pembahasan.docx
DESCRIPTION
Laporan magangTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami
kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berfikir
manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang tidak akan bisa
maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusianya. Kualitas hidup
bangsa dapat meningkat jika di tunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.
Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berfikir kreatif, kritis, dan
produktif.
Dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa Negara kita ingin mewujudkan
masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, banyak cara yang bisa
di tempuh, salah satunya adalah dengan di wajibkannya praktek kerja / magang bagi
siswa pelajar maupun mahasiswa. Dengan adanya wajib magang, terbukti berdaya
guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi.
Dalam kaitan inilah praktek kerja / magang harus di kembangkan sebagai salah satu
instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pelaksanaan
magang merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu
pendidikan. Kegiatan Magang ini dilaksanakan bertujuan untuk memperkenalkan
mahasiswa dengan dunia kerja atau dunia usaha secara nyata. dan operasional
sehingga mahasiswa memiliki persepsi, wawasan dan motivasi yang tinggi terhadap
perannya. Di samping ini mahasiswa juga dapat melihat,mengamati, membandingkan
dan menganalisa kondisi perusahaan tempat melaksanakan magang, sekaligus dapat
menerapkan ilmu-ilmu dan teori–teori yang didapat di Perguruan Tinggi.
1
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang
penyelenggara Pemilihan Umum, yang di maksud dengan Pemilihan Umum adalah
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara umum, langsung,
bebas, rahasia dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 2009. Komisi
Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga penyelenggara yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri. KPU Propinsi dan KPU Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara pemilu di
Propinsi atau Kabupaten /Kota. Wilayah kerja KPU meliputi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. KPU menjalankan tugasnya secara berkesinambungan dan
dalam menyelenggarakan pemilu, KPU bebas dari pengaruh manapun yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. KPU berkedudukan di ibukota Negara
Republik Indonesia, KPU Propinsi berkedudukan di ibukota Propinsi dan KPU
Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota. Dalam menjalankan
tugasnya, KPU dibantu oleh Sekretariat Jenderal, KPU Propinsi dan KPU Kabupaten
/Kota masing–masing dibantu oleh sekretariat. Jumlah anggota KPU sebanyak 7(tujuh)
orang ; KPU Propinsi sebanyak 5 (lima) orang; dan KPU Kabupaten/Kota sebanyak 5
(lima) orang. Keanggotaan KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten/Kota terdiri atas
seorang ketua merangkap anggota. Ketua KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten/Kota
dipilih dari dan oleh anggota. Setiap anggota KPU, KPU Propinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota mempunyai hak sama. Komposisi keanggotaan KPU,
1.2 Ruang Lingkup Magang
Pelaksanaan magang ini di laksanakan pada Kantor Komisi Pemilihan Umum
(KPU) Dharmasraya.Semua kegiatan operasional dilakukan bekerjasama dengan semua
pihak dalam lingkup organisasi Komisi Pemilihan Umum Dharmasraya.
Secara institusional, KPU yang ada sekarang merupakan KPU ketiga yang
dibentuk setelah Pemilu demokratis sejak reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001)
dibentuk dengan Keppres No 16 Tahun 1999 yang berisikan 53 orang anggota yang
berasal dari unsur pemerintah dan Partai Politik dan dilantik oleh Presiden BJ Habibie.
2
KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres No 10 Tahun 2001 yang
berisikan 11 orang anggota yang berasal dari unsur akademis dan LSM dan dilantik oleh
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001. KPU ketiga (2007-
2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang berisikan 7 orang anggota
yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi, peneliti dan birokrat dilantik tanggal
23 Oktober 2007 minus Syamsulbahri yang urung dilantik Presiden karena masalah
hukum.
