pendidikan seumur hidup
DESCRIPTION
Pengantar pendidikanTRANSCRIPT
Makalah Pengantar Pendidikan
“ Pendidikan Seumur Hidup”
Oleh:
1. Hani Hardiyanti ( A1C214013)
2. Elsa Yuleva (A1C214029)
3. Muthia Dayanti (A1C214
4. Dolly Satria Butar-Butar (A1C214028)
Dosen Pengampu : Dr.Yantoro,S.Pd,M.Pd
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb
Segala puji hanyalah milik Allah tuhan semesta alam atas ilmu dan nikmat sehat yang
telah diberikan sehingga makalah ini dapat kami susun dengan tanpa hambatan, shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita mampu
meneladaninya Amiin...
Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan
yang menerangakan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia. Asas pendidikan seumur hidup merumuskan
bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu , dan tidak terbatas oleh waktu
seperti pendidikan formal. Proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang
terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya. Itulah deskipsi dari makalah
yang kami beri judul Pendidikan Seumur Hidup.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai media sosialisasi tentang pentingnya
pendidikan seumur hidup dan informasi tentang pendidikan yang berbasis pengembangan
karakter.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan motivasi sekaligus menambah
wawasan untuk para pembaca. Tidak lupa juga kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan dalam hal penyusunan dan isi makalah maupun kosa kata
yang mungkin tidak memenuhi standar bahasa indonesia yang baik dan benar. Kami sebagai
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Jambi, September 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidkan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.”
Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang
sepanjang hidup, dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dpat
menciptakan situai yang menantang untuk belajar. Prindip ini berarti, masa sekolah bukanlah
satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu
belajar yang akan berlangsung seumur hidup.
Menurut konsep lifelong education, pendidikan tidak terbatas olleh ruang dan waktu.
Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan, di dalam keluarga, suku
bangsa, melalui agama, mesjid, gereja, sekolah formal, organisasi-organisasi kerja, organisasi
pemuda dan organisasi masyarakat pada umumnya, membaca buku, mendegarkan radio,
menonon televisi, dan sebagainya.
Pada abad ke-19, skolah merupakan suatu lembaga formal yang diperuntukan bagi
anak-anak yang harus taat kedisiplinan dan ketentuan-ketentuan yang sangat kettat dan kaku.
Sekolah merupakan suatu keharusan dan dianggap sebagai penyebab utama kemjuan
masyarakat danindustri yang sangat cepat. Sekolah merupakan tempat untuk menempa anak-
anak yang diperrsiapkan untuk hidup. Menurut Hummel pada waktu itu kehidupan seseorang
dibagi menjadi tiga periode yang terpisah satu sama lain, yaitu: (1) sekolah dan belajar, (2)
kehiupan yang aktif, dan (3) usia lanjut. Di sekolah seseorang ditentukan, dan yang
dituangkan dalam angka-angka yang ditulis pada secarik kertas. Keadaaninnilah di beberapa
negara di dunia ini, yang merupakan dorongan besar dalam menuju pembaruan suatu sistem
pendidikan. Dan muncullah suatu konsep pendidikan sepanjang hidup (lifelong education).
1.2 Rumusaan masalah
1. Konsep pendidikan seumur hidup
2. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup bagi program-program pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Dasar Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan
yang menerangakan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia.
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan
suatu proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua
bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.
a) Dasar Teoritis/ Religious
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik
Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul
Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey,
pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung
sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana
dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi : “Tuntutlah ilmu sejak dari
buaian sampai liang lahat”
b) Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan
negara yaitu melalui :
a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 Jo. TAP. No. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan
prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga),
sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
b. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 : “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
c. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,
dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di
dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam
keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.
Empat kunci konsep pendidikan seumur hidup, antara lain :
a. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri.
Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide
formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman
pendidikan.Pendidikan meliputi seluruh rentang usia dan ada basis institusi yang amat
berbeda dengan basis yang mendasari sekolah konsensional.
SebagaimanaRasalullah saw, bersabda:
اللحد الى المهد من العلم اطلب
“Tuntutlahilmudaribuaianhinggalianglahat”
b. Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan
angan angan. Istilah BELAJAR merupakan kegiatan yang dikelola dari proses belajar
mengajar yang terus menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa seseorang dapat belajar
dan berkewajiban mengajar agar ia dapat ilmu baru dari mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat
diperoleh dari tidak hanya dari sekolah namun dari orang-orang yang perpengalaman
dibidang tertentu.SebagaimanaFirman Allah dalam, Surah al Alaq 1- 5:
“Bacalahdengan (menyebut) namaTuhanmu yang Menciptakan,
Diatelahmenciptakanmanusiadarisegumpaldarah, Bacalah, danTuhanmulah yang
Mahapemurah, yang mengajar (manusia) denganperantarankalam,
danDiamengajarkepadamanusiaapa yang tidakdiketahuinya”.
c. Konsep pelajar seumur hidup.
