kasus toksik

10
RIA ASKARA SUHARMAN (F1F1 12 012)/KELAS A AULIF PRATIWI (F1F1 12 011)/KELAS A CASE STUDY OF TOXICOLOGY OVERDOSE PARTLY AS A RESULT OF A “LARGE” TEASPOON History For itching, a pediatrician prescribed tripelennamine citrate 37,5 mg [25 mg of the hydrochloride (HCl) salt] to be taken every 4 hr by a 5-years-old girl with chicken pox. After the third dose the child began to hallucinate, stating that she saw “elves running around the house and insects flying at her.” She was taken to an emergency facility. Examination was unremarkable except for mildly dilated pupils. The mother was instructed to discontinue the medication. The child returned 4 days later with continuing symptoms. A toxicology screen for drugs was negative. Laboratory values were normal. A neurologist and a psychiatrist concluded that she was neurologically and psychologically sound. After 3 days of hospitalization, hallucinations disappeared.

Upload: sitti-munawarah-ii

Post on 18-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kasuk toksikologi

TRANSCRIPT

RIA ASKARA SUHARMAN (F1F1 12 012)/KELAS AAULIF PRATIWI

(F1F1 12 011)/KELAS ACASE STUDY OF TOXICOLOGYOVERDOSE PARTLY AS A RESULT OF A LARGE TEASPOON

History

For itching, a pediatrician prescribed tripelennamine citrate 37,5 mg [25 mg of the hydrochloride (HCl) salt] to be taken every 4 hr by a 5-years-old girl with chicken pox. After the third dose the child began to hallucinate, stating that she saw elves running around the house and insects flying at her.She was taken to an emergency facility. Examination was unremarkable except for mildly dilated pupils. The mother was instructed to discontinue the medication. The child returned 4 days later with continuing symptoms. A toxicology screen for drugs was negative. Laboratory values were normal. A neurologist and a psychiatrist concluded that she was neurologically and psychologically sound. After 3 days of hospitalization, hallucinations disappeared. An investigation later revealed the cause of this child's symptoms. The teaspoon that was used to administer the medication held 7 mL. It was calculated that the mother had administered three doses of 6,33 mL instead of 5 mL each, as intended. The child's physician had actually prescribed 1,5 times the recommended dose for this child. This error was compounded by the fact that the teaspoon was extra large. Overall, the child received approximately twice the recommended dose for a period 12 hr.Discussion

1. This overdose was modest but sizable enough for this child to develop symptoms of toxicity. What specific measure should health care providers take to reduce the incidence of errors such as this ?2. How is tripelennamine citrate classed pharmacologically ?STUDI KASUS TOKSIKOLOGI

OVERDOSIS SEBAGIAN AKIBAT DARI SENDOK TEH "BESAR"Untuk gatal-gatal, seorang dokter anak meresepkan tripelennamine sitrat 37,5 mg [25 mg hidroklorida (HCl) garam] harus diambil setiap 4 jam oleh seorang gadis berusia 5 tahun dengan cacar air. setelah dosis ketiga anak itu mulai berhalusinasi, menyatakan bahwa ia melihat "kurcaci berlarian di sekitar rumah dan serangga terbang padanya."

Dia dibawa ke fasilitas darurat, pemeriksaan biasa-biasa saja kecuali untuk pupil agak melebar. Ibu diperintahkan untuk menghentikan pengobatan. Anak kembali 4 hari kemudian dengan gejala berkelanjutan. layar toksikologi untuk obat adalah negatif. Nilai laboratorium normal. Seorang ahli saraf dan psikiater menyimpulkan bahwa dia secara neurologis dan secara psikologis sehat. Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit, halusinasi menghilang. Penyelidikan kemudian mengungkapkan penyebab gejala anak ini. Sendok teh yang digunakan untuk mengatur obat diadakan 7 mL. Itu dihitung bahwa ibu telah diberikan tiga dosis 6,33 mL bukannya 5 mL masing-masing, sebagaimana dimaksud. Dokter anak sebenarnya meresepkan 1,5 kali dosis yang dianjurkan untuk anak ini. Kesalahan ini diperparah oleh fakta bahwa sendok teh itu ekstra besar. Secara keseluruhan, anak menerima sekitar dua kali dosis yang dianjurkan untuk jangka waktu 12 jam.

