strategi orang tua dalam membiasakan ... - e-campus
TRANSCRIPT
ii
STRATEGI ORANG TUA DALAM MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA Al-
QUR’AN SETELAH KHATAM AL-QUR’AN DI KELURAHAN TIGO KOTO
DIATE (TAROK) KOTA PAYAKUMBUH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Munaqasyah Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Oleh:
NURUL AFIFAH
2117.024
Dosen Pembimbing
Fauzan,M.Ag
NIP. 197501022005011008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
1443 H/2021 M
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “STRATEGI ORANG TUA DALAM
MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA AL-QUR’AN SETELAH KHATAM
AL- QURAN DI KELURAHAN TIGO KOTO DIATE (TAROK) KOTA
PAYAKUMBUH “ yang telah disusun oleh NURUL AFIFAH NIM 2117024 telah
memenuhi persyaratan ilmiah dan disetujui untuk diajukan Sidang Munaqasyah pada
program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Bukittinggi, Oktober 2021
Pembimbing
Fauzan,M.Ag
NIP.197501022005011008
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah
memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu pengetahuan serta memperkenalkanku
dengan cinta. Atas karunia dari-Mu Ya Allah serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya
Skripsi sederhana ini dapatku selesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat ku sayangi dan kucintai
Ibunda dan ayahanda Tercinta:
Terimakasih ku ucapkan kepada papa tercinta Afrizal atas semua pengorbanan yang
telah papa berikan kepadaku. Engkau tak pernah kenal lelah setiap hari bekerja untuk mencukupi
segala kebutuhanku, adik-adikku dan mama. Papa tak pernah menghiraukan hujan dan panas
demi memenuhi kebutuhan pendidikanku dan juga adik-adikku.
Terimakasih juga ku ucapkan kepada mama tercinta Rini Gustina atas semua hal yang
telah mama berikan kepadaku. Terimakasih karena mama selalu menjadi pendengar ketika aku
membutuhkan bahu untuk bersandar, dan juga telah menjadi orang tua terbaik di dunia ini
bagiku.
Mama dan papa tercinta sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada
terhngga, ku persembahkan karya kecil ini kepada mama dan papa yang telah memberikan kasih
sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tak terhingga kepadaku yang tidak akan mungkin
dapat ku balas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dalam kata persembahan.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat mama dan papa bahagia karna ku sadar selama
ini belum bisa memberikan yang terbaik untuk mama dan papa.
Untuk mama dan papa yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyayangiku,
selalu memberikan nasehat kepadaku untuk menjadi anak yang lebih baik. Terimakasih mama
iv
papa atas semua yang telah diberikan kepadaku, semoga mama dan papa selalu diberikan
kesehatan dan umur yang panjang oleh Allah SWT agar mama dan papa bisa menemani langkah
kecilku bersama adik-adik tercinta Hanif dan Hana menuju kesuksesan.
Dengan segala kasih dan sayang serta ucapan terimakasih ku sampaikan kepada :
Adik Tercinta M.Hanif Dan Hana Putri Alzani
Terimakasih ku ucapkan kepada adik-adikku tercinta karena telah membantu dan
mendoakanku sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini. Maaf karena kakak belum bisa
menjadi kakak yang baik untuk kalian berdua dan belum bisa menjadi panutan atau contoh yang
baik untuk kalian berdua.. Akan tetapi kakak akan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi
untuk kalian berdua.
Untuk Sahabat-Sahabatku
Terimakasih ku ucapkan kepada Yola Rahmalia, Nur Azizah, Hermida, Siti Maesaroh, Rona
Muhammad, Fauziatul Husna dan juga Rainis Manita atas semua doa, semangat dan semua hal
yang telah kalian berikan kepadaku. Kalian yang selalu ada untukku disaat senang maupun
susah. Dari kalian aku banyak belajar arti kehidupan.
Terimakasih juga ku ucapkan kepada teman seperjuangan satu bimbingan skripsi yang selalu
memberiku motivasi dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini untuk (Yuni Septiana dan
Mardawiyah)
Teruntuk Dosen Pembimbing
Bapak Fauzan, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsiku, terimakasih atas waktu yang telah
bapak berikan kepadaku, motivasi, nasehat dan masukannya. Sehingga aku bisa menyelesaikan
skripsi ini.
v
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Strategi Orang Tua dalam Membiasakan Anak
Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh” yang disusun oleh Nurul Afifah, Nim.2117.024 pada
Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Bukittinggi.
Pembelajaran Al-qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
dan ditumbuh kembangkan bagi setiap individu muslim. Sehingga orang tua memiliki
kewajiban dan peran mulia dalam meningkatkan minat baca Al-quran anak. Dalam
hal itu tentu orangtua memiliki beberapa strategi dalam membiasakan anak membaca
Al-qur’an. Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang ditemukan
yaitu walaupun anak-anak telah selesai khatam al-qur’an, namun masih banyak anak-
anak yang tetap giat dan semangat untuk membaca al-quran setiap harinya, masih ada
orang tua yang berusaha membiasakan anaknya untuk membaca al-quran setelah
khatam quran, dan masih ada beberapa anak yang mencapai prestasi baca al-quran
ketika setelah khatam quran. Dari permasalahan yang ada peneliti tertarik untuk
meneliti bagaimana strategi yang dilakukan oleh orangtua sehingga anaknya masih
tetap membaca al-quran setelah khatam al-quran di kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian kualitatif dimana peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung di
lokasi tempat data berada, yang datanya diperoleh langsung dari orang yang
ditelitinya. Adapun lokasi penelitian dilakukan yaitu di Kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh Kecamatan Payakumbuh Utara. Informan penelitian ini
yaitu informan kunci yang diambil dari orang tua, dan informan pendukung dari anak
yang telah melaksanakan khatam Al-Qur’an dan guru MDTA. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara, teknik analisis data yang
digunakan adalah reduksi data yang memilih data terlebih dahulu, setelah itu display
data yang mana setelah data dipilih, dirangkup dan disimpulkan serta dipaparkan,
kemudian verivikasi data yaitu mengambil kesimpulan dari data yang telah dianalisis,
dan teknik keabsahan data yang digunakan yaitu dengan membandingkan data hasil
observasi dengan data hasil wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka diketahui bahwa
strategi yang dilakukan oleh orang tua untuk membiasakan anaknya membaca Al-
Qur’an setelah khatam Al-Qur’an adalah dengan memberikan perhatian terhadap
kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an, memberikan peraturan dalam
membaca Al-Qur’an kepada anak, lalu memberikan pendisiplinan dalam membaca
Al-Qur’an kepada anak, selanjutnya juga memberikan hadiah saat anak rajin
membaca Al-Qur’an serta memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-
Qur’an.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamiin, Segala puji dan syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis. Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan yang kita
cintai Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan melalui pribadinya
yang luhur dan agung, sebagai sumber ilmu dan inspirator kita semua, karena jasa
beliaulah sampai saat ini kita masih dapat menikmati indahnya Islam, nikmatnya
Iman, dan ajaran perdamaian yang dibawa oleh Islam, serta beliau meninggalkan
dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu Al-Qur’an dan
hadits. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi
Orang Tua dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam
Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi
Strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd) pada Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada
yang teristimewa dan yang penulis sayangi Ayahanda Afrizal dan Ibunda Rini
Gustina yang telah membesarkan, mengasuh, dan mendidik penulis dengan penuh
viii
kesabaran, pengorbanan, kasih sayang dari kecil hingga sampai seperti sekarang, serta
tidak hentinya mendo’akan dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini. Semoga Allah melindungi dan memberkahi setiap langkah beliau, beserta
adik kandung penulis yaitu M.Hanif dan Hana Putri Alzani yang telah memotivasi
dan memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga untuk keluarga tercinta, tanpa keluarga penulis tidak akan
berarti apa-apa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan
dengan baik, tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi, Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Pd.I selaku wakil rektor I,
Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag selaku wakil rektor II, dan Bapak Dr.
Miswardi, M.Hum selaku wakil rektor III.
2. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK), Bapak Dr.Iswantir, M, M.Ag selaku wakil dekan I, Bapak
Dr. Charles, S.Ag, M.Pd.I selaku wakil dekan II, dan Bapak Dr.
Supratman, M.Pd, M.Kom selaku wakil dekan III.
3. Bapak Dr. Arifmiboy, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis selama
menempuh perkuliahan di IAIN Bukittinggi.
ix
4. Bapak Fauzan, M.Ag selaku Pembimbing yang telah berkenan meluangkan
waktu ditengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan,
dan masukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
atas ilmu, kesabaran, dan waktu yang telah Ibu berikan.
5. Bapak Drs. Alimir,M.Pd.I selaku Dosen Penasehat Akademik (PA) yang
telah menasehati dan memberikan banyak motivasi demi kelancaran proses
belajar penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan
berbagai macam ilmu pengetahuan.
7. Bapak/Ibu pimpinan serta karyawan/i perpustakaan IAIN Bukittinggi yang
telah memberikan pelayanan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan S1 Pendidikan Agama Islam angkatan 2017, dan
teman-teman PAI A yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
9. Sahabat penulis Yola Rahmalia, Nur Azizah, Hermida,Siti Maesaroh, Rona
Muhammad, Fauziatul Husna. Rainis Manita dan adik-adik yang selalu
menemani, memberi bantuan, motivasi dan semangat serta dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Selanjutnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
semangat kepada penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
x
Atas bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Semoga mendapatkan Ridho, keberkahan dan balasan dari Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan masukan dari
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis
sajikan karya tulis dalam bentuk skripsi dengan harapan bisa bermanfaat bagi
kita semua serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Akhirnya hanya
kepada Allah SWT penulis berserah diri dan memohon ampun dari dosa dan
kekhilafan.
Payakumbuh, Oktober 2021
Penulis
Nurul Afifah
Nim.2117024
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUN PEMBIMBING
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................... 8
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
F. Penjelasan Judul ................................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi ......................................................................... 15
B. Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua.................................................................... 16
2. Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan Islam .................. 16
3. Peran orang tua dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an anak .. 20
4. Kewajiban orang tua dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an anak
dalam keluarga .............................................................................. 23
5. Kewajiban orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an
....................................................................................................... 25
xii
6. Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an
....................................................................................................... 26
C. Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian Membaca ..................................................................... 28
2. Pengertian Al-Qur’an .................................................................... 29
3. Fungsi Al-Qur’an .......................................................................... 31
4. Dianjurkan untuk banyak membaca Al-Qur’an ............................ 33
5. Keutamaan membaca Al-Qur’an…………………………… ..... 34
6. Adab membaca Al-Qur’an ............................................................ 41
D. Penelitian Relevan ................................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIA N
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 50
B. Lokasi penelitian .................................................................................. 51
C. Informan Penelitian .............................................................................. 52
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 54
F. Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Memberikan Perhatian Terhadap Kemampuan Anak Dalam Membaca Al-
Qur’an .................................................................................................. 58
B. Memberikan Peraturan Dalam Membaca Al-Qur’an Kepada anak ..... 63
xiii
C. Memberikan Pendisiplinan Dalam Membaca Al-Qur’an Kepada Anak
.............................................................................................................. 69
D. Memberikan Hadiah Saat Anak Rajin Membaca Al-Qur’an ............... 74
E. Memberikan Hukuman Saat Anak Malas Membaca Al-Qur’an .......... 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 86
B. Saran ..................................................................................................... 87
DAFTAR KEPUSTAKAAN ......................................................................... 89
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semua orang dituntut untuk bisa membaca, terutama dalam membaca
Al-Qur’an bagi umat Islam. Pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan dan ditumbuh kembangkan bagi setiap
individu muslim, karena terkait langsung dengan ibadah ritual seperti
shalat,haji dan doa.1 Allah menuntut kita untuk membaca Al-Qur’an, hal ini
dapat kita lihat dari Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ankabut/29: 45
ة ل إن الص ة ل م الص ق أ اب و ت ك ن ال ك م ي ل ي إ وح ا أ اتل م
ا م م ل ع ي ر وللا ب ك أ ر للا ك ذ ل ر و ك ن م ال اء و فحش ن ال ى ع ه ن ت
صنعون ت
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan”2
Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan. Sebagaimana sabda Rasulullah
Saw dalam hadist yang diriwayatkan At-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud:
فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها من قرأ حرفا من كتاب للا
1 Wiwik Anggranti, Penerapan Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Jurnal
Intelegensia Vol. 1 No. 1 Tahun 2006 hal. 106 2 Departemen Agama RI, Al-‘Aliyy Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2005) Cet ke-4. hal. 401
2
2
“Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabulah, maka baginya satu
kebaikan dan kebaikan itu dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan.”
Kewajiban orang tua dan guru yang paling utama adalah
memperkenalkan aspek nilai agama dan moral. Al-Ghazali dalam konsep
pendidikan anak menyatakan bahwa pendidikan agama harus dimulai sejak
usia dini. Karena, dalam keadaan ini anak bisa untuk menerima aqidah-aqidah
agama semata-mata atas dasar iman, tanpa bertanya dalil untuk
menguatkannya atau menuntut kepastian dan penjelasan.
Menurut Al-Ghazali anak usia dini seharusnya dikenalkan dengan
agama. Karena manusia dilahirkan dengan membawa agama sebagaimana
agama/kepercayaan yang dibawa oleh kedua orang tuanya dan guru. Konsep
ini menjadikan orang tua pendidik yang utama dan menjadi kekuatan dalam
diri anak, agar anak tumbuh dan berkembang ke arah penyucian jiwa,
berakhlak mulia, bertakwa, dan diharapkan menyebarkan kebajikan ke seluruh
umat di dunia.
Adapun beberapa konsep pendidikan anak yang sesuai dengan ajaran
Islam yaitu: mengenalkan anak tentang tauhid, mengajarkan anak akhlak yang
baik, bersikap lemah lembut pada anak dan memberi hukuman bila
diperlukan, memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani, serta memberikan
contoh yang baik.
Sebagaimana hadist dari Abu Hurairah R.a:
3
ج أبوه بتاج في الجنة يعر فه به أهل ما من ر جل يعلل م و لده اللقرأن في الد نيا إال تو
الجنة بتعليم ولده القرأن في الد نيا
“ tidaklah seseorang mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya didunia
kecuali ayahnya pada hari kiamat dipakaikan mahkota surga. Ahli
surga mengenalinya dikarenakan dia mengajari anaknya Al-Qur’an di
dunia”. (HR. Thabrani)
Ibnu Kaldun menegaskan dalam kitab Mukaddimah bahwa pendidikan
Al-Qur’an terhadap anak-anak adalah bagian dari syiar agama yang dipegang
oleh ahli agama dan dilaksanakan di seluruh perkampungan mereka. Hal itu
karena pendidikan Al-Qur’an, melalui ayat-ayatnya mampu dengan cepat
mengokohkan keimanan dan keyakinan dalam hati. Pengaruh pendidikan Al-
Qur’an terhadap perkembangan anak secara kognitif adalah mengembangkan
daya ingat, pemahaman dan pemecahan masalah anak. Jika ditinjau dari segi
efektif, juga berpengaruh terhadap kondisi moral sehingga anak akan mampu
berorientasi pada bagaimana cara bersikap dan berprilaku sosial yang baik.
