otitis eksterna refrat
DESCRIPTION
otitis eksternaTRANSCRIPT
Definisi
Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman
maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga,
deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. (Suardana, 1992),
otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga cuaca panas
(hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri yang
menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel
(soepardie, 2008).
Etiologi
Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang,
kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi
pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan
goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan
salah satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmer’s ear) (Kotton, 2004).
Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari satu
kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis
membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga
penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan
disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering adalah
antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri (clioquinol,
Holmes dkk, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya
nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk
mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang telinga luar
0
seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab (Abdullah ,2003).
Klasifikasi
a. Penyebab tidak diketahui (Abdullah ,2003) :
Malfungsi kulit : dermatitis seboroik, hiperseruminosis, asteotosis
Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
Otitis eksterna membranosa.
Meningitis kronik idiopatik
Lupus erimatosus, psoriasis
b. Penyebab infeksi :
Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis,
erisipelas.
Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis
eksterna granulosa, perikondritis.
Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.
Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.
Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum
1
Gambar 1. Liang telinga yang lecet
kontangiosum, variola dan varicella.
Protozoa
Parasit
c. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata, ekskoriasi,
neurogenik.
d. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi karena obat,
dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.
e. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom vesikel dan
bulla), trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).
f. Perubahan senilitas.
g. Deskrasia vitamin
h. Diskrasia endokrin (Abdullah ,2003).
Otitis eksterna diklasifikasikan atas (Kartika, 2008) :
1. Otitis eksterna akut :
• Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
• Otitis eksterna difus
2. Otitis eksterna kronik
1. Otitis eksterna akut
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga
yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3
luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes (Kartika, 2008).
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai
2
berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan
kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik
atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga (Kartika, 2008).
Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu
Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan
udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan
gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret
yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang
berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media (Kartika, 2008).
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan
kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik (Sosialisman &
Helmi, 2001).
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida
albikans atau jamur lain.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering
pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam
asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan.
3
Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.
(Sosialisman & Helmi, 2001).
2. Otitis eksterna kronik
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh
terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga
menyempit (Kotton, 2004).
4
Gambar 2. Otitis eksterna akut
Gambar 3. Otitis eksterna kronik
Gejala klinis
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak
sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang
hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan
ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya
tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan
bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan
perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit
yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit
dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna (Abdullah, 2003).
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga
(Abdullah, 2003).
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa
sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai
rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna
akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama (Abdullah, 2003).
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.
Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif
pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya
tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang
digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran
5
suara (Abdullah, 2003).
Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.
Menurut Senturia HB (1980) :
Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga merupakan tanda-
tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak terjadi. Otitis eksterna
diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu :
1. “Pre Inflammatory“
2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)
3. Radang kronik
2.6 Diagnosis
Anamnesis
Gejala awal dapat berupa gatal
Didapatkan riwayat faktor predisposisi
Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai
dengan kondisi penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna
sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan
tragus, dan ketika mengunyah makanan.
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai
kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada
jamur biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-
6
abuan dan berbau.
Pendengaran normal atau sedikit berkurang (Sosialisman & Helmi, 2001).
Pemeriksaan Fisik
Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan
liang MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani
dapat tidak tampak.
Pada folikulitis akan didpatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous
MAE.
Nyeri tragus (+)
Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan (Sosialisman &
Helmi, 2001).
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara
lain meliputi :
Otitis Media akut
Otitis eksterna bullosa
Perikondritis yang berulang ( Carr, 2000).
Komplikasi
Perikondritis
Selulitis
7
Dermatitis aurikularis (Ardan et al, 2008)
Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan cepat
dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat dengan mudah diobati
dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan
lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius
(Stoppler, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from : www.usudigitallibrary.com. Accessed: 14 September 2012
2. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher Edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara.
3. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble from http://library.usu.ac.id/modules.php&id. Accessed: 14 September 2012
4. Carr, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from : http://www. icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna. htm. Accessed: 14 September 2012
8
5. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga,
Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok
FK Unud. Denpasar.
6. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. 2008. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI.
7. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Available from : http:sav-ondrugs.
com/shop/templates/encyclopedia/ ENCY/ artcle/000622. asp. Accessed: 14
September 2012
8. Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
9. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id. Accessed: 14 September 2012
10. Stöppler M. Swimmer’s Ear Infection. Available at:
http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.htm. Accessed: 14 September
2012
9