strategi orang tua dalam membiasakan ... - e-campus

137
ii STRATEGI ORANG TUA DALAM MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA Al- QUR’AN SETELAH KHATAM AL-QUR’AN DI KELURAHAN TIGO KOTO DIATE (TAROK) KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Munaqasyah Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh: NURUL AFIFAH 2117.024 Dosen Pembimbing Fauzan,M.Ag NIP. 197501022005011008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 1443 H/2021 M

Upload: khangminh22

Post on 17-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ii

STRATEGI ORANG TUA DALAM MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA Al-

QUR’AN SETELAH KHATAM AL-QUR’AN DI KELURAHAN TIGO KOTO

DIATE (TAROK) KOTA PAYAKUMBUH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Munaqasyah Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NURUL AFIFAH

2117.024

Dosen Pembimbing

Fauzan,M.Ag

NIP. 197501022005011008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

1443 H/2021 M

i

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “STRATEGI ORANG TUA DALAM

MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA AL-QUR’AN SETELAH KHATAM

AL- QURAN DI KELURAHAN TIGO KOTO DIATE (TAROK) KOTA

PAYAKUMBUH “ yang telah disusun oleh NURUL AFIFAH NIM 2117024 telah

memenuhi persyaratan ilmiah dan disetujui untuk diajukan Sidang Munaqasyah pada

program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Bukittinggi, Oktober 2021

Pembimbing

Fauzan,M.Ag

NIP.197501022005011008

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah

memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu pengetahuan serta memperkenalkanku

dengan cinta. Atas karunia dari-Mu Ya Allah serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya

Skripsi sederhana ini dapatku selesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat ku sayangi dan kucintai

Ibunda dan ayahanda Tercinta:

Terimakasih ku ucapkan kepada papa tercinta Afrizal atas semua pengorbanan yang

telah papa berikan kepadaku. Engkau tak pernah kenal lelah setiap hari bekerja untuk mencukupi

segala kebutuhanku, adik-adikku dan mama. Papa tak pernah menghiraukan hujan dan panas

demi memenuhi kebutuhan pendidikanku dan juga adik-adikku.

Terimakasih juga ku ucapkan kepada mama tercinta Rini Gustina atas semua hal yang

telah mama berikan kepadaku. Terimakasih karena mama selalu menjadi pendengar ketika aku

membutuhkan bahu untuk bersandar, dan juga telah menjadi orang tua terbaik di dunia ini

bagiku.

Mama dan papa tercinta sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada

terhngga, ku persembahkan karya kecil ini kepada mama dan papa yang telah memberikan kasih

sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tak terhingga kepadaku yang tidak akan mungkin

dapat ku balas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dalam kata persembahan.

Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat mama dan papa bahagia karna ku sadar selama

ini belum bisa memberikan yang terbaik untuk mama dan papa.

Untuk mama dan papa yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyayangiku,

selalu memberikan nasehat kepadaku untuk menjadi anak yang lebih baik. Terimakasih mama

iv

papa atas semua yang telah diberikan kepadaku, semoga mama dan papa selalu diberikan

kesehatan dan umur yang panjang oleh Allah SWT agar mama dan papa bisa menemani langkah

kecilku bersama adik-adik tercinta Hanif dan Hana menuju kesuksesan.

Dengan segala kasih dan sayang serta ucapan terimakasih ku sampaikan kepada :

Adik Tercinta M.Hanif Dan Hana Putri Alzani

Terimakasih ku ucapkan kepada adik-adikku tercinta karena telah membantu dan

mendoakanku sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini. Maaf karena kakak belum bisa

menjadi kakak yang baik untuk kalian berdua dan belum bisa menjadi panutan atau contoh yang

baik untuk kalian berdua.. Akan tetapi kakak akan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi

untuk kalian berdua.

Untuk Sahabat-Sahabatku

Terimakasih ku ucapkan kepada Yola Rahmalia, Nur Azizah, Hermida, Siti Maesaroh, Rona

Muhammad, Fauziatul Husna dan juga Rainis Manita atas semua doa, semangat dan semua hal

yang telah kalian berikan kepadaku. Kalian yang selalu ada untukku disaat senang maupun

susah. Dari kalian aku banyak belajar arti kehidupan.

Terimakasih juga ku ucapkan kepada teman seperjuangan satu bimbingan skripsi yang selalu

memberiku motivasi dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini untuk (Yuni Septiana dan

Mardawiyah)

Teruntuk Dosen Pembimbing

Bapak Fauzan, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsiku, terimakasih atas waktu yang telah

bapak berikan kepadaku, motivasi, nasehat dan masukannya. Sehingga aku bisa menyelesaikan

skripsi ini.

v

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Strategi Orang Tua dalam Membiasakan Anak

Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh” yang disusun oleh Nurul Afifah, Nim.2117.024 pada

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Bukittinggi.

Pembelajaran Al-qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan

dan ditumbuh kembangkan bagi setiap individu muslim. Sehingga orang tua memiliki

kewajiban dan peran mulia dalam meningkatkan minat baca Al-quran anak. Dalam

hal itu tentu orangtua memiliki beberapa strategi dalam membiasakan anak membaca

Al-qur’an. Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang ditemukan

yaitu walaupun anak-anak telah selesai khatam al-qur’an, namun masih banyak anak-

anak yang tetap giat dan semangat untuk membaca al-quran setiap harinya, masih ada

orang tua yang berusaha membiasakan anaknya untuk membaca al-quran setelah

khatam quran, dan masih ada beberapa anak yang mencapai prestasi baca al-quran

ketika setelah khatam quran. Dari permasalahan yang ada peneliti tertarik untuk

meneliti bagaimana strategi yang dilakukan oleh orangtua sehingga anaknya masih

tetap membaca al-quran setelah khatam al-quran di kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian kualitatif dimana peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung di

lokasi tempat data berada, yang datanya diperoleh langsung dari orang yang

ditelitinya. Adapun lokasi penelitian dilakukan yaitu di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh Kecamatan Payakumbuh Utara. Informan penelitian ini

yaitu informan kunci yang diambil dari orang tua, dan informan pendukung dari anak

yang telah melaksanakan khatam Al-Qur’an dan guru MDTA. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara, teknik analisis data yang

digunakan adalah reduksi data yang memilih data terlebih dahulu, setelah itu display

data yang mana setelah data dipilih, dirangkup dan disimpulkan serta dipaparkan,

kemudian verivikasi data yaitu mengambil kesimpulan dari data yang telah dianalisis,

dan teknik keabsahan data yang digunakan yaitu dengan membandingkan data hasil

observasi dengan data hasil wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka diketahui bahwa

strategi yang dilakukan oleh orang tua untuk membiasakan anaknya membaca Al-

Qur’an setelah khatam Al-Qur’an adalah dengan memberikan perhatian terhadap

kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an, memberikan peraturan dalam

membaca Al-Qur’an kepada anak, lalu memberikan pendisiplinan dalam membaca

Al-Qur’an kepada anak, selanjutnya juga memberikan hadiah saat anak rajin

membaca Al-Qur’an serta memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-

Qur’an.

vi

Kata kunci: Strategi, Orang Tua, Anak, Al-quran, Khatam Al-Quran

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin, Segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis. Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan yang kita

cintai Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan melalui pribadinya

yang luhur dan agung, sebagai sumber ilmu dan inspirator kita semua, karena jasa

beliaulah sampai saat ini kita masih dapat menikmati indahnya Islam, nikmatnya

Iman, dan ajaran perdamaian yang dibawa oleh Islam, serta beliau meninggalkan

dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu Al-Qur’an dan

hadits. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi

Orang Tua dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam

Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi

Strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd) pada Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada

yang teristimewa dan yang penulis sayangi Ayahanda Afrizal dan Ibunda Rini

Gustina yang telah membesarkan, mengasuh, dan mendidik penulis dengan penuh

viii

kesabaran, pengorbanan, kasih sayang dari kecil hingga sampai seperti sekarang, serta

tidak hentinya mendo’akan dan memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyusun

skripsi ini. Semoga Allah melindungi dan memberkahi setiap langkah beliau, beserta

adik kandung penulis yaitu M.Hanif dan Hana Putri Alzani yang telah memotivasi

dan memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga untuk keluarga tercinta, tanpa keluarga penulis tidak akan

berarti apa-apa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan

dengan baik, tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi, Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Pd.I selaku wakil rektor I,

Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag selaku wakil rektor II, dan Bapak Dr.

Miswardi, M.Hum selaku wakil rektor III.

2. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK), Bapak Dr.Iswantir, M, M.Ag selaku wakil dekan I, Bapak

Dr. Charles, S.Ag, M.Pd.I selaku wakil dekan II, dan Bapak Dr.

Supratman, M.Pd, M.Kom selaku wakil dekan III.

3. Bapak Dr. Arifmiboy, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam

yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis selama

menempuh perkuliahan di IAIN Bukittinggi.

ix

4. Bapak Fauzan, M.Ag selaku Pembimbing yang telah berkenan meluangkan

waktu ditengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan,

dan masukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

atas ilmu, kesabaran, dan waktu yang telah Ibu berikan.

5. Bapak Drs. Alimir,M.Pd.I selaku Dosen Penasehat Akademik (PA) yang

telah menasehati dan memberikan banyak motivasi demi kelancaran proses

belajar penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan

berbagai macam ilmu pengetahuan.

7. Bapak/Ibu pimpinan serta karyawan/i perpustakaan IAIN Bukittinggi yang

telah memberikan pelayanan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan S1 Pendidikan Agama Islam angkatan 2017, dan

teman-teman PAI A yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

9. Sahabat penulis Yola Rahmalia, Nur Azizah, Hermida,Siti Maesaroh, Rona

Muhammad, Fauziatul Husna. Rainis Manita dan adik-adik yang selalu

menemani, memberi bantuan, motivasi dan semangat serta dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Selanjutnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan

semangat kepada penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

x

Atas bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Semoga mendapatkan Ridho, keberkahan dan balasan dari Allah Subhanahu Wa

Ta’ala dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan masukan dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis

sajikan karya tulis dalam bentuk skripsi dengan harapan bisa bermanfaat bagi

kita semua serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Akhirnya hanya

kepada Allah SWT penulis berserah diri dan memohon ampun dari dosa dan

kekhilafan.

Payakumbuh, Oktober 2021

Penulis

Nurul Afifah

Nim.2117024

xi

DAFTAR ISI

PERSETUJUN PEMBIMBING

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Batasan Masalah................................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

F. Penjelasan Judul ................................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi ......................................................................... 15

B. Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua.................................................................... 16

2. Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan Islam .................. 16

3. Peran orang tua dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an anak .. 20

4. Kewajiban orang tua dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an anak

dalam keluarga .............................................................................. 23

5. Kewajiban orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an

....................................................................................................... 25

xii

6. Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an

....................................................................................................... 26

C. Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Membaca ..................................................................... 28

2. Pengertian Al-Qur’an .................................................................... 29

3. Fungsi Al-Qur’an .......................................................................... 31

4. Dianjurkan untuk banyak membaca Al-Qur’an ............................ 33

5. Keutamaan membaca Al-Qur’an…………………………… ..... 34

6. Adab membaca Al-Qur’an ............................................................ 41

D. Penelitian Relevan ................................................................................ 43

BAB III METODOLOGI PENELITIA N

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 50

B. Lokasi penelitian .................................................................................. 51

C. Informan Penelitian .............................................................................. 52

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 54

F. Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Memberikan Perhatian Terhadap Kemampuan Anak Dalam Membaca Al-

Qur’an .................................................................................................. 58

B. Memberikan Peraturan Dalam Membaca Al-Qur’an Kepada anak ..... 63

xiii

C. Memberikan Pendisiplinan Dalam Membaca Al-Qur’an Kepada Anak

.............................................................................................................. 69

D. Memberikan Hadiah Saat Anak Rajin Membaca Al-Qur’an ............... 74

E. Memberikan Hukuman Saat Anak Malas Membaca Al-Qur’an .......... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 86

B. Saran ..................................................................................................... 87

DAFTAR KEPUSTAKAAN ......................................................................... 89

LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Semua orang dituntut untuk bisa membaca, terutama dalam membaca

Al-Qur’an bagi umat Islam. Pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu

kewajiban yang harus dilaksanakan dan ditumbuh kembangkan bagi setiap

individu muslim, karena terkait langsung dengan ibadah ritual seperti

shalat,haji dan doa.1 Allah menuntut kita untuk membaca Al-Qur’an, hal ini

dapat kita lihat dari Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ankabut/29: 45

ة ل إن الص ة ل م الص ق أ اب و ت ك ن ال ك م ي ل ي إ وح ا أ اتل م

ا م م ل ع ي ر وللا ب ك أ ر للا ك ذ ل ر و ك ن م ال اء و فحش ن ال ى ع ه ن ت

صنعون ت

“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)

dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-

perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)

adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan”2

Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan. Sebagaimana sabda Rasulullah

Saw dalam hadist yang diriwayatkan At-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud:

فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها من قرأ حرفا من كتاب للا

1 Wiwik Anggranti, Penerapan Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Jurnal

Intelegensia Vol. 1 No. 1 Tahun 2006 hal. 106 2 Departemen Agama RI, Al-‘Aliyy Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Penerbit

Diponegoro, 2005) Cet ke-4. hal. 401

2

2

“Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabulah, maka baginya satu

kebaikan dan kebaikan itu dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan.”

Kewajiban orang tua dan guru yang paling utama adalah

memperkenalkan aspek nilai agama dan moral. Al-Ghazali dalam konsep

pendidikan anak menyatakan bahwa pendidikan agama harus dimulai sejak

usia dini. Karena, dalam keadaan ini anak bisa untuk menerima aqidah-aqidah

agama semata-mata atas dasar iman, tanpa bertanya dalil untuk

menguatkannya atau menuntut kepastian dan penjelasan.

Menurut Al-Ghazali anak usia dini seharusnya dikenalkan dengan

agama. Karena manusia dilahirkan dengan membawa agama sebagaimana

agama/kepercayaan yang dibawa oleh kedua orang tuanya dan guru. Konsep

ini menjadikan orang tua pendidik yang utama dan menjadi kekuatan dalam

diri anak, agar anak tumbuh dan berkembang ke arah penyucian jiwa,

berakhlak mulia, bertakwa, dan diharapkan menyebarkan kebajikan ke seluruh

umat di dunia.

Adapun beberapa konsep pendidikan anak yang sesuai dengan ajaran

Islam yaitu: mengenalkan anak tentang tauhid, mengajarkan anak akhlak yang

baik, bersikap lemah lembut pada anak dan memberi hukuman bila

diperlukan, memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani, serta memberikan

contoh yang baik.

Sebagaimana hadist dari Abu Hurairah R.a:

3

ج أبوه بتاج في الجنة يعر فه به أهل ما من ر جل يعلل م و لده اللقرأن في الد نيا إال تو

الجنة بتعليم ولده القرأن في الد نيا

“ tidaklah seseorang mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya didunia

kecuali ayahnya pada hari kiamat dipakaikan mahkota surga. Ahli

surga mengenalinya dikarenakan dia mengajari anaknya Al-Qur’an di

dunia”. (HR. Thabrani)

Ibnu Kaldun menegaskan dalam kitab Mukaddimah bahwa pendidikan

Al-Qur’an terhadap anak-anak adalah bagian dari syiar agama yang dipegang

oleh ahli agama dan dilaksanakan di seluruh perkampungan mereka. Hal itu

karena pendidikan Al-Qur’an, melalui ayat-ayatnya mampu dengan cepat

mengokohkan keimanan dan keyakinan dalam hati. Pengaruh pendidikan Al-

Qur’an terhadap perkembangan anak secara kognitif adalah mengembangkan

daya ingat, pemahaman dan pemecahan masalah anak. Jika ditinjau dari segi

efektif, juga berpengaruh terhadap kondisi moral sehingga anak akan mampu

berorientasi pada bagaimana cara bersikap dan berprilaku sosial yang baik.

