strategi pembelajaran orang dewasa

29
STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA Filed under: ILMU PENGETAHUAN Tinggalkan komentar September 10, 2012 Bagi teman-teman yang bekerja di bidang pendidikan, kayaknya perlu banget nih belajar tentang strategi pembelajaran bagi orangtua, jadi ketika yang diajar atau siswanya para orang- orang yang sudah tua, bisa memahami ataupun mengingat pelajaran yang kita sampaikan. Proses belajar bagi anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Belajar bagi anak-anak bersifat untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sedangkan bagi orang dewasa lebih menekankan untuk apa ia belajar. Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri. Dalam proses pembelajaran orang dewasa (andragogi), ia menghendaki kemandirian dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya ia diberi ceramah oleh orang lain tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Apabila orang dewasa dibawa pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, maka ia akan melakukan proses belajar dengan penuh penghargaan pula. Ia akan melakukan proses belajar dengan pelibatan dirinya secara mendalam. Situasi tersebut menunjukkan orang dewasa mempunyai kemauan sendiri untuk belajar. Oleh sebab itu perlu diketahui cara-cara yang efektif untuk pembelajaran orang dewasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam belajar dapat bersifat psikis dan fisik. Faktor Psikis 1. Harapan masa depan Harapan masa depan peserta paket dapat mempengaruhi semangat belajar. Adanya keterkaitan dengan pengembangan kariernya di masa depan akan memacu semangat belajar peserta paket. 2. Latar belakang sosial

Upload: independent

Post on 21-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASAFiled under: ILMU PENGETAHUAN — Tinggalkan komentar September 10, 2012

Bagi teman-teman yang bekerja di bidang pendidikan, kayaknya perlu banget nih belajar tentang strategi pembelajaran bagi orangtua, jadi ketika yang diajar atau siswanya para orang-orang yang sudah tua, bisa memahami ataupun mengingat pelajaran yang kita sampaikan.

Proses belajar bagi anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Belajar bagi anak-anak bersifat untuk mengumpulkan pengetahuansebanyak-banyaknya. Sedangkan bagi orang dewasa lebih menekankan untuk apa ia belajar.Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai berkurang dan ia merasadapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri sendiri.

Dalam proses pembelajaran orang dewasa (andragogi), ia menghendaki kemandirian dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya ia diberi ceramah oleh orang lain tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Apabila orang dewasa dibawa pada situasi belajar yang memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, maka ia akan melakukan proses belajar dengan penuh penghargaan pula. Ia akan melakukan proses belajar dengan pelibatan dirinya secara mendalam. Situasi tersebut menunjukkan orang dewasa mempunyai kemauan sendiri untuk belajar. Oleh sebab itu perlu diketahui cara-cara yang efektif untuk pembelajaran orang dewasa.Faktor-faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam belajar dapat bersifat psikis dan fisik.

Faktor Psikis1. Harapan masa depanHarapan masa depan peserta paket dapat mempengaruhi semangat belajar. Adanya keterkaitan dengan pengembangan kariernya di masa depan akan memacu semangat belajar peserta paket.2. Latar belakang sosial

Lingkungan sosial yang merupakan masyarakat belajar dapat mempengaruhi peserta. Kesempatan belajar akan dirasakan sebagai peluang berharga untuk menambah kepercayaan dirinya dilingkungan sosialnya.3. KeluargaBagi para peserta, latar belakang keluarga merupakan faktor yang cukup dominan.Keluarga yang utuh dan harmonis serta penuh syukur akan berpengaruh positif terhadap dirinya, begitupun sebaliknya.Keluarga dengan banyak anak dan yang sedikit anak akan menimbulkan masalah yang berbeda, hal tersebut juga mempengaruhi sikap belajar.4. Daya ingatDiakui banyak orang bahwa makin lanjut usia dibarengi dengan penurunan daya ingat. Orang dewasa lebih mudah lupa dibanding anak-anak.Ada ungkapan tentang perbedaan anak dan orang dewasa dalam belajar bahwa anak belajar ibarat mengukir di atas batu. Artinya anak-anak lebih lama untuk memahami sesuatu tetapi kalau sudah paham terus diingatnya dan sulit untuk dilupakan.Sedangkan pada orang dewasa, ia mudah memahami sesuatu tetapi belum beberapa lama sudah terlupakan. Ibarat mengukir di atas air, oleh karena itu dalam proses belajar orang dewasa catatandan resume atau rangkuman materi pelajaran sangatlah membantu peserta.

Faktor FisikBertambahnya usia mempengaruhi ketahanan fisik terutama penglihatan, pendengaran, artikulasi, dan penyakit.1. Faktor penglihatanPada umumnya orang lanjut usia (40 – 60 tahun), ketajaman penglihatan berkurang oleh karena itu pengelompokan peserta jangan terlalu banyak. Usahan setiap kelompok antara 15 – 25 orang, sehingga dimungkinkan penataan tempat duduk lebih dekatdengan sumber belajar. Media pembelajaran seperti OHP, Flipchart, dan lain-lain agar dibuat sedikmikian rupa sehinggapeserta dapat melihat dengan jelas.

2. Faktor PendengaranTak dipungkiri pada usia lanjut fungsi pendengaran juga menurun. Dalam hal ini perlu pengaturan secara baik dari fasilitator maupun media yang digunakan seperti radio, kaset,

dan lain-lain harus memungkinkan semua peserta dapat mendengardengan jelas.

3. Faktor artikulasiArtikulasi dipengaruhi oleh struktur alat-alat ucap di dalam rongga mulut. Pada usia lanjut, banyak yang sebagian giginya tanggal, tenggoroan yang tidak sesempurna pada masa remaja. Apalagi yang mendapat gangguan syaraf akibat stroke, bibir menurun, dan pipi cekung serta tidak jarang secara reflek bergetar, dan lain-lain. Kondisi seperti ini mempengaruhi pelafalan seseorang. Pelafalan yang tidak tepat mempengaruhi makna bahasa. Hal tersebut perlu disadarin oleh fasilitator agar pelafalan kata diupayakan dengan tepat.

4. Faktor penyakitBertambah usiapun sering dibarengi dengan penyakit yang disebabkan fungsi organ tubuh mulai berkurang. Biasanya penyakit yang mengiringi usia itu adalah gula darah, kolesterol, tekanan darah yang meninggi atau menurun, dan lain-lain. Gangguan penyakit ini mengurangi stamina fisik dan ketahanan psikis. Dengan kondisi ini perlu diperhatikan:– Agenda pelajaran perlu dipertimbangkan untuk tidak menjadwalkan proses belajar hingga larut malam– Latihan fisik yang berlebihan– Pengaturan menu makanan yang cocok.

