komunikasi pada lansia

22
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KOMUNIKASI A. Definisi Komunikasi Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti (Taylor, dkk 1993). Proses penyampaian informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan (Burgess,1988). Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005 : 301).Proses tukar menukar perasaan, keinginan, kebutuhan dan pendapat (McCubin & Dahl, 1985) Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986 : 13) B. Tujuan Komunikasi 1. Agar yang kita sampaikan dapat dimengerti Sebagai komunikator kita harus menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan. 2. Dapat memahami orang lain

Upload: qdhuy-cihuy

Post on 11-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KOMUNIKASI

A.Definisi KomunikasiProses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti(Taylor,dkk1993).Proses penyampaian informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan(Burgess,1988).Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005 : 301).Proses tukar menukar perasaan, keinginan, kebutuhan dan pendapat(McCubin & Dahl, 1985)Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986 : 13)B.Tujuan Komunikasi1.Agar yang kita sampaikan dapat dimengertiSebagai komunikator kita harus menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.2.Dapat memahami orang lainKita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.3.Supaya gagasan dapat diterima orang orang lainKita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.4.Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatuMenggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan yang lebih banyak mendorang, yang penting harus diingat adalah bagaimana yang baik untuk melakukannya.C.Komponen Komponen Komunikasi1.KomunikatorKomunikator Merupakan individu/kelompok yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.Syarat komunikator yang baik:a.Memiliki tujuan dlm komunikasi.b.Memiliki pengetahuan yang memadai ttg pesan yang disampaikan.c.Memiliki keterampilan yang memadai untuk membangun hubungan/relasi.2.KomunikanKomunikan merupakan Individu, kelompok, atau massa yang diharapkan menerima pesan.Syarat komunikan yang baik:a.Pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menerima pesan.b.Atensi untuk menerima pesan.c.Keterampilan dalam merespon pesan.3.PesanPesan merupakan Berupa ide/gagasan, perintah, informasi, dan ungkapan perasaan. Pesan yang efektif: dapat dipahami oleh komunikan secara utuh, tidak menimbulkan distorsi.Syarat pesan yang baik:a.Sesuai konteks (situasi komunikasi).b.Singkat dan jelas.c.Menggunakan saluran yang mudah dipahamid.Memungkinkan pengulangan dan penegasan.4.MediaMedia merupakan Berupa media lisan, tulisan, gerakan tubuh, mimik wajah, sentuhan, dll.Syarat saluran yang baik:a.Dipahami/ dimengerti oleh komunikator dan komunikan.b.Meminimalkan kesalahan persepsi.c.Menggunakan tekhnik yang merangsang lebih dari satu indera.5.Feed Backa.Sarana evaluasi komunikator, apakah pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh komunikan.b.Respon menunjukkan proses kognitif, afektif, dan psikomotor.