Rasulullah bersabda:

يركم من تعلم القرأن وعلمه خ

“sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan

mengajarkannya”.(HR. Bukhari)

Melihat pentingnya pendidikan Al-Qur’an, maka diharapkan pemberian

pendidikan ini dimulai dari sejak dini dan dari lingkup yang paling kecil yaitu

lingkungan keluarga. Rasulullah Saw memerintahkan kepada umatnya agar

mengajari anak-anaknya untuk mencintai kepada nabi mereka, mencintai

4

keluarganya (ahli baitnya), para sahabat, dan cinta untuk membaca Al-

Qur’an.1

Sehingga orang tua memiliki kewajiban dan peran mulia dalam

meningkatkan minat belajar anak, termasuk minat baca Al-Qur’an dalam

keluarga. Dalam hal ini secara global orang tua tiadalah merupakan guru yang

menentukan keberhasilan atau kegagalan proses pendidikannya, bukan

sekedar penentu keberlangsungannya.

Karena itu menjadi kewajiban para orangtua dan guru untuk

mempelajari Al-Qur’an, kemudian mengajarkannya kepada anak-anak.

Kemudian orangtua dan anak-anaknya membacanya dengan hati yang

khusyuk. Menghafalkan ayat-ayatnya, menerapkan segala yang dipahami pada

diri. Kemudian mengajarkannya kepada saudara-saudara yang tidak bisa

membaca Al-Qur’an dan memahaminya. Jika melakukan itu niscaya Allah

SWT mencintai dan memasukkan ke dalam surga-Nya yang luas. Maka dari

sini para guru dan orangtua harus menganjurkan kepada anak didik untuk

selalu membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur’an.2

Rasulullah Saw menyeru dan mendorong orang tua agar tidak lupa

mendidik anak-anaknya membaca Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi Saw

yang artinya:

1 Tazkiyah Basa’ad, Membudayakan Pendidikan Al-Qur’an Jurnal Tarbiyah Al-Awlad Vol.

VI No. 2 Tahun 2016 hal.596 2 Akhmad Djul Fadli, Rahendra Maya, Sarifuddin, Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan

Minat Baca Al-Qur’an Anak Dalam Keluarga Jurnal Prosa PAI (Prosiding Al Hidayah: Pendidikan

Agama Islam) STAI Al Hidayah Bogor hal. 89

5

Dari Ali R.A Rasulullah Saw bersabda: Didiklah anak-anak kalian tiga hal :

cinta kepada Nabi, Cinta kepada keluarga Nabi dan membaca Al-Qur’an.

Karena sesungguhnya para pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah

naungan Allah bersama para Nabi pada hari tiada naungan lain selain

naungan Allah”.(HR. Thabrani)

Hadis diatas erat sekali hubungannya dengan prioritas pendidikan Al-

Qur’an bagi anak-anak. Karena dengan mendidik anak untuk mengenal Al-

Qur’an akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mendidik Al-

Qur’an merupakan hak dan kewajiban utama anak yang harus ditunaikan

orang tua.

Allah berfirman dalam Q.S Shad ayat 29

ب تهۦ وليتذكر أولوا ٱللب يدبروا ءاي رك ل ه إليك مب ب أنزلن كت

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”.

Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa tujuan Allah menurunkan

Al-Qur’an adalah agar manusia dapat mengambil pelajaran, hikmah dari Al-

Qur’an dengan mentadabburi makna-makna yang terkandung di dalam Al-

Qur’an sehingga menjadi petunjuk bagi manusia dalam menjalankan

kehidupan di dunia dan bekal kehidupan akhirat.3

Al-Qur’an merupakan sarana yang paling utama untuk bermunajat

kepada Allah baik membaca, mempelajari, mengajarkan, serta

mendengarkannya. Kesemuanya itu merupakan ibadah bagi setiap orang yang

mengamalkannya. Menurut M. Quraish Shihab, mempelajari Al-Qur’an

3 Ai Suryati, Nina Nurmila, Chaerul Rahman, Al- Tadabbur : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir 4 (02) 2019

6

adalah kewajiban. Dengan demikian belajar membaca Al-Qur’an adalah wajib

bagi setiap orang islam.4

Membaca Al-Qur’an merupakan sebuah ibadah dan akan mendapatkan

pahala. Inilah salah satu karakteristik sekaligus keistimewaan yang dimiliki

oleh Al-Qur’an. Bahkan, Rasulullah Saw dalam sabdanya mengatakan bahwa

orang yang membaca satu huruf dari ayat Al-Qur’an akan diberikan balasan

oleh Allah 10 kali lipat. Rasulullah Saw Bersabda :

عبد ن ع رسول مسعود، يقول: قال بن للا صلى للا : وسلم عليه للا قرأ من

كتاب من حرفا ولكن حرف، بعشر أمثالها، ال أقول الم والحسنة حسنة، به له ف للا

ألف حرف والم حرف وميم حرف

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka

ia mendapat satu kebaikan, dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi

sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf.

Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim adalah tiga huruf.”(HR.

Bukhari).5

Dengan membaca Al-Qur’an atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an

dengan hikmah serta meresapi isinya niscaya akan mendapat petunjuk dari

Allah Swt, serta dapat menenangkan hati. Itulah yang dinamakan Rahmat dari

Allah Swt. Al-Qur’an tidak hanya kitab suci, tetapi ia sekaligus merupakan

pedoman hidup, sumber ketenangan jiwa serta dengan membaca Al-Qur’an

4 Al-Qalam : Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 14 No.1 Januari - Juni

2020 hal. 99 5 Amirullah Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedasyatan Membaca Al-Qur’an (Bandung:

Randi Ronggana, 2012) hal.5

7

dan mengetahui isinya dapat diharapkan akan mendapat Rahmat dari Allah

Swt.6

Berdasarkan observasi awal penulis hari Sabtu tanggal 19 Desember

2020 bahwasannya anak-anak setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an

biasanya jarang yang mengulang membaca alqurannya baik di rumah, masjid,

maupun mushalla tetapi kenyataannya dilapangan masih ada sebagian anak

yang giat dan semangat untuk membaca Al-Qur’an setiap harinya. Dan juga

masih ada beberapa orang tua yang berusaha membiasakan anaknya untuk

membaca Al-qur’an setelah khatam Al-qur’an.

Hal ini dikuatkan juga dengan wawancara yang penulis lakukan dengan

salah satu orang tua yang yang berusaha membiasakan anaknya untuk

membaca Al-qur’an setelah khatam Al-qur’an. beliau mengatakan

bahwasannya setiap pulang sekolah atau setelah melaksanakan shalat magrib

mengarahkan anaknya untuk pergi membaca Al-qur’an di Mesjid terkedekat

dari rumahnya, atau membaca Al-qur’an bersama-sama dengan keluarganya

dirumah dan hal ini yang paling ditekankan orang tua didalam keluarganya

tersebut.

Selain itu, di kelurahan Tigo Koto diate masih ada beberapa anak yang

memiliki prestasi dalam hal membaca Al-Qur’an. Yang mana anak ini ada

yang mengikuti lomba tahfiz Al-Qur’an.

6 Nurhayati, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Kelas IX DI SMPN 2 Donri-Donri Kabupaten Soppeng Jurnal

Sulesana Vol. 9 No. 2 tahun 2014 hal.116

8

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk menelaah

dan meneliti lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an

Setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota

Payakumbuh Kecamatan Payakumbuh Utara.”

B. Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang luas dan masalah tidak melebar

keman-mana, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini,

peneliti memberikan batasan masalah hanya berfokus pada

“Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an

setelah khatam Al-Quran di Kelurahan Tigo Koto Diate Tarok Kota

Payakumbuh”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana Strategi

yang dilakukan oleh orangtua sehingga anaknya masih tetap membaca Al-

Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota

Payakumbuh“.

D. Tujuan Penelitian

9

Sebagaimana lazimnya suatu penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan data informasi tentang masalah yang diteliti dan untuk

memecahkan masalah yang diteliti, maka yang menjadi tujuan peneliti adalah:

“Untuk mengetahui Strategi yang dilakukan oleh orangtua sehingga

anaknya masih tetap membaca Al-Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh.”

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Untuk menambah wawasan pemikiran dan ilmu pengetahuan.

b. Untuk menambah Khasanah pemahaman serta pengembangan ilmu

pengetahuan.

2. Praktis

a. Penulis

Untuk memenuhi salah satu persyarakat dalam mencapai gelar

sarjana pada Prodi Pendidikan Agama Islam.

b. Masyarakat

Untuk memberikan keilmuan kepada masyarakat/ pembaca

tentang upaya tokoh masyakat dalam membina akhlak remaja

c. Peneliti lain

Dijadikan sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya.

10

F. Penjelasan Judul

Agar tidak ada kesalah pahaman dari judul penelitian ini, maka penulis

akan menjelaskan maksud dari kata-kata yang terdapat dalam judul penelitian

ini, yaitu:

Strategi : suatu seni menggunkan kecakapan

dan sumber daya suatu organisasi

untuk mencapai suatu sasarannya

melalui hubungannya yang efektif

dengan lingkungan dalam kondisi

yang paling menguntungkan.7

Orang Tua : “Ibu bapak yang telah melahirkan

anak dan selalu berada dalam

lingkungan rumah tangga.”8

Akhlak : “Pengertian anak menurut UU RI

No 4 tahun 1979 tentang

kesejahteraan anak, anak adalah

seseorang yang belum mencapai usia

21 tahun dan belum pernah menikah.

Batas 21 tahun ditetapkan karena

berdasarkan pertimbangan usaha

7 Sesra Budio, Strategi Manajemen Sekolah, Jurnal Menata: Volume 2 Nomor 2 Juli-

Desember 2019. 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997) Cet ke-2, hal.109

11

kesejahteraan sosial, kematangan

pribadi, dan kematangan mental

seorang anak dicapai pada usia

tersebut. Anak adalah potensi serta

penerus bangsa yang dasar-dasarnya

telah diletakkan oleh generasi

sebelumnya.9

Anak adalah sebagai keturunan

kedua setelah ayah dan ibunya.10

Al-Qur’an : Al-Qur’an adalah kalam Allah

yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw, penutup para Nabi

dan Rasul, dengan perantaraan

malaikat Jibril a.s dan ditulis pada

mushaf-mushaf yang kemudian

disampaikan kepada kita secara

mutawatir, serta membaca dan

mempelajarinya merupakan suatu

ibadah, yang dimulai dengan surat

9 Dra. Suryanah, Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,

1996) hal. 1 10 Ubes Nur Islam, Mendidik Anak Dalam Kandungan (Jakarta: Gema Insani, 2001) hal. 9

12

al-Fatihah dan ditutup dengan surat

an-Nas.11

Khatam Al-Qur’an : Khatam menurut bahasa adalah

tamat, selesai atau habis. Sedangkan

khatam Al-Qur’an adalah selesai

atau tamat membaca Al-Qur’an.12

Berdasarkan pengertian dari masing-masing kata yang terdapat dalam

judul, maka yang penulis maksudnya adalah untuk mengkaji dan membahas

Strategi yang dilakukan oleh orang tua sehingga anaknya masih tetap

membaca Al-Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh.

G. Sistem Penjelasan Judul

Agar susunan penelitian ini terlihat dengan jelas, maka penulis merasa

perlu untuk menggambarkan Sistematika dalam Penulisan Sebagai Berikut:

BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisikan

latar belakang masalah, rumusan masalah

dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, penjelasan judul, serta sistematika

penulisan.

11 Muhammad Yasir, Ade Jamaruddin,Studi Al-Qur’an (Pekanbaru: Asa Riau,2016) hal.3 12 Abdullah Syafei, Pengaruh Khatam Al-Qur’an dan Bimbingan Guru Terhadap

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di Mts Nurul Ihsan Boarding Vol. 2 No 2 2020 hal. 134

13

BAB II : Strategi yang dilakukan oleh orang tua

sehingga anaknya masih tetap membaca Al-

Qur’an setelah Khatam Al-Qur’an

(Pengertian Strategi, Pengertian orang tua,

Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan

Islam, Peran orang tua dalam pembelajaran

membaca Al-Qu’ran anak, Kewajiban orang

tua dalam meningkatkan minat baca Al-

qur’an anak dalam keluarga, Kewajiban orang

tua dalam membiasakan anak membaca Al-

qur’an, Pengertian membaca, Pengertian Al-

qur’an, Fungsi Al-qur’an, Anjuran untuk

banyak membaca Al-Qur’an, Keutamaan

membaca Al-qur’an, Adab membaca Al-

Qur’an, Strategi orang tua dalam

membiasakan anak membaca Al-Qur’an

setelah Khatam Al-Qur’an, Penelitian

relevan.)

BAB III : Metode Penelitian yang penulis gunakan

terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian

informan, teknik pengumpulan data, teknik

14

pengolahan analisis data, dan teknik

keabsahan data.

BAB IV : Merupakan hasil penelitian berupa strategi

orang tua dalam membiasakan anak membaca

Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota

Payakumbuh yaitu berupa memberikan

perhatian terhadap kemampuan anak dalam

membaca Al-Qur’an, memberikan peraturan

dalam membaca Al-Qur’an kepada anak,

memberikan pendisiplinan dalam membaca

al-Qur’an kepada anak, memberikan hadiah

saat anak rajin membaca Al-Qur’an serta

memberikan hukuman saat anak malas

membaca Al-Qur’an.

BAB V : Merupakan bab penutup yang berisikan

kesimpulan dan saran.

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Didalam jurnal Sesra Budio yang berjudul Strategi Manajemen Sekolah

mengatakan bahwasannya strategi adalah suatu seni menggunakan

kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai suatu

sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam

kondisi yang paling menguntungkan.

Serta menurut Chandler mengatakan:

“Bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta

prioritas alokasi sumber daya.”

Sedangkan menurut Porter strategi adalah:

“Alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.”15

Strategi juga diartikan oleh David yang dikutip didalam jurnal

Mochamad Ammar Faruq mengatakan :

“Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang

akan hendak dicapai.”16

15 Sesra Budio, Strategi Manajemen Sekolah, Jurnal Menata: Volume 2 Nomor 2 Juli-

Desember 2019, hal. 59 16 Mochamad Ammar Faruq, Penyusunan Strategi Bisnis Dan Strategi Operasi Usaha Kecil

Dan Menengah Pada Perusahaan Konveksi Scissors Di Surabaya, Jurnal Manajemen Teori dan

Terapan: Tahun 7. No. 3, Desember 2014, hal. 4

16

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya strategi adalah seni

menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk

mencapai suatu sasarannya.

B. Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua

Orang tua dilihat dari segi bahasa berasal dari kata “orang” dan “tua”.

Orang disini berarti manusia. Sedangkan tua berarti lanjut usia. Jadi orang

tua adalah orang yang sudah lama hidup atau orang yang sudah lanjut

usia. Dalam hal ini terdapat pula pengertian orang tua yang dibagi menjadi

dua macam yaitu orang tua dalam arti umum dan dalam arti khusus,

pengertian orang tua dalam arti umum yang dimaksud adalah orang tua

(dewasa) yang turut bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup

anaknya termasuk dalam pengertian ini adalah ayah dan ibu, kakek, nenek,

paman, bibi, kakak atau wali. Sedangkan pengertian orang tua dalam arti

khusus adalah orang tua hanyalah ayah dan ibu.17

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan orang tua adalah ayah dan ibu yang ada dalam keluarga.

2. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Islam

Islam memandang keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup

terkecil saja, melainkan lebih dari itu, yakni sebagai lembaga hidup

manusia yang memberi peluang kepada para anggotanya untuk hidup

17 Tim Dosen PAI, Bunga Rampai Penelitian Dalam Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta:

Deepublish, 2016) hal. 192

17

celaka atau bahagia dunia dan akhirat. Pertama-tama yang diperintahkan

Allah kepada Nabi Muhammad dalam mengembangkan agama Islam

adalah untuk mengajarkan agama itu kepada keluarganya, baru kemudian

kepada masyarakat luas. Hal itu berarti di dalamnya terkandung makna

bahwa keselamatan keluarga harus lebih dahulu mendapat perhatian atau

harus didahulukan ketimbang keselamatan masyarakat. Karena

keselamatan masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada keselamatan

keluarganya.

Firman Allah didalam surat Asy-Syuara: 214

ت ير ش ر ع ذ ن أ ين و ب ر ق ك ال

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”

Demikian pula Islam memerintahkan agar para orang tua berlaku

sebagai kepala pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk

memelihara keluarganya dari api neraka, sebagaimana Firman Allah SWT:

ل ه أ م و ك فس ن نوا قوا أ ين آم ذ ل ا ا ه ي ا أ ا ي ار م ن يك

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka”. (Qs. At-Tahrim: 6)

Mengenai kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik

dan membimbing perkembangan anak-anaknya, Nabi bersabda:

18

يعق الغلم : وسلم عليه صلى للا النبي قال عنه للاه رضي انس قال و

ى ويماط عنه االذى فإذا بلغ ست سنين ادب فإذا بلغ عنه يوم السابع ويسم

فراشه عزل سنين ستة تسع بلغ فإذا للصلة ضرب عشر ثلثة بلغ فإذا

بتك وعلمتك و انكحتك اعوذ اد وقال ققد بيده ثم اخذ ابوه جه عشر ز و

من فتنتك فى الدنيا وعذابك فى االخ رة. باللا

“Anas mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: Anak itu pada hari ke

tujuh dari kelahirannya disembelihkan akikahnya,serta diberi namanya

dan disingkirkan dari segala kotoran-kotoran. Jika ia telah berumur 6

tahun ia didik beradab susila, jika ia telah berumur 9 tahun dipisahkan

tempat tidurnya dan jika telah berumur13 tahun dipukul agar mau

sembahyang (diharuskan). Bila ia telah berumur 16 tahun boleh

dikawinkan, setelah itu ayah berjabatan tangan dengannyadan

mengatakan “ saya telah mendidik, mengajar dan mengawinkan kamu,

saya mohon perlindungan kepada Allah dari finahan-fitnahan di dunia

dan siksaan di akhirat….”

Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua

sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :

a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dengan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup

manusia.

b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun

rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari

19

penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan

falsafat hidup dan agama yang dianutnya.

c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak

memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan

selauas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim.

Melihat lingkup tanggung jawab pendidikan Islam yang meliputi

kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas dapatlah diperkirakan

bahwa para orang tua tidak mungkin dapat memikulnya sendiri secara

sempurna, lebih-lebih dalam masyarakat yang senantiasa berkembang

maju. Hal itu bukanlah merupakan “aib” karena tanggung jawab tersebut

tidaklah harus sepenuhnya dipikul oleh orang tua secara sendiri-sendiri,

sebab mereka, sebagai manusia mempunyai keterbatasan-keterbatasan.

Namun demikian patutlah diingat bahwa setiap orang tua tidak dapat

mengelakkan tanggung jawab itu. Artinya, pada akhirnya, betapa pun juga

tanggung jawab pendidikan itu berada dan kembali atau terpulang kepada

orang tua juga.18

Jadi dapat disimpulkan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan

Islam diantaranya; Memelihara dan membesarkan anak, Melindungi dan

menjamin kesamaan, Memberi pengajaran, dan membahagiakan anak.

18 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000) hal. 36

20

3. Peran orang tua dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an anak

Orang tua sebagai pendidik di rumah harus meningkatkan

perhatiannya terhadap anak-anaknya dengan meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, menunjukkan keteladanan, dan pembiasaan yang

baik. Orang tua juga harus berupaya menciptakan rumah tangga yang

harmonis, aman, tenang, dan tenteram sehingga si anak merasa tenang

jiwannya dan dengan mudah dapat diarahkan kepada hal-hal yang positif.

Tanggung jawab orang tua terhadap anak meliputi : mengurus dan

memelihara anak, melindungi anak dari hal-hal yang dapat mencelakakan

anak baik secara fisik maupun non fisik, membuat anak nantinya dapat

memperoleh kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Untuk itu

orang tua sebagai pendidik di rumah dan memiliki tanggung jawab utama

dalam mendidik anak agar anak dapat tumbuh dengan kepribadiaan Islam

harus mampu memenejemen waktu dan kesempatan untuk pembinaan

anak agar dapat berdiri sendiri dengan kepribadiaan yang sesuai dengan

ajaran Islam.

Erat kaitannya dengan betapa pentingnya peran orang tua dalam upaya

menumbuhkan kepribadian yang Islam pada diri anaknya maka terkait

dengan pembelajaran membaca Al-Qur’an terhadap anak maka sudah

seharusnya orang tua memiliki tanggung jawab yang besar untuk

mengupayakan pembelajaran membaca Al-Qur’an terhadap anaknya

21

sebab bagaimana mungkin orang tua menginginkan anaknya dapat

membaca Al-Qur’an dengan baik kalau anak sendiri tidak pernah

dibimbing untuk belajar membaca Al-Qur’an atau mengarahkan untuk

belajar membaca Al-Qur’an kepada orang-orang yang mampu

mengajarkannya.

Dengan anak memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an maka hal itu

akan memudahkannya untuk mempelajari materi-materi ajaran Islam dan

memudahkannya dalam pengalamannya dimana hal ini sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Zakiah Dradjat dkk bahwa: anak Islam

mesti belajar membaca Al-Qur’an karena kepandaian membaca Al-Qur’an

merupakan kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan seorang muslim dalam

kegiatan pengamalan ajaran agamanya.

Al-Gazali yang dikutip oleh Nur Ubiyati mengemukakan:

“Anak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan didik untuk

mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah

Swt. Semua bayi yang dilahirkan ke dunia ini, bagaikan sebuah

mutiara yang belum diukir dan belum berbentuk tapi amat bernilai

tinggi.

Maka kedua orang tuanyalah yang akan mengukir dan membentuknya

menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang.

Berdasarkan pendapat Al-Gazali tersebut hubungannya dengan”

Tanggung jawab orang tua dalam upaya orang tua mewujudkan

anaknya mempunyai kemampuan membaca Al-Qur’an dapatlah dipahami

bahwa orang tua tidak akan mungkin hanya dengan berharap atau punya

angan-angan agar anaknya bisa memiliki kemampuan membaca Al-

22

Qur’an akan tetapi kemampuan itu bisa muncul kalau orang tua sendiri

sebagai pemegang amanah dari Allah mengupayakan kepada anak untuk

belajar membaca Al-Qur’an barulah harapan orang itu bisa terwujud.

Itupun kalau misalkan orang tua menyuruh anak belajar membaca Al-

Qur’an pada orang lain maka proses itupun tidak akan bisa berjalan

dengan baik kalau tanpa adanya dukungan baik materil maupun moril

terhadap anak. Jadi orang tua memiliki cukup punya andil yang besar

dalam upaya mengantarkan anak menggapai kebahagian hidup di dunia

maupun di akhirat termasuk upaya mewujudkan adanya kemampuan

membaca Al-Qur’an pada diri anak. 19

Dengan demikian merujuk dari penjelasan-penjelasan diatas tentang

peranan orang tua dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an anak dapatlah

disimpulkan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam

mengupayakan anak memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an sebab

secara kodrat dan tanggung jawab upaya pemeliharaan anak, pemenuhan

kebutuhan sandang, pangan, kebutuhan batiniah dan spiritual seorang anak

adalah merupakan tanggung jawab utama dari orang tua dan hal itu

merupakan amanah yang harus ditunaikan serta kelak akan dipertanggung

jawabkan kepada Allah Swt.

19 Halid Hanafi, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 484

23

4. Kewajiban Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an

Anak Dalam Keluarga

Usaha yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan minat baca Al-

Qur’an anak sangat dibutuhkan guna mencetak generasi muslim yang

cinta kepada Al-Qur’an di masa kini, karena dengan perkembangan zaman

dan mulai turunnya minat membaca Al-Qur’an dalam lingkungan anak,

maka orang tua diwajibkan sangat berperan aktif dalam memperbaiki hal

tersebut.

Orang tua sepatutnya mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak sejak

kecil. Ini untuk mengarahkannya kepada keyakinan bahwa Allah adalah

Tuhan mereka dan ini adalah firman-firman-Nya. Agar ruh Al-Qur’an

meresap dalam hati mereka, cahaya merasuk dalam pikiran dan indra

mereka. Supaya mereka tumbuh dengan kecintaan terhadap Al-Qur’an

keterikatan kepadanya, menjalankan segala perintah didalamnya,

meninggalkan segala larangan yang terdapat padanya, berperilaku dengan

akhlaknya dan berjalan sesuai dengan manhajnya.

Orang tua diharapkan mengikuti arahan-arahan ketika melaksanakan

pembelajaran Al-Qur’an kepada anak, yaitu:

a. Anak dilatih agar menerima pembelajaran Al-Qur’an dengan

penuh perasaan. Dan hendaknya Al-Qur’an menjadi petunjuk

amali (yang nyata) dalam setiap kehidupannya siang dan

malam.

24

b. Anak mesti difahamkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah.

Disamping itu agar kaum muslimin mempelajari perkara-

perkara yang mengatur kehidupan mereka, serta membuat

mereka bahagia di dunia dan di akhirat.

c. Anak juga difahamkan bahwa mempelajari Al-Qur’an,

menghafal, dan membacanya adalah ibadah kepada Allah.

d. Anak harus diajari membaca Al-Qur’an dengan baik. Juga

difahamkan bahwa merenungkan dan mempelajari hakikat,

pengetahuan, penafsiran, serta hidup bersama Al-Qur’an

hanyalah beberapa jam saja.

e. Anak juga harus difahamkan baha tujuan dari Al-Qur’an

adalah mendidik tingkah laku manusia menjadi lurus, tenang,

dan selalu mendapat hidayah syariat Allah.

Karena itu kewajiban para guru dan orang tua untuk mempelajari Al-

Qur’an dan mengajarkannya kepada anak-anak. Serta menjadikan anak

senang dan semangat dalam mempelajari, membaca,dan menghafal Al-

Qur’an secara ikhlas semata-mata karena ridho Allah.20

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa orang tua yang berperan

atau menjalankan perannya adalah orang tua yang melaksanakan

kewajibannya berdasarkan yang dibebankan kepadanya dalam

20 Akhmad Djul Fadli, Dkk, “Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Baca Alqur’an

Anak Dalam Keluarga”, Prosiding Alhidayah: Pendidikan Agama Islam (Prosa Pai), Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Al Hidyah Bogor, hal. 90

25

memberikan pembelajaran membaca Al-Qur’an. Sebaliknya apabila ada

orang tua yang tidak melaksanakan kewajibannya, sementara ia sendiri

mengetahui bahwa pembebanan tersebut adalah wajib baginya, maka ia

dapat dikatakan sebagai orang tua yang tidak berperan atau tidak

menjalankan peranannya dalam memberikan pendidikan Al-Qur’an pada

anak-anaknya

5. Kewajiban Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-

Qur’an

Menurut Imam Ali r.a dalam buku Ali Umar Al Habsyi yang berjudul

Agar Tidak Sia-Sia Bacaan Al-Qur’an Anda, bahwa: “Hak seorang anak

atas orang tuanya memberi nama yang baik, memperbaiki sopan

santunnya dan mengajarkannya kepadanya Al-Qur’an.

Orang tua sangat berperan penting untuk memberi pendidikan

membaca Al-Qur’an kepada anaknya agar nantinya ia bisa memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Dengan memberikan

pendidikan Al-Qur’an pada anak, orang tua akan mendapatkan keberkahan

dari kemuliaan kitab suci itu. Rasulullah Saw menyeru dan mendorong

orang tua agar tidak lupa mendidik anak-anaknya membaca Al-Qur’an.

Sebagaimana sabda Nabi Saw yang artinya: Dari Ali R.A Rasulullah saw

bersabda: Didiklah anak-anak kalian tiga hal, cinta kepada Nabi, cinta

kepada keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an. Karena sesungguhnya

para pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah naungan Allah bersama

26

para Nabi pada hari tiada naungan lain selain naungan Allah.

(HR.Thabrani)

Hadis diatas erat sekali hubungannya dengan prioritas pendidikan Al-

Qur’an bagi anak-anak. Karena dengan mendidik anak untuk mengenal

Al-Qur’an akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mendidik

Al-Qur’an merupakan hak dan kewajiban utama anak yang harus

ditunaikan orang tua.

Dapat disimpulkan bahwasannya kewajiban orang tua dalam

membiasakan anak membaca Al-qur’an seperti yang terdapat didalam

sabda Nabi Saw yang artinya: Dari Ali R.A Rasulullah saw bersabda:

Didiklah anak-anak kalian tiga hal, cinta kepada Nabi, cinta kepada

keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an. Karena sesungguhnya para

pembawa Al-Qur’an akan berada di bawah naungan Allah bersama para

Nabi pada hari tiada naungan lain selain naungan Allah. (HR.Thabrani).

6. Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an

setelah khatam Al-Quran

a. Memberikan Perhatian Terhadap Kemampuan Anak Dalam Membaca

Al-Quran

Para orang tua yang memiliki anak usia 5-9 tahun memberikan

perhatian dengan cara mendidik langsung kepada anak-anaknya dalam

belajar membaca al-Quran.Yang membuat mereka termotivasi dalam

mendidik anak belajar membaca al-Quran yaitu ingin mempunyai anak

27

yang pandai membaca al-Quran, mengetahui di mana kelemahan anak

dalam membaca al-Quran sehingga dapat memberikan cara yang

terbaik untuk anak dalam belajar membaca al-Quran, dan ingin

menanamkan kesadaran kepada anak bahwa membaca al-Quran itu

keharusan bagi setiap muslim, Al-Quran merupakan pedoman dan

petunjuk setiap langkah kehidupan manusia dan mengharapkan pahala

serta berkah dari Allah SWT.

b. Memberikan Peraturan Dalam Membaca Al-Quran Kepada Anak

Tujuan pemberian peraturan yang diberikan kepada anak dalam

belajar membaca Al-Quran, yaitu: supaya anak terbiasa atau disiplin

belajar membaca Al-Quran setiap hari, menanamkan kesadaran kepada

anak agar selalu membaca Al-Quran, agar anak mengetahui begitu

pentingnya membaca Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari dan untuk

menumbuhkan rasa cinta anak terhadap kalam Allah SWT.

c. Memberikan Pendisiplinan Dalam Membaca Al-Quran Kepada Anak

Menanamkan sikap disiplin dalam belajar membaca alQuran

sangat penting, karena al-Quran merupakan kitabnya umat Islam yang

di dalamnya berisi pedoman untuk kebahagiaan hidup dunia akhirat,

dengan terbiasa disiplin membaca al-Quran anak akan terbiasa disiplin

dalam kegiatan lain, dan akan membantu anak hidup tertib dan teratur.

28

d. Memberikan Hadiah Saat Anak Rajin Membaca Al-Quran.

Memberikan hadiah kepada anak ketika rajin dalam membaca

alqur’an bisa dengan apresiasi, pujian ataupun dalam bentuk benda.

e. Memberikan Hukuman Saat Anak Malas Membaca Al-Quran.

Memberikan hukuman saat anak malas belajar membaca al-

Quran yang bertujun membuat efek jera untuk anaknya agar rajin

membaca Al-Qur’an.21

C. Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Membaca

Kata membaca berasal dari kata baca yang berarti memahami arti

tulisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca diartikan

sebagai perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) pada sesuatu, perhatian

dan keinginan.

Sedangkan menurut istilah membaca mengandung arti :”melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya

dihati)”. Dengan membaca seseorang sedang melakukan proses

memahami atau mengeluarkan suara untuk mengeja huruf-huruf dari apa

yang nampak pada tulisan.

Sedangkan menurut Anderson “membaca adalah suatu proses untuk

memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang

21 Mahmud, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Membina Kemampuan Membaca Al-Quran Pada

Anak Di Desa Padang Tanggul Kabupaten Hulu Sungai Utara”, Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan

dan Kemasyarakatan Vol. 14, No. 1, Januari-Juni 2020, hal. 103

29

terkandung di dalam kata-kata tulisan”. Sedangkan menurut Finochiaro

dan Bonomo ”membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna

yang terkandung dalam bahan tertulis.22

Dari berbagai pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa

pengertian membaca adalah melafalkan dengan lisan, yang dilakukan oleh

seseorang terhadap tulisan yang dibaca untuk difahami.

2. Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk

kata benda abstrak masdar dari kata (qara’a- yaqra’u- qur’anan) yang

berarti bacaan. Sedangkan pengertian Al-Qur’an menurut istilah, para

ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi, sesuai dengan segi

pandangan dan keahlian masing-masing. Berikut beberapa definisi Al-

Qur’an yang dikemukakan para ulama antara lain:

a. Menurut Imam Jalaluddin Al-Suyuti seorang ahli Tafsir dan Ilmu

Tafsir di dalam bukunya “Itmam Al-Dirayah” menyebutkan :” Al-

Qur’an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw untuk melemahkan pihak-pihak yang

menantangnya, walaupun hanya dengan satu surat saja dari

padanya”.

22 Abdullah Syafei, “ Pengaruh Khatam Al-Qur’an dan Bimbingan Guru Terhadap

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di MTS Nurul Ihsan Cibinong” Jurnal Dirosah Islamiyah Vol. 2

No 2 2020 hal. 140

30

b. Muhammad Ali Al-Shabuni menyebutkan pula sebagai berikut:

“Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya,

diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, penutup para Nabi dan

Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril dan ditulis pada

mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara

mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan suatu

ibadah yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan

surat An-Nass.”.

c. As-Syekh Muhammad Al-Khudhary Beik dalam bukunya “UShul

Fiqh” Al-Kitab itu ialah Al-Qur’an yaitu firman Allah Swt yang

berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw

untuk dipahami isinya, untuk diingat selalu, yang disampaikan

kepada kita dengan jalan mutawatir, dan telah tertulis didalam

suatu mushaf antara kedua kulitnya dimulai dengan dengan surat

Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nass”23

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya Al-Qur’an adalah firman Allah

Swt yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw

untuk dipahami isinya, untuk diingat selalu, yang disampaikan kepada kita

dengan jalan mutawatir, dan telah tertulis didalam suatu mushaf antara

kedua kulitnya dimulai dengan dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri surat

An-Nass.

23 Muhammad Yasir, Ade Jamaruddin, Studi Al-Qur’an (Pekanbaru-Riau : Asa Riau, 2016)

hal.1

31

3. Fungsi Al-Qur’an

Untuk mengetahui fungsi Al-Qur’an di turunkan Allah SWT, terdapat

dalam Firman-Nya dalam surat Al-Baqarah 185 yang berbunyi:

شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبي نات من الهدى

والفرقان “ (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang

di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda

(antara yang hak dan yang bathil)”.

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan dan fungsi Al-Qur’an

diturunkan adalah:

a. Sebagai petunjuk bagi manusia

b. Sebagai penjelasan dari petunjuk itu

c. Sebagai pembeda antara yang baik dan buruk.24

Fungsi diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi

manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu. Selain

itu, ia juga sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil. Semua

muslim meyakini Al-Qur’an sebagai sumber asal ajaran Islam, syari’at

terakhir yang memberi petunjuk arah perjalanan hidup manusia.

Berdasarkan keyakinan tersebut, umat Islam berlomba-lomba

mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam.25

24 Moh. Amin, Membina Generasi Qur’ani (Jakarta: Kalam Mulia,1994) hal. 35

25 Syukri Azwar Lubis, Materi Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Media Sahabat Cendekia,

2019) hal.80

32

Di samping itu kalau kita pelajari Al-Qur’an lebih lanjut akan kita

temui fungsi-fungsi yang lain, seperti yang dikemukakan oleh Drs.

Syahminan Zaini dalam bukunya kewajiban orang beriman terhadap Al-

Qur’an antara lain:

1) Untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan atau kebahagiaan

2) Untuk mempertahankan martabat manusia

3) Sebagai alat untuk menghidupkan manusia sebagai manusia

4) Sebagai rahmat dari Allah

5) Sebagai pemberi penjelasan terhadap berbagai persoalan yang

akan dihadapi oleh manusia di dunia da di akhirat nanti

6) Sebagai pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang selalu

berbuat baik, sesuai dengan aturan Allah dan sebagai pemberi

peringatan bagi orang-orang yang ingkar, dan berbuat kejahatan

7) Untuk memperkenalkan Allah.26

Jadi dapat disimpulkan fungsi Al-Qur’an adalah sebagai pedoman

hidup manusia dan petunjuk hidup manusia.

26 Moh. Amin, Membina Generasi Qur’ani (Jakarta: Kalam Mulia,1994) hal. 41- 45

33

4. Anjuran untuk banyak membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan, Allah memuji orang-orang

yang membiasakan hal tersebut dengan berfirman dalam Qs. Ali Imran:

113

دون … ج س م ي ه ل و ي ل اء ال آن ات للا ون آي ل ت ي

“…mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam

hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang)”.

Dalam Shahihain dari Ibnu Umar disebutkan:

“Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang yang Allah berikan

kepadanya (ilmu) Al-Qur’an, maka ia pun mengamalkannya

sepanjang malam dan siang…”

At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud:

فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها من قرأ حرفا من كتاب للا

“ Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabulah, maka baginya satu

kebaikan dan kebaikan itu dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan”.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id dari Nabi beliau bersabda: Allah Swt

berfirman:

“ Siapa yang disibukkan oleh Al-Qur’an dan berzikir kepada-Ku dari

meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan kepadanya sesuatu yang

lebih baik dari yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta.

Dan kemuliaan Kalamullah (Al-Qur’an) dibanding seluruh perkataan

makhluk bagaikan kemuliaan Allah atas seluruh makhluk-Nya”.

34

Dan diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah.

اقرءوا القرآن؛ فإنه يأتي شفيعا يوم القيامة لصاحبه

“Bacalah Al-Qur’an, sebab ia akan datang pada hari kiamat sebagai

syafaat (penolong) bagi para pembacanya”.27

5. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Orang Islam yang membaca Al-Qur’an diumpamakan dia melangkah

naik menuju derajat kenabian, hanya saja dia tidak diberikan wahyu.

Dinyatakan dalam hadist,

“Barangsiapa membaca Al-Qur’an ia benar-benar melangkah naik

menuju derajat kenabian di kedua sisinya, hanya saja tidak diberikan

wahyu kepadanya.”

Orang Islam yang membaca Al-Qur’an diumpamakan juga laksana

utrujjah, sejenis jeruk wangi, baunya sedap dan rasanya manis. Ia

langgeng membaca Al-Qur’an. Manusia dapat beristirahat mendengar

bacaan Al-Qur’annya. Mereka mendapatkan pahaladengan

mendengarkannya dan belajar darinya. Ia sebagaimana jeruk, terasa manis,

baunya sedap, bagus dipandang, pantas dipegang, dan banyak

kegunaannya. Sedangkan orang Islam yang tidak membaca Al-Qur’an,

laksana buah kurma, rasanya enak, namun baunya tidak ada. Dia tidak

memberikan manfaat kepada manusia kecuali sekadar keimanannya.

Karena keutamaan membaca Al-Qur’an, Rasulullah Saw memberikan

apresiasi, motivasi, dan sugesti untuk giat membacanya berikut nilai

27 Mukhtar bin Abu Syadi Sayyid, Adab-Adab Halaqah Al-Qur’an (Solo: Aqwam, 2015) hal.

162

35

keuntungan yang akan didapatkan dengan kegiatan membaca kitab suci

itu.

Berikut ini beberapa keutamaan dalam membaca Al-Qur’an :

a. Nilai Pahala

Kegiatan membaca Al-Qur’an persatu hurufnya dinilai satu

kebaikan dan satu kebaikan ini dapat dilipat gandakan hingga

sepuluh kebaikan. Bayangkan bila satu ayat atau satu surah saja

mengandung puluhan aksara Arab.

“Barangsiapa membaca satu huruf (aksara) dari Al-Qur’an maka

baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan

menjadi sepuluh kali kepadanya. “Aku tidak mengatakan alif lam

mim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan

mim satu huruf “. (HR.Al-Hakim)

Sahabat Abu Hurairah menceritakan hadist Rasulullah Saw,

”Adakah kalian suka pulang ke rumah masing-masing membawa

tiga ekor unta yang besar dan gemuk?”Tanya beliau kepada

penghuni serami (shuffah) Masjid Nabawi. “Kami semua

suka,”jawab mereka. Beliau melanjutkan, “Tiga ayat yang dibaca

salah seorang dari kamu di dalam shalatnya jauh lebih baik

daripada tiga ekor unta yang besar dan gemuk.” (HR.Muslim,

Taisirul Wushul 1 : 84)

b. Obat (terapi) jiwa yang gundah,

Membaca Al-Qur’an bukan saja amal ibadah, namun juga bisa

menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak

tentram dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan para

ulama ahli terapi hati. Mereka menyebutkan salah satu obat hati

yang utama adalah membaca Al-Qur’an dengan khusyu’ seraya

36

merenungkan makna kandungannya disamping lima hal yang lain

yaitu berteman dengan orang saleh, zikir di waktu sunyi, shalat

malam, dan puasa.

Sementara membaca Al-Qur’an ibaratnya adalah komunikasi

dengan Allah. Otomatis dengan komunikasi itu, orang yang

membaca Al-Qur’an akan menjadi tenang dan tenteram, lebih-

lebih bila dihubungkan bahwa malaikat akan turun memberikan

ketenangan kepada orang yang tengah membaca Al-Qur’an.

c. Memberikan syafaat.

Umat manusia diliputi kegelisahan pada hari kiamat, Al-

Qur’an bisa hadir memberikan pertolongan bagi orang-orang yang

senantiasa membacanya di dunia. Sabda Rasulullah Saw :

“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat

akan hadir memberikan pertolongan kepada orang – orang yang

membacanya”.

Pada hadist lain diceritakan,

“ Puasa dan Al-Qur’an memberikan syafaat kepada hamba di

hari kiamat. Puasa berkata “ Wahai Tuhanku, aku telah

menghalanginya dari makan minum dan syahwat, maka berilah

aku restu memberikan syafaat kepadanya”. Al-Qur’an berkata

“Wahai Tuhanku, aku tidak menghalanginya dari tidur di malam

hari, maka berilah aku restu memberikan syafaat kepadanya”.

Lalu keduanya diberikan restu memberikan syafaat”. (HR.

Ahmad dan Thabrani)

37

d. Menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di akhirat

Dengan membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim akan ceria

dan berseri-seri. Ia tampak anggun dan bersahaja karena akrab

bergaul dengan kalam Tuhannya. Lebih jauh, ia akan dibimbing

oleh Kitab Suci itu dalam meniti jalan kehidupan yang lurus.

Selain itu di akhirat, membaca Al-Qur’an akan bisa menjadi

deposito besar yang membahagiakan.

Rasulullah Saw bersabda :

“Bacalah selalu Al-Qur’an. Sesungguhnya ia menjadi cahaya

bagimu di bumi dan menjadi simpanan bagimu di akhirat”. (HR.

Ibnu Hibban)

e. Malaikat turun memberikan rahmat dan ketenangan.

Jika Al-Qur’an dibaca, malaikat akan turun memberikan si

pembaca itu rahmat dan ketenangan. Seperti diketahui ada

segolongan malaikat yang khusus ditugaskan untuk mencari

majelis atau forum zikir dan membaca Al-Qur’an. Jika malaikat

menurunkan rahmat dan ketenangan otomatis orang yang

membaca Al-Qur’an hidupnya akan selalu tenang, tenteram,

tampak anggun, indah, disukai orang, dan bersahaja.28

28 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an (Jakarta:

Gema Insani Press, 2004) hal. 46

38

Diantara buah manis dari membaca Al-Qur’an yang telah disebutkan

dalam hadist-hadist shahih dan atsar-atsar para sahabat adalah sebagaimana

berikut:

a. Pembaca Al-Qur’an termasuk dalam jajaran para pembesar Islam

dan manusia-manusia mulia, serta orang yang paling tinggi

derajatnya.

b. Akan dicatatkan bagi pembaca Al-Qur’an dari setiap hurufnya

satu kebaikan dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi

sepuluh kebaikan.

c. Pembaca Al-Qur’an diliputi naungan rahmat, dikelilingi para

malaikat, dan akan diturunkan baginya ketenangan.

d. Allah menyinari hati pembaca Al-Qur’an, menyelamatkannya dari

kegelapan pada hari kiamat, dan menjauhkannya dari berbagai

macam kesulitan.

e. Aroma pembaca Al-Qur’an itu harum dan rasanya manis seperti

buah utrujjah. Karena inilah, ia merupakan seorang teman yang

shalih, yang akan didekati oleh orang-orang shaleh agar bisa

mencium aroma harumnya.

f. Pembaca Al-Qur’an tidak akan dibuat sedih oleh kedahsyatan

yang besar (hari kiamat), karena ia berada dibawah lindungan

Allah dan juga karena Al-Qur’an akan menjadi syafaat (penolong)

baginya.

39

g. Pembaca Al-Qur’an bisa menjadi sebab diberikannya rahmat

(ampunan) dan kebahagiaan kepada kedua orang tuanya, sebagai

balasan dari bacaan Al-Qur’an anak mereka tersebut.

h. Pembaca Al-Qur’an dapat menaiki puncak kemuliaan dan

mendaki puncak kebahagiaan di surga.

i. Orang-orang shaleh iri kepada pembaca Al-Qur’an dan berangan-

angan agar bisa menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah serta

ingin memiliki amalan seperti mereka.

j. Pembaca Al-Qur’an didoakan oleh para maaikat yang mulia agar

bisa menggapai derajat yang tinggi di sisi Allah serta ingin

memiliki amalan seperti mereka.

k. Pembaca Al-Qur’an adalah orang yang berpegang teguh dengan

tali yang kuat, merasa senang dengan penyembuh yang mujarab,

dilindungi dari penyelewengan dan diselamatkan dari beragam

kesulitan.

l. Pembaca Al-Qur’an termasuk dari keluarga Allah dan orang-orang

khusus-Nya yang didekatkan kepada-Nya, serta termasuk orang-

orang yang gemar menaati Allah dan tunduk kepada-Nya.

m. Pembaca Al-Qur’an juga diangkat derajatnya di dunia, karena

Allah mengangkat derajat suatu kaum karena Al-Qur’an dan

merendahkan sebagian lain yang berpaling dari Al-Qur’an atau

meninggalkannya.