Oleh kaena itu untuk memperlancar proses pembelajaran orang dewasa perlu memperhatikan beberapa prinsip :A. Nilai dan NormaPerbedaan orang dewasa dengan anak-anak dalam pemahaman atas nilai dan norma adalah pada orang dewasa terletak pada dirinyasendiri, sedangkan pada anak-anak terletak pada pendidik. Orang dewasa dalam memahami suatu informasi tidak serta merta diterima atau ditelan bulat-bulat tetapi selalu dibandingkan dengan nilai dan norma yang sudah melekat dalam dirinya yang terbentuk selama pengelamannya. Orang dewasa tidak akan mudah terbujuk dan lalu setuju terhadap informasi yang diterima, apalagi yang ia ragukan kebenaran dan kurang sejalan dengan nilai dan norma yang diyakininya. Sedangkan nilai dan norma pada diri anak masih dalam proses “pembentukan”. Oleh karena itu mereka memerlukan contoh dan teladan yang baik dari pendidik.Implikasi dalam proses pembelajaran orang dewasa adalah lebih

mengutamakan pendekatan pembelajaran “terpusat pada peserta didik”. Pada hakekatnya pendekatan pembelajaran ini, peserta diberi kesempatan mengambil tanggung jawab yang luas untuk mengambil keputusan sendiri dalam belajar.

B. Belajar MenemukanOrang dewasa belajar dengan cara menemukan yaitu informasi yang diterima menjadi sikap hidupnya setelah ia menganalisis, mensintesis, merefleksi dan merenungkan. Apabila informasi ituternyata benar menurut dirinya maka ia mengambil keputusan dalam dirinya berupa setuju – tidak setuju, suka – tidak suka,boleh – tidak boleh, maupun baik atau buruk.Anak-anak belajar dengan cara mengumpulkan informasi. Anak-anak tidak memproses informasi lebih lanjut seperti cara orangdewasa tersebut.

C. Perhatian dan MotivasiProses belajar tidak akan terjadi tanpa perhatian dari peserta. Perhatian dapat dibangkitkan dengan penggunaan media dan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal tersebut memunculkan motivasi pada diri peserta.Motivasi sangat berperan dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah kondisi dalam diri individu yang mendorong seseorang berbuat (belajar). Motivasi berkaitan dengan minat. Orang yangmemiliki minat terhadap sesuatu akan tumbuh motivasi untuk mempelajari seseuatu itu. Motivasi dapat bersifat internal yaitu datang dari diri sendiri dan bersifat eksternal yaitu motivasi tumbuh karena pengaruh dari luar.

D. KeaktifanSecara psikologis setiap manusia mempunyai dorongan untuk berbuat sesuai inspirasinya. Belajar tidak dapat dipaksaan dantidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi bila orang mengalaminya sendiri. Belajar menyangkut apa yang harus dikerjakannya untuk dirinya sendiri,inisiatif belajar harus datang dari dalam diri peserta.Orang dewasa belajar tidak hanya menerima, menyimpan informasitetapi juga mentransformasikannya. Orang belajar memiliki sifat aktif, konstruksif dan mampu merencanakan sesuatu. Peserta diklat mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar peserta mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisi, menafsirkan, menarik kesimpulan,

mengadopsi, dan mengambil keputusan.Prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang selalu aktif untuk ingin tahu. Keaktifan terlihat baik berupa kegiatan fisik seperti membaca, menulis, mendengar, berlatih, dan lain-lain, maupun kegiatan psikis seperti menggunakan pengetahuan dalam memecahkan masalah, membandingkan suatu konsep, menganalisis, mensisntesis, menilai, merefleksi, merasakan, dan lain-lain. Belajar harus dilakukan secara aktif baik individu maupun kelompok.

E. Keterlibatan LangsungBelajar paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Belajar dengan prinsip ini, peserta tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalamperbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Orang belajar naik sepeda yang paling baik langsung diberi sepedanyauntuk dapat dinaiki. Belajar bersepeda tidak dapat melelui modul dan diceramahi. John deway mengungkapkan Learning by doing. Belajar harus dilakukan dan dialami secara langsung.

F. PengulanganPrinsip belajar yang tidak kalah penting adalah mengulang-ulang. Mengulang-ulang suatu materi pelajaran merupakan latihan untuk mengembangkan daya-daya dalam diri individu. Daya-daya itu ialah inteligensi, mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan lain-lain. Ibarat mengasah pedang yang terus menerus menjadi tajam. Air yang beratus tahun menetes pada batu, batu itupun akan berlubang. Orang hafal do’a, lagu bahkan sebuah kitab suci adalah hasil mengulang dan mengulang.Teori psikologi asosiasi yang dipelopori “Thorndike” yang mengatakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon yang benar. Namun demikian tidak semua bentuk belajar dapat dilakukan dengan pengulangan.

G. TantanganDalam situasi belajar orang akan menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut selalu ada hambatan yang dapat diatasi dengan mempelajari bahan ajar. Apabila tujuan sudah tercapai maka akan menetapkan tujuan baru, demikian terus menerus sehingga

terjadi belajar yang terus menerus. Untuk itu agar dapat memberi tantangan yang lebih besar kepada peserta didik perlu penggunaan metode eksperimen, inkuiri, dan lain-lain.

H. Balikan dan PenguatanPeserta akan belajar lebih serius manakala mengetahui hasil belajarnya memuaskan. Hal tersebut akan menjadi penguatan untuk belajar lebih serius lagi. Penguatan belajar yang disebabkan hasil yang memuaskan disebut penguatan positif.Selain itu penguatan belajar dapat disebabkan oleh rasa cemas karena hasil belajar yang jelek. Misalnya dapat nilai terendah. Penguatan ini disebut penguatan negatif. Baik penguatan positif maupun penguatan negatif akan mendorong peserta untuk belajar.

I. Perbedaan IndividualSetiap peserta diklat memiliki karakteristik mental yang berbeda-beda. Kondisi seperti ini menyebabkan setiap peserta diklat memiliki variasi kecepatan belajar yang tidak sama. Kesadaran akan hal tersebut akan mendorong peserta untuk menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, 1999, Jakarta:Rineka cipta.Lunandi, A. G., Pendidikan Orang Dewasa, 1993, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Sugema, B. Dan Setyabudi H., Psikologi Belajar Orang Dewasa, 2002, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.

sumber: edu-articles.com/pembelajaran-orang-dewasa/

 

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN PADA LANSIA

Disusun oleh:

Asri Wuria N.

