otitis eksterna diffuse_lapsus

26
KEPANITERAAN KLINIK ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. W.Z. JOHANNES LAPORAN KASUS: OTITIS EKSTERNA DIFUSA OLEH: Patricia Gloria Fernandez 1008012009 PEMBIMBING: dr. M. A. SRI WAHYUNINGSIH, Sp.THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2015

Upload: patricia-gloria-fernandez

Post on 28-Sep-2015

70 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Lapsus THT-DM Patricia Gloria Fernandez

TRANSCRIPT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. W.Z. JOHANNES

LAPORAN KASUS:OTITIS EKSTERNA DIFUSA

OLEH:Patricia Gloria Fernandez1008012009

PEMBIMBING:dr. M. A. SRI WAHYUNINGSIH, Sp.THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANAKUPANG2015

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikannya laporan kasus dengan judul Otitis Eksterna Difusa. Penulisan laporan kasus ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Ilmu Telinga Hidung Tenggorok di RSUD Prof. W. Z. Johannes.Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. M. A. Sri Wahyuningsih, Sp.THT-KL selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi saran, arahan dan kritik dalam penyusunan makalah ini, dan kepada semua pihak yang turun serta membantu penyusunan makalah ini. Akhir kata dengan segala kekurangan yang penulis miliki, segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak..

Kupang, April 2015

Penulis

LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi laporan kasus dengan judulOtitis Eksterna DifusaOleh :

Nama: Patricia Gloria FernandezNIM: 1008012009Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, sebagai syarat untuk mengikuti ujian komprehensif dalam rangka menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Telinga Hidung Tenggorok di RSUD Prof. W. Z. Johannes.

Mengetahui Pembimbing Klinik

1.dr. M.A.Sri Wahyuningsih, Sp.THT-KLPembimbing Klinik......................................................

DAFTAR ISIKata Pengantar 2Lembar Persetujuan 3Daftar Isi 4BAB I PENDAHULUAN 5BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6A. Definisi 6B. Epidemiologi 6C. Etiologi 6D. Klasifikasi 7E. Patofisilogi 8F. Gejala Klinis 9G. Diagnosis 10H. Penatalaksanaan10BAB III LAPORAN KASUS 121. Identitas Pasien.122. Anamnesis.123. Pemeriksaan Fisik.134. Resume.145. Diagnosa..156. Penatalaksanaan..157. Prognosis..15BAB IV - PEMBAHASAN 16BAB V- PENUTUP.......................................................................................................17Daftar Pustaka 18

BAB IPENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat terlogalisir atau difus. Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna diantaranya, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa dan menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%).1 Istilah otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian luar. 2,3Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.4Penyakit ini ditemukan di seluruh wilayah Amerika Serikat, terjadi pada 4 dari setiap 1.000 orang setiap tahunnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada perubahan musim antara sejuk dan kering. Frekuensi internasional otitis eksterna belum sepenuhnya ditentukan; Namun, insiden meningkat di negara-negara tropis. Meskipun infeksi dapat mempengaruhi semua kelompok usia, puncak insidensi terjadi pada anak usia 7-12 tahun. Sebuah studi epidemiologi tunggal dari Inggris menemukan prevalensi yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan sedikit peningkatan prevalensi bagi mereka yang lebih tua dari 65 tahun. Otitis eksterna akut difusa adalah penyakit yang terutama timbul pada musim panas dan merupakan bentuk otitis eksterna yang paling umum. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.5dari laporan kasus ini sendiri adalah untuk mempermudah menegakkan diagnosis otitis eksterna, serta dapat memahami apa saja penatalaksanaan, patogenesis serta pencegahan juga prognosis dari penyakit ini.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Otitis EksternaOtitis eksterna difus adalah infeksi / radang pada liang telinga akut maupun kronik akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri. Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga sehingga menambah kemungkinan trauma karena garukan 3,6 .B. EpidemiologiPenyakit ini ditemukan di seluruh wilayah Amerika Serikat, terjadi pada 4 dari setiap 1.000 orang setiap tahunnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada perubahan musim antara sejuk dan kering. Frekuensi internasional otitis eksterna belum sepenuhnya ditentukan; Namun, insiden meningkat di negara-negara tropis. Meskipun infeksi dapat mempengaruhi semua kelompok usia, puncak insidensi terjadi pada anak usia 7-12 tahun. Sebuah studi epidemiologi tunggal dari Inggris menemukan prevalensi yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan sedikit peningkatan prevalensi bagi mereka yang lebih tua dari 65 tahun.5Insidensi penyakit ini sama bagi semua jenis kelamin. Tidak ada predileksi rasial telah ditetapkan, meskipun orang-orang di beberapa kelompok ras memiliki kanal telinga kecil, yang mungkin mempengaruhi mereka untuk obstruksi dan infeksi.5C. EtiologiOtitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococcus, Streptococcus, dan beberapa bakteri gram negatif. Serta dapat juga disebabkan oleh jamur sereti Jamur golongan Aspergillus atau Candida sp. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis 4,7.Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : 5,7 1. Derajat keasaman (pH)Ph pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi sebagai protektor terhadap kuman. Bila terjadi perubahan pH menjadi basa maka akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun.2. UdaraUdara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah tumbuh.3. TraumaTrauma ringan misalnya setelah mengorek telinga menggunakan benda tajam, ataupun cotton bud merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna.4. Kelembapan tinggiPada cuaca panas, lembab, dan aktivitas berenang. Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah terkena air.D. Klasifikasi Otitis Eksterna5,6,7Melihat bentuk infeksi di liang telinga, penyakit dibagi atas: 1. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/bisul).Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes. Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga. Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta Lokal yakni pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%. Terapi sistemik : antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Dapat diberikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 2. Otitis eksterna difusOtitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik 3.OtomikosisInfeksi jamur dipermudah oleh kelembapan yang tinggi di daerah tersebut kuman tersering adalah Pityrosporum, Aspergillus, Candida albicans. Gejala yang timbul biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga. Pengobatan yang diberikan berupa : membersihkan telinga dengan tetes telinga seperti otopain, maupun yang mengandung campuran anti biotik dan steroid. Diperlukan pula obat tetes anti jamur untuk pengobatan hingga tuntas.

