paper akmen

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM – 1300 M, tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry book keeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: alat hitung menghitung, sumber informasi dalam pengambilan keputusan, dan sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada 1

Upload: puja-redana

Post on 13-Apr-2016

267 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh laporan keuangan usha

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Akmen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah

perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode:

tahun 4000 SM – 1300 M, tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang.

Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada

periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana,

maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis

saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal

dengan masa lahirnya double-entry book keeping. Pada periode terakhir banyak sekali

perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit

kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi

yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 :

173).

Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi

sebagai: alat hitung menghitung, sumber informasi dalam pengambilan keputusan, dan

sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai

bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan

menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran

pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi

untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan

alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls

dan Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi

diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan

mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.

Salah satu perhitungan Akutansi Manajemen dilakukan pada perusahaan

Perorangan atau Individu. Perusahaan perorangan merupakan suatu perusahaan yang

dikelola oleh seorang atau dua orang individu dalam menjalankan usahanya.

Perusahaan perorangan ini mampu mendukung pengurangan pengangguran yang ada

dalam masyarakat. Dengan menurunnya masalah pengangguran tersebut maka

kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. Namun, walaupun demikian banyak

1

Page 2: Paper Akmen

dari pemilik perusahaan tersebut yang tidak pernah memperdulikan keadaan

keuangannya.

Laba ataupun rugi tidak pernah mereka hiraukan. Walaupun pada kenyataannya

mereka mengalami kerugian, mereka akan terus menjalani profesinya tersebut. Pada

akhirnya mereka sendiri akan mengalami kerugian dalam menjalani usaha. Supaya

tidak terjadi hal tersebut, maka perlu adanya suatu analisis keuangan untuk mengetahui

apakah perusahaan tersebut mengalami kerugian ataupun keuntungan atau apakah

usaha tersebut layak untuk dijalankan. Dengan mengetahui hal tersebut, maka akan

didapatkan suatu solusi atau alternative untuk masalah yang sedang dihadapi oleh

perusahaan tersebut. Apakah usaha tersebut dilanjutkan kembali atau ditutup dan

beralih ke usaha yang lain.

Tidak dihitungnya keuangan usahanya tersebut juga terjadi pada perusahaan

perorangan dagang canang yang ada di pasar Tabanan. Perusahaan dagang canang yang

telah mulai dijalani sejak tahun 2005 tersebut dari tahun ke tahun tidak menunjukkan

kemajuan. Hal ini dapat dilihat pada perusahaan yang tidak pernah ada perkembangan.

20Kemajuan perusahaan tidak pernah tercapai sehingga, perusahaan hanyalah berjalan

ditempat saja tanpa mengalami kemajuan yang terlihat secara signifikan. Dengan

adanya kejadian tersebut, perlu adanya perhitungan yang mampu memberikan

gambaran mengapa perusahaan dari sejak berdiri tidak pernah terlihat mengalami

perkembangan sama sekali. Perhitungan tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu proses

produksi canang dan pengemasannya. Masing – masing tahap tersebut membutuhkan

biaya yang harus diperhitungkan untuk dapat menentukan harga jasa yang diberikan

kepada para konsumen dan target pencarian keuntungan yang ingin diraih. Sehingga,

supaya perusahaan mampu memperkirakan keuntungan yang ingin diraih perusahaan

dalam mengembangkan perusahaannya yaitu dengan jalan menghitung biaya yang

dikeluarkan dalam proses untuk memproduksi suatu barang atau produk.

1.2 Rumusan Masalah

1. Produk apakah yang ditawarkan oleh perusahaan?

2. Dokumen atau prosedur apa yang digunakan untuk mengumpulkan biaya jasa

yang dikerjakan untuk masing-masing pelanggan ?