1.3 Tujuan dan Manfaat Magang
Adapun tujuan dari kegiatan magang yang dilaksanakan adalah :
a. Menumbuhkan motivasi kerja dan berwirausaha di kalangan mahasiswa.
b. Membangun sikap mental di dalam kerja nyata yakni precaya diri, sadar akan jadi
dirinya, bermotivasi untuk meraih suatu cita-cita, pantang menyerah, mampu
bekerja keras, kreatif, inovativ, berani mengambil resiko dengan perhitungan,
berperilaku pemimpin dan memiliki visi ke depan, tanggap terhadap saran dan
kritik, memiliki kemampuan empati dan ketrampilan social.
c. Untuk meningkatkan, memperluas dan menetapkan pemahaman mahasiswa tentang
dunia kerja yang sesungguhnya.
d. Sebagai salah satu usaha untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam
menghadapi persaingan di era globalisasi.
e. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dengan tingkat pengetahuan,
keterampilan dan atas dasar kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
f. Sebagai umpan balik bagi Perguruan Tinggi untuk mempersiapkan Mahasiswa yang
mampu memberikan pemikiran yang inovatif dibidang masing-masing , sehingga
lulusan Perguruan Tinggi tidak asing dengan dunia kerja/usaha. .
g. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas.
3
Dan manfaat dari kegiatan magang adalah :
a. Memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dengan kondisi dunia kerja guna
meningkatkan soft skillnya.
b. Memberikan kesempatan langsung untuk terlibat dalam kegiatan nyata di instansi
guna mengasah kemampuan serta sikap profesional.
c. Dapat meningkatkan pengalaman kerja bagi mahasiswa dalam keterampilan praktek.
d. Menambah wawasan dan cakrawala mahasiswa mengenai hal-hal baru yang belum
di dapat di dalam kuliah.
e. Dapat mengaplikasikan serta menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari
dilingkungan universitas dengan praktek.
g. Mahasiswa dapat menimba ilmu dan Keterampilan baik di Lingkungan perguruan
tinggi maupun di Lapangan secara langsung dalam membekali diri untuk dapat
terjun ke Dunia Usaha dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sebagaimana
yang diharapkan oleh Program Kurikulum 1994.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami gambaran dari penulisan laporan ini,
maka secara garis, sistematika pembahasan dalam laporan ini terbagi yaitu :
BAB I : Menjelaskan latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat,
sistematika laporan magang
BAB II : Menjelaskan deskripsi data dan pembahasan.
BAB III : Berisi tentang kseimpulan dan saran laporan magang.
4
BAB II
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum Dharmasraya
1. Sejarah Komisi Pemilihan Umum
Secara ringkas mungkin, KPU yang ada sekarang merupakan KPU keempat yang
dibentuk sejak era Reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan Keppres
No 16 Tahun 1999, beranggotakan 53 orang anggota, dari unsur pemerintah dan Partai
Politik. KPU pertama dilantik Presiden BJ Habibie. KPU kedua (2001-2007) dibentuk
dengan Keppres No 10 Tahun 2001, beranggotakan 11 orang, dari unsur akademis dan
LSM. KPU kedua dilantik oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11
April 2001.
KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang
berisikan tujuh orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi,
peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober 2007 minus Syamsulbahri yang urung
dilantik Presiden karena masalah hukum.
Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2014, image KPU harus diubah
sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi pelaksanaan
Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan
faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas, dan mampu
menyuarakan aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU, integritas moral sebagai pelaksana
pemilu sangat penting, selain menjadi motor penggerak KPU juga membuat KPU lebih
kredibel di mata masyarakat karena didukung oleh personal yang jujur dan adil.
5
Tepat tiga tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul
pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk meningkatkan kualitas pemilihan
umum, salah satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai penyelenggara pemilu,
KPU dituntut independen dan non-partisan. Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI
menyusun dan bersama pemerintah mensyahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007
Tentang Penyelenggara Pemilu. Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat
dalam Pasal 22-E Undang-undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Undang-undang Nomor 23 Tahun
2003 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional
mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara
Pemilihan Umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat
tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara
berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri
menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum bebas dari pengaruh pihak
mana pun.
Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden; serta
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sebelumnya diatur
dalam beberapa peraturan perundang-undangan kemudian disempurnakan dalam 1 (satu)
undang-undang secara lebih komprehensif.
Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai lembaga
penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan Bawaslu sebagai lembaga pengawas
Pemilu. KPU dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
6
perundang-undangan serta dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan pemilihan umum
dan tugas lainnya. KPU memberikan laporan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu juga
mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan PPLN serta
KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat ad hoc. Panitia
tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan
Pemilihan Umum dalam rangka mengawal terwujudnya Pemilihan Umum secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki integritas dan
kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu, disusun dan ditetapkan Kode Etik
Penyelenggara Pemilu. Agar Kode Etik Penyelenggara Pemilu dapat diterapkan dalam
penyelenggaraan Pemilihan Umum, dibentuk Dewan Kehormatan KPU, KPU Provinsi,
dan Bawaslu.
Di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan
DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, jumlah anggota KPU berkurang
menjadi 7 orang. Pengurangan jumlah anggota KPU dari 11 orang menjadi 7 orang tidak
mengubah secara mendasar pembagian tugas, fungsi, wewenang dan kewajiban KPU
dalam merencanakan dan melaksanakan tahap-tahap, jadwal dan mekanisme Pemilu
DPR, DPD, DPRD, Pemilu Presiden/Wakil Presiden dan Pemilu Kepala Daerah Dan
Wakil Kepala Daerah.
Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu,
komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-
kurangnya 30% (tiga puluh persen). Masa keanggotaan KPU 5 (lima) tahun terhitung
sejak pengucapan sumpah/janji.
7
Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus
diubah sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi pelaksanaan
Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan
faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas, dan mampu menyuarakan
aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU, integritas moral sebagai pelaksana pemilu sangat
penting, selain menjadi motor penggerak KPU juga membuat KPU lebih kredibel di mata
masyarakat karena didukung oleh personal yang jujur dan adil.
Tepat 3 (tiga) tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul
pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk meningkatkan kualitas pemilihan umum,
salah satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU dituntut
independen dan non-partisan.
Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI menyusun dan bersama pemerintah
mensyahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu.
Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat dalam Pasal 22-E Undang-undang
Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD
dan DPRD, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.
Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional
mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara
Pemilihan Umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat
tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan
meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam
menyelenggarakan Pemilihan Umum bebas dari pengaruh pihak mana pun.
Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
8
Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden; serta Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sebelumnya diatur dalam beberapa
peraturan perundang-undangan kemudian disempurnakan dalam 1 (satu) undang-undang
secara lebih komprehensif.
Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai lembaga
penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan Bawaslu sebagai lembaga pengawas
Pemilu. KPU dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
perundang-undangan serta dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan pemilihan umum dan
tugas lainnya. KPU memberikan laporan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu juga
mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan PPLN serta
KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat ad hoc. Panitia
tersebut mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan
Pemilihan Umum dalam rangka mengawal terwujudnya Pemilihan Umum secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki integritas dan
kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu, disusun dan ditetapkan Kode Etik Penyelenggara
Pemilu. Agar Kode Etik Penyelenggara Pemilu dapat diterapkan dalam penyelenggaraan
Pemilihan Umum, dibentuk Dewan Kehormatan KPU, KPU Provinsi, dan Bawaslu.
Di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD
dan DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, jumlah anggota KPU berkurang
menjadi 7 orang. Pengurangan jumlah anggota KPU dari 11 orang menjadi 7 orang tidak
mengubah secara mendasar pembagian tugas, fungsi, wewenang dan kewajiban KPU dalam
merencanakan dan melaksanakan tahap-tahap, jadwal dan mekanisme Pemilu DPR, DPD,
DPRD, Pemilu Presiden/Wakil Presiden dan Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah.
9
Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu,
komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-
kurangnya 30% (tiga puluh persen). Masa keanggotaan KPU 5 (lima) tahun terhitung sejak
pengucapan sumpah/janji.
Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : mandiri; jujur; adil; kepastian
hukum; tertib penyelenggara Pemilu; kepentingan umum; keterbukaan; proporsionalitas;
profesionalitas; akuntabilitas; efisiensi dan efektivitas.
