laporan kimia medik

27
LAPORAN KIMIA MEDIK (PROTEIN) PRINSIP PERCOBAAN 1. Uji Susunan Elementer Protein Semua jenis protein tersusun atas unsur-usur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Adapula protein yang mengandung sedikit belerang (S) dan fosfor (P). Dengan metode pembakaran atau pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein, yaitu C, H, O, dan N. 2. Uji Kelarutan Protein Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah dengan etanol absolute, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein. 3. Uji Pengendapan Protein dengan Garam Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan

Upload: sartika-safitri

Post on 28-Dec-2015

103 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jmj

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KIMIA MEDIK

LAPORAN KIMIA MEDIK (PROTEIN)

PRINSIP PERCOBAAN

1. Uji Susunan Elementer Protein

       Semua jenis protein tersusun atas unsur-usur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), 

dan nitrogen (N). Adapula protein yang mengandung sedikit belerang (S) dan fosfor (P). 

Dengan metode pembakaran atau pengabuan,  akan diperoleh unsur-unsur penyusun 

protein, yaitu C, H, O, dan N.

2. Uji Kelarutan Protein

       Protein bersifat  amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa. 

Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang mudah larut 

dan ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak 

seperti eter atau kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah dengan etanol 

absolute,  maka   protein   akan  menggumpal   (terkoagulasi).   Hal   ini   disebabkan   etanol 

menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.

3. Uji Pengendapan Protein dengan Garam

        Pengaruh   penambahan   garam   terhadap   kelarutan   protein   berbeda-beda, 

tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi 

konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan 

protein.  Peristiwa  pemisahan  atau  pengendapan  protein  oleh  garam berkonsentrasi 

tinggi disebut salting out.

4. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik

       Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam organik 

seperti asam pikrat,  asam trikloroasetat,  dan asam sulfosalisilat.  Penambahan asam-

asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut. Kemudian, protein 

dapat pula mengalami denaturasi irrevesibel dengan adanya logam-logam berat seperti 

Cu2+, Hg2+, atau Pb2+ sehingga mudah mengendap.

5. Uji Biuret

Page 2: LAPORAN KIMIA MEDIK

       Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida 

atau   ikatan-ikatan   peptida   yang  menyusun   protein  membentuk   senyawa   kompleks 

berwarna ungu (violet).  Reaksi  biuret  positif   terhadap dua buah  ikatan peptida atau 

lebih,   tetapi   negatif   untuk   asam   amino   bebas   atau   dipeptida.   Reaksi   pun   positif 

terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, 

dan –CONH2.

       Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan 

dua molekul urea.

6. Uji Ninhidrin

        Semua   asam   amino-α  bebas   akan   bereaksi   dengan   ninhidrin   (triketohidrinden 

hidrat) membentuk aldehid dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH3 dan 

CO2.  Di   samping   itu   terbentuk  senyawa kompleks  berwarna  biru,  namun prolin  dan 

hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning yang diduga disebabkan oleh 2 

molekul ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.

7. Uji Xantroprotein

        Reaksi  pada uji  Xantoprotein didasarkan pada nitrasi   inti benzena yang terdapat 

pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin benzena (tirosin, triptofan, 

dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih 

yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk 

dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.

8. Uji Titik Isoelekrik

        Pada   asam-asam   amino   bebas,   protein   pun   mempunyai   titik   isoelektrik   yang 

berbeda yang berbeda-beda. Titik isoelektrik (TI)  adalah daerah pH tertentu di mana 

protein   tidak   mempunyai   selisih   muatan   atau   jumlah   mutan   positif   dan   muatan 

negatifnya sama, sehingga tidak bergerak bila diletakkan dalam medan listrik. Pada pH 

isoelektrik   (pI),   daya   kelarutan   protein   minimal,   sehingga   menyebabkan   protein 

mengendap.

