impaksi drg ayu
DESCRIPTION
impaksi, tooth, gigi, impacted tooth,TRANSCRIPT
• IMPAKSI adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang atau terhambat, sehingga gigi tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi.
• EMBEDDED adalah suatu gigi yang tidak memiliki kekuatan untuk erupsi atau gigi yang terletak dibawah mukosa atau tertaman seluruhnya di dalam tulang.
FAKTOR PENYEBAB
Etiologi impaksi menurut Berger:
A. Kausa local
• Posisi gigi yang abnormal
• Tekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangganya
• Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
• Kurangnya tempat untuk bererupsi
• Gigi decidui persistensi (tidak mau tanggal)
• Pencabutan gigi yang prematur
• Inflamasi yang kronis yang menyebabkan penebalan mukosa disekitar gigi
• Penyakit yang menimbulkan nekrose tulang karena inflamasi atau abses
• Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-anak
FAKTOR PENYEBABB. Kausa umur
1) Kausa prenatala. Keturunan
b. miscegenation
2) Kausa postnatala. ricketsia
b. Anemia
c. Shipilis kongenital
d. TBC
e. Gangguan kelenjar endokrin
f. Malnutrisi
3) Kelainan pertumbuhana. Cleido cranial dysostosis : terjadi pada masa kongenital dimana terjadi kerusakan pada tulang kranial.
Persistensi gigi decidui
Tidak erupsinya atau tidak terdapat gigi permanen
Gigi supernumeri yang rudimenter
b. Oxycephaly : dimana terdapat kepala yang lonjong diameter muka belakang sama dengan dua kali kanan atau kiri.
Mempengaruhi pertumbuhan rahang
c. Progeria : dimana penderita terlalu cepat tua. Kelainan ini merupakan suatu bentuk infantilisme.
d. Achondroplasia : suatu penyakit dari kerangka, yang dimulai dari fetus dan memberi bentuk kerdil, tulang-tulang rawan tidak tumbuh normal.
e. Celah langit-langit : dimana tidak ada perlekatan antara tubermaksilaris dengan tuberpalatinalis.
Tanda dan gejala terjadinya gigi impaksi :
• Inflamasi : pembengkakakn sekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi
• perikoronitis yang lanjutannya menjadi abses dentoalveolar akut-kronis, ulkus submukus, osteomyelitis
• Resorbsi gigi tetangga : gigi impaksi dapat menekan gigi tetangganya sehingga gigi tetangganya dapat berubah arah atau posisi
• Kista premodial kista dan folikular kista
• Rasa sakit : menekan saraf atau gigi tetangganya
• Rasa sakit dapat timbul karena :
• Periodontitis pada gigi yang mengalami trauma kronis
• Gigi impaksi langsung menekan n. alveolaris inferior pada canalis mandibularis
• Resorbsi gigi tetangga sampai mengalami kanalis radisis, sehingga gigi mengalami pulpitis
• Fraktur pada tulang rahang sebetulnya akibat gigi terpendam dapat timbul karena terjadi kista yang besar pada rahang sehingga dapat terjadi fraktur patologis. Gigi terpendam dapat menimbulkan abses yang bila tidak dirawat dapat terjadi fraktur patologis akibat dari osteomyelitis.
• Komplikasi lain
• Tinnitus aurium (kuping mendengung)
• Otitis
• Kelainan pada mata seperti : kabur, kebutaan, iritis, sakit menelan seperti pada glukoma
PERIKSAAN KLINIS• Untuk mengetahui ada tidaknya impaksi dapat diketahui dengan pemeriksaan klinis,
meliputi :1. Keluhan
Perikoronitis
Karies pada gigi
Pada pasien yang tidak bergigi
Parestesi atau neuralgia pada bibir bawah
2. Pemeriksaan ekstra oral
Pembengkakan
Pembesaran limfenode
Parestesi
3. Pemeriksaan intra oral
keadaan gigi, erupsi atau tidak
adanya karies perikoronitis
adanya parestesi
warna mukosa bukal, labial, gingival
abses gingiva
Posisi gigi tetangga, hubungan dengan gigi tetangga
Ruang antara gigi dengan ramus (untuk M3 mandibula)
4. Pemeriksaan penunjang
Dental foto (intra oral)
Oblique
Occliusal foto/bite wing
• Gejala perikoronitis pada impaksi : rasa sakit di region tersebut
pembengkakan
bau mulut (foeter exore)
pembesaran limfenode pada submandibular
• Gejala karies pada gigi impaksi dapat berupa : pulpitis
abses alveolar akut
bila mendesak gigi tetangganya maka dapat menimbulkan periodontitis
• Menurut pell dan Gregory yang meliputi sebagian klasifikasi dari George b. winter
a. Hubungan gigi dengan tepi ramus antara mandibular dan tepi distal molar dua
• Klas I : ada cukup ruangan antara ramus dan batas distal molar dua untuk lebar mesio distal molar tiga
• Klas II : ruangan antara distal molardua dan ramus lebih kecil dari pada lebar mesio distal molar tiga
• Klas III : sebagian besar atau seluruh molar tiga terletak didalam ramus
b. Dalamnya molar tiga terpendam ditulang rahang
• Posisi A : bagian tertinggi dari gigi terpendam terletak setinggi atau lebih tinggi dari pada dataran oklusal gigi yang normal
• Posisi B : bagian tertinggi dari gigi terpendam berada dibawah dataran oklusal tetapi lebih tinggi dari pada servik molar dua
• Posisi C : bagian tertinggi dari gigi yang terpendam berada dibawah garis servik gigi molar dua
c. Posisi aksis memanjang pada molar tiga terhadap aksis molar dua
• vertikal
• Horizontal
• Inverted (terbalik/kaudal)
• Mesioanguler
• distoanguler
d. Jumlah/keadaan akar
• Berakar satu atau akarnya bersatu
• Berakar lebih dari satu
Klas I : ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula
Klas II : ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara gigi molar kedua dengan ramus mandibular
Klas III: seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus mandibular
• Level A : korona kaninus pada garis servical dari gigi tetangganya
• Level B : korona kaninus diantara garis servikal dan apical dari akar gigi tetangganya
• Level C : korona kaninus berada dibawah apical dari akar gigi tetangganya
RED LINE <5MM: EKSTRAKSI - MUDAH, SETIAP PENAMBAHAN KEDALAMAN 1MM
KESULITAN MENJADI 3 KALI LIPAT DAN JIKA >9MM MAKA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI
UMUM.
PADA UMUMNYA DA LEBIH SULIT DARIPADA IMPAKSI MA DENGAN KEDALAMAN DAN AKAR
YANG SAMA
DIFFICULTY INDEX : Category ValuesSpatial relationship Mesioangular 1
Horizontal 2
Vertical 3
Distoangular 4 Depth Level A 1
Level B 2 Level C 3
Ramus relationship Class I 1 Class II 2 Class III 3
Category Score
1. Winters classification
HorizontalDistoangularMesioangular
Vertical
2210
2. Height of mandible 1-30mm31-34mm35-39mm
012
3. Angulation of 3rd molar
1° - 50°60° - 69°70° -79°80° - 89°
90°+
01234
4. Root shape ComplexFavourable curvature
Unfavourable curvature
123
5. Follicles NormalPossibly enlarged
Enlarged
012
6. Path of exit Space availableDistal cusp coveredMesial cusp coveredBoth cusp covered
0123
Total 33
WHARFE’S ASSESSMENT BY MCGREGOR (1985)
TUGAS
• Buat artikel kesehatan gigi mulut minimal 300 kata
• Tidak boleh menjiplak dari internet
• Dikumpulkan paling lambat hari kamis depan tgl 12 November 2015
• Kirim email ke [email protected]