merger dan akuisisi
TRANSCRIPT
MERGER DAN AKUISISI
Oleh:
Cinthia Valentina Iswahyudi 100810201042
Yusniar Adelia Ningrum 100810201022
Rizqi Ila Khoiriyah 100810201138
Ditha Kusumawati 100810201161
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah Merger dan Akuisis ini dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan Lanjutan dimana
kelompok kami mendapatkan tugas untuk menjelaskan tentang Merger dan Akuisis. Kami
menyusun makalah ini dengan bersumberkan buku-buku dan internet. Diharapkan sesudah
penulisan makalah ini, pembaca dan penulis dapat memahami materi perkuliahan ini.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih meliputi banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mohon kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Jember, 22 Mei 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PANDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Krisis perekonomian yang terjadi di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara di tahun1997
membawa dampak negatif pada perbankan di Indonesia. Beberapa perbankan diIndonesia
mengalami krisis dan banyak kesulitan sehingga akhirnya bank-bank tersebut kolaps. Dampak
lain pun terlihat dengan banyaknya bank-bank yang tidak sehat yang harus dilikuidasi karena
sudah tidak bisa diselamatkan kembali. Salah satu cara menangani dampak-dampak tersebut
ialah dengan dilakukan kebijakan strategi merger dan akuisisi. Strategi ini dinilai dapat
menyelamatkan bank-bank yang hampir kolaps dan membangun kembali ke keadaan yang stabil.
Merger dan akuisisi berkembang di era 1970-an sebagai salah satu kebijakan untuk menangani
krisis perekonomian dunia yang didorong oleh faktor-faktor seperti: menyatunya sistem
perekonomian regional dan perekonomian dunia, adanya ekspansi perusahaan- perusahaan MNC
di berbagai negara, serta berbagai terobosan teknologi informasi dan telekomunikasi setelah
tahun 1980 yang memudahkan proses alih informasi dan kapital.
Merger dan akuisisi tidak hanya muncul di perbankan negara-negara berkembang atau yang
sedang mengalami krisis tetapi juga bermunculan di negara-negara maju seperti diAmerika
Serikat, Jerman maupun Jepang dengan tujuan ingin memperoleh keuntungan. Di Indonesia,
merger diberlakukan demi diharapkan membentuk core banks dengan daya saing yang kuat dan
mampu menggerakkan perekonomian nasional. Dari 101 bank di Indonesia yang melakukan
merger dan akuisisi, 71 bank dilikuidasi dan hanya 30 bank yang masih beroperasi dan bertahan
hingga tahun 1998. Di tahun 2001,sebanyak 18 bank dilikuidasi dan selebihnya 12 bank masih
beroperasi. Setelah krisis moneter di Indonesia, hasil dari pelaksanaan merger empat
bank menghasilkan Bank Mandiri (2002) dengan aset Rp. 248.884 triliun. Lalu sembilan
bank melakukan merger menghasilkan Bank Danamon dengan aset Rp. 54.297 triliun kemudian
hasil merger dari lima bank menghasilkan Bank Permata dengan aset Rp. 32.636 triliun,
dan bank-bank lainnya.
Strategi ini digunakan oleh perbankan sebagai keputusan dan langkah strategis yang
digunakan untuk memperbaiki kinerja bank sehingga diharapkan bank dapat bekerja secara
efisien dan memperbaiki kepercayaan masyarakat terhadap bank serta mampu menghasilkan
keuntungan yang optimal. Namun, beberapa peneliti menilai adanya kondisi yang seharusnya
tidak terjadi dalam merger perbankan justru terjadi. Adanya penurunan laba, simpanan
pihak ketiga dan tingginya jumlah kredit yang disalurkan.Tidak mudah melakukan merger dan
akuisisi, karena tidak saja berkaitan dengan masalah bisnis dan keuangan, tetapi juga
menyangkut masalah hukum, perpajakan, akuntansi, perijinan, manajemen, tenaga kerja bahkan
kultur usaha dari perusahaan-perusahaan yangakan melakukan merger dan akuisisi.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang Merger dan
Akuisisi sehingga diharapkan pembaca dapat memahami Merger dan Akuisisi setelah membaca
makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan adalah unsur penting keberhasilan dan vitalitas banyak perusahaan.
Tanpanya, perusahaan mendapat kesulitan dalam mendorong dedikasi untuk mencapai tujuan
dan menarik para manajer berkualitas tinggi. Pertumbuhan bersifat internal maupun eksternal,
pertumbuhan bersifat internal meliputi perusahaan mengakuisisi aktiva tertentudan mendanainya
melalui penahanan laba atau pendanaan eksternal. Sedangkan perumbuhan eksternal meliputi
merger dan akuisisi.
2.1 Merger
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan hanya satu perusahaan
tetap beroperasi sebagai entitas hukum.
Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger dapat dibedakan:
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang yang
sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau
customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam
garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah
perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis
melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003,
p.717).
2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Merger
Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihanyang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuantersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.642)
2.2 Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian hak atas bagian dari perusahaan lain. Sehingga perusahaan pembeli dapat
mengambil alih perusahan target. Dapat dikatakan pula bahwa akuisisi adalah pengambil alihan perusahaan oleh
perusahaan lain yang ditempuh dengan dua cara, yaitu: pertama, mengambil alih aset perusahaan target. Kedua,
membeli saham-saham dari perusahaan target.
2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang sahamsehingga
jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahansahamnya
dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegangsaham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
sahamdapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile
takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara
pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang
sahamminoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut:
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut,
maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit
dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik
namasehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)
Alasan-alasan dilakukannya merger dan akuisisi, antara lain:
1. Peningkatan Penjualan dan Operasional yang Ekonomis
Salah satu alasan penting adanya akuisisi adalah peningkatan penjualan. Dengan
mendapatkan tambahan pangsa pasar, perusahaan dapat meningkatkan penjualan secara
terus-menerus dan mendapatkan dominasi dalam pasar.
2. Perbaikan Manajemen
perusahaan yang imbal hasilnya rendah dengan pendapatan yang buruk adalah kandidat
akuisisi yang empuk, biasanya perusahaan yang seperti ini adalah perusahaan yang
memiliki sitem manajemen yang lemah. Sehingga, apabila dilakukan akuisisi perusahaan
pengakuisisi dapat mengambil tindakan perbaikan manajemen sehingga perusahaan dapat
dikelola secara efisien dan menghasilkan profitabilitas yang tinggi.
3. Transfer Kesejahteraan
Tindakan apapun ang mengurangi tingkat resiko arus kas, seperti merger dapat
mengakibatkan transfer kesejahteraan kepada para pemilik utang. Akan tetapi,
restrukturisasi yang meningkatkan tingkat resiko relatif, seperti divestasi atau peningkatan
leverage keuangan dapat mengakibatkan transfer kesejahteraan dar para pemilik utang
kepada para pemegang ekuitas
4. Alasan- Alasan perpajakan
Pertimbangan pajak telah mendorong pula terjadinya sejumlah merger. Sebagai contoh,
perusahaan yang menguntungkan dan berada di rentang pajak tertinggi dapat mengakuisisi
sebuah perusahaan yang memiliki akumulasi kerugian pajak dalam jumlah besar. Kerugian
secara pajak ini selanjutnya dapat langsung diubah menjadi penghematan pajak daripada
dibawa ke tahun berikutnya dan digunakan di maa mendatang. Jika perusahaan mengalami
kekurangan peluang investasi internal jika dibandingkan dengan arus kas bebas yang
tersedia, maka perusahaan dapat (membayarkan dividen tambahan, (2) berinvestasi pada
sekuritas, (3) membeli kembali sahamnya, atau (4) membeli perusahaan lain.
5. Insentif Pribadi Manajer
Ekonom keuangan suka berpendapat bahwa keputusan bisnis hanya didasarkan atas
pertimbangan ekonomi saja, khususnya dalam hal memaksimalkan nilai sebuah
perusahaan. Namun, banyak keputusan bisnis sebetulnya lebih didasarkan pada motivasi
pribadi manajer daripada pada analisis ekonomi.
