laporan praktikum kimia fisik ii (6) andriana

50
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II DAYA HANTAR LISTRIK Nama : Andriana Nur Aini NIM : 131810301010 Kelompok : 5 Asisten : Reksi Bayu Fakultas / Jurusan : MIPA / Kimia

Upload: andriananuraini

Post on 04-Dec-2015

445 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Daya Hantar Listrik

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

DAYA HANTAR LISTRIK

Nama : Andriana Nur AiniNIM : 131810301010Kelompok : 5Asisten : Reksi BayuFakultas / Jurusan : MIPA / Kimia

LABORATORIUM KIMIA FISIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JEMBER

2015

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan merupakan kata lain dengan campuran homogen. Homogen berarti komponen

penyusunnya sukar dibedakan secara fisik. Larutan tersusun atas zat terlarut dan pelarut.

Larutan memiliki jumlah pelarut yang umumnya lebih besar dari zat terlarutnya.

Larutan erat kaitannya dengan daya hantar listrik. Daya hantar listrik adalah

kemampuan suatu zat untuk menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik merupakan

parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai

salinitas, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik. Tidak semua larutan

mampu menghantarkan arus listrik. Konduktor merupakan zat atau larutan yang mampu

menghantakan arus listrik sedangkan isolator merupakan zat atau larutan yang tidak mampu

atau sukar menghantarkan arus listrik. Suatu senyawa memiliki daya hantar listrik yang

berbeda dengan senyawa lain. Hal ini disebabkan karena daya hantar listrik berpacu pada

kemampuan mengion suatu senyawa apabila dilarutkan dalam pelarut air.

Kekuatan suatu larutan dalam menghantarkan arus listrik juga dibedakan menjadi dua

golongan, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit merupakan

larutan yang kaya ion-ion baik ion positif dan ion negatif yang dapat bergerak bebas sehingga

larutan elektrolit ini memiliki daya hantar listrik yang lebih besar dibandingkan larutan non

elektrolit. Larutan non elektrolit memiliki kation dan anion yang tidak terdisosiasi secara

sempurna sehingga kation dan anion yang bergerak bebas lebih sedikit dan memiliki daya

hantar listrik yang rendah, bahkan beberapa larutan non elektrolit tidak mampu

menghantarkan arus listrik. Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar istrik

dari berbagai senyawa.

1.2 Tujuan

Mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari

pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Safety Data Sheet

2.1.1 Akuades

Akuades merupakan H2O murni yang terbentuk dari distilasi air.

Akuades merupakan cairan tidak berwarna dan tidak berbau. Derajat

keasaman (pH) dari akuades adalah netral yaitu 7,0. Titik didih dan titik

lebur dari akuades berturut-turut adalah 100oC dan 0oC. Tekanan uap dari

akuades pada suhu 20oC adalah 17,5 mmHg. Massa jenis dari akuades

adalah 1,00 gram/cm3. Rumus formula akuades adalah H2O dengan berat

molekul 18,0134 gram/mol (Anonim, 2015).

Akuades yang mengenai mata, kulit, tertelan, atau juga terhisap

tidak menimbulkan gejala serius atau tidak berbahaya. Namun, jika terjadi

iritasi segera dibawa ke pihak medis. Seperti air pada umumnya akuades

tidak mudah terbakar. Penyimpanan sebaiknya di wadah tertutup rapat

(Anonim, 2015).

2.1.2 Minyak Tanah

Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar.

Minyak tanah ini biasanya diperoleh dengan cara difraksi fraksional dari minyak bumi pada

150 oC dan 275 oC. Senyawa ini sering disebut dengan kerosen. Pertolongan pertama yang

dapat dilakukan jika terjadi kontak antara kulit dengan senyawa ini yaitu kulit segera dibasuh

dengan banyak air selama minimal 15 menit. Apabila mata terkena senyawa ini, mata segera

dibasuh dengan air yang banyak selama minimal 15 menit, sesekali kelopak mata dikedip-

kedipkan. Ketika senyawa ini terhirup dalam jumlah yang cukup banyak sebaiknya segera

berpindah ke tempat yang udaranya lebih segar. Jika tidak bisa bernafas, napas buatan dapat

diberikan. Selama iritasi atau efek yang dihasilkan semakin parah, sebaiknya segera meminta

pertolongan medis (Anonim, 2015).

2.1.3 NaCl

NaCl atau Natrium klorida mempunyai massa molar 58,44 gram/mol.

Massa jenisnya adalah 2,16 gram/cm3. Titik leleh NaCl adalah 801oC dan

titik didih 1465oC. Garam natrium klorida memiliki kelarutan dalam air

sebesar 35,9 gram/100 mL air pada suhu 25oC. Natrium klorida (NaCl)

yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik

yang tinggi (Anonim, 2015).

NaCl tidak berbahaya bila tertelan namun jika dalam jumlah banyak

dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dalam waktu yang

lama. Jika terkena kulit yang teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Jika

terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan yang harus

dilakukan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama

kurang lebih 15 menit. Jika terjadi iritasi atau gejala yang lebih parah

segera hubungi petugas medis. Penyimpanan seharusnya dilakukan di

tempat yang sejuk, kering, dan tertutup (Anonim, 2015).

2.1.4 CH3COOH

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat yang mudah

ditemui. Asam ini memiliki nama lain asam etanoat, asam asetat glasial,

asam ethylic, methanecarboxylic acid, atau biasa disebut asam cuka.

Rumus molekul dari asam asetat ini adalah C2H4O2 atau biasa ditulis

CH3COOH. Asam asetat mempunyai titik lebur 16,7oC dan memiliki titik

didih pada 118oC. Asam ini memiliki massa jenis 1,05 gram/mL. Berbeda

dengan massa jenis cairannya, massa jenis uap dari asam asetat adalah

2,07 gram/L. Tekanan uap dari asam cuka adalah 11 mmHg pada suhu

20oC, dan 30 mmHg pada suhu 30oC (Anonim, 2015).

Bahan ini sangat korosif dan menyebabkan luka bakar yang serius.

Sangat berbahaya jika tertelan. Asam asetat sebaiknya dijauhkan dari

agen oksidator, reduktor, logam, asam, alkali. Asam asetat sebaiknya

disimpan di kawasan terpisah dan disetujui. Wadah diletakkan di tempat

yang sejuk dan berventilasi baik. Wadah harus tertutup rapat dan disegel

sampai siap untuk digunakan. Hindari semua kemungkinan sumber api

(Anonim, 2015).

