laporan praktikum kimia fisik i (6)

25
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS Nama : Vivi Ruthmianingsih NIM : 131810301018 Kelompok/Kelas : 1/A Asisten : Yuliana

Upload: vivi-ruthmianingsih

Post on 25-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK IPENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN

MASSA JENIS GAS

Nama : Vivi RuthmianingsihNIM : 131810301018Kelompok/Kelas : 1/AAsisten : Yuliana

LABORATORIUM KIMIA FISIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas dan

mengaplikasikan persamaan gas ideal.

1.2 Latar Belakang

Senyawa volatil merupakan senyawa yang mudah menguap menjadi

gas apabila terjadi peningkatan temperatur. Partikel-partikel gas bergerak

secara acak. Jarak antara partikel-partikel gas relatif jauh lebih besar

daripada ukuran-ukuran partikel dan gaya tarik-menarik antar partikel

sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Laju suatu partikel dapat berubah-

ubah yang disebabkan adanya tumbukan antara partikel yang satu

dengan lainnya ataupun partikel dengan dinding wadah, sehingga laju

rata-rata partikel juga akan meningkat.

Benda memiliki massa jenis atau berat jenis yang berbeda antara satu

dengan yang lain. Massa jenis suatu zat merupakan salah satu ciri yang

dapat digunakan untuk mengetahui kerapatan zat. Penentuan berat

molekul pada senyawa volatil dapat diukur berdasarkan pengukuran

massa jenis gas yang menguap. Massa jenis zat dapat dihitung dengan

membandingkan massa zat (benda) dengan volumenya, sedangkan untuk

menghitung berat molekul zat cair yang mudah menguap dapat

menggunakan cara Victor Meyer. Penentuan berat molekul dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan gas ideal, yaitu dimulai dengan

menghitung kerapatan dari zat yang akan dihitung massa molekulnya.

Berat molekul suatu zat merupakan jumlah massa atom unsur-unsur

penyusunnya, sehingga berat molekul zat tersebut dapat dihitung dengan

menjumlahkan massa atom relatif unsur-unsur penyusun molekul

tersebut. Pengukuran zat volatil dapat dilakukan dengan menurunkan

persamaan gas ideal dengan menentukan terlebih dahulu massa jenis,

tekanan, dan temperatur zatnya. Berdasarkan hal tersebut, maka

dilakukan percobaan penentuan berat molekul berdasarkan pengukuran

massa jenis gas.

1.3 MSDS (Material Safety Data Sheet)

Page 3: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

1.3.1 Akuades

Akuades merupakan air yang molekulnya tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat

secara kovalen. Air memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lain seperti

garam, gula, asam, dan banyak macam molekul organik. Air merupakan jenis senyawa liquid

yang tidak berwarna, tidak berasa, bersifat tidak mudah menguap, dan tidak berbau pada

keadaan standar. Massa molar dari air adalah 18,01528 g/mol. Titik didih air 100°C

(373.15°C) dan titik lelehnya 0°C ( 273,15°C). Massa jenis air sebesar 1000 kg/cm3 dan

viskositasnya 0,001 Pa/s (20°C). Sifat dari air yaitu tidak korosif, tidak menyebabkan iritasi,

dan tidak berbahaya jika di konsumsi (Anonim, 2015).

1.3.2 Kloroform

Gambar 1.1 Struktur Kloroform

Kloroform dengan nama umum triklorometana mempunyai rumus molekul CHCl3.

Kloroform biasanya sering digunakan sebagai bahan pembius. Kloroform dalam temperatur

ruang berupa cairan yang mudah menguap. Kloroform dapat menyebabkan iritasi pada kulit,

mata, dan saluran pernapasan. Hal ini disebabkan kloroform termasuk bahan yang berbahaya

dan berakibat fatal apabila tertelan, terhirup atau terjadi kontak dengan mata atau kulit.

