laporan pendahuluan anemia

40
Laporan Pendahuluan Anemia PATHWAY Idiopatik,obat/zat kimia toksik Kegagalan sumsum tulang Penuruna n hemoglobin defisiensi zat besi Jumlah eritrosit hospitalisasi

Upload: rahadi-fati

Post on 13-Aug-2015

280 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan anemia

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Anemia

Laporan Pendahuluan Anemia

PATHWAY

                                    Idiopatik,obat/zat kimia toksik                                                             

                                    Kegagalan sumsum tulang                                                            

Penurunan hemoglobin        defisiensi zat besi                                                                

                                                     Jumlah eritrosit                   hospitalisasi                                                                                        

                                                            Anemia                           kurang informasi

Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan

Page 2: Laporan Pendahuluan Anemia

                                                                                                                                                                                                    Absorpsi pencernaan

                                                     Berkurang

Sirkulasi nutrisi                                                                        volume darah

                                                                                                     viskositas

berkurang                                                    darah mengalir cpt,jantung memompa                                                                                              darah lbh cepat                                                     

                                         motilitas        anoreksia keb. O2 terganggu       O2   

Page 3: Laporan Pendahuluan Anemia

Perubahan perfusi jaringan

 

                                         usus                                                                                        SSP    

Per. nutrisi kurang dr keb. tubuh 

konstipasi 

Resiko infeksi 

daya tahan tubuh                                                                                         

Kerusakan integritas kulit

 

Intoleransi aktivitas 

Page 4: Laporan Pendahuluan Anemia

                                                                 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANEMIA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,

elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah,

yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar

hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin

dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan

merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan

patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik

dan informasi laboratorium.

2. Etiologi

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis

eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari

beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan

sebagainya.

      Penyebab umum dari anemia:

         Perdarahan hebat

Page 5: Laporan Pendahuluan Anemia

         Akut (mendadak)

         Kecelakaan

         Pembedahan

         Persalinan

         Pecah pembuluh darah

         Penyakit Kronik (menahun)

         Perdarahan hidung

         Wasir (hemoroid)

         Ulkus peptikum

         Kanker atau polip di saluran pencernaan

         Tumor ginjal atau kandung kemih

         Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

         Berkurangnya pembentukan sel darah merah

         Kekurangan zat besi

         Kekurangan vitamin B12

         Kekurangan asam folat

         Kekurangan vitamin C

         Penyakit kronik

         Meningkatnya penghancuran sel darah merah

         Pembesaran limpa

         Kerusakan mekanik pada sel darah merah

         Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

         Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

         Sferositosis herediter

         Elliptositosis herediter

         Kekurangan G6PD

         Penyakit sel sabit

         Penyakit hemoglobin C

         Penyakit hemoglobin S-C

         Penyakit hemoglobin E

         Thalasemia (Burton, 1990).

Page 6: Laporan Pendahuluan Anemia

3. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel

darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat

kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak

diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus

yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan

ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang

menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system

retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang

sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel

darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma

(konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb)

dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh

organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat

menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel

bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,

Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

4. Pathway (terlampir)

5. Klasifikasi

Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum :

a. Anemia Hipropropilatif

1) Anemia Aplastik

Page 7: Laporan Pendahuluan Anemia

Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel induk di sum-sum

tulang yang sel-sel darah diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat

terjadi secara congenital maupun idiopatik ( penyebabnya tidak diketahui). Secara marfologis,

sel darah mer4ah terlihat normositik dan normokronik. Jumlah retikulosit rendah atau tidak ada

dan biop[si sumsum tulang menunjukan keadaan yang disebut “ pungsi kering” dengan

hipoplasia nyata dan penggatian dengan jarinagan lemak.

2) Anemia defisiensi besi

Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat

normal. Defesiensi besi merupakan penyebab utama anemia didunia, dan tetutama

seringdijumpai pada wanita usia subur, disebabkan oleh kekurangan darah sewaktu menstruasi

dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Pada anemia defisiensi besi pemeriksaan

darah menunjukan jumlah sel darah merah normal atau hamper normal dan kadar Hb berkurang.

