infeksi odontogenik dan penatalaksanaannya kuliah

Upload: suryaatmajaya

Post on 25-Feb-2018

345 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    1/35

    Infeksi Odontogenik dan

    Penatalaksanaannya

    Christ Bianto SW. drg.

    DEPARTEMEN IM! BEDA" M!!T DANMA#SIO$ASIA

    $A#!TAS #EDO#TERAN %I%I

    !NI&ERSITAS AIRAN%%A

    S!RABA'A

    ())*

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    2/35

    +. Pendah,l,an.

    Infeksi adalah masuknya kuman patogen atau toksinnya kedalam

    tubuh manusia serta menimbulkan gejala penyakit, sedangkan inflamasi adalah

    reaksi lokal dari tubuh terhadap adanya infeksi/iritasi dalam berbagai bentuk. Timbulnya

    infeksi dipengaruhi oleh adanya interaksi dari tiga faktor yaitu : inang (host), lingkungan dan

    mikroorganisme. Pada keadaan hemostasis terdapat keseimbangan antara ketiga faktor

    tersebut, sebaliknya timbul keadaan sakit bila keseimbangan tersebut terganggu.

    Potensi patogenesis mikroba ditentukan oleh dua faktor yaitu: virulensi dan kuantitas

    mikroba. irulensi mikroba adalah kualitas dari suatu mikroba untuk menyebabkan

    kerusakan pada host. irulensi mikroba meliputi daya invasi, dan produk!produk mikroba

    seperti toksin dan en"im. #uantitas mikroba adalah jumlah mikroorganisme yang melakukan

    infeksi pada host. $emakin tinggi kuantitas mikroba berarti akan semakin tinggi pula

    konsentrasi faktor virulensinya.

    Tubuh host memiliki tiga metode utama dalam melindungi diri, yaitu pertahanan

    lokal, humoral defenses dan %ellular defenses. &ekanisme pertahanan lokal memiliki dua

    komponen. 'ang pertama adalah barrier anatomik, yang terdiri dari mukosa dan kulit yang

    intak. 'ang kedua flora normal mulut, yang menjaga keseimbangan flora di mulut. umoral

    defenses terdiri dari immunoglobulin dan komplemen. Ig sebagai bagian terbesar dari

    imunoglobulin mampu mela*an gram positif. #ompelemen berguna untuk mengenali dan

    meningkatakan kemotaksis dati P&+ untuk memfagosit bakteri. $edangkan %ellular defenses

    terdiri dari sel!sel fagosit dan limfosit.

    pabila terjadi invasi mikroba beserta produk!produknya yang merugikan maka

    tubuh akan memberikan respon untuk menanggulanginya. &ekanisme pertahanan tubuh yang

    timbul meliputi reaksi radang (inflamasi) yang merupakan respon seluler dan bersifat non

    spesifik, dan respon imun yang bersifat spesifik. Peradangan adalah reaksi vaskular yang

    hasilnya merupakan pengiriman %airan, "at!"at terlarut dan sel!sel darah dari darah yang

    bersirkulasi kedalam jaringan interstitial pada daerah yang %edera atau yang mengalami

    nekrotik. Peradangan akut adalah reaksi segera dari tubuh terhadap %edera atau kematian sel.

    Tanda tanda pokok peradangan adalah dolor (rasa sakit), rubor (merah), kalor (panas), tumor

    (pembengkakan) dan fungsio laesa (perubahan fungsi).

    (. Definisi.

    -eaksi radang / inflamasi adalah merupakan reaksi vaskular lokal dan jaringan

    penyangga sekitarnya terhadap iritan, menghasilkan eksudat yang kaya protein dan P&+

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    3/35

    (topa"ian). ungsi proses radang adalah untuk menghan%urkan, menetralisir, membatasi dan

    membuang jejas yang ada, membersihkan debris (sel!sel nekrotik) dan melan%arkan

    terjadinya proses perbaikan jaringan (repair). Proses radang dibagi menjadi yaitu : proses

    radang akut dan radang kronis. -adang akut merupakan reaksi yang timbul segera setelah

    terjadinya jejas. Proses radang akut meliputi komponen utama yaitu respon vaskular

    ( vasokonstriksi, dilatasi arteriol dan stasis aliran darah) dan 0ksudasi (keluarnya protein

    plasma, air dan sel!sel radang akut). -adang kronis adalah reaksi radang yang berlangsung

    dalam *aktu yang relatif lama. Proses radang kronis ditandai dengan infiltrasi sel!sel radang

    kronis (leukosit mononu%lear, makrofag, limfosit dan sel plasma) dan terjadinya proliferasi

    fibroblast dan pembentukan pembuluh darah kapiler dalam jumlah banyak.

    Infeksi odontogen adalah infeksi yang a*alnya yang a*alnya bersumber dari gigi

    atau jaringan penyangga gigi. Infeksi odontogen dapat terjadi melalui tiga ma%am portal of

    entry ( jalan masuk ), yaitu : melalui pulpa yang mati ( gangren / nekrosis pulpa, ) disebut

    dengan infeksi pulpo!periapikal , melalui jaringan penyangga gigi ( periodontal), melalui

    perikorona gigi ( pada gigi yang belum erupsi sempurna ).

    bses

    adalah akumulasi dari pus dalam suatu rongga patologis yang dapat terjadi di

    bagian tubuh manapun sebagai reaksi pertahanan tubuh terhadap benda asing (topa"ian).

    1ental abses artinya abses yang terbentuk didalam jaringan periapikal atau periodontal

    karena infeksi gigi atau perluasan dari gangren pulpa. bses yang terbentuk merusak jaringan

    periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus menembus kulit pipi dan membentuk fistel.