Petimbangan pribadi akan dapat menghalangi sekaligus juga dapat memotivasi merger.
Setelah sebagian besar pengambilalihan, sebagian manajer dari perusahaan yang diakusisi
kehilangan pekerjaan mereka, atau paling tidak otonomi yang mereka miliki. Karenanya,
para manajer yang memiliki kurang dari 51% saham perusahaan mereka mencoba
mencarai cara yang akan memperkecil peluang erjadinya pengambilalihan. Merger defensif
seperti itu sangat sukar untuk dipertahankan berdasarkan alasan ekonomi.
Akuisisi Strategis yang Melibatkan Saham Biasa
Akuisisi strategis terjadi ketika perusahaan mengakuisisi perusahaan lainnya sebagai
bagian dari strategi keseluruhan perusahaan dengan hasil yang diinginkan adalah mencapai
keunggulan biaya, baik melalui perluasan produk atau dominasi pasar.
Fokus pada bagian ini adalah akuisisi strategis dan, secara khusus, akuisisi yang
dilakukan melalui saham biasa sebagai ganti uang tunai. Ketika akuisisi dilakukan dengan saham
biasa, terdapat “rasio pertukaran,” yang menyatakan bobot relatif dari kedua perusahaan
sehubungan dengan beberapa variabel utama. Dibagian ini akan dipertimbangkan dua rasio
pertukaran, satu untuk laba per lembar saham dan lainnya untuk harga pasar, dari kedua
perusahaan yang digabungkan.
Dampak Laba
Dalam mengevaluasi kemungkinan akuisisi, perusahaan pengakuisisi mempertimbangkan
pengaruh yang akan ditimbulkan merger tersebut terhadap EPS dari perusahaan yang
bertahan. Perusahaan A sedang mempertimbangkan akuisisi, melalui saham biasa,
Perusahaan B. Data keuangan potensi akuisisi pada waktu sedang dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
Perusahaan A Perusahaan B
Laba Sekarang $ 20.000.000 $ 5.000.000
Saham yang Beredar 5.000.000 2.000.000
EPS $ 4,00 $ 2,50
Harga perlembar $ 64,00 $30,00
Rasio harga terhadap laba 16 12
Perusahaan B setuju dengan penawaran sebesar $ 35/lembar yang akan dibayar dengan
saham Perusahaan A. Jadi, rasio pertukaran adalah $ 35/ $ 64, atau sekitar 0,547 dari satu
lembar saham Perusahaan A untuk setiap lembar saham perusahaan B. Totalnya,
1.093.750 saham biasa Perusahaan A perlu diemisi untuk mengakuisisi Perusahaan B.
Dengan asumsi bahwa pendapatan dari perusahaan yang terlibat tetap sama setelah
akuisisi, EPS untuk perusahaan yang bertahan adalah
Perusahaan A yang bertahan
Total Laba $ 25.000.000
Saham yang beredar 6.406.250
EPS $ 3,90
Jadi, terdapat peningkatan yang cepat dalam EPS untuk Perusahaan A sebagai hasil dari
merger tersebut. Akan tetapi, para pemegang saham lama Perusahaan B mengalami
pengurangan dalam EPS. Untuk setiap lembar saham perusahaan B yang mereka miliki,
sekarang mereka memiliki 0,547 saham perusahaan A. Jadi EPS telah merger
berhubungan dengan setiap lembar saham Perusahaan B yang sebelumnya dimiliki oleh
mereka, yaitu (0,547)($ 4,10), atau $ 2,24, dibandingkan dengan sebelum merger, yaitu
$2,50.
Asumsikan bahwa harga yang disepakati untuk saham perusahaan B adalah $ 45, bukan $
35 per lember. Rasio pertukarannya akan menjadi $ 45/$64, atau sekitar 0,703 perlembar
saham Perusahaan A untuk setiap lembar saham Perusahaan B. Totalnya 1.406.250
lembar saham harus diemisi, dan EPS setelah merger akan menjadi.
