Ketoasidosis Diabetik Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan kedaruratan pada diabetes melitus (DM) tipe I sebagai akibat kurangnya insulin dalam sirkulasi darah baik secara absolut maupun relatif. Keadaan KAD ditunjang oleh meningkatnya counterregulatory hormones: katekolamin, glukagon, kortisol, dan hormon pertumbuhan (growth hormone). Berikut ini diagram patofisiologi ketoasidosis diabetik (Gambar 1). Secara biokimia diagnosis KAD dapat ditegakkan bila terdapat: - Hiperglikemia, bila kadar gula darah >11 mmol/L (≈ 200mg/dL) - pH darah vena <7,3 atau bikarbonat <15 mmol/L - Ketonemia dan ketonuria Menurut derajat asidosisnya, ketoasidosis diabetik dibedakan menjadi: - Ringan (pH darah vena <7,30 atau bikarbonat <15 mmol/L) - Sedang (pH 7,2, bikarbonat <10 mmol/L) - Berat (pH <7,1, bikarbonat <5 mmol/L) Diagnosis Anamnesis - Adanya riwayat diabetes mellitus: - Polidipsia, poliuria, polifagia, nokturia, enuresis, dan anak lemah (malaise) - Riwayat penurunan berat badan dalam beberapa waktu terakhir - Adanya nyeri perut, mual, muntah tanpa diare, jamur mulut atau jamur pada alat kelamin, dan keputihan - Dehidrasi, hiperpnea, napas berbau aseton, syok dengan atau tanpa koma - Kita mewaspadai adanya KAD apabila kita temukan dehidrasi berat tetapi masih terjadi poliuria Pemeriksaan fisis - Gejala asidosis, dehidrasi sedang sampai berat dengan atau tanpa syok - Pernapasan dalam dan cepat (Kussmaul), tetapi pada kasus yang berat terjadi depresi napas - Mual, muntah, dan sakit perut seperti akut abdomen
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan kedaruratan pada diabetes
melitus (DM) tipe I sebagai akibat kurangnya insulin dalam
sirkulasi darah baik secara absolut maupun relatif. Keadaan KAD
ditunjang oleh meningkatnya counterregulatory hormones:
katekolamin, glukagon, kortisol, dan hormon pertumbuhan (growth
hormone). Berikut ini diagram patofisiologi ketoasidosis diabetik
(Gambar 1).
Secara biokimia diagnosis KAD dapat ditegakkan bila terdapat:-
Hiperglikemia, bila kadar gula darah >11 mmol/L ( 200mg/dL)- pH
darah vena