    -.Etiologi.

    bses gigi terjadi ketika terinfeksi bakteri dan menyebar ke rongga mulut atau dalam

    gigi, Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut. yaitu

    bakteri %o%%us aerob gram positif, %o%%us anaerob gram positif dan batang

    anaerob gram negatif. &enurut fragiskos penyebab abses oromaksilofasial adalah igi non

    vital, adanya perikoronitis, infeksi post ekstraksi gigi, periapikal granuloma dan oleh karena

    kista terinfeksi.

    +anah atau pus merupakan bentuk nekrosis pen%airan sel!sel jaringan yang disebakan

    karena aktivitas en"imati% kuman!kuman patogen. Pus didalam suatu abses berisi: sel!sel

    leukosit mati, sel!sel jaringan yang mati, dan mikroorganisme penyebab proses supuratif.

    #uman piogenik penyebab proses supuratif adalah strepto%o%%us pyogenes dan

    staphylo%o%%us aureus. $taphylo%o%%us aureus dapat menghasilkan en"im %oagulase, en"im

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    4/35

    tersebut menyebabkan deposisi fibrin sehingga menghambat fagositosis. $treptokokus

    menghasilkan en"im streptokinase dan streptodornase yang dapat menyebabkan terjadinya

    fibrinolisis dan hyaluronidase yang dapat mengkatalisa hidrolisa asam hyaluronat (bahan

    dasar dari jembatan interseluler jaringan ikat).

    . Pola Penye/aran Infeksi Peria0ikal.

    Infeksi periapikal dapat menyebar ke jaringan dan dipengaruhi oleh : jumlah dan

    virulensi mikroorganisme, resistensi dari host, dan struktur anatomi dari daerah yang terlibat.

    Infeksi periapikal seringkali menyebabkan osteomyelitis, yaitu infeksi pada struktur tulang

    yang meliputi sumsum tulang, tulang kanselus, korteks dan periosteum. Infeksi periapikal

    dapat menyebar ke jaringan lunak karena dipengaruhi oleh faktor utama yaitu : ketebalan

    tulang yang meliputi apeks akar gigi dan hubungan antara tempat perforasi tulang dan tempat

    perlekatan otot!otot pada maksila dan mandibula. (ambar ).

    ambar .

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    5/35

    Pembagian penyebaran infeksi periapikal meliputi:

    2. Infeksi Peria0ikal.

    a.bses Periapikal (ambar 2).

    Penyebaran: abses periapikal bisa terjadi se%ara langsung sebagai suatu periodontitis

    apikalis akut (kelanjutan dari gangren pulpa), atau bisa juga berasal dari suatu

    keradangan kronis seperti dental granuloma yang mengalami proses supurasi.

    ejala :

    03tra oral :

    I: Pembengkakan (!), 4arna : +.

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!).

    Intra oral:

    I: Pembengkakan (!), gigi karies (5)

    P: Pembengkakan (!), tes perkusi dan tekan pada gigi yang bersangkutan akut

    (5), khronis (!) didapatkan gigi dengan gangren pulpa.

    -o : terdapat gambaran radiolusen di daerah periapikal tidak berbatas jelas sehingga

    lamina dura tampak terputus.

    Pera*atan :Pembukaan atap pulpa (open bur), ekstirpasi saluran akar, pemberian

    analgesik dan antibiotik. Pen%abutan pada abses perapikal kronis bukan merupakan

    kontraindikasi

    ambar 2

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    6/35

    b. $erous Periostitis.

    Penyebaran: Pada jaringan periapikal menyebar melalui tulang kanselus menuju

    permukaan tulang%airan serous diantara korteks dan periosteum.

    ejala :

    03tra oral :

    I: Pembengkakan (5), batas: tidak jelas, 4arna: kemerahan.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), konsistensi: kenyal, suhu: meningkat

    Intra oral:

    I: Pembengkakan (5), gigi karies (5), bu%%al fold terangkatP: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (!), konsistensi: padat kenyal

    Pera*atan :Pembukaan atap pulpa (open bur), ekstirpasi saluran akar, pemberian

    analgesik dan antibiotik. Pen%abutan merukan kontraindikasi pada kasus ini.

    %. $ubperiosteal abses (gambar ).

    Penyebaran: merupakan kelanjutan dari serous periostitis

    pus terbentuk danterkumpul di ba*ah periosteum.

    ejala : periosteum adalah jaringan yang tipis dan tegang, maka dengan

    terkumpulnya pus diba*ahnya akan menimbulkan rasa yang sangat sakit dan biasanya

    periosteum akan pe%ah dalam *aktu singkat ( beberapa jam).

    Pera*atan : pemberian analgesik dan antibiotik. Pen%abutan merupakan

    kontraindikasi pada kasus ini.

    Gambar 2.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    7/35

    d. estibular abses / submu%ous abses (gambar 6).

    Penyebaran : pus masuk ke dalam jaringan lunak menembus tulang pada bagian

    bukal pada mandibula pus masuk diatas &. 7u%%inator8 pada maksila pus masuk

    diba*ah &. 7u%%inator.

    ejala :

    03tra oral :

    I: Pembengkakan (5), batas: tidak jelas, 4arna: kemerahan.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), konsistensi: kenyal, suhu: meningkat

    Intra oral:I: Pembengkakan (5), gigi karies (5), bu%%al fold terangkat, *arna: kemerahan

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (5), konsistensi: padat kenyal

    Pera*atan : bila belum terjadi drainase spontan (fistel) maka dilakukan in%isi dan

    drainase, pemberian antibiotik dan analgesik. 7ila kondisi akut mereda segera

    dilakukan pen%abutan gigi penyebabnya

    Gambar 3.

    e. Palatal abses. (gambar 9)

    Penyebaran : pada maksila pus masuk ke dalam jaringan lunak menembus tulang pada

    bagian palatal. igi yang sering terlibat : igi - terutama premolar pertama

    danmolar rahang atas.