2.1.5 NH4OH

NH4OH atau ammonium hidroksida adalah senyawa kimi berwujud

cair dan tidak berwarna. NH4OH berbau seperti ammonia yang sangat

kuat. Senyawa ini memiliki rasa yang kuat. Berat molekulnya adalah 35,05

g/mol dengan pH bersifat basa yaitu 11,6. Ammonium hidroksida memiliki

titik leleh -69,2oC. Massa jenisnya adalah 0,898 kg/L. Tekanan uapnya

adalah 287,9 kPa dengan ambang baunya adalah 5-50 ppm sebagai

ammonia (Anonim, 2015).

Senyawa ini mudah larut dalam air dingin. NH4OH sangat reaktif

dengan logam dan bersifat reaktif dengan asam. NH4OH juga bersifat

sangat korosif dengan seng dan tembaga, bersifat korosif dengan

aluminium, dan bersifat tidak korosif terhadap alloy (Anonim, 2015).

2.1.6 NaOH

Natium hidroksida (NaOH) merupakan basa kuat. Nama lain natrium

hidroksida adalah soda api atau soda kaustik. Natrium hidroksida akan

membentuk larutan alkali yang kuat ketika dilarutkan dalam air. Senyawa

ini digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu, kertas,

tekstil, air minum, sabun, maupun deterjen pada dunia industri. NaOH

berwujud padat berbentuk kristal berwarna putih. Kristal NaOH bersifat

mudah menyerap air atau uap air dalam keadaan terbuka (higroskopis).

NaOH mempunyai massa molar 39,99 gram/mol. Massa jenis NaOH adalah

2,1 gram/cm3 pada wujud padat. Titik leleh dan titik didih dari natrium

hidroksida berturut-turut adalah 318oC dan 1390oC. NaOH sangat larut

dalam air hingga 111 gram/100 mL air pada suhu 20oC. Tingkat kebasaan

(pKb) dari senyawa ini adalah -2,43 (Anonim, 2015).

Senyawa ini sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas

ketika dilarutkan, dan senyawa ini juga larut dalam etanol dan methanol.

Senyawa ini dapat menyebabkan luka bakar pada mata yang mungkin

dapat menimbulkan kebutaan atau menyebabkan kornea mata rusak.

NaOH juga bisa menyebabkan luka bakar pada kulit. Penyimpanan pada

tempat yang tertutup agar tidak terkontaminasi dengan udara luar

kemudian diletakkan pada tempat yang sejuk dan kering (Anonim, 2015).

2.1.7 NaBr

Natrium bromida memiliki rumus NaBr. Senyawa ini merupakan

garam yang berwujud padat, tidak berbau, dan tidak berasa. Padatannya

tidak berwarna. Berat molekul senyawa ini adalah 102,91 g/mol. Natrium

bromida yang dilarutkan dalam air akan memiliki pH netral dan sedikit

basa. NaBr memiliki pH 6,5-8,0. Titik didih dan titik leleh NaBr berturut-

turut adalah 1390ºC dan 755ºC. Massa jenisnya adalah 3,21 kg/L (Anonim,

2015).

Natrium bromida sangat mudah larut dalam air dingin dan air panas,

sedangkan bersifat larut dalam metanol. Senyawa ini merupakan senyawa

yang stabil, tidak bersifat korosif, dan reakstif dengan agen pengoksidasi

dan asam. Senyawa ini bersifat higroskopis. Senyawa ini dapat

menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan pernapasan dalam jumlah yang

melebihi ambang batas (Anonim, 2015).

2.1.8 NaI

Natirum iodida atau NaI adalah bahan kimia berwujud lelehan kristal

padat dan berwarna putih. Senyawa ini tidak berbau dan memiliki rasa

yang pahit. Sifat garamnya sangat kuat. Natrium iodida memiliki pH netral

yaitu 7. titik lelehnya adalah 651ºC dan akan terurai apabila telah

mencapai titik didihnya. Massa jenis senyawa ini adalah 3,67 g/mL

(Anonim, 2015).

Senyawa ini mudah larut dalam air panas dan air dingin, akan sedikit

larut apabila dalam larutan metanol dan aseton.senyawa ini sangat reaktif

dengan agen pengoksidasi dan asam, bersifat reaktif dengan logam. NaI

bersifat sangat korosif dengan aluminium, seng, dan tembaga. Senyawa

ini bersift korosif dengan baja. NaI tidak bersifat karsinogen dan mutan

(Anonim, 2015).

2.1.9 NH4Cl

NH4Cl atau ammonium klorida adalah bahan kimia yang berwujud

padat berbentuk bubuk. Padatannya berwarna putih. Ammonium klorida

tidak berbau dan dingin bila tersentuh tangan. Berat molekul senyawa ini

adalah 53,49 g/mol dengan pH sekitar 5,5. Titik didihnya adalah 520ºC,

sedangkan akan terdekomposisi ketika mencapai titik lelehnya yaitu pada

suhu 338ºC. massa jenis senyawa ini adalah 1,53 (Anonim, 2015).

NH4Cl larut dalam air dingin, air panas, dan metanol. NH4Cl tidak

larut dalam dietil ter dan aseton. Ammonium klorida dapat terionisasi

menjadi ammonia dan asam klorida. Senyawa ini dapat menyebabkan

iritasi pada kulit, mata, dan pernapasan. NH4Cl yang terkena kulit dan

mata langsung dicuci atau disiram dengan air mengalir. Senyawa ini

bersifat higroskopis sehingga wadah harus dalam keadaan tertutup

(Anonim, 2015).

2.2 Dasar Teori

Air merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ion, dan larutan air

yang mengandung zat-zat ini mempunyai beberapa sifat tak biasa, salah

satunya adalah dapat menghantarkan arus listrik. Konsep ini dapat

diperagakan dengan suatu alat konduktivitas seperti yang ditunjukkan

pada gambar 1. Elektroda dibenamkan dalam air murni, bohlam tidak

menyala karena air murni penghantar listrik yang buruk, tetapi jika suatu

senyawa ion yang larut, bohlam mulai menyala sesaat setelah zat padat

itu melarut. Senyawa NaCl yang menghasilkan larutan penghantar listrik

dikatakan sebagai elektrolit (Brady, 2002).

Gambar 1. Rangkaian alat pengujian larutan elektrolit

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling

melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan

lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut

(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak

daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi

zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi

larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut

membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi (Sukardjo, 1997).

Elektrolit adalah suatu zat, yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan

yang dapat menghantarkan arus listrik (Chang, 2003). Air merupakan pelarut yang baik untuk

senyawa ion, dan larutan air yang mengandung zat-zat ini mempunyai beberapa sifat tak

biasa, salah satunya adalah bahwa larutan ini menghantarkan arus listrik. Inin dapat

diperagakan dengan suatu alat konduktivitas seperti yang ditunjukkan pada gambar

disamping, jika elektroda dibenamkan dalam air murni, bohlam tidak menyala karena air

murni penghantar listrik yang buruk., tetapi jika suatu senyawa ion yang larut, bohlam mulai

menyala sesaat setelah zat padat itu melarut. seperti senyawa NaCl yang menghasilkan larutan

penghantar listrik dikatakan sebagai elektrolit. (Brady, 2002). Elektrolit adalah setiap zat yang

mengalirkan listrik (Bennett,2011).

Arus listrik ialah arus muatan listrik, yaitu banyaknya muatan listrik yang melintas

penampang per satuan waktu, dan rapat arus listrik bagi arus listrik yang terdistribusi secara

kontinyu seperti misalnya oleh gerakan ion-ion yang berserakan di udara didefinisikan

sebagai banyaknya muatan listrik yang melintas penampang seluas satu satuan luas per satuan

waktu.Sedangkan arus listrik di dalam cairan, khususnya larutan elektrolit, adalah oleh ion-

ion yang bergerak dari elektrode satu ke elektrode lainnya, dan di dalam larutan tidak terdapat

elektron bebas. Sudah tentu daya hantar yang memberikan ukuran mudah-sukarnya arus

listrik mengalir, ditentukan sepenuhnya oleh mudah-sukarnya pembawa-pembawa muatan

listrik, yakni elekkron-elektron ataupun ion-ion yang bergerak didalam medium

(Soedojo,1999).

Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat

menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit.

Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya.

Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai daya hantar molar larutan dimana

hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat

menentukan besarnya konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas

suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar (Alberty, 1992).

Energi listrik dapat ditransfer melalui materi berupa hantaran yang bermuatan listrik

yang berwujud arus listrik, ini berarti bahwa harus terdapat pembawa muatan listrik di dalam

materi serta adanya gaya yang menggerakkan pembawa muatan tersebut. Pembawa muatan

dapat berupa elektron seperti logam, dapat pula berwujud ion positif dan ion negatif seperti

dalam larutan elektrolit dan lelehan garam. Pembawa muatan yang berwujud logam disebut

elektrolit atau metalik, sedangkan pembawa muatan yang berupa larutan disebut ionic atau

elektrolit. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari baterai, generator

atau sumber energi listrik yang lain. Perpindahan muatan listrik dapat terjadi bila terdapat

beda potensial antara satu tempat terhadap yang lain, dan arus listrik akan mengalir dari

tempat yang meiliki potensial tinggi ke tempat potensial rendah. Terjadinya arus listrik dalam

suatu larutan dikarenakan adanya ion yang bergerak (Hendayana, 1994).

Berdasarkan kemampuan pengionan, elektrolit dibagi menjadi dua

yaitu: elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat terurai sempurna

menjadi ion dalam larutan air atau dalam keadaan lebur. Senyawa yang

termasuk elektrolit kuat yaitu:

1. Senyawa ion, yang dalam keadaan padat berupa ion

2. Senyawa kovalen yang bereaksi sempurna dengan air membentuk ion,

misalnya HCl.

Sedangkan elektrolit, lemah hanya sedikit sekali terurai menjadi ion dalam

larutan dalam air. Elektrolit ini terutama senyawa kovalen yang sedikit

sekali bereaksi dengan air membentuk ion. Oleh karena itu elektrolit

lemah merupakan penghantar listrik yang buruk dan mempunyai derajat

disosiasi kecil (Achmad, 1996).

Kemampuan suatu pengahtar untuk memindahkan muatan listrik

dikenal sebagai daya hantar listrik yang besarnya berbanding terbalik

dengan tahanan (R).

L = 1R

………………………(1)

Dimana L = daya hantar (Ohm-1) dan R = tahanan (Ohm)

(Tim Penyusun, 2015).

Pengertian lain dari daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat

suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan

kebalikan dari hambatan listrik (R), dimana:

R=ρ L / A ..……………………. (2)

Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya

hantar listrik dinyatakan :

DHL = 1/R = k A/L ........………………..(3)

dimana, k = 1/R  x  L/A .………………….….(4)

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1,

tetapi secara resmi satuan yang digunakan adalah siemen, disingkat S,

dimana S = Ω-1 maka satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1 (Bird,1987).

Faktor – faktor yang mempengaruhi Yang Mempengaruhi Daya

Hantar Listrik :

1. Konsentrasi,

Daya hantar ekuivalen adalah daya hantar larutan elektrolit sebanyak

1 grek diantara 2 elektrode dengan jarak 1 cm. Baik daya hantar jenis (Ls)

atau daya hantar ekuivalen ( Λ ) berubah dengan konsentrasi. Elektrolit

kuat, Ls naik dengan cepat dengan naiknya konsentrsi. Untuk elektrolit

lemah, Ls naik secara perlahan – lahan dengan naiknya konsentrasi.

Perbedaan ini disebabkan karena elektrolit kuat terurai sempurna, sedang

elektrolit lemah tidak. Bila elektrolit kuat ataupun lemah Λ nya naik pada

pengenceran ∞ disebut Λ0 , dan ini untuk masing – masing elektrolit

berbeda

Pada elektrolit kuat, Kohirausch mendapatkan :

Λ=Λ0−b √C …………..………...(5)

Dimana,

C = konsentrasi

b = tetapan

Λ = daya hantar

Λ0 = daya hantar pada pengenceran

Hal diatas tidak perlu bagi elektrolit - elektrolit lemah. Ls untuk

elektrolit lemah, dapat dicari dari hukum Kohirausch tentang gerakan

bebas dari ion - ion yang mengatakan, pada pengenceran tidak terhingga,

masing - masing ion dan elektrolit bergerak bebas, tanpa dipengaruhi oleh

ion – ion lawannya, dengan kata lain daya hantar ekuivalen elektrolit

adalah jumlah daya hantar ion – ion.

