analisis dampak merger dan akuisisi terhadap … · keuangan perusahaan sebelum merger dan...

110
ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Periode 2005) Oleh ANUGERAH DEWI P. S. H24080021 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: hoangque

Post on 08-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, Periode 2005)

Oleh

ANUGERAH DEWI P. S.

H24080021

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

RINGKASAN

ANUGERAH DEWI P. S. H24080021. Analisis Dampak Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Periode 2005). Dibawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. Adanya globalisasi dan perdagangan bebas menyebabkan persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat mempertahankan eksistensinya. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan merger dan akuisisi. Keberhasilan perusahaan dalam merger dan akuisisi dapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut, salah satunya kinerja keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi, (2) Menganalisis kondisi kinerja keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi, (4) Menganalisis adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Objek penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2005. Berdasarkan metode pengambilan sampel dengan purposive sampling, diperoleh tiga perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kinerja keuangan perusahaan pada periode sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang diwakili oleh current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan total asset turn over. Selanjutnya digunakan uji beda paired sample t test untuk mengetahui ada tidaknya dampak akuisisi terhadap kinerja keuangan. Alasan merger dan akusisi yang dilakukan perushaan berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan keadaan perusahaan sampel. Begitu juga dengan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi bervariasi dari tahun ke tahun dan berbeda-beda untuk tiap perusahaan. Dari hasil analisis deskriptif pada rasio keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi maka dapat terlihat beberapa perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan pada nilai rata-rata setiap rasio, nilai maximum, nilai minimum, serta standar deviasi dari rasio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Selanjutnya untuk melihat apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dilakukan uji paired sample t test dengan SPSS 17. Dari hasil pengujian dengan membandingkan kinerja keuangan 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan total asset turn over antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada taraf signifikan 95% (α=0.05). Kata Kunci: Merger, Akuisisi, Kinerja Keuangan

Page 3: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, Periode 2005)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANUGERAH DEWI P. S.

H24080021

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 4: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

Judul Skripsi : Analisis Dampak Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan (Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Periode 2005)

Nama : Anugerah Dewi P. S.

NIM : H24080021

Menyetujui,

Pembimbing

(Farida Ratna Dewi, SE, MM)

NIP : 19710307 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP : 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Anugerah Dewi Permata Sary yang dilahirkan di Jakarta

pada tanggal 20 Desember 1990. Penulis merupakan anak ke dua dari pasangan

Alm. Bapak Wito dan Ibu Giyanti.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Cipadu 1 Tangerang

pada tahun 2002, pendidikan tingkat menengah pertama di SMP Negeri 245

Jakarta pada tahun 2005 dan pendidkan menengah atas di SMA Negeri 6 Jakarta

pada tahun 2008. Setelah itu penulis melanjutkan studi untuk jenjang stara satu di

Institut Pertanian Bogor. Penulis memulai studinya di tahun 2008 pada Mayor

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama menempuh masa studinya di IPB, penulis aktif di beberapa

organisasi dan ikut serta menjadi panitia dalam beberapa acara kepanitiaan yang

diselenggarakan oleh BEM FEM IPB dan BEM KM IPB. Penulis aktif sebagai

staff Direktorat Public Relation Center of Management (COM@) (2009-2010).

Di tahun berikutnya penulis menjabat sebagai Dewan Komisaris Center of

Management (COM@) (2010-2011). Selain aktif pada himpunan profesi, penulis

juga aktif dalam unit kegiatan mahasiswa International Association of Student in

Agricultural and Related Sciences (IAAS). Di organisasi ini penulis menjabat

sebagai Head of Human Resources Develompent Department (2010-2011).

Page 6: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Dampak Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

(Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Periode 2005).” Skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor.

Skripsi ini membahas mengenai dampak merger dan akuisisi yang

dilakukan perusahaan terhadap kinerja keuangannya. Dampak merger dan akuisisi

yang dilakukan perusahaan dilihat dari perubahan kinerja keuangan setelah

merger dan akuisisi yang di proyeksikan ke dalam empat rasio yaitu, current

ratio, debt to equity ratio, net profit margin dan total asset turn over yang masing

masing mewakili rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio

aktivitas.

Demikian skripsi ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat

kepada para pembaca. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi materi maupun dari segi

penyajiannya. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan

yang terdapat dalam skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Bogor, Maret 2012

Penulis

Page 7: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,

masukan, motivasi, dan semangat dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan

hati penulis mengucapkan ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi

dan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM dan Ibu Dra. Siti Rahmawati M.Pd

selaku dosen penguji sidang yang telah bersedia meluangkan waktunya

menjadi penguji sidang dan memberikan bimbingan serta saran dalam

penulisan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

4. Seluruh Dosen Departemen Manajemen beserta Staf Tata Usaha yang telah

banyak membantu.

5. Kedua orang tua penulis yang telah mendidik, memberi kasih sayang, doa

serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis dalam mengerjakan

skripsi ini. Serta Eko yang telah memberikan bantuan yang tak terhitung

nilainya.

6. Iqdam Nadirman yang selalu memberikan motivasi, semangat, kesabaran dan

dukungan kepada penulis.

7. Sahabat sekaligus keluargaku di Putri Bunda, Dina, Mutia, Mafia, Aysri, dan

Gita. Terimakasih atas kehangatan keluarga, pertolongan, dan keceriaan yang

selalu kalian berikan.

8. Sahabat-sahabatku di Manajemen 45, Risya, Amel, Ida, Fitri, Regi dan Oca.

Terimakasih untuk keceriaan dan kebersamaanya selama ini.

9. Sahabat-sahabat tersayangku Debby, Bunga, Riris, Duma dan Tri yang selalu

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

10. Teman-teman Center of Management dan IAAS. Terimakasih untuk

kekeluargaan dan teamwork selama berada di organisasi tersebut.

Page 8: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

vii

11. Teman-teman satu bimbingan, Ida, Nabila, Anggara, Fuji sebagai tempat

bertukar pendapat dan ilmu serta selalu memberikan semangat untuk berjuang

bersama sampai akhir.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 9: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

viii

DAFTAR ISI Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................ vi

DAFTAR ISI ...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 4 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 6 2.1. Merger dan Akuisisi ............................................................ 6 2.1.1 Pengertian ................................................................... 6 2.1.2 Motif Merger dan Akuisis .......................................... 6 2.1.3 Jenis Merger ............................................................... 7 2.2. Analisis Laporan Keuangan ................................................ 8 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ................................... 8 2.2.2 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ..................... 9 2.2.3 Tujuan Analisis ........................................................... 9 2.2.4 Jenis laporan Keuangan .............................................. 10 2.2.5 Metode dan Teknik Analisis ....................................... 11 2.2.6 Analisis Rasio Keuangan ............................................ 12 2.2.6.1 Pengertian, Tujuan, dan Klasifikasi Rasio .... 12 2.2.6.2 Keunggulan Analisis Rasio ........................... 13 2.3. Uji Normalitas Data ............................................................ 13 2.4. Uji Paired Sample T Test ................................................... 14 2.5. Penelitian Terdahulu ............................................................ 16

III. METODE PENELITIAN ........................................................ 18 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................... 18 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 20 3.3. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ..................... 20 3.4. Metode Analisis Data .......................................................... 21 3.4.1 Variabel Penelitian ..................................................... 21 3.4.2 Teknik Analisis ........................................................... 23 3.4.2.1 Analisis Deskriptif ......................................... 23

Page 10: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

ix

3.4.2.2 Uji Normalitas ................................................ 23 3.4.2.3 Uji Paired Sample T Test ............................... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 27 4.1. Gambaran Umum Perusahaan dan Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi ............................................................ 27 4.1.1 PT Indofood Sukses Makmur ..................................... 27 4.1.2 PT Hanson International ............................................. 29 4.1.3 PT Kalbe Farma .......................................................... 31 4.2. Kondisi Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi .............................................. 34 4.2.1 PT Indofood Sukses Makmur ..................................... 36 4.2.2 PT Hanson International ............................................. 44 4.2.3 PT Kalbe Farma .......................................................... 52 4.3 Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi ....................................... 60 4.3.1 PT Indofood Sukses Makmur ..................................... 60 4.3.2 PT Hanson International ............................................. 62 4.3.3 PT Kalbe Farma .......................................................... 63 4.4. Analisis Deskriptif ............................................................... 65 4.4.1 Analisis Deskriptif Sebelum Merger dan Akuisisi ..... 66 4.4.2 Analisis Deskriptif Sesudah Merger dan Akuisisi ...... 67 4.4.3 Perbandingan Analisis Deskriptif Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi ............... 68 4.4.3.1 Analisis Rasio Likuiditas ................................. 69 4.4.3.2 Analisis Rasio Solvabilitas .............................. 71 4.4.3.3 Analisis Rasio Profitabilitas ............................. 72 4.4.3.4 Analisis Rasio Aktivitas ................................... 73 4.5. Uji Paired Sample T Test .................................................... 75 4.5.1 Analisis Rasio Likuiditas ............................................ 75 4.5.2 Analisis Rasio Solvabilitas ......................................... 76 4.5.3 Analisis Rasio Profitabilitas ....................................... 77 4.5.4 Analisis Rasio Aktivitas ............................................. 77

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 80 a. Kesimpulan .................................................................................... 80 b. Saran .................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 82

LAMPIRAN ...................................................................................... 84

Page 11: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Daftar perusahaan sampel............................................................. 21 2. Hasil pengujian normalitas data ................................................... 21 3. Daftar rasio keuangan sebelum merger dan akuisisi .................... 34 4. Daftar rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi ..................... 35 5. Daftar perkembangan kinerja keuangan PT Indofood Sukses

Makmur ........................................................................................ 6. Daftar perkembangan kinerja keuangan PT Hanson International 62 7. Daftar perkembangan kinerja keuangan PT Kalbe Farma ........... 63 8. Hasil analisis deskriptif sebelum dan sesudah merger dan

akuisisi ........................................................................................ 65 9. Hasil analisis deskriptif rata-rata sebelum dan sesudah merger dan akuisisi ................................................................................... 63 10. Hasil paired sample t test sebelum dan sesudah merger dan Akuisisi ........................................................................................ 69

Page 12: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kurva distribusi normal ................................................................ 14 2. Kerangka pemikiran penelitian..................................................... 19 3. Kondisi current ratio Indofood Sukses Makmur sebelum merger dan akuisisi ....................................................................... 36 4. Kondisi current ratio Indofood Sukses Makmur sesudah merger dan akuisisi ....................................................................... 37 5. Kondisi debt to equity ratio Indofood Sukses Makmur sebelum merger dan akuisisi ........................................................ 38 6. Kondisi debt to equity ratio Indofood Sukses Makmur sesudah merger dan akuisisi ......................................................... 39 7. Kondisi net profit margin Indofood Sukses Makmur sebelum merger dan akuisisi ........................................................ 40 8. Kondisi net profit margin Indofood Sukses Makmur sesudah merger dan akuisisi ......................................................... 41 9. Kondisi total asset turn over Indofood Sukses Makmur sebelum merger dan akuisisi ........................................................ 42 10. Kondisi total asset turn over Indofood Sukses Makmur sesudah merger dan akuisisi ......................................................... 43 11. Kondisi current ratio Hanson International sebelum merger dan akuisisi ................................................................................... 44 12. Kondisi current ratio Hanson International sesudah merger dan akuisisi ................................................................................... 45 13. Kondisi debt to equity ratio Hanson International sebelum merger dan akuisisi ....................................................................... 46 14. Kondisi debt to equity ratio Hanson International sesudah merger dan akuisisi ....................................................................... 47 15. Kondisi net profit margin Hanson International sebelum merger dan akuisisi ....................................................................... 48 16. Kondisi net profit margin Hanson International sesudah merger dan akuisisi ....................................................................... 49 17. Kondisi total asset turn over Hanson International sebelum merger dan akuisisi ....................................................................... 50 18. Kondisi total asset turn over Hanson International sesudah merger dan akuisisi ....................................................................... 51 19. Kondisi current ratio Kalbe Farma sebelum merger dan akuisisi ........................................................................................ 52 20. Kondisi current ratio Kalbe Farma sesudah merger dan akuisisi ........................................................................................ 53 21. Kondisi debt to equity ratio Kalbe Farma sebelum merger dan akuisisi ................................................................................... 54 22. Kondisi debt to equity ratio Kalbe Farma sesudah merger dan akuisisi ................................................................................... 55 23. Kondisi net profit margin Kalbe Farma sebelum merger dan akuisisi ................................................................................... 56

Page 13: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

xii

24. Kondisi net profit margin Kalbe Farma sesudah merger dan akuisisi ................................................................................... 57 25. Kondisi total asset turn over Kalbe Farma sebelum merger dan akuisisi ................................................................................... 58 26. Kondisi total asset turn over Kalbe Farma sesudah merger dan akuisisi ................................................................................... 59 27. Perubahan komponen current ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi ....................................................................... 64 28. Perubahan komponen debt to equity ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi ......................................................... 66 29. Perubahan komponen net profit margin sebelum dan sesudah merger dan akuisisi ......................................................... 67 30. Perubahan komponen total asset turn over sebelum dan sesudah merger dan akuisisi ......................................................... 68

Page 14: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Daftar rasio keuangan ................................................................... 85 2. Hasil output uji normalitas .......................................................... 86 3. Hasil output uji deskriptif ............................................................. 87 4. Hasil output bloxplot .................................................................... 88 5. Hasil output uji paired sample t test ............................................. 93 6. Perhitungan manual uji beda berpasangan ................................... 95

Page 15: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Adanya globalisasi dan perdagangan bebas menyebabkan persaingan

usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi ini menuntut

perusahaan untuk selalu mengembangakan strategi perusahaan agar dapat

mempertahankan eksistensinya, baik strategi jangka pendek maupun strategi

jangka panjang. Masalah penggabungan usaha selalu menarik perhatian

karena banyak aspek dan kepentingan yang terkait. Penggabungan usaha

dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan

hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Melalui penggabungan beberapa

usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat meningkatkan pangsa

pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan integrasi vertikal dari aktivitas

operasional yang ada.

Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan

melakukan merger dan akuisisi. Perusahaan melakukan merger dan akuisisi

bertujuan untuk membuat skala bisnis menjadi lebih besar di tengah

kompetisi. Merger dan akuisisi merupakan alternatif investasi modal

pertumbuhan secara internal. Merger terjadi ketika dua organisasi yang

berukuran kurang lebih sama bersatu untuk membangun satu jenis usaha

sedangkan akuisisi terjadi ketika sebuah organisasi yang besar membeli suatu

perusahaan yang lebih kecil atau sebaliknya.

Merger dan akuisisi di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa

sehingga menjadi sebuah alternatif strategi yang menarik bagi banyak

perusahaan baik domestik maupun asing untuk melakukannya. Merger di

Indonesia secara umum diatur dalam Undang-undang No.1/1995 mengenai

Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 27/1998 mengenai

Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas,

Peraturan Pemerintah No. 28/1999 mengenai Merger, Konsolidasi dan

Akuisisi Bank dan peraturan-peraturan lain yang terkait. Untuk perusahaan

Page 16: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

2

Terbuka, merger diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.G.1 mengenai

Penggabungan dan Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten.

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) mencatat nilai merger

dan akuisisi atau penggabungan usaha selama tahun 2011 mencapai Rp 70,3

triliun yang terdiri atas transaksi sesama perusahaan asing Rp 39,5 triliun,

perusahaan asing dan perusahaan Indonesia Rp 26,2 triliun, serta sesama

perusahaan lokal Rp 4,6 triliun. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan

dengan tahun 2010. (Sumber: http://www.kabarbisnis.com)

Pada tahun 2005, menurut Dealogic’s Invesment Banking Review,

Asia tampil di posisi teratas dalam merger dan akuisisi global pada kuartal

pertama dengan nilai kesepakatan yang diumumkan melonjak sebesar 75%

dari periode yang sama tahun lalu yang jauh lebih cepat daripada kawasan

manapun. Indonesia menjadi salah satu negara yang menunjukan

pertumbuhan terkuat dengan nilai kesepakatan merger dan akuisisi meningkat

sebesar 37% menjadi US$ 5,4 miliar. (Sumber: http://www.merdeka.com)

Contoh perusahaan yang pernah melakukan aktivitas akuisisi di tahun

2005 adalah PT Indofood Sukses Makmur. Pada 1 Juni 2005 perusahaan ini

melalui anak perusahaannya PT Salim Ivomas mengakuisisi PT Kebun

Ganda Prima dan PT Citranusa Intisawit senilai Rp. 175 miliar atau 100%

saham dari Silveron Investment Ltd Milik Reserve Cash Ltd pemegang

saham KGP dan CI. Akuisisi ini adalah akuisisi eksternal perusahaan yang

bergerak dalam perkebunan sawit di Kalimantan Barat seluas 27 ribu hektar.

(Sumber: Dokumentasi Bursa Efek Indonesia)

Contoh lain adalah merger yang dilakukan oleh PT Hanson

International Tbk yang mengakuisisi 50% saham PT Panca Amara Utama

pada 15 April 2005. Akuisisi ini merupakan upaya penyelamatan PT Hanson

Industri Utama Tbk setelah core bisnisnya yakni tekstil bangkrut. Perusahaan

ini kemudian berubah nama menjadi PT Hanson International Tbk dan

beralih menjadi perusahaan investasi. (Sumber: Dokumentasi Bursa Efek

Indonesia)

Selain dua perusahaan diatas, pada tahun 2005 tercatat 19 perusahaan

terbuka yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi di Indonesia. Enam

Page 17: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

3

diantaranya bertindak sebagai perusahaan pengakuisisi, yaitu Indofood

Sukses Makmur, Hanson International, Kalbe Farma, Bakrie Sumatera

Plantation, Medco Energy International, dan Bat Indonesia. Sedangkan 13

perusahaan lainnya berindak sebagai perusahaan target, yaitu Bank NISP,

Bank Buana Indonesia, Bank Lippo, Bank Arta Graha, Cahaya Kalbar, Gajah

Tunggal, HM Sampoerna, Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, Lippo

Karawaci, Excelkomindo Pratama, Ring Tenders Indonesia, Summitplast,

dan Duta Semesta Mas.