Cara pemilihan calon anggota KPU-menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007 Tentang Penyelenggara Pemilu-adalah Presiden membentuk Panitia Tim Seleksi calon
anggota KPU tanggal 25 Mei 2007 yang terdiri dari lima orang yang membantu Presiden
menetapkan calon anggota KPU yang kemudian diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
untuk mengikuti fit and proper test. Sesuai dengan bunyi Pasal 13 ayat (3) Undang-undang
N0 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu, Tim Seleksi Calon Anggota KPU pada
tanggal 9 Juli 2007 telah menerima 545 orang pendaftar yang berminat menjadi calon
anggota KPU. Dari 545 orang pendaftar, 270 orang lolos seleksi administratif untuk
mengikuti tes tertulis. Dari 270 orang calon yang lolos tes administratif, 45 orang bakal calon
anggota KPU lolos tes tertulis dan rekam jejak yang diumumkan tanggal 31 Juli 2007.
Tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah :
1. Merencenakan penyelenggarakan PEMILU
2. Menetapkan Irganisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan PEMILU
3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan PEMILU.
4. Menetapkan peserta PEMILU
5. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
kabupaten / kota
10
6. Menetapkan waktu , tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan
suara
7. Menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
kabupaten / kota
8. Melakukan Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan PEMILU
9. Melaksanakan tugas – tugas dan kewenangan lain yang di atur dalam Undang –
Undang.
2.2 Visi dan Misi Komisi Pemilihan Umum (Dharmasraya)
Visi
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan umum
yang memiliki integritas,professional,mandiri, transparan, akuntabel demi teciptanya
denokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarka pancasila dan UUD 1945 dalam wadah
Negara kesatuan republik Indonesia.
MISI
1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan
umum;
2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan
beradab;
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien dan
efektif.
11
4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan
setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan
umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada
pada suatu organisasi atau perusahaan dalammenjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan.
Pada kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dharmasraya yang
dipakai adalah bentuk struktur organisasi Garis, yaitu suatu bentuk organisasi di mana
pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan
ke kepala bagian di bawahnya serta masing-masing divisi dan kasubbag di tempatkan
pada pengawas dan operator yang menangani mengenai masalah pelayanan, pengecekan
kembali data DPS,DPT,DCT dan lain sebagainya.
Adapun kegiatan usaha yang dilakukan pada Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten dharmasraya yaitu untuk membantu pemerintah Pusat Provinsi dan daerah
dalam mewujudkan Demokrasi Kedaulatan rakyat berupa pelaksanaan Pemilihan Umum,
Pemilihan Kepala Daerah, serta pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dalam kegiatan
utamanya sebagai penyelenggara pemilu, maka Komisi Pemilihan Umum melakukan
beberapa kegiatan mulai dari Pencatatan Daftar Pemilih Tetap sampai dengan
Pendistribusian Logistik hingga akhir pengumuman dan pelantikan anggota terpilih hasil
Pemilu.
12
Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dharmasraya
Ketua : Kasasi, S.Pd. SD
Anggota : Halimatus Sa’diah,S.Pd.I.M.Pd (Divisi Teknis)
Anggota : Rizal Gusmendra, S.T.P (Divisi Sosialisasi)
Anggota : Yanuk Sri Mulyani,SH (Divisi HUkum)
Anggota : Zainala Efendi,S.Ag (Divisi Logistik)
Profil Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dharmasraya
Sekretaris : Yenrizal Effendi,SE
Kasubbag Tenik & Hupmas : Ismet Arief,A.Ma.Pd.
Kasubbag Umum,Keuangan, & Logistik : Rusli, S.H.
Kasubbag Hukum : Rama Putra,SH,M.H.
Stuktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dharmasraya
13
Stuktur Organisasi Sekretaris Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Dharmasraya
(Sekretaris)
Yenrizal Efendi,SE
19684031988310001
(Kasubbag Program & data) (Kasubbag Tenis & Hupmas) (Kasubbag Hukum) (Kasubbag Umum)
Warso Ismet Arif.A.ma.Pd Rama Putra.SH.MH Rusli,SH
196270819860310005 196603241990051001 198209132610011020 1961081171985031011
Stuktur Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dharmasraya
Kasubbag Program & Data Warso
Teti Gusneli,SE (Staf)
Wendry Y R.Amd (Staf)
Kasubbag Teknis & Hupmas Ismet Arif.A.ma.Pd
Johannes Tagor S.S.SOS (Staf)
Helmitoni (Staf)
Kasubbag Hukum Rama Putra, SH. MH
Welzi Matson, SH (Staf)
Efwita, SH (Staf)
Erneli Wati, SE (Staf)
Sriyatun, SE (Staf)
14
Kasubbag Umum, Keuangan & Logistik Rusli, SH
Iwan Prasetyo,A.md (Bendahara)
Fetiani. A (Pembantu Bendahara)
Animar, SE (Pembantu Bendahara)
Lati Praja Delana, SE Msi ( Pembantu Bendahara Barang)
Mery Andani, (Pramubakti)
Ardiyanto (Security)
Hidayat (Security)
Toni Adesa Putra (Driver)
Susi Eka Putri (Logistik)
2.4 Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan kegiatan magang yang di laksanakan sejak Tanggal 19 Agustus 2013
sampai dengan Tanggal 31 September 2013 adalah merupakan syarat wajib yang harus di
ikuti oleh mahasiswa fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dalam rangka bersinergi
dengan dunia kerja maupun dengan masyarakat dan merupakan sarana penerapan IPTEK
yang di dapat baik dari kuliah maupun non kuliah (Ekstrakurikuler).
Kegiatan magang di laksanakan pada kantor Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Dharmasraya. Dalam pelaksanaan kegiatan magang di Kantor Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Dharmasraya Penulis ditempatkan pada Bagian Umum.
Bagian ini menangani tentang mengelola dan menyusun rencana Subbagian Umum.
1. Jenis dan Bentuk Kegiatan Magang
Untuk jenis dan bentuk kegiatan magang di sesuaikan dengan tugas / job masing-
masing bagian. Di bagian Keuangan, Umum, dan Logistik jenis kegiatan yang di
lakukan adalah :
a. mengelola dan menyusun rencana Subbagian Umum;
15
b. menyusun dan melakukan urusan kearsipan, surat-menyurat, dan
ekspedisi;
c. menyusun dan melaksanakan penomoran, pengetikan dan pengadaan
naskah dinas;
d. menyusun dan melakukan urusan perlengkapan di subbagian masing-
masing;
e. menyusun dan mengelola urusan rumah tangga;
f. mencatat dan menyusun surat masuk/keluar;
g. menyusun dan mengarsipkan surat masuk/keluar;
h. menyusun dan Mengarsipkan himpunan-himpunan naskah dinas;
i. menyusun dan mencatat himpunan-himpunan naskah dinas yang keluar;
j. menyiapkan dan menyusun arsip dinas dan arsip statis;
k. mengumpulkan dan penyusunan arsip inaktif;
l. mengelola dan memelihara barang inventaris milik negara;
m. menyusun dan mencari bahan pertimbangan kepada Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota
n. menyusun dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris KPU Kabupaten/Kota;
o. mengelola dan melakukan koordinasi dengan Subbagian lain;
p. menjalankan tugas lain yang diperintahkan oleh pimpinan.
Dan bentuk kegiatan magang yang penulis lakukan adalah :
1. Mempelajari dan melaksanakan apa yang menjadi tugas subbagian umum.
2. Mencatat surat masuk dan surat keluar ketua dan sekretaris ke buku agenda.
3. Mendisposisikan surat masuk ketua dan sekretaris.
4. Mengirimkan surat masuk yang telah di disposisikan kepada ketua dan
sekretaris.
5. Membantu dalam menyelesaikan SPT
6. Mencetak dan mencopy surat keluar
7. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar yang telah di disposisikan
8. Menyiapkan surat keluar KPU dharmasraya
16
9. Memberikan stempel pada surat yang telah siap dikirim
10. Membantu menyelesaikan SPJ bagian keuangan.
2. Prosedur Kerja
Di dalam subbagian umum prosedur kerja yang harus di lakukan adalah sebagai berikut :
1. mencatat dan menyusun surat masuk/keluar
Surat Masuk adalah surat yang diterima oleh organisasi/instansi yang dibuat oleh
oranisasi/ instansi lain yang bersifat kedinasan.
a) Penerimaaan
Mengumpulkan dan Menghitung jumlah surat yang masuk
Meneliti ketepatan alamat si pengirim surat
Menandatangani bukti pengiriman sebagai tanda bukti.
