teori komunikasi

60
MATERI I ORGANISASI DAN MANAJERIAL A. Pokok Bahasan Pemahaman Konseptual B. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Umum Mahasiswa akan mampu memahami pengertian dan konsep dasar organisasi dan manajemen serta menerapkannya di realitas kehidupan sehari- harinya. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi organisasi dan manajemen b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar organisasi dan manajemen c. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek-aspek yang terkandung dalam organisasi dan manajemen C. Indikator D. Deskripsi 1 Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Upload: independent

Post on 08-Jan-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MATERI I

ORGANISASI DAN MANAJERIAL

A. Pokok Bahasan

Pemahaman Konseptual

B. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum

Mahasiswa akan mampu memahami pengertian dan

konsep dasar organisasi dan manajemen serta

menerapkannya di realitas kehidupan sehari-

harinya.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi

organisasi dan manajemen

b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar

organisasi dan manajemen

c. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek-aspek yang

terkandung dalam organisasi dan manajemen

C. Indikator

D. Deskripsi

1Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Materi ini membahas mengenai definisi, konsep dasar,

ciri-ciri, prinsip organisasi dan pengertian

manajemen dalam hubungannya dengan organisasi.

E. Peta Konsep

F. Uraian

A. Organisasi dan Manajemen

Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

memiliki paling sedikit satu tujuan umum yang sama dan

menyediakan ruang bagi mereka untuk mengaktualisasikan

potensinya guna mewujudkan tujuan umum yang sama itu.

Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti

yang dikehendaki maka organisasi membutuhkan manajemen.

Manajemen adalah proses untuk mengelola sumber-

sumber organisasi. Ada dua pemegang kepentingan yang

bisa mempengaruhi organisasi, baik secara langsung

maupun tidak secara langsung, yaitu kekuatan Sistem

Internal dan Lingkungan Eksternal.

Persepsi individu mengenai organisasi terbangun

dalam proses belajar individu melalui komunikasi

2Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

individu dengan kelompoknya. Selanjutnya, interaksi

terjadi pula dalam komunikasi antar kelompok dalam

struktur kelompok dimana pemimpin berperan. Yang

terakhir, pemimpin melalui struktur dan disain

organisasi serta kebijakan dan peraturan organisasi

berusaha untuk membentuk budaya organisasi di tingkat

sistem. Namun demikian, ketika obyek dari peraturan dan

kebijakan organisasi, struktur dan disain organisasi,

dan budaya organsasi adalah manusia dan kelompok maka

interaksi yang saling mempengaruhi akan terjadi secara

timbal balik. Inilah sebenarnya esensi perilaku

sirkular dalam sebuah organisasi.

Pada struktur organisasi yang dijelaskan di atas 

tampak jelas bagaimana pemimpin organisasi secara

strtuktural bukan hanya mendistribusikan sebagian

kekuasaannya kepada jenjang organisasi di bawahnya

melalui para manajer namun juga mentransformasikan

gagasan-gagasan, sistem nilai serta kompetensi agar

organisasi berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Mereka adalah rantai

manajemen antar jenjang organisasi, yaitu para manajer.

Para manajer ini yang memainkan peran strategis yaitu

komunikasi dalam organisasi Dengan kata lain, para

pemimpin organisasi di satu sisi membutuhkan dukungan

anggota organisasi melalui jenjang–jenjang organisasi,

namun di sisi yang lain menghendaki agar gagasan-

3Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

gagasan mereka dijalankan dengan sistem nilai yang

dikehendaki oleh organisasi. Di sinilah sebenarnya

proses interaksi yang saling mempengaruhi tersebut

terjadi di mana setiap pemimpin unit organisasi adalah

rantai manajemen pada setiap jenjang organisasi yang

akan menjadi jembatan bagi transformasi gagasan dan

kompetensi mengenai sistem nilai yang dikembangkan

dalam organsiasi.

Masing-masing rantai manajemen mempunyai domain dan

karakteristik keahlian manajerial yang berbeda,  juga

dibidang dimensi waktu perencanaan serta proses

Manajemen. Semakin tinggi jenjang manajemen maka

semakin strategis proses manajemen dan berdimensi

jangka panjang, oleh karena itu membutuhkan keahlian

manajerial yang lebih bersifat konseptual. Sebaliknya,

semakin rendah jenjang manajemen maka proses manajemen

semakin taktis dan berdimensi waktu pendek sehingga

keahlian manajerial juga semakin fokus kepda domain

fungsi operatif manajemen.

Hubungan antar jenjang manajemen dijalin oleh rantai

manajemen yaitu manajer-manajer fungsi. Peran manajemen

sebagai proses perencanaan hingga pengendalian sangat

krusial di sini agar semua anggota organisasi bergerak

dan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi. Maka

sistem pengendalian manajemen harus ada dan didisain

sesuai dengan kebutuhan manajemen.

4Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

1. Organisasi

1.1 Pengertian Organisasi

Kata “Organisasi” sebenarnya berasal dari bahasa

Yunani, “organon” atau dalam bahasa Latin, disebut

“organum” yang artinya “alat, bagian, atau anggota

badan”. Istilah lain organisasi berasal dari bahasa

Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan

dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling

bergantung. Di antara para ahli, ada yang menyebut

paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in

Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu

sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan,

dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku

Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan

organisasi sebagai sarana di mana manajemen

mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia

melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan

wewenang.

Berikut ini beberapa pengertian organisasi menurut

para ahli:

1. Organisasi menurut Stoner: Organisasi adalah suatu

pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di

bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

5Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

2. Organisasi menurut James  D. Mooney: Organisasi

adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk

mencapai tujuan bersama.

3. Organisasi menurut Cyrill Soffer adalah perserikatan

orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu

dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja dalam mana

pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas dibagikan

di antara pemegang peranan dan kemudian digabung dalam

beberapa bentuk hasil

4. Organisasi menurut Kast & Rosenzweig, mendefinisikan

organisasi ke dalam beberapa point yaitu :

1. Suatu subsistem dari lingkungan yang lebih luas

2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi kepada

tujuan

3. Suatu subsistem teknik yaitu orang-orang yang

menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan dan

fasilitas

4. Suatu subsistem struktural yaitu orang-orang yang

bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang

terpadu

5. Suatu sistem psikososial yaitu orang-orang yang

terlibat dalam hubungan sosial

6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan dan

mengendalikan semua usaha

6Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

5. Organisasi Menurut Chester I. Bernard : Organisasi

merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Organisasi adalah suatu wadah atau pun tempat di

mana orang-orang dapat bersama-sama untuk mencapai

suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa adanya

organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk

melaksanakan suatu kerja sama, karena setiap orang

tidak akan mengetahui bagaimana cara bekerja sama dalam

sebuah organisasi tersebut.

1.2 Ciri-ciri Organisasi

Adapun yang menjadi ciri-ciri organisasi adalah

sebagai berikut:

Adanya komponen ( atasan dan bawahan)

Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur

dari sekelompok orang)

Adanya tujuan

Adanya sasaran

Adanya keterikatan format dan tata tertib yang

harus ditaati

Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi

tugas-tugas

1.3 Unsur-unsur Organisasi

7Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Organisasi juga mempunyai unsur-unsur pendukung agar

bisa berjalan dan terlaksana, berikut unsur-unsur

organisasi :

1. Manusia(man). Dalam keorganisasian, manusia

sering disebut sebagai pegawai atau personel yang

terdiri dari semua anggota organisasi tersebut

yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari

pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan

tertinggi dalam organisasi, manajer yang memimpin

tiap-tiap satuan unit kerja yang sudah dibagikan

sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan para

pekerja.

2. Kerjasama(team work): suatu kegiatan bantu-

membantu antar sesama anggota organisasi yang

dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan

bersama. oleh karena itu, anggota organisasi

dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsi,

tugas, dan tingkatannya masing-masing.

3. Tujuan bersama: adalah arah atau sasaran yang

dicapai. Tujuan merupakan titik akhir dari apa

yang diharapkan atau dicapai dalam organisasi.

Setiap anggota sebuah organisasi harus mempunya

tujuan yang sama agar organisasi tersebut dapat

berjalan sesuai dengan keinginan bersama.

8Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

4. Peralatan(equipment). Segala sesuatu yang

digunakan dalam organisasi seperti uang,

kendaraan, gedung, tanah dan barang modal lainnya.

5. Lingkungan(environtment). Yang termasuk ke dalam

unsur lingkungan adalah :

Kondisi atau situasi yang secara langsung atau

tidak langsung mempengaruhi berjalannya

organisasi karena kondisi atau situasi sangat

dekat hubungannya dengan organisasi dan

anggotanya

Tempat atau lokasi, karena mempengaruhi sarana

transportasi dan komunikasi

Wilayah operasi yang dijadikan sarana kegiatan

organisasi, wilayah operasi dibagi menjadi

empat, yaitu wilayah kegiatan, wilayah

jangkauan, wilayah personil, wilayah kewenangan

atau kekuasaan

6.  Kekayaan alam yang dimaksud adalah cuaca, keadaan

geografis, flora, fauna dll

7.  Kerangka/kontruksi mental organisasi itu sendiri

2. Manajerial (Manajemen)

2.1 Pengertian Managerial

9Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno

ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan

mengatur." Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen

sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang

lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer

bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk

mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin

mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan

pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara

efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat

dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien

berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,

terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Kata manajemen

dalam bahasa Italia (1561) disebut dengan maneggiare

yang berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks

mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin

manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu

mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan

mengatur. Sedangkan kata kerjanya adalah “to manage”:

mengatur, mengelola. Maka Manajer adalah orang yang

bertindak sebagai pengelola atau pengatur. Kata

manajerial menunjuk pada kemampuan yang dimiliki oleh

seorang manajer dalam mengatur, mengkoordinasikan dan

menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan

10Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

yang ditetapkan oleh organisasinya. Kemampuan

Manajerial lahir dari sebuah proses pembelajaran.

2.2 Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang

akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen

yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi

manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang

industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal

abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi

manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,

mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima

fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang

akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.

Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan

perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik

untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi

berbagai rencana alternatif sebelum mengambil

tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang

dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi

tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses

terpenting dari semua fungsi manajemen karena

11Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat

berjalan.

2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan

tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi

kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

Pengorganisasian mempermudah manajer dalam

melakukan pengawasan dan menentukan orang yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah

dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat

dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang

harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,

bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan,

siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,

dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk

mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha

untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan

manajerial dan usaha.

2.3 Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan

syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang

ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu

men, money, materials, machines, method, dan markets.

12Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Man merujuk pada sumber daya manusia yang

dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor

manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang

membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses

untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada

proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah

makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena

adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai

tujuan.

Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang

tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan

alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan

dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam

perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools)

yang penting untuk mencapai tujuan karena segala

sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini

akan berhubungan dengan berapa uang yang harus

disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat

yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil

yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw

material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk

mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang

ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan

bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab

13Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa

materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

Machine atau Mesin digunakan untuk memberi

kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar

serta menciptakan efesiensi kerja.

Metode adalah suatu tata cara kerja yang

memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode

daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan

kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai

pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-

fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta

uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode

baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak

mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya

tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama

dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi

menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan

produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila

barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi

barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan

berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam

arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor

menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai

14Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan

selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

2.4 Prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur

dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan

kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang

berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori

manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip

umum manajemen ini terdiri dari:

1. Pembagian kerja (division of work)

2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and

responsibility)

3. Disiplin (discipline)

4. Kesatuan perintah (unity of command)

5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)

6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas

kepentingan sendiri (subordination of individual interests to

the general interests)

7. Pembayaran upah yang adil (remuneration)

8. Pemusatan (centralisation)

9. Hirarki (hierarchy)

10. Tata tertib (order)

15Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

11. Keadilan (equity)

12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of

personnel)

13. Inisiatif (Inisiative)

14. Semangat kesatuan (esprits de corps)

2.5 Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui

orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan

mereka guna mencapai sasaran organisasi.

