skizofrenia hebefrenik

22
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK I. PENDAHULUAN Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai dengan kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas, ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham/delusi dan gangguan persepsi. Umumnya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda, dan memuncak pada usia antara 25- 35 tahun. Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau datang secara tiba-tiba pada penderita yang cenderung suka menyendiri yang mengalami stress. Skizofrenia hebefrenik disebut disorganized type atau “kacau balau” yang ditandai dengan inkoherensi, afek inappropriate, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan, yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial. 1,2,3 II. ETIOLOGI Etiologi Skizofrenia Hebefrenik pada umumnya sama seperti etiologi skizofrenia lainnya. Dibawah ini beberapa etiologi yang sering ditemukan: Faktor Predisposisi 1

Upload: ikhsan-ramadhan

Post on 07-Aug-2015

705 views

Category:

Documents


63 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

I. PENDAHULUAN

Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang

ditandai dengan kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas,

ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan

dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham/delusi dan gangguan

persepsi. Umumnya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda, dan

memuncak pada usia antara 25-35 tahun. Gangguan yang muncul dapat

terjadi secara lambat atau datang secara tiba-tiba pada penderita yang

cenderung suka menyendiri yang mengalami stress. Skizofrenia hebefrenik

disebut disorganized type atau “kacau balau” yang ditandai dengan

inkoherensi, afek inappropriate, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan,

yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri,

menunjukkan gerakan-gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan

kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.1,2,3

II. ETIOLOGI

Etiologi Skizofrenia Hebefrenik pada umumnya sama seperti etiologi

skizofrenia lainnya. Dibawah ini beberapa etiologi yang sering ditemukan:

Faktor Predisposisi

Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon

neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain:2

a. a.Faktor Genetis

b. b.Faktor Neurologis

c. c.Studi Neurotransmiter

d. d.Teori Virus

e. e.Psikologis

Faktor Prespitasi

Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :

a. Berlebihannya proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan

memproses informasi di thalamus dan frontal otak.

b. Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu.

c. Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan

perilaku.2

1

Page 2: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

III. TANDA DAN GEJALA

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase

prodromal, fase aktif dan fase residual.

Pada fase prodromal biasanya timbul gejala gejala  non spesifik yang

lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset

psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi

pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi

perawatan diri.  Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta

membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini

tidak seperti yang dulu”. Semakin lama fase prodromal semakin buruk

prognosisnya.2

Pada fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah

laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek.

Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat

pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat

mengalami eksaserbasi atau terus bertahan.1,2

Fase aktif akan diikuti oleh fase residual dimana gejala gejalanya

sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif / psikotiknya sudah

berkurang. Disamping gejala gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas,

penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan

berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif

(atensi, konsentrasi, hubungan sosial).2

Pada Skizofrenia Hebefrenik kita dapat melihat tanda dan gejala yang

khas, antara lain;

Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa

maksudnya.

Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi atau ketolol-

tololan.

Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa

puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.

Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai

suatu kesatuan.

2

Page 3: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak terorganisasi

sebagai satu kesatuan.

Gangguan proses berfikir

Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-

gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan

cenderung untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.2

Beberapa tanda dan gejala yang paling sering ditemukan pada pasien-pasien

Skizofrenia Hebefrenik adalah,

Waham

Halusinasi

Siar pikiran5

IV. PSIKOFISIOLOGI

1. Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.

a. Tahap Comforting

Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan

berdosa, klien biasanya mengkompensasikan stresornya dengan

koping imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari

ancaman.

b. Tahap Condeming

Timbul kecemasan moderat, cemas biasanya makin meninggi

selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut

apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa yang ia rasakan

sehingga timbul perilaku menarik diri ( withdrawal ).

d. Tahap Controling

Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang

timbul tetapi suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga

menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabila

suara tersebut hilang klien merasa sangat kesepian atau sedih.

e. Tahap Conquering

3

Page 4: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Klien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam

apabila diikuti perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat

timbul perilaku suicide.1

2. Waham

Kelompok ini ditandai secara khas oleh berkembangnya waham yg

umumnya menetap dan kadang-kadang bertahan seumur hidup. Waham

dapat berupa waham kejaran, hipokondrik, kebesaran, cemburu,

tubuhnya dibentuk secara abnormal,merasa dirinya bau dan homoseks.

Tidak dijumpai gangguan lain, hanya depresi bisa terjadi secara

intermitten. Onset biasanya pada usia pertengahan, tetapi kadang-kadang

yang berkaitan dengan bentuk tubuh yang salah dijumpai pada usia

muda. Isi waham dan waktu timbulnya sering dihubungkan dengan

situasi kehidupan individu, misalnya waham kejaran pada kelompok

minoritas. Terlepas dari perbuatan dan sikapnya yang berhubungan

dengan wahamnya, afek dan pembicaraan dan perilaku orang tersebut

adalah normal.Waham ini minimal telah menetap selama 3 bulan.2

V. DIAGNOSIS

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia berdasarkan PPDGJ III:

Diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia

remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).

Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang

menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan

diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya

diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk

memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar

bertahan : Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat

diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu

menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan

hampa perasaan; 

Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering

disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied),

senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty

manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara

4

Page 5: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang

diulang-ulang (reiterated phrases)

Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu

(rambling) serta inkoheren. Gangguan afektif dan dorongan kehendak,

serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham

mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary

delusions and hallucinations).

Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang

serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan

ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty

of purpose).

Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap

agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang

memahami jalan pikiran pasien. Menurut DSM-IV skizofrenia disebut

sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.2,6,7

VI. PENATALAKSANAAN

Terapi Somatik (Medikamentosa)

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia

disebut antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi

dan perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia Terdapat 2

kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu : antipsikotik

konvensional dan newer atypical antipsycotics.1

a. Antipsikotik Konvensional

---Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut

antipsikotik konvensional.Walaupun sangat efektif, antipsikotik

konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh

obat antipsikotik konvensional antara lain :

1. Haldol (haloperidol) 5. Stelazine (trifluoperazine)

2. Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine (chlorpromazine)

3. Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)

4. Prolixin (fluphenazine)

5

Page 6: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh

antipsikotik konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan

penggunaan newer atypical antipsycotic.3

Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotik konvensional).

Pertama, pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan)

yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek

samping yang berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan untuk

meneruskan pemakaian antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien

mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan Haldol

injeksi dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting)

dengan interval 2-4 minggu (disebut juga depot formulations).

Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di

dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan.

b. Newer Atypcal Antipsycotic4

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena

prinsip kerjanya tidak spesifik bekerja pada reseptor Dopamine dan

juga bekerja pada neurotransmitter lain, serta sedikit menimbulkan

efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional.

Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang tersedia, antara lain

Risperdal (risperidone)

Seroquel (quetiapine)

Zyprexa (olanzopine)

Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk

menangani pasien-pasien dengan Skizofrenia.1,4

c. Clozaril

---- Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan

antipsikotik atipikal yang pertama. Sangat disayangkan, Clozaril

memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada

kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel

darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien

yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya

tiap bulan. Para ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila

paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.4

6

Page 7: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Cara Penggunaan

Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek

klinis) yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan terutama pada efek

samping sekunder.

Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis

yang dominan dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan

dengan dosis ekuivalen.

Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam

dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat

diganti dengan obat psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak

sama), dengan dosis ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu

sama.

Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya jenis

obat antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan

baik efek sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:

o Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu

o Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam

o Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)

o Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak

efek samping(dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar)

sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien.1,4

----

Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama

----Newer atypical antipsychotic merupakan terapi pilihan untuk

penderita Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang

ditimbulkan minimal dan resiko untuk terkena tardive dyskinesia

lebih rendah.

----Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat

untuk mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat

gagal dan diganti dengan obat lain, para ahli biasanya akan mencoba

memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih lama pada Clozaril)

Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)

7

Page 8: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Biasanya timbul bila penderita berhenti minum obat, untuk itu,

sangat penting untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti

minum obat. Terkadang penderita berhenti minum obat karena efek

samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi,

dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk efek

sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya

lebih rendah.

--Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain,

dokter dapat mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long

acting, diberikan tiap 2- 4 minggu. Pemberian obat dengan injeksi

lebih simpel dalam penerapannya.

--Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah

mengkonsumsi obat sesuai anjuran. Hal ini merupakan alasan yang

tepat untuk menggantinya dengan obat obatan yang lain, misalnya

antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer atypical

antipsychotic atau diganti dengan antipsikotik atipikal lainnya.

Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi

dengan obat-obatan diatas gagal.4

Pengobatan Selama fase Penyembuhan

----Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan

walaupun setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5

pasien yang berhenti minum obat setelah episode petama Skizofrenia

dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan pasien-pasien Skizofrenia

episode pertama tetap mendapat obat antipskotik selama 12-24 bulan

sebelum mencoba menurunkan dosisnya. Pasien yang menderita

Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada

episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu

diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab

tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.4

Efek Samping Obat-obat Antipsikotik

---- Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka

waktu yang lama, sangat penting untuk menghindari dan mengatur

efek samping yang timbul. Mungkin masalah terbesar dan tersering

bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional yaitu

8

Page 9: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek

samping Ekstra Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan menjadi

lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku penderita harus

bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak dapat

beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada

tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat

antikolinergik (biasanya sulfas atropin) bersamaan dengan obat

antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek samping ini.5

---- Efek samping lain yang dapat timbul adalah tardive dyskinesia

dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat dikontrol,

protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan terjadinya efek

samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif

terendah dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan

antipsikotik konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter

biasanya akan mengganti antipsikotik konvensional dengan

antipsikotik atipikal.

Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan

fungsi seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri

pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk mengatasinya biasanya dokter

akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti dengan

newer atypical antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit.5

Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita

Skizofrenia yang memakan obat. Hal ini sering terjadi pada penderita

yang menggunakan antipsikotik atipikal. Diet dan olah raga dapat

membantu mengatasi masalah ini.1

Efek samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic

malignant syndrome, dimana timbul derajat kaku dan termor yang

sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa demam,

penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan

yang segera.

Terapi Psikososial

9

Page 10: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

a. Terapi perilaku

Terapi perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan

ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial,

kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi

interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau

hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak

istimewa. Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau

menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di

masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.

b. Terapi berorientasi-keluarga

---- Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali

dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, dimana pasien skizofrenia

kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang

singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan

segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah

proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali,

anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak

saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur

terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari

ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang

keparahan penyakitnya.-Ahli terapi harus membantu keluarga dan

pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati.

Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga adalah

efektif dalam menurunkan relaps.

c. Terapi kelompok

Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada

rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok

mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi secara

psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif

dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan

meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia. Kelompok yang

memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif,

tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.

d. Psikoterapi individual

10

Page 11: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual

dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi

akan membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu

konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah

perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien.

Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi,

jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli

terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.

Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang

ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan

hubungan seringkali sulit dilakukan, pasien skizofrenia seringkali

kesepian dan menolak terhadap keakraban dan kepercayaan dan

kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika

seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia,

perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap

kaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang

prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri.

Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak

tepat dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan,

manipulasi, atau eksploitasi.1,2

VII. PROGNOSIS

Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia tipe

lainnya, prognosisnya pada umumnya kurang begitu menggembirakan.

Sekitar 25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal dan fungsinya

dapat kembali pada tingkat prodromal (sebelum munculnya gangguan

tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya

cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai dengan

kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif

kecuali untuk waktu yang singkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia

11

Page 12: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

1. Keluarga 

Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari

keluarganya. jangan membeda-bedakan antara orang yang mengalami

Skizofrenia dengan orang yang normal, karena orang yang mengalami

gangguan Skizofrenia mudah tersinggung.

2. Inteligensi

Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi yang

tinggi akan lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang

inteligensinya rendah.

3. Pengobatan

Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian kecil

pasien (kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk mendapatkan

kembali jumlah fungsi mental yang cukup normal. Kedua antagonis

reseptor dopamine disertai dengan efek merugikan yang mengganggu

dan serius. Namun pasien skkizofrenia perlu di beri obat Risperidone

serta Clozapine.

4. Reaksi Pengobatan

Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi terhadap

obat lebih bagus perkembangan kesembuhan daripada orang yang

tidak bereaksi terhadap pemberian obat.4,7

VIII. KESIMPULAN

Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan

perubahan prilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat

diramalkan,ada kecenderungan untuk selalu menyendiri, dan prilaku

menunjukkan hampa prilaku dan hampa perasaan, senang menyendiri,dan

ungkapan kata yang di ulang – ulang, proses pikir mengalami

disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta adanya penurunan

perawatan diri pada individu dan merupakan suatu gangguan yang yang

ditandai dengan regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, serta menarik

diri secara ekstrim dari hubungan sosial. Gangguan jiwa skizofrenia

merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami

manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat

12

Page 13: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan

pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya. 1,2

13

Page 14: SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, HI, Sadock BJ, Skizofrenia, In :Synopsis of Psychiatry :

Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition,2007.

2. Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan

Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika

Atmajaya, Jakarta, 2001.

3. Sinaga Banhard Rudyanto. 2AA7. Skizofrenia dan Diagnosis Banding.

Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

4. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. PT Nuh Jaya

Jakarta.

5. Anonymous. Schizophrenia (DSM-IV-TR 295.1–295.3, 295.90)

6. Donald I. Templer. The Decline of Hebephrenic Schizophrenia In:

Orthomolecular Psychiatry, Volume 11, Number 2,1982, Pp. 100-102.

7. First M.B, Tasman A Schizophrenia and Other Psychotic Disorders

In:.Clinical Guide To The Diagnosis And Treatment Of Mental

Disorders. 2006 John Wiley & Sons.p 219-221

14