pendidikan seumur hidup

24
Makalah Pengantar Pendidikan “ Pendidikan Seumur Hidup” Oleh: 1. Hani Hardiyanti ( A1C214013) 2. Elsa Yuleva (A1C214029) 3. Muthia Dayanti (A1C214

Upload: heri-yanto

Post on 06-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pengantar pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan seumur Hidup

Makalah Pengantar Pendidikan

“ Pendidikan Seumur Hidup”

Oleh:

1. Hani Hardiyanti ( A1C214013)

2. Elsa Yuleva (A1C214029)

3. Muthia Dayanti (A1C214

4. Dolly Satria Butar-Butar (A1C214028)

Dosen Pengampu : Dr.Yantoro,S.Pd,M.Pd

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jambi

2014

Page 2: Pendidikan seumur Hidup

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb

Segala puji hanyalah milik Allah tuhan semesta alam atas ilmu dan nikmat sehat yang

telah diberikan sehingga makalah ini dapat kami susun dengan tanpa hambatan, shalawat dan

salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita mampu

meneladaninya Amiin...

Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan

yang menerangakan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang

berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia. Asas pendidikan seumur hidup merumuskan

bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu , dan tidak terbatas oleh waktu

seperti pendidikan formal. Proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang

terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya. Itulah deskipsi dari makalah

yang kami beri judul Pendidikan Seumur Hidup.

Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai media sosialisasi tentang pentingnya

pendidikan seumur hidup dan informasi tentang pendidikan yang berbasis pengembangan

karakter.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan motivasi sekaligus menambah

wawasan untuk para pembaca. Tidak lupa juga kami mohon maaf apabila dalam penyusunan

makalah ini terdapat kesalahan dalam hal penyusunan dan isi makalah maupun kosa kata

yang mungkin tidak memenuhi standar bahasa indonesia yang baik dan benar. Kami sebagai

penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran

sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Jambi, September 2014

Penyusun

Page 3: Pendidikan seumur Hidup

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidkan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu

pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.”

Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang

sepanjang hidup, dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dpat

menciptakan situai yang menantang untuk belajar. Prindip ini berarti, masa sekolah bukanlah

satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu

belajar yang akan  berlangsung seumur hidup.

Menurut konsep lifelong education, pendidikan tidak terbatas olleh ruang dan waktu.

Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan, di dalam keluarga, suku

bangsa, melalui agama, mesjid, gereja, sekolah formal, organisasi-organisasi kerja, organisasi

pemuda dan organisasi masyarakat pada umumnya, membaca buku, mendegarkan radio,

menonon televisi, dan sebagainya.

Pada abad ke-19, skolah merupakan suatu lembaga formal yang diperuntukan bagi

anak-anak yang harus taat kedisiplinan dan ketentuan-ketentuan yang sangat kettat dan kaku.

Sekolah merupakan suatu keharusan dan dianggap sebagai penyebab utama kemjuan

masyarakat danindustri yang sangat cepat. Sekolah merupakan tempat untuk menempa anak-

anak yang diperrsiapkan untuk hidup. Menurut Hummel pada waktu itu kehidupan seseorang

dibagi menjadi tiga periode yang terpisah satu sama lain, yaitu: (1) sekolah dan belajar, (2)

kehiupan yang aktif, dan (3) usia lanjut. Di sekolah seseorang ditentukan, dan yang

dituangkan dalam angka-angka yang ditulis pada secarik kertas. Keadaaninnilah di beberapa

negara di dunia ini, yang merupakan dorongan besar dalam menuju pembaruan suatu sistem

pendidikan. Dan muncullah suatu konsep pendidikan sepanjang hidup (lifelong education).

1.2  Rumusaan masalah

1. Konsep pendidikan seumur hidup

2. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup bagi program-program pendidikan

Page 4: Pendidikan seumur Hidup

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian dan Dasar Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan

yang menerangakan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang

berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia.

Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan

suatu proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.

Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua

bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.

a)      Dasar Teoritis/ Religious

Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik

Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul

Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey,

pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung

sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.

Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana

dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi : “Tuntutlah ilmu sejak dari

buaian sampai liang lahat”

b)      Dasar Yuridis

Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan

negara yaitu melalui :

a.       Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 Jo. TAP. No. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan

prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :

  pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)

   Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga),

sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara

keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).

b.      UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 : “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan

Page 5: Pendidikan seumur Hidup

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta

rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

c.       Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,

dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan

dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di

dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan

keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam

keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.

Empat kunci konsep pendidikan seumur hidup, antara lain :

a.       Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri.

Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide

formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman

pendidikan.Pendidikan meliputi seluruh rentang usia dan ada basis institusi yang amat

berbeda dengan basis yang mendasari sekolah konsensional.

SebagaimanaRasalullah saw, bersabda:

اللحد الى المهد من العلم اطلب

“Tuntutlahilmudaribuaianhinggalianglahat”

b.      Konsep belajar seumur hidup

Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan

angan angan. Istilah BELAJAR merupakan kegiatan yang dikelola dari proses belajar

mengajar yang terus menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa seseorang dapat belajar

dan berkewajiban mengajar agar ia dapat ilmu baru dari mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat

diperoleh dari tidak hanya dari sekolah namun dari orang-orang yang perpengalaman

dibidang tertentu.SebagaimanaFirman Allah dalam, Surah al Alaq 1- 5:

“Bacalahdengan (menyebut) namaTuhanmu yang Menciptakan,

Diatelahmenciptakanmanusiadarisegumpaldarah, Bacalah, danTuhanmulah yang

Mahapemurah, yang mengajar (manusia) denganperantarankalam,

danDiamengajarkepadamanusiaapa yang tidakdiketahuinya”.

Page 6: Pendidikan seumur Hidup

c.       Konsep pelajar seumur hidup.

Belajar seumur hidup diartikan bahwa orang- orang yang sadar tentang dirinya sebagai

pelajar seumur hidup, melihat belajar sebagai cara yang logis untuk mengatasi

problema.Pelajar seumur hidup diartikan bahwa saat tiap nafas yang ia tarik dan hembuskan

padanya ada kewajiban pada peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan diperoleh

hanya dengan penambahan ilmu beserta pengalaman kehidupan.

�ر� و�غ�ي �و�ان� ص�ن �خ�يل� و�ن ع� ر� و�ز� �اب" �ع�ن أ م�ن� )ات� ن و�ج� ات� �ج�او�ر� م�ت ق�ط�ع� األر�ض� و�ف�ي

�ك� ذ�ل ف�ي �ن) إ �ل� األك ف�ي �ع�ض" ب ع�ل�ى �ع�ض�ه�ا ب �ف�ض:ل� و�ن و�اح�د" �م�اء" ب ق�ى �س� ي �و�ان" ص�ن

�ون� �ع�ق�ل ي " �ق�و�م ل �ات" آلي

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-

kebunanggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak

bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu

atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat

tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.

d.      Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup.

Dalam konteks ini,kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup dan betul-

betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar

seumur hidup.Kurikulum yangDemikianmerupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan

pendidikan dan mengimplementasikan prinsip- prinsip pendidikan seumur hidup.

Sebagaimana Allah berfirmandalam Surah Arrahmanayat : 1-4:

ح�م�ن� آن�) (1 ( الر) �ق�ر� ال )م� ان�) (2ع�ل �س� �ن اإل� �ق� ل �ان�) (3خ� �ي �ب ال )م�ه� )4ع�ل

            Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur'an, Dia

menciptakan manusia,danMengajarnya pandai berbicara”.

Konsep pendidikan seumur hidup merubah pandangan terhadap pola pendidikan

secara fundamental. Pendidikan tidak lagi berarti schooling melainkan jauh lebih luas,

variatif dan lebih mendalam.

Page 7: Pendidikan seumur Hidup

Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya masa pendidikan formal di sekolah,

melainkan merupakan proses yang bersifat “on-going, self-creating, continous and

discontinous  until death”.

Pandangan terhadap Pendidikan seperti itu menjadi landasan yang kuat bagi konsepsi

kita tentang pendidikan sosial.

2.2 Tujuan Pendidikan Seumur Hidup

Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup :

1.      Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni

seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.

2.      Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat

hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

2.3 Pentingya pendidikan seumur hidup

Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur

hidup sangat penting. Dassar pemikiran tersebut ditinjau dari segi, antara lain :

1.      Ideologis

Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk

mendapatkan pendidikan dan peningkataan pengetahuan serta keterampilan. Pendidikan

seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensi sesuai dengan

kebutuhan hidupnya.

2.      Ekonomis

Cara yang paling efektif untuk keluar dari “lingkungan kemelaratan” yang menyebabkan

kebodohan dan kebodohan yang menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan.

Pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang untuk :

a.       meningkatkan produktivitas;

b.      memelihara dan mengembangakan sumber-sumber yang dimiliki;

c.       memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat; dan

d.      memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga

peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.

3.      Sosiologis

Para orang tua di negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah

bagi anak-anak. Karena itu banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan

Page 8: Pendidikan seumur Hidup

sekolah. Dengan demikian pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan

pemecah akn masalah tersebut.

4.      Politis

Pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik, dan

memahami fungsi pemerintah. Karena itu pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan

kepada setiap orang. Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur

hidup.

5.      Teknologis

Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana, teknisi, dan

pemimpin di negara berkembang perrlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka,

seperti  yang dilakukan sejawat mereka di negara maju.

6.      Psikologis dan pedagois

Perkembangan iptek yang pesat, mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik dan

metode pendidikan. Selain itu, perkembangan tersebut menyebabkan makain luas, dalam dan

kompleksnya ilmu pengetahuan. Akibatnya tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada

peserta didik di sekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama sekarang ialah

mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk

belajar terus-menerus sepanjang hidupnya; memberikan keterampilan kepada peserta didik

untuk secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.

Untuk itu semua perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas pendidikan seumur

hidup.

Redja Mudyahardjo (2001) memberikan alasan perlunya pendidikan seumur hidup

sebagai berikut:

a.       Keterbatasan Kemampuan Pendidikan Sekolah

Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam:

o   Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja, yang antara lain karena mutunya

yang rendah.

o   Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, karena tidak dapat belajar optimal.

o   Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien sehingga terjadi penghamburan pendidikan

(educational wastage).

Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.

b.      Perubahan Masyarakat dan Peranan-peranan Sosial

Page 9: Pendidikan seumur Hidup

Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam

masyarakat termasuk perubahan-perubahan peranan-peranan sosial. Pendidikan dituntut

untuk dapat membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial

sepanjang hidupnya.

c.       Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal

Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung

pelaksanaan pendidikan. Hal yang parlu dilakukan adalah menghemat dan mengoptimalisasi

penggunaan sumber yang telah terdedia serta menggali sumber-sumber baru yang masih

terpendam dalam masyarakat, yang dapat dimanfaaatkan untuk memperlancar dan

meningkatkan proses pendidikan. Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk

pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sektor, sehingga perlu

penyelenggaraan pendidikan yang luas.

d.      Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat

Pada zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan

manfaat kepada masyarakat, sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam

penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.

2.4 Sasaran Pendidikan Seumur Hidup

Pada umumnya pendidikan seumur hidup di arahkan pada orang dewasa dan pada

anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan  dan ketrampilan mereka yang sangat di

butuhkan di dalam hidup,

a.      Pendidikan Seumur Hidup bagi Orang Dewasa

Sebagai generasi penerus,para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan

seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup

sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya

dan latihan keterampilan bagi pekerja. Ini berarti tidak ada istilah terlambat  atau terlalu dini 

untuk belajar  dan tidak ada konsep bahwa terlalu tua untuk menuntut ilmu. Besar bagi

pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban

hidup yang lebih ringan.

Belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral atau

merupakan totalitas kehidupan. Jadi,manusia belajar atau mendidik ini,bukanlah sebagai

persiapan(bekal) bagi kehidupan(yang akan datang dalam masyarakat),melainkan pendidikan

adalah kehidupan itu sendiri. Prinsip pendidikan demikian,memberikan makna bahwa

Page 10: Pendidikan seumur Hidup

pendidikan adalah tanggung jawab manusia sebagai subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih

yang sudah dewasa supaya meningkat terus menerus yakni mandiri secara

sosial ,ekonomis,psikologis dan etis,sifat dan derajat inilah yang di maksud dengan

kedewasaan atau kematangan.

b.      Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak,merupakan sisi lain yang perlu memperoleh

perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa

artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak,

memberi peluang.

Pengetahuan dan kemampuan anak,memberi peluang yang besar bagi pembangunan 

pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih

ringan.Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada

dasarnya pada diri anak  harus tertanam kunci belajar,motivasi belajar dan kepribadian

belajar yang kuat.

Di sekolah-sekolah di ajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi

kehidupannya dalam masyarakat,sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Anak harus

di didik untuk menjadi orang yang dapat menurut pimpinan dan dapat memberikan atau

menjadi seorang yang ahli dalam suatu teknik,perindustrian,dan lain-lain.

Sebaiknya pendidikan hendaklah mempersiapkan anak untuk hidup di dalam

masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih mengutamakan masyarakatnya dari pada anak itu

sendiri sebagai individu.

Tentu pandangan ini pun berat sebelah. Kemungkinan akan menimbulkan bahaya

kolektivitisme,yaitu suatu pendapat yang tidak menghargaipenentuan diri sendiri atas

tanggung jawab sendiripada seseorang yang berarti pula individualitas di

kesampingkan.Pendidikan itu harus dapat maju bersama-sama. Pendidikan individual jangan

di abaikan. Jadi, pendidikan harus berdasarkan kepada pribadi,kepada individualitas anak

pendidikan kemasyarakatan pun harus di tanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia

itu tidak hidup sendiri di dunia ini.Tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh

adanya larangan-larangan,peraturan-peraturan,undang-undang dan sebagainya.

Oleh karena itu,tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah

mengajarkan bagaimana cara belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk

Page 11: Pendidikan seumur Hidup

belajar terus sepanjang hidupnya,memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia

mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan

dengan itulah,perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan

seumur hidup atau Life Long Education.

Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan

pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus

memiliki kesempatan yang sistematik,terorganisir untuk belajar disetiap kesempatan

sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran

pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian

mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan

kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.

2.5 Istilah Pendidikan Seumur Hidup

Konsep pendidikan seumur hidup kerap kali ditunjukkan dengan istilah-istilah lain yang didalamnya memuat isi yang sama ada pula yang isinya  tidak tepat. Beberapa istilah tersebut adalah :

1.      Adult Education :  Menunjuk suatu bentuk program pendidikan  dan mencerminkan pandangan bahwa pendidikan bersifat terminal.Menunjuk program pendidikan bagi orang dewasa yang bersifat remedial.

2.      Out-of-school education : Menunjuk suatu bentuk program pendidikan di luar system

pendidikan formal sekolah yang coraknya vokasional dan diperuntukkan bagi para pemuda.

3.      Continuing education, Education permente dan Further education : Menunjukkan kenyataan bahwa proses pendidikan berlangsung terus hingga manusia meninggal dunia.

4.      Recurrent education :  Digunakan sebagai pelengkap dari istilah continuing education untuk menunjukkan program-program pendidikan yang pada hakekatnya bersifat vokasional dan yang secara formal accredited.

2.6 Implikasi konsep pendidikan seumur hidup bagi program-program

pendidikan

Implikasi disini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu

keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau

follow up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.

Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran

pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidika seumur

hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:

Page 12: Pendidikan seumur Hidup

a.      Pendidikan baca tulis fungsional

Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya yang

ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta

huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, dari pada membaca.

Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap

pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan

masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru

pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya. Melek

huruf fungsional disamping merupakan isi program sekalius juga merupakan sarana

terlaksananya pendidkan seumur hidup. Namun kemampuan membaca menulis apabila tidak

ditunjang oleh tersedianya bahan-bahan bacaan tidak ada artinya. Oleh sebab itu, realisasi

baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:

1.      Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak

didik.

2. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih

lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.

b.      Pendidikan vokasional.

Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar

batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program

pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang

produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan

vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan

majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut

pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.

c.       Pendidikan professional.

Apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi professional, bahkan tantangan

buat mereka lebih besar. Mereka berusha keras terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak

ditnggalkan oleh kemajuan. Sebab itu tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta Built in

Mechanism yang memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti berbagai

kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, teknologi dan sikap

profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.

d.      Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.

Page 13: Pendidikan seumur Hidup

Diakui bahwa globalisasi informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK,

telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara masak, sampai

dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja mengandung konsekuensi

program pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education).  Pendidkan bagi

anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan

sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan seumur hidup.

e.       Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik

Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi

sekarang dimana pola pikir masyarakat yang semakin maju dan kritis maka diperlukan

pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara; baik rakyat

biasa maupun para pemimpin masyarakat. Untuk itu program pendidikan kewarganagaraaan

dan kedewasaan politik merupakan bagian yang penting dari pendidkan seumur hidup.

f.        Pendidikan kultural dan penisian waktu luang

Spesialisasi yang berlebih-lebihan dalam masyarakat, bahkan yang telah dimulai pada usia

muda dalam program pendidikan formal di sekolah, menjadikan manusia berpandangan

sempit pada bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai kultural yang terkandung dalam

warisan budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “educated man” harus memahami

dan menghargai sejarah, kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan budaya bangsa sendiri.

Sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara kultral dan konstruktif

merupakan bagian penting dari pendidikan seumur hidup.

Page 14: Pendidikan seumur Hidup

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan

yang menerangakan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang

berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia. Asas pendidikan seumur hidup merumuskan

bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu , dan tidak terbatas oleh waktu

seperti pendidikan formal. Proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang

terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.

Secara teoritis konsep ini dikemukakan oleh filosof amerika setelah perang dunia II,

dan sebenarnya telah dikenal islam melalui sabda nabi: “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian

sampai liang lahat”. Sedangkan secara yuridist tercantum dalam: Ketetapan MPR No.

IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN; UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4;

dan UU Nomor 2 Tahun 1989.

Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian

manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal

mungkin. Dalam seluruh aspek kehidupan antara lain dalam bidang sosial, ekonomi, politik,

teknologi dan lain-lain, manusia di tuntut untuk selalu bergerak dan mengembangkan diri.

Terlebih di era modern ini dimana pengaruh globalisasi mengakibatkan perubahan-perubahan

sosial sehingga perlunya pendidikan sepanjang hidup.

Penerapan cara berfikir menurut azas pendidikan seumur hidup akan mengubah

pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah

adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah sebagai

motifator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal belajar, sekolah adalah pusat

kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pandidikan

seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.

Page 15: Pendidikan seumur Hidup

DAFTAR PUSTAKA

Ihan, Fuad.2005.Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta:PT Asdi Mahasatya.

Mudyahardjo, Redja.2001.Pengntar Pendidikan.Jakart: PT Rajagrafindo Persada.

Salam,Burhanudin.2002.Pengantar Pedagogik.Jakarta: Rineka Cipta.

http://teratakhijau3.blogspot.com/2013/01/konsep-pendidikan-seumur-hidup_1813.html

Page 16: Pendidikan seumur Hidup

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1

1.2. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………1

1.3. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………3

2.1. PENGERTIAN DAN DASAR PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP……………………...3

2.2. TUJUAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP…………………………………………….5

2.3 PENTINGNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP………………………………………5

2.4 SASARAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP…………………………………………..7

2.5 ISTILAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP…………………………………………….9

2.6 IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP BAGI PROGRAM-PROGRAM PENDIDIKAN………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….