Rasulullah bersabda:
يركم من تعلم القرأن وعلمه خ
“sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya”.(HR. Bukhari)
Melihat pentingnya pendidikan Al-Qur’an, maka diharapkan pemberian
pendidikan ini dimulai dari sejak dini dan dari lingkup yang paling kecil yaitu
lingkungan keluarga. Rasulullah Saw memerintahkan kepada umatnya agar
mengajari anak-anaknya untuk mencintai kepada nabi mereka, mencintai
4
keluarganya (ahli baitnya), para sahabat, dan cinta untuk membaca Al-
Qur’an.1
Sehingga orang tua memiliki kewajiban dan peran mulia dalam
meningkatkan minat belajar anak, termasuk minat baca Al-Qur’an dalam
keluarga. Dalam hal ini secara global orang tua tiadalah merupakan guru yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan proses pendidikannya, bukan
sekedar penentu keberlangsungannya.
Karena itu menjadi kewajiban para orangtua dan guru untuk
mempelajari Al-Qur’an, kemudian mengajarkannya kepada anak-anak.
Kemudian orangtua dan anak-anaknya membacanya dengan hati yang
khusyuk. Menghafalkan ayat-ayatnya, menerapkan segala yang dipahami pada
diri. Kemudian mengajarkannya kepada saudara-saudara yang tidak bisa
membaca Al-Qur’an dan memahaminya. Jika melakukan itu niscaya Allah
SWT mencintai dan memasukkan ke dalam surga-Nya yang luas. Maka dari
sini para guru dan orangtua harus menganjurkan kepada anak didik untuk
selalu membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur’an.2
Rasulullah Saw menyeru dan mendorong orang tua agar tidak lupa
mendidik anak-anaknya membaca Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi Saw
yang artinya:
1 Tazkiyah Basa’ad, Membudayakan Pendidikan Al-Qur’an Jurnal Tarbiyah Al-Awlad Vol.
VI No. 2 Tahun 2016 hal.596 2 Akhmad Djul Fadli, Rahendra Maya, Sarifuddin, Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan
Minat Baca Al-Qur’an Anak Dalam Keluarga Jurnal Prosa PAI (Prosiding Al Hidayah: Pendidikan
Agama Islam) STAI Al Hidayah Bogor hal. 89
5
Dari Ali R.A Rasulullah Saw bersabda: Didiklah anak-anak kalian tiga hal :
cinta kepada Nabi, Cinta kepada keluarga Nabi dan membaca Al-Qur’an.
Karena sesungguhnya para pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah
naungan Allah bersama para Nabi pada hari tiada naungan lain selain
naungan Allah”.(HR. Thabrani)
Hadis diatas erat sekali hubungannya dengan prioritas pendidikan Al-
Qur’an bagi anak-anak. Karena dengan mendidik anak untuk mengenal Al-
Qur’an akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mendidik Al-
Qur’an merupakan hak dan kewajiban utama anak yang harus ditunaikan
orang tua.
Allah berfirman dalam Q.S Shad ayat 29
ب تهۦ وليتذكر أولوا ٱللب يدبروا ءاي رك ل ه إليك مب ب أنزلن كت
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”.
Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa tujuan Allah menurunkan
Al-Qur’an adalah agar manusia dapat mengambil pelajaran, hikmah dari Al-
Qur’an dengan mentadabburi makna-makna yang terkandung di dalam Al-
Qur’an sehingga menjadi petunjuk bagi manusia dalam menjalankan
kehidupan di dunia dan bekal kehidupan akhirat.3
Al-Qur’an merupakan sarana yang paling utama untuk bermunajat
kepada Allah baik membaca, mempelajari, mengajarkan, serta
mendengarkannya. Kesemuanya itu merupakan ibadah bagi setiap orang yang
mengamalkannya. Menurut M. Quraish Shihab, mempelajari Al-Qur’an
3 Ai Suryati, Nina Nurmila, Chaerul Rahman, Al- Tadabbur : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir 4 (02) 2019
6
adalah kewajiban. Dengan demikian belajar membaca Al-Qur’an adalah wajib
bagi setiap orang islam.4
Membaca Al-Qur’an merupakan sebuah ibadah dan akan mendapatkan
pahala. Inilah salah satu karakteristik sekaligus keistimewaan yang dimiliki
oleh Al-Qur’an. Bahkan, Rasulullah Saw dalam sabdanya mengatakan bahwa
orang yang membaca satu huruf dari ayat Al-Qur’an akan diberikan balasan
oleh Allah 10 kali lipat. Rasulullah Saw Bersabda :
عبد ن ع رسول مسعود، يقول: قال بن للا صلى للا : وسلم عليه للا قرأ من
كتاب من حرفا ولكن حرف، بعشر أمثالها، ال أقول الم والحسنة حسنة، به له ف للا
ألف حرف والم حرف وميم حرف
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka
ia mendapat satu kebaikan, dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi
sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf.
Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim adalah tiga huruf.”(HR.
Bukhari).5
Dengan membaca Al-Qur’an atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an
dengan hikmah serta meresapi isinya niscaya akan mendapat petunjuk dari
Allah Swt, serta dapat menenangkan hati. Itulah yang dinamakan Rahmat dari
Allah Swt. Al-Qur’an tidak hanya kitab suci, tetapi ia sekaligus merupakan
pedoman hidup, sumber ketenangan jiwa serta dengan membaca Al-Qur’an
4 Al-Qalam : Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 14 No.1 Januari - Juni
2020 hal. 99 5 Amirullah Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedasyatan Membaca Al-Qur’an (Bandung:
Randi Ronggana, 2012) hal.5
7
dan mengetahui isinya dapat diharapkan akan mendapat Rahmat dari Allah
Swt.6
Berdasarkan observasi awal penulis hari Sabtu tanggal 19 Desember
2020 bahwasannya anak-anak setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an
biasanya jarang yang mengulang membaca alqurannya baik di rumah, masjid,
maupun mushalla tetapi kenyataannya dilapangan masih ada sebagian anak
yang giat dan semangat untuk membaca Al-Qur’an setiap harinya. Dan juga
masih ada beberapa orang tua yang berusaha membiasakan anaknya untuk
membaca Al-qur’an setelah khatam Al-qur’an.
Hal ini dikuatkan juga dengan wawancara yang penulis lakukan dengan
salah satu orang tua yang yang berusaha membiasakan anaknya untuk
membaca Al-qur’an setelah khatam Al-qur’an. beliau mengatakan
bahwasannya setiap pulang sekolah atau setelah melaksanakan shalat magrib
mengarahkan anaknya untuk pergi membaca Al-qur’an di Mesjid terkedekat
dari rumahnya, atau membaca Al-qur’an bersama-sama dengan keluarganya
dirumah dan hal ini yang paling ditekankan orang tua didalam keluarganya
tersebut.
Selain itu, di kelurahan Tigo Koto diate masih ada beberapa anak yang
memiliki prestasi dalam hal membaca Al-Qur’an. Yang mana anak ini ada
yang mengikuti lomba tahfiz Al-Qur’an.
6 Nurhayati, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Kelas IX DI SMPN 2 Donri-Donri Kabupaten Soppeng Jurnal
Sulesana Vol. 9 No. 2 tahun 2014 hal.116
8
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk menelaah
dan meneliti lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an
Setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota
Payakumbuh Kecamatan Payakumbuh Utara.”
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang luas dan masalah tidak melebar
keman-mana, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini,
peneliti memberikan batasan masalah hanya berfokus pada
“Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an
setelah khatam Al-Quran di Kelurahan Tigo Koto Diate Tarok Kota
Payakumbuh”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana Strategi
yang dilakukan oleh orangtua sehingga anaknya masih tetap membaca Al-
Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota
Payakumbuh“.
D. Tujuan Penelitian
9
Sebagaimana lazimnya suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan data informasi tentang masalah yang diteliti dan untuk
memecahkan masalah yang diteliti, maka yang menjadi tujuan peneliti adalah:
“Untuk mengetahui Strategi yang dilakukan oleh orangtua sehingga
anaknya masih tetap membaca Al-Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh.”
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Untuk menambah wawasan pemikiran dan ilmu pengetahuan.
b. Untuk menambah Khasanah pemahaman serta pengembangan ilmu
pengetahuan.
2. Praktis
a. Penulis
Untuk memenuhi salah satu persyarakat dalam mencapai gelar
sarjana pada Prodi Pendidikan Agama Islam.
b. Masyarakat
Untuk memberikan keilmuan kepada masyarakat/ pembaca
tentang upaya tokoh masyakat dalam membina akhlak remaja
c. Peneliti lain
Dijadikan sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya.
10
F. Penjelasan Judul
Agar tidak ada kesalah pahaman dari judul penelitian ini, maka penulis
akan menjelaskan maksud dari kata-kata yang terdapat dalam judul penelitian
ini, yaitu:
Strategi : suatu seni menggunkan kecakapan
dan sumber daya suatu organisasi
untuk mencapai suatu sasarannya
melalui hubungannya yang efektif
dengan lingkungan dalam kondisi
yang paling menguntungkan.7
Orang Tua : “Ibu bapak yang telah melahirkan
anak dan selalu berada dalam
lingkungan rumah tangga.”8
Akhlak : “Pengertian anak menurut UU RI
No 4 tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak, anak adalah
seseorang yang belum mencapai usia
21 tahun dan belum pernah menikah.
Batas 21 tahun ditetapkan karena
berdasarkan pertimbangan usaha
7 Sesra Budio, Strategi Manajemen Sekolah, Jurnal Menata: Volume 2 Nomor 2 Juli-
Desember 2019. 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997) Cet ke-2, hal.109
11
kesejahteraan sosial, kematangan
pribadi, dan kematangan mental
seorang anak dicapai pada usia
tersebut. Anak adalah potensi serta
penerus bangsa yang dasar-dasarnya
telah diletakkan oleh generasi
sebelumnya.9
Anak adalah sebagai keturunan
kedua setelah ayah dan ibunya.10
Al-Qur’an : Al-Qur’an adalah kalam Allah
yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, penutup para Nabi
dan Rasul, dengan perantaraan
malaikat Jibril a.s dan ditulis pada
mushaf-mushaf yang kemudian
disampaikan kepada kita secara
mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan suatu
ibadah, yang dimulai dengan surat
9 Dra. Suryanah, Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
1996) hal. 1 10 Ubes Nur Islam, Mendidik Anak Dalam Kandungan (Jakarta: Gema Insani, 2001) hal. 9
12
al-Fatihah dan ditutup dengan surat
an-Nas.11
Khatam Al-Qur’an : Khatam menurut bahasa adalah
tamat, selesai atau habis. Sedangkan
khatam Al-Qur’an adalah selesai
atau tamat membaca Al-Qur’an.12
Berdasarkan pengertian dari masing-masing kata yang terdapat dalam
judul, maka yang penulis maksudnya adalah untuk mengkaji dan membahas
Strategi yang dilakukan oleh orang tua sehingga anaknya masih tetap
membaca Al-Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh.
G. Sistem Penjelasan Judul
Agar susunan penelitian ini terlihat dengan jelas, maka penulis merasa
perlu untuk menggambarkan Sistematika dalam Penulisan Sebagai Berikut:
BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisikan
latar belakang masalah, rumusan masalah
dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, penjelasan judul, serta sistematika
penulisan.
11 Muhammad Yasir, Ade Jamaruddin,Studi Al-Qur’an (Pekanbaru: Asa Riau,2016) hal.3 12 Abdullah Syafei, Pengaruh Khatam Al-Qur’an dan Bimbingan Guru Terhadap
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di Mts Nurul Ihsan Boarding Vol. 2 No 2 2020 hal. 134
13
BAB II : Strategi yang dilakukan oleh orang tua
sehingga anaknya masih tetap membaca Al-
Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an
(Pengertian Strategi, Pengertian orang tua,
Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan
Islam, Peran orang tua dalam pembelajaran
membaca Al-Qu’ran anak, Kewajiban orang
tua dalam meningkatkan minat baca Al-
qur’an anak dalam keluarga, Kewajiban orang
tua dalam membiasakan anak membaca Al-
qur’an, Pengertian membaca, Pengertian Al-
qur’an, Fungsi Al-qur’an, Anjuran untuk
banyak membaca Al-Qur’an, Keutamaan
membaca Al-qur’an, Adab membaca Al-
Qur’an, Strategi orang tua dalam
membiasakan anak membaca Al-Qur’an
setelah Khatam Al-Qur’an, Penelitian
relevan.)
BAB III : Metode Penelitian yang penulis gunakan
terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian
informan, teknik pengumpulan data, teknik
14
pengolahan analisis data, dan teknik
keabsahan data.
BAB IV : Merupakan hasil penelitian berupa strategi
orang tua dalam membiasakan anak membaca
Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota
Payakumbuh yaitu berupa memberikan
perhatian terhadap kemampuan anak dalam
membaca Al-Qur’an, memberikan peraturan
dalam membaca Al-Qur’an kepada anak,
memberikan pendisiplinan dalam membaca
al-Qur’an kepada anak, memberikan hadiah
saat anak rajin membaca Al-Qur’an serta
memberikan hukuman saat anak malas
membaca Al-Qur’an.
BAB V : Merupakan bab penutup yang berisikan
kesimpulan dan saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Didalam jurnal Sesra Budio yang berjudul Strategi Manajemen Sekolah
mengatakan bahwasannya strategi adalah suatu seni menggunakan
kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai suatu
sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam
kondisi yang paling menguntungkan.
Serta menurut Chandler mengatakan:
“Bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta
prioritas alokasi sumber daya.”
Sedangkan menurut Porter strategi adalah:
“Alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.”15
Strategi juga diartikan oleh David yang dikutip didalam jurnal
Mochamad Ammar Faruq mengatakan :
“Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang
akan hendak dicapai.”16
15 Sesra Budio, Strategi Manajemen Sekolah, Jurnal Menata: Volume 2 Nomor 2 Juli-
Desember 2019, hal. 59 16 Mochamad Ammar Faruq, Penyusunan Strategi Bisnis Dan Strategi Operasi Usaha Kecil
Dan Menengah Pada Perusahaan Konveksi Scissors Di Surabaya, Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan: Tahun 7. No. 3, Desember 2014, hal. 4
16
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya strategi adalah seni
menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk
mencapai suatu sasarannya.
B. Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
Orang tua dilihat dari segi bahasa berasal dari kata “orang” dan “tua”.