3. Bagaimana pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan ?

4. Bagaimana pembebanan overhead ke pekerjaan individual ?

5. Bagaimana pembebanan biaya bahan langsung ke setiap pekerjaan ?

6. Bagaimana memutuskan apa yang akan dibebankan kepada setiap pelanggan ?

2

Page 3: Paper Akmen

7. Bagaimana memperhitungkan pekerjaan yang telah terselesaikan ?

8. Berapakah break event point (BEP) untuk produk yang dihasilkan ?

9. Bagaimana analisis keuangan dalam satu periode ?

10. Bagaiamana kelayakan usaha jika dilihat dari analisis R/C ratio ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jasa/produk yang ditawarkan oleh usaha dagang canang.

2. Untuk mengetahui dokumen/prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan biaya

jasa untuk pelanggan.

3. Untuk mengetahui pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan.

4. Untuk mengetahui pembebanan overhead ke pekerjaan individual.

5. Untuk mengetahui pembebanan biaya bahan langsung ke setiap pekerjaan.

6. Untuk mengetahui apa yang akan dibebankan pada pelanggan

7. Untuk memperhitungkan pekerjaan yang telah diselesaikan.

8. Untuk mengetahui perhitungan break even point untuk jasa/produk yang dihasilkan

oleh usaha dagang canang.

9. Untuk mengetahui analisis keuangan usaha dagang canang dalam satu periode.

10.Untuk mengetahui kelayakan usaha dagang canang jika dilihat dari analisis R/C

ratio.

3

Page 4: Paper Akmen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Akuntansi Manajemen

Supriyono (1987) mendefinisikan “Akuntansi Manajemen adalah salah satu

bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan – laporan suatu

satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka

melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan,

pengorganisasian, dan pengarahan dan pengendalian”.

Jika melihat hasil pelaporan yang diperlukan manajemen yang tidak hanya

laporan masa lalu tetapi juga meliputi proyeksi masa depan maka akuntansi manajemen

di definisikan. “Akuntansi Manajemen adalah penerapan teknik – teknik dan konsep

yang tepat dalam penglahan data ekonomi historikal dan yang diproyeksikan dari suatu

satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyusunan rencana tujuan – tujuan

ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusan – keputusan rasional dengan

suatu pandangan ke arah pencapaian tujuan tersebut”.

Menurut Ronald M.Copeland dan Paul E.Dascher (1978) adalah “Managerial

Accounting adalah bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan identifikasi,

pengukuran dan komunikasi informasi akuntansi kepada internal manajemen yang

bertujuan guna perencanaan, proses informasi, pengendalian dan pengambilan

keputusan”.

2.2 BiayaBiaya merupakan kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

depan bagi organisasi. Biaya bisa dianggap sebagai ukuran dolar dari sumber daya yang

digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan

untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan menjadi lebih efisien.

Akan tetapi, biaya harus dikelola secara strategis. Manajer juga harus memahami

mengenai biaya peluang. Biaya peluang merupakan manfaat yang dikorbankan ketika

satu alternative dipilih dari alternative lainnya. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan

manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan

4

Page 5: Paper Akmen

biasanya berarti pendapatan. Ketika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan

pendapatan, biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa. Biaya yang kadaluwarsa tersebut

disebut dengan beban. Beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan rugi

laba di setiap periode, hal ini dilakukan untuk menentukan laba periode tersebut

(Hansen/Mowen. 2009. Hal: 47). Sehingga, supaya perusahaan mendapatkan

keuntungan dari usaha yang dilakukan maka pendapatan atau harga produk yang

ditawarkan harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.

a. Objek biaya

Objek biaya merupakan segala sesuatunya yang mengeluarkan biaya baik

dalam proses produksi sampai pada pemasaran di tingkat konsumen akhir. Objek

biaya ini seperti produk, pelanggan, department, proyek, aktivitas, dan lain – lain

yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Aktivitas dibebankan

dalam objek biaya karena menyangkut kumpulan tindakan – tindakan dalam suatu

organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan. Disini, aktivitas dalam perusahaan

tidak hanya bertindak sebagai objek biaya itu sendiri namun, juga berperan utama

dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.

b. Keakuratan pembebanan

Keakuratan merupakan suatu konsep yang relative dan harus dilakukan

secara wajar dan logis dalam penggunaan metode pembebanan biaya. Adapun

tujuan dari pada pembebanan biaya itu sendiri adalah mengukur dan membebankan

biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin.

Ketertelusuran. Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk

membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya tidak langsung

merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah dan akurat sebagai

objek biaya. Sedangkan, biaya langsung merupakan biaya yang dapat ditelusuri

dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya. Jadi, dari hal di atas dapat diketahui

kalau ketertelusuran tersebut mempunyai arti kemampuan membebankan biaya

pada objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan

sebab akibat. Ketertelusuran merupakan unsur utama dalam pengembangan

pembebanan biaya yang akurat.

5

Page 6: Paper Akmen

Metode penelusuran. Penelusuran adalah pembebanan actual biaya pada

objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya

yang dikonsumsi oleh objek biaya. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam

penelusuran ini yaitu 1. Penelusuran langsung, dan 2. Penelusuran penggerak.

Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan

biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini

dapat dilakukan dengan pengamatan fisik. Sedangkan penelusuran penggerak

adalah penggunaan penggerak untuk membebankan biaya pada objek biaya.

Penggerak merupakan faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan

sumber daya dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan

dengan objek biaya.

c. Harga Pokok Produk dan Jasa

Ada dua jenis keluaran dalam perusahaan yaitu barang berwujud dan jasa.

Barang berwujud yaitu barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku

melalui penggunaan tenaga kerja, mesin, dan masukan atau modal perusahaan jasa

merupakan aktivitas yang dilakukan untuk atau oleh pelanggan dengan

menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Perbedaan antara jasa dengan

barang bewujud yaitu dapat dibedakan kedalam empat dimensi yaitu:

a) Tidak berwujud. Pembeli jasa tidak dapat melihat, meraba, mendengar, dan

mencicipi jasa tersebut sebelum jasa tersebut di beli.

b) Tidak tahan lama. Tidak dapat disimpan oleh konsumen untuk masa yang akan

datang.

c) Tidak dapat dipisahkan. Antara konsumen dan produsen harus melakukan

kontak langsung.

d) Tidak selalu sama. Terdapat peluang variasi yang lebih besar pada

penyelenggaraan jasa dari pada produksi produk.

Organisasi yang membuat produk berwujud disebut dengan organisasi manufaktur.

Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead. Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga

elemen biaya ini yang dapat dibebankan pada produk.

6

Page 7: Paper Akmen

a. Bahan Langsung

Bahan langsung merupakan bahan yang secara langsung dapat diamati. Biaya

ini dapat secara langsung di bebankan terhadap produk karena bahan langsung

mampu diamati secara fisik sehingga dapat diketahui secara kuantitas banyaknya

yang dikonsumsi.

b. Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang dapat secara langsung

ditelusuri dalam pembebanan biaya terhadap produk.

c. Overhead

Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

Contohnya yaitu seperti biaya lembur.

d. Biaya Utama dan Konversi

Biaya utama adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja

langsung. Sedangkan biaya konversi yaitu jumlah dari biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead.

e. Biaya Penjualan dan Administrasi

Biaya – biaya ini merupakan biaya yang tidak dapat diinventariskan

perhitungannya menurut periode waktu tertentu. sehingga biaya non inventoris ini

tidak dapat dibebankan terhadap produk yang diproses dan dilaporkan dalam

neraca.

Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama

periode berjalan. Perincian dari pembebanan biaya ini di uraikan dalam daftar

pendukung yang disebut sebagai lapooran harga pokok produksi. Jika harga pokok

produksi adalah untuk produk tunggal, maka biaya rata – rata per unit dapat dihitung

dengan membagi harga pokok produksi dengan unit yang diproduksi. Barang dalam

proses yaitu terdiri atas semua unit yang telah diselesaikan sebagian dalam produksi

pada titik waktu tertentu.

Laporan laba rugi perusahaan jasa. Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa

yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Yaitu

7

Page 8: Paper Akmen

perusahaan tidak memiliki persediaan awal dan akhir barang jadi. Jadi, harga penjualan

jasa bisa disamakan dengan harga pokok produksi.

2.3 Dasar – dasar Perilaku BiayaPerilaku biaya merupakan istilah umum untuk mendeskripsikan apakah biaya

berubah seiring dengan perubahan keluaran. Perilaku biaya ini dapat dibagi menjadi 3

macam yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya campuran atau semi variabel.

a. Biaya Tetap

Biaya tetap (Fixed Cost) merupakan biaya yang jumlahnya tetap sama ketika

terjadi perubahan output. Atau bisa dikatakan sebagai biaya yang tetap konstan

dalam jangka waktu tertentu ketika terjadi perubahan pengeluaran.

Rp.

FC

Q

0

Gambar.1 Grafik Fixed Cost

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara

proporsional terhadap perubahan keluaran.

Rp. VC

Q

0

Gambar.2 Grafik Variabel Cost

8

Page 9: Paper Akmen

c. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel merupakan biaya yang memiliki komponen tetap dan

variabel.

Rp. VC

Semi Variabel Cost

FC

Q

0

Gambar. 3 Grafik semi variabel.

2.4 Karakteristik Lingkungan Pesanan dan ProsesPerusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua yaitu perusahaan

pesanan yang memproduksi produk yang unik, dan perusahaan proses yang

memproduksi produk atau jasa yang relative homogen.

a. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan

Perusahaan yang beroperasi menggunakan perhitungan biaya pesanan akan

memproduksi produk yang bervariasi. Karena produk dibuat menurut pesanan

dari pada konsumen. Pada sistem ini biaya – biaya diakumulasikan berdasarkan

pesanan kerja.

b. Produksi dan Produksi Biaya Proses

Berbeda dengan perhitungan biaya pesanan, produksi biaya proses

memproduksi produk yang homogen dengan produk lainnya secara besar –

besaran. Perusahaan yang bergerak berdasarkan biaya proses akan

mengakumulasi berdasarkan proses atau department untuk satu periode tertentu.

2.5 BEP (Break Even Point)Break Even Point merupakan suatu keadaan dimana antara penjualan sama

dengan biaya yang disebut juga Analisis Titik Pulang Pokok, Cost Profit Volume

9

Page 10: Paper Akmen

and Analysis (CPVA). TR = TC Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh

laba dan tidak pula menderita rugi dikeluarkan dalam proses produksi.

Asumsi dalam Analisis BEP

1. Harga jual tidak berubah-ubah

2. Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variable

3. Biaya variabel bersifat proporsional

4. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang

dijual tidak berubah-ubah

Cara menghitung BEP

Q unit = TFCTR−VC

QRp = TFC

1−TVCTR

Keterangan:

TFC = Total Biaya Tetap

TVC = Total Biaya Variabel

TR = Total Pendapatan

10

Page 11: Paper Akmen

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Obyek Penelitian

Hari/Tanggal : Rabu,9 Desember 2015

Pukul : 06.00 – Selesai

Tempat : Pasar Tabanan

Pemilik usaha : Ni Made Siti Yuliani

Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah perhitungan biaya

proses serta pembebanan biaya per unit pada jasa dagang canang tersebut.

3.2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data menurut sifatnya

1) Data Kuantitatif yaitu :

Data berbentuk angka-angka atau data yang dapat dihitung jumlahnya. Disini

data jenis kuantitatif ini diperoleh dari hasil bertanya mengenai masalah

keuangan usaha dagang canang tersebut.

2) Data Kualitatif yaitu :

Data yang bersifat keterangan yang dapat memberikan gambaran terhadap

permasalahan yang dibahas dalam penelitian, meliputi keadaan usaha produksi

dagang canang.

b. Jenis data menurut sumbernya

1) Data Primer yaitu :

Data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati, berupa hasil

wawancara yang dilakukan terhadap pemilik perusahaan.

2) Data Sekunder yaitu :

Data yang diperoleh dari pihak lain yang ada hubungannya dengan penelitian

yang dilaksanakan. Data sekunder yang ada disini yaitu berupa refrensi yang

ada di buku untuk membantu dalam menganalisis data.

11

Page 12: Paper Akmen

3.3. Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode yang dipergunakan dalam pencarian data tersebut, yaitu :

a. Observasi adalah :

Cara pengumpulan data melalui pengamatan secara fisik terhadap objek yang

diteliti.

b. Wawancara adalah :

Cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan

pimpinan perusahaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

3.4. Metode Penentuan Sampel

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pemimpin perusahaan

dagang canang.

3.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis untuk

mendapatkan kesimpulan serta pemecahan masalah mengenai permasalahan dalam

menjalankan usaha produksi dagang canang dengan cara: analisis perhitungan biaya

proses, dan juga melakukan perhitungan BEP terhadap perusahaan tersebut.

12

Page 13: Paper Akmen

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum mengenai Pedagang CanangUsaha dagang canang ini bergerak di bidang manufaktur yaitu pembuatan

canang yang merupakan kebutuhan persembahyangan agama Hindu di Bali untuk

sehari – hari. Usaha ini bila dijalankan dengan serius dan berkesinambungan akan

memberikan keuntungan yang sangat menjanjikan. Hal ini dapat terlihat dari keadaan

umat Hindu yang ada di Bali itu sendiri yang secara terus melakukan upacara agama

dengan menggunakan canang sebagai sarana persembahyangan, baik dalam lingkup

kecil maupun dalam lingkup upacara yang sangat besar. Lingkup kecil dari pada

penggunaan canang sebagai sarana persembahyangan yaitu persembahyangan sehari –

hari yang dilakukan oleh masyarakat sekitar maupun pekerja yang merantau di daerah

tersebut. Peluang ini semakin besar untuk dijalankakan, karena kondisi masyarakat

yang cenderung malas membuat sarana sembahyang sendiri. Ini menjadi peluang

besar bagi pedagang canang di daerah tersebut.

Pasar Tabanan merupakan tempat aktifitas jual beli masyarakat di daerah kota

Tabanan. Aktifitas pasar dimulai dari sejak dini hari, semua pedagang bertumpah ruah

menjajakan dagangannya, termasuk juga dagang canang. Kebanyakan pelanggan dari

usaha canang ini masyarakat sekitar ataupun pelanggan yang bekerja atau sekolah di

Tabanan. Biasanya para pelanggan tersebut membeli canang di gunakan untuk

melakukan persembahyangan di sekolah, atau tempat dimana mereka bekerja. Ada

banyak orang yang berdagang di pasar Tabanan, harga canang mulai dari harga

perbungkusnya itu yaitu Rp 10.000 dengan isi 20 buah canang.

Namun, kelemahan dari pada para pedagang canang ini adalah mereka belum

membuat daftar keuangan yang mereka keluarkan untuk memproduksi canang

tersebut. Sehingga, dalam penetapan harga canang mereka hanya menggunakan

perkiraan. Mereka tidak akan mengetahui mengenai keuntungan yang di dapat dan

kerugian yang mereka alami selama berdagang canang. Hal tersebutlah yang juga di

alami oleh Ni Made Siti Yuliani sebagai salah satu pedagang canang di Pasar

13

Page 14: Paper Akmen

Tabanan.Jumlah jam kerja yang dipakai oleh Ibuk Siti ini untuk berdagang canang

yaitu jam 5 pagi sampai jam 9 pagi dan jam 5 sore sampai jam 9 malam. Dalam waktu

tersebut, Ibuk Siti mampu menjual canangnya sampai Rp. 200.000. Namun jika pada

saat hari buruk, canang hanya terjual sekitar Rp 50.000 - Rp 100.000.

4.2. Proses Produksi dan Pemasarana. Proses produksi

Proses produksi dari pada pembuatan canang ini yaitu:

Persiapan bahan pembuatan canang, setelah bahan – bahan siap maka tahap

selanjutnya yaitu pemotongan masing – masing bahan, kemudian perakitan.

Semua kegiatan produksi tersebut dilakukan oleh manusia sepenuhnya.

b. Proses pemasaran

Mulai dari proses pengepakan dan membawanya ke tepat berdagang.

14

Page 15: Paper Akmen

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Jasa/produk

Usaha Dagang Canang disini menawarkan produk berupa canang yang akan dijual

kepada pelanggan yang sudah memesan sebelumnya dan mendatangi tempat jualan.

5.2 Dokumen/prosedur

Dalam melakukan proses produksinya, usaha dagang canang ini menggunakan

dokumen/prosedur perhitungan biaya pesanan. Berikut merupakan cara perhitungan

untuk menentukan pembebanan biaya per unit produksi:

1. Biaya pembelian bahan baku Rp 3.423.000

2. Biaya tenaga kerja langsung Rp. 500.000

3. Biaya overhead Rp. 24.740

Kartu biaya pesanan canang

Bahan langsung :Rp 3.423.000

Tenaga kerja langsung: :Rp 500.000

Overhead : Rp 24.740

Total biaya : Rp 3.947.740

Dibagi 350

Totalnya : Rp 11.279

5.3 Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan menggunakan sistem

bulanan. Jam kerja pekerja dimulai dari saat berjualan mulai dari membuat canang

hingga mengirim canang tersebut ke pasar dan pesanan yang telah ada sebelumnya.

Biaya tenaga kerja langsung perbulan sebagai berikut:

Tenaga kerja langsung : Rp 500.000

15

Page 16: Paper Akmen

5.4 Pembebanan Overhead

Keterangan

Umur

Ekonomis

(th)

Umur

Pemakaian

(th)

Harga

(Rp)

Besar

Penyusutan

(Rp)

Harga

Sekarang

(Rp)

Meja 7 5 50.000 7.142 14.290

Pisau 8 5 5.000 625 1.875

Kursi 7 5 30.000 4.285 8.575

Total 24.740

5.5 Pembebanan Biaya Bahan Langsung

Keterangan UnitHarga satuan

(Rp)Total (Rp)

Tas Plastik 500 500 250.000

Janur/iket 60 15.000 900.000

Kembang

Rampe /Kg50 10.000 500.000

Bunga Pacar /Kg 50 15.000 750.000

Pisang

Mentah/Sisir20 12.000 240.000

Beras /Kg 2 12.000 24.000

Pewarna 9 1.000 9.000

Kembang

Seribu/Kg50 15.000 750.000

Total 3.423.000

5.6 Dibebankan pada Pelanggan

Untuk memutuskan apa yang akan dibebankan pada pelanggan ditetapkan oleh penjual

canang yaitu Ni Made Siti Yuliani. Harga canang per unitnya yakni sebesar 10.000

rupiah. Jadi keseluruhan biaya yang terdapat dalam pembuatan canang tersebut akan

dikenakan kepada pelanggan dan penambahan nilai produk juga akan dikenakan kepada

16

Page 17: Paper Akmen

pelanggan, maksudnya disini adalah penambahan nilai produk artinya keuntungan yang

akan di cari oleh perusahaan atau pihak yang dikenakan kepada pelanggan.

5.7 Memperhitungkan pekerjaan yang telah diselesaikan

Penjualan Harga per Unit Penerimaan per Bulan(Rp)

450 bungkus

canang

Rp 10.000 Rp 4.500.00

Total(Rp) Rp 4.500.000

Kegiatan produksi dilakukan dalam 1 periode yakni dalam 1 bulan dengan estimasi harga Rp

10.000/bungkus.Pada bulan ini telah berhasil menjual 450 bungkus.

Jadi untuk penerimaan per bulan November 2015 didapat sebesar Rp 4.500.000.

5.8 Break Event Point (BEP)

Guna menentukan atau mencari suatu BEP baik itu BEP unit maupun BEP rupiah, hal

yang perlu diketahui terlebih dahulu yakni biaya tetap produksi, biaya variabel produksi,

jumlah unit yang dihasilkan, dan harga produk per unit. Berikut ini dapat dilihat analisis

dari BEP usaha canang ini yaitu:

1. BEP Unit

Diketahui:

Harga jual per unit = Rp. 10.000

Biaya variable/unit = Rp 3.423.000: 450 = Rp.7.606

BEPUnit= TFCP (unit )−VC (unit)

BEPUnit= 524.74010.000−7.606

=524.7402.394

=219unit

BEP Rupiah

17

Page 18: Paper Akmen

BEP Rupiah= TFC

1−VC (unit )P (unit )

= 524.740

1− 7.60610.000

=524.7401−0,76

= 524.740

0,24 = 2.186.416 Rupiah

Jadi BEP perusahaan atau titip impas usaha canang dapat dicapai apabila usaha

canang telah berhasil menjual produk sebanyak 219 unit dengan penerimaan Rp

2.186.416.

5.9 Keuangan Selama 1 Periode

Berikut merupakan data pendapatan pemilik pedagang canang: Banyak produksi canang

selama bulan November 2015 yaitu 450 bungkus dengan harga Rp 10.000. Dari data yang

ada tersebut di atas dapat diketahui jika unit yang telah ditransfer keluar dan menjadi

pendapatan pedagang canang ini adalah Rp 4.500.000. Berikut merupakan data biaya –

biaya yang dikeluarkan oleh pemilik selama Bulan November 2015.

Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi Usaha Canang Bulan November 2015

Dalam rupiah

Pendapatan KeteranganHarga/

SatuanJumlah Total

Penjualan Canang

(20canang/Rp

10.000)

450(bungkus) 10.000 4.500.000 4.500.000

Biaya Tetap

Meja 1 14.290 14.290

Pisau 1 1.875 1.875

Kursi 1 8.575 8.575

Tenaga Kerja 1 500.000 500.000

Total Biaya Tetap 524.740

Biaya Variabel

Plastik 500 500 250.000

Janur 60 15.000 900.000

Kembang 50 10.000 500.000

18

Page 19: Paper Akmen

Rampe /Kg

Bunga Pacar /Kg 50 15.000 750.000

Pisang

Mentah/Sisir20 12.000 240.000

Beras /Kg 2 12.000 24.000

Pewarna 9 1.000 9.000

Kembang

Seribu/Kg50 15.000 750.000

Total Biaya Variabel 3.423.000

Total Biaya 3.947.740

Laba 552.260

Dari neraca laba/ rugi tersebut dapat diketahui bahwa usaha dagang canang

dalam sebulan mampu meraih keuntungan sebesar Rp 552.260 dengan biaya yang

dikeluarkan sejumlah Rp 3.947.740 dan hasil dari berjualan canang tersebut mencapai

4.500.000

Skedul Harga Pokok Produksi

Skedul Harga Pokok Produksi

Periode yang Berakhir November 2015

Bahan langsung

Persediaan awal bahan baku : 0

Pembelian bahan baku :

Total bahan baku yang tersedia : Rp 3.423.000

Bahan baku akhir : 0

Total bahan baku yang digunakan : Rp 3.423.000

Tenaga kerja langsung : Rp 500.000

Overhead yang dibebankan : Rp 24.740

Biaya produksi berjalan : Rp 3.947.740

(+) Barang dalam proses awal : 0

Total biaya produksi : Rp 3.947.740

(-) Barang dalam proses akhir : 0

Harga pokok produksi : Rp 3.947.740

19

Page 20: Paper Akmen

Dari schedule harga pokok produksi yang berakhir Bulan November 2015.

Dapat diketahui bahwa dalam sekali periode produksi, antara barang dalam proses

awal dan akhirnya tidak ada. Hal ini karena, pedagang sudah mempunyai pelanggan

tetap dan juga karena penjual sudah mampu mengetahui seberapa banyak ia akan

mampu menjual canangnya sehingga, biasanya setiap hari canangnya terjual habis.

Jadi harga pokok produksi yang didapat yaitu sebesar Rp 3.947.740

Laporan Harga Pokok Penjualan Persediaan awal barang jadi : 0

Harga pokok produksi : Rp 3.947.740

Barang yang tersedia untuk dijual : Rp 3.947.740

(-) Persediaan akhir barang jadi : 0

Harga pokok yang disesuaikan : Rp 3.947.740

Dari laporan harga pokok diatas dapat dijelaskan bahwa harga pokok

penjualan adalah Rp 3.947.740, ini dikarenakan oleh tidak adanya persediaan awal

barang jadi dan persediaan akhir barang jadi.

LAPORAN LABA RUGI

Penjualan : Rp 4.500.000

(-) Harga pokok penjualan : Rp 3.947.740

LABA : Rp 552.260

Dari laporan laba rugi diatas dapat dijelaskan penjualan adalah sebesar Rp 4.500.000

dikurangi harga pokok penjualan Rp 3.947.740.Sehingga mendapat margin kotor Rp 552.260

tetapi karena tidak ada biaya administrasi jadi margin kotor disini tidak dihitung.

Jadi laba Rp 552.260 merupakan laba bersih.

20

Page 21: Paper Akmen

AYAT JURNAL

Pembelian bahan baku 3.423.000

Kas 3.423.000

Barang dalam proses 3.423.000

Bahan baku 3.423.000

Barang dalam proses 500.000

Utang gaji 500.000

Barang dalam proses 24.740

Pengendali overhead 24.740

Harga pokok penjualan 3.947.740

Barang jadi 3.947.740

Piutang Usaha 4.500.000

Pendapatan penjualan 4.500.000

Analisis Biaya dan Pendapatan

TC = 3.947.740

TR = 4.500.000

∏ = TR – TC

Rp 4.500.000 – Rp 3.947.740= Rp 552.260

Jadi laba yang diperoleh untuk 450 unit/bungkus canang tersebut adalah Rp 552.260. Jadi

laba untuk satu unit/bungkus canang adalah Rp 552.260÷ 450 unit/bungkus = Rp 1227

5.10 Revenue Cost Ratio

6

RC

=TotalPenjualanTotalbiaya

21

Page 22: Paper Akmen

R

C=¿¿ 4.500 .0003.947 .740

= 1,13

R/C ratio yang didapat oleh usaha ini adalah 1,13. Jadi usaha canang ini tersebut layak

untuk dikembangkan.

BAB VI

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses kalkulasi biaya pesanan pada usaha canang terdiri atas kartu biaya pesanan,

laporan harga pokok produksi, laporan harga pokok penjualan, laporan laba rugi, dan ayat

jurnal. Harga pokok produksi usaha canang adalah Rp. 3.947.740 Harga Pokok Penjualan

usaha canang yakni Rp 3.947.740. Analisis keuangan untuk usaha canang ini terdiri dari BEP,

analisis biaya dan pendapatan, serta R/C Ratio. BEP (Rp) dari usaha canang tersebut yakni

sebesar Rp 2.186.416. Sedangkan BEP (unit)-nya adalah 216 unit. Analisis biaya dan

pendapatan seperti, laba bersih yang diperoleh dari usaha canang yaitu sebesar Rp 552.260.

Sedangkan untuk R/C Ratio nya adalah 1,13 yang menandakan bahwa usaha canang ini layak

untuk diusahakan dan dikembangkan.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada usaha canang ini tersebut guna memperoleh

keuntungan dan mampu mempertahankan keberadaan usahanya, pemilik harus

memperhatikan beberapa hal seperti di bawah ini :

Pemilik harus selalu berusaha untuk mengontrol usahanya dengan tujuan agar

tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal.

Diusahakan untuk lebih memperbanyak produksi canangnya guna memperoleh

keuntungan yang lebih maksimal.

Pemilik wajib untuk selalu memperhatikan kualitas barang-barang yang

diproduksi.

Dan yang terakhir pemilik juga harus memperluas pemasaran.

22