tugas kelompok kalkulus
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bab ini akan dibahas pernyataan deret dari suatu fungsi periodik. Jenis
fungsi ini menarik karena sering muncul dalam berbagai persoalan fisika, seperti getaran
mekanik, arus listrik bolak-balik (AC), gelombang bunyi, gelombang Elektromagnet,
hantaran panas, dsb. Sama halnya seperti pada uraian deret Taylor, fungsi-fungsi periodik
yang rumit dapat dianalisis secara sederhana dengan cara menguraikannya ke dalam suatu
deret fungsi periodik sederhana yang dibangun oleh fungsi sin x dan cos x atau fungsi
eksponensial. Uraian deret fungsi periodik ini disebut uraian deret Fourier. Penamaan ini
untuk menghargai jasa matematikawan Perancis Joseph Fourier, yang pertama kali
merumuskan deret ini dalam sebuah makalah mengenai hantaran panas, yang
dilaporkannya kepada akademi ilmu pengetahuan Perancis pada tahun 1807.
Dalam matematika, Deret Fourier merupakan penguraian fungsi periodik menjadi
penjumlahan fungsi-fungsi berosilasi, yaitu fungsi sinus dan kosinus, ataupun eksponensial
kompleks. Studi deret Fourier merupakan cabang analisis Fourier. Deret Fourier
diperkenalkan oleh Joseph Fourier (1768-1830) untuk memecahkan masalah persamaan
panas di lempeng logam.
Persamaan panas merupakan persamaan diferensial parsial. Sebelum Fourier,
pemecahan persamaan panas ini tidak diketahui secara umum, meskipun solusi khusus
diketahui bila sumber panas berperilaku dalam cara sederhana, terutama bila sumber panas
merupakan gelombang sinus atau kosinus. Solusi sederhana ini saat ini kadang-kadang
disebut sebagai solusi eigen. Gagasan Fourier adalah memodelkan sumber panas ini
sebagai superposisi (atau kombinasi linear) gelombang sinus dan kosinus sederhana, dan
menuliskan pemecahannya sebagai superposisi solusi eigen terkait. Superposisi kombinasi
linear ini disebut sebagai deret Fourier.
Meskipun motivasi awal adalah untuk memecahkan persamaan panas, kemudian
terlihat jelas bahwa teknik serupa dapat diterapkan untuk sejumlah besar
permasalahan fisika dan matematika. Deret Fourier saat ini memiliki banyak penerapan di
bidang teknik elektro, analisis vibrasi, akustika, optika, pengolahan citra,mekanika
kuantum, dan lain-lain.
2
B. Rumusan Maslah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah:
1. Apakah definisi deret Fourier?
2. Apakah pengertian syarat Dirichlet?
3. Bagaimanakah koefisien Fourier pada fungsi ganjil dan fungsi genap?
4. Bagaimanakah deret Fourier sinus/cosinus separuh jangkauan?
5. Bagaimanakah bentuk kompleks dari deret Fourier?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah definisi deret Fourier?
2. Untuk mengetahui apakah pengertian syarat dirichlet?
3. Untuk mengetahui bagaimanakah koefisien fourier pada fungsi ganjil dan fungsi
genap?
4. Untuk mengetahui bagaimanakah Deret Fourier Sinus/Cosinus separuh jangkauan?
5. Untuk mengetahui bagaimanakah bentuk kompleks dari deret Fourier?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Periodik
Suatu fungsi f(x) dikatakan mempunyai periode T atau periodik dengan periode T
jika setiap x berlaku f(x+T) = f(x), dimana T konstanta positif. Nilai positif terkecil T
dinamakan periode terkecil atau disingkat periode f(x).
Contoh 1
Fungsi sin x mempunyai periode 2π, 4π, 6π,... karena sin (x+ 2π), sin (x+4π), sin (x+ 6π),
…sama dengan sin x. Tetapi 2π adalah periode terkecil atau periode sin x.
Contoh 2
Periode fungsi sin nx atau cos nx, dimana n bilangan bulat positif, adalah 2π/n.
Contoh 3
Periode tan x adalah π.
Contoh 4
Suatu konstanta mempunyai periode suatu bilangan positif.