2.5.1 Peran Manajer

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu

manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang

dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian

mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga

kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi,

yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang

bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi

peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan

penghubung. Yang kedua adalah peran informasional,

meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar

informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga

adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran

16Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi

sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian

menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang

dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang

lain.

2.5.2 Keterampilan Manajer

Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan

manajer pada setiap tingkatannya. Robert L. Katz pada

tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer

membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga

keterampilan tersebut adalah:

1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki

keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan

demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep

tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu

rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau

konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu

17Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut

sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu,

keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan

untuk membuat rencana kerja.

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain

(humanity skill)

Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu

dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau

keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang

disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang

persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap

bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang

persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat

karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan

bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan

berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen

atas, menengah, maupun bawah.

3. Keterampilan teknis (technical skill)

Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi

manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan

teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu

pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program

komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi

dan lain-lain. Selain tiga keterampilan dasar di atas,

18Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar

yang perlu dimiliki manajer, yaitu:

1. Keterampilan manajemen waktu

Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan

seorang manajer untuk menggunakan waktu yang

dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh

kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004,

sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun.

Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per

minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort

setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per

menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit

yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan.

Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh

lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang

mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan

menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan

mengurangi produktivitas perusahaan.

2. Keterampilan membuat keputusan

Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan

menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan

membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang

manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top

manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam

pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus

19Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif

yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua,

manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada

dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling

baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan

alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan

mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

G. Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan Organisasi?

2. Jelaskan cirri-ciri Organisasi!

3. Sebutkanlah unsure-unsur Organisasi!

4. Jelaskan Pengertian Manajemen (manajerial).

5. Mengapa Manajemen perlu dalam sebuah Organisasi?

MATERI II

TEORI KOMUNIKASI

A. Pokok Bahasan

Pemahaman Konseptual

B. Tujuan Pembelajaran

20Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

1. Tujuan Umum

Mahasiswa akan mampu memahami dan menelaah

pentingnya komunikasi dalam sebuah organisasi dan

manajerial.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Komunikasi

Organisasi dan manajerial.

b. Mahasiswa mampu menjelaskan Hakikat, Gaya,

Saluran, Konsep Teoritis, Dimensi-dimensi

Komunikasi Organisasi dan Manajerial.

c. Mahasiswa mampu melihat Pengaruh Komunikasi

terhadap perilaku Organisasi

d. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara

Konsep Komunikasi Organisasi dengan Sekolah

sebagai organisasi.

C. Deskripsi

Materi ini berbicara tentang Komunikasi Organisasi

yang di dalamnya mencakup pengertian, hakikat, gaya,

saluran, Konsep dan dimensi-dimensi komunikasi

organisasi serta ulasan tentang Sekolah sebagai

organisasi yang bersifat manajerial. Hal ini penting

karena para secara umum telah berkecimpung dalam

dunia pendidikan dan sekaligus menjadi kader-kader

pendidikan di masa depan, dapat melihat pentingnya

21Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

komunikasi yang efektif yang harus diciptakan di

dunia pendidikan sebagai suatu struktur organisasi.

D. Peta Konsep

E. Uraian

1.Komunikasi Organisasi dan Manajerial

1.1 Pengertian Komunikasi Organisasi dan

manajerial

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi

terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada

manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan

organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi,

metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang

dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang

menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban

bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan

telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi

komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan

jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup

organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada

saat komunikasi dilancarkan.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan

penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok

22Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,

2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang

disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya

berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara

kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai

pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan

surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah

komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya

bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya

secara individual.

Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai

peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya, seperti

apakah instruksi pimpinan telah dilaksanakan dengan

benar oleh bawahan atau bagaimana bawahan mencoba

menyampaikan keluhan pada atasan, memungkinkan tujuan

organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai

dengan yang diharapkan.

Bawahan memiliki kebutuhan dan keinginan informasi

untuk mengetahui tugas–tugasnya dan mengerti seluruh

tujuan dan strategi perusahaan. Keterbukaan dan

kejujuran kebijakan komunikasi harus dibangun oleh

pimpinan dan harus diterima oleh setiap bawahan.

Komunikasi dari manajemen–bawahan, bawahan ke pihak

manajemen harus jujur dan dibangun berdasar kepercayaan

23Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

jika digunakan untuk membangun semangat kerja,

produktivitas dan kemajuan organisasi.

Organisasi harus selalu memberikan informasi

kepada bawahan tentang program–program organisasi,

masalah yang dihadapi, perubahan-perubahan yang

dilakukan beserta alasannya atau segala hal yang

menarik minat bawahan. Perlu ditumbuhkan kebebasan

untuk berdiskusi antara pimpinan dan bawahan. Bila

bawahan selalu diberi informasi, maka bawahan akan

lebih merasa dihargai, dipercaya dan akan lebih

kooperatif mencurahkan usaha pada tujuan–tujuan

organisasi. (Treece, 1994: 38). Mediasi yang digunakan

untuk melakukan semua itu adalah komunikasi.