Belajar seumur hidup diartikan bahwa orang- orang yang sadar tentang dirinya sebagai
pelajar seumur hidup, melihat belajar sebagai cara yang logis untuk mengatasi
problema.Pelajar seumur hidup diartikan bahwa saat tiap nafas yang ia tarik dan hembuskan
padanya ada kewajiban pada peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan diperoleh
hanya dengan penambahan ilmu beserta pengalaman kehidupan.
�ر� و�غ�ي �و�ان� ص�ن �خ�يل� و�ن ع� ر� و�ز� �اب" �ع�ن أ م�ن� )ات� ن و�ج� ات� �ج�او�ر� م�ت ق�ط�ع� األر�ض� و�ف�ي
�ك� ذ�ل ف�ي �ن) إ �ل� األك ف�ي �ع�ض" ب ع�ل�ى �ع�ض�ه�ا ب �ف�ض:ل� و�ن و�اح�د" �م�اء" ب ق�ى �س� ي �و�ان" ص�ن
�ون� �ع�ق�ل ي " �ق�و�م ل �ات" آلي
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-
kebunanggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup.
Dalam konteks ini,kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup dan betul-
betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar
seumur hidup.Kurikulum yangDemikianmerupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan
pendidikan dan mengimplementasikan prinsip- prinsip pendidikan seumur hidup.
Sebagaimana Allah berfirmandalam Surah Arrahmanayat : 1-4:
ح�م�ن� آن�) (1 ( الر) �ق�ر� ال )م� ان�) (2ع�ل �س� �ن اإل� �ق� ل �ان�) (3خ� �ي �ب ال )م�ه� )4ع�ل
Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur'an, Dia
menciptakan manusia,danMengajarnya pandai berbicara”.
Konsep pendidikan seumur hidup merubah pandangan terhadap pola pendidikan
secara fundamental. Pendidikan tidak lagi berarti schooling melainkan jauh lebih luas,
variatif dan lebih mendalam.
Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya masa pendidikan formal di sekolah,
melainkan merupakan proses yang bersifat “on-going, self-creating, continous and
discontinous until death”.
Pandangan terhadap Pendidikan seperti itu menjadi landasan yang kuat bagi konsepsi
kita tentang pendidikan sosial.
2.2 Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup :
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni
seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
2.3 Pentingya pendidikan seumur hidup
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur
hidup sangat penting. Dassar pemikiran tersebut ditinjau dari segi, antara lain :
1. Ideologis
Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk
mendapatkan pendidikan dan peningkataan pengetahuan serta keterampilan. Pendidikan
seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensi sesuai dengan
kebutuhan hidupnya.
2. Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “lingkungan kemelaratan” yang menyebabkan
kebodohan dan kebodohan yang menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan.
Pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang untuk :
a. meningkatkan produktivitas;
b. memelihara dan mengembangakan sumber-sumber yang dimiliki;
c. memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat; dan
d. memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga
peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
3. Sosiologis
Para orang tua di negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah
bagi anak-anak. Karena itu banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan
sekolah. Dengan demikian pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan
pemecah akn masalah tersebut.
4. Politis
Pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik, dan
memahami fungsi pemerintah. Karena itu pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan
kepada setiap orang. Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur
hidup.
5. Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana, teknisi, dan
pemimpin di negara berkembang perrlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka,
seperti yang dilakukan sejawat mereka di negara maju.
6. Psikologis dan pedagois
Perkembangan iptek yang pesat, mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik dan
metode pendidikan. Selain itu, perkembangan tersebut menyebabkan makain luas, dalam dan
kompleksnya ilmu pengetahuan. Akibatnya tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada
peserta didik di sekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama sekarang ialah
mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk
belajar terus-menerus sepanjang hidupnya; memberikan keterampilan kepada peserta didik
untuk secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.
Untuk itu semua perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas pendidikan seumur
hidup.
Redja Mudyahardjo (2001) memberikan alasan perlunya pendidikan seumur hidup
sebagai berikut:
a. Keterbatasan Kemampuan Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam:
o Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja, yang antara lain karena mutunya
yang rendah.
o Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, karena tidak dapat belajar optimal.
o Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien sehingga terjadi penghamburan pendidikan
(educational wastage).
Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.
b. Perubahan Masyarakat dan Peranan-peranan Sosial
Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam
masyarakat termasuk perubahan-perubahan peranan-peranan sosial. Pendidikan dituntut
untuk dapat membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial
sepanjang hidupnya.
c. Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal
Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung
pelaksanaan pendidikan. Hal yang parlu dilakukan adalah menghemat dan mengoptimalisasi
penggunaan sumber yang telah terdedia serta menggali sumber-sumber baru yang masih
terpendam dalam masyarakat, yang dapat dimanfaaatkan untuk memperlancar dan
meningkatkan proses pendidikan. Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk
pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sektor, sehingga perlu
penyelenggaraan pendidikan yang luas.
d. Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat
Pada zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan
manfaat kepada masyarakat, sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam
penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.
2.4 Sasaran Pendidikan Seumur Hidup
Pada umumnya pendidikan seumur hidup di arahkan pada orang dewasa dan pada
anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan ketrampilan mereka yang sangat di
butuhkan di dalam hidup,
a. Pendidikan Seumur Hidup bagi Orang Dewasa
Sebagai generasi penerus,para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan
seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup
sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya
dan latihan keterampilan bagi pekerja. Ini berarti tidak ada istilah terlambat atau terlalu dini
untuk belajar dan tidak ada konsep bahwa terlalu tua untuk menuntut ilmu. Besar bagi
pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban
hidup yang lebih ringan.
Belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral atau
merupakan totalitas kehidupan. Jadi,manusia belajar atau mendidik ini,bukanlah sebagai
persiapan(bekal) bagi kehidupan(yang akan datang dalam masyarakat),melainkan pendidikan
adalah kehidupan itu sendiri. Prinsip pendidikan demikian,memberikan makna bahwa
pendidikan adalah tanggung jawab manusia sebagai subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih
yang sudah dewasa supaya meningkat terus menerus yakni mandiri secara
sosial ,ekonomis,psikologis dan etis,sifat dan derajat inilah yang di maksud dengan
kedewasaan atau kematangan.
b. Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak,merupakan sisi lain yang perlu memperoleh
perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa
artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak,
memberi peluang.
Pengetahuan dan kemampuan anak,memberi peluang yang besar bagi pembangunan
pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih
ringan.Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar,motivasi belajar dan kepribadian
belajar yang kuat.
Di sekolah-sekolah di ajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi
kehidupannya dalam masyarakat,sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Anak harus
di didik untuk menjadi orang yang dapat menurut pimpinan dan dapat memberikan atau
menjadi seorang yang ahli dalam suatu teknik,perindustrian,dan lain-lain.
Sebaiknya pendidikan hendaklah mempersiapkan anak untuk hidup di dalam
masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih mengutamakan masyarakatnya dari pada anak itu
sendiri sebagai individu.
Tentu pandangan ini pun berat sebelah. Kemungkinan akan menimbulkan bahaya
kolektivitisme,yaitu suatu pendapat yang tidak menghargaipenentuan diri sendiri atas
tanggung jawab sendiripada seseorang yang berarti pula individualitas di
kesampingkan.Pendidikan itu harus dapat maju bersama-sama. Pendidikan individual jangan
di abaikan. Jadi, pendidikan harus berdasarkan kepada pribadi,kepada individualitas anak
pendidikan kemasyarakatan pun harus di tanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia
itu tidak hidup sendiri di dunia ini.Tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh
adanya larangan-larangan,peraturan-peraturan,undang-undang dan sebagainya.
Oleh karena itu,tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah
mengajarkan bagaimana cara belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk
belajar terus sepanjang hidupnya,memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia
mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan
dengan itulah,perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan
seumur hidup atau Life Long Education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan
pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus
memiliki kesempatan yang sistematik,terorganisir untuk belajar disetiap kesempatan
sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran
pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian
mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan
kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.
2.5 Istilah Pendidikan Seumur Hidup
Konsep pendidikan seumur hidup kerap kali ditunjukkan dengan istilah-istilah lain yang didalamnya memuat isi yang sama ada pula yang isinya tidak tepat. Beberapa istilah tersebut adalah :
1. Adult Education : Menunjuk suatu bentuk program pendidikan dan mencerminkan pandangan bahwa pendidikan bersifat terminal.Menunjuk program pendidikan bagi orang dewasa yang bersifat remedial.