Keberhasilan perusahaan dalam merger dan akuisisi dapat dilihat dari

kinerja perusahaan tersebut, salah satunya kinerja keuangan. Perubahan yang

terjadi setelah perusahaan melakukan melakukan merger dan akuisisi

biasanya akan tampak dari kinerja perusahaan dan keadaan finansialnya.

Setelah melakukan merger dan akuisisi, posisi keuangan perusahaan

mengalami perubahan dan tercermin dalam laporan keuangannya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Dampak Merger dan Akuisisi Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan (Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005).”

1.2. Perumusan Masalah

Aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan publik

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menarik untuk dianalisis karena

aktivitas merger dan akuisisi mendapat banyak perhatian dari berbagai

kalangan, diantaranya investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat umum.

Pada tahun 2005 tercatat banyak aktivitas merger dan akuisisi yang

dilakukan perusahaan publik, namun penelitian ini fokus untuk menganalisis

dampak merger dan akuisisi pada perusahaan publik dari sektor manufaktur.

Dipilihnya perusahaan yang berasal dari sektor manufaktur dilatarbelakangi

oleh fakta bahwa mayoritas perusahaan yang melakukan aktivitas merger

dan akuisisi pada tahun 2005 adalah perusahaan yang bergerak di sektor

manufaktur. Perusahaan yang menjadi fokus penelitian ini diantaranya

Indofood Sukses Makmur, Hanson International, dan Kalbe Farma.

Page 18: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

4

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang

akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Apakah alasan perusahaan manufaktur melakukan merger dan akuisisi?

2. Bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan manufaktur sebelum

merger dan akuisisi?

3. Bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan manufaktur sesudah

merger dan akuisisi?

4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan manufaktur

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi alasan perusahaan manufaktur melakukan merger dan

akuisisi.

2. Menganalisis kondisi kinerja keuangan perusahaan manufaktur sebelum

merger dan akuisisi.

3. Menganalisis kondisi kinerja keuangan perusahaan manufaktur sesudah

merger dan akuisisi.

4. Menganalisis adanya perbedaan kinerja keuangan manufaktur perusahaan

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat mengukur perubahan kinerja keuangan

perusahaan setelah dilakukannya merger dan akuisisi serta memberikan

masukan kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan yang dapat

digunakan untuk menentukan langkah perusahaan selanjutnya.

2. Bagi Investor

Melalui penelitian ini diharapkan investor dapat mengetahui pengaruh aksi

perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi terhadap fundamental

perusahaan melalui kinerja keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan investasi.

Page 19: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

5

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi,

pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian lebih

lanjut di permasalahan yang sejenis atau bersangkutan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini berkaitan dengan analisis data

laporan keuangan periode lima tahun sebelum dan lima tahun sesudah

dilakukannya merger dan akuisisi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

dalam Bursa Efek Indonesia, dimana perusahaan tersebut melakukan aktivitas

merger dan akuisisi pada tahun 2005. Selanjutnya dilakukan uji beda dengan

paired sample t test untuk melihat adanya perbedaan kinerja keuangan

perusahaan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

Page 20: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Merger dan Akuisisi

2.1.1 Pengertian

Merger dan akuisisi merupakan dua cara yang lazim dipakai untuk

menjalankan strategi. Merger terjadi manakala dua organisasi yang

berukuran kurang lebih sama bersatu untuk membangun satu jenis usaha.

Akuisisi terjadi ketika sebuah organisasi yang besar membeli

(mengakuisisi) suatu perusahaan yang lebih kecil, atau sebaliknya. Ketika

merger atau akuisisi tidak diinginkan oleh kedua belah pihak, maka dapat

disebut pengambilalihan (takeover). Sebaliknya jika diinginkan oleh kedua

belah pihak, akuisisi diistilahkan sebagai merger yang bersahabat (friendly

merger). (David 2009)

2.1.2 Motif merger dan akuisisi

Menurut Brigham dan Houston (2001) menyebutkan terdapat

beberapa motif perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi,

diantaranya:

1. Sinergi

Motif utama dalam sebagian besar merger adalah untuk meningkatkan

nilai perusahaan yang bergabung. Perusahaan yang melakukan merger

berusaha untuk mencapai sinergi, yaitu kondisi dimana nilai keseluruhan

lebih besar daripada hasil penjumlahan bagian-bagiannya. Pengaruh

sinergi bisa timbul dari empat sumber: (1) Penghematan operasi, yang

dihasilkan dari skala ekonomis manajemen, pemasaran, produksi, atau

distribusi; (2) penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang

lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik dari pada analis sekuritas; (3)

perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan

lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif

setelah merger; dan (4) peningkatan penguasaan pasar akibat

berkurangnya persaingan.

Page 21: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

7

2. Pertimbangan pajak

Pertimbangan pajak dapat mendorong dilakukannya sejumlah merger,

misalnya perusahaan yang menguntungkan dan termasuk dalam kelompok

tarif pajak tertinggi dapat mengambil alih perusahaan yang memiliki

akumulasi kerugian yang besar. Selain itu merger dan akuisisi dapat

dipilih sebagai cara untuk meminimalkan pajak dan menggunakan kas

berlebih.

3. Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian

Kadang-kadang perusahaan diambil alih karena nilai penggantian

aktivanya yang lebih tinggi daripada nilai pasar perusahaan itu sendiri.

Tentu saja, nilai sebenarnya dari setiap perusahaan adalah fungsi daya

menghasilkan laba masa depannya, bukan biaya untuk mengganti

aktivanya. Jadi, akuisisi harus didasarkan nilai ekonomi aktiva yang

diakuisisi, bukan atas biaya penggantinya.

4. Diversifikasi

Diversivikasi merupakan salah satu alasan untuk melakukan merger, hal

ini karena diversifikasi membantu menstabilkan laba perusahaan sehingga

bermanfaat bagi pemiliknya.

5. Insentif pribadi manajer

Beberapa keputusan bisnis banyak didasarkan pada motivasi pribadi

daripada analisis ekonomi, begitu juga dengan keputusan merger dan

akuisisi. Terkadang ego eksekutif memegang peranan penting dalam

keputusan merger dan akuisisi.

2.1.3 Jenis merger

Para ekonom mengklasifikasikan merger dan akuisisi menjadi empat jenis

(Brigham dan Houston 2001):

1. Merger horizontal

Merger horizontal adalah penggabungan dua jenis perusahaan yang

menghasilkan jenis produk atau jasa yang sama. Merger ini terjadi apabila

perusahaan dalam jenis usaha yang sama saling bergabung, misalnya jika

suatu pabrikan komputer mengakuisisi pabrikan lain.

Page 22: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

8

2. Merger vertikal

Merger vertikal adalah penggabungan atau merger antara satu perusahaan

dengan salah satu pemasok atau pelangganya. Contoh merger vertikal

adalah pengambilalihan pabrik baja oleh suatu pemasoknya, seperti

perusahaan minyak yang mengakuisisi sebuah perusahaan petrokimia yang

menggunakan minyak sebagai bahan baku.

3. Merger kongenerik

Merger kongenerik adalah penggabungan perusahaan yang bergerak dalam

industri umum yang sama tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan

pemasok diantara keduanya. Merger ini melibatkan perusahaan-

perusahaan yang berkaitan satu sama lain tetapi bukan merupakan

produsen produk yang sama (horizontal) dan juga tidak mempunyai

hubungan sebagai produsen pemasok (vertikal). Contoh dari merger jenis

ini adalah pengambilalihan Lotus oleh IBM .

4. Merger konglomerat

Merger konglomerat adalah penggabungan perusahaan dari industri yang

benar-benar berbeda, seperti halnya pengambilalihan Mongtomery oleh

Mobil Oil.

Penghematan operasi sebagian bergantung pada jenis merger yang

terjadi. Pada umumnya merger horizontal dan vertikal memberikan

manfaat operasi sinergistik terbesar, untuk itu dalam setiap kejadian perlu

untuk mempertimbangkan klasifikasi ekonomi ketika menganalisis merger

yang prospektif.

2.2 Analisis Laporan keuangan

2.2.1 Pengertian

Harahap (2004) mengemukakan bahwa laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahan pada

suatu saat tertentu atau suatu jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan

keuangan yang lazim dikenal adalah: neraca atau laporan laba rugi,

laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan.

Page 23: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

9

Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk

menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan

keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam

proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan

posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode,

dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu.

2.2.2 Pengertian analisis laporan keuangan

Prastowo dan Juliaty (2008) memberi definisi analisis laporan

keuangan sebagai suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka

membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan

dalam masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan untuk menentukan

estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja

perusahaan pada masa mendatang.

Lebih jauh lagi Prastowo dan Juliaty (2008) menegaskan bahwa

disiplin dari suatu analisis terhadap laporan keuangan terletak pada dua

landasan pengetahuan, yaitu landasan pemahaman terhadap model-model

akuntansi seperti yang tercermin dalam laporan keuangan yang

dipublikasikan dan landasan penguasaan terhadap alat-alat analisis

keuangan.

2.2.3 Tujuan analisis

Prastowo dan Juliaty (2008) mengemukakan analisis laporan

keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, misalnya dapat

digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi

atau merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja

keuangan dimasa yang akan datang; sebagai proses diagnosis terhadap

masalah-masalah manajemen, operasi, atau masalah lainnya; dan sebagai

alat evaluasi terhadap manajemen.

Dari semua tujuan tersebut yang terpenting dari analisis laporan

keuangan adalah tujuannya untuk mengurangi ketergantungan para

pengambil keputusan pada dugaan murni, tekanan, dan intuisi; mengurangi

dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakan pada

Page 24: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

10

setiap proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan tidaklah

berarti mengurangi kebutuhan akan penggunaan pertimbangan-

pertimbangan melainkan hanya memberikan dasar yang layak dan

sistematis dalam menggunakan pertimbangan tersebut.

2.2.4 Jenis laporan keuangan

Jenis laporan keuangan utama menurut Harahap (2004)

diantaranya:

1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada

suatu tanggal tertentu

2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan

laba rugi perusahaan pada suatu periode tertentu

3. Laporan sumber dan penggunaan dana. Pada laporan ini dimuat

sumber dan pengeluaran perusahaan selama satu periode

4. Laporan arus kas. Laporan ini memuat sumber dan penggunaan kas

dalam suatu periode

5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur

apa yang diperhitungkan dalam menentukan harga pokok produksi

suatu barang. Dalam hal tertentu harga pokok produksi disatukan

dalam harga pokok penjualan.

HPPj = HPPd + Persediaaan awal – Persediaan akhir

Harga pokok penjualan adalah harga pokok produksi ditambah

persediaaan barang awal dikurangi persediaan barang akhir.

6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak

dibagikan kepada pemilik saham.

7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik

dalam PT atau modal dalam perusahaan perseroan.

8. Laporan kegiatan keuangan. Laporan ini menggambarkan transaksi

laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas atau ekuivalen

kas. Laporan ini jarang digunakan dan merupakan rekomendasi

Trueblood Committee tahun 1974.

Page 25: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

11

2.2.5 Metode dan teknik analisis

Prastowo dan Juliaty (2008) menyatakan secara umum, metode

analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

metode analisis horizontal (dinamis) dan metode analisis vertikal (statis).

Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang

dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa

tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan

kecenderungannya. Metode ini disebut metode analisis horizontal karena

analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda

sedangkan disebut analisis dinamis karena metode ini bergerak dari tahun

ke tahun (periode). Teknik analisis yang temasuk pada klasifikasi metode

ini antara lain teknik perbandingan, analisis trend, analisis sumber dan

penggunaan dana, dan analisis perubahan laba kotor.

Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang

dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun

(periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos satu dengan

pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang

sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos

lainnya pada laporan keuangan yang sama maka disebut metode vertikal.

Sedangkan metode ini disebut metode statis karena metode ini hanya

membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) yang

sama. Teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara

lain teknik analisis persentase perkomponen (Common Size), analisis rasio,

dan analisis impas.

Analisis rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang

paling banyak dipakai dalam praktik. Dalam analisis rasio, hal yang perlu

ditekankan adalah arti dan kegunaan dari masing-masing angka rasio

tersebut. Ray H. Garrison misalnya mengklasifikasikan analisis rasio

menjadi tiga, yaitu rasio investor, rasio jangka pendek, dan rasio kreditor

jangka panjang.

Agar diperoleh hasil yang optimal, maka analisis terhadap laporan

keuangan harus mempunyai fokus yang jelas. Hal ini diharapkan dapat

Page 26: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

12

memenuhi kebutuhan umum para pemakai laporan keuangan, analisis

laporan keuangan harus difokuskan pada lima area analisis, yaitu menilai

likuiditas, struktur modal, return on investment, pemanfaatan aktiva, dan

kinerja operasi.

Analisis terhadap laporan kinerja keuangan dengan berbagai

metode dan teknik analisis serta telah memfokuskan pada area analisis

yang jelas akan menghasilkan informasi penting, yaitu informasi mengenai

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

2.2.6 Analisis rasio keuangan

2.2.6.1 Pengertian , tujuan, dan klasifikasi rasio

Harahap (2004) menjelaskan rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos

lain yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan. Rasio ini

menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara satu

pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat

menilai secara cepat hubungan antara pos dan membandingkannya dengan

rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan

penilaian.

Rasio menyediakan profil dari suatu perusahaan, karakteristik

ekonomi dan strategi kompetitifnya, juga karakteristik operasional,

finansial dan investasinya White et al. (2003). White et. al. membagi

analisa rasio menjadi empat kategori utama, yaitu:

1. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang menggambarkan hubungan

antara tingkat operasi perusahaan dan aset yang dibutuhkan

untuk menjaga kesinambungan kegiatan operasi tersebut. Rasio

ini dibagi menjadi dua subkategori:

a. Short-term (operating) activity, mengukur efisiensi dari

penggunaan sumber daya modal jangka pendek.

b. Long-term (investment) activity, mengukur efisiensi dari

penggunaan investasi modal jangka panjang.

Page 27: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

13

2. Rasio likuiditas, membandingkan sumber daya jangka pendek

perusahaan terhadap kewajiban jangka pendek perusahaan.

3. Rasio utang jangka panjang dan solvency ratio, mengevaluasi

prospek risk dan return perusahaan dalam jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan, menjaga dan meningkatkan keuntungan. Dibagi

menjadi dua subkategori yaitu:

a. Return on sales, mengukur hubungan antara biaya dan

tingkat penjualan perusahaan.

b. Return on investment, mengukur antara keuntungan dan

jumlah investasi yang diperlukan untuk menghasilkan

keuntungan tersebut.

2.2.6.2 Keunggulan analisis rasio

Menurut Harahap (2004), analisis rasio memiliki keunggulan

dibanding dengan teknik analsis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

4. Bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan

keputusan dan model prediksi (Z-score)

5. Menstandarisir size perusahaan

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time

series

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi

dimasa yang akan datang

2.3 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel yang akan digunakan dalam penelitian (Nugroho 2005). Prosedur

Page 28: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

14

yang digunakan pada uji statistik dilandaskan oleh asumsi-asumsi tertentu

diantaranya bahwa data harus berdistribusi normal. Selain itu data yang

digunakan berupa data kuantitatif dengan skala pengukuran interval dan rasio.

Kisaran dari kemungkinan hasil distibusi normal adalah seluruh garis,

yaitu semua angka yang terletak diantara -∞ dan +∞. Ekor dari kurva lonceng

memiliki panjang tanpa batas kiri dan kanan. (De Fusco et al. 2001)

Gambar 1. Kurva distribusi normal

Definisi karakteristik dari distribusi normal menurut De Fusco et al.

(2001) diantaranya:

1. Distribusi normal digambarkan oleh dua parameter, yaitu mean µ dan

varians σ2.

𝑋~𝑁(µ,σ2) …………………………………………………………….(1)

2. Distribusi normal memiliki skewness 0 yang berarti simetris. Distribusi

normal mempunyai kurtosis 3 yang berarti yang mengukur puncak, dengan

kurtosis yang berlebihan (-3) dianggap 0. Sebagai konsekuensi dari

simetri, rata-rata, median, dan semua modus adalah sama untuk variabel

acak normal.

3. Kombinasi dari dua atau lebih variasi acak normal juga terdistribusi

normal.

2.4 Uji Paired Sample T Test

Menurut De Fusco et al. (2001), terdapat tiga jenis uji mengenai

hipotesis rata-rata berdasarkan masalahnya:

1. Uji mengenai single mean, digunakan untuk menguji rata-rata populasi

dari satu populasi apakah sama, lebih besar, atau lebih kecil dari beberapa

nilai hipotesis.

Page 29: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

15

2. Uji mengenai perbedaan diantara mean, digunakan untuk menguji sampel

yang yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan sampel

saling bebas.

3. Uji mengenai perbedaan mean, digunakan untuk menguji dua rata-rata

bedasarkan sampel dependen dimana data disusun dalam pengamatan

berpasangan dan uji ini disebut dengan uji perbandingan berpasangan atau

paired sample t test. Data yang digunakan merupakan data berpasangan

dari satu sampel antara sebelum dan sesudah perlakuan tertentu yang

kemudian diuji rata-rata perbedaan.

De Fusco et al. (2001) merumuskan hipotesis sebagai berikut untuk

uji mengenai perbedaan berpasangan dengan sampel dependen.