Nim:07.005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KABUPATEN MALANG

PROGAM DIII KEPERRAWATAN

2009

Model Pendidikan Kesehatan pada Lansia

1. Definisi manusia

Manusia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan setruktur dan fungsi normalnya sehimgga tidak dapat bertahan terhadap infeksi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikikerusakan yang diderita. (constantinildes,1994).

Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsimetabolic dan strukyural yang disebut sebagai penyakit degeneratif (seperti hipertensi,aterosklerosis, diabetes militus,dan kangker)

Adanya yang menganalogikan menuanya manusia seperti ausnya suku cadangan suatu mesin yang bekerja sangat kompleks yang bagian-bagiannya sangat komplek dan saling mempengaruhi. Analisis tidak setuju dengan hal ini karena manusia mempunyai jiwa dsan budaya yang banyak mempengaruhi fisiknya.

ASPEK PEMBINA KESEHATAN

2.PEDOMAN PEMBINA KESEHATAN

Tujuan pembinaan kesehatan bagi kaum lanjut usia adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyrakat.

Mereka yang berusia 40-45 tahun (menjelang usia lanjut/masa virilitas) memerlukan informasi pengetahuan sebagai berikut;

1. mengetahui sedini mungkin adanya akibat proses penuaan, misalnya adanya keluhan-keluhan :

mudah jatuh atu jatuh berulang kali,

mudah lelah,

nyeri dada,

berdebar-debar,

sesak nafas waktu melakukan kerja fisik dan lain-lain.

2. mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.

3. melakukan latihan kesegaran jasmani.4. melakukan diet dengan menu yang seimbang.5. Meningkstksn kegiatan sosial di masyarakat.6. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mereka yang berusia 55-64 tahun (masa presenium) memerlukan informasi pengetahuan mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.2. Perawatan gizi/diet seimbang.3. Kegiatan olahraga/kesegaran jasmani.4. Perlunya berbagai alat bantu untuk tetap berdayaguna.5. Pengembangan hubungan sosial di masyarakat.6. Peningkatan hubungan sosial di masyarakat.7. Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mereka yang berusia 65 tahun ke atas dan kelompok risiko tinggi memerlukan informasi pengetahuan sebagai berikut:

1. Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi,aktuvitas di dalam maupun di luar rumah.

2. Pemakaian alat bantu sesuai dengan kebuthan gan kemampuanyang ada pada mereka.

3. Pemeriksaan secara berkala.4. Pearwatan Fisioterapi di rumah sakit terdekat.5. Latihan kesegaran jasmani.6. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Secara umum, tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranyadapat dijalankan adalah sebagai berikut:

1. Hindari berat badan yang telalu berat (obesitas atau overweight).

2. Kurangi makanan dan pilihan makanan yang sesuai.3. Olahraga yang ringan dan teratur harus dilakukan.4. Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik perlu

dihindari. Ada tiga macam faktor:

faktor resiko yang tak dapat dihindari :umur, jenis kelamin,faktor keturunan.

faktor resiko yang sukar dihindari :kepribadian.

faktor resiko yang dapat dihindari/ diabatasi: merokok, hipertensi, diabetes melitus, kelebihan berat badan,hiperkolesterolemia.

5. Menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan.6. Tindakan-tindakan mengisi kehidupan7. Persiapan menghadapi pensiun.8. Pemeriksaan kesehatan secara periodik.

3. PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN

Tentunya kita semua sependapat bahwa tujuam pembinaan Lanjut Usia adalah agar mereka mandiri, berguna dan sejahtera. Oleh karena itu tentunya kemandirian, kegunaan dan kesejahteraan dapat dijadikan kriteria akan kualitas hidupnya. Untuk dapat menjalani hidup yang berkualitas diperlukan bekal. Bagi seorang lanjut usia bekal ini dapat berupa pengalaman ,pengetahuan dan keahlian, kearifan dan kesehatannya. Seseorang yang menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin tua, pengalaman juga semakin banyak, pengetahuannya akan luas, keahlianya semakin mendalam dan kearifanya semakin mantap. Namun demikian, kebugaran dan kesehatannya biasanya semaikn menurun. Bersama an dengan itu, menjelang memasuki saatnya memasuki lanjut usia bagi sebagian orang akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan hilangnya kedudikan formal dengan segala konsekwensinya serta perubahan-perubahan yang terjadi yang dirasakan sebagian

hilangnya teman-teman dalam arti kata yang sesungguhnya.

Kesehatan yang dimaksud disini adalah keadaan sejahtera secarafisik, mental, sosial dan tidak sekedar bebas penyakit atau cacat. Kondisi kesehatan inilah yang pada hakikatnya menjadi penompang untuk mengamalkan pengalaman, ilmu, keahlian dan kearifan secara optimal. Kesehatan pada dasarnya dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor keturunan, lingkungan upaya kesehatan dan perilaku. Terhadap faktor keturunan tuntunya kita tidak bisa bebuat apa-apa, dalam arti bahwa sesuatu yang diturunkan akan melekat pada diri kita untuk selama-lamanya.dalam hal yang berkaitan dengan lingkungan , dalam banyak hal kita sering tidak mempunyai pilihan kecuali kita bisa memperbaikinya sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Upaya kesehatan terutama menjadi tanggung jawab instintusi kesehatan. Tetapi menyangkut masalah perilaku sepenuhnya terletak di tangan orang masing-masing.

Dengan perilaku yang sehat , interaksi orang dengan limgkungannya maupun upaya kesehatan dapat menghasilkan kualitas hidup yang memadai dan mungkin juga umur panjang. Program tiga sehat pada hakikatnya adalah sebuah program perilaku. Disebut tiga sehat oleh karena mempunyai tiga komponen, yaitu mental, olahraga dan gizi, ketiganya merupakantritunggal. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal ketigannya harus dijalankan tanpa mengabaikan salah satu. Sebagai programperilaku, keberhasilan program ini akan sangat tergantung padaniat dan ketentuan yang menjalaninya.

Pokok-pokok kegiatannya sebagai berikut:

1. Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu yakni berjalan kaki, kalau bisa dengan kecepatan 6 km/jamselama 45 menit sampai 1 jam setiap kalinya. Kecepatan ini disesuaikan dengan kemampuan, yang terpenting adalah teraturnya olahraga tersebut dijalankan.

2. Diet dengan pedoman sebagai berikut :

1. Susunan makanan yabg beraneka ragam,2. Mengurangi konsumsi gula,3. Mengurangi konsumsi garam,

4. Membatasi konsumsi lemak,5. Meningkatkan serat dan pati sebagai sumber kalori6. Untuk menjaga disiplin, kiat yang dapat dijalankan adalah

3 kali seminggu pada hari senin, Rabu, Jumat tidak mengkonsumsi sama sekali makanan hewani. Sedangkan pada hari-hari lainnya berpedoman kepada apa ang disebutkan diatas.

Dalam kaitanya dengan mental, diusahakan:

1. Tetap aktif secara mental,2. Tetap aktif dalam kehidupan sosial,3. Menerima proses menjadi tua dengan ikhlas dan

menyesuaikan diri dengan realitas,4. Menjahui polusi mental,5. Meningkatkan kehidupan spiritual.

Dalam konteksnya dengan program tiga sehat ini, kegiatan olahraga dilakukan di luar tempat yang rutin, untuk lebih meningkaykan kegairahan fisik maupun mental.selanjutnya, sekali dalam sebulan, yaitu setiap hari rabu pertama pada sorehari, dilaksanakan pertemuan sosial yang diisi ceramah-ceramahdengan yang bervariasi.

Semua kegiatan diatas dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan sekali dsalam setahun. Evaluasi sementara memberikan kesehatan berikut:

1. Program tiga sehat yang diterapkan kepada purnawirawan dan warakawuri dirasakan dengan mengairahkan kehidupannyaserta menjdi cara untuk menghilangkan stres.

2. Dirasakan meningkatnya kebugaran serta menurunnya frekwensi keluhan sakit yang tidak jelas (masuk angin).

3. Menurunya kebutuhan akan obat-obatan bagi mereka yang menderita penyakit tertentu.

4.PENGOBATAN BAGI KAUM LANSIA

Sudah barang tertentu kelainan di atas sebaiknya dicegah agar sampai berkeanjutan. Sering kali kelainan ini dirasakan sebagai suatu pukulan hebat. Berat ringannya penderitaan yang dialami ini ditentukan oleh kepribadian ,faktor lingkungan seperti faktor sosio-budaya setempat serta faktor kewajiban

dan orang-orang yang brada di sekitarnya.

WHO menekankan perlunya pelatuhan dan informasi bagi keluarga,teman dan tetangga yang memberi perawatan dan bantuan bagi kaum lanjut Usia secara informal. Ada beberapa bidang tindakanpencegahan penyakit bagi kaum lanjut Usia. Mulai dari imunisasi flu dan radang paru-paru serta penghentian rokok dapat dikurangi risikon terserang kangker paru-paru maupun penyakit jantung, walaupun usia mereka sudah 70-an, Bentuk pencegahan yang lain adalah screening untuk penglihatan, pendengaran, kangker, kolesterol darah dan lain-lain.

Kaum lanjut usia perlu terus melakukan kegiatan sehari-hari ,mencegahterjadinya peristiwa yang kurang baik atau berbahaya, juga meningkatkan dan mempertahankan aktivitas mental serta fisik semaksimal mungkin.

Anggapan bahwa usia 70 tahun sekaramg ini belum terlalu tua jika dibanding 40 tahun lalu, karena sekarang banyak orang merasa bahwa lanjut Usia bukanlah sesuatu yang harus disesali tetapi disyukuri dan dinikmati. Yang menyesali usia tua adalahoerang-orang yang tidak bahagia,tidak dinamis dan tidak kreatif-produktif. Sebalinya, ada orang tua yang merasa ”tidakpernah tua”tapi terus ” berjiwa muda”. Golongan ini adalah mereka yang karena kecintaanya kepada profesi tetap aktie dan tetap mengetahui apa yang terjadi.

Orang yang semasa mudanya aktif tentuakan merasa sangat tertekan jika diusia lanjutnya tidak mepunyai aktivitas lagi. Oleh karena itu perlu ada aktivitas ringan umtuk kesehatan jiwa dan fisiknya. Yang terpenting bagi para lanjut Usia adalah mengenal dirinya sendiri, sehingga hal yang dianggapsebagai gejala awal dari”ketegangan yang berlebihan” dapat dideteksi secara awal.

Ternyata kebiasaan hidup merupakan cara yang paling tepat untuk menghindari penyakit jantung koroner, dan kegiatanya mencakup mengurangi perilaku buruk yang sudah terlanjur menjadi kebiasaaan, misalnya : kebiasaan merokok, kebiasaan makan/jajan yang berlebihan. Dianjurkan berolahraga secara teratur, mengurangi berat badan, cara makan dan diet perluh diubah, dan pengecekan medik secara teratur(laboratorium dan X

ray dan sebagainya). masih ada lagi cara relaksasi yang mudah yang dapat dilaksanakn oleh mereka yang mau melatih diri, antara lain meditasi atau latihan untuk relaks dengan membayangkan tempat yang paling indah dan paling aman di duniaini.

fungsi alat-alat tertentu pada Lanjut Usia sangat berbeda, misalnya proses enzim, fungsi pencernaan, ginjal dan lain-lain, sehingga mengunakan obat juga sangat berbeda dibandingkan orang muda. kita perlu berhati-hati mengunakan obat. misalnya dengan menghindarkan obat dosis tinggi. Namun,bukan berarti kita tidak boleh menggunakan dosis tinggi.Infeksi yang serius tepat dan biasanya berdosis lebih tinggi.

Jadi, yang perlu diperhatikan adalah :

1. Efek dari obat yang diberikan.2. Selalu memakai dosis terendah namun efektif.3. Memakai obat-obat dengan sedikit mungkin variasi, karena

daya kaum lanjut usia mulai berkurang terutama hal-hal yang baru terjadi, sehingga tidak jarang salah makn obat,luoa, atau keliru dosisnya.

4. Jangan sekali –kali mengunakan obat untuk menghilangkan gejala sakit tanpa mengetahui terlebih dulu penyakitnya, sebab sering sekali seorang penderita yang sudah terbiasameminum suatu obat, walaupun sebenarnya tidak berguna, merasa tergantung bila pemakaian obat ini dihentikan.

5. jangan sekali makan obat tertentu untuk mengairahkan hidup secara terus-menerus, sebab hal ini justru akan bertentangan dengan prinsip pengobatan.

6. bila setelah memakan suatu obat tambahan ternyata gejala bertambah buruk, sebainya dihentikan. kita harus selalu waspada akan efek samping yang mungkin masih belum diketahui dari suatu obat.

7. Semua obat harus segera dihentikan pemakaianya bila sudahtidak perlu. sebab itu sebaiknya dianjurkan untuk sering mengadakan review pada pemakain obat.

5.PENGOBATAN TRADISIONAL

Para lanjut usia cenderung memiliki kondisi yang kurang baik dibanding ketika muda, sehngga mud terserang berbagai penyakit

seperti jantung koroner, pengerasan pembulu darah, tekanan darah tinggi , diabetes, gangguan persendian,alat gerak , pikun,depresi dan sebagaianya. untuk mengatasi berbagai penyakit itu dapat dipakai bahan-bahan alamiah yang berkhasiat. misalnya, penderita tekanan darah tinggi dapat menggodok daun sambiloto dan seledri atau boleh juga mengkonsumsi acang cuka, rumput laut, jamur hioko, kucai atau seledri. Penderita kencing manis (diabetes) dapat mengkonsumsilabu parang,pare, kangkung, cuka hitamdan sambiloto untuk untuk meningkatkan fungsi pangkreas untuk memproduksi insulin.sedangkan untuk meningkatkan gairah hidup atau para lanjut usia yang kurang tenaga dapat mengunakan biji kucai dan biji pare. jika ingin meningkatkan stamina agar kelihatan segar danberseri sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi cuka hitam dan cuka hitam dalam makanan sehari-hari, karena cuka hitam sangatbekhasiat terutama untuk para lanjut Usia yang sering mengalami pengerasan pembuluh darah, rematik,jantung koroner ,stroke dan sebagainya. Heh hijau pun sangat cocok bagi para Lanjut Usia.

Selain memilih makanana yang berkasiat, diperlukan juga strategi pencegahan dan pengobatan, yakni menghindari stres, istirahatnya yang cukup dan bersyukur akan nikmat yang telah diberikan Tuhan. Cara ini sangat efisien, aman, efektif dan tentu saja ekonomis. Strategi pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan adalah akupuntut, akupteser, pijat, pijat refleksi, kop, kerikakupuntur stamina yang letih, lesu , lemah, kurang bergairah hingga hidup penuh keseimbangan ! Olahraga juga perlu diiringi dengan makanan bergizi tetapi tidak perlu mahal, jamur, asparagus, royal jeli dan tumbuhan lain yang berkasiat sebagai obat (food therapy)

DAFTAR PUSTAKA

Hardywinoto,dkk.Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek (Menjaga Keseinbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia).Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

Model Pendidikan Kesehatan pada Lansia.doc

PENDAHULUAN

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami

oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya

tidak bisa dihindari oleh siapapun. Istilah untuk manusia yang

usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang sering

menyebutnya manusia usia lanjut ( manula), lanjut usia ( lansia), ada

yang menyebut golongan lanjut umur ( glamur), usia lanjut (usila),

bahkan di Inggris menyebutnya dengan istilah dengan warga

negara senior. Namun dalam Islam masa ini disebut syaikh.

Mempunyai umur diatas 60 tahun adalah sebuah anugrah,

tetapi sekaligus suatu cobaan. Mengapa demikian, karena sesuai

sabda nabi Muhammad SAW : “ Sebaik-baiknya kamu ialah orang

yang panjang umur dan panjang pula amalnya”. ( HR. At-

Tirmizdi). Sehingga orang yang dikaruniai usia panjang

dikatakan mendapat anugrah karena masih diberi kesempatan oleh

Allah untuk banyak beramal dan beribadah kepadaNya, dan

mendapat suatu cobaan karena pada saat usia lanjut, tubuh

manusia semakin rapuh, mudah terserang penyakit, dan lain-

lain, sehingga intensitas dalam beramal dan beribadah kepada

Allah semakin berkurang.

II.                RUMUSAN MASALAH

         Pengertian Lanjut Usia

         Pendidikan Lanjut Usia

         Upaya Menggapai Khusnul Khotimah

III.             PEMBAHASAN

A.    Pengertian Lanjut Usia

Secara teoritis, usia tua dimulai antara 60/65 tahun

sampai meninggal. 1[1] usia ini merupakan periode yang

mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia ini

digambarkan dalam al-Hadits yang artinya sebagai berikut “Masa

penilaian umur umatku adalah 60 hingga 70”. (HR Muslim dan Nasai’).

Mereka berkata : “ Ya Rasulallah, berapakah ketetapan umur-umur umatmu ?”

jawab Rasulullah : “Tujuh Puluh” mereka bertanya lagi : “Ya

Rasulallah bagaiman dengan umur delapan puluh?” dan jawab beliau : “

Sedikit sekali umatku yang dapat mencapainya. Yang Semoga Allah merahmati

orang-orang yang mencapai delapan puluh”. (HR Hudzaifah Ibn Yamani).2

[2]

Lansia adalah usia selepas usia dewasa, kalau usia dewasa

umur kira-kira 20/21 tahun sampai 40 tahun, maka lanjut adalah

usia 41 tahun keatas sampai meninggal dunia. DR. Sarlito W

Sarwono membagi kehidupan tua menjadi tiga periode , yaitu

periode virilitas, pra semenium, dan senectus. Masing-masing

periode tahap itu mempunyai ciri-ciri atau karaktreristik

sendiri-sendiri.

1.      Tahap Virilitas (40-55 tahun)

Tahap ini adalah masa kritis dan dikenal dengan istilah

remaja kedua. Pria pada tahap ini sudah mencapai segala

sesuatu yang dicita-citakan. Kedudukan, uang, keluarga dan

sebagainya. Ia sudah membuktikan pada dirinya sendiri bahwa ia

memang pria sejati. Tetapi pada saat yang pula proses penuaan

1[1]Andi Mappiere, Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian dan Pendidikan,(Surabaya: Usaha Nasional,1983),hlm.238.

2[2] Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami,( Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), hlm. 117.

melanda dirinya. Berbagai penyakit mulai menyerang, dan

perubahan fisik juga mulai terjadi.3[3].

2.      Tahap Pra Semenium ( 55-65 tahun)

Usia ini merupakan usia pensiun. Laki-laki kehilangan

pekerjaannya, status sosialnya, fasilitas, materi, anak-anak

(sudah besar dan pergi dari rumah)dan sebagainya. Teman-teman

dan relasinya tidak mengunjunginya. Ia jadi kesepian.

Bersamaan dengan itu kesehatannya akan makin mundur.

Khususnya pada laki-laki yang tidak mempersiapkan diri dengan

baik pada tahapan virilitas, tahap ini menyebabkan depresio

( tekanan jiwa) dan apatio ( lebih senang dan melamun).

3.      Tahap Senectus ( diatas 65 tahun)

Orang-orang yang sukses dalam tahapan virilitas biasanya

tenang pula memasuki tahap yang terakhir ini. Kondisi

kesehatan mereka tidak banyak terganggu, sehingga usia mereka

bertambah panjang. Yang penting adalah bahwa pada tahap ini

seorang pria harus bisa melihat dunianya dari sudut positif ,

melihat dari segi-segi baiknya. Kemampuan ini hanyalah dapat

diperoleh “ melalui latihan dan persiapan yang lama”. Yang

paling tidak disukai oleh pria pada usia senectus adalah

banyaknya teman-teman yang meninggal dunia satu persatu.4[4]

Menurut Prof. Dr. Saparinah Sadli, istilah usia melewati

umur40 tahun wanita mengalami beberapa hal anatara lain:5[5]

3[3] DR Sarlito W Sarwono, Perkembangan Jiwa Pria dalam Diatas 40 Tahun,( Jakarta: Sinar harapan. 1991 ),hlm.40-41.

4[4] Ibid, hlm. 42.

5[5] Saparina Sadli, Kondisi Psikologis Wanita Usia Remaja, ( Jakarta :Sinara Harapan, 1991), hlm.28

1.      Dalam diri wanita ditinjau dari teori psikoanalisa

terjadinya perubahan psikologi yang disebut juga perubahan

kehidupan, perubahan itu meliputi perubahan jasmaniah ( mudah

menjadi gemuk, lebih cepat capai, haid mulai tidak teratur,

dan lain sebagainya), perubahan dalam gaya hidup dan

peranannya, dan sering kali perubahan persepsi orang lain

mengenai dirinya ( oleh suami, anak, mertua, misalnya

dikatakan sekarang ini cerewet, suka ikut campur urusan orang

lain, dan lain sebagainya).

2.      Perubahan lain ialah datangnya menopause yang merupakan

suatu manifestasi kemampuan reproduktifnya telah berakhir.

Pada waktu menopause ini, mulai muncul tanda-tanda ketuaan

seperti keriput pada wajah, terjadinya kantung mata, tumbuhnya

uban, dan sebagainya.Pada saat ini pula sebagian wanita

mengalami depresi yaitu gangguan jiwa pada seseorang yang

ditandai dengan perasaan yang merasa seperti muram, sedih,

perasaan tertekan.6[6]

B.     Pendidikan Lanjut Usia

Landasan Pendidikan Lanjut Usia

Berkenaan dengan landasan belajar bagi usia lanjut, maka

konsep pendidikan sepanjang hayat ( life long education) dapat

dijadikan sebagai landasan. Seperti dikemukakan oleh D.

Sudjana berikut ini:

“ Pendidikan sepanjang hayat dapat dijabarkan kedalam

program-program pendidikan sekolah dan pendidikan luar

6[6] Anton M Muliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:Departemen P & K dan Balai Pustaka, 1991), hlm. 225.

sekolah. Dalam prakteknya program-program dalam jalur

pendidikan luar sekolah dipandang oleh sebagian pakar

pendidikan lebih mampu mengembangkan kehadirannya untuk

mengkondisikan tumbuhnya kesadaran, minat dan semangat

masyarakat untuk melaksanakan kegiatan belajar yang

berkesinambungan”.

Memperhatikan pendapat ahli diatas, pendidikan sepanjang

hayat merupakan suatu proses pendidikan khususnya dalam hal

ini warga belajar usia lanjut, agar mereka dapat mengembangkan

dirinya sesuai dengan tuntutan kebutuhan, perkembangan dan

lingkungan sekitar.

Jika dilihat dari karakteristik pendidikan sepanjang hayat

yang dikemukakan oleh Dave dalam bukunya Life Long Education and

School Curriculum,maka diperoleh gambaran bahwa : pendidikan usia

lanjut merupakan pendidikan yang diberikan bagi warga belajar

usia lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak

terbatas pada usia dan berakhir pada saat berakhirnya

pendidikan sekolah, akan tetapi merupakan proses sepanjang

hayat yang mencakup keseluruhan waktu hidup seseorang atau

sekelompok orang (warga belajar usia lanjut).7[7]

Pendidikan Bagi Usia Lanjut

Elisabeth B Hurlock mengatakan bahwa lansia merupakan

bagian yang terpenting dari kehidupan seorang, dimana dalam

fase ini ia bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya.

Begitu juga sebaliknya generasi orang tua dalam pengembangan

diri sendiri. Fase menjadi orang tua merupakan fase yang

produktif dan kreatif. Disamping mendidik generasi muda maka

7[7] HTTP://FILE.UPI.EDU/DIREKTORI/SPS/PRODI.PENDIDIKAN/ SUPRAYOGI/PENDIDIKAN/ USIA LANJUT.PDF.29/11/2010

tingkah laku yang kreatif dalam mengembangkan kultur atau

kebudayaan merupakan salah satu wujud generatifitas dan

perilaku membangun.8[8]

Dr Sarlito W Sarwono menambahkan bahwa apabila orang

mempersiapkan kehidupan ini sejak semula, yaitu tahap

virilitas dan tahap prasenium, maka usia tua (senectus) ini

tidak akan terjadi banyak permasalahan seperti kondisi

kesehatan tidak banyak terganggu bahkan usia mereka bertambah

panjang. Mereka juga dapat mencurahkan hobinya yang sesuai

dengan kondisi fisik, psikis, dan mentalnya, bahkan dapat pula

pada saat ini dilakukan menulis buku atau melakukan pekerjaan

lain sebagaimana hampir mirip dengan keadaan sebelumnya

sewaktu masih bekerja. Kehadiran cucu-cucu ditengah-tengah

mereka juga merupakan kebahagiaan tersendiri.

Adapun untuk mempertahankan kehidupan mereka agar hidup

tenang dan bahgia, baik secara individu atau berkeompok dengan

melakukan hal-hal sebagi berikut:

1.      Guna memelihara kesehatan ia harus melaksanakan pola hidup

sehat, baik dalam hal makan, bekerja maupun istirahat.

2.      Ia harus mmelakukan olahraga secara rutin. Adapun jenis

olahraga ini sesuai dengan hobi, kekuatan dan kemampuannya.

3.      Mempelajari dan mendalami ajaran agama agar keyakinan agama

semakin teguh dan amaliahnya semakin meningkat kualitas maupun

kuantitas.

4.      Rajin menghadiri majlis-majlis ta’lim baik selaku

narasumber maupun peserta atau jama’ah majlis ta’lim.

8[8] Elisabeth B Hurlock, Psikiologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Hidup, ( Jakrta : Erlangga, 1980)hlm.326.

5.      Menempuh hidup model tasawuf sesuai dengan kemampuan yaitu

melaksanakan takholli, tahalli. tajalli.9[9]

Materi belajar yang cocok bagi warga belajar usia lanjut

adalah sebagai berikut:

Perkembangan individu

1.      Kesehatan ,meliputi:

a)      Kesehatan fisik apa saja

b)      Kesehatan emosional

c)      Cara mencegah penyakit

2.      Perkembangan intelektual

a)      Mengemukakan buah pikiran

b)      Memahami pikiran orang lain

c)      Bekerja efektif

3.      Pilihan moral

a)      Kebebasan individu

b)      Tanggung jawab atas diri sendiri

c)      Tanggung jawab atas orang lain10[10]

C.    Upaya Menggapai Khusnul Khotimah

Salah satu cara dimana ras manusia dibedakan dari semua

binatang yang lain adalah dalam kemampuannya untuk menyadari

kematiannya sendiri. Kita menyadari kenyataan bahwa semua

kehidupan terbatas da bahwa suatu hari kelak kita semua akan

mati. Kesadaran ini mempengaruhi kehidupan kita dalam berbagai

cara secara tidak langsung tetapi implikasi sepenuhnya mungkin

9[9] Tim penyusun Naskah, Text Book Pengantar Ilmu Tasawuf,( IAIN Sumatra Utara,1981/1982),hlm.96-97.

10[10] HTTP://FILE.UPI.EDU/DIREKTORI/SPS/PRODI.PENDIDIKAN/ SUPRAYOGI/PENDIDIKAN/USIA LANJUT.PDF.29/11/2010

tidak akan dirasakan sampai masa hidup kita sudah hampir

berakhir. Orang berbeda-beda dalam kemampuan mereka untuk

menyesuaikan diri dan menerima fakta yang tidak dapat

dielakkan bahaya kehidupan harus berakhir. Menurunnya proses

fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang yang

sudah tua tidak begitu membenci dan merasakan dalam memandang

akhir kehidupan dibandingkan orang yang lebih muda. Namun

demikian, hampir tidak dapat disangka lagi bahwa iman yang

teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa

takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan masa

dimana kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat.

Keyakinan iman bahwa kematian bukanlah akhir tetapi merupakan

permulaan yang baru memungkinkan individu menyongsong akhir

kehidupan dengan tenang dan tentram. Orang lain yang kurang

memiliki keyakinan religius mungkin merasa terhibur karena

merasa telah menjalani kehidupan yang lengkap dan bermakna.

Bila orang dapat merasa bahwa dirinya telah menjadi seperti

apa yang diinginkannya dengan mengembangkan sepenuhnya

potensi-potensi pribadinya maka ia telah memperoleh cara untuk

menyiapkan diri menempuh perjalanan akhir.11[11]

Beberapa amal ibadah yang dapat dilakukannya guna

menggapai khusnul khotimah adalah sebagai berikut:

1.         Meyakini sepenuh hati terhadap rukun iman yang jumlahnya

enam buah yaitu:

a.         Iman kepada Allah.

b.        Iman kepada Malaikat Allah.

c.         Iman kepada Kitab-Kitab Allah.

11[11] Mc. Ghie, Andrew, Psychology as Applied to Nursing, Longman Group Limited London, (Jakarta: Yayasan Essentia Media, 1996), hlm. 156.

d.        Iman Kepada Rasul-Rasul Allah.

e.         Iman Kepada Hari Akhir.

f.         Iman Kepada Qodho dan Qodhar.

2.      Melaksanakan rukun Islam yang jumlahnya ada 5 macam sesuai

kemampuan. Rasulullah bersabda:

“Islam itu didirikan atas lima perkara yaitu: Mengucapkan kalimat syahadat

bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah pesuruh Allah;

Mendirikan shalat; Membayar zakat; Berpuasa di bulan Ramadhan; Menunaikan

ibadah haji ke baaitullah”( HR. Syaikhon).12[12]

3.    Berakhlakul karimah

Akhlakul karimah adalah merupakan landasan utama dalam

islam, sebab tujuan utama disyariatkan Islam dimuka bumi ini

adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Rasulullah saw

bersaba:

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan budi pekerti

yang luhur.”(HR. Ahmad dan Baihaqi )

4.    Menjauhi dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar.

Pendapat ulama menyatakan bahwa dosa besar adalah dosa

karena melakukan pelanggaran hukum atas menyekutukan Allah swt

(musyrik), menyakiti/durhaka kepada kedua orang tua, bersaksi

palsu, bunuh diri, membunuh orang, berzina, menuduh wanita

muslimah berbuat zina, merampok, minum-minuman keras dan lain-

lain. Sedangkan dosa kecil adalah dosa karena melakukan

pelanggaran hukum selain dari dosa besar tersebut diatas.

5.    Membaca kalimat thayibah

Umat Islam diperintahkan oleh Allah SWT untuk selalu

ingat kepada Allah SWT. Allah berfrman:

12[12]Nur Uhbiyati, Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan Sampai Lansia, (Semarang: Walisongo Press,2009), hlm. 190-191.

þþþþþþþþ.þþþþþþ þþþ.þþþ.þþþ& (#þþþþ6þ©þ#þþ þþ< þþþþ þþþþþþþþ3þ? þþþþþ

152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)

kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari

(nikmat)-Ku.(QS Al Baqarah :152 ).

Sedangkan seutama-utama dzikir atau mengingat kepada

Allah dengan membaca kalimat La ilaha illallah.Sehubungan dengan hal

tersebut maka para ulama menuntun kita agar seringkali membaca

kalimat Laa ilaha illallah dimana saja secara sirri kecuali ditempat-

tempat yang dilarang oleh syara’ seperti kamar mandi, WC, dan

lain-lain. Sedangkan secara jahar (bersuara keras) setelah

selesai shalat maktubah (wajib lima waktu).

