makalah skizofrenia tipe disorganised

23
Seorang Pasien Dengan Bicara Kacau dan Duduk Ditengah Ramai Jalan KELOMPOK IX 03008212 Rizky Kumara Anindhita 03008213 Rosa Lina 03008217 Sarah Kamilah 03008219 Sartika Riyandhini 03008223 Shane Tuty Cornish 03008224 Shanti Handayani 03008226 Shelly Sulvitri 03008229 Sri Feliciani 03008230 Stanley Permana Setiawan 03008232 Stephanie M Ciwendro 03008231 Stefanry Hariyanto 03008235 Suryo Nugroho Suhardi 03008236 Syahreza Manefo 03008238 Teguh Imanuddin E N 03008302 Siti Hanisah bt. Samsuddin 03008306 Subbihah bt Kamalarifin 1

Upload: adhina-kumala

Post on 10-Aug-2015

68 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

skizofrenia disorganized

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

Seorang Pasien Dengan Bicara Kacau dan Duduk

Ditengah Ramai Jalan

KELOMPOK IX

03008212 Rizky Kumara Anindhita

03008213 Rosa Lina

03008217 Sarah Kamilah

03008219 Sartika Riyandhini

03008223 Shane Tuty Cornish

03008224 Shanti Handayani

03008226 Shelly Sulvitri

03008229 Sri Feliciani

03008230 Stanley Permana Setiawan

03008232 Stephanie M Ciwendro

03008231 Stefanry Hariyanto

03008235 Suryo Nugroho Suhardi

03008236 Syahreza Manefo

03008238 Teguh Imanuddin E N

03008302 Siti Hanisah bt. Samsuddin

03008306 Subbihah bt Kamalarifin

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Jakarta, 11 November 2010

1

Page 2: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

BAB I

PENDAHULUAN

Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental

berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi

sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya

gejala-gejala positif seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan pada

Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apati, dan

perawatan diri yang buruk.

Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip di seluruh dunia. Skizofrenia

terjadi pada pria dan wanita dengan frekuensi yang sama. Gejala-gejala awal biasanya terjadi

pada masa remaja atau awal dua puluhan. Pria sering mengalami awitan yang lebih awal

daripada wanita.

Faktor resiko penyakit ini antara lain: riwayat skizofrenia dalam keluarga, perilaku

premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan diri, dan/atau impulsivitas,

stress lingkungan, kelahiran pada musim dingin (faktor ini hanya memiliki nilai prediktif

yang sangat kecil) , dan status sosial ekonomi yang rendah.

2

Page 3: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS.

Nama : Tn. Yudi

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 19 tahun

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

a. Keluhan utama : Bicara kacau dan duduk ditengah ramai jalan.

b. Riwayat gangguan sekarang

Tingkah laku yang dilakukan pasien dilakukan atas dasar adanya suara - suara

yang menyuruhnya untuk berbuat demikian.

Sejak beberapa tahun yang lalu, pasien merasakan bahwa orang - orang

disekitarnya sudah berubah.

Pasien juga menarik diri dari lingkungan dan berdiam diri di kamar sepanjang

hari yang akhirnya mengkibatkan dikeluarkannya dia dari sekolah (di DO dari

sekolah).

Pasien mengeluh sering mendengar suara - suara untuk berbuat jahat serta

terdapat dua atau tiga suara yang membicarakan dan mengomentari tentang

perilakunya.

c. Riwayat gangguan dahulu

Pasien sering mengalami kejang - kejang sejak kecil hingga usia 5 tahun.

Pasien tidak pernah berobat ke dokter.

3

Page 4: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

Pasien menyangkal memakai obat - obatan dan alkohol.

d. Riwayat kehidupan pribadi

Pendidikan pasien hanya sampai kelas 5 SD dan sering tinggal kelas.

Menurut keluarga, meskipun pasien sudah berusia 19 tahun, pasien masih

tampak seperti anak - anak dan sering merasa puas diri dan tertawa menyeringai.

e. Riwayat sosial ekonomi

Keadaan ekonomi keluarga sulit

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

a. Deskripsi umum

Pasien tampak pucat dan kurus.

