struktur komunitas ikan di ekosistem padang lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang...

14
1 Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Siti Waheda Mahasiswa, Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Dr. Febrianti Lestari, S.Si, M.Si Program Studi Mamajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Andi Zulfikar, S. Pi, MP Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus s/d November 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas ikan di ekosistem padang lamun dilihat dari kelimpahan, frekuensi kehadiran dan keanekaragaman serta kondisi kualitas perairannya. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tujuan untuk memperoleh data secara faktual di lapangan.Stasiun penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling. Stasiun penelitian ditentukan berdasarkan kerapatan lamun yang berbeda yaitu kerapatan rendah, sedang dan tinggi. Pengambilan data ikan dilakukan dengan cara observasi langsung terhadap ikan sebagai makrofauna yang hidup di lamun dilakukan melalui cara penangkapan menggunakan jaring insang (gill net) tetap100 x 1,5 mesh size : 1,5 Inch. Ukuran mata jaring menjadi batasan dalam penelitian ini, ikan yang di data hanya ikan yang tertangkap pada jaring insang yang digunakan. Jumlah total ikan yang didapatkan pada penelitian di perairan Teluk Bakauyaitu 13 spesies dari 286 individu ikan. Kelimpahan relatif spesies Lethrinus ornatus 20 %, Gerres oyana 15 %, Lutjanus ehrenbergii 12 %, Lutjanus carponotatus 11 %, Sargocentron rubrum 8 %,

Upload: hathuy

Post on 10-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

1

Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau

Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan

Siti Waheda

Mahasiswa, Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Dr. Febrianti Lestari, S.Si, M.Si

Program Studi Mamajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Andi Zulfikar, S. Pi, MP

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus s/d November 2015. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui struktur komunitas ikan di ekosistem padang lamun dilihat dari kelimpahan,

frekuensi kehadiran dan keanekaragaman serta kondisi kualitas perairannya. Penelitian ini

menggunakan metode survey dengan tujuan untuk memperoleh data secara faktual di

lapangan.Stasiun penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling. Stasiun penelitian

ditentukan berdasarkan kerapatan lamun yang berbeda yaitu kerapatan rendah, sedang dan

tinggi. Pengambilan data ikan dilakukan dengan cara observasi langsung terhadap ikan sebagai

makrofauna yang hidup di lamun dilakukan melalui cara penangkapan menggunakan jaring

insang (gill net) tetap100 x 1,5 mesh size : 1,5 Inch. Ukuran mata jaring menjadi batasan dalam

penelitian ini, ikan yang di data hanya ikan yang tertangkap pada jaring insang yang digunakan.

Jumlah total ikan yang didapatkan pada penelitian di perairan Teluk Bakauyaitu 13

spesies dari 286 individu ikan. Kelimpahan relatif spesies Lethrinus ornatus 20 %, Gerres oyana

15 %, Lutjanus ehrenbergii 12 %, Lutjanus carponotatus 11 %, Sargocentron rubrum 8 %,

Page 2: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

2

Calotomus spinidens 9 %, Choerodon anchorago 5 %, Chelmon rostratus 5 %, Siganus

punctatus 5 %, Siganus guttatus 2 %, Gerres erythrourus 3 %, Crenimugil crenilabis 2 % dan

Epinephelus corallicola 3 %. Kelimpahan spesies tertinggi yaitu Lethrinus ornatus sebesar 20

%, kelimpahan terendah yaitu Crenimugil crenilabis dan Siganus guttatus dengan nilai 2 %.

Teluk Bakau memiliki rata-rata nilaiindeks keanekaragaman 2,343, nilai indeks keseragaman

0,91, dan nilai indeksdominansi 0,50. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman ikan di

perairanTeluk Bakau kategori sedang.

Kata kunci: Ikan, Analisis Kelimpahan, Keanekaragaman, Teluk Bakau

Page 3: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

3

Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau

Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan

Siti Waheda

Mahasiswa, Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Dr. Febrianti Lestari, S.Si, M.Si

Program Studi Mamajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

Andi Zulfikar, S. Pi, MP

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

This research was conducted in August s / d November 2015. This study aims to determine

the structure of fish communities in seagrass ecosystems views of abundance, frequency of

attendance and the diversity and quality conditions waters. This study uses a survey in order to

obtain factual data on research lapangan.Stasiun determined by purposive sampling method.

