ecase radiologi

Upload: lulu-purwanti

Post on 31-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GAMBARAN RADIOLOGIS GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN PEMERIKSAAN USG PADA WANITA USIA 65 TAHUN

ABSTRAK

Seorang wanita usia 65 tahun mengeluh pusing berputar, nafsu makan berkurang dan badan terasa lemas sejak seminggu yang lalu. Pasien juga merasakan BAK sangat jarang disertai nyeri pinggang. Pemeriksaan USG abdomen menunjukkan ukuran ginjal normal, PCS tak melebar, parenchyma hiperechoik, batas medula tidak jelas sehingga memberi kesan radangkronis pada ginjal kanan dan kiri. Hasil laboratorium darah menunjukkan keadaan anemia dengan ureum dan kreatinin yang sangat tinggi sehingga mengarahkan pada diagnosis akhir sebagai gagal ginjal kronik.

Kata kunci : gagal ginjal, kronik, ultrasonografi

Kasus

Pasien wanita, usia 65 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar, nafsu makan menurun dan badan terasa lemas sejak seminggu yang lalu. Pasien juga merasakan sangat jarang BAK dan nyeri pinggang kanan dan kiri kambuh-kambuhan sejak 2 tahun yang lalu. Dalam 1 tahun terakhir pasien merasa badan terasa pegal dan lemas, dan beberapa kali mondok di RS karena nyeri pinggang bawah. Riwayat penyakit ginjal, jantung, hipertensi, DM dan stroke pada pasien dan keluarga disangkal.

Keadaan umum pasien tampak pucat dan lemas dengan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 140/800 mmHg, nadi 110 kali/menit, respirasi 20 kali/menit dan suhu 39,30C. Kedua konjungtiva tampak anemis, limfonodi leher tidak teraba, JVP tidak meningkat, pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen didapatkan hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan di regio epigastrium dan hypochondrium dextra. Pada ekstremitas tidak didapatkan adanya edema.

Pemeriksaan darah rutin didapatkan nilai yang rendah pada beberapa komponen yaitu Hb 9,0 gr/dL, eritrosit 1,9.106/l, hematokrit 19 % dan trombosit 363.103/l. Kimia darah menunjukkan peningkatan ureum 149,3 mg% dan kreatinin 9,7 mg%. Pemeriksaan USG menunjukkan besar hepar normal, struktur parenchyma normal dengan sistema vaskular dan billiare tidak melebar; lien dalam batas normal; besar normal, PCS tak melebar, parenchyma hiperechoik, batas medula tidak jelas; ren dextra besar normal, PCS tak melebar, batas korteks medula tidak jelas, parenchyma hiperechoic; ren sinistra besar normal, PCS tak melebar, batas korteks medula tidak jelas; dinding vesika urinaria reguler, batu (-), endapan (-); besar uterus normal, massa (-). Sehingga didapatkan kesan adanya radang kronik pada ginjal kanan dan kiri.

Diagnosis radiologisProses radang kronik ren dextra dan ren sinistra

DiskusiGagal ginjal kronik adalah keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Gagal ginjal kronik biasanya didahului dengan penyakit gagal ginjal berupa suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Di Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 menyatakan insidens penyakit gagal ginjal diperkirakan 100 kasus per juta penduduk tiap tahun, dan meningkat sekitar 8% setiap tahunnya. Di Malaysia, dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal tiap tahunnya. Di negara-negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus per juta penduduk tiap tahun. Pendekatan diagnosis menggunakan temuan gambaran klinis, laboratoris, radiologis dan histopatologi ginjal.

USG abdomen pada pasien gagal ginjal kronik biasanya ditandai dengan korteks yang lebih hiperechoic hingga hampir sama dengan sinus renalis. Selain itu dapat ditemukan pula ukuran ginjal yang mengecil dan batas korteks medula yang tidak jelas. Pasien pada kasus ini menunjukkan abnormalitas berupa gambaran hiperechoic pada parenkim ginjal kanan sehingga menimbulkan kecurigaan adanya radang pada ginjal kanan. Normalnya, parenkim ginjal pada bagian korteks memiliki sonodensitas yang lebih rendah dari pada hepar, sehingga bersifat hipoechoic. Sonodensitas yang lebih tinggi dapat ditemukan pada parenkim sinus renalis karena komposisi lemak yang dimilikinya. Gambaran sonodensitas parenkim yang meningkat mungkin disebabkan proses inflamasi akibat riwayat konsumsi jamu dan obat-obatan yang sangat mungkin bersifat nefrotoksik. Besar kedua ginjal yang masih normal pada USG menandakan proses penyakit ginjal kronik yang masih awal dimana berkurangnya massa ginjal belum jelas terlihat. Gambaran PCS yang tidak melebar dan tidak ditemukannya batu pada struktur ginjal kanan dan kiri menyingkirkan kemungkinan proses obstruktif sebagai etiologi pada kasus ini.

Hasil pemeriksaan USG harus dikolaborasikan dengan temuan gambaran klinis dan pemeriksaan laboratoris. Gambaran klinis pasien menunjukkan temuan bermakna berupa anemis, sesak nafas, kelemahan badan, hipertensi, urin yang keruh dan penurunan berat badan. Pemeriksaan laboratoris memastikan penurunan Hb yang jauh dari normal, peningkatan asam urat serta kadar ureum dan kreatinin yang sangat tinggi. Dari perhitungan LFG dengan kadar kreatinin 9,20 mg% didapatkan nilai 6,03 % yang berarti pasien telah memasuki kriteria penyakit gagal ginjal derajat 5 yaitu gagal ginjal sehingga memerlukan terapi hemodialisa atau transplantasi ginjal. Seluruh temuan tersebut mendukung diagnosis gagal ginjal kronis sebagai diagnosis utama.

Temuan klinis berupa batuk dan penurunan berat badan menimbulkan kecurigaan adanya proses TB paru. Namun hal ini tersingkirkan dengan tiadanya temuan proses spesifik yang khas pada foto thoraks. Kedua temuan tersebut masih sangat mungkin disebabkan oleh proses penyakit ginjal kronik yang memang memiliki kerentanan mengalami infeksi saluran nafas, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.

KesimpulanPemeriksaan radiologis harus selalu dikolaborasikan dengan temuan gambaran klinis dan laboratoris. Gambaran klinis dan pemeriksaan kimia darah pada kasus ini mengarahkan pada diagnosis gagal ginjal kronik dan didukung dengan pemeriksaan USG yang menunjukkan gambaran yang khas.

Daftar PustakaRasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta : Balai Penerbit FK UI

Malueka, R. G. 2008. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta : Pustaka Cendikia Press

Sudoyo, A. W. 2005. Buku Ajar Imu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu

Penyakit Dalam FK UI

PenulisFarida Aryani, Bagian Ilmu Radiologi, RSUD Setjonegoro Wonosobo, Fakultas Ilmu Kesehatan Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta