sistem klasifikasi gigi impaksi

12
Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi Pengambilan gigi yang menalami impaksi dapat menjadi mudah namun terkadang dapat menyulitkan bahkan bagi ahli bedah yang sudah berpengalaman. Salah satu cara untuk menilai kesulitan pengambilan gigi impaksi adalah ketersediaan akses. Aksesibilitas ditentukan oleh letak gigi tetangga dan struktur lain yang dapat menyulitkan akses atau pengeluaran gigi. Dengan sistem klasifikasi, ahli bedah dapat mempersiapkan pembedahan dan memperkirakan apakah ada langkah operasi tambahan yang harus dilakukan. Kebanyakan sistem klasifikasi didasarkan pada analisis radiografi. Radiografi panoramik memberikan gambaran yang paling akurat terutama pada regio molar ketiga. Radiografi periapikal juga dapat menjadi pilihan selama seluruh bagian dari gigi yang mengalami impaksi dan struktur sekitarnya terlihat dengan jelas. Apabila akar dari gigi molar rahang bawah terlihat sangat dekat atau superimpose dengan canalis alveolaris inferior, maka diagnosis dapat dibantu dengan

Upload: arisa-masthuroh-afgani

Post on 05-Dec-2014

359 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

Pengambilan gigi yang menalami impaksi dapat menjadi mudah namun

terkadang dapat menyulitkan bahkan bagi ahli bedah yang sudah berpengalaman.

Salah satu cara untuk menilai kesulitan pengambilan gigi impaksi adalah

ketersediaan akses. Aksesibilitas ditentukan oleh letak gigi tetangga dan struktur

lain yang dapat menyulitkan akses atau pengeluaran gigi. Dengan sistem

klasifikasi, ahli bedah dapat mempersiapkan pembedahan dan memperkirakan

apakah ada langkah operasi tambahan yang harus dilakukan.

Kebanyakan sistem klasifikasi didasarkan pada analisis radiografi.

Radiografi panoramik memberikan gambaran yang paling akurat terutama pada

regio molar ketiga. Radiografi periapikal juga dapat menjadi pilihan selama

seluruh bagian dari gigi yang mengalami impaksi dan struktur sekitarnya terlihat

dengan jelas. Apabila akar dari gigi molar rahang bawah terlihat sangat dekat atau

superimpose dengan canalis alveolaris inferior, maka diagnosis dapat dibantu

dengan radiografi panoramik dan Cone-beam CT. Teknik tersebut dapat

memperlihatkan hubungan antara ujung akar dengan canalis.

1. Sistem Klasifikasi Impaksi Gigi Molar Ketiga Rahang Bawah

1.1. Angulasi

Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah dengan

menentukan hubungan sumbu panjang gigi molar tiga yang mengalami impaksi

dengan sumbu panjang gigi molar dua di sebelahnya. Gigi dengan inklinasi yang

Page 2: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

tepat memiliki jalur pencabutan yang telah tersedia, sedangkan pada beberapa gigi

dengan inklinasi yang tidak tepat, pengambilan gigi memerlukan tindakan

pengambilan sebagian kecil tulang. Sistem klasifikasi ini membantu menentukan

evaluasi awal dalam menentukan tingkat kesulitan ekstraksi.

Secara umum, kasus impaksi gigi molar yang cukup mudah diambil adalah

kasus mesioangular impaksi. Pada impaksi mesioangular, gigi miring ke arah

mesial mendekati molar dua. Tipe impaksi ini merupakan yang paling sering

terjadi, hampir 43% kasus impaksi dari selruh kasus impaksi gigi.

Jika sumbu panjang gigi dari molar tiga tegak lurus dengan gigi molar dua,

maka kasus ini dinamakan impaksi horizontal. Tipe impaksi ini biasanya lebih

sulit diambil dibandingan dengan impaksi mesioangular. Kasus ini terjadi 3% dari

seluruh kasus impaksi.

Pada kasus impaksi vertikal, gigi yang mengalami impaksi terletak paralel

dengan sumbu panjang gigi molar kedua. Kasus ini merupakan kedua terbanyak,

terhitung 38% dari seluruh kasus impaksi, dan merupakan kasus ketiga tersulit.

Impaksi distoangular merupakan kasus yang paling sulit untuk ditangani.

Pada kasus ini, sumbu panjang dari gigi molar ketiga menjauhi gigi molar dua ke

arah diatal atau ke arah posterior. Kasus ini merupaan yang paling sulit ditangani

karena arah penarikannya mengarah ke ramus mandibula, biasanya

pengambilannya dilakukan dengan prosedur bedah. Impaksi distoagular sangat

jarang terjadi, hanya sekitar 6% dari seluruh kasus impaksi molar ketiga. Proses

pengambilan gigi molar tiga yang eupsi dalam arah distoangular lebih rumit

dibandingan dengan kasus distoangular pada gigi lainnya. Alasannya adaah

Page 3: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

karena akar mesial dari gigi molar ketiga letaknya sangat dekat dengan akar gigi

molar kedua. Selain itu, hubungan antara angulasi sumbu panjang gigi molar

ketiga dan molar dua, juga dapat mengarah ke buccal, lingual, atau palatal.

Kasus lain yang jarang terjadi adalah impaksi transversal, dimana gigi ada

pada posisi horizontal namun pada arah buccolingual. Permukaan oklusal dari gigi

yang mengalami impaksi menghadap ke arah buccal atau lingual. Untuk menilai

kemiringan ke arah buccal dan lingual dengan akurat, operator dapa mengunakan

bantuan perpendicular occlusal film.