Research station is determined based on the different densities of seagrass density is low,

medium and high. Fish data retrieval is done by direct observation of the fish as macrofauna that

live in seagrass done through fishing methods using gill nets (gill net) tetap100 x 1,5 mesh size:

1.5 Inch. Mesh size to be a limitation in this study, the data only fish in the fish caught in gill

nets were used.

The total number of fish were obtained in studies in Gulf waters Bakauyaitu 13 286

individual species of fish. The relative abundance of species Lethrinus ornatus 20 %, Gerres

oyana 15 %, Lutjanus ehrenbergii 12 %, Lutjanus carponotatus 11 %, Sargocentron rubrum 8

%, Calotomus spinidens 9 %, Choerodon anchorago 5 %, Chelmon rostratus 5 %, Siganus

punctatus 5 %, Siganus guttatus 2 %, Gerres erythrourus 3 %, Crenimugil crenilabis 2 %

Epinephelus corallicola 3 %. The highest species richness is Lethrinus ornatus by 20%, ie the

lowest abundance Siganus guttatus and Crenimugil crenilabis with a value of 2%. Teluk Bakau

had an average of 2,343 nilaiindeks diversity, uniformity index value of 0.91, and the value

indeksdominansi 0.50. The results showed the diversity of fish in Bakau perairanTeluk medium

category.

Keywords: Fish, Abundance Analysis, Diversity, Teluk Bakau

Page 4: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

4

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lamun sebagai habitat biota berfungsi

sebagai tempat perlindungan dan tempat

menempel berbagai hewan dan tumbuh-

tumbuhan (algae). Disamping itu, peranan

padang lamun adalah sebagai daerah

asuhan, padang pengembalaan dan tempat

makanan dari berbagai jenis ikan herbivora

dan ikan–ikan karang (coral fishes), dimana

sebagian besar ikan penghuni padang lamun

adalah ikan-ikan juvenil dan apabila telah

dewasa akan menghabiskan hidupnya pada

tempat lain. (Kikuchi dan Peres 1977;

Hutomo 1985 dalam Azkab, 1999).

Kabupaten Bintan terletak antara 2000’

Lintang Utara sampai 1020’ Lintang Selatan

dan 1040 Bujur Timur Sebelah Barat – 108

0

Bujur Timur sebelah Timur. Luas wilayah

Kabupaten Bintan 87.717,84 Km2 dengan

luas perairan 86.398, 33 Km2 (98,49%) dan

luas daratan hanya 1,391.51 Km2 (1,51%

dari luas keseluruhan). Wilayah daratan

terdiri dari pulau besar dan kecil yang

jumlahnya sebanyak 2002 buah (BPS

Kabupaten Bintan, 2006). Pulau-pulau

tersebut di kelilingi oleh perairan sehingga

kawasan tersebut berpotensi untuk

pengembangan budidaya laut, salah satunya

budidaya lamun.

Menurut penelitian Widodo (2013), Jenis

lamun yang ditemukan di perairan Teluk

Bakau yaitu Cymodoceae serrulata,

Enhalus acoroides, Thalassiahempirichii,

Thalassadendrom. Lingkungan padang

lamun akan menentukan struktur komunitas

ikan yang berasosiasi dengannya. Semakin

banyak ikan yang berasosiasi menandakan

bahwa kondisi kesehatan padang lamun di

perairan dalam keadaan baik.

B. Rumusan Masalah

Padang lamun merupakan tempat

berbagai jenis ikan berlindung, mencari

makan, bertelur, dan membesarkan

anaknya. Berdasarkan hal tersebut dapat

dirumuskan permasalahan pada penelitian

ini yaitu bagaimanakah struktur komunitas

ikan di ekosistem padang lamun perairan

Desa Teluk Bakau dilihat dari segi

kelimpahan, frekuensi, indeks nilai penting,

indeks keanekaragaman (H’), indeks

dominasi (C), dan indeks keseragaman (E).