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit.E. PatofisiologiSecara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga, keadaan ini dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.5Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.5,6Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.5,6Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas (41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.2,3,5Otalgia pada otitis eksterna disebabkan5 :a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.F. Gejala Klinik5,6Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.G. Diagnosis6,7Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan dengan gejala awal berupa gatal. Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat. Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan. Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.Pendengaran pasien bisa normal atau sedikit berkurang, tergantung pada besarnya furunkel atau edema yang terjadi dan telah menyumbat pada liang telinga.Didapatkan riwayat faktor predisposisi misalnya kebiasaan berenang pada pasien, ataupun kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud bahkan menggunakan bulu ayam yang merupakan media penyebaran infeksi.Pemeriksaan Fisik pada pasien bisanya menunjukkan:1. Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan liang MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak tampak.2. Pada folikulitis akan didaptkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE.3. Nyeri tragus (+)4. Tidak adanya partikel jamur5. Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan.H. PenatalaksanaanOtitis ekseterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Untuk tujuan ini biasanya perlu disisipkan tampon berukuran x 5 cm ke dalam liang telinga mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep hartmann yang kecil.Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotic yang paling efektif terhadap pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkanbahan kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi, sehingga untuk menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dan tidak menggaruk/membersihkan telinga dengan cotton bud.

BAB IIILAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIENNo. MR: 0-30-52-63Nama : Ny. FNUmur : 38 tahunJenis Kelamin : PerempuanPendidikan: SMAPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAgama: Kristen ProtestanAlamat : Pasir Panjang

2. ANAMNESIS ( autoanamnesis, tanggal 31 Maret 2015)Keluhan Utama: Nyeri pada kedua telinga dan bengkak pada daun telinga kiri.Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke Poli THT RSU W.Z Johannes dengan keluhan nyeri kedua telinga + 3 hari lalu, diawali dengan rasa gatal pada kedua telinga. Telinga terasa berdengung nada rendah, kurang mendengar, dan merasa telinga tertutup/penuh. Pasien juga mengeluhkan 1 hari sebelumnya ketika tidur, keluarnya cairan berwarna putih- kekuningan dan sedikit berbau. Pasien tidak mengeluh pilek, sakit kepala, batuk, maupun nyeri menelan. Riwayat mengorek telinga menggunakan cotton bud dan peniti terakhir kali pada hari 5 hari sebelum dating rumah sakit yakni tanggal 26 April 2015.Riwayat Penyakit Dahulu:Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit berat, riwayat sinusitis (-), riwayat rinitis (-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-), riwayat trauma pada telinga (-), riwayat penyakit pada telinga sebelumnya (-)Riwayat KebiasaanPasien memiliki kebiasaan mengorek telinga dengan maksud membersihkan, menggunakan cotton bud, pasien tidak pernah memasukkan benda-benda asing dalam telinga, merokok (-), alkoholik (-).Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada riwayat gejala penyakit telinga yang serupa pada anggota keluarga pasien.Riwayat Alergi:Pasien mengaku sering bersin berulang, (lebih dari 5 kali) bila terkena debu, tidak ada riwayat pada obat-obatan dan makanan.Riwayat Pengobatan :Pasien pernah mencoba mengobati keluhan yang dirasakannya dengan minyak obat cina yang diteteskan di telinga namun dirasakan tidak membaik.3. PEMERIKSAAN FISIKTanggal Pemeriksaan : 31 Maret 2015Keadaan Umum : BaikKesadaran : Compos mentisTanda Vital:Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu: 37,0 C Respirasi : 30x/menitStatus Lokalis:Telinga:Bagian TelingaTelinga kananTelinga kiri