Λ0=I0++ I

0−

I0+=t

0+×Λ0

I0−=t

0−× Λ0

Dimana, Λ0 = daya hantar ekuivalen pada pengenceran tidak tehingga

I0 = daya hantar ekuivalen ion pada pengenceran tidak tehingga

t = bilangan angkutan

2. Temperatur

Daya hantar elektrolit naik dengan naiknya temperatur. Daya hantar

pada konsentrasi terntentu untuk elektrolit kuat, berubah sesuai Λ0 .

Untuk elektrolit lemah, perubahan ini tidak teratur, karena kecuali

kecepatan dan gaya interionik berubah, juga derajat ionisasi berubah

(Sukardjo, 1997).

Arus listrik dapat ditafsirkan sebagai arus elektron yang membawa muatan negatif

melewati suatu penghantar. Perpindahan ini dapat terjadi bila terdapat beda potensial antara

satu tempat terhadap tempat lain, dan arus listrik akan mengalir dari tempat yang memiliki

potensial tinggiketempat yang berpotensial rendah.

Gambar 2. Rangkaian penghantar

Gambar 2 menjelaskan bahwa potensial di A lebih tinggi bila dibandingkan dengan potensial

di B, sehingga bila dipasang suatu penghantar dengan tahanan (R), maka akan mengalir arus

listrik sebesar (I). Untuk beda potensial yang sama tidak selalu menghasilkan kuat arus listrik

yang sama , melainkan tergantung pada dasarnya tahanan penghantar yang dipakai. Semakin

besar tahanan penghantar, makin kecil yang mengalir melalui penghantar tersebut, atau

dengan perkataan lain makin besar tahanan (R), makin sedikit muatan listrik yang dihantarkan

(Tim Kimia Fisik, 2015).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Gelas piala

- Konduktometer

- Pipet tetes

- Erlenmeyer

- Labu ukur

3.1.2 Bahan

- Minyak tanah

- Asam cuka glasial

- Akuades

- Larutan NaCl

- Kristal NaCl

- NaBr

- NaI

- NH4Cl

- NH4OH

- HCl

- NaOH

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik

- diambil 25 mL dan dimasukkan dalam gelas piala 100 ml

- diukur daya hantar listriknya

- ditentukan sifat zat terhadap arus listrik

- diulangi langkah 1-3 dengan asam cuka glasial, akuades,

larutan NaCl dan kristal NaCl

Minyak Tanah

3.2.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi terhadap Daya Hantar Lisrik

Larutan Elektrolit

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa

Senyawa I (mA) V (volt) DHL (1/Ohm)

Minyak tanah 0,00 2,00 0

Asam Asetat

Glasial

0,02 2,00 10-5

Air suling 0,04 2,00 2,00 x 10-5

Kristal NaCl 0,01 2,00 5 ,00×10−6

Larutan NaCl 4,66 2,00 1,96 x 10-3

Hasil

- dibuat dengan konsentrasi 0,10, 0,15, 0,20, 0,25, dan

0,30 M

- diukur daya hantar listriknya dengan memulai larutan

terencer

- digambar grafik daya hantarnya terhadap konsentrasi

- diulangi langkah 1-3 menggunakan NaBr, NaI, dan

NH4Cl (kelompok II)

- diulangi juga langkah 1-3 untuk kelompok I

(CH3COOH, NH4OH, HCl, dan NaOH)

- dibandingkan daya hantar listrik kelompok I terhadap Hasil

Larutan NaCl

4.1.2 Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa

4.1.2.1 Larutan Kelompok 1

a. Larutan CH3COOH

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 0,56 2,0 3571,43 2,80 x 10-4

2. 0,15 M 0,72 2,0 2777,78 3,60 x 10-4

3. 0,20 M 0,85 2,0 2352,94 4,25 x 10-4

4. 0,25 M 1,00 2,0 2000,00 5,00 x 10-4

5. 0,30 M 1,18 2,0 1694,90 5,90 x 10-4

b. Larutan NH4OH

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 0,39 2,0 5128,20 1,95 x 10-4

2. 0,15 M 0,47 2,0 4255,32 2,35 x 10-4

3. 0,20 M 0,52 2,0 3846,15 2,60 x 10-4

4. 0,25 M 0,57 2,0 3508,77 2,85 x 10-4

5. 0,30 M 0,62 2,0 3225,80 3,10 x 10-4

c. Larutan HCl

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 4,03 2,0 496,28 2,01 x 10-3

2. 0,15 M 4,11 2,0 486,62 2,05 x 10-3

3. 0,20 M 4,17 2,0 479,62 2,08 x 10-3

4. 0,25 M 4,20 2,0 476,19 2,10 x 10-3

5. 0,30 M 4,23 2,0 472,81 2,12 x 10-3

d. Larutan NaOH

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 3,75 2,0 533,33 1,88 x 10-3

2. 0,15 M 3,96 2,0 505,05 1,98 x 10-3

3. 0,20 M 4,05 2,0 493,83 2,02 x 10-3

4. 0,25 M 4,16 2,0 480,77 2,08 x 10-3

5. 0,30 M 4,22 2,0 473,93 2,11 x 10-3

4.1.2.2 Larutan Kelompok 2

a. Larutan NaCl

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 2,65 2,0 754,72 1,32 x 10-3

2. 0,15 M 3,07 2,0 651,46 1,54 x 10-3

3. 0,20 M 3,25 2,0 615,38 1,62 x 10-3

4. 0,25 M 3,44 2,0 581,40 1,72 x 10-3

5. 0,30 M 3,56 2,0 561,80 1,78 x 10-3

b. Larutan NaBr

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 3,06 2,0 653,60 1,53 x 10-3

2. 0,15 M 3,36 2,0 595,24 1,68 x 10-3

3. 0,20 M 3,56 2,0 561,80 1,78 x 10-3

4. 0,25 M 3,66 2,0 546,45 1,83 x 10-3

5. 0,30 M 3,76 2,0 531,91 1,88 x 10-3

c. Larutan NaI

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 3,16 2,0 632,91 1,58 x 10-3

2. 0,15 M 3,45 2,0 579,71 1,72 x 10-3

3. 0,20 M 3,65 2,0 547,94 1,82 x 10-3

4. 0,25 M 3,75 2,0 533,33 1,88 x 10-3

5. 0,30 M 3,85 2,0 519,48 1,92 x 10-3

d. Larutan NH4Cl

No. Konsentrasi I (mA) V (Volt)Hambatan

(Ω)

Daya Hantar

Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 3,44 2,0 581,39 1,72 x 10-3

2. 0,15 M 3,66 2,0 546,45 1,83 x 10-3

3. 0,20 M 3,82 2,0 523,56 1,91 x 10-3

4. 0,25 M 3,90 2,0 512,82 1,95 x 10-3

5. 0,30 M 3,94 2,0 507,61 1,97 x 10-3

4.2 Pembahasan

Percobaan kali ini yaitu pengukuran daya hantar listrik. Daya hantar listrik sangat

dipengaruhi oleh konsentrasi karena daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu

ion di dalam larutan, ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Zat

yang dapat larut dengan baik didalam pelarutnya akan sangat baik dalam menghantarkan

listrik, zat ini yang memiliki daya hantar listrik besar. Zat yang larut akan memecah atau

terionisasi menjadi ion-ion, mereka akan bergerak kearah elektroda yang muatannya

berlawanan. Pergerakan ion-ion ini ekivalen dengan aliran elektron. Arus listrik dapat

dianggap sebagai aliran elaktron yang membawa aliran negatif melalui suatu pengantar.

Contoh dari zat-zat yang memiliki daya hantar listrik yang baik antara lain, senyawa yang

bersifat asam dan senyawa basa, karena mereka dapat terionisasi secara sempurna dalam

larutan.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu minyak tanah, asam cuka glasial,

akuades, larutan NaCl, Kristal NaCl, NaBr, NaI, NH4Cl, NH4OH, HCl dan NaOH. Tahap

pertama yaitu menentukan daya hantar listrik. Bahan yang diukur daya hantarnya yaitu

minyak tanah, asan cuka glasial, akuades, larutan NaCl dan kristal NaCl. Langkah awal yaitu

menyiapkan semua bahan yang digunakan sebanyak 25 mL kemudian dimasukkan ke dalam

gelas beker. Elektroda yang sudah terhubung konduktometer dicuci dengan akuades terlebih

dahulu. Hal ini bertujuan agar meminimalisir adanya zat pengganggu yang ada di batang

elektroda. Elektroda di celupkan lalu di klik run pada aplikasi LabVIEW pada laptop.

Pengukuran daya hantar listrik ini berjalan hingga arusnya menjadi konstan. Dari hasil

pengukuran dan perhitungan diperoleh bahwa minyak tanah memiliki daya hantar 0 ohm -1,

asam cuka glasial yaitu 10-5 ohm-1, air suling yaitu 2,00x10-5 ohm-1, kristal NaCl yaitu

5,00x10-6 dan larutan NaCl yaitu 1,96x10-3 ohm-1. Persamaan reaksi penguraian yang terjadi

adalah sebagai berikut:

a. Penguraian Air

H2O (l) ⇌ H+ (aq) + OH- (aq)

b. Penguraian Asam Asetat Glasial

CH3COOH (l) ⇌ CH3COO- (l) + H+ (l)

c. Penguraian Larutan NaCl

NaCl (aq) ⇌ Na+ (aq) + Cl- (aq)

d. Penguraian Minyak Tanah

Minyak tanah tidak mengalami penguraian menjadi ion-ionnya. Hal ini dikarenakan

ikatan pada minyak tanah yang merupakan ikatan kovalen non polar yang tidak bisa diputus

sehingga tidak dapat mengion.

Nilai daya hantar tertinggi yaitu larutan NaCl. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl

merupakan elektrolit kuat sehingga ion-ion yang bergerak bebas dalam larutannya lebih

banyak dibandingkan ketiga senyawa yang digunakan. Semakin banyak ion-ion yang bergerak

bebas dalam larutan maka semakin banyak pula kation yang akan bergerak ke katoda dan

semakin banyak anion yang bergerak menuju anoda secara difusi akibat pemberian beda

potensial ke dalam larutan. Kondisi seperti ini akan meningkatkan arus sehingga nilai daya

hantar larutan NaCl menjadi tinggi. Nilai daya hantar air dan asam asetat galsial tidak terlalu

jauh. Hal ini disebabkan karena kedua senyawa tersebut sama-sama elektrolit lemah, hanya

saja air memiliki daya hantar yang lebih tinggi dari pada asam asetat glasial. Air merupakan

elektrolit lemah karena zat-zat dalam larutannya tidak terurai menjadi ion. Air adalah senyawa

kovalen polar yang dapat larut dalam zat-zat polar yang menyebabkan larutan ini tidak dapat

menghantarkan listrik. H2O merupakan senyawa kovalen polar dengan muatan positif parsial

dan muatan negatif parsial di banyak tempat pada strukturnya. Gaya tarik-menarik antara

molekul-molekul air lemah, dengan demikian ion-ion yang terbentuk hanya sedikit. Tidak

adanya ion-ion dalam larutan menyebabkan tidak ada arus yang lewat sehingga daya hantar

yang terbaca oleh konduktometer rendah. Sedangkan alasan mengapa air memiliki daya

hantar lebih besar dari pada asam asetat meskipun sama-sama bersifat elektrolit lemah yaitu

karena ion air sedikit lebih banyak dari pada asam asetat. Jadi, arus dari asam asetat lebih

kecil dibandingkan dengan air dan akibatnya nilai daya hantar listrik air lebih besar dari asam

asetat glasial. Kristal NaCl memiliki daya hantar yang lebih kecil dari pada larutan NaCl. Hal

ini disebabkan karena partikel yang terdapat dalam kristal NaCl tidak mengion, selain itu ion

dalam kristal NaCl tidak dapat bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan arus

listrik. Tidak adanya pelarut yang digunakan untuk proses hidrolisis menyebabkan kristal

NaCl tidak dapat mengion. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dilakukan pengurutan

senyawa dengan nilai daya hantar tinggi ke rendah sebagai berikut:

NaCl>H 2 O>CH 3COOH >kristal NaCl>Minyak tanah.

Tahap kedua yaitu pengukuran daya hantar listrik dengan variasi konsentrasi. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bagi daya hantar listrik. Pada tahap ini

dilakukan pengukuran hantaran listrik pada dua kelompok larutan. Kelompok pertama, bahan

yang digunakan yaitu larutan CH3COOH, NH4OH, HCl, dan NaOH dengan dilakukan variasi

konsentrasi yang diberikan 0,10 M, 0,15 M, 0,20 M, 0,25 M, 0,30 M untuk masing masing

larutan. Grafik yang diperoleh untuk kelompok I yaitu :

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.350

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

Grafik Perbandingan Konduktivitas Kelompok 1

CH3COOHNH4OHHClNaOH

Konsentrasi

Kond

uktiv

itas

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa pada umumnya kenaikan konsentrasi

akan sebanding dengan kenaikan arus. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi maka

semakin tinggi daya hantar listriknya. Konsentrasi sangat berpengaruh terhadap daya hantar

suatu larutan. Hal ini disebabkan dalam larutan ada kecenderungan ion untuk mendekati ion

bermuatan yang berlawanan, disebabkan adanya gaya tarik coulomb antar ion dalam larutan

yang diuji. Pada elektrolit kuat, semakin kecil konsentrasi, maka semakin besar derajat

disosiasi (harga maksimal = 1). Harga disosiasi, α=1 ini memiliki arti bahwa semua elektrolit

itu terurai. Demikian juga pada larutan elektrolit lemah derajat disosiasinya akan sangat

berubah seiring dengan perubahan konsentrasi.

Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,

karena zat terlarutnya di dalam pelarut (umumnya air) seluruhnya berubah menjadi ion – ion.

Ion – ion yang terurai dalam larutan tersebut akan bergerak tidak beraturan, sehingga akan

timbul arus yang akan memberikan daya hantar listrik dari ion – ion yang bergerak dalam

larutan tersebut. Tingginya daya hantar listrik menunjukkan kecepatan mengion dari molekul-

molekulnya besar dan jumlah molekul yang mengion banyak, maka larutan tersebut disebut

larutan elektrolit kuat (molekulnya terurai menjadi ion-ion secara sempurna). Sedangkan

larutan yang memiliki daya hantar listrik rendah disebut dengan larutan elektrolit lemah (tidak

terurai sempurna). Yang termasuk elektrolit kuat yaitu NaOH dan HCl. Hal ini dikarenakan

karena kedua senyawa tersebut merupakan asam kuat dan basa kuat yang sifat ionnya, yaitu

Na+ dan Cl- cenderung kuat dan bersifat elektronegatif sehingga sangat mudah bereaksi dan

mengalami ionisasi. Sedangkan elektrolit lemah yaitu NH4OH dan CH3COOH. Hal ini

dikarenakan karena kedua senyawa tersebut merupakan asam lemah dan basa lemah.

Berdasarkan percobaan yang diperoleh, konduktivitasnya yaitu NaOH > HCl > NH4OH

> CH3COOH. Nilai konduktivitas ini sudah sesuai dengan literatur. Hasil ini diperoleh karena

pada natrium hidroksida dan asam klorida merupakan asam kuat dan basa kuat sehingga

derajat ionisasinya (α) = 1. Hal ini berarti bahwa jumlah ionnya banyak karena hampir semua

senyawa mengion dalam larutan. Hal yang sama juga berlaku untuk NH4OH dan untuk

CH3COOH merupakan asam lemah dimana tidak dapat mengion secara sempurna dalam air

sehingga jumlah ionnya sedikit.

Tahap selanjutnya yaitu pengukuran daya hantar listrik dengan variasi konsentrasi

dengan menggunakan bahan yaitu larutan NaCl, NaBr, dan NH4Cl. Variasi konsentrasi yang

diberikan 0,10 M, 0,15 M, 0,20 M, 0,25 M, 0,30 M untuk masing masing larutan. Grafik yang

diperoleh untuk kelompok II yaitu :

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.350

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

Grafik Perbandingan Konduktivitas Kelompok 2

NaClNaBrNaINH4Cl

Konsentrasi

Kond

uktiv

itas

Gambar 5. Grafik hubungan konsentrasi dengan DHL pada kelompok II

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa seiring dengan naiknya konsentrasi,

konduktivitas juga naik. Hal ini juga sama dengan hasil pada tahap sebelumnya. Garis biru

merupakan NaCl, yang berwarna merah merupakan NaBr, yang berwarna hijau NaI dan yang

berwarna ungu merupakan NH4Cl. Senyawa NaCl dan NaBr merupakan senyawa yang

dibentuk dari kation yang sama yakni Na+ dengan anion yang berbeda namun masih dalam

satu golongan. Nilai daya hantar listrik yang dihasilkan kedua cenderung mengalami kenaikan

pada setiap konsentrasinya.. Hal ini disebabkan adanya perbedaan nilai afinitas elektron dari

unsur Cl dan Br. Afinitas elektron ini merupakan besarnya energi yang dibebaskan satu atom

netral (dalam wujud gas) untuk membentuk ion negatif. Urutan unsur golongan halogen yang

memiliki nilai afinitas elektron yang besar adalah Cl, Br, F dan terakhir unsur I. Unsur Cl

memiliki afinitas elektron yang lebih besar dibandingkan dengan Br. Hal ini mengakibatkan

Cl lebih sulit untuk untuk membentuk ion negatif dibanding Br, sehingga hal ini juga

mempengaruhi nilai daya hantar listrik dari senyawa dengan anion Cl. Semakin besar nilai

afinitasnya, maka semakin susah unsur tersebut untuk membentuk ion negatif. Grafik diatas

menunjukkan bahwa daya hantar terkecil dimiliki oleh NaCl ¿ NaI ¿ NaBr ¿ NH4Cl.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu :

1. Daya hantar listrik untuk masing-masing bahan uji yaitu, minyak tanah memiliki daya

hantar 0 ohm-1, asam cuka glasial yaitu 10-5 ohm-1, air suling yaitu 2,00x10-5 ohm-1,

kristal NaCl yaitu 5,00x10-6 dan larutan NaCl yaitu 1,96x10-3 ohm-1. Sehingga dapat

diketahui senyawa dengan nilai daya hantar tinggi ke rendah sebagai berikut:

NaCl>H 2 O>CH 3COOH >kristal NaCl>Minyak tanah.

2. Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik yaitu semakin besar kosentrasi maka

daya hantar listriknya semakin besar.

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum kali ini yaitu, praktikan diharapkan bisa lebih

konsentrasi dalam melakukan pengenceran agar pengukuran daya hantar listrik dari hasil

pengenceran bisa akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Alberty, Robert. 1992. Kimia Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anonim. 2015. MSDS Aquades [serial online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId

[25 september 2015].

Anonim. 2015. MSDS Asam Asetat [serial online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?

msdsId [25 september 2015].

Anonim. 2015. HCl MSDS [serial online]. http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld =

9923112 [25 september 2015].

Anonim. 2015. NaBr MSDS [serial online]. http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld =

9924120 [25 september 2015].

Anonim. 2015. NaCl MSDS [serial online]. http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld =

9871680 [25 september 2015].

Anonim. 2015. NaI MSDS [serial online]. http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld =

992 3675 [25 september 2015].

Anonim. 2015. MSDS NaOH [serial online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId

[25 september 2015].

Anonim. 2015. NH4Cl MSDS [serial online]. http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld =

992 9875 [25 september 2015].

Anonim. 2015. NH4OH MSDS [serial online]. http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld =

9652890 [25 september 2015].

Bennett. 2011.

Bird, Tony. 1987. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.

Brady, James E. 2002. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid satu. Yogyakarta : Binarupa

Aksara.

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi ketiga, Jilid I. Jakarta :

Erlangga.

Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press.

Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sukardjo D, 1997. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah mahasiswa Kedokteran dan

Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tim Kimia Fisik. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: Universitas Jember.

LAMPIRAN

A. Pengenceran Larutan

Kelompok 1

1. Pengenceran Larutan CH3COOH

a. CH3COOH 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50 mL

V 1=5mL

b. CH3COOH 0,15 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. CH3COOH 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 mL

d. CH3COOH 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. CH3COOH 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

2. Pengenceran Larutan HCl

a. HCl 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50 mL

V 1=5mL

b. HCl 0,15 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. HCl 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 mL

d. HCl 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. HCl 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

3. Pengenceran Larutan NaOH

a. NaOH 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50 mL

V 1=5mL

b. NaOH 0,15 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. NaOH 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 pL

d. NaOH 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. NaOH 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

4. Pengenceran Larutan NH4OH

a. NH4OH 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50 mL

V 1=5mL

b. NH4OH 0,15 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. NH4OH 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 mL

d. NH4OH 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. NH4OH 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

Kelompok 2

1. Pengenceran Larutan NaCl

a. NaCl 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50〰 L

V 1=5mL

b. NaCl 0,15 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. NaCl 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 mL

d. NaCl 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. NaCl 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

2. Pengenceran Larutan NaBr

a. NaBr 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50 mL

V 1=5mL

b. NaBr 0,15 M

앾1 ×V 1=M 2 ×V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. NaBr 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 mL

d. NaBr 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. NaBr 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

3. Pengenceran Larutan NaI

a. NaI 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50 mL

V 1=5mL

b. NaI 0,15 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. NaI 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 mL

d. NaI 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. NaI 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

