tugas kk ekdas e-views
TRANSCRIPT
TUGAS EKONOMETRIKA DASAR
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredarterhadap Permintaan (NAB) Reksadana
SahamMenggunakan E-views
Dibuat Oleh :
NARITA ADENDA TELU WIDYA - 2010 011 347 SHAULA SYAKIRIINA – 2010 011 239 DHEA ARINDHA PUTRI - 2010 011 309
PRASTICIA NUR ASTUTI – 2010 011 160
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
2014
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya penyimpangan asumsi klasik, pengujian ini
meliputi :
Uji Multikolineritas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu
atau lebih variabel independent terdapat korelasi atau
hubungan dengan variabel independent lainnya atau dengan
kata lain satu atau lebih variabel independent merupakan
satu fungsi linear dari variabel independent lainnya.
Salah satu cara untuk menganalisis ada atau tidaknya
pengaruh multikolinearitas dalam penelitian ini dengan
melihat nilai Correlation Matrix menggunakan program eviews07.
Suatu data dapat dikatakan terbebas dari gejala
multikolinearitas jika nilai correlation antar variabel
independen lebih kecil dari 0,8 (correlation <0,8)
Dari data yang diolah dengan menggunaka program
eviews, didapatkan hasil uji Multikolinearitas seperti
yang terlihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 1
Uji Multikolinearitas (Correlation Matrix)
BI INF NTR PDB JUBBI 1.000000 0.839846 0.107988 -0.611754 -0.631444INF 0.839846 1.000000 0.245437 -0.250140 -0.309833NTR 0.107988 0.245437 1.000000 0.166171 0.195986PDB -0.611754 -0.250140 0.166171 1.000000 -0.611754JUB -0.631444 -0.309833 0.195986 0.611754 1.000000
Sumber : Hasil perhitungan eviws07
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa terdapat masalah
multikoleniaritas antara variabel BI Rate dan inflasi
dengan nilai korelasi 0.839846.Jadi dapat disimpulkan
bahwa ada masalah multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi ini.Salah satu treatment
untuk menghilangkan multikolinearitas adalah dengan
menghilangkan salah satu variabel bebas yang mempunyai
kolinearitas tinggi yaitu BI Rate, yang setelah itu diuji
dengan menggunakanUji Wald.
Intepretasi uji wild (Syofyan,2008):
Jika F-statistik signifikan (probabilita < 0,05)
maka penghilangan variabel bebas yang mengandung
multikolinearitas akan merubah intepretasi dari
persamaan regresinya, sehingga penghilangan variabel
tersebut tidak diperbolehkan.
Jika F-statistik tidak signifikan (probabilita >
0,05) maka penghilangan variabel yang mengandung
multikolinearitas tidak akan mengubah intepretasi
hasil regresinya sehingga penghilangan variabel
tersebut diperbolehkan.
Tabel 2
Uji wald
Equation: HASILNull Hypothesis:
C(2)*BI
F-statistic 1.064557
Probability 0.310425
Chi-square 1.064557
Probability 0.302178
Sumber : hasil perhitungan eviws07
Hasil pengujian wald test terlihat nilai F-statistik
sangat tidak signifikan (0,310425) > 0,05 maka
menghilangkan variabel yang mengandung multikoleniaritas
dalam penelitian ini BI Rate diperbolehkan karena tidak
akan merubah interpretasi dari persamaan regresinya
sehingga hasilnya tidak akan bias.
Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini untuk melihat apakah setiap variabel
pengganggu mempunyai variabel yang sama atau tidak.Untuk
mengetahui ada tidaknya masalah ini akan dilakukan uji
white heterokedasticity dengan menggunakan eviws07 pada
Tabal 4.3 :
Tabel 3
Hasil uji white heteroskedasticity
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic1.50112
6 Prob. F(5,29) 0.2201
Obs*R-squared7.19606
8 Prob. Chi-Square(5) 0.2065
Sumber: hasil perhitungan
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasticity atau
tidak maka dengan membandingkan nilai R-squared dan tabel
X2:
a. Jika nilai R-squared> X2 tabel, maka tidak lolos uji
heterokedsticity
b. Jika nilai R-squared < X2 tabel, maka lolos uji
heterokedasticity
Dari hasil output di atas tampak bahwa nilai obs* R-
square untuk hasil estimasi uji white no coss terms
adalah sebesar 7,196068 dan nilai X2 tabel dengan derajat
kepercayaan 5% dan df sesuai banyak variabel bebasyaitu 4
adalah sebesar 9.48773.
Karena nilai R-squared (7,490932) < X2 tabel (9.48773)
maka dapat disimpulkan model di atas lolos uji
heterokedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen, variabel
independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk melihat kenormalan
data pada data ini digunakan pengujian menggunakan eviws
sebagaimana pada Gambar 1 di bawah ini :
Gambar 1
Hasil uji normalitas
0
2
4
6
8
-0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: ResidualsSample 2003:2 2011:4Observations 35
Mean -9.95E-12Median -0.036442Maximum 0.538458Minimum -0.357287Std. Dev. 0.218894Skewness 0.626591Kurtosis 2.804811
Jarque-Bera 2.345821Probability 0.309465
Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal
atau tidak dengan
membandingkan nilai Jarque Bera dengan X2 tabel , yaitu :
a. Jika nilai JB > X2 tabel, maka residualnya
berdistribusi tidak normal.
b. Jika nilai JB < X2 tabel, maka residualnya
berdistribusi normal.
Hasil dari uji normalitas pada Gambar 1 , bahwa nilai JB
(2,345821) < X2 tabel (5,99) maka dapat disimpulkan bahwa
residual berdistribusi normal.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi pada model regresi artinya ada korelasi
antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu
saling berkorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi
dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian
terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW) dengan
ketentuan sebagai berikut (Algifari, 1997 ) :
Kurang 1,10 = Ada autokorelasi
1,0 s/d 1,54 = Tanpa kesimpulan
1,55 s/d 2,46 = Tidak ada autokorelasi
2,46 s/d 2,90 = Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,91 = Ada autokorelasi
Tabel 4
Hasil Estimasi Metode OLS
Variable Coefficient
Std.Error
t-Statisti
c
Prob.
C -74.1428
2
9.982203
-7.427500
0.0000
INF -0.05397
3
0.015262
-3.536468
0.0013
NTR 1.254115
0.709830
1.766781
0.0871
PDB 2.426740
0.643260
3.772568
0.0007
JUB 1.836977
0.731030
2.512862
0.0174
R-squared 0.979469
Mean dependent var
28.82200
Adjusted R-squared
0.976820
S.D. dependent var
1.788903
S.E. of regression
0.272359
Akaike info criterion
0.364853
Sum squared resid
2.299558
Schwarz criterion
0.584786
Log likelihood -1.56735
0
F-statistic 369.7342
Durbin-Watson stat
1.104116 Prob(F-statistic)
0.000000
Sumber : hasil pengolahan data
Dari hasil OLS diatas dapat dijelaskan model di atas
mengandung autokorelasikarena nilai dw 1,104116 maka
untuk meminimalkan permasalahan autokorelasi digunakan
treatment memasukan variabel AR (1) (lagged variable)
kedalam estimaso model. Berikut adalah hasil estimasi
setelah dimasukannya lagged variable kedalam model:
Tabel 5
Hasil esitimasi OLS penambahan AR(1)
Variable Coefficient
Std.Error
t-Statisti
c
Prob.
C -68.1106
2
11.98206
-5.684385
0.0000
INF -0.03691
4
0.018389
-2.007340
0.0541
NTR 1.337143
0.810603
1.649565
0.1098
PDB 3.113986
0.655118
4.753322
0.0001
JUB 1.181945
0.700246
1.687900
0.1022
AR(1) 0.515941
0.161676
3.191208
0.0034
R-squared 0.984643
Mean dependent var
28.89056
Adjusted R-squared
0.981996
S.D. dependent var
1.766380
S.E. of regression
0.237014
Akaike info criterion
0.113412
Sum squared resid
1.629097
Schwarz criterion
0.380043
Log likelihood 4.015295
F-statistic 371.8836
Durbin-Watson stat
1.811886 Prob(F-statistic)
0.000000
Inverted AR Roots
.52
Sumber : hasil pengolahan data
Berdasarkan hasil estimasi diatas diperoleh hasil
pengujian Durbin Watson sebagai berikut :
Tabel 6
Pengujian Durbin-Watson Metode OLS
Kategori Nilaik’ 4N 44
D-W Stat 1.811886D-W Tabel pada = 5%
dLdU
1,32631,7200
k’ = jumlah variabel yang menjelaskan
Ragu-
ragu
Ragu-
ragu
0 1,3263 1,7200 2,269 2,529 4
D-W stat = 1,811886
Auto korelasi positif
Tidak ada Autokorel
asi
Auto korelasi negatif
(variabel bebas)n = banyaknya observasi
Sumber : hasil perhitungan
Pengujian Durbin-Watson Metode OLS
Dari gambar di atas terlihat nilai durbin waston
sebesar 1,811886 berada pada daerah tidak ada
autokorelasi yang menunjukkan bahwa model ini telah bebas
dari masalah autokorelasi.
4.3 Perumusan Model Persamaan Regresi
Hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan,
dapatdisimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini
layak digunakankarena model regresi telah terbebas dari
masalah normalitas data, tidakterjadi multikolinearitas,
tidak terjadi autokorelasi, dan tidak
terjadinyaheterokedastisitas. Selanjutnya dapat dilakukan
uji estimasi linier bergandadan diinterpretasikan pada
Tabel 7 berikut:
Tabel 7Hasil Estimasi Metode OLS
Variable Coefficient
Std.Error
t-Statisti
c
Prob.
C -68.1106
2
11.98206
-5.684385
0.0000
INF -0.03691
4
0.018389
-2.007340
0.0541
NTR 1.337143
0.810603
1.649565
0.1098
PDB 3.113986
0.655118
4.753322
0.0001
JUB 1.181945
0.700246
1.687900
0.1022
AR(1) 0.515941
0.161676
3.191208
0.0034
R-squared 0.984643
Mean dependent var
28.89056
Adjusted R-squared
0.981996
S.D. dependent var
1.766380
S.E. of regression
0.237014
Akaike info criterion
0.113412
Sum squared resid
1.629097
Schwarz criterion
0.380043
Log likelihood 4.015295
F-statistic 371.8836
Durbin-Watson stat
1.811886
Prob(F-statistic)
0.000000
Inverted AR Roots
.52
Sumber : hasil perhitungan
Berdasarkan output regresi linear di atas, model
regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
NAB = -68,11062–0,036914 inflasi + 1,337143 nili tukar +
3,113986 PDB perkapita + 1,181945 JUB
4.3.1Penaksiran Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mencerminkan besarnya
pengaruh perubahan variabel-variabel bebas (independent
variables) dalam menjelaskan perubahan pada variabel tidak
bebas (dependent variables) secara bersama-sama, dengan
tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan
antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 (0<R2<1),
dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut
dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.
Hasil estimasi model dengan metode OLS menunjukkan
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.984643 Artinya
sekitar 98,46% perubahan NAB reksa dana saham dipengaruhi
oleh variabel-variabel penentu dalam model ini sedangkan
sisanya1,54% diterangkan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model ini.
Uji F-Statistik
Pengujian F-statistik digunakan untuk menguji
signifikansi dari semua variabel bebas sebagai suatu
kesatuan atau mengukur pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama.Pengujian dilakukan menggunakandistribusi F
dengan cara membandingkan nilai F-hitung yang diperoleh
darihasil regresi dengan F-tabelnya. Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa F-hitung (F-Statistik)
sebesar 371.8836danF-Tabel dengan N1=4 N2=44 pada level
0,05 adalah 2,58 dengan demikian F-Hitung (371,8836) > F-
Tabel(2,58) artinya semua variabelindependen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabeldependen.Dengan kata lain, variabel inflasi,
nilai tukar, PDB perkapita dan jumlah uang beredar secara
bersama-sama signifikan mempengaruhi arah permintaan
(NAB) reksa dana saham pada tingkat kepercayaan 95%.
Uji T-Statistik
Uji T-stat dilakukan untuk mengetahui signifikansi
masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel
tidak bebas.Dalam uji ini, suatu koefisien disebut
signifikan secara statistik jika t-stat berada pada
daerah kritis yang dibatasi oleh nilai t-tabel sesuai
dengan tingkat signifikansi tertentu.Pada model
ekonometrik yang digunakan untuk mengestimasi, didapat
nilai t-kritis sebagai berikut:
Tabel 8
Pengujian T-statistik
Degreeoffreedom Significance T-tabel
df = (n – k) Level
39
39
0,05 (5%)
0,10 (10%)
2,022
1,303
n = jumlah observasi = 44 k = jumlah parameter yang digunakan termasuk konstanta = 5
1. Variabel Tingkat Inflasi
Hipotesisnya adalah :
•Ho =tidak ada pengaruh variabel inflasi terhadap NAB
reksa dana saham
•H2= ada pengaruh negatif variabel inflasi terhadap NAB
reksa dana saham.
Jika : t-stat> t-tabel : Ho ditolak, H2diterima
t-stat< t-tabel : Ho diterima, H2 ditolak
Dari hasil estimasi diperoleh t-hitung =-2.007340dan t-
tabel (sisi kiri) -2,02269, dengan α= 0,05 (5%) dan df =
n-k =44-5 = 39.
Penelitian ini membuktikan t-stat (-2,007340) >t-tabel (-
2.02269), maka berada di daerah penerimaan H2, bukan di
daerah penerimaan Ho. Jadi Keputusannya adalah menerima
hipotesis yang benar. Artinya, variabel Tingkat Inflasi
signifikan dan berpengaruh negatif terhadap permintaan
(NAB) reksa dana saham dengan tingkat kepercayaan 95%.
2. Variabel Nilai Tukar
Hipotesisnya adalah :
•Ho =tidak ada pengaruh variabel nilai tukar terhadap NAB
reksa dana saham
•H3 = ada pengaruh positif variabel nilai tukar terhadap
NAB reksa dana saham.
Jika : t-stat > t-tabel : Ho ditolak, H3 diterima
t-stat< t-tabel : Ho diterima, H3 ditolak
Dari hasil estimasi diperoleh t-hitung =1.649565dan t-
tabel 1,30364 , dengan α = 0,10 (10%) dan df = n-k =44-5
= 39.
Penelitian ini membuktikan bahwa nilai t-hitung yang
diperoleh dari estimasi regresi yaitu(1.649565) >t-tabel
(1,30364)., maka berada di daerah penerimaan H3,Jadi
keputusannya adalah menerima hipotesis yang benar.
Artinya, variabel Nilai tukar rupiah berpengaruh
signifikan dan positif terhadap permintaan (NAB) reksa
dana saham dengan tingkat kepercayaan 90%.
3.Variabel PDB Perkapita
Hipotesisnya adalah :
•Ho =tidak ada pengaruh variabel PDB terhadap NAB reksa
dana saham
•H4= ada pengaruh positif variabel PDB terhadap NAB reksa
dana saham.
Jika : t-stat > t-tabel : Ho ditolak, H4 diterima
t-stat< t-tabel : Ho diterima, H4 ditolak
Dari hasil estimasi diperoleh t-hitung =4.753322dan t-
tabel 2,02269 , dengan α = 0,05 (5%) dan df = n-k =44-5 =
39.
Penelitian ini membuktikan t-stat (4.753322) >t-tabel
(2.02269), maka berada di daerah penerimaan H4, bukan di
daerah penerimaan Ho. Jadi keputusannya adalah menerima
hipotesis yang benar. Artinya, variabel Tingkat Inflasi
signifikan dan berpengaruh positif terhadap permintaan
(NAB) reksa dana saham dengan tingkat kepercayaan 95%.
4. Variabel Jumlah Uang Beredar (JUB)
Hipotesisnya adalah :
•Ho =tidak ada pengaruh variabel JUB terhadap NAB reksa
dana saham
•H5= ada pengaruh positif variabel JUB terhadap NAB reksa
dana saham.
Jika : t-stat > t-tabel : Ho ditolak, H5 diterima
t-stat< t-tabel : Ho diterima, H5 ditolak
Dari hasil estimasi diperoleh t-hitung =1.687900dan t-
tabel 1,30364 , denganα = 0,10 (10%) dan df = n-k =44-5 =
39.
Penelitian ini membuktikan bahwa nilai t-hitung yang
diperoleh dari estimasi regresi yaitu(1,687900) >t-tabel
(1,30364), maka berada di daerah penerimaan H5,Jadi
keputusannya adalah menerima hipotesis yang benar.
Artinya, variabel jumlah uang beredar signifikan dan
berpengaruh positif terhadap permintaan (NAB) reksa dana
saham dengan tingkat kepercayaan 90%.
4.4 Intepretasi Hasil Analisis
Variabel bebas pertama tingkat suku bunga (BI Rate)
yang pada awalnya dimasukkan sebagai variabel independen
dalam model, namun setelah pengujian asumsi klasik
variabel BI Rate memiliki multikolinearitas yang kuat.Hal
ini ditunjukkan oleh pengujian wild tes variabel BI Rate
diperbolehkan untuk dihapus.Sehingga pada model persamaan
linear variabel BI Rate tidak lagi dimasukkan dalam
model.