    03tra oral : maksila

    I: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!).P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    8/35

    Intra oral: palatal

    I: Pembengkakan (5), gigi karies (5), *arna: kemerahan

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (5), konsistensi: padat kenyal

    Pera*atan : sama dengan pera*atan vestibular abses.

    Gambar 4.

    (. Infeksi Peria0ikal yang 1eli/atkan s0asia s,0erfi2ial 3 0ri1er

    a. Infeksi ruang %aninus (aninus $pa%e Infe%tion) (gambar ;).

    anine spa%e adalah ruang potensial yang terdapat antara m.levator anguli oris dan

    m.levator labii superior.

    Penyebab : igi!gigi -, paling sering pada gigi %aninus -.

    Penyebaran : infeksi apikal gigi %aninus -menembus korteks fossa %inana

    diatas perlekatan m.levator anguli oris < diba*ah m. levator labii superior%anine

    spa%e infe%tion.

    ejala :

    03tra oral : maksila

    I: Pembengkakan (5) pada wajah bagian anterior sampai daerah

    canthus medialis mata, pendangkalan sul%us nasolabialis.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (!)

    Intra oral: palatal

    I: Pembengkakan (5), gigi karies (5), *arna: kemerahan

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (!), konsistensi: padat kenyal

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    9/35

    ambar ;.

    b. 7u%%al spa%e infe%tion (ambar =).

    7u%%al spa%e adalah ruang potensial yang dibatasi oleh kulit *ajah pada bagian lateral dan

    m.bu%%inator di sebelah medial.

    Penyebab : terutama infeks gigi!gigi molar - < -7.

    Penyebaran : pada maksila pus menembus tulang alveolar diatas perlekatan

    m.bu%%inator. pada mandibula pus menembus tulang alveolar diba*ah

    perlekatan m.bu%%inator.

    ejala :

    03tra oral : pipi

    I: Pembengkakan (5) pada pipi, batas: diffuse, warna: kemerahan.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5)

    Intra oral: - / -7

    I: Pembengkakan (!), gigi karies (5),

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    10/35

    ambar =.

    %. Infratemporal spa%e infetion (ambar >).

    Infratemporal spa%e adalah ruang potensial yang terletak disebelah posterior maksila.

    1ibatasi oleh sisi lateral pro%essus pterygoideus dibagian medial, basis %ranii di sebelah

    superior.

    Penyebab : igi - terutama infeks oleh gigi molar ketiga -

    ejala :

    03tra oral : temporal

    I: Pembengkakan (5) pada anterior dari telinga, *arna: kemerahan batas:

    diffuse,

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5)

    Intra oral: gigi -

    I: Pembengkakan (!), gigi karies (5),

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    11/35

    ambar >

    d. $ubmental spa%e infe%tion (gambar ?).

    $ubmental spa%e adalah ruang yang terdapat diantara venter anterior m. digastri%us dan

    diantara m.mylohyod dan kulit.

    Penyebab : infeks pada gigi!gigi insisif -7.

    Penyebaran : gigi insisif -7 (letak apeks diba*a m.mentalis) pus menembus

    tulang alveolardiba*ah perlekatan m.mentalispus masuk ke pinggiran inferior

    mandibulamasuk ke submental spa%e.

    ejala :

    03tra oral : submental

    I: Pembengkakan (5) pada dagu, batas: diffuse, *arna: kemerahan.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), konsistensi: tegang.

    Intra oral:

    I: Pembengkakan (!), gigi karies (5),

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    12/35

    ambar ?.

    e. $ublingual spa%e infe%tion (ambar 2@).

    $ublingual spa%e adalah ruang yang dibatasi oleh mukosa dasar mulut disebelah superior,

    sisi medial dari mandibula di sebelah lateral, dan m.mylohyoid disebelah inferior.

    Penyebab : infeksi pada gigi -7 terutama pada gigi molar pertama -7.

    Penyebaran : gigi molar pertama -7 (letak apeks diatas linea mylohyoid) pus

    menembus tulang alveolardiatas perlekatan m.mylohyoidmasuk ke sublingual

    spa%e.

    ejala :

    03tra oral :

    I: Pembengkakan (!)

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!),

    Intra oral: sublingual unilateral

    I: Pembengkakan (5) pada mukosa dasar mulut, gigi karies (5), *arna:

    kemerahan

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    13/35

    ambar 2@

    f. $ubmandibular spa%e infe%tion (ambar 22).

    $ubmandibular spa%e adalah ruang yang dibatasi oleh m.mylohyoid di sebelah superior,

    sisi medial mandibula sebelah lateral, m.platysma dan kulit disebelah inferior.

    Penyebab : infeks pada gigi molar kedua dan ketiga -7

    Penyebaran : gigi molar kedua < ketiga -7 (letak apeks diba*ah linea mylohyoid)

    pus menembus tulang alveolar diba*ah perlekatan m.mylohyoid masuk ke

    submandibular spa%e.

    ejala :

    03tra oral : submandibula unilateral

    I: Pembengkakan (5) didaerah submandibula pada satu sisi, *arna :

    kemerahan.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (5), konsistensi: kenyal

    Intra oral:

    I: Pembengkakan (!) gigi karies (5), *arna: normal.

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    14/35

    ambar 22

    g. Aud*igBs ngina (ambar 2).

    Aud*igBs ngina adalah selulitis yang melibatkan submandibular spa%e dan sublingual

    spa%e pada kedua sisi (bilateral) dan submental spa%e. Infeksi ini disebut juga dengan

    phlegmon dasar mulut.

    Penyebab : infeksi pada gigi -7, sialedenitis kelenjar submandibula, fraktur

    mandibula tipe %ompound fra%ture, laserasi jaringan lunak, luka tusuk pada mukosa

    dasar mulut dan infeksi sekunder dari lesi ganas di rongga mulut.

    ejala :

    03tra oral : submandibula bilateral

    I: Pembengkakan (5) pada regio submandibularis bilateral dan regio

    submentalis, *arna : kemerahan.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (!), konsistensi: tegang/keras,

    suhu meningkat

    Intra oral: sublingual bilateral

    I: Pembengkakan (5) , gigi karies (5), *arna: kemerahan, lidah:terangkat.

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5)

    #ondisi fisik : febris dan malaise

    #omplikasi : infeksi dapat menyebar ke masti%ator spa%e atau parapharyngeal spa%e,

    terjadi obstruksi saluran pernafasan bagian atas.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    15/35

    Pera*atan : pemberian antibiotik dosis tinggi, multiple in%ision pada submandibular

    spa%e dan submental spa%e, bila terjadi sumbatan pada saluran pernafasan bagian atas

    maka dilakukan tra%heostomy. 7ila kondisi akut mereda maka gigi penyebab harus

    segera di%abut.

    ambar 2.

    h. $ub%utan abses (ambar 26).

    $ub%utan abses adalah suatu tahap perjalanan abses dimana pus telah terkumpul diba*ah

    permukaan kulit.

    ejala :

    03tra oral :

    I: Pembengkakan (5), batas: jelas, adanya inti abses ber*arna kemerahan

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (!), konsistensi : lunak,

    suhu :meningkat

    Intra oral:

    I: Pembengkakan (!) , gigi karies (5), *arna: +.

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    16/35

    ambar 26.

    i. Trombosis $inus %avernosus.

    Trombosis sinus %avernosus terjadi akibat perluasan infeksi odontogen ke arah

    superior melalui pembuluh darah. 7akteri berjalan dari maksila ke posterior melalui pleksus

    dan v. emisari, atau ke anterior melalui v.angularis dan inferior atau superior v.opthalmik ke

    sinus kavernosus. Trombosis sinus %avernosus merupakan infeksi yang serius dan dapat

    menyebabkan kematian sehingga diperlukan pera*atan medis maupun bedah yang intensif.

    -.Infeksi Peria0ikal yang 1eli/atkan s0asia dala1 3 sek,nder.

    Infeksi pada fas%ial spa%e primer bila tidak dilakukan pera*atan yang memadai akan

    dapat menyebar ke arah posterior yaitu ke fas%ial sekunder. Infeksi pada fas%ial sekunder

    memiliki resiko yang lebih besar dan pera*atan yang lebih yang lebih sulit. 'ang termasuk

    fas%ial spa%e sekunder adalah: masti%ator spa%es dan %ervi%al fas%ial spa%e. &asti%ator spa%e

    meliputi masseteri% spa%e, pterygomandibular spa%e, dan temporal spa%e, sedangkan yang

    termasuk %ervi%al fas%ial spa%e meliputi lateral pharyngeal spa%e, retropharyngeal spa%e dan

    prevertebal spa%e.

    -.+. Masti2ator S0a2e.

    a. &asseteri% $pa%e Infe%tion (ambar 29).

    &asseteri% spa%e adalah ruang yang terdapat antara aspek lateral dari mandibula dan sisi

    medial dari m.masseter.

    ambar 29.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    17/35

    Penyebab : infeksi yang berasal dari peri%oronitis didaerah gigi molar ketiga -7.

    Penyebaran : merupakan penjalaran dari bu%%al spa%e infe%tion.

    ejala :

    03tra oral :

    I: Pembengkakan (5) didaerah angulus mandibula dan ramus ascendens,

    batas: diffuse, *arna:kemerahan. Trismus (5).

    P: Pembengkakan (5), nyeri tekan (5), fluktuasi (!), konsistensi : lunak,

    suhu :meningkatIntra oral:

    I: Pembengkakan (!) , gigi karies (5), *arna: +.

    P: Pembengkakan (!), nyeri tekan (!)

    b. Pterygomandibular $pa%e Infe%tion.

    Pterygomandibular spa%e adalah ruang yang terletak di sebelah medial dari mandibula dan

    lateral dari m.pterygoideus medialis. -uang ini merupakan tempat dimana kita

    menginjeksikan anestesi pada teknik inferior alveolar nerve blo%k.

    Penyebab :

    Paling sering disebabkan karena kontaminasi dari jarum injeksii yang

    digunakan pada teknik anestesi blok mandibula,

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    18/35

    Infeksi dari peri%oronistis di molar ketiga -7 dengan impaksi sebagian.

    Penyebaran infeksi dari sublingual dan sub mandibular spa%e.

    ejala klinis : trismus tanpa adanya pembengkakan ekstra oral.

    %. Temporal spa%e infe%tion.

    Temporal spa%e terletak disebelah posterior dan superior dari masseteri% dan

    pterygomandibular spa%e. Temporal spa%e dibagi menjadi bagian oleh adanya

    m.temporalis yaitu superfi%ial dan deep temporal spa%e.

    ejala klinis : trismus tanpa adanya pembengkakan ekstra oral.

    -.(. Cer4i2al $as2ial S0a2e 3 Para0haryngeal S0a2es.

    a. Aateral pharyngal spa%e.

    Aateral pharyngeal spa%e adalah ruang yang memanjang mulai dari basis %ranii di sebelahsuperior sampai os hyoid di sebelah inferior, dibatasi oleh

    ! 7agian lateral: m.pterygoideus medialis

    ! 7agian medial: m.%onstri%tor pharyngis superior.

    Aateral pharyngal spa%e dibagi menjadi yaitu: bagian anterior (berisi otot!otot) dan

    bagian posterior ( berisi %arotid sheat dan saraf!saraf %ranialis).

    Penyebab :

    Penyebaran langsung dari infeksi pada pterygomandibular spa%e ke arah

    posterior.

