nutrisi pada lansia

22
NUTRISI PADA LANSIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi makanannya. Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.

Upload: marsyanto

Post on 02-Aug-2015

114 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nutrisi Pada Lansia

NUTRISI PADA LANSIA

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun

tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi

dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi

disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.

Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga

memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga

makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil,

lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi

makanannya.

Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan

harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang

tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup

mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak,

tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan

pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.

Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sidah menurun, jadi jangan di sediakan

seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi

kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang

berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular

diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang umum sangat ditakuti ialah

kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

BAB II

PEMBAHASAN

A.  KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA DALAM RANGKA PROMOSI

KESEHATAN

Page 2: Nutrisi Pada Lansia

   Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada ksehatan lansia. Status

nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Bimbingan yang

membahas secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada

sebagian lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada orang

muda dan kurang mampu dalam menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui nomogram.

Kekurangakuratan dan kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia

dan para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistic apa adanya yang berkaitan dengan

status nutrisi lansia.

Secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik daripada

usia kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily

Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk

lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat

kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi

sisanya adalah protein.

Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada

lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan

kolesistokininyang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa

kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan

vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir

mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat.

Perubahan-perubahan dan kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi

pada wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral

esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya

menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Panduan diet

terbaru menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium per hari untuk seluruh lansia dan 1500 mg

per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan esterogen. Suplemen kalsium tidak

akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk

absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk

diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria.

Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose secara normal dapat

menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total. Meskipun hasil studi

memperlihatkan bahwa orang-orang Amerika mengkonsumsi sedikit lemak, prevalensi

obesitas telah meningkat 133% dalam 10 tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan

sebaiknya akan merugikan lansia. Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang

Page 3: Nutrisi Pada Lansia

pentingnya mempertahankan berat badan yang stabil dan mengikuti program diet dan

olahraga yang tepat dalam seluruh rentang waktu kehidupan.

1.    Pencagahan Primer

Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan status nutrisi pada 30 juta lansia, 6

juta dari mereka berisiko tinggi terhadap malnutrisi. Studi-studi mengindikasikan bahwa

lansia yang memiliki penghasilan kurang dari 6000 dolar per tahun atau kurang dari 35 dolar

per minggu untuk komsumsi makanan dan para lansia yang mengunjungi rekan atau

keluarganya kurang dari dua kali per minggu, dan para lansia yang kelebihan berat badan

sebesar 25 kg atau yang kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang beresiko tinggi

mengalami malnutrisi, selain dari jutaan orang yang mengalami kekurangan nutrisi.

          Faktor-faktor sosioekonomi, juga penderita penyakit kronis dan polifarmasi, turut

berperan terhadap masalah malnutrisi yang actual atau potensial bagi lansia. Instrument

pengkajian sebagaimana yang telah di kembangkan oleh program  Nutrition Screening

Initiative untuk menentukan  status nutrisi direkomundasikan dapat di gunakan oleh seluruh

pemberi pelayanan kesehatan. Lembaran instrument ini tersedia  melalui  Nutrition Screening

Initiative, 1010 Wisconsin Avenue  NW, Washington, DC 20007. Suatu upaya yang

konsisten untuk mengidentifikasi lansia dengan gangguan nutrisi demikian juga untuk resiko

gangguan nutrisi yang seharusnya menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit ingin di capai.

2.    Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder di mulai dengan pengkajian yang seksama terhadap klien dan upaya-

upaya untuk mengidentifikasi sumber masalah gisi. Kesalahan pengaturan metabolisme

seharusnya di perbaiki dan pemberian obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis dapat di

sesuaikan untuk mengurangi efek samping yang mengganggu nutrisi yang normal. Depresi

yang tidak terditeksi asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian nutrisi adalah

penting untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat pada lansia dengan masalah nutrisi.

Pelayanan ahli diet akan menguntungkan bagi klien.

          Banyak lansia tidak mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi mereka mengalami

perubahan sebagai akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh pemberi layanan kesehatan

perluh di siapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan terbaru tentang nutrisi

normal, demikian juga tentang kebutuhan nutrisi  yang menyertai proses penyakit. Suatu

penelitian terbaru  mengemukakan bahwa perawat tidak di persiapkan secara adekuat untuk

memberikan jenis instruksi  ini kepada klien lansia.