𝐻0 = 𝜇𝑑 − 𝜇𝑑0 = 0

𝐻1 = 𝜇𝑑 − 𝜇𝑑0 ≠ 0

Untuk menghitung t-statistik atau t-hitung harus ditentukan terlebih dahulu

rata-rata perbedaan sample:

�̅� = 1𝑛∑ 𝑑𝑖𝑛𝑖=0 ………………………………………………………………..(2)

Dimana n adalah jumlah pasangan pengamatan. Kemudian hitung variasi

dengan rumus:

𝑠𝑑2 =� �𝑑𝑖−𝑑��

2𝑛

𝑖=0𝑛−1 …………………………………………………………..…(3)

Hitung standar deviasi dengan mengakarkan nilai variasi:

𝑠𝑑 = �𝑠𝑑2 …………………...………………………………………………..(4)

Hitung standar eror dari perbedaan mean dengan rumus:

𝑠𝑑− = 𝑠𝑑√𝑛

……………………………………..………………………………(5)

Statistik uji yang digunakan untuk pengujian:

𝑡ℎ𝑖𝑡 = 𝑑�− 𝜇𝑑0𝑠𝑑− …………….…………………………………………………..(6)

Wilayah kritik dari pengujian, yaitu:

𝑡 < −𝑡∝2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 > 𝑡∝

2 ………………………………………………...…(7)

Page 30: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

16

2.5 Penelitian terdahulu

Beberapa penelitian di Indonesia mengenai pengaruh merger dan

akuisisi terhadap kinerja keuangan diantaranya adalah yang dilakukan Murni

Hadingsih (2007) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa peningkatan

dan penurunan yang terjadi pada rasio-rasio keuangan tidak cukup kuat untuk

menunjukkan adanya pengaruh merger dan akuisisi terhadap rasio keuangan,

baik perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi. Hal ini

dibuktikan dengan tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara satu tahun

sebelum dengan satu tahun sesudah merger dan akuisisi dan satu tahun

sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi.

Payamta dan Setiawan (2004) dalam Murni Hadiningsih (2007)

meneliti pengaruh merger dan akuisisi kinerja keuangan perusahaan yang

melakukan merger dan akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio-rasio keuangan

yang terdiri rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas hanya

rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Return On Investment,

Return On Equity, Net profit margin, Operating Profit Margin, Total Asset to

Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan signifikan setelah merger

dan akuisisi. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan signifikan.

Annisa Meta C. W. (2009) membuktikan bahwa kinerja keuangan

yang diproksikan dengan total asset turnover (TATO), net provit margin

(NPM) dan return on asset (ROA) mengalami perubahan yang berbeda-beda

baik sebelum maupun sesudah merger dan akuisisi. TATO mengalami

kenaikan sesudah merger dan akuisisi dibandingkan sebelum merger dan

akuisisi, sedangkan NPM dan ROA mengalami penurunan sesudah merger

dan akuisisi.

Morck (1990) dalam Ali Riza Pahlevi (2011) melakukan penelitian

mengenai pengaruh tujuan manager pengakuisisi terhadap hasil akusisi antara

bidder dan target. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 326

akusisi di Amerika Serikat yang dilaksanakan selama periode waktu 1975

sampai 1987. Menurut peneliti (Morck), manager yang buruk akan

menghasilkan akusisi yang buruk pula. Alternatifnya manager yang buruk

memiliki insentif yang lebih untuk mengakuisisi perusahaan target dengan

Page 31: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

17

tujuan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan atau untuk

menemukan bisnis baru yang lebih sehat dengan melakukan diversifikasi

perusahaan target yang tidak berhubungan (unrelated diversification) dan

membeli perusahaan target yang sedang tumbuh guna mengurangi tingkat

pengembalian (return) dalam akusisi. Di mana manager yang buruk juga akan

menghasilkan keputusan merger dan akuisisi yang buruk pula.

Chad Van Mallow (2000) melakukan penelitian untuk menguji

pengalaman merger dan akuisisi pada industri jasa keuangan di Amerika

Serikat pada tahun 1990-an. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah

penggabungan yang telah dilakukan mengakibatkan peningkatan efisiensi

operasi. Sebanyak 25 bank terbesar di teliti pada rasio keuangan umum untuk

industri jasa keuangan, diantaranya return on equity, return on asset, charge

off to loans dan asset growth. Penelitian ini membandingkan kinerja operasi

perusahaan selama awal dekade (1991-1993) dengan akhir dekade (1996-

1998). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa bank tidak mengalami

peningkatan yang signifikan pada kinerja operasi di seluruh rasio yang umum

digunakan pada industri perbankan.

Ulku Yaylacicegi (2005) melakukan penelitian mengenai aktivitas

merger dan akuisisi pada industri telekomunikasi di Amerika Serikat.

Penelitian ini menjelaskan akibat merger dan akuisisi pada industri

telekomunikasi menggunakan statistik komunikasi yang umum digunakan

pada periode 1988 sampai 2001 dengan menggunakan teknik estimasi

analisis data dinamis panel. Penelitian ini menguji efek sinergi dan factor

yang mempengaruhi merger dari waktu ke waktu dari segi kinerja keuangan,

operasional, dan teknologi yang mengukur keuntungan, pertumbuhan,

efisiensi, produkttivitas, skala dan lingkup ekonomi, dan kemajuan teknologi.

Dari hasil uji, penelitian ini menemukan bukti bahwa merger dan akuisisi

diikuti penurunan laba, kinerja operasional, dan penurunan investasi pada

teknologi baru.

Page 32: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

18

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan

untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger,

entitas baru dapat dibentuk (dari/dengan menyatakan) perusahaan yang

digabungkan, sedangkan pada akuisisi, perusahaan target menjadi tambahan

atau cabang dari perusahaan yang mengakuisisi. Perubahan-perubahan yang

biasa terjadi setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah kinerja

keuangan perusahaan dan keadaan finansial perusahaan yang praktis

membesar dan meningkat.

Penilaian kinerja perusahaan yang tercermin dari laporan keuangan

perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan

hasil penilaian tersebut ukuran keberhasilan perusahaan selama suatu periode

tertentu dapat diketahui. Hasil penilaian tersebut juga dapat dipergunakan

sebagai pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja

perusahaan selanjutnya termasuk menilai keberhasilan keputusan merger dan

akuisisi. Dimana laporan keuangan tersebut dapat memberikan informasi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan pada periode

lima tahun sebelum dan lima tahun sesudah dilakukannya aktivitas merger dan

akuisisi. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis rasio keuangan yang

diwakili oleh current ratio, debt to equity ratio, net profit margin dan total

asset turn over. Selanjutnya digunakan uji beda paired sample t test untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan. Adapun kerangka

pemikiran penelitian terilustrasikan dalam gambar berikut.

Page 33: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

19

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

Rasio Keuangan : 1. Current ratio 2. Debt to equity ratio 3. Net profit margin 4. Total Assets Turn Over

Kinerja Keuangan Sebelum Akuisisi

Kinerja Keuangan Sesudah Akuisisi

Uji Asumsi:

o Distribusi Data Normal o Ada Kecukupan data

Uji Beda dengan Paired-Sample T Test

Uji Beda dengan Wilcoxon Sign Test

Memenuhi Tidak Memenuhi

Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun

2005

Investor

Analisis Deskriptif

Alasan perusahaan melakukan merger

Page 34: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan publik yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pernah melakukan merger dan akusisi pada

tahun 2005. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2012.

3.3 Sumber data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang bersifat

kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

dan sumber lainnya yang berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku,

jurnal, data dari internet, serta literatur-literatur terkait yang mendukung

penelitian.

Populasi yang digunakan adalah perusahaan publik yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pernah melakukan merger dan akusisi, dan

perusahaan tersebut mengumumkan aktivitasnya tersebut pada tahun 2005.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara non

probability sampling, yaitu dengan pendekatan purposive sampling. Adapun

perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:

1. Perusahaan publik terdaftar di BEI.

2. Melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada periode 2005.

3. Perusahaan termasuk industri manufaktur dan industri lain selain

perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

4. Tersedia laporan keuangan untuk 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah

aktivitas merger dan akuisisi.

5. Tanggal dilakukan merger dan akuisisi diketahui dengan jelas.

Berdasarkan sampling yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat

tiga perusahaan yang memenuhi kriteria sampel dari total enam perusahaan

pengakuisisi yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2005.

Perusahaan tersebut diantaranya:

Page 35: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

21

Tabel 1. Daftar Perusahaan Sampel

No Perusahaan

Pengakuisisi

Perusahan Target Tanggal Merger

dan Akuisisi

1 PT Indofood Sukses

Makmur

PT Kebun Ganda Prima

dan PT Citranusa Intisawit

27 Juni 2005

24 November 2005

2 PT Hanson

International tbk

PT Anca Amara Utama 5 Oktober 2005

3 PT Kalbe Farma Tbk PT Enseval dan PT

Dankos

16 Desember 2005

Sumber: Dokumentasi BEI

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Variabel penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan

perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger atau akuisisi. Kinerja

keuangan perusahaan secara eksplisit di representasikan oleh rasio-rasio

keuangan berikut ini:

1. Rasio likuiditas

Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada

kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini digunakan

current ratio.

)8.......(..............................abilitiesCurrent Li

setsCurrent As tio Current Ra =

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar mampu

menutupi kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva

lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan

menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang

tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual yang tentu saja tidak

dipakai untuk membayar hutang. Untuk menguji apakah alat bayar

tersebut benar-benar likuid, maka alat bayar yang kurang atau tidak

Page 36: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

22

likuid harus dikeluarkan dari total aktiva lancar. Alat bayar yang

kurang likuid misalnya persediaan dan pos-pos yang analog dengan

persediaan.

2. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaaan

dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-

kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan ini adalah debt to equity ratio, rasio ini

memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki

perusahaan dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar.

Semakin kecil rasio ini, maka semakin baik perusahaan. Rasio ini

disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik

jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama.

Namun bagi pemegang saham atau manajemen resiko leverage ini

sebaiknya besar.

)9....(..................................................tiyTotal Equi Total Debt uity Debt to Eq =

3. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas atau rentabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,

modal, jumlah karyawan, jumlah laba, dan sebagainya. Rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut

juga operating ratio. Jenis rasio profitabilitas yang digunakan pada

penelitian ini adalah net profit margin. NPM menunjukan berapa

besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena

dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup

tinggi.

)10.(......................................................................Sales

Net Income NPM =

Page 37: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

23

4. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan

perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan

penjualan, pembelian maupun kegiatan lainnya. Jenis rasio yang

digunakan dalam penelitian ini adalah rasio total asset turn over,

dimana rasio ini menunjukan perputaran total aktiva diukur dari

volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua

aktiva menciptakan penjualan.

)11......(....................tal AssetsAverage To

Sales r ts TurnoveTotal Asse =

3.4.2 Teknik analisis

3.4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif

suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata

(mean), standar deviasi kinerja keuangan dari rasio keuangan sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

3.4.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan

model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui

distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

(Nugroho 2005). Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan

dengan uji metode kolmogorov-smirnov test. Sampel berdistribusi normal

atau terima H0 apabila Asymptotic sig > taraf signifikan yang digunakan

dalam pengujian, dalam hal ini adalah 95% atau α=0.05. Sebaliknya

dikatakan tidak normal atau tolak H0 apabila asymptotic sig < taraf

signifikan. Dengan hipotesis sebagai berikut:

Data rasio keuangan sebelum merger dan akuisisi

H0 = Data rasio keuangan sebelum merger dan akuisisi menyebar normal

H1 = Data rasio keuangan sebelum merger dan akuisis tidak menyebar

normal

Page 38: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

24

Data rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi

H0 = Data rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi menyebar normal

H1 = Data rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi tidak menyebar

normal

Pengujian ini mengunakan program SPSS versi 17.0. Jika hasil uji

menunjukan sampel berdistribusi normal maka uji beda yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah uji parametric (paired sampel t-test).

Tetapi jika apabila sampel tidak berdistribusi normal maka uji beda yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji non parametric (wilcoxon

sign test).

Hasil uji normalitas data rasio keuangan dengan kolmogorov-

smirnov test secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Pengujian Normalitas Data

Periode Variabel Sig Taraf

Signifikan Kesimpulan

Sebelum

Merger dan

Akuisisi

CR 0.995 0.05 Normal

DER 0.870 0.05 Normal

NPM 0.823 0.05 Normal

TATO 0.784 0.05 Normal

Sesudah

Merger dan

Akuisisi

CR 0.970 0.05 Normal

DER 0.845 0.05 Normal

NPM 0.962 0.05 Normal

TATO 1.000 0.05 Normal

Sumber: Data diolah

Dari Tabel 2 diketahui hasil uji normalitas untuk periode sebelum

dan sesudah merger dan akuisisi untuk semua variabel penelitian yaitu

current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan total asset turn

over berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari semua variabel memiliki

asymptotic sig > taraf signifikan (α=0.05) atau terima H0. Berdasarkan

hasil yang diperoleh dari uji normalitas ini maka digunakan uji paired

sampel t test untuk uji beda untuk data yang menyebar normal.

Page 39: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

25

3.4.2.3 Uji Paired Sample T Test

Data yang telah dikumpulkan dan dihitung kemudian akan diolah

dengan uji beda rata-rata dengan menggunakan uji beda paired sample t

test. Uji beda ini digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaaan

rata-rata dua sampel. Dua sampel yang dimaksud disini adalah sampel

yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun perlakuan yang

berbeda.

Dua perlakuan yang berbeda dalam penelitian ini adalah sampel

pertama sebelum dilakukan akuisisi dan sampel kedua sesudah dilakukan

akuisisi, sehingga outputnya akan terlihat ada atau tidaknya perbedaan

rata-rata dari kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh rasio-rasio

keuangan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

Variabel Current ratio:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata current

ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata current ratio

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Variabel Debt to equity ratio:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to

equity ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to equity

ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Variabel Net profit margin:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata net profit

margin sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata net profit

margin sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Variabel Total asset turn over:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata total

asset turn over sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata total asset turn

over sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Page 40: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

26

Dari hasil uji paired sample t test dengan menggunakan SPSS 17,

variabel dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau terima

H0 apabila asymptotic sig > taraf signifikan yang digunakan dalam

pengujian, dalam pengujian ini menggunakan taraf signifikan 95% atau

α=0.05. Sebaliknya variabel dikatakan memiliki perbedaan yang

signifikan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi atau tolak H0

apabila asymptotic sig < taraf signifikan.

Page 41: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan dan Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

4.1.1. PT Indofood Sukses Makmur

PT Indofood Sukses makmur Tbk didirikan pada tanggal 14

Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Indofood

merupakan salah satu perusahaan makanan olahan terbesar di Indonesia

dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses

produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga

menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari

ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat Kelompok Usaha

Strategis (Grup) yang saling melengkapi sebagai berikut:

• Produk Konsumen Bermerek (CBP). Kegiatan usahanya dilaksanakan

oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang sahamnya

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 7 Oktober 2010.

ICBP merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan

terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan

dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP merupakan merek-

merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam

kemasan.

• Bogasari, memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu

dan pasta. Kegiatan usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan

kemasan.

• Agribisnis. Kegiatan usahanya terkonsentrasi pada Indofood Agri

Resources Ltd. (IndoAgri), yang tercatat di Bursa Efek Singapura, dan

anak-anak perusahaannya termasuk PT PP London Sumatra Indonesia

Tbk (Lonsum) yang tercatat di BEI. Kegiatan usaha utama Grup ini

meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan

pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran minyak

goreng, margarin dan shortening bermerek. Di samping itu, kegiatan

Page 42: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

28

usaha Grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet dan

tebu serta tanaman lainnya.

• Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia.

Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood

dan anak-anak perusahannya, serta berbagai produk pihak ketiga

Dalam menjalankan bisnisnya, Indofood memiliki visi sebagai

perusahaan total food solution dengan misi memberikan solusi atas

kebutuhan pangan secara berkelanjutan, senantiasa meningkatkan

kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi, memberikan

kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutan, dan meningkatkan stakeholder’s values secara

berkesinambungan.

Sebagai salah satu perusahaan terbesar makanan di Indonesia

Indofood mencatat berbagai prestasi, diantaranya Indonesia's Most

Admired Companies Award 2010, The Best in Building and Managing

Corporate Image; Top Brand Award 2010 – Pop Mie, Outstanding

Achievement in Building the Top Brand; Indonesian Customer Satisfaction

Award 2010 – Segitiga Biru, Golden Award, The Best in Achieving Total

Customer Satisfaction for 7 Years (2004-2010); Indonesia Original

Brands 2010 – Bimoli, Its Contributions in Building Indonesia Original

Brand.

Perseroan mencatatkan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp

38,40 triliun di tahun 2010, naik 2,7% dari Rp 37,40 triliun di tahun 2009

karena peningkatan penjualan di seluruh Kelompok Usaha Strategis

kecuali Grup Bogasari akibat penurunan harga jual rata-rata. Sepanjang

tahun 2010, Perseroan membukukan penjualan ekspor sebesar US$480

juta. Disisi lain laba bersih meningkat 42,2% menjadi Rp 2,95 triliun di

tahun 2010 dari Rp 2,08 triliun di tahun 2009, terutama disebabkan oleh

peningkatan kinerja operasional dan penurunan beban keuangan.

Indofood juga melakukan upaya peningkatan kualitas lingkungan

kerja yang ditempuh melalui berbagai cara, antara lain melalui penerapan

Good Manufacturing Practices (GMP), Sertifikasi ISO 14000, ISO 22000,

Page 43: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

29

ISO 9001 dan penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (SMK3). Upaya-upaya tersebut merupakan salah satu sarana untuk

mencapai tingkat “zero accident” yang bertujuan untuk memperbaiki

lingkungan dan iklim kerja sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja

karyawan dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas.

Pada tanggal 29 Desember 2004, Indofood melalui anak

perusahaannya PT Salim Ivomas menandatangani perjanjian jual beli

bersyarat dengan Reserve Cash Limited Hongkong (RCL) untuk membeli

100% kepemilikan saham RCL pada Silveron Investment Limited (SIL).

Transaksi jual beli tersebut di finansialkan dan diselesaikan pada 27 Juni

2005 dengan nilai pembelian sebesar Rp 175 miliar. SIL memiliki

kepemilikan langsung dan tidak langsung masing-masing Kebun Ganda

Prima dan Citranusa Intisawit.

Di tahun yang sama, pada 24 November 2005 Indofood melalui

anak perusahaannya PT Salim Ivomas kembali mengambil alih

kepemilikan saham Kebun Mandiri Sejahtera sebesar 93.44% dari PT

Arka Kirana Sawita dengan jumlah nilai pengambilan sebesar Rp 75

miliar. Kebun sawit berlokasi di Kabupaten pasir Kalimantan Timur

dengan luas 8350 Ha kebun karet dan 3000 Ha kebun kelapa sawit.