Orang disini berarti manusia. Sedangkan tua berarti lanjut usia. Jadi orang
tua adalah orang yang sudah lama hidup atau orang yang sudah lanjut
usia. Dalam hal ini terdapat pula pengertian orang tua yang dibagi menjadi
dua macam yaitu orang tua dalam arti umum dan dalam arti khusus,
pengertian orang tua dalam arti umum yang dimaksud adalah orang tua
(dewasa) yang turut bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup
anaknya termasuk dalam pengertian ini adalah ayah dan ibu, kakek, nenek,
paman, bibi, kakak atau wali. Sedangkan pengertian orang tua dalam arti
khusus adalah orang tua hanyalah ayah dan ibu.17
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan orang tua adalah ayah dan ibu yang ada dalam keluarga.
2. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Islam
Islam memandang keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup
terkecil saja, melainkan lebih dari itu, yakni sebagai lembaga hidup
manusia yang memberi peluang kepada para anggotanya untuk hidup
17 Tim Dosen PAI, Bunga Rampai Penelitian Dalam Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta:
Deepublish, 2016) hal. 192
17
celaka atau bahagia dunia dan akhirat. Pertama-tama yang diperintahkan
Allah kepada Nabi Muhammad dalam mengembangkan agama Islam
adalah untuk mengajarkan agama itu kepada keluarganya, baru kemudian
kepada masyarakat luas. Hal itu berarti di dalamnya terkandung makna
bahwa keselamatan keluarga harus lebih dahulu mendapat perhatian atau
harus didahulukan ketimbang keselamatan masyarakat. Karena
keselamatan masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada keselamatan
keluarganya.
Firman Allah didalam surat Asy-Syuara: 214
ت ير ش ر ع ذ ن أ ين و ب ر ق ك ال
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”
Demikian pula Islam memerintahkan agar para orang tua berlaku
sebagai kepala pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk
memelihara keluarganya dari api neraka, sebagaimana Firman Allah SWT:
ل ه أ م و ك فس ن نوا قوا أ ين آم ذ ل ا ا ه ي ا أ ا ي ار م ن يك
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka”. (Qs. At-Tahrim: 6)
Mengenai kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik
dan membimbing perkembangan anak-anaknya, Nabi bersabda:
18
يعق الغلم : وسلم عليه صلى للا النبي قال عنه للاه رضي انس قال و
ى ويماط عنه االذى فإذا بلغ ست سنين ادب فإذا بلغ عنه يوم السابع ويسم
فراشه عزل سنين ستة تسع بلغ فإذا للصلة ضرب عشر ثلثة بلغ فإذا
بتك وعلمتك و انكحتك اعوذ اد وقال ققد بيده ثم اخذ ابوه جه عشر ز و
من فتنتك فى الدنيا وعذابك فى االخ رة. باللا
“Anas mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: Anak itu pada hari ke
tujuh dari kelahirannya disembelihkan akikahnya,serta diberi namanya
dan disingkirkan dari segala kotoran-kotoran. Jika ia telah berumur 6
tahun ia didik beradab susila, jika ia telah berumur 9 tahun dipisahkan
tempat tidurnya dan jika telah berumur13 tahun dipukul agar mau
sembahyang (diharuskan). Bila ia telah berumur 16 tahun boleh
dikawinkan, setelah itu ayah berjabatan tangan dengannyadan
mengatakan “ saya telah mendidik, mengajar dan mengawinkan kamu,
saya mohon perlindungan kepada Allah dari finahan-fitnahan di dunia
dan siksaan di akhirat….”
Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua
sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :
a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling
sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan
dengan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup
manusia.
b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun
rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari
19
penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan
falsafat hidup dan agama yang dianutnya.
c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak
memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan
selauas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup muslim.
Melihat lingkup tanggung jawab pendidikan Islam yang meliputi
kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas dapatlah diperkirakan
bahwa para orang tua tidak mungkin dapat memikulnya sendiri secara
sempurna, lebih-lebih dalam masyarakat yang senantiasa berkembang
maju. Hal itu bukanlah merupakan “aib” karena tanggung jawab tersebut
tidaklah harus sepenuhnya dipikul oleh orang tua secara sendiri-sendiri,
sebab mereka, sebagai manusia mempunyai keterbatasan-keterbatasan.
Namun demikian patutlah diingat bahwa setiap orang tua tidak dapat
mengelakkan tanggung jawab itu. Artinya, pada akhirnya, betapa pun juga
tanggung jawab pendidikan itu berada dan kembali atau terpulang kepada
orang tua juga.18
Jadi dapat disimpulkan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan
Islam diantaranya; Memelihara dan membesarkan anak, Melindungi dan
menjamin kesamaan, Memberi pengajaran, dan membahagiakan anak.
18 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000) hal. 36
20
3. Peran orang tua dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an anak
Orang tua sebagai pendidik di rumah harus meningkatkan
perhatiannya terhadap anak-anaknya dengan meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, menunjukkan keteladanan, dan pembiasaan yang
baik. Orang tua juga harus berupaya menciptakan rumah tangga yang
harmonis, aman, tenang, dan tenteram sehingga si anak merasa tenang
jiwannya dan dengan mudah dapat diarahkan kepada hal-hal yang positif.
Tanggung jawab orang tua terhadap anak meliputi : mengurus dan
memelihara anak, melindungi anak dari hal-hal yang dapat mencelakakan
anak baik secara fisik maupun non fisik, membuat anak nantinya dapat
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Untuk itu
orang tua sebagai pendidik di rumah dan memiliki tanggung jawab utama
dalam mendidik anak agar anak dapat tumbuh dengan kepribadiaan Islam
harus mampu memenejemen waktu dan kesempatan untuk pembinaan
anak agar dapat berdiri sendiri dengan kepribadiaan yang sesuai dengan
ajaran Islam.
Erat kaitannya dengan betapa pentingnya peran orang tua dalam upaya
menumbuhkan kepribadian yang Islam pada diri anaknya maka terkait
dengan pembelajaran membaca Al-Qur’an terhadap anak maka sudah
seharusnya orang tua memiliki tanggung jawab yang besar untuk
mengupayakan pembelajaran membaca Al-Qur’an terhadap anaknya
21
sebab bagaimana mungkin orang tua menginginkan anaknya dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik kalau anak sendiri tidak pernah
dibimbing untuk belajar membaca Al-Qur’an atau mengarahkan untuk
belajar membaca Al-Qur’an kepada orang-orang yang mampu
mengajarkannya.
Dengan anak memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an maka hal itu
akan memudahkannya untuk mempelajari materi-materi ajaran Islam dan
memudahkannya dalam pengalamannya dimana hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Zakiah Dradjat dkk bahwa: anak Islam
mesti belajar membaca Al-Qur’an karena kepandaian membaca Al-Qur’an
merupakan kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan seorang muslim dalam
kegiatan pengamalan ajaran agamanya.
Al-Gazali yang dikutip oleh Nur Ubiyati mengemukakan:
“Anak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan didik untuk
mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah
Swt. Semua bayi yang dilahirkan ke dunia ini, bagaikan sebuah
mutiara yang belum diukir dan belum berbentuk tapi amat bernilai
tinggi.
Maka kedua orang tuanyalah yang akan mengukir dan membentuknya
menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang.
Berdasarkan pendapat Al-Gazali tersebut hubungannya dengan”
Tanggung jawab orang tua dalam upaya orang tua mewujudkan
anaknya mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an dapatlah dipahami
bahwa orang tua tidak akan mungkin hanya dengan berharap atau punya
angan-angan agar anaknya bisa memiliki kemampuan membaca Al-
22
Qur’an akan tetapi kemampuan itu bisa muncul kalau orang tua sendiri
sebagai pemegang amanah dari Allah mengupayakan kepada anak untuk
belajar membaca Al-Qur’an barulah harapan orang itu bisa terwujud.
Itupun kalau misalkan orang tua menyuruh anak belajar membaca Al-
Qur’an pada orang lain maka proses itupun tidak akan bisa berjalan
dengan baik kalau tanpa adanya dukungan baik materil maupun moril
terhadap anak. Jadi orang tua memiliki cukup punya andil yang besar
dalam upaya mengantarkan anak menggapai kebahagian hidup di dunia
maupun di akhirat termasuk upaya mewujudkan adanya kemampuan
membaca Al-Qur’an pada diri anak. 19
Dengan demikian merujuk dari penjelasan-penjelasan diatas tentang
peranan orang tua dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an anak dapatlah
disimpulkan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam
mengupayakan anak memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an sebab
secara kodrat dan tanggung jawab upaya pemeliharaan anak, pemenuhan
kebutuhan sandang, pangan, kebutuhan batiniah dan spiritual seorang anak
adalah merupakan tanggung jawab utama dari orang tua dan hal itu
merupakan amanah yang harus ditunaikan serta kelak akan dipertanggung
jawabkan kepada Allah Swt.
19 Halid Hanafi, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 484
23
4. Kewajiban Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an
Anak Dalam Keluarga
Usaha yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan minat baca Al-
Qur’an anak sangat dibutuhkan guna mencetak generasi muslim yang
cinta kepada Al-Qur’an di masa kini, karena dengan perkembangan zaman
dan mulai turunnya minat membaca Al-Qur’an dalam lingkungan anak,
maka orang tua diwajibkan sangat berperan aktif dalam memperbaiki hal
tersebut.
Orang tua sepatutnya mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak sejak
kecil. Ini untuk mengarahkannya kepada keyakinan bahwa Allah adalah
Tuhan mereka dan ini adalah firman-firman-Nya. Agar ruh Al-Qur’an
meresap dalam hati mereka, cahaya merasuk dalam pikiran dan indra
mereka. Supaya mereka tumbuh dengan kecintaan terhadap Al-Qur’an
keterikatan kepadanya, menjalankan segala perintah didalamnya,
meninggalkan segala larangan yang terdapat padanya, berperilaku dengan
akhlaknya dan berjalan sesuai dengan manhajnya.
Orang tua diharapkan mengikuti arahan-arahan ketika melaksanakan
pembelajaran Al-Qur’an kepada anak, yaitu:
a. Anak dilatih agar menerima pembelajaran Al-Qur’an dengan
penuh perasaan. Dan hendaknya Al-Qur’an menjadi petunjuk
amali (yang nyata) dalam setiap kehidupannya siang dan
malam.
24
b. Anak mesti difahamkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah.
Disamping itu agar kaum muslimin mempelajari perkara-
perkara yang mengatur kehidupan mereka, serta membuat
mereka bahagia di dunia dan di akhirat.
c. Anak juga difahamkan bahwa mempelajari Al-Qur’an,
menghafal, dan membacanya adalah ibadah kepada Allah.
d. Anak harus diajari membaca Al-Qur’an dengan baik. Juga
difahamkan bahwa merenungkan dan mempelajari hakikat,
pengetahuan, penafsiran, serta hidup bersama Al-Qur’an
hanyalah beberapa jam saja.
e. Anak juga harus difahamkan baha tujuan dari Al-Qur’an
adalah mendidik tingkah laku manusia menjadi lurus, tenang,
dan selalu mendapat hidayah syariat Allah.
Karena itu kewajiban para guru dan orang tua untuk mempelajari Al-
Qur’an dan mengajarkannya kepada anak-anak. Serta menjadikan anak
senang dan semangat dalam mempelajari, membaca,dan menghafal Al-
Qur’an secara ikhlas semata-mata karena ridho Allah.20
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa orang tua yang berperan
atau menjalankan perannya adalah orang tua yang melaksanakan
kewajibannya berdasarkan yang dibebankan kepadanya dalam
20 Akhmad Djul Fadli, Dkk, “Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Baca Alqur’an
Anak Dalam Keluarga”, Prosiding Alhidayah: Pendidikan Agama Islam (Prosa Pai), Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Al Hidyah Bogor, hal. 90
25
memberikan pembelajaran membaca Al-Qur’an. Sebaliknya apabila ada
orang tua yang tidak melaksanakan kewajibannya, sementara ia sendiri
mengetahui bahwa pembebanan tersebut adalah wajib baginya, maka ia
dapat dikatakan sebagai orang tua yang tidak berperan atau tidak
menjalankan peranannya dalam memberikan pendidikan Al-Qur’an pada
anak-anaknya
5. Kewajiban Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-
Qur’an
Menurut Imam Ali r.a dalam buku Ali Umar Al Habsyi yang berjudul
Agar Tidak Sia-Sia Bacaan Al-Qur’an Anda, bahwa: “Hak seorang anak
atas orang tuanya memberi nama yang baik, memperbaiki sopan
santunnya dan mengajarkannya kepadanya Al-Qur’an.
Orang tua sangat berperan penting untuk memberi pendidikan
membaca Al-Qur’an kepada anaknya agar nantinya ia bisa memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Dengan memberikan
pendidikan Al-Qur’an pada anak, orang tua akan mendapatkan keberkahan
dari kemuliaan kitab suci itu. Rasulullah Saw menyeru dan mendorong
orang tua agar tidak lupa mendidik anak-anaknya membaca Al-Qur’an.
Sebagaimana sabda Nabi Saw yang artinya: Dari Ali R.A Rasulullah saw
bersabda: Didiklah anak-anak kalian tiga hal, cinta kepada Nabi, cinta
kepada keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an. Karena sesungguhnya
para pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah naungan Allah bersama
26
para Nabi pada hari tiada naungan lain selain naungan Allah.
(HR.Thabrani)
Hadis diatas erat sekali hubungannya dengan prioritas pendidikan Al-
Qur’an bagi anak-anak. Karena dengan mendidik anak untuk mengenal
Al-Qur’an akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mendidik
Al-Qur’an merupakan hak dan kewajiban utama anak yang harus
ditunaikan orang tua.
Dapat disimpulkan bahwasannya kewajiban orang tua dalam
membiasakan anak membaca Al-qur’an seperti yang terdapat didalam
sabda Nabi Saw yang artinya: Dari Ali R.A Rasulullah saw bersabda:
Didiklah anak-anak kalian tiga hal, cinta kepada Nabi, cinta kepada
keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an. Karena sesungguhnya para
pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah naungan Allah bersama para
Nabi pada hari tiada naungan lain selain naungan Allah. (HR.Thabrani).
6. Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an
setelah khatam Al-Quran
a. Memberikan Perhatian Terhadap Kemampuan Anak Dalam Membaca
Al-Quran
Para orang tua yang memiliki anak usia 5-9 tahun memberikan
perhatian dengan cara mendidik langsung kepada anak-anaknya dalam
belajar membaca al-Quran.Yang membuat mereka termotivasi dalam
mendidik anak belajar membaca al-Quran yaitu ingin mempunyai anak
27
yang pandai membaca al-Quran, mengetahui di mana kelemahan anak
dalam membaca al-Quran sehingga dapat memberikan cara yang
terbaik untuk anak dalam belajar membaca al-Quran, dan ingin
menanamkan kesadaran kepada anak bahwa membaca al-Quran itu
keharusan bagi setiap muslim, Al-Quran merupakan pedoman dan
petunjuk setiap langkah kehidupan manusia dan mengharapkan pahala
serta berkah dari Allah SWT.
b. Memberikan Peraturan Dalam Membaca Al-Quran Kepada Anak
Tujuan pemberian peraturan yang diberikan kepada anak dalam
belajar membaca Al-Quran, yaitu: supaya anak terbiasa atau disiplin
belajar membaca Al-Quran setiap hari, menanamkan kesadaran kepada
anak agar selalu membaca Al-Quran, agar anak mengetahui begitu
pentingnya membaca Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari dan untuk
menumbuhkan rasa cinta anak terhadap kalam Allah SWT.
c. Memberikan Pendisiplinan Dalam Membaca Al-Quran Kepada Anak
Menanamkan sikap disiplin dalam belajar membaca alQuran
sangat penting, karena al-Quran merupakan kitabnya umat Islam yang
di dalamnya berisi pedoman untuk kebahagiaan hidup dunia akhirat,
dengan terbiasa disiplin membaca al-Quran anak akan terbiasa disiplin
dalam kegiatan lain, dan akan membantu anak hidup tertib dan teratur.
28
d. Memberikan Hadiah Saat Anak Rajin Membaca Al-Quran.
Memberikan hadiah kepada anak ketika rajin dalam membaca
alqur’an bisa dengan apresiasi, pujian ataupun dalam bentuk benda.
e. Memberikan Hukuman Saat Anak Malas Membaca Al-Quran.
Memberikan hukuman saat anak malas belajar membaca al-
Quran yang bertujun membuat efek jera untuk anaknya agar rajin
membaca Al-Qur’an.21
C. Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian Membaca
Kata membaca berasal dari kata baca yang berarti memahami arti
tulisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca diartikan
sebagai perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) pada sesuatu, perhatian
dan keinginan.
Sedangkan menurut istilah membaca mengandung arti :”melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya
dihati)”. Dengan membaca seseorang sedang melakukan proses
memahami atau mengeluarkan suara untuk mengeja huruf-huruf dari apa
yang nampak pada tulisan.
Sedangkan menurut Anderson “membaca adalah suatu proses untuk
memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
21 Mahmud, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Membina Kemampuan Membaca Al-Quran Pada
Anak Di Desa Padang Tanggul Kabupaten Hulu Sungai Utara”, Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan
dan Kemasyarakatan Vol. 14, No. 1, Januari-Juni 2020, hal. 103
29
terkandung di dalam kata-kata tulisan”. Sedangkan menurut Finochiaro
dan Bonomo ”membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna
yang terkandung dalam bahan tertulis.22
Dari berbagai pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
pengertian membaca adalah melafalkan dengan lisan, yang dilakukan oleh
seseorang terhadap tulisan yang dibaca untuk difahami.
2. Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk
kata benda abstrak masdar dari kata (qara’a- yaqra’u- qur’anan) yang
berarti bacaan. Sedangkan pengertian Al-Qur’an menurut istilah, para
ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi, sesuai dengan segi
pandangan dan keahlian masing-masing. Berikut beberapa definisi Al-
Qur’an yang dikemukakan para ulama antara lain:
a. Menurut Imam Jalaluddin Al-Suyuti seorang ahli Tafsir dan Ilmu
Tafsir di dalam bukunya “Itmam Al-Dirayah” menyebutkan :” Al-
Qur’an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw untuk melemahkan pihak-pihak yang
menantangnya, walaupun hanya dengan satu surat saja dari
padanya”.
22 Abdullah Syafei, “ Pengaruh Khatam Al-Qur’an dan Bimbingan Guru Terhadap
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di MTS Nurul Ihsan Cibinong” Jurnal Dirosah Islamiyah Vol. 2
No 2 2020 hal. 140
30
b. Muhammad Ali Al-Shabuni menyebutkan pula sebagai berikut:
“Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya,
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, penutup para Nabi dan
Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril dan ditulis pada
mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara
mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan suatu
ibadah yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan
surat An-Nass.”.
c. As-Syekh Muhammad Al-Khudhary Beik dalam bukunya “UShul
Fiqh” Al-Kitab itu ialah Al-Qur’an yaitu firman Allah Swt yang
berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
untuk dipahami isinya, untuk diingat selalu, yang disampaikan
kepada kita dengan jalan mutawatir, dan telah tertulis didalam
suatu mushaf antara kedua kulitnya dimulai dengan dengan surat
Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nass”23
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya Al-Qur’an adalah firman Allah
Swt yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
untuk dipahami isinya, untuk diingat selalu, yang disampaikan kepada kita
dengan jalan mutawatir, dan telah tertulis didalam suatu mushaf antara
kedua kulitnya dimulai dengan dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri surat
An-Nass.
23 Muhammad Yasir, Ade Jamaruddin, Studi Al-Qur’an (Pekanbaru-Riau : Asa Riau, 2016)
hal.1
31
3. Fungsi Al-Qur’an
Untuk mengetahui fungsi Al-Qur’an di turunkan Allah SWT, terdapat
dalam Firman-Nya dalam surat Al-Baqarah 185 yang berbunyi:
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبي نات من الهدى
والفرقان “ (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil)”.
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan dan fungsi Al-Qur’an
diturunkan adalah:
a. Sebagai petunjuk bagi manusia
b. Sebagai penjelasan dari petunjuk itu
c. Sebagai pembeda antara yang baik dan buruk.24
Fungsi diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi
manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu. Selain
itu, ia juga sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil. Semua
muslim meyakini Al-Qur’an sebagai sumber asal ajaran Islam, syari’at
terakhir yang memberi petunjuk arah perjalanan hidup manusia.
Berdasarkan keyakinan tersebut, umat Islam berlomba-lomba
mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam.25
24 Moh. Amin, Membina Generasi Qur’ani (Jakarta: Kalam Mulia,1994) hal. 35
25 Syukri Azwar Lubis, Materi Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Media Sahabat Cendekia,
2019) hal.80
32
Di samping itu kalau kita pelajari Al-Qur’an lebih lanjut akan kita
temui fungsi-fungsi yang lain, seperti yang dikemukakan oleh Drs.
Syahminan Zaini dalam bukunya kewajiban orang beriman terhadap Al-
Qur’an antara lain:
1) Untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan atau kebahagiaan
2) Untuk mempertahankan martabat manusia
3) Sebagai alat untuk menghidupkan manusia sebagai manusia
4) Sebagai rahmat dari Allah
5) Sebagai pemberi penjelasan terhadap berbagai persoalan yang
akan dihadapi oleh manusia di dunia da di akhirat nanti
6) Sebagai pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang selalu
berbuat baik, sesuai dengan aturan Allah dan sebagai pemberi
peringatan bagi orang-orang yang ingkar, dan berbuat kejahatan
7) Untuk memperkenalkan Allah.26
Jadi dapat disimpulkan fungsi Al-Qur’an adalah sebagai pedoman
hidup manusia dan petunjuk hidup manusia.
26 Moh. Amin, Membina Generasi Qur’ani (Jakarta: Kalam Mulia,1994) hal. 41- 45
33
4. Anjuran untuk banyak membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan, Allah memuji orang-orang
yang membiasakan hal tersebut dengan berfirman dalam Qs. Ali Imran:
113
دون … ج س م ي ه ل و ي ل اء ال آن ات للا ون آي ل ت ي
“…mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam
hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang)”.
Dalam Shahihain dari Ibnu Umar disebutkan:
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang yang Allah berikan
kepadanya (ilmu) Al-Qur’an, maka ia pun mengamalkannya
sepanjang malam dan siang…”
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud:
فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها من قرأ حرفا من كتاب للا
“ Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabulah, maka baginya satu
kebaikan dan kebaikan itu dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan”.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id dari Nabi beliau bersabda: Allah Swt
berfirman:
“ Siapa yang disibukkan oleh Al-Qur’an dan berzikir kepada-Ku dari
meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan kepadanya sesuatu yang
lebih baik dari yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta.
Dan kemuliaan Kalamullah (Al-Qur’an) dibanding seluruh perkataan
makhluk bagaikan kemuliaan Allah atas seluruh makhluk-Nya”.
34
Dan diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah.
اقرءوا القرآن؛ فإنه يأتي شفيعا يوم القيامة لصاحبه
“Bacalah Al-Qur’an, sebab ia akan datang pada hari kiamat sebagai
syafaat (penolong) bagi para pembacanya”.27
5. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Orang Islam yang membaca Al-Qur’an diumpamakan dia melangkah
naik menuju derajat kenabian, hanya saja dia tidak diberikan wahyu.
Dinyatakan dalam hadist,
“Barangsiapa membaca Al-Qur’an ia benar-benar melangkah naik
menuju derajat kenabian di kedua sisinya, hanya saja tidak diberikan
wahyu kepadanya.”
Orang Islam yang membaca Al-Qur’an diumpamakan juga laksana
utrujjah, sejenis jeruk wangi, baunya sedap dan rasanya manis. Ia
langgeng membaca Al-Qur’an. Manusia dapat beristirahat mendengar
bacaan Al-Qur’annya. Mereka mendapatkan pahaladengan
mendengarkannya dan belajar darinya. Ia sebagaimana jeruk, terasa manis,
baunya sedap, bagus dipandang, pantas dipegang, dan banyak
kegunaannya. Sedangkan orang Islam yang tidak membaca Al-Qur’an,
laksana buah kurma, rasanya enak, namun baunya tidak ada. Dia tidak
memberikan manfaat kepada manusia kecuali sekadar keimanannya.
Karena keutamaan membaca Al-Qur’an, Rasulullah Saw memberikan
apresiasi, motivasi, dan sugesti untuk giat membacanya berikut nilai
27 Mukhtar bin Abu Syadi Sayyid, Adab-Adab Halaqah Al-Qur’an (Solo: Aqwam, 2015) hal.
162
35
keuntungan yang akan didapatkan dengan kegiatan membaca kitab suci
itu.
Berikut ini beberapa keutamaan dalam membaca Al-Qur’an :
a. Nilai Pahala
Kegiatan membaca Al-Qur’an persatu hurufnya dinilai satu
kebaikan dan satu kebaikan ini dapat dilipat gandakan hingga
sepuluh kebaikan. Bayangkan bila satu ayat atau satu surah saja
mengandung puluhan aksara Arab.
“Barangsiapa membaca satu huruf (aksara) dari Al-Qur’an maka
baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan
menjadi sepuluh kali kepadanya. “Aku tidak mengatakan alif lam
mim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan
mim satu huruf “. (HR.Al-Hakim)
Sahabat Abu Hurairah menceritakan hadist Rasulullah Saw,
”Adakah kalian suka pulang ke rumah masing-masing membawa
tiga ekor unta yang besar dan gemuk?”Tanya beliau kepada
penghuni serami (shuffah) Masjid Nabawi. “Kami semua
suka,”jawab mereka. Beliau melanjutkan, “Tiga ayat yang dibaca
salah seorang dari kamu di dalam shalatnya jauh lebih baik
daripada tiga ekor unta yang besar dan gemuk.” (HR.Muslim,
Taisirul Wushul 1 : 84)
b. Obat (terapi) jiwa yang gundah,
Membaca Al-Qur’an bukan saja amal ibadah, namun juga bisa
menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak
tentram dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan para
ulama ahli terapi hati. Mereka menyebutkan salah satu obat hati
yang utama adalah membaca Al-Qur’an dengan khusyu’ seraya
36
merenungkan makna kandungannya disamping lima hal yang lain
yaitu berteman dengan orang saleh, zikir di waktu sunyi, shalat
malam, dan puasa.
Sementara membaca Al-Qur’an ibaratnya adalah komunikasi
dengan Allah. Otomatis dengan komunikasi itu, orang yang
membaca Al-Qur’an akan menjadi tenang dan tenteram, lebih-
lebih bila dihubungkan bahwa malaikat akan turun memberikan
ketenangan kepada orang yang tengah membaca Al-Qur’an.
c. Memberikan syafaat.
Umat manusia diliputi kegelisahan pada hari kiamat, Al-
Qur’an bisa hadir memberikan pertolongan bagi orang-orang yang
senantiasa membacanya di dunia. Sabda Rasulullah Saw :
“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat
akan hadir memberikan pertolongan kepada orang – orang yang
membacanya”.
Pada hadist lain diceritakan,
“ Puasa dan Al-Qur’an memberikan syafaat kepada hamba di
hari kiamat. Puasa berkata “ Wahai Tuhanku, aku telah
menghalanginya dari makan minum dan syahwat, maka berilah
aku restu memberikan syafaat kepadanya”. Al-Qur’an berkata
“Wahai Tuhanku, aku tidak menghalanginya dari tidur di malam
hari, maka berilah aku restu memberikan syafaat kepadanya”.
Lalu keduanya diberikan restu memberikan syafaat”. (HR.
Ahmad dan Thabrani)
37
d. Menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di akhirat
Dengan membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim akan ceria
dan berseri-seri. Ia tampak anggun dan bersahaja karena akrab
bergaul dengan kalam Tuhannya. Lebih jauh, ia akan dibimbing
oleh Kitab Suci itu dalam meniti jalan kehidupan yang lurus.
Selain itu di akhirat, membaca Al-Qur’an akan bisa menjadi
deposito besar yang membahagiakan.
Rasulullah Saw bersabda :
“Bacalah selalu Al-Qur’an. Sesungguhnya ia menjadi cahaya
bagimu di bumi dan menjadi simpanan bagimu di akhirat”. (HR.
Ibnu Hibban)
e. Malaikat turun memberikan rahmat dan ketenangan.
Jika Al-Qur’an dibaca, malaikat akan turun memberikan si
pembaca itu rahmat dan ketenangan. Seperti diketahui ada
segolongan malaikat yang khusus ditugaskan untuk mencari
majelis atau forum zikir dan membaca Al-Qur’an. Jika malaikat
menurunkan rahmat dan ketenangan otomatis orang yang
membaca Al-Qur’an hidupnya akan selalu tenang, tenteram,
tampak anggun, indah, disukai orang, dan bersahaja.28
28 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an (Jakarta:
Gema Insani Press, 2004) hal. 46
38
Diantara buah manis dari membaca Al-Qur’an yang telah disebutkan
dalam hadist-hadist shahih dan atsar-atsar para sahabat adalah sebagaimana
berikut:
a. Pembaca Al-Qur’an termasuk dalam jajaran para pembesar Islam
dan manusia-manusia mulia, serta orang yang paling tinggi
derajatnya.
b. Akan dicatatkan bagi pembaca Al-Qur’an dari setiap hurufnya
satu kebaikan dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi
sepuluh kebaikan.
c. Pembaca Al-Qur’an diliputi naungan rahmat, dikelilingi para
malaikat, dan akan diturunkan baginya ketenangan.
d. Allah menyinari hati pembaca Al-Qur’an, menyelamatkannya dari
kegelapan pada hari kiamat, dan menjauhkannya dari berbagai
macam kesulitan.
e. Aroma pembaca Al-Qur’an itu harum dan rasanya manis seperti
buah utrujjah. Karena inilah, ia merupakan seorang teman yang
shalih, yang akan didekati oleh orang-orang shaleh agar bisa
mencium aroma harumnya.
f. Pembaca Al-Qur’an tidak akan dibuat sedih oleh kedahsyatan
yang besar (hari kiamat), karena ia berada dibawah lindungan
Allah dan juga karena Al-Qur’an akan menjadi syafaat (penolong)
baginya.