Penampilan pasien lusuh, kotor dan tidak mandi berhari - hari.

b. Alam Perasaan

Afek: tumpul, dangkal, tak dapat diraba rasakan, skala differensiasi sempit.

c. Fungsi intelektual

1. Kesadaran :

Kesadaran biologik : komposmentis.

Kesadaran psikologik : terganggu.

2. Daya nilai :

Tilikan : 1 (penolakan total terhadap penyakitnya).

d. Persepsi

Halusinasi auditorik : merupakan salah satu gangguan persepsi yaitu desepsi

sensorik yang second dan third order.

4

Page 5: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

e. Pikiran

Bentuk pikir : waham bizar.

Proses pikir : bicara kacau dan jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUT

1. Pemeriksaan fisik : (tidak ditemukan kelainan yang berarti).

2. Pemeriksaan laboratorium : (tidak ditemukan kelainan yang berarti).

3. Pemeriksaan penunjang

Foto rontgen thorax:

Infiltrat di kedua apex paru.

Cor dalam batas normal.

V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Axis I : Sindroma klinis F.20 Skizofrenia tipe disorganized fase akut.

Axis II : Gangguan keperibadian Skizoid (afek mendatar, tidak sensitif).

Axis III: Kondisi medis lain suspek infeksi pneumonia spesifik.

Axis IV: Masalah psikososial ekonomi, pendidikan, kesehatan dan

lingkungan.

Axis V : Global assessment of functioning skala 30-21 : perilaku yang dipengaruhi

waham, dan belum ada perbuatan yang jahat.

5

Page 6: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

VI. DIAGNOSIS BANDING

Skizofreniform : penderita memiliki gejala psikotik yang karakteristiknya sama

dengan penderita skizofrenia, tetapi durasi penyakit ini paling sedikit 1 bulan dan

kurang dari 6 bulan.

Skizoafektif : penderita yang mengalami skizofrenia bersamaan dengan gangguan

mood yang bermakna.

Gangguan psikotik singkat : penderita memiliki gejala psikotik, yang sama dengan

pasien skizofrenia, paling sedikit 1 hari dan tidak lebih dari 1 bulan.

Gangguan psikotik induksi : penderita yang mengalami skizofrenia yang ditularkan

oleh orang disekitarnya. Hal ini terjadi karena perbedaan dominansi kedua personal,

dimana seseorang yang lebih dominan menularkan kepada penerima yang lebih mudah

tersugesti.

Gangguan bipolar : suatu gangguan jiwa yang bersifat episodik berulang dimana

suasana perasaan meningkat dan penurunan mood, energy atau aktivitas pada waktu

yang lain serta diikuti periode tanpa gejala (penyembuhan sempurna) antar episode

serangan.

VII. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada kasus pasien ini, yaitu kasus kronik dengan eksaserbasi akut, sama

dengan penatalaksanaan kasus skizofrenia pada fase akut, yang meliputi:

Rawat inap atau hospitalisasi :

Hal ini perlu dilakukan karena keadaan pasien yang berisiko melakukan

tindakan - tindakan yang berbahaya (kegawatdaruratan psikiatri, seperti mencederai

baik diri sendiri maupun orang lain). Selain itu, rawat inap juga bertujuan agar dapat

terlaksananya penegakkan diagnosis serta tindakan intervensi medis lainnya seperti

tindakan diagnostik maupun terapeutik.

6

Page 7: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

Psikofarmaka:

Penggunaan obat pada kasus skizofrenia adalah obat - obatan anti psikotik

(neuroleptik/tranquilizer). Obat - obatan ini terdiri dari dua jenis: jenis yang konvensional

atau tipikal dan jenis yang atipikal.

Konvensional/Tipikal

Gol. Phenotiazine contohnya chlorpromazine dan fluphenazine.

Atipikal

Gol. Dibenzodiazepine contohnya clozapine dan olanzapine.

Pada pasien ini kelompok kami memberikan obat anti psikotik jenis yang atipikal, golongan

dibenzodiazepine yaitu clozapine, karena obat ini bekerja sebagai penghambat atau bloker

dari reseptor dopamine D2 dan serotonin (5HT) dengan demikian obat ini bekerja untuk

menyeimbangkan kadar dopamine dan serotonin sehingga dapat mengurangi gejala baik

positif maupun negative. Selain itu, clozapine ini memiliki efek samping ekstrapiramidal yang

minimal.