Pada perifer sel darah merah Mikrositik dan Hiprokromik disertai poikilositosi dan asisositosis

jumlah retikulosis dapat normal atau berkurang. Kadar besi berkurang, sedangkan kapasitas

mengikat besi serum total meningkat.

3) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam volat menunjukan

perubahan yang sama antara sumsum tulang dan drah tepi, karena kedua vitamin tersebut

esensial bagiu sintesis DNA normal. Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum tulang,

precursor eritroit dan myeloid besara dan aneh dan beberapa mengalami multinukleasi. Tetapi

beberapa sel ini mati dalam sumsum tulang, sehingga jumlah sel matang yang meninggalkan

sumsum tulang menjadi sedikit dan terjadilah parisitopenia. Pada keadaan lanjut Hb dapat turun

4-5 gr/dl hitung leukosit 2000-3000/ml3 dan hitung trombosit kurang dari 50000/ml3

b. Anemia hemolitik

1) Anemia hemolitik

Pada anemia hemolitik,eritrosit memiliki rentang usia yang memendek. Untuk mengkompensasi

hal ini biasanya sumsum tulang memproduksi sel darah merah baru 3x/ lebih disbanding

kecepatan normal. Pada pemerikasaan anemia hemolitik ditemukan jumlah retikulosis

meningkat, fraksi bilirubin indirect meningkat,dan haptok globin biasanya rendah.

2) Anemia hemolitika turunan

2.1 Sferositosis turunan

Page 8: Laporan Pendahuluan Anemia

Sferositosis turunan merupakan suatu anemia hemolitika ditandai dengan sel darah merah kecil

berbentuk feris dan pembesaran limfa (spenomegali). Merupakan kelainan yang jarang,

diturunkan secara dominant. Kelainan ini biasanya terdiagnosa pada anak-anak, namun dapat

terlewat sampai dewasa karena gejalanya sangat sedikit. Penangananya berupa pengambilan

limpa secara bedah.

2.2 Anemia sel sabit

Adalah anemia hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul hemoglobin dan disertai

dengan serangan nyeri. Anemia sel sabit ini merupakan ganggaun genetika resesif auto somal

yaitu individu memperoleh Hb sabit (Hb s) dari kedua orang tua. Pasien dengan anemia sel sabit

biasanya terdiagnosa pada kanak-kanak karena mereka nampak anemis ketika bayi dan mulai

mengalami krisis sel sabit pada usia 1-2 tahun.

6. Komplikasi

a. Jantung

Menyebabkan gagal jantung kongestif

b. Paru

Menyebabkan infark paru,pneumonia,pneumonia,pneomokek

c. SSP

Menyebabkan trombosis serebral

d. Genito urinaria

Menyebabkan disfungsi ginjal,pria pismus

e.GI

Menyebabkan kolesisfitis,fibrosis hati dan abses hati

f. Ocular

Menyebabkan ablasia retina,penyakit pembuluh darah perifer, pendarahan

g. Skeletal

Menyebabkan nekrosis aseptic kaput femoris dan kaput humeri, daktilitis (biasanya pada anak

kecil)

h. Kulit

Menyebabkan ulkus tungkai kronis.

Page 9: Laporan Pendahuluan Anemia

7. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh

antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam

perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang

abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan

berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih,

lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain

adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.

Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung (Sjaifoellah,

1998).

8. Pemeriksaan Penunjang

           Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.

Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);

           MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan

mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan. Pansitopenia (aplastik).

           Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons sumsum  tulang terhadap 

kehilangan     darah   /           hemolisis).

Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan 

tipe     khusus anemia).

           LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel

darah merah : atau penyakit malignasi.

Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe

anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.

Page 10: Laporan Pendahuluan Anemia

           Tes kerapuhan eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah

(diferensial) mungkin meningkat         (hemolitik) atau menurun (aplastik).

Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)

           Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.

Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).

           Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi    

masukan/absorpsi

Besi serum            : tak ada; tinggi (hemolitik)

BC serum             : meningkat

Feritin serum        : meningkat

Masa perdarahan  : memanjang (aplastik)

LDH serum          : menurun

Tes schilling         : penurunan eksresi vitamin B12 urine

Guaiak                 : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan

perdarahan           akut/kronis.

           Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik

bebas.

           Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah,

ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas,

lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

           Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges,

1999).

9. Penatalaksanaan 

Page 11: Laporan Pendahuluan Anemia

Tindakan umum:

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang    hilang.

1. Transpalasi   sel darahmerah.

2. Antibiotik diberikan untuk  mencegah infeksi.

3.Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

5.Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6.Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya)    :

1.Anemiadefisiensi besi

Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan    seperti ikan,

daging, telur dan sayur.

Pemberian  preparat fe

Perrosulfat             3x200mg/hari/per oral sehabis makan

Peroglukonat         3x200mg/hari/oral sehabis  makan.

2. Anemia  pernisiosa:  pemberian vitamin B12

3. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral

4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan        

dan      transfuse darah.

B. Konsep Asuhan Keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara

menyeluru(Boedihartono, 1994).

Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :

Page 12: Laporan Pendahuluan Anemia

1)   Aktivitas / stirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan

semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat

lebih banyak.

Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,

apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.

Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu  menurun, postur  lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain

yang menunujukkan keletihan.

2) Sirkulasi

Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat ,

angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi

(takikardia kompensasi).

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi

postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,

faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai

keabu-abuan).

pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti mutiara. Pengisian

kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku :

mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus,

menipis,tumbuh uban secara premature.

3)  Integritas   ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan

transfuse darah.

Tanda :depresi.

4)  Eliminasi

Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis,

feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.

Tanda :distensi abdomen.

Page 13: Laporan Pendahuluan Anemia

5)  Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal

tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,

anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es,

kotoran, tepung jagung, dan sebagainya.

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane

mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan

glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.

6)  Neurosensori

Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.

Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk,

kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.

Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons,

lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik). Epitaksis : perdarahan dari lubang-

lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda

Romberg positif, paralysis.

7)  Nyeri/kenyamanan

Gejala :nyeri abdomen samara : sakit kepala

8)  Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

Tanda   :  takipnea,ortopnea dan dispnea.

9)  Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik

terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap

dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan          luka

buruk,sering         infeksi.

Page 14: Laporan Pendahuluan Anemia

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan

ekimosis (aplastik).

10) Seksualitas

Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore. Hilang

libido(priadan            wanita). Imppoten.

Tanda :serviks dan dinding vagina pucat.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan

untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel ditandai dengan kavilari revil > 3detik, sianosis, kulit

pucat, membran mukosa kering, kuku dan rambut rapuh.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk

pembentukan sel darah merah ditandai denganklien mengeluh mual & muntah, terjadi penurunan

BB, penurunan lipatan kulit triseps, perubahan gusi, membran mukosa mulut.

3.  nyeri berhubungan dengan sakit kepala dan nyeri abdomen

4. Konstipasi  berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek

samping terapi obat ditandai dengan klien mengeluh BAB keras dalam waktu  lama, mual atau

muntah, penurunan nafsu makan, laporan nyeri abdomen tiba-tiba atau kram, gangguan bunyi

usus.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengiriman) dan kebutuhan ditandai dengan klien mengeluh tubuh lemah, lebih banyak

memerlukan istirahat.

6. Kurang pengetahuan berehubungan dengan kurang mengingat ; salah interpretasi informasi ;

tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan klien mengungkapkan ketidaktahuannya

tentang penyakit yang sedang dialami.

Page 15: Laporan Pendahuluan Anemia

7. Risiko infeksi berhubungan dengan  tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan

hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

8. Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan atau 

hemoragi.