Kloroform mempunyai berat molekul sebesar 119,38 g/mol, densitas sebesar 1,48 g/cm3, titik

leleh dan titik didih sebesar -63,5˚C dan 61,2˚C. Efek lain dari kloroform yaitu dapat

mempengaruhi sistem syaraf tengah. Konsentrasi tinggi pada obat bius dapat menyebabkan

ketidaksadaran dan bahkan kematian karena sifatnya yang mudah menguap, maka uapnya

dapat menyebabkan rasa sakit dan iritasi pada mata. Pertolongan pertama apabila terjadi

kontak dengan kloroform seperti terhirup, maka sebaiknya segera menghirup udara segar.

Pertolongan pertama apabila kloroform tertelan yaitu dengan meminum air sebanyak

mungkin, dan apabila terjadi kontak langsung pada kulit maka segera membasuh kulit dengan

air sebanyak mungkin (Anonim, 2015).

1.4 Dasar Teori

Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekul penyusunnya sangat berjauhan satu sama

lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak diantara molekul-

molekul tersebut, sehingga gas akan mengembang dan mengisi seluruh ruang yang

ditempatinya sesuai dengan bentuknya. Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak lurus

ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas selalu

Page 4: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

bertumbukan antara satu dengan yang lain atau dengan dinding bejana. Tumbukan terhadap

dinding bejana ini yang menyebabkan adanya tekanan. Volume dari molekul-molekul gas

sangat kecil apabila dibandingkan dengan volume ruangan atau wadah yang ditempati oleh

gas tersebut, sehingga terdapat banyak ruang kosong antara molekul-molekulnya. Hal inilah

yang menyebabkan gas mempunyai massa jenis yang lebih kecil daripada cairan atau zat

padat (Sukardjo, 1997).

Gas dapat berekspansi ke dalam ruangan yang ada, sehingga akan mencapai tekanan yang

homogen terhadap dinding dari ruangan tempat gas itu berada. Gas dikatakan ideal apabila

partikel-partikel gas bergerak secara acak, jarak antara partikel-partikel relatif jauh lebih besar

daripada ukuran-ukuran partikelnya yang menyebabkan gaya tarik menarik antar partikel

sangat kecil sehingga dapat diabaikan, laju suatu partikel selalu berubah-ubah yang

disebabkan terjadinya tumbukan antara partikel yang satu dengan partikel lainnya ataupun

antara partikel dengan dinding wadah, memenuhi hukum-hukum yang berlaku pada gas ideal,

yaitu hukum Boyle, hukum Gay-Lussac, hukum Avogadro, dan hukum gas ideal (Bird, 1993).

Menurut Dalton, dua unsur atau lebih dapat bergabung membentuk senyawa dengan

perbandingan tertentu. Perbandingan massa molekul dengan massa standart disebut massa

molekul relatif yang dapat dicari menggunakan persamaan berikut:

Mr senyawa= massa 1molekul senyawa

112

massa 1 atomC 12 ................................ (1)

Berat molekul suatu senyawa dapat ditentukan dengan beberapa cara bergantung sifat dan

wujud senyawanya. Senyawa yang berwujud gas dapat ditentukan dengan cara rapat uap,

hukum difusi, dan cara regnault, sedangkan yang berwujud padat dapat ditentukan dengan

pengukuran sifat koligatif (Syukri, 1999).

Gas ideal dianggap bahwa molekul-molekulnya tidak saling tarik menarik dan volume

molekulnya dapat diabaikan terhadap volume gas itu sendiri atau ruang yang ditempati. Sifat

ideal ini hanya didekati oleh gas yang beratom satu pada tekanan rendah dan pada temperatur

yang relatif tinggi. Menurut Sukardjo (1997), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu

gas adalah sebagai berikut:

1. Tekanan

Tekanan merupakan gaya persatuan luas, apabila semakin besar gaya yang bekerja pada

suatu permukaan tertentu maka semakin besar gaya yang bekerja pada permukaan tersebut

dan semakin besar juga tekanannya. Tekanan 1 bar merupakan tekanan standar yang

digunakan untuk menyatakan data termodinamika. Tekanan atmosfer dapat diukur dengan

menggunakan alat barometer. Zat cair ataupun zat padat apabila ditempatkan dalam suatu

Page 5: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

ruangan tertutup, maka akan membentuk suatu keseimbangan dengan bentuk uapnya.

Tekanan parsial uap ini dikenal sebagai tekanan uap jenuh bergantung pada temperatur.

2. Temperatur

Temperatur merupakan sifat yang menunjukkan arah aliran energi. Hukum-hukum yang

berhubungan dengan gas adalah sebagai berikut:

a. Hukum Boyle

Batas-batas kesalahan percobaan Robert Boyle pada tahun 1662 mendapatkan bahwa

“Volume dari jumlah tertentu gas pada temperatur tetap berbanding terbalik dengan

tekanannya”. Pernyataan tersebut jika diubah secara matematis dapat ditunjukkan seperti

berikut:

V ∞ 1/P (PV = konstan)..................(2)

b. Hukum Charles atau Gay Lussac

Tahun 1787, Charles mendapatkan bahwa gas-gs H2, udara, CO2, dan O2 berkembang

dengan jumlah volume yang sama pada pemanasan antara 0-80˚C pada tekanan tetap. Tahun

1802 Gay Lussac mendapatkan bahwa semua gas pada pemanasan dengan tekanan tetap,

volumenya akan bertambah. Tekanan konstan, sejumlah volume gas tertentu sebanding

dengan suhu absolutnya. Hukum ini dapat dituliskan sebagai berikut:

V = T (V/T = konstan)................................(3)

c. Hukum Avogadro

Sejumlah volume yang sama dari berbagai gas pada temperatur yang sama akan

mempunyai jumlah partikel yang sama banyaknya. Hukum Avogadro dinyatakan sebagai

berikut:

V = n (V/n = konstan).................................(4)

dimana n merupakan jumlah mol gas. Satu mol didefinisikan sebagai massa dari suatu

senyawa atau zat yang mengandung atom atau molekul sebanyak atom yang terdapat pada dua

belas gram karbon (C12). Satu mL dari suatu zat mengandung 6,023 x 1023 molekul.

Persamaan gas ideal dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat

molekul suatu senyawa volatil. Persamaan gas ideal atau hukum gas ideal didapat ditulis

sebagai berikut:

PV = nRT…………………………………...(5)

PV = (m/BM) RT…………………………...(6)

Persamaan di atas dapat diubah dan akan diperoleh persamaan seperti berikut:

P (BM) = (m/V) RT………………………...(7)

P (BM) = ρ RT……………………………..(8)

dimana,

Page 6: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

BM : Berat Molekul (gram/mol)

P : Tekanan gas (atm)

V : Volume Gas (liter)

T : Suhu mutlak (K)

R : Konstanta gas = 0,08206 liter/mol.K

(Tim Kimia Fisik, 2015).

Senyawa volatil merupakan zat terlarut yang mudah menguap. Cairan volatil dengan titik

didih kurang dari 100˚C ditempatkan dalam erlenmeyer tertutup. Erlenmeyer ini mempunyai

lubang kecil pada bagian tutupnya yang kemudian labu erlenmeyer dipanaskan sampai 100˚C,

maka cairan tersebut akan menguap dan mendorong udara pada labu erlenmeyer tersebut

keluar melalui lubang kecil pada bagian tutup erlenmeyer. Setelah semua udara keluar maka

uap itu sendiri yang akan keluar sampai uap itu akan berhenti keluar ketika tekanannya sama

dengan tekanan udara luar. Kondisi kesetimbangan ini, labu erlenmeyer hanya berisi uap

cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfer, volumenya sama dengan volume labu

erlenmeyer dan temperaturnya sama dengan titik didih air dalam penangas air (kira-kira

100˚C). Labu erlenmeyer ini kemudian diambil dari penangas air, didinginkan dan ditimbang

sehingga massa gas yang terdapat didalamnya dapat diketahui (Tim Kimia Fisik, 2015).

Page 7: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

BAB 2. METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

- Erlenmeyer 50 mL

- Alumunium foil

- Karet gelang

- Pembakar spiritus

- Kawat kasa

- Bunsen

- Ball pipet

- Pipet mohr 1 mL

- Jarum

- Gelas beaker 250 mL

- Neraca analitik

- Termometer

2.1.2 Bahan

- Kloroform

- Akuades

Page 8: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

Kloroform

2.2 Skema Kerja

- dimasukkan sebanyak 1 mL ke dalam erlenmeyer 50 mL yang kemudian ditutup

dengan alumunium foil dan dikencangkan dengan karet gelang yang telah

ditimbang terlebih dahulu

- dilubangi tutup alumunium foil dengan jarum agar uap dapat keluar

- direndam erlenmeyer yang berisi kloroform di dalam gelas beaker yang berisi air

dan diletakkan di atas pembakar spiritus

- dibiarkan erlenmeyer dalam gelas beaker yang berisi air hingga semua cairan

volatil menguap dan dicatat suhu air pada gelas beaker

- diangkat erlenmeyer setelah semua cairan volatil menguap dan dikeringkan air

yang terdapat pada bagian luar yang kemudian didinginkan

- ditimbang erlenmeyer yang telah dingin menggunakan neraca (tutup alumunium

foil dan karet gelang tidak dilepaskan dahulu sebelum erlenmeyer ditimbang)

- ditentukan volume labu erlenmeyer dengan mengisi erlenmeyer dengan air

sampai penuh lalu ditimbang

- diukur suhu air yang ada di dalam erlenmeyer sehingga akan diketahui volum air

apabila massa jenis air pada suhu air dalam erlenmeyer diketahui

- diulangi sebanyak tiga kali

- diulangi dengan perlakuan yang sama untuk volume 2 mL

Hasil

Page 9: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Data Percobaan

NoVolum sampel

Perlakuan Erlenmeyer

1 2 3

1 1 mL

Massa erlenmeyer + karet + alumunium foil

35,557 g 35,450 g 35,245

Massa erlenmeyer setelah didinginkan

36,111 g 35,810 g 35,700 g

Massa erlenmeyer + air 100,632 g 100,441 g 100,265 gMassa erlenmeyer 34,920 g 34,787 g 34,601 gSuhu air 82oC 82oC 82oCWaktu penguapan 2,19 menit 2,21 menit 2,20 menit

2 2 mL

Massa erlenmeyer + karet + alumunium foil

35,611 g 35,341 g 35,228 g

Massa erlenmeyer setelah didinginkan

36,113 g 35,866 g 35,603 g

Massa erlenmeyer + air 100,609 g 100,176 g 100,535 gMassa erlenmeyer 34,923 g 34,771 g 34,609 gSuhu air 82oC 82oC 82oCWaktu penguapan 2,35 menit 2,36 menit 2,36 menit

Page 10: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

3.1.2 Pengolahan Data

No Volume

sampel

Erlenmeyer Massa gas

kloroform

Volume

Erlenmeyer

Waktu

penguapan

Volume

(L)

Berat

molekul

1. 1 0,554 g 65,712 g 2,19 menit 0,0657 245,567

grammol

2 0,360 g 65,654 g 2,21 menit 0,0656 159,818

grammol

1 mL 3 0,455 g 65,664 g 2,20 menit 0,0657 201,684

grammol

BM rata-rata 202, 356

grammol

Standar deviasi 42,88

2. 1 0,502 g 65,686 g 2,35 menit 0,0657 222,517

grammol

2 0,525 g 65,405 g 2,36 menit 0,0654 233,780

grammol

3 0,375 g 65,926 g 2,36 menit 0,0659 165,719

grammol

2 mL BM rata-rata 207,339

grammol

Standar deviasi 36,48

3.2 Pembahasan

Percobaan kali ini yaitu tentang penentuan berat molekul senyawa

volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan

persamaan gas ideal. Berat molekul suatu senyawa merupakan banyaknya

massa suatu zat (senyawa) dalam sejumlah besar molnya. Senyawa volatil

sebagian besar berasal dari senyawa-senyawa organik seperti benzena,

kloroform, alkohol, eter dan senyawa organik lainnya. Senyawa volatil itu

Page 11: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

sendiri merupakan senyawa yang mudah menguap menjadi gas apabila

terjadi peningkatan suhu karena titik didih dan titik lelehnya berada pada

range suhu dan tekanan ruangan. Tekanan uap suatu senyawa yang

semakin tinggi akan membuat senyawa tersebut mudah untuk menguap

dan begitu juga sebaliknya. Percobaan ini menggunakan sampel berupa

kloroform yang merupakan salah satu contoh senyawa volatil yang mudah

menguap pada suhu dan tekanan ruangan, sehingga apabila dibiarkan

dalam ruangan terbuka akan berubah menjadi fase gas atau uap.

Kloroform mempunyai interaksi dipol-dipol dan juga gaya Van der Waals

yang lemah sehingga akan mengakibatkan molekul-molekul pada

kloroform mudah terputus dan akhirnya senyawa kloroform tersebut

berubah fase menjadi gas.

Percobaan ini akan menentukan berat molekul dari senyawa kloroform

dengan variasi volume kloroform yaitu 1 mL dan 2 mL yang dilakukan

sebanyak 3 kali pengulangan untuk masing-masing volume kloroform.

Kloroform dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah ditimbang

massanya terlebih dahulu beserta tutup alumunium foil dan karet

pengikat. Kloroform yang telah dimasukkan ke dalam erlenmeyer

kemudian di tutup dengan alumunium foil dan diikat dengan karet. Hal ini

bertujuan agar kloroform dalam erlenmeyer tidak menguap dengan cepat

ketika pada suhu ruangan. Alumunium foil kemudian dilubangi

menggunakan jarum agar uap atau gas yang terbentuk mudah untuk

keluar dan untuk mempermudah terjadinya kesetimbangan antara sistem

dengan lingkungan. Erlenmeyer yang telah berisi kloroform kemudian

direndam dan dipanaskan di dalam gelas beaker yang berisi air di atas

pembakar bunsen. Suhu air dalam gelas beaker ketika pemanasan yaitu

82˚C. Erlenmeyer dibiarkan hingga semua kloroform menguap semua dan

mengisi seluruh volume labu erlenmeyer. Kloroform ketika menguap akan

mendorong udara yang berada di dalam erlenmeyer keluar melalui lubang

kecil yang telah dibuat dengan jarum sebelumnya karena tekanan uap di

dalam sistem lebih kecil dari pada tekanan uap di luar sistem. Setelah

semua uap keluar, maka akan terjadi kesetimbangan antara sistem

(erlenmeyer) dengan lingkungan (gelas beaker yang berisi air) dan

erlenmeyer hanya akan terisi oleh uap kloroform dengan tekanan yang

Page 12: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

sama dengan tekanan udara luar. Volume uap kloroform akan sama

dengan volume erlenmeyer.

Erlenmeyer kemudian diangkat dari gelas beaker setelah semua

kloroform menguap. Waktu yang diperlukan untuk menguapkan 1 mL

kloroform rata-rata hampir sama untuk setiap pengulangan, yaitu 2,20

menit, sedangkan untuk menguapkan 2 mL kloroform rata-rata

membutuhkan waktu 2,36 menit. Waktu penguapan kloroform lebih lama

yang 2 mL daripada yang 1 mL, karena semakin banyak volume kloroform

maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk menguapkan

semua cairannya. Erlenmeyer kemudian didinginkan agar uap kloroform

yang terdapat di dalam erlenmeyer kembali lagi dalam bentuk cair,

sehingga kloroform yang telah menguap dapat ditimbang massanya.

Massa kloroform yang telah menguap tersebut kemudian dapat digunakan

untuk menentukan berat molekul dari kloroform dengan menggunakan

persamaan gas ideal.

Langkah selanjutnya yaitu menentukan volume erlenmeyer yang

dilakukan dengan cara mengisi erlenmeyer dengan air sampai penuh,

dimana volume erlenmeyer sama dengan volume air dalam erlenmeyer.

Erlenmeyer yang telah berisi air sampai penuh kemudian ditimbang

massanya, sehingga akan diketahui massa air yaitu dengan mengurangi

massa air dan erlenmeyer dengan massa erlenmeyer kosong. Volume

erlenmeyer dapat diketahui dengan cara massa air dibagi dengan massa

jenis (kerapatan) air pada suhu ruangan yaitu 28˚C. Volume erlenmeyer

ditentukan dengan menggunakan air karena massa jenis (kerapatan) air

telah diketahui, sehingga untuk mencari volumenya dapat menggunakan

persamaan massa jenis.

Berat molekul kloroform kemudian dapat ditentukan dengan

menggunakan persamaan gas ideal berdasarkan data yang telah

diperoleh dalam percobaan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakuan,

berat molekul kloroform yang diperoleh pada volume kloroform 1 mL

untuk pengulangan pertama sebesar 245,567 g/mol, untuk pengulangan kedua sebesar

159,818 g/mol, untuk pengulangan ketiga sebesar 201,684 g/mol, sehingga rata-rata berat

molekul kloroform pada volume 1 mL diperoleh sebesar 202,356 g/mol. Standar deviasi yang

diperoleh sangat besar yaitu 42,88. Berat molekul kloroform pada volume kloroform 2 mL

untuk pengulangan pertama diperoleh sebesar 222,517 g/mol, untuk pengulangan

Page 13: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

kedua diperoleh sebesar 233,780 g/mol, untuk pengulangan ketiga diperoleh sebesar 165,719

g/mol, sehingga rata-rata berat molekul kloroform pada volume 2 mL diperoleh sebesar

207,339 g/mol. Standar deviasi yang diperoleh juga sangat besar yaitu 36,48. Nilai standar

deviasi yang sangat besar ini menunjukkan bahwa hasil percobaan yang dilakukan tidak

mempunyai presisi yang baik, dimana hasil yang diperoleh pada setiap pengulangan

mempunyai selisih nilai yang cukup jauh yang kemungkinan disebabkan oleh kurang telitinya

praktikan ketika menimbang massa erlenmeyer dengan uap kloroform yang telah berubah

menjadi cairan kembali.

Berat molekul kloroform berdasarkan literatur yaitu sebesar 119,5 g/mol.

Perbedaan hasil percobaan dengan literatur ini dikarenakan ketika

pemanasan, kloroform tidak menguap sempurna sehingga akan

mempengaruhi massa uap kloroform yang diperoleh. Selain itu,

kemungkinan kesalahan yang terjadi yaitu ketika pendinginan uap

kloroform menjadi cairan tidak sempurna sehingga masih terdapat uap

kloroform yang belum berubah menjadi cairan kembali.

Page 14: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan penentuan berat

molekul berdasarkan pengukuran massa jenis gas ini adalah:

1. Berat molekul senyawa volatil dapat ditentukan berdasarkan massa

jenis gas senyawa tersebut dengan menggunakan persamaan gas

ideal.

2. Berat molekul kloroform diperoleh rata-rata sebesar 202,356 g/mol pada volume 1 mL

dan sebesar 207,339 g/mol pada volume 2 mL.

4.2 Saran

Praktikan sebaiknya lebih teliti dan berhati-hati ketika proses

penguapan dan pendinginan kloroform, agar hasil yang diperoleh tidak

terjadi kesalahan dan sesuai dengan teori yang ada.