AurikulaDeformitas (-), hiperemis (+), edema (+)Deformitas (-), hiperemis (+), edema (+)

Daerah preaurikulaHiperemis (+), edema (+), fistula (-), abses (-), nyeri tekan tragus (+),nyeri pada penarikan auriculaHiperemis (+), edema (+), fistula (-), abses (-), nyeri tekan tragus (+), nyeri pada penarikan auricula, nyeri tekan os. temporomandibula

Daerah retroaurikulaHiperemis (-), edema (-), fistula (-), abses (-), nyeri tekan (-)Hiperemis (+), edema (-), fistula (-), abses (-), nyeri tekan (+)

Meatus akustikusSedikit serumen (+), edema (+), hiperemis (+), furunkel (-), sekret (+) cair kekuninganSerumen (-),stenosis (+), edema (+), hiperemis (+), furunkel (-), sekret (+) cair kekuningan

Membran timpaniRetraksi (-), bulging (-), perforasi (-), cone of light (+),

Sulit di nilai karena stenosis dan di penuhi secret.

AudiometriTidak dilakukanTidak dilakukan

Hidung:Pemeriksaan HidungHidung KananHidung Kiri

Hidung LuarBentuk (N), Inflamasi (-), nyeri tekan (-), deformitas (-).Bentuk (N), Inflamasi (-), nyeri tekan (-), deformitas (-).

Rinoskopi Anterior

VestibulumNormalNormal

Dasar kavum nasi mediaBentuk (N), mukosa hiperemi (-).Bentuk (N), mukosa hiperemi (-).

Meatus nasi mediaMukosa hiperemi (-), sekret (-), konka nasi media (N), massa (-), sekret (-).Mukosa hiperemi (-), sekret (-), konka nasi media (N), massa (-), sekret (-).

Meatus nasi inferiorMukosa hiperemi (-), edema (-)Mukosa hiperemi (-), edema (-)

Konka nasi inferiorMukosa hiperemi (-), edema (-)Mukosa hiperemi (-), edema (-)

Septum nasiDeviasi (-), benda asing (-), perdarahan (-).Deviasi (-), benda asing (-), perdarahan (-).

Tenggorokan:BagianKeterangan

Mukosa bukalhiperemis (-), massa (-)

Mukosa gigihiperemis (-), massa (-)

Palatum durum dan palatu moleHiperemis (-), massa (-)

Mukosa faringHiperemis (-), edema (-), massa (-), granul (-), ulkus (-)

TonsilHiperemis (-), ukuran T1-T1, detritus (-)

