laporan kasus obgyn
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran umum penyakit
Kanker ovarium merepresentasikan 30% dari seluruh kasus kanker
genetalia wanita. Selain itu kebanyakan dari neoplasma ovarium ini tidak
dapat dideteksi secara dini, tumor ovarium kebanyakan muncul sebagai
kanker yang fatal, sehingga mengakibatkan kematian pada 50% dari
seluruh kasus kanker genetalia wanita. Ada berbagai tipe tumor ovarium,
baik jinak maupun ganas. Sekitar 80% dari seluruh kasus bersifat jinak
dan sebagian besar ditemukan pada wanita muda berusia antara 20-45
tahun. Tumor ganas lebih sering ditemukan pada wanita yang berusia 40-
65 tahun.
Ny. BB masuk Rs dengan pengantar dari poliklinik dengan
diagnosis Ca Ovarium residif + Prokemotrapi Pacli-Cargo Seri VI. Riwayat
Operasi di tarakan dengan hasil PA Adenokarsinoma Ovarium (Ca
Ovarium Stadium III).
B. Data dasar pasien
1. Identitas pasien
N a m a : Ny. BB
U m u r : 42 tahun
Pekerjaan : IRT
A g a m a : Katolik
Pendidikan : SD
Alamat : Tarakan, Kec. Sekatak Kalimantan Timur
Diagnosa Medis :Ca Ovarium residif + Prokemotrapi Pacli-
Cargo Seri VI
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 1
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
2. Data subyektif
a. Keluhan utama
Kurang nafsu makan dan sulit bernafas
b. Sosial ekonomi dan lingkungan
Pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga, sebelum sakit
dia berjualan sayur dan mencari rumput untuk sapi yang dia beli
secara kredit. Suaminya bekerja sebagai kuli bangunan.
c. Kebiasaan makan
Frekuensi Makan: 3 x sehari. Lauk hewani yaitu ikan basah
dan telur tetapi tidak suka mengkonsumsi daging. Lauk nabati:
Tempe dan tahu dikomsumsi 3 kali seminggu. Sayuran:
Sayuran hijau 2 x sehari. Buah: Pisang jeruk dikomsumsi
kurang 1 kali seminggu. Menyukai makanan yang bersantan
dan gorengan: setiap hari gorengan. Ikan diolah dengan cara
digoreng, telur digoreng. Menyukai makanan yang diolah
dengan cara dibakar. Mengkonsumsi mie instant 3 kali
seminggu, alergi dengan udang
3. Data obyektif
a. Data antropometri
TB = 147 cm
BBI = 147-100
= 47 kg
BBA = 32 kg
IMT = BB
(TB )2 = 32
(1,47 )2 = 14,8 kg/m2
(Status Gizi Buruk)
BB sebelum sakit 10 bulan yang lalu (Desember 2010) = 40 kg
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 2
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien saat baru masuk
rumah sakit sampai awal intervensi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium
PmrksHasi
lN Ket
GDS (mg/dl) 94 140 N
Hb(mg/dl) 11,3 12-14 ↓
Ureum (mg/dl) 14 10-50 N
Kreatinin (mg/dl) 0,7 <1,1 N
SGOT u/l 19 <32 N
SGPT u/l 17 <31 N
Albumin 4,6 3,5-5 N
Asam Urat 5,6 1,4-5,7 N
Sumber: Data Sekunder 2011
c. Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Hasil pemeriksaan fisik dan klinis pasien 1 hari sebelum
intervensi :
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis Sebelum Intervensi
Jenis Pemeriksaan Hasil
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 3
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Keadaan Umum
Kesadaran
BAK
BAB
Tensi
Nadi
Respirasi
Suhu
Baik
Sadar
Lancar
Lancar
120/60 mmHg (Normal)
80 xkali/menit
18 kali/menit
36,8 ºC
Sumber: Data Sekunder 2011
d. Riwayat Makan
Data konsumsi makanan pasien sebelum intervensi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Daftar menu Recall 24 jam sebelum intervensi
Menu Bahan MakananJumlah
URT Gram
PAGI
Nasi
Telur Rebus
Snack :
Buah
Beras giling
Telur ayam
Pisang
¾ gls
1 btr
1 bh
100
50
50
SIANG
Nasi
Ikan Goreng
Tumis Tempe
Snack :
Buah
Beras giling
Bandeng
Minyak Goreng
Tempe
Minyak Goreng
Semangka
1 gls
1ptg sdg
1 sdt
2 ptg sdg
½ sdt
1ptg sdg
125
40
5
50
3
50
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 4
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
MALAM
Nasi
Telur Rebus
Sayur Bening Labu kacang panjang
Beras Giling
Telur ayam
Labu
Kacang panjang
½ gls
1btr
½ gls
½ gls
50
50
30
30
Sumber: Data Primer Terolah 2011
Tabel 4. Asupan zat Gizi sebelum intervensi
Energi
(Kkal)
Protein
(gr)
Lemak
(gr)
KH
(gr)
Asupan 1482 58 33,8 251
Kebutuhan 1733 73 48 251
% asupan 80 48,5 66 100
Sumber: Data Primer Terolah 2011