Komunikasi yang efektif akan menghasilkan kepuasan

dan produktivitas bawahan, perbaikan pencapaian hasil

karya dan tujuan perusahaan. Komunikasi yang efektif

tergantung dari hubungan bawahan yang memuaskan yang

dibangun berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana

perusahaan yang positif. Komunikasi bawahan termasuk

dalam komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi

memiliki tiga wujud. Pertama, komunikasi ke bawah

(downward communication) yaitu komunikasi dari pimpinan

kepada bawahan. Kedua, komunikasi ke atas (up ward

communication) yaitu komunikasi dari pihak bawahan ke

pihak manajemen. Ketiga, komunikasi sejajar (sideways

communication), komunikasi yang berlangsung antara

24Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

sesama bawahan di dalam suatu organisasi (Jefkins,

1995;172).

Komunikasi bawahan meliputi komunikasi

interpersonal. Proses komunikasi yang terjadi di dalam

organisasi khususnya yang menyangkut komunikasi antara

pimpinan dan bawahan merupakan faktor penting dalam

menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi

efektif tergantung dari hubungan bawahan yang memuaskan

yang dibangun berdasarkan iklim dan kepercayaan atau

suasana organisasi yang positif. Hubungan atasan dan

bawahan merupakan jantung pengelolaan yang efektif.

Agar hubungan ini berhasil, harus ada kepercayaan dan

keterbukaan antara atasan dan bawahan. (Muhammad, 2001:

172). Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, kejujuran,

dukungan keamanan, kepuasan, keterlibatan, tingginya

harapan merupakan gambaran iklim perusahaan yang ideal.

Tujuan utama dari komunikasi dengan bawahan adalah

mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin hubungan

timbal balik yang menguntungkan antara pimpinan dengan

bawahan.

Komunikasi yang efektif ditentukan oleh pihak–

pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu pimpinan dan

bawahan. Pimpinan harus dapat memfasilitasi kondisi

komunikasi interpersonal yang efektif yang meliputi: a.

keterbukaan (openness), b. empati (empathy), c.

25Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

kepositifan (positiveness), d. dukungan

(supportiveness), dan e. kesetaraan (equality).

Selain itu komunikasi efektif antara pimpanan dan

karyawan juga harus dibangun berdasarkan hubungan

interpersonal yang efektif. Menurut Roger, hubungan

interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua

belah pihak memenuhi kondisi sebagai berikut : (a)

bertemu satu sama lain secara personal, (b) empati

secara tepat terhadap pribadi yang lain dan

berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara

berarti, (c) menghargai satu sama lain, bersifat

positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan, (d)

menghayati pengalaman satu sama lain dengan bersungguh–

sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain,

(e) merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim

yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan

arti, (f) memperlihatkan tingkah laku yang percaya

penuh dan memperkuat persamaan aman terhadap yang lain.

1.2 Hakikat Komunikasi Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan wadah di mana banyak orang

berkumpul dan saling berinteraksi. organisasi juga

terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang

ingin di capai. Organisasi memiliki suatu jenjang

jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua

26Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan

posisi yang sangat jelas, seperti pimpinan, staf dan

karyawan. Masing-masing orang dalam posisi tersebut

memiliki tanggungjawab terhadap bidang pekerjaannya

itu. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah

komunikasi antar manusia (human communication) yang

terjadi dalam konteks organisasi.

Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory,

menyadur tiga pendekatan untuk membahas komunikasi

organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai

berikut:

1. Pendekatan sistem. Karl Weick (pelopor pendekatan

sistem informasi) melihat organisasi sebagai kehidupan

organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada

suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk

mempertahankan hidup.

Pengorganisasian merupakan proses memahami

informasi yang samar-samar melalui pembuatan,

pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini

organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika

anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan

(free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu,

ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan,

manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada

aturan-aturan.

27Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai

arti penting dalam bidang komunikasi karena ia

menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian

manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami

bagaimana orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-

kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi pengurangan

ketidakpastian dari informasi yang diterima dari

lingkungan atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan

istilah ketidakjelasan untuk mengatakan ketidakpastian,

atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability.

Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya

tidak jelas, dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian

dirancang untuk mengurangi ketidakpastian atau

ketidakjelasan. Weick memandang pengorganisasian

sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah

rangkaian tiga proses: penentuan (enachment) seleksi

(selection) penyimpanan (retention)

Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau

mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini

merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa

ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan

kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan

menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini

mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-

alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi.

Proses ini akan menghilangkan lebih banyak

28Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu

proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan

digunakan pada masa mendatang. Informasi yang

dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan

informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi

beroperasinya organisasinya.

Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota

organisasi menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu

menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan

kebijakan organisasi. Misalnya ”haruskah kami mengambil

tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan

sebelumnya?”

2. Pendekatan budaya. Asumsi interaksi simbolik

mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu

berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang

sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog

Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti

budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah

ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai

budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup

(way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah

realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya

lainnya.

3. Pendekatan kritik. Stan Deetz, salah seorang

penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-

29Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua

aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita

banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat

atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi

perusahaan, atau manajerialisme. Bahasa adalah medium

utama dimana realitas sosial diproduksi dan

direproduksi.

1.3 Gaya Komunikasi dalam Organisasi dan Manajemen

Gaya komunikasi atau communication style akan

memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana

perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika

mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan

gagasan. Gaya komunikasi (communication style)

didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi

yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi

tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used in

a given situation). Ada enam gaya komunikasi , yaitu:

1. The controlling style (Pengendalian)

Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini,

ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk

membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan

30Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya

komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu

arah atau one-way communications. Pihak-pihak yang memakai

controlling style of communication ini, lebih memusatkan

perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya

mereka untuk berbagi pesan.

2. The equalitarian style (Kesamaan)

Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya

landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini

ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan

verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua

arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi

ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.

Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan

gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks,

santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,

memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai

kesepakatan dan pengertian bersama.

3. The structuring style (Struktural)

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan

pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna

memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,

penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur

31Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi

perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang

lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan

organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang

berlaku dalam organisasi tersebut.

4. The dynamic style (kedinamisan)

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki

kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau

sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya

berorientasi pada tindakan (action-oriented). The

dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para

juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para

wiraniaga (salesmen atau saleswomen).

Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini

adalah menstimulasi atau merangsang pekerja/bawahan

untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya

komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi

persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan

persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai

kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang

kritis tersebut.

5. The relinguishing style (Kesediaan)

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan

untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang

lain, daripada keinginan untuk memberi perintah,

32Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk

memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan

dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim

pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-

orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti

serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas

atau pekerjaan yang dibebankannya

6. The withdrawal style (penarikan)

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah

melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada

keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk

berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa

persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi

oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang

kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya

tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan

ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari

tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu

keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang

lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai

dalam konteks komunikasi organisasi.

Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas

adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan

gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya

komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing

33Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan

efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya

komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal mempunyai

kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang

bermanfaat dan produktif.

1.4 Saluran Komunikasi dalam Organisasi dan Manajemen

Komunikasi yang terjadi antara orang dalam

organisasi disebut komunikasi internal. Di samping itu,

organisasi juga perlu melakukan komunikasi dengan pihak

luar yang disebut dengan komunikasi eksternal. Masing-

masing organisasi akan memilih caranya sendiri untuk

menyampaikan informasi. Pemilihan cara berkomunikasi

akan berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi.

Ditinjau dari sudut formalitas, saluran komunikasi

terdiri atas saluran formal dan informal.

1) Saluran Komunikasi Formal

Saluran formal merupakan saluran komunikasi resmi

yang mengikuti rantai komando dalam struktur

organisasi. Saluran itu pada umumnya bisa diketahui

dari struktur organisasi suatu perusahaan. Komunikasi

formal bisa terjadi secara vertical maupun horizontal.

Komunikasi vertical merupakan komunikasi yang

terjadi antara atasan dengan bawahan. Komunikasi yang

mengalir dari atasan kepada bawahan biasanya berbentuk

perintah, pengarahan dan pelatihan. Sedangkan

34Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

komunikasi dari bawahan kepada atasan bisa berupa

laporan, pengaduan dan usulan. Komunikasi horizontal

merupakan komunikasi yang terjadi antara rekan sekerja

dengan tingkat hirarki yang sama. Komunikasi tersebut

mampu meningkatkan koordinasi antar bagian, kekompakan

dan kinerja organisasi secara keseluruhan. Komunikasi

horizontal disebut juga komunikasi lateral.

2) Saluran Komunikasi Informal

Komunikasi informal mngabaikan hirarki organisasi.

Komunikasi informal sering disebut desas desus, rumor

atau selentingan.Percakapan antar individu dalam

organisasi tidak bisa dihindari. Percakapan tersebut

biasanya menyangkut masalah pribadi, misalnya keadaan

keluarga, kegemaran, keluhan, dan sebagainya. Namun

demikian, dari hasil survei diperoleh data bahwa 80%

dari informal yang mengalir adalah yang menyangkut

masalah bisnis (Bovee dan Thil, 2003:11; dalam Sutrisna

Dewi). Misalnya perubahan dalam kebijakan organisasi,

potensi dipromosikan, kompensasi dan lain sebagainya.

Seperti halnya komunikasi formal, komunikasi

informal juga bisa mengalir ke atas, ke bawah dan ke

samping. Para pimpinan biasanya waspada terhadap

saluran komunikasi informal karena hal itu bisa

mengancam kekuatan mereka. Akan tetapi, ada pula yang

35Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

justru memanfaatkan saluran komunikasi informal untuk

menyebarkan dan menerima pesan, oleh karena itu,

saluran komunikasi informal bisa berdampak negatif dan

bisa juga positif.

Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005)

mengidentifikasikan tiga fungsi komunikasi organisasi

sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional;

fungsi manajemen ambigu.

1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota

organisasi mempunyai hak dan kewajiban

membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak

atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah

adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang

bergantung dalam organisasi tersebut.

2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi

memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan

mempertahankan bisnis produktif hubungan personal

dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam

pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job

performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan

kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas

dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat

pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan

antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan

ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu

36Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh

lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi

kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang

ditaati, dsb.

3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan

dalam situasi organisasi sering dibuat dalam

keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi

berganda muncul karena pilihan yang diambil akan

mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian

juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas

dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan

tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak

jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan

mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat

dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan

lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami

situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi

bersama.

Sedangkan menurut Sendjaja (1994) menyatakan

fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai

berikut:

Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang

sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.

Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi

berharap dapat memperoleh informasi yang lebih

37Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang

didapat memungkinkan setiap anggota organisasi

dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih

pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen

membutuhkan informasi untuk membuat suatu

kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi

konflik yang terjadi di dalam organisasi.

Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi

untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga

informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial

dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.

Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan

peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu

organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh

terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan

dengan orang-orang yang berada dalam tataran

manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan

untuk mengendalikan semua informasi yang

disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi

supaya perintah-perintahnya dilaksanakan

sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan.

Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi

pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian

peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak

boleh untuk dilaksanakan.

38Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi,

kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa

hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya

kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih

suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi

perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara

sukarela oleh karyawan akan menghasilkan

kepedulian yang lebih besar dibanding kalau

pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan

kewenangannya.

Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha

untuk menyediakan saluran yang memungkinkan

karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan

dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat

mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran

komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam

organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan

laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi

informal seperti perbincangan antar pribadi selama

masa istirahat kerja, pertandingan olahraga,

ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan

aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk

berpartisipasi yang lebih besar dalam diri

karyawan terhadap organisasi.

39Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

1.5 Konsep Teoritis Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan

dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan

yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi

lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-

ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu:

1.    Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang

dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan di

antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan

menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak

ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.

2.   Pesan

Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang

orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi

dengan orang. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan

yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh sipengirim.

Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari

ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi.

Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat menurut

beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa,

40Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

penerima yang dimaksud, metode diffusi dan arus tujuan

dari pesan.

3.   Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-

tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam

organisasi. Faktor pertama yang mempengaruhi hakikat

jaringan komunikasi adalah ciptaan dan pertukaran pesan

dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu

set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.

Peran tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan

siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu

baik dinyatakan secara formal maupun tidak formal.

Faktor kedua yang mempengaruhi hakikat dan luas

jaringan komunikasi adalah arah dari jaringan. Secara

tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan

komunikasi ini yaiu: komunikasi kepada bawahan,

kounikasi kepada atasan dan komunikasi horizontal.

Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan komunikasi

adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini

adalah suatu istilah komunikasi yang maksudnya

selangkah demi selangkah atau dari orang kepada orang

lain.

4.   Keadaan saling tergantung

Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan

bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu

41Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila

suatu bagian dan organisasi  mengalami gangguan maka

akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga

kepada seluruh sistem organisasi. Begitu juga halnya

dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi

saling melengkapi.

5.    Hubungan

Karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka,

sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-

bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena

itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan oleh

manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam

organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku

komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu

hubungan perlu dipelajari. Hubunganmanusia dalam

organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu:

hubungan di antara dua orang sampai kepada hubungan

yang komplek, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok

kecil, maupun besar, dalam organisasi.

6.    Lingkungan

Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan

faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan

keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.

Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal

dan eksternal. Komunikasi organisasi terutama berkenaan

42Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

dengan transaksi yang terjadi dalam lingkungan internal

organisasi yang terdiri dari organisasi dan kulturnya,

dan antara organisasi itu dengan lingkungan

eksternalnya. Yang dimaksud dengan kultur organisasi

adalah pola kepercayaan dan harapan dari anggota

organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk

tingkah-laku individu dan kelompok dalam organisasi.

7.   Ketidakpastian

Ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang

tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk

mengurangi faktor ketidak pastian ini organisasi

menciptakan dan menukar pesan diantara anggota,

melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi,

dan menghadapi tugas-tugas yang komplek dengan

integrasi yang tinggi.

Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga

disebabkan oleh terlalu banyaknya infomasi yang

diterima dari pada sesungguhnya diperlukan untuk

menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama

dari komunikasi organisasi adalah menentukan dengan

tepat beberapa banyaknya informasi yang diperkukan

untuk mengurangi ketidak pastian tanpa informasi yang

berlebi lebihan. Jadi ketidak pastian dapat disebabkan

oleh terlalu sedikit informasi yang diperlukan dan juga

karena terlalu banyak yang diterima.

43Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

1.6 Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi

Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi,

manajer, atau administrator harus memilih salah satu

berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan

dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan.

Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan

penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang

dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg

seorang profesor manajemen pada McGill University di

Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang

manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan

antarpersona; peranan informasi; dan peranan

memutuskan.

1. Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga

hal:

a. Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu

unit organisasi, membuat seorang manajer

melakuan tugas yang bersifat keupacaraan.

Karena ia merupakan seorang tokoh, maka

selain memimpim berbagai upacara di

kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar

untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam

peranan ini seorang manajer berkesempatan

untuk memberikan penerangan, penjelasan,

imbauan, ajakan, dll.

44Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

b. Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang

manajer bertanggung jawab atas lancar-

tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya.

Beberapa kegiatan bersangkutan langsung

dengan kepemimpinannya pada semua tahap

manajemen: penentuan kebijaksanaan,

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-

kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan

kepemimpinannya, antara lain memotivasi para

karyawan agar giat bekerja. Untuk

melaksanakan kepemimpinannya secara efektif,

maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi

secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan,

seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia

mampu membuat para karyawan melakukan

kegiatan tertentu dengan kesadaran,

kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana

kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil

yang memuaskan.

c. Peranan penghubung. Dalam peranan sebagai

penghubung, seorang manajer melakukan

komunikasi dengan orang-orang di luar jalur

komando vertikal, baik secara formal maupun

secara tidak formal.

45Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

2. Peranan informasi. Dalam organisasinya, seorang

manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia

mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan

organisasinya. Peranan informasional meliputi

peranan-peranan sebagai berikut:

a. Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya

sebagai monitor, manajer memandang lingkungan

sebagai sumber informasi. Ia mengajukan

berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau

kepada bawahannya, dan ia menerima informasi

pula dari mereka tanpa diminta berkat kontak

pribadinya yang selalu dibinanya.

b. Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai

penyebar ia menerima dan menghimpun informasi

dari luar yang penting artinya dan bermanfaat

bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan

kepada bawahannya

c. Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki

kesamaan dengan peranan penghubung, yakni

dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada

khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal

caranya: jika dalam peranannya sebagai

penghubung ia menyampaikan informasi secara

antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun

dalam perananya sebagai juru bicara tidak

46Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

selamanya secara kontak pribadi, tetapi

selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru

bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan

informasi kepada orang-orang yang berpengaruh

yang melakukan pengawasan terhadap

organisasinya. Kepada khalayak di luar

organisasinya ia memberikan informasi dalam

rangka pengembangan organisasinya. Ia

meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang

dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab

sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan

pula para pejabat pemerintah bahwa

organisasinya berjalan sesuai dengan

peratruran sebagaimana harusnya.

3. Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang

peranan yang sangat penting dalam sistem

pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada

empat peranan yang dicakup pada peranan ini:

a. Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha

memajukan organisasinya dan mengadakan

penyesuaian terhadap perubahan kondisi

lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke

depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika

sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil

prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek

47Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

yang iawasinya sendiri atau didelegasikannya

kepad bawahannya.

b. Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer

berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap

tekanan yang menimpa organisasi, seperti

buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.

c. Peranan penentu sumber. Seorang manajer

bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan

apa yang harus dilakukan, siapa yang akan

melaksanakan, dan bagaimana pembagian

pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga

mempunyai kewenangan mengenai pengambilan

keputusan penting sebelum implementasi

dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer

dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan

yang berkaitan semuanya berjalan melalui

pemikran tunggal.

d. Peranan perunding. Manajer melakukan peranan

perunding bukan saja mengenai hal-hal yang

resmi dan langsung berhubungan dengan

organisasi, melainkan juga tentang hal-hal

yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan

dengan kekaryaan. Bagi manajer, perundingan

merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang

mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-

48Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

sumber organisasional pada waktu yang tepat,

dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan

informasi yang sangat diperlukan bagi

perundingan yang penting.

1.7 Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan

Organisasi

1. Komunikasi internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses

penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi

yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti

komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara

sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini

bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi

kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses

komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media

nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan

menjadi dua, yaitu:

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari

atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan

dari bawahan kepada pimpinan. Dalam

komunikasi vertikal, pimpinan memberikan

instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk,

informasi-informasi, dll kepada bawahannya.

Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan,

49Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada

pimpinan.

b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu

komunikasi antara sesama seperti dari

karyawan kepada karyawan, manajer kepada

manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa

mengalir di bagian yang sama di dalam

organisasi atau mengalir antarbagian.

Komunikasi lateral ini memperlancar

pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode,

dan masalah. Hal ini membantu organisasi

untuk menghindari beberapa masalah dan

memecahkan yang lainnya, serta membangun

semangat kerja dan kepuasan kerja.

2. Komunikasi eksternal.

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi

antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar

organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih

banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari

pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh

pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap

sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari

jalur secara timbal balik:

a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak.

Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat

50Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

informatif, yang dilakukan sedemikian rupa

sehingga khalayak merasa memiliki

keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin.

Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk,

seperti: majalah organisasi; press release;

artikel surat kabar atau majalah; pidato

radio; film dokumenter; brosur; leaflet;

poster; konferensi pers.

b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi

merupakan umpan balik sebagai efek dari

kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh

organisasi.

1.8 Sekolah sebagai Organisasi yang Bersifat Manajerial

Sebagai suatu sistem sosial, sekolah merupakan

organisasi yang dinamis dan berkomunikasi secara aktif.

Sebagai satu sistem sosial di dalamnya melibatkan dua

orang atau lebih yang saling berkomunikasi untuk

mencapai tujuan. Beberapa hal menarik dalam

membicarakan sekolah sebagai organisasi adalah dimensi-

dimensi yang terdapat di dalamnya, semangat serta

konflik yang terjadi di dalam organisasi itu sendiri .

Sekolah sebagai satu institusi di dalamnya

terdapat sekumpulan orang-orang yang masing-masing

51Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

mempunyai tujuan, mereka terhimpun dalam satu susunan

yang mempunyai tugas dan tanggung jawab. Sekolah

sebagai satu institusi mempunyai peran dan tujuan/

harapan. Dan dalam mencapai tujuan itu berlaku norma,

aturan atau ketentua-ketentuan yang mengatur hubungan

kerja sama antar orang yang satu dengan orang yang

lain.

Faktor manusia di lingkungan sekolah terdiri dari

kelompok guru, tenaga administrasi atau staf, dan

kelompok siswa. Masing-masing kelompok memilki pribadi

yang berbeda-beda. Mereka memiliki watak, kepentingan,

sikap, bahkan juga memiliki kehawatiran yang tidak

sama. Akibat perbedaan pribadinya akan menyebabkan

interaksi yang unik dari masing-masing orang dengan

lingkungannya.

Tetapi seperti halnya institusi yang memilki

harapan, orang-orang tersebut juga menghendaki agar

keinginan dan harapannya dapat terpenuhi oleh

organisasi melalui perilaku mereka yang ditampilkan

kedalam organisasi.

Dengan demikian, ada keterkaitan antara faktor

institusi yang bersifat normatif dengan faktor manusia

atau individu yang psikologis. Keterkaitan antara

keduanya seimbang. Artinya harapan atau keinginan

sekolah sebagai satu institusi terpenuhi, demikian pula

52Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

harapan para orang-orang di lingkungan sekolah tersebut

juga dapat diwujudkan. Sehingga lahirlah keseimbangan

antar kepentingan institusi serta kepentingan sumber

daya manusia di dalamnya.

Model di atas juga menunjukkan bahwa interaksi

antara dimensi normatif dengan dimensi psikologis akan

melahirkan prilaku sosial. Dengan demikian, perilaku

sosial suatu sekolah tidak lain adalah hasil dari pada

tercapainya keseimbangan antara dimensi normatif dengan

dimensi psikologis. Perilaku sosial suatu sekolah dapat

diwujudkan ke dalam hasil-hasil yang dicapai yang

dirasakan tidak bertentangan dengan keinginan dan

harapan masyarakat sebagai lingkungan di mana sekolah

itu berada.

Sekolah merupakan lembaga di mana di dalamnya

bergabung berbagai macam orang yang saling

berkomunikasi untuk mencapai tujuan, ada kelompok guru,

staf dan kelompok siswa. Masing-masing individu

mempunyai latar belakang motivasi, tujuan, watak serta

kepribadian yang berbeda. Sehingga tidak mustahil pada

suatu saat terjadi perbenturan antara keinginan-

keinginan di antara para individu, sehingga lahirlah

yang disebur konflik.

1.8.1 Sekolah sebagai Sistem Terbuka

53Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Di samping sekolah sebagai sistem sosial yang di

dalamnya ditandai dengan adanya berbagai dimensi dan

konflik, sekolah juga merupakan sistem terbuka. Sekolah

dikatakan sistem terbuka sebab di dalamnya berkumpul

manusia yang saling berinteraksi dengan lingkungannya.

