impaksi nida roby iqbal
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
1/19
Laboratorium Gigi dan Mulut
IMPAKSI GIGI
Dipresentasikan pada tanggal: 28 September 2011
Oleh:
Helnida
Robby Rolanda
Muhammad Iqbal
Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik pada
Lab Gigi dan Mulut RSUD A. Wahab Sjahranie
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
SAMARINDA
2011
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
2/19
IMPAKSI
1.1 Definisi
Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya
terhalang atau terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis
sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang
normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi.
Gambar 1.Gigi yang impaksi
Gambar 2.Radiografi pada gigi impaksi
Umumnya gigi yang sering mengalami impaksi adalah gigi posterior dan
jarang pada gigi anterior.Namun gigi anterior yang mengalami impaksi terkadang
masih dapat ditemui.
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
3/19
Pada gigi posterior,yang sering mengalami impaksi adalah sebagai berikut:
1. Gigi molar tiga(48 dan 38) mandibula2. Gigi molar tiga(18 dan 28) maksila3. Gigi premolar (44,45,34 dan 35) mandibula4. Gigi premolar (14,15,24 dan 25) maksila
Sedangkan gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi adalah
sebagai berikut:
1. Gigi caninus maksila dan mandibula(13,23,33,dan 43)2. Gigi incisivus maksila dan mandibula(11,21,31,dan 41)
1.2 Etiologi Gigi Impaksi
Gigi impaksi dapat disebabkan oleh banyak faktor, menurut Berger
penyebab gigi terpendam antara lain :
A. Kausa LokalFaktor lokal yang dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi adalah :
1. Abnormalnya posisi gigi2. Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut4. Kekurangan tempat untuk gigi tersebut bererupsi5. Gigi desidui persistensi(tidak mau tanggal)6. Pencabutan prematur pada gigi7. Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa disekitar gigi8. Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang karena inflamasi atau
abses
9.
Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem padaanak-anak.
B. Kausa sistemik1. Kausa Prenatal
a. Keturunanb. miscegenation
2. Kausa Postnatala. Ricketsia
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
4/19
b. Anemic. Syphilis congenitald. TBCe. Gangguan kelenjar endokrinf. Malnutrisi
3. Kelainan Pertumbuhana. Cleido cranial dysostosis
b. Oxycephalic. Progeriad. Achondroplasiae. Celah langit-langit
Gambar 3.Cleidocranial dysostosis
1.3 Gejala Klinis Gigi Impaksi
Ada beberapa orang yang mengalami masalah dengan terjadinya gigi
impaksi.Dengan demikian mereka merasa kurang nyaman melakukan hal-halyang berhubungan dengan rongga mulut.Tanda-tanda umum dan gejala
terjadinya gigi impaksi adalah :
1. Inflamasi,yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahanpada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi
2. Resorpsi gigi tetangga,karena letak benih gigi yang abnormal sehinggameresorpsi gigi tetangga
3. Kista(folikuler)
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
5/19
4. Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yanglama(neuralgia)
5. Fraktur rahang(patah tulang rahang)6. Dan tanda-tanda lain
1.4 Klasifikasi Umum Gigi Impaksi
Untuk kebutuhan dan keberhasilan dalam perawatan gigi yang impaksi
maka diciptkanlah berbagai jenis klasifikasi.Beberapa diantaranya sudah umum
dijumpai yaitu klasifikasi menurut Pell dan Gregory,George Winter dan Archer.
1. Klasifikasi Menurut Pell Dan GregoryA. Berdasarkan Hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua
dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak
antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula.
1. Klas IUkuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara
distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
Gambar 4.Klas I menurut Pell dan Gregory
2.
Klas IIUkuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak
antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
6/19
Gambar 5.Klas II menurut Pell dan Gregory
3. Klas IIISeluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus
mandibula.
Gambar 6. Klas III menurut Pell dan Gregory
B. Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahangPosisi A : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis
oklusal.
Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis
oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal
molar kedua.Posisi C : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis
servikal molar kedua.
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
7/19
Gambar 7. Posisi A,B,dan C menurut Pell dan Gregory
Kedua klasifikasi ini digunakan biasanya berpasangan. Misalnya,Klas I
tipe B artinya panjang mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan
jarak distal molar kedua ramus mandibula dan posisi molar ketiga berada
dibawah garis oklusal tapi masih di atas servikal gigi molar kedua.
2. Klasifikasi Menurut George WinterKlasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana.Gigi
impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar
kedua.Posisi-posisi meliputi
1. Vertical2. Horizontal3. Inverted4. Mesioangular(miring ke mesial)5. distoangular(miring ke distal)6. bukoangular(miring ke bukal)7. linguoangular(miring ke lingual)8. posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position
A B C
Gambar 8.A.Vertical Impaction, B. Soft Tissue Vertical Impaction,dan C. Bony
Vertical Impaction menurut George Winter.
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
8/19
A B C
Gambar 9.A.Distal Impaction(distoangular),B.Mesial Impaction(mesioangular)
dan C.Horizontal Impaction
3. Klasifikasi menurut ArcherAcher memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas.
A. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory.Bedanya klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas.
Kelas A : Bagian terendah gigi molar ketiga setinggi bidang
oklusal molar kedua.
Kelas B : Bagian terendah gigi molar ketiga berada diatas
garis oklusal molar kedua tapi masih dibawah
garis servikal molar kedua.
Kelas C : Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggidari
garis servikal molar kedua.
B. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi GeorgeWinter.Berdasarkan hubungan molar ketiga dengan sinus maksilaris.
Sinus Approximation : Bila tidak dibatasi tulang,atau ada
lapisan tulang yang tipis di antaragigi impaksi dengan sinus
maksilaris.
Non Sinus Approximation : Bila terdapat ketebalan tulang yang
lebih dari 2 mm antara gigi molar
ketiga dengan sinus maksilaris.
Klasifikasi diatas didasarkan pada klasifikasi untuk gigi molar tiga yang
impaksi dan berbeda dengan pengklasifikasian gigi lain..Namun klasifikasi gigi
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
9/19
lain juga hampir mirip,klasifikasi diatas untuk menunjukkan klasifikasi umum
yang sering ditemui.Sedangkan klasifikasi masing-masing gigi akan dibicarakan
pada pembahasan frekuensi impaksi masing-masing gigi,baik gigi
molar,caninus,premolar maupun insisivus.
1.4 Pemeriksaan Klinis Gigi Impaksi
Ada banyak penderita gigi terpendam atau gigi impaksi.Terkadang
diketahui adanya gigi impaksi pada seseorang diawali karena adanya
keluhan,namun tidak semua gigi impaksi menimbulkan keluhan dan kadang-
kadang penderita juga tidak mengetahui adanya kelainan pada gigi
geliginya.Untuk mengetahui ada atau tidaknya gigi impaksi dapat diketahui
dengan pemeriksaan klinis,meliputi :
1. KeluhanKeluhan yang ditemukan dapat berupa :
1. PerikoronitisPerikoronitis dengan gejala-gejala :
1. Rasa sakit di region tersebut2. Pembengkakan3. Mulut bau (foeter exore)4. Pembesaran limfe-node sub-mandibular
2. Karies pada gigi tersebutDengan gejala ; pulpitis,abses alveolar yang akut.Hal yang sama
juga dapat terjadi bila suatu gigi mendesak gigi tetangganya,hal ini
dapat menyebabkan terjadinya periodontitis.
3.
Pada penderita yang tidak bergigiRasa sakit inin dapat timbul karena penekanan protesa sehingga
terjadi perikonitis.
4. Parastesi dan neuralgia pada bibir bawahTerjadinya parastesi atau neuralgia pada bibir bawah mungkin
disebabkan karena tekanan pada n.mandibularis.Tekanan pada
n.mandibularis dan dapat juga menyebabkan rasa sakit pada gigi
premolar dan kaninus.