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui struktur komunitas ikan

di ekosistem padang lamun dan kondisi

kualitas perairan Desa Teluk Bakau

Kepulaun Riau.

Page 5: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat

memberikan informasi kepada masyarakat

setempat pemerintah daerah, instnsi terkait

mengenai komposisi jenis-jenis ikan di

padang lamun di Perairan Teluk Bakau,

Bintan, Kepulauan Riau, dan dapat

memberikan informasi potensi sumberdaya

perikanan di perairan padang lamun.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Struktur komunitas merupakan suatu

kajian ekologi yang mempelajari suatu

ekosistem perairan yang berhubungan

dengan kondisi atau karakteristik perairan.

Struktur komunitas menggambarkan

interaksi antar jenis dalam usaha

memperebutkan sumberdaya yang tersedia

(Soedibjo, 2006 dalam Rostika, 2014).

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai

macam populasi – populasi organisme yang

saling berinteraksi dan menempati suatu

daerah atau habitat tertentu (Odum, 1993

dalam Rostika, 2014). Struktur komunitas

dapat ditinjau dari komposisi jenis,

kepadatan jenis, kemerataan jenis,

keanekaragaman jenis, dominasi jenis, pola

sebaran jenis, dan biomassa jenis dalam

suatu ekosistem (Nybakken, 1992).

Ekosistem padang lamun dalam

ekosistem di laut dangkal yang produktif

mempunyai peran yang sangat penting.

Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

produktivitas primer tinggi adalah padang

lamun. Massa daun lamun juga akan

menurunkan pencahayaan matahari di siang

hari, melindungi dasar perairan dan

memungkinkan pengembangan lingkungan

mikro pada dasar vegetasi sehingga

merupakan habitat potensial bagi komunitas

ikan untuk berlindung, mencari makan, dan

memijah (Aswandy dan Azkab, 2000).

Berbagai jenis ikan yang bernilai

ekonomi penting menjadikan padang lamun

sebagai tempat mencari makan, berlindung,

bertelur, memijah, dan sebagai daerah

asuhan. Komposisi ikan di padang lamun

sangat beragam berdasarkan waktu dan area

sehingga tidak dapat di generalisasi secara

sedarhana (Hogarth, 2007 dalam

Rahmawati, 2012). Menurut Adrim (2006)

dalam Rostika (2014) terdapat beberapa

suku ikan yang umum dijumpai di padang

lamun, antara lain yaitu Apogonidae,

Blennidae, Gerridae, Gobiidae,

Hemiramphidae, Labridae,Leiognathidae,

Lethrinidae, Lutjanidae, Monacanthidae,

Mugilidae,Nemipteridae, Syngnathoidae,

Siganidae, Scaridae dan Tetraodontidae.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Agustus hingga November 2015 pada

Page 6: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

6

kawasan pasang-surut di Ekositem Padang

Lamun Perairan Desa Teluk Bakau

Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten

Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI).

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian dapat di lihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat/instrumen yang digunakan

dalam penelitian

No Alat Kegunaan

1 Roll Meter Mengukur Plot

2 Alat Tulis Mencatat Data

3 Kamera Dokumentasi

4 Jaring Insang

100x1.5 Inchi

Menangkap Ikan

5 GPS Menentukan titik koordinat

6 Refaktometer Mengukur salinitas air

7 Multitester Meengukur DO, pH dan

Suhu air

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode

survey dengan tujuan untuk memperoleh

data secara faktual di lapangan. Data yang

dikumpulkan berupa data primer dan

sekunder.

D. Jenis Data Peneltian

Jenis penelitian ini adalah penelitian

yang bersifat survey atau observasi yang

tidak melakukan perlakuan khusus terhadap

objek yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini data yang dikumpulkan terdiri dari :

1. Data primer, meliputi struktur

komunitas dan jumlah individu ikan

yangtertangkap berdasarkan luasan

alat tangkap pada jaring insang.

2. Data sekunder, meliputi jenis, dan

persentase tutupan lamun di lokasi

penelitian.