39
g. Pembaca Al-Qur’an bisa menjadi sebab diberikannya rahmat
(ampunan) dan kebahagiaan kepada kedua orang tuanya, sebagai
balasan dari bacaan Al-Qur’an anak mereka tersebut.
h. Pembaca Al-Qur’an dapat menaiki puncak kemuliaan dan
mendaki puncak kebahagiaan di surga.
i. Orang-orang shaleh iri kepada pembaca Al-Qur’an dan berangan-
angan agar bisa menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah serta
ingin memiliki amalan seperti mereka.
j. Pembaca Al-Qur’an didoakan oleh para maaikat yang mulia agar
bisa menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah serta ingin
memiliki amalan seperti mereka.
k. Pembaca Al-Qur’an adalah orang yang berpegang teguh dengan
tali yang kuat, merasa senang dengan penyembuh yang mujarab,
dilindungi dari penyelewengan dan diselamatkan dari beragam
kesulitan.
l. Pembaca Al-Qur’an termasuk dari keluarga Allah dan orang-orang
khusus-Nya yang didekatkan kepada-Nya, serta termasuk orang-
orang yang gemar menaati Allah dan tunduk kepada-Nya.
m. Pembaca Al-Qur’an juga diangkat derajatnya di dunia, karena
Allah mengangkat derajat suatu kaum karena Al-Qur’an dan
merendahkan sebagian lain yang berpaling dari Al-Qur’an atau
meninggalkannya.
40
n. Pembaca Al-Qur’an ditulis di sisi Allah sebagai orang-orang yang
banyak berzikir kepada Allah baik dari golongan laki-laki maupun
perempuan serta orang-orang yang taat baik dari laki-laki maupun
perempuan.
o. Orang yang mahir tentang Al-Qur’an akan dibangkitkan pada hari
kiamat bersama para malaikat mulia, suci, lagi taat.
p. Pembaca Al-Qur’an dijauhi oleh setan dan setan akan menyingkir
dari rumahnya.
q. Pembaca Al-Qur’an akalnya bersinar cemerlang, hatinya dipenuhi
dengan hikmah dan akan memancar darinya mata air ilmu.
r. Pembaca Al-Qur’an memiliki salah satu cahaya kenabian, hanya
saja ia tidak mendapatkan wahyu.
s. Pengemban Al-Qur’an tidak akan menjadi jahil ketika bersama
orang jahil. Dikarenakan Al-Qur’an yang ada pada mulutnya
mampu memeliharanya dari amarah dan murka.
t. Dengan membaca Al-Qur’an suasana hati dan rumah menjadi
hidup serta diliputi oleh kebaikan dan keberkahan.
u. Membaca Al-Qur’an bisa menjadikan hati semakin khusyuk dan
jiwa menjadi bersih.
v. Pembaca Al-Qur’an ketika ia meminta kepada Allah maka akan
dikabukan, terutama ketika membaca doa khatam Al-Qur’an,
karena keutamaan dan kemuliaan dari Allah Swt.
41
w. Ahli Al-Qur’an akan disebut-sebut namanya oleh Allah di
hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya, dan cukuplah hal itu
sebagai bentuk keutamaan dan kemuliaan baginya.
Dalam membaca Al-Qur’an terdapat kekayaan bagi pembacanya, yang
karenanya hati mereka menjadi bahagia sebagaimana pemilih harta merasa
senang dengan hartanya. Ia adalah kekayaan yang tidak ada keraguan
padanya.29
6. Adab-Adab Membaca Al-Qur’an
a. Membaca Isti’adzah ketika mulai membaca Al-Qur’an sebagaimana
firman Allah Swt
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an,
mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk”. (Qs.
An-Nahl : 98)
b. Membaca basmalah kecuali pada surat At-Taubah
c. Khusyuk dan memperhatikan dengan saksama pada setiap ayat yang
dibaca. Allah Swt berfirman:
“Kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar
mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal
sehat mendapat pelajaran”. (Qs. Shad:29)
d. Hendaklah memperindah suara dalam membacanya. Abu Hurairah ra
berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Bukan dari golongan kami bagi orang-orang yang tidak
memperindah suaranya ketika membaca Al-Qur’an”. (HR. Bukhari)
29 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an (Jakarta:
Gema Insani Press, 2004) hal. 178
42
e. Membaca dengan perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa, Allah Swt
berfirman,
“Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca
Al-Qur’an) karena hendak cepat-cepat (menguasainya) (HR. Al-
Qiyamah : 16)
f. Hendaklah membacanya sesuai dengan hukum tajwid sebagaimana
Firman Allah Swt
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.”(Qs. Al-Muzammil: 4)
g. Hendaklah membacanya dengan suara yang sedang, tidak terlalu pelan,
dan jua tidak terlalu keras. Allah Swt berfirman,
“Janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan
jangan (pula) merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara
kedua itu.” (Qs. Al-Isra:116)
h. Berdoa dan memohon perlindungan ketika membaca ayat mengenai
azab. Dari Huzaifah ra,
“Pada suatu malam, aku shalat bersama Nabi Muhammad Saw beliau
membaca surat Al-Baqarah An-Nisa’, dan Ali Imran , beliau membaca
perlahan-lahan, apabila sampai pada ayat tasbih, beliau bertasbih,
dan apabila sampai pada ayat permohonan beliau memohon. Apabila
sampai pada ayat ta’awudz (mohon perlindungan) beliau mohon
perlindungan.”(HR.Muslim)
43
i. Mendengarkan dengan saksama jika ada orang yang sedang membaca
Al-Qur’an. Allah Swt berfirman,
”Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”(HR. Al-
A’raf: 204).30
D. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Alifya Rahman mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019
dengan judul “Peran orang tua dalam membimbing anak membaca Al-
Qur’an (studi kasus di perumahan puri husada agung) RW 12 kec.
Gunung Sindur Kab. Bogor”. Hasil penelitian dari skripsi ini adalah
sebagian besar orang tua di Perumahan puri husada agung RW 12 kec.
Gunung Sindur Kab. Bogor berperan dalam kegiatan membimbing
anak membaca Al-Qur’an walaupun hanya beberapa keluarga saja
yang membimbing anak mereka secara langsung tanpa menitipkan
anak mereka ke lembaga pendidikan Al-Qur’an seperti TPA atau TPQ
dan orang tua yang membimbing anak mereka secara langsung justru
menghasilkan anak-anak yang lebih cepat memahami Al-Qur’an
dikarenakan hubungan antara orang tua dan anak sudah bisa membaca
Al-Qur’an, walaupun diumur balita dalam membaca hukum tajwid
masih belum fasih, akan tetapi hal tersebut sudah menjadi bukti bahwa
30 Abu Nizhan, Buku Pintar Al-Qur’an (Jakarta: Qultum Media, 2008) hal. 10
44
anak dibimbing oleh orang tua secara langsung akan lebih cepat
menangkap informasi stimulasi yang diberikan orang tua kepada anak.
Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini terletak pada variabel dan
tempat. Skripsi sebelumnya menggunakan peran orang tua dalam
membimbing anak membaca Al-Qur’an. Sedangkan skripsi penulis
menggunakan Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca
Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an. Dan tempat penelitiannya juga
berbeda, skripsi sebelumnya menggunakan (studi kasus di perumahan
puri husada agung) RW 12 kec. Gunung Sindur Kab. Bogor,
sedangkan skripsi penulis bertempat di Kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Subhan mahasiswa jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2019 dengan judul
skripsi “Peran orang tua dalam menumbuhkan minat anak baca Al-
Qur’an di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten
Tebo”.
Hasil penelitian dalam skripsi ini adalah peran orang tua di Desa
Teluk Rendah Ilir Kabupaten Tebo khususnya di RT 04 dalam
menumbuhkan minat anak baca Al-Qur’an sudah terlaksana walaupun
belum pada taraf optimal, peran orang tua diantaranya memberikan
bimbingan, pengawasan terhadap anak, memberikan dorongan kepada
45
anak, pembiasaan, menyediakan sarana dan prasarana dan memberikan
sanksi/hadiah. Kemudian upaya yang dilakukan oleh orang tua yaitu:
menitipkan anak-anaknya ke tempat pengajian, meningkatkan
hubungan sosial, menanamkan minat baca sejak anak masih balita.
Persamaan yang terdapat pada penelitian ini adalah terletak pada
metode penelitiannya yaitu metode kualitatif, teknik pengumpulan
datanya snowball sampling. Perbedaannya terletak pada Variabel dan
tempat penelitiannya. Skripsi sebelumnya menggunakan variabel peran
orang tua dalam menumbuhkan minat anak membaca Al-Qur’an,
sedangkan penulis menggunakan strategi orang tua dalam
membiasakan anak membaca Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an.
Kemudian tempat penelitian penulis di Kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh sedangkan tempat penelitian skripsi
sebelumnya di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten
Tebo.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fattich Alviyani Amana mahasiswi
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Tahun 2015 dengan judul skripsi “ Pengaruh kebiasaan membaca Al-
Qur’an terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas
X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Madiun”.
46
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah berdasarkan hasil analisis data,
diketahui untuk variable kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa
terhadap prestasi belajar PAI aspek kognitif dan afektif diperoleh nilai
signifikan 0,002 dan 0,025. Oleh karena itu probabilitas 0,002 dan
0,025 lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternative (Ha) diterima.
Yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan
membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar PAI siswa pada aspek
kognitif dan afektif, hasil analisis itu variable kebiasaan membaca Al-
Qur’an terhadap prestasi belajar PAI siswa aspek psikomotorik
diperoleh nilai signifikan 0,100. Oleh karena probabilitas (0,100) lebih
besar dari 0,05 maka hipotesis alternative (Ha) ditolak. Artinya, tidak
ada pengaruh antara kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa terhadap
prestasi belajar PAI aspek psikomotorik. Persamaan penelitian peneliti
dengan skripsi ini adalah terletak pada pembahasaannya sama-sama
membahas mengenai membiasakan membaca Al-Quran. Sedangkan
perbedaannya terletak pada subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X
dan semua pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di Man 2
Madiun, lalu jenis penelitian yang digunakannya adalah deskriptif
kuantitatif, dan teknik pengumpulan datanya adalah observasi,
wawancara, dokumentasi dan angket. Sedangkan subjek penelitian
peneliti adalah orang tua yang anaknya telah melaksanakan khatam Al-
47
Qur’an, lalu jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah deskriptif
kualitatif.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Alpiansyah Putra mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu Tahun 2020 dengan judul skripsi “ Pola Asuh
Orang Tua Dalam Menanamkan Minat Baca Al-Qur’an Anak Di Desa
Kota Agung Kecamatan Air Besi Kabupaten Bengkulu Utara”.
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah pola asuh orang tua dalam
menanamkan minat baca Al-Qur’an anak di desa Kota Agung
Kecamatan Air Besi Kabupaten Bengkulu Utara hampir semua orang
tua menggunakan tipe pola permisif. Dimana orang tua sangat
memberikan perhatian kepada anaknya dalam hal pergaulan, bermain,
atau yang biasa disebut dengan kemajuan yang berlebihan. Lalu faktor
penyebab kesulitan anak belajar baca Al-Qur’an adalah cara guru yang
mengajar baca Al-Qur’an masih kurang menekankan pada pemahaman
yang lebih kepada anak yang belajar. Dalam artian, guru hanya
mengajarkan seara sekilas tanpa ada pengulangan makhraj bacaan
ataupun pengulangan setelah selesai dibaca. Kemudian upaya yang
dilakukan orang tua dalam menanamkan minat baca Al-Qur’an anak
adalah masih tergolong kurang diterapkan kepada anak. Orang tua di
desa Kota Agung hanya sekedar memerintahkan anaknya agar mau
belajar baca Al-Qur’an. Persamaan penelitian peneliti dengan skripsi
48
ini adalah terletak pada jenis penelitiannya, sama-sama menggunakan
jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada
sumber datanya. Skripsi ini menggunakan sumber data primer dan
sekuder. Sedangkan penulis menggunakan informan kunci dan
informan pendukung.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Shofiya Shafwan mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat Medan tahun 2020 dengan judul skripsi
“Strategi Pembiasaan Membaca Al-Qur’an Sebelum Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) Di Mas Plus Al-Ulum”.
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah untuk meningkatkan semangat dan
kecintaan terhadap Al-Qur’an, lamgkah-langkah dari kegiatan ini yaitu
membaca Al-Qur’an bersama-sama atau bergiliran, tergantung pada
intruksi guru. Kemudian pendidik memberikan motivasi, diakhiri dengan
membaca doa khataman Al-Qur’an bersama-sama. Melalui pembiasaan
ini menjadikan kegiatan yang dilakukan menjadi tolak ukur untuk
evaluasi yang lebih baik lagi. Perbedaan penelitian penulis dengan skripsi
ini adalah terletak pada variabel dan tempat penelitian. Yang mana judul
penulis adalah Stategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca
Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh. Sedangkan penelitian skripsi ini melakukan
penelitian di sekolah dan meneliti kegiatan belajar dan mengajar antara
49
guru dan siswa. Lalu sumber data dari skripsi ini adalah sumber primer
dan sekunder. Sedangkan penulis menggunakan sumber data informan
kunci orang tua dan informan pendukungnya guru mengaji dan juga anak
yang telah melaksanakan khatam Al-Qur’an.
.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan merupakan salah
satu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti mengamati dan berpartisipasi
secara langsung di lokasi tempat data berada, baik dalam penelitian skala kecil
maupun besar. Dalam penelitian lapangan, peneliti secara individu berbicara
dan mengamati secara langsung orang-orang yang sedang ditelitinya.31
Peneliti menggunakan jenis penelitianyang bersifat field research
(lapangan) yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah berdasarkan
menyajikan data dan menganalisa data. Penelitian ini menggambarkan
kejadian di lapangan dengan menuturkan dan menafsirkan fenomena yang
terjadi.32
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian yang mengarahkan kepada pemahaman yang lebih
luas tentang makna dan konteks tingkah laku dan proses terjadi pada pola-
pola pengamatan dari fakta- fakta yang berhubungan. Pengertian lain
menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-
31 Sugiarni dkk, Desain Penelitian Kualitatif Sastra (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2020) hal. 39
32 Irna Andrianti, Zulfani Sesmiarni, Implementasi Pendekatan Scientific Pada Mata
Pelajaran PAI di Sekolah Dasar, Vol 2, 2 Juli Desember 2017, hal.149
51
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
lainnya.