 9. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist

3. Rencana Tindakan Keperawatan

No.

Dx.

Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan terjadi peningkatan

perfusi jaringan

Kriteria hasil :

        menunjukkan perfusi adekuat,

misalnya tanda vital stabil.

        Tidak terjadi sianosis

        Kapilarirefil < 3dtk.

        Kulit tidak pucat

        Membran mukosa lembab

        Kuku dan rambut kuat

   Berikan oksigen tambahan

sesuai indikasi

   Awasi tanda vital kaji

pengisian kapiler, warna

kulit/membrane mukosa,

dasar kuku.

   Tinggikan kepala tempat

tidur sesuai toleransi.

    Selidiki keluhan nyeri

dada/palpitasi.

   Kolaborasi pengawasan

hasil pemeriksaan

laboraturium. Berikan sel

   Memaksimalkan

transport oksigen ke

jaringan

   Memberikan

informasi tentang

derajat/keadekuatan

perfusi jaringan dan

membantu menetukan

keb. intervensi.

   Meningkatkan

ekspansi paru dan

memaksimalkan

oksigenasi untuk

kebutuhan seluler.

   Iskemia seluler

mempengaruhi

jaringan miokardial/

potensial risiko infark.

Page 16: Laporan Pendahuluan Anemia

darah merah

lengkap/packed produk

darah sesuai indikasi.

   Mengidentifikasi

defisiensi dan

kebutuhan pengobatan

/respons terhadap

terapi.

2 Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan  kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Kriteria hasil :

        menunujukkan

peningkatan/mempertahankan

berat badan dengan nilai

laboratorium normal.

        tidak mengalami tanda mal

nutrisi.

        Mual muntah menurun

        Terjadi kenaikan BB

        Menununjukkan perilaku,

perubahan pola hidup untuk

meningkatkan dan atau

mempertahankan berat badan

yang sesuai.

   Observasi riwayat nutrisi,

termasuk makan yang

disukai.

   Observasi dan catat

masukkan makanan

pasien.

   Timbang berat badan

setiap hari.

   Berikan makan sedikit

dengan frekuensi sering

dan atau makan diantara

waktu makan.

   Observasi dan catat

kejadian mual/muntah,

flatus dan dan gejala lain

yang berhubungan.

   Mengidentifikasi

defisiensi,

memudahkan

intervensi.

   Mengawasi masukkan

kalori atau kualitas

kekurangan konsumsi

makanan.

   Mengawasi penurunan

berat badan atau

efektivitas intervensi

nutrisi.

   Menurunkan

kelemahan,

meningkatkan

pemasukkan dan

mencegah distensi

gaster.

   Gejala GI dapat

menunjukkan efek

anemia (hipoksia)

pada organ.

Page 17: Laporan Pendahuluan Anemia

   Berikan dan Bantu

hygiene mulut yang baik ;

sebelum dan sesudah

makan, gunakan sikat

gigi.

   Kolaborasi pada ahli gizi

untuk rencana diet.

   Meningkatkan nafsu

makan dan

pemasukkan oral.

Menurunkan

pertumbuhan bakteri,

meminimalkan

kemungkinan infeksi.

Teknik perawatan

mulut khusus

mungkin diperlukan

bila jaringan

rapuh/luka/perdarahan

dan nyeri berat.

   Membantu dalam

rencana diet untuk

memenuhi kebutuhan

individual.

3 Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 3x 24 jam

diharapkan nyeri berkurang.

Kriteria hasil :

        Px mengungkapkan 

peningkatan perasan nyaman

        Px melaporkan tidak ada sakit

kepala atau nyeri abdomen

   Pertahankan lingkungan

yang tenang

   Mempertahankan tirah

baring selama pasien nyeri

(akut)

   Bantu px dalam ambulasi

sesuai dengan kebutuhan

   Berikan tindakan non

   Lingkungan yang

tenang dapat

meningkatkan

kenyamanan px

   Meminimalkan

stimulasi /

meningkatkan

relaksasi

   Pusing dan

penglihatan kabur

sering berhubungan

dengan sakit kepala.

Px juga mengalami

Page 18: Laporan Pendahuluan Anemia

4. Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama  3x24 jam

diharapkan  pola eliminasi klien

normal dari fungsi usus

Kriteria hasil :

- menunjukkan perubahan pola

eliminasi BAB dengan

konsistensi lembek , frekuensi

sesuai kebiasaan, warna khas

feses.

farmakologi untuk

menghilangkan rasa sakit,

misalnya, redupkan lampu

kamar, pijatan, dan tehnik

relaksasi

   Kolaborasi

Berikan sesuai indikasi :

analgetik

   Observasi warna feses,

konsistensi, frekuensi dan

jumlah.

   Auskultasi bunyi usus.

   Awasi intake dan output

(makanan dan cairan).

   Dorong masukkan cairan

2500-3000 ml/hari

hipotensi postural

   Untuk mengurangi

atau menghilangkan

rasa sakit

   Untuk menurunkan

atau menngontrol

nyeri dan menurunkan

rangsang sisitem saraf

simpatis

   Membantu

mengidentifikasi

penyebab /factor

pemberat dan

intervensi yang tepat

   Bunyi usus secara

umum meningkat

pada diare dan

menurun pada

konstipasi.

   Dapat

mengidentifikasi

dehidrasi, kehilangan

berlebihan atau alat

dalam

mengidentifikasi

Page 19: Laporan Pendahuluan Anemia

    Hindari makanan yang

membentuk gas.

   observasi kondisi kulit

perianal dengan sering,

catat perubahan kondisi

kulit atau mulai

kerusakan. Lakukan

perawatan perianal setiap

defekasi bila terjadi diare.

   Berikan pelembek feses,

stimulant ringan, laksatif

pembentuk bulk atau

enema sesuai indikasi.

Pantau keefektifan.

(kolaborasi)

   Mempermudah defekasi

bila konstipasi terjadi.

   Kolaborasi ahli gizi untuk

diet siembang dengan

tinggi serat dan bulk.

   Kolaborasi ; berikan obat

sesuai indikasi.

defisiensi diet.

   Membantu dalam

memperbaiki

konsistensi feses bila

konstipasi. Akan

membantu

memperthankan status

hidrasi pada diare.

   Menurunkan distress

gastric dan distensi

abdomen.

   Mencegah ekskoriasi

kulit dan kerusakan.

   Serat menahan enzim

pencernaan dan

mengabsorpsi air

dalam alirannya

sepanjang traktus

intestinal dan dengan

demikian

menghasilkan bulk,

yang bekerja sebagai

Page 20: Laporan Pendahuluan Anemia

perangsang untuk

defekasi.

   Menurunkan motilitas

usus bila diare terjadi.

   Membantu dalam

rencana diet untuk

memenuhi kebutuhan

individual.

    Kebutuhan

penggantian

tergantung pada tipe

anemia dan atau

adanyan masukkan

oral yang buruk dan

defisiensi yang

diidentifikasi.

5 Setelah diberiakan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan klien dapat

mempertahankan/meningkatkan

ambulasi/aktivitas.

Kriteria hasil :

        melaporkan peningkatan

toleransi aktivitas (termasuk

aktivitas sehari-hari)

        menunjukkan penurunan tanda

intolerasi fisiologis, misalnya

   Observasi kemampuan

ADL pasien.

   Observasi kehilangan atau

gangguan keseimbangan,

gaya jalan dan kelemahan

otot.

   Observasi tanda-tanda

vital sebelum dan sesudah

     Mempengaruhi

pilihan

intervensi/bantuan.

     Menunjukkan

perubahan neurology

karena defisiensi

vitamin B12

mempengaruhi

keamanan

pasien/risiko cedera.

Page 21: Laporan Pendahuluan Anemia

nadi, pernapasan, dan tekanan

darah masih dalam rentang

normal.

aktivitas.