Dengan demikian sekolah terbuka untuk memperoleh input

dan selanjutnya mentranformasikan sebagai produksi.

Sekolah sebagai sistem terbuka dalam arti

menyesuaikan dengan lingkungannya dengan cara melakukan

perubahan-perubahan susunan dan proses dari bagian-

bagian yang ada dalam sekolah itu sendiri. Sekolah

selalu menginginkan adanya keseimbangn dan kestabilan

antara bagian-bagian yang ada dalam sekolah dan di luar

sekolah. Kesimbangan tersebut dicapai melalui adaptasi

terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang penuh

arti.

Berbeda dengan konsep organisasi sebagai sitem

tertutup, mereka lebih bersifat internal, banyak

mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan struktur dan

variabel-variabel yang berkaitan dengan struktur,

seperti hirarki, wewenang, tanggung jawab, pengawasan,

pembagian tugas, serta berbagai peraturan. Dengan

demikan perbedaan hakiki, organisasi sebagai sistem

terbuka lebih menekankan factor sumber daya manusia dan

bagaimana manusia-manusia tersebut berprilaku. Dan

54Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

prilaku-prilaku tersebut sangat erat kaitannya dengan

faktor lingkungan.

Sedang organisasi sebagai sistem tertutup, lebih

menekankan faktor institusi yang di dalamnya terdapat

variabel. Organisasi sebagai sistem terbuka bersifat

dinamis, sedangkan organisasi sebagai sistem tertutup

bersifat pasif.

1.8.2 Informalitas dalam Kehidupan Sekolah

Kecuali sekolah sebagai organisasi formal/birokrasi,

sebagai sistem sosial dan terbuka, faktor lain yang

menarik untuk dikemukakan adalah informalitas dalam

kehidupan sekolah. Gur-guru, tenaga administrasi, para

siswa dalam pergaulan mereka satu dengan lainnya

membangun suatu hubungan pribadi. Mereka saling

berusaha menerima norma-norma tingkah laku tertentu

serta pola-pola berfikir yang bisa dilakukan. Mereka

berkumpul dalam kelompok-kelompok informal tetapi tetap

dalam kerangka formal sekolah .

Hubungan informal di antara mereka karena unsur-

unsur persamaan tertentu, keyakinan-keyakinan tertentu

dari pada individu bisa menyebabkan para individu

merasa sebagai bagian tak terpisahkan dari kelompok

informal tersebut. Demikian pula sikap-sikap, norma

serta tingkah laku para individu memungkinkan mereka

untuk bekerja sama.

55Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Apabila diperhatikan kelompok-kelompok informal

tersebut sebenarnya mempunyai peranan tertentu dalam

kerangka organisasi formal, sebab dengan adanya

kerjasama atau kelompok-kelompok informal dirasakan

memberikan efek suatu perasaan aman, perasaan

persatuan, perasaan saling membantu, perasaan puas dan

sebagainya.

Bahkan hal-hal yang formal atau masalah yang timbul

akibat perilaku formal dalam suatu organisasi,

adakalanya dapat dipecahkan melalui peranan kelompok

informal. Dengan demikian, kelompok informal dapat

membantu kehidupan sosial suatu organisasi. Di dalam

lingkungan sekolah informalitas merupakan hal yang

penting sehingga seorang kepala sekolah harus mampu

memahami perbedaan di antara struktur formal dan

informal. Oleh sebab itu, tanggung jawab yang besar

dari kepala sekolah adalah menciptakan satu kondisi

sehingga informalitas dan organisasi formal dapat

bersaing secara sehat, serta saling mendukung.

Sebagaimana dikatakan oleh Halpin dan Croft (1963),

individu atau seseorang mempunyai kepribadian, demikian

pula sebuah organisasi seperti sekolah juga memiliki

kepribadian atau memilki suasana. Suasana sekolah

digambarkan sebagai berikut:

a. Suasana terbuka

56Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

b. Suasana otonom

c. Suasana yang terkendali

d. Suasana akrab

e. Suasana kebapakan

f. Suasana tertutup

F. Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Organisasi

dan Manajerial?

2. Jelaskan konsep dasar Komunikasi Organisasi dan

Manajerial.

3. Jelaskan gaya komunikasi dalam Organisasi dan

Manajemen.

4. Jelaskan konsep dasar Komunikasi Organisasi!

5. Jelakan kaitan antara komunikasi organisasi dan

manajerial dengan sekolah!

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. 2007. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana

Pranada Media Group.

57Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Dewi, S. 2006. Komunikasi Bisnis, Yogyakarta: Penerbit

Andi

Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory,

McGrraw-Hill Companies

Jefkins, F. 1995. Public Relations. Edisi Keempat. Alih

Bahasa Haris Munandar, Jakarta: Erlangga.

Mulyana, D.2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek,Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas

Terbuka

Tubbs, Stewart L. – Moss, Sylvia, Human Communication:Konteks-Konteks Komunikasi, Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2005, h. 170.

Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: GrameiaWiasarana Indonesia.

KATA PENGANTAR

58Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Puji syukur syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas telah tersusunnya Bahan Ajar Komunikasi Organisasi

dan Manajerial yang dapat digunakan sebagai salah satu

bahan belajar pada pembelajaran Teori Komunikasi..

Bahan ajar ini menjelaskan Konsep Organisasi dan

Manajerial, Komunikasi Organisasi dan Manajerial, dan

Sekolah sebagai organisasi.

Bahan ajar ini disusun oleh tim, yaitu kelompok IV

yang beranggotakan Amran Jahot Sinaga, Almaida

Febibina, Fadhilatun Mahfudjah, dan Sardi Dinardi.

Bahan ajar ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu masih sangat diharapkan masukan dan kritik

yang membangun, sehingga lebih bermanfaat secara

mondial.

Kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi

terhadap penyusunan bahan ajar ini, kam ucapkan terima

kasih

Tim Penyusun,Kelompok IV

59Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

60Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial