laporan alga

36
PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN “ALGA” Disusun oleh: Milade Annisa Muflihaini Hindun Hidayatun Na’imah Nur Hasanah Maghfira Jihan Mahani PENDIDIKAN BIOLOGI A FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: maghfira-mjm-mahani

Post on 16-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

struktur fungsi tumbuhan

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN TUMBUHANALGA

Disusun oleh:Milade Annisa MuflihainiHindun Hidayatun NaimahNur HasanahMaghfira Jihan Mahani

PENDIDIKAN BIOLOGI AFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2015BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Laut Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam. Salah satunya yaitu algae. Algae merupakan tumbuhan thallophyta yang belum dapat dibedakan antara akar, batang maupun daunnya.Disekitar pantai tepatnya pada zona pasang surut air laut, seringkali ditemukan bermacam-macam alga, Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan pigmen dominannya ketiga kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.Walaupun sebagian besar ganggang hidup di laut banyak terdapat dilaut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Sebagian dari jenis jenis alga ini ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia serta dapat pula di budidayakan. Diantara manfaatnya sebagai sayuran, bahan pembuatan agar-agar, bahan pembuatan kosmetik, dan masih banyak lagi. B. Tujuan1. Mengetahui berbagai jenis alga mikroskopis dalam air tawar2. Mengidentifikasi morfologi berbagai macam alga mikroskopis dalam air tawar3. Mengetahui taksonomi alga dan peranannya dalam habitatnya4. Mengetahui simbiosis pada alga