Kedua aktivitas akuisisi yang dilakukan Indofood tergolong jenis

akuisisi kongenerik, dimana penggabungan usaha melibatkan perusahaan

yang bisnisnya masih berkaitan tetapi tidak termasuk dalam ketegori

akuisisi vertikal dan horizontal. Perusahaan yang bergabung tidak

memproduksi produk yang sama (horizontal) dan tidak juga mempunyai

hubungan sebagai pemasok (vertikal). Adapun tujuan yang ingin dicapai

Indofood dari akuisisi ini adalah untuk memenuhi sasaran perseroan

memiliki lahan seluas 250 ribu hektar perkebunan kelapa sawit di tahun

2015.

4.1.2. PT Hanson International

PT Hanson International Tbk yang dahulu bernama PT Hanson

Industri Utama Tbk didirikan pada tanggal 7 Juli 1971 berdasarkan Akta

Notaris Henk Limanow, S.H. No. 13. Akta pendirian ini telah disahkan

Page 44: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

30

oleh Menteri kehakiman Republik Indonesia dalam Surat keputusan No.

J.A.5/212/11 tanggal 12 Desember 1971, serta diumumkan dalam berita

negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 1975.

Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini terutama meliputi bidang

industri kimia dan serat sintesis, permintalan, pertenuan, industri tekstil

laninnya, perdagangan ekspor impor, lokal, leveransir, grosir dan

distributor, serta agen. Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial

pada tahun 1973 dan hasil produksinya dipasarkan terutama ke Eropa,

Amerika Serikat, Asia, dan timur Tengah.

Visi yang ingin dicapai Hanson adalah menjadi perusahaan yang

berdaya saing global dan memberikan nilai optimal bagi stakeholder.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Hanson menetapkan empat misi yang

harus dilaksanakan, yaitu memberikan nilai optimal bagi pemangku

kepentingan, menerapkan teknologi informasi yang tepat guna,

meningkatkan nilai ekonomis, dan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia.

Pada tahun 2010, Hanson memperoleh laba bersih sebesar Rp

33,63 miliar dengan peningkatan sebesar 41,2% dari tahun 2009 sebesar

Rp 13,95 miliar. Laba ini diperoleh dari hasil penjualan bersih sebesar Rp

109 miliar ditahun 2010 setelah sebelumnya di tahun 2009 perusahaan

tidak membukukan penjualannya karena pada tahun tersebut penjualan

hanya dilakukan oleh anak perusahaan.

Pada 5 Oktober 2005, Hanson masuk sebagai pemegang saham PT

Panca Amara Utama sebesar 50%. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

perindustrian, perdagangan, pertambangan dan jasa, khususnya amoniak

dan pupuk. Akuisisi ini merupakan upaya penyelamatan Hanson Industri

Utama Tbk setelah core bisnisnya yakni tekstil bangkrut dan berubah

nama menjadi PT Hanson International tbk.

Akuisisi yang dilakukan oleh Hanson dapat digolongkan sebagai

jenis akuisisi horizontal, yaitu penggabungan yang dilakukan oleh

perusahaan dalam jenis usaha yang sama. Akuisisi jenis ini bertujuan

untuk mengurangi persaingan, meningkatkan aset, menekan biaya,

Page 45: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

31

meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi,

pemasaran, distribusi, riset dan pengambangan dan fasilitas sesuai dengan

kebutuhan Hanson yang pada saat itu sedang mengalami kebangkrutan

pada core bisnisnya.

4.1.3. PT Kalbe Farma

PT Kalbe Farma Tbk (“Perseroan” atau “Kalbe”) berdiri sejak

tahun 1966 dan pada tahun 1991 terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

perusahaan publik. Kalbe merupakan perusahaan produk kesehatan publik

terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar

USD 3,6 miliar dan omset penjualan Rp 10,2 triliun pada akhir tahun

2010.

Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi yang masing-masing

memberikan kontribusi yang relatif seimbang, yaitu divisi obat resep

(kontribusi 25%), divisi produk kesehatan (kontribusi 17%), divisi nutrisi

(kontribusi 22%) serta divisi distribusi dan kemasan (kontribusi 36%).

Dengan didukung lebih dari 15.000 karyawan termasuk 4.000 tenaga

pemasaran dan penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,

Kalbe mampu menjangkau 70% dokter umum, 90% dokter spesialis,

100% rumah sakit, 100% apotek untuk pasar obat-obat resep serta 80%

untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi.

Dalam menjalankan bisnisnya, Kalbe Farma memiliki visi menjadi

perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik yang didukung oleh

inovasi, merek yang kuat dan manajemen yang prima dengan misi

meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Untuk

mewujudkan visi dan misi tersebut Kalbe menjunjung beberapa nilai,

diantaranya saling percaya diantara sesama karyawan, kesadaran penuh

dalam setiap tindakan, inovasi yang merupakan kunci keberhasilan, tekad

untuk menjadi yang terbaik, dan saling keterkaitan yang dijadikan

panduan.

Semangat inovasi yang telah menjadi bagian integral pertumbuhan

Perseroan sejak awal pendiriannya secara berkesinambungan diterapkan di

lingkungan Grup Kalbe untuk pengembangan produk baru yang berdaya

Page 46: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

32

jual dan berbasis teknologi yang memberikan kemudahan bagi konsumen.

Melalui kegiatan riset dan pengembangan di bidang medis, Kalbe

mendorong pertumbuhan Perseroan di masa mendatang dan berperan serta

dalam memajukan dunia kesehatan demi meningkatkan kualitas hidup

yang lebih baik.

Melalui peningkatan produktivitas, inovasi di bidang kesehatan,

pengelolaan arus kas yang baik didukung upaya perbaikan

berkesinambungan dalam berbagai proses bisnis dan kualitas sumber daya

manusia, Kalbe memiliki landasan yang kuat untuk terus bertumbuh

sebagai perusahaan kesehatan yang unggul di Indonesia. Dengan didukung

upaya perbaikan berkesinambungan dalam berbagai proses bisnis dan

kualitas sumber daya manusia, Kalbe terus mengembangkan diri untuk

menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik yang didukung

oleh inovasi, merek yang kuat dan manajemen yang prima.

Kalbe juga berhasil meraih beberapa penghargaan diantaranya

peringkat 2 Annual Report Award 2009 untuk kategori perusahaan swasta

terbuka non keuangan dari Bapepam-LK, BEI, BI, Ditjen Pajak,

Kementrian BUMN, IAI, dan KNKG; Indonesia Best Brand Award 2010

dari Swa dan MARS untuk Promag, Cerebrovit, Cerebrofot, Milna dan

Prenagen; Emiten Terbaik 2010 untuk sektor rokok, farmasi, keperluan

rumah tangga dari majalah investor dan masih banyak lagi.

Di tahun 2010 Kalbe mencapai total penjualan bersih Rp 10.227

miliar atau pertumbuhan 12,5%, sementara laba usaha tercatat Rp 1.791

miliar atau meningkat 14.4% dibanding tahun sebelumnya, serta laba

bersih mencapai Rp 1.286 miliar atau meningkat 38,5% dibandingkan

tahun 2009. Pencapaian penjualan diatas Rp 10 triliun di tahun 2010 ini

adalah tonggak istimewa bagi Kalbe mengingat bisnis farmasi memiliki

persaingan yang sangat ketat dengan pasar yang terfragmentasi, terlebih

pula di sektor nutrisi Kalbe bersaing dengan banyak perusahaan

multinasional. Kalbe juga mampu mempertahankan dominasinya di pasar

obat di Indonesia dengan menguasai 14% pangsa pasar.

Page 47: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

33

Pada segi infrastruktur fasilitas produksi, Kalbe beserta anak

perusahaannya telah mengimplementasikan ISO 14001:2004 yang

merupakan standar internasional dalam sistem manajemen lingkungan

pada hampir semua fasilitas produksinya. Selain itu, perbaikan

berkesinambungan (continuous improvement) juga senantiasa dilakukan di

bidang lingkungan, untuk terus meningkatkan kinerja dalam menjaga

lingkungan dan mencegah pencemaran.

Pada tanggal 16 Desember 2005, Kalbe melakukan penggabungan

usaha dengan Dankos dan Enseval menjadi satu perusahaan dalam rangka

menciptakan suatu perusahaan farmasi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Merger yang dilakukan Kalbe ini tergolong jenis merger horizontal,

dimana penggabungan dilakukan oleh perusahaan dalam jenis usaha yang

sama. Merger horizontal diharapkan dapat menimbulkan sinergi yang

disebabkan oleh peningkatan kinerja perusahaan yang baru, karena

kelemahan perusahaan relatif mudah diperbaiki dan terbukanya

penyesuaian kedua perusahaan yang berada dalam bisnis yang sama.

Dalam lingkup persaingan bisnis yang semakin ketat,

penggabungan usaha memungkinkan Kalbe membangun dasar yang kuat

serta mengembangkan bisnisnya untuk mempertahankan posisi terdepan

dalam industri ini. Melalui penggabungan usaha ini Kalbe mengharapkan

adaya peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja mengingat biaya

operasional yang meningkat, jaringan distribusi yang semakin lebar,

perbaikan manajemen rantai apsokan, serta posisi tawar menawar yang

kuat kepada para pemasok. Penggabungan juga sangat berpotensi menarik

minat partisipasi investor untuk membeli saham Kalbe.

Selain itu, penggabungan usaha yang dilakukan Kalbe juga

menyatukan kekuatan pemasaran, mendorong sentralisasi serta konsolidasi

dibidang penelitian dan pengembangan yang menjadi dasar utama yang

lebih efisien dan efektif untuk perluasan usaha. Pada akhirnya,

peggabungan bertujuan untuk menghasilkan posisi kas yang lebih baik

bagi perseroan.

Page 48: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

34

4.2. Kondisi Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

Tabel 2. Daftar Rasio Keuangan Sebelum Merger dan Akuisisi

Sumber: Data diolah

Sebelum dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi, rasio

keuangan perusahaan bervariasi dari tahun ke tahun dan berbeda-beda

untuk tiap perusahaan. Namun jika dibandingkan dengan perusahaan

lainnya Kalbe memperoleh nilai rata-rata tertinggi untuk current ratio, net

profit margin dan total asset turn over dengan perolehan nilai sebesar

1.995, 0.064, dan 1.121. Sedangkan nilai rata-rata terbaik untuk debt to

equity ratio dicapai oleh Indofood dengan nilai sebesar 2.678. Daftar rasio

keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi secara lengkap dapat

dilihat pada Tabel 2.

CR DER NPM TATO CR DER NPM TATO CR DER NPM TATO2000 2.108 7.704 -0.018 0.888 0.248 21.866 -0.681 0.411 1.304 2.897 0.051 1.0122001 2.113 6.936 0.016 1.090 0.218 -10.594 -0.327 0.466 0.867 2.431 0.051 1.1282002 1.177 2.784 0.101 1.316 0.559 0.885 -0.315 0.376 1.646 2.925 0.049 1.0802003 1.568 1.719 0.112 1.180 0.574 0.964 -0.060 0.439 1.939 2.578 0.034 1.1672004 3.010 1.261 0.109 1.131 0.713 1.142 0.008 0.512 1.479 2.560 0.022 1.143

Rata-rata 1.995 4.081 0.064 1.121 0.462 2.852 -0.275 0.441 1.447 2.678 0.041 1.106

Kalbe Hanson IndofoodTahun

Page 49: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

35

Tabel 3. Daftar Rasio Keuangan Sesudah Merger dan Akuisisi

Sumber: Data diolah

Sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi, secara umum

rasio keuangan perusahaan menunjukan perbaikan. Sama halnya dengan

kondisi sebelum dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi, Kalbe juga

memperoleh nilai rata-rata rasio tertinggi diantara perusahaan lainnya

sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi. Nilai untuk current

ratio, net profit margin dan total asset turn over sebesar 4.148, 0.106, dan

1.383. Sedangkan nilai rata-rata terbaik untuk debt to equity ratio sebesar

0.339 juga diraih oleh Kalbe. Daftar rasio keuangan perusahaan sesudah

merger dan akuisisi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.

CR DER NPM TATO CR DER NPM TATO CR DER NPM TATO2006 5.042 0.361 0.111 1.313 0.272 1.955 -0.235 0.585 1.168 2.115 0.030 1.3412007 4.983 0.331 0.101 1.363 0.145 4.877 -0.474 0.549 0.916 2.613 0.035 0.9382008 3.333 0.375 0.090 1.381 0.012 -1.014 0.000 0.898 3.110 0.027 0.9802009 2.987 0.393 0.102 1.402 0.004 -1.006 0.000 1.163 2.451 0.056 0.9262010 4.394 0.235 0.126 1.454 0.317 -2.177 0.308 0.819 2.036 1.339 0.077 0.813

Rata-rata 4.148 0.339 0.106 1.383 0.150 0.527 -0.134 0.651 1.236 2.326 0.045 0.999

Kalbe Hanson IndofoodTahun

Page 50: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

36

4.2.1. PT Indofood Sukses Makmur

Gambar 3. Kondisi current ratio Indofood Sukses Makmur sebelum merger dan akuisisi

Rasio likuiditas yang dapat diwakili oleh current ratio mengalami

fluktuasi dan menempati posisi terendah pada tahun 2001 dengan nilai

0.867 kemudian di tahun berikutnya current ratio membaik dengan

peningkatan di tahun 2002 dan 2003 namun kembali menurun pada tahun

2004. Current ratio yang berfluktuasi ini disebabkan oleh aktiva lancar

dan hutang lancar yang dimiliki Indofood berfluktuasi jumlahnya dari

tahun ke tahun. Menurunnya current ratio pada tahun tertentu menunjukan

melemahnya kemampuan Indofood untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya, kondisi ini didukung dengan sebagian besar aktiva yang

dimilikinya terdiri dari aktiva tetap seperti bangunan, mesin dan peralatan

yang tidak memberikan kontibusi terhadap aktiva lancarnya.

CR

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2000 2001 2002 2003 2004

1,304

0,867

1,646 1,939

1,479

Nila

i

Tahun

CR

CR

Page 51: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

37

Gambar 4. Kondisi current ratio Indofood Sukses Makmur sesudah

merger dan akuisisi

Rasio likuiditas yang dapat diwakili oleh current ratio mengalami

fluktuasi, rasio ini menurun berangsur-angsur sampai dengan tahun 2008

kemudian mengalami peningkatan sampai tahun 2010. Walaupun aktiva

lancar secara berangsur menunjukan pertumbuhan tetapi hutang lancar

mengalami fluktuasi, hal inilah yang melatarbelakangi naik turunnya nilai

current ratio pada periode sesudah dilakukannya aktivitas merger dan

akuisisi.

Rata-rata current ratio pada periode sesudah dilakukannya

aktivitas merger dan akuisisi mengalami penurunan. Sebelum merger dan

akuisisi rata-rata current ratio sebesar 1.447 sedangkan sesudah merger

dan akuisisi sebesar 1.236. Menurunnya current ratio menunjukan

melemahnya kemampuan Indofood untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Kondisi ini didukung dengan sebagian besar aktiva yang

dimiliki Indofood terdiri dari aktiva tetap seperti bangunan, mesin dan

peralatan yang tidak memberikan kontibusi terhadap aktiva lancarnya.

CR

0,000

1,000

2,000

3,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1,467 1,168

0,916 0,898 1,163 2,036

Nila

i

Tahun

CR

CR

Page 52: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

38

Gambar 5. Kondisi debt to equity ratio Indofood Sukses Makmur sebelum

merger dan akuisisi

Sama halnya dengan yang terjadi pada current ratio, rasio

solvabilitas yang dapat diwakili oleh debt to equity ratio mengalami

fluktuasi dan menempati posisi terendah pada tahun 2001 dengan nilai

2.431 kemudian di tahun berikutnya debt to equity ratio membaik dan

menempati nilai tertinggi sebesar 2.952 setelah itu debt to equity ratio

kembali mengalami penurunan sampai dengan tahun 2004. Penurunan

pada debt to equity ratio mengindikasikan semakin baiknya kemampuan

perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka panjangnya.

DER

0,000

1,000

2,000

3,000

2000 2001 2002 2003 2004

2,897 2,431

2,925 2,578 2,560

Nila

i

Tahun

DER

DER

Page 53: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

39

Gambar 6. Kondisi debt to equity ratio Indofood Sukses Makmur sesudah

merger dan akuisisi

Rasio solvabilitas yang dapat diwakili oleh debt to equity ratio

mengalami fluktuasi. Rasio ini mengalami penurunan di tahun 2006

setelah itu secara berangsur meningkat sampai dengan tahun 2008 dan

kembali mengalami penurunan sampai tahun 2010. Walaupun jumlah

ekuitas mengalami peningkatan dari tahun ke tahun namun jumlah

kewajiban perusahaan mengalami fluktuasi, hal inilah yang menyebabkan

fluktuasi pada rasio ini.

Rata-rata debt to equity ratio pada periode sesudah dilakukannya

aktivitas merger dan akuisisi mengalami penurunan. Sebelum merger dan

akuisisi rata-rata debt to equity ratio sebesar 2.678 sedangkan sesudah

merger dan akuisisi sebesar 2.326. Penurunan pada debt to equity ratio

mengindikasikan investasi yang dilakukan perusahaan lebih banyak

didanai dari ekuitas pemegang saham dari pada oleh hutang dimana total

ekuitas terus mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2010

sedangkan total hutang mengalami fluktuasi. Perubahan rasio antara

periode sebelum dan sesudah merger dan akuisisi memudahkan Indofood

untuk menarik perhatian para investor.

DER

0,000

2,000

4,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

2,331 2,115 2,613 3,110 2,451

1,339

Nila

i

Tahun

DER

DER

Page 54: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

40

Gambar 7. Kondisi net profit margin Indofood Sukses Makmur sebelum

merger dan akuisisi

Rasio profitabilitas yang dapat di wakili oleh net profit margin

terus mengalami penurunan secara berangsur-angsur dari tahun 2000

sampai dengan 2004. Penurunan net profit margin ini disebabkan oleh

peningkatan penjualan yang tidak diiringi dengan peningkatan laba bersih.