UJI ELEMENTER

Page 3: LAPORAN KIMIA MEDIK

Struktur protein

dapat   dilihat   sebagai   hirarki,   yaitu   berupa   struktur   primer   (tingkat   satu),   sekunder 

(tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]

struktur primer protein merupakan urutan  asam amino penyusun protein yang 

dihubungkan   melalui  ikatan   peptida  (amida).  Frederick   Sanger  merupakan 

ilmuwan yang berjasa  dengan temuan metode penentuan deret  asam amino 

pada   protein,   dengan   penggunaan   beberapa   enzim  protease  yang   mengiris 

ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek 

untuk   dipisahkan   lebih   lanjut   dengan   bantuan   kertas   kromatografik.   Urutan 

asam   amino   menentukan   fungsi   protein,   pada   tahun   1957,  Vernon   Ingram 

menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan 

lebih lanjut memicu mutasi genetik.

struktur   sekunder   protein   adalah   struktur   tiga   dimensi   lokal   dari   berbagai 

rangkaian   asam   amino   pada   protein   yang   distabilkan   oleh  ikatan   hidrogen. 

Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut: 

o alpha helix  (α-helix,   "puntiran-alfa"),  berupa  pilinan   rantai   asam-asam 

amino berbentuk seperti spiral;

o beta-sheet  (β-sheet,  "lempeng-beta"),  berupa lembaran-lembaran lebar 

yang   tersusun   dari   sejumlah   rantai   asam   amino   yang   saling   terikat 

melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);

o beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan

o gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]

struktur   tersier   yang   merupakan   gabungan   dari   aneka   ragam   dari   struktur 

sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein 

dapat berinteraksi secara fisik tanpa  ikatan kovalen membentuk oligomer yang 

stabil   (misalnya   dimer,   trimer,   atau   kuartomer)   dan   membentuk   struktur 

kuartener.

contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.

Page 4: LAPORAN KIMIA MEDIK

Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein 

dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan 

dengan   instrumen  amino acid analyzer,   (2)   analisis   sekuens   dari   ujung-N   dengan 

menggunakan   degradasi  Edman,   (3)   kombinasi   dari   digesti   dengan   tripsin   dan 

spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.

Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism

(CD)   dan  Fourier Transform Infra Red  (FTIR).[6]  Spektrum   CD   dari   puntiran-alfa 

menunjukkan   dua   absorbans   negatif   pada   208   dan   220   nm   dan   lempeng-beta 

menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur 

sekunder   dari   protein   bisa   dikalkulasi   dari   spektrum  CD.   Pada   spektrum   FTIR,   pita 

amida-I  dari  puntiran-alfa  berbeda  dibandingkan  dengan  pita  amida-I  dari   lempeng-

beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum 

inframerah.

Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 

asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu  domain.  Pada protein 

yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai 

polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda 

dengan   komponen   penyusunnya.   Bila   struktur  domain  pada   struktur   kompleks   ini 

berpisah,  maka  fungsi  biologis  masing-masing  komponen domain penyusunnya tidak 

hilang.   Inilah   yang  membedakan   struktur  domain  dengan   struktur   kuartener.   Pada 

struktur   kuartener,   setelah   struktur   kompleksnya   berpisah,   protein   tersebut   tidak 

fungsional.

KASEIN

Kasein  yang dikenal sebagai protein padat dalam susu berasal  dari  bahasa Latin 

caseus yang berarti keju. Kasein merupakan fosfoprotein paling dominan yang terdapat 

pada   susu   dan   keju.   Dalam susu,   sekitar   80%   dari  proteinnya   adalah   kasein   yang 

biasanya berupa garam dari kalsium.

Page 5: LAPORAN KIMIA MEDIK

Kasein tidak dapat dikoagulasi oleh panas. Kasein akan diendapkan oleh asam dan 

enzim rennet. Enzim rennet adalah enzim proteolitik yang biasanya berasal dari perut 

sapi.   Ketika   dikoagulasi   oleh   rennet,   kasein   disebut parakasein.   Istilah  kaseinogen

digunakan untuk protein yang tidak terkoagulasi, sedangkan kasein merupakan protein 

yang   terkoagulasi.

Kasein tidak mempunyai jembatan disulfida. Sebagian kecil memiliki struktur sekunder 

dan   sisanya   merupakan   struktur   tersier.   Karena   strukturnya   itu,   kasein   tidak 

terdenaturasi seperti protein lain pada umumnya.

Kasein merupakan senyawa amfoter  yang dapat  bereaksi  dengan asam maupun 

basa.  Hal   ini  disebabkan karena molekulnya  mempunyai  muatan positif  dan negatif. 