D.Konsep Komunikasi Pada Lansia1. Teknik Komunikasi pada LansiaBeberapa teknik komunikasi yang dapat diterapkan antara lain :1.Tenik asertifAsertif adalah sikap yang dapat di terima, memahami pasangan bicara dengan menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicara dapat di mengerti.2.ResponsifReaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien.3.FokusSikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap berkonsisten terhadap materi komunikasi yang diingkan. Upaya ini perlu di perhatikan karena umumnya lansia senang menceritakan hal hal yang mungkin tidak relavan untuk kepentingan petugas kesehatan.4.SupotifPerubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis secara bertahap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. Selama memberi dukungan materiil maupun moril, petugas kesehatan jangan sampai terkesan menggurui atau mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya.5.KlarifikasiDengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan memberikan penjelasan dari satu kali perlu di lakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima dan di presepsikan sama oleh klien.6.Sabar dan IkhlasSeperti yang di ketahui baahwa klien lansia terkadang mengalami perubahan yang merepotkan dan kekanak kanakan. Perubahan ini bila tidak di sikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang di lakukan tidak terapeutik, solutif, namun dapat berakibat berkomunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan antara klien dengan petugas kesehatan.2. Komunikasi Terapeutik Pada LansiaKeterampilan Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi :1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan lama wawancara.2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya.4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak.5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien.6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian.8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi.9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien.10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.12. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien.13. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

3. Prinsip Gerontologis untuk Komunikasi1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.2. Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.3. Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.4. Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.5. Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik.6. Berdiri di depan klien.7. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana8. Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.9. Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.10. Berbicara pada tingkat pemahaman klien.11. Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian.4. Hambatan Berkomunikasi dengan lansiaProses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu apabila ada sikap agresif dan sikap nonasertif :1.Sikap agresifSikap ini di tandai dengan :a.Berusaha mengontrol & mendominasi orang lain (lawan bicara)b.Meremehkan orang lainc.Mempertahankan haknya dengan menyerang orang laind.Menonjolkan diri sendirie.Mempermalukan orang lain didepan umum, baik dengan perkataan maupun tindakan2.Non asertifTanda tanda dari sikap non aserti ini adalah :a.Menarik diri bila di ajak bicarab.Merasa tidak sebaik orang lainc.Merasa tidak berdayad.Tidak berani mengungkapkan keyakinane.Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinyaf.Tampil diamg.Menngikuti kehendak orang lainh.Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lainAdapun hambatan komunikasi pada lansia merupakan hal yang wajar, namun ada teknik atau tip tip yang perlu di perhatikan agar komunikasi dapat berlangsung efektif yaitu :1. Selalu memulai komunikasi dengan mengecek fungsi pendengaran klien2. Keraskan suara anda bila perlu3. Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia sehingga ia dapat melihat mulut anda4. Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik kurangi gangguan visual dan auditory5. Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat kelemahannya.6. Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang tidak mengalami gangguan7. Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan kalimat pendek dengan bahasa yang sederhana8. Bantulah kata kata anda dengan isyarat visual9. Serasikan bahasa tubuh anda dengan pembicaraan anda, misalnya ketika melaporkan hasil tes yang diinginkan10. Ringkaslah hal hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut11. Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda12. Jadilah pendengar yang baik walaupun keiinginan sulit mendengarkannya13. Arahkan ke suatau topik pada suatu saat

5. Model Komunikasi pada Lansia1.Model komunikasi Shannon WeverTujuan komunikasi pada lansia dengan reaksi penolakan adalah adanya perubahan perilaku lansia dari penolakan menjadi kooperatif.Kelebihan : dalam komunikasi ini melibatkan anggota keluarga atau orang lain yang berpengaruh.Kekurangan : memerlukan waktu yang cukup lama karena klien dalam reaksi penolakan. Tak dapat melakukan evaluasi sejauh mana perubahan perilaku yang terjadi pada klien, karena tak ada feed back.2.Model SMCRKelebihan : proses komunikasi yang terjadi pada model ini relatif simple. Model ini akan efektif bila kondisi lansia masih sehat, belum banyak mengalami penurunan baik aspek fisik maupun psikis.Kekurangan : klien tidak memenuhi syarat seperti yang di tetapkan mempunyai keterampilan, pengetahuan, pengetahuan, sikap, sistim sosial dan kultur ; karena penolakannya.3.Model LearyModel ini antar individu saling mempengaruhi dan dipengaruhi, dimana respon seseorang di pengaruhi oleh bagaimana orang tersebut diperlakukan. Dalam berkomunikasi dengan klien lansia seorang perawat diharapkan kepada rentang love yang banyak karena sifat sosil perawat sangat dibutuhkan oleh lansia.Kelebihan: terjadi interaksi atau hubungan relationship; hubungan perawat klien lebih dekat sehingga masalah lebih dapat terselesaiakan .Kelemahan: perawat lebih dominan dan klien lansia patuh.4.Model TerapeutikModel ini membantu mendorong membantu melaksanakan komunikasi dengan empati,kesesuaian dan penghargaan. Lansia dengan penolakan sulit bagi kita melaksanakan empati.Kelebihan: Dengan tekhnik komunikasi yang baik lansia akan lebih paham apa yang akan kita bicarakan;kopingnya lebih efektif.Kelemahan: Kondisi empati kurang cocok diterapkan oleh perawat untuk perawatan lansia dengan reaksi penolakan.5.Model keyakinan kesehatanMenekankan pada persepsi klien untuk mencari sehat, menjauhi sakit, merasakan adanya ancaman / manfaat untuk mempertahankan kesehatannya.Kelebihan : lansia yang mengetahui adanya ancaman kesehatan akan dapat bermanfaat dan sebagai barier dalam melaksanakan tindakan pencegahan penyakit.Kelemahan : tidak semua lansia merasakan adaanya ancaman kesehatan.6.Model komunikasi kesehatanKomunikasi yang berfokus pada transaksi antar profesional kesehatan klien yang sesuai dengan permasalahan kesehatan klien. Pandangan sistem komunikasi lebih luas yang mencakup tiga faktor mayor : relationsihip , trnsaksi dan konteks.aRelationshipPerawat profesional mengadakan komunikasi dengan klien lansia haruslah menggunakan ilmu psikososial dan tehnik komuunikasi dimana perawat haruslah ramah, rapi, bertanggung jawab, tidak sembrono mengeluarkan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan klien lansia sehingga terjalin hubungan saling prcaya. Dalam mengadakan hubungan transaksi hendaknya seorang perawat profesional mengetahui permasalahan yang dihadapi klien lansia tersebut.bTransaksiDalam berkomunikasi dengan lansia hendaknya disepakati untuk menylesaikan masalah klienbukan untuk hal lain. Pada lansia dengan reaksi penolakan harus hati-hati mencari informasi dari klien, memberikan feedback baik verbal maupun non verbal dan hendaknya berkesinambungan.cKonteksPerawat profesional harus mengetahui situasi dan yang dihadapi klien. Apabila masalah bersifat umum / kelompok harus diselesaikaan secara kelompok.Kelebihan : dapat menyelesaikan masalah klien lansia dengan tuntas. Klien lansia merasa sangat dekat dengan perawat dan merasa sangat diperhatikan.Kelemahan : membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan permasalahan, fasilitas dalam memberikan pelayanan harus lengkap.7.Model interaksi kingPada model ini intinya adalah kesepakatan sebelum mengadakan interaksi dengan klien lansia. Perawat harus mempunyai persepsi secara ilmiah tentang hal yang akan dikomunikasikan.Kelebihan : komunikasi dapat sesuai dengan tujuan jika lansia sudah kooperatif.Kelemahan : klien lansia dengan reaksi penolakan akan mengalami kesulitan untuk dilakukan komunikasi model ini, karena tidak kooperatif.Tehnik komunikasi pada lansia dengan reaksi penolakan harus disertai pengetahuan perawatan lansia baik fisik, pisokologis, biologis, dan spiritual. Jika klien dalam puncak penolakan maka perawat harus mengobserfasi pikiran klien, jika klien lansia kooperatif maka perawat dapat berfungsi sebagai teman dan guru serta tempat mencurahkan perasaan klien.E. Metode Komunikasi Pada LansiaKomunikasi Terapeutik Pada Lanjut Usia (LANSIA)Menurut WHO, batasan umur seseorang yang tergolong lanjut usia (lansia) adalah sebagai berikut :Middle age: 45 59 tahunElderly (lansia): 60 70 tahunOld (lansia tua): 75 90 tahunVery Old (lansia sangat tua): >90 tahuna)Prinsip Komunikasi untuk LansiaPrinsip komunikasi untuk lansia (EbersoledanHessdalamBrunnerdanSiddarth, 1996) adalah :1.Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.2.Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.3.Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik (periksa baterai).4.Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.5.Jangan berbicara dengan keras atau berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik. Berdiri di depan klien.6.Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana.7.Beri kesempatan pada klien untuk mengenang.8.Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.9.Membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan sosial sesuai kebutuhan.10.Berbicara pada tingkat pemahaman klien.11.Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian.b)Komuikasi Verbal dan Non VerbalKomunikasi verbal dan non verbal yang digunakan untuk berkomunikasi dengan lansia antara lain :1. Saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien dengan sapaan hormat dan nama panggilan lengkap.2. Gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan komunikasikan non verbal.3. Menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusikan hanya satu topik.4. Dimulailah dengan pertanyaan yang sederhana dan gunakan bahasa yang sering digunakan oleh klien secara singkat dan terstruktur.5. Gunakan pertanyaan terbuka tertutup dan ciptakan suasana yang nyaman.6. Klarifikasi pesan secara periodik, validasikan apakah klien sudah mengerti dengan maksud perawat.7. Pertahankan kontak mata, tingkatkan perhatian, dan mendorong untuk memberi informasi yang jelas.8. Bersikaplah empati, jaga selalu privasi klien.9. Mintalah izin sebelum menanyakan status mental, memori dan kemampuan yang lain.10. Tuliskan perintah atau hal hal penting untuk diingat.c)Komunikasi Terapeutik pada Lansia dengan Masalah Fisik Maupun Mental1.Lansia dengan Gangguan Pendengaran :a) Berdiri dekat menghadap klien.b) Bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik.c) Berikan perhatian dan tunjukkan wajah saudara.d) Tegurlah nama sebelum pembicaraan dimulai.e) Gunakan pembicaraan yang keras, jelas, pelan, dan diarahkan langsung pada klien.f) Hindari pergerakan bibir yang berlebihan.g) Hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara.h) Jika klien belum memahami, ulangi dengan menggunakan kata kata yang berbeda.i) Membatasi kegaduhan lingkungan.j) Gunakan tekanan suara yang sesuai.k) Berilah instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan.l) Hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya.m) Gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi.2.Lansia dengan tidak dapat mendengar(deaf):Hampir sama dengan klien yang mengalami gangguan pendengaran, tetapi ditambah dengan beberapa teknik, yaitu :a) Menulis pesan jika klien dapat membaca.b) Gunakan media (gambar) untuk membantu komunikasi.c) Pernyataan dan pertanyaan yang singkat.d) Gunakan berbagai macam metode untuk menyampaikan pesan, contoh :body language.e) Sempatkanlah waktu bersama klien.3.Lansia dengan gangguan penglihatan :a) Perkenalkan diri, dekati klien dari depan.b) Jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada.c) Bicaralah pada saat Anda mau meninggalkan tempat.d) Pada saat saudara berbicara pastikan klien tahu tempat saudara.e) Katakan pada klien apa yang dapat mebantunya seperti lampu, membacakan.f) Biarkan klien memegang tangan saudara sebagai petunjuk dan jelaskan apa yang sedang saudara kerjakan.g) Jelaskan jalan jalan apa bisa dilalui oleh klien.h) Sanjunglah kemampuan beradaptasi dan kemandirian klien.4.Lansia dengan AfasiaAfasia merupakan gangguan fungsi bahasa yang disebabkan cidera atau penyakit pusat otak. Ini termasuk gangguan kemampuan membaca dan menulis dengan baik, demikian juga bercakap cakap, mendengar, berhitung, menyimpulkan dan pemahaman terhadap sikap tubuh. Dimana penyebab afasia pertama adalah stroke, cedera kepala, dan tumor otak (BrunnerdanSiddart, 2001).Teknik Komunikasi yang digunakan adalah :a) Menghadap ke pasien dan membuat kontak mata.b) Sabar dan meluangkan waktu.c) Harus jujur, temasuk ketika kita belum memahami pertanyaannya, sikap tubuh, gambar, dan objek atau media lain yang dapat membantu untuk menjawab keinginannya.d) Dipersilahkan lansia menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya.e) Dorong lansia untuk menulis