    Penyebaran infeksi dari submandibular spa%e.

    ejala klinis : kesulitan menelan, suhu tubuh meningkat.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    19/35

    0C: trismus (5), pembengkakan (5) pada leher bagian lateral inferior dari angulus

    mandibula.

    IC: Pembengkakan (5) pada dinding lateral faring ke arah medial.

    #omplikasi :

    1apat terjadi trombosis pada vena jugularis.

    0rosi arteri %arotis.

    angguan pada saraf kranialis +ervus ke ID dan DII

    1apat terjadi penyebaran infeksi ke retropharyngeal spa%e.

    b. -etropharyngeal spa%e.

    -etropharyngeal spa%e adalah ruang yang terdapat di sebelah belakang dari dinding

    posterior faring. 1ibatasi oleh:

    7agian anterior: m.%onstri%tor pharyngis superior.

    7agian posterior: m. fas%ia prevertebral.

    #omplikasi :

    Cbstruksi pada saluran napas bagian atas (oropharyng).

    Pe%ahnya abses pada retropharyngeal spa%e dan aspirasi pus ke dalam paru

    asphy3ia.

    Penyebaran infeksi ke mediastinum bagian posterosuperior

    Penyebaran infeksi ke prevertebral spa%e.

    %. Prevertebral spa%e.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    20/35

    Prevertebral spa%e adalah ruang yang terletak di sebelah posterior dari retropharyngeal

    spa%e, memanjang dari basis %ranii sampai setinggi diafragma. pabila infeksi dari

    retropharyngeal sp%ae menembus fas%ia tersebut maka infeksi akan melibatkan

    prevertebral spa%e dan dapat menyebar dengan %epat ke inferior sampai sebatas diafragma.

    ambar E

    5. Penatalaksanaan infeksi odontogen.

    Pera*atan pada infeksi odontogen memiliki prinsip sebagai berikut:

    &empertahankan dan meningkatkan faktor pertahanan tubuh penderita.

    ! &eningkatkan kualitas nutrisi ( diet T#TP, pemberian viatmin tambahan).

    ! &empertahankan keseimbangan %airan tubuh.

    ! Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri. Pemakaian analgesik harus

    diperhatikan hal!ha sebagai berikut:

    Fangan memakai ibuprofen jika menderita asma, atau jika kamu

    mempunyai, atau pernah mempunyai ul%er gastri%.

    Ibuprofen dan para%etamol kedua!duanya tersedia dalam bentuk sirup

    untuk anak!anak.

    spirin tidak %o%ok untuk anak!anak di ba*ah 2; th

    Gntuk ibu hamil dan menyusui dianjurkan untuk menggunakan

    para%etamol

    Pemberian antibiotik yang tepat dengan dosis yang memadai.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    21/35

    ! peni%illin parenteral

    ! metronida"ole dikombinasikan dengan peni%illin bisa dipakai pada infeksi yang

    berat

    ! lindamy%in untuk pasien yang alergi peni%illin

    ! ephalosporins (%ephalosporins generasi pertama)

    ! antibiotika jangan diganti selama in%isi dan drainase pada kasus infeksi

    odontogen yang signifikan

    &elakukan tindakan drainase se%ara konservasi dan bedah dari infeksi yang ada.

    ! Pada periapikal abses dapat dilakukan open bur dan eksterpasi saluran akar.

    ! Pada periodontal abses dilakukan drainase dengan insisi kemudian dilakukan kuret

    periodontal dan pera*atan saluran akar gigi.

    ! pemberian antibiotika tanpa drainase pus tidak akan menyelesaikan masalah

    penyakit abses.

    ! memulai terapi antibiotika tanpa pe*arnaan gram dan kultur akan menyebabkan

    kesalahan dalam mengidentifikasi organisme penyebab penyakit infeksi odontogen

    ! penting untuk mengalirkan semua ruang primer apalagi bila pada pemeriksaan,

    ruang sekunder potensial terinfeksi juga

    ! T s%an dapat membantu mengidentifikasi ruang!ruang yang terkena infeksi

    ! oto rontgen panoramik dapat membantu identifikasi bila diduga gigi terlibat

    infeksi

    ! bses %anine, sublingual dan vestibular didrainase intraoral

    ! bses ruang masseterik, pterygomandibular, dan pharyngea lateral bisa didrainase

    dengan kombinasi intraoral dan ekstraoral

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    22/35

    ! bses ruang temporal, submandibular, submental, retropharyngeal, dan bu%%al

    disarankan diin%isi ekstraoral dan didrainase.

    &enghilangkan se%epat mungkin sumber infeksi.

    7ila tindakan drainase telah dilakukan dan kondisi akut telah mereda maka gigi

    penyebab hasrus dilakukan pen%abutan ataupun pera*atan konservasi.

    0valuasi terhadap efek pera*atan yang diberikan.

    Pada pemberian antibiotik harus diperhatikan timbulnya alergi.

    6.Teknik insisi a/ses.

    Pada infeksi odontogen yang sampai menimbulkan abses pada jaringan lunak maka

    tindakan utama adalakah dilakukan drainase dengan %ara insisi. Terdapat indikasi,

    kontraindikasi, prinsip insisi dan komplikasi nya yang akan dibahas diba*ah ini.

    a. Indikasi tindakan Insisi abses.

    &erupakan tindakan terapi utama untuk abses

    Pungsi pus (5)

    4aktu yang tepat saat pus sdh terakumulasi pada jaringan lunak

    $udah ada fluktuasi pada palapasi .Teknik menentukan batas : ditekan menggunakan

    jari telunjuk dan jari tengahakan terasa seperti gerakan gelombang.

    b. #ontraindikasi insisi abses.

    Pada penanganan abses tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan drainase. 'ang perlu

    diperhatikan adalah kedalaman abses dalam menentukan pera*atan menggunakan

    anastesi lokal atau menggunakan anastesi umum/general. Penggunaan anastesi umum

    pada kasus abses besar yg ekstrim dan memerlukan debridement serta irigasi lebih dalam

    serta abses pada area yg sulit dijangkau.

    %. Prinsip Insisi bses.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    23/35

    &enurut Topa"ian terdapat prinsip insisi abses yang meliputi

    2. Insisi pada kulit atau mukosa sehat apabila memungkinkan

    . Aakukan insisi pada daerah yang tidak mengganggu estetik (pada daerah e3tra oral

    harus diperhatikan garis Aanger *ajah).

    6. 1iseksi tumpul pada kavitas ke segala arah agar pus dapat keluar se%ara maksimal

    9. $tabilisasi drain dengan jahitan.

    E. Fangan meninggalkan drain terlalu lama. Aepaskan apabila drainase minimal

    ;. 7ersihkan margin insisi untuk menghilangkan %lot dan debris

    &enurut fragiskos pada insis abses perlu diperhatikan hal!hal sebagai berikut:

    2. Terapi antibiotik terlebih dahulu apabila pembengkakan masih diffus

    . &eren%anakan tehnik insisi terkait dengan kerusakan pada duktus dan pembuluh

    darah besar serta nervus.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    24/35

    6. Insisi abses submandibularis atau abses parotis (a) dan abses submaseterik (b) harus

    diperhatikan letak arteri dan vena fasialis (a) serta nervus fasialis (b)

    d. Persiapan pre!insisi abses.

    2. namnesa dan rekam medis

    . Pemeriksaan fisik

    6. Pemeriksaan penunjang

    9. Informed %onsent

    e. Perlatan untuk tindakan insisi.

    2. Aarutan antiseptik

    . $yringe steril

    6. Aokal anastesi .

    9. 1uk steril

    E. $%alpel dan handle

    ;. #lem bengkok

    =. +eedle holder

    >. Pinset %hirurgis

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    25/35

    ?. +ormal saline

    2@. 1rain karet

    22. Farum dan benang jahit

    f. Teknik insisi abses.

    2. ntisepsis area dg larutan antiseptik sebelum tindakan

    . nastesi area insisi dengan tehnik blok atau periperal infiltrasi.

    6. Insisi superfisial, pada titik terendah dari akumulasi pus dg tujuan mengurangi nyeridan memfasilitasi keluarnya pus mengikuti gravitasi.

    Intra oral

    Ekstra oral

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    26/35

    9. 1rainase abses dia*ali dengan memasukkan hemostat pada kavitas abses dengan beak

    tertutup, kemudian meng!eksplore kavitas dengan beak terbuka dan mengeluarkannya

    dengan beak terbuka

    Intra oral

    Ekstra oral

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    27/35

    E. Pada saat yang bersamaan diseksi tumpul dilakukan pada jaringan lunak ke segala

    arah untuk memfasilitasi keluarnya pus.

    ;. Irigasi dengan normal saline.

    =. Pasang drain dan stabilisasi dg jahitan

    Intra oral

    Ekstra oral

    >. Tutup dengan kasa steril (pada ekstra oral).

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    28/35

    ?. 0kstraksi gigi penyebab sesegera mungkin untuk mengeliminasi fokus infeksi

    2@. 0kstraksi dihindarkan apabila gigi masih dapat dipertahankan atau jika akan

    meningkatkan resiko komplikasi

    7. ko10likasi dan 1anifestasi infeksi odontogen.

    a. &anifestasi pada jantung

    Infektif endokarditis merupakan penyakit jantung yang paling sering ditemukan

    akibat penyebaran mikroorganisme dari rongga mulut. &alformasi jantung dan katup jantung

    protese merupakan faktor risiko terjadinya infektif endokarditis karena hal tersebut

    kemungkinkan kolonisasi bakteri. $ebanyak E@H kasus infektif endokarditis diakibatkan oleh

    Streptococcus viridans, S.sanguis dan S.mutans. 7akteri tersebut memproduksi

    polysaccharide glucane sehingga terjadi perlekatan pada katup jantung. nalisis dengan

    pemeriksaan laboratorium telah mengkonfirmasi hal tersebut melalui identifikasi

    streptococcus yang ditemukan pada rongga mulut dan darah penderita endokarditis. pabila

    pada pasien tersebut akan dilakukan tindakan pada gigi yang akan mengakibatkan

    perdarahan, maka perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik profilaksis. Penelitian terakhir

    menunjukkan bah*a periodontitis merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis, emboli,

    dan serangan jantung, dengan berperan sebagai fokus infeksi. Streptococcus sanguis

    merupakan mikroorganisme yang memiliki efek trombogenik dalam aliran darah.

    b. &anifestasi pada kepala dan leher

    Infeksi pada daerah kepala dan leher seperti abses otak, ensefalitis, meningitis kronik,

    sinusitis kronik, uveitis, dan konjungtivitis kronik dapat terjadi akibat bakteremia transient.

    bakteremia transient bersumber dari mikroorganisme rongga mulut ketika dilakukan

    pera*atan gigi terhadap infeksi gigi dan mulut. 7akteri dari rongga mulut umumnya

    menyebar pada daerah lobus frontal dan temporal. &aka, periodontitis dan karies memegang

    peranan penting dalam infeksi di kepala dan leher.