Pada saat titik isoelektrik dicapai, muatan positif dan negatifnya adalah sama. Bila pH di 

atas titik isoelektrik, protein akan bermuatan negatif. Sebaliknya apabila pH berada di 

bawah titik isoelekterik,  protein akan bermuatan positif.  Kasein dapat secara mudah

mengendap pada titik isoelektriknya  karena   kasein   mengalami   dehidrasi.   Protein-

protein lainnya tidak mengendap pada titik isoelektriknya, karena protein lainnya tidak 

mengalami dehidrasi seperti pada kasein. 

UJI BIURET

GELATIN

Gelatin adalah zat kimia padat, tembus cahaya, tak berwarna, rapuh (jika kering), dan

tak berasa, yang didapatkan dari kolagen yang berasal dari berbagai produk

sampingan hewan. Gelatin umumnya digunakan sebagai zat pembuat gel pada 

makanan, farmasi, fotografi, dan pabrik kosmetik.

Gelatin merupakan campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari

hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang .

Page 6: LAPORAN KIMIA MEDIK

Gelatin komersial biasanya diperoleh dari ikan, sapi, dan babi. Dalam industri pangan, 

gelatin luas dipakai sebagai salah satu bahan baku dari permen lunak, jeli, dan es krim.

Larutan Biuret

Larutan Biuret dipakai untuk menguji adanya kandungan protein dalam suatu bahan 

(makanan).

Cara membuat larutan Biuret yaitu:

(1) Larutan perusi/terusi atau CuSO4 (kupri sulfat) seberat 1 gram ke dalam air suling 99 

gram. Wadahilah dalam botol tersendiri.

(2) Larutkan 20 gram NaOH dalam air suling 80 gram. Wadahi dalam botol terpisah.

Cara Penggunaan: Zat yang akan diuji ditetesi dulu dengan larutan NaOH, baru setelah 

beberapa saat ditetesi dengan larutan perusi. Adanya protein ditandai dengan 

perubahan warna bahan menjadi ungu.

Uji Negatif biuret

Uji biuret akan memberikan hasil yang negatif apabila suatu zat tidak memiliki ikatan 

peptida (ex: Glisin). Ditunjukkan dengan warna biru setelah reaksi.

Uji Biuret

No. Zat Uji Hasil Uji Biuret Polipetida (+/-)

1 Albumin 2 % Berwarna Ungu + 

2 Gelatin 2% Berwarna Violet +

3 Kasein 0.5% Berwarna Ungu +

4 Glisin 2% Berwarna Biru -

Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai residu asam 

amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada protein residu asam 

amnionya ≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000. Pada praktikum ini, zat uji Glisin 

menunjukkan hasil negatif dengan indikasi terbentuknya warna biru adalah karena tidak 

adanya ikatan peptida. Glisin adalah salah satu asam amino esenial dengan rumus 

bangun NH2—CH2CO2H. Sedangkan pada Albumin, Gelatin dan Kasein rumus bangunya 

Page 7: LAPORAN KIMIA MEDIK

lebih kompleks dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial , sehingga terbentuk 

ikatan peptida.

UJI NIHINDRIN

HASIL

No. Zat Uji Hasil Uji Ninhidrit Asam Amino Bebas (+/-)

1. Albumin 2% Ungu +

2. Gelatin 2% Bening -

3. Kasein 0,5% Bening -

4. Pepton 0,5% Ungu Kehitaman +

Uji Heller

Protein akan terkoagulasi dengan adanya asam kuat atau akibat panas.

UJI SULFUR PADA PROTEIN

(prinsip belum ada)

Peptone,  peptone adalah produk hidrolisis  protein  hewani  atau nabati 

seperti   otot,   liver,   darah,   susu,   casein,   lactalbumin,   gelatin   dan 

kedelai.Komposisinya   tergantung   pada   bahan   asalnya   dan   bagaimana 

cara memperolehnya.

Albumin (bahasa Latin: albus, white) adalah istilah yang 

digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer 

yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami 

koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung 

albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid. Pada 

manusia, albumin diproduksi oleh retikulum endoplasma di 

dalam hati dalam bentuk proalbumin, kemudian diiris oleh badan Golgi untuk disekresi 

memenuhi sekitar 60% jumlah serum darah dengan konsentrasi antara 30 hingga 50 g/L

Page 8: LAPORAN KIMIA MEDIK

Berat  molekul  gelatin  rata-rata   berkisar 

antara 15.000 – 250.000. MenurutChaplin 

(2005),   berat   molekul   gelatin   sekitar 

90.000 sedangkan rata-rata beratmolekul 

gelatin   komersial   berkisar   antara   20.000   –   70.000Gelatin   terbagi  menjadi   dua   tipe 

berdasarkan   perbedaan   prosespengolahannya,   yaitu   tipe   A   dan   tipe   B.   Dalam 

pembuatan gelatin tipe A, bahan bakudiberi perlakuan perendaman dalam larutan asam 

sehingga proses ini dikenal dengansebutan proses asam. Sedangkan dalam pembuatan 

gelatin tipe B,  perlakuan yangdiaplikasikan adalah perlakuan basa.  Proses  ini  disebut 

proses alkali (Utama, 1997).

Kasein  yang dikenal  sebagai  protein  padat  dalam susu 

berasal   dari   bahasa   Latin  caseus  yang  berarti   keju.   Kasein 

merupakan fosfoprotein paling dominan yang terdapat pada 

susu   dan   keju.   Dalam susu,   sekitar   80%   dari  proteinnya 

adalah kasein yang biasanya berupa garam dari kalsium.

Kasein tidak dapat dikoagulasi oleh panas. Kasein akan diendapkan oleh asam dan enzim 

rennet.  Enzim rennet adalah enzim proteolitik yang biasanya berasal  dari  perut sapi. 

Ketika dikoagulasi oleh rennet, kasein disebut parakasein. Istilah kaseinogen digunakan 

untuk   protein   yang   tidak   terkoagulasi,   sedangkan   kasein   merupakan   protein   yang 

terkoagulasi.

UJI NEUMAN

Penatapan Kadar Fosfat

Prinsip : 

Fosfor dapat diperiksa sebagai  ion fosfat.  Ion fosfat ini dikomplekskan dengan 

Ammonium   vanadat   0,25%   dan   Ammonium   molibdat   0,5%   lebih   dulu   sehingga 

menghasilkan   warna   kuning.   Warna   ini   dapat   diperiksa   intensitasnya   secara 

spektrofotometri pada panjang gelombang 460 nm. 

Page 9: LAPORAN KIMIA MEDIK

Reaksi : 

PO43- +  (NH4)6.Mo7O24.24H2O +  NH4VO3             (NH4)3PO4.NH4VO3.16MoO3

(Asal endapan kuning??)

UJI PRESIPITASI

Factor- factor yang mempengaruhi presipitasi

1. kelembaban udara

massa   uap   yang   terdapat   dalam   1   m3   udara   (g)   atau   kerapatan   uap   disebut 

kelembaban  mutlak   (   absolute).   Kemampuan   udara   untuk  menampung   uap   adalah 

berbeda – beda menurut suhu. Mengingat makin tinggi suhu, makin banyak uap yang 

dapat di tampung, maka kekeringan dan kebasahan udara tidak dapat ditentukan oleh 

kelembaban mutlak saja. Kelembaban relative adalah perbandingan antara massa uap 

dalam suatu satuan volume dan massa uap yang jenuh dalam satuan volume itu pada 

suhu   yang   sama.   Kelembaban   relative   ini   biasanya   disebut   kelembaban.   Salah   satu 

fungsi  utama kelembaban udara  adalah sebagai   lapisan pelindung permukaan bumi. 

Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan 

sekurang-kurangnya   setengah   radiasi   matahari   gelombang   panjang   dari   permukaan 

bumi  pada  waktu   siang  dan  malam hari.   Sejalan  dengan  meningkatnya  suhu udara, 

meningkat pula kapasitas udara dalam menampung uap air.  Sebaliknya, ketika udara 

bertambah dingin, gumpalan awan menjadi bertambah besar dan pada gilirannya akan 

jatuh sebagai air hujan. 

Pengukuran   kelembaban   biasanya   di   ukur   dengan   thermometer   bola   kering   dan 

thermometer bola basah. Bola yang mengandung air raksa daritermometer bola basah 

di bungkus dengan selapis kain tipis yang dibasahi terus – menerus dengan air  yang 

didistalisasi melalui benang – benang yang tercelup pada sebuah mangkok air yang kecil.

