ekosistem pesisir 1

26
PERANAN EKOSISTEM PESISIR TERHADAP PERIKANAN Oleh Karel Takaendengan Abstrak Ekositem pesisir adalah wilayah pesisir dimana terdapat satu atau lebih sistem lingkungan dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir terdiri atas ekosistem secara buatan dan secara alamiah. Secara buatan seperti sawa pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan lain-lain sedagkan secara alamiah terdiri atas dua bagian yakni : Ekosistem yang secara parmanen atau secara berkala tergenang air yang terdiri atas Hutan Mangrove Padang lamun Rumput laut, estuaria terumbu karang, pantai pasir (sandy beach) pantai berbatu (rocky beach) pulau-pulau kecil (small island), laut terbuka (lautan) dan ekosistem yang tidak tergenang air yang terdiri atas formasi Pescarpae dan formasi baringtonia. Beberapa dari ekosistem yang tergenang air antara seperti ekosistem magrove, padang lamun, estuary dan ekositem terumbu karang merupakan daerah produktiviats tinggi dan berperan sangat penting bagi perikanan. Kegiatan perikanan yang potensial yang biasanya dilakukan pada ekosistem tersebut adalah perikanan tangkap yang meliputi : perikanan demersal, perikanan ikan pelagik

Upload: amy-yuki-nusi

Post on 31-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EKOSISTEM PESISIR

TRANSCRIPT

Page 1: Ekosistem pesisir 1

PERANAN EKOSISTEM PESISIR

TERHADAP PERIKANAN

Oleh

Karel Takaendengan

Abstrak

Ekositem pesisir adalah wilayah pesisir dimana terdapat satu atau lebih sistem lingkungan

dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir terdiri atas ekosistem secara buatan dan secara

alamiah. Secara buatan seperti sawa pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan

lain-lain sedagkan secara alamiah terdiri atas dua bagian yakni : Ekosistem yang secara

parmanen atau secara berkala tergenang air yang terdiri atas Hutan Mangrove Padang

lamun Rumput laut, estuaria terumbu karang, pantai pasir (sandy beach) pantai berbatu

(rocky beach) pulau-pulau kecil (small island), laut terbuka (lautan) dan ekosistem yang

tidak tergenang air yang terdiri atas formasi Pescarpae dan formasi baringtonia. Beberapa

dari ekosistem yang tergenang air antara seperti ekosistem magrove, padang lamun, estuary

dan ekositem terumbu karang merupakan daerah produktiviats tinggi dan berperan sangat

penting bagi perikanan. Kegiatan perikanan yang potensial yang biasanya dilakukan pada

ekosistem tersebut adalah perikanan tangkap yang meliputi : perikanan demersal, perikanan

ikan pelagik dan usaha budidaya yang terdiri atas budidaya tambak, keramba apung dan

budidaya di perairan semi tertutup.

Pendahuluaan

Indonesia memiliki panjang garis pantai lebih kurang 81.000 km dan merupakan salah

satu pantai yang terpanjang didunia . Disepanjang pantai terbentuk wilayah pesisir yang luas

dan beraneka ragam (Sugiarto,1993) Ekosistem pesisir dan lautan mepunyai empat fungsi

utama yang diperlukan bagi kesinambungan pembangunan ekonomi dan kelansungan hidup

manusia (Ortolano, 1986; de Groot,1992) Pertama adalah sebagai penyedia sumberdaya

alam yang dapat pulih (ikan, hutan dan energi matahari) dan sumberdaya alam yang tidak

dapat pulih ( bahan tambang dan mineral )Kedua sebagai penyedia ruang (space) untuk

tempat tinggal (pemukiman) melakukan kegiatan budidaya pertanian dalam arti luas,

Page 2: Ekosistem pesisir 1

industri , rekreasi dan pariwisata perlindungan alam dan lain-lain. Ketiga penampung atau

penyerap limbah (residu) sebagai hasil samping kegiatan industri, produksi dan transportasi

yang dilakukan oleh manusia. Keempat sebagai penyedia jasa kenyamanan dan jasa-jasa

pendukung kehidupan (Life sport service ) seperti udara bersih, siklus hidrologi, siklus

keanekaragaman hayati (biodiversiti) alur ruaya berbagai jenis fauana dan sebagainya

(Dahuri, 1998)

Wilayah Pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara ekosistem daratan dan lauatan

yang saling berinteraksi dan membentuk suatu kondisi lingkungan ekologis yang unik

(Dahuri et al, 1996 ;Brown, 1997). Di dalam wilayah pesisir terdapat ekosistem khas tropika

yakni; ekositem terumbu karang, hutan bakau, lamun, delta, estuari, dan ekositem lainnya.