40

n. Pembaca Al-Qur’an ditulis di sisi Allah sebagai orang-orang yang

banyak berzikir kepada Allah baik dari golongan laki-laki maupun

perempuan serta orang-orang yang taat baik dari laki-laki maupun

perempuan.

o. Orang yang mahir tentang Al-Qur’an akan dibangkitkan pada hari

kiamat bersama para malaikat mulia, suci, lagi taat.

p. Pembaca Al-Qur’an dijauhi oleh setan dan setan akan menyingkir

dari rumahnya.

q. Pembaca Al-Qur’an akalnya bersinar cemerlang, hatinya dipenuhi

dengan hikmah dan akan memancar darinya mata air ilmu.

r. Pembaca Al-Qur’an memiliki salah satu cahaya kenabian, hanya

saja ia tidak mendapatkan wahyu.

s. Pengemban Al-Qur’an tidak akan menjadi jahil ketika bersama

orang jahil. Dikarenakan Al-Qur’an yang ada pada mulutnya

mampu memeliharanya dari amarah dan murka.

t. Dengan membaca Al-Qur’an suasana hati dan rumah menjadi

hidup serta diliputi oleh kebaikan dan keberkahan.

u. Membaca Al-Qur’an bisa menjadikan hati semakin khusyuk dan

jiwa menjadi bersih.

v. Pembaca Al-Qur’an ketika ia meminta kepada Allah maka akan

dikabukan, terutama ketika membaca doa khatam Al-Qur’an,

karena keutamaan dan kemuliaan dari Allah Swt.

41

w. Ahli Al-Qur’an akan disebut-sebut namanya oleh Allah di

hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya, dan cukuplah hal itu

sebagai bentuk keutamaan dan kemuliaan baginya.

Dalam membaca Al-Qur’an terdapat kekayaan bagi pembacanya, yang

karenanya hati mereka menjadi bahagia sebagaimana pemilih harta merasa

senang dengan hartanya. Ia adalah kekayaan yang tidak ada keraguan

padanya.29

6. Adab-Adab Membaca Al-Qur’an

a. Membaca Isti’adzah ketika mulai membaca Al-Qur’an sebagaimana

firman Allah Swt

“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an,

mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk”. (Qs.

An-Nahl : 98)

b. Membaca basmalah kecuali pada surat At-Taubah

c. Khusyuk dan memperhatikan dengan saksama pada setiap ayat yang

dibaca. Allah Swt berfirman:

“Kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar

mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal

sehat mendapat pelajaran”. (Qs. Shad:29)

d. Hendaklah memperindah suara dalam membacanya. Abu Hurairah ra

berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Bukan dari golongan kami bagi orang-orang yang tidak

memperindah suaranya ketika membaca Al-Qur’an”. (HR. Bukhari)

29 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an (Jakarta:

Gema Insani Press, 2004) hal. 178

42

e. Membaca dengan perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa, Allah Swt

berfirman,

“Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca

Al-Qur’an) karena hendak cepat-cepat (menguasainya) (HR. Al-

Qiyamah : 16)

f. Hendaklah membacanya sesuai dengan hukum tajwid sebagaimana

Firman Allah Swt

“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.”(Qs. Al-Muzammil: 4)

g. Hendaklah membacanya dengan suara yang sedang, tidak terlalu pelan,

dan jua tidak terlalu keras. Allah Swt berfirman,

“Janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan

jangan (pula) merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara

kedua itu.” (Qs. Al-Isra:116)

h. Berdoa dan memohon perlindungan ketika membaca ayat mengenai

azab. Dari Huzaifah ra,

“Pada suatu malam, aku shalat bersama Nabi Muhammad Saw beliau

membaca surat Al-Baqarah An-Nisa’, dan Ali Imran , beliau membaca

perlahan-lahan, apabila sampai pada ayat tasbih, beliau bertasbih,

dan apabila sampai pada ayat permohonan beliau memohon. Apabila

sampai pada ayat ta’awudz (mohon perlindungan) beliau mohon

perlindungan.”(HR.Muslim)

43

i. Mendengarkan dengan saksama jika ada orang yang sedang membaca

Al-Qur’an. Allah Swt berfirman,

”Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah baik-baik, dan

perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”(HR. Al-

A’raf: 204).30

D. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Alifya Rahman mahasiswa jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019

dengan judul “Peran orang tua dalam membimbing anak membaca Al-

Qur’an (studi kasus di perumahan puri husada agung) RW 12 kec.

Gunung Sindur Kab. Bogor”. Hasil penelitian dari skripsi ini adalah

sebagian besar orang tua di Perumahan puri husada agung RW 12 kec.

Gunung Sindur Kab. Bogor berperan dalam kegiatan membimbing

anak membaca Al-Qur’an walaupun hanya beberapa keluarga saja

yang membimbing anak mereka secara langsung tanpa menitipkan

anak mereka ke lembaga pendidikan Al-Qur’an seperti TPA atau TPQ

dan orang tua yang membimbing anak mereka secara langsung justru

menghasilkan anak-anak yang lebih cepat memahami Al-Qur’an

dikarenakan hubungan antara orang tua dan anak sudah bisa membaca

Al-Qur’an, walaupun diumur balita dalam membaca hukum tajwid

masih belum fasih, akan tetapi hal tersebut sudah menjadi bukti bahwa

30 Abu Nizhan, Buku Pintar Al-Qur’an (Jakarta: Qultum Media, 2008) hal. 10

44

anak dibimbing oleh orang tua secara langsung akan lebih cepat

menangkap informasi stimulasi yang diberikan orang tua kepada anak.

Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini terletak pada variabel dan

tempat. Skripsi sebelumnya menggunakan peran orang tua dalam

membimbing anak membaca Al-Qur’an. Sedangkan skripsi penulis

menggunakan Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca

Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an. Dan tempat penelitiannya juga

berbeda, skripsi sebelumnya menggunakan (studi kasus di perumahan

puri husada agung) RW 12 kec. Gunung Sindur Kab. Bogor,

sedangkan skripsi penulis bertempat di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Subhan mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2019 dengan judul

skripsi “Peran orang tua dalam menumbuhkan minat anak baca Al-

Qur’an di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten

Tebo”.

Hasil penelitian dalam skripsi ini adalah peran orang tua di Desa

Teluk Rendah Ilir Kabupaten Tebo khususnya di RT 04 dalam

menumbuhkan minat anak baca Al-Qur’an sudah terlaksana walaupun

belum pada taraf optimal, peran orang tua diantaranya memberikan

bimbingan, pengawasan terhadap anak, memberikan dorongan kepada

45

anak, pembiasaan, menyediakan sarana dan prasarana dan memberikan

sanksi/hadiah. Kemudian upaya yang dilakukan oleh orang tua yaitu:

menitipkan anak-anaknya ke tempat pengajian, meningkatkan

hubungan sosial, menanamkan minat baca sejak anak masih balita.

Persamaan yang terdapat pada penelitian ini adalah terletak pada

metode penelitiannya yaitu metode kualitatif, teknik pengumpulan

datanya snowball sampling. Perbedaannya terletak pada Variabel dan

tempat penelitiannya. Skripsi sebelumnya menggunakan variabel peran

orang tua dalam menumbuhkan minat anak membaca Al-Qur’an,

sedangkan penulis menggunakan strategi orang tua dalam

membiasakan anak membaca Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an.

Kemudian tempat penelitian penulis di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh sedangkan tempat penelitian skripsi

sebelumnya di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten

Tebo.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Fattich Alviyani Amana mahasiswi

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Tahun 2015 dengan judul skripsi “ Pengaruh kebiasaan membaca Al-

Qur’an terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas

X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Madiun”.

46

Hasil penelitian dari skripsi ini adalah berdasarkan hasil analisis data,

diketahui untuk variable kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa

terhadap prestasi belajar PAI aspek kognitif dan afektif diperoleh nilai

signifikan 0,002 dan 0,025. Oleh karena itu probabilitas 0,002 dan

0,025 lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternative (Ha) diterima.

Yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan

membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar PAI siswa pada aspek

kognitif dan afektif, hasil analisis itu variable kebiasaan membaca Al-

Qur’an terhadap prestasi belajar PAI siswa aspek psikomotorik

diperoleh nilai signifikan 0,100. Oleh karena probabilitas (0,100) lebih

besar dari 0,05 maka hipotesis alternative (Ha) ditolak. Artinya, tidak

ada pengaruh antara kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa terhadap

prestasi belajar PAI aspek psikomotorik. Persamaan penelitian peneliti

dengan skripsi ini adalah terletak pada pembahasaannya sama-sama

membahas mengenai membiasakan membaca Al-Quran. Sedangkan

perbedaannya terletak pada subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X

dan semua pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di Man 2

Madiun, lalu jenis penelitian yang digunakannya adalah deskriptif

kuantitatif, dan teknik pengumpulan datanya adalah observasi,

wawancara, dokumentasi dan angket. Sedangkan subjek penelitian

peneliti adalah orang tua yang anaknya telah melaksanakan khatam Al-

47

Qur’an, lalu jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah deskriptif

kualitatif.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Alpiansyah Putra mahasiswa jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama

Islam Negeri Bengkulu Tahun 2020 dengan judul skripsi “ Pola Asuh

Orang Tua Dalam Menanamkan Minat Baca Al-Qur’an Anak Di Desa

Kota Agung Kecamatan Air Besi Kabupaten Bengkulu Utara”.

Hasil penelitian dari skripsi ini adalah pola asuh orang tua dalam

menanamkan minat baca Al-Qur’an anak di desa Kota Agung

Kecamatan Air Besi Kabupaten Bengkulu Utara hampir semua orang

tua menggunakan tipe pola permisif. Dimana orang tua sangat

memberikan perhatian kepada anaknya dalam hal pergaulan, bermain,

atau yang biasa disebut dengan kemajuan yang berlebihan. Lalu faktor

penyebab kesulitan anak belajar baca Al-Qur’an adalah cara guru yang

mengajar baca Al-Qur’an masih kurang menekankan pada pemahaman

yang lebih kepada anak yang belajar. Dalam artian, guru hanya

mengajarkan seara sekilas tanpa ada pengulangan makhraj bacaan

ataupun pengulangan setelah selesai dibaca. Kemudian upaya yang

dilakukan orang tua dalam menanamkan minat baca Al-Qur’an anak

adalah masih tergolong kurang diterapkan kepada anak. Orang tua di

desa Kota Agung hanya sekedar memerintahkan anaknya agar mau

belajar baca Al-Qur’an. Persamaan penelitian peneliti dengan skripsi

48

ini adalah terletak pada jenis penelitiannya, sama-sama menggunakan

jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada

sumber datanya. Skripsi ini menggunakan sumber data primer dan

sekuder. Sedangkan penulis menggunakan informan kunci dan

informan pendukung.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Shofiya Shafwan mahasiswa jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Sumatera Barat Medan tahun 2020 dengan judul skripsi

“Strategi Pembiasaan Membaca Al-Qur’an Sebelum Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) Di Mas Plus Al-Ulum”.

Hasil penelitian dari skripsi ini adalah untuk meningkatkan semangat dan

kecintaan terhadap Al-Qur’an, lamgkah-langkah dari kegiatan ini yaitu

membaca Al-Qur’an bersama-sama atau bergiliran, tergantung pada

intruksi guru. Kemudian pendidik memberikan motivasi, diakhiri dengan

membaca doa khataman Al-Qur’an bersama-sama. Melalui pembiasaan

ini menjadikan kegiatan yang dilakukan menjadi tolak ukur untuk

evaluasi yang lebih baik lagi. Perbedaan penelitian penulis dengan skripsi

ini adalah terletak pada variabel dan tempat penelitian. Yang mana judul

penulis adalah Stategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca

Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh. Sedangkan penelitian skripsi ini melakukan

penelitian di sekolah dan meneliti kegiatan belajar dan mengajar antara

49

guru dan siswa. Lalu sumber data dari skripsi ini adalah sumber primer

dan sekunder. Sedangkan penulis menggunakan sumber data informan

kunci orang tua dan informan pendukungnya guru mengaji dan juga anak

yang telah melaksanakan khatam Al-Qur’an.

.

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan merupakan salah

satu jenis penelitian kualitatif dimana peneliti mengamati dan berpartisipasi

secara langsung di lokasi tempat data berada, baik dalam penelitian skala kecil

maupun besar. Dalam penelitian lapangan, peneliti secara individu berbicara

dan mengamati secara langsung orang-orang yang sedang ditelitinya.31

Peneliti menggunakan jenis penelitianyang bersifat field research

(lapangan) yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah berdasarkan

menyajikan data dan menganalisa data. Penelitian ini menggambarkan

kejadian di lapangan dengan menuturkan dan menafsirkan fenomena yang

terjadi.32

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan

kualitatif, yaitu penelitian yang mengarahkan kepada pemahaman yang lebih

luas tentang makna dan konteks tingkah laku dan proses terjadi pada pola-

pola pengamatan dari fakta- fakta yang berhubungan. Pengertian lain

menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-

31 Sugiarni dkk, Desain Penelitian Kualitatif Sastra (Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang, 2020) hal. 39

32 Irna Andrianti, Zulfani Sesmiarni, Implementasi Pendekatan Scientific Pada Mata

Pelajaran PAI di Sekolah Dasar, Vol 2, 2 Juli Desember 2017, hal.149

51

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya.

Sementara itu, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif

kualitatif, yakni jenis penelitian yang mempelajari masalah-masalah yang ada

serta tata cara kerja yang berlaku dengan tujuan untuk memperoleh informasi

– informasi mengenai keadaan yang ada. Dengan kata lain, penelitian

deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini

berlaku, yang di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,

menganalisis dan menginterpresentasikan kondisi yang ada atau terjadi

Penelitian deskriptif kualitatif juga dirancang untuk mengumpulkan

informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara

berlangsung dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang

diselidiki.33

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok)

Kota Payakumbuh Kecamatan Payakumbuh Utara. Alasan penulis memilih

lokasi penelitian ini sebagai latar belakang yang didasarkan kepada

pertimbangan bahwa di lokasi inilah penulis menemukan suatu permasalahan

yang perlu dibahas dan dipecahkan secara ilmiah.

33 Sasa Sunarsa, Penelusuran Kualitas dan Kuantitas Sanad Qiraat Sab (Kajian Takhrij

Sanad Qiraad Sab) (Jawa Tengah: CV Mangku Bumi, 2020) hal.21

52

C. Informan Penelitian

Informan adalah seseorang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. jadi, ia mempunyai

banyak pengalaman tentang latar penelitian dan Ia harus menjadi anggota tim

penelitian, walaupun bersifat informal. Ia dapat memberikan pandangan

tentang nilai-nilai, sikap, bangunan dan kebudayaan yang menjadi latar

penelitian setempat. Informen penelitian pada penelitian ini ada dua yaitu :

1. Informan Kunci

Informan kunci adalah data yang diperoleh secara langsung

dari subjek yang diteliti tentang permasalahan yang dibahas, maka yang

menjadi informan kunci pada penelitian ini adalah Orang Tua

2. Informan Pendukung

Informan pendukung adalah data yang mendukung atas

permasalahan yang dibahas, maka yang menjadi informan pendukung

pada penelitian ini adalah Anak yang telah melaksanakan Khatam Al-

Qur’an dan Guru MDTA

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

saya menggunakan teknik yaitu :

1. Observasi

Observasi ialah teknik pengumpulan dan pengambilan data

dengan cara mengamati, melihat, dan menulis segala hal yang sudah

53

dilihat dan diamati tadi. Dan jenis observasi yang penulis gunakan

untuk pengumpulan data ialah observasi sistematis atau terstruktur,

yaitu observasi yang dilakukan oleh peneliti dan peneliti sudah

menentukan dan mengetahui apa-apa saja yang akan diamati di

lapangan34

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang mana

peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab

secara lisan dengan informan penelitian.35 Wawancara dilakukan oleh

dua belah pihak yaitu pewawancara (Interviewer) dan yang

diwawancarai. Melalui wawancara penulis akan mengajukan

pertanyaan langsung kepada informan, dan dalam penelitian ini penulis

akan mewawancarai, Orang Tua , anak yang telah melaksanakan

Khatam Al-Qur’an dan Guru MDTA

Dalam melakukan wawancara penulis menggunakan teknik

Snowball sampling, yaitu menentukan terlebih dahulu satu orang yang

akan dijadikan informan penelitian, setelah ditentukan orang tersebut

maka diminta rekomendasi dari orang tersebut untuk menyebutkan

siapa informan selanjutnya yang bisa dimintai datanya dan begitu

34 H.Mahmud,”Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 169 35 Rahmahidayati Sari, Metodologi Penelitian , (Bukittinggi: Suci Percetakan & Photocopy,

2018), hal. 31

54

seterusnya, dan apabila tidak ada lagi data yang berbeda dan semua

datanya sama, maka peneliti bisa menghentikan wawancaranya.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian penulis mengolah data dengan

menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Hubermen, yang mana

di dalam teknik tersebut terdapat Reduksi Data, Display Data, dan Verifikas

atau Conclusion.36

1. Reduksi data itu adalah, memilih data terlebih dahulu, dari

berbagai sumber yaitu hasil dari observasi dan wawancara,

kemudian merangkup data tersebut, setelah itu menyimpulkan data.

Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas, serta mempermudah penulis dalam

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila

dibutuhkan.

2. Display Data adalah, setelah data itu dipilih, dirangkup dan

disimpulkan, maka data tersebut dipaparkan. Pada penelitian

kualititaif, pemaparan data bisa digunakan dengan bentuk teks

yang bersifat naratif, uraian singkat, hubungan antar kategori, dan

bagan.

3. Verifikasi Data adalah, mengambil kesimpulan dari data yang telah

di analisis.

36 Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,

(Bandung:Alfabeta, 2010), hal. 246

55

F. Teknik Keabsahan Data.

Untuk melihat keabsahan data kualitatif, menurut Lexy J.Moelong

dapat dilakukan dengan teknik triangulasi data. Triangulasi data yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan dengan berbagai

sumber, metode, atau teori, dan adapun langkah triangulasi data yaitu

Membandingkan data hasil observasi dengan wawancara.37 Teknik keabsahan

data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara

membandingkan hasil observasi dengan wawancara. Yaitu membandingkan

apa Perkataan orang tua dengan anak dan membandingkannya dari hasil

observasi yang penulis amati dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan.

Bagaimana orang tua mendidik kepribadian anak dan bagaimana anak

mengatakan cara orang tua mendidik kepribadian dirinya tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik keabsahan data

yaitu dengan membandingkan data hasil observasi yang diamati atau

pengamatan dengan data hasil wawancara yang penulis dapatkan.

37 Lexy J.Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) hal. 190

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Monografi Kelurahan Tarok Tigo Koto Diate Kota Payakumbuh

1. Sejarah kelurahan Tigo Koto diate

Pembentukan kelurahan adalah penggabungan beberapa kelurahan

atau bagian kelurahan yang bersandingan atau pemekaran dari satu

kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih atau pembentukan kelurahan di

luar kelurahan yang telah ada. Pembentukan dan penggabungan kelurahan

bertujuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan, meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat, mengembangkan potensi wilayah kelurahan

dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan rakyat.

Bahwa jumlah penduduk, luas wilayah, sarana prasarana kelurahan

dan kompetensi aparatur kelurahan di Kota Payakumbuh tidak berimbang

atau tidak proporsional, sehingga hal ini mempengaruhi kualitas pelayanan

kepada masyarakat. Oleh karena itu pemerintah Kota Payakumbuh

berpedoman pada peraturan daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun

2013 merasa perlu melakukan penggabungan Kelurahan Padang Kaduduak,

Cubadak Air dan Kelurahan Tarok menjadi kelurahan baru yaitu Kelurahan

Tigo Koto diate.

57

2. Letak Geografis

Luas wilayah Kelurahan Tigo Koto Diate secara administrasi

pemerintahan adalah 2,31 km2.

Kelurahan Tigo Koto Diate mempunyai batas wilayah:

a. Sebelah utara berbatas dengan Kelurahan Taratak Padang Kampuang

Kecamatan Payakumbuh Utara.

b. Sebelah timur berbatas dengan Kelurahan Balai Jariang Kecamatan

Payakumbuh Utara.

c. Sebelah selatan berbatas dengan Kelurahan Kapalo Koto Dibalai,

Keluraha Balai Tongah Koto Kecamatan Payakumbuh Utara dan

Kelurahan Padangdata Tanahmati Kecamatan Payakumbuh Barat.

d. Sebelah barat berbatas dengan Kelurahan Napar Kecamatan

Payakumbuh Utara.

B. Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an

Setelah Khatam Al-Qur’an Dikelurahan Tigo Koto Diateh (Tarok) Kota

Payakumbuh

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hasil penelitian yang penulis

lakukan sesuai dengan permasalahan yang penulis teliti mengenai “Strategi

Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam

Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh.”

Strategi yang dilakukan orang tua Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok)

Kota Payakumbuh sudah ada, telah berjalan dengan semestinya. Dengan

58

demikian, penulis melakukan penelitian untuk melihat secara mendalam

mengenai tentang Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca

Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diateh (Tarok)

Kota Payakumbuh Mengawali pendeskripsian data yang penulis peroleh

dilapangan, penulis memaparkan dalam bentuk keterangan wawancara.

Strategi orang tua dalam membiasakan anak membaca Al-Qur’an

setelah khatam Al-Qur’an diantaranya:

1. Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-

Qur’an

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dilapangan pada

tanggal 22 Juli 2021, penulis mengamati dari segi Memberikan

perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an.

Memang terlihat orang tua Memberikan perhatian terhadap

kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an Yaitu setelah

melaksanakan sholat Maghrib orang tua menyuruh anaknya membaca

Al-Qur’an kemudian menyimak bacaan alqur’an anaknya jika ada

tajwidnya yang salah orang tua memperbaiki bacaan Al-Qur’an

anaknya. 38

Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibuk Yanti Elita selaku

orang tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai

berikut:

38 Obsevasi, 22 Juli 2021

59

“Saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak

dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara mentahsin atau

menyimak bacaan Al-Quran anak dengan memperhatikan bacaan

tajwidnya dan mengetahui dimana kelemahan anak dalam

membaca Al-Qur’an.”39

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti

Elita tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada

memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-

Qur’an setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an yaitu dengan cara

mentahsin atau menyimak bacaan Al-Qur’an anak kemudian

memperhatikan bacaan tajwidnya. Sehingga orang tua tau dimana

kelemahan anak dalam membaca Al-Qur’an.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak

dalam membaca Al-Qur’an dengan cara bekerja sama dengan

pihak sekolah dalam hal memberikan perhatian dalam membaca

Al-Qur’an anak.”40

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Tasniwati tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada

memberikan perhatian dalam membaca Al-Qur’an kepada anak yaitu

dengan cara bekerjasama dengan pihak sekolah karena pihak sekolah

mempunyai program dan target untuk anak agar selalu membiasakan

39 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021 40 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

60

membaca Al-Qur’an dan juga menghafal Al-Qur’an. Kemudian orang

tua dan pihak sekolah memberikan motivasi kepada anak untuk selalu

membaca Al-Qur’an.

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Ibuk Santi

Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau mengatakan

sebagai berikut:

“Saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak

dalam membaca Al-Qur’an dengan cara menyimak bacaan Al-

Qur’an anak.”41

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Santi

Marlina tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada

memberikan perhatian terhadap kemampuan anak membaca Al-Qur’an

yaitu dengan cara menyimak bacaan Al-Qur’an anak.

Dan selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Ibuk

Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau mengatakan

sebagai berikut:

“saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam

membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara menyuruh anak untuk

membaca Al-Qur’an setelah melaksanakan sholat maghrib. Akan

tetapi saya tidak terlalu memfokuskan dalam hal menyimak

bacaan Al-Qur’an anak. Karena dia sendiri Insyaallah telah bisa

mandiri mengetahui dan mempelajari tajwid dan panjang

pendeknya dalam membaca Al-Qur’an.42

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Nurhaimi tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada

41 Santi Marlina, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

42 Nurhaimi, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021

61

memberikan perhatian dalam membaca Al-Qur’an kepada anak, akan

tetapi orang tua tidak telalu memfokuskan dalam hal menyimak

bacaan Al-Qur’an anak. Karena anak sudah mandiri mengetahui

tajwid dan panjang pendek dalam membaca Al-Qur’an.

Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Ibuk Silvia

Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau mengatakan

sebagai berikut:

“saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam

membaca Al-Qur’an dengan cara menyuruh anak membaca Al-

Qur’an dirumah dan menyimak bacaan Al-Qur’annya”.43

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia

Revolis tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua ada

memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-

Qur’an setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an dengan cara

menyuruh anak membaca Al-Qur’an dan menyimak bacaan Al-

Qur’annya.

Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan

Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau

mengatakan sebagai berikut:

“saya ada memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam

membaca Al-Quran dengan cara menyuruh anak membaca Al-

Qur’an setelah melaksanakan sholat maghrib dirumah”.44

43 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok 24 Juli 2021

44 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021

62

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Muhammad Al Farizy selaku anak dari ibu Yanti Elita orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap

kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara

menyimak bacaan Al-Qur’an saya. Jika ada bacaan yang salah

maka orang tua saya memperbaiki bacaan Al-Qur’an saya dan

mentahsin kembali bacaan Al-Qur’an tersebut”.45

Selanjutnya dengan itu, penulis juga melakukan wawancara

dengan Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya telah memberikan perhatian terhadap kemampuan

saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara menyuruh saya

membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib”.46

Sejalan dengan itu, penulis juga melakukan wawancara dengan

Deco Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap

kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara

ketika saya membaca Al-Qur’an orang tua menyimak bacaan Al-

Qur’an saya”.47

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Khairul

Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan Tarok

bahwa:

“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap

kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara

45 Muhammad Al Farizy, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

46 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

47 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

63

menyuruh saya membaca Al-Qur'an setelah sholat maghrib dan

mengaji ke MDTA setelah sholat Ashar”.48

Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal Redi

Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap

kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara

menyuruh saya membaca Al-Qur’an setelah sholat Maghrib”.49

Dan penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia Dwiana

Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di Kelurahan Tarok

bahwa:

“Orang tua saya sudah memberikan perhatian terhadap

kemampuan saya dalam membaca Al-Qur’an yaitu dengan cara

menyuruh saya membaca Al-Qur’an sore hari ke MDTA”.50

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis

lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwasannya Orang tua ada

melakukan pembiasaaan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam

Al-Qur’an yaitu Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak

dalam membaca Al-Qur’an, contohnya saja mendengarkan anak saat

membaca Al-qur’an apabila salah saya menegur dan menunjukan

bacaan yang benar, mengajarkan ilmu-ilmu tajwid pada anak, dsb.

2. Memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

48 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

49 Nofal Redi Sauqi , Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

50 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

64

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dilapangan

pada tanggal 22 Juli 2021, penulis mengamati dari segi memberikan

peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak. Terlihat bahwa

setelah sholat maghrib anak dibiasakan membaca Al-Qur’an terlebih

dahulu sebelum melakukan kegiatan lain dan juga orang tua

mematikan televisi sewaktu anak membaca Al-Qur’an.51

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Yanti Elita selaku orang tua dari Muhammad Al Farizi beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an

kepada anak contohnya menyuruh anak membaca Al-Qur’an

setelah shalat magrib atau setelah sholat subuh minimal satu

halaman. Dan menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke masjid

setelah pulang sekolah.”52

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti

Elita maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan

peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak contohnya

menyuruh anak membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib atau

setelah sholat subuh minimal 1 halaman dan juga menyuruh anak

membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang sekolah.

Selanjutnya wawancara dengan orang tua yang bernama Ibuk

Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau mengatakan

sebagai berikut:

51 Observasi, 22 Juli 2021

52 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

65

“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an

kepada anak yaitu dengan cara membuat peraturan dengan

anak bahwa setelah sholat maghrib anak diharuskan membaca

Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas

lainnya dan orang tua mendengarkan bacaan Al-Qur’an

anak.”53

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Tasniwati maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan

peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak dengan cara setelah

sholat maghrib anak diharuskan membaca Al-Qur’an terlebih dahulu

sebelum melakukan aktivitas lainnya.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an

kepada anak contohnya setelah shalat magrib anak harus

membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dan mematikan televisi

sewaktu maghrib agar anak fokus dalam membaca Al-

Qur’an.54

Dari hasil wawanacara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Santi Marlina maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah

memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

contohnya setelah shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an

terlebih dahulu dan mematikan televisi sewaktu maghrib agar anak

fokus dalam membaca Al-Qur’an.

53 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

54 Santi Marlina, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

66

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan peraturan membaca Al-Qur’an kepada

anak contohnya menyuruh anak membaca Al-Qur’an satu kali

sehari setelah sholat maghrib. Dan juga menyuruhnya

membaca Al-Qur’an ke masjid. ”55

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Nurhaimi maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan

peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak contohnya

menyuruh anak membaca Al-Qur’an satu kali sehari setelah sholat

maghrib. Dan juga menyuruhnya membaca Al-Qur’an ke masjid.

Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk

Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan peraturan membaca Al-Qur’an kepada

anak dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an minimal

1 halaman dalam sehari dan menyuruhnya membaca Al-Qur’an

ke MDTA setelah pulang sekolah”.56

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia

Revolis maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah memberikan

peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak dengan cara

menyuruh anak membaca Al-Qur’an minimal 1 halaman dalam sehari

55 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021

56 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

67

dan menyuruhnya membaca Al-Qur’an ke MDTA setelah pulang

sekolah.

Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan

Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an

kepada anak dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an

setelah melaksanakan sholat maghrib”.57

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Elvina Rosa maka penulis simpulkan bahwa orang tua telah

memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an setelah

melaksanakan sholat maghrib.