e. Skrining Gizi
Tabel 5. Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien
No Indikator Hasil
1 Perubahan BB +
2 Nafsu makan kurang +
3 Diet khusus +
4 Enteral/parenteral +
Sumber: Data Sekunder Terolah 2011
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 5
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
BAB II
PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE
A. Diagnosis Gizi
1. Domain intake
Tabel 6. Distribusi diagnosa berdasarkan domain intake
Problem Etiologi Sign
Asupan Kurang Penyakit katabolik
yang lama (ca
ovarium), nafsu
makan kurang dan
sesak
Intake energi dan zat
gizi yang tidak
mencukupi yaitu:
Recall 24 jam
E= 1446,2 kkal (73,36%)↓
P=50,64 gr (71,83%)↓
L= 25,7 gr (58,7%)↓
K=248 gr (71,7%)↓
NI-2.1
Intake makanan dan minuman oral yang lebih kecil dari rujukan
standar disebabkan penyakit katabolik yang lama (ca ovarium),
nafsu makan kurang dan sesak yang ditandai dengan intake kurang
dari kebutuhan.
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 6
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Hasil recall 24 jam: Energi = 1446,2 kkal (73,36%)↓,Protein =50,64 gr
(71,83%)↓,Lemak = 25,7 gr (58,7%)↓,Karbohidrat =248 gr (71,7%)↓
Hb (↓) Meningkatnya
kebutuhan zat gizi
akibat Ca Ovarium
yang diderita.
Hb = 11,3 mg/dl
NI-5.1
Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu yang disebabkann
meningkatnya kebutuhan zat gizi akibat Ca Ovarium yang diderita
pasien ditandai dengan Hb = 11,3 mg/dl.
2. Domain Klinik
Tabel 7. Distribusi diagnosa berdasarkan domain klinik
Problem Etiologi Sign
Status Gizi Buruk
(Penurunan berat
badan yang tidak
diharapkan)
Peningkatan
kebutuhan zat gizi
karena katabolisme
yang berlebihan (Ca
Ovarium)
Kehilangan berat
badan sebesar 20 %
dalam 10 bulan.
NC-3.2
Penurunan berat badan yang tidak diharapkan disebabkan
peningkatan kebutuhan zat gizi karena katabolisme yang berlebihan
(Ca Ovarium) ditandai dengan kehilangan berat badan sebesar 20 %
dalam 10 bulan.
3. Domain BehaviorTabel 8. Distribusi diagnosa berdasarkan domain behavior
Problem Etiologi Sign
Kebiasaan yang
salah mengenai
makanan
Pola makan asal
kenyang
Suka mengomsumsi
makanan yang diolah
dengan cara digoreng dan
dibakar dan kurang
mengkomsumsi buah
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 7
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
frekuensinya kurang dari 1
x seminggu.
NB-1.2
Kebiasaan salah mengenai makanan yang disebabkan pola makan
asal kenyang ditandai dengan suka mengomsumsi makanan yang
diolah dengan cara digoreng dan dibakar dan kurang
mengkomsumsi buah frekuensinya kurang dari 1 x seminggu.
B. Diagnosis Medis
Ca ovarium Residif + Prokemotrapi Pacli-Cargo Seri VI
BAB III
RENCANA TERAPI GIZI
A. Rencana Asuhan Gizi
1. Tujuan diet
Untuk mencapai status gizi optimal dengan cara :
a. Memberi makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan
penyakit serta daya terima pasien
b. Meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal
c. Membantu meningkatkan kadar hemoglobin hingga mencapai
nilai normal.
2. Prinsip / Syarat Diet
a. Energi sesuai kebutuhan.
b. Protein tinggi yaitu 1,5 gr/kg BB sama dengan 14% dari
kebutuhan energi total
c. Lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup 66% dari kebutuhan enrergi total.
e. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C,
dan E.
f. Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 8
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
3. Perencanaan Kebutuhan Energi & Zat Gizi
BEE = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)
= 655+ (9,6 x 47) + (1,8 x 147) – (4,7 x 42)
= 655 + 451,2+ 264,6 – 197,4
= 1173,4 kkal
Faktor aktivitas
Tidur = 10/24 x 1 = 0,416
Duduk = 8/24x1,08 = 0,36
Jalan = 3/24x2,37 = 0,296
Berdiri = 3/24 x1,17 = 0,14
FA= 1,2
FS= 1,4
TEE = BEE x FA x FS
= 1173,4 x 1,2 x 1,4
= 1971,3 kkal
Protein = 14% x 1971,3
= 282 kkal
= 70,5 gr
Lemak = 20% x 1971,3
= 394,2 kkal
= 43,8 gr
Karbohidrat = 66% x 1971,3
= 1295,1 kkal
= 345,36 gr
4. Rencana motivasi dengan penyuluhan konsultasi
a. Judul : Diet TKTP
b. Tujuan : Agar pasien & keluarga
- Mengerti tentang makanan yang perlu
dikonsumsi.