B. Deret Fourier
Misalkan �(�) didefinisikan di dalam interval (-L, L) dan di luar interval ini oleh �(� + 2�) = �(�), yakni anggaplah bahwa �(�) mempunyai 2L. Deret Fourier atau
ekspansi Fourier yang bersesuaian dengan �(�) diberikan oleh
� +� �������� + ��������� �∞
���
Di mana koefisien-koefien Fourier (Fourier Coefficients) �� dan �� adalah
���� � = ��" #(�)������� $��
%��� =��" #(�)��� �����
%� $�� = , �, �, ', …) (1) Jika f(x) mempunyai periode 2L, maka koefisien �� dan koefisien �� dapat ditentukan
secara ekivalen dari
4
���� � = ��" #(�)������� $��+��
%��� =��" #(�)��� �����+��
%� $�) (2) Di mana c adalah sembarang bilangan riel. Di dalam kasus khusus dimana c = -L, maka
bentuk (2) menjadi bentuk (1).
Contoh 1
Carilah deret Fourier dari fungsi � di mana
�(�) = ,0, −5 < � < 03, 0 < � < 5 ) 2345�4637892310
Penyelesaian :
Periode dari � adalah 2L = 10, sehingga L = 5. Dengan formula di atas diperoleh
�� = 15" �(�) cos 4=�5 �2� = 15 >" 0. cos 4=�5 �2�@%A +" 3. B9C 4=�5 �2�A
@ DA%A
= 35" cos 4=�5 �2� = 35 , 54= sin 4=�5 �GH�@A = 34= Isin(4=) − sin 0JA
@ = 0, 4 = 1,2, …
�@ = 35" 12� = 3A@
�� = 15" �(�) sin 4=�5 � 2� = 15 >" 0. C84 4=�5 �@%A 2� +" 3. C84 4=�5 �2�A
@ DA%A
= 35" sin 4=�5 � 2� = 35 ,− 54= B9C 4=�5 �GH�@A = 34= (1 − cos(4=))A
@ , …4 = 1,2,…
�(�) = ,0, −5 < � < 03, 0 < � < 5 )
Periode = 10
15 10 5
3
-5
5
Jadi deret Fourier dari fungsi � adalah
�(�) = �@2 +�K�� cos 4=�� � + �� sin 4=�L �MN��O
= 32 +�3cosP1 − B9C(4=)Q4= C84 4=�5 �N��O
= 32 + 6= ,sin =�5 � + 13 sin S3=�5 T + 15 sin S5=�5 T +⋯G
Contoh 2
Diketahui fungsi f(x) sebagai berikut:
�(�) = K1, −= < � < 00,0 < � < =) Periodik dengan periode 2= sehingga �(� + 2=) = �(�) Uraikan fungsi ini dalam uraian deret Fourier.
Pemecahan:
Menurut definisi fungsi periodik, periode fungsi f(x) di atas adalah V = 2=, dengan
demikian � = ½V = =, selang dasarnya –= < � < =, jadi � = −=. Di luar selang
ini, f(x) didefinisikan sebagai perluasan selang dasar ke arah
kiri dan kanan sumbu x, seperti terlihat pada Gambar 1.
Koefisien-koefisien Fourier dapat dicari sebagai berikut:
�@ = OX Y �(�)2� = OZ Y �(�)2� = OZZ[[+\[ KY (1)2� +@%Z ) )Y (0)2�Z@ ] �@ = OZ Y �(�)2� = OZ (�)@%Z ^ @%Z ) = ZZ = 1
�� = OX Y �(�)B9C �ZHX = OZ Y �(�)Z%Z[+\[ B9C �ZHX 2�
�� = OZ KY (1)B9C4�2� + +Y (0) cos 4�2�H@@%Z M = OZ Y cos 4�@%Z 2�
6
�� = OZ O� sin 4�� ^ @%Z ) = O�Z (sin 0 + sin 4=) = 0
�� = OX Y �(�) sin �ZHX 2� = OZ Y �(�) sin �ZHX 2�Z%Z[+\[ �� = OX KY (1) sin 4� 2� + Y (0) sin 4�2�Z%Z[+\[ M = OZ Y sin 4�2�@%Z
�� = OZ − O� cos4�� _ @%Z = − O�Z (cos0 − cos(4=)) = − O�Z (1 − (−1)� ))
�� = > − �Z ,45�4a8L04534�6)
Dengan demikian, uraian fourier untuk fungsi f(x) pada contoh ini adalah:
�(�) = [b +∑ �� cos �ZHX + �� sin �ZHX � , �� = 0N��O
�(�) = O+ ∑ − �Z sin �ZHX �N��Od[�efg
�(�) = [b + Z −sin � − Oh sin 3� − OA sin 5� − ⋯� �(�) = 12 + 2= Ssin � +13 sin 3� − 15 sin 5� −⋯T
C. Syarat Dirichlet
Misalkan bahwa f(x) memenuhi syarat-syarat berikut:
(1). �(�) didefinisikan dan bernilai tunggal kecuali barangkali di sejumlah berhingga titik
di dalam (-L,L)
(2). �(�) periodik di luar (-L,L) dengan periode 2L
(3). �(�) dan � ′(�) kontinu terpotong di dalam (-L,L)
Maka deret Fourier dengan koefisien an dan bn akan konvergen ke
(a) �(�) jika � adalah sebuah titik kontinuitas
(b) i(H+@)+i(H%@)` jika � adalah sebuah titik diskontinuitas
Di sini �(� + 0) dan �(� − 0) adalah limit kanan dan limit kiri dari �(�) di � dan yang
berturut-turut menyatakan �(�+∈)∈→@+Xfl dan �(�−∈)∈→@+Xfl
Syarat – syarat (1), (2), dan (3) yang diharuskan pada �(�) adalah syarat cukup tetapi
bukan merupakan syarat perlu, dan umumnya dipenuhi oleh fungsi yang lazimnya
dijumpai di dalam praktek. Sekarang ini tidak ada syarat perlu dan cukup yang diketahui
7
untuk konvergensi deret fourier. Penting dan menarik untuk diperhatikan bahwa
kontinuitas dari �(�) itu sendiri tidak akan memastikan konvergensi sebuah deret fourier.
Contoh
Pada contoh di muka telah diperoleh bahwa deret Fourier dari fungsi
�(�) = ,0, −5 < � < 03, 0 < � < 5 2345�4637892310), Adalah
�(�) = �@2 +�K�� cos 4=�� � + �� sin 4=�� �MN��O
= 32 +�3cosP1 − B9C(4=)Q4= C84 4=�5 �N��O
= 32 + 6= ,sin =�5 � + 13 sin S3=�5 T + 15 sin S5=�5 T +⋯G
Berapakah nilai-nilai dari �(�) harus diberikan di � = −5, � = 0dan � = 5 supaya deret
Fourier dari �(�) konvergen ke �(�) pada interval −5 ≤ � ≤ 5?
Penyelesaian
Karena �(�) memenuhi syarat Dirichlet, deret Fourier dari �(�) konvergen ke �(�) pada
titik-titik di mana �(�) kontinu dan konvergen ke I�(� + 0) + �(� − 0)J/2 pada titik-titik
di mana �(�) diskontinu. Pada titik-titik diskontinu � = −5, � = 0 dan � = 5, deret
Fourier dari �(�) berturut –berturut konvergen ke (3+0)/2 = 3/2
Jadi, bila didefinisikan kembali �(�) sebagai berikut :
�(�) = ph , � = −5, � = 0, � = 50, − 5 < � < 03,0 < � < 5 ) Maka deret Fourier dari �(�) akan konvergen pada interval −5 ≤ � ≤ 5
D. Koefisien Fourier Pada Fungsi Ganjil dan Fungsi Genap
Sebuah fungsi �(�) dinamakan ganjil jika �(−�) = −�(�). Jadi �h, �A − 3�h +2�, C84�, q�43� adalah fungsi ganjil
8
Sebuah fungsi �(�) dinamakan genap jika �(−�) = �(�). Jadi �r, 2�s − 4�` + 5, B9C�, 3H + 3%H , q�43� adalah fungsi genap.
Fungsi yang grafiknya digambarkan di dalam gambar 1(a) dan gambar 1(b) adalah
fungsi ganjil dan fungsi genap , tetapi fungsi yang digambarkan di dalam gambar 1(c)
bukan merupakan fungsi ganjil dan bukan merupakan fungsi genap.