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian AlgaMenurut Fritsch dalam Gupta (1981), alga mencakup semua organisme yang dapat melakukan fotosintesis kecuali lumut dan tumbuhan berpembuluh. Penampakan pigmen atau kloroplas dapat dijadikan dasar pengelompokan variasi alga kedalam kelasnya. Perbedaan warna chloroplas ada hubungannya dengan kondisi alami dan jumlah pigmen tambahan yang ada pada selain pigmen utama yaitu klorofil yang berwarna hijau.Alga merupakan tumbuhan yang hidup pada perairan laut. Alga berukuran besar tergolong dalam tiga divisiyakniChlorophyta (alga hijau),Phaeophyta(alga coklat),danRhodophyta( alga merah). Pigmen yang terdapat pada alga merah dapat diketahui melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton, metanol, petrolium eter dan dietil eter, kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan diserap dengan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukan bahwa pigmen yang terdapat pada alga merah umumnya adalah B-karoten, feofitin,violaxanthin dan klorofil (Sunadi, 2000).Habitat alga adalah ditempat yang berair, misalnya air sungai, kolam, rawa,laut, tanah yang lembab, pohon dan sebagainya. Alga ditemukan disumber air panas, disalju daerah dan puncak gunung yang tinggi, bahkan diperairan yang mengandung boraks di lamongan juga ditemukan (Sulistijono, 2009).B. KlasifikasiKonsep klasifikasi alga yang modern didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut:1. Pigmen meliputi jenis dan jumlah2. Bentuk atau wujud cadangan makanan3. Flagel meliputi tipe dan jumlah flagel, morfologi, dan kedudukan4. Dinding sel meliputi susunan atau struktur berdasarkan pengamatan mikroskop5. Struktur sel meliputi ada tidaknya membrane selMenurut Round (1965), berdasarkan ide staner dan Van Niel membagi alga menjadi 8 filum dan masuk dalam kelompok prokariota dan eukariota. Selengkapnya klasifikasi menurut Round (dari Gupta, 1981) adalah sebagai berikut:Prokarita Eukariota:a.Phylum Cyanophytab.Phylum Euglenophytac.Phylum Chlorophytad.Phylum Chrysophytae.Phylum Phyrrophytaf.Phylum Phaeophytag.Phylum Rhodophytah.Phylum Cryptophyta.Dalam hal ini akan dibahas beberapa alga makro yaitu :1. Phylum ChlorophytaChlorophyta merupakan kelompok alga yang paling banyak ditemukan di air tawar, hanya sebagian kecil yang hidup di laut. Di perairan Chlorophyta hidup sebagai plankton. Plankton adalah organisme kecil yang hidup melayang-layang dalam air yang dapat menjadi sumber makanan bagi hewan air dan ikan. Chlorophyta juga ada yang melekat pada tanah yang basah, tembok yang lembab, pada batang tumbuhan lain, dan ada yang hidup melekat pada tubuh hewan (Aziz, 2008).Alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya di air laut dan air payau. Alga hijau yang hidup di laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal, pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali mencul apabila air menjadi surut (Sulisetijono, 2009)Chlorophyta mempunyai pigmen hijau yang dominan dan terhimpun dalam kloroplas. itulah mengapa Chlorophyta disebut dengan alga hijau. Cholorophyta tidak selalu berwarna hijau karena beberapa anggotanya memiliki pigmen yang memberikan warna jingga, merah atau merah kehitaman. Bentuk kloroplas pada Chlorophyta bernacam-macam.Pada kloroplas ditemukan pirenoid dan stigma. Pirenoid adalah rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa amilum. Stigma adalah bagian yang sensitif terhadap cahaya, berguna untuk menuntun Chlorophyta menuju cahaya sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung (Aziz, 2008).Tubuh Chlorophyta ada yang uniseluler, multiseluler, koloni, dan filamen. Sel-sel Chlorophyta dikelilingi oleh dinding sel sehingga memiliki bentuk yang tetap. Chlorophyta dipercaya sebagai asal mula tumbuhan darat. Alasan ini mendukung hipotesisi ini adlah memiliki klorofil a dan b, memiliki dinding sel berupa selulosa, dan menyimpan cadangan makanan berupa zat tepung (amilum) (Aziz, 2008).Menurut Smith (1955) hanya terdiri dari satu kelas saja yaitu chlorophyceae yang terdiri dari 10 bangsa yaitu :a.Volvocalesf. Tetrasporalesb.Ulotrichalesg. Oedogenalesc.Ulvalesh. Schizogonalesd.Chlorococalesi. Siphonalese.Siphonacladadesj. ZygnematalesSedangkan