Psikososial :

Bertujuan untuk mengembalikan kemampuan pasien agar berfungsi dalam

komunitas, menambahkan interaksi sosial, meningkatkan kemampuan hidup sendiri,

dan mendorong penampilan yang layak.

VIII. PROGNOSIS

a. Ad vitam : dubia ad malam

b. Ad sanationam : dubia ad malam (cenderung kambuh)

c. Ad fungsionam : dubia ad malam

7

Page 8: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan data pasien sementara, masalah yang ditemukan pada pasien ini antara lain:

1. Gangguan proses pikir: gangguan asosiasi - inkoheren.

Pada pasien ditemukan “bicaranya kacau” yang menunjukkan adanya gangguan

pada proses pikir pasien yaitu gangguan asosiasi - inkoheren, yang bermaksud

kalimat yang diucapkan oleh pasien sangat tidak teratur sehingga sukar untuk

dipahami.

2. Gangguan persepsi: desepsi sensorik - halusinasi auditorik.

Perilaku pasien yang aneh yaitu “duduk - duduk ditengah ramai jalan karena

pasien mendengar ada suara yang menyuruhnya dan pasien juga mendengar ada

suara - suara yang mengomentari perilakunya”. Hal ini menunjukkan adanya

gangguan persepsi dimana pasien mengalami suatu halusinasi auditorik baik

second order (pasien disapa sebagai orang kedua) maupun third order (pasien

disapa sebagai orang ketiga).

3. Gangguan persepsi: derealisasi.

Hal ini dibuktikan dengan pernyataan pasien yang merasa bahwa “orang - orang

disekitarnya sudah berubah”.

4. Gejala autisme.

Hal ini tampak pada pasien yang “sering menarik diri dan berdiam diri dikamar

sepanjang hari”. Gejala ini juga termasuk gejala negatif pada kasus skizofrenia

dimana pada gejala negatif ini diikuti adanya afek yang tumpul, datar, miskin

pembicaraan, anhedonia, dan lain - lain.

5. Gangguan makan atau ‘eating disorder’ yang mengakibatkan malnutrisi.

Hal ini dapat dibuktikan pada pemeriksaan pasien yang menunjukkan bahwa

“pasien tampak pucat dan kurus” yang mungkin disebabkan karena pasien

mengalami malnutrisi. Beberapa orang yang menderita skizofrenia, juga 8

Page 9: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

mengalami gangguan makan seperti anoreksia. Hal ini berhubungan dengan

kondisi mental psikotiknya saat ini.

6. Penampilan dan perilaku yang buruk atau ‘deteriorated appearance and

manner’.

Hal ini tampak pada “penampilan pasien yang lusuh, kotor, dan tidak mandi

berhari - hari”. Penampilan pasien skizofrenia yang buruk ini dikarenakan tidak

adanya usaha atau sangat minimnya usaha pasien dalam hal pengelolaan higien

diri seperti mandi, ganti pakaian, mencukur dan sebagainya. Secara umum, pasien

ini menunjukkan perhatian yang rendah terhadap dirinya sendiri.

7. Afek tumpul, dangkal, tak dapat dirabarasakan, serta skala diferensiasi yang

sempit.

Afek tumpul dan dangkal menandakan intensitas yang kurang dan tidak mudah

dirangsang. Tidak dapat dirabarasakan menunjukkan tidak adanya rasa empati

pada pasien. Skala diferensiasi yang sempit menandakan afek yang dapat

ditimbulkan oleh pasien tidak bervariasi.

8. Fungsi kognisi yang buruk.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya tilikan yang buruk (1 - dimana terdapat

penolakan total oleh pasien terhadap penyakit yang dideritanya) dan tingkat

kesadaran psikologik yang terganggu.

9. Gangguan alam pikir - isi pikir patologis.

Pasien memiliki “waham yang bizar” dimana waham ini adalah isi pikiran yang

patologis, tidak dapat dikoreksi, dan tidak berhubungan dengan sosiobudaya.

Waham ini juga dapat disimpulkan bahwa termasuk jenis yang tidak sistematis.