Page 4: Nutrisi Pada Lansia

          Asuhan keperawatan adalah suatu bagian penting dalam memperbaiki asupan nutrisi

pada  institusi  pelayanan akut maupun pelayanan jangka panjang. Dedikasi di perluhkan

untuk meyakinkan bahwa  kebutuhan nutrisi klien di masukan sebagai bagian dari rencana

keperawatan secara total. Mengizinkan pemberian suplemen dalam kaleng  untuk pembangun

tubuh  yang di letakan di meja disamping  tempat tidur atau  untuk di kembalikan pada bagian

gizi tidak akan membantu memfasilitasi  asupan yang adekuat. Suplemen sangat baik 

digunakan di antara waktu makan dan sering ditoleransi dengan baik jika disajikan  dalam

keadaan dingin.  Alternatif -alternatif  makanan, seperti nutrisi  parenteral  total dan

pemberian makanan dengan penduga lambung, mungkin diperluhkan  jika  asupan yang

adekuat tidak dapat di pertahankan melalui rute oral.

          Keterlibatan keluarga  sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang baik di semua

lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan kesukaan lansia dan memberikan

atmosfer sosial yang mendorong asupan makanan adalah hal terbaik yang dapat dilakukan

oleh keluarga. Keluarga sering memiliki keinginan yang kuat untuk berpatisipasi dalam cara

ini dan berespon baik terhadap saran-saran yang terdapat pada table berikut ini:

Teknik-Teknik Untuk Meningkatkan Asupan Makanan Ketika Nafsu Makan Rendah

Tambahkan susu bubuk kering tanpa lemak pada makanan yang mengandung

banyak cairan (kaldu, kentang tumbuk, puding, sereal yang dimasak).

Berikan berbagai variasi makanan kecil di antara  waktu makan, berbagai

tekstur dan rasa manis yang bervariasi.

Tawarkan makanan paling banyak pada siang hari ketika lansia merasa sangat

lapar (biasanya pada pagi hari).

Anjurkan pemberian makanan dengan ukuran kecil yang mudah di makan

sendiri.

Tambahkan margarin tambahan pada sayur-sayuran, saus, dan makanan

berkrim.

Sajikan suplemen nutrisi  dalam keadaan dingin atau di siapkan dalam bentuk

shake.

Anjurkan keluarga untuk membawa makanan kesukaan klien.

Walaupun suplemen tidak perluh digunakan dalam keadaan yang seimbang, laporan

terbaru saat ini tidak memenuhi jumlah makanan harian yang dianjurkan. Dosis yang

Page 5: Nutrisi Pada Lansia

berlebihan di atas jumlah asupan harian yang dianjurkan tidak dianjurkan pada saat ini dan

terbukti dapat merugikan jika digunakan dalam waktu yang lama.

Rekomendasi tambahan termasuk penggunaan makanan berserat untuk meningkatkan

asupan vitamin dan mineral, dan meningkatkan defekasi yang normal. Rekomendasi asupan

serat yang disarankan saat ini sekitar 20 sampai 35 gram serat per hari.

Page 6: Nutrisi Pada Lansia

B.   PROSES MENUA

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan

berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis

ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :

Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah

cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput

serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.

Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan

kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap

dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu

makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf

pendengaran.

Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah

yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut

kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan

wasir.

Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan

kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.

Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat

jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal

benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan

gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang

dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia

atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan

untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi

paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.

Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga

bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia

yang menimbulkan rasa lelah.

Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu

masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga

Page 7: Nutrisi Pada Lansia

usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan

dehidrasi.

Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan

penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang

mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.

BATASAN USIA LANSIA

Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun

Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)

Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th

M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th

Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th

WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)

C.  KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA

  Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang

berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas.

Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.

Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan

sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,

sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan,

maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.

Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh

akan menjadi kurus.

Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1

gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan

tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena

pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang

(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian

merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-

Page 8: Nutrisi Pada Lansia

14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan

hewani dan kacang-kacangan.

Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang

dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi)

dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga

dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly

unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,

sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi

(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti

dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran,

buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen

serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak,

yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat

diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan

menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-

bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A,

B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama

disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan

mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang

menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan

vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi

yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin,

mineral dan serat.

Air

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk

mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan

dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum

lebih dari 6-8 gelas per hari.

Page 9: Nutrisi Pada Lansia

Makanan Sehat Bagi LansiaMakanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi empat sehat lima sempurna dengan porsi

yang kurang dari orang dewasa kecuali asupan protein dan vitamin serta mineral, dimana

kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk metabolisme tubuh.

Berikut ini disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang telah

dikelompokkan:

       Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie kering, roti

tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni

       Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan

mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging

       Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo,

tahu, tempe, oncom

       Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang

ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat

       Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang

panjang, kecipir, sawi, wortel, selada

       Kue: Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles

       Susu: Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim

Page 10: Nutrisi Pada Lansia

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok

besar, yaitu :

1. Kelompok zat energi.

a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,

ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu

dll.

b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,

margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein,

baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan

dan olahannya.

3. Kelompok zat pengatur

Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan

mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

  Menu harian untuk lansia

Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari

hendaknya :

1. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan

kebutuhan lansia.

2. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya

3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,

terutama pangan hewani)

4. Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula

5. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol

6. Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal)

untuk menghindari sembelit atau konstipasi

7. Minuman yang cukup.

Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna”

atau “Konsep gizi seimbang” diantaranya :

      Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)

Page 11: Nutrisi Pada Lansia

      Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)

      Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)

      Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)

  Kelompok makanan dan jenis makanan

  Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian,

pisang, nangka, makaroni

  Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso

daging

  Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom

  Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang,

awo, sirsak, semangka

  Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,

kecipir, sawi, wortel, selada

  Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles

  Susu : susu kambing, susu kedelai, skim

  Menu untuk manula dalam sehari

WAKTU MENU PORSI

Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas

Selingan Papais 2 bungkus

Siang Nasi 1 piring

Semur 1 potong

Pepes tahu 1 bungkus

Sayur bayam 1 mangkok

Pisang 1 buah

Selingan Kolak pisang 1 mangkok

Malam Mie baso 1 mangkok

Pepaya      buah

Page 12: Nutrisi Pada Lansia

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA

Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.

Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,

asin, asam, dan pahit.

Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

Rasa lapar menurun, asam lambung menurun

Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi

Penyerapan makanan di usus menurun.

Masalah Gizi pada Lansia

1. Gizi berlebih

  Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.

Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada

lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu

sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah

satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah

tinggi.

2. Gizi kurang

    Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena

gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan

berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein

menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok,

daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitaminBila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan

protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering,

penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

  Status gizi pada usia lanjut

      Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung

mengalami kegemukan/obesitas

Page 13: Nutrisi Pada Lansia

      Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung

kegemukan/obesitas

      Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung

kegemukan/obesitas

      Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan

menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis

      Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging)

dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia

cenderung kegemukan/obesitas

      Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu

penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro

      Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita

wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia

      Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang

menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati

      Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan

sendiri dan menjadi kurang gizi

      Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan

menjadi kurang gizi

      Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi

kurang gizi

      Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat

menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia

1.  Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah menciptakan

suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat

menimbulkan selera

2. Memperkuat daya tahan tubuh.

Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk

kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.

3.    Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut

Page 14: Nutrisi Pada Lansia

Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan

penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh

makanan sumber vitamin D adalah susu

4.    Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur

Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-

bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua

5.    Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak

Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti :

sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain

6.    Mengurangi resiko penyakit jantung

Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan

natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang

larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging

tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.

7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12

dan asam folat

8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak

dan kaya akan karbohidrat kompleks

9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur

Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan

menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang

10. Tetaplah berlatih

Page 15: Nutrisi Pada Lansia

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Kebutuhan

asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada

lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun

diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan

sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein.

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan

berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.

B.  Saran

Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sidah menurun, jadi jangan di sediakan

seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi

kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang

berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular

diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.