Sementara itu, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif
kualitatif, yakni jenis penelitian yang mempelajari masalah-masalah yang ada
serta tata cara kerja yang berlaku dengan tujuan untuk memperoleh informasi
– informasi mengenai keadaan yang ada. Dengan kata lain, penelitian
deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini
berlaku, yang di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis dan menginterpresentasikan kondisi yang ada atau terjadi
Penelitian deskriptif kualitatif juga dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara
berlangsung dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang
diselidiki.33
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok)
Kota Payakumbuh Kecamatan Payakumbuh Utara. Alasan penulis memilih
lokasi penelitian ini sebagai latar belakang yang didasarkan kepada
pertimbangan bahwa di lokasi inilah penulis menemukan suatu permasalahan
yang perlu dibahas dan dipecahkan secara ilmiah.
33 Sasa Sunarsa, Penelusuran Kualitas dan Kuantitas Sanad Qiraat Sab (Kajian Takhrij
Sanad Qiraad Sab) (Jawa Tengah: CV Mangku Bumi, 2020) hal.21
52
C. Informan Penelitian
Informan adalah seseorang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. jadi, ia mempunyai
banyak pengalaman tentang latar penelitian dan Ia harus menjadi anggota tim
penelitian, walaupun bersifat informal. Ia dapat memberikan pandangan
tentang nilai-nilai, sikap, bangunan dan kebudayaan yang menjadi latar
penelitian setempat. Informen penelitian pada penelitian ini ada dua yaitu :
1. Informan Kunci
Informan kunci adalah data yang diperoleh secara langsung
dari subjek yang diteliti tentang permasalahan yang dibahas, maka yang
menjadi informan kunci pada penelitian ini adalah Orang Tua
2. Informan Pendukung
Informan pendukung adalah data yang mendukung atas
permasalahan yang dibahas, maka yang menjadi informan pendukung
pada penelitian ini adalah Anak yang telah melaksanakan Khatam Al-
Qur’an dan Guru MDTA
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
saya menggunakan teknik yaitu :
1. Observasi
Observasi ialah teknik pengumpulan dan pengambilan data
dengan cara mengamati, melihat, dan menulis segala hal yang sudah
53
dilihat dan diamati tadi. Dan jenis observasi yang penulis gunakan
untuk pengumpulan data ialah observasi sistematis atau terstruktur,
yaitu observasi yang dilakukan oleh peneliti dan peneliti sudah
menentukan dan mengetahui apa-apa saja yang akan diamati di
lapangan34
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang mana
peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab
secara lisan dengan informan penelitian.35 Wawancara dilakukan oleh
dua belah pihak yaitu pewawancara (Interviewer) dan yang
diwawancarai. Melalui wawancara penulis akan mengajukan
pertanyaan langsung kepada informan, dan dalam penelitian ini penulis
akan mewawancarai, Orang Tua , anak yang telah melaksanakan
Khatam Al-Qur’an dan Guru MDTA
Dalam melakukan wawancara penulis menggunakan teknik
Snowball sampling, yaitu menentukan terlebih dahulu satu orang yang
akan dijadikan informan penelitian, setelah ditentukan orang tersebut
maka diminta rekomendasi dari orang tersebut untuk menyebutkan
siapa informan selanjutnya yang bisa dimintai datanya dan begitu
34 H.Mahmud,”Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 169 35 Rahmahidayati Sari, Metodologi Penelitian , (Bukittinggi: Suci Percetakan & Photocopy,
2018), hal. 31
54
seterusnya, dan apabila tidak ada lagi data yang berbeda dan semua
datanya sama, maka peneliti bisa menghentikan wawancaranya.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian penulis mengolah data dengan
menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Hubermen, yang mana
di dalam teknik tersebut terdapat Reduksi Data, Display Data, dan Verifikas
atau Conclusion.36
1. Reduksi data itu adalah, memilih data terlebih dahulu, dari
berbagai sumber yaitu hasil dari observasi dan wawancara,
kemudian merangkup data tersebut, setelah itu menyimpulkan data.
Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas, serta mempermudah penulis dalam
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila
dibutuhkan.
2. Display Data adalah, setelah data itu dipilih, dirangkup dan
disimpulkan, maka data tersebut dipaparkan. Pada penelitian
kualititaif, pemaparan data bisa digunakan dengan bentuk teks
yang bersifat naratif, uraian singkat, hubungan antar kategori, dan
bagan.
3. Verifikasi Data adalah, mengambil kesimpulan dari data yang telah
di analisis.
36 Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2010), hal. 246
55
F. Teknik Keabsahan Data.
Untuk melihat keabsahan data kualitatif, menurut Lexy J.Moelong
dapat dilakukan dengan teknik triangulasi data. Triangulasi data yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan dengan berbagai
sumber, metode, atau teori, dan adapun langkah triangulasi data yaitu
Membandingkan data hasil observasi dengan wawancara.37 Teknik keabsahan
data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
membandingkan hasil observasi dengan wawancara. Yaitu membandingkan
apa Perkataan orang tua dengan anak dan membandingkannya dari hasil
observasi yang penulis amati dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan.
Bagaimana orang tua mendidik kepribadian anak dan bagaimana anak
mengatakan cara orang tua mendidik kepribadian dirinya tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik keabsahan data
yaitu dengan membandingkan data hasil observasi yang diamati atau
pengamatan dengan data hasil wawancara yang penulis dapatkan.
37 Lexy J.Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) hal. 190
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Monografi Kelurahan Tarok Tigo Koto Diate Kota Payakumbuh
1. Sejarah kelurahan Tigo Koto diate
Pembentukan kelurahan adalah penggabungan beberapa kelurahan
atau bagian kelurahan yang bersandingan atau pemekaran dari satu
kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih atau pembentukan kelurahan di
luar kelurahan yang telah ada. Pembentukan dan penggabungan kelurahan
bertujuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan, meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, mengembangkan potensi wilayah kelurahan
dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
Bahwa jumlah penduduk, luas wilayah, sarana prasarana kelurahan
dan kompetensi aparatur kelurahan di Kota Payakumbuh tidak berimbang
atau tidak proporsional, sehingga hal ini mempengaruhi kualitas pelayanan
kepada masyarakat. Oleh karena itu pemerintah Kota Payakumbuh
berpedoman pada peraturan daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun
2013 merasa perlu melakukan penggabungan Kelurahan Padang Kaduduak,
Cubadak Air dan Kelurahan Tarok menjadi kelurahan baru yaitu Kelurahan
Tigo Koto diate.
57
2. Letak Geografis
Luas wilayah Kelurahan Tigo Koto Diate secara administrasi
pemerintahan adalah 2,31 km2.
Kelurahan Tigo Koto Diate mempunyai batas wilayah:
a. Sebelah utara berbatas dengan Kelurahan Taratak Padang Kampuang
Kecamatan Payakumbuh Utara.
b. Sebelah timur berbatas dengan Kelurahan Balai Jariang Kecamatan
Payakumbuh Utara.
c. Sebelah selatan berbatas dengan Kelurahan Kapalo Koto Dibalai,
Keluraha Balai Tongah Koto Kecamatan Payakumbuh Utara dan
Kelurahan Padangdata Tanahmati Kecamatan Payakumbuh Barat.
d. Sebelah barat berbatas dengan Kelurahan Napar Kecamatan
Payakumbuh Utara.
B. Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an
Setelah Khatam Al-Qur’an Dikelurahan Tigo Koto Diateh (Tarok) Kota
Payakumbuh
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hasil penelitian yang penulis
lakukan sesuai dengan permasalahan yang penulis teliti mengenai “Strategi
Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam
Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh.”
Strategi yang dilakukan orang tua Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok)
Kota Payakumbuh sudah ada, telah berjalan dengan semestinya. Dengan
58
demikian, penulis melakukan penelitian untuk melihat secara mendalam
mengenai tentang Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca
Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diateh (Tarok)
Kota Payakumbuh Mengawali pendeskripsian data yang penulis peroleh
dilapangan, penulis memaparkan dalam bentuk keterangan wawancara.
Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an
setelah khatam Al-Qur’an diantaranya:
1. Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur’an
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dilapangan pada
tanggal 22 Juli 2021, penulis mengamati dari segi Memberikan
perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an.
Memang terlihat orang tua Memberikan perhatian terhadap
kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an Yaitu setelah
melaksanakan sholat Maghrib orang tua menyuruh anaknya membaca
Al-Qur’an kemudian menyimak bacaan alqur’an anaknya jika ada
tajwidnya yang salah orang tua memperbaiki bacaan Al-Qur’an
anaknya. 38
Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibuk Yanti Elita selaku
orang tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai
berikut:
38 Obsevasi, 22 Juli 2021
59
“Saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak
dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara mentahsin atau
menyimak bacaan Al-Quran anak dengan memperhatikan bacaan
tajwidnya dan mengetahui dimana kelemahan anak dalam
membaca Al-Qur’an.”39
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti
Elita tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada
memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur’an setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an yaitu dengan cara
mentahsin atau menyimak bacaan Al-Qur’an anak kemudian
memperhatikan bacaan tajwidnya. Sehingga orang tua tau dimana
kelemahan anak dalam membaca Al-Qur’an.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak
dalam membaca Al-Qur’an dengan cara bekerja sama dengan
pihak sekolah dalam hal memberikan perhatian dalam membaca
Al-Qur’an anak.”40
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Tasniwati tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada
memberikan perhatian dalam membaca Al-Qur’an kepada anak yaitu
dengan cara bekerjasama dengan pihak sekolah karena pihak sekolah
mempunyai program dan target untuk anak agar selalu membiasakan
39 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021 40 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
60
membaca Al-Qur’an dan juga menghafal Al-Qur’an. Kemudian orang
tua dan pihak sekolah memberikan motivasi kepada anak untuk selalu
membaca Al-Qur’an.
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Ibuk Santi
Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak
dalam membaca Al-Qur’an dengan cara menyimak bacaan Al-
Qur’an anak.”41
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Santi
Marlina tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada
memberikan perhatian terhadap kemampuan anak membaca Al-Qur’an
yaitu dengan cara menyimak bacaan Al-Qur’an anak.
Dan selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Ibuk
Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau mengatakan
sebagai berikut:
“saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam
membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara menyuruh anak untuk
membaca Al-Qur’an setelah melaksanakan sholat maghrib. Akan
tetapi saya tidak terlalu memfokuskan dalam hal menyimak
bacaan Al-Qur’an anak. Karena dia sendiri Insyaallah telah bisa
mandiri mengetahui dan mempelajari tajwid dan panjang
pendeknya dalam membaca Al-Qur’an.42
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Nurhaimi tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada
41 Santi Marlina, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
42 Nurhaimi, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021
61
memberikan perhatian dalam membaca Al-Qur’an kepada anak, akan
tetapi orang tua tidak telalu memfokuskan dalam hal menyimak
bacaan Al-Qur’an anak. Karena anak sudah mandiri mengetahui
tajwid dan panjang pendek dalam membaca Al-Qur’an.
Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Ibuk Silvia
Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau mengatakan
sebagai berikut:
“saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam
membaca Al-Qur’an dengan cara menyuruh anak membaca Al-
Qur’an dirumah dan menyimak bacaan Al-Qur’annya”.43
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia
Revolis tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada
memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur’an setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an dengan cara
menyuruh anak membaca Al-Qur’an dan menyimak bacaan Al-
Qur’annya.
Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan
Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau
mengatakan sebagai berikut:
“saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam
membaca Al-Quran dengan cara menyuruh anak membaca Al-
Qur’an setelah melaksanakan sholat maghrib dirumah”.44
43 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok 24 Juli 2021
44 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021
62
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Muhammad Al Farizy selaku anak dari ibu Yanti Elita orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap
kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara
menyimak bacaan Al-Qur’an saya. Jika ada bacaan yang salah
maka orang tua saya memperbaiki bacaan Al-Qur’an saya dan
mentahsin kembali bacaan Al-Qur’an tersebut”.45
Selanjutnya dengan itu, penulis juga melakukan wawancara
dengan Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya telah memberikan perhatian terhadap kemampuan
saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara menyuruh saya
membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib”.46
Sejalan dengan itu, penulis juga melakukan wawancara dengan
Deco Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap
kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara
ketika saya membaca Al-Qur’an orang tua menyimak bacaan Al-
Qur’an saya”.47
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Khairul
Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan Tarok
bahwa:
“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap
kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara
45 Muhammad Al Farizy, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
46 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
47 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
63
menyuruh saya membaca Al-Qur'an setelah sholat maghrib dan
mengaji ke MDTA setelah sholat Ashar”.48
Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal Redi
Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap
kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara
menyuruh saya membaca Al-Qur’an setelah sholat Maghrib”.49
Dan penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia Dwiana
Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di Kelurahan Tarok
bahwa:
“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap
kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara
menyuruh saya membaca Al-Qur’an sore hari ke MDTA”.50
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis
lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwasannya Orang tua ada
melakukan pembiasaaan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam
Al-Qur’an yaitu Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak
dalam membaca Al-Qur’an, contohnya saja mendengarkan anak saat
membaca Al-qur’an apabila salah saya menegur dan menunjukan
bacaan yang benar, mengajarkan ilmu-ilmu tajwid pada anak, dsb.
2. Memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
48 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
49 Nofal Redi Sauqi , Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
50 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
64
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dilapangan
pada tanggal 22 Juli 2021, penulis mengamati dari segi memberikan
peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak. Terlihat bahwa
setelah sholat maghrib anak dibiasakan membaca Al-Qur’an terlebih
dahulu sebelum melakukan kegiatan lain dan juga orang tua
mematikan televisi sewaktu anak membaca Al-Qur’an.51
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Yanti Elita selaku orang tua dari Muhammad Al Farizi beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an
kepada anak contohnya menyuruh anak membaca Al-Qur’an
setelah shalat magrib atau setelah sholat subuh minimal satu
halaman. Dan menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke masjid
setelah pulang sekolah.”52
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti
Elita maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan
peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak contohnya
menyuruh anak membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib atau
setelah sholat subuh minimal 1 halaman dan juga menyuruh anak
membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang sekolah.
