efektivitas ekstrak teh hijau dengan ekstrak teh hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri...

6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut memiliki flora normal yang pada umumnya tidak patogen, seperti Streptococcus, Corynebacterium, Neisseria, Candida, dan lainnya. Namun pada kondisi tertentu seperti saat sistem imun tubuh rendah, flora normal tersebut dapat menjadi patogen (Pratiwi, 2008). Salah satu spesies bakteri yang dominan dalam rongga mulut yaitu bakteri Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan bakteri penyebab utama timbulnya karies gigi. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas dari berbagai mikroorganisme yang ditandai dengan terjadinya demineralisasi jaringan tersebut yang disertai dengan kerusakan jaringan organiknya yaitu jaringan interprismata (Chismirina, 2006; Pintauli, 2008). 1

Upload: alanbudiprasetia

Post on 04-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

efektivitas ekstrak teh hijau dengan ekstrak teh hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans

TRANSCRIPT

4

BAB 1PENDAHULUAN1.1Latar BelakangRongga mulut memiliki flora normal yang pada umumnya tidak patogen, sepertiStreptococcus, Corynebacterium, Neisseria, Candida, dan lainnya. Namun pada kondisi tertentu seperti saat sistem imun tubuh rendah, flora normal tersebut dapat menjadipatogen(Pratiwi, 2008).Salah satu spesies bakteri yang dominan dalam rongga mulut yaitu bakteri Streptococcus mutans.Streptococcus mutans merupakan bakteri penyebab utama timbulnya karies gigi. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas dari berbagai mikroorganisme yang ditandai dengan terjadinya demineralisasi jaringan tersebut yang disertai dengan kerusakan jaringan organiknya yaitu jaringan interprismata(Chismirina, 2006;Pintauli,2008).Streptococcus mempunyai sifat-sifat tertentu yang memungkinkannya memegang peranan utama dalam proses karies gigi yaitu, Streptococcus memfermentasi berbagai jenis karbohidrat menjadi asam sehingga mengakibatkan penurunan pH. Streptococcus membentuk dan menyimpan polisakarida intraseluler (levan) dari berbagai jenis karbohidrat eksogen kurang sehingga dengan demikian menghasilkan asam terus-terusan. Streptococcus mempunyai kemampuan untuk membentuk ekstraseluler (dekstran) yang menghasilkan sifat-sifat adhesif dan kohesif plak pada permukaan gigi. Streptococcus mempunyai kemampuan untuk menggunakan glikoprotein dari saliva pada permukaan gigi ( Panjaitan M, 1997)Saat ini, pemanfaatan tanaman obat tradisional untuk terapi pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit semakin meluas. Salah satu tanaman tradisional adalah teh hijau. Tanaman teh di Indonesia berasal dari Camellia sinensis varietas assamica mempunyai kandungan katekin cukup tinggi dibandingkan tanaman teh dari Negara lain. Teh hijau dibuat dengan cara menginaktivasi enzim oksidase/fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar (dari kebun teh), yaitu dengan cara pemanfaatan uap panas sehingga oksidasi terhadap katekin dapat dicegah (Syah A. N. A, 2006). Selain daripada teh hijau, ada juga bahan alami lain yang umum digunakan yaitu teh hitam. Perbedaan proses tersebut, menyebabkan lahirnya perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan posisi senyawa polifenol. Pada proses pengolahan teh hitam, sebagian katekin yang terdapat dalam teh berubah menjadi theaflavin, thearubigin, dan theanapthoquinone melalui proses oksimatis. Meski tidak sepopuler katekin, theaflavin sudah banyak dipelajari oleh sejumlah peneliti. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa aktivitas theaflavin setara bahkan tidak sedikit yang menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial daripada katekin (Rohayati S, 2009 dan Rohdiana, 2007).Dengan melihat pentingnya penggunaan bahan-bahan alami terutama teh hijau dan teh hitam dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, maka penulis terdorong untuk meneliti efektivitas teh hijau dan teh hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang paling sering dan paling banyak di dalam mulut yaitu Streptococcus mutans. Maka penulis terdorong untuk meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis O.K. Var. Assamica (Mast)) DENGAN TEH HIJAU (Camellia sinensis var. Assamica) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans.

1.2Rumusan MasalahBagaimanakah perbandingan efektivitas ekstrak teh hijau dengan ekstrak teh hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan UmumTujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak teh hitam dengan ekstrak teh hijau dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

1.3.2Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui efektivitas dariekstrakteh hitamdalam menghambat pertumbuhanStreptococcus mutans.2. Untuk mengetahui efektivitas dariekstrakteh hijaudalam menghambat pertumbuhanStreptococcus mutans.3. Untuk mengetahui perbandingan efektivitas dariekstrakteh hitamdengan teh hijaudalam menghambat pertumbuhanStreptococcus mutans.

1.4Manfaat Penelitian Manfaatpenelitian iniadalah :1. Bagi Ilmu pengetahuan, dapat menambah pengetahuan di bidang kesehatan terutama yang berhubungan denganteh hitamdan teh hijau yang berpotensi sebagai antibakteria.2.Bagi masyarakat yaitu memberikan informasi kepada masyarakat bahwa sangat banyak tumbuhan obat di Indonesia salah satunya adalah teh hitamdan teh hijauyang memiliki khasiat dalam upaya mengobati danpencegahan penyakit gigi dan mulut. Memberi pengetahuan kepada masyarakat terhadap efektivitas ekstrak teh hitamdanekstrak teh hijaudalam menghambat pertumbuhan bakteriStreptococcus mutans.3.Bagi Ilmu kedokteran gigi , dapat menjadikan teh hitam dan teh hijau sebagai salah satu bahan pilihan yang dapat digunakan untuk dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut.

1