penapisan lektin pada alga yang diambil dari...

71
UIN SY PENAPISAN DARI FAKULTAS YARIF HIDAYATULLAH JAKART LEKTIN PADA ALGA YANG I PERAIRAN PANTAI MANAD SKRIPSI KHAIRUNISA NIM. 1111102000113 KEDOKTERAN DAN ILMU KESE PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA DESEMBER 2015 TA DIAMBIL DO EHATAN

Upload: leliem

Post on 17-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENAPISAN DARI PERAIRAN PANTAI MANADO

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI PERAIRAN PANTAI MANADO

SKRIPSI

KHAIRUNISA

NIM. 1111102000113

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

DESEMBER 2015

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI PERAIRAN PANTAI MANADO

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Page 2: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI PERAIRAN PANTAI MANADO

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI PERAIRAN PANTAI MANADO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

KHAIRUNISA

NIM. 1111102000113

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

DESEMBER 2015

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI PERAIRAN PANTAI MANADO

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Page 3: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga
Page 4: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga
Page 5: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga
Page 6: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

v

ABSTRAK

Nama : Khairunisa

Jurusan : Farmasi

Judul : Penapisan Lektin pada Alga yang diambil dari Perairan Pantai

Manado

Alga merupakan salah satu sumber lektin. Lektin adalah senyawa bioaktif

pada alga yang mempunyai karakteristik unik dan dapat dideteksi menggunakan

eritrosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis lektin dari 9 spesies alga

yang diambil dari perairan Pantai Manado. Ekstraksi dilakukan secara maserasi

kinetik menggunakan Phosphate Buffer Saline (PBS). Terhadap ekstrak dilakukan

uji total kadar protein menggunakan metode BCA protein assay kit. Uji

hemaglutinasi ekstrak kasar alga dilakukan menggunakan eritrosit kelinci dan

eritrosit manusia golongan A,B dan O, dengan dan tanpa perlakuan enzim tripsin.

Hasil uji hemaglutinasi terhadap eritrosit kelinci, alga hijau Neomeris annulata

menunjukkan aktivitas yang paling tinggi, sedangkan untuk darah manusia

Turbinaria deccurrens menunjukan aktivitas yang paling tinggi yang diujikan

dengan darah golongan O. Hasil uji kadar protein total tertinggi adalah ekstrak

dari alga cokelat spesies Turbinaria deccurrens dengan kadar protein 1505,63

µg/ml dengan buffer PBS.

Kata kunci: Alga, lektin, ekstrak alga, uji kadar protein total, uji hemaglutinasi.

Page 7: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

vi

ABSTRACT

Name : Khairunisa

Major : Farmasi

Title : Screening Lectin in Algae From The Coastal Waters Of Manado

Algae is one of the lectin source. Lectin is bioactive compound in algae

that has unique characteristics and it can be detected using erythrocyte. The

purpose of this study was to screen the lectin of nine algae species that were taken

from the waters of Manado Beach. Kinetic maceration extraction was done using

Phosphate Buffer Saline (PBS). Extracts were tested against total protein content

using the BCA protein test kit. Hemagglutination test of algae crude extract was

performed using rabbit erythrocytes and human erythrocytes group A, B and O,

with and without the enzyme trypsin treatment. The results of Hemagglutination

test against rabbit erythrocytes showed the Neomeris annulata green algae had the

highest activity, where as the highest activity for human blood was showed by

Turbinaria deccurrens using erythrocytes group O. The result of the highest levels

of total protein test was the brown algae extract, species of Turbinaria deccurrens,

1505.63 µg/mL with PBS buffer.

Key Word : Algae, lectin, algae extract, total protein content test, hemaglutination

test.

Page 8: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi ini. Shalawat serta salam ditunjukkan kepada junjungan besar Nabi

Muhamad SAW yang telah memberikan petunjuk kebenaran sebagai rahmat

sekalian alam. Skripsi dengan judul “Penapisan Lektin pada Alga yang

diambil dari Perairan Pantai Manado” ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana farmasi di Program Studi Farmasi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari

banyak pihak, penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi ini akan

mengalami banyak hambatan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof Dr. Atiek Soemiati,M.Sc, Apt dan Nurrahmi Dewi F.,M.Biotech(adv)

selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk

memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, serta dorongan bagi penulis

dari awal hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Arif Soemantri., S.KM.,M.Kes Selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Yardi, Ph.D., Apt., selaku Kepala Program Studi Farmasi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ismiarni Komala, Ph.D.,Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan dan perhatiannya selama masa studi.

5. Seluruh dosen prodi Farmasi dan staf tata usaha di lingkungan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan informasi kepada

penulis.

6. Seluruh peneliti dan staf Balai Besar Riset Pengelolahan Produk dan

Biotekhnologi Kelautan dan Perikanan Jakarta terutama kepada Mba

Page 9: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

viii

Maya, Bang Benget, Pak tomi dan Mang Ujang atas bantuan dan

bimbingan yang diberikan selama penelitian.

7. Keluarga ku tercinta, Ayah (Ahmad Sarnubi), Mamah (Arnih), Kakak

(Rahma Yulistiyana, Indah Lestari, Imron Taufiq, dan Iwan Sofyan) serta

keponakan (Aufa, Gisel, Faiko, dan Yolla) yang senantiasa memberikan

doa, semangat dan kasih sayang tak terhingga kepada penulis.

8. Sahabat Eva, Ana, Niekha, Ambar, Faradhila, Miyadah, Vina, Ageng,

Adit, Aska, Fattah, Ida dan Lia yang tidak pernah berhenti memberikan

semangat, bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Indra Sukmawan, yang telah memberikan waktu, tenaga, perhatian, dan

motivasi untuk penulis.

10. Teman-teman di Laboratorium BBP4BKP, Ayu, Puteri, April, Gita, Gesti,

Nur, Ifah, Omi, Anjar dan Fajar yang menemani dan mengisi waktu

penelitian menjadi menyenangkan.

11. Seluruh sahabat dan teman-teman Program Studi Farmasi angkatan 2011

sebagai teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan

semangat.

Semoga amal baik dan bantuannya mendapat ganjaran dari Allah SWT dan

laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekhilafan, demikian pula

dengan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang dapat membangun dari semua pihak pembaca. Semoga dalam

penulisan skripsi ini, bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam dunia

kefarmasian.

Jakarta, 16 Desember 2015

Penulis

Page 10: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga
Page 11: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

ABSTRACK............................................................................................................ . vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4

2.1 Alga ................................................................................................. 4

2.1.1 Deskripsi Alga ....................................................................... 4

2.1.2 Kandungan Alga .................................................................... 5

2.1.3 Kegunaan Alga .................................................................... 5

2.1.4 Pengelompokan Alga ............................................................ 5

2.2 Protein .............................................................................................. 7

2.2.1 Pengertian .............................................................................. 7

2.2.2 Ciri-ciri molekul protein ........................................................ 7

2.2.3 Sifat Protein .......................................................................... 8

Page 12: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

xi

2.3 Lektin ................................................................................................ 9

2.3.1 Pengertian .............................................................................. 9

2.3.2 Sejarah lektin ......................................................................... 9

2.3.3 Sumber-sumber lektin ............................................................. 10

2.3.4 Karakteristik .......................................................................... 10

2.3.5 Manfaat ................................................................................. 11

2.4 Ekstraksi .......................................................................................... 11

2.5 Metode Penetapan Kadar Protein ....................................................... 12

2.5.1 Metode Bicinchoninic Acid .................................................... 12

2.6 Microplate Reader ............................................................................ 13

2.7 Uji Aktivitas Hemaglutinasi .............................................................. 14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 17

3.1 Kerangka Penelitian .......................................................................... 17

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 18

3.3 Alat dan Bahan ................................................................................. 18

3.3.1 Alat......................................................................................... 18

3.3.2 Bahan ...................................................................................... 18

3.3.2.1 Sampel Tumbuhan ........................................................ 18

3.3.2.2 Klasifikasi Tumbuhan ................................................... 18

3.3.2.3 Bahan Kimia ................................................................ 19

3.3.2.4 Bahan Spesimen .......................................................... 19

3.4 Prosedur Kerja ................................................................................... 20

3.4.1 Penyiapan Sampel .................................................................. 20

3.4.2 Determinasi Tanaman ............................................................ 20

3.4.3 Pembuatan ekstrak kasar lektin .............................................. 20

3.4.4 Persiapan 2 % eritrosit ........................................................... 20

3.4.4.1 Pemisahan eritrosit ................................................... 20

3.4.4.2 Eritrosit Native (tanpa perlakuan enzim) ................... 21

3.4.4.3 Eritrosit dengan Perlakuan Enzim tripsin .................. 21

3.4.4.4 Uji Aktivitas Hemaglutinasi ..................................... 22

Page 13: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

xii

3.4.5 Pengukuran Kadar Protein Total Ekstrak Kasar

Lektin dengan Metode Bicinchoninic Acid (BCA) ................. 23

3.4.5.1 Persiapan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) ..... 23

3.4.5.2 Persiapan working reagent Standar Bovine

Serum Albumine (BSA) ............................................ 24

3.4.5.3 Prosedur Pengukuran kadar Protein pada

mikroplate (sampel dengan WR= 1:8) ...................... 24

3.4.6. Analisis Uji Hemaglutinasi ................................................... 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 25

4.1 Determinasi Tanaman ..................................................................... 25

4.2 Hasil Uji Hemaglutinasi Ekstrak Kasar Alga .................................... 26

4.3 Hasil Uji Kadar Total Protein Ekstrak Kasar Alga........................... 30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 33

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 33

5.2 Saran ............................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

Lampiran .......................................................................................................... 38

Page 14: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Halimeda macroloba .......................................................................... 6

Gambar 2.2 Sargassum duplicatum ........................................................................ 6

Gambar 2.3 Diagram skematik microplate reader .................................................. 13

Page 15: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Variasi konsentrasi BSA dari larutan stok (2mg/ml) .............................. 23

Tabel 4.1 Hasil determinasi spesies alga merah dari perairan pantai Manado ........ 25

Tabel 4.2 Hasil determinasi spesies alga cokelat dari perairan pantai Manado ...... 25

Tabel 4.3 Hasil determinasi spesies alga hijau dari perairan pantai Manado .......... 26

Tabel 4.4 Titer aktivitas ekstrak alga dari perairan pantai Manado ....................... 28

Tabel 4.5 Total kadar protein alga dari perairan pantai Manado ............................ 31

Page 16: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penimbangan bobot sampel alga ........................................................ 38

Lampiran 2. Alur penelitian .................................................................................. 39

Lampiran 3. Determinasi alga ............................................................................... 40

Lampiran 4. Sembilan spesies alga hasil ............................................................... 42

Lampiran 5. Pembuatan larutan dapar Phosphate Buffer Saline (PBS) ................... 45

Lampiran 6. Data hasil uji hemaglutinasi lektin dari ekstrak kasar alga ................. 46

Lampiran 7. Kurva standar protein BSA (Bovine Serum Albumin) ......................... 47

Lampiran 8. Instruksi Pierce TM BCA protein Assay Kit (Thermo Scientific) ......... 48

Lampiran 9. Hasil uji aktivitas hemaglutinasi ........................................................ 54

Gambar 1. Grafik hubungan antara absorbansi dan konsentrasi protein standar

BSA .................................................................................................... 47

Gambar 2. Hasil uji hemaglutinasi Neomeris annulata darah kelinci tanpa

perlakuan enzim (native) ...................................................................... 54

Gambar 3. Hasil uji hemaglutinasi Halimeda macroloba darah kelinci tanpa

perlakuan enzim (native) ...................................................................... 54

Gambar 4. Hasil uji hemaglutinasi Halimeda macrolobadarah kelinci tanpa

perlakuan enzim (native) ..................................................................... 54

Gambar 5. Hasil uji hemaglutinasi Halimeda macroloba darah manusia golongan

B dengan perlakuan enzim ................................................................... 55

Gambar 6. Hasil uji hemaglutinasi Turbinaria decurens darah manusia golongan O

dengan perlakuan enzim tripsin ............................................................ 55

Page 17: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

1

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara bahari dengan luas 75 % berupa lautan,

memiliki kekayaan sumber daya hayati yang melimpah, antara lain berbagai jenis

makro alga. Beberapa jenis diantaranya dilaporkan memiliki senyawa bioaktif yang

dapat digunakan dalam bidang farmasi (Kadi dkk, 1995).