   Berikan lingkungan

tenang, batasi pengunjung,

dan kurangi suara bising,

pertahankan tirah baring

bila di indikasikan.

   Anjurkan pasien istirahat

bila terjadi kelelahan dan

kelemahan, anjurkan

pasien melakukan

aktivitas semampunya

(tanpa memaksakan diri).

     Manifestasi

kardiopulmonal dari

upaya jantung dan

paru untuk membawa

jumlah oksigen

adekuat ke jaringan.

     Meningkatkan

istirahat untuk

menurunkan

kebutuhan oksigen

tubuh dan

menurunkan regangan

jantung dan paru.

     Meningkatkan

aktivitas secara

bertahap sampai

normal dan

memperbaiki tonus

otot/stamina tanpa

kelemahan.

Meingkatkan harga

diri dan rasa

terkontrol.

6 Setelah diberikan tindakan    Berikan informasi tentang    Memberikan dasar

Page 22: Laporan Pendahuluan Anemia

keperawatan selama 1x24 jam

diharapkan  pasien mengerti

dan memahami tentang

penyakit, prosedur diagnostic

dan rencana pengobatan.

Kriteria hasil : - pasien

menyatakan pemahamannya

proses penyakit dan

penatalaksanaan penyakit.

- mengidentifikasi factor

penyebab.

- Melakukan tiindakan yang

perlu/perubahan pola hidup.

anemia spesifik &

program terapi yang

diberikan.

   Tinjau tujuan dan

persiapan untuk

pemeriksaan diagnostic.

    Kaji tingkat pengetahuan

klien dan keluarga tentang

penyakitnya.

   Berikan penjelasan pada

klien tentang penyakitnya

dan kondisinya sekarang.

   Anjurkan klien dan

keluarga untuk

memperhatikan diet

makanan nya.

   Minta klien dan keluarga

mengulangi kembali

pengetahuan sehingga

pasien dapat membuat

pilihan yang tepat.

Menurunkan ansietas

dan dapat

meningkatkan

kerjasama dalam

program terapi.

   Ansietas/ketakutan

tentang ketidaktahuan

meningkatkan stress,

selanjutnya

meningkatkan beban

jantung. Pengetahuan

menurunkan ansietas.

   Megetahui seberapa

jauh pengalaman dan

pengetahuan klien dan

keluarga tentang

penyakitnya.

   Dengan mengetahui

penyakit dan

kondisinya sekarang,

klien dan keluarganya

akan merasa tenang

dan mengurangi rasa

cemas

   Diet dan pola makan

yang tepat membantu

proses penyembuhan.

Page 23: Laporan Pendahuluan Anemia

tentang materi yang telah

diberikan.    Mengetahui seberapa

jauh pemahaman klien

dan keluarga serta

menilai keberhasilan

dari tindakan yang

dilakukan.

7 Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

diharapkan resiko infeksi tidak

terjadi.

Kriteria hasil : -

mengidentifikasi perilaku untuk

mencegah/menurunkan risiko

infeksi.

- meningkatkan penyembuhan

luka, bebas drainase purulen

atau eritema, dan demam.

   Ajarkan teknik cuci

tangan yang baik ; oleh

pemberi perawatan kepada

pasien.

   Pertahankan teknik

aseptic ketat pada

prosedur/perawatan luka.

   Berikan perawatan kulit,

perianal dan oral dengan

cermat.

   Motivasi perubahan

posisi/ambulasi yang

sering, latihan batuk dan

napas dalam.

   Tingkatkan masukkan

cairan adekuat.

    Pantau/batasi

   Mencegah

kontaminasi

silang/kolonisasi

bacterial.

   Menurunkan risiko

kolonisasi/infeksi

bakteri.

   Menurunkan risiko

kerusakan

kulit/jaringan dan

infeksi.

   Meningkatkan

ventilasi semua

segmen paru dan

membantu

memobilisasi sekresi

untuk mencegah

pneumonia.