    %. &anifestasi pada saluran pernafasan

    Infeksi pada saluran pernafasan yang diakibatkan oleh penyebaran fokus infeksi di

    gigi antara lain sinusitis, tonsillitis, pneumonia, asma bron%hial, dan abses paru.

    perkembangan penyakit dapat akibat mikroorganisme pada gigi berlubang, akibat menelan

    mikroorganisme pada ludah dan plak gigi, atau akibat transmisi melalui aliran darah. $elain

    itu, dapat juga terjadi infeksi pada paru akibat aspirasi mikroorganisme dari rongga mulut.

    d. &anifestasi pada saluran gastrointestinal

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    29/35

    astritis, %olitis, enteritis, dan apendisitis merupakan penyakit saluran gastrointestinal

    yang dapat berkembang akibat penjalaran fokus infeksi pada rongga mulut. $alah satu %ontoh

    mikroorganisme penyebab adalahHelicobacter pylori,bakteri penyebab gastritis kronik dan

    ulkus peptikum, yang dapat diisolasi pada saliva dan plak gigi penderita gastritis. $elain itu,

    Helicobacter pylori dapat diisolasi dari plak gigi pasien dispepsia yang telah menjalani terapi

    antibiotik sehingga gigi berlubang dapat pula menyebabkan reinfeksi.

    e. &anifestasi pada kulit dan jaringan lunak

    Penyakit kulit yang umum ditemukan sebagai akibat transmisi mikroorganisme dari

    gigi adalah penyakit kulit dengan dasar reaksi alergi (urtikaria, ek"ema), liken planus,

    alopesia areata, akne vulgaris, eritema multiforme eksudatif, dan dermatitis herpetiformis.

    &ikroorganisme rongga mulut dapat menyebabkan infeksi pada kulit melalui inokulasi

    langsung (gigitan) dan melalui pelepasan histamin dari mastosit serta pembentukan kompleks

    imun pas%a ekstraksi gigi.

    f. &anifestasi pada tulang

    Csteomielitis merupakan penyakit pada tulang yang telah terbukti dapat disebabkan

    oleh mikroorganisme dari rongga mulut.

    g. &anifestasi pada kehamilan

    Penyakit jaringan periodontal merupakan faktor risiko terjadinya kelahiran prematur

    spontan. Ibu yang menderita periodontitis memiliki risiko =,E kali lebih besar untuk

    mengalami kelahiran prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. #elahiran prematur pada

    ibu dengan gingivitis diakibatkan oleh lipopolisakarida yang dihasilkan bakteri pada fokus

    infeksi merangsang sekresi prostaglandin sehingga terjadi kontraksi uterus.

    h. &anifestasi pada mata

    Infeksi ruang orbital diakibatkan oleh infeksi dento!alveolar. Inflamasi mata lainnya

    dapat menyebabkan uveitis dan endophtalmitis.

    i.&anifestasi sepsis

    Infeksi pada rongga mulut seperti abses atau selulitis bila tidak ditangani se%ara

    adekuat dapat menjadi suatu induksi untuk terjadinya sepsis, dan bahkan terkadang pasien

    datang sudah dalam keadaan sepsis. &engingat keadaan sepsis ini akan dengan %epat berubah

    menjadi keadaan yang lebih berbahaya, maka pengenalan sepsis dini sangat diperlukan.

    7akteremia adalah adanya bakteri dalam peredaran darah sedangkan sepsis adalah keadaan

    klinis yang disebabkan oleh infeksi dengan tanda!tanda respon sistemik, dengan gejala seperti

    takipneu (frekuensi napas @ 3/menit), takikardi (frekuensi nadi 2@@ 3/menit), hipertermi

    atau hipotermi (suhu badan rektal 6>,6 C atau J 6E,; C). Sindroma sepsisadalah suatu

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    30/35

    keadaan sepsis yang disertai dengan tanda!tanda gangguan perfusi organ. angguan ini

    berupa penurunan kesadaran, hipoksia pada penderita tanpa kelainan paru atau

    kardiovaskuler, peningkatan asam laktat dan oliguri (jumlah diuresis J @,E ml/kg 77). $yok

    septik dini adalah keadaan sindroma sepsis ditambah dengan adanya penurunan tekanan

    darah sistolik 1engan demikian syok septik adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan

    oleh tidak %ukupnya perfusi jaringan dan adanya hipoksia jaringan yang disebabkan oleh

    sepsis.

    #eadaan diatas kadangkala disebut juga Sindroma Respon Inflamasi Sistemik

    ($ystemi% Inflammatory -esponse $yndrome K $I-$) yaitu suatu respon inflamasi sistemik

    yang bervariasi bentuk kliniknya, ditunjukkan oleh dua atau lebih keadaan sebagai berikut :

    2. Temperatur 6> C. rekuensi nadi 2@@3/menit

    . -espirasi @ permenit

    6. Fumlah leukosit 2.@@@/mm6

    0ndotoksin merupakan komponen lipopolisakarida (AP$). #adar AP$ yang tinggi

    berhubungan dengan peningkatan mortalitas pada penderita syok. AP$ tidak bersifat toksik

    tetapi AP$ merangsang dikeluarkannya mediator!mediator radang yang bertanggung ja*ab

    pada manifestasi sepsis. &ediator endogen yang disekresi oleh sel fagosit (makrofag,

    monosit, sel plasma dan neutrofil) adalah Tumor Necrosis Factordan Interleukin 2 yang akan

    mengakibatkan %as%ade koagulasi dan aktifnya sistem komplemen. T+ ini merupakan salah

    satu mediator primer yang berperan dalam proses sepsis, yang mengakibatkan gejala

    hipotensi, neutropenia, demam serta meningkatnya permeabilitas kapiler. T+ dan IA 2

    merangsang terjadinya demam melalui kemampuannya merangsang sintesis prostlagandin

    hipotalamus. Peningkatan suhu tubuh ini akan mengurangi replikasi bakteri dan juga

    meningkatkan aktivasi sel T!helper dan sintesis antibodi oleh sel 7. 1engan demikian demam

    sebagai reaksi sistemik fase akut akan menguntungkan hospes.

    kibat dari tingginya AP$ dan mediator dalam sirkulasi akan mengaktivasi se%ara

    sistemik endotel vaskuler. asodilatasi umum dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah

    menyebabkan turunnya volume darah efektif sehingga terjadi syok hipovolemik. $yok

    merupakan diagnosa klinis, pada keadaan yang berat pasien ditemukan telah menjadi pu%at,

    kulit dingin, tekanan darah sudah sangat turun. Pada keadaan ini pengobatan sudah menjadi

    sulit. Cleh karena itu untuk keberhasilan suatu pengobatan pengenalan dini terhadap syok

    sangat diperlukan. Pada pemeriksaan fisik, gejala syok yang merupakan manifestasi

    penurunan perfusi jaringan adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    31/35

    2. $uhu permukaan tubuh, dapat diukur dengan %ara sederhana dan tidak memerlukan

    *aktu yang lama.