Selanjutnya wawancara dengan orang tua yang bernama Ibuk
Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau mengatakan
sebagai berikut:
51 Observasi, 22 Juli 2021
52 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
65
“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an
kepada anak yaitu dengan cara membuat peraturan dengan
anak bahwa setelah sholat maghrib anak diharuskan membaca
Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas
lainnya dan orang tua mendengarkan bacaan Al-Qur’an
anak.”53
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Tasniwati maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan
peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak dengan cara setelah
sholat maghrib anak diharuskan membaca Al-Qur’an terlebih dahulu
sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an
kepada anak contohnya setelah shalat magrib anak harus
membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dan mematikan televisi
sewaktu maghrib agar anak fokus dalam membaca Al-
Qur’an.54
Dari hasil wawanacara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Santi Marlina maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah
memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
contohnya setelah shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an
terlebih dahulu dan mematikan televisi sewaktu maghrib agar anak
fokus dalam membaca Al-Qur’an.
53 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
54 Santi Marlina, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
66
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan peraturan membaca Al-Qur’an kepada
anak contohnya menyuruh anak membaca Al-Qur’an satu kali
sehari setelah sholat maghrib. Dan juga menyuruhnya
membaca Al-Qur’an ke masjid. ”55
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Nurhaimi maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan
peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak contohnya
menyuruh anak membaca Al-Qur’an satu kali sehari setelah sholat
maghrib. Dan juga menyuruhnya membaca Al-Qur’an ke masjid.
Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk
Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan peraturan membaca Al-Qur’an kepada
anak dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an minimal
1 halaman dalam sehari dan menyuruhnya membaca Al-Qur’an
ke MDTA setelah pulang sekolah”.56
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia
Revolis maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan
peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak dengan cara
menyuruh anak membaca Al-Qur’an minimal 1 halaman dalam sehari
55 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021
56 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
67
dan menyuruhnya membaca Al-Qur’an ke MDTA setelah pulang
sekolah.
Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan
Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an
kepada anak dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an
setelah melaksanakan sholat maghrib”.57
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Elvina Rosa maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah
memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an setelah
melaksanakan sholat maghrib.
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya memberikan peraturan dalam membaca Al-
Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya membaca Al-
Qur’an setelah sholat maghrib atau subuh minimal 1 halaman
kemudian menyuruh mengaji ke masjid setelah pulang
sekolah”.58
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
57 Elfina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021
58 Muhammad Al Farizy , Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
68
“Orang tua saya sudah memberikan peraturan dalam membaca
Al-Qur’an kepada saya dengan cara sebelum melakukan
aktivitas lain, orang tua menyuruh saya membaca Al-Qur’an
setelah sholat maghrib terlebih dahulu minimal 1 halaman”.59
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco
Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan peraturan dalam membaca
Al-Qur’an kepada saya dengan cara orang tua menyuruh saya
membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib terlebih dahulu
dan mematikan televisi sewaktu maghrib”.60
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan peraturan dalam membaca
Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya membaca
Al-Qur’an minimal 1 kali sehari setelah sholat maghrib dan
menyuruh saya mengaji ke Masjid”.61
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal
Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“ Orang tua saya ada memberikan peraturan dalam membaca
Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya membaca
Al-Qur’an minimal 1 halaman sehari dan mengaji ke masjid
setelah pulang sekolah”.62
59 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
60 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
61 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
62 Nofal Redi Sauqi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
69
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Aurelia Dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua ada memberikan peraturan dalam membaca Al-
Qur’an kepada saya contohnya menyuruh saya membaca Al-
Qur’an minimal 1 halaman dalam sehari”.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan
maka dapat disimpulkan bahwa Orang tua ada melakukan
pembiasaaan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an
yaitu memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak,
yaitu setelah shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an, setelah
shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an ke masjid atau
mushala.
3. Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dilapangan
pada tanggal 22 Juli 2021, penulis mengamati dari Memberikan
pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak. Terlihat bahwa
orang tua mendisiplinkan anak membaca Al-Qur’an dengan cara
menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke MDTA atau masjid setelah
pulang sekolah. 63
Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Yanti Elita selaku orang
tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai berikut:
63 Observasi, 22 Juli 2021
70
“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
qur’an kepada anak contohnya mendisiplinkan anak untuk
selalu membaca Al-Qur’an baik setelah sholat maghrib
ataupun setelah sholat subuh .”64
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti
Elita penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah memberikan
pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak dengan cara
mendisiplinkan anak untuk selalu membaca Al-Qur’an baik setelah
sholat maghrib ataupun setelah sholat subuh.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak contohnya mematikan semua media
misalnya televisi dan hp sewaktu maghrib dan menyuruh anak
membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.”65
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Tasniwati penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah
memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
dengan cara mematikan semua media misalnya televisi dan hp sewaktu
maghrib dan menyuruh anak membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau
mengatakan sebagai berikut:
64 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
65 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
71
“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak contohnya menasehati anak agar tetap
membaca Al-Qur’an walaupun telah melaksanakan khatam Al-
Qur’an misalnya menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke
masjid setelah pulang sekolah.”66
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Santi
Marlina penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah
memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
dengan cara menasehati anak agar tetap membaca Al-Qur’an
walaupun telah melaksanakan khatam Al-Qur’an misalnya menyuruh
anak membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang sekolah.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak contohnya menyuruh anak membaca Al-
Qur’an ke Masjid.”67
Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk
Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak dengan cara menyuruh anak membaca Al-
Qur’an setelah pulang sekolah ke MDTA”.68
66 Santi Marlina , Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
67 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021
68 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
72
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia
Revolis penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah
memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
dengan cara menyuruh anaknya membaca Al-Qur’an setelah pulang
sekolah ke MDTA.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak dengan cara membiasakan anak untuk
selalu membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib”.69
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Elvina Rosa penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah
memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
dengan cara membiasakan anak untuk selalu membaca Al-Qur’an
setelah sholat maghrib.
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya telah memberikan pendisiplinan dalam
membaca Al-Qur’an kepada saya yaitu dengan menyuruh saya
membaca Al-Qur’an pada waktu subuh atau setelah sholat
maghrib”.70
69 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021
70 Muhammad Al Farizi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
73
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam
membaca Al-Qur’an kepada saya yaitu dengan cara mematikan
televisi dan hp sewaktu maghrib dan menyuruh saya membaca
Al-Qur’an terlebih dahulu”.71
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco
Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam
membaca Al-Qur’an kepada saya yaitu dengan cara menyuruh
saya membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang sekolah dan
juga orang tua senantiasa menasehati saya untuk selalu
membaca Al-Qur’an walaupun telah melaksanakan khatam Al-
Qur’an”.72
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam
membaca Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya
untuk membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang
sekolah”.73
Selanjutnya juga penulis melakukan wawancara dengan Nofal
Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
71 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
72 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
73 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
74
“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam
membaca Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya
membaca Al-Qur’an ke MDTA setelah pulang sekolah”.74
Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia
Dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya telah memberikan pendisiplinan dalam
membaca Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya
membaca Al-Qur’an ke Mushola setelah sholat Ashar”.75
Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan
maka dapat disimpulkan bahwa orang tua ada melakukan
Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak
dengan cara anak setiap hari harus membaca Al-Qur’an setelah
shalat, anak harus membaca Al-Qur’an sehari satu halaman.
4. Memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an
Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Yanti Elita selaku orang
tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an contohnya memberikan tambahan uang jajan dan
memberikan selamat atau pujian kepada anak.”76
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti
Elita penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada memberikan
hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an contohnya memberikan
74 Nofal Redi Sauqi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
75 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
76 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
75
tambahan uang jajan dan memberikan selamat atau pujian kepada
anak.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an seperti menambah uang jajan anak.”77
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Tasniwati penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada
memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an contohnya
menambah uang jajan anak.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an seperti membawa anak jalan- jalan dan membelikan
makanan kesukaannya.”78
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Santi
Marlina penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada
memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti
membawa anak jalan- jalan dan membelikan makanan kesukaannya.
77 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
78 Santi Marlina , Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
76
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an seperti memberikan pujian dan motivasi untuk selalu
membaca Al-Qur’an kepada anak.”79
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk
Nurhaimi penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada
memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti
memberikan pujian dan motivasi untuk selalu membaca Al-Qur’an
kepada anak.
Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk
Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an seperti memberikan apa yang diinginkan anak misalnya
membelikan makanan kesukaannya atau mainan yang
diinginkannya”.80
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia
Revolis penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada
memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti
memberikan apa yang diinginkan anak misalnya membelikan makanan
kesukaannya atau mainan yang diinginkannya.
79 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021
80 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
77
Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan
Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau
mengatakan sebagai berikut:
“saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an seperti memberikan tambahan uang jajan kepada
anak”.81
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia
Revolis penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada
memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti
memberikan tambahan uang jajan kepada anak.
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin
membaca Al-Qur’an yaitu dengan menambah uang jajan saya
dan juga terkadang memberikan pujian kepada saya”.82
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin
membaca Al-Qur’an berupa pujian dan terkadang memberikan
tambahan uang jajan kepada saya”.83
81 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021
82 Muhammad Al Farizi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
83 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi,Tarok 14 September 2021
78
Selanjutya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco
Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin
membaca Al-Qur’an yaitu dengan mengajak saya pergi jalan-
jalan dan terkadang membelikan makanan kesukaan saya”.84
Selanjutnya juga penulis melakukan wawancara dengan
Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua ada memberikan hadiah saat saya rajin membaca
Al-Qur’an yaitu berupa pujian”.85
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal
Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin
membaca Al-Qur’an yaitu berupa membelikan mainan
kesukaan saya”.86
Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia
dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hadiah kepada saya saat
membaca Al-Qur’an yaitu berupa tambahan uang jajan”.87
84 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
85 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi,Tarok 14 September 2021
86 Nofal Redi Sauqi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
87 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
79
Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan
maka dapat disimpulkan bahwa orang tua ada Memberikan hadiah
saat anak rajin membaca Al-Qur’an yaitu berupa memberikan
tambahan uang jajan, memberikan pujian, membelikan makanan
kesukaanya, dan membawa anak jalan-jalan.
5. Memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-Qur’an.
Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Yanti Elita selaku orang
tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-
Qur’an seperti melarang anak bermain keluar rumah atau
memberikan tugas lebih kepada anak.”88
Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Yanti Elita dapat
disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak
malas membaca Al-Qur’an seperti melarang anak bermain keluar
rumah atau memberikan tugas lebih kepada anak.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-
Qur’an seperti memberikan nasihat kepada anak bahwa
keutamaan membaca Al-Qur’an sangatlah banyak”89
Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Tasniwati dapat
disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak
88 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
89 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021
80
malas membaca Al-Qur’an seperti memberikan nasihat kepada anak
bahwa keutamaan membaca Al-Qur’an sangatlah banyak.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-
Qur’an seperti tidak boleh bermain Hp dan memberikan
nasihat beserta motivasi kepada anak.”90
Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Santi Marlina dapat
disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak
malas membaca Al-Qur’an seperti tidak boleh bermain Hp dan
memberikan nasihat beserta motivasi kepada anak.
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-
Qur’an seperti memberikan nasehat kepada anak misalnya jika
kita membaca Al-Qur’an kita akan mendapatkan pahala dan
keutamaan lainnya begitu pun sebaliknya. Dengan sendirinya
anak akan termotivasi untuk selalu membaca Al-Qur’an. .”91
Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Nurhaimi dapat
disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak
malas membaca Al-Qur’an seperti memberikan nasehat kepada anak
misalnya jika kita membaca Al-Qur’an kita akan mendapatkan pahala
90 Santi Marlina , Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
91 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021
81
dan keutamaan lainnya begitu pun sebaliknya. Dengan sendirinya anak
akan termotivasi untuk selalu membaca Al-Qur’an.
Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk
Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-
Qur’an seperti tidak memberi uang jajan kepada anak”.92
Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Silvia Revolis dapat
disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak
malas membaca Al-Qur’an seperti tidak memberi uang jajan kepada
anak.
Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan
Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Jika timbul rasa malas pada diri anak untuk membaca Al-
Qur’an, maka saya memberikan motivasi dan nasehat kepada
anak saya”.93
Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Elvina Rosa dapat
disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak
malas membaca Al-Qur’an seperti memberikan motivasi dan nasehat
kepada anak saya.
92 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021
93 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021
82
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hukuman saat saya malas
membaca Al-Qur’an yaitu dengan melarang saya bermain
keluar rumah”.94
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hukuman kepada saya saat
saya malas membaca Al-Qur’an yaitu berupa nasihat bahwa
keutamaan membaca Al-Qur’an sangatlah banyak”.95
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco
Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di
Kelurahan Tarok bahwa:
“Orang tua ada memberikan hukuman kepada saya saat malas
membaca Al-Qur’an yaitu dengan melarang saya bermain hp
serta memberikan motivasi kepada saya untuk selalu membaca
Al-Qur’an”.96
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan
Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hukuman kepada saya ketika
saya malas membaca Al-Qur’an yaitu dengan memberikan
nasihat bahwa membaca Al-Qur’an sangat bermanfaat untuk
94 Muhammad Al Farizi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
95 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
96 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
83
diri kita karena dengan membaca Al-Qur’an kita akan
mendapatkan banyak pahala dan keutamaan lainnya”.97
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal
Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan
Tarok bahwa:
“Orang tua saya ada memberikan hukuman saat saya malas
membaca Al-Qur’an yaitu tidak memberi uang jajan kepada
saya”.98
Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia
Dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa bahwa:
“ Orang tua ada memberi hukuman kepada saya saat malas
membaca Al-Qur’an yaitu dengan tidak memberikan uang
jajan kepada saya”.99
Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan
bahwa orang tua ada Memberikan hukuman saat anak malas
membaca Al-Qur’an dengan cara tidak boleh main hp, mengurangi
uang jajan, melarang anak menonton tv dan melarang anak main
keluar rumah.
Pada kesempatan itu penulis juga mewawancarai Guru MDTA
yang bernama ibuk Dewi Puspa beliau mengatakan sebagai berikut:
“Saya sebagai guru MDTA ada memberikan perhatian
terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an
dengan cara memperhatikan tajwid dan bacaaan Al-Qur’an
anak, memberikan peraturan dalam membaca Al-qur’an
kepada anak contohnya membaca Al-qur’an setelah
melaksanakan sholat ashar dan jika terlambat datang ke
97 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
98 Nofal Redi Sauqi, Wawancara pribadi, Tarok 14 September 2021
99 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021
84
MDTA anak disuruh untuk membaca surat pendek yang ia
hafal, memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak contohnya menyuruh anak membaca
Al-Qur’an di MDTA terlebih dahulu kemudian dilanjutkan
dirumah, memberikan hadiah saat anak rajin membaca al-
qur’an seperti memberikan alat tulis dan al-quran kepada
anak, dan juga memberikan hukuman saat anak malas
membaca Al-Qur’an contohnya memberikan motivasi
kepada anak.”100
Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan
Guru MDTA yang lain bernama bapak Zoni Husandra beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Sebagai guru MDTA saya pribadi ada memberikan
perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur’an dengan cara mengajarkan ilmu-ilmu tajwid lalu
anak mempraktekan bacaan Al-Qur’annya, memberikan
peraturan dalam Al-qur’an kepada anak contohnya
membaca Al-qur’an setelah melaksanakan shalat ashar,
memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an
kepada anak seperti anak harus membaca surat-surat
pendek setiap hari, memberikan hadiah saat anak rajin
membaca al-qur’an seperti memberika alat tulis kepada
anak dan sebagainya. dan juga memberikan hukuman saat
anak membaca al-qur’an contohnya memberikan motivasi
untuk selalu membaca Al-Qur’an kepada anak.
Bahwasanya setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an
Bukan berarti anak-anak tamat untuk membaca Al-Qur’an,
akan tetapi anak-anak diharapkan selalu mengulang dan
mentahsin bacaan Al-Qur’annya. ”101
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa masih ada Strategi Orang Tua Dalam
Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an
walaupun belum maksimal seperti; Memberikan perhatian terhadap
kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an, Memberikan peraturan
dalam membaca Al-Qur’an kepada anak, Memberikan pendisiplinan
100 Dewi Puspa, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021
101 Zoni Husandra, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021
85
dalam membaca Al-Qur’an kepada anak, Memberikan hadiah saat
anak rajin membaca Al-Qur’an, Memberikan hukuman saat anak
malas membaca Al-Qur’an, setelah shalat magrib anak harus membaca
Al-Qur’an, setelah shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an ke
masjid atau mushala, setiap hari harus membaca Al-Qur’an setelah
shalat, anak harus membaca Al-Qur’an sehari satu halaman,
memberikan tambahan uang jajan, memberikan Al-Qur’an yang baru,
membelikan makanan kesukaanya, tidak boleh bermain hp ketika
malas membaca Al-Qur’an, mengurangi uang jajan, melarang anak
menonton tv.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dijelaskan
pada bab sebelumnya, jadi dapat disimpulkan bahwa “Strategi Orang Tua
Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an
Di Kelurahan Tigo Koto Diateh (Tarok) Kota Payakumbuh” masih ada
Strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam membiasakan anak membaca
Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an.
Strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam membiasakan anak
membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an
1) Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur’an. Orang tua memberikan perhatian kepada anaknya dengan cara
mendengarkan anak saat membaca Al-qur’an apabila salah saya
menegur dan menunjukan bacaan yang benar, mengajarkan ilmu-ilmu
tajwid pada anak. Kemudian ada juga yang mentahsin kembali bacaan
Al-Qur’an anaknya.
2) Memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak.
Peraturan yang diterapkan orang tua dalam membaca Al-Qur’an
kepada anak yaitu dengan cara setelah shalat magrib anak harus
membaca Al-Qur’an minimal 1 halaman dalam sehari, setelah shalat
87
3) magrib anak harus membaca Al-Qur’an ke masjid atau setelah pulang
sekolah anak disuruh mengaji ke MDTA.
4) Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak.
Dalam hal ini pendisiplinan yang dilakukan oleh orang tua kepada
anaknya yaitu dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke
masjid setelah pulang sekolah dan juga orang tua senantiasa
menasehati anaknya untuk selalu membaca Al-Qur’an walaupun telah
melaksanakan khatam Al-Qur’an
5) Memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an. Dalam hal ini
orang tua memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an
berupa tambahan uang jajan, memberikan pujian saat anak rajin
membaca Al-Qur’an, membelikan makanan kesukaannya, dan
membawa anak jalan-jalan.
6) Memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-Qur’an. Saat
timbul rasa malas dalam diri anak untuk membaca Al-Qur’an maka
orang tua akan memberikan hukuman kepada anak dengan cara tidak
membolehkan anak untuk bermain hp, mengurangi uang jajan anak,
melarang anak menonton tv dan melarang anak main keluar rumah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua
88
Selalu melakukan pengawasan dan mengontrol anak selama
anak membaca Al-Qur’an di rumah. Karena orang tua sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak dan bisa membantu
anak dalam membaca Al-Qur’an.
2. Bagi Guru MDTA
Membimbing serta mengontrol anak dalam pembiasaan
membaca Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an. Bantuan yang
diberikan oleh guru MDTA merupakan kontribusi positif yang
dapat menciptakan anak-anak terbiasa dalam membaca Al-Qur’an.
Jangan hanya menggunakan strategi yang monoton lebih
memvariasikan strategi-strategi lainnya.
C. Bagi Anak
Harus rajin serta terbiasa dalam membaca Al-Qur’an walaupun
telah melaksanakan khatam Al-Qur’an. Jangan tunggu diperintah
oleh orang tua atau guru MDTA terlebih dahulu, tapi harus sadar
akan tanggung jawab dan kewajiban dalam membaca Al-
Qur’an.
89
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Andrianti Irna dan Zulfani Sesmiarni. 2017. Implementasi Pendekatan Scientific
Pada Mata Pelajaran PAI di Sekolah Dasar, Vol 2, 2 Juli Desember
Al-Qalam. 2020. Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 14 No.1
Januari - Juni
Amin, Moh. 1994. Membina Generasi Qur’ani, Jakarta: Kalam Mulia.
Anggranti, Wiwik. 2016. Penerapan Metode Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an
Jurnal Intelegensia Vol. 1 No.1
Basa’ad, Tazkiyah. 2016. Membudayakan Pendidikan Al-Qur’an Jurnal Tarbiyah Al-
Awlad Vol. VI No. 2
Daradjat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta:Pusat Bahasa
Edi, Fandi Rosi Sarwo. 2016. Teori Wawancara Psikodignostik ,Yogyakarta:
LeutikaPrio
Fadli, Akhmad Djul, dkk. 2008. Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat
Baca Al-Qur’an Anak Dalam Keluarga Jurnal Al Hidayah Pendidikan
Agama Islam Vol. 1 No 1
H.Mahmud, 2011, ”Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung: Pustaka Setia
Hanafi, Halid. 2018. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Deepublish
Islam, Ubes Nur. 2001. Mendidik Anak Dalam Kandungan, Jakarta: Gema
Insani
Lubis, Syukri Azwar. 2019. Materi Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Media
Sahabat Cendekia
Mamik. 2014. Metodologi Kualitatif, Taman Sidoarho: Zifatama
90
Moelong Lexy J., 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Mukhtar bin Abu Syadi Sayyid. 2015. Adab-Adab Halaqah Al-Qur’an, Solo:
Aqwam
Mustofa, Ali dan Siti Yulia Citra. 2019. Konstruksi Khotmil Qur’an Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an DI Ma Darul Faizin
Assalafiyah Catak Gayam Mojowarno Jombang Vol 5 No 2 September.
Nizhan , Abu. 2008. Buku Pintar Al-Qur’an, Jakarta: Qultum Media
Nurhayati. 2014. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Kelas IX DI SMPN 2
Donri-Donri Kabupaten Soppeng Jurnal Sulesana Vol. 9 No. 2
PAI ,Tim Dosen. 2016. Bunga Rampai Penelitian Dalam Pendidikan Agama
Islam, Yogyakarta: Deepublish
Rahman , Alifya. 2019.”Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak Membaca Al-
Qur’an” (skripsi), Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Sari Rahmahidayati, 2018, Metodologi Penelitian , Bukittinggi: Suci Percetakan &
Photocopy
Sasa Sunarsa 2020. Penelusuran Kualitas dan Kuantitas Sanad Qiraat Sab
(Kajian Takhrij Sanad Qiraat Sab), Jawa Tengah: CV Mangku Bumi
Sayidah, Nur. 2018. Metodologi Penelitian Disertai Dengan Contoh
Penerapannya Dalam Penelitian, Zifatama: Taman Sidoarjo
Sugiarni dkk. 2020. Desain Penelitian Kualitatif Sastra, Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,
Bandung:Alfabeta.
Suryanah. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Suryati, Ai. dkk. 2019. Al- Tadabbur : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
91
Syafei, Abdullah. 2020. Pengaruh Khatam Al-Qur’an dan Bimbingan Guru
Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di Mts Nurul Ihsan Boarding
Vol. 2 No 2
Syarbini, Amirullah dan Sumantri Jamhari. 2012. Kedasyatan Membaca Al-
Qur’an. Bandung: Randi Ronggana
Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-
Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press
Tohardi, Ahmad. Buku Ajar Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Plus,
Tanjung Pura University Press
Umroh, Ida Latifatul. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Sejak Dini Secara
Islami Di Era Milenial 4.0 Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol. 2.
Yasir , Muhammad dan Ade Jamaruddin. 2016. Studi Al-Qur’an, Pekanbaru:
Asa Riau
Yusuf, Achmad.2020. Pesantren Multikultural Model Pendidikan Karakter
Humanis - Religius di Pesantren Ngalah Pasuruan, Depok: Rajawali Pers
92
KISI-KISI PENELITIAN
Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah
Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
Variable Sub Variable Indikator
Strategi orang tua
dalam membiasakan
anak membaca Al-
Qur’an Setelah Khatam
Al-Qur’an Di Kelurahan
Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota
Payakumbuh
Strategi orang tua
dalam membiasakan anak
membaca Al-Qur’an
Setelah Khatam Al-Qur’an
1. Memberikan
perhatian
terhadap
kemampuan
anak dalam
membaca Al-
Qur’an
2. Memberikan
peraturan dalam
membaca Al-
Qur’an kepada
anak
3. Memberikan
pendisiplinan
dalam membaca
Al-Qur’an
93
kepada anak
4. Memberikan
hadiah saat anak
rajin membaca
Al-Qur’an
5. Memberikan
hukuman saat
anak malas
membaca Al-
Qur’an
94
PEDOMAN OBSERVASI
Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah
Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
Variabel Indikator Observasi 1 Observasi 2
Ada Tidak Ada Tidak
Strategi Orang Tua
Dalam
Membiasakan Anak
Membaca Al-
Qur’an Setelah
Khatam Al-Qur’an
Memberikan
perhatian
terhadap
kemampuan
anak dalam
membaca Al-
Qur’an
✓ ✓
Memberikan
peraturan dalam
membaca Al-
Qur’an kepada
anak
✓ ✓
Memberikan
pendisiplinan
dalam membaca
✓ ✓
95
Al-Qur’an
kepada anak
Memberikan
hadiah saat anak
rajin membaca
Al-Qur’an
✓ ✓
Memberikan
hukuman saat
anak malas
membaca Al-
Qur’an
✓ ✓
96
PEDOMAN WAWANCARA
Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah
Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
1. Wawancara dengan Orang tua di kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota
Payakumbuh
a. Apakah ada orang tua Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak
dalam membaca Al-Qur’an ?
b. Apakah ada orang tua Memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an
kepada anak ?
c. Apakah ada orang tua Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak ?
d. Apakah ada orang tua memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an
e. Apakah ada orang tua memberikan hukuman saat anak malas membaca
Al-Qur’an ?
2. Wawancara dengan anak yang telah melaksanakan khatam Al-Qur’an di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota payakumbuh
a. Apakah orang tua anda ada Memberikan perhatian terhadap kemampuan
anak dalam membaca Al-Qur’an ?
b. Apakah orang tua anda ada Memberikan peraturan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak ?
97
c. Apakah orang tua anda ada Memberikan pendisiplinan dalam membaca
Al-Qur’an kepada anak ?
d. Apakah orang tua anda ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca
Al-Qur’an
e. Apakah orang tua anda ada memberikan hukuman saat anak malas
membaca Al-Qur’an ?
3. wawancara dengan Guru MDTA
a. Apakah ada bapak/ibuk Memberikan perhatian terhadap kemampuan
anak dalam membaca Al-Qur’an ?
b. Apakah ada bapak/ibuk Memberikan peraturan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak ?
c. Apakah ada bapak/ibuk Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-
Qur’an kepada anak ?
d. Apakah ada bapak/ibuk memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-
Qur’an
e. Apakah ada bapak/ibuk memberikan hukuman saat anak malas membaca
Al-Qur’an ?
103
Keterangan Wawancara
1. Muhammad Al Farizy Anak Dari Ibu Yanti Elita Di Kelurahan Tigo
Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
104
2. Raudhatul Athira Anak Dari Ibu Tasniwati Orang Tua Di Kelurahan
Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
105
3. Deco Julio Desauza Anak Dari Ibu Santi Marlina Orang Tua Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
106
4. Khairul Azzam Anak Dari Ibu Nurhaimi Orang Tua Di Kelurahan Tigo
Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
107
5. Aurelia Dwina Fara Anak Dari Ibu Elvina Rosa Orang Tua Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
108
6. Nofal Redi Sauqi Anak Dari Ibu Silvia Revolis Kelurahan Tigo Koto
Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
109
7. Yanti Elita Orang Tua dari Muhammad Al Farizy Di Kelurahan Tigo
Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
110
8. Tasniwati Orang Tua Dari Raudhatul Athira Di Kelurahan Tigo Koto
Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
111
9. Santi Marlina Orang Tua Dari Deco Julio Desauza Di Kelurahan Tigo
Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
113
11. Elvina Rosa Orang Tua Dari Aurelia Dwina Fara Di Kelurahan Tigo
Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
114
12. Silvia Revolis Orang Tua Dari Nofal Redi Sauqi Di Kelurahan Tigo Koto
Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
117
Wawancara Dengan Orang Tua Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok)
Kota Payakumbuh
1) Wawancara dengan Ibu Yanti Elita Orang Tua Dari Muhammad Al Farizy Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
2) Wawancara dengan Ibu Tasniwati Orang Tua Dari Raudhatul Athira Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
118
3) Wawancara dengan Ibu Santi Marlina Orang Tua dari Deco Julio Desauza Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
4) Wawancara Dengan Ibu Nurhaimi Orang Tua dari Khairul Azzam Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
119
5) Wawancara dengan Ibu Elvina Rosa Orang Tua Dari Aurelia Dwina fara Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
6) Wawancara Dengan Ibu Silvia Revolis Orang Tua Dari Noufal Redi Sauqi Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
120
7) Wawancara Dengan Ibu Dewi Puspa Guru MDTA Di Kelurahan Tigo Koto Diate
(Tarok) Kota Payakumbuh
8) Wawancara Dengan Pak Joni Husandra Guru MDTA Di Kelurahan Tigo Koto
Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
121
Wawancara Dengan Anak Yang Telah Melaksanakan Khatam Al-Qur’an Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
1. Wawancara Dengan Muhammad Al Farizy Anak Dari Ibu Yanti Elita Orang
Tua Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
2. Wawancara Dengan Raudhatul Athira Anak Dari Ibu Tasniwati Orang Tua Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
122
3. Wawancara Dengan Deco Julio Desauza Anak Dari Ibu Santi Marlina Orang
Tua Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh
4. Wawancara Dengan Khairul Azzam Anak Dari Ibu Nurhaimi Orang Tua Di
Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh