laporan kimia

19
Penentuan Titik Didih dan Titik Beku Larutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelumnya kita telah mempelajari apa itu titik didih dan titik beku. Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan di permukaan. Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan di permukaan. Adapun titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Selain itu, adapula yang dinamakan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Keduanya tergolong ke dalam sifat koligatif, sehingga kenaikan titik didih maupun penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, kami ingin membuktikannya dengan melakukan percobaan dan menulis laporan yang diberi judul “Penentuan Titik Didih dan Titik Beku Larutan”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perbandingan titik didih dan titik beku? 2. Larutan manakah yang titik bekunya lebih rendah dan titik didihnya lebih tinggi? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbandingan titik didih dan titik beku. 1

Upload: dheanirac

Post on 09-Aug-2015

277 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan kimia mengenai Penentuan Titik Didih dan Titik Beku Larutan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KIMIA

Penentuan Titik Didih dan Titik Beku Larutan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelumnya kita telah mempelajari apa itu titik didih dan titik beku. Titik didih

adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan di permukaan. Oleh

karena itu, titik didih bergantung pada tekanan di permukaan. Adapun titik beku adalah

suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Selain itu,

adapula yang dinamakan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Keduanya

tergolong ke dalam sifat koligatif, sehingga kenaikan titik didih maupun penurunan titik

beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel

dalam larutan.

Oleh karena itu, kami ingin membuktikannya dengan melakukan percobaan dan

menulis laporan yang diberi judul “Penentuan Titik Didih dan Titik Beku Larutan”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perbandingan titik didih dan titik beku?

2. Larutan manakah yang titik bekunya lebih rendah dan titik didihnya lebih tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbandingan titik didih dan titik beku.

2. Mengetahui larutan yang titik bekunya lebih rendah dan titik didihnya lebih

tinggi.

1.4 Asumsi Dasar

Dalam penelitian ini, kami berasumsi bahwa apabila titik beku suatu larutan semakin

rendah maka titik didihnya akan semakin tinggi, dan apabila titik beku suatu larutan

semakin tinggi maka titik didihnya akan semakin rendah. Sehingga urutan titik didih

dari yang terendah adalah Aquades < urea 0,05 m < NaCl 0,05 m < urea 1 m < NaCl 1

m dan urutan titik beku dari yang terendah adalah NaCl 1 m < urea 1 m < NaCl 0,05 m

< urea 0,05 m < Aquades

1

Page 2: LAPORAN KIMIA

BAB II

LANDASAN TEORI

Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut

tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri

dari dua jenis, yaitu :

Sifat koligatif larutan elektrolit

Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih

besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit. Banyaknya partikel zat terlarut hasil

reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam faktor Van't Hoff. Perhitungan sifat

koligatif larutan elektrolit selalu dikalikan dengan faktor Van't Hoff :

Keterangan :

= faktor Van't Hoff

n = jumlah koefisien kation

= derajat ionisasi

Sifat koligatif larutan nonelektrolit.

Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada

interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat

terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap,

kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.

Molalitas dan Fraksi Mol

Dalam larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya ditentukan oleh banyaknya

partikel zat terlarut. Oleh karena sifat koligatif larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat

terlarut, maka perlu diketahui tentang konsentrasi larutan.

2

Page 3: LAPORAN KIMIA

Molalitas (m)

Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram)

pelarutMolalitas didefinisikan dengan persamaan berikut

Keterangan :

m = molalitas larutan (mol / kg)

n = jumlah mol zat terlarut (g / mol)

P = massa pelarut (g)

Fraksi Mol

Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan

berdasarkan mol[. Fraksi mol komponen , dilambangkan dengan adalah jumlah mol

komponen dibagi dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan. Fraksi mol

adalah dan seterusnya[2]. Jumlah fraksi mol dari semua komponen adalah 1.

Persamaannya dapat ditulis[2]. Molalitas didefinisikan dengan persamaan berikut:

Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku

Kenaikan Titik Didih

Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan

uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya

penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1

atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik

didih pelarut murninya]. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam

suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. Oleh karena

itu, penguapan partikel - partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar.