1.2. Hubungan dengan Batas Anterior Ramus

Metode lain untuk klasifikasi gigi yang mengalami impaksi adalah

berdasarkan banyaknya bagian dari gigi impaksi yang terpendam pada ramus

mandibula. Klasifikasi ini dikenal juga sebagai Klasifikasi Pell dan Gregory, dan

terkadang disebut sebagai Pell dan Gegory Kelas 1, 2, dan 3. Pada klasifikasi ini,

penting bagi ahli bedah untuk memeriksa hubungan antara gigi dengan ramus

mandibula bagian anterior.

Page 4: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

Jika diameter mesiodistal gigi ang mengalami impaksi sepenuhnya berada

di anterior batas anterior ramus mandibula, maka hubungan ini disebut dengan

Kelas 1 Pell dan Gregory. Jika gigi tersebut berada pada posisi vertikal, gigi

masih memiliki kemungkinan untuk erupsi dengan arah yang normal.

Jika gigi terletak lebih posterior sehingga hampir dari setengah lebar

mesiodistal gigi terbenam pada ramus, hubungan ini dinamakan hubungan kelas 2

Pell dan Gregory. Pada kasus hubungan kelas 2, gigi tidak dapat erupsi dengan

sempurna karena terdapat sebagian tulang yang terletak diatas bagian distal gigi

ang impaksi.

1.3. Hubungan dengan Bidang Oklusal

Sistem klasifikasi impaksi gigi molar ketiga rahang bawah lainnya

ditentukan berdasarkan kedalaman gigi yang mengalami impaksi dibandingkan

Page 5: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

dengan ketinggian gigi molar kedua rahang bawah. Sistem klasifikasi ini juga

dibuat oleh Pell dan Gregory, dan disebut dengan klasifikasi A, B, C Pell &

Gregory. Pada sistem klasifikasi ini, derajat kesulitan ditentukan berdasarkan

ketebalan tulang diatas gigi, dimana kesulitan penanganan semakin tinggi jika

letak gigi yang mengalami impaksi semakin dalam.

Impaksi kelas A merupakan impaksi molar ketiga rahang bawah dimana

pemukaan oklusal gigi molar ketiga rahang bawah yang mengalami impaksi

sejajar atau hampir sejajar dengan bisang oklusal gigi molar kedua rahang bawah.

Pada impaksi kelas B, permukaan oklusal gigi molar ketiga rahang bawah yang

mengalami impaksi berada diantara garis cervical dan bidang oklsal gigi molar

kedua rahang bawah. Pada impaksi kelas C, permukaan oklusal gigi molar ketiga

yan mengalami impaksi berada di bawah garis cervical gigi molar kedua rahang

bawah.

2. Klasifikasi Impaksi Gigi Molar Ketiga Rahang Atas

Sistem klasifikasi untuk impaksi gigi mlar ketiga rahang atas pada

dasarnya ampir sama dengan sistem klasifikasi gigi molar ketiga rahang bawah.

Namun, beberapa perbedaan dan tambahan harus dibuat ntuk menentukan tungkat

kesulitan penatalaksanaa yang lebih akurat.

Page 6: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

2.1. Angulasi

Berdasarkan angulasinya, terdapat tiga tipe impaksi gigi molar ketiga

rahang atas yaitu impaksi vertikal, impaksi distoangula, dan impaksi

mesioangular. Impaksi vertikal terjadi sekitar 63% dari keseluruhan kasus,

sedangkan impaksi distoangular terjadi hapir 25%, dan impaksi mesioangular

sekitar 12%.

Kadang ditemukan posisi lain seperti transversal, inverted, atau

horizontal. Posisi- posisi tersebut sangat jarang ditemukan dan hanya terjadi

sekitar 1% dari keseluruhan kasus.

2.2. Hubungan dengan Bidang Oklusal

Klas A : Bagian terbawah dari mahkota gigi impaksi M3 atas berada segaris

dengan oklusal gigi M2 disebelahnya.

Page 7: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

Klas B : Bagian terbawah mahkota gigi impaksi M3 atas berada diantara dataran

oklusal dan garis servikal gigi M2 disebelahnya.

Klas C : Bagian terbawah dari mahkota gigi impaksi M3 atas berada pada atau

terletak diatas servikal gigi M2 disebelahnya.

2.3. Hubungannya dengan Sinus Maksilaris

1) “Sinus Maxillaris Apporoximation” yaitu antara gigi impaksi M3 atas

dengan sinus maksilaris terdapat hubungan langsung atau hanya dibatasi

oleh selapis tipis jaringan tulang.

2) “No Sinus Maxillaris Apporoximation” yaitu antara gigi impaksi M3 atas

dengan sinus maksilaris dibatasi oleh sekitar 2 mm atau lebih jaringan

tulang.

3. Klasifikasi Impaksi Gigi Kaninus

Page 8: Sistem Klasifikasi Gigi Impaksi

Klasifikasi Kaninus Atas menurut Archer,1975 adalah sebagai berikut :

Kelas I : Kaninus rahang atas impaksi terletak disebelah palatinal dengan

posisi horizontal, vertikal, semivertikal.

Kelas II : Kaninus rahang atas impaksi terletak pada bagian bukal maksila

dengan posisi horizontal, vertikal, semivertikal.

Kelas III : Kaninus rahang atas impaksi terletak diantara bukal atau labial

dengan palatinal.

Kelas IV : Kaninus rahang atas impaksi yang terletak didalam prosesus

alveolaris, biasanya secara vertikal antara gigi insisivus dan gigi

premolar

Kelas V : Kaninus rahang atas impaksi terletak pada rahang atas yang tidak

bergigi