   Membantu dalam

pengenceran secret

pernapasan untuk

mempermudah

Page 24: Laporan Pendahuluan Anemia

.

pengunjung. Berikan

isolasi bila

memungkinkan.

   Pantau suhu tubuh. Catat

adanya menggigil dan

takikardia dengan atau

tanpa demam.

   Amati eritema/cairan

luka.

   Berikan antiseptic

topical ; antibiotic

sistemik (kolaborasi).

pengeluaran dan

mencegah stasis

cairan tubuh misalnya

pernapasan dan ginjal.

   Membatasi pemajanan

pada bakteri/infeksi.

Perlindungan isolasi

dibutuhkan pada

anemia, bila respons

imun sangat

terganggu.

   Adanya proses

inflamasi/infeksi

membutuhkan

evaluasi/pengobatan.

   Indikator infeksi

lokal. Catatan :

pembentukan pus

mungkin tidak ada

bila granulosit

tertekan.

   Mungkin digunakan

secara propilaktik

untuk menurunkan

kolonisasi atau untuk

pengobatan proses

infeksi local.

Page 25: Laporan Pendahuluan Anemia

8.

9.

Setelah diberikan tindakan

keperawatan diharapkan tidak

terjadi kekurangan volume

cairan dengan kriteria hasil

        Menunjukkan volume cairan

normal, dibuktikan oleh TD,

kecepatan nadi, BB, dan

haluaran urin dalam batas

normal.

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam

   Awasi TTV

   Catat perubahan mental,

turgor kulit, hidrasi

membran mukosa.

   Ukur / hitung masukan,

pengeluaran, dan

keseimbangan cairan.

Catat kehilangan tak

tampak

   Timbang BB tiap hari

   Kolaborasi :

   berikan cairan IV dalam

observasi ketat atau

dengan alat kontrol sesuai

indikasi.

   Awasi atau ganti elektrolit

sesuai indikasi

   Kekurangan atau

perpindahan cairan

meningkatkan

frekuensi jantung,

menurunkan TD, dan

mengurangi volume

nadi

   Kekurangan cairan

dapat diidentifikasi

dengan penurunan

turgor kulit, membram

mukosa kering

   Memberikan

informasi tentang

status cairan umum.

Kecenderungan

keseimbangan cairan

negatif dapat

menunjukkan

terjadinya defisit.

   Perubahan cepat

menunjukkan

gangguan dalam air

tubuh total.

   Memperbaiki atau

mempertahankan

volume sirkulasi dan

tekanan osmotik.

Page 26: Laporan Pendahuluan Anemia

diharapkan   resiko kerusakan

integritas kulit tidak terjadi.

Kriteria hasil : -

mengidentifikasi factor

risiko/perilaku individu untuk

mencegah cedera dermal.

   Kaji integritas kulit, catat

perubahan pada turgor,

gangguan warna, hangat

local, eritema, ekskoriasi.

   Reposisi secara periodic

dan pijat permukaan

tulang apabila pasien tidak

bergerak atau ditempat

tidur.

   Anjurkan pemukaan kulit

kering dan bersih. Batasi

penggunaan sabun.

   Bantu untuk latihan

rentang gerak.

   Elektrolit khususnya

kalium dan natrium

mungkin menurun

sebagai akibat

penurunan volume

cairan

   Kondisi kulit

dipengaruhi oleh

sirkulasi, nutrisi dan

imobilisasi. Jaringan

dapat menjadi rapuh

dan cenderung untuk

infeksi dan rusak.

   Meningkatkan

sirkulasi kesemua

kulit, membatasi

iskemia jaringan/

mempengarhi

hipoksia seluler.

   Area lembab,

terkontaminasi,

memberikan media

yang sangat baik

untuk pertumbuhan

organisme patogenik.

Sabun dapat

mengeringkan kulit

secara berlebihan.

    Meningkatkan

Page 27: Laporan Pendahuluan Anemia

sirkulasi jaringan,

mencegah stasis.