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 9
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
- Dapat menjalani diet yang dianjurkan
dengan baik.
- Memperbaiki pola dan kebiasaan makan
yang salah.
c. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
d. Waktu : ± 15 menit
e. Metode : Penyuluhan Individu
f. Materi :
- Diet TKTP
- Tujuan diet TKTP
- Syarat diet TKTP
- Pola makan yang benar
- Bahan makanan yang dianjurkan
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
a. Asupan zat gizi
b. Data antropometri
c. Perubahan data pemeriksaan laboratorium
d. Perubahan data pemeriksaan fisik klinis
B. Implementasi Asuhan Gizi
1. Diet Pasien
Pada pasien diberikan diet TKTP ini dengan konsistensi biasa
dengan tujuan untuk mengupayakan agar status gizi pasien bisa
normal, dan untuk memenuhi kebutuhan energy dan protein yang
meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh terutama selama proses kemoterapi.
2. Susunan menu
Perencanaan susunan menu sehari adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Perencanaan Menu sehari
Waktu MenuPagi Nasi
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 10
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Telur BaladoBening Bayam JagungBuah
Snack Cake Pisang
Siang
NasiIkan Bb. KuningTempe GorengUrapBuah
Snack Susu
Malam
NasiIkan Bb. GulaiPerkedel TahuTumis Oyong
3. Distribusi Makanan Sehari
Berikut adalah table distribusi makanan sehari
Tabel 10. Distribusi Makanan Sehari
Menu Bahan MakananJumlah
URT GramPAGINasiTelur Balado
Bening Bayam JagungBuah
Beras gilingTelur ayamMinyak gorengBayamJagung kuning pipilSemangka
¾ gls1 btr1 sdt½ gls½ gls
1 ptg sdg
100505303050
SNACKCake Pisang Tepung terigu
TelurPisang ambonMargarineGula pasir
1 sdm¼ btr¼ bh1 sdm½ sdm
101015105
SIANGNasiIkan Bb. KuningTempe Goreng
Urap
Buah
Beras gilingKakapTempeMinyak GorengKacang PanjangTaugeKelapa muda dagingPisang
1 gls1ptg sdg2 ptg sdg
1 sdt½ gls½ gls1 sdm1 bh
125505053015550
SNACK
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 11
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Susu Tepung SusuGula Pasir
3sdm1 sdm
1510
MALAMNasiIkan Bb. Gulai
Perkedel Tahu
Tumis Oyong
Beras GilingIkan BandengSantan Telur AyamTahuWortelOyongMinyak Goreng
1gls1 ptg sdg
1 sdm¼ btr½ ptg sdg
1 sdm½ ptg bh
½ sdt
125401010515303
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Penyakit Kanker
1. Definisi
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal
yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini
merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh
yang terkena. Kanker disebut juga Neoplasma Maligna, Neoplasma
adalah massa jaringan yang dibentuk oleh sel-sel kanker, sedangkan
maligna berarti ganas.
2. Klasifikasi
Penyakit kanker dapat diklasifikasi menjadi dua bagian yaitu:
a. Karsinoma
Penyakit kanker yang tergolong karsinoma timbul dari jaringan
epitel, yakni kulit dan selaput lendir yang membungkus alat-alat tubuh.
Jenis-jenis kanker pada umumnya merupakan kelompok dari
karsinoma. Penyakit kanker yang termasuk golongan karsinoma,
antara lain: kanker payudara, kanker paru-paru, kanker uterus
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 12
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
(Kandungan), kanker usus, kanker kandung kemih, kanker prostat, dan
malignant melanoma (pada tahi lalat)
b. Retikulosis
Penyakit kanker yang tergolong retikulosis timbul dari sel-sel
kanker yang berada dalam jaringan-jaringan pembentuk darah dari
getah bening dan symsum tulang yang membentuk sel-sel darah putih
yang abnormal banyaknya. Penyakit kanker yang tergolong retikulosis
adalah leukemia dan penyakit hodgin.