4. RESUMESeorang perempuan, 38 tahun,datang Poli THT RSU W.Z. Johannes dengan keluhan nyeri kedua telinga + 3 hari lalu, diawali dengan rasa gatal pada kedua telinga. Telinga terasa berdengung nada rendah, kurang mendengar, dan merasa telinga tertutup/penuh. Pasien juga mengeluhkan 1 hari sebelumnya ketika tidur, keluarnya cairan berwarna putih- kekuningan dan sedikit berbau. Pasien tidak mengeluh pilek, sakit kepala, batuk, maupun nyeri menelan. Riwayat mengorek telinga menggunakan cotton bud dan peniti terakhir kali pada hari 5 hari sebelum dating rumah sakit yakni tanggal 26 April 2015. Pasien mengaku sudah mengunakan minyak cina sebagai obat tetes, namun tidak membaik.Pada pemeriksaan fisik telinga pasien didapatkan adanya gejala klinis otitis eksterna diffusa berupa auricula yang hipermeis (+), dan edema (+), adanya nyeri tekan tragus selain itu terdapat peradangan pada meatus akustikus telinga kiri yaitu terdapat edema (+), hiperemis (+), secret serous berwarna kuning (+), dan liang telinga stenosis.5. DIAGNOSIS H. 60.3 Otitis Eksterna Diffusa (Auricula dextra et sinistra)6. PENATALAKSANAAN:a. Non medikamentosa1. Pasien diberitahu bahwa pasien mengalami infeksi pada liang telinga.2. Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi pada pasien. 3. Pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering dan diajarkan cara membersihkan telinga dengan tissue.4. Pasien diingatkan agar tidak menggaruk/membersihkan telinga dengan cotton bud atau pun benda tajam terlalu sering.b. MedikamentosaLokal :Sebelumnya pada kedua telinga pasien dibersihkan kemudian diberikan tampon antibiotik otopain dengan kortikosteroid salep (hidrokortison 2,5%)Sistemik : Tidak diberikan, karena saat ini pasien sedang hamil 8 bulan7. PROGNOSIS : Dubia ad bonam

BAB IVPEMBAHASAN Pada kasus ini diagnosis otitis eksterna diffusa ditegakkan berdasarkan anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik pasien. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan nyeri kedua telinga + 3 hari lalu, diawali dengan rasa gatal pada kedua telinga. Telinga terasa berdengung nada rendah, kurang mendengar, dan merasa telinga tertutup/penuh. Pasien juga mengeluhkan 1 hari sebelumnya ketika tidur, keluarnya cairan berwarna putih- kekuningan dan sedikit berbau. Pasien tidak mengeluh pilek, sakit kepala, batuk, maupun nyeri menelan. Riwayat mengorek telinga menggunakan cotton bud dan peniti terakhir kali pada hari 5 hari sebelum dating rumah sakit yakni tanggal 26 April 2015. Pasien mengaku sudah mengunakan minyak cina sebagai obat tetes, namun tidak membaik. Dapat diduga kebiasaan mengkorek-korek telinga menggunakan cotton bud memungkinan trauma ringan sehingga terjadi perubahan pada kulit liang telinga yang memudahkan terjadinya infeksi kuman. Pada pemeriksaan fisik telinga kiri pasien didapatkan adanya gejala klinis otitis eksterna diffusa berupa nyeri tekan tragus selain itu terdapat peradangan pada meatus akustikus telinga kiri yaitu terdapat edema, hiperemi, secret serous, dan liang telinga sangat sempit.Pada otitis eksterna, pengobatannya amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga kebersihan liang telinga. Pembersihan liang telinga dengan mengorek-ngorek telinga dengan benda asing seperti cotton bud tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan trauma atau iritasi. Penatalaksanaannya dapat diberikan obat tetes telinga yang mengandung neomisin, polimiksin B dan korikosteroid juga dapat menjadi pilihan. Kadang- kadang diperlukan obat antibiotik sistematik, dan analgetik untuk nyeri.

BAB VPENUTUPDemikianlah telah dilaporkan kasus dengan otitis ekstrna difusa yang telah dibandingkan dengan teori yang ada sehingga dari gejala klinis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis dan di terapi sesuai teori yang ada. Pada kasus ini, tidak diberikan obat oral dikarenakan saat ini pasien sedang hamil 8 bulan, serta telah di berikan edukasi sehingga diharpakan penyakit ini tidak berulang. Pada pasien tidak ditemukan adanya komplikasi ke orgam sekitar. Demikian laporan kasus ini dibuat, diharapkan laporan ini dapat berguna bagi penatalaksaan kasus serupa selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from : www.usudigitallibrary.com. Accessed : 2011, April 16.2. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher Edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara.3. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble from http://library.usu.ac.id/modules.php&id. Accessed : April 16th 2011.4. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id . Accessed : 2011 April 16.5. Ariel A Waitzman, MD, FRCSC. Otitis Externa. Update : Desember 2014. Diakses dari : http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview#a01566. Boies. 1997. Buku Ajar Penyakit THT edisi keenam. Jakarta: EGC7. Sosialisman, Alfian P. hafil, Helmi. 2007. Kelainan Telinga Luar.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Hal. 59. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Diffuse-Ilmu Penyakit THT-KLPage 2