Penjualan terus menunjukan perkembangan baik dari tahun 2000 sampai

dengan 2004 namun laba bersih yang diperoleh perusahaan mengalami

fluktuasi. Laba menunjukan peningkatan dari tahun 2000 sampai dengan

tahun 2002 namun mengalami penurunan setelah itu sampai dengan tahun

2004. Fluktuasi laba ini disebabkan besarnya biaya operasional yang harus

dikeluarkan perusahaan berbeda tiap tahunnya.

NPM

0,000

0,020

0,040

0,060

2000 2001 2002 2003 2004

0,051 0,051 0,049

0,034

0,022

Nila

i

Tahun

NPM

NPM

Page 55: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

41

Gambar 8. Kondisi net profit margin Indofood Sukses Makmur sesudah

merger dan akuisisi

Rasio profitabilitas yang dapat diwakili oleh net profit margin juga

mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 dan 2007 terlihat peningkatan

namun setelah itu menurun di tahun 2008 dan kembali meningkat sampai

dengan tahun 2010. Meskipun laba menunjukan trend pertumbuhan yang

baik tetapi penjualan mengalami fluktuasi, hal inilah yang menyebabkan

nilai net profit margin mengalami fluktuasi pada periode sesudah

dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi.

Rata-rata net profit margin pada periode sesudah dilakukannya

aktivitas merger dan akuisisi mengalami peningkatan. Sebelum merger

dan akuisisi rata-rata net profit margin sebesar 0.041 sedangkan sesudah

merger dan akuisisi sebesar 0.045. Peningkatan net profit margin ini

mengindikasikan membaiknya kemampuan Indofood dalam menghasilkan

net income dari kegiatan operasi.

NPM

0,000

0,050

0,100

2005 2006 2007 2008 2009 2010

0,007 0,030 0,035

0,027 0,056

0,077 N

ilai

Tahun

NPM

NPM

Page 56: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

42

Gambar 9. Kondisi total asset turn over Indofood Sukses Makmur sebelum

merger dan akuisisi

Rasio aktivitas yang dapat diwakili oleh total asset turn over juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun sebelum dilakukan aktivitas

merger dan akuisisi. Meskipun penjualan menunjukan pertumbuhan yang

baik dari tahun ke tahun dan diiringi total asset yang juga menunjukan

peningkatan tetapi perolehan rasio total asset turn over bervariasi. Hal ini

disebabkan pada tahun tertentu peningkatan pada penjualan tidak sebesar

peningkatan pada total aktiva yang menyebabkan nilai total asset turn over

mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Penurunan pada rasio

total asset turn over mengindikasikan kurang efektifnya Indofood dalam

menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan dan

sebaliknya.

TATO

0,900

1,000

1,100

1,200

2000 2001 2002 2003 2004

1,012

1,128 1,080

1,167 1,143

Nila

i

Tahun

TATO

TATO

Page 57: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

43

Gambar 10. Kondisi total asset turn over Indofood Sukses Makmur

sesudah merger dan akuisisi

Sama halnya dengan ketiga rasio sebelumnya, rasio aktivitas yang

dapat diwakili oleh rasio total asset turn over juga mengalami fluktuasi. Di

tahun 2006 terjadi peningkatan rasio total asset turn over sesudah itu rasio

ini mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup sering. Meskipun

total aktiva terus mengalami peningkatan pada periode setelah

dilakukannya merger dan akuisisi tetapi penjualan mengalami fluktuasi,

hal inilah yang menyebabkan nilai total asset turn over mengami fluktuasi.

Rata-rata total asset turn over pada periode setelah dilakukannya

aktivitas merger dan akuisisi mengalami penurunan. Sebelum merger dan

akuisisi rata-rata current ratio sebesar 1.106 sedangkan sesudah merger

dan akuisisi sebesar 0.999. Penurunan pada rasio total asset turn over

mengindikasikan kurang efektifnya Indofood dalam menggunakan aktiva

dalam menghasilkan penjualan.

TATO

0,000

0,500

1,000

1,500

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1,269 1,341

0,938 0,980 0,926 0,813 N

ilai

Tahun

TATO

TATO

Page 58: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

44

4.2.2. PT Hanson International

Gambar 11. Kondisi current ratio Hanson International sebelum merger

dan akuisisi

Rasio likuiditas yang dapat diwakili oleh current ratio mengalami

fluktuasi, rasio ini menurun di tahun 2001 dan terus mengalami

peningkatan berangsur-angsur sampai tahun 2004. Current ratio yang

berfluktuasi ini disebabkan oleh fluktuatifnya jumlah aktiva lancar dan

utang lancar yang dimiliki Hanson selama tahun 2000 sampai dengan

tahun 2004. Menurunnya current ratio menunjukan melemahnya

kemampuan Hanson untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek juga disebabkan

oleh sebagian besar aktiva lancar yang dimilikinya terdiri dari persediaan

dan bukan aktiva yang lebih likuid seperti kas.

CR

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

2000 2001 2002 2003 2004

0,248 0,218

0,559 0,574 0,713

Nila

i

Tahun

CR

CR

Page 59: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

45

Gambar 12. Kondisi current ratio Hanson International sesudah merger

dan akuisisi

Rasio likuiditas yang dapat diwakili oleh current ratio menunjukan

perkembangan yang cukup buruk pada awal tahun sesudah dilakukannya

merger dan akuisisi. Rasio ini mengalami penurunan sampai dengan tahun

2009 dan menempati posisi terendah dengan nilai 0.004 kemudian

meningkat pada tahun 2010 dengan perolehan nilai sebesar 0.317.

Dibandingkan dengan rata-rata sebelum periode merger dan

akuisisi, rasio ini mengalami penurunan pada periode sesudah

dilakukannya merger dan akuisisi dari 0.462 menjadi 0.150. Menurunnya

current ratio menunjukan melemahnya kemampuan Hanson untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kesulitan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek juga disebabkan oleh sebagian besar aktiva

lancar yang dimilikinya terdiri dari persediaan dan bukan aktiva yang lebih

likuid seperti kas.

CR

0,000

0,200

0,400

0,600

2005 2006 2007 2008 2009 2010

0,575

0,272 0,145

0,012 0,004

0,317 Nila

i

Tahun

CR

CR

Page 60: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

46

Gambar 13. Kondisi debt to equity ratio Hanson International sebelum

merger dan akuisisi

Sama halnya dengan current ratio, debt to equity ratio yang

merupakan perwakilan dari rasio solvabilitas juga mengalami fluktuasi. Di

tahun 2001 debt to equity ratio mencapai -10.594 menurun drastis dari

tahun sebelumnya. Penurunan yang sangat tajam ini disebabkan

menurunnya ekuitas yang dimiliki oleh Hanson. Ditahun berikutnya

Hanson memperlihatkan nilai ekuitas yang semakin meningkat. Sejak

tahun 2002 Hanson memiliki nilai debt to equity ratio yang berangsur

meningkat yang mengindikasikan perusahaan lebih banyak didanai oleh

hutang daripada ekuitas pemegang saham.

DER

-20,000-10,000

0,000

10,000

20,000

30,000

2000 2001 2002 2003 2004

21,866

-10,594 0,885 0,964 1,142 N

ilai

Tahun

DER

DER

Page 61: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

47

Gambar 14. Kondisi debt to equity ratio Hanson International sesudah

merger dan akuisisi

Rasio solvabilitas yang dapat diwakili oleh debt to equity ratio

mengalami penurunan pada awal tahun sesudah dilakukannya aktivitas

merger dan akuisisi kemudian mengalami fluktuasi di tahun berikutnya

hingga bernilai negatif mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2010.

Perolehan nilai negatif pada debt equity ratio disebabkan oleh defisit

ekuitas yang dialami perusahaan. Walaupun jumlah ekuitas mengalami

peningkatan secara berangsur pada periode sesudah dilakukannya aktivitas

merger dan akuisisi namun jumlah kewajiban perusahaan mengalami

fluktuasi, hal inilah yang menyebabkan fluktuasi pada rasio ini.

Dibandingkan dengan rata-rata sebelum periode merger dan

akuisisi, rasio ini mengalami penurunan pada periode sesudah

dilakukannya merger dan akuisisi dari 2.852 menjadi 0.527. Penurunan

pada debt to equity ratio mengindikasikan investasi yang dilakukan

perusahaan lebih banyak didanai dari ekuitas pemegang saham dari pada

oleh hutang.

DER

-5,000

0,000

5,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

2,193 1,955

4,877

-1,014 -1,006 -2,177 N

ilai

Tahun

DER

DER

Page 62: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

48

Gambar 15. Kondisi net profit margin Hanson International sebelum

merger dan akuisisi

Rasio profitabilitas yang dapat diwakili oleh net profit margin,

menunjukan trend yang terus membaik dari tahun 2000 sampai tahun

2004. Berangsur-angsur net profit margin yang pada tahun 2000 bernilai

negatif meningkat sampai bernilai positif pada tahun 2004 sebesar 0.008.

Peningkatan net profit margin ini disebabkan oleh meningkatnya laba

bersih perusahaan. Di tahun 2000 perusahaan mengalami kerugian namun

keadaan ini terus menunjukan perbaikan sampai pada tahun 2004 dimana

perusahaan berhasil mendapatkan keuntungan kembali dan memperoleh

laba bersih sekitar 2 miliar.

NPM

-0,800-0,600-0,400

-0,200

0,000

0,200

2000 2001 2002 2003 2004

-0,681 -0,327 -0,315 -0,060

0,008

Tahun

NPM

NPM

Page 63: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

49

Gambar 16. Kondisi net profit margin Hanson International sesudah

merger dan akuisisi

Rasio profitabilitas yang dapat diwakili oleh net profit margin

mengalami penurunan sampai dengan tahun 2007 dengan perolehan nilai

negatif. Net profit margin yang bernilai negatif disebabkan oleh

perusahaan yang mengalami kerugian pada tiga tahun pertama setelah

dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi kemudian di tahun 2009 dan

2010 perusahaan kembali memperoleh laba dari aktivitas bisnisnya. Pada

tahun 2008 dan 2009 Hanson tidak membukukan penjualannya karena

penjualan yang terjadi adalah hasil dari usaha anak perusahaan yaitu PT

Primayudha Mandirijaya oleh karena itu tidak ada nilai net profit margin

pada tahun ini. Pada tahun 2010 Hanson kembali melakukan penjualan

dan memperoleh laba bersih yang pada akhirnya mencatatkan nilai rasio

net profit margin sebesar 0.308.

Dibandingkan dengan rata-rata sebelum periode merger dan

akuisisi, rasio ini mengalami peningkatan pada periode sesudah

dilakukannya merger dan akuisisi dari -0.275 menjadi -0.134. Peningkatan

net profit margin ini mengindikasikan membaiknya kemampuan Indofood

dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi.

NPM

-0,500

0,000

0,500

2005 2006 2007 2008 2009 2010

0,036 -0,235 -0,474 0,308 N

ilai

Tahun

NPM

NPM

Page 64: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

50

Gambar 17. Kondisi total asset turn over Hanson International sebelum

merger dan akuisisi

Rasio aktivitas yang dapat diwakili oleh total asset turn over

mengalami fluktuasi. Rasio ini meningkat sampai tahun 2001 dan

mengalami penurunan ditahun 2002 dan meningkat kembali sampai tahun

2004. Fluktuasi pada nilai total asset turn over ini disebabkan oleh

penurunan dan peningkatan pada penjualan dan total aktiva yang dimiliki

Hanson. Peningkatan pada rasio total asset turn over mengindikasikan

membaiknya kegiatan bisnis yang dijalankan Hanson karena semakin

banyak volume bisnis yang dilakukan begitupun sebaliknya penurunan

pada rasio total asset turn over mengindikasikan menurunnya kegiatan

bisnis yang dijalankan karena semakin menurun volume bisnis yang

dilakukan.

TATO

0,000

0,200

0,400

0,600

2000 2001 2002 2003 2004

0,411 0,466 0,376 0,439 0,512

Nila

i

Tahun

TATO

TATO

Page 65: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

51

Gambar 18. Kondisi total asset turn over Hanson International sesudah

merger dan akuisisi

Rasio aktivitas yang dapat diwakili oleh total asset turn over juga

mengalami fluktuasi setelah dilakukan aktivitas merger dan akuisisi. Pada

tahun 2006 total asset turn over mengalami peningkatan yang kemudian

diikuti dengan penurunan di tahun setelahnya. Pada tahun 2008 dan 2009

tidak terjadi perputaran penjualan terhadap aktiva, hal ini disebabkan pada

tahun tersebut Hanson tidak membukukan penjualannya. Pada tahun 2010

Hanson kembali memperoleh nilai rasio total asset turn over sebesar 0.819

setelah perusahaan kembali membukukan hasil penjualannya.

Dibandingkan dengan rata-rata sebelum periode merger dan

akuisisi, rasio ini mengalami peningkatan pada periode sesudah

dilakukannya merger dan akuisisi dari 0.441 menjadi 0.651. Peningkatan

rasio total asset turn over ini mengindikasikan efektifnya penggunaan

aktiva dalam menghasilkan penjualan.

TATO

0,000

0,500

1,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

0,527 0,585 0,549

0,000 0,000

0,819 N

ilai

Tahun

TATO

TATO

Page 66: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

52

4.2.3. PT Kalbe Farma

Gambar 19. Kondisi current ratio Kalbe Farma sebelum merger dan

akuisisi

Rasio likuiditas yang dapat diwakili oleh current ratio mengalami

fluktuasi dan menempati posisi terendah pada tahun 2002 dengan nilai

1.177 dan posisi tertinggi pada tahun 2004 dengan nilai 3.010. Current

ratio yang berfluktuasi disebabkan oleh aktiva lancar yang terus

mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai dengan 2004 sedangkan

hutang lancar yang berfluktuasi jumlahnya dari tahun ke tahun.

Menurunnya current ratio pada tahun 2002 menunjukan melemahnya

kemampuan Kalbe untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, namun

demikian di tahun berikutnya Kalbe kembali terus menunjukan perbaikan

pada rasio ini.

CR

0,000

1,000

2,000

3,000

4,000

2000 2001 2002 2003 2004

2,108 2,113

1,177 1,568

3,010

Nila

i

Tahun

CR

CR

Page 67: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

53

Gambar 20. Kondisi current ratio Kalbe Farma sesudah merger dan

akuisisi

Rasio likuiditas yang dapat diwakili oleh current ratio mengalami

peningkatan di tahun 2006 setelah itu rasio ini berangsur menurun sampai

tahun 2009 hingga mencapai nilai terendah 2.987 kemudian current ratio

kembali meningkat pada tahun 2010. Walaupun aktiva lancar secara

berangsur menunjukan pertumbuhan tetapi hutang lancar mengalami

fluktuasi, hal inilah yang melatarbelakangi naik turunnya nilai current

ratio pada periode sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi.

Sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi, rata-rata

current ratio menunjukan peningkatan dari 1.995 menjadi 4.148.

Meningkatnya rata-rata current ratio pada periode setelah dilakukannya

merger dan akuisisi ini menunjukan membaiknya kemampuan Kalbe untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

CR

0,000

2,000

4,000

6,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

4,045 5,042 4,983

3,333 2,987

4,394 N

ilai

Tahun

CR

CR

Page 68: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

54

Gambar 21. Kondisi debt to equity ratio Kalbe Farma sebelum merger

dan akuisisi

Rasio solvabilitas yang dapat diwakili oleh debt to equity ratio

menunjukan trend yang terus membaik selama lima tahun sebelum

melakukan aktivitas merger dan akuisisi. Jika pada tahun 2000 debt to

equity ratio yang dicapai Kalbe sebesar 7.704 maka pada tahun 2004 telah

mencapai 1.261 kali. Penurunan pada debt to equity ratio mengindikasikan

membaiknya kemampuan perusahaan dalam membiayai kewajiban jangka

panjangnya.

DER

0,000

2,000

4,000

6,000

8,000

2000 2001 2002 2003 2004

7,704 6,936

2,784 1,719

1,261

Nila

i

Tahun

DER

DER

Page 69: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

55

Gambar 22. Kondisi debt to equity Kalbe Farma sesudah merger dan

akuisisi

Rasio solvabilitas yang dapat diwakili oleh debt to equity ratio

mengalami fluktuasi. Di tahun 2006 debt to equity ratio mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya kemudian di tahun berikutnya current

ratio berangsur membaik dan menempati nilai tertinggi pada tahun 2009

sebesar 0.393 setelah itu debt to equity ratio kembali mengalami

penurunan di tahun 2010. Walaupun jumlah ekuitas mengalami

peningkatan secara berangsur pada periode sesudah dilakukannya aktivitas

merger dan akuisisi namun jumlah kewajiban perusahaan mengalami

fluktuasi, hal inilah yang menyebabkan fluktuasi pada rasio ini.

Sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi, rata-rata debt

to equity rasio menunjukan penurunan dari 4.081 menjadi 0.339.

Penurunan pada debt to equity ratio mengindikasikan investasi yang

dilakukan perusahaan lebih banyak didanai dari ekuitas pemegang saham

dari pada oleh hutang dimana total ekuitas terus mengalami peningkatan

dari tahun 2006 sampai 2010. Perubahan rasio antara periode sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi memudahkan Indofood untuk menarik

perhatian para investor.

DER

0,000

0,500

1,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

0,762

0,361 0,331 0,375 0,393 0,235

Nila

i

Tahun

DER

DER

Page 70: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

56

Gambar 23. Kondisi kinerja keuangan Kalbe Farma sebelum merger dan

akuisisi

Begitu juga dengan net profit margin yang mewakili rasio

profitabilitas, rasio ini menunjukan trend yang terus membaik dari tahun

2000 yang pada awalnya net profit margin bernilai negatif -0.018

meningkat sampai dengan tahun 2003 menjadi 0.112 dan pada tahun 2004

kembali sedikit mengalami penurunan. Peningkatan net profit margin ini

disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang menunjukan perkembangan

baik selama periode 2000 sampai 2004. Setelah rugi bersih tahun 2000

sebesar Rp 28 miliar, laba bersih terus meningkat sehingga pada tahun

2004 mencapai Rp 372 miliar. Peningkatan laba bersih ini disebabkan oleh

kinerja operasional perusahaan yang terus membaik yang dibuktikan

dengan pertumbuhan penjualan secara konsisten dari tahun 2000 sampai

dengan tahun 2004 dengan rata-rata pertumbuhan 25,3% per tahun.