Makro alga atau lebih dikenal dengan sebutan rumput laut merupakan salah

satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia.

Keanekaragaman rumput laut di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan

dengan negara lain (Dahuri, 1998). Alga yang hidup di perairan Indonesia sangat

beragam sekitar 782 jenis, yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga merah

(Anggadiredja dkk, 2009). Alga adalah tumbuhan tingkat rendah termasuk dalam

kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus (Kadi dkk,1988). Alga

telah banyak memberikan manfaat dalam industri makanan, kosmetik, farmasi dan

kedokteran. Alga memiliki beberapa senyawa penting, diantaranya protein,

karbohidrat, lemak, mineral dan unsur lain yang bermanfaat (Katarzyna dkk, 2012).

Lektin merupakan protein yang mengikat karbohidrat secara reversible dan

mempunyai kemampuan dalam aglutinasi eritrosit atau mengikat polisakarida dan

glikoprotein (Goldstein dkk, 1980). Spesifisitas lektin dalam mengikat karbohidrat

membuat zat bioaktif ini banyak digunakan dalam bidang biokimia dan biomedis.

Dalam dunia medis, lektin digunakan sebagai alat untuk penanda sel dalam

mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit, serta

digunakan untuk mendeteksi tumor ganas (Teixeria dkk 2012). Beberapa lektin dari

alga yang telah diisolasi menunjukan aktivitas anti HIV (Sato dkk, 2015) dan

aktivitas antibiotik (Liao dkk, 2003).

Selain dalam alga, lektin dapat ditemukan pada manusia, hewan,

mikroorganisme dan tumbuhan. Lektin yang berasal dari alga memiliki karakteristik

unik yang berbeda dari lektin dari sumber lainnya, yaitu mempunyai bobot molekul

Page 18: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rendah, memiliki afinitas spesifik terhadap oligosakarida kompleks, dan glikoprotein.

Sebagian dari lektin alga juga tidak memerlukan kation divalen untuk aktivitas

biologis (Rogers dan Hori 1993).

Lektin telah banyak diisolasi, terutama yang berasal dari alga. Penelitian lektin

dari spesies alga saat ini telah dilakukan terhadap 800 spesies, dan 60% dari spesies

tersebut menunjukkan adanya aktivitas hemaglutinasi (Teixeira, 2012). Sejauh ini,

penelitian lektin di Indonesia baru diteliti dari alga yang diambil dari perairan pantai

Binuangeun (Banten) dan Sepanjang (Gunung Kidul) (Fahriza, 2014). Sedangkan

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dimana tanaman tumbuh dengan

subur. Hal tersebut dapat membuat alga yang tumbuh di perairan pantai di Indonesia

tumbuh lebih subur dan memiliki spesies yang bervariasi dengan karakteristik yang

berbeda, sehingga memungkinkan perbedaan kandungan lektin dan aktivitas

hemaglutinasi pada alga.

Perairan Manado kaya akan aneka ragam sumber hayati. Keberadaan alga

tersebar luas di lautan Indonesia, termasuk di daerah perairan Manado, sehingga

memiliki potensi yang besar untuk dilakukan penelitian. Dari hasil sampling,

didapatkan 9 spesies alga yang selanjutnya dilakukan determinasi. Penelitian ini

dilakukan untuk menapis lektin pada alga yang berasal dari Pantai Manado.

Salah satu cara untuk menapis lektin ialah dengan pengujian hemaglutinasi.

Eritrosit manusia, kelinci, domba dan ayam umum digunakan untuk uji

hemaglutinasi, masing-masing dapat menunjukkan sensitifitas berbeda terhadap

aktivitas suatu hemaglutinin. Sensitifitas eritrosit terhadap aktivitas hemaglutinasi

dari tinggi ke rendah, yaitu darah kelinci, domba, ayam dan manusia (Hung dkk,

2012). Hasil positif uji hemaglutinasi yang menunjukkan adanya lektin yang

terkandung pada alga ditandai dengan terjadinya aglutinasi eritrosit (Teixeria dkk,

2012). Berbagai penelitian lektin menunjukkan bahwa lektin dari alga mempunyai

aktivitas hemaglutinasi yang berbeda pada setiap spesies alga. Spesies alga pada

perairan pantai di Indonesia sangat bervariasi dan kemungkinan mempunyai aktivitas

hemaglutinasi yang berbeda pula (Rizki, 2014). Penapisan lektin alga pada penelitian

ini dilakukan menggunakan uji hemaglutinasi. Kelebihan uji ini adalah relatif lebih

Page 19: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

murah dan mudah dilakukan dibandingkan menggunakan metode enzyme linked

adsorbent assay. Ekstraksi alga dilakukan menggunakan buffer dengan pH netral

karena lektin merupakan suatu protein. Buffer yang digunakan yaitu Phospate Buffer

Saline (PBS) pada pH 7. Penggunaan buffer sangat penting dalam mengekstraksi

lektin. Pada penelitian ini uji hemaglutinasi dilakukan dengan menggunakan eritrosit

kelinci dan manusia dengan golongan darah A, B dan O masing-masing dengan

perlakuan enzim tripsin dan tanpa perlakuan enzim.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat aktivitas lektin pada 9 spesies alga yang berasal dari perairan

pantai Manado, Indonesia?

2. Dari 9 spesies alga yang di teliti menggunakan uji hemaglutinasi, spesies alga

manakah yang memiliki nilai titer paling tinggi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis lektin pada 9 spesies alga yang

berasal dari perairan pantai Manado dan untuk mengetahui spesies alga manakah

yang memiliki nilai titer hemaglutinasi paling tinggi.

1.4. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi tentang keberadaan lektin pada 9 spesies alga dari

perairan pantai Manado, Indonesia.

Page 20: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

4

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alga

2.1.1. Deskripsi Alga

Makro Alga atau rumput laut tergolong tanaman tingkat rendah, tidak

mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang

disebut thallus, tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur,

pasir, batu dan benda keras lainnya. Secara taksonomi dikelompokkan ke dalam

divisio Thallophyta (Anggadiredja dkk, 2010). Rumput laut dikenal pertama kali oleh

bangsa Cina kira-kira tahun 2700 SM. Dimasa itu, rumput laut digunakan untuk

sayuran dan obat-obatan (Aslan, 1999).

Alga hidup dengan cara menyerap zat makanan dari perairan dan melakukan

fotosintesis. Pertumbuhan alga bergantung pada faktor-faktor fisika dan kimia

perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam, nitrat dan fosfat serta pencahayaan

sinar matahari (Atmadja WS dkk. 1996).

Berdasarkan divisinya, alga terdiri dari alga hijau (Chlorophyta), alga merah

(Rhodophyta) dan alga cokelat (Phaeophyta). Algae dari divisi Phaeophyta

mempunyai berbagai sifat, antara lain reproduksinya melalui stadium gamet atau

zoospora berpembuluh cambuk seksual dan aseksual. Walau berwarna cokelat, alga

ini memiliki pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violasantin dan fukosantin.

Persediaan makanan (hasil fotosintesis) alga cokelat berupa laminaran (beta, 1-3

ikatan glukan), dalam dinding selnya terdapat asam alginik dan alginat, dan tumbuhan

mengandung pirenoid dan tilakoid (lembaran fotosintesis). Memiliki ukuran dan

bentuk talus alga yang umumnya tumbuh sebagai alga yang hidup didasar perairan

sehingga beragam, dari yang berukuran kecil sebagai epifit sampai yang berukuran

besar, bercabang banyak, berbentuk pita atau lembaran, percabangan yang sederhana

dan ada pula yang tidak bercabang (Kadi dkk, 1988) .

Alga merupakan salah satu sumberdaya alam hayati laut yang bernilai

ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai

Page 21: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

makanan dan tempat berkembang biak biota-biota laut (Bold and Wyne, 1985). Studi

alga laut di Indonesia pernah dilakukan oleh Rumpius pada tahun 1750 di perairan

Ambon. Pengkajian secara intensif dilaksanakan pada ekspedisi “Siboga” pada tahun

1899-1900 oleh Weber-Van Bosse di perairan bagian Indonesia. Ekspedisi ini

berhasil mendeskripsikan 782 spesies alga makro di antaranya 196 Chlorophyta, 134

Phaeophyta dan 452 Rhodophyta (Anggadiredja dkk. 2009).

2.1.2. Kandungan Alga

Kandungan rumput laut terdiri dari protein (5,4%), karbohidrat (33,3%),

lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain itu juga mengandung asam

amino, vitamin, dan mineral seperti natrium, kalium, kalsium, iodium, zat besi dan

magnesium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral mencapai 10- 20 kali lipat

dibandingkan dengan tanaman darat (Murti, 2011).

2.1.3. Kegunaan Alga

Alga makro memiliki manfaat yang sangat banyak yang digunakan dalam

bidang industri, makanan, obat-obatan dan energi. Sehingga permintaan untuk

komoditi alga makro semakin meningkat. Untuk memenuhi keperluan tersebut tidak

hanya bergantung pada potensi produksi alam saja, tetapi masyarakat harus

melakukan budidaya alga makro, sehingga spesies-spesies alga makro tersebut perlu

diketahui potensi dan pengembangan produksinya sesuai dengan yang diperlukan,

untuk itu pelatihan mengenal spesies-spesies alga laut Indonesia perlu dilakukan

terutama di kalangan pendidikan dan perguruan tinggi, sehingga tentunya dapat

membantu pengembangan ilmu dan pendidikan (Sulistijo, 2009).