Perusahaan A yang bertahan
Total Laba $ 25.000.000
Saham yang Beredar 6.406.250.
EPS $ 3,90
Dalam hal ini, terdapat dilusi awal dalam EPS Perusahaan A karena adanya akuisisi atas
Perusahaan B, Dilusi dalam EPS dapat terjadi kapan pun rasio harga terhadap laba yang
dibayar pada sebuah perusahaan melebihi rasio P/E dari perusahaan yang melakukan
akuisisi. Dicontoh kita, rasio P/E dalam situasi pertama adalah $ 35/ $2,50, atau 14.
Dalam situasi kedua, menjadi $45/$2,50 atau 18. Oleh karena itu Rasio P/E Perusahaan A
sebelumnya adalah 16, maka terdapat kenaikan dalam EPS di situasi pertama dan
penurunan di situasi kedua.
Jadi, kenaikan dan penurunan awal dalam EPS mungkin terjadi pada perusahaan yang
bertahan. Jumlah kenaikan atau penurunan adalah fungsi dari (1) kelipatan rasio P/E
sebelum merger dan (2) ukuran relatif dari kedua perusahaan sebelum merger yang
diukur melalui total laba. Semakin tinggi rasio P/E sebelum merger milik perusahaan
pengakuisisi sehubungan dengan perusahaan yang diakuisisi, dan semakin besar laba
perusahaan yang diakuisisi jika dibandingkan dengan pendapatan perusahaan
pengakuisisi sebelum merger, maka semakin besar kenaikan EPS perusahaan yang
bertahan.
Dampak Nilai Pasar
Rasio pertukaran harga pasar didapat dari:
Harga pasar per lembar x jumlah saham yg ditawarkan oleh perusahaan
Saham perusahaan pengakuisisi pengakuisisi utk setiap lembar saham
perusahaan yang diakuisisi
harga pasar perlembar saham perusahaan yang diakuisisi
Contoh :
Diketahui: harga pasar pengakuisisi = $60
Harga pasar diakuisisi = $30
jumlah saham yg ditawarkan oleh perusahaan
pengakuisisi utk setiap lembar saham perusahaan yang diakuisisi = 0,5
Ditanya : Rasio pertukaran harga pasar
Jawab : $60x0,5
$30
= 1
Dengan kata lain, saham biasa kedua perusahaan tersebut akan dipertukarkan 1 untuk 1
berdasarkan harga pasar. Jika harga pasar perusahaan yang bertahan relatif stabil pada
$60/lembar, para pemegang saham kedua perusahaan tersebut juga lebih baik
melepasnya. Akan tetapi perusahaan yang akan diakuisisi akan menemui sedikit hal yang
menarik untuk menerima rasio pertukaran nilai pasar 1 untuk 1 tersebut. Biasanya
perusahaan pengakuisisi harus menawarkan harga diatas harga pasar saat ini perlembar
saham kepada perusahaan yang ingin diakuisisi. Sebagai ganti setengah lembar saham,
Pengusaha Pengakuisisi dapat saja menawarkan 0,667 per lembar saham, atau $40/lembar
untuk nilai pasar saat ini.