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya memberikan peraturan dalam membaca Al-

Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya membaca Al-

Qur’an setelah sholat maghrib atau subuh minimal 1 halaman

kemudian menyuruh mengaji ke masjid setelah pulang

sekolah”.58

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

57 Elfina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021

58 Muhammad Al Farizy , Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

68

“Orang tua saya sudah memberikan peraturan dalam membaca

Al-Qur’an kepada saya dengan cara sebelum melakukan

aktivitas lain, orang tua menyuruh saya membaca Al-Qur’an

setelah sholat maghrib terlebih dahulu minimal 1 halaman”.59

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco

Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan peraturan dalam membaca

Al-Qur’an kepada saya dengan cara orang tua menyuruh saya

membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib terlebih dahulu

dan mematikan televisi sewaktu maghrib”.60

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan peraturan dalam membaca

Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya membaca

Al-Qur’an minimal 1 kali sehari setelah sholat maghrib dan

menyuruh saya mengaji ke Masjid”.61

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal

Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“ Orang tua saya ada memberikan peraturan dalam membaca

Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya membaca

Al-Qur’an minimal 1 halaman sehari dan mengaji ke masjid

setelah pulang sekolah”.62

59 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

60 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

61 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

62 Nofal Redi Sauqi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

69

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Aurelia Dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua ada memberikan peraturan dalam membaca Al-

Qur’an kepada saya contohnya menyuruh saya membaca Al-

Qur’an minimal 1 halaman dalam sehari”.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan

maka dapat disimpulkan bahwa Orang tua ada melakukan

pembiasaaan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an

yaitu memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak,

yaitu setelah shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an, setelah

shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an ke masjid atau

mushala.

3. Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dilapangan

pada tanggal 22 Juli 2021, penulis mengamati dari Memberikan

pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak. Terlihat bahwa

orang tua mendisiplinkan anak membaca Al-Qur’an dengan cara

menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke MDTA atau masjid setelah

pulang sekolah. 63

Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Yanti Elita selaku orang

tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai berikut:

63 Observasi, 22 Juli 2021

70

“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

qur’an kepada anak contohnya mendisiplinkan anak untuk

selalu membaca Al-Qur’an baik setelah sholat maghrib

ataupun setelah sholat subuh .”64

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti

Elita penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah memberikan

pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak dengan cara

mendisiplinkan anak untuk selalu membaca Al-Qur’an baik setelah

sholat maghrib ataupun setelah sholat subuh.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak contohnya mematikan semua media

misalnya televisi dan hp sewaktu maghrib dan menyuruh anak

membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.”65

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Tasniwati penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah

memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

dengan cara mematikan semua media misalnya televisi dan hp sewaktu

maghrib dan menyuruh anak membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau

mengatakan sebagai berikut:

64 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

65 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

71

“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak contohnya menasehati anak agar tetap

membaca Al-Qur’an walaupun telah melaksanakan khatam Al-

Qur’an misalnya menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke

masjid setelah pulang sekolah.”66

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Santi

Marlina penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah

memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

dengan cara menasehati anak agar tetap membaca Al-Qur’an

walaupun telah melaksanakan khatam Al-Qur’an misalnya menyuruh

anak membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang sekolah.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak contohnya menyuruh anak membaca Al-

Qur’an ke Masjid.”67

Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk

Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak dengan cara menyuruh anak membaca Al-

Qur’an setelah pulang sekolah ke MDTA”.68

66 Santi Marlina , Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

67 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021

68 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

72

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia

Revolis penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah

memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

dengan cara menyuruh anaknya membaca Al-Qur’an setelah pulang

sekolah ke MDTA.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak dengan cara membiasakan anak untuk

selalu membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib”.69

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Elvina Rosa penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua telah

memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

dengan cara membiasakan anak untuk selalu membaca Al-Qur’an

setelah sholat maghrib.

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya telah memberikan pendisiplinan dalam

membaca Al-Qur’an kepada saya yaitu dengan menyuruh saya

membaca Al-Qur’an pada waktu subuh atau setelah sholat

maghrib”.70

69 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021

70 Muhammad Al Farizi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

73

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam

membaca Al-Qur’an kepada saya yaitu dengan cara mematikan

televisi dan hp sewaktu maghrib dan menyuruh saya membaca

Al-Qur’an terlebih dahulu”.71

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco

Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam

membaca Al-Qur’an kepada saya yaitu dengan cara menyuruh

saya membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang sekolah dan

juga orang tua senantiasa menasehati saya untuk selalu

membaca Al-Qur’an walaupun telah melaksanakan khatam Al-

Qur’an”.72

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam

membaca Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya

untuk membaca Al-Qur’an ke masjid setelah pulang

sekolah”.73

Selanjutnya juga penulis melakukan wawancara dengan Nofal

Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

71 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

72 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

73 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

74

“Orang tua saya ada memberikan pendisiplinan dalam

membaca Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya

membaca Al-Qur’an ke MDTA setelah pulang sekolah”.74

Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia

Dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya telah memberikan pendisiplinan dalam

membaca Al-Qur’an kepada saya dengan cara menyuruh saya

membaca Al-Qur’an ke Mushola setelah sholat Ashar”.75

Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan

maka dapat disimpulkan bahwa orang tua ada melakukan

Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak

dengan cara anak setiap hari harus membaca Al-Qur’an setelah

shalat, anak harus membaca Al-Qur’an sehari satu halaman.

4. Memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an

Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Yanti Elita selaku orang

tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an contohnya memberikan tambahan uang jajan dan

memberikan selamat atau pujian kepada anak.”76

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Yanti

Elita penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada memberikan

hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an contohnya memberikan

74 Nofal Redi Sauqi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

75 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

76 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

75

tambahan uang jajan dan memberikan selamat atau pujian kepada

anak.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an seperti menambah uang jajan anak.”77

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Tasniwati penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada

memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an contohnya

menambah uang jajan anak.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an seperti membawa anak jalan- jalan dan membelikan

makanan kesukaannya.”78

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Santi

Marlina penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada

memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti

membawa anak jalan- jalan dan membelikan makanan kesukaannya.

77 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

78 Santi Marlina , Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

76

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an seperti memberikan pujian dan motivasi untuk selalu

membaca Al-Qur’an kepada anak.”79

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk

Nurhaimi penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada

memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti

memberikan pujian dan motivasi untuk selalu membaca Al-Qur’an

kepada anak.

Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk

Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an seperti memberikan apa yang diinginkan anak misalnya

membelikan makanan kesukaannya atau mainan yang

diinginkannya”.80

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia

Revolis penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada

memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti

memberikan apa yang diinginkan anak misalnya membelikan makanan

kesukaannya atau mainan yang diinginkannya.

79 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021

80 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

77

Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan

Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau

mengatakan sebagai berikut:

“saya ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an seperti memberikan tambahan uang jajan kepada

anak”.81

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibuk Silvia

Revolis penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua ada

memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an seperti

memberikan tambahan uang jajan kepada anak.

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin

membaca Al-Qur’an yaitu dengan menambah uang jajan saya

dan juga terkadang memberikan pujian kepada saya”.82

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin

membaca Al-Qur’an berupa pujian dan terkadang memberikan

tambahan uang jajan kepada saya”.83

81 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021

82 Muhammad Al Farizi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

83 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi,Tarok 14 September 2021

78

Selanjutya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco

Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin

membaca Al-Qur’an yaitu dengan mengajak saya pergi jalan-

jalan dan terkadang membelikan makanan kesukaan saya”.84

Selanjutnya juga penulis melakukan wawancara dengan

Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua ada memberikan hadiah saat saya rajin membaca

Al-Qur’an yaitu berupa pujian”.85

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal

Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hadiah saat saya rajin

membaca Al-Qur’an yaitu berupa membelikan mainan

kesukaan saya”.86

Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia

dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hadiah kepada saya saat

membaca Al-Qur’an yaitu berupa tambahan uang jajan”.87

84 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

85 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi,Tarok 14 September 2021

86 Nofal Redi Sauqi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

87 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

79

Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan

maka dapat disimpulkan bahwa orang tua ada Memberikan hadiah

saat anak rajin membaca Al-Qur’an yaitu berupa memberikan

tambahan uang jajan, memberikan pujian, membelikan makanan

kesukaanya, dan membawa anak jalan-jalan.

5. Memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-Qur’an.

Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Yanti Elita selaku orang

tua dari Muhammad Al Farizi beliau mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-

Qur’an seperti melarang anak bermain keluar rumah atau

memberikan tugas lebih kepada anak.”88

Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Yanti Elita dapat

disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak

malas membaca Al-Qur’an seperti melarang anak bermain keluar

rumah atau memberikan tugas lebih kepada anak.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Tasniwati selaku orang tua dari Raudhatul Athira beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-

Qur’an seperti memberikan nasihat kepada anak bahwa

keutamaan membaca Al-Qur’an sangatlah banyak”89

Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Tasniwati dapat

disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak

88 Yanti Elita, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

89 Tasniwati, Wawancara Pribadi, Tarok, 23 Juli 2021

80

malas membaca Al-Qur’an seperti memberikan nasihat kepada anak

bahwa keutamaan membaca Al-Qur’an sangatlah banyak.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Santi Marlina selaku orang tua dari Deco Julio Desouza beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-

Qur’an seperti tidak boleh bermain Hp dan memberikan

nasihat beserta motivasi kepada anak.”90

Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Santi Marlina dapat

disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak

malas membaca Al-Qur’an seperti tidak boleh bermain Hp dan

memberikan nasihat beserta motivasi kepada anak.

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibuk Nurhaimi selaku orang tua dari Khairul Azzam beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-

Qur’an seperti memberikan nasehat kepada anak misalnya jika

kita membaca Al-Qur’an kita akan mendapatkan pahala dan

keutamaan lainnya begitu pun sebaliknya. Dengan sendirinya

anak akan termotivasi untuk selalu membaca Al-Qur’an. .”91

Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Nurhaimi dapat

disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak

malas membaca Al-Qur’an seperti memberikan nasehat kepada anak

misalnya jika kita membaca Al-Qur’an kita akan mendapatkan pahala

90 Santi Marlina , Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

91 Nurhaimi , Wawancara Pribadi, Tarok, 25 Juli 2021

81

dan keutamaan lainnya begitu pun sebaliknya. Dengan sendirinya anak

akan termotivasi untuk selalu membaca Al-Qur’an.

Sejalan dengan itu penulis melakukan wawancara dengan Ibuk

Silvia Revolis selaku orang tua dari Nofal Redi Sauqi beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Saya ada memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-

Qur’an seperti tidak memberi uang jajan kepada anak”.92

Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Silvia Revolis dapat

disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak

malas membaca Al-Qur’an seperti tidak memberi uang jajan kepada

anak.

Sejalan dengan itu juga penulis melakukan wawancara dengan

Ibuk Elvina Rosa selaku orang tua dari Aurelia Dwiana Fara beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Jika timbul rasa malas pada diri anak untuk membaca Al-

Qur’an, maka saya memberikan motivasi dan nasehat kepada

anak saya”.93

Dari hasil wawancara penulis dengan Ibuk Elvina Rosa dapat

disimpulkan bahwa orang tua ada memberikan hukuman saat anak

malas membaca Al-Qur’an seperti memberikan motivasi dan nasehat

kepada anak saya.

92 Silvia Revolis, Wawancara Pribadi, Tarok, 24 Juli 2021

93 Elvina Rosa, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021

82

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Muhammad Al Farizi selaku anak dari Ibu Yanti Elita orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hukuman saat saya malas

membaca Al-Qur’an yaitu dengan melarang saya bermain

keluar rumah”.94

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Raudhatul Athira selaku anak dari Ibu Tasniwati orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hukuman kepada saya saat

saya malas membaca Al-Qur’an yaitu berupa nasihat bahwa

keutamaan membaca Al-Qur’an sangatlah banyak”.95

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Deco

Julio Desouza selaku anak dari Ibu Santi Marlina orang tua di

Kelurahan Tarok bahwa:

“Orang tua ada memberikan hukuman kepada saya saat malas

membaca Al-Qur’an yaitu dengan melarang saya bermain hp

serta memberikan motivasi kepada saya untuk selalu membaca

Al-Qur’an”.96

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan

Khairul Azzam selaku anak dari Ibu Nurhaimi orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hukuman kepada saya ketika

saya malas membaca Al-Qur’an yaitu dengan memberikan

nasihat bahwa membaca Al-Qur’an sangat bermanfaat untuk

94 Muhammad Al Farizi, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

95 Raudhatul Athira, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

96 Deco Julio Desouza, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

83

diri kita karena dengan membaca Al-Qur’an kita akan

mendapatkan banyak pahala dan keutamaan lainnya”.97

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Nofal

Redi Sauqi selaku anak dari Ibu Silvia Revolis orang tua di Kelurahan

Tarok bahwa:

“Orang tua saya ada memberikan hukuman saat saya malas

membaca Al-Qur’an yaitu tidak memberi uang jajan kepada

saya”.98

Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan Aurelia

Dwiana Fara selaku anak dari Ibu Elvina Rosa bahwa:

“ Orang tua ada memberi hukuman kepada saya saat malas

membaca Al-Qur’an yaitu dengan tidak memberikan uang

jajan kepada saya”.99

Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan

bahwa orang tua ada Memberikan hukuman saat anak malas

membaca Al-Qur’an dengan cara tidak boleh main hp, mengurangi

uang jajan, melarang anak menonton tv dan melarang anak main

keluar rumah.

Pada kesempatan itu penulis juga mewawancarai Guru MDTA

yang bernama ibuk Dewi Puspa beliau mengatakan sebagai berikut:

“Saya sebagai guru MDTA ada memberikan perhatian

terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an

dengan cara memperhatikan tajwid dan bacaaan Al-Qur’an

anak, memberikan peraturan dalam membaca Al-qur’an

kepada anak contohnya membaca Al-qur’an setelah

melaksanakan sholat ashar dan jika terlambat datang ke

97 Khairul Azzam, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

98 Nofal Redi Sauqi, Wawancara pribadi, Tarok 14 September 2021

99 Aurelia Dwiana Fara, Wawancara Pribadi, Tarok 14 September 2021

84

MDTA anak disuruh untuk membaca surat pendek yang ia

hafal, memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak contohnya menyuruh anak membaca

Al-Qur’an di MDTA terlebih dahulu kemudian dilanjutkan

dirumah, memberikan hadiah saat anak rajin membaca al-

qur’an seperti memberikan alat tulis dan al-quran kepada

anak, dan juga memberikan hukuman saat anak malas

membaca Al-Qur’an contohnya memberikan motivasi

kepada anak.”100

Sejalan dengan itu penulis juga melakukan wawancara dengan

Guru MDTA yang lain bernama bapak Zoni Husandra beliau

mengatakan sebagai berikut:

“Sebagai guru MDTA saya pribadi ada memberikan

perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-

Qur’an dengan cara mengajarkan ilmu-ilmu tajwid lalu

anak mempraktekan bacaan Al-Qur’annya, memberikan

peraturan dalam Al-qur’an kepada anak contohnya

membaca Al-qur’an setelah melaksanakan shalat ashar,

memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an

kepada anak seperti anak harus membaca surat-surat

pendek setiap hari, memberikan hadiah saat anak rajin

membaca al-qur’an seperti memberika alat tulis kepada

anak dan sebagainya. dan juga memberikan hukuman saat

anak membaca al-qur’an contohnya memberikan motivasi

untuk selalu membaca Al-Qur’an kepada anak.