Ekosistem dimaksud mempunyai mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing,

memiliki keaneka ragaman hayati yang tinggi, produktivitas yang tinggi namun peka

terhadap perubahan ekologi. Peranan dari ekosistem khas tropis adalah sebagai penyedia

Sumberdaya Hayati, penghasil sumberdaya ikan, penyedia habitat, ladang untuk aktivitas

penangkapan dan budidaya, sebagai objek wisata bahari, sebagai sumber obat-obatan sebagai

pelindung pantai dari kerusakan, sebagai laboratorium alam untuk penelitian dan sebagai

sumber bahan industri. Lebih dari 90 % total produksi perikanan dunia atau sekitar 82 juta

ton baik yang bersumber dari kegiatan penangkapan maupun budidaya berasal dari wilayah

pesisir. (FAO,1992).

Ekosistem terumbu karang, lamun dan hutan mangrove merupakan bagian dari

ekositem pesisir atau yang terdapat dimintakat pantai adalah penopang atama produksi

perikanan baik secara langsung maupun tidak langsung

Ekosistem Pesisir

Ekosistem pesisir dideskripsikan sebagai berikut: adalah suatu wilayah peisisir

terdapat satu atau lebih sistem lingkungan (ekosistem) pesisir dan sumberdaya pesisir

(Kartawinata dan Soemadihardjo,1976;Nontji 1987). Berdasarkan sifatnya ekosistem pesisir

terdiri atas ekositem buatan; seperti tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata,

kawasan industri serta kawasan pemukiman. Dalam tulisan ini sesuai dengan judul tidak

dibahas lebih lanjut dan yang kedua adalah ekosistem secara alamiah yang terdiri atas :

Page 3: Ekosistem pesisir 1

A. Ekosistem yang secara parmanen atau secara berkala tergenang air yang

terdiri atas

1. Hutan Mangrove

2. Padang lamun

3. Rumput laut

4. Estuaria

5. Terumbu karang

6. Pantai pasir (Sandy Beach)

7. Pantai berbatu (Rocky Beach)

8. Pulau-Pulau Kecil ( Small Island)

9. Laut Terbuka (Lautan)

B. Ekosistem yang tidak tergenang air yang terdiri atas :

1.Formasi Pescarpae

2. Formasi Baringtonia

A.1 Ekosistem yang tergenang air

A.1.1. Hutan Manggrove

a. Peran dan fungsi ekosistem mangrove

Ekosistem mangrove memiliki peranan dan fungsi yang sangat besar karena secara

eklogis ikut berperan dalam perputaran mata rantai makanan suatu perairan, selain itu

juga memiliki manfaat bagi masyarakat pesisir yang hidup disekitaranya. Secara langsung

mangrove dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan hidup dan secara tidak langsung

bermanfaat bagi masyarakat, sebagai habitat dari berbagai ikan,udang, kepiting dan biota

lainnya

Secara ekologi hutan mangrove memilki peran yang cukup penting antara lain :

1. Sebagai sumber nutrisi, karena didalamnya terjadi proses biologi yang dimanfaatkan

oleh berbagai biota laut.

2. Sebagi tempat memijah, pembesaran, mencari makan dan habitat dari berbagai

bintang laut seperti : ikan, udang, kepiting, kerang-kerangan dan biota lainnya

Page 4: Ekosistem pesisir 1

3. Sebagai tempat berlindung dan berkembangnya berbagai satwa darat misalnya

burung, keram buaya, biawak dan ular

4. Sebagai pelindung pantai , karena mangrove mampu berperan sebagai penahan abrasi,

penahan angin/badai dan bajir.

5. Membantu dalam perluasan tanah dengan membentuk teras-teras pantai dikawasan

pesisir karena perakaran mangrove yang khas mampu menahan lumpur /sedimen

yang terbawa aliran sungai.

6. Mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan, mampu menyerap iar limbah dari

industri maupun limbah rumah tangga.

Peran mangrove dari aspek ekonomi antara lain :

1. Sebagai penyedia kepeluan rumah tangga , misalnya sebagai kayu bangunan, kayu

bakar dan arang

2. Sebagai area pertambakan udang dan ikan

3. Keperluan industri, misalnya sebagai bahan baku kertas, bahan baku penyemak kulit

dan juga sebagai bahan baku kayu lapis

4. Sebagai tempat penghasil bibit ikan , udang, kepiting dan kerang.

5. Sebagai daerah ekowisata ( ecotourism) lokasi pendidikan bagi pelajar, mahasiswa

maupun sebagai tempat penelitian.

b. Biota-biota yang hidup di ekosistem mangrove

Biota-biota yang hidup di ekosistem mangrove berasal dari darat , laut dan air tawar .

Ikan mangrove yang khas yakni ikan gelodong (Periopthalamus sp ). Kepiting Bakau

(Scylla serrata), kepiting ini banyak dijumpai pada air pasang dan mempunyai nilai

ekonomi dan merupakan sumber protein bagi masyarakat pesisir. Kepeting lainnya yang

hidup di hutan mangrove adalah jenis grapsid ( Chiromantes sp dan Neosermatium

malabaricum ) membuat liang yang rumit dengan banyak cabang melintang. Jenis

undang yang hidup di mangrove adalah udang Lumpur (Thalassiana anomala ) Jenis-

jenis Polychaeta yang di hidup di mangrove seperti Brachiocapitella singularis dan

Marphysa boradelllei tinggal di tanah lapisan atas pada musim hujan dan membenamkan

diri lebih dalam pada musim kemarau.. Beberapa hewan yang hidup pada akar dan daun

mangrove adalah : tiram mangrove (Crassostrea spp) biasanya menempel pada akar

Page 5: Ekosistem pesisir 1

Risopora dan Bruguiera dan jenis –jenis keong seperti Littorina scabra dan Cassidula

musteriana yang hidup pada tangkai dan daun mangrove dan masih banyak hewan-hewan

lainnya merupakan penghuni mangrove.

A. 2. Ekosistem Padang lamun

a. Karakteristik

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiosspermae)yang seluruh proses

kehidupannya berlangsung di perairan laut dangkal.Lamun mempunyai akar, daun, bunga

dan jaringan –jaringan yang dilapisi lignin sebagai penyalur bahan makanan, air dan gas.

Lamun biasanya terdapat dalam jumlah yang melimpah dan sring membentuk padang

lamun yang luas diprairan tropic. Beberapa karakteristik utama dari lamun sebagai berikut

:

Tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri

hidup terbenam di dalam laut.

Mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di lingkungan laut yakni

(1) mampu hidup di medaia air asin (2) mampu berfungsi normal dalam kedaan

terbenam (3) mempunyai sisitem perakaran yang berkembang baik dan (4) mampu

melaksankan penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam ( Den Hartog,

1970)

Memiliki sistem perakaran yang nyata, dedaunan, sistem traportasi internal untuk gas

dan nutrient serta stomata yang berfungsi dalam pertukaran gas.

Tumbuh subur terutama di daerah terbuka, pasang surut dan perairan pantai atau goba

yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil dan patahan karang mati. Tumbuh pada

kedalaman rata 4 meter . Dalam perairan air yang jernih beberapa jenis lamun

ditemukan samapai kedalaman 8 – 15 meter dan 40 meter (Den Hartog, 1970)

Membentuk vegetasi tunggal dan vegetasi campuran. Spesies lamun yang baisanya

tumbuh dengan vegetasi tunggal adalah : Thalasia hemprinchii, Enhalus acoroides,

Halophila ovalis, Halodule unnerves, Cymodocea serrulata dan Thalassodendron

ciliaatum

Lamun bervegetasi tunggal ditemukan pada subtrat lumpur dekat mangrove ke arah

laut, sementara bervegetasi campuran terbentuk di daerah intertidal yang lebih rendah

dan subtidal yang dangkal.

Page 6: Ekosistem pesisir 1

Padang lamun tumbuh dengan baik di daerah yang terlindung dan bersubstrat pasir,

stabil serta dekat sedimen yang bergerak horizontal

Pertumbuhan lamun diduga sngat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti

kondisi fisiologis dan metabolism serta faktor-faktor eksternal seperti zat hara

(nutrient) dan tingkat kesuburan perairan.

b. Jenis-jenis lamun

Jenis lamun yang terdapat di Indonesi menurut; Kiswara (1994) adalah sebanyak 13

Jenis dari 7 genera sedangkan di dunia terdapat 12 genera. Diantara jenis-jenis lamun

tersebut antara ;

Enhalus acoroides ( Linnaeeus f ) Royle

Thalassia hemprinchii (Ehrenberg) Ascherson

Halophila ovalis (R.Brown) Hooker.F

Cymodacea rotundata Eherenberg dan Hempriich, ex Asherson

Cymodacea serulatta (R.Brown) Ascherson dan Magnus

Halodule pinifolia (Miki) den Hartog

Halodule uninervis (Forsskal ) Asherson

Syringodium isoetifolium (Ashersoon) Dandy

c. Peran dan Fungsi Padang lamun

Padang lamun telah dikenal berperan penting pada proses-proses yang berlangsung

dipantai antara lain :