menurut Mattox dan Stewart (1984), ada 5 kelas Chlorophyta yaitu:a.Micromunadophyceaeb.Charophyceaec.Ulvophyceaed.Pleurastrohyceaee.ChlorophyceaeKelas chlorophyceae sendiri menurutnya terbagi dalam 8 bangsa (ordo), yaitu :a. Volvocales : sel sel flagelata dan berkoloni dinding glikoproteinb. Tetrasporales : agregasi palmolloid dan berkoloni, flagelata nonmotil, sel sel dengan vakuola kontraktile, tepi basal dan bentuk mata, dinding glicoproteinc. Chlorococcales : sel -sel nonmotile, agregasi dan berkoloni sel selnya tampak. Vakuola kontraktile, pembagiannya hanya menyatu dengan bentuk pada tahap reproduksi saja.d. Ulotrichales : filament talus dengan bentuk bulat sel.e. Ulvales : parenchymatous sel.f. Oedogonialies : filament felamen bercabang dan tidak bercabang dengan sel sel uninukleat, pembagian sel-sel termasuk pembentukan lingkaran, stephanokontous zoospora dan sperma.g. Cladoporales : (mencakup siphonocladales) alga multiseluler dengan sel-sel multinukleat, filamen atau sascate thalli.h. Caulerpales : (siphorales) single coenoytic sel berkomposisi dengan thallus siphonaxanthin, dinding selulosa, mannans atau xylan.2. Phylum PhaeophytaPhaeophyta (berasal dari bahasa Yunani,phaiosyang berarti gelap), merupakan alga multiseluler yang dikenal dengan nama alga coklat. Warna coklatnya berasal dari pigmen fukosantin yang dimilikinya (Pitriana, 2008).Selain pigmen coklat, pada Phaeophyta ditemukan juga pigmen lainnya berupa klorofil a dan c, serta pigmen karotin. Oleh karena keberadaan klorofil ini, Phaeophyta bersifat autotrof. Fotosintesisnya terjadi pada helaian yang menyerupai daun. Hasil fotosintesisnya berupa karbohidrat yang yang disebut laminarin (Pitriana, 2008).Alga coklat umumnya hidup di lingkungan laut. Hanya beberapa jenis Phaeophyta yang saja yang hidup di air tawar. Banyak alga coklat memiliki struktur berisi udara yang membuat mereka dapat melayang di air (Pitriana, 2008).Phaeophyta hidup melekat pada dasar perairan (melalui semacam akar), sedangkan bagian tubuh lainnya mengapung di air, dan melekat pada batu karang (Aziz, 2008).Bentuk tubuh Phaeophyta tampak menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena adanya bagian yang menyerupai akar, batang, dan daun. Tinggi Phaeophyta dapat mencapai 50 sampai 100 meter (Aziz, 2008).Anggota kelompok Phaeophyta juga dikenal sebagai tumbuhan berukuran raksasa (giantkleps), misalnyaMacrocystis sp. danNereocytis sp. yang menghuni pantai pasifik. Di indonesia, jenis Phaeophyta yang terkenal adalahTurbinaria austrilis, Sargasum siliquosum, danFucus vesiculosus. Ketiga jenis alga tersebut biasa dijimpai sepanjang garis pantai. Di laut yang beriklim sedang, terutama di laut Atlantika Utara dikenal sebagai kawasanAlga Sargassum. Alga tersebut tampak mengambang dan menutupi sebagian permukaan laut sehingga orang mengenalnya sebagi Sargaso (Aziz, 2008).3. Phylum RhodophytaAlga merah atau Rhodophyta (berasal dari bahasa Yunani,rhodon, yang artinya merah). Rhodophyta merupakan alga multiseluler berukuran besar yang biasa dikenal sebagai rumput laut. Warnanya merah karena mengandung pigmen fikoeritrin (Pitriana, 2008).Alga merah hidup di luat dalam, terutama di laut beriklim panas. Anggota kelompok alga merah dapat ditemukan di daerah pantai hingga kedalaman 100 meter (Aziz, 2008).Alga merah biasa menempel pada alga lain atau pada batu. Ada juga yang hidup bebas mengapung dipermukaan air. Alga merah biasa ditemukan di air cukup dalam, lebih dalam dibanding tempat tumbuh kelompok alga lainnya. Fikobilin, pigmen pada alga merah, dapat mengumpulkan cahaya hijau dan biru yang masuk ke air yang dalam. Dengan begit alga merah dapat berada di lokasi perairan yang lebih dalam dibanding alga lainnya (Pitriana, 2008).Bentuk alga merah seperti rumput sehingga sering disebut sebagai rumput laut (seaweed). Tubuhnya bersel banyak dan kebanyakan berbentuk lembaran sederhana dengan cabang-cabang halus seperti pita. Di dalam selnya terdapat pigmen klorofil a dan fikobilin. Fikobilin adalah semacam pigmen yang terdapat pada fikoeritrin dan fikosianin. Melalui pigmen fikobilin, gelombang cahaya yang masuk ke dalam laut diserap. Kemudian mentransfer energi cahaya ke klorofil untuk keperluan fotosintesis. Bentuk dari hasil fotosintesis adalah karbohidrat yang disebut tepung floridean (Aziz, 2008).Contoh alga merah adalahEuchemma spinosum, Gilidium, Rhodymenia, danScinata. Eucemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Beberapa familiCorralinememiliki dinding sel berkalsium karbonat. Alga ini ikut membentuk fosil (Pitriana, 2008).C. Peranan AlgaMenurut Sheehan dkk (1998) dari departemen energi Amerika Serikat, ada 3 komponen zat utama yang terkandung dalam alga, yaitu (1) Karbohidrat, (2) protein, dan (3)Triacyglycerols. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, protein dapat diolah menjadi produk makanan dan kecantikan, danTriacyglycerolsdapat diubahfatty acid. Kombinasi dari pemanfaatan 3 komponen diatas dapat menghasilkan makanan ternak.Fatty acidmerupakan produk dari alga yang berupa minyak nabati. Alga mengandung minyak nabati yang sangat besar. Menurut Briggs (2004), alga mengandung minyak lebih dari 50 % beratnya. Salah satu jenis alga yang diteliti oleh Sheehan dkk (1998) kandungan minyaknya bahkan dapat mencapai lebih dari 50 %. Minyak nabati dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.Alga dapat diproduksi menjadi makanan yang dikonsumsi manusia, makanan ternak, dan pupuk. Alga sangat besar perananya dalambiogeochemistry, yaitu sebagai bagian penting dari siklus N (nitrogen), O (oksigen), S (Belerang), P (phosphate), dan C (karbon). Alga memainkan peranan penting dalam bioteknologi, seperti menyerap polusi dan pencemaran yang berlebihan (Graham dan Wilcox, 2000). Alga juga dapat dimanfaatkan pada bidang farmasi sebagai bahan pembuatan obat-obatan (Cohen, 1999), seperti adanya kandungan zat anti HIV dan anti Herves (Catie, 1998).Selain itu alga juga dapat diproses menjadi menjadi minyak nabati, yang selanjutnya diproses menjadi biodiesel. Setelah diambil minyaknya, sisa ekstraksinya yang berupa karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, baik dalam bentuk methanol maupun ethanol (Sheehan, 1998).Alga sangat bermanfaat bagi ekosistem. Di ekosistem, alga berperan sebagai produsen. Alga menyediakan makanan bagi ikan, katak, hingga manusia. Alga juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh kita (Pitriana, 2008).Salah satu manfaat alga adalah sebagai bahan makanan. Rumput laut merupakan bahan makanan penting bagi manusia. Rumput laut biasa diolah menjadi agar-agar atau dikeringkan. Selain lezat, rumput laut bermanfaat bagi kesehatan karena tinggi serat dan mengandung vitamin A, B1, B2, B6, niasin, serta vitamin C. Rumput laut juga kaya akan kandungan yodium, potasium, besi, magnesium, dan kalsium (Pitriana, 2008).Alga coklat, terutama Sargassummenghasilkn alginat yang bersifat kental dan tidak beracun. Alginat berfungsi pengemulsi, penyetabil, dan bahan pengikat produk kapsul, produk kosmetik, dan produk makanan (seperti es krim). Oleh karena itu Sargassum merupakan jenis alga yang umum dimanfaatkan dalam industri kosmetik, makanan, dan farmasi (Pitriana, 2008).Selain bermanfaat bagi ekosistem, alga juga mempunyai kerugian bagi ekosistem, Blooming algae atau ledakan alga biasa terjadi di wilayah perairan seperti kolam, danau, dan laut. Beberapa kasus ledakan alga disebabkan masuknya pupuk, terutama yang mengandung fosfor dan nitrogen, kedalam perairan. Pupuk menyebabkan alga tumbuh terlalu subur. Semakin banyak alga yang tumbuh di perairan, jumlah kematian alga di wilayah itupun menjadi semakin tinggi. materi organik dari alga mati merupakan makanan bagi bakteri. Dengan demikian,ketika semakin semakin banyak materi organik dari alga yang sudah mati, semakin meningkat pula jumlah bakteri pada area tersebut. Aktivitas bakteri ketika mendekomposisi materi organik banyak meggunakan oksigen terlarut. Akibatnya jumlah oksigen terlarut di air menurun. Kurangnya oksigen terlarut akn menyebabkan kematian pada ikan dan organisme air lainnya. Ledakan alga juga dapat berbahaya jika alga memproduksi neurotoksin, racun yang mempengaruhi saraf. Racun ini berbahaya bagi penghuni perairan (Pitriana, 2008).