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
10/19
2. Pemeriksaan Ekstra OralPada pemeriksaan ekstra oral yang menjadi perhatian adalah :
1. Adanya pembengkakan2. Adanya pembesaran limfenode(KGB)3. Adanya parastesi
3. Pemeriksaan Intra OralPada pemeriksaan intra oral yang menjadi perhatian adalah :
1. Keadaan gigi,erupsi atau tidak2. Adanya karies,perikoronitis3. Adanya parastesi4. Warna mukosa bukal,labial dan gingival5. Adanya abses gingival6. Posisi gigi tetangga,hubungan dengan gigi tetangga7. Ruang antara gigi dengan ramus (pada molar tiga mandibula)
4. Pemeriksaan Ro-Foto1. Dental foto (intra oral)2. Oblique3. Occlusal foto/bite wing
1.5 Frekuensi Munculnya Gigi Impaksi
Gigi yang terpendam merupakan sumber potensial yang terus menerus
dapat menimbulkan kerusakan atau keluhan sejak gigi tersebut mulai
erupsiMenurut penelitian insidens terjadinya gigi impaksi dalam urutan sebagai
berikut :
1.
Molar tiga mandibula2. Molar tiga maksila3. Kaninus maksila4. Kaninus mandibula5. Premolar mandibula6. Premolar maksila7. Insisivus pertama maksila8. Insisivus kedua maksila
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
11/19
1.6 Gambaran Umum Perawatan Gigi Impaksi
Secara umum sebaiknya gigi impaksi dicabut baik itu untuk gigi molar
tiga,caninus,premolar,incisivus namun harus diingat sejauh tidak menyebabkan
terjadinya gangguan pada kesehatan mulut dan fungsi pengunyahan disekitar
rahang pasien maka gigi impaksi tidak perlu dicabut. Pencabutan pada gigi
impaksi harus memperhatikan indikasi dan kontraindikasi yang ada.Indikasi dan
kontra indikasi pencabut,meliputi :
1. Indikasi
1. Pencabutan Preventif/PropilaktikPencabutan preventif ini sangatlah penting yaitu untuk mencegah
terjadinya patologi yang berasal dari folikel atau infeksi yang timbul akibat
erupsi yang lambat dan sering tidak sempurna,serta pada kondisi tertentu
dapat mencegah terjadinya kesulitan pencabutan nanti jika gigi itu dibiarkan
lebih lama dalam lengkung rahang,misalnya karena celah ligamentum
mengecil atau tidak ada adalah indikasi pencabutan bagi gigi yang impaksi.
2. Pecabutan patologis dan mencegah perluasan kerusakan oleh gigi impaksiPencabutan karena pencegahan terjadinya patologi dan mencegah
perluasan kerusakan dalam lengkung rahang karena adanya gigi yang impaksi
juga menjadi indikasi pencabutan pada gigi yang impaksi.Adapun tindakan
pencegahan itu meliputi:
1. Pencegahan penyakit periodontal2. Pencegahan caries dental
Gambar 10.Karies gigi karenagigi yang impaksi
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
12/19
3. Pencegahan perikonitis4. Pencegahan resorpsi akar
Gambar 11.Resorpsi akar gigi tetangga karena gigi yang impaksi
5. Pencegahan munculnya kista odontogenik dan tumor6. Pencegahan terjadinya fraktur rahang karena gigi impaksi
Ada banyak referensi tentang indikasi pencabut gigi impaksi,namun secara
umum pencabutan selalu diindikasikan oleh dua hal diatas,adapun indikasi
lain pencabutan adalah
1. Usia muda2. Adanya penyimpangan panjang lengkung rahang dan membantu
mempertahankan stabilisasi hasil perawatan ortodonsi
3. Kepentingan prostetik dan restoratif2. Kontraindikasi
Pencabutan gigi impaksi juga tergantung pada kontraindikasi yang muncul,ada
pasien-pasien tertentu yang tidak dapat dilakukan pencabutan dengan berbagai
pertimbangan,adapun kontraindikasi pencabutan gigi impaksi adalah:1. Pasien dengan usia sangat ekstrim,telalu muda atau lansia2. Compromised medical status3. Kerusakan yang luas dan berdekatan dengan struktur yang lain4. Pasien tidak menghendaki giginya dicabut5. Apabila tulang yang menutupi gigi yang impaksi sangat termineralisasi
