laporan kasus anemia aplastik backup

36
Laporan Kasus ANEMIA APLASTIK Oleh Mentari Effendi 1102009169 Pembimbing Dr. Ani, Sp.A SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA Februari, 2015

Upload: mentari-effendi

Post on 05-Nov-2015

126 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

PAGE

Laporan Kasus

ANEMIA APLASTIK

Oleh

Mentari Effendi1102009169PembimbingDr. Ani, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI JAKARTAFebruari, 2015PENDAHULUAN

Anemia aplastik bukan penyakit tunggal, tetapi suatu kelompok penyakit yang berhubungan dengan kegagalan sumsum tulang untuk menghasilkan ketiga tipe sel darah yaitu : sel darah merah, sel darah putih dan platelet 1. Pengurangan jumlah sel darah merah menyebabkan rendahnya kadar Hb dalam darah tepi, sel darah putih yang berkurang jumlahnya menyebabkan pasien mudah terkena infeksi, pengurangan pembentukan platelet menyebabkan darah sukar membeku 2.

Anemia aplastik adalah sindrom kegagalan sumsum tulang yang ditandai dengan pansitopenia dan hipoplasia sumsum tulang 3. Aplasia yang hanya mengenai sistem eritropoetik disebut eritroblastopenia (anemia hipoplastik); yang hanya mengenai sistem granulopoetik saja disebut agranulositosis (penyakit Schultz) sedangkan yang hanya mengenai sistem trombopoetik disebut amegakariositik trombositopenik purpura (ATP), anemia aplastik mengenai ketiga sistem ini 4.

Anemia aplastik jarang ditemukan. Insidensi bervariasi di seluruh dunia, berkisar antara 2 sampai 6 juta kasus persejuta penduduk pertahun. Penelitian The International Aplastic Anemia and Agranulocytosis Study di awal tahun 1980-an menemukan frekuensi di Eropa dan Israel 2 kasus persejuta penduduk. Perjalanan penyakit pada pria juga lebih berat daripada wanita. Perbedaan umur dan jenis kelamin mungkin disebabkan oleh risiko pekerjaan, sedangkan perbedaan geografis mungkin disebabkan oleh pengaruh lingkungan 5.

Pemeriksaan penunjang pada anemia aplastik berupa pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah tepi (blood smear) dan pemeriksaan BMA (Bone Marrow Aspiration) 6.

Terapi anemia aplastik dapat dibagi menjadi terapi primer dan terapi suportif. Terapi primer secara umum terdiri dari transplantasi sumsum tulang dan terapi imunosupresif. Terapi suportif berupa transfusi sesuai dengan sel hemopoetik yang dibutuhkan 7.

Berikut ini akan dilaporkan suatu kasus anemia aplastik pada seorang anak laki-laki berumur 10 tahun yang dirawat di bangsal anak RSUD Cibitung LAPORAN KASUSI.IDENTITAS

A.Identitas Penderita

Nama

: An. N

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat & tanggal Lahir: Bekasi, 01 Januari 2005

Umur

: 10 tahun 1 bulan

B.Identitas Orangtua

Ayah

Ibu

Nama

: Tn. N

Nama

: Ny. T

Umur

: 40 tahun

Umur

: 34 tahun

Pendidikan: SMA

Pendidikan: SMA

Pekerjaan: Swasta

Pekerjaan: Swasta

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Alamat : Ujung HarapanII.ANAMNESIS

Alloanamnesis dengan ibu kandung penderita, tanggal 11 Februari 2015 pukul 14.00 WITA.

a. Keluhan Utama Bercak-bercak kehitaman pada seluruh tubuh dan lrmasb.Riwayat Penyakit Sekarang

Badan timbul bercak-bercak hitam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya muncul bercak-bercak sejak 2 minggu sebelum masuk ruah sakit pada daerah wajah dan leher yang kemudian menjalar keseluruh tubuh. Pasien juga terlihat pucat didaerah bibir, telapak tangan dan kaki. Pasien juga mengeluhkan sakit tenggorokan dan panas badan naik turun sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.c.Riwayat Penyakit Dahulu d.Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1.Riwayat Antenatal

Ibu rajin periksa kehamilan ke Puskesmas dan sudah mendapat suntikan TT 2 kali, selama kehamilan ibu penderita tidak pernah sakit, tidak pernah minum obat-obatan tertentu, makan dan minum seperti biasa dan tidak pernah terkena radiasi atau bahan kimia.

2.Riwayat Natal

Lahir spontan ditolong oleh bidan di rumah sakit, berat badan lahir, nilai APGAR, panjang badan lahir dan lingkar kepala lahir ibu lupa.