b) Pencatatan
Setelah surat selesai di perikasa ketepatan jenis ataupun jumlah lampiran
yang harus di terima maka langkah berikutnya adalah melakukan
pencatatan.
c) Mengagendakan Surat Masuk
Mengagendakan surat adalah mencatat surat masuk ke dalam buku
agenda.setiap surat masuk di catat dan di beri nomor agenda surat masuk.
d) Pengarahan dan Penerusan
Surat – surat yang perlu diproses lebih lanjut harus di arahkan dan
ditujukan kepada pejabat yang bersangkutan.
e) Penyampaian Surat
Surat yang telah di disposisikan dicatat terlebih dahulu ke dalam ekspedisi
intern. Kemudian menyampaikan surat kepada pehjabat yang
bersangkutan.
17
Surat Keluar adalah surat yang dikirimkan oleh organisasi/instansi yang dibuat oleh
oranisasi/ instansi lain yang bersifat kedinasan.
a. Pembuatan Konsep Surat
Konsep surat dibuat dan disusun secara rapi.
b. Persetujuan Konsep
Sebelum konsep surat siap untuk diketik, terlebih dahulu diperiksa apakah sudah
memenuhi persyaratan atau belum dan sebagai tanda persetujuan terhadap konsep
surat tersebut maka pejabat yang berkepentingan membubuhi tanda tangan
c. Pengetikan Surat
Setelah konsep disetujui maka selanjutnya konsep surat diketik, sebelum surat di
tanda tangani oleh pejabat yang berwenang maka surat diperiksa terlebih dahulu
apakah surat sudah sesuai dengan konsep surat
.d. Pemberian Nomor
Pemberian nomor surat dilakukan oleh petugas pencatat surat sesuai dengan urutan
pada buku agenda surat keluar.
e. Penyusunan Surat
Kegiatan penyusunan surat meliputi ; pemisahan surat apabila ada tembusannya,
lembar yang digunakan sebagai arsip dikelompokkan, apabila terdapat lampiran
maka diadakan pemeriksaan.
f. Pengiriman Surat
Proses pengiriman surat secara umum ada dua macam, yaitu;
dikirim oleh petugas pengiriman surat.
dikirim melalui jasa pengiriman surat.
18
2. mengarsipkan surat masuk/keluar.
Arsip adalah bagian yang sangat penting pada kantor, yaitu tempat
menyimpan surat – surat dan dokumen – dokumen kantor yang dapat di
hadirkan kembali dengan otentik suatu di perlukan
Menyimpan arsip surat masuk dan surat keluar dilakukan dengan
mengurutkan tanggal dan nomor urut surat.
3. Permasalahan Yang Di Temukan
Selama penulis melaksanakan magang di kantor Komisi Pemilihan Umum ada beberapa
permasalahan yang di hadapi antara lain :
a. Adanya Data daftar pemilih (DPS) sementara yang tidak lengkap.
b. Adanya Daftar pemilih sementara (DPS) yang ganda.
c. Adanya pelanggaran kampanye kepada partai politik dan calon DPR,DPRD
Dari permasalahan yang di hadapai di atas, upaya pemecahan masalahnya adalah :
a. Dalam hal ketidakakuratan daftar pemilih, sebelum menyerahkan DPT kepada
KPU provinsi, KPU kabupaten/kota melakukan perbaikan dengan melengkapi
seluruh data yang masih belum lengkap. Perbaikan daftar pemilih juga dapat di
lakukan atas masukan masnyarakat,partai polotik peserta pemilu,temuan dan
rekomendasi Bawaslu/panitia pengawas pemilu tingkat kabupaten/kota. KPU perlu
segera mengklarifikasi mengenai jumlah pemilih yang masuk DPS-HP dari DPS
secara nasional. Termasuk sejauh mana langkah yang ditempuh untuk
mengatasinya dalam waktu singkat. Oleh karena itu, Bawaslu dengan jajarannya
beserta organisasi/LSM pemantau pemilu harus terus mengawasi dan mengkritisi
penyusunan DPT yang bermasalah untuk mewujudkan kualitas demokratik dan
legitimitasi pemilu legislatif 2014.