10. Suspek epilepsi.

Hal ini menjadi pertimbangan atas dasar terdapatnya “riwayat kejang saat pasien

masih kecil”. Epilepsi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya skizofrenia

sehingga kelompok kami memikikan adanya hubungan antara epilepsi dengan

9

Page 10: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

kasus skizofrenia pada pasien. (perlu pemeriksaan lanjutan untuk memastikan

apakah benar pasien mengalami epilepsi).

11. Gangguan mental.

Hal ini menjadi penyebab mengapa pasien “saat dia SD sering tinggal kelas”.

Gangguan mental ini juga diduga merupakan sequele dari penyakit kejang yang

tidak tertangani pada pasien.

12. Keadaan ekonomi keluarga yang sulit.

Status ekonomi yang rendah juga memainkan peranan dalam terjadinya

skizofrenia pada pasien, karena orang dengan status ekonomi yang rendah

mengalami stressor kehidupan yang lebih, meningkatnya paparan terhadap agen

infeksi, rendahnya kualitas perawatan pre-dan post-natal.

13. Suspek pneumonia spesifik.

Hal ini disimpulkan karena ditemukannya gambaran infiltrate dikedua apex paru

(perlu dilakukan pemeriksaan l anjutan).

Anamnesis tambahan yang dapat dilakukan anatara lain:

1. IDENTITAS

Pelengkapan identitas dari ras, agama, budaya

2. RIWAYAT PSIKIATRIK

a. Riwayat gangguan sekarang

Kapan onset pertama kali muncul?

Apakah ada faktor-faktor yang menjadi pencetus sehingga muncul suatu

episode simptom?

Selama ini, apakah ada perasaan yang paling dirasa mencekam?

Apa yang ada didalam pikiran pasien dan bagaimana pikiran tersebut?

10

Page 11: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

Apakah selama ini pernah ada keinginan untuk mengakhiri hidup?

b. Riwayat gangguan dahulu

Apakah ada riwayat pernah mengalami gangguan neurologis seperti

kejang, suka sakit kepala, hilang kesadaran?

Apakah ada riwayat penyakit lainnya?

Apakah ada riwayat pengobatan?

c. Riwayat kehidupan pribadi

Riwayat prenatal

Apakah ada masalah selama kehamilan atau selama proses

melahirkan?

Riwayat saat anak-anak

Apakah ada gangguan makan pada anak?

Apakah ada gangguan dari perkembangan awal seperti berjalan,

berbicara, dll?

Apakah ada gangguan perilaku dan kepribadian?

Apakah ada gangguan dengan hubungan dengan orang lain,

sekolah, keluarga?

Riwayat usia awitan

Apakah ada gangguan hubungan sosial?

Bagaimana dengan riwayat sekolah?

Apakah ada gangguan pada kognitif dan perilaku?

Apakah ada gangguan emosional dan fisik?

d. Riwayat keluarga

11

Page 12: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

Apakah ada keluarga yang mempunyai riwayat gangguan jiwa?

Bagaimana kondisi keadaan dirumah, hubungan pasien dengan orang

dirumah serta peran pasien di keluarga?

Pemeriksaan tambahan : - Pemeriksaan sputum dan tuberkulin untuk memastikan penyakit

pneumonia spesifik.

Daftar dari semua masalah:

1. Problem organobiologis

infeksi paru karena terdapat infiltrat pada apex paru pada rontgen thoraks

suspek infeksi pneumonia spesifik.

2. Problem psikososial:

Waham bizar.

Afek tumpul, dangkal, tak dapat dirasakan, dan skala diferensiasi sempit.

Distorsi proses pikir (inkoheren).

Gangguan persepsi (halusinasi dan derealisasi).

Gejala negatif.

Perilaku catatonik.

Disfungsi sosial.

Skizofrenia

Merupakan gangguan psikotik dengan manifestasi terjadinya gangguan pikiran, bicara dan

perilaku.