3

Page 4: LAPORAN KIMIA

Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik

didih yang dinyatakan dengan ( ). Persamaannya dapat ditulis:

Keterangan :

Tb = kenaikan titik didih

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

m = massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif

Penurunan Titik Beku

Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil

daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan :

Tf = penurunan titik beku

Kf = penurunan titik beku molal

m = molal larutan

Mr = massa molekul relative

4

Page 5: LAPORAN KIMIA

BAB III

METODE PENELITIAN

1.5 Variabel-Variabel

1 Variable Bebas : - larutannya (aquades, NaCl, urea)

- konsentrasi larutan

2 Variable Terikat : titik didih dan titik beku larutan

(indikator: angka yang ditunjukan termometer)

3 Variable Kontrol : gelas kimia, tabung reaksi, jumlah larutannya, spirtus, es batu.

3.1 Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Stage tabung reaksi

3. Beaker plastik

4. Thermometer

5. Gelas kimia

6. Kaki tiga

5

Page 6: LAPORAN KIMIA

7. Kawat kasa 8. Penjepit

9. Pembakar spiritus

Bahan

1. Aquades

2. NaCl 0.05 m

3. NaCL 1 m

4. Urea 0.05 m

5. Urea 1 m

6

Page 7: LAPORAN KIMIA

6. Es batu

3.2 Langkah kerja

Percobaan 1 : Menentukan Titik Beku

1. Ambilah larutan aquades, NaCl dan urea sebanyak kurang lebih tingginya 2 cm

dan masukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.

2. Pecahkan es batu dan masukkan ke dalam beaker plastik.

3. Masukkan tabung reaksi yang sudah diberi larutan ke dalam beaker plastik secara

bergantian.

4. Tunggulah sampai larutan tersebut hampir membeku.

5. Ukurlah titik beku dengan menggunakan termometer.

7

Page 8: LAPORAN KIMIA

6. Catatlah hasilnya.

Percobaan 2 : Menentukan Titik Didih

1. Ambilah larutan aquades, NaCl dan urea masing-masing 20 ml dan masukkan ke

dalam gelas kimia yang telah disediakan

2. Panaskan masing – masing larutan secara bergantian hingga mendidih.

Urea 0,05 m Urea 1 m Aquades

NaCl 0,05 m NaCl 1 m

3. Ukurlah titik didih masing – masing larutan dengan menggunakan termometer.

4. Catatlah hasilnya.

8

Page 9: LAPORAN KIMIA

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Tabel Pengamatan

1.1 Grafik

9

No Larutan Titik didih Titik beku

1 Aquades 90 o C 0,1 o C

2 NaCl 0,05 m 89 o C 0 o C

3 NaCl 1 m 92 o C -0,2 o C

4 Urea 0,05 m 92 o C 0,1 o C

5 Urea 1 m 95o C -0,1 o C

Page 10: LAPORAN KIMIA

1.2 Analisis Data

Dari data diatas dapat di ketahuin bahwa Aquades memliki titik didih pada suhu 90 o C

dan titik bekunya 0,1 o C . Sedangkan NaCl 0,05 m memiliki titik didih 89 o C dan titik

bekunya 0 o C berbeda dengan NaCl 1 m yang memiliki titik didih lebih tinggi yaitu

92 o C dan titik beku yang lebih rendah yaitu -0,2 o C . Dan pada larutan urea 0,05 m

titik didihnya mencapai 92 o C dan titik beku 0,1 o C sedangkan pada larutan urea 1 m

titik didihnya lebih tinggi yaitu 95 o C dan titik beku yang lebih rendah yaitu -0,1 o C .

10

Page 11: LAPORAN KIMIA

BAB V

PEMBAHASAN

Titik didih

Pengolahan data berdasarkan teori

1. Aquades (Tb pel) : 90°

2. Urea 1 m

∆ Tb=m× kb

∆ Tb=1× 0,52

∆ Tb=0,52 °

∆ Tb=Tb lar−Tb pel

0,52 °=Tb lar−¿ 90°

Tb lar=90 , 52°

3. Urea 0,05 m

∆ Tb=m× kb

∆ Tb=0,05×0,52

∆ Tb=0,026 °

∆ Tb=Tb lar−Tb pel

0,026 °=Tb lar−¿ 90°

Tb lar=90,026 °

4. NaCl 1 m

∆ Tb=kb× m¿

∆ Tb=0,52×1¿

∆ Tb=1,04 °

∆ Tb=Tb lar−Tb pel

1,04 °=Tb lar−90 °

Tb lar=91,04 °

5. NaCl 0,05 m

∆ Tb=kb× m¿

∆ Tb=0,52 °× 0,05¿

∆ Tb=0,052 °

∆ Tb=Tb lar−Tb pel

11

Page 12: LAPORAN KIMIA

0,052 °=Tb lar−90

Tb lar=90,052 °

Data penghitungan (berdasarkan teori)