3. Etiologi
Menurut penelitian, ada tiga faktor yang diduga sebagai
penyebab kanker yaitu:
a. Adanya bahan karsinogenik, yaitu bahan-bahan yang karena
proses molekuler bisa mengubah sifat sel sampai menjadi kanker
b. Adanya kondisi lingkungan yang tercemar oleh bahan
nonkarsinogenik yang mempunyai kemampuan untuk
menyebabkan sel-sel normal menjadi berkembang dan berlipat
ganda tanpa terkendali secara normal. Bahan nonkarsinogenik
tersebut antara lain, sifat, tingkah laku, dan kebiasaan seseorang.
Sifat, tingkah laku dan kebiasaan ini dapat mempercepat proses
berkembangnya kanker sehingga bahan nonkarsinogenik ini dapat
dianggap sebagai promotor terhadap berkembangnya sel kanker.
c. Adanya faktor intrinsik, yaitu faktor dari dalam tubuh seseorang
yang mempunyai kecenderungan terserang penyakit kanker.
Penyebab kanker ini dipengaruhi oleh sistem keturunan (genetik)
DNA dan ketahanan tubuh seseorang (sistem imunologik).
4. Penyebaran
Proses masuknya bahan-bahan penyebab kanker kedalam
tubuh seseorang itu tidak secara mendadak, tetapi memerlukan waktu
yang relatif lama. Meskipun didalam tubuh seseorang terkena bahan
karsinogenik, tetapi belum tentu langsung terjangkit kanker. Hal ini
bergantung pada besar kecilnya kadar karsinogenik, cepat lambatnya
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 13
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
penyebaran bahan karsinogenik kedalam tubuh, dan kuat lemahnya
faktor penghambat karsinogenik didalam tubuh.
Jadi proses kanker pada diri seseorang itu berbeda-beda, ada
yang ganas dan ada yang jinak. Bahkan kalau kondisi tubuh berhasil
menangkal bahan karsinogenik, bahan karsinogeniktersebut akan
pecah dan proses kanker tidak akan sampai terjadi pada diri
seseorang.
Menurut penelitian, vitamin C yang berdosis tinggi dapat
menangkal kanker melalui proses molekuler didalam tubuh seseorang.
B. Tinjauan Tentang Tumor Ganas Ovarium
1. Definisi
Karsinoma ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang
paling sering dan penyebab kematian kelima akibat kanker pada
perempuan.
2. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Faktor
berikut mungkin berkaitan dengan timbulnya penyakit tersebut :
a. Pengaruh reproduksi
Intertil atau jumlah kehamilan sedikit, memakai stimulant ovulasi
dan lain-lain dapat menambah risiko keganasan ovarium. Sedangkan
kehamilan aterm berefek proteksi jelas terhadap timbulnya keganasan
ovarium. Beberapa penelitian menemukan bahwa menigkatnya jumlah
kehamilan tak lengkap juga dapat menurunkan risiko timbulnya
karsinoma ovarium
b. Pengaruh haid
Usia menopause lanjut dapat sedikit menambah risiko karsinoma
ovarium, tapi pengaruhnya agaknya tidak besar. Kebanyakan
penelitian tidak menemukan menarke dini sebagai faktor risiko,
walaupun beberapa studi menganggap itu sebagai faktor risiko lemah.
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 14
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
c. Efek hormon eksogen
Penggunaan jangka panjang pil kontrasepsi dapat menurunkan
risiko karsinoma ovary. Sebaliknya, terapi substitusi hormon pasca
menopause dapat meningkatkan risikonya.
d. Faktor diet
Diet tinggi lemak dapat meningkatkan risiko, sedangkan vitamin,
serat, buah dan sayur dapat menurunkan risikonya
e. Faktor genetik
Sekitar 5 – 10% pasien karsinoma ovari memiliki anggota
keluarga tingkat pertama yang juga menderita karsinoma ovari.
Sedangkan wanita dengan riwayat keluarga sidrom keganasan ovary
herediter (HOCS) berpeluang tinggi menderita keganasan ovarium
yaitu sampai 20%, sesuai dengan pertambahan usia risiko tersebut
meningkat pula.
3. Gejala dan Tanda Klinis
a. Gejala Klinis
Pada stadium awal kanker ovarium tidak menunjukkan gejala
klinis yang spesifik biasanya ditemukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin. Umumnya lebih dari 60% penderita didiagnosis
setelah berada pada stadium lanjut.
Pada stadium lanjut biasanya dijumpai gejala-gejala penekanan
pada rongga abdomen berupa rasa mual, muntah, hilang nafsu
makan, dan gangguan motilitas usus.
b. Tanda Klinis
Adanya massa di dalam rongga pelvis merupakan tanda yang
penting dari kanker ovarium. Pada wanita yang berusia di atas 40
tahun, adanya massa dengan diameter > 5 cm diperlukan perhatian
khusus, karena 95% dari kanker ovarium mempunyai diameter tumor
> 5 cm. Namun jika ditemukan massa kistik soliter yang berukuran
antara 5–7 cm pada wanita usia reproduksi, kemungkinan merupakan
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 15
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
suatu kista fungsional yang dapat mengalami regresi spontan dalam
4–6 minggu kemudian.