NPM-0,050

0,000

0,050

0,100

0,150

2000 2001 2002 2003 2004

-0,018 0,016

0,101 0,112 0,109 N

ilai

Tahun

NPM

NPM

Page 71: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

57

Gambar 24. Kondisi net profit margin Kalbe Farma sesudah merger dan

akuisisi

Net profit margin yang mewakili rasio profitabilitas menunjukan

penurunan pada tiga tahun pertama sesudah dilakukannya aktivitas merger

dan akuisisi kemudian rasio ini kembali meningkat dari tahun 2009 sampai

tahun 2010. Peningkatan net profit margin ini disebabkan oleh

peningkatan laba bersih yang menunjukan perkembangan baik diiringi

pertumbuhan penjualan yang terus meningkat dari tahun 2006 sampai

dengan 2010 yang membuktikan kinerja operasional Kalbe yang terus

membaik.

Sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi, rata-rata net

profit margin menunjukan peningkatan dari 0.064 menjadi 0.106.

Peningkatan net profit margin ini mengindikasikan membaiknya

kemampuan Kalbe dalam menghasilkan net income dari kegiatan

operasionalnya.

NPM

0,000

0,050

0,100

0,150

2005 2006 2007 2008 2009 2010

0,111 0,111 0,101

0,090 0,102 0,126

Nila

i

Tahun

NPM

NPM

Page 72: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

58

Gambar 25. Kondisi total asset turn over Kalbe Farma sebelum merger

dan akuisisi

Rasio aktivitas yang dapat diwakili oleh total asset turn over

cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai dengan tahun

2002 dan mengalami penurunan sampai tahun 2004. Fluktuasi pada nilai

total asset turn over ini disebabkan oleh pertumbuhan penjualan Kalbe

yang tumbuh secara konsisten diiringi dengan peningkatan total aktiva.

Namun pada tahun tetentu peningkatan penjualan tidak sebesar

peningkatan total aktiva, hal inilah yang menyebabkan nilai total asset

turn over mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan

pada rasio total asset turn over ini mengindikasikan membaiknya kegiatan

bisnis yang dijalankan Kalbe karena semakin banyak volume bisnis yang

dilakukan serta mengindikasikan efektifnya penggunaan aktiva dalam

menghasilkan penjualan.

TATO

0,000

0,500

1,000

1,500

2000 2001 2002 2003 2004

0,888 1,090 1,316

1,180 1,131 N

ilai

Tahun

TATO

TATO

Page 73: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

59

Gambar 26. Kondisi total asset turn over Kalbe Farma sesudah merger

dan akuisisi

Rasio aktivitas yang dapat diwakili oleh total asset turn over juga

mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

Peningkatan total asset turn over ini disebabkan oleh pertumbuhan

penjualan Kalbe yang tumbuh secara konsisten diiringi dengan

peningkatan total aktiva yang dimiliki Kalbe.

Sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisisi, rata-rata total

asset turn over menunjukan peningkatan dari 1.121 menjadi 1.383.

Peningkatan pada rasio total asset turn over ini mengindikasikan

membaiknya kegiatan bisnis yang dijalankan Kalbe karena semakin

banyak volume bisnis yang dilakukan serta menunjukan efektivitas

penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan.

TATO

1,000

1,200

1,400

1,600

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1,242 1,313 1,363 1,381 1,402 1,454 N

ilai

Tahun

TATO

TATO

Page 74: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

60

4.3. Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

4.3.1. PT Indofood Sukses Makmur

Tabel 5. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Indofood Sukses Makmur

Sumber: Data diolah

Pada periode sebelum merger dan akuisisi, terjadi penurunan

current ratio sebesar 33.554% pada tahun 2001 yang disebabkan

menurunnya aktiva lancar dan meningkatnya hutang lancar perusahaan.

Selanjutnya rasio ini tumbuh sebesar 89.991% dan 17.807% pada tahun

2002 dan 2003 karena menurunnya jumlah hutang lancar yang dimiliki

perusahaan. Pada tahun 2004 hutang lancar meningkat, hal ini

menyebabkan penurunan current ratio sebesar 23.742%. Pada tiga tahun

pertama sesudah merger dan akuisisi, current ratio mengalami penurunan

sebesar 20.353%, 21.564% dan 2.042% yang disebabkan oleh peningkatan

hutang lancar. Current ratio menunjukan pertumbuhan yang cukup baik

pada tahun 2009 dan 2010 dengan pertumbuhan sebesar 29.598% dan

75.086% yang disebabkan oleh menurunnya hutang lancar dan

meningkatnya aktiva lancar perusahaan.

Debt to equity ratio mengalami penurunan sebesar 16.091% pada

tahun 2001 disebabkan peningkatan pada total ekuitas dan penurunan pada

kewajiban perusahaan. Pada tahun berikutnya rasio ini tumbuh sebesar

20.331% yang disebabkan meningkatnya kewajiban. Pada tahun 2003 dan

2004 total ekuitas meningkat, hal ini menyebabkan debt to equity ratio

mengalami penurunan sebesar 11.875% dan 0,669%. Pada tahun pertama

sesudah merger dan akuisisi debt to equity ratio mengalami penurunan

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010CR 1.304 0.867 1.646 1.939 1.479 1.467 1.168 0.916 0.898 1.163 2.036

Pertumbuhan (%) -33.554 89.991 17.807 -23.742 -0.834 -20.353 -21.564 -2.024 29.569 75.086DER 2.897 2.431 2.925 2.578 2.560 2.331 2.115 2.613 3.110 2.451 1.339

Pertumbuhan (%) -16.091 20.311 -11.875 -0.669 -8.961 -9.257 23.555 19.010 -21.207 -45.368NPM 0.051 0.051 0.049 0.034 0.022 0.007 0.030 0.035 0.027 0.056 0.077

Pertumbuhan (%) 0.181 -4.354 -30.724 -36.054 -69.393 355.961 16.777 -24.242 108.208 38.521TATO 1.012 1.128 1.080 1.167 1.143 1.269 1.341 0.938 0.980 0.926 0.813

Pertumbuhan (%) 11.521 -4.314 8.127 -2.068 11.006 5.651 -30.058 4.495 -5.496 -12.249

Rasio Tahun

Page 75: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

61

sebesar 9.257% yang disebabkan menurunnya ekuitas. Selanjutnya rasio ini

tumbuh sebesar 23.555% dan 19.010% di tahun 2007 dan 2008 yang

disebabkan oleh peningkatan pada kewajiban. Namun pertumbuhan ini

tidak berlangsung lama karena di tahun 2009 dan 2010 rasio ini kembali

menurun sebesar 21.207% dan 45.368% yang disebabkan oleh

meningkatnya ekuitas dan menurunnya kewajiban perusahaan.

Net profit margin menunjukan pertumbuhan pada tahun 2001

sebesar 0.181% yang disebabkan oleh peningkatan laba. Namun rasio ini

terus menurun sampai dengan tahun 2004 dengan perubahan sebesar

4.354%, 30.724% dan 36.054% yang disebabkan oleh peningkatan

penjualan yang tidak diiringi oleh peningkatan labanya. Sesudah merger

dan akuisisi laba bersih mengalami peningkatan yang menyebabkan net

profit margin tumbuh signifikan sebesar 355.961% dan 16.777% di tahun

2006 dan 2007. Kemudian rasio ini sedikit mengalami penurunan sebesar

24.242% di tahun 2008 karena peningkatan penjualan yang belum

sebanding dengan peningkatan laba bersih tahun sebelumnya. Net profit

margin kembali mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar

108.208% dan 38.521% di tahun 2009 dan 2010 karena peningkatan laba

yang diperolehnya.

Total asset turn over tumbuh sebesar 11.521% pada tahun 2000

yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. Selanjutnya rasio ini

mengalami fluktuasi, total asset turn over menurun di tahun 2002, tumbuh

di tahun 2003 dan kembali menurun di tahun 2004 dengan perubahan

sebesar 4.314%, 8.127% dan 2.068% yang disebabkan oleh peningkatan

total aktiva yang tidak sebanding dengan peningkatan penjualan. Sesudah

merger dan akuisisi rasio ini tumbuh sebesar 5.651% di tahun 2006 karena

meningkatnya penjualan yang dilakukan perusahaan dan mengalami

penurunan sebesar 30.058% di tahun 2007 karena meningkatnya aktiva

perusahaan. Pada tahun 2008 rasio ini mengalami pertumbuhan yang

disebabkan meningkatnya penjualan kemudian diikuti penurunan di tahun

2009 dan 2010 dengan perubahan sebesar 4.495%, 5.496% dan 12.249%

Page 76: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

62

yang disebabkan oleh menurunnya penjualan dan meningkatnya aktiva

perusahaan.

4.3.2. PT Hanson International

Tabel 6. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Hanson International

Sumber: Data diolah

Current ratio mengalami penurunan sebesar 21.054% pada tahun

2001 disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar dan menurunnya aktiva

lancar. Pada tahun 2002 sampai dengan 2004 aktiva lancar mengalami

peningkatan, hal ini menyebabkan current ratio mengalami pertumbuhan

sebesar 156.534%, 2.062%, dan 24.255%. Pada empat tahun pertama

sesudah merger dan akuisisi, current ratio mengalami penurunan dengan

besar perubahan yang fluktuatif yaitu 52.659%, 46.616%, 91.914% dan

66.263% yang disebabkan oleh menurunnya aktiva lancar perusahaan.

Pada tahun 2010 current ratio tumbuh signifikan sebesar 7890.578% yang

disebabkan meningkatnya aktiva lancar perusahaaan.

Debt to equity ratio menurun sebesar 148.450% pada tahun 2001

yang disebabkan oleh defisit ekuitas yang dialami perusahaan. Pada tahun

2002 kewajiban perusahaan menurun dan ekuitas meningkat hal inilah

yang menyebabkan pertumbuhan debt to equity ratio sebesar 108.352%

dibandingkan tahun sebelumnya yang bernilai negatif. Di tahun berikutnya

rasio ini menunjukan pertumbuhan sebesar 8.903% dan 18.540% pada

tahun 2003 dan 2004 yang disebabkan oleh peningkatan pada kewajiban

perusahaan. Sesudah merger dan akuisisi debt to equity ratio menurun

sebesar 10.824% pada tahun 2006 karena menurunnya kewajiban dan

ekuitas perusahaan. Selanjutnya diikuti dengan pertumbuhan di tahun 2007

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010CR 0.248 0.218 0.559 0.574 0.713 0.575 0.272 0.145 0.012 0.004 0.317

Pertumbuhan (%) -12.054 156.534 2.602 24.255 -19.370 -52.659 -46.616 -91.914 -66.263 7,890.578DER 21.866 -10.594 0.885 0.964 1.142 2.193 1.955 4.877 -1.014 -1.006 -2.177

Pertumbuhan (%) -148.450 -108.352 8.903 18.540 91.976 -10.824 149.419 -120.790 -0.767 116.368NPM -0.681 -0.327 -0.315 -0.060 0.008 0.036 -0.235 -0.474 0.308

Pertumbuhan (%) -51.915 -3.740 -80.969 -112.626 380.217 -746.412 101.861 -100.000TATO 0.411 0.466 0.376 0.439 0.512 0.527 0.585 0.549 0.000 0.000 0.819

Pertumbuhan (%) 13.361 -19.174 16.730 16.535 2.904 11.140 -6.203 -100.000

Rasio Tahun

Page 77: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

63

sebesar 149.419% yang disebabkan penurunan ekuitas perusahaan. Pada

tahun 2008 sampai dengan atahun 2009 perusahaan mengalami defisit

ekuitas. Pada tahun 2008 debt to equity ratio menurun sebesar 120.790%,

di tahun berikutnya ekuitas sedikit meningkat senhingga menyebabkan

kenaikan pada rasio ini sebesar 0.767%. Namun pada tahun 2010 ekuitas

kembali menurun yang mengakibatkan menurunnya current ratio sebesar

116.368%.

Pada periode sebelum merger dan akuisisi, perusahaaan mengalami

kerugian. Namun kerugian ini berkurang secara berangsur-angsur sehingga

net profit margin terus menunjukan pertumbuhan sebesar 51.915%,

3.740%, 80.969% dan 112.626%. Sesudah merger dan akuisisi current

ratio mengalami penurunan sampai dengan tahun 2008 sebesar 746.412%,

101.861% dan 100% karena perusahaan kembali mengalami kerugian.

Total asset turn over menunjukan pertumbuhan sebesar 13.361%

pada tahun 2001 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan

menurunnya aktiva perusahaan. Namun rasio ini menurun di tahun

berikutnya sebesar 19.174% karena penjualan yang mengalami penurunan.

Pada tahun 2003 dan 2004 penjualan meningkat sehingga total asset turn

over tumbuh sebesar 16.730% dan 16.535%. Sesudah merger dan akuisisi

total asset turn over menunjukan pertumbuhan sebesar 11.140% pada

tahun 2006 yang disebabkan menurunnya aktiva perusahaan. Pada tahun

2007 dan 2008 total asset turn over menurun sebesar 6.203% dan 100%

karena penurunan penjualan yang juga diikuti oleh penurunan aktiva.

4.3.3. PT Kalbe Farma

Tabel 7. Perkembangan Kinerja Keuangan PT Kalbe Farma

Sumber: Data diolah

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010CR 2.108 2.113 1.177 1.568 3.010 4.045 5.042 4.983 3.333 2.987 4.394

Pertumbuhan (%) 0.247 -44.328 33.268 91.950 34.397 24.638 -1.173 -33.098 -10.394 47.094DER 7.704 6.936 2.784 1.719 1.261 0.762 0.361 0.331 0.375 0.393 0.235

Pertumbuhan (%) -9.962 -59.857 -38.267 -26.640 -39.532 -52.697 -8.218 13.328 4.819 -40.357NPM -0.018 0.016 0.101 0.112 0.109 0.111 0.111 0.101 0.090 0.102 0.126

Pertumbuhan (%) -187.908 530.630 11.021 -2.385 2.009 0.137 -9.595 -10.933 13.933 23.036TATO 0.888 1.090 1.316 1.180 1.131 1.242 1.313 1.363 1.381 1.402 1.454

Pertumbuhan (%) 22.689 20.694 -10.309 -4.127 9.750 5.737 3.841 1.303 1.504 3.736

TahunRasio

Page 78: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

64

Current ratio menunjukan pertumbuhan sebesar 0.247% pada

tahun 2001 yang disebabkan oleh peningkatan aktiva lancar perusahaan

kemudian ditahun berikutnya terjadi penurunan sebesar 44.328% pada

tahun 2002 yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar. Selanjutnya

pada tahun 2003 dan 2004 aktiva lancar meningkat, hal ini menyebabkan

current ratio tumbuh sebesar 33.268% dan 91.950%. Pada tahun pertama

sesudah merger dan akuisisi current ratio menunjukan pertumbuhan

sebesar 24.638% yang disebabkan oleh nenurunnya hutang lancar yang

juga diikuti oleh menurunnya aktiva lancar. Pada tahun 2007 sampai

dengan tahun 2009 current ratio mengalami penurunan sebesar 1.173%,

33.098% dan 10.394%, penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya

hutang lancar perusahaan. Namun hutang lancar berkurang pada tahun

2010 yang menyebabkan pertumbuhan current ratio sebesar 47.094%.

Debt to equity ratio mengalami penurunan pada periode sebelum

merger dan akuisisi dengan perubahan sebesar 9.962%, 59.857%,

38.267%, dan 26.640% yang disebabkan oleh peningkatan ekuitas

perusahaan secara berangsur-angsur. Sesudah merger dan akuisisi rasio ini

juga masih mengalami penurunan pada dua tahun pertamanya sebesar

52.697% dan 8.128% yang juga disebabkan oleh faktor yang sama yaitu

peningkatan ekuitas pada tahun 2006 dan 2007. Pada tahun 2008 dan 2009

rasio ini tumbuh sebesar 13.328% dan 4.819% yang disebabkan oleh

meningkatnya kewajiban yang juga diiringi oleh meningkatnya ekuitas.

Pada tahun 2010 kewajiban menurun dan ekuitas meningkat yang

mengakibatkan menurunnya debt to equity ratio di tahun ini sebesar

40.357%.

Net profit margin menunjukan pertumbuhan pada tahun 2001

sebesar 187.908% yang disebabkan oleh peningkatan laba dan penjualan

perusahaan. Pada tahun 2002 dan 2003 laba bersih dan penjualan

meningkat, hal ini menyebabkan net profit margin tumbuh sebesar

530.630% dan 11.021%. Rasio ini kembali menurun pada tahun 2004

sebesar 2.385% karena peningkatan laba belum sebanding dengan

peningkatan penjualan perusahaan jika dibanding dengan tahun

Page 79: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

65

sebelumnya. Sesudah merger dan akuisisi net profit margin menunjukan

pertumbuhan sebesar 0.137% pada tahun 2006 yang disebabkan

peningkatan laba perusahaan. Rasio ini kemudian sedikit menurun sebesar

9.595% dan 10.933% pada tahun 2007 dan 2008 karena peningkatan laba

belum sebanding dengan peningkatan penjualan perusahaan. Pada tahun

2009 dan 2010 laba bersih meningkat dan diiringki peningkatan penjualan

yang menyebabkan pertumbuhan net profit margin sebesar 13.933% dan

23.036%.

Total asset turn over menunjukan pertumbuhan pada tahun 2001

dan 2002 sebesar 22.689% dan 20.694% yang disebabkan peningkatan

penjualan yang juga diiringi oleh peningkatan aktiva perusahaan. Namun

rasio ini menurun pada tahun 2003 dan 2004 sebesar 10.309% dan 4.127%

karena peningkatan pada penjualan belum sebanding dengan peningkatan

aktivanya. Sesudah merger dan akuisisi, penjualan dan aktiva meningkat

secara berangsur-angsur, hal ini menyebabkan total asset turn over terus

mengalami pertumbuhan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010

dengan perubahan sebesar 5.737%, 3.841%, 1.303%, 1.504% dan 3.736%.

4.4. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berguna untuk memberikan gambaran mengenai

data yang dijadikan variabel penelitian. Berdasarkan data mentah berupa

laporan keuangan yang kemudian diolah, diperoleh data rasio keuangan

yang disajikan pada Tabel 8.

Dari Tabel 8 dapat dilihat nilai rata-rata, nilai minimum, nilai

maksimum dan standar deviasi untuk periode sebelum dan sesudah merger

dan akuisisi. Nilai minimum menunjukan nilai terkecil pada data, nilai

maksimum menunjukan nilai terbesar pada data, mean menunjukan rataan

dari data, dan standar deviation menunjukan besarnya variasi pada data.

Jika standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata berarti data memiliki

variasi yang besar, dan sebaliknya.

Page 80: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

66

Tabel 8. Hasil Analisis Deskriptif Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

Periode Variabel Min Maks Mean

Std.

Deviation

Sebelum

Merger

dan

Akuisisi

CR 0.218 3.01 1.302 0.791

DER -10.594 21.866 3.204 6.520

NPM -0.681 0.112 -0.057 0.219

TATO 0.376 1.316 0.889 0.341

Sesudah

Merger

dan

Akuisisi

CR 0.004 5.042 1.845 1.837

DER -2.177 4.877 1.063 1.827

NPM -0.474 0.308 0.027 0.190

TATO 0.549 1.454 1.066 0.323

Sumber: Data diolah

4.4.1. Analisis Deskriptif Sebelum Merger dan Akuisisi

Nilai minimum dan maksimum current ratio sebelum merger dan

akuisisi adalah 0.218 dan 3.01. Nilai rata-rata current ratio sebesar 1.302

dengan standar deviasi 0.791. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari

rata-rata menunjukan adanya variasi yang cukup rendah pada data atau

adanya perbedaan yang cukup kecil antara nilai maksimum dengan

minimum. Nilai rata-rata current ratio sebesar 1.302 berarti bahwa rata-

rata kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk menutup hutang

lancarnya sebesar 1.302 kali atau untuk setiap satu rupiah kewajiban

dijamin dengan 1.302 rupiah aktiva lancar.

Nilai minimum dan maksimum debt to equity ratio sebelum

merger dan akuisisi adalah -10.594 dan 21.866. Nilai rata-rata debt to

equity ratio sebesar 3.204 dengan standar deviasi 6.520. Nilai standar

deviasi yang lebih besar dari rata-rata menunjukan adanya variasi yang

cukup besar pada data atau adanya perbedaan yang cukup besar antara

nilai maksimum dengan minimum. Nilai rata-rata debt to equity ratio

sebesar 3.204 berarti bahwa tingkat rata-rata hutang terhadap ekuiti

perusahaan sebesar 3.204 kali.

Page 81: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

67

Nilai minimum dan maksimum net profit margin sebelum merger

dan akuisisi adalah -0.681dan 0.112 . Nilai rata-rata net profit margin

sebesar -0.057 dengan standar deviasi 0.219. Nilai standar deviasi yang

lebih besar dari rata-rata menunjukan adanya variasi yang cukup besar

pada data atau adanya perbedaan yang cukup besar antara nilai maksimum

dengan minimum. Nilai rata-rata net profit margin sebesar -0.057 berarti

bahwa rata-rata tingkat pegembalian keuntungan bersih perusahaan

sebesar -0.057 kali dimana pada periode sebelum merger dan akuisisi

mengalami kerugian. Dengan kata lain setiap seribu rupiah penjualan

perusahaan menutup kerugian bersih sebesar 57 rupiah.

Nilai minimum dan maksimum total asset turn over sebelum

merger dan akuisisi adalah 0.376 dan 1.316. Nilai rata-rata total asset turn

over sebesar 0.889 dengan standar deviasi 0.341. Nilai standar deviasi

yang lebih kecil dari rata-rata menunjukan adanya variasi yang cukup

rendah pada data atau adanya perbedaan yang cukup rendah antara nilai

maksimum dengan minimum. Nilai rata-rata total asset turn over sebesar

0.889 berarti bahwa kemampuan aktiva untuk menghasilkan penjualan

sebesar 0.889 kali atau setiap satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan

0.889 rupiah penjualan.

4.4.2. Analisis Deskriptif Sesudah Merger dan Akuisisi

Nilai minimum dan maksimum current ratio sesudah merger dan

akuisisi adalah 0.004 dan 5.042. Nilai rata-rata current ratio sebesar 1.845

dengan standar deviasi 1.837. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari

rata-rata menunjukan adanya variasi yang cukup rendah pada data atau

adanya perbedaan yang cukup kecil antara nilai maksimum dengan

minimum. Nilai rata-rata current ratio sebesar 1.845 berarti bahwa rata-

rata kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk menutup hutang

lancarnya sebesar 1.845 kali atau untuk setiap satu rupiah kewajiban

dijamin dengan 1.845 rupiah aktiva lancar.

Nilai minimum dan maksimum debt to equity ratio sesudah merger

dan akuisisi adalah -2.177 dan 4.877. Nilai rata-rata debt to equity ratio

sebesar 1.063 dengan standar deviasi 1.827. Nilai standar deviasi yang

Page 82: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

68

lebih besar dari rata-rata menunjukan adanya variasi yang cukup besar

pada data atau adanya perbedaan yang cukup besar antara nilai maksimum

dengan minimum. Nilai rata-rata debt to equity ratio sebesar 1.063 berarti

bahwa tingkat rata-rata hutang terhadap ekuiti perusahaan sebesar 1.063

kali.

Nilai minimum dan maksimum net profit margin sesudah merger

dan akuisisi adalah -0.474 dan 0.308. Nilai rata-rata net profit margin

sebesar 0.027 dengan standar deviasi 0.190. Nilai standar deviasi yang

lebih besar dari rata-rata menunjukan adanya variasi yang cukup besar

pada data atau adanya perbedaan yang cukup besar antara nilai maksimum

dengan minimum. Nilai rata-rata net profit margin sebesar 0.027 berarti

bahwa rata-rata tingkat pegembalian keuntungan bersih perusahaan

sebesar 0.027 kali atau setiap seribu rupiah penjualan perusahaan

mendapatkan keuntungan bersih sebesar 27 rupiah.

Nilai minimum dan maksimum total asset turn over sesudah

merger dan akuisisi adalah 0.549 dan 1.44. Nilai rata-rata total asset turn

over sebesar 1.066 dengan standar deviasi 0.323. Nilai standar deviasi

yang lebih kecil dari rata-rata menunjukan adanya variasi yang cukup

rendah pada data atau adanya perbedaan yang cukup rendah antara nilai

maksimum dengan minimum. Nilai rata-rata total asset turn over sebesar

1.066 berarti bahwa kemampuan aktiva untuk menghasilkan penjualan

sebesar 1.066 kali atau setiap satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan

1.066 rupiah penjualan.

4.4.3. Perbandingan Analisis Deskriptif Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

Setelah dilakukan perbandingan pada rata-rata variabel antara

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, maka dapat terlihat perubahan.

Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan pada nilai

rata-rata setiap variabel, nilai maximum, nilai minimum, serta standar

deviasi dari variabel sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Perubahan

tersebut ditunjukan pada Tabel 9.

Page 83: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

69

Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Variabel

Sebelum Sesudah Naik/Turun

CR

Mean 1.301 1.845 Naik

Minimum 0.462 0.150 Turun

Maksimum 1.995 4.148 Naik

Std. Deviation 0.777 2.067 Naik

DER

Mean 3.204 1.064 Turun

Minimum 2.678 0.339 Turun

Maksimum 4.081 2.326 Turun

Std. Deviation 0.765 1.097 Naik

NPM

Mean -0.057 0.006 Naik

Minimum -0.275 -0.134 Naik

Maksimum 0.064 0.106 Naik

Std. Deviation 0.189 0.125 Turun

TATO

Mean 0.889 1.011 Naik

Minimum 0.441 0.651 Naik

Maksimum 1.121 1.383 Naik

Std. Deviation 0.388 0.366 Turun

Sumber: Data Diolah

Dari ke empat variabel yang diuji, tiga variabel diantaranya yaitu

current ratio, net profit margin dan total asset turn over mengalami

peningkatan rata-rata sesudah merger dan akuisisi. Sedangkan untuk

variabel debt to equity ratio mengalami penurunan nilai rata-rata sesudah

merger dan akuisisi. Perubahan ini menunjukan adanya perbaikan pada

kinerja keuangan perusahaan yang diproyeksikan kedalam empat rasio

tersebut.

4.4.3.1. Analisis Rasio Likuiditas

Berdasarkan statistik deskriptif yang diringkas pada Tabel 9

terlihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata current ratio antara

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dari 1.301 menjadi 1.845.

Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan nilai maksimum dari 1.995

Page 84: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

70

meningkat menjadi 4.148 dan nilai standar deviasi meningkat dari 0.777

menjadi 2.067. Sedangkan nilai minimum mengalami penurunan dari

0.462 menjadi 0.150. Perubahan pada komponen variabel current ratio

antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi diringkas dalam boxplot

berikut.

Gambar 27. Perubahan komponen current ratio sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi

Aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan

mengakibatkan peningkatan nilai rata-rata current ratio. Peningkatan pada

rata-rata current ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

mengindikasikan membaiknya kemampuan aktiva lancar perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang

dimilikinya.

Kinerja current ratio sangat bergantung pada komposisi aktiva.

Semakin banyak aktiva lancar yang dimiliki perusahaan maka semakin

baik kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Selain itu, perusahaan yang sebagian besar aktiva lancarnya

Page 85: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

71

terdiri dari kas lebih baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dibanding perusahaan yang sebagian besar aktiva lancarnya terdiri dari

piutang dan persediaan.

4.4.3.2. Analisis Rasio Solvabilitas

Berdasarkan statistik deskriptif yang diringkas pada Tabel 9

terlihat bahwa terdapat penurunan nilai rata-rata debt to equity ratio antara

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dari 3.204 menjadi 1.064.

Penurunan ini sejalan dengan penurunan nilai minimum dari 2.678

menjadi 0.339, nilai maksimum menurun dari 4.081 menjadi 2.326.

Namun standar deviasi meningkat dari 0.765 menjadi 1.097. Perubahan

pada komponen variabel debt to equity ratio antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi diringkas dalam boxplot berikut.

Gambar 28. Perubahan komponen debt to equity ratio sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi Aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan

mengakibatkan penurunan nilai rata-rata debt to equity ratio. Penurunan

Page 86: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

72

pada rata-rata debt to equity ratio sebelum dan sesudah merger dan

akuisisi ini mengindikasikan posisi pemegang saham semakin besar dalam

menjamin investasi kreditor atau sebagian besar investasi yang dilakukan

perusahaan lebih banyak didanai dari ekuitas pemegang saham dari pada

oleh hutang.

Kinerja debt to equity ratio memiliki perspektif yang berbeda jika

dilihat dari segi kreditor dan pemegang saham. Kreditor lebih menyukai

debt to equity ratio yang relatif rendah karena semakin rendah rasio ini

semakin besar aktiva yang disediakan perusahaan untuk kreditor dan

semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor dalam peristiwa

likuidasi. Disisi lain, pemegang saham mengharapkan debt to equity ratio

yang relatif tinggi karena melalui leverage, pemegang saham biasa dapat

memperoleh keuntungan yang lebih besar dari aktiva. Dilihat dari

perspektif ini, debt to equity ratio setelah merger dan akuisisi lebih

menguntungkan pihak kreditor.

4.4.3.3. Analisis Rasio Profitabilitas

Berdasarkan statistik deskriptif yang diringkas pada Tabel 9

terlihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata net profit margin antara

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dari -0.057 menjadi 0.006.

Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan nilai minimum dari -0.275

menjadi -0.134, nilai maksimum meningkat dari 0.064 menjadi 0.106.

Namun standar deviasi menurun dari 0.189 menjadi 0.125. Perubahan

pada komponen variabel net profit margin antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi diringkas dalam boxplot berikut.

Page 87: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

73

Gambar 29. Perubahan komponen net profit margin sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi

Aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan

mengakibatkan peningkatan nilai rata-rata net profit margin.Peningkatan

pada rata-rata net profit margin antara sebelum dan sesudah merger dan

akuisisi ini mengindikasikan semakin baiknya kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba bersih dari aktivitas penjualan yang dilakukannya.

Sebelum merger dan akuisisi untuk setiap seribu rupiah penjualan

perusahaan menutup kerugian bersih sebesar 57 rupiah sedangkan setelah

merger dan akuisis untuk setiap seribu rupiah penjualan perusahaan

mendapatkan keuntungan bersih sebesar enam rupiah.

4.4.3.4. Analisis Rasio Aktivitas

Berdasarkan statistik deskriptif yang diringkas pada Tabel 9

terlihat bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata total asset turn over

antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dari 0.889 menjadi 1.011.

Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan nilai minimum dari 0.441

Page 88: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

74

menjadi 0.651, nilai maksimum meningkat dari 1.121 menjadi 1.383.

Namun standar deviasi menurun dari 0.388 menjadi 0.366. Perubahan

pada komponen variabel total asset turn over antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi diringkas dalam boxplot berikut.

Gambar 30. Perubahan komponen total asset turn over sebelum

dan sesudah merger dan akuisisi

Aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan

mengakibatkan peningkatan nilai rata-rata total asset turn over.

Peningkatan pada rata-rata total asset turn over sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi ini mengindikasikan semakin membaiknya

kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya

untuk menghasilkan penjualan atau perusahaan lebih efektif dalam

menggunakan aktiva dalam menghasilkan penjualan setelah dilakukannya

aktivitas merger dan akuisisi. Selain itu peningkatan ini juga

mengindikasikan bahwa semakin banyak volume bisnis yang dilakukan

perusahaan setelah aktivitas merger dan akuisisi akibat keputusannya

menggabungkan atau melepaskan beberapa aktivanya. Semakin tinggi

Page 89: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

75

nilai total asset turn over perusahaan berarti semakin efektif perusahaan

tersebut menggunakan aktivanya dalam menghasilkan penjualan.

4.5. Uji Paired Sample T Test

Uji paired sample t test digunakan untuk melihat apakah terdapat

perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan

akuisisi yang diproyeksikan kedalam empat rasio keuangan yang mewakili

rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio provitabilitas, dan rasio aktivitas.

Untuk membuktikan hipotesis data duiji dengan paired sample t test yang

hasilnya disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Paired Sample T Test Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

Variabel Mean Sig

Taraf

Signifikan Kesimpulan

CR -0.54333 0.569 0.05 Tidak Berbeda

DER 2.139667 0.161 0.05 Tidak Berbeda

NPM -0.06233 0.266 0.05 Tidak Berbeda

TATO -0.12167 0.402 0.05 Tidak Berbeda

Sumber: Data diolah

Dari hasil analisis pada variabel-variabel diatas dengan

membandingkan kinerja keuangan lima tahun sebelum dan lima tahun

sesudah dilakukannya aktivitas merger dan akuisis diperoleh hasil bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan current ratio, debt to equity ratio,

net profit margin, dan total asset turn over antara sebelum dan sesudah

merger dan akuisisi pada taraf signifikan 95%.

4.5.1. Analisis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Kewajiban jangka pendek itu sendiri adalah kewajiban perusahaan

terhadap pihak kreditor yang dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun,

meliputi hutang dagang, hutang gaji, hutang pajak, dan hutang bank yang

Page 90: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

76

memiliki masa jatuh tempo satu tahun. Pada penelitian ini, digunakan

current ratio untuk mengukur likuiditas perusahaan.

Untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata current

ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dilakukan pengujian

dengan menggunakan uji paired sample t test dengan taraf signifikan 95%

(α=0,05). Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata current

ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata current ratio

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil paired sample t test pada variabel current ratio diperoleh

nilai sig sebesar 0.569. Karena nilai sig lebih besar dari α=0.05

(0.569>0.05) maka H0 diterima. H0 diterima sehingga dari pengujian

tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata current ratio sebelum dan sesudah merger dan

akuisisi.

4.5.2. Analisis Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya jika

perusahaan tersebut dilikuidasi. Adapun yang dimaksud dengan kewajiban

jangka panjang adalah kewajiban yang dibayarkan lebih dari satu tahun

atau satu periode akuntansi, meliputi hutang bank, obligasi, wesel dan

surat berharga. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mengukur kemampuan tersebut adalah debt to equity.

Untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata debt to

equity ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dilakukan pengujian

dengan menggunakan uji paired sample t test dengan taraf signifikan 95%

(α=0,05). Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to

equity ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata debt to equity

Page 91: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

77

ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil paired sample t test pada variabel debt to equity ratio

diperoleh nilai sig sebesar 0.2. Karena nilai sig lebih besar dari α=0.05

(0.2>0.05) maka H0 diterima. H0 diterima sehingga dari pengujian

tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata debt to equity ratio sebelum dan setelah merger

dan akuisisi.

4.5.3. Analisis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan

sumber daya yang dimilikinya. Pada penelitian ini, digunakan net profit

margin untuk mengukur profitabilitas perusahaan.

Untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata net

profit margin sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dilakukan

pengujian dengan menggunakan uji paired sample t test dengan taraf

signifikan 95% (α=0,05). Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata net profit

margin sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata net profit

margin sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil paired sample t test pada variabel net profit margin diperoleh

nilai sig sebesar 0.266. Karena nilai sig lebih besar dari α=0.05

(0.266>0.05) maka H0 diterima. H0 diterima sehingga dari pengujian

tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata net profit margin sebelum dan setelah merger

dan akuisisi.

4.5.4. Analisis Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang

dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan

penjualan, pembelian, maupun kegiatan lainnya. Jenis rasio yang

digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over.

Page 92: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

78

Untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata total

asset turn over sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dilakukan

pengujian dengan menggunakan uji paired sample t test dengan taraf

signifikan 95% (α=0,05). Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata total

asset turn over sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata total asset turn

over sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil paired sample t test pada variabel total asset turn over

diperoleh nilai sig sebesar 0.402. Karena nilai sig lebih dari α=0.05

(0.402>0.05) maka H0 diterima. H0 diterima sehingga dari pengujian

tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata total asset turn over sebelum dan setelah merger

dan akuisisi.

Berdasarkan hasil uji hipotesis paired sample t test terhadap

kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kinerja keuangan

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada semua rasio likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas yang masing masing diwakili oleh

current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan total asset total

asset turn over.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini mengindikasikan

kegagalan perusahaan mencapai tujuan merger dan akuisisi untuk

mencapai sinergi, yaitu menghemat operasi yang dihasilkan dari skala

ekonomis manajemen, pemasaran, produksi, atau distribusi yang lebih

efektif dan efisien; menghasilkan beban finansial yg lebih rendah;

menghasilkan perbedaan efisiensi yang berarti bahwa manajemen salah

satu perusahaan lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih

produktif setelah merger dan akuisisi; dan meningkatkan penguasaan pasar

dan mengurangi persaingan.

Selain itu, dari segi ekonomi tujuan yang diinginkan perusahaan

untuk memperbaiki profitabilitas perusahaan pasca merger dan akuisisi

Page 93: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

79

juga belum sepenuhnya tercapai. Salah satu penyebabnya adalah meskipun

perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan laba bersih setelah

merger dan akuisisi tetapi kenaikannya masih belum sebanding dengan

peningkatan biaya.

Page 94: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

80

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Alasan yang mendorong Indofood melakukan akuisisi adalah untuk

memenuhi sasaran perseroan untuk memiliki lahan seluas 250 ribu hektar

perkebunan kelapa sawit di tahun 2015 yang menunjang bisnisnya.

Sedangkan akuisisi yang dilakukan PT Hanson International dilakukan

dalam upaya penyelamatan Hanson Industri Utama setelah core bisnisnya

mengalami kebangktutan. Disisi lain, Kalbe Farma melakukan merger

dalam rangka menciptakan suatu perusahaan farmasi terbesar di kawasan

Asia Tenggara.

2. Sebelum dilakukan aktivitas merger dan akuisisi, kondisi kinerja keuangan

perusahaan yang diwakili oleh current ratio, debt to equity ratio, net profit

margin, dan total asset turn over bervariasi dan berfluktuasi. Terjadi

peningkatan dan penurunan pada masing-masing rasio keuangan di tiap

perusahaan yang menjadi sampel. Peningkatan dan penurunan ini

disebabkan oleh alasan yang berbeda-beda untuk tiap berusahaan dan

tahun tertentu.

3. Sesudah dilakukan aktivitas merger dan akuisisi terjadi perubahan pada

masing-masing rasio keuangan yang secara umum menunjukan perbaikan.

Pada perusahaan pengakuisisi current ratio, net profit margin dan total

asset turn over mengalami peningkatan rata-rata pada lima tahun sesudah

aktivitas merger dan akuisisi. Sementara debt to equity ratio mengalami

penurunan pada lima tahun sesudah aktivitas merger dan akuisisi.

Peningkatan dan penurunan rata-rata rasio ini juga diikuti oleh

peningkatan atau penurunan nilai minimum, nilai maksimum, dan standar

deviasi dari masing-masing rasio.

4. Uji statistik dengan paired sample t test menunjukan tidak terdapat

perbedaan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan antara periode

Page 95: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

81

lima tahun sebelum dan lima tahun sesudah merger dan akuisisi dengan

taraf signifikan 95% (α=0.05).

b. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan diatas, diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan merger dan akuisisi, sebaiknya perusahaan

melakukan persiapan yang matang terlebih dahulu. Persiapan ini

diantaranya dengan melihat kondisi perusahaan, baik dari segi manajemen

perusahaan maupun dari financial perusahan. Selain itu perlu dilihat juga

kondisi ekonomi nasional dan internasional apakah dalam keadaan yang

baik atau buruk bagi perusahaan.

2. Bagi investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan terbuka, sebaiknya

lebih berhati-hati dalam menyikapi aktivitas merger dan akuisisi yang

dilakukan perusahaan. Investor harus jeli melihat masa depan perusahaan

yang akan melakukan merger dan akuisisi, hal ini perlu dilakukan karena

tidak semua merger dan akuisisi yang dilakukan memberikan dampak

yang baik pada perusahaan tersebut.

3. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya menambah jumlah sampel

perusahaan publik yang terdaftar di BEI dan variabel penelitian seperti

rasio keuangan yang mewakili rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

profitabilitas dan rasio aktivitas sehingga dapat meningkatkan generalisasi

dan kondisi nyata.

Page 96: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

82

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E.F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jilid 2. Edisi 8. Suharto, Dodo. Wibowo, Herman, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Fundamental of Financial Management.

David, F.R.1998. Strategic Management. Sixth Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.

De Fusco, R.A., et al. 2001. Quantitative Methods for Investment Analysis, Association for Investment Management and Research, Baltimore.

Hadiwinata T. dan Wahyu Dyatmika. 2005. Berakhir di Dorchester. (online) ( http:// majalah.tempointeraktif.com diakses 17 Desember 2011)

Harahap, S.S. 2004. Analisis kritis laporan keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hardiningsih, M. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi: Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Keown AJ et al. 2008. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Widodo PM, penerjemah. Jakarta: PT Index. Terjemahan dari: Financial Management: Principles and Applications.

Mallow, V.C. 2000. Bank Mergers and Acquisitions: A Financial and Human Resources Perspective. Thesis: Faculty of Business Administration. Simon Fraser University. Canada.

Meta C.W.A. 2010. Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang terdaftar si Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.

Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Prastowo D.D. dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Riza, F.A. 2011. Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Merger dan Akuisisi (Studi Perusahaan Publik Pada BEI 2000-2009). Skripsi: Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sugiarto D.S. 2006. Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wahana Komputer. 2009. Panduan Praktis: SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Yogyakarta: Andi; Semarang: Wahana Komputer.

Walpole, R.E. 1993. Pengantar Statistika. Sumantri Bambang, penerjemah. Jakarta: PT Gramedia. Terjemahan dari: Introduction To Statistiks Third Edition.

Page 97: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

83

White, G.I., A.C. Sondhi and D. Fried. 2003. The Analysis and Use of Financial Statements, 3rd Edition, John Wiley & Sons Inc., New York.

Yaylacicegi, U. 2005. The Perfomance Consequences of Mergers and Acquisitions in the U.S. Telecommunications Industry. Dissertation: The University of Texas Dallas. Texas.

http://www.netmba.com/statistiks/distribution/normal/ [8 Februari 2012] http://www.merdeka.com [3 April 2012] http://www.kabarbisnis.com [4 April 2012]

Page 98: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

84

LAMPIRAN

Page 99: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

85

Lampiran 1. Daftar Rasio Keuangan

Periode Tahun CR DER NPM TATO

Kalbe Hanson Indofood Kalbe Hanson Indofood Kalbe Hanson Indofood Kalbe Hanson Indofood

Sebe

lum

2000 2.108 0.248 1.304 7.704 21.866 2.897 -0.018 -0.681 0.051 0.888 0.411 1.012 2001 2.113 0.218 0.867 6.936 -10.594 2.431 0.016 -0.327 0.051 1.090 0.466 1.128 2002 1.177 0.559 1.646 2.784 0.885 2.925 0.101 -0.315 0.049 1.316 0.376 1.080 2003 1.568 0.574 1.939 1.719 0.964 2.578 0.112 -0.060 0.034 1.180 0.439 1.167 2004 3.010 0.713 1.479 1.261 1.142 2.560 0.109 0.008 0.022 1.131 0.512 1.143 Rata-rata 1.995 0.462 1.447 4.081 2.852 2.678 0.064 -0.275 0.041 1.121 0.441 1.106

Sesu

dah

2006 5.042 0.272 1.168 0.361 1.955 2.115 0.111 -0.235 0.030 1.313 0.585 1.341 2007 4.983 0.145 0.916 0.331 4.877 2.613 0.101 -0.474 0.035 1.363 0.549 0.938 2008 3.333 0.012 0.898 0.375 -1.014 3.110 0.090 0.027 1.381 0.980 2009 2.987 0.004 1.163 0.393 -1.006 2.451 0.102 0.056 1.402 0.926 2010 4.394 0.317 2.036 0.235 -2.177 1.339 0.126 0.308 0.077 1.454 0.819 0.813 Rata-rata 4.148 0.150 1.236 0.339 0.527 2.326 0.106 -0.134 0.045 1.383 0.651 0.999

Page 100: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

86

Lampiran 2. Hasil Output Uji Normalitas

Sebelum Merger dan Akuisisi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CRsebelum DERsebelum NPMsebelum TATOsebe

N 3 3 3

Normal Parametersa,,b Mean 1.30133 3.20367 -.05667 .

Std. Deviation .776812 .764758 .189432 .3

Most Extreme Differences Absolute .241 .344 .364

Positive .193 .344 .262

Negative -.241 -.246 -.364

Kolmogorov-Smirnov Z .417 .596 .630

Asymp. Sig. (2-tailed) .995 .870 .823

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sesudah Merger dan Akuisisi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CRsesudah DERsesudah NPMsesudah TATOsesu

N 3 3 3

Normal Parametersa,,b Mean 1.84467 1.06400 .00567 1.

Std. Deviation 2.067331 1.096959 .124741 .3

Most Extreme Differences Absolute .282 .354 .290

Positive .282 .354 .211

Negative -.206 -.254 -.290

Kolmogorov-Smirnov Z .489 .614 .503

Asymp. Sig. (2-tailed) .970 .845 .962

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 101: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

87

Lampiran 3. Hasil Output Uji Deskriptif Sebelum Merger dan Akuisisi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 15 .218 3.010 1.30153 .791499

DER 15 -10.594 21.866 3.20387 6.520370

NPM 15 -.681 .112 -.05653 .218777

TATO 15 .376 1.316 .88927 .341396

Valid N (listwise) 15 Sesudah Merger dan Akuisisi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 15 .004 5.042 1.84467 1.837149

DER 15 -2.177 4.877 1.06387 1.827823

NPM 13 -.474 .308 .02723 .190164

TATO 13 .549 1.454 1.06646 .323336

Valid N (listwise) 13

Page 102: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

88

Lampiran 4. Hasil Output Boxplot

Current Ratio

Case Processing Summary

Periode

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

CR Sebelum 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Sesudah 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Descriptives

Periode Statistic Std. Error

CR Sebelum Mean 1.3013 .44849

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -.6284

Upper Bound 3.2310

5% Trimmed Mean .

Median 1.4470

Variance .603

Std. Deviation .77681

Minimum .46

Maximum 2.00

Range 1.53

Interquartile Range .

Skewness -.814 1.225

Kurtosis . .

Sesudah Mean 1.8447 1.19357

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -3.2909

Upper Bound 6.9802

5% Trimmed Mean .

Median 1.2360

Variance 4.274

Page 103: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

89

Std. Deviation 2.06733

Minimum .15

Maximum 4.15

Range 4.00

Interquartile Range .

Skewness 1.210 1.225

Kurtosis . .

Debt to equity Ratio

Case Processing Summary

Periode

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DER Sebelum 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Sesudah 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Descriptives

Periode Statistic Std. Error

DER Sebelum Mean 3.2037 .44153

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.3039

Upper Bound 5.1034

5% Trimmed Mean .

Median 2.8520

Variance .585

Std. Deviation .76476

Minimum 2.68

Maximum 4.08

Range 1.40

Interquartile Range .

Skewness 1.632 1.225

Page 104: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

90

Kurtosis . .

Sesudah Mean 1.0640 .63333

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -1.6610

Upper Bound 3.7890

5% Trimmed Mean .

Median .5270

Variance 1.203

Std. Deviation 1.09696

Minimum .34

Maximum 2.33

Range 1.99

Interquartile Range .

Skewness 1.675 1.225

Kurtosis . .

Net Profit Margin

Case Processing Summary

Periode

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

NPM Sebelum 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Sesudah 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Descriptives

Periode Statistic Std. Error

NPM Sebelum Mean -.0567 .10937

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -.5272

Upper Bound .4139

5% Trimmed Mean .

Median .0410

Page 105: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

91

Variance .036

Std. Deviation .18943

Minimum -.28

Maximum .06

Range .34

Interquartile Range .

Skewness -1.703 1.225

Kurtosis . .

Sesudah Mean .0057 .07202

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -.3042

Upper Bound .3155

5% Trimmed Mean .

Median .0450

Variance .016

Std. Deviation .12474

Minimum -.13

Maximum .11

Range .24

Interquartile Range .

Skewness -1.278 1.225

Kurtosis . .

Total Asset Turn Over

Case Processing Summary

Periode

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TATO Sebelum 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Sesudah 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Page 106: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

92

Descriptives

Periode Statistic Std. Error

TATO Sebelum Mean .8893 .22421

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -.0754

Upper Bound 1.8540

5% Trimmed Mean .

Median 1.1060

Variance .151

Std. Deviation .38834

Minimum .44

Maximum 1.12

Range .68

Interquartile Range .

Skewness -1.729 1.225

Kurtosis . .

Sesudah Mean 1.0110 .21140

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .1014

Upper Bound 1.9206

5% Trimmed Mean .

Median .9990

Variance .134

Std. Deviation .36615

Minimum .65

Maximum 1.38

Range .73

Interquartile Range .

Skewness .147 1.225

Kurtosis . .

Page 107: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

93

Lampiran 4. Hasil Output Uji Paired Sample T Test

T Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 CRsebelum 1.30133 3 .776812 .448492

Crsesudah 1.84467 3 2.067331 1.193574

Pair 2 DERsebelum 3.20367 3 .764758 .441533

DERsesudah 1.06400 3 1.096959 .633330

Pair 3 NPMsebelum -.05667 3 .189432 .109368

NPMsesudah .00567 3 .124741 .072019

Pair 4 TATOsebelum .88933 3 .388340 .224208

TATOsesudah 1.01100 3 .366148 .211395

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Crsebelum & Crsesudah 3 .913 .268

Pair 2 DERsebelum & DERsesudah 3 -.662 .539

Pair 3 NPMsebelum & NPMsesudah 3 .983 .119

Pair 4 TATOsebelum &

TATOsesudah

3 .861 .339

Page 108: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

94

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the

Difference

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 Crsebelum – Crsesudah

-.543333 1.394927 .805361 -4.008523 2.921857 -.675 2 .569

Pair 2 DERsebelum – DERsesudah

2.139667 1.702582 .982986 -2.089782 6.369115 2.177 2 .161

Pair 3 NPMsebelum – NPMsesudah

-.062333 .070727 .040834 -.238029 .113363 -1.526

2 .266

Pair 4 TATOsebelum – TATOsesudah

-.121667 .199731 .115315 -.617825 .374492 -1.055

2 .402

Page 109: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

95

Lampiran 6. Perhitungan Manual Uji Beda Berpasangan

Current ratio

�̅� =1𝑛�𝑑𝑖

𝑛

𝑖=0

=13

�2.152 + (−0.312) + (−0.211)� = 0.543

𝑠𝑑2 =� �𝑑𝑖 − 𝑑��2

𝑛

𝑖=0𝑛 − 1 =

(2.590 + 0.732 + 0.568)3− 1 = 1.945

𝑠𝑑 = �𝑠𝑑2 = √1.945 = 1.395

𝑠𝑑− =𝑠𝑑√𝑛

= 1.395√3

= 0.805

𝑡ℎ𝑖𝑡 = �̅� − 𝑑0𝑠𝑑− =

0.543 − 00.805

= 0.674

Debt to equity ratio

�̅� =1𝑛�𝑑𝑖

𝑛

𝑖=0

=13

�(−3.742) + (−0.1522) + (−0.353)� = −1.872

𝑠𝑑2 =� �𝑑𝑖 − 𝑑��2

𝑛

𝑖=0𝑛 − 1 =

(3.496 + 0.123 + 2.309)3− 1 = 2.964

𝑠𝑑 = �𝑠𝑑2 = √2.964 = 1.721

𝑠𝑑− =𝑠𝑑√𝑛

= 1.721√3

= 0.994

𝑡ℎ𝑖𝑡 = �̅� − 𝑑0𝑠𝑑− =

(−1.872) − 00.994

= −1.884

Page 110: ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP … · keuangan perusahaan sebelum merger dan akuisisi, (3) Menganalisisi kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah merger dan akuisisi,

96

Net profit margin

�̅� =1𝑛�𝑑𝑖

𝑛

𝑖=0

=13

(0.042 + 0.142 + 0.004) = 0.062

𝑠𝑑2 =� �𝑑𝑖 − 𝑑��2

𝑛

𝑖=0𝑛 − 1 =

(0.0004 + 0.0063 + 0.0035)3− 1 = 0.005

𝑠𝑑 = �𝑠𝑑2 = √0.005 = 0.071

𝑠𝑑− =𝑠𝑑√𝑛

= 0.071√3

= 0.041

𝑡ℎ𝑖𝑡 = �̅� − 𝑑0𝑠𝑑− =

0.062 − 00.041

= 1.521

Total asset turn over

�̅� =1𝑛�𝑑𝑖

𝑛

𝑖=0

=13

(0.262 + 0.210 + (−0.107)) = 0.122

𝑠𝑑2 =� �𝑑𝑖 − 𝑑��2

𝑛

𝑖=0𝑛 − 1 =

(0.020 + 0.008 + 0.052)3− 1 = 0.040

𝑠𝑑 = �𝑠𝑑2 = √0.040 = 0.199

𝑠𝑑− =𝑠𝑑√𝑛

= 0.199√3

= 0.115

𝑡ℎ𝑖𝑡 = �̅� − 𝑑0𝑠𝑑− =

0.122 − 00.115

= 1.057