dan padat
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
13/19
6. Apabila kemampuan pasien untuk menghadapi tindakan pembedahanterganggu oleh kondisi fisik atau mental tertentu.
A. Perawatan Impaksi Molar 3 MandibulaII. Indikasi dan kontra indikasi perawatan
Indikasi dan kontra indikasi sama dengan indikasi dan kontraindikasi
perawatan umum untuk gigi impaksi.
III. Rencana perawatanRencana perawatan yang dilakukan pada impaksi gigi molar tiga adalah
pengangkatan gigi molar tiga tersebut. Gigi molar yang impaksi atau tumbuh
miring tidak berfungsi dengan baik dalam pengunyahan dan menyebabkan
berbagai macam gangguan. Itulah mengapa gigi tersebut lebih baik diangkat
daripada dipertahankan.
Semakin cepat mengangkat gigi molar tiga impaksi akan semakin baik
daripada harus menunggu sampai timbulnya komplikasi dan rasa sakit yang
lebih lanjut. Bila Anda menunggu sampai timbul rasa sakit dan keluhan
lainnya, resiko terjadinya komplikasi pada saat pengangkatan tentunya akan
lebih tinggi, bahkan proses penyembuhan mungkin akan lebih lama. Semakin
muda usia pasien, proses pengangkatan akan jauh lebih mudah dan proses
penyembuhannya akan jauh lebih cepat.
IV. Prosedur perawatan/prosedur operasi1. Anestesi
Anestesi yang digunakan dapat berupa anestesi lokal atau anestesi
umum. Masing-masing anestesi memiliki keuntungan masing-masing.
i. Anestesi local : Biasanya dilakukan pada penderita yang memilikikeadaan umum baik atau normal, dan keadaan mental yang baik.
Penggunaan anestesi ini jarang terjadi pendarahan karena digunakan
juga vasokonstriktor.
ii. Anestesi umum : Digunakan pada penderita yang gelisah dan debil(retardasi mental). Penggunaan vasokonstriktor pada anestesi umum
harus mendapat izin dari ahli anestesi.
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
14/19
2. Teknik operasiI. Membuat insisi untuk pembuatan flep
Syarat-syarat pembuatan flep:
o Harus membuka daerah operasi dengan jelaso Insisi terletak pada jaringan yang sehato Mempunyai basis yang cukup lebar, sehingga pengaliran
darah ke flep cukup baik
Prosedur insisi:
o Di daerah distal Molar Dua sampai ke ramus, lakukan insisihorizontal tegak lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar dan
ramus.
o Dari distal Molar Dua, kemudian insisi semi vertikal sebelahmesial Molar Dua sampai ke forniks kira-kira mencapai apeks
Molar Satu.
Setelah kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang,
maka muko periosteal flep dibuka dengan raspatoriun dan
kemudian ditarik dengan penarik pipi. Setelah flep dibuka,
maka akan tampak tulang dan kadang-kadang juga terlihat
giginya sebagian. Selanjutnya dilakukan pengambilan tulang
yang menghalangi gigi tersebut.