Kriteria diagnosis skizofrenia menurut DSM IV-TR:

A. Gejala karakteristik:

2 atau lebih gejala berikut selama periode 1 bulan

12

Page 13: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

1. Waham

2. Halusinasi

3. Bicara tidak terorganisasi

4. Perilaku tidak terorganisasi atau perilaku katatonik

5. Gejala negatif

*hanya 1 kriteria A yang dibutuhkan bila waham bizar atau halusinasi yang

terdiri dari suara yang terus menerus mengomentari mengenai perilaku dan

pikiran orang tersebut atau ada 2 atau lebih yang berbicara satu sama lain

B. Disfungsi sosial/pekerjaan

C. Durasi

Tanda adanya gangguan paling tidak harus 6 bulan

D. Eksklusi skizoafektif dan gangguan mood

E. Eksklusi gangguan akibat zat/kondisi medik umum

F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif

Patofisiologis:

1. Neurochemical pada otak

Dopamin hipotesa

Skizofrenia, psikosis dapat terjadi karena peningkatan aktivitas dari

dopaminergic. Dasar dari hipotesis ini adalah terlalu banyaknya dopamine

yang dikeluarkan, terlalu banyak reseptor dopamine, hipersensitivitas reseptor

dopamin dengan dopamin atau kombinasi dari mekanisme ini.

Jalur dopaminergik:

Jalur Nigrostriatal

13

Page 14: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

Dari substansia nigra ke bangsal ganglia. Jalur ini untuk mengatur

fungsi gerakan otot dan gerakan ekstrapiramidal

Jalur mesolimbik

Dari tegmental area menuju sistem limbik. Jalur ini mengatus memori,

sikap, kesadaran dan perangsang stimulus.

Jalur mesocortical

Dari tegmental area menuju ke frontal korteks. Jalur ini mengatur

kognisi, fungsional, kominikasi, respons terhadap stress.

Jalur tuburoinfendibular

Hiperdopaminergik pada sistem mesolimbik berkaitan dengan gejala positif,

sedangkan hipodopaminergik pada sistem mesocortis dan nigrostriatal

berkaitan dengan gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal.

Penatalaksanaan

1. Hospitalisasi

Indikasi:

Untuk tujuan diagnosis

Stabilisasi dan medikasi

Keselamatan pasien karena gagasan bunuh diri/membunuh, perilaku kacau,

tidak mampu mengurus diri

Mengurangi stress pada pasien

Menolong memperbaiki aktivitas sehari-hari

Mengurus diri sendiri

Meningkatkan kualitas hidup, bekerja dan hubungan sosial

14

Page 15: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

2. Psikofarmako

Antipsikotik

ECT

3. Terapi psikososial

Terapi perilaku

Terapi keluarga

Terapi kelompok

Latihan keterampilan

Psikoterapi individual

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA15

Page 16: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

1) Harolod I. Kaplan, Benjamin J. Sadock. Skizofrenia, Sinopsis Psikiatri ; edisi VII.

Binarupa Aksara. Jakarta : 1997.

2) Ibrahim Sani A, Prof. Dr. Skizofrenia. Cetakan kedua. Jakarta : PT. Dian Ariesta ;

2002.

3) Harrison P, Geddes J, Sharpe M. Lecture Notes: Psychiatry 9th Edition: chapter 12-

Schizophrenia, p.122-35. Blackwell Publishing, Victoria: 2005.

4) Fauci SA, Kasper LD, Longo LD, Braunwald E, et al. Harrison’s Principles of Internal

Medicine 17th Edition: chapter 16 - Schizophrenia, p.2721-3. McGraw Hill, New York: 2008.

5) Danusantoso H. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru: bab 8 - Pneumonia Spesifik, p.93-

154. Hipokrates, Jakarta: 2000.

BAB V

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH

16

Page 17: Makalah Skizofrenia Tipe Disorganised

Demikianlah hasil diskusi kelompok kami yang telah kami sajikan dalam bentuk

makalah ini. Kesimpulan kelompok kami, Tn. Yudi menderita skizofrenia tipe terdisorganized

fase akut berdasarkan anamneses dan pemeriksaan fisik yang telah disajikan pada kasus ini.

Terima kasih kepada Tuhan YME atas berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat

merampungkan makalah ini. Terimakasih kepada tutor yang telah memberikan waktunya

untuk membimbing kami dan terimakasih kepada semua anggota kelompok yang telah

berpartisipasi aktif dalam proses diskusi maupun pembuatan makalah ini.

Kami memohon maaf atas keterbatasan dan ketidaksempurnaan makalah ini oleh

karena itu kami mengharapkan saran dari para dosen untuk menyempurnakan keterbatasan

kami serta menambah wawasan kami selaku mahasiswa.

17