Page 10: LAPORAN KIMIA MEDIK

Tekanan udara di wujudkan dalam satuan barometer (b) atau milibarometer (mb) 1 b = 

1000 mb = 0,98 kali tekanan atmosfer pada prmukaan laut. Tekanan uap air udara jenuh 

adalah tekanan uap air di udara pada keadaan udara jenuh. Pada suhu normal, nilai es di 

pengaruhi oleh besar kecilnya suhu udara :

Suhu udara (    o  C ) Tekanan uap air jenuh (mb)   

10 9.21

20 17,54

30 31,82

Tampak bahwa daya tampung uap air  di  udara meningkat  dengan meningkatnya 

suhu udara.

2. Energi Matahari

Seperti   telah   di   sebutkan   dimuka   bahwa   energi   matahari   adalah   “   mesin   “   yang 

mempertahankan   berlangsungnya   daur   hidrologi.   Ia   juga   bersifat   mempengaruhi 

terjadinya   perubaha   iklim.   Pada   umunya,   besarnya   energi  matahari   yang  mencapai 

permukaan bumi adalah 0,5 langley/menit. Namun demikian. Besarnya energi matahari 

bersih  yang diterima permukaan bumi bervariasi   tergatung pada  letak geografis dan 

kondisi   permukaan   bumi.   Pemukaan   bumi   bersalju,   sebagai   contoh,   mampu 

merefleksikan  80%  dari   radiasi  matahari   yang  datang.   Sementara,   permukaan  bumi 

dengan jenis tanah berwarna gelap dapat menyerap 90% ( wanielista, 1990). Adanya 

perbedaan   keadaan   geografis   tersebut.   Mendorong   terjadinya   gerakan   udara   di 

atmosfer,   dan  demikian   juga  berfungsi   dalam  penyebaran   ener   gi  matahari.   Energi 

matahari   bersifat  memproduksi   gerakan  masaudara   di   atmosfer   dan   diatas   lautan. 

Energi ini merupakan sumber tenaga untuk terjadinya proses evaporasi dan transpirasi. 

Evaporasi  berlangsung pada permukaan badan perairan sedangkan transpirasi adalah 

kehilangan air  dalam vegetasi.  Energi  matahari  mendorong terjadinya daur  hidrologi 

Page 11: LAPORAN KIMIA MEDIK

melalui   proses   radiasi.   Sementara   penyebaran   kembali   energi   matahari   dilakukan 

melalui proses konduksi dari daratan dan konveksi yang berlangsung di dalam badan air 

dan atmosfer. 

Konduksi  adalah   suatu  proses   transportasi  udara  antara  dua   lapisan   (  udara   )   yang 

berdekatan apabila suhu kedua lapisan tersebut berbeda.

Konveksi adalah pindah panas yang timbul oleh adanya gerakan massa udara atau air 

dengan arah gerakan vertical. Dapat juga dikatakan bahwa konveksi merupakan hasil 

ketidakmantapan  masa  udara   atau  air.   Seringkali   dikarenakan  oleh  energi  potensial 

dalam panas tak tampak (  latent heat  ) yang sedang dikonversikan kedalam gulungan 

massa   udara.   Besarnya   laju   konversi   ketika   energi   terlepaskan   akan   menentukan 

keadaan meteorology (hujan dan angina). Umumnya gulungan massa udara yang lebih 

besar akan menghasilkan curah hujan yang lebih singkat. 

3. Angin

Angin adalah gerakan massa udara, yaitu gerakan atmosfer atau udara nisbi terhadap 

permukaan   bumi.   Parameter   tentang   angin   yang   biasanya   dikaji   adalah   arah   dan 

kecepatan   angin.   Kecepatan   angin   penting   karena   dapat   menentukan   besarnya 

kehilangan  air  melalui  proses  evapotranspirasi  dan  mempengaruhi  kejadian-kejadian 

hujan.   Untuk   terjadinya   hujan,   diperlukan   adanya   gerakan   udara   lembab   yang 

berlangsung terus menerus.  Peralatan yang digunakan untuk menentukan kecepatan 

angin dinamakan anemometer.

Yang disebut arah angina adalah arah dari mana angina bertiup. Untuk penentuan arah 

angin ini digunakan lingkaran arah angina dan pencatat angin. Untuk penunjuk angina 

biasanya digunakan sebuah panah dengan pelat pengarah. Pengukuran angin diadakan 

di puncak menara stasiun cuaca yang tingginya 10 m dan lain-lain. 

Apabila  dunia  tidak  berputar  pada  porosnya,  pola  angina   yang   terjadi   semata-mata 

ditentukan oleh sirkulasi termal. Angina akan bertiup kea rah khatulistiwa sebagai udara 

Page 12: LAPORAN KIMIA MEDIK

hangat dan udara yang mempunyai berat lebih ringan kan naik ke atas di gantikan oleh 

udara padat yang  lebih dingin.  Apabila ada dua massa udara dengan dua suhu yang 

berbeda bertemu, maka akan terjadi hujan dibatas antara dua massa udara tersebut. 

Dalam suatu hari, kecepatan dan arah angin dapat berubah-rubah. Perubahan ini sering 

sekali disebabkan oleh adanya beda suhu antara daratan dan lautan. Adanyz beda suhu 

tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan arah angin. Proses kehilangan 

panas oleh adanya padang pasir, daerah beraspal, dan daerah dengan banyak bangunan 

juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan arah angina. Antara dua tempat yang 

tekanan etmosfernya berbeda, ada gaya yang arahnya dari tempat bertekanan tinggi 

ketempat bertekanan rendah. 

4. Suhu udara

Suhu mempengaruhi besarnya curah hujan, laju evaporasi dan transpirasi. Suhu juga di 

anggap sebagai salah satu factor yang dapat memprakirakan dan menjelaskan kejadian 

dan penyebaran air dimuka bumi. Dengan demikian, adalah penting untuk mengetahui 

bagaimana cara untuk menentukan besarnya suhu udara. 

Yang biasa disebut suhu udara adalah suhu yang di ukur dengan thermometer dalam 

sangkar   meteorology   (1,20-1,50   m   di   atas   permukaan   tanah)   makin   tinggi   elevasi 

pengamatan  di   atas  permukaan   laut,  maka   suhu  ydara  makin   rendah.  Peristiwa   ini 

disebut   pengurangan   suhu  bertahap   yang   besarnya   disebut   laju   pengurangan   suhu 

bertahap.

Pengukuran  besarnya   suhu  memerlukan  pertimbangan-pertimbangan   sirkulasi   udara 

dan bentuk-bentuk permukaan alat ukur suhu udara tersebut. Suhu udara yang banyak 

dijumpai  didalam  laporan-laporan  tentang  meteorologi  umumnya menunjukkan data 

suhu musiman, suhu berdasarkan  letak geografis,  dan suhu untuk ketinggian tempat 

yang berbeda. Oleh karnanya, besarnya suhu rata-rata harus ditentukan menurut waktu 

dan tempat. 

Page 13: LAPORAN KIMIA MEDIK

LOGAM BERAT

Jelasin prinsipnya aja yang ada diatas

UJI PELARUT ORGANIK

Pelarut organik

Penambahan pelarut organik dalam larutan encer akan mengurangi kelarutan protein 

dengan  mengurangi   konstata   dieletrika   dalam  medium.   Pelarut   organik   yang   dapat 

digunakan   untuk   mengendapkan   protein   yaitu   etanol,   aseton,   propan-2-ol.   Protein 

mudah didenaturasi oleh pelarut organik, maka dalam pengerjaannya dilakukan pada 

temperatur   00C.   Pelarut   organik   mudah   terbakar,   mahal   dan   memiliki   selektifitas 

rendah karenanya jarang digunakan untuk pemurnian enzim dalam skala besar (Walker 

dkk., 1988).

ALBUMIN DAN GELATIN ITU HARUSNYA MENGENDAP

Pembentukan senyawa tak larut antara protein dengan ammonium sulfat. Apabila 

terdapat garam-garam anorganik dalam konsentrasi tinggi dalam larutan 

protein(albumin dan gelatin), maka kelarutan protein akan berkurang sehingga terjadi 

pengendapan protein. Teori menyebutkan bahwa sifat tersebut terjadi karena ion 

garam mampu mengikat air(terhidrasi) sehingga berkompetisi dengan molekul protein 

dalam mengikat air.

SALTING OUT

LARUTAN JENUH

a)  Larutan   tak   jenuh yaitu   larutan  yang  mengandung solute   (zat   terlarut) 

kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata 

lain,   larutan  yang  partikel-  partikelnya  tidak   tepat  habis   bereaksi  dengan 

pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila 

hasil  kali  konsentrasi   ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat 

larut).

Page 14: LAPORAN KIMIA MEDIK

b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang 

larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan 

kata   lain,   larutan   yang   partikel-   partikelnya   tepat   habis   bereaksi   dengan 

pereaksi   (zat  dengan konsentrasi  maksimal).  Larutan  jenuh terjadi  apabila 

bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

c)   Larutan   sangat   jenuh   (kelewat   jenuh)   yaitu   suatu   larutan   yang 

mengandung   lebih  banyak   solute  daripada  yang  diperlukan  untuk   larutan 

jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat 

terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila 

hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

UJI DENATURASI PROTEIN

Kenapa gelatin, kasein, dan pepton tidak mengalami perubahan sedangkan putih telur

mengalami perubahan??

TITIK ISOELEKTRIK

Hasil Pengamatan

Tabel 1 Pengendapan Protein Oleh Logam

Logam Hasil Keterangan

HgCl2

Pb-Asetat

AgNO3

++

+

+++

Endapan putih susu

Endapan putih susu

Endapan putih susu

Keterangan :

Page 15: LAPORAN KIMIA MEDIK

+ : Endapan sedikit

++ : Endapan banyak

+++ : Endapan sangat banyak

Tabel 2 Pengendapan Oleh Garam

Uji  Hasil Keterangan

Larut dengan air

Dengan pereaksi Millon

Dengan pereaksi Biuret

+

+

+

Endapan berbentuk butiran

Endapan berwarna kemerahan

Larutan berwarna violet atau ungu muda

Keterangan : 

+ : Reaksi positif

- : Reaksi negatif

Tabel 3 Uji koagulasi terhadap protein

Uji endapan Hasil Keterangan

Larut dengan air

Dengan pereaksi Millon

-

+

Tidak larut

Endapan merah bata

Keterangan : 

+ : Reaksi positif

- : Reaksi negatif

Tabel 4 Pengendapan Oleh Alkohol

Page 16: LAPORAN KIMIA MEDIK

Tabung Reaksi Keterangan

(HCl)

(NaOH)

Buffer asetat

+

++

+++

Endapan putih susu

Endapan putih susu

Endapan putih susu

Keterangan :

+ : Endapan sedikit 

++ : Endapan banyak

+++ : Endapan sangat banyak

Tabel 5 Denaturasi protein

Tabung Reaksi Keterangan

(HCl)

(NaOH)

Buffer asetat

++

+

+++

Endapan putih susu

Endapan putih susu

Endapan putih susu

Keterangan :

+ : Endapan sedikit 

++ : Endapan banyak

+++   :   Endapan   sangat   banyak

Page 17: LAPORAN KIMIA MEDIK

Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam 

proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, 

sehingga protein mengalami denaturasi. Secara bersama gugus –COOH dan gugus –NH2 

yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk 

senyawa kelat. Ion-ion tersebut adalah Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++, Co++, Mn++ dan Pb+

+. Selain gugus –COOH dan gugus –NH2, gugus –R pada molekul asam amino tertentu 

dapat pula mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. Gugus sulfihidril  (-SH) 

pada molekul sistein akan bereaksi  dengan ion Ag+  atau Hg++  (Poedjiadi,  1994).  Dari 

hasil percobaan diketahiu bahwa reagsi antara logam berat dan albumin menghasilkan 

endapan,  endapan  yang  paling  banyak  dihasilkan  oleh  AgNO3  diikuti  HgCl2  dan  Pb-

asetat.   Logam  Ag   dan  Hg   lebih   reaktif   daripada   Pb   kerena   kedua   logam   tersebut 

merupakn   logam   transisi   pada   sistem   periodik   unsur.   Garam   logam   berat   sangat 

berbahaya bila sampai tertelan karena garam tersebut akan mendenaturasi sekaligus 

mengendapkan protein sel-sel tubuh. Hal ini seperti denaturasi oleh raksa (Hg) untuk 

pemurnian emas yang terjadi di Minamata, Jepang. 