Di dalam deret fourier yang bersesuaian dengan sebuah fungsi ganjil, maka hanya suku
sinus yang akan dapat muncul. Di dalam deret fourier yang bersesuai dengan sebuah fungsi
Contoh
Klasifikasikanlah setiap fungsi yang berikut sesuai dengan apakah fungsi tersebut genap,
ganjil, atau bukan genap maupun ganjil
(a) �(�) = , 20 < � < 3−2– 3 < � < 0) periode = 6
Dari gambar 1 terlihat bahwa �(−�) = −�(�), sehingga fungsi tersebut adalah sebuah
fungsi ganjil
(b) �(�) = Kcos �0 < � < =0= < � < 2=) periode = 2π
Dari gambar 2 terlihat bahwa fungsi tersebut bukan genap dan bukan ganjil
6 3 -3 -6
�
�(�)
Gambar 1
= O −= -2=
�
�(�)
2= 3=
Gambar 2
9
E. Deret Fourier Sinus/Cosinus Separuh Jangkauan
Deret Fourier dalam Bentuk Cosinus
F(x) dianggap bagian dari fungsi genap (dalam interval 0 sampai L):
�@ = 12� "u(�)2� = 1�"u(�)2�X@
X%X
v� = 22� "u(�) cos 4 2=2� �2� = 2�"u(�) cos 4 =� � 2�X@
X%X
w� = 22� "u(�) sin 4 2=2� �2� = 2�"u(�) sin 4 =� � 2�X@
= 0(49L)X%X
Sehingga, deret Fourier dalam bentuk Cosinus adalah :
u(�) = �@ +�v� cos 4 =� ��∞
��O
Deret Fourier dalam Bentuk Sinus
F(x) dianggap bagian dari fungsi ganjil (dalam interval 0 sampai L):
-T T 0
y
x
-L
L 0
y
x
10
�@ = 0(karenau(�)ganjil, sehingga "u(�)2� = 0)X%X
An = 0 (karena u(�) ganjil, cos 4 ZX �genap, perkalian keduanya menghasilkan fungsi
ganjil)
w� = 2�"u(�) sin 4 =� � 2�X@
Sehingga, deret Fourier dalam bentuk Sinus adalah :
u(�) = �w� sin 4 =� ��∞
��O
F. Bentuk Kompleks dari Deret Fourier
F(t) periodik dengan periode L, diuraikan menjadi deret Fourier dalam bentuk kompleks.
u(q) = �@ + �O3f`ZX � + �`3`f`ZX � +⋯+ ��3f�`ZX � + �%O3%f`ZX � +⋯+ �%�3%f�`ZX � Dimana � = `Z\
u(q) = � ��3f�`ZX �∞
��%∞ (1) Untuk mencari koefisien am, kalikan kedua ruas dari (1) dengan 3%f��� l� kemudian
diintegralkan dari 0 sampai L:
"u(q)3%fl`ZX �2q = � ��"3f(�%l)`ZX �2qX@
∞
��%∞X@
(2) Untuk n≠m
"3f(�%l)`ZX �2qX@
= �2=8(4 −�) 3f(�%l)`ZX � _�0) "3f(�%l)`ZX �2q\@
= �2=8(4 − �) P3f(�%l)`Z − 1Q
11
"3f(�%l)`ZX �2qX@
= �2=8(4 −�) Icos 2=(4 −�) + 8 sin 2=(4 − �) − 1J "3f(�%l)`ZX �2qX@
= 0
Jadi semua suku dalam deret (2) adalah 0 kecuali untuk n = m:
"u(q)3%fl`ZX �2q = �l"12q = �l�X@
X@
Sehingga diperoleh:
�l = 1�"u(q)3%fl`ZX �2qX@
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam matematika, Deret Fourier merupakan penguraian fungsi periodik menjadi
penjumlahan fungsi-fungsi berosilasi, yaitu fungsi sinus dan kosinus, ataupun
eksponensial kompleks. Studi deret Fourier merupakan cabang analisis Fourier.
Deret Fourier atau ekspansi Fourier yang bersesuaian dengan �(�) diberikan oleh
� +� �������� + ��������� �∞
���
Di mana koefisien-koefien Fourier (Fourier Coefficients) �� dan �� adalah
���� � =��" #(�)������� $��
%��� =��" #(�)��� �����
%� $�� = , �, �, ',…)
Di dalam deret fourier yang bersesuaian dengan sebuah fungsi ganjil, maka hanya
suku sinus yang akan dapat muncul. Di dalam deret fourier yang bersesuai dengan
sebuah fungsi genap, maka hanya suku kosinus (dan barangkali sebuah konstanta
yang akan kita tinjau sebagai suku cosinus) yang akan dapat muncul.
B. Saran
Diharapkan agar pembaca mencari referensi lain yang mendukung sehingga dapat
menambah wawasan lebih lagi mengenai Deret Fourier dan harus dapat diterapkan dalam
memecahkan masalah matematis.