2.1.4. Pengelompokan Alga

Menurut Sadhori (1992) berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut

dikelompokan ke dalam empat kelas yaitu, Rhodophyceae (alga merah),

Phaeophyceae (alga coklat) , Chlorophyceae (alga hijau), dan Cyanophyceae (alga

biru hijau).

Page 22: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.1. Halimeda macroloba Gambar 2.2. Sargassum Duplicatum

[Koleksi Pribadi] [Koleksi Pribadi]

a. Alga Hijau (Chlorophyceae)

Mengandung pigmen klorofil a dan b, karoten, santhofil, serta memiliki

tilakoid. Persediaan makanan alga hijau berupa kanji (amylum), lemak, protein

dan asam amino. Thallus berwarna hijau tua, hijau muda, hijau transparan, hijau

kehitam-hitaman, dan hijau ke kuning-kuningan. Bentuk thallus lembaran,

batangan, bulat, dan gepeng. Thallus bersifat lunak dan keras. Kandungan kimia

esensial yang paling menonjol pada alga hijau adalah vitamin C ( Kadi, 2004).

Banyak spesies alga hijau telah diketahui mengandung lektin (Sharon, 2007)

b. Ganggang Biru-Hijau (Cyanophyceae)

Kumpulan ganggang ini berwarna biru atau hijau kebiru-biruan, karena di

samping klorofil yang berwarna hijau, juga terdapat phycoyanin yang berwarna

biru. (Sadhori, 1992)

c. Alga Cokelat (Phaeophyceae)

Walau berwarna cokelat, alga ini memiliki klorofil a dan c, beta karoten,

violasantin dan fukosantin. Memiliki ukuran dan bentuk talus alga yang

umumnya tumbuh sebagai alga yang hidup di dasar perairan yang beragam,

dari yang berukuran kecil sebagai epifit sampai yang berukuran besar,

bercabang banyak, berbentuk pita atau lembaran, percabangan yang sederhana

dan ada pula yang tidak bercabang (Kadi, 1988)

Page 23: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Alga Merah (Rhodophyceae)

Alga merah merupakan kelompok alga yang jenis-jenisnya memiliki

berbagai bentuk dan variasi warna. Salah satu indikasi dari alga merah adalah

terjadi perubahan warna dari warna aslinya menjadi ungu atau merah apabila

alga tersebut terkena panas atau sinar matahari secara langsung. Alga merah

merupakan golongan alga yang mengandung karaginan dan agar bermanfaat

dalam industri kosmetik dan makanan (Wiratnaja dkk, 2011).

2.2. Protein

2.2.1. Pengertian Protein

Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteos, yang berarti yang utama

atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus

Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting

dalam setiap organisme (Ellya, 2010).

Protein merupakan makromolekul yang banyak terdapat didalam sel dan

mempunyai bobot molekul besar yang sangat bervariasi. Struktur protein terdiri dari

polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak asam

amino (Lehninger A, 1993).

2.2.2. Ciri-ciri Molekul Protein

1. Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan sehingga merupakan suatu

makro molekul.

2. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino.

3. Terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-

lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein.

4. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi,

temperatur, medium pelarut organik dan deterjen.

5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugusan

samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekul (Ellya, 2010).

Page 24: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.3. Sifat Protein

1. Denaturasi

Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dari

zat kimia, maka mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau

modifikasi pada struktur molekul protein disebut dengan denaturasi. Hal-hal

yang menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran

listrik, dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, dan sabun. Temperatur

merupakan titik tengah dari proses denaturasi yang disebut dengan melting

temperature (Tm) yang pada umumnya protein mempunyai nilai Tm kurang

dari 100ºC, apabila diatas suhu Tm, maka protein akan mengalami denaturasi.

Protein yang mengalami denaturasi akan menurunkan aktivitas biologinya

dan berkurang kelarutannya, sehingga mudah mengendap (Yazid, 2006).

2. Ion zwiter dan pH isoelektrik

Larutan asam amino dalam air mempunyai muatan positif maupun negatif

sehingga asam amino disebut ion zwiter. Setiap jenis protein dalam larutan

mempunyai pH tertentu yang disebut pH isoelektrik (berkisar 4-5). Pada pH

isoelektrik molekul protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama,

sehingga saling menetralkan atau bermuatan nol. Pada titik isoelektrik,

protein akan mengalami pengendapan (koagulasi) paling cepat (Yazid, 2006).

3. Sifat amfoter

Sifat ini timbul karena adanya gugus amino (-NH2) yang bersifat basa dan

gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam yang terdapat pada molekul

protein pada bagian akhir rantainya, maka dengan larutan asam atau pH

rendah, gugus amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+ , sehingga

protein bermuatan positif, sebaliknya dalam larutan basa gugus karboksilat

bereaksi dengan ion OH- , sehingga protein bersifat negatif. Adanya muatan

pada molekul protein menyebabkan protein bergerak dibawah pengaruh

medan listrik (Yazid, 2006).

Page 25: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Pembentukan ikatan peptida

Pembentukan ikatan peptida terbentuk karena sifat amfoternya, maka dua

molekul asam amino atau lebih dapat bersenyawa satu sama lain dengan

melepaskan satu molekul air membentuk ikatan antara gugus karboksil

(-COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) yang lain

disebut dengan ikatan peptida. Senyawa yang dibentuk oleh 2 molekul asam

amino dinamakan dipeptida, 3 molekul dinamakan tripeptida dan seterusnya

sampai yang dibentuk oleh banyak molekul disebut polipeptida (Poedjiadi,

1994).

2.3. Lektin

2.3.1. Pengertian Lektin

Lektin adalah protein yang mengikat karbohidrat secara reversibel,

menggumpalkan sel, atau endapan polisakarida dan glikoprotein. (Goldstein dkk,

1980). Lektin adalah protein non imun yang tersebar luas di alam serta dapat

berikatan dengan residu karbohidrat. Lektin merupakan glikoprotein asal tumbuhan

dan hewan yang dapat berikatan secara spesifik dengan residu glikokonjugat pada

permukaan sel (Lis dan Sharon, 1993., Vorki, 1993). Semua molekul lektin memiliki

dua atau lebih tempat ikatan dengan karbohidrat, oleh karenanya sangat

memungkinkan lektin untuk mengaglutinasi sel darah merah dan bereaksi dengan

struktur glikoprotein atau glikolipid pada keadaan fisiologi mau pun patologi (Spicer

dan Schulte, 1992.; Danguy et al., 1994.).

2.3.2. Sejarah Lektin

Lektin pertama kali dikenal sebagai Phytoglutinins, karena ditemukan pada

tanaman dan dapat menyebabkan aglutinasi pada eritrosit. Tahun selanjutnya lektin

ditemukan pada kacang-kacangan dan memiliki tingkat toksisitas yang tinggi dan

dapat menggumpalkan darah. Lektin dari alga pertama kali ditemukan pada tahun

1966 oleh Boyd, setelah itu banyak penelitian dilakukan pada jenis alga lain dari

perairan di berbagai negara (Teixeria dkk, 2012)

Page 26: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lektin adalah protein yang reversibel mengikat karbohidrat. Lektin ada pada

sebagian besar organisme hidup tapi pertama kali diidentifikasi sebagai protein

tanaman yang mengaglutinasi sel darah merah manusia (Van Damme, 2004).

2.3.3. Sumber-sumber Lektin

Lektin tersebar luas di alam. Berbagai macam lektin telah diisolasi dari

berbagai sumber seperti pada hewan, mikroorganisme, tanaman dan alga. Lektin dari

sumber yang berbeda menunjukkan sedikit kesamaan. Lektin yang berasal dari

tanaman berperan dalam melindungi diri terhadap penyerang tanaman seperti

(mikroorganisme fitopatogenik, nematoda atau serangga hama) dan juga digunakan

sebagai protein untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Vanderborre G dkk,

2011).

Lektin yang berasal dari tanaman dapat digolongkan menjadi tiga kategori

yaitu Morelectins, Hololectin dan Chimerolectins. Morelectins merupakan protein

yang secara khusus berikatan dengan satu domain karbohidrat. Merupakan protein

tunggal polipeptida yang mampu mengaglutinasi sel karena sifat monovalen mereka.

Hololectins merupakan protein yang secara khusus berikatan dengan domain

karbohidrat, tetapi mengandung dua domain. Chimorelectins merupakan protein fusi

yang terdiri dari satu atau lebih domain ikatan karbohidrat dan berkaitan dengan

aktivitas biologis (Peumans WJ, 1995).

2.3.4. Karakteristik

Lektin yang berasal dari alga memiliki karakteristik unik yang berbeda dari

lektin dari sumber lainnya, yaitu mempunyai bobot molekul rendah, monomerik,

termostabil, spesifisitas yang kuat terhadap oligosakarida atau glikoprotein (Edson

HT dkk, 2012). Lektin dari alga tidak spesifik terhadap monosakarida, tetapi lebih

spesifik kepada oligosakarida dan juga tidak membutuhkan kation divalen untuk

aktivitasnya.

Lektin dapat mengenali molekul karbohidrat atau gula secara spesifik. Lektin

dari ekstrak alga cokelat (Sargassum thunbergii) dapat mengikat sisi gula secara

spesifik seperti xylosa, laktosa, maltosa, D-mannosa, D-fructosa, D-galaktosa,

Page 27: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D-glukosa, D-arabinosa, sukrosa (Yi Z dkk, 2002).

2.3.5. Manfaat

Lektin sangat penting terutama dalam mendeteksi, isolasi, dan karakterisasi

dari glikokonjugat, terutama dari glikoprotein, untuk histokimia sel dan jaringan dan

untuk pemeriksaan perubahan yang terjadi pada permukaan sel selama proses

fisiologis dan patologis. Spesifisitas lektin dalam mengikat karbohidrat membuat zat

bioaktif ini banyak digunakan dibidang biokimia dan biomedis. Lektin dapat

mengenali gula-gula spesifik yang dapat digunakan untuk melacak (probe) secara

umum residu gula yang terdapat pada membran permukaan sel. Lektin dapat juga

digunakan pada proses purifikasi dan analisis glikoprotein, lektin melekat secara

kovalen pada media penyangga (seperti sepharose) sehingga dapat digunakan pada

pemurnian glikoprotein yang mengandung oligosakarida yang berinteraksi dengan

lektin (Murray RK dkk, 2009). Dalam dunia medis, lektin digunakan sebagai alat

untuk penanda sel dalam mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus,

jamur dan parasit, serta digunakan untuk mendeteksi tumor ganas atau kanker.

Mekanisme lektin dalam mendeteksi sel kanker yaitu, sel kanker dapat

melakukan metastasis yaitu suatu fenomena dimana sel kanker meninggalkan

jaringan asalnya, bermigrasi melalui aliran darah menuju jaringan lainnya. Hal

tersebut mengakibatkan perubahan pada struktur glikoprotein dan glikokonjugat lain

pada sel kanker (Murray RK dkk, 2009). Lektin dapat mengidentifikasi perubahan

struktur glycan dan glikokonjugat yang diekspresikan oleh sel (Teixeira dkk, 2012).

Dalam bidang biologi lektin berperan dalam komunikasi antarsel, fertilisasi,

dan inflamasi (Teixeira dkk, 2012). Saat ini telah dilaporkan bahwa lektin

mempunyai aktivitas sebagai antibiotik, antivirus dan anti-HIV.

2.4. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses penyarian senyawa-senyawa yang terdapat di

dalam suatu bahan (sampel) dengan menggunakan cairan penyari yang sesuai dan

dengan cara yang tepat. Efektivitas ekstraksi dipengaruhi oleh kondisi alamiah bahan,

suhu, ukuran partikel, tekanan, jenis cairan penyari dan peralatan ekstraksi. Ekstraksi

Page 28: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada penelitian ini dilakukan dengan cara maserasi kinetik pada suhu rendah.

Ekstraksi dengan maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan secara terus menerus

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000). Secara umum kondisi terbaik

dalam mengekstraksi protein adalah pada suhu rendah dan pH mendekati netral untuk

menghindari denaturasi protein. Salah satu faktor yang umumnya dapat

mempengaruhi kestabilan struktur protein adalah medium pelarut organik. Dalam

percobaan biokimia, kegiatan isolasi maupun ekstraksi protein harus dilakukan dalam

sistem dapar. Dapar atau Buffer adalah suatu larutan dengan komposisi sedemikian

rupa sehingga tahan terhadap perubahan pH (Suhartono MT, 1989). Penggunaan

buffer organik biasanya lebih mudah. Dalam penelitian ini ekstraksi dilakukan

dengan menggunakan dapar Tris Buffer Saline (TBS) dan Phosphate Buffer Saline

(PBS) dengan pH 7 untuk menjaga kestabilan struktur protein.

2.5. Metode Penetapan Kadar Protein

2.5.1. Metode Bicinchoninic Acid (BCA)

Penelitian ini menggunakan PierceTM BCA Protein Assay Kit. Prinsip metode

ini adalah dengan mereduksi Cu²⁺ menjadi Cu⁺ oleh protein dalam medium alkalin

(reaksi biuret) dengan sensitivitas tinggi dan deteksi kolometrik selektif dari kation

tembaga (Cu⁺) oleh BCA. Kation cupro yang terbentuk akan bereaksi dengan asam

bicinchoninat membentuk warna ungu yang dapat dideteksi pada panjang gelombang

562 nm. Uji ini dapat mendeteksi protein antara 20-2000 µg/ml. Pembentukkan

warna BCA sangat dipengaruhi oleh empat residu asam amino (sistein atau sistin,

tirosin, dan triptofan) pada sekuen asam amino suatu protein (Pierce, 2003).

Kelebihan : metode ini lebih sensitif, lebih mudah, dan reagen lebih stabil daripada

metode Lowry. deterjen nonionik dan garam penyangga tidak mengganggu reaksi.

Kelemahan : warna tidak stabil dengan waktu, analis perlu hati-hati mengontrol

waktu untuk membaca absorbansi. Gula pereduksi mengganggu ke tingkat yang

lebih besar daripada dalam metode Lowry. konsentrasi tinggi amonium sulfat juga

dapat mengganggu (Nielsen S, 1994).

Page 29: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6. Microplate Reader

Pada penelitian ini pengukuran kadar protein dilakukan dengan menggunakan

microplate reader Multiskan GO. Microplate reader adalah sebuah alat yang

digunakan untuk mengukur serapan dari sampel yang terdapat pada suatu plat mikro

(microtiter plates). Alat ini sangat cocok untuk aplikasi fotometri, termasuk DNA,

RNA dan analisis protein. Prinsip pengukuran absorbansi sampel pada microplate

reader sama dengan spektrofotometer. Alat ini memiliki spektrum sinar tampak 200-

1000 nm (Thermo Scientific Multiskan, 2012). Sampel yang akan di analisa

diletakkan pada sebuah plat mikro. Plat mikro yang paling umum digunakan pada

penelitian laboratorium yaitu terdiri dari 96 sumuran (8x12 matriks dalam satu plat)

dengan volume reaksi antara 100 dan 200 µl per sumur (Introduction to

Spectrophotometry, 2014).

Gambar 2.3. Diagram skematik mikroplate reader

[Introduction to Spectrophotometry. 2014]

Sampel dapat diletakkan dalam setiap atau semua sumuran plat mikro. Plat

mikro dipindai oleh 8 sumber cahaya dan cahaya sensitif. Radiasi pada panjang

gelombang pengukuran yang dipancarkan dari sumber cahaya, menghasilkan

sejumlah cahaya yang akan ditransmisikan melalui sampel. Cahaya yang terukur

Sumuran tempat meletakan

sampel

Page 30: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kemudian dikonversikan ke dalam bentuk absorbansi. Data absorbansi yang didapat

kemudian ditampilkan pada layar dengan susunan 8x12. Data ini dapat disimpan

dalam memori pada komputer (Introduction to Spectrophotometry, 2012). Microplate

reader mampu mengukur absorbansi 96 sumuran selama kurang dari 6 detik (Thermo

Scientific Multiskan,2012). Analisis kadar protein berdasarkan atas pengukuran

serapan dari zat yang di uji pada panjang gelombang maksimum tertentu.

2.7. Uji Hemaglutinasi

Uji hemaglutinasi merupakan cara untuk mendeteksi keberadaan lektin (Hori

K dkk, 2007). Aktivitas hemaglutinasi dilakukan dengan menentukan titer

hemaglutinasi, yaitu jumlah minimal sampel pada pengenceran tertinggi yang masih

dapat mengaglutinasi darah. Aktivitas hemaglutinasi ditentukan berdasarkan

konsentrasi terkecil (pengenceran tertinggi) sampel yang masih menyebabkan

aglutinasi pada eritrosit. Semakin besar konsentrasi sampel yang dibutuhkan yang

membuat darah teraglutinasi menunjukkan aktivitas hemaglutinasi semakin rendah,

sebaliknya semakin kecil konsentrasi yang dibutuhkan untuk mengaglutinasi sel

darah maka semakin tinggi aktivitas hemaglutinasi (Rahmasari, 2009).

Pengamatan uji aktivitas hemaglutinasi dilakukan secara makroskopis, uji

hemaglutinasi dikatakan positif (+) ditandai dengan adanya karpet pada sumuran,

hasil negatif (-) jika RBC mengendap ke bawah membentuk titik di dasar sumuran

(Prseptiangga, 2012). Hemaglutinasi titer dinyatakan dengan 2n yang

menggambarkan pengenceran dalam sumuran microplate terakhir yang menu;njukkan

aglutinasi (Fitriah NM, 2013). Pada uji aktivitas hemaglutinasi digunakan :

1. Eritrosit

Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel

darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit) dan sebagian kecil sel darah putih

(leukosit). Eritrosit di bentuk dalam sumsum tulang belakang. Eritrosit

mengandung hemoglobin yang mempunyai peran penting dalam mengangkut

oksigen dari paru-paru ke jaringan.

Page 31: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan eritrosit (sel darah merah)

kelinci sebagai tahap awal sebelum menggunakan darah manusia. Darah

kelinci lebih mudah diperoleh, darah kelinci yang digunakan diambil dari

pembuluh vena marginalis kelinci. Ekstrak sampel alga yang memiliki

akivitas hemaglutinasi pada darah kelinci, kemungkinan memiliki aktivitas

hemaglutinasi pada eritrosit manusia. Secara teori lektin dari alga lebih

sensitif pada darah kelinci. Menurut penelitian darah kelinci lebih cocok

dalam mendeteksi lektin dari alga dibandingkan dengan darah manusia (Le

DH dkk, 2012).

Setelah uji hemaglutinasi dengan eritrosit kelinci, selanjutnya dilakukan

dengan menggunakan eritrosit manusia golongan A, B dan O. Darah diperoleh

dari PMI (Palang Merah Indonesia) sudah dalam bentuk 2 % eritrosit.

Lektin bersifat spesifik terhadap karbohidrat dan glukosa pada darah, hal

ini sangat penting dalam menentukan spesifisitas lektin alga pada tiap

golongan darah yang berbeda. Menurut penelitian, darah dengan perlakuan

enzim tripsin dapat membuat eritrosit manusia atau kelinci menjadi lebih

sensitif . Aktivitas hemaglutinasi pada eritrosit dengan perlakuan enzim lebih

tinggi dibandingkan dengan eritosit tanpa perlakuan enzim.

2. Enzim Tripsin

Enzim merupakan protein yang disintesis oleh sel hidup untuk

mengkatalisis reaksi kimia spesifik yang berlangsung didalamnya, mengikat

molekul substrat membentuk komplek enzim-substrat yang bersifat sementara,

yang terurai membentuk enzim bebas dan produknya (Sumardjo, 2009).

Enzim disebut juga katalis hayati, yaitu senyawa organik yang dihasilkan oleh

sel-sel hidup. Walaupun dalam jumlah sedikit, katalis memiliki kemampuan

untuk mempercepat berlangsungnya reaksi kimiawi tanpa katalis itu sendiri

terkonsumsi atau berubah setelah reaksi selesai (Sumardjo, 2009). Enzim

mempunyai spesifisitas yang sangat tinggi terhadap reaksi yang dikatalisis

atau terhadap substrat. Enzim pada umumnya mengkatalisis satu macam

reaksi. Enzim proteolitik hanya akan menghidrolisis suatu ikatan peptida.

Page 32: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tripsin adalah suatu enzim proteolitik (pemecah protein) yang mengkatalisis

pemutusan ikatan peptida hanya pada sisi karboksil residu lisin dan arginin

(Yuwono, 2005).

Page 33: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

17

17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Alga segar

Alga ukuran kecil (< 1cm)

Serbuk alga

Ekstrak alga

Supernatan (ekstrak kasar alga)

Dibersihkan

Dipotong

Ditimbang

Dimasukan kedalam lumpang

Ditambahkan nitrogen cair

Digerus

Diekstraksi secara maserasi

kinetik (dengan stirer magnetik)

Buffer PBS pH 7.

Suhu 4 ͦC

Selama 8 jam

Disaring

Disentrifugasi

Suhu 4oC

Kecepatan 10.000 rpm

Selama 30 menit

Uji kadar

protein total

Uji aktivitas

hemaglutinasi

Native

Dengan perlakuan tripsin

Dimasukan ke conical tube

Disimpan dalam lemari

pendingin -20o C

Dicairkan

Dimasukan ke tabung Eppendorf

Eritrosit Eritrosit manusia A,B dan

Analisis

Page 34: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi, Balai Besar Riset

Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Badan Litbang

Kelautan dan Perikanan – Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Waktu penelitian

dilakukan bulan Februari sampai dengan Agustus 2015.

3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: timbangan analitik (Mettler

PE 360 dan Adventurer), gunting, lumpang, alu, wadah plastik, sudip, batang

pengaduk, alat sentrifugasi dingin (Beckman coulter avanti J-26Xpi, Centurition

Scientific dan Hettich), microplate reader (Thermo Scientific Multiskan GO), pH

meter (Thermo Orion 420), biosafety cabinet (Faster BH-EN 2004), inkubator (Lab-

line Instrument), vortex (Thermolyne), stirer magnetik (Thermo Scientific), pipet

serologi sekali pakai (Nunc), conical tube, mikropipet, microtiter 96 well U-plates,

dan tabung eppendorf, alat-alat gelas (Pyrex).

3.3.2. Bahan

3.3.2.1 Sampel Tumbuhan

Sampel tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 spesies alga

koleksi Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan, Badan Litbang Kelautan dan Perikanan-Departemen Kelautan dan

Perikanan RI hasil sampling dari perairan pantai di Manado Indonesia. Adapun 9

sampel alga masih dalam bentuk kode yaitu M 21, M 22, M 26, M 27, M 28, M 29,

M 30, M 31 dan M 32.

3.3.2.2 Klasifikasi Tumbuhan

Dari 9 sampel 2 diantaranya yaitu :

a. Kode M-21-2-14

Alga Hijau (Halimeda macroloba)

Filum/Divisio : Chlorophyta

Page 35: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelas/Class : Chlorophyceae

Bangsa/Ordo : Bryopsidales

Suku/Famili : Halimedaceae

Marga/Genus : Halimeda

Jenis/Spesies : Halimeda macroloba Decaisne

b. Kode M-28-2-14

Alga Cokelat (Sargassum duplicatum)

Filum/Divisio : Phaeophyta

Kelas/Class : Phaeophyceae

Bangsa/Ordo : Fucales

Suku/Famili : Sargassaceae

Marga/Genus : Sargassum

Jenis/Spesies : Sargassum duplicatum J.Agardh

3.3.2.3 Bahan kimia

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Nitrogen cair,

Phospate Buffer Saline (PBS) tablet (Merck), Natrium Klorida (Merck), Aquabides

(ika), Asam Klorida 1M, Pierce TM BCA Protein Assay Kit (Thermo Scientific) berisi

BCA Reagen A (mengandung Natrium bikarbonat; Natrium karbonat monohidrat;

Asam bisinkoninat; Natrium tartrat dalam 0,1 Natrium hidroksida), BCA Reagen B

(mengandung 4 % Cupric sulfate), dan larutan standar Bovine Serum Albumin 2

mg/ml dalam Natrium klorida dan Natrium azida, enzim tripsin.

3.3.2.4 Bahan spesimen

Darah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Darah kelinci diperoleh

dari pembuluh vena pada telinga yang dilakukan pengambilan di Laboratorium

Bioassay Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan. Darah manusia golongan A,B,O diperoleh dari pendonoran darah di RS

Pelni Jakarta .

Page 36: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4. Prosedur Kerja

3.4.1. Penyiapan Sampel

Sembilan spesies Alga diperoleh dari hasil sampling yang dilakukan Balai

Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Badan

Litbang Kelautan dan Perikanan-Departemen Kelautan dan Perikanan RI pada bulan

februari sampai Agustus 2014. Bagian alga segar yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh bagian tanaman yang disebut thallus.

3.4.2. Determinasi Tanaman

Determinasi Alga dilakukan di Pusat Penelitian Oseanografi -LIPI, Ancol-

Jakarta Utara.

3.4.3. Pembuatan Ekstrak Kasar Alga

25 gram alga segar yang telah dibersihkan dari pengotornya dipotong menjadi

ukuran kecil kurang dari 1 cm, kemudian dimasukan kedalam lumpang dan

ditambahkan nitrogen cair secukupnya sampai alga terendam dan menjadi beku

kemudian digerus hingga menjadi serbuk alga. Setelah itu masing-masing

ditambahkan Phospat Buffer Saline (PBS) dengan pH 7 dengan perbandingan 1:2

(1 bagian alga dan 2 bagian buffer), kemudian di ekstraksi menggunakan alat stirer

magnetik dengan suhu 4oC selama 8 jam. Supernatan dan endapan yang terbentuk

kemudian dipisahkan dengan cara disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm

selama 30 menit pada suhu 4oC. Supernatan dimasukan ke conical tube dan disimpan

pada lemari pendingin -20oC, yang selanjutnya dipindahkan ke dalam tabung

Eppendorf untuk pengujian kadar protein dan aktivitas hemaglutinasi (Praseptiangga,

2012).

3.4.4. Persiapan 2% eritrosit

3.4.4.1. Pemisahan eritrosit

Pemisahan eritrosit dilakukan dengan cara mengambil darah segar yang baru dari

pembuluh darah vena kelinci (whole blood cell) dipisahkan eritrositnya dengan cara

sentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm selama 5 menit. Endapan dan supernatan yang

terbentuk kemudian dipisahkan. Endapan merupakan eritrosit (Red Blood Cell),

Page 37: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sedangkan supernatan yang terbentuk merupakan limfosit dan buffy coat yang

kemudian di buang.

3.4.4.2. Eritrosit native (tanpa perlakuan enzim)

a. Persiapan 2% eritrosit native (tanpa perlakuan enzim) dilakukan dengan

cara eritrosit segar (RBC) sebanyak 10 ml.

b. Dimasukkan ke dalam test tube (ukuran 50 ml) dan ditambahkan dengan

larutan Natrium klorida 0,85% (saline) sampai 45 ml.

c. Setelah itu campuran disentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm dan suhu

4o C selama 5 menit.

d. Supernatan yang terbentuk kemudian dibuang sehingga hanya eritrosit

(RBC) yang tersisa pada bagian bawah.

e. Kemudian dilakukan tahap pencucian sebanyak 3 kali dengan cara

menambahkan larutan Natrium klorida 0,85% (saline) hingga 45 ml.

f. Terakhir ditambahkan larutan Natrium klorida 0,85% (saline) hingga 45

ml dan darah siap digunakan untuk uji hemaglutinasi. (Praseptiangga,

2012).

3.4.4.3. Eritrosit dengan perlakuan enzim tripsin (TRBC)

a. Diambil satu bagian tripsin 0,5% (1 ml 2,5 % tripsin ditambahkan larutan

Natrium klorida 0,85% (saline) hingga 5 ml).

b. Ditambahkan 9 bagian 2% eritrosit (hingga 50 ml) dengan hati-hati dan

perlahan (TRBC).

c. Diinkubasi TRBC dalam test tube tersebut ke dalam inkubator suhu

37o C selama 90 menit, selama inkubasi dikocok secara perlahan test tube

setiap 30 menit sekali.

d. Diambil TRBC dari inkubator dan dilakukan sentrifugasi dengan cara

yang sama pada langkah pertama yaitu disentrifugsi pada kecepatan 2500

rpm dah suhu 4o C selama 5 menit.

e. Supernatan (bagian bening) secara langsung dan hati-hati dipisahkan

sehingga hanya TRBC (presipitat) yang tersisa pada bagian bawah test

tube.

Page 38: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Ditambahkan kembali hingga 50 ml larutan Natrium klorida 0,85%

(saline) (tahap pencucian TRBC).

g. Diulangi hingga empat kali (total empat kali pencucian TRBC). Yang

terakhir ditambahkan larutan Natrium klorida 0,85% (saline) sampai

dengan 45 ml.

h. Dipindahkan TRBC ke dalam botol bertutup (conical tube) dan disimpan

pada suhu 4o C (dapat bertahan hingga 10 hari). TRBC siap digunakan

untuk uji aktivitas hemaglutinasi (Praseptiangga, 2012).

3.4.4.4. Uji hemaglutinasi

Uji aktivitas lektin dilakukan terhadap ekstrak dari 9 alga yang di ekstraksi

dengan menggunakan Phosphate Buffer Saline.

a. Uji hemaglutinasi dilakukan pada 96 well microtiter V-plate yang

kemudian ditambahkan 25 µl larutan Natrium klorida 0,85% (saline) ke

dalam well secara memanjang mulai dari well nomer 2 sampai 12.

(microtiter U-plate memanjang : ada 12 well, dan melebar : 8 well).

b. Pipet 50 µl crude ekstrak pada well pertama. Kemudian dibuat serial

dilution dari well ke well dengan mengambil 25 µl extract pada well

pertama, kemudian ditambahkan pada well kedua. Selanjutnya, well

kedua diresuspensi, kemudian diambil 25 µl untuk ditambahkan pada well

ketiga dan seterusnya.

c. Ditambahkan 25 µl RBC atau TRBC pada tiap well. Lalu dihomogenkan

dengan perlahan dan hati-hati selama 30 detik dan diinkubasikan pada

suhu ruang (25oC) selama 1 jam..

d. Uji hemaglutinasi dikatakan positif (+) ditandai dengan adanya karpet

pada well, hasil negatif (-) jika RBC mengendap ke bawah membentuk

titik di dasar well (Prseptiangga, 2012).

Page 39: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.5. Pengukuran Kadar Protein Total Ekstrak Kasar Alga Dengan Metode

Bicinchoninic Acid (BCA)

Pengukuran kadar protein total menggunakan Pierce TM BCA Protein Assay

Kit (Thermo Scientific, 2012).

3.4.5.1. Persiapan Standar Bovine Serum Albumin (BSA)

Kurva standar Bovine Serum Albumin (BSA) dibuat dengan menggunakan

larutan Bovine Serum Albumin. Konsentrasi yang dibutuhkan adalah 0 µg/ml, 25

µg/mL, 125 µg/mL, 250 µg/ml, 500 µg/ml, 750 µg/ml, 1000 µg/ml, 1500 µg/ml, dan

2000 µg/ml. Variasi konsentrasi larutan tersebut dibuat dengan menggunakan larutan

standar BSA 2 mg/ml. Larutan tersebut masing-masing diambil lalu ditambahkan

masing-masing pelarut Phosphate Buffer Saline (PBS) pH 7. Volume BSA dapat

dilihat pada table.3.1. (Thermo Scientific, 2012).

Tabel. 3.1. Variasi konsentrasi BSA dari larutan stok (2mg/ml)

Vial Volume pelarut

(µl)

Volume BSA (µl) Konsentrasi akhir

BSA (µg/ml)

A 0 300 dari stok 2000

B 125 375 dari stok 1500

C 325 325 dari stok 1000

D 175 175 dari larutan vial B 750

E 325 325 dari larutan vial C 500

F 325 325 dari larutan vial E 250

G 325 325 dari larutan vial F 125

H 400 100 dari larutan vial G 25

I 400 0 0 = Blangko

[Thermo Scientific, 2012]

Selanjutnya, larutan yang telah diencerkan diambil sebanyak 25 µg/ml dan

ditambahkan reagen kerja (Working Reagen) 200 µg/ml, kemudian dihomogenkan.

Page 40: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebelum dilakukan pengukuran absorbansi. Larutan BSA yang telah ditambahkan

reagen kerja (Working Reagen) tersebut terlebih dahulu diinkubasi pada suhu 37o C

selama 30 menit. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan microplate

reader pada panjang gelombang 562 nm (Thermo Scientific, 2012).

3.4.5.2. Persiapan working reagen BCA (WR)

Persiapan reagen (Bichinconinic Acid) BCA (WR) dilakukan dengan

perbandingan reagen 50:1 dimana reagen A 50 ml dicampur dengan reagen B 1 ml

(Thermo Scientific, 2012).

3.4.5.3. Prosedur pengukuran kadar protein pada microplate (sampel dengan

WR=1:8)

a. Pengukuran kadar protein total dilakukan terhadap 9 sampel ekstrak alga.

Pengukuran dilakukan dengan cara 25 µl Bovine Serum Albumin (BSA)

sebagai standar dan ulangan sampel pada tiap sumuran microplate

dicampurkan dengan 200 µl Working Reagent (WR) ke dalam sumuran

microplate.

b. Dihomogenkan dengan shaker selama 30 detik. Campuran kemudian

diinkubasi pada suhu 37o C selama 30 menit (berwarna ungu).

c. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan microplate reader

pada panjang gelombang 562 nm. Hasil absorbansi yang diperoleh

selanjutnya dikonversikan ke persamaan linear dari kurva standar BSA,

besarnya konsentrasi yang didapat sebanding dengan kadar protein dalam

sampel (Thermo Scientific, 2012).

3.4.6 Analisis hasil

Hasil uji hemaglutinasi dianalisis secara semi kuantitatif yaitu dengan

menentukan pengenceran tertinggi sampel ekstrak alga yang masih menunjukan hasil

positif (terjadi aglutinasi). Semakin tinggi pengenceran sampel yang masih

menunjukan hasil positif maka semakin tinggi kandungan lektin pada alga tersebut

(Rahmasari, 2009).

Page 41: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Determinasi Tanaman

Determinasi dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Jakarta.

Bertujuan untuk mengetahui jenis alga yang digunakan pada penelitian, dari

sembilan alga yang telah dilakukan determinasi, didapatkan alga merah (Rhodophyta)

sebanyak tiga spesies yaitu Galaxaura rugosa, Amphiroa fragilissima, dan

Hydropuntia edulis, alga cokelat (Phaeophyta) sebanyak tiga spesies yaitu Turbinaria

deccurrens, Padina australis, dan Sargassum duplicatum, serta alga hijau

(Chlorophyta) sebanyak tiga spesies yaitu Halimeda macroloba, Neomeris annulata,

Halimeda opuntia.

Tabel.4.1 Hasil determinasi spesies alga merah (Rhodophyta) dari perairan pantai

Manado

Tabel.4.2 Hasil determinasi spesies alga cokelat (Phaeophyta) dari perairan pantai

Manado

No Kode Sampel Spesies Alga Merah

1 M 22 Galaxaura rugosa

2 M 31 Amphiroa fragilissima

3 M 32 Hydropuntia edulis

No Kode Sampel Spesies Alga Cokelat

1 M 26 Turbinaria deccurrens

2 M 27 Padina australis

3 M 28 Sargassum duplicatum

Page 42: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel.4.3 Hasil determinasi spesies alga hijau (Chlorophyta) dari perairan pantai

Manado

4.2. Hasil Uji Aktivitas Hemaglutinasi Ekstrak Kasar Alga

Ekstraksi alga dilakukan dengan menggunakan buffer yaitu PBS (Phospat buffer

saline) pH 7. Alasan menggunakan buffer ini karena PBS sering digunakan dalam

percobaan biologi sel untuk mempertahankan osmolaritas sel karena adanya

kandungan ion garam yang mempertahankan pH. Ion Na+ dan Cl- yang terkandung

dalam PBS memiliki peranan dalam menjaga osmolaritas intraseluler (Fahriza, 2014).

Suhu, pelarut organik, dan enzim merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

melakukan ekstraksi protein alga (Walsh, 2002).

Lektin merupakan protein yang mengikat karbohidrat secara reversible dan

mempunyai kemampuan dalam mengaglutinasi eritrosit atau mengikat polisakarida

dan glikoprotein (Goldstein dkk, 1980). Kemampuannya dalam mengaglutinasi

menjadikan lektin disebut dengan senyawa hemaglutinin.

Aktivitas hemaglutinin adalah jumlah minimal sampel yang dapat menyebabkan

aglutinasi pada darah. Besarnya aktivitas hemaglutinin dipengaruhi oleh konsentrasi

ekstrak sampel yang dapat mengaglutinasi darah. Semakin besar konsentrasi ekstrak

sampel yang dibutuhkan agar darah teraglutinasi menunjukan aktivitas hemaglutinin

semakin kecil, sebaliknya jika semakin kecil ekstrak sampel yang dibutuhkan untuk

terjadi aglutinasi menunjukan aktivitas hemaglutinin yang semakin besar (Rahmasari,

2009).

Penapisan lektin alga pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji

hemaglutinasi. Alasan menggunakan uji ini karena uji hemaglutinasi relatif lebih

murah dan mudah untuk dilakukan dibandingkan menggunakan enzyme-linked

No Kode Sampel Spesies Alga Hijau

1 M 21 Halimeda macroloba

2 M 29 Neomeris annulata

3 M 30 Halimeda opuntia

Page 43: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adsorbent. Uji hemaglutinasi (HA) merupakan cara untuk mendeteksi keberadaan

lektin, aktivitas lektin diamati secara makroskopis. Uji HA dikatakan positif ditandai

dengan tidak terdapat presipitat di dasar sumuran microplate dan dikatakan negatif

yang ditandai dengan terbentuknya presipitat didasar sumuran microplate.

Pengujian hemaglutinasi pada penelitian ini dilakukan terhadap ekstrak 9 sampel

alga menggunakan eritrosit (sel darah merah) kelinci sebagai tahap awal sebelum

menggunakan darah manusia. Eritrosit manusia, kelinci, domba, ayam umum

digunakan untuk uji hemaglutinasi dan menunjukan sensitivitas yang berbeda

terhadap aktivitas suatu hemaglutinin. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hung dkk,

(2012) eritrosit kelinci merupakan eritrosit yang paling cocok dalam mendeteksi

keberadaan lektin diikuti domba, ayam, manusia golongan darah A,B dan O. Selain

lebih sensitif, alasan menggunakan kelinci karena hewan ini tergolong murah, mudah

diperoleh dan mudah dalam pengambilan darah dibandingkan hewan yang lain.

9 ekstrak sample alga setelah dilakukan pengujian hemaglutinasi menggunakan

eritrosit kelinci dan manusia golongan A,B dan O menunjukan hasil sebagai berikut :

Page 44: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel. 4.4 Titer uji hemaglutinasi ekstrak alga dari perairan pantai Manado

Sampel Spesies

Alga Dapar

Ekstraksi

Aktivitas Hemaglutinasi Kelinci Golongan O Golongan A Golongan B

Native Tripsin Native Tripsin Native Tripsin Native Tripsin

Rhodophyta

M 22 Galaxaura rugosa

PBS 6 20 2 10 1 6 2 32

M 31 Amphiroa fragilissima

PBS 2 2 0 3 0 1 0 3

M 32 Hydropuntia edulis

PBS 0 0 4 16 0 4 0 0

Phaeophyta

M 26 Turbinaria deccurrens

PBS 9 64 16 640 8 144 2 48

M 27 Padina australis

PBS 520 48 8 384 9 80 0 9

M 28 Sargassum duplicatum

PBS 32 128 16 512 16 128 8 64

Chlorophyta

M 21 Halimeda macroloba

PBS 32 8 2 4 2 3 0 64

M 29 Neomeris annulata

PBS 1024 32 0 16 2 8 0 12

M 30 Halimeda opuntia

PBS 0 0 2 8 0 0 0 4

UIN

Syarif H

iday

atu

llah

Jakarta

28

Page 45: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara keseluruhan, alga cokelat (phaeophyta) menunjukan adanya aktivitas

hemaglutinasi yang lebih baik dibanding alga merah (Rhodophyta) dan alga hijau

(Chlorophyta). Konsentrasi ekstrak kasar alga yang dibutuhkan untuk mengaglutinasi

eritrosit kelinci cenderung lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak alga

yang dibutuhkan untuk mengaglutinasi eritrosit manusia. Hal ini menunjukkan lektin

pada ekstrak alga yang diuji memiliki aktivitas hemaglutinasi yang lebih tinggi pada

eritrosit kelinci dibandingkan eritrosit manusia.

Dari hasil yang diperoleh uji hemaglutinasi ekstrak alga menggunakan eritrosit

kelinci menunjukkan aktivitas yang lebih sensitif dibandingkan dengan eritrosit

manusia. Pada penelitian ini aktivitas hemaglutinasi yang paling tinggi terdapat pada

alga hijau Neomeris annulata dengan nilai titer 1024 yang diuji menggunakan

eritrosit kelinci tanpa perlakuan enzim. Penelitian yang dilakukan oleh Fahriza (2014)

pada ekstrak beberapa spesies alga yang diambil dari perairan pantai di Yogyakarta

dan Banten, menyebutkan hal yang sama dimana aktivitas hemaglutinasi terhadap

eritrosit kelinci lebih tinggi dari pada golongan darah manusia. Begitupun penelitian

yang dilakukan terhadap beberapa spesies alga dari Vietnam oleh hung dkk (2012).

Selain itu eritrosit hewan telah dilaporkan lebih cocok dalam mendeteksi alga

dibanding eritrosit manusia (Hori dkk, 1988 dalam Texeira dkk, 1997). Namun untuk

saat ini belum ada jurnal yang melaporkan adanya aktivitas lektin pada alga hijau

Neomeris annulata.

Dari 9 alga yang diteliti menggunakan eritrosit kelinci hanya 2 alga hijau yang

menunjukkan hasil negatif yaitu spesies Hydropuntia edulis dan Halimeda opuntia

dimana pada spesies jenis ini tidak menunujukkan adanya aktivitas baik yang dengan

dan tanpa perlakuan enzim. Sementara itu alga hijau dengan genus yang sama spesies

berbeda pada penelitian ini yaitu Halimeda macroloba menunjukkan adanya aktivitas

meskipun rendah. Hasil serupa juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh

Hung dkk (2012), dimana alga hijau Halimeda velasquezii Taylor, menunjukkan

adanya aktivitas yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa genus yang sama spesies

berbeda memiliki aktivitas hemaglutinasi yang berbeda pula.

Page 46: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ekstrak spesies alga yang menunjukan hasil uji hemaglutinasi positif pada

eritrosit golongan darah tertentu belum tentu menunjukkan hasil positif pada

golongan darah lainnya. Alga hijau Halimeda macroloba mempunyai aktivitas

hemaglutinasi yang paling tinggi pada golongan darah B dengan perlakuan enzim.

Sedangkan alga cokelat Turbinaria deccurens mempunyai aktivitas hemaglutinasi

paling tinggi pada golongan darah O dengan perlakuan enzim. Hal ini disebabkan

lektin bersifat spesifik untuk golongan darah. Setiap golongan darah mempunyai

susunan gula yang spesifik. Golongan darah O tersusun atas fukosa, golongan darah

A tersusun atas fukosa, ditambah dengan suatu gula yang disebut N-asetil

galaktosamin. Golongan darah B memiliki fukosa ditambah suatu gula berbeda yang

disebut D-galaktosamin. Sedangkan golongan darah AB memiliki fukosa ditambah

N-asetil galaktosamin dan D-galaktosamin (D’Adamo, 2006).