4. Pengenceran Larutan NH4Cl

a. NH4Cl 0,1 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,1 M ×50 mL

V 1=5mL

b. NH4Cl 0,15 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,15 M ×100 mL

V 1=15 mL

c. NH4Cl 0,20 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,2 M ×50 mL

V 1=10 mL

d. NH4Cl 0,25 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,25 M ×100 mL

V 1=25 mL

e. NH4Cl 0,3 M

M 1× V 1=M 2× V 2

1 M ×V 1=0,3 M × 50 mL

V 1=15 mL

Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa

a. Minyak tanah

V = 2V

I = 0,00 x 10-3 A

R =VI

=0Ω

Daya hantar listrik

=1R

=0Ω−1

b. Asam asetat glasial

V = 2V

I = 0,02 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,02 ×10-3 A

=100000 Ω

Daya hantar listrik

=1R

=1 100000 Ω

=10−5Ω−1

c. Air suling

V = 2V

I = 0,04 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,04 ×10-3 A

=5 0000 Ω

Daya hantar listrik 1R

=1 50000Ω

=2 ,00×10−5Ω−1

d. Kristal NaCl

V = 2V

I = 0,01 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,01 ×10-3 A

=200000 Ω

Daya hantar listrik 1R

=1 200000 Ω

=5 ,00×10−6Ω−1

e. Larutan NaCl

V = 2V

I = 3,93519 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,93 ×10-3 A

=508,9 Ω

Daya hantar listrik 1R

=1 508,9 Ω

=1 ,96×10−3Ω−1

A. Larutan Kelompok 1

1. Larutan CH3COOH

CH3COOH 0,10 M

V = 2V

I = 0,56 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,56 ×10-3 A

=3571,43 Ω

Daya hantar listrik

=1R

=13571,43 Ω

=2,8×10−4Ω−1

- CH3COOH 0,15 M

V = 2V

I = 0,72 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,72 ×10-3 A

=2777,78 Ω

Daya hantar listrik1R

=12777 , 78Ω

=3 , 60×10−4Ω−1

- CH3COOH 0,20 M

V = 2V

I = 0,85 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,85 ×10-3 A

=2352 , 94Ω

Daya hantar listrk 1R

=12352,94 Ω

=4 ,25×10−4Ω−1

- CH3COOH 0,25 M

V = 2V

I = 1,00 x 10-3 A

R =VI

=2 V1,00 ×10-3 A

=2000Ω

Daya hantar listrk 1R

=12000Ω

=5×10−4 Ω−1

- CH3COOH 0,3 M

V = 2V

I = 1,18 x 10-3 A

R =VI

=2 V1,18 ×10-3 A

=1694 ,9Ω

Daya hantar listrik1R

=11694 ,9Ω

=5,9×10−4 Ω−1

2. Larutan NH4OH

- NH4OH 0,1 M

V = 2V

I = 0,39 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,39 ×10-3 A

=5128 , 2Ω

Daya hantar listrik1R

=15128,2 Ω

=1 , 95×10−4Ω−1

- NH4OH 0,15 M

V = 2V

I = 0,47 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,47 ×10-3 A

=4255 ,32Ω

Daya hantar listrik1R

=14255 , 32 Ω

=2 , 35×10−4Ω−1

- NH4OH 0,20 M

V = 2V

I = 0,52 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,58 ×10-3 A

=3846 , 15Ω

Daya hantar listrik1R

=13846 ,15Ω

=2,6×10−4Ω−1

- NH4OH 0,25 M

V = 2V

I = 0,57 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,57 ×10-3 A

=3508 , 77Ω

Daya hantar listrik1R

=13508 ,77Ω

=2 , 85×10−4Ω−1

- NH4OH 0,30 M

V = 2V

I = 0,62 x 10-3 A

R =VI

=2 V0,62 ×10-3 A

=3225 , 8Ω

Daya hantar listrik1R

=13225 , 8Ω

=3 , 10×10−4Ω−1

3. Larutan HCl

- HCl 0,1 M

V = 2V

I = 4,03 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,03 ×10-3 A

=496 ,28Ω

Daya hantar listrik1R

=1496,28 Ω

=2 , 01×10−3Ω−1

- HCl 0,15 M

V = 2V

I = 4,11 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,11 ×10-3 A

=486 , 62Ω

Daya hantar listrik1R

=1486 , 62Ω

=2 , 05×10−3Ω−1

- HCl 0,20 M

V = 2V

I = 4,17 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,17 ×10-3 A

=479 ,62Ω

Daya hantar listrik1R

=1479 ,62Ω

=2 , 08×10−3Ω−1

- HCl 0,25 M

V = 2V

I = 4,20 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,20 ×10-3 A

=476 ,19Ω

Daya hantar listrik1R

=1476 , 19Ω

=2 , 10×10−3Ω−1

- HCl 0,30 M

V = 2V

I = 4,23 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,23 ×10-3 A

=472, 81Ω

Daya hantar listrik1R

=1472,81 Ω

=2 , 12×10−3Ω−1

4. Larutan NaOH

- NaOH 0,1 M

V = 2V

I = 3,75 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,75 ×10-3 A

=533 ,33Ω

Daya hantar listrik1R

=1533,33 Ω

=1 , 88×10−3Ω−1

- NaOH 0,15 M

V = 2V

I = 3,96 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,96 ×10-3 A

=505 , 05Ω

Daya hantar listrik1R

=1505 , 05 Ω

=1 , 98×10−3Ω−1

- NaOH 0,20 M

V = 2V

I = 4,05 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,05 ×10-3 A

=493 ,83Ω

Daya hantar listrik1R

=1493 , 3Ω

=2 ,02×10−3Ω−1

- NaOH 0,25 M

V = 2V

I = 4,16 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,16 ×10-3 A

=480 ,77Ω

Daya hantar listrik1R

=1480 , 77Ω

=2 , 08×10−3Ω−1

- NaOH 0,30 M

V = 2V

I = 4,22 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,22 ×10-3 A

=473 , 93Ω

Daya hantar listrik1R

=1473,93 Ω

=2 , 11×10−3Ω−1

B. Larutan Kelompok II

1. Larutan NaCl

- NaCl 0,1 M

V = 2V

I = 2,65 x 10-3 A

R =VI

=2 V2,65 ×10-3 A

=754 ,72Ω

Daya hantar listrik1R

=1754,72 Ω

=1 , 32×10−3Ω−1

- NaCl 0,15 M

V = 2V

I = 3,07 x 10-3 A

R =VI

=2 V3 , 07×10-3 A

=651 , 46Ω

Daya hantar listrik1R

=1651 , 46Ω

=1 , 54×10−3Ω−1

- NaCl 0,20 M

V = 2V

I = 3,25 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,25 ×10-3 A

=615 , 38Ω

Daya hantar listrik1R

=1615 , 38Ω

=1 , 62×10−3Ω−1

- NaCl 0,25 M

V = 2V

I = 3,44 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,44 ×10-3 A

=581 , 40Ω

Daya hantar listrik1R

=1581 , 40Ω

=1 ,72×10−3Ω−1

- NaCl 0,30 M

V = 2V

I = 3,56x 10-3 A

R =VI

=2 V3,56 ×10-3 A

=561 , 80Ω

Daya hantar listrik1R

=1561 ,80Ω

=1 , 78×10−3 Ω−1

2. Larutan NaBr

- NaBr 0,1 M

V = 2V

I = 3,06 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,06 ×10-3 A

=653 ,60Ω

Daya hantar listrik1R

=1653,60 Ω

=1 , 53×10−3 Ω−1

- NaBr 0,15 M

V = 2V

I = 3,36 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,36 ×10-3 A

=595 , 24Ω

Daya hantar listrik1R

=1595 ,24 Ω

=1 , 68×10−3Ω−1

- NaBr 0,20 M

V = 2V

I = 3,56 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,56 ×10-3 A

=561 , 80Ω

Daya hantar listrik1R

=15 61,80 Ω

=1 , 78×10−3 Ω−1

- NaBr 0,25 M

V = 2V

I = 3,66 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,66 ×10-3 A

=546 , 45Ω

Daya hantar listrik1R

=1546 , 45Ω

=1 , 83×10−3Ω−1

- NaBr 0,30 M

V = 2V

I = 3,76 x 10-3 A

R =VI

=2 V4,76 ×10-3 A

=531 , 91Ω

Daya hantar listrik1R

=1531 ,91Ω

=1 ,88×10−3Ω−1

3. Larutan NaI

- NaI 0,1 M

V = 2V

I = 3,16 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,16 ×10-3 A

=632 ,91Ω

Daya hantar listrik1R

=1632,91 Ω

=1 , 58×10−3 Ω−1

- NaI 0,15 M

V = 2V

I = 3,45 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,45 ×10-3 A

=579 , 71Ω

Daya hantar listrik1R

=1579 ,71 Ω

=1 , 72×10−3Ω−1

- NaI 0,20 M

V = 2V

I = 3,65 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,65 ×10-3 A

=547 , 94Ω

Daya hantar listrik1R

=1547,94 Ω

=1 ,82×10−3Ω−1

- NaI 0,25 M

V = 2V

I = 3,75 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,75 ×10-3 A

=533 , 33Ω

Daya hantar listrik1R

=1533 ,33Ω

=1 , 88×10−3Ω−1

- NaI 0,30 M

V = 2V

I = 3,85 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,85 ×10-3 A

=519 , 48Ω

Daya hantar listrik1R

=1519 , 48Ω

=1 ,92×10−3Ω−1

4. Larutan NH4Cl

- NH4Cl 0,1 M

V = 2V

I = 3,44 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,44 ×10-3 A

=581 , 39Ω

Daya hantar listrik1R

=1581 ,39Ω

=1 , 72×10−3Ω−1

- NH4Cl 0,15 M

V = 2V

I = 3,66 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,66 ×10-3 A

=546 , 45Ω

Daya hantar listrik1R

=1546,45 Ω

=1 , 83×10−3Ω−1

- NH4Cl 0,20 M

V = 2V

I = 3,82 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,82 ×10-3 A

=523 , 56Ω

Daya hantar listrik1R

=1523,56 Ω

=1 , 91×10−3Ω−1

- NH4Cl 0,25 M

V = 2V

I = 3,90 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,90 ×10-3 A

=512 , 82Ω

Daya hantar listrik1R

=1512 ,82Ω

=1 , 95×10−3Ω−1

- NH4Cl 0,30 M

V = 2V

I = 3,94 x 10-3 A

R =VI

=2 V3,94 ×10-3 A

=507 , 61Ω

Daya hantar listrik1R

=1507 , 61Ω

=1 , 97×10−3Ω−1