Urutan titik didih dari

yang terendah

Aquades < urea 0,05 m <

NaCl 0,05 m < urea 1 m <

NaCl 1 m

Data Percobaan (Berdasarkan Praktikum)

Urutan titik didih dari

yang terendah

NaCl 0,05 m < Aquades <

urea 0,05 m dan NaCl 1 m

< Urea 1 m

Pembahasan (Alasan)

Perbedaan antara data perhitungan (berdasarkan teori) dengan data percobaan

(berdasarkan praktikum) kemungkinan terjadi karena kesalahan ketika praktek. Dimana

ketika titik didih yang di tunjukan thermometer belum stabil, kami sudah mengangkat

thermometer tersebut dari larutan yang dipanaskan sehingga suhu yang kami catat tidak

akurat dan tidak sesuai dengan teori.

Titik beku

Pengolahan data berdasarkan teori

1. Aquades (Tf pel) : 0,1°

2. Urea 1 m

∆ Tf =m× kf

∆ Tf =1× 1,86

∆ Tf =1,86

12

No Larutan Titik didih

1 Aquades 90 o C

2 NaCl 0,05 m 90,052 o C

3 NaCl 1 m 91,04 o C

4 Urea 0,05 m 90,026 o C

5 Urea 1 m 90,52o C

No Larutan Titik didih

1 Aquades 90 o C

2 NaCl 0,05 m 89 o C

3 NaCl 1 m 92 o C

4 Urea 0,05 m 92 o C

5 Urea 1 m 95o C

Page 13: LAPORAN KIMIA

∆ Tf =Tf pel−Tf lar

1,86=0.1−Tf lar

Tf lar=−1,76

3. Urea 0.05 m

∆ Tf =m× kf

∆ Tf =0.05 ×1,86

∆ Tf =0,093

∆ Tf =Tf pel−Tf lar

0,093=0.1−Tf lar

Tf lar=0,007

4. NaCl 1 m

∆ Tf =kf ×m ¿

∆ Tf =1,86 ×1¿

∆ Tf =3,72

∆ Tf =Tf pel−Tf lar

3,72=0.1−Tf lar

Tf lar=−3,62

1. NaCl 0.05 m

∆ Tf =kf ×m ¿

∆ Tf =1,86 ×0,05¿

∆ Tf =0,186

∆ Tf =Tf pel−Tf lar

0,186=0.1−Tf lar

Tf lar=−0,086

Data penghitungan (data berdasarkan teori)

Urutan titik beku dari yang

terendah

NaCl 1 m < urea 1 m <

NaCl 0,05 m < urea 0,05 m

< Aquades

Data percobaan

Urutan titik beku dari yang

terendah

13

No Larutan Titik beku

1 Aquades 0,1 o C

2 NaCl 0,05 m -0,086 o C

3 NaCl 1 m -3,62 o C

4 Urea 0,05 m 0,007 o C

5 Urea 1 m -1,76o C

No Larutan Titik didih

1 Aquades 0,1 o C

2 NaCl 0,05 m 0 o C

3 NaCl 1 m -0,2 o C

4 Urea 0,05 m 0,1 o C

5 Urea 1 m -0,1o C

Page 14: LAPORAN KIMIA

NaCl 1 m < urea 1 m < NaCl 0,05 m < Aquades dan urea 0,05 m

Pembahasan (Alasan)

Perbedaan antara data perhitungan dengan data percobaan kemungkinan terjadi karena

kesalahan ketika praktek. Dimana ketika kami mengukur titik beku, tidak tepat saat

larutan mulai membeku.

BAB VI

KESIMPULAN

Asumsi dasar kami ternyata tidak sesuai dengan hasil percobaan. Karena

kemungkinan terjadi beberapa kesalahan ketika kami melakukan percobaan baik saat

menentukan titik didih maupun titik beku. Dimana ketika titik didih yang di tunjukan

thermometer belum stabil, kami sudah mengangkat thermometer tersebut dari larutan yang

dipanaskan sehingga suhu yang kami catat tidak akurat dan tidak sesuai dengan teori. Dan

ketika kami mengukur titik beku, tidak tepat saat larutan mulai membeku.

14

Page 15: LAPORAN KIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael dan Sunardi. 2012. Kimia jilid 3 untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Utami, B., Agung Nugroho, Lina Mahardiani, Sri Yatimnah, dan Bakti Mulyani. 2009. Kimia

untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional

15