laporan hasil kunjungan lapangan bosschaika

9
Laporan Hasil Kunjungan Lapangan Ke Observatorium Bosscha 1. Pendahuluan a. Latar Belakang Dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, kita sebagai peserta didik khususnya mahasiswa akan susah memahami materi apabila pendidik hanya menggunakan metode mengajar ceramah atau diskusi saja. Sebab untuk memahami materi yang disampaikan dengan metode mengajar seperti itu kita perlu melatih serta mengembangkan keterampilan mental. Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sains yaitu dengan melaksanakan karyawisata atau kegiatan kunjungan lapangan. Alasan penggunaan metode ini antara lain pengalaman langsung pada umumnya lebih baik dari pada tidak langsung. Sehingga proses pembelajaran menjadi akan lebih bermakna. Hal itu yang melatarbelakangi dilaksanakannya karyawisata atau disebut juga kunjungan lapangan ke Bosscha pada tanggal 29 April 2010. Dan setelah melaksanakan kegiatan tersebut sudah seharusnya disusun sebuah laporan

Upload: mega-hasti-anggraeni-henecia

Post on 26-Jun-2015

1.227 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Hasil Kunjungan Lapangan bOsschaika

Laporan Hasil Kunjungan Lapangan

Ke Observatorium Bosscha

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, kita sebagai

peserta didik khususnya mahasiswa akan susah memahami materi

apabila pendidik hanya menggunakan metode mengajar ceramah atau

diskusi saja. Sebab untuk memahami materi yang disampaikan dengan

metode mengajar seperti itu kita perlu melatih serta mengembangkan

keterampilan mental.

Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

sains yaitu dengan melaksanakan karyawisata atau kegiatan kunjungan

lapangan. Alasan penggunaan metode ini antara lain pengalaman

langsung pada umumnya lebih baik dari pada tidak langsung. Sehingga

proses pembelajaran menjadi akan lebih bermakna.

Hal itu yang melatarbelakangi dilaksanakannya karyawisata atau

disebut juga kunjungan lapangan ke Bosscha pada tanggal 29 April

2010. Dan setelah melaksanakan kegiatan tersebut sudah seharusnya

disusun sebuah laporan hasil pengamatan suatu karyawisata atau

kunjungan lapangan.

b. Tujuan dan Fungsi Kunjungan Lapangan

Adapun tujuan dilaksanakan Kunjungan Lapangan ini adalah

sebagai berikut :

Untuk mengetahui sejarah Bosscha.

Untuk mengetahui jenis-jenis perangkat teknologi yang terdapat

di observatorium Bosscha.

Untuk mengetahui cara pengoprasian dan jenis pengamatan

yang dilakukan di Observatorium Bosscha.

Page 2: Laporan Hasil Kunjungan Lapangan bOsschaika

c. Manfaat dari Kunjungan lapangan

Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kunjungan

Lapangan ke observatorium Bosscha, adalah sebagai berikut :

Untuk jangka pendek, sekarang kita sebagai mahasiswa dapat

menambah ilmu pengetahuan yang tentunya akan lebih

bermakna.

Untuk jangka panjang, kita sebagai calon guru sains khususnya

fisika mempunyai gambaran mengenai hal-hal apa yang perlu

dipersiapkan dan dilakukan ketika menggunakan metode karya

wisata dalam proses pembelajaran.

d. Peserta Kunjungan Lapangan

Kegiatan kunjungan lapangan ini diikuti oleh kurang lebih 200

mahasiswa dari berbagai angkatan. Mulai dari angkatan 2006 sampai

2009.

2. Sejarah Singkat Bosscha

Karel Albert Rudolf Bosscha merupakan seorang pemilik perkebunan

teh namun memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan.

Pada tanggal 12 September 1920 mengadakan rapat pertama NISV di hotel

Homman, bandung, kemudian memutuskan untuk membangun

observatorium untuk memejukan ilmu astronomi di Hindia Belanda.