Page 15: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Akuades. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321. [Serial

Online]. Diakses 12 April 2015.

Anonim. 2015. Kloroform. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=992 41 2 0 . [ Serial

Online]. Diakses 12 April 2015.

Bird, T.1993. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Syukri, S.1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB.

Tim Kimia Fisik. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Jember: Universitas Jember.

Page 16: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

LAMPIRAN

Perhitungan:

Masaa air = (massa erlenmeyer + air) – (massa erlenmeyer kosong)

Massa kloroform = (massa erlenmeyer + karet+alumunium foil + kloroform setelah

didinginkan) – (massa erlenmeyer + karet + alumunium foil)

1. Kloroform 1 mL

a. Perhitungan volume air dalam erlenmeyer

Volume air pada erlenmeyer 1

ρ=mV

V=mρ

V=65,712 gram1 gram /mL

V=65,712mL

V=0,0657 L

Volume air pada erlenmeyer 2

ρ=mV

V=mρ

V=65,654 gram1 gram /mL

V=65,654 mL

V=0,0656 L

Volume air pada erlenmeyer 3

ρ=mV

V=mρ

V=65,664 gram1 gram/mL

V=65,664 mL

V=0,0657 L

b. Perhitungan berat molekul

Berat molekul pada erlenmeyer 1

BM=m . R . TV . P

BM=0,554 gram ×0,082

L .atmmol . K

×355,15 K

0,0657 L ×1 atm

BM=245,567grammol

Page 17: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

Berat molekul pada erlenmeyer 2

BM=mRTV . P

BM=0,360 gram ×0,082

L .atmmol . K

×355,15 K

0,0656 L ×1 atm

BM=159,818grammol

Berat molekul pada erlenmeyer 3

BM=mRTV . P

BM=0,455 gram ×0,082

L .atmmol . K

×355,15 K

0,0657 L ×1 atm

BM=201,684grammol

Berat molekul rata-rata

BM rata−rata=(245,567+159,818+201,684 ) gram /mol

3

BM rata−rata=202,356grammol

c. Perhitungan standar deviasi

SD= √ (x−x)2

n−1

SD= √ (43,211)2+(−42,538)2+(−0.672)2

2

SD= √ 1867,19+1809,48+0,45162

SD= 42,88

2. Kloroform 2 mL

a. Perhitungan volume air dalam erlenmeyer

Volume air pada erlenmeyer 1

ρ=mV

V=mρ

V=65,686 gram1 gram /mL

V=65,686 mL

V=0,0657 L

Volume air pada erlenmeyer 2

ρ=mV

V=mρ

V=65,405 gram1 gram /mL

Page 18: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

V=65,405 mL V=0,0654 L

Volume air pada erlenmeyer 3

ρ=mV

V=mρ

V=65,926 gram1 gram /mL

V=65,926 mL

V=0,0659 L

b. Perhitungan berat molekul

Berat molekul pada erlenmeyer 1

BM=mRTVp

BM=0,502 gram× 0,082

L. atmmol . K

× 355,15 K

0,0657 L ×1 atm

BM=222,517grammol

Berat molekul pada erlenmeyer 2

BM=mRTVp

BM=0,525 gram ×0,082

L .atmmol . K

×355,15 K

0,0654 L ×1 atm

BM=233,780grammol

Berat molekul pada erlenmeyer 3

BM=mRTVp

BM=0,375 gram ×0,082

L .atmmol . K

×355,15 K

0,0659 L ×1 atm

BM=165,719grammol

Berat molekul rata-rata

BM rata−rata=(222,517+233,780+165,719 ) gram /mol

3

BM rata−rata=207,339grammol

Page 19: Laporan Praktikum Kimia Fisik i (6)

c. Perhitungan standar deviasi

SD= √ (x−x)2

n−1

SD= √ (15,178)2+(26,441)2+(−41,62)2

2

SD= √ 2661,722

SD= 36,48