6.    Membaca Al-Qur’an

Orang yang suka membaca Al-Qur’an kelak dihari kiamat

akan memperoleh syafa’at dari Al-Qur’an.

“Dari Abu Umamah Al-Bahily ia berkata : “saya mendengar Rasulullah saw

bersabda : “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat memberi

syafa’at kepada pembacanya.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu sebagai muslim atau muslimah semestinya

membaca Al-Qur’an itu sesuai dengan kemampuan.13[13]

7.    Membaca Sayyidul istighfar pada pagi hari ataupun sore hari

apabila ia meninggal dunia pada hari itu ia akan dimasukkan

kedalam surga.

8.                            Membaca shalawat Nabi saw.

13[13] Ibid,hlm.202-205

Shalawat adalah do’a yang dipanjatkan kepada Allah dengan

maksud mendoakan Nabi Muhammad saw agar Allah berkenaan

melimpahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad saw.

Umat Islam yang membaca shalawat untuk Nabi ini,

sebenarnya shalawat itu kembali kepada dari yang membaca

bahkan dilipatgandakan 10 kali. Rasulullah saw bersabda:

Dari Abdullah Ibnu Amru Ibnul Ash ra: “ Bahwasanya ia mendengar

Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membaca shalawat sekali untukku,Allah

akan memberikan pahala kepadanya sepuluh kali lipat.” (HR. Muslim) 14[14]

9.    Memberikan Shadaqah kepada Mereka Yang Membutuhkan.

Islam menuntun umatnya untuk suka mengeluarkan shadaqah

kepada mereka yang membutuhkan. Mengeluarkan shadaqah

pahalanya banyak. Dengan bershadaqah hartanya tidak berkurang

sebab kelak akan dilipatgandakan oleh Allah.

10. Banyak menjalankan amalan sunnah.

a)        Menjalankan shalat sunah menjadikan masuk surga.

b)        Menjalankan shalat suunah rawatib sebanyak 12 rakaat, akan

dibangunkan rumah disurga.

c)        Shalat sunah sesudah wudlu juga menjadi sarana untuk dapat

masuk surga.

d)       Memperbanyak menjalankan shalat sunah dapat menyempurnakan

kekurangan shalat maktubah (wajib).

e)        Shalat sunah dua rakaat sebelum shalat subuh pahalanya

sangat besar, yaitu lebih baik daripada dunia seisinya.

f)         Apabila seseorang mau melaksanakan shalat subuh dengan

berjama’ah dilanjutkan dengan berdzikir kepada Allah sampai

14

terbit matahari kemudian shalat dua rakaat maka dia akan

memperoleh pahala setara dengan pahala ibadah haji dan umrah.

g)        Melaksanakan shalat sunah empat rakaat sebelum dhuhur dan

empat rakaat sesudah dhuhur, akan dijauhkan dari siksaan api

neraka.

h)        Melaksanakan shalat malam secara tekun, merupakan satu

cara untuk dapat masuk surga. 15[15]

IV.             KESIMPULAN

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami

oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya

tidak bisa dihindari oleh siapapun. Lansia adalah usia selepas

usia dewasa, kalau usia dewasa umur kira-kira 20/21 tahun

sampai 40 tahun, maka lanjut adalah usia 41 tahun keatas

sampai meninggal dunia. Berkenaan dengan landasan belajar bagi

usia lanjut, maka konsep pendidikan sepanjang hayat ( life long

education) dapat dijadikan sebagai landasan, Karena pendidikan

sepanjang hayat merupakan suatu proses pendidikan khususnya

dalam hal ini warga belajar usia lanjut, agar mereka dapat

mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan kebutuhan,

perkembangan dan lingkungan sekitar.

Materi belajar yang cocok bagi warga belajar usia lanjut

adalah sebagai berikut:

Perkembangan individu

1Kesehatan ,meliputi:

a)Kesehatan fisik apa saja

b)Kesehatan emosional

c)Cara mencegah penyakit

15

2Perkembangan intelektual

a)Mengemukakan buah pikiran

b)Memahami pikiran orang lain

c)Bekerja efektif

3.Pilihan moral

a)Kebebasan individu

b)Tanggung jawab atas diri sendiri

c)Tanggung jawab atas orang lain

Beberapa amal ibadah yang dapat dilakukannya guna

menggapai khusnul khotimah adalah sebagai berikut:

1.Meyakini sepenuh hati terhadap rukun iman yang

jumlahnya enam

2. Melaksanakan rukun Islam yang jumlahnya ada 5 macam

sesuai kemampuan.

3. Berakhlakul karimah

4. Menjauhi dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar

5. Membaca kalimat thayibah.

6. Membaca Al-Qur’an

4.      Membaca Sayyidul istighfar pada pagi hari ataupun sore hari

apabila ia meninggal dunia pada hari itu ia akan dimasukkan

kedalam surga.

5.      Membaca shalawat Nabi saw

6.      Memberikan Shadaqah kepada Mereka Yang Membutuhkan.

7.      Banyak menjalankan amalan sunnah.

V.                PENUTUPDemikian makalah ini penulis susun.Dan tentunya makalah

ini jauh dari kata sempurna.Untuk itu kritik dan saran yang

kontruktif dari para pembaca sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, Mc. Ghie Psychology as Applied to Nursing, Longman Group Limited

London.Jakarta: Yayasan Essentia Media.1996.

B Hurlock, Elisabeth.Psikiologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentan Hidup.Jakarta : Erlangga. 1980).

HTTP://FILE.UPI.EDU/DIREKTORI/SPS/PRODI.PENDIDIKAN/

SUPRAYOGI/PENDIDIKAN/ USIA LANJUT.PDF.29/11/2010

M Muliono, Anton, Dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Departemen P & K dan Balai Pustaka. 1991.

Mappiere, Andi. Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian dan

Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional.1983.

Purwakania Hasan, Aliah B. Psikologi Perkembangan Islami.Jakarta: Raja

Grafindo Persada.2006.

Tim penyusun Naskah. Text Book Pengantar Ilmu Tasawuf.IAIN Sumatra

Utara.1981/1982.

Uhbiyati, Nur. Long Life Education: Pendidikan Anak Sejak dalam Kandungan

Sampai Lansia.Semarang: Walisongo Press.2009.

W Sarwono, Sarlito, DR. Perkembangan Jiwa Pria dalam Diatas 40

Tahun.Jakarta: Sinar Harapan. 1991.

Adli, Saparina. Kondisi Psikologis Wanita Usia Remaja. Jakarta : Sinara

Harapan. 1991.