Meningkatkan EPS. Ditengah kegiatan sinergi, perbaikan manajemen, atau nilai yang
terlalu rendah atas saham perusahaan yang diakuisisi pasar yang tidak efisien, kita tidak
mengharapkan Perusahaan pengakuisisi untuk menawarkan harga diatas harga pasar saat
ini dari perusahaan yang diakuisisi. Akan tetapi, pemegang saham perusahaan
pengakuisisi keadaannya dapat lebih baik jika rasio P/E perusahaan mereka lebih tinggi
daripada perusahaan yang diakuisisi dan jika bagaimanapun juga perusahaan yang
bertahan mampu mempertahankan hubungan harga terhadap laba yang sama tingginya
setelah merger. Asumsikan bahwa perusahaan pengakuisisi memiliki rasio P/E sebesar
18. Misalkan terdapat informasi keuangan sebagai berikut:
Perusahaan
Pengakuisisi
Perusahaan
yang diakuisisi
Laba sekarang $ 20.000.000 $6.000.000
Saham yang beredar 6.000.000 2.000.000
EPS $3.33 $3,00
Harga Pasar perlembar saham $60,00 $30,00
Rasio P/E 18 10
Dengan penawaran senilai 0,667 dari suatu lembar saham perusahaan pengakuisisi untuk
setiap lembar saham Perusahaan yang diakuisisi, atau (0,677) x ($60)= $40 perlembar, rasio
pertukaran harga pasar untuk Perusahaan yang diakuisisi adalah
¿ $60 x 0,667$ 30
= 1,33
Pemegang saham perusahaan yang diakuisisi akan ditawari saham senilai $40 untuk
setiap lembar saham yang mereka miliki. Sudah jelas, mereka mendapatkan untung dari akuisisi
tersebut, dari sudut pandang harga pasar, karena saham, karena saham mereka sebelumnya hanya
berbilai $30/lembar. Secara keseluruhan, 1.333.333 saham perusahaan bertahan yang baru (dari
0,667x 2.000.000 saham perusahaan yang diakuisisi) akan diemisi kepada para pemegang saham
perusahaan pengakuisisi juga mendapatkan keuntungan jika rasio P/E dari perusahaan yang
bertahan tetap 18. Harga pasar per lembar saham perusahaan yang bertahan setelah akuisisi
tersebut, jika hal lainnya tetap, adalah
Perusahaan yang Bertahan
Total Laba $ 26.000.000
Saham yang beredar 7.333.333
EPS $3,55
Rasio P/E .18
Harga Pasar per lembar saham $63,90
Contoh soal :
1. Yablonski Cordage Company sedang mempertimbangkan akuisisi Yawitz Wire dan
Mesh Corporation melalui saham biasa. Informasi keuangan yang relevan sebagai
berikut:
Yablonski Yawitz
Laba sekarang (Dalam ribuan) $4.000 $1.000
Saham biasa yang beredar (Dalam ribuan) 2.000 800
EPS $2,00 $1,25
Rasio P/E 12 8
Yabslonki berencana untuk menawarkan premi sebesar 20% diatas harga pasar saham
Yawitz.
a) Berapakah rasio pertukaran sahamnya? Berapa banyak saham baru yg akan
diemisi?
b) Berapakah EPS untuk perusahaan yang bertahan segera setelah merger tersebut?
c) Jika rasio P/E untuk Yablonski tetap 12, berapakah harga pasar per lembar saham
perusahaan yang bertahan? Apa yang akan terjadi jika rasio P/E menjadi 11?
Jawab :
a)
Yablonski Yawitz
EPS $2,00 $1,25
Rasioa P/E 12 8
Harga pasar perlembar $24 $10
Penawaran kepada pemegang saham Yawitz untuk saham Yablonski (termasuk
preminya) = $10 x 1,20= $12 per lembar
Rasio pertukaran = $12/24= 0,5; atau setengah saham Yablonski untuk setiap satu
lembar saham Yawitz.
Jumlah saham yang baru diemisi = 800.000 lembar x 0,5= 400.000 lembar
b)
Laba perusahaan yang bertahan (dalam ribuan) $ 5.000
Saham biasa yang beredar (dalam ribuan) 2.400
EPS $2,0833
Terdapat kenaikan EPS berdasar atas perusahaan atas perusahaan pengakuisisi
dengan rasio P/E lebih rendah.
c) Harga pasar perlembar: $2,0833 x 12 = $ 25,00
Harga pasar perlembar: $2,0833 x 11 = @ 22,92
Pada contoh pertama, harga saham naik, dari $24, karena adanya kenaikan EPS. Pada
contoh kedua, harga saham turun karena adanya penurunan rasio P/E. Dipasar yang
efisien, dapat diperkirakan adanya penurunan rasio P/E jika terdapat kemungkinan
sinergi dan/atau peningkatan manajemen.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-jenis.html
http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2010/10/21/contoh-makalah-tentang-merger-
perusahaan/