19
b. KPU kabupaten/kota memastiakan pembersihan daftar pemilih dari data ganda
dengan cara :
Mengunduh, mencetak dan menyerahkan data ganda K1 dan K2 di portal
Sidalih kepada PPS untuk di lakukan Verifikasi.
Untuk data ganda dalam TPS,operator Sidalih dapat langsung menghapus
salah satu pasangan data Ganda
Untuk data ganda dalam satu wilayah desa/kelurahan,PPs melakukan
konfirmasi kepada pemilih yang bersangkutan atau anggota keluarganya
guna memastikan hanya tercatat pada satu TPS yang di kehendaki pemilih,
yang sesuai dengan RW/RT keberadaan atau domisilipemilih secara
factual.
Untuk data ganda antar desa lintas wilayah kabupaten/kota,maka masing –
masing KPU kbupten/kota menyampaikan informasi data pemilih gand
kepada setiap PPS yang terkait guna melakukan konfirmasi kepada pemilih
yang bersangkutan atau anggota keluarganya untuk menanyakan dimana
pemilih aka memberika hak pilihnya.
PPS mencatat secara lengkap dan data yang akurat data pemilih yang akan
di hapus dan membuat beita acara, kemudian menyerahkan kepada operator
Sidalih di kabupaten/kota melalui PPK.
Operator Sidalih KPU atau PPK menghapus pasangandata ganda sewsuai
hasil konfirmasi dari PPS
KPU provinsi memastikan hasil konfirmasi data pemilih gana yang telah di
lakukan oleh KPU Kabupaten/kota.
c. Berdasarkan pasal 55 ayat 3 peraturan KPU Nomor 01 tahun 2013
tentangpedoman pelaksanaan kampanye pemilihan umum DPR,DPD dan DPRD
PPK wajib menindak lanjuti temuan dan laoran tentang dugaan kesengajaan atau
kelalaian dalam pelaksanaan kampanye di tingkat kecamatan.bahwa pemasanga
alat peraga kampanye telah di atur dalam surat keputusan Komisi Pemiliha Umum
20
kabupaten dharmasraya Nomor : 9/Kpts/KPU-Kab-003.434982/2013 tentang :
penetapan tempat pemasangan alat peraga kampanya di kabupaten Dharmasraya.
ika terbukti melakukan kampanye di luar jadwal, maka dapat dikategorikan
melanggar pasal 75 ayat 2 UU Nomor 32 tahun 2004 junto pasal 116 ayat 1 UU
nomor 32 tahun 2004, yang berbunyi bahwa setiap orang dengan sengaja
melakukan kampanye di luar jadwal waktu yang telah ditetapkan oleh KPU, untuk
masing-masing pasangan calon sebagaimana dimaksud pasal 75 ayat 2 diancam
dengan pidana.
21
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Magang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan setiap
mahasiswa sebagai cara mempersiapkan diri untuk menjadi SDM yang propersional yang
siap kerja. Selama magang mahasiswa bekerja sebagai tenaga kerja di
instansi/perusahaan sehingga mampu menyerap berbagai pengalaman kerja yang
sesungguhnya. Dengan demikian antara perguruan tinggi dan instansi/ perusahaan
pengguna lulusan perguruan tinggi akan terjadi jalinan dan matcth yang berarti
terciptanya keterkaitan dan kesepadanan antara pendidikan dengan pembangunan pada
umumnya dengan dunia kerja, dunia usaha sera aktifitas pembangunan lainnya.
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang(-orang) untuk mengisi
jabatan-jabatan politik tertentu. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi
rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public
relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain kegiatan. Dalam Pemilu, para pemilih
dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu
menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye
dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.
Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu
ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah
ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih
3.2 Saran – Saran
Magang merupakan bagian dari pelatihan kerja, Dalam kegiatan magang, kita
memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku
kuliah dan mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang profesional.