Budidaya alga dapat dioptimalkan menggunakan sistem terpadu. Pada sistem ini alga dikembangkan dan dibudidayakan berdekatan denganpower plant(pembangkit tenaga). Panas dan sisa pembakaran daripower plantyang mengandung karbondioksida disalurkan ke tempat pengeringan alga yang sudah dipanen, kemudian dialirkan ke tempat pembudidayaan alga (Sheehan dkk, 1998).Pengoptimalan alga juga dapat dilakukan pada pengolahan pasca panen. Seperti yang telah dijelaskan, alga mempunyai tiga komponen biomasa utama, yaitu karbohidrat, protein, dan minyak nabati. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol. Protein dapat diolah menjadi produk makanan dan kecantikan. Minyak nabati dapat digunakan untuk memproduksi bermacam-macam produk, salah satunya adalah biodiesel (Sheehan dkk, 1998).

BAB IIIMETODOLOGI

A. Metodologi Pengamatan1. Alat dan Bahan- Mikroskop- Kasa- Kaca preparat- Kaca penutup- Pipet- Tisu- Kamera- Azolla pinnata- Air kolam- Air sawah- Air sungai

2. Langkah kerja

BAB IVPEMBAHASAN

A. Tabulasi DataJenis airKelasNama spesiesCiri morfologi

Air kolamChlorococcus

Air KolamChlorophyceaeScenedesmus acutus

Scenedesmus quadricaudaScenedesmus maximus

Sel berbentuk silindris, berkoloni. Koloni 8 (yang kami amati). Panjang sekitar 820 m dan lebar sekitar 39 m. Lapisan luar berupa lapisan seperti jaring yang tersusun atas pektin dan dilengkapi oleh bristles. Berwarna hijau terang,

Air kolamCaelastrum

memiliki 8 sel dan hidup secara berkoloni.

Air kolamSpirulina sp.

