tataran komunikasi

23

Upload: independent

Post on 07-Jan-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Komunikasi adalah proses simbolik.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.

3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.

4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.

7. Komunikasi bersifat sistemik.8. Semakin mirip latar belakang sosial

budaya, semakin efektif komunikasi.9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.10.Komunikasi bersifat dinamis dan

transaksional11. Komunikasi bersifat irreversible.12.Komunikasi bukan panasea untuk

menyelesaikan berbagai masalah.

Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial.

Komunikasi selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu setting atau situasi tertentu.

Secara luas, konteks berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari:

1. Secara fisik : iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, dll

2. Aspek psikologis : sikap, prasangka, dan emosi peserta komunikasi

3. Aspek sosial : norma kelompok, nilai sosial dan karakteristik budaya

4. Aspek waktu : kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore atau malam?)

• Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya.

• Sebagaimana juga definisi komunikasi, konteks komunikasi juga diuraikan secara berlainan.

• Misalnya, berdasarkan kategori jenis muatan pesan, terdapat komunikasi politik, kom’si bisnis, kom’si kesehatan, dsb

• Namun, indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi adalah berdasarkan konteksnya, yaitu jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi.

Maka kemudian dikenallah : komunikasi intra pribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.

Komunikasi yang terjadi dengan diri sendiri.

Misalnya, kita bertanya kepada diri kita sendiri, “Dalam situasi seperti ini, apa yang sebaiknya saya lakukan?”

Seseorang dalam konteks komunikasi ini bertindak sebagai komunikator sekaligus komunikan.

Ini merupakan dasar komunikasi antarpribadi

Komunikasi yang terdiri tidak lebih dari tiga orang.

Dapat berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi (media nirmassa), seperti : telepon.

Dalam konteks komunikasi ini, pihak yang berkomunikasi relatif saling mengenal satu sama lain.

1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan dan spontan, relatif kurang terstruktur.

2. Umpan balik segera (immediately feedback)

3. Komunikasi berlangsung secara sirkuler. Peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan.

4. Sehingga kedudukan keduanya adlaah setara (dialogis).

5. Mempunyai efek yang paling kuat dibanding konteks komunikasi lainnya. Komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku (konatif) dari komunikannya dengan memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal.

• Apabila pelaku lebih dari 3 orang maka dianggap masuk dalam komunikasi kelompok (kecil).

• Komunikator relatif mengenal komunikannya demikian sebaliknya.

• Bentuk komunikasinya : rapat, pertemuan, kelompok diskusi, dll.

• Komunikasi ini pasti melibatkan KAP sehingga beberapa ciri KAP melekat pula pada komunikasi kelompok

Umpan balik diterima dengan segera, namun pesan relatif lebih terstruktur daripada KAP, bersifat formal maupun informal

Juga disebut komunikasi kelompok besar karena melibatkan jumlah khalayak yang relatif besar sehingga sulit saling mengenal satu per satu.

Komunikan berkumpul di waktu dan tempat yang sama, misal : di masjid, gereja, lapangan terbuka, dll. Contoh komunikasi ini misalnya : tabligh akbar, kuliah umum, rapat akbar, dll

1. Proses komunikasi relatif bersifat linier.

2. Kedudukan komunikatir lebih tinggi dibanding komunikan.

3. Kecenderungan umpan balik hanya persetujuan atau diam.

4. Pesan lebih ditujukan pada efek afektif (emosi dan perasaan komunikan).

Dlam titik ekstrimnya, karena pikiran didominasi perasaan, maka terjadi “wabah mental” yakni ketika komunikatir bertanya, “Setuju?” langsung dijawab komunikannya, “Setujuuuuuu”.

Satu tepuk tangan, semua bertepuk tangan

1. Pesan relatif lebih terstruktur daripada komunikasi kelompok.

2. Lebih terencana, terdapat agenda dan terorganisir.

3. Melibatkan kom’si kelompok, karena kelompok besar pun terbentuk dari kelompok2 kecil.

4. Di dalamnya juga berlangsung kom’si intrapribadi dan KAP.

Dalam situasi tertentu, publik bisa berubah menjadi massa, yaitu banyak orang berkumpul di tempat dan waktu yang sama dan kemudian terjadi peristiwa yang menyebabkan turunnya kesadaran individu dan timbul “jiwa massa”.

Satu orang berteriak, “Bakar!” dan semua akan membakar.

• Terjadi dalam organisasi baik formal maupun informal.

• Semakin formal sifatnya, maka semakin terstruktur pesan yang disampaikan.

• Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi : ke atas, ke bawah, maupun horisontal.

• Komunikasi informal terjadi di luar struktur organisasi.

1. Melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya minat dan perhatian terhadap isu yang sama.

2. Sehingga agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media massa.

3. Umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tertunda (delayed feedback)

1. JUMLAH KOMUNIKATOR : semakin rendah tataran komunikasinya (mulai dari KAP), maka semakin sedikit jumlah komunikatornya.

2. SIFAT PESAN : semakin rendah tataran komunikasinya, maka semakin tidak terstruktur dan informal.

3. SALURAN DAN MEDIA KOMUNIKASI : semakin rendah tataran komunikasinya, maka semakin pribadi medium komunikasi yang digunakan.

4. JUMLAH KOMUNIKAN : semakin rendah tataran komunikasinya, maka semakin sedikit jumlah komunikan

5. EFEK KONATIF : semakin rendah tataran komunikasinya, maka semakin mudah efek konatif (perubahan tingkah laku) tercapai.

6. UMPAN BALIK : semakin rendah tataran komunikasinya, maka semakin segera umpan balik dapat diterima oleh penyampai pesan (komunikator).

7. POLA HUBUNGAN KOMUNIKATOR- KOMUNIKAN ; semakin rendah tataran komunikasinya, maka pola komunikasi semakin bersifat dinamis dan sirkuler. Semakin tinggi tataran komunikasinya, maka semakin statis dan linier pola komunikasinya.