4. Diagnosis
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista, bila
pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut
bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kewaspadaan terhadap
kista yang bersifat ganas dilakukan pada keadaan:
a. Kista cepat membesar
b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
d. Kista dengan bagian padat
e. Tumor pada ovarium
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan kearah
kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk
menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan
pemeriksaan CT-Scan / MRI. Pemeriksaan laboratorium yang bisa
dilakukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor
marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein.
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis
kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk
melakukan tindakan operasi. Hal terpenting pada operasi pasien
yang tersangka kanker ovarium adalah semaksimal mungkin
berusaha agar kista tersebut keluar secara utuh, kemudian dilakukan
pemeriksaan potong beku. Apabila hasil pemeriksaan potong beku
bukan suatu kanker, maka operasi selesai. Sebaliknya bila hasil
pemeriksaan potong beku adalah kanker ovarium maka operasi
dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium sisi lain, usus buntu,
omentum, melakukan biopsi pada tempat yang dicurigai adanya
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 16
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
penjalaran kanker di rongga perut dan melakukan pengambilan
kelenjar getah bening di panggul. Tindakan yang komplek ini disebut
sebagai ”Staging lapstotomy” yang bertujuan untuk menentukan
stadium penyakit sehingga dapat ditentukan rencana pengobatan
selanjutnya setelah operasi. Pada pasien yang belum mempunyai
keturunan atau masih menginginkan keturunan masih bisa
dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim dan ovarium sisi lain.
Perlu juga diketahui bahwa akurasi dari hasil pemeriksaan potong
beku tersebut hanya berkisar antara 90-95%, sehingga diagnosis dari
kanker ovarium baru diketahui setelah pemeriksaan Patologi
Anatomik yang definitif. Hal ini menyebabkan pada beberapa pasien
dengan hasil potong beku menyatakan bukan kanker ovarium,
terpaksa dilakukan operasi ” Staging laparotomy ”
5. Stadium
Stadium kanker ovarium menurut FIGO
Staging Keterangan
I Tumor terbatas pada ovarium
IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor
utuh, tidak ada pertumbuhan tumor di
permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di
cairan asites ataupun pada bilasan cairan di
rongga peritoneum.
IB Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor
utuh, tidak ada pertumbuhan tumor pada
permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di
cairan asites ataupun pada bilasan cairan di
rongga peritoneum.
IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium
dengan salah satu faktor yaitu kapsul tumor
pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan
ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 17
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan
perluasan di pelvis
IIA Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa
sel tumor di cairan asites ataupun bilasan
cairan di rongga peritoneum.
IIB Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya
tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan
cairan di rongga peritoneum.
IIC Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel
tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di
rongga peritoneum.
III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan
perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar
pelvis dengan/atau metastasis kelenjar getah
bening regional.
IIIA Metastasis mikroskopik di luar pelvis.
IIIB Metastasis makroskopik di luar pelvis
dengan besar
lesi ≤ 2 cm.
IIIC Metastasis makroskopik di luar pelvis
dengan besar lesi > 2 cm dan/atau
metastasis ke kelenjar getah bening.
IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum).
6. Pengobatan
Pengobatan ovarium tergantung dari stadiumnya dan
stadium kanker ovarium baru bisa ditentukan setelah dilakukan
operasi (”Staging Laparotomy”). Sebagian besar kanker ovarium
memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium
stadium awal saja (stadium 1-A dan I-B dengan derajat diferensiasi
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 18
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
sel yang baik/ sedang) yang tidak memerlukan lebih dari satu jenis
kemoterapi (kombinasi) untuk mendapatkan hasil pengobatan yang
baik. Kemoterapi umumnya diberikan sebanyak 6 seri dengan
interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan
terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum
tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saraf
dan sistem kardiovaskuler. Kadang-kadang kemoterapi lini pertama
tidak memberikan respon terhadap penyakit sehingga diganti dengan
kemoterapi lini kedua dengan konsekwensi biaya yang lebih tinggi.
Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah
dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatanya
sampai dengan saat ini belum mengembirakan termasuk pengobatan
yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka
kelangsungan hidup 5 tahun ( ” 5 Years survival rate ” ) penderita
kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan
sebagian besar penderita ( 60-70% ditemukan dalam keadaan
stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan ”silent killer”
7. Pencegahan
Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan
agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah
untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang
dilakukan memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang
minimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan
pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
a. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya
kista atau pembesaran ovarium lainnya.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat
Doppler untuk mendeteksi aliran darah.
c. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
d. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 19
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Pemeriksaan tersebut diatas sangat dinjurkan terutama
terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium,
yaitu :
a. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih
lambat.
b. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
c. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
d. Wanita penderita kanker payudara dan kolon
C. Tinjauan Tentang Diet Kanker Ovarium
1. Terapi Gizi Medis
Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan
obat-obatan. Terapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status
gizi diketahui. Pada prinsipnya terapi diet harus mengandung kalori
dan protein tinggi, serta vitamin dan mineral yang cukup.
2. Prinsip Gizi Medis pada Kanker Ovarium
Pada prinsipnya terapi gizi yang diberikan pada penderita
kanker ovarium adalah: disesuaikan dengan keadaan pasien
makanan yang diberikan secara oral, enteral, maupun parenteral,
makanan dapat diberikan dalam bentuk padat, makanan cair atau
kombinasi untuk makanan padat dapat berbentuk makanan biasa,
makanan lunak, atau makanan lumat.
a. Bila pasien menderita anoreksia:
- Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima
walaupun tidak lapar
- Hindari minum sebelum makan
- Tekankan bahwa makan adalah penting dalam program
pengobatan
- Olah raga sesuai dengan kemampuan penderita
b. Bila ada perubahan pengecapan:
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 20
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
- Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar atau
dingin
- Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah
rasa
- Minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari buah atau
jus
c. Bila ada kesulitan menelan:
- Minuman dengan menggunakan sedotan
- Makanan diberikan dengan suhu kamar atau dingin
- Bentuk makanan disaring atau cair
- Hindari makanan terlalu asam atau asin
d. Bila mulut kering:
- Makanan dan minuman diberikan dengan suhu dingin
- Bentuk makana cair
- Kunyah permen karet
e. Bila mual dan muntah:
- Beri makanan kering
- Hindari makanan yang berbau merangsang
- Hindari makanan lemak tinggi
- Makan dan minum perlahan-lahan
- Hindari makanan dan minuman terlalu manis
- Batasi cairan pada saat makan.
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 21
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Monitoring
1. Monitoring Diet Pasien
Dari hasil monitoring, diet pasien menunjukkan bahwa selama di
rawat inap pasien mendapatkan diet TKTP. Pemberian diet ini
bertujuan untuk Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang
meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh selama proses kemotrapi. Membantu mencapai berat badan
dan status gizi normal.
Berdasarkan hasil recall 24 jam sebelum intervensi tanggal 8
September 2011 diperoleh persentase asupan yaitu energi 73,36%,
protein 71,83%, lemak 58,7%, dan Karbohirdat 71,7%. Berdasarkan
hasil recall 24 jam sebelum intervensi tersebut, maka ada beberapa
diagnosa gizi dari domain intake yang dapat ditegakkan. Dalam hal
ini, diagnosa gizi yang ditegakkan adalah NI-2.1 yaitu Intake kurang
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan. Karena pasien
mengalami penurunan nilai Hb, maka ditegakkan pula diagnosa gizi
dari domain intake yaitu NI-5.1. Peningkatan kebutuhan zat gizi
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 22
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
tertentu yang disebabkan meningkatnya kebutuhan zat gizi akibat Ca
Ovarium yang diderita pasien ditandai dengan Hb = 11,3 mg/dl.
Karena selama pasien menderita penyakitnya dan mengalami
penurunan berat badan dengan status gizi buruk, maka ditegakkan
lagi diagnose gizi dari domain Klinik yaitu NI-3.2. Penurunan berat
badan yang tidak diharapkan disebabkan peningkatan kebutuhan zat
gizi karena katabolisme yang berlebihan akibat Ca Ovarium yang
diderita pasien ditandai dengan kehilangan berat badan sebesar 20 %
dalam 10 bulan.
Adapun hasil monitoring asupan makanan pasien selama
intervensi, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Distribusi Hasil Monitoring Asupan Energi Zat Gizi
Energi
dan zat
gizi
Asupan selama
intervensi
KEBUTUHAN
Persentase Asupan (%)
I20Sep11
II21Sep11
III22Sep11
I20Sep11
II21Sep11
III22Sep11
Energi (kkal)
1721,8 1833 1404,9 1971,3 87,34 93 71,26
Protein (gr)
52,67 59,61 36,3 70,5 74,71 84,55 51,5
Lemak (gr)
29,3 22,8 10,7 43,8 66,8 52,1 24,5
KH (gr) 306 345 284 345,36 88,7 98,7 82,2
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
Tabel menunjukkan bahwa selama 3 hari pelaksanaan intervensi
terjadi peningkatan asupan makanan hari pertama dan ke-dua
sehingga terjadi pula peningkatan konsumsi energi dan zat gizi
lainnya. Walaupun pasien tidak menghabiskan makanannya tetapi
pasien hampir mencapai batas normal kebutuhan makanannya
perhari. Namun pada hari ke-tiga terjadi penurunan asupan, hal
tersebut disebabkan nafsu makan pasien kurang selama menjalani
kemotrapi pada hari ke-tiga intervensi.
2. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinis
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 23
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Tabel 12. Distribusi Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis
PemeriksaanTanggal
18Sep11 20Sep11 21Sep11 22Sep11
Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik
BAB Biasa Biasa Biasa Biasa
BAK Lancar Lancar Lancar Lancar
TD(mmHg) 90/60 110/70 100/60 100/60
Nadi (x/menit) 80 x/mnt 78x / mnt 76/mnt 76x/mnt
Pernafasan (x/menit) 18 x/mnt 18x/mnt 18/mnt 18/mnt
Suhu ( oC) 36,8ºc 36.7ºc 36.6ºc 36.6ºc
Sumber : Data Sekunder, 2011
Hasil pemeriksaan fisik/klinik, dapat dilihat bahwa selama
berlangsungnya studi kasus, keadaan umum pasien dalam keadaan
baik. Hasil pemeriksaan klinis, terlihat suhu, respirasi dan nadi dari
sebelum intervensi sampai akhir intervensi juga masih dalam range
yang normal. Tekanan darah agak rendah dari range normal.
3. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium
Monitoring pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan karena
selama pelaksanaan kegiatan intervensi yang dilakukan selama 3
hari, tidak ada pemeriksaan laboratorium ulangan atau lanjutan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sebelum intervensi
menunjukkan kadar Hb pasien menurun.
B. Hasil Motivasi Diet Pasien
1. Perkembangan Pengetahuan Gizi
Agar pasien dan keluarganya dapat menjalankan diet yang telah
direncanakan dengan baik, kami memberikan terapi edukasi gizi
dengan metode penyuluhan yang dilakukan sehari sebelum
pelaksanaan intervensi dan diskusi yang dilakukan setiap hari selama
3 hari proses intervensi.
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 24
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Terapi edukasi gizi yang diberikan menunjukkan hasil yang cukup
baik, terlihat dari pasien sedikit demi sedikit memahami dan
mengetahui tentang diet TKTP, dapat menyebutkan bahan makanan
yang dianjurkan, bahan makanan yang harus dibatasi dan bahan
makanan yang harus dihindari oleh pasien untuk memperbaiki dan
meningkatkan asupan makanannya guna membantu meningkatkan
berat badan agar mencapai normal.
Dengan demikian, diskusi dan penyuluhan gizi yang diberikan
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan memilih dan
menggunakan sumber-sumber pangan yang baik serta dapat
menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang gizi
yang berkaitan dengan penyakit pasien.
2. Sikap dan Perilaku Pasien Terhadap Diet
Hasil recall konsumsi 24 jam sebelum pelaksanaan intervensi
menunjukkan bahwa asupan energi dan zat gizi pasien kurang dari
kebutuhan dan asupan zat gizi tidak seimbang. Dimana asupan
protein sangat kurang, hal ini disebabkan karena pasien takut sesak
jika mengkomsumsi daging atau ayam.
Penyuluhan gizi dan diskusi yang dilakukan selama proses
intervensi, dapat memberikan motivasi pada pasien untuk
menjalankan terapi diet yang dianjurkan dengan baik dan benar. Hal
ini terlihat dari sikap positif dan perilaku pasien terhadap anjuran diet
dan makanan yang disajikan oleh rumah sakit dimana dari hari ke hari
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien semakin
banyak dan bervariasi. Walaupun pada hari terkhir asupan kurang,
karena nafsu makan pasien menurun karena menjalani kemoterapi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh mengambarkan bahwa terapi
edukasi gizi dapat menciptakan sikap positif terhadap perubahan
perilaku dan kebiasaan konsumsi makan pasien yang sesuai dengan
tingkat kebutuhan gizi dan besarnya harapan pasien untuk sembuh.
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 25
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
C. Evaluasi Asuhan Gizi Pasien
1. Komsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien
Komsumsi energy pasien meningkat dua hari selama intervensi,
dan menurun pada hari terakhir karena nafsu makan pasien menurun
akibat menjalani kemoterapi. Selama intervensi masih terjadi
ketidakseimbangan asupan zat gizi, walaupun mengalami
peningkatan baik dari asupan protein,maupun karbohidrat, kecuali
asupan lemak yang mengalami penurunan.
2. Evaluasi Status Gizi
Selama studi kasus tidak terjadi perubahan status gizi. Sejak awal
sebelum intervensi hingga akhir intervensi berat badan pasien masih
32 kg, tinggi 147 cm dan status gizi buruk dengan IMT 14,8 kg/m2. Hal
ini disebabkan karena intervensi yang dilakukan hanya selama 3 hari
sehingga tidak efektif dalam upaya meningkatkan berat badan dan
perubahan status gizi, namun dapat membantu meningkatkan asupan
makanan untuk mempertahankan berat badan agar tidak turun yang
dapat memperburuk keadaan gizi dan kesehatan pasien.
3. Perkembangan Pengobatan yang Berhubungan dengan Gizi
Pengobatan yang berhubungan dengan gizi tidak terpantau selama
studi kasus dilaksanakan.
4. Perkembangan Terapi Diet
Terapi diet yang diberikan sejak awal hingga akhir intervensi tidak
mengalami perubahan karena hasil monitoring dan evaluasi yang
dilakukan setiap hari tidak terdapat identifikasi masalah baru baik dari
pemeriksaan antropometri, fisik/klinis maupun laboratorium sehingga
terapi diet tetap tetap diberikan diet TKTP dengan konsistensi
makanan biasa, pemberian secara oral dengan frekuensi pemberian 3
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 26
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
kali makanan pokok dan 2 kali selingan. Berdasarkan hasil anamnesis
makanan pasien selama intervensi diketahui bahwa asupan makanan
pasien tidak terlau mengalami peningkatan dibanding sebelum
intervensi hal itu dapat dilihat pada Tabel.11. Konsumsi Zat Gizi
Pasien Selama Intervensi, dan pada grafik berikut ini:
Grafik 1. Persentase Asupan Energi Dan Zat Gizi Sebelum dan
Selama intervensi
Sebelum Inter-vensi
Hari I Hari II Hari III
Energi 73.36 87.34 93.64 75.83
Protein 71.83 74.71 84.84 53.88
Lemak 58.7 66.8 54.3 24.9
Karbohidrat 71.7 88.7 99 87.8
5
15
25
35
45
55
65
75
85
95
Persentase Asupan Energi dan Zat Gizi
% A
supa
n
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 27
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa selama studi kasus
berlangsung, asupan energi, protein dan karbohidrat meningkat sampai
hari ke-dua intervensi sedangkan asupan lemak meningkat pada hari
pertama dibandingkan sebelum intervensi tetapi mengalami penurunan
pada hari ke-dua sampai hari terakhir intervensi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan diagnosa medis pasien menderita ca. Ovarium
2. Terjadi penurunan berat badan yang cepat yaitu 20 % dalam 10
bulan.
3. Jenis Diet yang diberikan adalah Diet TKTP dengan 1971,3 kkal
dengan konsistensi makanan biasa, pemberian secara oral dengan
frekuensi 3 kali makanan pokok dan 2 kali makanan selingan.
4. Asupan Energi pasien meningkat sampai hari ke 2 intervensi,
namun pada hari ke-tiga terjadi penurunan karena nafsu makan
pasien menurun ketika menjalani proses kemoterapi dan selama
intervensi masih terjadi ketidakseimbangan asupan zat gizi,
walaupun mengalami peningkatan baik dari asupan protein,maupun
karbohidrat, kecuali asupan lemak yang mengalami penurunan.
B. Saran
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 28
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
1. Supaya terapi diet dan edukasi gizi terus diberikan kepada setiap
pasien untuk memberikan motivasi serta pengetahuan mengenai
masalah gizi pada pasien dan keluarganya.
2. Pemeriksaan antropometri, fisik-klinis dan laboratorium harus tetap
dimonitor supaya dapat mengidentifikasi masalah gizi yang ada
sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. Penuntun Diit Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama; 2004.
Fujin c, dkk, Oknologi Klinis, Penerbit FKUI, Jakarta : 2008.
A.Price, Sylvia, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Jakarta: EGC, 2005.
Andry Hartono.Terapi Gizi dan Diet Rumah sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2006.
Fauzie Sahil, Penatalaksanaan Kanker Ovarium Pada Wanita Usia Muda Dengan Mempertahankan Fungsi Reproduksi. Disampaikan Pada Pidato Pengukuhan Guru Besar USU : 2007.
Hartono A, Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 2006.
Hasyam A, Anemia Gizi dan Tenaga Kerja, Media Kesehatan
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 29
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252
Masyarakat Indonesia Unhas. Makassar, 2006
Rezkini, Putri. Hubungan antara usia pasien dan derajat keganasan tumor ovarium primer tipe sel benih di Jakarta selama 10 tahun (1997-2006). Jakarta: Universitas Indonesia; 2009.
Wikujosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwina prawirohardjo; 2007.
Yustini, DCN, M.Kes. Translate International Dietetic&Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual. Makassar: Instalasi Gizi RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo; 2009.
Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar – 2011 30
BAGIAN OBGYN Fera Saldi – K21108252