Air kolamKirchneriella

Air sawahProtococcus

Azolla pinataCymbella

B. PembahasanAir kolam SpirulinaPada pengamatan, ditemukan pula spirulina, dimana spirulina merupakan ganggang renik multiselular berbentuk filamen yang tersusun atas sel sel berbentuk silindris tanpa sekat pemisah (septa), tidak bercabang dengan trikhoma berbentuk heliks dna berwarna hijau kebiruan. Panjang trikhoma sekita 20 mm. Pada sitoplasma spirulina tampak adanya granula sitoplasma yang emngandung vakuola gas. Terdapat 4 lapisan dinding sel pada sitoplasma. Lapisan eksternal atau lapisan terluar yang posisinya sejajar dengan sel axis dan bersifat gram negatif, lapisan lilitan protein fibril di sepanjang trikhoma, lapisan peptidoglikan yang letaknya menuju kedalam filamen dan menyatu dengan lapisan septa berbentuk cakram tipis, dan selaput lendir dinding sel yang terdiri atas senyawa glukosa dan berfungsi sebagai pelindung sel dari kekeringan dan juga memudahkan pergerakan sel. Spirulina juga memiliki badan polihedral, butir butir cyanophysin, butir butir glikogen, ribosom 70S, butir lemak, badan polifosfat, dan vakuola gas dalam kromoplasmanya. Badan polihedral merupakan enzim rubisco dalam bentuk partikel karboksisom pada bakteri, butir buitr cyanophysin terdiri atas polipeptida yang berupa aspartat dan arginin serta butir butir pati, badan polifosfat merupakan tempat cadangan posfat, sedangkan vakuola gas merupakan kantong kantong udara berbentuk silindris yang tersusun kelompok dengan fungsi untuk menyimpan oksigen, mengambang, dan mempertahankan berat jenis sel terhadap berat jenis air. Tilakoid spirulina tersebar didalam kromoplasma yang merupakan tempat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan klorofil a (Kabinawa, 2006).Spirulina merupakan salah satu mikroalga yang termasuk ke dalam kelompok Cyanobacteria. Spirulina mempunyai bentuk filamen, biasanya hidup di danau atau di perairan dengan kandungan garam yang tinggi. Saat ini spirulina banyak dimanfaatkan dalam bioteknologi nutrisional, industri, lingkungan, serta banyak dimanfaatkan juga sebagai bahan tambahan makanan pada pakan ikan (Ahsan et al, 2008) . Hal ini disebabkan kandungan beberapa zat seperti protein, mineral, vitam B12, karatenoida, asam lemak esensial seperti asam linolenat (Henrikson, 2009). Spirulina juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan pada manusia dikarenakan hasil ekstraksinya menunjukkan beberapa keuntungan fisiologis seperti antioksidan, antimicrobial, anti-inflamantory, antiviral, dan antitumoral (Spolaore et al, 2006) Scenesdesmus sp.Berikut ini merupakan klasifikasi Scenesdesmus sp:Divisi : ChlorophytaClass : ChlorophyceaeOrder : ChlorococcalesFamily : ScenedesmaceaeGenus : Scenedesmus (Toshihiko Wizuno, 1970)Scenedesmus merupakan kelompok mikroalga dan yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Sel Scenedesmus berbentuk silindris dan umumnya membentuk koloni. Koloni Scenedesmus terdiri dari 2, 4, 8, atau 16 sel tersusun secara lateral. Ukuran sel bervariasi, panjang sekitar 820 m dan lebar sekitar 39 m. Struktur sel Scenedesmus sederhana. Sel Scenedesmus diselubungi oleh dinding yang tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa, lapisan tengah merupakan lapisan tipis yang strukturnya seperti membran, dan lapisan luar, yang menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan seperti jaring yang tersusun atas pektin dan dilengkapi oleh bristles. Ciri umum Scenedesmus Berwarna hijau terang, kosmopolitan (air tawar, payau, asin. Dari oligotrof sampai eutrof, memiliki anggota terbanyak, eukariot (umumnya uninucleate), ada yang unisel, koloni dan filamen, pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (,,) dan beberapa xantofil, dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa.Sedangkan ciri-ciri khusus Scenedesmus itu sendiri sebagian anggota memiliki flagel - dapat bergerak sedikit, bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral). Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang, mempunyai zat penyusun sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin (Matsunaga et al, 2009).Scenedesmus biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah tanah yang basah, ada pula yang hidup di tempat tempat kering. Pada umumnya melekat pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan siphonales. Scenedesmus yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau juga ditemukan dilingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit batang pohon yang lembab (protococcus dan trentepotia. Beberapa anggotanya hidup di air yang mengapung atau melayang. Beberapa jenis lain ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan (Matsunaga et al 2009).Berperan sebagai produsen (fitoplankton) dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Peranan Scenedesmus bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan). Scenedesmus mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Produsen primer (penyedia oksigen), Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain terutama benih (Stone, 2003).

Crhoococcus dispersus (perbesaran 100x)KlasifikasiDivision:CyanophytaClass:CyanophytaceaeOrdo:ChroococcalesFamili:ChroococcaceaeGenus:CrhoococcusSpecies:Crhoococcus dispersus (Toshihiko Wizuno, 1970)

Ciri-ciri:Terdiri dari satu sel atau koloni yang relatif kecil (Pengamatan : koloni) dan sel sebagian besar semi bulat

Air Perasan Azolla Pinnata ZygnemaMenurut smith (1955) kelas chlorophyceae terdiri dari 10 bangsa yaitu: volvocales, tetrasporales, schizogonales, chlorococales, ulotrichales, oedogonales, ulvales, shiponales, shiponocladales, dan zignematales. Sedangkan menurut mattox dan stewart (1984), membagi chlorophyta dalam 5 kelas yaitu: mikromonadophyceae, charophyceae, ulvophyceae, pleurastrophyceae, dan chlorophyceae.Ciri-ciri: Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Bentuk kloroplas sangat berfariasi. Faroasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut: o Bentuk bintang (ex: Zygnema). Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu talus.

Anabaena azollaeCiri-ciri: Berdasar pengamatan yang kami lakukan, spesies ini memiliki 8 sel, dengansel ke 3 dan ke 6 merupakan heterosist (ukuran besar) dan sel lain merupakan sel vegetatif. Anabaena azollae merupakan jenis Cyanobacter.

B. Diskusi1. Apa sajakah peranan alga bagi kehidupan manusia ? Alga cokelat (phaeophyta)Bermanfaat bagi industry makanan dan farmasi. Algin (asam alginate) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep dan obat pembersih gigi, lotion dan krim pencukur. Dapat juga digunakan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah. Alga merahJenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misal Euchema spinosum. Dapat juga digunakan sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya yang dapat digunakan untuk mengatasi terjangan ombak, dan penting dalam pembentukan terumbu karang. Alga keemasan (Chrysophyta)Merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut. CyanobacteriaNostoc dapat tumbuh dan memfiksasi N2 udara subur pada saat masa perendaman sawah selama musim hujan, sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi. Anabaena azollaeHidup bersimbioses dengan Azolla piata (paku air) dimana paku ini dapat memfiksasi nitrogen (N2) di udara dan mengubah menjadi ammonia (NH3) yang tersedia bagi tanaman.Spirulina yang mengandung protein tinggi (Protein Sel Tunggal/PST) dapat dijadikan sebagai sumber makanan

2. Jelaskan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perbedaan habitat alga mikroskopis. Keadaan substratSubstrat ini nantinya akan digunakan untuk tempat melekatkan diri dengan habitatnya, misal: pasir, batuan, koral mati, dll. Dasar perairanBerpengaruh pada bagaimana tingkat kecerahan perairan. Perairan dengan dasar karang/karang mati biasanya memiliki kejernihan air yang relative baik dimana hal ini cukup penting bagi berlangsungnya fotosintesis alga. CahayaMempengaruhi produksi spora dan pertumbuhan. SuhuMempengaruhi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, fotosintesis dan respirasi SalinitasAdalah berat dalam gram dari garam anorganik yang terlarut di dalam 1 kilogram air laut sesudah semua bromine dan iodine digantikan dengan jumlah yang sama oleh klorin, semua karbonat dikonversi menjadi oksida dalam jumlah yang sama dan semua bahan-bahan organik teroksidasi pada suhu 480 derajat. KekeringanRendahnya keanekaragaman alga mungkin disebabkan karena hampir semua alga tidak mengalami tekanan kekeringan, karena tingginya keanekaragaman tumbuhan darat adalah karena secara periodic mereka mengalami tekanan kekeringan. Nutrient dan gerakan airZat hara alga diperoleh dari air disekelilingnya. Pasang surutMempengaruhi kehidupan zone intertidal.

3. Mengapa ganggang biru disebut sebagai tumbuhan perintis ?Cyanobacteria disebut sebagai tumbuhan perintis (pioner) dikarenakan organisme ini mampu membuka lahan baru untuk tumbuhnya organisme lainnya, seperti lumut dan paku-pakuan.

4. Terdapat dua macam alga dalam berbagai habitat yaitu alga mikroskopis dan alga makroskopis, jelaskan3 contoh alga makroskopis !a. Ulva lactubab. Sargassum histrikc. Turbinaria lamour

5. Didalam kehidupan beberapa alga dapat bersimbiosis dengan organisme lain, jelaskan !Cyanobacteria dapat hidup secara bebas maupun bersimbiosis mutualisme dengan organism lainnya, hal ini disebabkan cyanobacteria merupakan organism fotoautotrof yang mampu berfotosintesis untuk menyusun makanannya sendiri. Misalnya adalah jenis Cyanobacteria seperti Nostoc yang dapat bersimbiosis mutualisme dengan jamur membentuk linchen, yang dapat hidup di tempat dimana organisme lain tidak dapat hidup (misalnya di tembok atau batu), sehingga berperan sebagai organisme perintis. Sehingga Cyanobacteria memberikan makanan berupa senyawa organic bagi jamur, sedangkan jamur menyediakan lingkungan, kelembapan dan perlindungan bagi Cyanobacteria.

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pengamatan dan diskusi, dapat diperoleh kesimpulan bahwa:1. Jenis alga di air kolam: Jenis alga di air perasan azolla piata:2. Terdapat perbedaan morfologi yang ditemukan di berbagai macam alga mikroskopis dalam air kolam dan air perasan azolla pinnata.3. Taksonomi alga dan peranannya dalam habitatnya:4. Simbiosis pada alga dapat dilihat dari simbiosis mutualisme antara Cyanobacteria jenis Nostoc yang dapat bersimbiosis mutualisme dengan jamur membentuk linchen, yang dapat hidup di tempat dimana organisme lain tidak dapat hidup (misalnya di tembok atau batu), sehingga berperan sebagai organisme perintis. Sehingga Cyanobacteria memberikan makanan berupa senyawa organic bagi jamur, sedangkan jamur menyediakan lingkungan, kelembapan dan perlindungan bagi Cyanobacteria.

B. SaranDalam pengamatan yang telah kami lakukan, kami sadar akan adanya kekurangan. Oleh karena itu, agar praktikan dapat memperoleh hasil pengamatan yang lebih baik, ada beberapa saran yang kami anjurkan, antara lain: 1. Praktikan lebih teliti selama proses pengamatan alga secara mikroskopis2. Praktikan lebih rajin dalam mencari kajian pustaka dan referensi mengenai alga.

DAFTAR PUSTAKA

Atmadja, W.S. 1988. Beberapa aspek vegetasi dan habitat tumbuhan laut bentik di Pulau-Pulau Seribu. Jakarta : LIPIAziz, Abdul. 2008.Dan Alampun Bertasbih. Jakarta: Balai Pustaka.Campbell. Neil A,dkk.2010. Biologi Edisi kedelapan jilid 3.Jakarta: Erlangga.Coxa, E. J., L. Willisb and K. Bentleyc. 2012. Integrated simulation with experimentation is a powerful tool for understanding diatom valve morphogenesis. Biosystems, 109 (3): pp. 450459. DOI:10.1016/j.biosystems.2012.05.012.www.pinterest.com Diakses pada tanggal 8 Mei pukul 14: 06 WIB.Coelastrum (Chlorophyceae/Grnalgen) - DSCN2475.JPGwww.phytoplankton.info Diakses pada tanggal 8 Mei pukul 14: 11 WIB.www.ajeng-erma-fst12.web.unair.ac.id Diakses pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 02: 19 WIB.Coxa, E. J., L. Willisb and K. Bentleyc. 2012. Integrated simulation with experimentation is a powerful tool for understanding diatom valve morphogenesis. Biosystems, 109 (3): pp. 450459. DOI:10.1016/j.biosystems.2012.05.012.Gupta, JS. 1981.Textbook of Algae.New Delhi : Mc.Graw Hill Companyhttps://www.google.com/search?q=coelastrum&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=OzI-VbjcDoGLuATxnoDYBA&ved=0CAcQ_AUoAQ#tbm=isch&q=mycrocitis&spellhttps://www.google.com/search?q=coelastrum&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=OzI-VbjcDoGLuATxnoDYBA&ved=0CAcQ_AUoAQ#tbm=isch&q=scenedesmus&spell Mattox, K. R., & Stewart, K. D. 1984. Classification of the green algae: a concept based on comparative cytology. In Irvin, D. E. G., John, D., (Eds.): Systematics of the Green Algae. 29- 72. - London, New York: Academic Press.Pitriana, Pipit. 2008.Bio Ekspo Menjelajah Dunia Dengan Biologi. Solo: Jatra GraphicRound, F.E. 1973. The Biology Of Algae. London : Edward Arnold. 278 pp.Smith, G. M. 1955. Cryptogamic Botany Vol. I Algae & Fungi. Second Edition Mc Graw Hill Book Co. Inc. New York. Toronto. London.Sulisetijono. 2009. Bahan Serahan Alga. Malang : UIN Malang.