dan mengekspresikannya dan berikan kesempatan untuk membaca dengan keras.f) Gunakan gerakan isyarat terhadap objek pembicaraan jika mampu meningkatkan pemahaman.g) Gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan, meningkatkan rasa aman.5.Lansia dengan penyakit Alzheimer :Penyakit Alzheimer (AD) kadang disebut sebagai demensia degeneratif primer atau demensia senil jenis Alzheimer (SDAT) merupakan penyakit neurologis degeneratif, progresif, ireversibel, yang muncul tiba tiba dan ditandai dengan penurunan bertahap fungsi kognitif dan gangguan perilaku dan efek (BrunnerdanSiddart, 2001).Keadaan yang terjadi pada pasien yang menderita Alzheimer diantaranya terjadi keadaan mudah lupa dan kehilangan ingatan bahkan klien dapat kehilangan kemampuannya mengenal wajah, tempat, dan objek yang sudah dikenalnya serta kehilangan suasana kekeluargaannya. Perubahan kepribadian biasanya negatif. Pasien dapat menjadi depresif, curiga, paranoid, kasar, dan bahkan kejam. Kemampuan berbicara buruk sampai pembentukan suku kata yang tidak masuk akal. Perawatan diri memerlukan bantuan, termasuk makan dan toileting.Teknik komunikasi yang digunakan adalah :a.Selalu berkomunikasi dari depan lansia.b.Bicaralah dengan cara dan nada yang normal.c.Bertatap muka.d.Mnimalkan gerakan tangan.e.Menghargai dan pertahankan jarak.f.Cegahsettingruangan yang memberikan stimulasi yang banyak.g.Pertahankan kontak mata dengan senyum.h.Ikuti langkah klien dan bicaralah padanya.i.Bertanyalah hanya dengan satu pertanyaan.j.Mengangguklah dantersenyum bila memahami perkataannyaF. Metode Komunikasi Pada Lansia Dengan Masalah Kesehatan Yang Terkait (Isolasi Sosial)Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia dengan penolakan antara lain :1.Menolakan segera reaksi penolakan klien.Yaitu membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Langkah langkah yang dapat di lakukan sebagai berikut :a) Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi klien bila sedang mengalami puncak reaksinya.b) Ungkapakan kenyataan yang di alami klien secara perlahan di mulai dari kenyataan yang merisaukan.c) Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan yang cocok bagi klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai menolak.2.Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri.Langkah ini bertujuan mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan yang akan di lakukan serta upaya untuk memandikan klien, antara lain :a) Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya dalam perencanaan waktu, tempat dan macam, perawatan.b) Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya atau mulai mengenal kenyataan.c) Membantu klien lansia untuk mengungkapkan keresahaan atau perasaan sedihnya dengan mempergunakan pertanyaan terbuka, mendengarkan dan menluangkan waktu bersamanya.3.Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat.Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan memperolah sumber informasi atau data klien dan mengefektifkan rencana atau tindakan dapat terealisasi dengan baik dan cepat. Upaya ini dapat di laksanakan dengan cara cara sebagai berikut :a) Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien lansia menentukan perasaannya.b) Meliangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang bersangkutan tentang apa yang sedang terjadi pada klien lansia serta hal hal yang dapat di lakukan dalam rangka membantu.c) Hendaknya pihak pihak lain memuji usaha klien lansia untuk menerima kenyataan.d) Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan hukuman fisik) apabila klien lansia mempergunakan penolakan atau denial.G. Yang Dibutuhkan Perawat Agar Dapat Berkomunikasi Dengan LansiaPendekatan Perawatan Lansia dalam Konteks Komunikasi1.Pendekatan fisikMencari kesehatan tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang di alami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan di kembangkan serta penyakit yang dapat di cegah progresifitasnya.2.Pendekatan psikologisPendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat sebagai konselor, advokat terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai pena,pung masalah pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.3.Pendekatan sosialPendekatan ini di laksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan. Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta bermain merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia maupun dengan petugas kesehatan,4.Pendekatan SpiritualPerawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama yang di anutnyaterutama pada saat klien sakit atau mendekati kematian.