Pengalaman ini kemudian menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang
sesungguhnya.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan kedepannya oleh pihak
terkait agar proses magang lebih baik, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang di
22
harapkan, yaitu :
1. Pihak Kampus / Universitas :
a) Sebelum magang di laksanakan, hendaknya mahasiswa di berikan
pembekalan magang yang benar-benar matang, yang bisa memberikan
gambaran bagaimana sistem dan cara kerja di instansi di mana mahasiswa
akan di tempatkan. Sehingga mahasiswa dengan mudah untuk
menyesuaikan dan beradaptasi dengan dunia kerja nyata.
b) Sebaiknya penempatan magang disesuaikan dengan jurusan masingmasing
mahasiswa, agar ilmu yang di dapat bisa diterapkan di dunia kerja
/ instansi di mana mahasiswa malakukan magang.
2. Bagi mahasiswa :
a) Mahasiswa harus mengikuti dengan baik aturan yang berlaku di tempat
kerja / instansi bersangkutan.
b) Mahasiswa harus bisa menjadikan magang sebagai sarana untuk melatih
diri dan mengaplikasikan ilmu yang di dapat baik di kuliah maupun non
kuliah.
c) Mahasiswa harus bisa menyerap dan mengambil pengalaman dari praktek
kerja / magang yang telah di laksanakan.
3. Pihak Instansi :
a) Pihak instansi sebaiknya menempatkan peserta magang di bagian yang
sesuai dengan jurusan mahasiswa bersangkutan.
b) Memberikan sarana dan kontribusi sebaik-baiknya kepada peserta magang
dalam rangka mewujudkan SDM yang handal dan siap bersaing.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arsip KPU Kabupaten Dharmasraya, Tahun 2010 - 2014
http//kpu_kabdharmasraya.go.id
http//penulisan laporan magang.com
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008)
24
Lampiran 1 : Foto Dokumentasi
Gambar 1.1 Mengarsipkan surat masuk Ketua
25
Gambar 1.2 Memberi Nomor Pada Surat Keluar
Gambar 1.3 Memberikan Stempel Pada Surat Keluar
26
Lampiran 2 : Evaluasi Catatan Magang
Nama : Rima Elvita Sari
NPM : 101000461201017
Dosen Pembimbing Lapangan : Ida Nirwana, SE, MSi
Pengawas Lapangan : Rusli, SH
Magang Pada Bagian : Bagian Umum
Hari/Tanggal Kegiatan Harian Evaluasi Kerja Paraf Pengawas
20 Agustus 2013 Mengisi Agenda Surat Masuk dan Disposisi Ketua
21 Agustus 2013 Mengisi agenda surat masuk dan disposisi Ketua
22 Agustus 2013 Mengisi agenda Surat Keluar Ketua
23 Agustus 2013 Mengisi agenda masuk dan Undangan Ketua
26 Agustus 2013 Mengisi Agenda Surat Masuk dan undangan ketua
28 Agustus 2013 Mengisi agenda surat masuk Ketua
29 Agustus 2013 Mengisi agenda surat Masuk Ketua
30 Agustus 2013 Mengisi Aenda surat keluar ketua
01 september 2013 Mengisi agenda surat keluar dan disposisi ketua
02 september 2013 Mengisi agenda surat masuk sekretaris
03 september 2013 Mengisi agenda surat masuk ketua dan sekretaris
27
Hari/Tanggal Kegiatan Harian Evaluasi Kerja Paraf Pengawas
04 september 2013 Mengisi agenda suart keluar ketua
06 september 2013 Mengisi agenda surat keluar sekretaris
09 september 2013 Memberikan stempel surat keluar ketua
10 september 2013 Mengisi agenda surat masuk ketua
11 september 2013 Mencetak dan memberikan stempel surat keluar ketua
12 september 2013 Mengisi agenda surat keluar sekretaris
13 September 2013 Mengisi agenda surat masuk ketua
16 september 2013 Mengarsipkan surat masuk ketua
17 september 2013 Mencetak undangan keluar ketua
18 september 2013 Mengisi agenda surat masuk ketua
19 september 2013 Mengarsipkan surat masuk sekretaris
23 september 2013 Menyiapkan surat keluar ketua
25 september 2013 Mengisi agenda surat masuk ketua
26 eptember 2013 Mengarsipkan surat masuk ketua
27 september 2013 Mencatat surat keluar sekretaris
30 september 2013 Memberikan stempel surat keluar ketua
28