    . apillary refill time, metoda ini merupakan indikator yang sensitif. Pada keadaan

    normal capillary refill timeterjadi dalam *aktu kurang dari detik.

    6. ipoperfusi organ vital dapat dinilai dari ada tidaknya oliguri dan penurunan

    kesadaaran.

    9. Takipneu dan hiperventilasi sering ditemukan sebagai tanda a*al dari syok.

    E. Takikardi yang ditemukan sebelum adanya penurunan tekanan darah.

    7erbeda dengan syok oleh sebab lain didapat penge%ualian pada syok septik,

    pemeriksaan fisik pada stadium a*al biasanya ditemukan peningkatan frekuensi nadi, kulit

    hangat, dan takikardi. Pada pemeriksaan nalisa as 1arah ditemukan asidosis, hal ini

    menyokong pada diagnosa syok sepsis dini. 1engan berjalannya *aktu ditemukan gangguan

    kontraktilitas otot jantung, penurunan volume intravaskuler dan gangguan berbagai organ,

    maka kulit penderita akan menjadi dingin, ditemukan penurunan tekanan darah dan hal lain

    yang biasanya terjadi pada syok, seperti somnolen, demam, takikardi dan vasodilatasi.

    Pengelolaan $epsis/$yok $eptik

    Tujuan pengelolaan adalah :

    2. &enghilangkan/mereduksi kuman penyebab infeksi dengan %ara pemberian antibiotik

    yang adekuat, diperlukan *alaupun belum ada hasil mikrobiologi mengingat sepsis

    merupakan infeksi dengan resiko bahaya kematian bagi penderita yang %ukup tinggi.

    . &elakukan drainase eksudat, eksisi jaringan nekrosis, pengeluaran benda asing dan

    tindakan bedah lainnya untuk menghilangkan sumber infeksi.

    6. &engembalikan perubahan hemodinamik yang terjadi dan mengembalikan agar

    perfusi jaringan berlangsung baik, dengan %ara pemberian %airan sebesar 2@ L @

    ml/kg 77 dalam @ menit.

    9. &empertahankan dan memulihkan fungsi organ tubuh yang terganggu :

    ! &emperbaiki jalan nafas : oksigenasi %ukup, jalan nafas harus baik (bebas

    obstruksi).

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    32/35

    ! Pemberian %airan yang adekuat : guna mempertahankan volume darah , hal ini

    diperlukan untuk mengembalikan fungsi homeostasis.

    ! Pera*atan intensif pas%a bedah yang baik.

    ! 0valuasi pas%a bedah untuk mengetahui sumber infeksi lain yang tidak terdrainase

    sehingga memerlukan pembedahan kedua.

    E. Pemberian #ortikosteroid

    Pemberian #ortikosteroid masih menjadi suatu hal yang kontroversial, beberapa ahli

    beranggapan pemberian kortikosteroid diharapkan dapat memutuskan proses

    patofisiologi, yang merupakan respon tubuh terhadap infeksi sistemik. Cbat ini

    memberikan efek antara lain : stabilisasi membran sel dan lisosom, inhibisi agregasi

    granulosit, inhibisi proses %as%ade yang terjadi, diaktifasinya sistem komplemen,

    pengeluaran radikal oksigen bebas dan mengurangi produksi T+ oleh makrofag.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    33/35

    Tinjauan Pustaka.

    2. ragiskos. Oral S,rgery. $pringer. +e* 'ork. @@=. hal @E!6?

    . Topa"ian, -. Oral and Ma8illofa2ial Infe2tion. 47 $aunders. Aondon. 2???. al

    2??!9=

    6. it%h &T., &anthey &0. A/s2ess insi2ion and drainage. The +e* 0ngland Fournal

    of &edi%ine 6E=82?. &assa%husetts &edi%al $o%iety november >, @@=

    9. http://999.1er2k.2o1/media/mmpe/figures/&&P0M2P'M6@>[email protected] diambil

    tgl 2;!@;!@?

    E. http://a00s.1ed./,ffalo.ed,/pro%edures/abs%ess.aspNpK2 diambil tgl. !@;!@?

    ;. Peterson. Prin2i0le of Oral and Ma8illofa2ial S,rgery. 7 1e%ker. anada.@@9.

    al ==!?@

    =. $app F.,0versole A-., 4yso%ki P. Conte10orary Oral and Ma8illofa2ial

    Pathology. &osby. G$. @@9, nd ed. Pp.=@!?6

    >. oulthard P., orner #., $loan P., Theaker 0.Oral and Ma8illofa2ial S,rgery:

    Radiology: Pathology and Oral Medi2ine. ol 2. 0lsevier. @@6.Philapdelphia.

    pp.E?!=>.

    ?. &oore GF. Prin2i0le of Oral and Ma8illofa2ial S,rgery. 5thed. Bla2k9ell S2ien2e.

    !SA.())+. P0.+56;7.

    2@. -ahardjo $P.Penatalaksanaan Angina ,d9ig. 1eksa &edia jurnal kedokteran

    dan farmasi. +o.2. ol 2.@@>. hal 6!E.

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    34/35

    Gambar (contemporary oral and mailo!acial pathology"

  • 7/25/2019 Infeksi Odontogenik Dan Penatalaksanaannya Kuliah

    35/35