2. Out-of-school education : Menunjuk suatu bentuk program pendidikan di luar system
pendidikan formal sekolah yang coraknya vokasional dan diperuntukkan bagi para pemuda.
3. Continuing education, Education permente dan Further education : Menunjukkan kenyataan bahwa proses pendidikan berlangsung terus hingga manusia meninggal dunia.
4. Recurrent education : Digunakan sebagai pelengkap dari istilah continuing education untuk menunjukkan program-program pendidikan yang pada hakekatnya bersifat vokasional dan yang secara formal accredited.
2.6 Implikasi konsep pendidikan seumur hidup bagi program-program
pendidikan
Implikasi disini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau
follow up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran
pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidika seumur
hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
a. Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya yang
ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta
huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, dari pada membaca.
Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap
pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan
masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru
pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya. Melek
huruf fungsional disamping merupakan isi program sekalius juga merupakan sarana
terlaksananya pendidkan seumur hidup. Namun kemampuan membaca menulis apabila tidak
ditunjang oleh tersedianya bahan-bahan bacaan tidak ada artinya. Oleh sebab itu, realisasi
baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
1. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak
didik.
2. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
b. Pendidikan vokasional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar
batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang
produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan
vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut
pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.
c. Pendidikan professional.
Apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi professional, bahkan tantangan
buat mereka lebih besar. Mereka berusha keras terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak
ditnggalkan oleh kemajuan. Sebab itu tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta Built in
Mechanism yang memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti berbagai
kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, teknologi dan sikap
profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.
d. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.
Diakui bahwa globalisasi informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK,
telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara masak, sampai
dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja mengandung konsekuensi
program pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education). Pendidkan bagi
anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan
sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan seumur hidup.
e. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi
sekarang dimana pola pikir masyarakat yang semakin maju dan kritis maka diperlukan
pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara; baik rakyat
biasa maupun para pemimpin masyarakat. Untuk itu program pendidikan kewarganagaraaan
dan kedewasaan politik merupakan bagian yang penting dari pendidkan seumur hidup.
f. Pendidikan kultural dan penisian waktu luang
Spesialisasi yang berlebih-lebihan dalam masyarakat, bahkan yang telah dimulai pada usia
muda dalam program pendidikan formal di sekolah, menjadikan manusia berpandangan
sempit pada bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai kultural yang terkandung dalam
warisan budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “educated man” harus memahami
dan menghargai sejarah, kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan budaya bangsa sendiri.
Sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara kultral dan konstruktif
merupakan bagian penting dari pendidikan seumur hidup.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan
yang menerangakan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia. Asas pendidikan seumur hidup merumuskan
bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu , dan tidak terbatas oleh waktu
seperti pendidikan formal. Proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang
terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Secara teoritis konsep ini dikemukakan oleh filosof amerika setelah perang dunia II,
dan sebenarnya telah dikenal islam melalui sabda nabi: “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian
sampai liang lahat”. Sedangkan secara yuridist tercantum dalam: Ketetapan MPR No.
IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN; UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4;
dan UU Nomor 2 Tahun 1989.
Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian
manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal
mungkin. Dalam seluruh aspek kehidupan antara lain dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
teknologi dan lain-lain, manusia di tuntut untuk selalu bergerak dan mengembangkan diri.
Terlebih di era modern ini dimana pengaruh globalisasi mengakibatkan perubahan-perubahan
sosial sehingga perlunya pendidikan sepanjang hidup.
Penerapan cara berfikir menurut azas pendidikan seumur hidup akan mengubah
pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah
adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah sebagai
motifator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal belajar, sekolah adalah pusat
kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pandidikan
seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ihan, Fuad.2005.Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta:PT Asdi Mahasatya.
Mudyahardjo, Redja.2001.Pengntar Pendidikan.Jakart: PT Rajagrafindo Persada.
Salam,Burhanudin.2002.Pengantar Pedagogik.Jakarta: Rineka Cipta.
http://teratakhijau3.blogspot.com/2013/01/konsep-pendidikan-seumur-hidup_1813.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
1.2. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………1
1.3. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………3
2.1. PENGERTIAN DAN DASAR PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP……………………...3
2.2. TUJUAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP…………………………………………….5
2.3 PENTINGNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP………………………………………5
2.4 SASARAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP…………………………………………..7
2.5 ISTILAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP…………………………………………….9
2.6 IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP BAGI PROGRAM-PROGRAM PENDIDIKAN………………………………………………………………….9
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….