Variabel bebas kedua, tingkat inflasi, memiliki
nilai koefisien sebesar -0,036914 yang dapat diartikan
bahwa variabel ini berpengaruh secara signifikan dan
negatif terhadappermintaan reksa dana saham dengan
tingkat kepercayaan 95%. Intepretasinya menunjukkan bahwa
untuk setiap peningkatan 1% inflasi, dengan asumsi
variabel lain ceteris paribusmaka akanmenurunkan Nilai Aktiva
Bersih reksa dana saham sebesar Rp.0,036 Miliar. Dari
analisis ekonomi, sesuai dengan teori yang ada, ketika
inflasi meningkat maka akan menurunkan daya beli
masyarakat sehingga masyarakat cenderung menjual sahamnya
yang ada pada reksa dana dan hasil penjualan akan dipakai
untuk keperluan transaksi. Hasil penelitian ini di dukung
oleh peneliti sebelumnyayang dilakukan oleh Utami dan
Rahayu (2003) membuktikansecara empirik pengaruh inflasi
terhadap harga saham, semakin tinggi tingkat
inflasisemakin rendah return saham.
Variabel bebas ketiga, exchangerate (nilai tukar nominal
rupiah terhadap dollar AS), memiliki nilai koefisien
sebesar 1,337143yang dapat diartikan bahwa variabel ini
berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadappermitaan reksa dana saham dengan tingkat
kepercayaan 90%. Intepretasinya menunjukkan setiap
apresiasi rupiah sebesar Rp.1 dengan asumsi variabel lain
ceteris paribusmaka akan meningkatkan Nilai Aktiva Bersih
reksa dana saham sebesar Rp.1,3 miliar. Dari analisis
ekonomi, jika terjadi peningkatan nilai rupiah terhadap
dollar, dalam hal ini rupiah terapresiasi maka
perusahaan-perusahaan importir akan berkurang biaya
inputnya sehingga meningkatkan profit perusahaan tersebut
sehingga menarik para investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut melalui reksadana saham.
Penelitian ini didukung oleh peneliti sebelumnya
Setyorini, dan Supriyadi (2000) melakukan penelitian yang
berjudul Hubungan Dinamisantara nilai tukar rupiah dan
harga saham di bursa efek Jakarta Pasca penerapan system
devisa bebas mengambang. Dengan variable Nilai tukar
rupiah sebagai variabel independen; harga saham sebagai
variabel dependen menunjukkan hasil ada pengaruh positif
dan tidak signifikan nilai tukar terhadap harga saham.
Variabel bebas keempat, PDB perkapita, memiliki
nilai koefisien sebesar 3,113986yang dapat diartikan
bahwa variabel ini berpengaruh signifikan
danpositifterhadap permintaan reksa dana saham dengan
tingkat kepercayaan 95%. Intepretasinya menunjukkan bahwa
untuk setiap peningkatan Rp.1 pendapatan perkapita,
dengan asumsi variabel lainceteris paribus, maka akan
meningkatkan NilaiAktiva Bersih reksa dana saham
sebesar Rp.3,1 miliar. Dari analisis ekonomi secara teori
dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan
semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana,
kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan
dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk
surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar
modal, maka peningkatan pendapatan perkapita akan
meningkatkan permintaan reksa dana saham. Penelitian ini
didukung oleh peneliti sebelumnya Park (1997) menemukan
adanyapengaruh positif antara pertumbuhan pendapatan
perkapita terhadap permintaan saham pada pasar modal.
Variabel bebas kelima, jumlah uang beredar, memiliki
nilai koefisien sebesar 1,181945 yang dapat diartikan
bahwa variabel ini berpengaruh signifikan
danpositifterhadap permintaan reksa dana saham dengan
tingkat kepercayaan 90%. Intepretasinya menunjukkan bahwa
untuk setiap peningkatan Rp.1 pendapatan perkapita,
dengan asumsi variabel lainceteris paribus, maka akan
meningkatkan NilaiAktiva Bersih reksa dana saham
sebesar Rp.1,2 miliar. Dari analisis ekonomi ketika
jumlah uang beredar dimasyarakat semakin bertambah
sehingga ekspektasi harga-harga barang dan jasa akan naik
(inflasi) mengakibatkan tingkat suku bunga deposito dalam
perekonomian menurun. Penurunan tingkat suku bunga
deposito menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk
menginvestasikan dananya di pasar saham dengan harapan
akan memperoleh keuntungan yang lebih besar, sehingga
akan berdampak pada peningkatan permintaan saham di pasar
modal.