Setelah melakukan penelitian di berbagai tempat ternyata tempat yang

dianggap cocok di bangun osevatorium ini jatuh pada salah satu anak

pegunungan tangkuban perahu, 15 km ke utara dari pusat kota Bandung

(Lembang). Disamping udaranya yang sejuk dan tenang dari keramaian,

pemandangan ke timur, barat, selatan yang lepas dan memilki ketinggian

yang cukup baik (1300 m di atas permukaan laut). Adapun tanah seluas 6

Ha ini merupakan tanah milik kakak beradik Ursone

Pada tahun 1922 kontruksi pembanguna obervatorium ini dimulai

hingga tanggal 1 Januari 1923 sebagian sudah rampung. Kemudian

Page 3: Laporan Hasil Kunjungan Lapangan bOsschaika

diresmikan oleh Gubernur Jendral Mr. D. Fock. Dr. Voute diangkat

sebagai direktur observatorium pertama. Tahun itu pula, Prof. Dr. Ir. H. G.

Vande Sande memberikan hibah buku-buku untuk perpustakaan

observatorium tersebut. Dan untuk menjaga buku-buku tersebut

Kerkhoven membuat perpustakaan tahan api.

Teleskop double refraktor tiba di Indonesia pada tanggal 10 Januari

1928 yang dibuat oleh Negara Jerman. Pada saat perang dunia ke dua

berkecambuk. Observatorium Bosscha ini banyak mengalami kerusakan.

Di tambah lagi perang kemerdekaan sehingga obbsevotorium ini non aktif

samapai beberapa lama.

Pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan Observatorium

Bosscha ke pemerintah RI. Kemudian Observatorium Bosscha bergabung

dengan fakultas ilmu murni Universitas Indonesia. Setelah fakultas teknik

Universitas Indonesia memisahkan diri dengan membentuk Institut

Tekhnologi Bandung di tahun 1959, Obsevatorium Bosscha menjadi

bagian dari ITB. Sejak itu selain berfungsi sebagai lembaga penelitian dan

juga menjadi sarana pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

3. Jenis Perangkat Tekhnologi yang ada di Observatorium Bosscha

1) Teleskop Refraktor zeiss

Teleskop ini terdiri dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop finder

(pencari). Diameter lensa teropong pencari 40 cm dengan diameter

medan pandang 1,5 derajat atau sekitar 3 kali diameter citra bulan

purnama. Medan pandang langit yang luas itu memudahkan untuk

mengidentifikasi bintang yang hendak diselidiki.

Diantara teleskop yang ada di Bosscha, teleskop Zeiss ini

merupakan teleskop yang mempunyai titik api paling panjang. Oleh

karena itu berkemampuan untuk mengamati objek langit secara lebih

detail.

Penggunaan teleskop Zeiss untuk engamatan benda langit

diprioritaskan untuk pendidikan mahasiswa dan pengamatan untuk

Page 4: Laporan Hasil Kunjungan Lapangan bOsschaika

penelitian astronomi. Teropong yang beratnya sekitar 17 ton ini dipikul

pada sebuah pikulan yang sejajar dengan sumbu rotasi bumi, system

pemikul teropong ini dinamakan system pemikul ekuatorial. Jangkauan

teleskop ini dapat mengamati objek langit dengan jarak zenith 70

derajat atau objek langit dengan ketinggian lebih besar 20 derajat.

Konstruksi bangunan kubah dengan sebuah jendela yang dapat

dibuka selebar 3 m dan kubah dapat diputar kesegala penjuru arah,

praktis objek langit dengan ketinggian lebih dari 20 derajat yang

berada diseluruh sector azimuth dapat dijangkau oleh teleskop Zeiss.

Lantai teleskop dapat dinaik danditurunkan dengan daya listrik 10000

watt, berfungsi untuk memudahkan pengamatan benda langit. Kubah

yang beratnya 56 ton berdiameter 14,5 m dan bagian luarnya terbuat

dari bahan baja setebal 2 mm dan didalamnya atap asbes. Atap ini

dapat digerakkan dengan daya listrik sekitas 1500 watt. Bangunan ini

dirancang oleharsitek kenamaan KCPW Schoemaker.

2) Teleskop Bamberg

Terpong ini tersimpan dalam sebuah bangunan beratap setengah

silinder yang dapat digerakkan maju (menutup) dan mundur

(membuka). Karena konstruksi banguanan, jangkauan teleskop ini

hanya terbatas untuk pengamaatan benda langit dengan jarak zenit 60

derajat atau objek langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimuth

dalam sector Timur-selatan-barat.

Mesin penggerak teleskop dilengkapi dengan bandul, secara

otomatis mengatur kecepatan teleskop bergerak kearah barat mengikuti

bintang yang ada di medan teleskop sesuai dengan kecepatan rotasi

bumi.

Teropang ini dapat digunakan untuk pengukuran fotometri

gerhana bintang dan juga pengamatan permukaan bulan serta saat ini

dipersiapkan untuk pengamatan bintik matahari.

Page 5: Laporan Hasil Kunjungan Lapangan bOsschaika

3) Teleskop Schmidt-Bimasakti

Teropong ini memilki diameter lensa koreksi 51 cm, diameter

cermin 71 cm dan focus 127 cm. perbandingan antara panjang focus

terhadap diameter lensa koreksi atau dikenal dengan f-ratio relative

paling kecil diantara teleskop-teleskop yang ada di observatorium.

Harga f-ratio teropong ini mirip dengan f-ratio kamera biasa oleh

karena itu teropong ini dinamakan kamera langit cepat, sedang

teropong Zeiss merupakan kamera lambat. Selain itu teropong ini

mempunyai medang pandang yang luas dan medan lihatnya 5 x 5

derajat persegi. Teropong ini merupakan teropong yang sangat peka

terhadap cahaya dan polusi cahaya.

Teropong ini dipergunakan untuk pengamatan objek langit dari

panjang gelombang biru hingga imframerah dekat. Selain itu teropong

ini dilengkapi dengan prisma objektif dan prisma racine (1984). Prisma

objektif dipergunakan untuk mendeteksi spectrum bintang dengan

repolusi yang relative rendah, 1870 angsrtompermm pada daerah

panjang gelombang atmospheric A-band (angstrom).

4) Teleskop Goto

Teleskop yang memilki diameter cermin utama 45 cm ini,

dipasang pada tahun 1989 di Observatorium Bosscha. Dengan panjang

focus 1,8 meter pada cermin utama (bentuk parabola) dan 5,4 meter

pada cermin kedua (bentuk hiperbola).

Teleskop ini berjenis reflector cassegrain dilengkapi dengan

system computer ini diproduksi oleh perusahaan optic GOTO-Jepang

dibawah pengawasan Prof. Kitamura.

5) Teropong Unitron

Teropong Unitron adalah teropong reflaktor, lensa objektifnya

berdiameter 102 mm dan panjang focus teropong 1500 mm. dilihat

dari ukuran teropong Unitron sangat tepat untuk pemotretan bulan dan

Page 6: Laporan Hasil Kunjungan Lapangan bOsschaika

matahari dengan film 35mm. teropong ini relative ringan, oleh karena

itu dapat dipergunakan untuk keperluan ekspedisi pengamatan gerhana

matahari dan gerhana bulan.

Selain untuk keperluan pengamatan teropong Unitron

dipergunakan pengamatan bintik matahari dengan teknik fotografi atau

detector elektronik. Pemikul teleskop ini walaupun hanya sebuah pilar

tergolong ekuatorial system jerman. Gerak teleskop diatur dengan

bandul mekanik yang membawa energy potensial. Konsep ini menarik

karena menggerakkan teleskop tidak memerlukan daya listrik.