II. Pengambilan tulangBila gigi yang terpendam tersebut seluruhnya dilapisi tulang, maka
tulang dapat dibuang dengan bur. Bur yang dipakai adalah bur bulat
dan tajam. Bur yang besar dengan nomor 3-5 dapat digunakan jika
banyak tulang yang harus dibuang. Bur yang kecil digunakan untuk
membuang tulang penghalang. Lakukan irigasi sambil membor untuk
mengurangi panas yang timbul pada saat mengebor agar tidak terjadi
nekrosis tulang. Setelah pengambilan tulang cukup, maka dicoba untuk
mencongkel gigi keluar.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
15/19
o Gigi Molar Tiga terpendam lebih mengarah ke lingual. Tulangbagian lingual tidak diambil, namun dilakukan modifikasi. Untuk
mempercepat pengambilan gigi tersebut dapat dibuat suatu muko-
osteo-flep di sebelah lingual.
Gambar 14.Pengambilan Tulang
III. Pengambilan gigiCara atau teknik kerjanya tergantung pada posisi gigi, keadaan gigi,
dan jaringan sekitarnya, Pengambilan gigi dapat dilakukan secara :
o Intoto (utuh)Tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehingga
didapatkan cukup ruangan untuk dapat meletakkan elevator di bawah
korona. Kemudian dengan elevator tersebut dilakukan gerakan
mengungkit gigi tersebut.
Jika gigi ini tidak bergerak dengan tekanan yang sedikit, maka dicari
bagian tulang yang masih menghalangi. Kita tidak boleh mencongkel
gigi dengan tenaga yang besar tetapi berusaha menggerakkan gigi
dengan tekanan minimal.
Bila mahkota gigi terpendam belum bisa digerakkan dan terletak di
bawah mahkota gigi Molar Dua, maka tulang alveolar pada bagian
distal Molar Tiga diambil lebih banyak. Sehingga gigi Molar Tiga
dapat dicongkel ke arah distal.Jika tulang yang diambil telah cukup tetapi gigi belum bisa
dikeluarkan, maka mungkin masih terdapat tulang atau akar gigi yang
menghalangi.
o In separasi (terpisah)Pada metode ini, pengambilan gigi impaksi dilakukan dengan
membuang sedikit tulang. Gigi yang impaksi tersebut diambil dengan
cara diambil sebagian-sebagian (dibelah terlebih dahulu). Sehingga
dengan metode ini, pembuangan tulang bagian distal Molar Tiga dapat
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
16/19
diminimalisir dan gigi diambil sepotong-sepotong dengan elevator,
kemudian dikeluarkan dengan tang sisa akar.
Pengambilan dengan metode ini jangan dipaksakan karena dapat
menyebabkan fraktur tulang rahang atau fraktur Molar Dua.
Pada gigi Molar Tiga dengan posisi vertikal (biasanya dihalangi oleh
ramus asenden mandibula), dibutuhkan pengambilan tulang lebih
banyak jika mengambil secara intoto. Oleh karena itu, hal-hal yang
perlu diperhatikan :
o Apakah Molar Tiga tersebut dibiarkan karena diharapkan dapattumbuh normal. Sebelumnya dilakukan pembuangan tulang terlebih
dahulu.
o Molar Tiga diambil.Selain itu keadaan antagonisnya juga harus diperhatikan, yaitu:
Apakah antagonisnya ada Apakah antagonisnya berada pada posisi yang baik Apakah gigi ini dapat tumbuh sempurna mencapai oklusi
normal. Hal ini dilihat dari jarak ramus asenden dengan batas
distal Molar Dua.
Bila jarak tepi antara ramus dan dinding distal gigi Molar Dua
tampak tidak cukup walaupun Molar Tiga pada posisi vertikal,
maka Molar Tiga tersebut diambil dan sebaiknya gigi
antagonisnya (MolarTiga maxila) juga diambil.
Jika ruangan yang dibutuhkan untuk gigi Molar Tiga tampakkurang sedikit, maka perlu diperhatikan gigi-gigi pada regio
depannya, yaitu:
Apakah gigi pada regio depannya berjejal. Untuk kasusini, diperlukan kerjasama dengan bagian Orthodonsia.
Contoh: gigi Premolar diambil, sehingga didapatkan
tempat yang cukup untuk Molar Tiga. Namun, selain itu
juga perlu dilihat keadaan antagonisnya.
Bila gigi Molar Tiga ini diambil kemungkinan berjejalnyagigi pada regio depannya dapat tertolong
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
17/19
Gambar 15.Teknik separasi
Catatan :
Setelah flep dibuka, pertimbangkan jumlah tulang
yang akan dibuang. Bila pengambilan dilakukan secara
intoto, pengambilan tulang akan terlalu banyak. Sehingga
dilakukan pengambilan dengan teknik separasi. Bila tulang
terlalu banyak dibuang, kemungkinan dapat merusakkanalis Mandibularis.
Pembersihan lukaSetelah gigi dikeluarkan, soket harus benar-benar
dibersihkan dari sisa-sisa tulang bekas pengeboran. Folikel
dan sisa enamel organ harus dibersihkan atau dibuang
karena jika masih tertinggal dapat menyebabkan kista
residual. Tepi tulang yang runcing harus dihaluskan dengan
bur atau bone-file. Kemudian dibersihkan dengan
semprotan air garam fisiologis 0,9% agar pecahan partikel-
partikel tulang dapat keluar semua. Selanjutnya dihisap
dengan suktor.
Kemudian alveolus dapat diisi dengan :
o Terragas (drain)o White head varnisho Vasenolo Bubuk sulfa
a. Intruksi pasca perawatan
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
18/19
Bila sudah bersih, flep dikembalikan pada tempatnya dan
dijahit. Pasien dapat diberikan obat-obatan seperti antibiotik,
analgetik, anti-inflamasi, dan vitamin (sebagai tambahan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh).
Pasien diberikan petunjuk tertulis yaitu:
o Pasien tidak boleh berkumur-kumur selama 24 jam danterus menggigit tampon
o Tampon harus diganti dengan tangan yang bersih bilamasih berdarah
o Pasien harus istirahat yang cukupo Tampon steril yang diletakkan pada daerah luka harus
dibuang setelah setengah jam karena dapat
menyebabkan infeksi. Jika masih terjadi perdarahan,
maka pasien tersebut harus datang kembali ke rumahsakit untuk diganti tamponnya
o Bila terjadi perdarahan di rumah, maka pasien disuruhtidur dengan kepala agak ditinggikan
Hal-hal yang dilakukan bila terjadi pendarahan:
o Membersihkan lukao Mencari penyebabo Pemberian hemostatikaPada keesokan harinya, pasien dapat berkumur-kumur
dengan obat kumur atau air gara hangat, dianjurkan setiaphabis makan. Pasien harus memakan makanan yang lunak dan
bergizi. Kemudian pasien kembali melakukan kontrol setiap
hari sampai jahitan dibuka, luka dibersihkan dengan air garam
fisiologis atau aquadest. Selanjutnya diolesi dengan iodine 1-3
% atau gentran. Setelah 5 hari jahitan dibuka.
-
7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal
19/19
DAFTAR PUSTAKA
Pedersen,Gordon W.Buku Ajar Bedah Mulut Editor Drg.LilianYuwono.1996.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gans,Benjamin.J.Atlas Of Oral Surgery.1972.Cv.Mosby Company.
Itjingningsih W.H.Anatomi Gigi.1995.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kamus Kedokteran Gigi alih bahasa drg.Narlan
Sumawinata.1995.Jakarta.Penerbit Buku kedokteran EGC.
Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25.1998.Jakarta.Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Jurnal Dari Peterson,Larry J.Principles Of Management Of Impacted Teeth
Dengan Alamat Website Http//Www.Scrib.Co.id/Impacted Teeth-Principle Of
Management Of Impacted Teeth.
Jurnal Dari Emilia Jeni Susanto.Abnormalitas Pada Gigi.Website
Www.Scrib.Co.id
Jurnal Dari Website Dengan Alamat
Http//Www.Klikdoktermenujuindonesiasehat.Com Dengan Judul Impaksi Molar
Tiga
http://www.scrib.co.id/http://www.scrib.co.id/http://www.scrib.co.id/