Perlakuan enzim tripsin pada eritrosit yang digunakan untuk uji hemaglutinasi

dapat meningkatkan sensitivitas aktivitas hemaglutinasi lektin terhadap eritrosit

(Hung dkk, 2012). Ekstrak kasar alga pada penelitian ini yang diujikan terhadap

eritrosit kelinci tanpa perlakuan enzim mempunyai aktivitas hemaglutinasi lebih

tinggi dibandingkan dengan perlakuan menggunakan enzim tripsin. Sedangkan

ekstrak kasar alga mempunyai aktivitas hemaglutinasi terhadap eritrosit manusia

dengan perlakuan enzim tripsin lebih tinggi dibandingkan ertrosit native. Perlakuan

enzim tripsin terhadap eritrosit juga mampu meningkatkan kemampuan eritrosit

dalam mengikat lektin. Hal ini disebabkan tripsin membuang glikoprotein pada

permukaan membran eritrosit sehingga lektin lebih mudah mengaglutinasi eritrosit

(Fernandes dkk, 2011). Sedangkan ekstrak kasar alga yang diujikan terhadap eritrosit

kelinci tanpa perlakuan enzim lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

menggunakan enzim tripsin.

4.3. Hasil Uji Kadar Total Protein Ekstrak Kasar Alga

Lektin merupakan salah satu senyawa protein. Tujuan dilakukan pengukuran

kadar total protein yaitu untuk mengetahui kandungan protein total pada ekstrak kasar

alga. Pengukuran kadar total protein alga pada penelitian ini dilakukan menggunakan

Page 47: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

metode PierceTM BCA Protein Assay Kit. Alasan menggunakan metode ini karena

metode ini pengerjaannya relatif singkat, mudah, dan cukup akurat.

Tabel. 4.5. Total kadar protein alga dari perairan Pantai Manado

Sampel Nama Spesies Kadar rata-rata protein total (µg/ml)

PBS Rhodophyta

M 22 Galaxaura rugosa 488,25 M 31 Amphiroa fragillisima 457,45

M 32 Hydropuntia edulis 525,30 Phaeophyta

M 26 Turbinaria deccurens 1325,30

M 27 Padina australis 602,60 M 28 Sargassum duplicatum 1155,70

Chlorophyta M 21 Halimeda macroloba 272,20 M 29 Neomeris annulata 1066,45 M 30 Halimeda opuntia 313,10

Berdasarkan Tabel 4.5. Secara keseluruhan kadar protein total pada alga yang

paling tinggi terdapat pada alga coklat (Phaeophyta) Turbinaria deccurens sedangkan

alga yang mempunyai kadar total protein yang paling rendah adalah alga hijau

(Chlorophyta) Halimeda macroloba. Kadar protein pada alga merah yang tertinggi

terdapat pada Hydropuntia edulis sedangkan pada alga hijau yang tertinggi adalah

Neomeris annulata.

Kadar protein total alga yang tinggi tidak selalu menunjukkan hasil aktivitas

hemaglutinasi yang tinggi pula. Hal ini terbukti pada Tabel 4.4 dan 4.5, alga

Hydropuntia edulis dan Neomeris annulata yang memiliki kadar protein total

tertinggi di setiap kelompok alga setelah diuji aktivitas hemaglutinasi menggunakan

eritrosit manusia golongan A,B, dan O aktivitas hemaglutinasinya rendah. Hasil yang

sama juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Fahriza (2014). Hal ini

kemungkinan disebabkan pengukuran total kadar protein menggunakan ekstrak kasar

Page 48: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

alga, sehingga protein selain lektin yang terkandung pada alga kadar proteinnya juga

ikut terukur.

Page 49: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

- Aktivitas hemaglutinasi alga yang tertinggi menggunakan darah kelinci

terdapat pada alga hijau Neomeris annulata dengan nilai titer 1024 tanpa

perlakuan enzim. Sedangkan aktivitas hemaglutinasi alga yang tertinggi

menggunakan darah manusia terdapat pada alga cokelat Turbinaria deccurens

yang diujikan menggunakan eritrosit golongan O dengan nilai titer 640

dengan perlakuan enzim tripsin.

- Kadar protein total alga yang tinggi tidak selalu menunjukan hasil aktivitas

hemaglutinasi yang tinggi pada golongan darah A, B dan O.

5.2. Saran

- Perlu pengujian lebih lanjut pada penelitian berikutnya untuk alga yang

memiliki nilai titer tertinggi.

- Perlu dilakukan pemurnian dan karakterisasi lebih lanjut untuk alga yang

hasil uji hemaglutinasinya tinggi.

Page 50: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja, T.J., A. Zatnika, P. Heri, dan S. Istini, S. 2009. Rumput Laut. Penerbit

Penebar Swadaya. Jakarta.

Atmadja WS, Achmad K, Sulistidjo, Rachmaniar S. Pengenalan jenis-jenis rumput

laut Indonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanologi-LIPI; 1996.h. 1-152.

D’Adamo, Peter J. Dan Whitney, Catherin. 2006. Diet Sehat Golongan Darah untuk

Mencegah dan Mengobati Alergi. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.

Dahuri, Rokhmin. 1998. Coastal Zone Management in Indonesia: Issues and

Approaches. Journal of Coastal Development 1, No. 2. 97-112.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Parameter standar umum ekstrak

tumbuhan obat. Jakarta : Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan;

2000. h.9-12.

D’Adamo, Peter J. dan Whitney, Catherine. 2006. Diet Sehat Golongan Darah untuk

Mencegah dan Mengobati Alergi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Etszler ME. Plant lectin molecular biology, synthesis and fuction. In: Allen HJ,

Kisailus EC, editors. Glycoconjugates, composition, structure and function.

New York: Marcel dekker, inc; 1992. p. 521-665.

Fahriza anisa. 2014. Penapisan Lektin Beberapa Spesies Alga Hijau Asal Pantai

Sepanjang (Yogyakarta) dan Pantai Binuangen (Banten).Skripsi. Jurusan

Biologi IPB.

Fernandes HP, Cesar CL, Castro MLB.2011. Electrical properties of the red blood

cell membrane and immunohematological investigation. Rev Bras Hematol

Hemoter 33 (4): 297-301).

Fritawati S, Mangindaan REP, Losung F. Lektin dari spons Cliona varians asal

perairan Malalayang Manado. Manado: Jurnal pesisir dan laut tropis. 2013;

2(1): .h.28-34.

Fitriah NM. Aktivitas hemaglutinin olahan koro pedang (Canavalia ensiformis L.).

Skripsi; Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan Institut

Pertanian Bogor. 2013.

Page 51: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Goldstein, I. J., Hughes, R. C., Monsigny, M., Osawa, T. & Sharon, N. 1980. What

should be called a lectin? Nature 285:66.

Hori K, Matsubara K, Miyazawa K. The primary stucture of a now molecular weight

peptidic agglutinin from the marine red alga, Hypnea japonica. Biochim

Biophys Acta 2000; 1474:226-236 dikutip dari Hori K, Yuichiro S, Kaori I,

Yoshifumi F, Yasumasa I, Hiroyuki M. Strict specificity for high-mannose type

N-glycans and primary structure of a red alga Eucheuma serra lectin. Oxford:

Oxford university press; 2007. p. 49-479.

Hung LD, Ly MB, Trang VTD, Ngoe NTD, Hoa LT, Trinh PTH. 2012. A new

screening for hemagglutinins from Vietnamse marine macroalgae. J Appl

Phycol. 2012; 24: .p. 227-235.

Introduction to Spectrophotometry. 2014. Diambil dari :

http://www.bio.davidson.edu/courses/bio111/bio111labman/lab%201.html

Diakses pada 20 februari 2015.

Kadi A, Atmadja WS. Rumput laut (algae) jenis, reproduksi, produksi, budidaya dan

pasca-panen. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 1988.h. 1-44.

Kadi A, T.,E.Suryati, and Muliani. 1995. Screening Sponges and algae For

Bactericide to be Used In Shrimp Culture. Indon. Fish. Res. J.1(1): 1 - 10.

Katarzyna C, Agnieszka S, Zuzanna W, Lukasz T. Biologycally active compounds in

seaweed extracts-the prospects for the application. The open conference

proceedings journal. 2012;3 (suppl 1-M4) 20-28.

Lehninger A. Dasar-dasar biokimia jilid 1. Diterjemahkan oleh Thenawidjaja

M.Jakarta : Erlangga; 1993.h. 138-138.

Liao WR, Lin JY, Shieh WY, Jeng WL, Huang R. 2003. Antibiotic activity of lectins

from marine algae against marine vibrios. J ind Micropbiol Biotetechnol

30:433-439.

Lis J, Sharon N. 1993. Protein Glycosylation. Structural anf Functional Aspect. Eur J

Biochem 218 : 1–27.

Page 52: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Murti, I. (2011). Khasiat Rumput Laut si Pengganti Garam. www.jakartalantern.com.

Tanggal akses 12 Mei 2012

Nielsen S, editor. Introduction to the chemical analysis of food. London : Joness and

Barlett Publisher; 1994.p.131-2,212-3.

Peumans WJ, Van damme EJM. Lectin as plant defense protein. Plant Physiol. 1995:

109: 347-352.

Pierce. Intruction BCA TM Protein Assay Kit. Rockford: Pierce Biotechnologic Inc;

2003.p 1-7.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press.

Praseptiangga D, Hirayama M, Hori K.2012. Purification, characterization, and

cDNA cloning of a novel lectin from green alga Codium barbatum. Biosci.

Biotechnol.Biochem.76(4):110944-1-7.

Rahmasari R.2009. Pengaruh perlakuan kimiawi dan biologis terhadap penyusutan

bahan, kandungan antitripsin, lektin, dan nutrien bungkil biji jarak pagar

(Jatropha curcas L).skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Rizki Yunita I, 2014. Uji Aktivitas Hemaglutinasi Lektin dalam Alga Cokelat

(Phaeophyta dari Perairan Pantai Binuangeun (Banten) dan Sepanjang

(Gunung Kidul). Skripsi. Jurusan Farmasi Universitas Pancasila.

Rogers DJ, Hori K.1993. Marine alga lectins : new developmenst. Hidrobioalga

260/261: 589-593.

Sato Y, Morimoto K, Kubo T, Sakaguchi T, Nishizono A, Hirayama M, Hori K.

2015. Entry Inhibition of Influenza Viruses with High Manose Binding Lectin

ESA-2 from the Red Alga Eucheuma serra trough the Recognition of Viral

Hemagglutinin. Marine drugs 13: 3454-3465.

Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info

Media Pres.

Spicer SS, Schulte DA. 1992. Diversity of cell Glycoconjugates shown

histochemically : a perspective. J Histochem Cytochem 40 : 1– 38.

Sulistijo, 2009. Pelayaran Kebangsaan Ilmuwan Muda. Pusat Penelitian Oseanografi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Page 53: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suhartono MT. Petunjuk laboratorium dasar-dasar biokimia. Bogor: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar

Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor; 1989.h. 4-8.

Sumardjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan

program strata 1 fakultas bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2009. Halaman 389-407.

Teixeria E H, Arruda FVS, Nascimento KSD, Carneiro VA, Nagano CS, Silva BRD,

Sampaio AH, Cavada BS. 2012.Biological application of plants and alga lectins

an over view. Open Sciene Intech. Chapter 23.p. 534-558.

Thermo Scientific Multiskan GO UV/Vis Microplate and Cuvette Spectrophotometer

– freedom for any photometric research application. 2014. Diambil dari :

www.thermoscientific.com/multiskanGO Diakses pada 20 februari.

Van Damme EJM, Peumans WJ, Pusztai A, Bardocz S. Handbook of plant lectins :

properties and biomedical applications England: John Wiley and sons Ltd.;

1998.p. 3-5.

Vandenborre G, Smagghe G, Van demme EJM. Plant lectin as defense proteins

against phytophagous insect. Belgium : Phytochemistry; 2011. 72. Page 1538-

1550.

Walsh G. 2002.Proteins : Biochemistry and Biotechnology. England (ENG):

Chichester.

Yazid, E. dan Nursanti, L., (2006), Penuntun Praktikum Biokimia, Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Yuwono T. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga; 2005. Halaman 23-26

Page 54: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Penimbangan bobot sampel alga

Kode

Sampel Spesies Alga

Buffer

Ekstraksi

Sampel

Alga (gram)

Buffer PBS

(ml)

Hasil

ekstraksi

(ml)

Rhodophyta

M 22 Galaxaura

rugosa

PBS I 25,012 50 49

PNS II 25,012 50 48

M 31 Amphiroa

fragilissima

PBS I 20,045 40 38

PBS II 20,110 40 38

M 32 Hydropuntia

edulis

PBS I 24,516 49 47

PBS II 24,510 49 48

Phaeophyta

M 26 Turbinaria

deccurens

PBS I 18,114 36 33

PBS II 18,237 36 32

M 27 Padina

australis

PBS I 15,043 30 28

PBS II 15,027 30 27

M 28 Sargassum

duplicatum

PBS I 9,512 19 15

PBS II 9,461 19 15

Chlorophyta

M 21 Halimeda

macroloba

PBS I 25,045 50 48

PBS II 25,050 50 49

M 29 Neomeris

annulata

PBS I 25,030 50 45

PBS II 25,010 50 47

M 30 Halimeda

opuntia

PBS I 10,455 21 20

PBS II 10,449 21 19

Page 55: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alur Penelitian

Diperoleh ekstrak kasar alga

Penyiapan Alga

Ekstraksi Alga

Uji Kadar

Protein Total

Uji

Hemaglutinasi

Analisis Hasil Uji

Hemaglutinasi

Dibersihkan

Dipotong

Ditimbang

Page 56: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Determinasi Alga

Page 57: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 58: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Foto Sembilan spesies alga

Keterangan

Alga Hijau (Halimeda macroloba)

Filum/Divisio : Chlorophyta

Kelas/Class : Chlorophyceae

Bangsa/Ordo : Bryopsidales

Suku/Famili : Halimedaceae

Marga/Genus : Halimeda

Jenis/Spesies : Halimeda macroloba

Decaisne

Alga Merah (Galaxaurosa rugosa)

Filum/Divisio : Rhodophyta

Kelas/Class : Rhodophyceae

Bangsa/Ordo : Nemaliales

Suku/Famili : Galaxauraceae

Marga/Genus : Galaxaura

Jenis/Spesies : Galaxaurosa rugosa

Alga Cokelat (Turbinaria deccurrens)

Filum/Divisio : Phaeophyta

Kelas/Class : Phaeophyceae

Bangsa/Ordo : Fucales

Suku/Famili : Sargassaceae

Marga/Genus : Turbinaria

Jenis/Spesies : Turbinaria deccurens

Page 59: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alga Cokelat (Padina australis)

Filum/Divisio : Phaeophyta

Kelas/Class : Phaeophyceae

Bangsa/Ordo : Dictyotales

Suku/Famili : Dictyotaceae

Marga/Genus : Padina

Jenis/Spesies : Padina australis

Alga Cokelat (Sargassum duplicatum)

Filum/Divisio : Phaeophyta

Kelas/Class : Phaeophyceae

Bangsa/Ordo : Fucales

Suku/Famili : Sargassaceae

Marga/Genus : Sargassum

Jenis/Spesies :Sargassum

duplicatum

Alga Hijau (Neomeris annulata)

Filum/Divisio : Chlorophyta

Kelas/Class : Chlorophyceae

Bangsa/Ordo : Dasycladales

Suku/Famili : Dasycladaceae

Marga/Genus : Neomeris

Jenis/Spesies :Neomeris

annulata

Page 60: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alga Hijau (Halimeda macroloba)

Filum/Divisio : Chlorophyta

Kelas/Class : Chlorophyceae

Bangsa/Ordo : Bryopsidales

Suku/Famili : Halimedaceae

Marga/Genus : Halimeda

Jenis/Spesies :Halimeda

opuntia

Alga Merah (Galaxaurosa rugosa)

Filum/Divisio : Rhodophyta

Kelas/Class : Rhodophyceae

Bangsa/Ordo : Corallinales

Suku/Famili : Corallinaceae

Marga/Genus : Amphiroa

Jenis/Spesies :Amphiroa

fragilissima

Alga Merah (Galaxaurosa rugosa)

Filum/Divisio : Rhodophyta

Kelas/Class : Rhodophyceae

Bangsa/Ordo : Gracilariales

Suku/Famili : Gracilariaceae

Marga/Genus : Hydropuntia

J Jenis/Spesies :Hydropuntia

edulis

Page 61: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Pembuatan larutan buffer Phosphate Buffer Saline (PBS)

Phospate Buffer Saline (PBS) 0,01 M yaitu mengandung: NaCl 0,137 M dan KCl

0,0027 M

Pembuatan larutan Phosphate Buffer Saline (PBS) pH 7,5 :

1. Diambil beberapa butir PBS tablet (1 tablet larut dalam 200 ml aquabidest)

2. Dilarutkan dengan sebagian aquabidest hingga larut

3. Ditambahkan aquabidest kuranglebih 980 ml

4. Ditambahkan Asam klorida (HCL) 1M secara perlahan-lahan hingga pH 7

(cek pH dengan pH meter).

5. Ditambahkan aquabidest hingga 1000 ml, kemudian disimpan dilemari

pendingin.

Page 62: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

46 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Data Hasil Uji Hemaglutinasi Lektin Dari Ekstrak Kasar Alga

Sampel Spesies

Alga Dapar

Ekstraksi

Aktivitas Hemaglutinasi Kelinci Golongan O Golongan A Golongan B

Native Tripsin Native Tripsin Native Tripsin Native Tripsin Rhodophyta

M 22 Galaxaura rugosa

PBS I 4 8 0 4 0 4 2 32 PBS II 8 32 4 16 2 8 2 32

M 31 Amphiroa fragilissima

PBS I 2 2 0 4 0 2 0 4 PBS II 2 2 0 2 0 0 0 2

M 32 Hydropuntia edulis

PBS I 0 0 4 16 0 4 0 0 PBS II 0 0 4 16 0 4 0 0

Phaeophyta

M 26 Turbinaria deccurens

PBS I 2 64 16 256 0 32 2 32 PBS II 16 64 16 1024 16 256 2 64

M 27 Padina australis

PBS I 16 32 8 128 2 16 0 2 PBS II 1024 64 8 256 16 64 0 16

M 28 Sargassum duplicatum

PBS I 32 128 16 512 16 128 8 64 PBS II 32 128 16 512 16 128 8 64

Chlorophyta

M 21 Halimeda macroloba

PBS I 32 8 0 4 0 2 0 64 PBS II 32 8 4 4 4 4 0 64

M 29 Neomeris annulata

PBS I 1024 32 0 16 4 8 0 16 PBS II 1024 32 0 16 0 8 0 8

M 30 Halimeda opuntia

PBS I 0 0 2 8 0 0 0 4 PBS II 0 0 2 8 0 0 0 4

UIN

Syarif H

iday

atu

llah

Jakarta

46

Page 63: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Kurva standar protein BSA (Bovine Serum Albumin)

Data pengukuran absorbansi standar BSA

Absorbansi 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A 2,5805 2,0148 1,4777 1,2325 0,9668 0,6411 0,4711 0,3342 0,2583 B 2,5684 2,0651 1,5154 1,2120 0,9111 0,6094 0,4759 0,3292 0,2388 Rata-rata

2,5744 2,0399 1,4965 1,2222 0,9389 0,6252 0,4735 0,3317 0,2485

2,3259 1,7914 1,2480 0,9737 0,6904 0,3767 0,2249 0,0831 0

Konsentrasi Stok BSA (µg/ml) (x)

Absorbansi terkoreksi (y)

25 0,0831 125 0,2249 250 0,3767 500 0,6904 750 0,9737

1000 1,2480 1500 1,7914 2000 2,3259

Gambar 1. Grafik hubungan antara absorbansi dan konsentrasi protein standar BSA

y = 0.0011x + 0.0738R² = 0.9977

0

0.5

1

1.5

2

2.5

0 500 1000 1500 2000 2500

Ab

sorb

ansi

(5

62

nm

)

konsentrasi BSA (µg/ml)

Kurva Standar

Page 64: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Instruksi Pierce TM BCA protein Assay Kit (Thermo Scientif

ic)

Page 65: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 66: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 67: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 68: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 69: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 70: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil uji hemaglutinasi

Gambar 2. Hasil uji hemaglutinasi Neomeris annulata darah kelinci tanpa perlakuan

enzim (native)

Gambar 3. Hasil uji hemaglutinasi Halimeda opuntia darah kelinci tanpa perlakuan

enzim (native).

Gambar 4. Hasil uji hemaglutinasi Halimeda macroloba darah kelinci tanpa

perlakuan enzim (native).

(+) 2 4 8 16 32 64 128 256 512 1024 (-)

PBS I

PBS II

(+) 2 4 8 16 32 64 128 256 512 1024 (-)

PBS I

PBS II

(+) 2 4 8 16 32 64 128 256 512 1024 (-)

PBS I

PBS II

Page 71: PENAPISAN LEKTIN PADA ALGA YANG DIAMBIL DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37606/1/... · 2.1 Alga ... yaitu 196 alga hijau, 134 alga coklat, dan 452 alga

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5. Hasil uji hemaglutinasi Halimeda macroloba darah manusia golongan B

dengan perlakuan enzim tripsin.

Gambar 6. Hasil uji hemaglutinasi Turbinaria decurens darah manusia golongan O

dengan perlakuan enzim tripsin.

PBS I

PBS I

(+) 2 4 8 16 32 64 128 256 512 1024 (-)

PBS II

PBS II

(+) 2 4 8 16 32 64 128 256 512 1024 (-)