Kelarutan protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan 

garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa 

pemisahan   protein   ini   disebut  salting out.   Bila   garam   netral   yang   ditambahkan 

berkonsentrasi   tinggi,   maka   protein   akan   mengendap.   Pengendapan   terus   terjadi 

karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi,  sehingga terjadi kompetisi antara 

garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik 

lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang 

(Winarno, 2002).  Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan 

amoniumsulfat   ((NH4)2SO4)   hingga   jenuh   (Poedjiadi,   1994).   Setelah   larutan   albumin 

dijenuhkan   dengan   (NH4)2SO4,   uji   kelarutan   endapan   yang   terjadi   dengan   air 

menunjukkan   hasil   positif   (endapan   larut   membentuk   butiran).   Kemudian   butiran 

direaksikan   dengan   pereaksi  milon,   dan   bereaksi   positif   dengan   ditandai   endapan 

berwarna kemerahan. Uji filtrat dengan pereaksi biuret juga menunjukkan hasil poisitif 

yang ditandai larutan berwarna ungu violet. Pengujian endapan yang dihasilkan dengan 

Page 18: LAPORAN KIMIA MEDIK

pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin, sedangkan 

pengujian  filtrat   dengan  pereaksi   biuret   bertujuan  untuk  mengetahui   ada  tidaknya 

gugus amida pada filtrat yang dihasilkan. 

Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50oC atau lebih. 

Koagulasi ini hanya terjadi bila larutan protein berada titik isolistriknya (Poedjiadi, 1994). 

Pada   pH   iso-elektrik   (pH   larutan   tertentu   biasanya   berkisar   4–4,5   di  mana  protein 

mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan 

protein sangat menurun atau mengendap, dalam hal  ini  pH isolistrik albumin adalah 

4,55-4,90.  Pada temperatur diatas 60oC kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) 

karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga 

terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier 

dan   kuartener   yang   menyebabkan   koagulasi   (Blogspot,   2007).   Pada   uji   koagulasi, 

penambahan  asam asetat  bertujuan  agar   larutan  albumin  mencapai  pH  isolistriknya 

sehingga bisa terkoagulasi.  Hasil uji kelarutan endapan dengan air menunjukkan hasil 

negatif. Setelah endapan diuji dengan pereaksi millon, warna berubah menjadi merah 

bata   yang   artinya   terjadi   reaksi   positif.   Pengujian   endapan   yang   dihasilkan   dengan 

pereaksi milon bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan tirosin. 

Protein  dapat  diendapkan dengan penambahan alkohol.  Pelarut  organik  akan 

mengubah   (mengurangi)   konstanta   dielektrika   dari   air,   sehingga   kelarutan   protein 

berkurang,  dan   juga  karena  alkohol  akan  berkompetisi  dengan  protein   terhadap  air 

(Blogspot,   2007).   Pada   uji   pengendapan   protein   oleh   alkohol   endapan   yang   paling 

banyak   dihasilkan   oleh   buffer   asetat,   diikuti   oleh   NaOH   dan   HCl.   Buffer   asetat 

menghasilkan endapan yang paling banyak karena memiliki pH 4,7 yang sama dengan 

pH   isolistrik   albumin   (4,55-4,90).   Sedangkan   pada   reaksi   denaturasi   albumin   tanpa 

penambahan alkohol, endapan yang paling banyak dihasilkan oleh buffer asetat, diikuti 

oleh HCl dan NaOH ; penambahan bufer asetat bertujuan agar pH isolistrik tercapai, 

sehingga albumin dapat terdenaturasi. 

Page 19: LAPORAN KIMIA MEDIK

SUMBER

http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2012/01/kasein.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Protein

http://id.wikipedia.org/wiki/Gelatinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelatinhttp://

id.wikipedia.org/wiki/Gelatin

http://suhadinet.wordpress.com/2010/05/23/cara-membuat-larutan-larutan-

penting-dalam-percobaan-uji-kandungan-bahan-makanan/

http://aldhini.blogspot.com/2009/11/uji-biuret.html

http://www.scribd.com/doc/86409006/Laporan-Resmi-Praktikum-5-Analisa-

Protein

http://kim-azil.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan-i.html

http://ajindo-mamaaji.blogspot.com/2011/01/kuliah-media.html

http://anitanurdianingrum.blogspot.com/2011/01/penatapan-kadar-fosfat.html

http://wwwbloggerpresipitasi-presipitasi.blogspot.com/

http://farmacyilikeit.blogspot.com/2011/03/uji-identifikasi-protein.html

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/kimia-larutan-kimia-dasar/

http://darmaqua.blogspot.com/2008/04/amino-dan-protein.html