Diskusi

1. Overdosis ini sederhana tapi cukup besar terhadap anak ini untuk mengembangkan gejala-gejala keracunan. Apa tindakan tertentu yang harus tenaga kesehatan lakukan untuk mengurangi kejadian kesalahan seperti ini?2. Bagaimana tripelennamine sitrat digolongkan secara farmakologi ?Penyelesaian

1. Overdosis ini sederhana, namun meskipun demikian hal-hal seperti seharusnya tidak boleh terjadi mengingat akibat terbesar dari kasus overdosis dapat menimbulkan kematian. Sebagai tenaga kesehatan, kejadian seperti ini harus dikurangi agar tidak terjadi untuk anak-anak yang lain. Menurut Inke dan Chairuddin (2011) dalam artikel ilmiah Sari Pediatri Vol.12 No.6, tenaga kesehata dapat memberikan saran dan informasi sebagai berikut:

a) Menyediakan informasi yang jelas mengenai formulasi obat, dosis yang tepat, dosis maksimum harian, interval pemberian dosis, dan lama terapi.b) Penjelasan bagaimana menghitung dosis berdasarkan berat badan anak dalam kilogram.c) Mendemonstrasikan cara penggunaan yang benar dari alat pengukur dosis, meminta orangtua untuk mengulangi instruksi dan memberitahu bahwa memberikan tanda pada alat pengukur dapat membantu untuk menandakan dosis yang benar.d) Menghilangkan pengertian bahwa semakin banyak obat dikonsumsi anak, maka demam akan semakin cepat terkontrol.e) Penjelasan bahwa obat harus diberikan oleh orang dewasa.f) Menyediakan informasi mengenai risiko dari overdosis obat.2. Penggolongan Tripelennamine sitrat secara farmakologi.

Secara farmakologi Tripelennamine sitrat merupakan golongan antihistamin yang termasuk dalam kelompok antagonis reseptor- H1 (antihistaminika). Antihistaminika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblokir reseptor histamin (penghambatan saingan). H1-blockers (antihistaminika) memblokir reseptor H1 dengan menyaingi histamin pada reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian menghindarkan timbulnya reaksi alergi. Khasiat lainnya menciutkan bronchi, saluran cerna, kandung kemih dan rahim, terhadap ujung saraf (gatal-gatal, flare reaction) serta terhadap efek histamin pada kapiler. Kebanyakan antihistminika termasuk dalam kelompok ini. Tripelennamine sitrat termasuk generasi ke-1, dimana antihistamin menekan sistem saraf pusat. Obat ini menekan atau mengurangi sejumlah fungsi tubuh seperti koordinasi dan kewaspadaan. Depresi berlebihan dan hilangnya fungsi tubuh dapat terjadi jika antihistamin digunakan bersama dengan depresan sistem saraf pusat.Lazimnya dengan antihistaminika selalu dimaksud H-1 blockers. Selain bersifat antihistamin, obat-obat ini juga memiliki berbagai khasiat lain, yakni daya antikolinergis, antiemetis dan daya menekan SSP (sedative),dan dapat menyebabkan konstipasi, mata kering, dan penglihatan kabur, sedangkan beberapa di antaranya memiliki efek antiserotonin dan local anestesi (lemah).DAFTAR PUSTAKA

Harkness, R., 1989, Interaksi Obat, Penerbit ITB, Bandung.

Lubis, I.N.D., dan Chairuddin P.L., 2011, Penanganan Demam Pada Anak, Sari Pediatri, Vol. 12, No. 6, Medan.

Tjay,T.H., dan Kirana R., 2013, Obat-Obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.