Penentuan Stasiun Pengamatan

Stasiun penelitian ditentukan dengan

metode purposive sampling. Stasiun

penelitian ditentukan berdasarkan kerapatan

lamun yang berbeda mengacu dari

penelitian (Widodo, 2013). Dalam

penelitian ini terdapat 3 stasiun, yaitu

stasiun 1 terletak di perairan dengan

kerapatan lamun tertinggi pada koordinat N

01º 10’ 0,00”, E 104° 35’ 8,00”, stasiun 2

terletak di perairan dengan kerapatan lamun

sedang pada koordinat N 01° 09’ 55,05”, E

104° 35’ 8,25” dan stasiun 3 terletak pada

perairan dengan kerapatan lamun terendah

pada koordinat N 01° 35’ 44,55”, E 104°

35’ 10,60” diperairan Desa Teluk Bakau

Kabupaten Bintan (Gambar 1).

Page 7: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

7

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di

perairan Desa Teluk Bakau

Sumber : Peta Basemap Bintan 2012

Pengambilan Data Ikan

Pengambilan data ikan dilakukan dengan

cara observasi langsung terhadap ikan

sebagai makrofauna yang hidup di lamun

dilakukan melalui cara penangkapan

menggunakan jaring insang (gill net) tetap,

dengan mengadopsi metode dari Apriyanto

(2014) dan Rostika (2014). Jaring yang

digunakan memiliki spesifikasi panjang 100

m, lebar 1,5 m dan ukuran mata jaring 1,5.

Gambar 2. penempatan jaring insang

Gambar 3. Jaring insang tetap

Baku Mutu Air Laut (Kep.Men LH, no. 51

tahun 2004).

IV. METODE ANALISIS DATA

A. Kelimpahan

Kelimpahan menurut Brower et al.,

(1997) yaitu jumlah individu persatuan luas

atau volume, dengan rumus sebagai berikut

:N =

Keterangan:

N = Kelimpahan individu jenis ke-i

(Individu/m2)

Σn = Jumlah jenis individu yang diperoleh

tiap stasiun

A = Luas daerah pengamatan (m2)

B. Kelimpahan Relatif

Kelimpahan relatif dihitung dengan

rumus Shannon-Wiener (Odum, 1997) yaitu

KR = ni / N x 100%

Keterangan :

KR = Kelimpahan relatif

Ni = Jumlah individu setiap jenis (ekor)

\N = Jumlah individu seluruh jenis yang

berhasil terjaring.

C. Frekuensi dan Frekuensi Relatif

Frekuensi (Fi) adalah peluang suatu

jenis ditemukan dalam titik sampel yang

diamati. Sedangkan Frekuensi Relatif (FR)

adalah perbandingan antara frekuensi jenis

ke-i (F) dan jumlah frekuensi untuk seluruh

jenis (Fachrul, 2007). Rumus yang

digunakan untuk menghitung frekuensi dan

frekuensi relatif yaitu :

Page 8: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

8

D. Indeks Nilai Penting

Indeks nilai penting (INP) digunakan

untuk menghitung dan menduga secara

keseluruhan dari peranan satu jenis di dalam

suatu komunitas. Semakin tinggi nilai INP

suatu jenis relatif terhadap jenis lainnya,

maka semakin tinggi peranan jenis tersebut

pada komunitasnya. Rumus yang digunakan

dalam menghitung INP yaitu rumus yang

dimodifikasi dari Fachrul (2007) :

INP = FR + KR

Keterangan :

INP = Indeks nilai penting

FR = Frekuensi relatif

KR = Kelimpahan relative

E. Indeks Keanekaragaman (‘H)

Untuk melihat Indeks

keanekaragaman digunakan metode

Shannon – Wiener dalam Krebs (1978) di

setiap stasiun yaitu :

H’ = -Σ pi Log2 pi

P1=

Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman jenis

ni = Jumlah ikan jenis i yang terjaring

N = Jumlah total ikan yang terjaring

Bila :

H’< 1, Keanekaragaman rendah dengan

jumlah individu tidak seragam dan salah

satu spesiesnya ada yang dominan.