Sebagai tempat mencari makan bagi berbagai tumbuhan dan hewan

Memperkaya produksi primer di perairan pantai

Menangkap dan mendaur ulang nutrien

Sebagai stabilisator sedimen garis pantai

Berperaan sebagai tempat asuhan dan habitat bagi beberapa jenis ikan dan

invertebrata ( Zeiman ,1982 ; Nienhuis ,1993)

Menstabilkan dasar yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat dan saling

menyilang

Tempat berlindung organisme

Page 7: Ekosistem pesisir 1

Tempat pembesaran bagi beberapa spesies yang menghabiskan masa dewasanya

dilingkunan ini misalnya udang dan ikan beronang

Sebagai tudung pelindung dari panas matahari yang kuat bagi penghuninya

(Nybakken,1988)

A.3. Rumput laut

a. Karakteristik

Algae laut yang hidup didasar laut (bentik) dikenal dengan berbagai macam nama

agar-agar , gangang atau rumput laut. Nama agar-agar dihubungkan dengan kandungan

kimiawi beberapa jenis algae laut yang digunakan sebagi bahan baku pembuatan agar-

agar. Sedangkan gagang merupakan pengaruh bahasa Jawa yang menyebut semua

tanaman air gagang. Istila rumput telah menjadi istilah umum yang digunakan didunia

perdagangan sebagai terjemahan langsung dari bahasa inggiris “ seaweed “

Rumput laut tumbuh hampir disemua bagiaan hidrosfir sampai batas kurang lebih

200 m ( LON-LIPI, 1978) Rumput laut hidup sebagi fitobentos dengan menancapkan

atau meletakan dirinya pada subtract Lumpur , pasir, karang, fragmen karang mati, kulit

kerang, batu ataupun kayu. Ada pula yang hidup melekat pada tanaman lain epifit Faktor-

faktor oseanografi (Fisika, kimia) dan cahaya matahari, kecerahan kandungan terlarut

dan tersuspensi serta arus sangatlah menentukan terhadap pertumbuhan rumput laut.

b. Peranan Rumput laut

Manfaat dari rumput laut adalah sebagai bahan untuk obat-obatan, kosmetik, sumber

bahan kimia untuk industri dan sebagai pupuk. Indonesia memiliki banyak jenis rumput

laut . Algae merah ( Rhodophyta ) kuarang lebih 15 genera , algae coklat ( Phaophyta)

kuarang lebih 6 genara dan algae hijau kurang lebih 8 genera.

A.4. Estuaria

a. Karakteristik

Estuaria merupakan salah satu komponen dari ekosistem pesisir(Coastal

ecosystem) yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu (prone) oleh

karena tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh proses-

proses alamiah.Cuarah hujan yang tinggi dan banyaknya jumlah sungai yang mengalir ke

Page 8: Ekosistem pesisir 1

laut membuat Indonesia memiliki estuari yang sangat luas dan produktif .

(Dahuri,1993).Keberadaan estuari biasanya berasosiasi dengan dengan bentuk-bentuk

lahan pasir (coastal lands forms )lainnya, seperti delata, ekosistem mangrove dan lamun.

Secara fungsional estuari mencakup suatu daerah pertemuan serta percampuran antara air

tawar dan air laut. Oleh karena itu estuari lasimnya didefenisikan sebagi sutu perairan

pesisir semi tertutup yang memiliki hubungan bebas dengan laut lepas , sangat

dipengaruhi oleh gaya pasang surut dan di dalamnya air laut bercampur dengan air tawar

yang berasal dari drainase daratan (Pritchard 1967;Odum 1971). Dengan demikian estuari

sebenarnya merupakan suatu daerah peralihan (ecotone) antara perairan air tawar dan laut

tetapi dengan atribut biofisik yang unik. Aliran air sungai dan pasang surut merupakan

factor penting dalam estuari karena dapat mdan mendistribusikan nutrient (unsure hara),

sehingga membentuk suatu ekosistem dengan produktivitas primer dan sekunder yang

tinggi. Alairan air tawar secara terus menerus melimpahkan sedimen, mineral dan nutrient

ke dalam estauari dan menggantikan bahan-bahan dasar yang diperlukan dalam

fotositensa untuk menunjang produktifitas perairan yang tinggi.Nutrien dalam estuary

juga berasal dari perairan laut sekitarnya .Oleh karena itu estuari merupakan salah satu

ekosistem yang paling produktif dan daerah perikanan potensial.

b. Peranan dari estuari

Banyak biota perairan laut maupun perairan air tawar yang memanfaatkan daerah

ini sebagai habitatnya baik untuk seluruhnya maupu sebagian siklus hidupnya. Sudah

berabad-abad lamanya manusia memanfaatkan estuari sebagai tempat yang menyediakan

makanan, lokasi pemukiman, industri , agribisnis, pariwisata dan tempat pembuangan

limbah.

A.5.Ekositem terumbu Karang

a. Karakteristik

Secara umum dapat digambarkan karateristik dari terumbu karang sebagai berikut :

Terumbu karang berasal dari paduan kata yaitu coral reef . Coral adalah karang

sedangkan reef secara terpisah mengandung pengertian sebagi terumbu, Menurut

Nybakken (2001) terumbu (reef) terbentuk dari endapan-endapan massif terutama

kalsium karbonat (kapur)yang dihasilkan oleh hewan-hewan karang ( Filum Cnidaria,

Page 9: Ekosistem pesisir 1

kelas Anthozoa ordo Scleractenia) alga berkapur dan dan organisme-organisme lain

yang mengeluarkan atau menghasilkan kalsium karbonat seperti moluska, krustasea dan

ekinodermata.

Terumbu karang adalah adalah suatu ekosistem termasuk didalamnya organisme-

organisme karang. Berbiacara mengenai karang (coral ) maka karang batu (stony coral )

dan karang lunak (soft coral). secara umum terlihat jelas adanya perbedaan atara karang

batu dan karang lunak terutama pada jumalh tantekelnya, kekenyalan tubuh dan kerangka

yang menyusunnya.

b. Peranan terumbu karang

Peranan terumbu karang bagi masyarakat pesisir sebagai berikut :

Sebagai sumber makanan

Sebagai sumber perikanan

Sebagai objek wisata bahari

Sebagai pelindung pantai dari kerusakan

Sebagai laboratorium alam bagi penelitian

A.6. Pantai pasir (Sandy Beach)

a. Karakteristik

Pantai pasir terdiri dari kwarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling

keras sisa-sisa pelapukan batu di gunung. Daerah tertentu lainya , sisa-sisa pecahan

terumbu karang yang dominant. Pantai berpasir hanya dibatasi di daerah dimana gerakan

air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan ringan. Partikel yang kasar

menyebabkan hanya sebagian kecil permukaanya yang menyerap bahan organik baik

yang terlarut maupun yang berukuran sangat kecil serta yang tersedia untuk bakteri.

Total bahan organik dan organisme hidup di pantai yang berpasir jauh lebih sedikit

dibadingkan dengan jenis pantai lainnya. Karena sedimennya yang kasar , menyebabkan

pantai pasir tidak bias menahan air dengan baik, akibatnya lapisan permukaan bisa

menjadi kering sampai kedalam beberapa cm di atas pantai yang terbuka terhadap

matahari pada saat pasang surut.

Page 10: Ekosistem pesisir 1

Parameter utama bagi daerah pantai berpasir adalah : pola arus yang akan

mengankut pasir halus, gelombang yang akan melepaskan energinya, di pantai dan angin

yang juga berperan untuk mengangkut pasir.

b. Peranan dari Pantai Berpasir

Biota yang hidup dipantai berpasir sangat sedikit karena sedimenya yang kasar,

pantai berpasir tidak menyediakan subtrat yang tetap untuk melekat bagi organisme

karena aksi gelombang yang secara terus menerus mengerakan partikel.Organisme yang

mampu beradaptasi dengan subtrat pasir adalah: organisme meiofauna mikro yang hidup

di antara butiran pasir dalam ruang interstitial.

Manfaat langsung adalah untuk daerah periwiasata, bahan bangunan dan daerah

pelabuhan.

A.7. Pantai berbatu (Rocky Beach)

a. Karakteristik

Pantai berbartu memanjang ke laut dan terbenam di air, batu yang terbenam di air

menciptakan zonasi habitat karena adanya perubahan naik turunnya pemukaan air laut

akibat proses pasang, selalu terbuka terhadap matahari , serta zona di antaranya yang

tergenang pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut. Zonasi habitat ini dipengaruhi

oleh fonomena pasang menyediakan tempat menempel yang baik dan juga perlindungan

bagi biota dan tumbuhan yang hidup disekitarnya.

Parameter utama yang sangat mempengaruhi kondisi pantai berbatu adalah

fonomena pasang, dinamikanya berpengaruh terhadap biota yang menginginkan kondisi

kondisi alam yang berganti antara tergenang dan terbuka yang kedua adalah gelombang

energi yang dihempaskan dapat merusak kominatas biota yang menempel di batu-batuan

b. Peranan Pantai berbatu

Pantai berbatu merupakan salah satu lingkungan pesisir dan laut yang cukup subur ,

menjadi habitat bagi berbagai jenis moluska (kerang) , bintang laut , kepiting anemon dan

juga ganggang laut. tunicata dan ikan. Peran lain adalah penahan pantai dari abrasi.

A.8. Ekosistem Pulau-pulau Kecil

Page 11: Ekosistem pesisir 1

a. Karakteristik Pulau

Pulau-pulau kecil memiliki karakteristik dan tingkat kerentanan yang berbeda

dibandingkan dengan pulau besar. Namun, demikian selama ini pengetahuan mengenai

karakteristik pulau-pulau kecil sangat minim. Sehingga pengelolaan, pola pembangunan,

dan regulasi disusun sama dengan cara pandang kita terhadap pengelolaan pulau besar

(mainland). Sebagian besar dari pulau-pulau tersebut merupakan pulau-pulau kecil yang

memiliki kekayaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services)

yang sangat potensial untuk pembangunan ekonomi. Keragaman hayati, sumberdaya

perikanan, dan nilai estetika yang tinggi merupakan nilai lebih ekosistem pulau-pulau

kecil.  Di sinilah ekosistem dengan produktivitas hayati tinggi, seperti terumbu karang,

padang lamun (sea grass), rumput laut (sea weeds) dan hutan bakau  (mangrove)

ditemukan. Selain itu, pulau-pulau kecil ini juga memberikan jasa-jasa lingkungan yang

tinggi nilai ekonomisnya dan sekaligus sebagai kawasan  berlangsungnya kegiatan

kepariwisataan.

B. Ekosistem yang tidak tergenang air Ekosistem yang tergenang air

1. Formasi Pescarpae

Bila pantai pasir cukup lebar, bukit pasir dapat terbentuk sebagai hasil

pengendapan oleh angin (SHEPARD et al 1983). Di ndonesaia pantai pasir semacam ini

terdapat secara local misalnya di Cilacap, pantai selatan Jogjkarta Puger dan Madura

( VAN STEENIS 1935) Pantai pasir umumnya dujumpai tumbuhan pelopor yang

membentuk komunitas pes-caprae atau sering disebut formasi pes-capare ( VAN

STEENIS 1935) dalam formasi hanya terdapat jenis-jenis terna yang tumbuh merayap

atau tumbuhan berimpang. Jenis yang merajai adalah Ipomea pes-capare, sedangkan

jenis-jenis lain yang khas ialah Canavalia obtusifolia, c. marina, cyperus stoloni ferus,

Euphorbia atoto, dan lain-lain. Komposisi komunitas ini dapat berbeda dari suatu tempat

dengan tempat lain. Hal ini bergantung pada bahan asal pasir. Bukit pasir mempunyai

vegetasi yang komposisinya sebagian besar terdiri atas jenis-jenis dari formasi pes-caprae

bercampur dengan jenis dari hutan pantai (komunitas barringtonia).

2. Formasi Baringtonia

Page 12: Ekosistem pesisir 1

Pantai yang bukan pasir dan tidak terrendam air dapat berwujud pantai karang

(cliff) yang berteras bertebing curang (VERSTAPEN 1973). Pantai tersebut terbentuk

karena abrasi gelombang atau lonsor, sedangkan bukit karang dan atoll dibentuk oleh

binatang dan alga kapur (SHEPARD et al 1983). Sepanjang pantai karang yang tidak

mempunyai endapan pasir formasi pes-caprae tidak ada. Habitat yang berupa batu karang

ini ditutup oleh komunitas perdu yang biasa disebut komunitas barringtonia atau formasi

barringtonia ( VAN STEENIS 1935). Baringtonia dapat melebar ke darat sampai 20-50

meter. Tebing karang komunitas barringtonia sangat sempit seringkali komunitas ini

terdapat pula dibelakang komunitas pes-caprae pada gundukan karang yang bercampur

pasir. Komposisi jenis formasi ini sangat seragam diseluruh kepulauan Indonesia ( VAN

STEENIS 1957). Meskipun sifatnya merupakan komunitas campuran salah satu jenis

dapat menjadi dominan misalnya Casuarina equisetifolia dan Callophyllum komunitas

barringtonia dapat dijumpai baik di daerah iklim basah maupun iklim kering dan

pembentukan tampak tidak bergantung pada macam tanah. Bila formasi barringtonia

rusak, ditebang habis atau diubah menjadi kelapa maka vegetasi yang berkembang disini

adalah komunitas rumput atau padang alang-alang ( VAN STEENIS 1957).

C. PERANAN EKOSISTEM PESISIR BAGI PERIKANAN

Dari kedelapan jenis ekosistem yang terendam air dan dua ekosistem yang tidak

terendam air di wilayah pesisir dilihat dari fungsi dan peranannya, maka yang sangat

berperan bagi sektor perikanan adalah ekosistem mangrove, padang lamun, estuary,

terumbu karang, pantai berbatu dan pulau-pulau kecil. Sumbangannya bagi perikanan

tangkap, budidaya dan perikanan tambak.

1. Perikanan tangkap

Perikanan tangkap menurut direktorat perikanan tangkap (2003) adalah kegiatan ekonomi

dalam bidang penagkapan atau pengumpulan hewan atau tanaman air yang hidup dilaut atau

perairan umum secara bebas. Secara khusus perikanan tangkap dikelompok dalam empat

kelompok yakni (Naamin 1987).

Page 13: Ekosistem pesisir 1

Sumberdaya ikan demersal yaitu jenis ikan hidup di atau dekat perairan

Perikanan demersal di Indonesia merupakan life perikanan multi species yang

dieksploitasi dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Hasil tangkapan jenis ikan

demersal biasanya terdiri dari berbagai jenis dan jumlah dari jenis tersebut tidak terlalu

besar. Ikan demersal ekonomis penting lebih kurang yang termasuk dalam 20 famili

ikan-ikan tersebut antara lain kakap merah (Lutjannidae) mayung (Ariidae)Gerot-gerot

(pomadasidaye) bawal putih (stromateidae) WIDODO (1976). Jenis-jenis ikan demersal

biasanya tertangkap dengan menggunakan jarring trawl, fukat udang, cantarang, jarring

insang dasar, jarring trammel, rawai dasar, pancing ulur, sero dan bubu. Habitat utamanya

apada daerah terumbu karang.

Sumberdaya pelagis besar yaitu: jenis ikan oceanic yang berada dipermukaan

dan sangat jauh dari lepas pantai

Ikan pelagis besar dapat dikelompokan atas tuna, cakalang, tongkol, ikan setuhuk,

ikan pedang, tangiri dan cucut.

Sumberdaya pelagis kecil yaitu jenis ikan yang berada dipermukaan

Sumberdaya pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang

paling melimpah diperairan Indonesia. Sumberdaya ini merupakan sumberdaya

neritik karena terutama penyebarannya adalah di perairan dekat pantai di daerah-

daerah dimana terjadi proses penaikan air (upwelling) sumberdaya ini dapat

membentuk biomosa yang sangat besar.(Csirke 1988). Sumberdaya perikanan pelagis

kecil adalah merupakan suatu sumberdaya poorly behaved karena makanan utamanya

adalah plankton sehingga pelimpahannya sangat tergantung kepada faktor-faktor

lingkungan.

Sumberdaya udang, moluska , ekinodermata dan rumput laut

Yang termasuk dalam sumberdaya ini adalah udang peneid dan kepting, moluska,

terpang, cumi dan rumput laut. Semuanya hidup pada ekosistem estuary, lamun dan

terumbu karang.

Page 14: Ekosistem pesisir 1

2. Budidaya perikanan

Permintaan dan kebutuhan ikan dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagai

akibat pertambahan penduduk dan perubahan konsumi masyarakat ke arah protein hewani

yang lebih sehat. Sementara itu pasokan ikan dari hasil penangkapan cenderung semakin

berkurang, dengan adanya kecenderungan semakin meningkatnya gejala kelebihan

tangkap dan menurunnya kualitas lingkungan, terutama wilayah perairan tempat ikan

memijah, mengasuh dan membesarkan anak. Di Indonesia gejala overfishing terjadi pada

hampir seluruh perairan Barat Indonesia, kecuali bagian barat Sumatera dan selatan Jawa.

Guna mengatasi keadaan ini, maka pengembangan budidaya laut merupakan alternatif

yang cukup memberikan harapan. Hal ini didukung oleh potensi alam Indonesia yang

memiliki 81.000 km garis pantai dan penduduk yang telah terbiasa dengan budaya pantai.

Kegiatan budidaya laut dan pantai berpeluang besar menjadi tumpuan bagi sumber

pangan hewani di masa depan, karena peluang produksi perikanan tangkap yang terus

menurun. Di beberapa daerah, kegiatan budidaya laut berkembang dengan sistem

karamba jaring Apung atau keramba sistem jaring tancap.

Meskipun demikian pengembangan budidaya laut hingga saat ini belum menunjukkan

kemajuan yang berarti oleh karena dihadapkan pada berbagai masalah seperti penurunan

mutu lingkungan, sosial ekonomi, kelembagaan dan sumberdaya manusia. Diantara

berbagai jenis kultiva telah diteliti dan dibudidayakan dalam skala percobaan atau uji

coba sejak tahun 70-an, hanya beberapa jenis saja yang berhasil dikembangkan secara

komersial seperti rumput laut, udang windu, kekerangan, bandeng, kakap putih, kerapu

lumpur dan beronang. Beberapa jenis kultivan lainnya diantaranya : berbagai jenis

kerapu, kakap merah, napoleon, kepiting, ikan hias, teripang dan lobster, masih dalam

taraf penelitian dan pengembangan.

Honma (1993) mengklasifikasikan budidaya laut dan pantai menjadi tiga bagian, yaitu

: budidaya di tambak atau bak beton, budidaya dalam karamba jaring apung dan budidaya

di dalam teluk atau perairan semi tertutup. Budidaya ikan dalam karamba dibagi lagi atas

budidaya ikan dengan pemberian pakan dan tanpa pemberian pakan. Diantara ketiga jenis

budidaya laut dan pantai tersebut, budidaya yang telah berkembang dengan baik adalah

Page 15: Ekosistem pesisir 1

budidaya ikan di tambak dan jaring. Budidaya ikan yang dilakukan di teluk atau perairan

semi tertutup belum dapat dilakukan, dan masih dalam tahap penelitian dan

pengembangan, antara lain karena terhambat oleh konflik kepemilikan lahan dan

penguasaan teknologinya, disamping terkait dengan kebutuhan investasi yang sangat

besar.

Ekosistem wilayah pesisir sangat berperan dalam usaha budidaya baik untuk tambak,

budidaya dalam keramba jarring apung dan budidaya dalam teluk atau daerah perairan

semi tertutup. Daerah estuary mangrove padang lamun dan terumbu karang merupakan

daerah atau lingkungan budidaya perikanan.

D. Penutup

Berdasrkan pada uraian di atas dapatlah di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ekisitem pesisi adalah wilayah pesisir dimana terdapat satu atau lebih sistem

lingkungan dan sumberdaya pesisir.

2. Ekosistem pesisir terdiri atas ekosistem secara buatan dan secara alamiah.

Secara buatan seperti sawa pasang surut, kawasana pariwisata, kawasan industri dan lain-

lain.

3. Ekositem secara lamiah terdiri atas dua bagian yakni :Ekosistem yang secara

parmanen atau secara berkala tergenang air yang terdiri atas Hutan Mangrove Padang

lamun Rumput laut, estuaria terumbu karang ,pantai pasir (sandy beach) pantai berbatu

(rocky beach) pulau-pulau kecil (small island), laut terbuka (lautan) dan ekosistem yang

tidak tergenang air yang terdiri atas formasi Pescarpae dan formasi baringtonia.

4. Diantara ekostem pantai tersebut yang palaing berperan dalam bidang

perikananan adalah ekositem mangrove, esturai, padang lamun, terumbu karang dan

pulau-pulau kecil .

5. Kegiatan perikan yang menonjol pada ekositem pesisir adalah perikanan

tangkap, budidaya dan perikanan tambak.

Page 16: Ekosistem pesisir 1

6. Perikanan tangkap meliputi perikanan pelagis besar, pelagis kecil perikan

demersal dan non ikan

7. Usaha budiaday perikanan meliputi tambak, budidaya dalam keramba jarring

apung dan budidaya dalam teluk atau daerah perairan semi tertutup.

DAFTAR PUSTAKA

1. Damanik, Richard 2006, Wilayah pesisir.

2. Sukarno 2001. Potensi terumbu karang bagi pembangunan daerah berbasis kelautan.

3. DKR. 2006 . Terumbu karang sehat, ikan berlimpa.

4. Ditjen Perikanan budidaya 2006. Pemberdayaan industri perikanan Nasional melalui

pengembangan budidaya laut dan pantai.

5. Taufik Akhmad (seminar kelautan LIPI-Unhas 1997)

6. Kartawinata dan Soemodihardjo. Komunitas hayati wilayah pesisir.

7. Dahuri,R, 1987. Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan lautan secara terpadu.

8. Romimohtarto, K. 1999.Biologi laut.Ilmu pengetahuan tentang biota laut.

9. Susetiono 2004. Fauna padang lamun Tanjung Merah selat Lembeh.

10. Pramuji dan L.H.Purnomo 2003. Mangrove sebagai tanaman penghijauan pantai.

11. Suhardjono dan Arie Budiman 1993. Penelitian hutan mangrove di indonesia

pendayagunaan dan konservasi.

12. Dahuri R, 1993. Strategi penelitian estuari di indonesia.

Page 17: Ekosistem pesisir 1