperbesar anggaran belanja telah gagal melaksanakan program melek huruf

    semesta di Negara negar berkembang,gagal menghapus buta huruf di Negara

    maju serta gagl untuk memenuhi kebutuhan di seluruh masyarakat.

    Contohnya,meskipun jumlah anak anak yang bersekolsh di seluruh dunia

    meningkat dari 325 juta menjadi 460 juta sejak tahun 1960 1968 dan jumlah

    anak anak usia sekolah yang tidak tertampung di sekolah meningkat 17 juta

    dalam periode sekarang ini (Faure 1972). Dalam situasi yang sama pula dialami

    para orang dewasa. Menurut Biyin(1975),akhir akhir ini jumlah orang dewasa

    yang mengalami buta huruf meningkat melebihi 80 juta(jumlah peningkatan

    yang pasti tergantung pada penggunaan definisi buta huruf). Ini sesuatu

    peristiwa yang menyedihkan bahkan mengecewakan jika dilihat dalam konteks

    ekonomi tersebut.Selama periode berlangsung,anak anak yang tidak mampu

    bersekolah meningkat,proporsi GNP yang digunakan untuk membiayai

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    22/154

    22 Pendidikan Seumur Hidup

    pendidikan meningkat dari 3,02 menjadi 4,24% (Faure,1972),serta peningkatanini mencerminkan usaha yang sangat besar khususnya di bagian Negara yang

    sedang berkembang.

    Seringakali muncul pertanyaa,apakah kebikajakan yang telah diusulkan

    memilki potensi untuk menanggulangi issu issu ekonomi yang sekarang ini

    terjadi pada system pendidikan. Beberapa alternative yang telah dikemukakan

    seakan akan tidak berdaya untuk menanggulangi issu issu ekonomi,tetapi

    hanya sekedar modifiksi cara cara penyampaian atau pembiayaan dengan

    produk yang sama dengan pendidikan tradisional. Tidak seperti pada

    kebijakan yang telah disebutkan,tetapi pendidikan seumur hidup secara

    radikal mengandung model baru proses pendidikan. Kebijakan seperti itu jelas

    memiliki implikasi ekonomi yang sangat besar. Meskipun,Costa (1973,hal 48)

    telah mengemukakan kesimpulan yang memperingatkan bahwa modifikasi

    usia yang telah terjadi dalam system pendidikan formal tidak memungkinkan

    untuk menghemat biaya pendidikan. Sebenarnya sukar untuk mengatakan

    bahwa penataan kembali pendidikan tidak akan meningkatkan pembiayaan.

    Contoh satu kasus ekonomi untuk mengadopsi system pendidikan

    seumur hidup telah dikemukakan oleh Zhamin dan Konstanian (1972).

    Meskipun dapat,tetapi sangat sulit memperhitungkan uang kembali ke suatu

    Negara yang berasal dari peningkatan kebijakan pendidikan ,mereka berdua

    mengemukakan contoh nyata dengan perhitungan statistic yaitu pekerja

    pekerja yang memiliki pendidikan sangat tinggi akan menampilkan kerja yang

    lebih baik dan estimasi antara tahun 1960 1968 ekonomi yang kembali ke

    Uni Soviet dengan mengeluarkan satu roubel untuk membiayai pendidikan

    yang menghasilkan 4 roubel GNP. Mereka melihat pembentukan system

    pendidikan yang berfungsi sebagai basis untuk memperoleh ketrampilan tipe

    baru yang secara ekonomi berharga untuk masyarakat. Disini juga perlu

    ditekankan bahwa para pendukung system pendidikan seumur hidup tidak

    membela pendapatnya dengan mengemukakan bahwa pendidikan dengan

    menerima pendidikan seumur hidup akan dapat meningkatkan produktivitas

    pekerja serta meningkaatkan keuntungan. Pendekatan peningakatan

    produktivitas dan keuntungan telah ditolak banyak penuis seperti Vinokur

    (1976). Persoalan yang lebih penting adalah meningkatkan kualitas

    hidup,memperbesar pemenuhan diri,melepaskan dari kebodohan serta

    kemiskina dan eksploitasi. Meskipun jelas terdapat pengakuan yang semakin

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    23/154

    23Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    meningkat,khususnya di Negara berkembang menyatakan bahwa pendidikanberperan sebagai basis untuk ekonomi modern. Lebih jauh lagi,kemakmuran

    ekonomi akan meningkatkan standar kehidupan dengan segenap keuntungan

    yang diperoleh karena meningkatnya harapan untuk berumur

    panjang,memiliki kesehatan fisik yang lebih baik serta kebahagiaan yang lebih

    baik. Pangkuan adanya hubungan antara hubungan antara dan pertumbuhan

    ekonomi,kemajuan personal dan kehidupan social yang berurutan ,serta akan

    memperlengkapi argumentasi ekonomi lebih jauh lagi untuk mengadakan

    perubahan radikal organisasi pendidikan. Oleh karena itu pendidikan

    pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup berhubungan sangat

    intim sekali.

    Faktor factor sosial (peranan keluarga yang sedang

    berubah)

    Menurut Colemsn (1972,hal 431),keluarga mempunyai fungsi sebagai

    entral sumber pendidikan pada waktu silam. Dia mengemukakan bahwa situasi

    ini telah berubah sehingga keluarga sedikit demi sedikit berkurang peranannya

    dalam mendidik anak anak. Ini dapat dilihat dalam bidang moral,aafektif

    dan pendidikan social. Serta,pengikisan peranan keluarga bias diramalkan

    sebagai hasil meningkatnya pertumbuhan teknologi,urbanisasi dan

    kekomplekan hidup.Aujaleu meramalkan lumpuhnya nilai nilai adalah

    konsekuensi dari pengurangan peranan keluarga sebagai salah satu factor

    yang mempengaruhi perkembangan anak. Khususnya,perubahan ini

    memerlukan suatu jalan yang dapat menutupi gap yang ditinggalkan oleh

    keluarganya. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka

    organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang

    dulunya ditangani oleh keluarga. Dalam masalah tersebut harus diperhatikan

    bahwa penekanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu

    keluarga dan berarti akan memperluas system pendidikan agar dapat

    menjangkau anak anak awal dan orang dewasa. Dengan harapan,pengakuan

    pentingnya pendidikan moral dan social serta desakan terhadap sekolah untuk

    melakukan peranan pendidikan yang dilakukan keluarga,agar memperkuat

    dan menghidupkan kembali pengaruh rumah dalam proses interaksi antar

    beberapa factor yang mempengaruhi anak,

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    24/154

    24 Pendidikan Seumur Hidup

    Faktor factor sosial (peranan sosial yang sedang berubah)Perangkat kedua perubahan social berbeda dengan perubahan peranan

    keluarga yang telah dibicarakan di atas,meskipun diantara keduanya terdapat

    hubungan yang sangat erat,contohnya perubahan peranan adolescent dalam

    masyarakat modern,perubahan hubungan pekerja dengan pekerjaan dan

    bosnya,meningkatnya waktu luang ,dan meningkatnya partisipasi warga

    terhadap kehidupan politik. Garis antara orang dewasa dengan anak secara

    tradisional sangat jelas dalam kehidupan masyarakat yang tidak maju.. Tiket

    maju kedunia dewasa sering ditandai dengan umur tertentu dan beberapa

    upacara resmi.Serta perkembangan yang kompleks dalam penggunaan

    teknologi di masyarakat maju,bagaimanapun juga ini akan menyebabkan

    pentingnya perluasan konsep anak anak. Pada mulanya,sekolah telah

    menciptakan perbedaan umum antara orang dewasa dengan anak anak.

    Perbedaan sekarang ini semakin kabur. Pemuda yang kawin pada umumnya

    meningkat,hak hak istimewa yang dulunya dimiliki orang dewasa sedikit

    demi sedikit pindak ke anak anak,ketika orang dewasa semakin meningkat

    yang kembali kebangku sekolah. Pemuda umur 18 tahun yang sudah menikah

    dan bekerja sedangkan yang berumur 30 tahun sedang menjadi pelajar. Anak

    anak secara tradisional harus disekolahkan,sedangkan orang dewasa tidak

    dan sekarang sangat sulit memisahkan itu,oleh karena itu diperlukan konsep

    pendidikan an perluasaan rentangan usia yang ditampung dalam pendidikan.

    Dalam situasi yang agak mirip dengan kenyataan yang diatas adalah

    hubungan social yang tepat diatara pekerja yang menjadi tidak jelas. Contohnya

    pekerja bawahan di masa yang akan datang barangkali harus mengadopsi

    peranan social sekarang ini yang dianggap sangat tepat untuk boss. Peranan

    social lainnya juga berubah,seperti dalam bidang stereotype seks. Seperti contoh

    berubahnya konsepsi peranan laki laki sebagai pencari nafkah juga bias

    dilakukan oleh kaum wanita karena adanya emansipasi wanita . dengan

    demikian,pendidikan harus berisi elemen training yang kuat dan memainkan

    peranan social yang sangat beragam agar mempermudah individu melakukan

    penyesuaian terrhadap perubahan hubungan antara mereka dengan orang

    lain.

    Peranan teknologi

    Dekat sekali hubungannya dengan perubahan yang telah dibicarakan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    25/154

    25Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    di atas,dan seringakali dikemukakan oleh pendukung pendidikan seumurhidup sebagai argumentasi umum dalam rangka menopang konsep pendidikan

    seumur hidup yaitu gejala perubahan teknologi yang berlangsung dengan

    cepat. Pertumbuhan teknologi juga menyebabkan meningkatnya persediaan

    informasi,merubah sifat sifat pekerjaan,meningkatkan urbanisasi dan waktu

    luang,keberhasilan pengobatan seperti bertambah panjangnya

    usia,menurunnya kematian dan meningkatnya waktu luang serta banyaknya

    tersedia kekayaan materi yang berakibat keduniawian dan materialisme

    menjiwai nilai nilai budaya dan spiritual(Suchodolskil,1976) dan berakibat

    pula kerenggangan dan keasingan manusia dari manusia lainnya. Semua ini

    menimbulkan ketidakpastian ketrampilan yang diperlukan dunia mendatang

    serta melunturkan kekeluargaan,ketidakpastian peranan social dan hubungan

    internasionaldi masa depan. Akibatnya,basis keorganisasian baru pendidikan

    menjadi penting dan diperlukan dimana mana.

    Faktor factor vocational

    Masalah ini dikemukakan kembali dalam literature pendidikan pada

    akhir abad sekarang ini yang menyatakan bahwa kejuruan yang diperlukan

    dunia di masa mendatang secara drastis berbeda dengan apa yang ada sekarang

    . Dalam konteks ini, kemampuan system pendidikan seperti yang diorganisir

    sekarang digunakan untuk membekali anak anak dengan ketrampilan khusus

    yang diperlukan untuk kesuksesan pekerjaan di masa mendatang yang secara

    ektrim diragukan. Ada alasan untuk menuduh bahwa salah satu kejuruan

    dimasa yang akan mendatang mengalami perubahan yaitu ketrampilan

    kejuruan yang cepat payu dan terjadi perubahan yang tidak hanya pada

    generasi mendatang tetapi juga terjadi dalam generasi ini. Dengan demikian

    para pekerja di masa mendatang perlu meninggalkan ketrampilan yang sudah

    lama dimiliki dan menggantinya dengan yang baru,barangkali tidak hanya

    sekali pergantian,tetapi berulang kali. Seperti yang telah

    dikemukakan,perubahan ini juga meliputi hubungan antar teman

    sekerja,employe,dll sehingga efeknya menjadi lebih kompleks dan meresap.

    Menurut beberapa penulis tidak hanya hubungan pekerja dengan orang

    yang berubah tetapi hubungan antar pekerjaan mereka. Ilmu kedokteran

    umpamanya menjadi suatu aktivitas teknologi yang sangat tinggi dan

    memerlukan beberapa jenis ketrampilan yang baru. Dan mungkin saja akan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    26/154

    26 Pendidikan Seumur Hidup

    muncul konsepsi baru tentang apa yang disebut kerja dan siapa yang harusmelakukannya. Meningkatnya penetrasi dunia kerja dengan system otomat

    menyatakan bahwa sifat sifat kerja itu sendiri mungkin mengalami perubahan.

    Serta perubahan ini tidak hanya memerlukan ketrampilan baru tetapi

    mengalami perubahan drastic dalam pemikiran mengenai jenis aktivitas apa

    yang disebut kerja. Di beberapa negara maju misalnya,nilai yang diberikan

    terhadap pekerjaan yang sebagai alat untuk melestarikan fisik sudah semakin

    menurun sekarang ini.Dan disertai meningkatnya toleransi terhadap

    pengangguran yang banyak terjadi di beberapa Negara sebagai akibat

    peningkatan efisiensi kerja dan usaha pengurangan tingkat inflasi. Beberapa

    masyarakat telah menurunkan martabat kerja bahkan pada tingkat memberikan

    jaminan pendapatan tahunan seperti yang terlihat pada beberapa daerah di

    Canada tanpa memandang apakah buruh itu bekerja atau tidak.

    Jadi,pada masa mendatang,mungkin fungsi pekerjaan bukan untuk

    memperoleh penghasilan,keperluan dan kemewahan. Pekerjaan misalnya

    sebagai jalan untuk mengekspresikan diri,cara untuk mengekspresikan jenis

    kewajiban social yang sejajar dengan adanya partisipasi kelompok orang tua

    dan guru,sedangkan cara untuk meyakinkan public tentang kejujuran/

    keadilan,bahkan sebagai hokum/tanda kekurangan masyarakat. Hak untuk

    bekerja mungkin sebagai jalan untuk memperoleh hak hak

    istimewa.Meskipun kemungkinan diatas tersebut tamapaknya

    fantastis.,namun masyarakat melihat perubahan besar dalam kepentingankerja

    mereka saja,peranan kerja dalam kehidupan individu,serta nilai nilai yang

    diberikan pada pekerjaan baik dimasyarakat maupun individu bahkan

    perlunya bekerja. Seluruh kemungkinan ini menyatakan bahwa anak anak

    sekarang mungkin memerlukan untuk masa depan mereka suatu ketrampilan

    yang berbeda sekali dengan ketrampilan kejuruan yang dipaketkan sekarang.

    Dengan demikian hendaknya memperlengkapi pelajar kemampuan untuk

    mereaksi secara positif terhadap perubahan baik segi meneruskan kemampuan

    yang secara kejuruan yang berguna untuk masyarakat dan kemampuan untuk

    mempertahankan identitas mereka dalam menghadapi jenis pekerjaan yang

    sangat berbeda dengan apa yang ada sekarang ini.

    Kebutuhan kebutuhan orang dewasa

    Orang dewasa sekarang ini akan mengalami efek cepatnya perubahan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    27/154

    27Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    dalam dalam bidamg kejuruan yang mereka miliki. Misalnya,ancamankeusangan yang membayangi banyak pekerja. Serta,keusangan ketrampilan

    yang sekarang mereka miliki dan kebutuhan untuk memperoleh ketrampilan

    ketrampilan yang baru,sama sekali tidak terbatas pada pekerja buruh

    kasar. Dubin (1974) telah menunjukkan bahwa insiyur professional sedang

    menghadapi masalah keusangan ketrampilan. Menurut dia separuh

    kehidupan rata rata mata pelajaran engineering yang diajarkan di

    Universitas Amerika yang terus menerus menjadi menurun dan sekarang

    ini sisanya hanya tinggal sedikit. Akibatnya,para insiyur yang sedang

    praktek di Amerika sekarang ini telah menghadapi prospek keusangan

    pengetahuan jauh sebelum habis kehidupan professional aktif mereka. Di

    masa mendatang,ketrampilan mereka mungkin dalam waktu lima tahun

    yang akan menjadi usang,dan pada waktu mereka yang sedang

    menyelesaikan suatu program. Jadi untuk orang dewasa sekarang,cepatnya

    perubahan ketrampilan kejuruan bukan problem abstrak di masa mendatang

    tetapi suatu yang harus dihadapi sekarang ini.

    Renspons terhadap problem ini adalah banyak Negara mengembangkan

    kelas kelas untuk orang dewasa. Walaupun di Amerika misalnya,program

    program untuk melatih kembali para pekerja yang telah menjadi usang sebagai

    akibat perubahan dalam industri dan mereka dipekerjakan dengan hasil yang

    tidak memuaskan. Oleh karena itu,fakor keengganan melanda sebagian besar

    orang orang yang seharusnya membutuhkan belajar yang baru,sedangkan

    minat terhadap belajar lanjutan ini hanya sebagian besar terdiri dari orang

    orang yang telah memperoleh pendidikan terbaik sebelumnya. Para pekerja

    terlantar telah meenunjukkan bahwa perasaan kebodohan mereka dengan

    keharusan kembali ke bangku sekolah dan mereka juga menolak retrainini

    karena dipandang merendahkan martabat orang tua. Kenyataannya,nilai dan

    sikap mereka telah menghambat kesediaan untuk ikut serta dalam belajar baru

    dipandang penting untuk dunia sekarang. Problem ini juga muncul Karena

    dukungan oleh konsepsi tradisional sekolah seperti yang telah digambarkan

    pada pembahasan ini. Sistem penidikan hendaknya diorganisir untuk

    membantu belajar pada masa dewasa di masyarakat,karena itu harus

    dihancurkan pandangan yang menyatakan bahwa seseorang hanya belajar

    pada masa persekolahan formal antara 6 sampai 18 tahun. Jadi,secara radikal

    berarti perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    28/154

    28 Pendidikan Seumur Hidup

    dan sekolah apa. Menurut Gelpi harus memerlukan politik pendidikan seumurhidup.

    Kehidupan anak anak awal

    Pada kelompok umur kedua di luar masa persekolahan yang normalnya

    hanya tersedia kelompok usia anak anak awal. Sebagaimana orang dewasa

    nanti,tahun tahun sekarang juga ditandai dengan meningkatkan minat

    terhadap pendidikan untuk umr dibawah 6 tahun., Khususnya sudah tumbuh

    pengakuan bahwa anak anak awal merupakan fase perkembangan yang

    mempunyai karakteristik tersendiri dan bukan semata mata masa penantian

    untuk memasuki periode anak anak,remaja, dan dewasa. Sekarang lebih

    sebelumnya . Misalnya Anak anak awal sesungguhnya sudah memiliki

    kemampuan untuk berpikir dan mengerti,meskipun belum mencukupi

    perhatian yang diberikan terhadap kenyataan ini dalam perencanaan

    pelayanan pendidikan.Serta terhadap kemampuan anak anak awal yang

    telah disebutkan sebelumnya,dan perlu perhatian bahwa penelitian kejiwaan

    sekarang telah menunjukkan pentingnya masa kanak-kanak awal yang

    digunakan sebagai fase kritis pertumbuhan dalam bidang antara lain

    perkembangan intelektual,perhatian,konsentrasi,dll. Bloom (1976) telah

    mereview beberapa studi penting dalam bidang tersebut dan menyimpulkan

    bahwa antara umur 2 sampai 10 tahun,anak anak juga mengembangkan

    kemampuan kognitifnya seperti bahasa dan ketrampilan yang dipelajari dari

    orang dewasa dan sosio-afektif seperti kebutuhan untuk

    berprestasi,perhatian,dan kebiasaan bekerja yang baik. Jadi,pada masa kanak-

    kanak awal menjadi basis untuk perkembangan selanjutnya,meskipun dalam

    tingkatan tertentu pengalaman yang dating belakangan dapat memodifikasi

    terhadap perkembangan yang fundasinya sudah diletakkan pada pengalaman

    sebelumnya. Jika perkembangan berikutnya adalah untuk mengikuti bagian

    yang optimal maka anak anak awal tidak siap untuk memperoleh keuntungan

    dari ligkungan yang mendidik tetapi mereka juga membutuhkan stimulasi jenis

    jenis pengalaman yang tepat.

    Diskusi tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan yang dapat

    dijumpai dalam Worth Repot,telah dipersiapkan atas bantuan pemerintah

    Propinsi Alberta Canada Worth yang mengemukakan bahwa pendidikan tidak

    boleh menolak anak di bawah umur 6 tahun dan menganjurkan prinsip system

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    29/154

    29Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    formal untuk pendidikan anak anak awal ( ia disebut Early Ed ). Diamengemukakan 3 tujuan pokok Early Ed yang meliputi perlengkapan

    stimulasi yang bias membantu pemahaman identitas dan menciptakan

    pengalaman sosialisasi yang tepat. Aspek yang terpenting dalam anjuran Worth

    untuk kepentingan masa kini,secar khusus ia menolak pendapat tersebut yang

    menyatakan bahwa pendidikan anak anak awal berarti harus memperpanjang

    ke bawah system yang ada pada sekarang ini. Fungsi utamanya bukan

    menyediakan persiapan pendidikan akademis. Sebaliknya,ia menganjurkan

    pendidikan anak anak awal yang digunakan sebagai fase pertama system

    pendidikan seumur hidup. Ia menyarankan bahwa tujuannya harus memuat

    pengembangan ketrampilan yang digunakan untuk mendayagunakan

    informasi dan symbol symbol,meningkatkan apresiasi bermacam macam

    mode ekspresi diri,memelihara keinginan dan kemampuan

    berpikir,menanamkan keyakinan setiap anak tentang kemampuan untuk

    belajar,serta membantu perasaan harga diri . Akhirnya,akan meningkatkan

    kemampuan untuk hidup dengan orang lain. Sehingga,ia akan melihat

    pendidikan anak anak awl meliputi variable yang kompleks dalam bidang

    kognitif,motivasi dan sosio afektif yang jika berkembang dengan cepat akan

    menjadi basis pemenuhan diri dalam kehidupan. Dengan demikian,ia akan

    mengakui betapa pentingnya pendidikan yang menuju ke usia sekolah

    konvensional yang digunakan sebagai salah satu fase pendidikan seumur

    hidup.

    PERUBAHAN KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN

    Peranan Sekolah

    Meluasnya pengembangan sistem sekolah yang ditopang oleh Negara

    di Eropa dan Amerika Utara, khususnya pada fase permulaan praktis. Pekerjaan

    utama pendidikan berkenaan dengan belajar ketrampilan dasar tertentu yang

    terus menerus mengandung nilai praktis yang dapat diterapkan dalam

    kehidupan individu dan masyarakat (Lynch dan Plunkett, 1973). Lebihmutakhir lagi, nilai-nilai pendidikan telah berubah kearah penekanan yang

    lebih besar pada penguasaan ketrampilan dibidang social nilai-nilai estetika,

    kesehatan, pribadi dan sebagainya (Silva, 1973; Coles, 1972).

    Seperti yang telah dikemukakan terdahulu, latihan-latihan di sekolah

    dilihat oleh beragam penulis sekarang ini sebagai proses perpindahan kedalam

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    30/154

    30 Pendidikan Seumur Hidup

    suatu bidang secara tradisional merupakan tugas dari keluarga (Aujaleu, 1973;Coleman, 1972).

    Walaupun terdapat hubungan nyata antara persekolahan dengan belajar

    (yang akan dibicarakan lebih banyak pada bab berikutnya), jelas bahwa belajar

    tidak terbatas pada periode yang dipergunakan di sekolah atau tidak pada

    usia-usia sekolah. Umpamanya, amat banyak orang-orang membicarakan

    masalah-masalah sosial dalam usia dewasa jauh setelah usia sekolah

    tradisional selesai. Serupa dengan itu, bayi yang belum mencapai usia sekolah

    dengan sukses melakukan sejumlah tugas belajar yang meliputi, umpamanya

    kecakapan bahasa ibu, mengontrol sistem motorik, dan sebagainya. Sebagian

    besar belajar ini hanya terjadi dalam kehidupan yang sangat awal (liha t Stone,

    Murphy dan Smith, 1972). Meskipun orang-orang Eropa dan Amerika Utara

    masyarakatnya sangat maju sekali, penerapan dalam mempersiapkan fasilitas

    belajar sekarang ini bertumpu pada kepercayaan bahwa usia terbaik untuk

    belajar antara umur 6-18 tahun, dan persekolahan pada periode ini dapat

    memenuhi kebutuhan belajar formal yang diperlukannseluruh orang-orang

    untuk kehidupan mereka. Lebih jauh lagi, pandangan ini seringkali diwarisi

    dari penguasa colonial dulu yang digunakan untuk Negara yang sedang

    berkembang.

    Juga tampak bahwa ketrampilan yang secara tradisional dikembangkan

    di sekolah sebagian besar dalam bidang kognitif, sedikit sekali ditekankan

    pada ketrampilan dalam bidang sosio afektif, etika, moral, emosi, dan perasan,

    seperti yang telah dikemukakan. Bahkan dalam bidang kognitif pun hanya

    ditekankan satu segi saja. Belajar, mengenali, mengingat dan memproduksi

    kembali informasi lebih ditekankan daripada menguasai metode mendapatkan

    informasi, ketrampilan dalam menetapkan tujuan, teknik untuk

    mengkomunikasikan pengetahuan dan menghubung-hubungkan ketrampilan.

    Dalam waktu yang sama terlalu sedikit perhatian yang diberikan terhadap

    spectrum yang luas berkenaan dengan cara-cara individu berbeda dengan yang

    lainnya. Konsekuensinya, termasuk dalam standar persekolahan asumsi bahwa

    rentangan sempit pengalaman-pengalaman persekolahan cukup memadai

    untuk menjawab perbedaan belajar dalam segi kemampuan, kebutuhan

    terhadap pendidikan, sikap emosional terhadap persekolahan, perkembangan

    sosial dan kognitif, dan sebagainya. Analisi terakhir, peranan faktor-faktor

    yang telah disebutkan diatas dalam belajar disekolah telah dibuat oleh Bloom

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    31/154

    31Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    (1976). Khususnya, ia menekankan pentingnya perbedaan individu dalamvariabel sosio afektif, dan kebutuhan akan pengajaran yang berbeda-beda sesuai

    dengan perbedaan individu.

    Keunggulan persekolahan

    Sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah didiskusikan pada paragraf

    terdahulu, tiga asumsi utama persekolahan yang secara tradisional menempati

    posisi tertinggi. Pertama, persekolahan harus menjadi proses yang intensif,

    dilangsungkan dalam waktu yang relatif singkat. Beginilah periode

    persekolahan konvensional. Kedua, selama periode pengelolaan belajar

    dilakukan secara intensif, anak-anak harus diajarkan paling tidak, dasar

    sesuatu yang perlu mereka ketahui ketika dewasa nanti. Kedua assumsi ini

    sebagian muncul dari faktor ekonomi, karena ketidakmampuan masyarakat

    industri membiayai persekolahan dalam periode yang terlalu lama, dan

    kebutuhan akan pekerjaan yang terampil masuk ke dalam dunia industri yang

    secara relatif berusia muda dan diperlengkapi dengan ketrampilan yang baik

    dan cocok dengan job yang tersedia, serta menggunakan sisa hidupnya untuk

    menerapkan ketrampilan yang dimiliki. Kedua assumsi ini juga ditopang

    observasi psikologis dan sosiologis yang menujukkan bahwaanak-anak

    tampaknya belajar lebih bergairah dan cepat daripada orang dewasa dalam

    situasi normal, dan anak-anak lebih bersedia diawasi daripada orangtua.

    Seperti yang akan ditunjukkan kemudian, basis ilmiah untuk kepercayaan

    ini barangkali relatif terbatas, tetapi berakar kuat sekali secara informal dan

    dalam tradisi kejiwaan masyarakat. Belajar tampaknya cepat sekali dan tanpa

    kesukaran dilakukan oleh anak-anak awal, seperti mereka menguasai

    kebiasaan dan pola tingkah laku masyarakatnya, menunjukkan bukti informal

    bahwa anak-anak belajar dengan mudah.

    Berhubungan dengan dua assumsi diatas, dan barangkali muncul dari

    assumsi ketiga, bahwa sekolah adalah arena terpenting terjadinya proses belajar

    pada masa anak-anak awal dan adolescent. Dengan perkembangan korp guru-

    guru professional, secara tradisional diterima bahwa sekolah adalah tempat

    paling tepat untuk berlangsungnya belajar. Ini berakibat menurun atau

    mengabaikan metode-metode belajar dan lokasi-lokasi belajar yang terdapat

    diluar kelas. Dengan munculnya pandangan bahwa sekolah dan guru-guru

    sekolahlah yang paling penting, jika tidak hanya satu-satunya agen pendidikan

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    32/154

    32 Pendidikan Seumur Hidup

    dalam masyarakat modern posisi pendidikan dari sumber-sumber lainnya,seperti museum, perpustakaan, rumah tempat kerja, dan sebagainya telah

    diabaikan. Begitu juga dengan metode-metode belajar diluar sekolah diabaikan,

    seperti self-directed learning, inte learning (pelajar belajar dari sumber

    yang bersifat otoriter), dan yang mirip dengan pusat belajar luar sekolah. Sebagai

    akibat, belajar bukan bagian dari kehidupan sesungguhnya, tetapi sesuatu

    yang di lakukan di tempat istimewa dan terlepas dari jalur kehidupan. Hal

    serupa, tujuan utama persekolahan menyiapkan orang-orang untuk masa

    depan, belajar harus dipandang sebagai sesuatu yang relevansinya tipis sekali

    dengan kehidupan nyata pelajar. Ganjaran belajar sekarang secara tradisional

    dipandang terletak pada kehidupan yang semakin baik dimasa depan. Ini

    memisahkan belajar di sekolah dangan kehidupan nyata yang dengan rapi

    diringkas dalam statemen (Livingstone, 1943, hal 43) bahwa pemuda belajar

    tetapi tidak dapat berbuat; orang dewasa harus berbuat tetapi tidak ada

    kesempatan untuk belajar.

    Pandangan yang bertentangan antara integrasi vertical dan

    horizontal

    Konsepsi pendidikan tradisional jauh terlepas dari fakta-fakta

    kehidupan sehari-hari. Lebih jauh lagi, pendidikan dipandang sebagai sesuatu

    yang hanya berlangsung di sekolah di bawah para spesialis. Dalam tahun-

    tahun ini dua pandangan atau gagasan telah mendapat penekanan; :integrasi

    horisontal dan integrasi vertikal.

    Argumentasi yang dikemukakan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan

    latar belakang penulis, tetapi seperangkat gagasan umum dapat dilihat. Kunci

    gagasan integrasi horisontal ialah bahwa pendidikan dalam pengertian belajar

    disekolah harus dikoordinasikan dengan komponen-komponen lain

    masyarakat yang memungkinkan terjadinya belajar. Contoh komponen-

    komponen masyarakat : rumah, klub dan masyarakat, tempat kerja, interaksi

    dalam kelompok sebaya, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, dikemukakan bahwa

    rentangan anggota masyarakat yang amat luas, bukan suatu rentetan yang

    tidak berhubungan, dan disiplin yang terpisah-pisah. Di antara beberapa

    pembahasan, masalah terakhir ini mengemukakan mata pelajaran di sekolah

    harus saling berhubungan erat. Jadi, integrasi horisontal pendidikan berarti

    jenis-jenis pengetahuan yang diperoleh diluar sekolah tidak terpisah dari

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    33/154

    33Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    pengetahuan yang diperoleh diluar sekolah tidak terpisah dari pengetahuanyang didapat di sekolah, proses berlangsungnya belajar tidak dapat dibagi

    menjadi proses di sekolah, seluruh pengetahuan harus dirajut terus-menerus.

    Tulisan-tulisan masa kini tentang pendidikan yang memuat kepercayaan

    bagaimana pendidikan harus diorganisir secara longitudinal melampaui batas

    waktu yang ada di sekolah sekarang. Dasar argumentasi ini adalah pandangan

    yang menyatakan bahwa belajar sepanjang hidup, dan orang-orang dapat

    belajar dalam seluruh tingkatan usia. Pandangan ini memang sangat

    bertentangan dengan stereotype yang ada seperti kamu tidak dapat

    mengajarkan tupu muslihatbaru untuk anjing yang sudah tua dan banyak

    ungkapan dalam bidang ini, semakon meningkat pula penekanan dalam tulisan

    modern bahwa belajar di setiap tingkatan sebagian dari hasil belajar di masa

    dating. Karena itu dikemukakan bahwa interelasi belajar membujur melalui

    seluruh tingkatan usia secara khusus harus diakui dan dimanfaatkan dalam

    organisasi-organisasi pendidikan. Pandangan ini merupakan pengesahan

    prinsip intregasi vertikal.

    Argumentasi prinsip ini telah direview dan diringkas oleh Blakely (1972,

    hal 105-109). Ia menopang pandangan bahwa tidak benar proses persekolahan

    dan pendidikan itu sama, ia mengemukakan bahwa proporsi belajar terbanyak

    dalam pendidikan berlangsung sebelum permulaan persekolahan atau

    berkelanjutan sesudah akhir masa persekolahan, bahwa persekolahan hanya

    salah satu pendidikan yang berpengaruh dalam kehidupan, dan dengan

    sendirinya persekolahan tidak mampu menyediakan seluruh pendidikan yang

    diperlikan dalam kehidupan. Untuk alasan-alasan ini ia mencela isolasi sekolah

    dan kepercayaan yang kuat terhadap sekolah formal sebagai sumber utama

    pengalaman pendidikan. Perubahan yang paling cepat dan abadi proses

    perkembangan personal terjadi sebelum persekolahan formal. Periode

    kehidupan yang terlama terletak jauh sesudah akhir masa persekolahan formal.

    Akhirnya pengaruh yang terkuat terhadap pertumbuhan bahkan selama

    persekolahan formal, datang dari luar sekolah (seperti media, teman sebaya,

    keluarga, masyarakat dan sebagainya). Justru itu, diperlukanperubahan konsep

    hubungan antara persekolahan, belajar dan pendidikan.

    Tampak kemudian bahwa muncul konsep baru pendidikan. Khususnya

    konsep ini menentang kepercayaan tradisional terhadap keunggulan sekolah

    yang relatif terlepas dari kehidupan. Lebih jauh lagi, ia mengemukakan integrasi

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    34/154

    34 Pendidikan Seumur Hidup

    jenis-jenis pengelolaan belajar persekolahan dengan jenis-jenis pengelolaanbelajar informal yang terjadi seumur hidup, dengan atau tanpa sengaja dikelola

    dengan atau tanpa disertai kesadaran bahwa belajar sedang terjadi. Akhirnya,

    konsepsi yang sedang berubah menekankan sifat interaksi belajar dalam

    seluruh kehidupan, dan pentingnya belajar terus-menerus dengan baik di luar

    waktu persekolahan konvensional, jika ingin mencapai penyesuaian yang

    sukses terhadap perubahan yang cepat dalam kehidupan modern. Pandangan

    yang telah dibicarakan ini terletak dalam jiwa konsep pendidikan seumur hidup.

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    35/154

    35Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    BAB IVBAB IVBAB IVBAB IVBAB IV

    PENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

    DDDDDAN ILMU JIWAN ILMU JIWAN ILMU JIWAN ILMU JIWAN ILMU JIWAAAAA

    PENDIDIKAN DAN BELAJAR

    Proses pendidikan dalam pengertian yang amat luas dapat didefinisikan

    sebagai perubahan dalam memahami dunia luar,dirinya sendiri, dan hubungan

    dirinya dengan orang lain dan obyek-obyek yang ada di lingkungannya .

    perubahan-perubahan itu membantu seseorang untuk menginterprestasi

    pengalaman dan memungkinkan peningkatan teknik-teknik bertingkah laku

    yang efektif untuk menghadapi kehidupan, serta memungkinkan mengontrol

    elemen-elemen lingkungan yang berhubungan dengannya (Blakely,1972.

    Dewey(1916) mendefinisikan, pendidikan adalah rekontruksi atau

    reorganisasi pengalaman, sehingga menambah arti pengalaman dan

    meningkatkan kemampuan mengarahkan jalan pengalaman berikutnya. jadi,

    pendidikan erat sekali hubungannya dengan belajar : belajar adalah suatu

    proses dimana pribadi seseorang bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya ,

    melalui proses ini terjadi pendidikan . seperti Blakely(1972.hal.105)telah

    menempatkan pendidikan dalam pengertian yang sangat luas, sebagai suatu

    proses selfinitiated, self-directd learning proses ini dilakukan secara

    spontan, alamiah, bahkan tanpa disadari (Stephen,1967). Karena itu, pendidikan

    tidak sama dengan belajar, khususnya jenis belajar formal.

    Persekolahan dan belajar

    Persekolahan dan belajar juga berkaitan sangat erat sekali . sekolah

    diasosiasikan dengan belajar, meskipun para penulis dalam bidang ini barangkali

    tidak sependapat mengenai beberapa jenis fakta belajar yang akakn menjadi

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    36/154

    36 Pendidikan Seumur Hidup

    masalah utama. bagaimanapun juga, sekolah dan belajar bukanlah hal yang sama.Umpamanya, belajar tidak harus secara khusus menyadari bahwa mereka sedang

    belajar. Para ahli ilmu jiwa mengakui eksistensi, seperti incidental learning apa

    yang dipelajari barangkali diperoleh tanpa kesadaran pada diri pelajar. jenis

    belajar ini tidak dapat dianggap persekolahan, meskipun barangkali terjadi di

    sekolah serta menyenangkan atau mencemaskan para pendidik. Jenis belajar di

    sekolah memilki unsur-unsur tertentu yang membedakannya dengan belajar sehari-

    hari yang semata-mata terjadi dalam kehidupan dan perkembangannya. Apa

    yang menyebabkan kekhasan persekolahan dan keunikan hubungannya dengan

    belajar , adalah fakta bahwa proses persekolahan merupakan usaha sengaja dan

    sistematik dibuat untuk mengubah tingkah laku melalui belajar (Duke,1976;

    Rohwer,1970). Untuk membuat lebih sederhana, persekolahan mempunyai

    seperangkat prosedur yang secara sengaja direncanaakan dengan maksud

    mempengaruhi proses belajar, dengan cara khusus dipilih oleh orang-orang yang

    mengarah persekolahan. proses belajar diciptakan melalui pengolaan lingkungan,

    sehingga orang-orang yang disekolahkan menemukan diri mereka sendiri dalam

    lingkungan itu.

    Dalam persekolahan, usaha formal dan terstandar dilaksanakan untuk

    memodifikasi belajar. Juga agen-agen yang secara khusus dirancang untuk

    tugas mengontrol belajar (guru-guru),para pelajar paling tidak sebagian

    menyadari fakta bahwa mereka diikat dalam proses belajar (murid-murid),

    dan seperangkat tujuan dan gagasan yang sengaja untuk direalisasikan , dan

    tujuan dan gagasan itu dianggap akan dapat dicapai dengan pola pengolaan

    khusus proses belajar yang dipilih. Semua hal yang telah disebutkan

    memerlukan persyaratan adanya orang-orang yang mengerti bagaimana

    mempengaruhi belajar, apa yang akan dipelajari , kapan akan dipelajari,dan

    tujuan untuk apa dipelajari . mereka itu adalah para pendidik profesional,

    seperti guru dan administrator. Dalam persekolahan, pendidik profesional

    dengan sengaja menyediakan kondisi lingkungan yang mereka percaya akan

    mengubah , belajar untuk mencapai lingkungan yang mereka inginkan. Jadi,

    hubungan antara persekolahan dengan belajar berpusat pada fakta , bahwa

    meskipun belajar adalah seumur hidup dan ada di mana-mana, hanya selama

    periode persekolahan belajar dilakukan secara besar-besaran, dibiayai negara,

    biasanya wajib diikuti dan terdapat usah sistematis yang dibuat untuk

    memodifikasi dan mengaturnya.

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    37/154

    37Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    Pendidikan dan persekolahanIstilah pendidikan seringkali dipergunakan dalam jajaran statemen

    tentang sekolah dan mengajar di sekolah. Dapat dibenarkan pengertian

    pendidikan lebih diperluas meliputi seluruh pengalaman yang mendidik yang

    dialami oleh orang-orang dalam seluruh bagian kehidupan normal mereka .

    tentu saja, kemungkinan menerima pendidikan melalui pengalaman

    kehidupan (pendidikan dalam sekolah kehidupan ), atau sebaliknya

    menggunakan banyak waktu di sekolah tetapi miskin pendidikan dalam bidang

    kehidupan (pendidikan orang-orang idiot), diakui secara luas dalam ekspresi

    bahasa sehari-hari. Pendidikan dan persekolahan dikaitkan dengan perhatian

    umum terhadap belajar,tetapi keduanya bukan hal yang sama (Duke.1976).

    pendidikan adalah proses yang lebih umum , dan tidak melulu dari hasil

    kontak dengan sekolah. Persekolahan adalah hanya salah satu instansi khusus

    pendidikan. Hal ini penting bagi siapa saja yang ingin memahami prinsip-

    prinsip pendidikan seumur hidup. Perbedaan yang dibuat antara pendidikan

    dan persekolahan disini barangkali karena didorong seringkali kedua istilah

    tersebut disamakan . karena itu, penting untuk diperhatiakan bahwa belajar

    yang belangsung di sekolah hanya salah satu contoh belajar normal , wajar

    dan sehari-hari yang berlangsung dalam proses pendidikan yang lebih luas .

    lebih jauh lagi, persekolahan hanya salah satu dari banyak proses pendidikan

    yang beroperasi dalam kehidupan , dan sekolah hanya salah satu prinsip-

    utama pendidikan seumur hidup.

    Konsep belajar

    Sebagai reorganisme kejiwaan jelas sekali meliputi banyak faktor yang

    tidak hanya sekedar pola reinforcement khusus yang beroperasi pada waktu

    terjadinya. Diantaranya faktor kognitif seperti interprestasi informasi ,

    kecocokan input dengan tingkat perkembangan yang ada , dan sebagainya,

    juga termasuk ada tidaknya pola motivasi yang cocok, dan seluruh unsur

    variabel affektif seperti sikap terhadap orang dan benda , dan faktor lain yang

    serupa.

    Lebih jauh lagi, konsep belajar yang di pergunakan disini juga diperluas

    kebidang yang kedua. Belajar meliputi penguasan ketrampilan-ketrampilan

    sosial baru, perkembangan perubahan sikap ke arah dirinya sendiri dan orang

    lain , perubahan kemampaun untuk mengalami dan menahan emosi,

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    38/154

    38 Pendidikan Seumur Hidup

    pengembangan tujuan dan aspirasi , dan sebagainya. Konseptualisasi belajarini telah diungkapkaan lebih banyak oleh Blakely (1972). Meskipun benar

    bahwa belajar adalah proses adaptasi terhadap lingkungan , lebih jelas lagi

    pengertiannya, khususnya dalam konteks belajar adalah proses yang

    dinamis. Manusia belajar aspek-aspek pengalaman apa yang aka diperoleh

    dan taktik dan teknik apa yang akan dipergunakan untuk menafsirkan

    pengalaman. Mereka belajar bagaimana belajar, kapan belajar dan apa yang

    akan dipelajari. Belajar buakn hal yang pasif , tetapi terdiri dari proses kreatif

    seleksi dan reorganisasi. Pemikiran dapat juga dianggap sebagai instrumen

    untuk belajar(Blakely,1972.hal.167)

    Dalam segi ini pendidikan seumur hidup pada pokoknya berkenaan

    dengan belajar sebagai suatu sistem pendidikan. Kesimpulan, organisasi

    argumen buku ini sekitar inti senttral belajar sebagai suatu proses tidak ada

    jalan untuk mengartikan pendiddikan terkosentrasi pada suatu proses yang

    sempit yang terbatas hanya pada penguasaan pengetahuan kesarjanaan ,

    profesi, atau jenis kejuruan. Pendidikan memang meliputi beberapa elemen

    seperti itu , disamping juga berkenaan dengan motivasi , kognitif, etika, estetika,

    dan pertumbuhan personal.

    Pendidikan seumur hidup dan belajar seumur hidup

    Perpanjangan perbedaan antara pendidikan dan belajar berguna dalam

    hal ini, yaitu perbedaan antara pendidikan seumur hidup dan belajar seumur

    hidup. Seperti yang telah dikemukakan, belajar dan pendidikan tidak

    sama,begitu juga pendidikan dan persekolahan. Juga dikemukakan bahwa

    belajar adalah proses seumur hidup yang berlangsung denagn atau tanpa

    persekolahan apa yang diterimanya. Seperti yang telah diketengahkan,

    karakteristik khusus persekolahan menyediakan dengan sengaja kondisi yang

    akan membantu jenis belajar tertentu. Jika, pendidikan seumur hidup adalah

    suatu tujuan atau ide yang memuat prinsip-prinsip mengorganisir

    persekolahan untuk membantu proses belajar seumur hidup, dan untuk

    mempengaruhinya sesuai dengan tujuan dan ide khusus. Salah satu tujuan

    pendidikan seumur hidup memodifikasi persekolahan untuk membentuk dan

    mengaruhi jenis belajar yang terjadi seumur hidup. Sistem sekolah diorganisir

    menurut prinsip pendidikan seumur hidup. Sistem sekolah diorganisir menurut

    prinsip pendidikan seumur hidup tidak akan menciptakan belajar seumur

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    39/154

    39Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    hidup karena belajar seumur hidup sudah berlangsung ), tetapi akan memuatusaha sengaja untuk mempengaruhi bentuk, tingkat dan kualitas belajar.

    Pendidikan seumur hidup dan pengetahuan kejiwaan

    Inovasi pendidikan dapat dievaluasi secara sah dengan cara

    menganalisis tempat bertumpunya prinsip-prinsip teoritis, dan menunjukkan

    bahwa inovasi pendidikan dapat dimengerti dalam istilah pengetahuan yang

    sudah ada, mengarah ke satu tujuan bahwa pendidikan seumur hidup dapat

    dievaluasi dengan menanyakan apa basis teoritisnya. Melakukan analisis

    menjadi tujuan utama dan jika dapat dilihat pendidikan seumur hidup

    konsisten dengan pengetahuan kejiwaan perkembangan manusia. Dengan

    studi prediktif ditetapkan tujuan operasional dan secara berurutan ditetapkan

    adanya korelasi atau ketidakadaan korelasi diantara keduanya seperti yang

    telah dikemukakan, problem keuangan dan keorganisasian sangat sulit dalam

    segi pembagian waktu, dan biasanya tidak dianggap penting.

    Pendidikan seumur hidup esensinya lebih banyak merupakan suatu

    statemen gagasan daripada suatu proses yang dibuktikan secara ilmiah.

    Pendidikan seumur hidup mempunyai tujuan yang akan dicapai oleh

    pendidikan, prinsip-prinsip yang akan ditekankan, dan jenis-jenis orang yang

    akan ditolong perkembangannya. Sebagai tujuan pendidikan, paling tidak

    dirumuskan dalam bentuk abstrak, tujuan kejiwaan ideal pendidikan seumur

    hidup seperti terbinanya orang yang yakin,kreatif,mempunyai kemampuan

    intelektual,kepribadian yang baik,etis dan sebagainya. Pendidikan seumur

    hidup adalah menterjemahkan tujuan abstrak ke dalam rangkaian operasi kelas

    yang konkrit dan dapat di percaya untuk mencapai tujuan. Proses deduksi

    hipotesis klasikal memerlukan formulasi hipotesis tentang sifat-sifat terpenting

    kurikulum, menghubungkan antara unsur-unsur kurikulum dengan tingkah

    laku dalam kehidupan nyata dan memodifikasi unsur-unsur sistem yang dilihat

    tidak efektif. Pengembangan sistematik kurikulum memerlukan studi

    longitudinal yang meliputi satu generasi.

    Perlu disadari secara jelas pendidikan seumur hidup adalah konsep

    abstrak yang meliputi tujuan-tujuan abstrak dan idealis, dan seberapa jauh

    kemampuan untuk direalisasikan belum diketahui. Adopsi prinsip pendidikan

    seumur hidup lebih lanjut, sebagian merupakan tindakan yang berdasarkan

    kepercayaan, beserta elemen politik masyarakat yang kuat. Bahwa untuk

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    40/154

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    41/154

    41Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

    Struktur analisisBelajar di sekolah pada esensinya merupakan kompleks variabel,

    kognitif, motivasi dan sosio efektif seperti yang telah dibicarakan. Analisis

    kejiwaan pendidikan seumur hidup akan diorganisir dalam tiga kerangka,

    tujuannya untuk menunjukkan bahwa asumsi kejiwaan secara implisit yang

    mendasari pendidikan seumur hidup dalam bidang fungsi kognitif, motivasi

    dan fungsi sosio efektif itu benar menurut pengetahuankejiwaan sekarang.

    Inkonsestansi serius kosep dasar pendidikan seumur hidup dengan

    pengetahuan kejiwaan sekarang akan mempengaruhi keyakinan para

    administrator pendidikan untuk mengimplementasikannya.

    Sejak pendidikan seumur hidup memuat seperangkat tujuan yang jelas

    berbeda dengan tujuan pendidikan yang diorganisir sudah menunjukkan

    bahwa pendidikan seumur hidup menurut pengetahuan kejiwaan akan

    menyajikan basis yang memadai untuk mengkaji lebih jauh prinsip-prinsipnya.

    Penerimaan atau penolakan sangat mungkin akan bertumpu terhadap rumusan

    pendidikan seumur hidup itu sendiri. Seluruh analisis pengesahan pendidikan

    seumur hidup sebagai suatu prinsip yang terorganisir dan keputusan apa

    sistem sekolah yang ada dapat dimodifikasi menurut konsep pendidikan

    seumur hidup, tidak hanya bertumpu pada analisis kejiwaan. Inkonsistensi

    antara pendidikan seumur hidup dan pengetahuan kejiwaan mungkin

    menyebabkan tidak valid sub sub prinsip pendidikan seumur hidup yang

    ditemukan atas dasar pertimbangan lebih lanjut. Pendidikan seumur hidup

    memerlukan pendidikan yang lebih kompleks di tinjau dari segi disiplin ilmu

    seperti ekonomi, sosiologi, administrasi dsb. Arah tersebut sudah dimulai oleh

    Dave (1974).

    Analisis pendidikan seumur hidup dari sudut pandang kejiwaan

    merupakan aspek penting, meskipun elemen ini kurang di berikan penekanan.

    Aspek kedua ini berkenaan dengan implikasi pengetahuan, perencanaan

    kurikulum yang berorientasi pada pendidikan seumur hidup. Bab 4, 5, dan 6

    meninjau kembali pengetahuan kejiwaan yang berkenaan dengan interaksi

    antara kehidupan dengan pengalaman dan belajar, dan meninjau kembali

    unsur mana dari prinsip prinsip pendidikan seumur hidup. Meskipun telah

    dikemukakan bahwa syarat keberhasilan yang membantu pendidikan seumur

    hidup yang tidak terlalu di pentingkan untuk menganalisis konsep pendidikan

    seumur hidup, dan bukti seperti itu tidak pada umumnya disajikan waktu

  • 7/30/2019 Pendidikan Seumur Hidup (Revisi)

    42/154

    42 Pendidikan Seumur Hidup

    mengevaluasi kurikulum. Bab 7 mendiskusikan implikasi analisis kejiwaanpendidikan seumur hidup terhadap rancangan kurikulum. Dan bab 8 akan

    mengevaluasi secar kritis seluruh prinsip, terutama dari sudut pandang

    kejiwaan.

    BASIS KEJIWAAN PENDIDIKAN

    Lembaga pendidikan umumnya berstandarisasi dan menyeragamkan

    semua proses pendidikan khususnya disekolah. Standarisasi ini bertujuan

    untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses pembelajaran

    seperti, bagaimana proses belajar berlangsung, apa yangharus dipelajari, kapanmempelajarinya dan lain sebagainya. Kenyataannya, penetapan tujuan-tujuan

    pendidikan yang disengaja selalu terpaut dengan bidang kejiwan, ekonomi,

    sosiopolitik, dan unsur-unsur sosiologis. Kepercayaan tersebut secara eksplisit

    di nyatakan dalam pembukaan kurikulum atau sukar dikenali pelaksanaannya

    dalam sistem.

    Ini bearti pen