1 ≤ H’≤ 3, Keragaman sedang dengan

jumlah individu tiap spesies tidak seragam

tapi tidak ada yang dominan.

H’>3, Keragaman tinggi dengan jumlah

individu setiap spesies seragam dan tidak

ada yang dominan.

F. Indeks Dominasi (C)

Nilai indeks dominansi memberikan

gambaran tentang dominansi ikan dalam

suatu komunitas ekologi, yang dapat

menerangkan bilamana suatu spesies ikan

lebih banyak terdapat selama pengambilan

data. Rumus indeks dominansi Simpson (C)

(Odum, 1997, dalam Fachrul 2007) yaitu :

Keterangan :

C = Indeks Dominansi Simpson,

N = Jumlah individu seluruh spesies,

ni = Jumlah individu dari spesies ke-i.

Kisaran nilai indeks dominansi

berkisar antara 0 – 1. Nilai C mendekati 1

maka semakin kecil keseragaman suatu

populasi dan terjadi kecendrungan suatu

jenis yang mendominansi populasi tersebut.

Page 9: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

9

Kisaran indeks dominansi adalah sebagai

berikut :

00,0 < C ≤ 0,30 : Dominansi rendah

0,30 < C ≤ 0,60 : Dominansi sedang

0,60 < C ≤ 1,00 : Dominansi tinggi

G. Indeks Keseragaman (E)

Penghitungan mengenai keseragaman

bertujuan untuk melihat apakah spesies

yang ada disuatu ekosistem berada dalam

keadaan seimbang atau tidak serta bertujuan

untuk melihat apakah terjadi persaingan

pada ekosistem tersebut. Rumus dari indeks

keseragaman Pielou (E), menurut Pielou

(1966) dalam Odum (1997) yaitu:

Keterangan :

E = Indeks Keseragaman

H’ = Indeks Keanekaragaman

S = Jumlah Jenis

keseragaman organisme dalam suatu

komunitas berada pada kondisi tertekan.

keseragaman jenis organisme dalam

Komunitas berada pada kondisi labil, dan

keseragaman organisme dalam suatu

komunitas berada pada kondisi stabil.

V. HASIL DAN PEBAHASAN

A. Komposisi Jenis dan Kerapatan

Lamun

Berdasarkan hasil pengamatan, jenis

ikan di 9 plot di perairan Desa Teluk Bakau

Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten

Bintan didapatkan total ikan yang

tertangkap berjumlah 286 ekor ikan dari 13

jenis ikan, dan ditemukan juga jenis biota

lain yang tertangkap pada jaring insang

yaitu Seahorses (kuda laut). Jumlah jenis

ikan yang didapatkan di bagi atas beberapa

kategori yaitu :

a. Ikan Herbivora yaitu spesies Siganus

punctatus dan Siganus guttatus.

b. Ikan target yaitu spesies Lutjanus

ehrenbergii, Lutjanus carponotatus,

Lethrinus ornatus, Cheilinus

chlorourus, Crenimugil crenilabis,

Choerodon anchorago, Siganus

punctatus, Siganus guttatus dan

Epinephelus corallicola.

c. Ikan indikator yaitu spesies Chelmon

rostratus.

Kategori kumpulan ikan yang berasosiasi

dengan lamun yaitu :

a. Menetap dengan menghabiskan

hidupnya di padang lamun dari

juvenil sampai siklus hidup dewasa,

tetapi memijah diluar padang lamun

Page 10: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

10

yaitu Gerres oyena dan Gerres

erythrourus.

b. Menetap hanya pada saat tahap

juvenile yaitu Siganus punctatus,

Siganus guttatus dan Lethrinus

ornatus.

c. Menetap sewaktu-waktu atau

singgah hanya mengunjungi padang

lamun untuk berlindung atau

mencari makan yaitu spesies

Lutjanus ehrenbergii,Lutjanus

carponotatus, Sargocentron rubrum,

Cheilinus chlorourus,Choerodon

anchorago, Chelmon rostratus,

Crenimugil crenilabis,Epinephelus

corallicola.

Ikan yang paling banyak di jumpai

di padang lamun yaitu ikan Lethrinus

ornatus karena ikan tersebut hidupnya

berkelompok kecil di daerah padang lamun

dan pasir serta puing-puing dari terumbu

pesisir dan laguna hingga kedalaman 30 m.

B. Kelimpahan Ikan yang didapatkan

di Perairan Teluk Bakau

Kelimpahan ikan yang ditemukan di

stasiun 1 di temukan 13 spesies yang dapat

pada gambar 4

Jumlah total spesies yang didapatkan

di stasiun 1 dengan 3 kali pengulangan yaitu

13 spesies dari 136 individu ikan. Pada

(Gambar 4) memperlihatkan 13 spesies ikan

dominan dengan kelimpahan spesies

tertinggi adalah Lethrinusornatus dengan

proporsi sebesar 19 dan kelimpahan spesies

terendah yaitu Crenimugil crenilabis 2 dan

Siganus puntatus.

Indeks Nilai Penting jenis ikan pada

stasiun 1 adalah spesies Lethrinus ornatus

dengan nilai 26,28% . Salah satu faktor

tingginya jumlah ikan dan jumlah spesies

yang didapatkan yaitu kerapatan lamun

yang juga tinggi pada stasiun 1 ini. Semakin

rapat kondisi lamun maka tingkat

perlindungan semakin tinggi dan

kelimpahan ikan semakin besar.

Terjadi penyediaan pangan dan

tempat untuk berlindung dari predator serta

di menjadikan seluruh ikan yang hidup

dilamun. Penutupan lamun yang berbeda

19%

14%

11% 10% 8%

8%

4%

5%

4% 2%

3% 2% 3% 7%

Kelimpahan Relatif Lethrinus ornatus 25

Gerres oyana 17

Lutjanus ehrenbergi 20

Page 11: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

11

pada tiap lokasi penelitian memberikan

dampak paa kelimpahan ikan. Kelimpahan

ikan yang di temukan di stasiun 2 di

temukan 13 spesies yang dapat dilihat pada

gambar 5.

Jumlah spesies ikan yang didapatkan

di stasiun 2 dengan 3 kali pengulangan yaitu

13 spesies dari 82 individu ikan. Pada

(Gambar 5) memperlihatkan spesies

tertinggi adalah Lethrinus ornatus dengan

proporsi sebesar 24 dan spesies ikan

terendah yaitu Siganus guttatus dengan nilai

1. Indeks Nilai Penting spesies ikan tertinggi

pada stasiun 2 adalah spesies Lethrinus

ornatus dengan proporsi nilai 34,07%

Jumlah spesies dan individu yang ditemukan

berbeda dengan stasiun 1, hal ini

dikarenakan pada stasiun 2 kerapatan lamun

dalam kategori sedang. Kelimpahan ikan

yang di temukan di stasiun 3 di temukan 13

spesies yang dapat dilihat pada gambar 6

Jumlah total ikan yang didapatkan di

stasiun 3 dengan 3 kali pengulangan yaitu

13 spesies dari 68 individu ikan. Pada

(Gambar 6) memperlihatkan kelimpahan

spesies tertinggi adalah Gerres oyana

dengan proporsi sebesar 21% dan Letrinus

ornatus 19% , kelimpahan terendah yaitu

Siganus punctatus 2% stasiun 3 jumlah

individu dan jumlah spesies ikan yang

didapatkan paling sedikit dibanding sengan

stasiun lainnya, hal ini disebabkan oleh

kerapatan lamun yang juga rendah pada

stasiun ini. Indeks nilai penting (INP)

spesies ikan tertinggi pada stasiun 3 yaitu

spesies Gerres oyana.

24%

13%

7% 13% 10%

9%

5%

6% 5%

1%

3% 3% 1%

Kelimpahan Relatif

Lethrinus ornatus

Gerres oyana

19%

21%

10% 9% 7%

12%

3%

4%

4% 2%

3% 2%

4%

Kelimpahan Relatif

Lethrinus ornatus

Gerres oyana

Lutjanus ehrenbergi

Page 12: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

12

C. Indeks Keanekaragaman (H’),

Indeks Keseragaman (E), Indeks

Dominansi (C) di Perairan Teluk

Bakau

Struktur komunitas ikan yang

dianalisa meliputi Indeks Keanekaragaman,

indeks keseragaman dan indeks dominansi.

Nilai indeks dominansi memberikan

gambaran tentang dominansi ikan dalam

suatu komunitas ekologi, yang dapat

menerangkan bilamana suatu spesies ikan

lebih banyak terdapat selama pengambilan

data (Margalef 1958 dalam Apriyanto

2014). Makin besar nilai H, Cdan E

menunjukkan komunitas makin beragam,

dengan kata lain rendahnya nilainilai indeks

tersebut menunjukkan adanya dominasi

jenis tertentu (Odum, 1971dalam

Apriyanto, 2014). Tinggi rendahnya nilai

indeks keanekaragaman jenis dapat

disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya jumlah jenis dan spesies yang

didapat, adanya individu yang didapat lebih

mendominasi dari individu lainnya, dan

kondisi dari ekosistemnya (padang lamun)

sebagai habitat dari fauna (Daget, 1976

dalam Rostika, 2014).

Berdasarkan hasil perhitungan nilai

indeks keanekaragaman (H’), indeks

keseragaman (E), indeks dominansi (C) dan

Indeks Nilai Penting ikan pada 3 titik

koordinat penelitian, didapatkan nilai yang

cukup bervariasi. Indeks keanekaragaman,

keseragaman, dan dominansi menunjukkan

keseimbangan dalam pembagian jumlah

individu setiap jenis dan juga menunjukkan

kekayaan jenis (Odum, 1971 dalam

Apriyanto, 2014).

Menurut Connollly dan Hindell

(2006) dalam Rahmawati dkk (2012),

kerapatan dan luas area padang lamun

mendukung kelimpahan dan

keanekaragaman ikan karena padang lamun

menyediakan ketersediaan habitat untuk

kumpulan ikan. Menurut Odum (1997), jika

indeks keanekaragaman H’≤ 2,0 maka

keanekaragaman tergolong rendah, 2,0 ≤

H’≤ 3,0 tergolong sedang dan H’ ≥ 3

tergolong tinggi. Semakin lebat padang

lamun, maka keanekaragaman dan

kelimpahan spesies ikan juga makin

meningkat (Masrizal dan Azhar, 2001

dalam Apriyanto 2014).

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Struktur komunitas ikan di ekosistem

padang lamun terdiri atas kompossisi jenis

ikan. Dengan kelimpahan jenis ikan di Desa

Teluk Bakau dari keseluruhan jenis ikan

yang di dapatkan sebesar 20% jenis ikan

individu/m² dan INP tertinggi di tentukan

pada jenis ikan Lethrinus Ornatus dengan

nilai 29,56%, dan INP yang terendah di

Page 13: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

13

tentukan pada jenis ikan Crenimugil

Crenilabus dengan nilai 9,33%.

Keanekaragaman (H’) pada perairan Teluk

Bakau dalam kategori tinggi, keseragaman

(E) pada perairan teluk bakau tergolong

sedang, sedangkan dominansi (c) pada

perairan Teluk Bakau tergolong rendah.

Kondisi Pengukuran parameter

perairan, suhu rata-rata di perairan Teluk

Bakau menunjukkan suhu dalam keadaan

stabil, begitu juga dengan oksigen terlarut

dalam keadaan baik, untuk pH nilai yang

didapatkan di perairan Teluk Bakau dalam

keadaan normal. Sedangkan untuk nilai rata-

rata salinitas di perairan Teluk Bakau tidak

terdapat perbedaan yang sinifikan diantara

semua stasiun pengamatan.

B. Saran

Perlu dilakukannya penelitian lanjutan

mengenai konektivitas ikan di lamun

dengan karang di perairan Desa Teluk

Bakau, karena antara kedua ekosistem

tersebut saling berhubungan antara satu

dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, 2015 Struktur Komunitas Ikan di

Ekosistem Padang Lamun di

Perairan Teluk Dalam

Kabupaten Bintan, Skripssi,

Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjungpinang

Allen, G.R. Steene R. Humann P. Deloach

N. (2003). Reef fish identification

tropical pacific. Singapore.

Apriyanto, H.S. 2014 Struktur Komunitas

Ikan di Ekosistem Padang Lamun

DesaBerakit Kabupaten Bintan,

Skripsi, Universitas Maritim Raja

Ali HajiTanjungpinang.

Aswandy, I dan M.H. Azkab. 2000.

Hubungan fauna dengan padang

lamun. Oseana, 25(3):19-24.

Azkab, M.H. 1999. Pedoman Inventarisasi

Lamun. OSEANA, Volume

XXIV,Nomor 1. Hal 1-16.

Puslitbang Oseanologi-LIPI.

Jakarta.

Bappeda Kab. Bintan. 2010. Potensi

Ekosistem Penting dan Kondisi

Hidrologisnya di Wilayah Bintan

Bagian Timur, Badan

PerencanaanDaerah Kabupaten

Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

Brower, J.E., J.H. Zar, and C.N. Von Ende.

1990. Field and laboratory

methods for general

ecology. Wim. C. Brown Co.

Pub.Dubuque. Iowa. 237p.

Dorenbosch, M., G. G. G. Monique, I.

Nagelkerken, G. van der Velde.

2005. Distribution of Coral Reef

Fishes Along a Coral Reef–

Seagrass Gradient: Edge Effects

and Habitat Segregation. Mar

Ecol Prog Ser299 : 277 – 28.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling

Bioekologi. PT Bumi Aksara.

Jakarta.

Page 14: Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Padang Lamun di ... · ekosistem di laut dangkal yang produktif mempunyai peran yang sangat penting. Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki

14

Fahmi dan Adrim, M., 2009, Deversitas

pada Komunitas Padang Lamun

di Periran Pesisir Kepulauan

Riau, Oseanologi dan Limnologi

di Indonesia,35 (1) : 75-90, Pusat

Penelitian Oceanografi-Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia,

Jakarta.

Gillanders, B.M. 2006. Seagrasses, fish and

fisheries. In: Larkum, A.W.D.,

R.J. Orth & C.M. Duarte (eds.).

Seagrasses: biology, ecology and

conservation. Published By

Springer. Netherlands. 503-

530pp.

Heriman, M., 2006, Struktur Komunitas

Ikan yang Berasosiasi dengan

Ekosistem Padang Lamun di

Perairan Tanjung Merah

Sulawesi Utara, Skripsi,Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Hutomo, M dan Djamali, 1977. Komunitas

Ikan pada Padang Lamun

(Seagrass,) di Pantai Selatan

Pulau Tegah, Gugusan Pulau

Pari. LIPI, Jakarta

Hutomo, M. 1985. Telaah Ekologik

Komunitas Ikan padang lamun

(Seagrass, Antophyta) di perairan

Teluk Banten. Disertasi Fakultas

Pasca SarjanaIPB. Bogor. 299 pp.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

2003. Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 51 Tahun

2004 tentang Penetapan Baku

Mutu Air Laut Untuk Biota

Laut. Jakarta.

Krebs, 1978.Ecology.The Experimental

Analysis of Distribution and

Abundance. Third Editin. Harper

and Row Distribution.New York.

Nontji. A. 2007. Lautan Nusantara.

Djambatan. Jakarta

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu

Pendekatan Ekologi. Cetakan ke-

2. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta

Odum. 1997. Biologi umum. Jakarta:

Gramedia.

Rahmawati, S, Fahmi, dan Yusup, S.D.,

2012, Komunitas Padang Lamun

dan Ikan Pantai di Perairan

Kendari Sulawesi Tenggara, Ilmu

Kelautan, 17 (4) : 190-198,

Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia, Jakarta.

Rostika, 2014 Struktur Komunitas Ikan

Padang Lamun di Perairan Teluk

Baku Pulau Bintan Kepulauan

Riau, Skripsi, Universitas

Maritim Raja Ali

Haji,Tanjungpinang.