3.Riwayat Neonatal

Anak lahir langsung menangis dengan gerakan aktif dan warna seluruh badan kemerahan. Selama periode ini penderita tidak pernah sakit.

f.Riwayat Imunisasi

NamaDasar (Umur dalam hari/bulan)Ulangan (Umur dalam bulan)

BCG2-

Polio2 3 45-

Hepatitis B 345-

DPT 234 -

Campak 9-

g.Riwayat Makanan

Penderita mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan, PASI sejak usia 6 bulan berupa susu kadang diselingi dengan buah-buahan dan bubur nasi. Penderita tidak pernah mengalami gangguan dalam pola makan, saat ini penderita tidak mengalami penurunan nafsu makan. Frekuensi makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur dan ikan tapi tidak pernah habis.h. Riwayat Keluarga Tidak ada dikeluarga yang menderita penyakit seperti penderita. Tidak ada riwayat penyakit asma, darah tinggi, kencing manis maupun penyakit keganasan dikeluarga.

3.PEMERIKSAAN FISIK

a.Keadaan umum : tampak pucatb.Kesadaran : komposmentis, GCS 4-5-6

c.Tanda vital

Tensi

: 100/60 mmHg

Nadi: 170 kali/menit, kualitas kuat

Suhu: 38,3 C

Respirasi: 24 kali/menit, teratur

Berat Badan: 28 Kg (79% standar BB/U)e.Kepala/leher

Kepala:Bentuk kepala simetris, ukuran mesosefali, ubun-ubun besar datar, ubun-ubun kecil sudah menutup.

Rambut:Rambut berwarna hitam, tebal, distribusi merata, tidak terdapat alopesia.

Mata:Palpebra tidak edema, alis dan bulu mata tidak mudah dicabut dan tidak mudah rontok, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, produksi air mata cukup, pupil berdiameter 3 mm/3 mm, isokor, reflek cahaya +/+, kornea jernih.

Telinga:Bentuk normal, simetris, tidak ada secret, serumen minimal, nyeri tidak ada.

Hidung:Hidung berbentuk normal, simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak terdapat epistaksis, kotoran hidung minimal.

Mulut:Bentuk tidak ada kelainan, mukosa bibir basah, bercak darah (-). Gusi tidak berdarah dan tidak bengkak. Bibir tampak anemis.

Lidah:Bentuk simetris, anemis, tidak tremor, tidak kotor, warna merah keputihan.

Pharing:Tidak tampak hiperemis, tidak edema, tidak ada abses, tidak ada pseudomembran.

Tonsil:Warna merah muda, tidak membesar, tidak ada abses/pseudomembran.

f.Leher:Pada vena jugularis tidak teraba pulsasi, tekanan vena jugularis tidak meningkat, pembesaran kelenjar leher tidak teraba, kuduk kaku tidak ditemukan, massa tidak ada, tortikolistidak ditemukan.

g.Toraks

1. Pulmo

Inspeksi:Bentuk simetris, tidak ditemukan retraksi dinding dada

Pernapasan:Inspirasi dan ekspirasi normal, frekuensi 24 kali/menit, teratur

Palpasi:Pergerakan napas dada simetris, fremitus fokal simetris kanan dan kiri

Perkusi:Suara ketok sonor

Auskultasi:Suara napas vesikuler, tidak ditemukan ronki dan wheezing

2.Cor

Inspeksi:Tidak terlihat adanya vousseure cardiaque, pulsasi dan ictus

Palpasi:Tidak teraba adanya thrill, apeks tidak teraba

Perkusi:Batas kanan : ICS IV LPS kanan

Batas kiri : ICS V LMK kiri

Batas atas : ICS II LPS kanan

Auskultasi:S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat bising, tidak ada takikardia, frekuensi 96 kali/menit, reguler

h.Abdomen

Inspeksi:Bentuk cembung, simetris

Palpasi:Hepar dan lien tidak teraba (tidak ada organomegali), tidak ditemukan massa

Perkusi:Suara ketuk timpani, tidak ditemukan adanya asites

Auskultasi:Bising usus (+) normal

i.Ekstremitas

Umum:Akral hangat, tidak edema, tidak ada parese, kedua telapak tangan dan kaki tampak pucat

Neurologis:Gerakan normal, tonus tidak meningkat, tidak ada atrofi, tidak didapatkan klonus, reflek fisiologis tidak meningkat, reflek patologis tidak ada. Sensibilitas normal. Tanda rangsangan meningeal tidak ada

j.Susunan saraf:Dalam batas normal

k.Genitalia:Jenis kelamin laki-laki. Pemeriksaan genitalia tidak didapatkan adanya kelainan

l.Anus:Positif, tidak ada kelainan

4.PEMERIKSAAN PENUNJANG

11 Februari 2015

Hematologi

Hb

:4,3 gr% (normal L : 13,0-17,5 gr%; P : 11,5-15,5 gr%)

Leukosit:2200/L (normal : 4700 10.500 L)

Hematokrit:11,2% (normal L : 40-50%; P : 35-45%)

Eritrosit: 1,8 jl/mm3 (normal: 3,8-5,8 jl/mm3)

Trombosit:30.000/L (normal : 150.000-350.000)

SGOT

: 33 U/L (normal :