Bahwasanya setelah melaksanakan khatam Al-Qur’an

Bukan berarti anak-anak tamat untuk membaca Al-Qur’an,

akan tetapi anak-anak diharapkan selalu mengulang dan

mentahsin bacaan Al-Qur’annya. ”101

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan maka dapat

diambil kesimpulan bahwa masih ada Strategi Orang Tua Dalam

Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an

walaupun belum maksimal seperti; Memberikan perhatian terhadap

kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an, Memberikan peraturan

dalam membaca Al-Qur’an kepada anak, Memberikan pendisiplinan

100 Dewi Puspa, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021

101 Zoni Husandra, Wawancara Pribadi, Tarok 25 Juli 2021

85

dalam membaca Al-Qur’an kepada anak, Memberikan hadiah saat

anak rajin membaca Al-Qur’an, Memberikan hukuman saat anak

malas membaca Al-Qur’an, setelah shalat magrib anak harus membaca

Al-Qur’an, setelah shalat magrib anak harus membaca Al-Qur’an ke

masjid atau mushala, setiap hari harus membaca Al-Qur’an setelah

shalat, anak harus membaca Al-Qur’an sehari satu halaman,

memberikan tambahan uang jajan, memberikan Al-Qur’an yang baru,

membelikan makanan kesukaanya, tidak boleh bermain hp ketika

malas membaca Al-Qur’an, mengurangi uang jajan, melarang anak

menonton tv.

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dijelaskan

pada bab sebelumnya, jadi dapat disimpulkan bahwa “Strategi Orang Tua

Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an

Di Kelurahan Tigo Koto Diateh (Tarok) Kota Payakumbuh” masih ada

Strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam membiasakan anak membaca

Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an.

Strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam membiasakan anak

membaca Al-Qur’an Setelah Khatam Al-Qur’an

1) Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak dalam membaca Al-

Qur’an. Orang tua memberikan perhatian kepada anaknya dengan cara

mendengarkan anak saat membaca Al-qur’an apabila salah saya

menegur dan menunjukan bacaan yang benar, mengajarkan ilmu-ilmu

tajwid pada anak. Kemudian ada juga yang mentahsin kembali bacaan

Al-Qur’an anaknya.

2) Memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak.

Peraturan yang diterapkan orang tua dalam membaca Al-Qur’an

kepada anak yaitu dengan cara setelah shalat magrib anak harus

membaca Al-Qur’an minimal 1 halaman dalam sehari, setelah shalat

87

3) magrib anak harus membaca Al-Qur’an ke masjid atau setelah pulang

sekolah anak disuruh mengaji ke MDTA.

4) Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-Qur’an kepada anak.

Dalam hal ini pendisiplinan yang dilakukan oleh orang tua kepada

anaknya yaitu dengan cara menyuruh anak membaca Al-Qur’an ke

masjid setelah pulang sekolah dan juga orang tua senantiasa

menasehati anaknya untuk selalu membaca Al-Qur’an walaupun telah

melaksanakan khatam Al-Qur’an

5) Memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an. Dalam hal ini

orang tua memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-Qur’an

berupa tambahan uang jajan, memberikan pujian saat anak rajin

membaca Al-Qur’an, membelikan makanan kesukaannya, dan

membawa anak jalan-jalan.

6) Memberikan hukuman saat anak malas membaca Al-Qur’an. Saat

timbul rasa malas dalam diri anak untuk membaca Al-Qur’an maka

orang tua akan memberikan hukuman kepada anak dengan cara tidak

membolehkan anak untuk bermain hp, mengurangi uang jajan anak,

melarang anak menonton tv dan melarang anak main keluar rumah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Orang Tua

88

Selalu melakukan pengawasan dan mengontrol anak selama

anak membaca Al-Qur’an di rumah. Karena orang tua sangat

berpengaruh terhadap perkembangan anak dan bisa membantu

anak dalam membaca Al-Qur’an.

2. Bagi Guru MDTA

Membimbing serta mengontrol anak dalam pembiasaan

membaca Al-Qur’an setelah khatam Al-Qur’an. Bantuan yang

diberikan oleh guru MDTA merupakan kontribusi positif yang

dapat menciptakan anak-anak terbiasa dalam membaca Al-Qur’an.

Jangan hanya menggunakan strategi yang monoton lebih

memvariasikan strategi-strategi lainnya.

C. Bagi Anak

Harus rajin serta terbiasa dalam membaca Al-Qur’an walaupun

telah melaksanakan khatam Al-Qur’an. Jangan tunggu diperintah

oleh orang tua atau guru MDTA terlebih dahulu, tapi harus sadar

akan tanggung jawab dan kewajiban dalam membaca Al-

Qur’an.

89

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Andrianti Irna dan Zulfani Sesmiarni. 2017. Implementasi Pendekatan Scientific

Pada Mata Pelajaran PAI di Sekolah Dasar, Vol 2, 2 Juli Desember

Al-Qalam. 2020. Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 14 No.1

Januari - Juni

Amin, Moh. 1994. Membina Generasi Qur’ani, Jakarta: Kalam Mulia.

Anggranti, Wiwik. 2016. Penerapan Metode Pembelajaran Baca Tulis Al- Qur’an

Jurnal Intelegensia Vol. 1 No.1

Basa’ad, Tazkiyah. 2016. Membudayakan Pendidikan Al-Qur’an Jurnal Tarbiyah Al-

Awlad Vol. VI No. 2

Daradjat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia,

Jakarta:Pusat Bahasa

Edi, Fandi Rosi Sarwo. 2016. Teori Wawancara Psikodignostik ,Yogyakarta:

LeutikaPrio

Fadli, Akhmad Djul, dkk. 2008. Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat

Baca Al-Qur’an Anak Dalam Keluarga Jurnal Al Hidayah Pendidikan

Agama Islam Vol. 1 No 1

H.Mahmud, 2011, ”Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung: Pustaka Setia

Hanafi, Halid. 2018. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Deepublish

Islam, Ubes Nur. 2001. Mendidik Anak Dalam Kandungan, Jakarta: Gema

Insani

Lubis, Syukri Azwar. 2019. Materi Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Media

Sahabat Cendekia

Mamik. 2014. Metodologi Kualitatif, Taman Sidoarho: Zifatama

90

Moelong Lexy J., 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Mukhtar bin Abu Syadi Sayyid. 2015. Adab-Adab Halaqah Al-Qur’an, Solo:

Aqwam

Mustofa, Ali dan Siti Yulia Citra. 2019. Konstruksi Khotmil Qur’an Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an DI Ma Darul Faizin

Assalafiyah Catak Gayam Mojowarno Jombang Vol 5 No 2 September.

Nizhan , Abu. 2008. Buku Pintar Al-Qur’an, Jakarta: Qultum Media

Nurhayati. 2014. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Kelas IX DI SMPN 2

Donri-Donri Kabupaten Soppeng Jurnal Sulesana Vol. 9 No. 2

PAI ,Tim Dosen. 2016. Bunga Rampai Penelitian Dalam Pendidikan Agama

Islam, Yogyakarta: Deepublish

Rahman , Alifya. 2019.”Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak Membaca Al-

Qur’an” (skripsi), Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Sari Rahmahidayati, 2018, Metodologi Penelitian , Bukittinggi: Suci Percetakan &

Photocopy

Sasa Sunarsa 2020. Penelusuran Kualitas dan Kuantitas Sanad Qiraat Sab

(Kajian Takhrij Sanad Qiraat Sab), Jawa Tengah: CV Mangku Bumi

Sayidah, Nur. 2018. Metodologi Penelitian Disertai Dengan Contoh

Penerapannya Dalam Penelitian, Zifatama: Taman Sidoarjo

Sugiarni dkk. 2020. Desain Penelitian Kualitatif Sastra, Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,

Bandung:Alfabeta.

Suryanah. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK, Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

Suryati, Ai. dkk. 2019. Al- Tadabbur : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

91

Syafei, Abdullah. 2020. Pengaruh Khatam Al-Qur’an dan Bimbingan Guru

Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di Mts Nurul Ihsan Boarding

Vol. 2 No 2

Syarbini, Amirullah dan Sumantri Jamhari. 2012. Kedasyatan Membaca Al-

Qur’an. Bandung: Randi Ronggana

Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-

Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press

Tohardi, Ahmad. Buku Ajar Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Plus,

Tanjung Pura University Press

Umroh, Ida Latifatul. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Sejak Dini Secara

Islami Di Era Milenial 4.0 Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol. 2.

Yasir , Muhammad dan Ade Jamaruddin. 2016. Studi Al-Qur’an, Pekanbaru:

Asa Riau

Yusuf, Achmad.2020. Pesantren Multikultural Model Pendidikan Karakter

Humanis - Religius di Pesantren Ngalah Pasuruan, Depok: Rajawali Pers

92

KISI-KISI PENELITIAN

Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah

Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

Variable Sub Variable Indikator

Strategi orang tua

dalam membiasakan

anak membaca Al-

Qur’an Setelah Khatam

Al-Qur’an Di Kelurahan

Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota

Payakumbuh

Strategi orang tua

dalam membiasakan anak

membaca Al-Qur’an

Setelah Khatam Al-Qur’an

1. Memberikan

perhatian

terhadap

kemampuan

anak dalam

membaca Al-

Qur’an

2. Memberikan

peraturan dalam

membaca Al-

Qur’an kepada

anak

3. Memberikan

pendisiplinan

dalam membaca

Al-Qur’an

93

kepada anak

4. Memberikan

hadiah saat anak

rajin membaca

Al-Qur’an

5. Memberikan

hukuman saat

anak malas

membaca Al-

Qur’an

94

PEDOMAN OBSERVASI

Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah

Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

Variabel Indikator Observasi 1 Observasi 2

Ada Tidak Ada Tidak

Strategi Orang Tua

Dalam

Membiasakan Anak

Membaca Al-

Qur’an Setelah

Khatam Al-Qur’an

Memberikan

perhatian

terhadap

kemampuan

anak dalam

membaca Al-

Qur’an

✓ ✓

Memberikan

peraturan dalam

membaca Al-

Qur’an kepada

anak

✓ ✓

Memberikan

pendisiplinan

dalam membaca

✓ ✓

95

Al-Qur’an

kepada anak

Memberikan

hadiah saat anak

rajin membaca

Al-Qur’an

✓ ✓

Memberikan

hukuman saat

anak malas

membaca Al-

Qur’an

✓ ✓

96

PEDOMAN WAWANCARA

Strategi Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Membaca Al-Qur’an Setelah

Khatam Al-Qur’an Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

1. Wawancara dengan Orang tua di kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota

Payakumbuh

a. Apakah ada orang tua Memberikan perhatian terhadap kemampuan anak

dalam membaca Al-Qur’an ?

b. Apakah ada orang tua Memberikan peraturan dalam membaca Al-Qur’an

kepada anak ?

c. Apakah ada orang tua Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak ?

d. Apakah ada orang tua memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an

e. Apakah ada orang tua memberikan hukuman saat anak malas membaca

Al-Qur’an ?

2. Wawancara dengan anak yang telah melaksanakan khatam Al-Qur’an di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota payakumbuh

a. Apakah orang tua anda ada Memberikan perhatian terhadap kemampuan

anak dalam membaca Al-Qur’an ?

b. Apakah orang tua anda ada Memberikan peraturan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak ?

97

c. Apakah orang tua anda ada Memberikan pendisiplinan dalam membaca

Al-Qur’an kepada anak ?

d. Apakah orang tua anda ada memberikan hadiah saat anak rajin membaca

Al-Qur’an

e. Apakah orang tua anda ada memberikan hukuman saat anak malas

membaca Al-Qur’an ?

3. wawancara dengan Guru MDTA

a. Apakah ada bapak/ibuk Memberikan perhatian terhadap kemampuan

anak dalam membaca Al-Qur’an ?

b. Apakah ada bapak/ibuk Memberikan peraturan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak ?

c. Apakah ada bapak/ibuk Memberikan pendisiplinan dalam membaca Al-

Qur’an kepada anak ?

d. Apakah ada bapak/ibuk memberikan hadiah saat anak rajin membaca Al-

Qur’an

e. Apakah ada bapak/ibuk memberikan hukuman saat anak malas membaca

Al-Qur’an ?

98

99

100

101

102

103

Keterangan Wawancara

1. Muhammad Al Farizy Anak Dari Ibu Yanti Elita Di Kelurahan Tigo

Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

104

2. Raudhatul Athira Anak Dari Ibu Tasniwati Orang Tua Di Kelurahan

Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

105

3. Deco Julio Desauza Anak Dari Ibu Santi Marlina Orang Tua Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

106

4. Khairul Azzam Anak Dari Ibu Nurhaimi Orang Tua Di Kelurahan Tigo

Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

107

5. Aurelia Dwina Fara Anak Dari Ibu Elvina Rosa Orang Tua Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

108

6. Nofal Redi Sauqi Anak Dari Ibu Silvia Revolis Kelurahan Tigo Koto

Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

109

7. Yanti Elita Orang Tua dari Muhammad Al Farizy Di Kelurahan Tigo

Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

110

8. Tasniwati Orang Tua Dari Raudhatul Athira Di Kelurahan Tigo Koto

Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

111

9. Santi Marlina Orang Tua Dari Deco Julio Desauza Di Kelurahan Tigo

Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

112

10. Nurhaimi Orang Tua Dari Khairul Azzam Di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh

113

11. Elvina Rosa Orang Tua Dari Aurelia Dwina Fara Di Kelurahan Tigo

Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

114

12. Silvia Revolis Orang Tua Dari Nofal Redi Sauqi Di Kelurahan Tigo Koto

Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

115

13. Dewi Puspa Guru MDTA Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota

Payakumbuh

116

14. Zoni Husandra Guru MDTA Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok)

Kota Payakumbuh

117

Wawancara Dengan Orang Tua Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok)

Kota Payakumbuh

1) Wawancara dengan Ibu Yanti Elita Orang Tua Dari Muhammad Al Farizy Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

2) Wawancara dengan Ibu Tasniwati Orang Tua Dari Raudhatul Athira Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

118

3) Wawancara dengan Ibu Santi Marlina Orang Tua dari Deco Julio Desauza Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

4) Wawancara Dengan Ibu Nurhaimi Orang Tua dari Khairul Azzam Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

119

5) Wawancara dengan Ibu Elvina Rosa Orang Tua Dari Aurelia Dwina fara Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

6) Wawancara Dengan Ibu Silvia Revolis Orang Tua Dari Noufal Redi Sauqi Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

120

7) Wawancara Dengan Ibu Dewi Puspa Guru MDTA Di Kelurahan Tigo Koto Diate

(Tarok) Kota Payakumbuh

8) Wawancara Dengan Pak Joni Husandra Guru MDTA Di Kelurahan Tigo Koto

Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

121

Wawancara Dengan Anak Yang Telah Melaksanakan Khatam Al-Qur’an Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

1. Wawancara Dengan Muhammad Al Farizy Anak Dari Ibu Yanti Elita Orang

Tua Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

2. Wawancara Dengan Raudhatul Athira Anak Dari Ibu Tasniwati Orang Tua Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

122

3. Wawancara Dengan Deco Julio Desauza Anak Dari Ibu Santi Marlina Orang

Tua Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

4. Wawancara Dengan Khairul Azzam Anak Dari Ibu Nurhaimi Orang Tua Di

Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

123

5. Wawancara dengan Aurelia Dwina Fara Anak Dari Ibu Elvina Rosa Orang Tua

Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh

6. wawancara dengan Nofal Redi Sauqi Anak Dari Ibu Silvia Revolis Orang Tua

Di Kelurahan Tigo Koto Diate (Tarok) Kota Payakumbuh